Makalah Tugas Psikologi Perkembangan II
description
Transcript of Makalah Tugas Psikologi Perkembangan II
Makalah Tugas Psikologi Perkembangan II
“Bahaya Personal dan Sosial”pada Masa Dewasa Dini
Oleh :
Fiona Alvariztya
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang, seorang
individu akan mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan pertumbuhannya
dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung dengan masyarakat bersama
dengan orang dewasa lainnya. Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya,
masa dewasa adalah waktu yang paling lama dalam rentang hidup yang ditandai
dengan pembagiannya menjadi 3 fase yaitu; masa dewasa dini, masa dewasa
madya, dan masa dewasa lanjut (usia lanjut).
Masa dewasa dini biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengan
kira-kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan
pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi.
Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik dan psikologis tertentu
bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan
terhadap perubahan tersebut.
Secara fisik, seorang dewasa dini (young adulthood) menampilkan profil yang
sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek
fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf
kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak
inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif. Sebagai seorang individu yang sudah
tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar.
Mereka justru merasa tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang
pribadi dewasa yang mandiri. Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam
hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain,
termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal
dalam menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna
membentuk seorang pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab
terhadap masa depannya.
Oleh karena itu, perlu adanya persiapan untuk mengatasi bias - bias
negatif yang akan timbul pada periode perkembangan manusia. Salah satu bias
tersebut adalah bahaya personal dan social pada masa dewasa dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. CIRI-CIRI MASA DEWASA DINI
Masa dewasa dini adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri
terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa
ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya memerankan peran ganda
seperti peran sebagai suami/isteri dan peran dalam dunia kerja (berkarir).
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada
masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap
orang tua dan berusaha untuk bias mandiri. Di bawah ini ada 10 ciri-ciri masa
dewasa dini yaitu;
Masa Pengaturan (settle down)
Pada masa ini seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan
mana yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah
menemukan pola hidup yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya,
ia akan mengembangkan pola-pola prilaku, sikap, dan nilai-nilai yang
cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini adalah
masa-masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah, dan
berproduksi/menghasilkan anak. Pada masa ini organ reproduksi sangat
produktif dalam menghasilkan individu baru (anak).
Masa Bermasalah
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini
dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran
barunya (perkawinan VS pekerjaan). Jika ia tidak bias mengatasinya maka
akan menimbulkan masalah. Ada 3 faktor yang membuat masa ini begitu
rumit yaitu; Pertama, individu tersebut kurang siap dalam menghadapi babak
baru bagi dirinya dan tidak bisa menyesuaikan dengan babak/peran baru
tersebut. Kedua, karena kurang persiapan maka ia kaget dengan 2
peran/lebih yang harus diembannya secara serempak. Ketiga, ia tidak
memperoleh bantuan dari orang tua atau siapapun dalam menyelesaikan
masalah.
Masa Ketegangan Emosional
Ketika seseorang berumur duapuluhan (sebelum 30-an), kondisi
emosionalnya tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah
memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang sangat bergelora dan
mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status dalam pekerjaan yang belum
tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua. Maka kebanyakan akan
tidak terkendali dan berakhir pada stress bahkan bunuh diri. Namun, ketika
sudah berumur 30-an, seseorang akan cenderung stabil dan tenang dalam
emosi.
Masa Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah masa dimana seseorang mengalami “krisis isolas”,
ia terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan social dibatasi
karena berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-
teman sebaya juga menjadi renggang. Keterasingan diintensifkan dengan
adanya semangat bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarir.
Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah
komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggungjawab, dan komitmen
baru.
Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya
ketergantungan pada orang tua atau organisasi/instnasi yang mengikatnya.
Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah
karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah
mulai dipandang dengan kaca mata orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah
ini dapat meningkatkan kesadaran positif. Alasan kenapa seseorang berubah
nilia-nilainya dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh kelompoknya
yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa
ini juga seseorang akan lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional
dalam hal keyakinan. Egosentrisme akan berubah menjadi social ketika ia
sudah menikah.
Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih
bertanggungjawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda.
