MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur...

18
1 1 MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI GEDUNG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA NANGROE ACEH DARUSSALAM DENGAN METODE SRPMK ARFIYAN RIDHOI EMHAM NRP 3108 100 523 Dosen Pembimbing Ir. Aman Subakti, MS JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

Transcript of MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur...

Page 1: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

1

1

MAKALAH TUGAS AKHIR

PERANCANGAN MODIFIKASI GEDUNG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA NANGROE ACEH DARUSSALAM DENGAN METODE SRPMK ARFIYAN RIDHOI EMHAM NRP 3108 100 523 Dosen Pembimbing Ir. Aman Subakti, MS JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

Page 2: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

2

2

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

Nama Mahasiswa : Arfiyan Ridhoi Emham NRP Mahasiswa : 3108 100 523 Jurusan : S1 Lintas Jalur Teknik Sipil

FTSP-ITS Dosen Pembimbing : Ir. Aman Subakti, MS

A B S T R A K

Pada proyek akhir ini penyusun mengambil obyek pada pembangunan Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Kota Nangroe Aceh Darussalam yang terdiri dari 7 lantai dengan luas bangunan kurang lebih 720 m2

Perancangan Struktur Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Kota Nangroe Aceh Darussalam menggunakan metode SRPMK ( Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus ). Metode ini merupakan metode perencanaan bangunan tahan gempa yang digunakan pada daerah zona gempa 6.

Perhitungan – perhitungan yang dilakukan dalam tugas akhir ini mengacu pada persyaratan yang ada pada SNI 03-2847-2002 tentang perhitungan struktur beton, PBI 1971, PPIUG 1983 dan SNI 03-1726-2002 tentang ketahanan gempa. Beban gempa di hitung dengan metode statik ekuivalen, sedangkan analisa struktur menggunakan program ETABS v.9

Perhitungan dan perencanaan dibatasi pada struktur gedung saja, yaitu pre-eliminary design, perencanaan struktur pelat dan tangga, perencanaan struktur utama serta perencanaan pondasi tiang pancang dan sloof

Perencanaan dan perhitungan pre-eliminary design meliputi pre-eliminary design balok,kolom, pelat, dan sloof. Perencanaan struktur tangga dan pelat meliputi perhitungna penulangan, perencanaan balok bordes. Perencanaan struktur utama meliputi penulangan balok dan kolom. Sedangkan perencanaan pondasi tiang pancang meliputi perhitungn penulangan poer dan sloof. Untuk perhitungan gempa , beban gempa di hitung dengan metode Muto dan kemudian dianalisa secara struktur dengan program ETABS v.9 Kata kunci: Struktur bangunan tahan gempa, SRPMK

Page 3: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

3

3

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peristiwa gempa besar yang disertai tsunami dahsyat yang terjadi di Nangroe Aceh Darussalam pada tanggal 26 Desember 2006 telah menyebabkan kerusakan yang cukup besar. Dengan terjadinya peristiwa bencana tersebut maka pembangunan fisik kota pun semakin meningkat, guna memenuhi kebutuhan penduduk. Pembangunan fisik dan prasarana perkotaan dapat berupa pembangunan permukiman sebagai tempat tinggal, pembangunan pabrik dan perkantoran sebagai tempat bekerja, pembangunan jaringan jalan sebagai penghubung dan jenis pembangunan lainnya. Untuk Melaksanakan Good Governance sebagai pilot project reform birokrasi pemerintah Aceh maka dibangunkanlah kantor BAPPEKO Nangroe Aceh Darussalam yang berada di jalan Tgk. Daud Beureueh No. 26.

