MAKALAH UTS

24
KAJIAN TERHADAP JENIS, KEGUNAAN DAN KONSERVASI TUMBUHAN TENGKAWANG DARI PERSEKTIF SOSIAL-BUDAYA MASYARAKAT DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT I. PENDAHULUAN Hutan alam merupakan salah satu sumber daya yang memberikan kontribusi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hutan alam tropik merupakan kekayaan alam yang memegang peranan penting sebagai penghasil devisa negara serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Banyak hasil hutan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan perekonomiannya. Salah satu hasil hutan yang dapat dimanfaatkan adalah tumbuhan tengkawang. Tengkawang adalah salah satu jenis tumbuhan khas Kalimantan Barat yang biasanya tumbuh di kawasan hutan. Tumbuhan tengkawang termasuk pada famili Dipterocarpacea. Famili Dipterocarpaceae memiliki tiga sub famili yaitu Dipterocarpaceae, Pakaraimoideae dan Monotoideae. (Irwanto, 2006). Hutan hujan tropik biasanya disebut sebagai hutan dipterocarpacea campuran (mixed dipterocarp forest). Hal ini dikarenakan kawasan hutan tropis banyak ditumbuhi oleh tanaman tengkawang. (Panjaitan, dkk). Daerah penyebaran tumbuhan tengkawang adalah kawasan Asia Tenggara yaitu Thailand, Malaysia, Indonesia (Kalimantan dan Sumatera), Serawak, Sabah dan Phillipina. 1

Transcript of MAKALAH UTS

Page 1: MAKALAH UTS

KAJIAN TERHADAP JENIS, KEGUNAAN DAN KONSERVASI

TUMBUHAN TENGKAWANG DARI PERSEKTIF SOSIAL-BUDAYA

MASYARAKAT DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN

Hutan alam merupakan salah satu sumber daya yang memberikan

kontribusi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hutan alam tropik

merupakan kekayaan alam yang memegang peranan penting sebagai

penghasil devisa negara serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Banyak hasil hutan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat

dalam meningkatkan perekonomiannya. Salah satu hasil hutan yang dapat

dimanfaatkan adalah tumbuhan tengkawang.

Tengkawang adalah salah satu jenis tumbuhan khas Kalimantan Barat

yang biasanya tumbuh di kawasan hutan. Tumbuhan tengkawang termasuk

pada famili Dipterocarpacea. Famili Dipterocarpaceae memiliki tiga sub famili

yaitu Dipterocarpaceae, Pakaraimoideae dan Monotoideae. (Irwanto, 2006).

Hutan hujan tropik biasanya disebut sebagai hutan dipterocarpacea

campuran (mixed dipterocarp forest). Hal ini dikarenakan kawasan hutan

tropis banyak ditumbuhi oleh tanaman tengkawang. (Panjaitan, dkk). Daerah

penyebaran tumbuhan tengkawang adalah kawasan Asia Tenggara yaitu

Thailand, Malaysia, Indonesia (Kalimantan dan Sumatera), Serawak, Sabah

dan Phillipina.

Di Indonesia, terdapat 13 jenis pohon penghasil tengkawang, di mana

10 jenis di antaranya terdapat di Kalimantan dan 3 jenis lainnya di Sumatera.

Adapun jenis yang biasanya tumbuh di daerah Kalimantan Barat adalah jenis

tengkawang tungkul yang biasanya disebut meranti merah dengan nama latin

Shorea Stenoptera Burcks atau Shorea macrophylla. Jenis lain yang

biasanya juga dapat tumbuh adalah jenis tengkawang tayan. Tumbuhan

tengkawang bahkan sudah ditetapkan sebagai tanaman khas Kalimantan

Barat.

1

Page 2: MAKALAH UTS

Tabel 1. Penyebaran dan jumlah jenis

pohon Dipterocarpaceae di Indonesia.

Sumber : Irwanto, 2006

Tumbuhan tengkawang adalah tumbuhan yang banyak memberikan

manfaat bagi masyarakat. Hal tersebut tentu memacu terjadinya eksploitasi

terhadap tumbuhan tersebut sehingga dapat mengakibatkan terjadinya

kepunahan. Oleh sebab itu pemerintah melakukan konservasi terhadap

tengkawang baik melalui program hutan tanaman industri (HTI) oleh

departemen kehutanan dan penetapan tengkawang sebagai spesies yang

langka dan harus dilindungi oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia).