(peran sebagai orang tua dan sebagai pekerja.
Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas
untuk berbuat apa yang diinginkan. Namun kreatifitas tergantung pada minat,
potensi, dan kesempatan.
B. TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA DINI
Pada masa dewasa dini, banyak sekali harapan-harapan yang ditujukan
masyakat pada mereka yang memang berada pada masa ini. Banyak sekali
tugas-tugas yang harus dikembangkan, dan tingkat penguasaan tugas-tugas
ini akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka ketika sudah
berusia setengah baya.
Tugas perkembangan masa dewasa dini meliputi:
Pekerjaan
Seorang individu diharapkan sudah mendapatkan suatu pekerjaan yang layak
ketika ia berada pada masa dewasa dini sehingga ia bisa dianggap mampu
dan mempunyai peran atau posisi dalam masyarakat.
Pengakuan Sosial
Masa ini adalah masa dimana seseorang ingin mendapatkan legalitas dan
pengakuan dari masyarakat/kelompok sekitarnya. Ia menerima
tanggungjawab sebagai warga Negara dan akan bergabung dengan
komunitas social yang cocok dengannya.
Keluarga
Pada masa ini seseorang mulai mencari dan memilih pasangan hidup yang
cocok, lalu menikah, mempunyai anak, kemudian membina rumah tangga. Ia
mempunyai peran baru yaitu sebagai orang tua.
C. PERKEMBANGAN FISIK DEWASA DINI
Transisi Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa
muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa
tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa
tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang
benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang
anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-
nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan
tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan
mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya
ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat
di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi
pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum
(misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata}. Masa ini ditandai
pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus,
perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999;
Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong
masa operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-
operasi formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda
mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir
abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka
telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi (uniiversitas/akademi).
Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier
untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan
perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja,
sambil terns melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya
pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan
perkembangan zaman yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin
kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.
Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya
(dating), untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara
kehidupan rumah tangga yang bam, yakni ter-pisah dari kedua orang tuanya.
Di dalam kehidupan rumah tangga yang baru inilah, masing-masing pihak
baik laki-laki maupun wanita dewasa, memiliki peran ganda, yakni sebagai
individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu
bagi anak-anaknyal Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga,
sedangkan seorang wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa me-, ninggalkan
tugas karier tempat mereka bekerja Namun demikian, L tak sedikit seorang
wanita mau meninggalkan kariernya untuk • menekuni tugas-tugas
kehidupan sebagai ibu rumah tangga (domestic tasks), agar dapat mengurus
dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebagai anggota masyarakat,
mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya dalam kegiatan
pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.
D. PERUBAHAN MINAT PADA MASA DEWASA DINI
Seiring dengan bertambahnya tugas dan tanggungjawab yang harus
diemban seseorang ketika ia sudah menginjak masa dewasa dini, seseorang
akan mengalami pergeseran bahkan pengurangan bobot minat/keinginan
terhadap sesuatu. Hal ini disebabkan karena minat yang sudah ada pada dirinya
sejak masa kanak-kanak atau remaja terkadang sudah tidak sesuai lagi dengan
perannya sebagai orang dewasa selain itu juga bisa disebabkan oleh minat yang
tidak lagi memberi kepuasan seperti semula.
Masa dewasa dini tidak selalu menghilangkan minat seseorang tetapi
juga dapat membuat bobot pada minat yang dimiliki seseorang bergeser. Ketika
usia bertambah, orang biasanya tidak memperoleh minat baru kecuali bila ia
mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan minat itu.
Ada 3 jenis minat yang dapat dianggap sebagai cirri orang dewasa,
antara lain:
Minat Pribadi; meliputi penampilan, pakaian & perhiasan, status, symbol
kedewasaan, uang dan agama.
Ketika sudah dewasa banyak terjadi perubahan penampilan yang dialami
seseorang seiring dengan perubahan fisiknya. Ia mulai bisa memanfaatkan
penampilan tersebut dan berusaha untuk memperbaiki penampilan. Hal ini
dikarenakan kesadaran bahwa penampilan yang menarik adalah potensi
besar dalam meningkatkan pergaulan. Minat untuk meningkatkan penampilan
mulai berkurang menjelang umur 30-an ketika ketegangan dalam pekerjaan
dan rumah tangga terasa kuat.