Perencanaan pembangunan gedung bertingkat harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, untuk daerah dengan resiko gempa rendah (WG 1 dan 2) menggunakan sistem rangka pemikul momen biasa, untuk daerah dengan resiko gempa menengah (WG 3 dan 4) menggunakan sistem rangka pemikul momen menengah atau khusus dan untuk daerah dengan resiko gempa tinggi (WG 5 dan 6) menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus. (Tata Cara SNI 03–2847–2002)

Sistem rangka pemikul momen adalah Sistem struktur yang pada dasarnya memikul rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban lentur dipikul rangka pemikul momen terutama melalui mekanisme lentur. (Tata Cara SNI 03–1726–2002)

SRPMK harus dipakai di wilayah gempa 5 dan 6 dan harus memenuhi persyaratan desain pada pasal 23.2 sampai degan pasal 23.8 disamping pasal-pasal sebelumnya yang masih berlaku. (Rachmat Purwono, 2005)

Proyek pembangunan gedung kantor BAPPEKO Nangroe Aceh Darussalam akan digunakan sebagai bahan Tugas Akhir, modifikasi yang dilakukan antara lain : zone gempa dalam Tata Cara Perencanaan Ketahanaan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002) daerah gempa menengah (Zone 3) dimodifikasi menjadi daerah dengan gempa resiko tinggi (Zone 6), perubahan lantai dari 4 menjadi 7.

1.2. Perumusan Masalah

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, permasalahan yang perlu diperhatikan adalah :

1. Analisa perhitungan untuk struktur bangunan Gedung dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), sesuai dengan SNI 03-2847-

2002 Dilengkapi Penjelasan dan SNI 03 -1726 -2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung.

2. Perencanaan struktur bawah yang menyalurkan beban gempa.

2.3. Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Dapat memodifikasi rancangan struktur gedung dengan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus ( SRPMK ) / tahan gempa.

2. Mengetahui dengan baik konsep yang benar dari gedung tahan gempa.

2.4. Batasan Masalah

Didalam penulisan Proposal Tugas Akhir ini, Perancangan struktur gedung ini ditinjau dari segi teknis saja, yaitu : 1. Perencanaan struktur Sekunder, yaitu :

perencanaan pelat lantai, perencanaan tangga, perencanaan balok anak.

2. Perencanaan struktur Utama, yaitu : perencanan balok induk, perencanaan kolom, pertemuan balok-kolom.

3. Perhitungan menggunakan metoda Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus pada daerah gempa kuat.

4. Perancangan ini tidak meninjau analisa biaya dan manajemen konstruksi didalam penyelesaian pekerjaan proyek.

2.5. Manfaat

Manfaat yang diharapkan bisa didapat dari perancangan ini adalah :

1. Hasil perancangan ini bisa sebagai untuk perancangan bangunan-bangunan yang lain.

2. Dari perancangan ini bisa diketahui hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pembangunan sehingga kegagalan struktur bisa diminimalisasi.

3. Memberikan manfaat bagi pembaca pada khususnya, dan bagi dunia Teknik Sipil pada umumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Struktur tahan gempa adalah struktur yang apabila terkena gempa mampu berdiri tegar, meskipun hancur, tetapi struktur tidak boleh roboh.

Sistem Rangka Pemikul Momen adalah suatu sistem rangka ruang dimana komponen-komponen struktur dan joint-jointnya menahan gaya-gaya yang bekerja melalui aksi lentur, geser dan aksial.

Menurut SNI-1726-2002, tentang perencanaan bangunan terhadap gempa menyebutkan bahwa SRPMK merupakan suatu struktur yang bersifat daktil penuh yaitu suatu tingkat daktilitas struktur gedung, di mana

Page 4: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

4

4

strukturnya mampu mengalami simpangan pasca-elastik pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan yang paling besar (mencapai nilai faktor daktilitas sebesar 5.3).

2.2 Filosofi Perancangan

Prosedur dan ketentuan umum perancangan mengacu pada SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002 dengan memperhitungkan beberapa ketentuan umum antara lain :

1. Gempa Rencana dan Kategori Gedung 2. Struktur Gedung Beraturan dan Tidak

Beraturan 3. Daktilitas Struktur Bangunan dan

Pembebanan Nominal

2.3 Konsep Perancangan Struktur Tahan Gempa Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum ( δm ) yang sama dalam kondisi diambang keruntuhan, Apabila Ve adalah pembebanan maksimum akibat pengaruh Gempa Rencana yang dapat diserap oleh struktur bangunan gedung elastik, dan Vy adalah pembebanan yang menyebabkan pelelehan pertama di dalam struktur bangunan gedung, maka dengan asumsi bahwa struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum ( δm ) yang sama, maka berlaku : Vy = Ve / µ Dimana : µ = faktor daktilitas struktur bangunan gedung Apabila Vn adalah pembebanan Gempa Nominal akibat pengaruh Gempa Rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan struktur bangunan gedung, maka berlaku : Vn = Vy / f1 = Ve / R Dimana : f1 = faktor tahanan lebih beban yang nilainya ditetapkan 1,6

R = faktor reduksi gempa (Tabel. 2 SNI 03-1726-2002)

Seperti yang terdapat pada Gambar Diagram beban – simpangan dibawah ini.

