Makalah UROLOGI

download Makalah UROLOGI

of 21

description

Universitas Muhammadiyah Surabaya

Transcript of Makalah UROLOGI

TUGAS MAKALAH ANATOMI FISIOLOGISISTEM UROLOGI

M. Diha Rofiud Darojat20100660072

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA2014

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGManusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hiduop sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea dari darah. Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan bahan kimia dari aliran darah. . Aspek penting lain dari sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalam darah yang bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam darah yang beracun dan harus dihilangkan.

1.2 RUMUSAN MASALAHAda beberapa hal yang akan di bahas dalam makalah iniadalah sebagai berikut :1.Jelaskan pengertian sistem perkemihan ?2.Apa saja susunan system perkemihan ?3.Bagaimana proses miksi ( rangsangan berkemih ) ?4.Jelaskan tentang urine ?

1.3 TUJUANTujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab semua permasalahan yang ada pada rumusan masalah di atas.

BAB IITINJAUAN TEORI

Fisiologi Sistem Perkemihan.1. Pengertian Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.2. Ginjal (Ren) Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.3. Fungsi ginjal Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.4. Fascia Renalis terdiri dari: Fascia renalis terdiri dari ; a). fascia (fascia renalis), b). Jaringan lemak peri renal, dan c). kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal.5. Struktur Ginjal. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.6. Proses pembentukan urinTahap pembentukan urin.a. Proses Filtrasi ,di glomerulus.Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulub. Proses Reabsorbsi.Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.c. Proses sekresi.Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.7. Pendarahan. Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.

8. Persarafan Ginjal. Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.9. Ureter. Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.Lapisan dinding ureter terdiri dari:a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)b. Lapisan tengah lapisan otot polos.c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.10. Vesika Urinaria (Kandung Kemih). Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.Dinding kandung kemih terdiri dari:a. Lapisan sebelah luar (peritoneum).b. Tunika muskularis (lapisan berotot).c. Tunika submukosa.d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

11. Uretra, Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:a. Urethra pars Prostaticab. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)c. Urethra pars spongiosa. Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:a. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.b. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.c. Lapisan mukosa.12. Urin (Air Kemih).Sifat fisis air kemih, terdiri dari:a. Jumlah ekskresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya.b. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.c. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.e. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.f. Berat jenis 1,015-1,020.g. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi asam).Komposisi air kemih, terdiri dari:a. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.b. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam ureaamoniak dan kreatinin.c. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.d. Pagmen (bilirubin dan urobilin).e. Toksin.f. Hormon.13. MikturisiMikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:a. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan padadindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadibila telah tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskantahap ke 2.b. adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akanmengosongkan kandung kemih. Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang) Sebagian besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari latih. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri).