2

Page 3: MAKALAH UTS

Konservasi yang dilakukan terhadap tengkawang tidak hanya

dilakukan oleh pemerintah. Masyarakat pengguna tengkawang ternyata telah

melakukan konservasi tradisional terhadap tengkawang sesuai dengan

peraturan adat istiadat mereka. Melalui makalah ini akan dibahas bagaimana

masyarakat pengguna tengkawang melakukan usaha konservasi dari

perspektif sosial budaya masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Klasifikasi Tengkawang

Klasifikasi imliah tengkawang tungkul

Kerajaan : Plantae

Ordo : Malvales

Famili : Dipterocarpaceae

Genus : Shorea

Nama binomial : Shorea macrophylla

(http://id.wikipedia.org/wiki/Tengkawang_tungkul)

Gambar 1. Pohon tengkawang tungkul

(http://id.wikipedia.org/wiki/Tengkawang_tungkul)

Tumbuhan tengkawang adalah tanaman yang dapat tumbuh dengan

baik pada daerah yang beriklim tropis basah, serta di lokasi yang bertanah

liat, berpasir, maupun berbatu yang digenangi atau tidak digenangi air.

3

Page 4: MAKALAH UTS

Tengkawang tungkul atau biasa disebut meranti merah merupakan flora

(tumbuhan) khas provinsi Kalimantan Barat. Tumbuhan ini sudah lama

dimanfaatkan dibudidayakan oleh masyarakat. Tengkawang jenis ini banyak

tumbuh di tanah aluvial di hutan hujan tropis dan wilayah dataran rendah

sekitar 600 meter diatas permukaan laut.

Gambar 2. Daun Meranti Merah

Sumber : Atlas Kayu Indonesia dalam Irwanto, 2006

II.2. Jenis Tengkawang

Tumbuhan tengkawang adalah jenis tumbuhan yang mempunyai nilai

ekonomi yang tinggi. Newman, Burgess dan Whitmore (1999) dalam

Panjaitan dkk (2006) mengatakan bahwa dipterocarpaceae merupakan suku

penghasil kayu yang sangat unggul dari kawasan hutan tropik di Asia.

Tumbuhan ini memiliki banyak jenis. Beberapa jenis tumbuhan tengkawang

yang ada di dunia antara lain :

1) Shorea amplexicaulis (Tengkawang merah telur).

Pohon berukuran sedang sampai besar. Tinggi pohon 30-40 m. Tajuk

bulat melebar. Daun beruikuran 11 - 21 x 5 - 8 cm. Buah bersayap 5

dengan ukuran 3,7 x 2,5 cm.

2) Shorea beccariana Martelli (Tengkawang bukit).

Pohon berukuran sedang sampai besar. Tinggi pohon 40 m. Daun

berukuran 11 - 20 x 5,5 - 8 cm. Buah bersayap 5 dengan ukuran 3,7 x

2,5 cm.

3) Shorea lepidota (Meranti bunga).

Pohon berukuran besar, berbanir. Daun berukuran 6 - 14 x 36 cm,

buah 16 x 11 cm.4

Page 5: MAKALAH UTS

4) Shorea macrantha (Meranti lengkong daon).

Pohon kecil sampai sedang. Daun berukuran 6 - 17 x 2,5 - 8 cm, buah

5,5 x 2,5 cm.

5) Shorea mecistopteryx Ridl. (Tengkawang layar).

Pohon besar, 6 - 17 x 2,5 - 8 cm, buah 5,5 x 2,5 cm.

6) Shorea palembanica Miq (Majau). Pohon kecil hingga sedang,

berbanir. Daun berukuran 8 - 25 x 4 - 10 cm, buah 3,5 cm.

7) Shorea pinanga Sceff. (Tengkawang layar). Pohon sedang sampai

besar (diameter 50 - 55 cm, tinggi 30 - 40 m), Daun berukuran 11 - 24

x 4 - 9 cm, buah 2 - 4 cm. Bentuk tajuk bulat melebar. Tidak berbanir.

8) Shorea scaberima Burck (Tengkawang kijang). Pohon berukuran

sedang tidak berbanir. Tajuk bulat melebar. Daun berukuran 7 - 20 x 4

- 9 cm, buah 5 x 2,5 cm.

