Makalah Uni Afrika Penanganan Konflik Dafur

18
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Keadaan perdamaian dan keamanan di benua Afrika tetap menjadi masalah utama di benua tersebut. Pada hari ini terdapat kemajuan dalam pembentukan arsitektur perdamaian dan keamanan benua Uni Afrika (UA) terbukti dengan berbagai keberhasilan yang diraih, namun peta geopolitik Afrika masih tetap menyisakan krisis keamanan. 1 Uni Afrika sejak didirikan di Durban, Afrika Selatan, pada bulan Juli 2002. Telah membentuk berbagai badan, mekanisme, protokol dan lembaga. Sebuah upaya yang berfokus untuk menciptakan perdamaian dan keamanan. Pada tahun 2000, kepala pemerintah negara - negara Afrika menyepakati "Kebutuhan untuk mempromosikan perdamaian, keamanan dan stabilitas sebagai prasyarat untuk pelaksanaan pembangunan dan agenda integrasi". 2 Promosi perdamaian dan keamanan merupakan salah satu tujuan utama dari UA sebagaimana tercantum dalam Undang- Undang konstitutifnya. Peace and Security Departement (PSD) dari Komisi UA didirikan untuk menyediakan dukungan yang 1 Hon. Sam K. Kutesa. Peace And Conflict Resolution In Africa. Tokyo : JICA. 2009. hlm.32 2 African Union Commission. 2011. Peace and Security Department at a Glance. (www.peaceau.org/uploads/au-booklet.pdf, diakses pada 13 Mei 2014, pukul 21:00) 1

description

semoga bermanfaat

Transcript of Makalah Uni Afrika Penanganan Konflik Dafur

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Keadaan perdamaian dan keamanan di benua Afrika tetap menjadi masalah utama di benua tersebut. Pada hari ini terdapat kemajuan dalam pembentukan arsitektur perdamaian dan keamanan benua Uni Afrika (UA) terbukti dengan berbagai keberhasilan yang diraih, namun peta geopolitik Afrika masih tetap menyisakan krisis keamanan.

Uni Afrika sejak didirikan di Durban, Afrika Selatan, pada bulan Juli 2002. Telah membentuk berbagai badan, mekanisme, protokol dan lembaga. Sebuah upaya yang berfokus untuk menciptakan perdamaian dan keamanan.

Pada tahun 2000, kepala pemerintah negara - negara Afrika menyepakati "Kebutuhan untuk mempromosikan perdamaian, keamanan dan stabilitas sebagai prasyarat untuk pelaksanaan pembangunan dan agenda integrasi".

Promosi perdamaian dan keamanan merupakan salah satu tujuan utama dari UA sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang konstitutifnya. Peace and Security Departement (PSD) dari Komisi UA didirikan untuk menyediakan dukungan yang diperlukan untuk mempromosikan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di benua Afrika.

Salah satu konflik yang terjadi di wilayah Afrika adalah konlik Darfur di Sudan, Sudan telah mengalami konflik bahkan sebelum merdeka pada tahun 1956. Dari abad ke-18 dan 19, Pemerintah dan elit Darfur sama-sama tidak pernah memperlakukan rakyat Darfur ramah. O'Fahey menggambarkan sifat dan jenis perbudakan dituntut oleh dua lembaga dalam masyarakat Darfur. Ketidakadilan, termasuk perbudakan dan Perpajakan tinggi atau iuran adalah ciri umum dari hubungan negara-masyarakat abad ke-18 dan ke-19 di Darfur.

Perang adalah fenomena berulang, yang menjelaskan bagaimana para elit berlomba-lomba untuk kontrol sumber daya dalam bentuk pajak, pendapatan dan budak, dengan begitu brutal dan tidak menghormati martabat manusia.

Pada tahun 1955, terjadi konflik antara utara dan selatan yang berkembang menjadi perang sipil yang berlangsung antara pemerintah di Utara dan pemberontak di Selatan yang mencari kemerdekaan.

I.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur dan fungsi Dewan Keamanan Uni Afrika?

