Makalah Validitas Dan Reabilitas

50
BAB I PPENDAHULUAN Tujuan Umum: Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang Validitas dan Reliabilitas. Tujuan Khusus: 1. Agar mahasiswa dapat arti dan jenis dari validitas. 2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan kegunaan validitas. 3. Agar mahasiswa dapat menghitung validitas instrumen. 4. Agar mahasiswa dapat arti dan jenis dari reliabilitas. 5. Agar mahasiswa dapat menjelaskan kegunaan reliabilitas. 6. Agar mahasiswa dapat menghitung reliabilitas instrumen.

description

validitas

Transcript of Makalah Validitas Dan Reabilitas

Page 1: Makalah Validitas Dan Reabilitas

BAB I

PPENDAHULUAN

Tujuan Umum:

Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami

tentang Validitas dan Reliabilitas.

Tujuan Khusus:

1. Agar mahasiswa dapat arti dan jenis dari validitas.

2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan kegunaan validitas.

3. Agar mahasiswa dapat menghitung validitas instrumen.

4. Agar mahasiswa dapat arti dan jenis dari reliabilitas.

5. Agar mahasiswa dapat menjelaskan kegunaan reliabilitas.

6. Agar mahasiswa dapat menghitung reliabilitas instrumen.

Page 2: Makalah Validitas Dan Reabilitas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang

diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebagai

contoh, ingin mengukur kemampuan siswa dalam matematika. Kemudian

diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan yang berbelit-belit sehingga

sukar ditangkap maknanya. Akhimya siswa tidak dapat menjawab, akibat tidak

memahami pertanyaannya. Contoh lain, peneliti ingin mengukur kemampuan

berbicara, tapi ditanya mengenai tata bahasa atau kesusastraan seperti puisi atau

sajak. Pengukur tersebut tidak tepat (valid). Validitas tidak berlaku universal

sebab bergantung pada situasi dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid

untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.

Contoh variabel prestasi belajar dan motivasi bisa diukur oleh tes ataupun

oleh kuesioner. Caranya juga bisa berbeda, tes bisa dilaksanakan secara tertulis

atau bisa secara lisan. Ada tiga jenis validitas yang sering digunakan dalam

penyusunan instrumen, yakni validitas isi, validitas bangun pengertian dan

validitas ramalan.

(a) Validitas isi

Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrumen mengukur isi yang harus

diukur. Artinya, alat ukur tersebut mampu mengungkap isi suatu konsep atau

variabel yang hendak diukur. Misalnya tes hasil belajar bidang studi IPS, harus

bisa mengungkap isi bidang studi tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara

menyusun tes yang bersumber dari kurikulum bidang studi yang hendak diukur.

Di samping kurikulum dapat juga diperkaya dengan melihat/mengkaji buku

sumber. Sungguhpun demikian tes hasil belajar tidak mungkin dapat mengungkap

semua materi yang ada dalam bidang studi tertentu sekalipun hanya untuk satu

semester. Oleh sebab itu harus diambil sebagian dari materi dalam bentuk sampel

Page 3: Makalah Validitas Dan Reabilitas

tes. Sebagai sampel maka harus dapat mencerminkan materi yang terkandung dari

seluruh materi bidang studi. Cara Yang ditempuh dalam menetapkan sampel tes

adalah memilih konsep-konsep yang esensial dari materi yang di dalamnya.

Misalnya menetapkan sejumlah konsep dari setiap pokok bahasan yang ada. Dari

setiap konsep dikembangkan beberapa pertanyaan tes (lihat bagan). Di sinilah

pentingnya peranan kisi-kisi sebagai alat untuk memenuhi validitas isi.

TES HASIL BELAJAR

Bidang studi : ....................

Semester : ....................

Kelas : ....................

Pokok bahasan untuk satu semester sesuai dengan kurikulum

Konsep atau

materi

esensial

Jumlah

perta-

nyaan

Jenis tes

abilitas

yang

diakui

Pokok bahasan 1 1.1 ……………… 3 soal pilihan

ganda

Aplikasi dan seterusnya

Pokok bahasan 2 1.2 ……………… 2 soal Aplikasi dan seterusnya

Pokok bahasan 2 2.1 ……………… 2 soal

2.2 ……………… 3 soal

Pokok bahasan 3 3.1 ……………… 3 soal

3.2 ……………… 2 soal

dan seterusnya

Dalam hal tertentu tes yang telah disusun sesuai dengan kurikulum (materi dan

tujuannya) agar memenuhi validitas isi, peneliti atau pemakai tes dapat meminta

bantuan ahli bidang studi untuk menelaah apakah konsep materi yang diajukan

Page 4: Makalah Validitas Dan Reabilitas

telah memadai atau tidak, sebagai sampel tes. Dengan demikian validitas isi tidak

memerlukan uji coba dan analisis statistik atau dinyatakan dalam bentuk angka-

angka.

(b) Validitas bangun pengertian (Construct validity)

Validitas bangun atau bangun pengertian (Construct validity) berkenaan dengan

kesanggupan alat ukur mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam

materi yang diukurnya. Pengertian-pengertian yang terkandung dalam konsep

kemampuan, minat, sebagai variabel penelitian dalam berbagai bidang kajian

harus jelas apa yang hendak diukurnya. Konsep-konsep tersebut masih abstrak,

memerlukan penjabaran yang lebih spesifik, sehingga mudah diukur. Ini berarti

setiap konsep harus dikembangkan indikator-indikatomya. Dengan adanya

indikator dari setiap konsep maka bangun pengertian akan nampak dan

memudahkan dalam menetapkan cara pengukuran. Untuk variabel tertentu,

dimungkinkan penggunaan alat ukur yang beraneka ragam dengan cara

mengukurnya yang berlainan.

Menetapkan indikator suatu konsep dapat dilakukan dalam dua cara, yakni

(a) menggunakan pemahaman atau logika berpikir atas dasar teori pengetahuan

ilmiah dan (b) menggunakan pengalaman empiris, yakni apa yang terjadi dalam

kehidupan nyata.