9) Shorea seminis (de Vriese) Slooten (Terindak). Pohon sedang sampai

besar, tidak berbanir. Tajuk bulat melebar. Daun berukuran 17 - 35 x

10 - 14 cm, buah 6 x 4 cm.

10)Shorea macrophylla Ashton (Tengkawang tunggul jantong). Pohon

sedang hingga besar, tinggi 20 - 40 m, berbanir. Tajuk bulat melebar.

Daun berukuran 17 - 35 x 10 - 14 cm, buah 6 x 4 cm.

11)Shorea splendida / Shorea martiniana (Tengkawang rambai). Pohon

berukuran kecil sampai sedang. Tidak berbanir. Tajuk bulat. Daun

berukuran 8,5 - 23 x 4,2 - 11 cm, buah 5,5 x 3 cm.

12)Shorea stepnoptera Burck (Tengkawang tungkul). Pohon kecil tidak

berbanir. Tajuk bulat melebar. Daun berukuran 18 - 40 x 8 - 22 cm,

buah 5 x 3 cm.

13)Shorea sumatrana (Slooten ex Thorel Symington) (Tengkawang

besak). Pohon sedang sampai besar. Tinggi 30 m. Berbanir. Tajuk

bulat melebar. Daun berukuran 9 - 18 x 2,5 - 8 cm, buah 1 x 1 cm.

(http://www.indonesianforest.com/Hasil%20hutan/Tengkawang.htm)

5

Page 6: MAKALAH UTS

Tabel 2. Penyebaran Beberapa Jenis Pohon Perdagangan

Dipterocarpaceae di Indonesia

6

Page 7: MAKALAH UTS

Sumber : Irwanto, 2006

II.3. Kegunaan Tengkawang

Tengkawang tungkul (meranti merah) dapat tumbuh hingga mencapai

tinggi 30 meter dan menghasilkan kayu ringan. Biasanya kayu dimanfaatkan

untuk konstruksi ringan seperti kayu lapis, perabot rumah tangga, dinding

rumah, dan bahan kertas.

Selain kayu, biji tengkawang juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber

penghasil minyak nabati. Buah tengkawang kering biasanya diekspor ke

Singapura dan Jepang untuk diproses dan diambil (ekstraksi) minyaknya.

Minyak tersebut digunakan untuk pengolahan makanan (seperti cokelat),

kosmetik, dan lilin. Bijinya dapat dipakai sebagai sumber penghasil minyak

nabati karena dibandingkan dengan biji dari meranti lainnya, biji tengkawang

tungkul mempunyai kadar minyak nabati paling tinggi.

7

Page 8: MAKALAH UTS

Gambar 3. Buah tengkwang yang baru dipanen

(http://tansania.dimedis.de/cipp/ded/custom/pub/content,lang,3/oid,15885/ticket,g_u_e_s_t/~/Musim_Tengkawang_di_Kapuas_Hulu.html)

Gambar 4. Buah tengkawang yang telah dikeringkan dan biasanya diekspor

(http://tuahtanto.blogspot.com/2007/08/buah-tengkawang.html)

Secara garis besar, kegunaan dari tengkawang adalah :

1) Bijinya yang mengandung lemak dapat digunakan sebagai bahan

dasar untuk pembuatan coklat, margarine, malam, sabun dan bahan

kosmetika.

2) Kayu umumnya termasuk meranti merah banyak dipergunakan untuk

kayu pertukangan dan plywood.

8

Page 9: MAKALAH UTS

II.4. Kerangka Pemikiran

Gambar 5. Kerangka pemikiran

9

Tumbuhan Tengkawang(Tumbuhan khas Kalbar)

Famili Dipterocarpaceae

Spesies : Shorea Macrophylla / Shorea Stenopthera Burcks

Nama lokal :Meranti Merah

ManfaatMasyarakat

dayakKayuBiji

Eksploitasi

Konservasi

Tembawangg

Pemerintah Dephut

LIPI

Program HTI

Penetapan tengkawang sebagai

spesies prioritas konservasi

Page 10: MAKALAH UTS

III. PEMBAHASAN

Pada bulan September tahun 2010, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia) telah menetapkan 2 suku (famili) tumbuhan sebagai prioritas

konservasi yaitu suku Dipterocarpaceae (meranti-merantian) dan

Thymelaeaceae (gaharu-gaharuan). Kedua tanaman ini dinyatakan sebagai

jenis tanaman yang dikonservasi karena terancam kepunahan akibat

kegiatan eksploitasi yang berlebihan.