2. Bagaimana peranan Uni Afrika dalam menyelesaikan konfik Darfur?

3. Apa sajakah faktor penghambat Uni Afrika dalam mewujudkan keamanan dan perdamaian di Afrika?

BAB IIPEMBAHASANII.1. The African Peace Security ArchitectureThe African Peace and Security Architecture (APSA) merupakan sebuah rancangan jangka panjang hubungan antara institusi dan fungsi mekanisme dari level benua, regional, dan nasional yang dibentuk sebagai masterplan penanganan krisis keamanan di benua Afrika. Pada level nasional, terdiri dari negara-negara anggota AU, yang mana tuanrumah memiliki kapabilitas tertinggi dalam menejemen konflik. Dalam tingkatan regional, APSA telah mempercayakan terhadap komunitas ekonomi regional benua Afrika (RECs). Dimana AU telah mengakui delapan RECs sepertihalnya dua mekanisme untuk mengkordinasi kekuatan pertahanan Afrika (Afrika selatan dengan mekanisme kordinasi kekuatan pertahanan dan Afrika utara dengan kapabilitas regional).

APSA memiliki institusi utama yang terdiri dari:

A. The Peace and Security Council

The Peace and Security Council (PSC) secara resmi dibentuk pada bulan Mei 2004, PSC merupakan keamanan kolektif dan rencana peringatan dini dengan fasilitas yang tepat waktu dan respon yang efisien untuk situasi konflik dan krisis di Afrika. Tujuannya yaitu untuk mempromosikan perdamaian, keamanan dan stabilitas, antisipasi dan pencegahan konflik, mempromosikan dan mengimlementasikan pembangunan aktifitas perdamaian, upaya untuk mengkordinasi dan mengharmonisasikannya untuk mencegah ancaman terorisme internasional. Membangun kebijakan pertahanan UA, dan member harapan terhadap demokrasi, pemerintahan yang baik, dan aturan hukum, seperti proteksi hak asasi manusia dan asas kemerdekaan.

Dalam memenuhi tugasnya, PSC membentuk The Peace and Security Department. Departemen Perdamaian dan Keamanan PSC Uni Afrika dengan tujuan untuk : Mempromosikan perdamaian, keamanan dan stabilitas di Benua Afrika melalui oprasionalisasi oleh African Peace and Security Architecture Sebagai bentuk implementasi dari Common African Defence and Security Policy (CADSP)

Sarana mempromosikan program untuk pencegahan konflik struktural, yang termasuk implementasi dari AU Border Programme (AUBP)

Implementasi dari AUs Policy Framework pada Post Conflicts Recontruction and Development (PCRD)

Koordinasi, harmonisasi dan promosi dari program perdamain dan keamanan di Afrika dengan Regional Economic Comunities (RECs)/ Regional Mechanisms (RMs), PBB, dan organisasi dan mitra internasional yang relevan lainnya untuk pencegahan konflik, menajemen konflik, dan resolusi konflik.Adapun departemen ini terdiri dari lima divisi sebagai berikut:

1. Conflict Prevention and Early Warning Division

Divisi ini berfokus pada operasionalisasi beberapa program African Peace and Security Architecture termasuk Continental Early Warning System (CEWS), Panel of the Wise dan the AU Border Programme.2. Conflict Management and Post Conflict Reconstruction Division

Divisi ini mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan manajemen dan resolusi konflik, pasca konflik, rekonstruksi perdamaian dan pembangunan di Afrika. Selain itu, divisi ini juga mengawasi dan mengkoordinasikan pekerjaan yang dilakukan AU Liaison Offices.

3. Peace Support Operations Divisions (PSOD)

Divisi ini berfungsi untuk merencanakan, memulai, mempertahankan dan melikuidasi semua operasi perdamaian yang sebelumnya telah disetujui oleh UA. Selain itu, divisi ini juga membantu mengarahkan dan membantu jalannya operasi tersebut .

4. The Peace and Security Council (PSC) Secretariat

PSC menyediakan dukungan operasional dan administratif yang telah ditentukan sebelumnya , mengaktifkan badan-badan lainnya agar menjalankan fungsinya secara efektif. PSC juga sebagai fasilitas untuk berinteraksi dengan organisasi/ lembaga yang terkait dengan isu-isu perdamaian dan keamanan.