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA SISTEM PERKEMIHAN

A. Urinalisis Urialisis dapat meberikan informasi klinik yang penting. Urinalisis merupakan pemeriksaan rutin pad sebagian besar kondisi klinis, pemeriksaan urin menangkup evluasi hal-hal berikut:1. Observasi warna dan kejernihan urin.2. Pengkajian bau urin3. Pengukuran keasaman dan berat jenis urin.4. Tes untuk memeriksa keberadaan protein, glukosa, dan badan keton dalam urin (masing-masing untuk proteinuria, glukosuria, da ketonoria)5. Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin sesudah melakukan pemusingan (centrifuging) untuk mendeteksi sel darah erah (hematuria), sel darah putih, slinder (silindruria), Kristal (kristaluria), pus (piuria) dan bakteri (bakteriuria). Cara Pengumpulan Sampel UrinPengumpulan sampel urin dilakukan sewaktu bangun tidur pagi, karena specimen ini lebih pekat dan lebih besar kemungkinannya untuk mengungkapkan abnormalitas. Spesimen tersebut dikumpulkan dalam wadah yang bersih dan dilindungi terhadap kontaminasi bakteri serta perubahan kimiawai. Semua specimen harus diseimpan dalam lemari pendingin. Karena jika dibiarkan dalam suhu kamar urin akan menjadi alkalis akibat kontaminasi bakteri pemecah ureum dari lingkungan sekitarnya.B. Pemeriksaan Fungsi Ginjal Tes fungsi ginjal dilakukan untuk mengevaluasi beratnya penyakit ginjal dan mengikuti perjlanan klinik. Pemeriksaan ini juga memberikan informasi tentang efektifitas ginjal dalam melaksanakan fungsi ekskresinya. Fungsi ginjal dapat dikaji secara lebih akurat jika dilakukan dibeberapa pemeriksaan dan kemudian asilnya dianalisis bersama. Pemeriksaan fungsi ginjal yang umum dilakukan adalah kemampuan pemekatan ginjal klirens kreatinin, kadar kreatinin serum dan nitrogen urea darah (BUN).C. Ultrasound Ultrasound atau pemeriksaaan USG menggunakan gelombang suara yang dipancarakan ke dalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas. Organ-organ dalam system urinarius akan menghasilkan gambar-gambar ultrasound yang khas. Abnormalitas seperti akumulasi cairan, massa, malformasi, perubahan ukuran organ ataupun obstruksi dapat diidentifikasi. Pemeriksaan USG merupakan teknik noninvasif dan tidak memerlukan persiapan khusus kecuali menjelaskan prosedur serta tujuannya kapada pasien. Karena sensitivitasnya, pemeriksaan USG telah menggantikan banyak prosedur diagnosis lainnya sebagai tindakan diagnostic pendahuluan.D. Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan lainnya Dalam pemeriksaan ini dibagi ke dalam beberapa macam, yaitu :1. Kidney, Ureter and Bladder (KUB) Pemeriksaan radiologi abdomen yang dikenal dengan istilah KUB dapat dilaksanakan untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal dan mengidentifikasi semua kelainan seperti batu dalam ginjal atau traktus urinarius, hidronefrosis (distensi pelvis ginjal), kista, tumor atau pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada jaringan disekitarnya.2. Pemindai CT dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Pemeriksaan pemindai CT dan MRI merupakan teknik noninvasive yang akan memberikan gambar penampang ginjal serta saluran kemih yang sangat jelas. Kedua pemeriksaan ini akan memberikan informasi tentang luasnya lesi invasive pada ginjal.3. Urografi Intravena (Ekskretori Urogram atau intravenous pyelogram)Pemeriksaan urografi intravena yang juga dikenal dengan nama intravenous pyelogaram(IVP) memungkinkan visualisasi ginjal ureter dan kandung kemih. Media kontras radiopaque disuntikan secara intravena dan kemudian dibersihkan dari dalam darah serta dipekatkan oleh ginjal. Tebal nefrotomogram dapat dilaksanakan sebagai bagian dari pemeriksaan untuk melihat berbagai lapisan ginjal serta struktur difus dalam setiap lapisan dan untuk membedakan massa atau lesi yang padat dari kista didalam ginjal atau trakrus urinarius. Pemeriksaaan IVP dilaksanakan sebagai bagian dari penkajian pendahuluan terhadap semua masalah urologi yang dicurigai, khususnya dalam menegakan diagnose lesi pada ginjal dan ureter. Pemeriksaan ini juga memberikan perkiraan kasar terhadap fungsi ginjal. Sesudah media kontras (sodium diatrisoat atau meglumin diatrisoat) disuntikan secara intravena, pembuatan foto rontgen yang multiple dan seril yang dilakukan untuk melihat struktur drainase. 4. Pielografi retrograd. Dalam pielografi retrograd, kateter uretra dimasukan lewat ureter ke dalam pelvis ginjal dengan bantuan sistoskopi. Kemudian media kontras dimasukkan dengan gravitasi atau penyuntikan melalui kateter. Pielografi retrograd biasanya dilakukan jika pemeriksaan IVP kurang memperlihatkan dengan jelas system pengumpul. Pemeriksaan pielografi retrograd jarang dilakukan dengan semakin majunya teknik-teknik yang digunakan dalam urografi ekskretorik.5. Infusion drip pyelography merupakan pemberian lewat infuse larutan encer media kontras dengan volume yang besar untuk menghasilkan opasitas parenkim ginjal dan mengisi seluruh traktus urinarius. Metode ini berguna bila teknik urografi yang biasa dikerrjakan tidak berhasil memperlihatkan struktur drainase.6. Sistogram, sebuah kateter dimasukkan kedalam kandung kemih, dan kemudian media kontras disemprotkan untuk mellihat garis besar dinding kandung kemih serta membantu dalam mengevaluasi refluks vesikouretral. Sistogram juga dilakukan bersama dengan perekaman tekanan yang dikerjakan secara bersamaan di dalam kandunng kemih.7. Sistouretrogram menghasilkan visualilsasi uretra dan kandung kemih yang bisa dilakukan melalui penyuntikan retrograde media kontras ke dalam uretra serta kandunng kemih atau dengan pemeriksaan sinar X sementara pasien mengekskresikan media kontras.8. Angiografi renal. Prosedur ini memungkinkan visualisasi arteri renalis. Arteri femoralis atau aksilaris ditusuk dengan jarum khusus dan kemudian sebuah kateter disisipkan melalui arteri femoralis serta iliaka ke dalam aorta atau arteri renalis. Media kontras disuntikkan untuk menghasilkan opasitas suplai arteri renalis. Angiografi memungkinkan evaluasi dinammika aliran darah, memperlihatkan vaskulatur yang abnormal dan membantu membedakan kista renal dengan tumor renal.