Usaha untuk menghindari eksploitasi yang berlebihan terhadap

tanaman hutan, sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1984 melalui program

pembangunan hutan tanaman (HTI). Tujuan utama dari pembangunan hutan

tanaman khususnya jenis meranti antara lain adalah sebagai berikut:

1) Melestarikan jenis meranti (Shorea spp.) yang memiliki nilai komersial

dalam

dunia perdagangan yang mendominasi kebutuhan bahan baku industri

perkayuan nasional

2) Untuk mengatasi kesenjangan antara supply dan demand bahan baku

industri utamanya kayu pertukangan

3) Untuk menunjang pembangunan daerah secara berkelanjutan melalui

hasil penjualan dari usaha pengelolaan hutan tanaman secara lestari

4) Menyediakan lapangan perkerjaan

5) Memfasilitasi penelitian dan pendidikan baik untuk tujuan komersial

maupun ilmu pengetahuan. (Panjaitan dkk, 2006).

Tengkawang banyak dieksploitasi dikarenakan memiliki nilai ekonomis

yang tinggi. Tidak hanya batang yang dapat menjadi bahan baku industri

perkayuan, tetapi biji dari tengkawang juga dapat dimanfaatkan untuk

menghasilkan minyak yang bermutu tinggi.

10

Page 11: MAKALAH UTS

Di Kalimantan Barat, daerah yang paling banyak ditemukan tumbuhan

tengkawang adalah di Kabupaten Sanggau, Sintang, Sekadau dan Kapuas

Hulu. Umumnya masyarakat di Kabupaten tersebut mayoritas adalah suku

Dayak. Pada musim panen buah tengkawang, masyarakat dayak banyak

memanfaatkan tengkawang untuk keperluan sehari-hari dan bahkan

sebagian dijual untuk meningkatkan perekonomian.

Pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat dayak biasanya dengan

mengambil buah tengkawang yang sudah masak, kemudian

mengeringkannya dibawah sinar matahari, yang dikenal dengan istilah

proses penyalaian. Buah tersebut kemudian diolah secara tradisional untuk

diambil minyaknya.

Minyak tengkawang hasil olahan digunakan untuk memasak dan juga

sebagai obat. Masyarakat bahkan memakan minyak tersebut langsung

dicampur dengan nasi. Masyarakat dayak tidak hanya memanfaatkan hasil

dari tengkawang tersebut, tetapi secara tidak langsung mereka juga

melakukan usaha konservasi. Usaha konservasi yang mereka lakukan

dikenal dengan istilah tembawang.

Tembawang merupakan sistem penggunaan lahan di masyarakat suku

dayak Kalimantan Barat. Sistem ini dianggap sebagai sistem yang unik

karena menyimpan nilai-nilai yang sangat tinggi. Tidak hanya sekedar

memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, tetapi juga mengandung nilai

ekonomi dan moral konservasi. Tembawang atau sering disebut sebagai

agroforest tembawang adalah suatu bentuk sistem penggunaan lahan yang

terdiri dari berbagai jenis tumbuhan, (Soeharto, tanpa tahun).

11

Page 12: MAKALAH UTS

Pada awalnya masyarakat dayak melakukan sistem pola pemukiman

dan peladangan berpindah. Mereka menanam tanaman yang dianggap

sebagai sumber makanan. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, mereka

juga menanam karet dan tengkawang karena memiliki banyak manfaat.

Tetapi tidak semua tumbuhan adalah hasil tanaman masyarakat, ada

sebagian yang merupakan hasil proses regenerasi alamiah.

Dalam pengelolaan ladang sistem tembawang, masyarakat adat

membagi agroforest tembawang menjadi empat jenis yaitu:

1) Agroforest tembawang umum yang dapat dimanfaatkan secara

bersamasama bagi penduduk dalam satu desa atau lebih;

2) Agroforest tembawang waris tua yang telah dimiliki antara tiga sampai

enam oleh kelompok seketurunan;

3) Agroforest tembawang waris muda yang dimiliki antara satu sampai

dua generasi yang dimanfaatkan secara bersama-sama oleh keluarga

besar dan

4) Agroforest tembawang pribadi yaitu tembawang muda yang dimiliki

secara perorangan. (Soeharto, tanpa tahun).