5. Defence and Security Division (DSD)

Peace and Security di Afrika mulai dibicarakan dan dipromosikan pada tahun 2000, sebagai implementasi terhadap agenda pembangunan dan integrasi mereka. Promosi ini merupakan salah satu kunci objektif pengabdian Uni Afrika dalam Undang-undang Konstitusi. The Peace and Security Departement (PSD) merupakan komisi Uni Afrika yang didirikan untuk menyediakan kebutuhan untuk mendukung promosi peace, security and stability dalam benua Afrika.

DSD bertanggung jawab atas penggunaan dan pelucutan senjata. DSD juga melakukan penelitian dan menghasilkan dokumen kebijkan dan publikasi lain dan mengimplementasikan proyek yang terkait dalam konsultasi negara-negara anggota, Mitra, organisasi internasional dan para pemangku kepentingan lainnya. Divisi ini memiliki peran kunci dalam pelaksanaan African Peace and Security Architecture.B. AU CommissionAU Commission bermaksud untuk memfasilitasi, mengkordinasi, dan memonitor progress perserikatan ke arah visi perdamaian dan keamanan. Untuk melakukan hal tersebut, komisi menggunakan dua strategi objektif antara lain: mengurangi konflik dan menuju keberhasilan keamanan dan stabilitas dengan syarat untuk pembangunan dan integrasi.

C. Continental Early-Warning System

Continental Early-Warning System (CEWS) tetap melakukan progress, dengan masuk dalam tempat kejadian untuk mengobservasi dan monitoring tempat kejadian dengan maksud mengumpulkan dan menganalisis data dan akhirnya membawa informasi keadaan tempat tersebut.dengan bantuan dari UNs Situation center di New York dan bantuan eksternal, saat ini UA dapat memberikan ulasan dinamika konflik selama 1x24 jam, tujuh hari seminggu, seperti halnya membuat laporan tempat latihan, mencakup ringkasan berita harian dan munculnya isu yang lebih substansial.

D. The African Standby Force

The African Standby Force (ASF) adalah Instrument krusial yang sangat dipertimbangkan untuk merspon konflik bersenjata. Meskipun ASF masih berada dalam misi puncak untuk dasar-dasar operasi. Pada mei 2003, UA membangun kerangka kerja untuk AFS dengan mencakup lima pasukan regional, yang kurang labih dengan 4.300 pasukan dan 500 kendaraan bercahaya. AFS memiliki tiga fungsi yang saling berhubungan, pertama yaitu level benua (komisi perencanaan), level sub-regional (lima pasukan), dan level negara (konstribusi negara-negara).

E. Peace Fund

Negara-negara di Afrika kebanyakan tidak memiliki track record yang baik, untuk membuat hal itu terjadi maka mereka mencarinya dengan upah yang mereka dapatkan untuk aktivitas manajemen konflik. Meskipun berbagai inisiatif mereka lakukan, UA masih tetap gagal untuk menopang, memprediksi, dan menyeimbangkan financial mereka untuk aktivitas manajemen konflik. Berbeda dengan UN, UA tidak memiliki system ketidak percayaan untuk membayar kembali konstribusi dari Negara-negara anggota dalam operasi perdamaian. OAU yang merupakan penggagas utama the Peace Fund sejalan dengan menutup kerugian dengan memberian dorongan financial. Antara tahun 1993 dan 2005, OAU telah mengirimkan Tujuh puluh juta dolar, yang mana Empat puluh lima juta dolar diberikan bukan kepada anggota AU.

F. Panel of The Wise

Secara resmi pada bulan Desember 2007, AU membentuk the Panel of the Wise dibawah Artikel 11 of the Protocol Relating to the Establishment of the Peace and Security Council of the African Union (2002).

G. Military Staff Committee

Secara teori, the Military Staff Committee terdiri dari pejabat militer senior dari negara anggota PSC yang menasehati dewan dalam inisiatif militer.

II.2. Peran Uni Afrika dalam permasalahan konflik Darfur

Kasus kekerasan di Darfur merupakan suatu kesatuan sejarah yang rumit. Pemerintah Darfur yang didominasi oleh bangsa Arab berperang melawan para penentang di Khartoum, Sudan Selatan antara tahun 1983 hingga 2005. Pemerintah mengumpulkan kekuatan militernya di bagian tepi barat Sudan yang dinamai Janjaweed dengan menyergap bangsa-bangsa non-Arab yang berpotensi menimbulkan penentangan .