E. Endourologi (prosedur endoskopi urologi) 1. Pemeriksaan sistoskopi merupakan metode untuk melihat lanngsung uretra dan kandung kemih. Alat sistokop, yang dimasukan melalui uretra ke dalam kandung kemih, memiliki system lensa optis yang sudah ada pada alat itu sendiri sehingga akan meemberikan gambar kandung kemih yang diperbesar dan terang. Sistoskop tersebut dapat dimanipulasi untuk memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih secara lengkap selain visualisasi orifisium uretra dan uretra pars prostatika. Kateter uretra yang halus dapat dimasukan melalui sistoskop sehingga ureterdan pelvis ginjal dapat dikaji. Sistoskop juga memungkinkanahli urologi untuk mendapatkan spesimen urin dari setiap ginjal guna mengevaluasi fungsi ginjal tersebut. Alat forceps dapat dimasukkan melalui sistoskop untuk keperluan biopsi. Batu dapat dikeluarkan dari uretra, kandung kemih dan ureter melalui sistoskop. Alat endoskop dimasukkan dengan melihatnya secara langsung. Uretra dan kandunng kemih diinspeksi. Larutan irigasi steril disemprotkan untuk menimbulkan distensi kandung kemih dan membilas keluar semua bekuan darah sehinngga visualisasi menjadi lebih baik. Penggunaan cahaya denngan intensitas tinggi dan lensa yang bisa ditukar-tukar memungkinkan visualisasi yang sangat baik serta memudahkan pembuatan gambar-gambar yang diam dan yang bergerak dari struktur ini. Sebelum melaksanakan prosedur pemeriksaan dapat diberikan preparat sedativ. Anestesi topical local disemprotkan kedalam uretra sebelum ahli urologi memasukkan alat sistoskop. Pemberian diazepam (valium) intravena bersama dengan preparat anestesi topical uretra dapat diberikan. Sebagai alternative lain dapat dilakukan anestesi spinal atau umum.Setelah menjalani pemeriksaan sistoskopik, kadang-kadang penderita kelainan patologik obstruktif mengalami retensi urin sebagai akibat dari edema yang disebabkan oleh instrumentasi. Penderita hyperplasia prostat harus dipantau dengan cermat akan adanya kemungkinan retensi urin. Pasien yang menjalani instrumentasi traktus urinarus (yaitu, sistoskopi) perlu dipantau untuk mendeteksi tanda-tanda dan gejala infeksi urinarius. Edema uretra yang terjadi sekunder akibat trauma local dapat menyumbat aliran urin, oleh karena itu pemantauan akan adanya tanda-tanda dan gejala obstruksi pada pasien juga perlu dilakukan. 2. Brush biopsy ginjal dan uretraTeknik brush biopsy akan menghasilkan informasi yang spesifik apabila hasil pemeriksaan radiologi ureter atau pelvis ginjal yang abnormal tidak dapat menunjukan apakah kelainan tersebut merupakan tumor, batu, bekuan darah atau hanya artefak. Pertama-tama dilakukan pemeriksaan sistoskopik. Kemudian dipasang kateter uretra yang di ikuti oleh tindakan memasukkan alat sikat khusus (biopsy brush) melalui kateter tersebut. Kelainan yang dicurigai disikat maju mundur secara teratur untuk mendapatkan sel-sel dan fragmen jaringan permukaan untuk pemeriksaan analisis histology. Setelah prosedur pemeriksaan selesai dilakukan, pemberian cairan infus dapat dilakukan untuk membersihkan ginjal dan mencegah pembentukan bekuan darah. Urin dapat mengandung darah (yang biasanya menjadi jernih dalam waktu 24-48 jam) akibat perembesan pada tempat penyikatan.