Contoh: Konsep mengenai “Hubungan Sosial”, dilihat dari pengalaman,

indikatornya empiris adalah keterkaitan dari

- bisa bergaul dengan orang lain

- disenangi atau banyak teman-temannya

- menerima pendapat orang lain

- tidak memaksakan pendapatnya

- bisa bekerja sama dengan siapa pun

- dan lain-lain.

Page 5: Makalah Validitas Dan Reabilitas

Mengukur indikator-indikator tersebut, berarti mengukur bangun pengertian yang

terdapat dalam konsep hubungan sosial. Contoh lain: Konsep sikap dapat dilihat

dari indikatornya secara teoretik (deduksi teori) antara lain keterkaitan dari

- kesediaan menerima stimulus objek sikap

- kemauan mereaksi stimulus objek sikap

- menilai stimulus objek sikap

- menyusun/mengorganisasi objek sikap

- internalisasi nilai yang ada dalam objek sikap.

Apabila hasil tes menunjukkan indikator-indikator tes yang tidak berhubungan

secara positif satu sama lain, berarti ukuran tersebut tidak memiliki validitas

bangun pengertian. Atas dasar itu indikatornya perlu ditinjau atau diperbaiki

kembali. Cara lain untuk menetapkan validitas bangun pengertian suatu alat ukur

adalah menghubungkan (korelasi) antara alat ukur yang dibuat dengan alat ukur

yang sudah baku/standardized, seandainya telah ada yang baku. Bila menunjuk-

kan koefisien korelasi yang tinggi maka alat ukur tersebut memenuhi validitasnya.

(c) Validitas ramalan (predictive validity)

Validitas ramalan artinya dikaitkan dengan kriteria tertentu. Dalam validitas ini

yang diutamakan bukan isi tes tapi kriterianya, apakah alat ukur tersebut dapat

digunakan untuk meramalkan suatu ciri atau perilaku tertentu atau kriteria tertentu

yang diinginkan. Misalnya alat ukur motivasi belajar, apakah dapat digunakan

untuk meramal prestasi belajar yang dicapai. Artinya terdapat hubungan yang

positif antara motivasi dengan prestasi. Dengan kata lain dalam validitas ini

mengandung ciri adanya relevansi dan keajegan atau ketetapan (reliability).

Motivasi dapat digunakan meramal prestasi bila skor-skor yang diperoleh dari

ukuran motivasi berkorelasi positif dengan skor prestasi. Validitas ramalan ini

mengandung dua makna. Pertama validitas jangka pendek dan kedua jangka

panjang. Validitas jangka pendek, artinya daya ramal alat ukur tersebut hanya

untuk masa yang tidak lama. Artinya, skor tersebut berkorelasi pada waktu yang

sama. Misalnya, ketetapan (reliability) terjadi pada semester dua artinya daya

Page 6: Makalah Validitas Dan Reabilitas

ramal berlaku pada semester dua, dan belum tentu terjadi pada semester

berikutnya. Sedangkan validitas jangka panjang mengandung makna skor tersebut

akan berkorelasi juga di kemudian hari. Mengingat validitas ini lebih menekankan

pada adanya korelasi, maka faktor yang berkenaan dongan persyaratan terjadinya

korelasi harus dipenuhi. Faktor tersebut antara lain hubungan dari konsep dan

variabel dapat dijelaskan berdasarkan pengetahuan ilmiah, minimal masuk akal

sehat dan tidak mengada-ada. Faktor lain adalah skor yang dikorelasikan

memenuhi linieritas. Ketiga validitas yang dijelaskan di atas idealnya dapat

digunakan dalam menyusun instrumen penelitian, minimal dua validitas, yakni

validitas isi dan validitas bangun pengertian. Validitas isi dan bangun pengertian

mutlak diperlukan dan bisa diupayakan tanpa melakukan pengujian secara statis-

tika.

B. Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam

mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan

akan memberikan hasil ukur yang sama. Contoh paling nyata adalah timbangan

atau meteran. Hal yang sama terjadi untuk alat ukur suatu gejala, tingkah laku, ciri

atau sifat individu dan lain-lain. Misalnya alat ukur prestasi belajar seperti tes

hasil belajar, alat ukur sikap, kuesioner dan lain-lain, hendaknya meneliti sifat ke-

ajegan tersebut.

Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini

menunjukkan kesamaan hasil pada saat yang berlainan waktunya, terhadap siswa

yang sama. Misalnya siswa kelas V pada hari ini di tes kemampuan matematik.

Minggu berikutnya siswa tersebut di tes kembali. Hasil dari kedua tes relatif sama.

Sungguhpun demikian masih mungkin terjadi ada perbedaan hasil untuk hal-hal

tertentu akibat faktor kebetulan, selang waktu, terjadinya perubahan pandangan

siswa terhadap soal yang sama. Jika ini terjadi, kelemahan terletak dalam alat ukur

itu, yang tidak memiliki kepastian jawaban atau meragukan siswa. Dengan kata

lain derajat reliabilitasnya masih rendah.

Page 7: Makalah Validitas Dan Reabilitas

Di lain pihak perbedaan hasil pengukuran bukan disebabkan oleh alat

ukurnya, melainkan kondisi yang terjadi pada diri siswa. Misalnya fisik siswa

dalam keadaan sakit pada waktu tes yang pertama, motivasi pada waktu tes

pertama berbeda dengan motivasi tes pada berikutnya.

Atas dasar itu perbedaan hasil pengukuran pertama dengan hasil

pengukuran berikutnya bisa teijadi akibat perubahan pada diri subjek yang diukur

dan atau oleh faktor yang berkaitan dengan pemberian tes itu sendiri. Hal ini tidak

mengherankan dan sudah umum terjadi, yang sering dinyatakan dengan

sebutan/istilah kesalahan pengukuran. Ini berarti, skor hasil pengukuran yang

pertama dan skor hasil pengukuran kedua terhadap subjek sama, dimungkinkan

terjadinya kesalahan pengukuran disebabkan oleh dua faktor di atas. Oleh

karenanya setiap skor hasil pengukuran menghasilkan dua bagian, yakni hasil

pengukuran pertama yang disebut skor sejati dan hasil pengukuran berikutnya

terhadap subjek yang sama, yang mengandung hasil skor plus kesalahan

pengukuran.