Pengelolaan agroforest tembawang yang diatur kepemilikan dan

pemanfaatannya berdasarkan kelompok-kelompok masyarakat, mulai dari

pemanfaatan pribadi, keluarga inti, keluarga besar sampai ke tingkat desa

mengandung nilai-nilai sosial budaya yang sangat tinggi. Kepatuhan anggota

masyarakatnya dalam memenuhi aturan merupakan bentuk dari rasa

tanggung jawab yang tinggi. Aturan tersebut secara tidak langsung menjadi

pembatas dari kerusakan dan kepunahan akibat pemanfaatan dan

penebangan pohon yang tanpa memperhatikan kemampuan regenerasi dari

pohon tersebut. Hal ini merupakan salah satu dari bentuk usaha konservasi

dari perspekstif sosial dan budaya msayarakat dayak.

12

Page 13: MAKALAH UTS

Tiga hal utama dalam konservasi adalah perlindungan, pelestarian dan

pemanfaatan. Masyarakat dayak melakukan perlindungan dan pelestarian

terhadap pohon tengkawang dengan membuat aturan perizinan penebangan

pohon. Pohon baru dapat ditebang jika sudah mendapat persetujuan (izin)

dari seluruh anggota keluarga besar. Selain itu mereka juga selektif dalam

melakukan penebangan terhadap pohon tengkawang. Mereka memilih

tengkawang yang sudah berumur tua untuk ditebang dan dimanfaatkan

kayunya.

Selain perlindungan dan pelestarian, aspek lainnya dalam konservasi

adalah pemanfaatan. Masyarakat dayak memanfaatkan kayu dan biji

tengkawang. Kayu tengkawang dijual untuk kebutuhan industri kayu ringan

seperti plywood. Sedangkan biji tengkawang, selain diekstrak untuk diambil

minyaknya, juga dijual dalam bentuk biji yang telah kering. Di pasaran

internasional, biji tengkawang yang telah diekstrak menjadi minyak, biasanya

digunakan dalam pembuatan coklat, lipstik, margarin dan lainnya.

IV. KESIMPULAN

1) Tengkawang adalah salah satu jenis tumbuhan khas Kalimantan Barat

yang biasanya tumbuh di kawasan hutan dan termasuk pada famili

Dipterocarpacea.

2) Jenis tengkawang yang biasanya tumbuh di daerah Kalimantan Barat

adalah jenis tengkawang tungkul yang biasanya disebut meranti

merah dengan nama latin Shorea Stenoptera Burcks atau Shorea

macrophylla.

3) Biji tengkawang yang mengandung lemak dapat digunakan sebagai

bahan dasar untuk pembuatan coklat, margarine, malam, sabun dan

bahan kosmetika. Sedangkan kayu tengkawang (umumnya termasuk

meranti merah) banyak dipergunakan untuk kayu pertukangan dan

plywood.

13

Page 14: MAKALAH UTS

4) Suku dayak sebagai masyarakat yang mengambil manfaat dari

tengkawang melakukan sistem konservasi yang disebut tembawang.

V. DAFTAR PUSTAKA

Buku

Newman, Burgess, Whitmore, 1999, Pedoman Indentifikasi Pohon-

Pohon Dipterocarpaceae Pulau Kalimantan, Terjemahan

Budiman,R.,R., Bogor : Prosea Indonesia.

Jurnal

Soejito,H., 2009, Kawasan Konservasi Tak Sekadar Pelestarian,

Buletin Konservasi Alam Edisi II Tahun 2009.

Tesis

Hartoyo, 1979, Masalah Asam Lemak Bebas pada Biji Tengkawang

Ditinjau Dari Segi Ekonomi Perdagangan, Tesis : Institut

Pertanian Bogor.

Laporan

International Tropical Timber Organization, 2006, Operational

Strategies for The Conservation of Tengkawang Genetic

Diversity and for Sustainable Livelihood of Indigineous People

in Kalimantan, Government of Indonesia

Soekotjo dan Moch. Na’iem, tanpa tahun, Petunjuk Koleksi Buah

Dipterocarpa, Yogyakarta : Universiats Gajah Mada.

14

Page 15: MAKALAH UTS

Rujukan elektronik

Alamedah, 2010, Spesies Tanaman Prioritas Konservasi

Ditetapkan LIPI, melalui

http://alamendah.wordpress.com/2010/09/28/spesies-tanaman-

prioritas-konservasi-ditetapkan-lipi/

Alamedah, 2009, Pohon Tengkawang Berbuah 7 Tahun Sekali, melalui

http://alamendah.wordpress.com/2009/10/18/pohon-

tengkawang-berbuah-7-tahun-sekali/.