Vm menunjukkan pembebanan gempa maksimum akibat pengaruh Gempa Rencana yang dapat diserap oleh struktur bangunan gedung dengan pengerahan faktor tahanan lebih ( f ) yang terkandung di dalam struktur tersebut. δn dan δy menunjukkan simpangan yang terjadi akibat Vn dan Vy, yang mana pada Vn menunjukkan simpangan yang terjadi akibat pengaruh gempa nominal rencana yang harus ditinjau dan pada Vy menunjukkan simpangan yang terjadi pada saat pelelehan pertama tulangan, yang mana untuk perancangan ini hal tersebut digunakan sebagai acuan untuk perancangan tahan gempa. Gambar diatas juga menunjukkan bahwa simpangan ( δ ) yang diakibatkan oleh beban gempa nominal statik ekuivalen ( F1 ) disebabkan oleh terjadinya perubahan sifat gedung dari elastis menjadi daktail, dimana hal ini menyebabkan struktur gedung tersebut mengalami kerusakan tetapi tidak sampai roboh.

2.4 Syarat Perencanaan Struktur Gedung Tahan

Gempa Syarat perencanaan struktur gedung tahan gempa berdasarkan SNI 03-1726-2002 adalah:

1. Menghindari terjadinya korban jiwa manusia oleh runtuhnya gedung akibat gempa yang kuat.

2. Membatasi kerusakan gedung akibat gempa ringan sampai sedang, sehingga masih dapat diperbaiki.

3. Membatasi ketidaknyamanan penghunian bagi penghuni gedung ketika terjadi gempa ringan sampai sedang.

4. Mempertahankan setiap saat layanan vital dari fungsi gedung.

2.5 Konsep Strong Column Weak Beam

Struktur gedung yang terjadi harus memenuhi syarat “Strong Column Weak Beam”, yang artinya ketika struktur gedung memikul pengaruh gempa rencana, maka sendi-sendi plastis di dalam struktur gedung tersebut hanya boleh terjadi pada ujung-ujung balok, kaki kolom dan pada kaki dinding geser saja.

Oleh karena itu kolom-kolom selalu didesain 20 % lebih kuat dari balok-balok di suatu hubungan balok kolom (HBK) atau dapat dirumuskan sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 23.4 (2) menjadi :

ge MM ∑

≥∑5

6

dimana :

eM∑ = jumlh momen dimuka HBK sesuai

disain lentur nominal kolom-kolom

gM∑ = jumlh momen dimuka HBK sesuai

disain lentur nominal balok-balok.

2.6. Hubungan Balok Kolom Hubungan Balok Kolom (HBK) atau beam column joint mempunyai peranan yang sangat

Page 5: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

5

5

penting dalam perencanaan struktur beton dengan SRPM. Integritas menyeluruh SRPM sangat tergantung dari perilaku HBK. Degradasai pada HBK akan menghasilkan deformasi lateral besar yang dapat menyebabkan kerusakan berlebihan atau bahkan keruntuhan (Purwono, 2005). Pada struktur statis tak tentu, hubungan balok kolom merupakan satu – satunya pemegang peran agar sistem pengekangan terhadap free rotations of the beam tidak akan terjadi. Sistem pengekangan akan terjadi dengan baik apabila balok, joint dan kolom merupakan satu kesatuan yang monolit dan kaku (Widodo, 2007).