Komponen skor sejati dan skor yang mengandung kesalahan pengukuran

dinyatakan dalam suatu persamaan matematis sebagai berikut:

X =b + s,

dengan:

X = skor yang diamati

b = skor sejati

s = kesalahan pengukuran

Dalam suatu penelitian skor yang diamati adalah skor sejati ditambah skor

kesalahan pengukuran sehingga variansi skor yang diamati X2 adalah variansi skor

sejati Tb2 ditambah variansi skor kesalahan Ts2 atau Tx2 = Tb2 + Ts2.

Indeks reliabilitas alat ukur dalam suatu penelitian dapat dicari dengan

mengkorelasikan skor-skor yang diperoleh dari hasil pengukuran yang

berulang-ulang pada waktu yang berbeda, atau dengan kelompok pertanyaan yang

sepadan. Prosedur ini dilakukan dengan cara memberikan tes dua kali kepada

Page 8: Makalah Validitas Dan Reabilitas

subjek yang sama pada waktu yang berbeda. Cara kedua adalah membagi alat

ukur (tes) menjadi dua bagian yang sama atau yang setarap untuk melihat

keajegan tes tersebut. Cara yang pertama dikenal dengan tes ulang (test retest) dan

cara kedua dikenal dengan pecahan sebanding/setara.

a. Reliabilitas tes ulang

Tes ulang (test-retest) adalah penggunaan alat ukur terhadap subjek yang diukur,

dilakukan dua kali dalam waktu yang berlainan. Misalnya tes hasil belajar

matematika untuk siswa SD kelas V, diberikan hari ini, lalu diperiksa hasilnya.

Seminggu kemudian tes tersebut diberikan lagi pada siswa yang sama dan

hasilnya diperiksa. Hasil pengukuran yang pertama kemudian dikorelasikan

dengan hasil pengukuran yang kedua untuk mendapatkan koefisien korelasinya

(r). Koefisien korelasi ini disebut koefisien reliabilitas tes ulang, yang hasilnya

akan bergerak dari - 1,0 sampai + 1,0. Bila koefisien reliabilitas mendekati angka

1,0 merupakan indeks reliabilitas tinggi. Artinya hasil pengukuran yang pertama

relatif sama dengan hasil pengukuran yang kedua. Dengan kata lain alat ukur

tersebut memiliki tingkat keajegan atau ketetapan (reliabel). Untuk pengukuran

ilmu-ilmu sosial dan pendidikan indeks reliabilitas 0,75 sudah dianggap cukup

mengingat sifat dan ilmu sosial dan pendidikan berbeda dengan ilmu-ilmu

eksakta.

Jarak atau selang waktu antara pengukuran pertama dengan pengukuran

kedua sebaiknya tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh. Jika terlalu

dekat/pendek, hasil pengukuran banyak dipengaruhi oleh ingatan siswa tentang

jawaban yang diberikan pada pengukuran yang pertama, bukan karena keajegan

alat ukurnya. Sebaliknya jika selang waktu pengukuran pertama dengan peng-

ukuran kedua terlalu lama, bisa terjadi adanya perubahan pengetahuan dan

pengalaman siswa sehingga mempengaruhi koefesien reliabilitasnya. Asumsi

yang digunakan dalam tes ulang ialah karakteristik yang diukur oleh alat ukur

tersebut stabil sepanjang waktu, sehingga jika ada perubahan skor hasil kedua

pengukuran lebih disebabkan kesalahan alat ukur. Cara tes ulang (test-retest)

Page 9: Makalah Validitas Dan Reabilitas

banyak digunakan dalam menetapkan atau menentukan tingkat reliabilitas alat

ukur dalam penelitian sosial dan pendidikan.

b. Reliabilitas pecahan setara

Reliabilitas bentuk pecahan setara tidak dilakukan pengulangan pengukuran

kepada subjek yang sama tetapi menggunakan hasil dari bentuk tes yang

sebanding atau setara yang diberikan kepada subjek yang sama pada waktu yang

sama pula. Dengan demikian diperlukan dua perangkat alat ukur yang disusun

sedemikian rupa agar memiliki derajat kesamaan atau kesetaraan baik dari segi,

isi, tingkat kesukaran alat ukur, abilitas yang diukur, jumlah pertanyaan, bentuk

pertanyaan dan segi-segi teknis lainnya. Yang berbeda hanyalah pertanyaan. Bila

penyusun kesetaraan alat ukur bisa dicapai seoptimal mungkin maka koefisien

reliabilitas dari prosedur ini dianggap paling baik dibandingkan dengan prosedur

tes ulang. Namun kesulitannya terletak dalam menyusun perangkat alat ukur yang

benar-benar mengandung derajat kesetaraan tinggi.

c. Reliabilitas belah dua

Reliabilitas belah dua mirip dengan reliabilitas pecahan setara terutama dari

pelaksanaannya. Dalam prosedur ini alat ukur diberikan kepada kelompok subjek

cukup satu kali atau satu saat. Butir-butir soal dibagi dua bagian yang sebanding,

biasanya membedakan soal nomor genap dengan soal nomor ganjil. Setiap bagian

soal diperiksa hasilnya, kemudian skor dari kedua bagian tersebut dikorelasikan

untuk dicari koefisien korelasinya. Mengingat korelasi tersebut hanya berlaku

separuh tidak untuk seluruh pertanyaan, maka koefisien korelasi yang

didapatkannya tidak untuk seluruh soal, tapi hanya separuhnya. Oleh sebab itu

koefisien korelasi belah dua perlu diubah ke dalam koefisien korelasi untuk

seluruh soal dengan menggunakan rumus ramalan Spearmen Brown:

Page 10: Makalah Validitas Dan Reabilitas

rxx =

2 r 12

12

1+r 12

12

rxx = koefisien reliabilitas keseluruhan

r

12

12 = korelasi (r) dari belah dua.

Contoh: Koefisien korelasi belah dua adalah 0,60

rxx =

(2)(0,60 )1 + 0,60

=

1,201,60

=0 ,75

Dari contoh di atas terjadi peningkatan koefisien korelasinya, setelah dilakukan

pengubahan. Assumsi yang digunakan dalam prosedur belah dua adalah kedua

bagian alat ukur itu pararel, sekalipun sering keliru atau tidak benar. Akibat

adanya pengubahan koefisien reliabilitas, prosedur belah dua cenderung

menunjukkan koefisien reliabilitas yang tinggi daripada prosedur tes ulang dan

pecahan setara. Oleh sebab itu penggunaan belah dua harus lebih berhati-hati.