Di tahun 2003, para penentang merasakan keputus-asaan dengan serangan mereka dan kepentingan mereka tidak terwakili dalam peace talk yang dilakukan Khartoum dengan pihak pemberontak. Lalu, pemerintah melancarkan aksi besar-besaran terhadap kaum non-Arab dengan menurunkan Janjaweed yang telah memiliki rekor genosida yang terjadi di masa lalu serta kejahatan HAM dalam perang. Secara skala, respon dari Pemerintah Sudan ini telah terhitung sebagai Genosida.

Dengan melihat korban jiwa yang telah terjadi akibat konflik etnis di Darfur, yang menyebabkan ratusan ribu orang meninggal dan lebih dari 1 juta pengungsi, mengakibatkan konflik etnis Darfur menjadi konflik etnis yang harus secepatnya diselesaikan. Munculnya Uni Afrika pada tahun 2002, disambut dengan optimisme. Kegagalan OAU dalam menghentikan pelanggaran HAM di Darfur, sesungguhnya karena kurangnya SDM untuk melindungi Hak Asasi Manusia. Uni Afrika, telah berusaha mengirimkan sebuah misi kecil di Darfur, yang didukung oleh dewan Keamanan PBB dan merupakan satu-satunya pasukan penjaga perdamaian dan keamanan eksternal di Darfur(AMIS).

Dalam penyelesaian konflik Darfur ini, Uni Afrika memaikan peranan yang cukup penting sekali, agar konflik Darfur cepat terselesaikan. Dan peran Uni Afrika dalam penyelesaian konflik di Darfur ialah:

Fasilitator Perundingan Damai

Dimana Uni Afrika mendatangi pihakpihak yang bertikai dan berusaha meyakinkan pihakpihak tersebut untuk melakukan perundingan damai. Proses ini dimulai dengan mengirimkan utusan Khusus Dewan Keamanan Uni Afrika, Baba Gana Kingibe ke Chad dan Sudan. Pada saat berada di Chad pada 5 Maret 2004, Baba Gana Kingibe menemui sejumlah pejabat pemerintahan Chad dan meminta agar Presiden Chad, Iddris Deby meneruskan upaya mediasi terhadap pemerintah Sudan dan kelompok pemberontak disana, karena Chad, sebagai negara yang terletak bersebelahan secara geografis merasakan dampak dari konflik tersebut.

Mediator Perundingan DamaiSetelah memfasilitasi, Uni Afrika memainkan perannya sebagai mediator bagi pemerintah Sudan dan dua kelompok pemberontak (SLA/M dan JEM) dalam perundingan tersebut. pada tanggal 8 April 2004, setelah melakukan banyak perundingan di Ndjamena sejak 31 Maret 2004, akhirnya pemerintah Sudan dan kedua kelompok pemberontak tersebut menandatangani Humanitarian Ceasefire Agreement (HCFA) and Protocol On The Establishment of Humanitarian Assistance In Darfur ( Protokol Pembentukan Badan Bantuan Kemanusiaan di Darfur) yang salah satunya mengatur persetujuan gencatan senjata bagi pihakpihak yang sedang bertikai. Perjanjian HCFA yang ditandatangani oleh pihakpihak yang bertikai memberikan landasan hukum bagi Uni Afrika untuk terlibat lebih aktif dalam upaya penyelesaian kasus ini.

Pengawasan Kesepakatan Genjatan Senjata

Seperti dalam kesepakatan HCFA, akhirnya pada tanggal 28 Mei 2004 bertempat di Addis Ababa, Ethiopia, dibentuklah Ceasefire Commission (CFC) dan Joint Commission (JC) sebagai badan pengawas bagi implementasi jalannya HCFA oleh kedua belah pihak. Seperti yang sudah disepakati sejak awal, CFC dibentuk dan diketuai langsung oleh Uni Afrika, sedangkan wakil ketua akan diserahkan kepada Uni Eropa sebagai representative dari masyarakata internasional. AMIS bertindak untuk mengawasi bagaimana agreement mengenai gencatan senjata dan kemanusiaan yang telah disepakati sebelumnya berjalan sesuai dengan yang tertera didalam perjanjian tersebut. AMIS juga menjalankan fungsi untuk menjaga keamanan di Darfur agar kestabilan di Darfur dapat di jaga dan konflik tidak semakin meluas. Operasi Perdamaian