Walaupun usia semakin bertambah namun minat terhadap pakaian dan
perhiasan juga ikut bertambah. Hal ini berhubungan dengan prestise dan nilai
seseorang dalam pergaulan.
Status adalah tanda-tanda tertentu yang membedakan seseorang dengan
orang lain. Symbol status dapat berupa mobil, rumah dan harta benda laiinya
yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya status seseorang dan dipandang
sebagai bukti keberhasilan ekonomi. Orang dewasa dini biasanya berusaha
menaikkan statusnya dengan cara memiliki simbol-simbol status seperti yang
diterangkan di atas.
Orang-orang dewasa beranggapan bahwa uang dapat memenuhi kebutuhan
hidup saat ini. Maka ia akan berusaha untuk memiliki banyak uang.
Minat Rekreasional;
Pada masa remaja bahkan kanak-kanak, orang berekreasi hanya sekedar
ikut-ikutan atau diajak orang lain/keluarga dan hanya berfungsi untuk
bermain. Namun pada masa dewasa apalagi jika sudah menjadi orang tua,
orientasi dari rekreasi tersebut adalah untuk menghilangkan kepenatan
setelah lama bekerja.
Rekreasi bisa berupa berbincang-bincang, bertamasya, berolahraga, hiburan,
atau sekedar menyalurkan hobi.
Minat Sosial
Seperti telah dijelaskan di awal bahwa masa dewasa dini adalah masa
keterasingan sosial dimana seseorang (suami/isteri) akan merasa sepi karena
mereka kehilangan masa pergaulan yang menyenangkan ketika remaja.
Umumnya pergaulan dan kegiatan mereka lebih terpusat pada keluarga.
Peran anggota keluarga menggantikan peran teman. Mereka harus bisa
mencari penyelesaiannya dan berupaya untuk menjalin tali persahabatan
baru dengan lingkungan barunya.
Namun pada akhir tigapuluhan atau pertengahan empatpuluhan, mereka
sudah mempunyai banyak teman karean umumnya minat social mereka
sudah berkembang dan stabil.
Pada masa dewasa, minat pribadi akan semakin berkurang dan minat sosial
akan semakin bertambah.
E. BAHAYA PERSONAL DAN SOSIAL PADA MASA DEWASA DINI
Seseorang terlihat belum matang pada usia dini diakibatkan oleh
kegagalannya dalam menguasai beberapa atau sebagian besar dari tugas
perkembangan yang penting pada masa dewasa dini.
Kegagalan dalam menguasai tugas perkembangan masa dewasa dini
dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial seseorang. Mereka akan
selalu merasa kecewa dan tidak puas dengan apa yang dimiliki dibandingkan
dengan orang dewasa seusianya. Beberapa bahaya personal dan sosial pada
masa dewasa dini diantaranya;
Bahaya Fisik
Bahaya fisik yang paling penting dan paling umum dalam masa dewasa dini
adalah bentuk fisik dan penampilan yang kurang menarik yang mempersulit
penyesuaian diri pribadi dengan kehidupan sosial.
Bahaya Sosial dan Bahaya Peran Seks
Mendapatkan suatu kelompok sosial tempat mengidentifikasi diri khususnya
dalam mobilitas sosial dan penerimaan peran seks tradisional merupakan
hambatan kejiwaan yang harus ditanggulangi setiap orang dalam kehidupan
pribadi dan sosial mereka.
F. MOBILITAS SOSIAL PADA MASA DEWASA DINI
Ada dua macam mobilitas yang berperan penting pada masa dewasa dini
yaitu mobilitas geografis dan mobilitas sosial.