Prosedur ini digunakan bila alat ukur mengandung atau terdiri dari banyak item,

item relatif berat/sukar (power test), materi yang diuji cukup komprehensif

sehingga memungkinkan penyusunan dua soal untuk satu permasalahan yang

sama untuk memenuhi belah dua.

d. Kesamaan rasional

Di samping cara-cara yang dijelaskan di atas ada prosedur menghitung reliabilitas

tanpa melakukan korelasi dari dua pengukuran atau pecahan setara dan belah dua.

Cara tersebut adalah kesamaan rasional. Prosedur ini dilakukan dengan

menghubungkan setiap butir dalam satu tes dengan butir-butir lainnya dan dengan

Page 11: Makalah Validitas Dan Reabilitas

tes itu sendiri secara keseluruhan. Salah satu cara yang sering digunakan adalah

menggunakan rumus Kuder-Rechardson atau KR 21.

Rumusnya:

rxx =

Kσ x2−X (K- X )

σσ x2 (K- 1)

rxx = reliabilitas tes secara keseluruhan

K = jumlah butir soal dalam tes

2 = variasi skor

X = mean skor

Misalnya disusun tes sebanyak 80 soal. Setelah diberikan kepada sejumlah siswa

dalam kelas tertentu, lalu dicari nilai rata-rata dan simpangan bakunya. Misalnya

diperoleh nilai rata-rata 60 dan simpangan bakunya 8. Dengan rumus di atas

maka:

rxx =

(80 ) 82 −60 (80−60 )8 2 (80−1 )

=

5120−12005076

=

39205076

= 0,77

Uraian ukuran reliabilitas yang telah dijelaskan di atas dapat dipertimbangkan

oleh peneliti, cara mana yang paling tepat digunakan bergantung pada peneliti.

Pertimbangan tersebut, antara lain sifat variabel yang diukur, jenis alat ukur,

jumlah subjek yang diukur, serta hasil-hasil pengukuran yang diharapkan sesuai

dengan tujuan penelitian.

Page 12: Makalah Validitas Dan Reabilitas

A. Menentukan Validitas Soal Pilihan Ganda

Langkah untuk menentukan validitas soal pilihan ganda hádala:

1. Lakukan ujian pada siswa dengan soal yang akan dicari validitasnya.

2. Catat skor masing-masing siswa (X)

3. Tentukan rata-rata skor ulangan harian siswa (Y)

4. Buat tabel berikut ini,

5. Gunakan rumus korelasi product-moment

rxy =

nΣ XY−( ΣX )(ΣY )

√{nΣx2−(Σx )2}¿¿¿¿¿

.

TABEL : NILAI VALIDITAS SOAL-SOAL UJIAN PILIHAN GANDA

No. X Y X2

Y2

X.Y rxy

1 65 70 4225 4900 4550

2 74 65 5476 4225 4810

3 65 50 4225 2500 3250

4 56 80 3136 6400 4480

5 34 65 1156 4225 2210

6 57 66 3249 4356 3762

7 80 54 6400 2916 4320

8 54 55 2916 3025 2970

9 56 70 3136 4900 3920

10 71 60 5041 3600 4260

11 66 76 4356 5776 5016

12 60 56 3600 3136 3360

Page 13: Makalah Validitas Dan Reabilitas

13 60 66 3600 4356 3960

14 59 70 3481 4900 4130

15 68 68 4624 4624 4624

16 67 55 4489 3025 3685

17 88 80 7744 6400 7040

18 65 76 4225 5776 4940

19 77 70 5929 4900 5390

20 63 50 3969 2500 3150

21 60 54 3600 2916 3240

22 60 55 3600 3025 3300

23 55 54 3025 2916 2970

24 70 60 4900 3600 4200

25 75 70 5625 4900 5250

26 60 67 3600 4489 4020

27 55 65 3025 4225 3575

28 65 67 4225 4489 4355

29 49 54 2401 2916 2646

30 66 70 4356 4900 4620

31 66 60 4356 3600 3960

32 72 65 5184 4225 4680

33 50 66 2500 4356 3300

34 54 66 2916 4356 3564

35 67 76 4489 5776 5092

36 65 82 4225 6724 5330

37 60 65 3600 4225 3900

Page 14: Makalah Validitas Dan Reabilitas

38 50 60 2500 3600 3000

39 60 70 3600 4900 4200

40 60 60 3600 3600 3600

41 70 55 4900 3025 3850

42 56 65 3136 4225 3640

43 66 76 4356 5776 5016

44 65 65 4225 4225 4225

45 54 75 2916 5625 4050

46 65 70 4225 4900 4550

47 70 65 4900 4225 4550

48 60 70 3600 4900 4200

49 54 65 2916 4225 3510

50 55 80 3025 6400 4400

51 70 66 4900 4356 4620

52 55 45 3025 2025 2475

53 70 67 4900 4489 4690

54 80 60 6400 3600 4800

55 52 55 2704 3025 2860

56 50 60 2500 3600 3000

57 60 65 3600 4225 3900

58 77 56 5929 3136 4312

59 60 70 3600 4900 4200

60 40 66 1600 4356 2640

3733 3884 237661 255416 242117

Page 15: Makalah Validitas Dan Reabilitas

Berdasarkan tabel di atas diperoleh:

rxy =

nΣ XY −( ΣX )(ΣY )

√{nΣx2−(Σx )2}¿¿¿¿¿

.

=

60(242177 )−(3733)(3884 )

√[60 (237661)−(3733)2 ] [60(255416 )−(3884 )2 ]

= 0,45367

Berdasarkan

Klasifikasi koefisien korelasi

0,00 < |r xy| < 0,200 : sangat rendah

0,200 < |r xy| < 0,400 : rendah

0,400 < |r xy| < 0,600 : cukup

0,600 < |r xy| < 0,800 : tinggi

0,800 < |r xy| < 1,00 : sangat tinggi

diperoleh validitas soal cukup.