3. Endoskopi renal (nefroskopi) Merupakan pemeriksaan dengan cara memasukkan fiberskop kedalam pelvis ginjal melalui luka insisi (pielotomi) atau secara perkkutan untuk melihat bagian dalam pelvis ginjal, mengelluarkan batu, melakukan biopsi lesi yang kecil dan membantu menegakan diagnose hematuria serta tumor renal tertentu.4. Biopsi ginjalBopsi ginjal dilakukan dengan menusukan jarum biopsi melalui kulit kedalam jaringan renal atau dengan melakukan biopsi terbuka melalui luka insisi yang kecil didaerah pinggang. Pemeriksaan ini berguna untuk mengevaluasi perjalanan penyakit ginjal dan mendapatkan specimen bagi pemeriksaan mikroskopik electron serta imunofluoresen, khususnya bagi penyakit glomerulus.Sebelum biopsi dilakukan, pemeriksan koagulasi perlu dilakukan lebih dahulu untuk mengidentifikasi setiap resiko terjadinya perdarahan pascabiopsi.Prosedur, pasien dipuasakan selama 6 hingga 8 jam sebelum pemeriksaan. Set infuse dipasang. Spesimen urin dikumpulkan dan disimpan untuk dibandingkan dengan specimen pascabiopsi. Jika akan dilakukan biopsi jarum pasien diberitahukan agar menahan nafas ketika jarum biopsi ditusukan. Pasien yang sudah dalam keadaan sedasi di tempatkan dalam posisi berbaring telungkup dengan bantal pasir diletakan dibawah perut. Kulit pada lokasi biopsy diinfiltrasi denngan preparat anestesi local. Lokasi jarum dapat dipastikan melalui fluuoroskopi atau ultrasound dengan menggunakan teknik khusus. Pada biopsi terbuka dilakukan insisi yang kecil didaerah ginjal dapat dilihat secara langsung.

5. Pemeriksaan radio isotopMerupakan tindakan noninvasive yang tidak mengganggu prosesfisiologik normal dan tidak memerlukan persiapan pasien yang khusus. Preparat radiofarmaseutikal disuntikan intravena. Pemeriksaan dilakukan dengan kamera skintilasi yang ditempatkan disebelah posterior ginjal sementara pasien berada dalam posisi telentang,telungkup atau duduk. Gambar yang dihasilkan (yang disebut pemindai) menunjukan distribusi preparat radiofarmaseutikal didalam ginjal.Pemeriksaan pemindai Tc menghasilkan informasi tentang perfusi ginjal dan sangat berguna untuk menunjukan fungsi ginjal yang buruk. Pemeriksaan pemindai hippurate memberikan informasi tentang fungsi ginjal.6. Pengukuran urodinamikPengukuran urodinamik menghasilkan berbagai pemeriksaan fisiologik dan structural untuk mengevaluasi fungsi kandung kemih serta uretra dengan mengukur:a. Kecepatan aliran urinb. Tekanan kandung kemih pada saat buang air kecil dan saat istirahatc. Resitensi uretra internald. Kontras serta relaksasi kandung kemihTekanan abdominal , kandung kemih serta detrusor, aktivitas sfingter, inervasi kandung kemih, tonus otot dan reflex sacrum dikaji. Berikut ini merupakan pengukuran urodinamik yang paling sering dilakukan:e. Uroflometri (kecepatan aliran) merupakan rekaman volume urin yang mengalir melalui ureter per satuan waktu (ml/s)f. Sistometrogram merupakan rekaman grafik tekanan dalam kadung kemih (intra vesikal) pada berbagai fase pengisian dan pengosongan kandung kemih untukmengkaji fungsinya. Selama prosedur pemeriksaan dilakukan, jumlah cairan yang dimasukan dan dikeluarkandari kandung kemih disamping rasa penuh pada kandung kemih dan keinginan untuk buang air kecil harus dicatat. Kemudian semua hasil ini dibandingkandengan tekanan yang diukur dalam kandung kemih selama pengisian kandung kemih dan berkemih. Pertama-tama pasien diminta untuk berkemih, dan dokter mengamati lamanya waktu yang diperlukan untuk memulai, ukuran, kekuatan serta kontinuitas aliran urin, dan derajat mengajan serta adanya hesitancy. Kateterretensi dimasukan melalui uretra kedalam kandung kemih. Volume sisa diukur dan kateter tersebut dibiarkan pada tempatnya. Kateter uretral dihubungkan dengan manometer air, dan larutan steril dibiarkan mengalir kedalam kandung kemih dengan kecepatan biasanya 1 ml/s. pasien memberitahukan dokter pada saat terasa ingin buang air kecil, dan pada saat kandung kemih terasa penuh. Derajat pengisian kandung kemih pada kedua situasi ini dicatat. Tekanan diatas tingkat nol pada simfisis pubis diukur, dan tekanan serta volume dalam kandung kemih diukur serta dicatat.g. Profil tekanan uretra mengukur resitensi uretra disepanjang uretra. Gas dan cairan dimasukkan melalui sebuah kateter yang ditarik keluar sambil mengukur tekanan disepanjang dinding uretra.h. Sistouretrogram memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih yang dapat dilakukandengn penyntikan retrograd atau dengan mengeliminasi media kontras.