2.7. Perancangan Kuat Geser Kegagalan geser sifatnya getas, mendadak

dan tanpa peringatan. Karakteristik ini tentunya tidak dikehendaki pada struktur beton bertulang tahan gempa. Oleh karena itu, supaya tidak terjadi kegagalan geser mendahului kegagalan lentur, maka tulangan geser harus didesain sedemikian rupa untuk menahan beban geser yang terjadi (Purwono, 2005).

Biasanya komponen struktur akan terkena beban gempa lebih besar dari beban yang ditentukan oleh peraturan waktu terkena gempa bumi sesungguhnya, karena itu perencanaan dengan kombinasi beban saja dipandang belum aman, mengingat tegangan tulangan dapat lebih dari fy sehingga akan timbul gaya geser lebih besar dari perencanaan itu.

Atas dasar itulah, untuk merancang komponen – komponen HBK diperlukan perancangan geser yang baik.

Untuk perancangan geser ini, faktor yang paling menentukan adalah luas efektif ( Aj ) dari HBK. Untuk komponen HBK yang dikekang di tiga sisinya atau dua sisi yang berlawanan menerima beban lentur dan kombinasi lentur aksial harus di desain dengan gaya geser yang didapat dari momen maksimum yang mungkin terjadi (Mpr) yang merupakan momen kapasitas balok dengan tegangan tulangan sebesar = 1,25 Aj -/ f’c. Apabila HBK yang terkekang di seluruh mukanya atau ke-empat mukanya, maka kapasitas gesernya = 1,7 Aj -/ f’c.

BAB III METODOLOGI

3.1 Umum

Bab metodologi akan menguraikan dan menjelaskan urutan pelaksanaan penyelesaian Tugas Akhir. Urutan pelaksanaan dimulai dari pengumpulan data perancangan dan studi literatur, sampai mencapai tujuan akhir dari analisa struktur dan hasil yang akan disajikan.

3.2 Pengumpulan Data Perancangan Dan Studi

Literatur Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-

data yang diperlukan antara lain : Nama Bangunan : Gedung Badan Perencanaan

Pembangunan Kota Nangroe Aceh Darussalam

Lokasi : jalan Tgk. Daud Beureueh No. 26.

Fungsi : Perkantoran Jumlah lantai : 7 lantai Tinggi Gedung : 28 m Mutu beton (f’c) : 30 Mpa Mutu baja (fy’) : 400 Mpa (fy’) : 240 Mpa Ketinggian lantai : Lantai 1-7 = 4 m Struktur Utama : Struktur beton bertulang

3.3 Pre-eliminary Design 3.3.1 Perancangan Dimensi Balok Induk

Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.2.2 pada tabel 8

3.3.2 Perancangan Dimensi Balok Anak Untuk dimensi balok anak, menggunakan rumus yang berlaku pada perancangan balok induk atau diambil dari 2/3 dari dimensi balok induk.

3.3.3 Perancangan Dimensi Kolom Adapun rumus yang digunakan untuk merancang dimensi kolom :

A

Nf uk

c ='

cc ff '3

1' =

Dimana : Nuk = beban aksial yang diterima kolom (kg)

A = luas penampang kolom (cm2)

Page 6: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

6

6

cf ' = tegangan ijin (kg/cm2)

f’c = kuat tekan beton (kg/cm2) 3.3.4 Perancangan Ketebalan Pelat

Perhitungan ketebalan pelat berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3.3 3.4 Perancangan Struktur Sekunder

Struktur sekunder dirancang terpisah dari struktur utama karena struktur sekunder hanya meneruskan beban yang ada pada struktur utama.

3.4.1 Perancangan Tulangan Pelat Tulangan dirancang setelah memperhitungkan beban yang akan diterima. Dalam perhitungan tulangan digunakan rasio tulangan : ρmin < ρperlu< ρmax

3.4.2 Perancangan Tulangan Tangga Untuk penulangan tangga, perhitungan penulangan bordes dan pelat dasar tangga dilakukan sama dengan perancangan tulangan pelat dengan anggapan tumpuan sederhana. Gaya-gaya dalam dianalisa dengan perhitungan mekanika tenik manual biasa atau juga bisa dengan menggunakan program bantu.

3.4.3 Perancangan Tulangan Balok Anak Dari beban pelat yang t erjadi, kita akan menggunakannya untuk menghitung momen dan gaya geser seta penulangannya (sama dengan penulangan pelat).