Validitas Keseluruhan Tes

1. rxy =

Σx . y

√( Σx2 )(Σy2 ) , dimana

x = X -X__

Page 16: Makalah Validitas Dan Reabilitas

y = Y -Y___

Atau

2. rxy =

nΣ XY−( ΣX )(ΣY )

√{nΣx2−(Σx )2}¿¿¿¿¿

.

3. Rentangan rxy adalah

0,000 ¿|r xy|<0 ,200

: sangat rendah

0,200 ¿|r xy|<0 , 400

: rendah

0,400 ¿|r xy|<0 ,600

: cukup

0,600 ¿|r xy|<0 ,800

: tinggi

0,80 ¿|r xy|≤1 ,000

: sangat tinggi

Validitas Item (Dapat Dipilih atau ditetapkan item yang akan diuji validitasnya)

No Nama Item/Butir Soal Skor

Page 17: Makalah Validitas Dan Reabilitas

Siswa Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Anisa Dwi 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 62 Betty Wolo 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 73 Caroline 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 94 Dedy M. 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 45 Edy Gudel 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 56 Fahrial 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 87 Gerald Fuy 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 68 M. Iskan 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 49 Neny 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 910 Octa V.A 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3

Jumlah 6 6 7 6 3 5 5 6 7 10 61

Validitas Item Nomor 1

No Nama Siswa X Y X2 Y2 XY

1 Anisa Dwi 1 6 1 36 62 Betty Wolo 0 7 0 49 03 Caroline 0 9 0 81 04 Dedy M. 1 4 1 16 45 Edy Gudel 1 5 1 25 56 Fahrial 1 8 1 64 87 Gerald Fuy 0 6 0 36 08 M. Iskan 0 4 0 16 09 Neny 1 9 1 81 910 Octa V.A 1 3 1 9 3

Jumlah 6 61 6 413 35

Gunakan Rumus Korelasi Product Moment

rxy =

nΣ XY −( ΣX )(ΣY )

√{nΣx2−(Σx )2}¿¿¿¿¿

=

=

−16√9816

)409)(24(366350

Page 18: Makalah Validitas Dan Reabilitas

=

−1699 , 075729

= -0,1614926

Hal ini berarti bahwa item nomor 1 mempunyai validitas sangat rendah (apa perlu

diganti)

B. Menentukan Reliabilitas Soal sebagai Alat

Tes Pilihan Ganda (PG)

1) Metode Bentuk Paralel

Metode ini dilakukan dengan cara membuat 2 jenis tes yang mempunyai

kesamaan tujuan, tingkat kesukaran yang sama dan susunan sama tetapi butir

soalnya berbeda. Misal tes tersebut Jenis A dan B.

Selanjutnya soal tersebut diberikan kepada satu kelompok kelas yang sama dalam

waktu yang berbeda, sehingga skor tes dinyatakan dengan:

Nama Siswa Skor Soal A Skor Soal B X YAnton 65 56 65 56

Baihaqi 75 67 75 67Azazila 60 70 60 70Dst. ......Jumlah ..... ..... ..... .....

Jika yang akan dicari reliabilitas soal Jenis A, maka Soal A dianggap variabel X,

dan Soal B dianggap variabel Y.

Untuk menentukn reliabilitasnya gunaka rumus korelasi produk-moment

Page 19: Makalah Validitas Dan Reabilitas

Korelasi Product Moment dengan angka kasar

rxy =

nΣ XY−( ΣX )(ΣY )

√{nΣx2−(Σx )2}¿¿¿¿¿

.

Klasifikasi koefisien korelasi

0,00 < |r xy| < 0,200 : sangat rendah

0,200 < |r xy| < 0,400 : rendah

0,400 < |r xy| < 0,600 : cukup

0,600 < |r xy| < 0,800 : tinggi

0,800 < |r xy| < 1,00 : sangat tinggi

Atau rumus yang lain

rxy =

Σx . y

√( Σx2 )(Σy2) , dimana

x = X -X__

y = Y -Y___

2) Metode Tes Ulang

Page 20: Makalah Validitas Dan Reabilitas

Metode ini untuk menghindari bentuk tes yang lebih dari satu jenis. Dengan

demikian berarti satu diberikan dua kali dan hasilnya dicatat sebagai berikut:

Nama Siswa Tes Pertama Tes KeduaSkor (X) Peringkat Skor (Y) Peringkat

Anton 65 2 56 3Baihaqi 75 1 67 2Azazila 60 3 70 1Dstnya. Jumlah ... ...

Gunakan rumus korelasi, silakan pilih rumus pada cara pertama.

3) Metode Belah Dua

Misalnya banyak item tes 10, gunakan penskoran 0 dan 1 untuk masing-masing

item dan masing siswa, caranya sebagai berikut:

a. Pembelahan Ganjil dan Genap

No.Nama Siswa

Nomor Item Total SkorTotal1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gj

lGnp

1 Anton 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 3 3 62 Baihaqi 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 3 2 53 Azazila 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 5 64 Respati 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 5 95 Ultraman 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 4 3 76 Khan Situ 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 3 5 87 Dalai Lama 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 4 3 78 Maican 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 0 49 Sanjaya 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 2 4 610 Ekodimadu 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 2 2 4

Jumlah 30 32 62X Y

Dicari korelasi X dan Y.

Page 21: Makalah Validitas Dan Reabilitas

Untuk menentukan reliabilitas gunakan humus

r1 .1=2. r xy

1+|r xy|b. Pembelahan Awal dan Akhir

No. Nama Siswa

Nomor Item Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Awal

Akhir

1 Anton 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 3 32 Baihaqi 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 3 23 Azazila 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 3 44 Respati 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 55 Ultraman 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 4 36 Khan Situ 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 3 57 Dalai Lama 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 4 38 Maican 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 3 19 Sanjaya 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 3 310 Ekodimadu 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 2 2

Jumlah 32 31X Y

Dicari korelasi x dan y

Gunakan

r1 .1=2. r xy

1+|r xy|

c. Rumus Flanagan

Page 22: Makalah Validitas Dan Reabilitas

r11=2[1−S12+S2

2

S t2 ]

dan S2=

ΣX 2−(ΣX )2

nn

dimana

S12

= varians skor belahan ganjil

S22

= varians skor belahan genap

St2

= varians skor total

a. Rumus Rulon

r11=1−Sd

2

St2

b. Rumus K-R 20

r11=[ nn−1 ][ S2−Σ pq

S2 ]c. Rumus KR-21

r11=[ nn−1 ][1− M (n−M )

nSt2 ]