Mobilitas geografis berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan alas
an pekerjaan. Mobilitas sosial berarti berpindah dari satu kelompok social ke
kelompok sosial lain baik pada tingkat yang sama, yang lebih tinggi, atau
lebih rendah. Umumnya, orang muda ingin berpindah ke mobilitas sosial yang
lebih tinggi maka ia akan berusaha meningkatkan tangga social tersebut
dengan meningkatkan popularitas dan berperan dalam kepemimpinan,
meningkatkan pendidikan, lulus perguruan tinggi bergengsi, dan berperan
serta aktif dalam kegiatan masyrakat golongan atas. Daya tarik fisik adalah
modal utama perempuan dalam meningkatkan mobilitas sosial sedangkan
laki-laki adalah pendidikan tinggi untuk mencapai mobilitas sosial yang tinggi
pula.
G. PENYESUAIAN PERAN SEKS PADA MASA DEWASA DINI
Penyesuain peran seks pada masa dewasa dini sangatlah sulit. Ketika
masa remaja, laki-laki dan perempuan menyadari akan peran peraturan dan
peran seks yang direstui oleh masyarakat, tetapi ketika mereka telah
dewasa, biasanya peraturan dan peran seks tersebut tidak bisa diterima
sepenuhnya.
Pada konsep tradisional, peran seks lebih dominant untuk kaum pria.
Ketika sudah menikah biasanya laki-laki menduduki posisi yang paling tinggi
dan berwenang dalam mengambil keputusan. Sedangkan perempuan tidak
diharapkan bekerja di luat rumah tetapi hanya mengurus anak-anak di dalam
rumah.
Berbeda dengan konsep egalitarian yang menjunjung tinggi persamaan
derajat antara pria dan wanita. Setiap laki-laki atau perempuan, suami-isteri
mempunyai porsi yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama dalam
mengaktualisasikan potensinya.
Konsep persamaan hak ini dapat diterima oleh semua kelompok sosial
termasuk kelompok tradisional.
H. SARAN YANG DITAWARKAN
Kondisi kesehatan dan penampilan fisik seseorang berhubungan erat dengan beberapa kebiasaan perilaku individu yang bersangkutan. Untuk mencapai kehidupan yang sehat, diperlukan kebiasaan-kebiasaan perilaku yang sehat pula. Ada beberapa perilaku sehat yang dapat menopang kesehatan seseorang, di antaranya :
(1) makan secara teratur (tiga kali: sarapan, makan siang, dan makan malam, tidak termasuk snack);(2) perlu mengonsumsi makan-makanan yang sehat (mengandung gizi, nutrisi, protein, vitamin, karbohidrat, mineral, zat besi), misalnya empat sehat lima sempuma;(3) melakukan aktivitas secara seimbang antara kegiatan bekerja/belajar dengan kegiatan olahraga;(4) pola tidur yang sehat dan normal selama 7-8 jam;(5) membiasakan diri untuk tidak merokok;(6) membiasakan diri untuk tidak mengonsumsi narkoba (narkotik, alkohol, dan obat-obatan);(7) tidak mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (daging sapi/kambing, fast-food/sea food udang, cumi). Individu yang secara tekun mengikuti kebiasaan-kebiasaan tersebut, umumnya akan memiliki taraf kondisi kesehatan yang baik daripada individu yang tidak melakukannya.(8) tidak melakukan free sex (zina diluar nikah) dengan alasan apapun;(9) merefresh kepenatan dengan kegiatan – kegiatan positif bersama teman atau keluarga (bersama keluarga lebih aman dan baik);(10) percaya diri, optimis, dan selalu berfikir dengan logis dalam menatap masa depan.
Berikut ini 4 ciri perkembangan kognitif masa post-formal yang dapat digunakan sebagai dasar berfikir sehat dan memotivasi setiap keputusan yang kita ambil:
a. Shifting gears - kemampuan mengaitkan penalaran abstrak (abstracts reasoning) dengan hal-hal yang bersifat praktis. Artinya, individu bukan hanya mampu melahirkan pemikiran abstrak, melain-kan juga mampu menjelaskanymenjabarkan hal-hal abstrak (konsep ide) menjadi sesuatu yang praktis yang dapat diterapkan langsung. Diungkapan seperti, “This might work on paper but not in real life”.