3.5 Pembebanan

Pembebanan dikelompokkan menjadi dua macam sesuai dengan arah gaya yang diterima.

3.5.1 Beban Vertikal Terdiri dari :

a) Beban Mati (PPIUG 1983). b) Beban Hidup (PPIUG 1983).

3.5.2 Beban Horizontal Terdiri dari beban gempa (SNI 03-1726-2002). 3.5.3 Kombinasi Pembebanan

Kombinasi pembebanan diatur dalam SNI 03-2847-2002 pasal 11.2 U = 1,4D U = 1,2D + 1,6L U = 1,2D + 1,0L ± 1,0E U = 0,9D ± 1,0E

3.6 Analisa Struktur Gaya-gaya dalam pada rangka utama

diperoleh dengan bantuan program ETABS v.9. 3.7 Perhitungan Tulangan Struktur Utama

Setelah seluruh perhitungan pembebanan selesai, maka dapat dilanjutkan dengan perhitungan penulangan dari struktur utama yang ada dengan bantuan perangkat lunak ETABS v.9.

3.7.1 Penulangan Balok Induk Cara perhitungan sama dengan penulangan

balok anak, tetapi terdapat persyaratan tambahan yang diberikan oleh SNI 03-2847-2002 pasal 23.3.2 :

• Tulangan minimal harus sedikitnya

cy

w ff

db'

4dan

y

w

f

db4,1 pada tiap

potongan atas dan bawah, kecuali ketentuan pada SNI 03-2847-2002 pasal 12.5.3 dipenuhi.

• Ratio tulangan ρ < 0,025. • Kekuatan momen positif di muka kolom ≥

½ kuat momen negatif di muka kolom. • Sedikitnya dipasang 2 tulangan diatas dan

bawah di tiap potongan secara menerus. • Di tiap potongan sepanjang komponen

tidak boleh ada kuat momen negatif maupun positif yang kurang dari ¼ kuat momen maksimum yang terpasang di kedua muka kolom.

Untuk penulangan gesernya terdapat pada SNI 02-2847-2002 pasal 23.3.3.

3.7.2 Penulangan Kolom Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan hasil output perangkat lunak SAP 2000 yang kemudian menjadi input untuk perangkat lunak PCA-COL. Perangkat lunak PCA-COL dapat membantu kita dalam merencanakan tulangan kolom. Untuk kuat lentur kolom harus memenuhi

berikut ini :

ge MM

≥∑5

6

3.7.3 Hubungan Balok Kolom Pada gambar berikut ini dapat dilihat hubungan balok kolom beserta gaya-gaya yang bekerja.

3.8 Perancangan Bangunan Bawah

1. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang � Menentukan kedalaman tiang pancang � Menghitung daya dukung pancang : � Menghitung kebutuhan tiang pancang : � Cek tegangan yang terjadi : � Menghitung efisiensi satu tiang pancang

2. Perencanaan Poer

� Merencanakan ketingian (h) poer � Menentukan momen yang teradi : Mu = ( P.x ) – ( 1/2×q×l2 ) � Menghitung penulangan

� Kontrol dimensi poer :

T1

T2 C1 = T1

C2 = T2

Vu

Mu Mpr -

Vu

MuMpr +

x

KolomBalok

Page 7: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

7

7

3.9 Gambar Struktur Penggambaran gambar rencana dan detailnya dilakukan dengan program Autocad.

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pre - eliminary design

Pre -eliminary design merupakan perencanaan dimensi awal struktur yang meliputi perencanaan balok, pelat, kolom dan sloof sebagai elemen - elemen dari gedung. Komponen struktur beton bertulang yang mengalami lentur harus dirancang supaya memiliki kekuatan yang cukup untuk membatasi lendutan atau deformasi apapun yang mungkin memperlemah struktur pada beban kerja.