Page 23: Makalah Validitas Dan Reabilitas

d. Rumus Hoyt

r11=V r−V s

V rLangkah selanjutnya dengan menggunakan Analisis Of Varians (ANOVA)

4. Reliabiltas Soal Uraian

Jika tes yang digunakan adalah tes bentuk uraian (Essay Test), maka reliabilitas

dapat ditentukan dengan rumus:

r xy=( nn−1 )(1−

Σσ i2

σ t2 )

Dengan

n = banyaknya soal (item)

Σσ i2

: Jumlah varians skor tiap-tiap soal (item)

σ t2

: Varians total

Dan

Page 24: Makalah Validitas Dan Reabilitas

σ t2

=

ΣX i−(ΣX i )

2

nn

Langkahnya

No Nama Siswa Skor Masing-masing Item

SkorTotal(X)

X2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Nindya 5 10 9 5 5 5 6 7 5 10 672 Nita 6 5 7 5 5 5 6 8 5 9 613 Nani 8 5 8 9 5 5 6 7 5 8 664 Nurma 10 5 10 10 8 5 6 8 5 6 735 Nadia 10 6 10 10 0 5 6 8 5 7 676 Nuri 5 8 0 5 10 5 6 10 5 8 627 Nanang 5 10 0 8 10 5 6 6 5 7 628 Nurli 7 10 8 9 0 5 6 6 5 8 64

9 Nakula 8 5 8 10 9 5 6 6 5 7 6910 Nana 10 8 0 4 8 5 6 0 5 10 56

Jumlah 75 74 63 79 65 56 67 74 59 90 702Jumlah Kuadrat

...

Gunakan rumus di atas, lalu konversikan dengan klasifikasi koefisien korelasi.

Maka akan diketahui reliabilitas soal tes uraian yang dibuat.

I. Kaidah Penulisan Soal Uraian

Pedoman Penulisan soal bentuk uraian dapat kita baca daribuku Penilaian

Tingkat Kelas yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun

2003, demikian kutipannya:

 

Materi

(1)  Soal harus sesuai dengan indikator.

Page 25: Makalah Validitas Dan Reabilitas

(2) Setiap pertanyaan diberi batasan jawaban yang diharapkan.

(3) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan yang akan di ukur.

(4) Materi  yang  ditanyakan  harus  sesuai  dengan jenjang jenis

sekolah atau tingkat kelas

                 

Konstruksi

(5) Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai.

(6) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

(7) Setiap soal harus ada pedoman penskorannya.

(8) Tabel,  gambar,  grafik,  peta  atau  sejenisnya  disajikan  dengan

jelas  dan terbaca 

                 

Bahasa

(9)  Rumusan kalimat soal harus komunikatif.

(10) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar atau baku.

(11) Tidak menimbulkan penafsiran ganda.

(12) Tidak mempergunakan bahasa yang berlaku setempat.

(13) Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan

siswa.

Konstruksi Butir Soal Uraian

a.       Butir soal tipe jawaban melengkapi

Untuk memeperoleh butir soal tipe jawaban melengkapi yang baik, ada

beberapa petunjuk yang diharapkan membantu :

1. Konstruksilah butir soal yang mengukur hasil belajar yang penting saja. Hasil

belajar yang remeh (trivial) tidak perlu diujikan. Misalnya:

Lemah : jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia enam

tahun di kecamatan ini tahun lalu adalah…

Lebih baik : Di Kecamatan ini jumlah bayi yang meninggal sebelum

mencapai usia lima tahun dalam dua tahun terakhir adalah…..untuk

setiap seribu penduduk.

Page 26: Makalah Validitas Dan Reabilitas

2. Konstruksilah butir soal yang mengandung permasalahan yang bersifat

spesifik. Butir soal itu haruslah menjamin bahwa hanya peserta tes yang

menguasai isi pelajaran yang dapat menjawab soal itu dengan baik. Misalnya:

Lemah          :  Daun tembakau mengandung….

Lebih baik   : Bahan yang berbahaya bagi kesehatan yang terdapat dalam

daun tembakau adalah….

3. Konstruksilah butir soal yang mengharuskan peserta member jawaban yang

secara faktual benar. Misalnya:

Lemah         : Orang merokok akan….

Lebih Baik  : Kebiasaan merokok akan menyebabkan penyakit….

4. Konstruksilah butir soal dengan menggunakan bahasa yang jelas, dan tidak

mengandung arti yang mendua. Misalnya:

Lemah         : Ibukota Kuwait yang diduduki Irak adalah….

Lebih baik   : Ibukota Kuwait adalah…

5. Bila yang ditanyakan menyangkut angka atau jumlah dari satu satuan tertentu,

maka sebaiknya nyatakan satuan tersebut dalam soal. Misalnya:

Lemah         : Seorag anak umur 12 tahun sebaiknya setia hari minum

susu….

Lebih baik   : Seorang aak umur 12 tahu sebaiknya setiap hari minum susu

… gelas

6. Setiap butir soal sebaiknya hanya berisi satu jawaban yang harus dikerjakan

oleh peserta tes. Misalnya:

Lemah         : Suatu propinsi dibagi menjadi beberapa …. Yang

selanjutnya dibagi lagi menjadi beberapa ….dan kemudian dibagi lagi

menjadi beberapa …., dan akhir unit terkecil disebut….

Lebih baik   : Propinsi Jawa barat dibagi menjadi…. Kabupaten dan kota

madya.

Page 27: Makalah Validitas Dan Reabilitas

b.      Butir soal tipe jawaban singkat

Berikut ini beberapa petunjuk untuk menulis butir soal jawaban singkat,

yang disertai contoh sederhana.

1. Pergunakanlah kata-kata yang menutut jawaban yang singkat dan tertentu.

Jawaban itu haruslah satu kata satu frasa, sebuah angka, atau sebuah symbol.

Misalnya:

Lemah         : Disebut apakah hewan pemakan hewan lain dan tumbuh-

tumbuhan?