Selain itu Uni Afrika juga telah berhasil menghasilkan perjanjian Darfur Peace Agreement (DPA) pada tanggal 9 Mei 2006. Adapun isi dari Darfur Peace Agreement tersebut, antara lain adalah :

1. Mayarakat Darfur akan mendapatkan haknya di setiap level pemerintahan dari semua lembaga negara melalui kriteria pembagian kekuasaan yang adil dan merata sesuai dengan kebebasan dasar HAM. 2. Darfur akan diberi kewenangan untuk mengelola wilayahnya sendiri yang statusnya akan ditentukan melalui referendum yang akan menentukan apakah Darfur akan menjadi satu kesatuan wilayah atau akan menjadi tiga wilayah seperti sebelumnya. Referendum itu akan dilaksanakan di tiga wilayah Darfur setelah pemilu paling lambat bulan Juli 2010. 3. Pembangunan kembali Darfur akan dilakukan sesegera mungkin termasuk pembagian kekayaan yang terdiri dari SDA, SDM, aset budaya, aset sejarah, serta aset finansial seperti pemberian kredit bagi anggota masyarakat. Pelaksanaan semua perjanjian tentang Gencatan Senjata yang sudah disepakati sejak tahun 2004.II.3. Faktor Penghambat Upaya Penegakan Perdamaian dan Kemanan Uni Afrika di benua Afrika

Ketidakefektifan Uni Afrika disebabkan oleh beberapa faktor yang ada di negara-negara benua Afrika yaitu :a.Keuangan/FinancialAfrican Union meruapakan organisasi Afrika yang masih kurang dalam penggalangan dana, masih sedikit Negara-negara yang memliki tingkat ekonomi yang maju, sehingga masih sedikit bantuan dana yang masuk dari para anggota AU. Akibatnya, fasilitas yang kurang memadahi, sedangkan tenaga pengoperasian tentara perdamaian yang tidak maksimal .

b.Kekuatan militer

AU sangat kurang dalam tenaga militer, bukan hanya karena dana yang sangat kurang dalam hal pembiayaan militer, tetapi juga jumlah tentara yang ada. Di tahun 2005, hanya terdapat 7000 tentara yang siap digerakkan untuk operasi Sudan (AMIS). Hal ini yang mengakibatkan pergerakan Uni Afrika yang lamban dalam memberikan respon terhadap kasus-kasus konflik di Afrika, termasuk Sudan.

c.Politik Domestik di Afrika

Kondisi pemerintah di Afrika juga mempengaruhi efektivitas kerja dari Uni Afrika terhadap penyelesaian konflik. Kebanyakan suatu masyarakat masih menghormati sosok pemimpin di negaranya, sehingga terjadi penentangan antara bantuan dari luar yaitu Uni Afrika dari masyarakat. Hal ini yang menyebabkan bahwa bantuan politik dari Uni Afrika yang mengedepankan konsensus dipandang suatu pemaksaan oleh pihak lain.BAB III

PENUTUPKesimpulan

Salah satu upaya Uni Afrika untuk menyelesaikan permasalahan utama di Afrika yaitu keamanan dan perdamaian negara anggota adalah dengan pembentukan masterplan jangka panjang penyelesaian dan penanganan konflik di Afrika yang disebut The African Peace Security Architecture (APSA). APSA memiliki 7 institusi utama dalam mewujudkan tujuannya yaitu The Peace and Security Department (PSD), AU Commission, Continental Early-Warning System, The African Standby Force, Peace Fund, Panel of the Wise, dan Military Staff Committee.

Dibawah pedoman APSA beserta institusi terkait, Uni Afrika aktif berupaya mewujudkan keamanan dan perdamaian di seluruh negara anggota Uni Afrika, termasuk negara Sudan yang pernah mengalami konflik Darfur. Untuk menyelesaikan konflik Darfur, UA mengambil beberapa langkah yaitu menjadi fasilitator perundingan damai antara pihak bertikai, mediator perundingan damai, pengawasan gencatan senjata, dan operasi perdamaian.