Bahan yang dipakai untuk struktur gedung ini adalah beton bertulang. Data-data bahan konstruksi sebagai berikut :

• Mutu Beton (fc’) : 30 Mpa • Mutu Baja (fy) : 400 Mpa • Jenis Gedung : Kantor • Luas Bangunan : 30 x 24 = 720 m2 • Tinggi Bangunan Atas : 7 Lantai • Zona Gempa : 6

4.1.1 Dasar Perhitungan

Adapun peraturan yang digunakan dalam perencanaan gedung ini adalah :

• Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002)

• Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002)

• Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1983 (PPIUG 1983)

4.1.2 Perencanaan Dimensi Balok

Dalam perhitungan dimensi balok ini, diambil dari balok lantai 2 sampai dengan lantai 7 , sesuai dengan gambar denah yang terlampir. Sehubungan dengan panjang balok yang sama pada tiap lantai, maka dimensi balok dihitung secara melintang dan memanjang.

Balok yang dihitung merupakan balok non prategang dengan tipe balok atau pelat rusuk dua arah yang berada pada dua tumpuan sederhana. Perhitungan ini berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.2 pada tabel 8.

Tabel 4.1 : Rekapitulasi Dimensi Balok

NO TYPE BALOK DIMENSI BALOK 1 B1 40/50 2 B2 40/50 3 B3 30/40

4.1.3 Perencanaan Dimensi Kolom

Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 10.8.1 : kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum dari beban

terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Dari perhitungan didapatkan dimensi kolom : K1 : 70/70

4.1.4 Perencanaan Dimensi sloof

Diambil bentang terpanjang = 600 cm (diasumsi kolom sloof jepit-jepit).

Esloof = Ekolom → 4700'

cf = 4700 30

= 25742,96 Mpa

Ikolom = 3hb12

1 ×× = 4h 12

1 × = 46012

1 × =

520.833,33 cm4 Lkolom = 450 cm (diambil yang terpanjang)

Isloof = 3h b 12

1 ×× → b = h3

2 ×

= 3hh3

2

12

1 ×

×× = 4h18

1 ×

sloof

sloof

kolom

kolom

L

EI

L

EI =

450

833,33 520 =

60018

1 4h×

h = 60,49 cm → 60 cm → Maka dipakai 65 cm

b = h3

2 × = 3

2× 65 = 43,33 cm

→ Untuk keamanan b dipakai 45 cm Jadi dimensi sloof yang dipakai adalah 45/65 cm

4.1.5 Perencanaan Dimensi Tebal Pelat Peraturan yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan besar beban yang bekerja pada struktur pelat adalah Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 (PPIUG 1983). Perletakan pada pelat diasumsikan sebagai perletakan jepit penuh.

1. Tabel 4.2 Tipe Pelat Lantai P L Ln Sn

cm cm P1 P2 L1 L2 cm cm

1 S1 600,0 300,0 40/50 30/40 40/50 40/50 560,0 265,0 2,11 1 arah

2 S2 300,0 300,0 40/50 40/50 30/40 30/40 270,0 260,0 1,0 2 arah

3 S3 600,0 240,0 40/50 40/50 40/50 30/40 565,0 200,0 2,83 1 arah

KetNO ββββTYPEDIMENSI BALOK TEPI PELAT

4.1.6 Penentuan Tebal Pelat

4.1.7 Tabel 4.4 : Tebal Pelat

NO TYPE Ln fy ββββ ααααm h h

min h

pakai

cm

Mpa cm cm cm

1 S1 560,0

400

1,14

20,30

12,90

9,00

12,91

2 S2 270,0

400

1,36

21,71

5,97

9,00

12,00

3 S3 565,0

400

1,15

18,76

12,99

9,00

12,00

4.2. Perencanaan Struktur Pelat

Page 8: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

8

8

Data-data perencanaan dalam perhitungan pelat menurut SNI -03-2847-2002, Pasal 9.7.(1)c adalah

• Mutu beton (fc’) = 30 Mpa • Mutu baja (fy) = 240 Mpa • Selimut beton = 20 mm ......(SNI-03-2847-2002 psl 9.7.1) • Rencana Ø tulangan = Ø 12 mm

4.2.1 Pembebanan Pelat

• Pada perhitungan Penulangan Pelat Lantai Arah Sumbu X: − Tumpuan : Ø12–150 mm − Lapangan : Ø12–150 mm − Susut + Suhu : Ø8–200 mm

• Pada perhitungan Penulangan Pelat Lantai Arah

Sumbu Y: − Tumpuan : Ø12–150 mm − Lapangan : Ø12–150 mm − Susut + Suhu : Ø8–200 mm

4.3. Perencanaan Tangga Dan Bordes

Tangga adalah bagian dari elemen konstruksi yang berfungsi sebagai penghubung antara lantai bawah dengan lantai diatasnya dan harus ada pada bangunan bertingkat, baik sebagai tangga utama maupun tangga darurat.