Lebih Baik  : Termasuk klasifikasi apakah hewan pemakan hewan lain dn

tumbuh-tumbuhan?

2. Jangan sampai pertanyaan yang diajukan menjadi tes bahasa seangkan

maksudnya untuk menguji materi pelajaran lain. Misalnya:

Lemah         : Apakah istilah yang digunakan untuk menanyakan

kedatangan Columbus ke Benua Amerika tahun 1942?

Lebih baik   : Siapkah yang menemukan benua Amerika rahun 1942?

3. Untuk menanyakan istilah atau definisi sebaiknya digunakan kalimat Tanya

secara langsung . kalimat lain yang mendahului kalimat Tanya, yang

dimaksudkan untuk menjelaskan pertanyaan, acapkali mengakibatkan

pertanyaan menjadi kabur.

Misalnya:

Lemah         : Setiap mahasiswa harus menaati peraturan sekoah. Ketaatan

kepada aturan sekolah itu dalam P4 apa namanya?

Lebih Baik  : sikap yang menganjurkan memelihara kebersihan kelas

sesuai dengan sila keberapa dari pancasila?

4. Dalam menanyakan masalah perhitungan guru harus menentukan tingkat

ketepatan, terutama untuk angka decimal. Apakah cukup anga buat saja, atau

berapa angka dibelakang koma. Misalnya;

Lemah         : Berapakah 10 : 6?

Page 28: Makalah Validitas Dan Reabilitas

Lebih baik   : Berapakah 10 : 6 (bulatkan sampai 2 angka dibelakang

koma)?

5. Sebaiknya hanya satu jawaban untuk satu pertanyaan. Misalnya:

Lemah         : Siapakah proklamator kemerdekaan Indonesia?

Lebih baik   : Siapakah yang membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia tanggal 17 Agustus 1945?

II. Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda

Berdasarkan buku Penilaian Tingkat Kelas yang diterbitkan oleh Departemen

Pendidikan Nasional tahun 2003, dalam menulis soal pilihan ganda perlu

memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut:

Materi

(1) Soal harus sesuai dengan indikator.

(2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

(3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang

paling benar.

Konstruksi

(4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

(5) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan

yang diperlukan saja.

(6) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.

(7) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negative

ganda.

(8) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

(9) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan

jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".

(10) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau

kronologisnya.

Page 29: Makalah Validitas Dan Reabilitas

(11) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada

soal harus jelas dan berfungsi.

(12) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Bahasa

(13) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah

bahasa Indonesia.

(14) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan

digunakan untuk daerah lain atau nasional.

(15) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.

(16) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan

merupakan satu kesatuan pengertian.

Konstruksi Butir Soal Pilihan Ganda

Berikut ini akan dikemukakan beberapa prinsip pokok dalam

konstruksi butir soal tipe pilihan ganda.

1. Saripati permasalahan harus ditempatkan pada pokok soal (stem).

Inti permasalahan dalam butir soal tersebut harus dicantumkan dalam

rumusan pokok soal, sehingga dengan membaca pokok soal, mahasiswa sudah

dapa menentukan jawaban sebelum dilajutkan membaca pilihan jawaban.

Persyaratan ini tidak berlaku bagi pengembangan butir soal kesusasteraan.

Contoh : Yang kurang baik.

Pulau Jawa adalah pulau yang….

A.    Yang menghasilkan banyak minyak

B.     Penduduk terpadat

C.     Dijadikan objek wisata

D.    Mendapat julukan pulau perca

Contoh : yang lebih baik

Pulau yang terpadat penduduknya di Indonesia adalah pulau…

A.    Sumatera

Page 30: Makalah Validitas Dan Reabilitas

B.     Jawa

C.     Kalimantan

D.    Sulawesi

Contoh yang kedua lebih baik dari contoh yang pertama karena dengan

membaca pokok soal mahasiswa sudah medapatkan jawaban sebelum

membaca pulihan A, B, C dan D.

2. Hindari pengulangan kata-kata yang sama dalam pilihan. Peniadaan

pengulangan kata berarti menyangkut waktu menulis dan membaca serta

menghemat tempat.

Contoh : Yang kurang baik.

Pulau yang terpadat penduduknya di Indonesia adalah….

A.    Pulau Sumatera

B.     Pulau Jawa

C.     Pulau Kalimantan

D.    Pulau Sulawesi

Sebaiknya pada pilihan jawaban tidak diberi kata pulau.

3. Hindari rumusan kata yang berlebihan. Tidak selalu penjelasan terinci

mempermudah pengertian, justru dapat membingungkan dan mengaburkan

pengertian. Yang penting rumusan yang baik yang berisi, padat, dan jelas

tanpa kata-kata “kembang”.

Contoh : Yang kurang baik.

Kalau butir soal 2 ditambah rumusannya menjadi:

Pulau yang terpadat penduduknya di Indonesia sehingga sukar untuk

meningkatkan produksi pangan adalah pulau….

A   Pulau Sumatera

B   Pulau Jawa

C   Pulau Kalimantan

Page 31: Makalah Validitas Dan Reabilitas

D Pulau Sulawesi

Tambahan kata-kata “sehingga sukar untuk meningkatkan produksi pangan“

membuat pengertian pernyataan menjadi kabur , dan kalimat yang harus

dibaca lebih panjang.

4. Kalau pokok soal merupakan pernyataan yang belum lengkap, maka kata atau

kata-kata yang melengkapi harus diletakkan pada ujung pernyataan, bukan di

tengah-tengah kalimat.

Contoh : Yang kurang baik.

Menurut De Bakey, ….adalah penyebab penyakit penyempitan pembuluh

darah.

A.    Cholesterol

B.     Kelebihan berat

C.     Merokok

D.    Tekanan batin

Contoh : yang lebih baik

Menurut De bakey, penyakit penyempitan pembuluh darah disebabkan oleh….

A.    Cholesterol

B.     Kelebihan berat

C.     Merokok

D.    Tekanan batin

5. Susunan alternative jawaban yang dibuat teratur dan sederhana. Cara

menyusun alternative jawaban dibuat berderet dari atas ke bawah. Kalau yang

dideretkan itu terdidi dari satu kata, urutkan ke bawah dibuat berdasarkan

alphabet, kalau yang dideretkan bilangan, urutan ke bawah berdasarkan

bilangan yang makin bertambah besar atau makin menurun, atau diurutkan

berdasarkan panjang kalimat.