b. Multiple causality, multiple solutions - mampu memahami suatu masalah tidak disebabkan satu faktor, tetapi berbagai faktor (multiple factors). Karena itu, untuk dapat menyelesaikannya, diperlukan kemampuan berpikir untuk mencari berbagai alternatif solusi (divergent thinking). Dengan demikian, seorang individu tidak berpikir kaku (rigid thinking] pada satu jenis penyelesaian saja. Oleh karena itu, masa diistilahkan, “Let’s try it your way, if that doesn’t work, we can try my way”.
c. Pragmatism - mampu menyadari dan memilih beberapa solusi yang terbaik dalam memecahkan suatu masalah. Pemikiran praktis yang dilahirkan dalam memecahkan suatu masalah pada tahap ini harus benar-benar mengenai sasaran (goal oriented). Namun, dalam hal ini, individu dapat menghargai pilihan solusi orang lain.
d. Awareness of paradox – saat mengambil suatu keputusan, keputusan tersebut akan memberi dampak positif ataupun negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Hal yang positif tentunya akan memberi keuntungan diri-sendiri, tetapi mungkin akan merugikan orang lain. Atau sebaliknya, hal yang negatif akan merugikan diri sendiri, tetapi akan memberi keuntungan bagi orang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan keberanian (ketegasan) untuk menghadapi suatu konflik, tanpa harus melanggar prinsip kebenaran ataupun keadilan. Dalam hal ini, dikenal ungkapan, “Doing this will give him what he wants, but it will only make kirn unhappy in the end”.
Sedangkan spiritually kita dapat melakukan hal – hal seperti :
- Selalu mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara beribadah, karena beribadah dapat menenangkan jiwa;
- Mencoba menelaah setiap makna dari kalimat – kalimat di kitab suci Al Qur’an, karena insyaallah, semua yang tertulis disana juga dapat di nalar secara logis;
- Menahan segala sesuatu yang bersifat hawa nafsu dan membentengi diri dengan iman yang kuat;
- Percaya dan teguh pada prinsip;- Bekerjasama dengan ketidakberuntungan dan meyakini bahwa kita
dapat mengubahnya menjadi keberuntungan yang paling istimewa;- Selalu bersyukur.
BAB IV
KESIMPULAN
Masa dewasa dini adalah masa terpanjang setelah masa kanak-kanak dan
masa remaja. Masa ini adalah masa dimana seseorang harus melepaskan
ketergantungannya dari orang tua dan mulai belajar madiri karena ia sudah
mempunyai peran dan tugas-tugasnya yang baru.
Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dini jika tidak dioptimalkan
dengan baik akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri di masa yang akan
datang. Perubahan minat, mobilitas sosial, dan penyesuaian peran seks pada
masa ini juga sangat berpengaruh bagi tiap individu.
Yang terakhir adalah pedoman kita sebagai umat Islam, yaitu Al Qur’an
(plus sunnah dan hadist) sebagai sumber segala hukum dalam kehidupan. Kita
seharusnya mulai belajar untuk mau mengerti serta memahami keuntungan dan
kerugian dari setiap keputusan yang kita ambil serta baik – buruk kemungkinan
dari pilihan yang akan kita tentukan.
Bahaya personal dan sosial sering diakibatkan oleh ketidakmatangan
seseorang pada masa ini yang ditandai dengan kegagalannya dalam
menjalankan tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dini karena tidak
mampu atau bahkan tidak mau mengintegrasikan antara mentalitas dan
moralitas serta pedoman hidupnya yang sejati.
Kuncinya : percaya diri, selalu bersyukur, optimis, selalu menimbang baik
dan buruk untuk jangka pendek maupun jangka panjang, selalu ingin tahu dan
banyak belajar, open minded, dan tentunya kuatkan iman.. ^^
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga. 1980.
Agoes Dariyo, 2003, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta; PT.Gramedia Widiasarana Indonesia
Drs.Johan W Kandau, 1991, Psikologi Umum, Jakarta; PT.Gramedia Pustaka Utama
B.P Dwi Riyanti dan Hendro Prabowo, 1998,Psikologi Umum, Jakarta; Universitas Gunadarma Press