4.4 Perencanaan Balok Anak

4.5. Perhitungan Balok Penggantung Lift

BAB V

PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER

Tabel 5.1 : Beban Ekivalen Pelat Atap No Pelat Lx Ly qD qL Luas qeq D qeq L

(m) (m) (kg/m²) (kg/m²) Tributari (kg/m) (kg/m)1 S1 3,000 6,000 368 72 Segitiga 368,00 72,00

Trapesium 506,00 99,00

Tabel 5.2 :Beban ekivalen pelat lantai No Pelat Lx Ly qD qL Luas qeq D qeq L

(m) (m) (kg/m²) (kg/m²) Tributari (kg/m) (kg/m)1 S1 3,000 6,000 412 150 Segitiga 412,00 150,00

Trapesium 566,50 206,25 2 S2 3,000 3,000 412 150 Segitiga 412,00 150,00

Trapesium 412,00 150,00 3 S3 2,400 6,000 412 150 Segitiga 329,60 120,00

Trapesium 468,03 170,40

Pusat massa bangunan dan pusat kekakuan struktur

X Y X Y0 0,00 14,29 11,65 15,00 12,001 4,50 14,29 11,65 15,00 12,002 8,50 14,29 11,65 15,00 12,003 12,50 14,29 11,65 15,00 12,004 16,50 14,29 11,65 15,00 12,005 20,50 14,29 11,65 15,00 12,006 24,50 14,29 11,65 15,00 12,007 28,00 15,00 12,00 15,00 12,00

KoordinatPusat Massa Pusat Kekakuan

KoordinatLantai Elevasi

Tabel 5.5 Eksentrisitas antara pusat massa

dan pusat kekakuan struktur

ex ey0 0,00 0,714 0,3501 4,50 0,714 0,3502 8,50 0,714 0,3503 12,50 0,714 0,3504 16,50 0,714 0,3505 20,50 0,714 0,3506 24,50 0,714 0,3507 28,00 0,000 0,000

ElevasiLantaiKoordinat

D12 - 150

D12 - 150D12 - 150

D12 - 150

D12

- 1

50

D12

- 1

50D

12 -

150

Ø12 - 100

Ø8

- 20

0

Ø12 - 100

Ø8

- 20

0

Ø12 - 100

Ø12 - 100

Ø8

- 20

0

Ø8

- 20

0

Ø8

- 20

0

Ø8

- 20

0

30

1228

2 Ø 19

30

1228

2 Ø 19

3 Ø 19

3 Ø 19

Tulangan Tumpuan Tulangan Lapangan

Ø 10 - 200 Ø 10 - 200

3 Ø 19

30

403 Ø 19

5 Ø 19

Tulangan Tumpuan Tulangan Lapangan

Ø 10 - 200 Ø 10 - 200

30

405 Ø 19

Page 9: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

9

9

Eksentrisitas rencana

edx edy edx edy2,571 1,725 -0,786 -0,8502,271 1,725 -0,786 -0,850

2,571 1,725 -0,786 -0,8502,571 1,725 -0,786 -0,850

2,571 1,725 -0,786 -0,8502,571 1,725 -0,786 -0,8502,571 1,725 -0,786 -0,850

1,500 1,200 -1,500 -1,200

ed = 1.5 e + 0.05 b ed = e - 0.05 b

Dengan eksentrisitas rencana maka diperoleh pusat massa baru yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.7 Pusat massa baru

X Y X Y0 0,00 16,86 13,38 13,50 10,801 4,50 16,56 13,38 13,50 10,80

2 8,50 16,86 13,38 13,50 10,803 12,50 16,86 13,38 13,50 10,804 16,50 16,86 13,38 13,50 10,80