Page 32: Makalah Validitas Dan Reabilitas

6. Hindari penggunaan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah yang aneh atau

mentereng. Perlu diingat bahwa tes yang dikembangkan bertujuan untuk

mengukur materi pelajaran, kalau materi tersebut tidak menyangkut

perbendaharaan, janganlah menggunakan istilah teknik atau aneh. 

  Contoh : Yang kurang baik.

Apakah kritik utama ahli psikologi terhadap tes?

A.    Tes menimbulkan ancienty

B.     Tes selalu disertai cultural bias

C.     Tes hanya mengukur hal-hal yang trivial

D.    Tes tergantung pada kemampuan kognitif guru

Contoh : yang lebih baik

Apakah kritik utama ahli psikologi terhadap tes?

A.    Tes menimbulkan rasa cemas

B.     Tes sangat tergantung ada nilai budaya tertentu

C.     Tes mengukur hasil belajar yang tidak penting

D.    Tes sangat ditentukan oleh pengetahuan guru

7. Semua pilihan jawaban harus homogeny dan tidak dimungkinkan sebagai

jawaban benar. Cirri khas pilihan ganda dari tes objektif yang lain pada

pilihan ganda semua laternatif jawaban ada kemungkinan sebagai jawaban

yang benar, sehingga mahasiswa terpaksa membaca dan memikirkan semua

pilihan dan menentukan yang mana yang paling tepat untuk menjawab

pertanyaan tersebut. Hindari pengecoh yang dengan melihat sepintas siswa

sudah dapat menentukan pengecoh tersebut tidak ada sangkutannya dengan

pokok soal atau pengecoh tersebut adalah jawaban yang tidak masuk akal.

Contoh : Yang kurang baik.

Siapakah diantara nama-nama di bawah ini yang menemukan telepon?

A.    Bell

B.     Marconi

Page 33: Makalah Validitas Dan Reabilitas

C.     Morse

D.    Pasteur

Pilihan jawaban D. Pasteur tidak ada sangkut pautnya dengan pertanyaan.

Contoh : yang lebih baik

Siapakah di antara nama-nama di bawah ini yang menemukan telepon?

A.    Bell

B.     Marconi

C.     Morse

D.    Edison

8. Hindari keadaan dimana jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari

jawaban yang salah. Ada kecenderungan siswa memilih jawaban yang lebih

panjang dan lebih terinci sebagai jawaban yang benar. Oleh karena itu, penulis

soal berusaha agar pengecoh dan jawaban yang benar ditulis sama panjang

dengan rincian yang sama pula.

9. Hindari adanya petunjuk/ indikator pada jawaban yang benar.

Contoh : Yang kurang baik.

Agar air panas dalam teko tidak cepat dingin, maka teko tersebut dibungkus

dengan….

A.    Kain

B.     Seng

C.     Tembaga

D.    Timah

Pilihan B,C, dan D termasuk logam, A bukan logam. Dalam contoh ini A

jawaban yang benar, ada petunjuk bahwa A lain dari 3 pilihan berikutnya.

Contoh : yang lebih baik

Air pnas akan bertahan panas jika disimpan dalam bejana yang terbuat dari…

A.    Aluminium

B.     Keramik

Page 34: Makalah Validitas Dan Reabilitas

C.     plastik

D.    seng

10. Hindari menggunakan pilihan yang berbunyi “semua diatas benar” atau “tidak

satupun yang diatas benar”. Adanya pilihan semacam ini sebenarnya

mengurangi jumlah alternatif pilihan, karena kalau siswa sudah mengenal satu

atau dua diantara empat pilihan sebagai jawaban pilihan ketiga siswa tersebut

akan memilih “semua jawaban di atas benar”. Hal yang sama berlaku untuk

“tidak satupun yang diatas benar”.

11. Gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan.

12. Pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang

bermakna tidak tentu, misalnya: kebanyakan, sringkali, kadang-kadang dan

sejenisnya.

Contoh : Yang kurang baik.

Kebanyakan hewan hidupnya di dalam air, brnafas dengan….

A.    Insang

B.     Kulit

C.     Paru-paru

D.    Insang dan paru-paru

Contoh : yang lebih baik

Berudu bernafas dengan….

A.    Insang

B.     Kulit

C.     Paru-paru

D.    Insang dan paru-paru

13. Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau pernyataan positif. Jika

terpaksa menggunakan negative maka kata negative tersebut digaris bawahi

atau ditulis tebal.

Page 35: Makalah Validitas Dan Reabilitas

Contoh : Yang kurang baik.

Pada semua tumbuhan yang berhijau daun, fotosintesis tidak akan terjadi

tanpa….

A.    Udara, tanah, dan air

B.     Cahaya, udara, dan tanah

C.     Air, cahaya, dan udara

D.    Air tanah, dan cahaya

Contoh : yang lebih baik

Pada semua tumbuhan yang berhijau daun, fotosintesis akan terjadi bila

terdapat…

A.   Udara, tanah, dan air

B.   Cahaya, udara, dan tanah

C.   Air, cahaya, dan udara

D.    Air tanah, dan cahaya

Page 36: Makalah Validitas Dan Reabilitas

BAB III

KESIMPULAN

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian haruslah diuji validitas

dan reliabilitasnya terlebih dahulu agar mendapatkan hasil penelitian yang valid

dan reliabel. Pengujian validitas instrumen meliputi pengujian validitas

konstruksi, pengujian validitas isi, dan pengujian validitas eksternal.Sedangkan

pengujian reabilitas instrumen dapat berupa test-retest, ekuivalen, dan gabungan.

Page 37: Makalah Validitas Dan Reabilitas

DAFTAR PUSTAKA

Nawawi,Hadari,1983. Metedologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM

Press

Sudjana, Nana , Ibrahim, 1989. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung:

Sinar Baru

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Tandiling Edy.2012. Jurnal Penelitian Pendidikan. Pontianak : Universitas

Tanjungpura.