Aldy, 2010, Pedoman Pengunduhan Benih Dipterokarpa, melalui

http://indohijau.net/archives/pedoman-pengunduhan-benih-

dipterokarpa/

Anonim, tanpa tahun, Detil data Shorea stenoptera Burck, melalui

http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=120

Anonim, tanpa tahun, Tengkawang, melalui

http://id.wikipedia.org/wiki/Tengkawang

Anonim, tanpa tahun, Tengkawang tungkul, melalui

http://id.wikipedia.org/wiki/Tengkawang_tungkul

Anonim, 2007, Buah Tengkawang, melalui

http://tuahtanto.blogspot.com/2007/08/buah-tengkawang.html

Anonim, tanpa tahun, Definisi 'tengkawang', melalui

http://www.artikata.com/arti-354146-tengkawang.php

Anonim, tanpa tahun, Informasi Spesies, melalui

http://www.plantamor.com/index.php?plant=1157

Anonim, tanpa tahun, Musim Tengkawang di Kapuas Hulu, melalui

http://tansania.dimedis.de/cipp/ded/custom/pub/content,lang,3/o

id,15885/ticket,g_u_e_s_t/~/

Musim_Tengkawang_di_Kapuas_Hulu.html

Anonim, tanpa tahun, Tumbuhan dan Satwa Liar yang dilindungi

Berdasarkan PP 7 Tahun 1999, melalui

http://125.162.119.102/?v=pr&id=81

15

Page 16: MAKALAH UTS

Hambali dkk, 2002, Pemanfaatan Lemak Tengkawang Sebagai

Subtituen Malam pada Pembuatan Lipstik, melalui

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/4138/Pe

manfaatan_Lemak.pdf?sequence=2

Hamzah dan Buhaira, tanpa tahun, Perbanyakan Bibit dan

Penanaman Pemerkayaan Tanaman Tengkawang (Shorea

spp.), melalui http://www.unja.ac.id/lpm/index.php/artikel/4-

pengabdian/12-ibmtengkawang.

Hakim,L., tanpa tahun, Eksplorasi dan Pengumpulan Benih Jenis

Shorea Penghasil Tengkawang, di PT.Sari Bumi Kusuma (SBK)

Kalimantan Tengah melalui

http://forplan.or.id/images/File/Apforgen/flyer/2010/shorea

%20lukman.pdf.

Irwanto, 2007, Budidaya Tanaman Kehutanan melalui

http://www.freewebs.com/irwantoforester/tanamanhutan.pdf

Leonald,L., 2009, Minyak Tengkawang, melalui

://www.riobelajar.co.cc/2009/07/minyak-tengkawang.html

Soeharto.,B., tanpa tahun, Tembawang Bukan Sekedar Sistem

Agroforestri, melalui

http://www.worldagroforestry.org/sea/Publications/files/magazin

e/MA0053-10.PDF.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan RI, tanpa

tahun, Tengkawang, melalui

http://www.indonesianforest.com/Hasil%20hutan/Tengkawang.h

tm

16

Page 17: MAKALAH UTS

Panjaitan,S, Rusmana, Alamsyah, 2006, Pertumbuhan Tanaman

Meranti Merah Penghasil Tengkawang (Shorea Stenoptera

Burck) Umur 12 Bulan Dengan Metode Rumpang di Hutan

Penelitian Kintap, Kalimantan Selatan, melalui

http://www.docstoc.com/docs/22704173/PERTUMBUHAN-

TANAMAN-MERANTI-MERAH-PENGHASIL-TENGKAWANG-

%28SHOREA.

Wahyudi dan Panjaitan,S., tanpa tahun, Pengaruh Aplikasi

Ektomikoriza Terhadap Pertumbuhan Semai Tengkawang

(Shorea Stenoptera Burck) di Persemaian, melalui

http://www.docstoc.com/docs/22703773/PENGARUH-

APLIKASI-EKTOMIKORIZA-TERHADAP-PERTUMBUHAN-

SEMAI

Widiyatno, dkk, tanpa tahun, Buah Tengkawang Untuk Kelestarian

Hutan Hujan Tropis dan Sosial Masyarakat, melalui

http://saribumikusuma.com/.

17