Berbagai negara berkonflik di Afrika sangat terbantu dengan upaya Uni Afrika melakukan penjagaan dan perwujuduan perdamaian dan keamanan. Meskipun begitu, dari sekian banyak upaya UA dalam menegakkan dan menjaga perdamaian dan kemanan di benua Afrika, peran pihak eksternal khususnya PBB tetap tidak dapat dipisahkan. PBB dan pihak eksternal lain sering kali membantu UA dalam upaya penjagaan dan perwujudan keamanan dan perdamaian di Afrika, melalui bantuan pendanaan, peralatan keamanan, ataupun penurunan pasukan.

Ada beberapa faktor utama yang menghambat UA dalam mewujudkan keamanan dan perdamaian jangka panjang di benua Afrika yaitu faktor kurangnya pendanaan, kurangnya kekuatan militer (pasukan perdamaian), dan kondisi perpolitikan domestik negara-negara di benua Afrika sendiri yang belum stabil. Hal ini menjadi tantangan utama yang harus segera diselesaikan oleh Uni Afrika sebagai organisasi regional demi terciptanya keamanan dan perdamaian jangka panjang di seluruh benua Afrika.DAFTAR PUSTAKA Kutesa , Hon. Sam K. 2009. Peace And Conflict Resolution In Africa. Tokyo : JICA.

Salih, M.A. Mohamed. 2005. Understanding the Conflict in Darfur. Copenhagen : Centre of African Studies University of Copenhagen

.

GLPINC. 2005. An Overview of the Darfur Crisis in Sudan. Dapat diakses di www.glpinc.org/Web_pages/News_Articles/An%20Overview%20of%20the%20Darfur%20Crisis.pdf, pada 26 Mei 2014. Keith, Adam. The African Union in Darfur : An African Solution to A Global Problem. Dapat diakses di http://www.princeton.edu/jpia/past-issues-1/2007/7.pdf African Union Commission. 2011. Peace and Security Department at a Glance. dapat diakses di www.peaceau.org/uploads/au-booklet.pdf pada 13 Mei 2014. Kolom Departemen Perdamaian dan Keamanan dalam http://www.peaceau.org/en/page/2-who-we-are diakses pada 27 Mei 2014. Perjanjian Perdamaian Darfur dalam http://www.sudantribune.com/IMG/pdf/DarfurPeaceAgreement-2.pdf Booklet dalam http://acmc.gov.au/wp-content/uploads/2011/05/5392R-CIVMILCOE-Working-Papers-A4-WEB-BOOKLET-1-Agwai.pdf Hon. Sam K. Kutesa. Peace And Conflict Resolution In Africa. Tokyo : JICA. 2009. hlm.32

African Union Commission. 2011. Peace and Security Department at a Glance. (www.peaceau.org/uploads/au-booklet.pdf, diakses pada 13 Mei 2014, pukul 21:00)

Ibid

M.A. Mohamed Salih. Understanding the Conflict in Darfur. Copenhagen : Centre of African Studies University of Copenhagen. 2005. hlm.4

ibid

GLPINC. 2005. An Overview of the Darfur Crisis in Sudan. (http://glpinc.org/Web_pages/News_Articles/An%20Overview%20of%20the%20Darfur%20Crisis.pdf, diakses pada 26 Mei 2014, pukul 23:16)

Kolom Departemen Perdamaian dan Keamanan dalam HYPERLINK "http://www.peaceau.org/en/page/2-who-we-are" http://www.peaceau.org/en/page/2-who-we-are (diakses 27 Mei 2014 pukul 14.00)

The African Union in Darfur: An African Solution to a Global Problem. Adam Keith. Hal. 150

http://www.princeton.edu/jpia/past-issues-1/2007/7.pdf

http://acmc.gov.au/wp-content/uploads/2011/05/5392R-CIVMILCOE-Working-Papers-A4-WEB-BOOKLET-1-Agwai.pdf

Kolom Departemen Perdamaian dan Keamanan dalam http://www.sudantribune.com/IMG/pdf/DarfurPeaceAgreement-2.pdf

Ibid., hal. 154

12