i. Pada voiding cystourethogram, kandung kemih diisi dengan media kontras dan pasien berkemih sementara foto-foto spot dibuang dpengn cepat. Ada tidaknnya refluks vesikouretral atau kelainan congenital pada traktus urinarius inferior dapat diperlihatkan. Voidingcystourethrogram juga digunakan untuk menyelidiki kesulitan dalam pengosongan kandung empedu dan inkontinensia.j. Elektromiografi meliputi penempatan elektroda dalam otot dasar panggul dan fingter ani untuk mengevaluasi fungsi neuromuskuler traktus urinarius inferior.

BAB IIKESIMPULAN

3.1KesimpulanSistem perkemihan terdiri atas ginjal, ureter , kandung kemih dan uretra. Untuk menjaga fungsi ekskresi, sistem perkemihan mempunyai dua ginjal. Organ ini memproduksi urine yang berisikan air, ion-ion dan senyawa-senyawa solut yang kecil. Urine meninggalkan kedua ginjal dan melewati sepasang ureter menuju dan ditampung sementara pada kandung kemih. Proses ekskresi urine dinamakanmiksi, yang terjadi ketika adanya kontraksi dari otot-otot kandung kemih yang menekan urine untuk keluar melewati uretra dan keluar dari tubuh.Sistem urinal (urinary tract) adalah sistem saluran dalam tubuh manusia,meliputi ginjal dan salurankeluarnya yang berfungsi untuk membersihkan tubuh dari zat-zatyang tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh sistem ini selalu berupasesuatu yang larut dalam air.Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal (ren,kidney) dengan saluran keluarurine berupa ureter dari setiap ginjal. Ureter itu bermuara pada sebuah kandung kemih (urinary bladder, vesica urinaria) di perut bagian bawah di belakangtulang kemaluan (pubic bone). Urine selanjutnya dialihkan keluar melalui sebuah urethra.

3.2SaranKepada yang membaca makalah sederhana ini, harapan kami semoga dapat memahami betulsehinggapenyakit penyakit yangberhubungandengansystem perkemihan ini dapat di hindariDAFTAR PUSTAKA

Scanlon,Valerie C dan Sanders Tina.,2006.,BUKU AJAR ANATOMI & FISIOLOGI.,Jakarta :EGC.Smeltzer,Suzanne C dan Bare Brenda G.,2001.,BUKU AJAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH.,Jakarta : EGCPearce , Evelyn C.2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.Sander , Mochamad Aleq . 2004. Patologi Anatomi . Jakarta : Rajawali Pers.Sobotta.Atlas Anatomi Manusia Ed.1.Jakarta : EGC.Syaifuddin . 2003 . Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC.Wibowo , Daniel S . 2005 . Anatomi Tubuh Manusia . Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.