5 20,50 16,86 13,38 13,50 10,806 24,50 16,86 13,38 13,50 10,80

7 28,00 16,50 13,20 13,50 10,80

ed = e - 0.05 bKoordinatLantai Elevasi

ed = 1.5 e + 0.05 bKoordinat

Translasi dan Momen of Inersia Tabel 5.7 Translasi dan Momen of Inersia

Berat Lantai U1 U2 MMI (R3)

(kg) (kg/dt2/m) (kg/dt2/m) (kg/dt2m2/m)

7 353.024,66 36.022,92 36.022,92 4.430.819,71

6 629.906,26 64.276,15 64.276,15 7.905.966,32

5 652.586,26 66.590,43 66.590,43 8.190.623,47

4 652.586,26 66.590,43 66.590,43 8.190.623,47

3 652.586,26 66.590,43 66.590,43 8.190.623,47

2 652.586,26 66.590,43 66.590,43 8.190.623,47

1 661.327,51 67.482,40 67.482,40 8.300.335,07

0 279.005,15 28.469,91 28.469,91 3.501.799,33

Lantai

Faktor Respons Gempa Rencana WG 6

BAB VI ANALISA STRUKTUR UTAMA

5.9 Respons Spektrum Tabel 5.8 Respons Spektrum

0,00 0,3600 0,04235

0,20 0,9000 0,10588

0,40 0,9000 0,10588

0,60 0,9000 0,10588

0,80 0,6750 0,07941

1,00 0,5400 0,06353

1,20 0,4500 0,05294

1,40 0,3857 0,04538

1,60 0,3375 0,03971

1,80 0,3000 0,03529

2,00 0,2700 0,03176

2,20 0,2455 0,02888

2,40 0,2250 0,02647

2,60 0,2077 0,02443

2,80 0,1929 0,02269

3,00 0,1400 0,01647

T C I / R C terkoreksi

0,1176

Tabel 5.10 Respons Spektrum

Gambar 5.10 Grafik Respons spektrum gempa

rencana

Gambar 5.10 Rangka Portal 3D

Rekapitulasi berat total bangunan

Page 10: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

10

10

Luas Lantai Beban Mati 50 % Beban Hidup Jumlah Bebanm² Kg Kg Kg

Atap 720,00 353.024,66 36.000,00 389.024,66

6 680,40 629.906,26 85.050,00 714.956,26

5 680,40 652.586,26 85.050,00 737.636,26

4 680,40 652.586,26 85.050,00 737.636,26

3 680,40 652.586,26 85.050,00 737.636,26

2 680,40 652.586,26 85.050,00 737.636,26

1 680,40 661.327,51 85.050,00 746.377,51 4.082,40 Berat Total Bangunan 4.411.878,81

Lantai

12 Kontrol waktu getar alami fundamental arah sumbu x Tabel 5.10 Kontrol waktu getar alami fundamental arah

sumbu x Zi Wi Wi X Zi Fi di Wi x di^2 Fi x di

(m) (kg) (kgm) (kg) (m) (kgm2) (kgm)atap 28,00 389.024,66 10.892.690,48 72.046,28 0,0217 183,19 1.563,40

6 24,50 714.956,26 17.516.428,37 ######### 0,0201 288,85 2.328,72

5 20,50 737.636,26 15.121.543,33 ######### 0,0178 233,71 1.780,30

4 16,50 737.636,26 12.170.998,29 80.501,25 0,0148 161,57 1.191,42

3 12,50 737.636,26 9.220.453,25 60.985,79 0,0111 90,88 676,94

2 8,50 737.636,26 6.269.908,21 41.470,34 0,0070 36,14 290,29

1 4,50 746.377,51 3.358.698,80 22.215,06 0,0030 6,72 66,65

Jumlah 4.800.903,47 74.550.720,73 1.001,07 7.897,72

Lantai

Tabel 5.13 Kontrol waktu getar alami fundamental arah

sumbu Y Zi Wi Wi X Zi Fi di Wi x di^2 Fi x di(m) (kg) (kgm) (kg) (m) (kgm2) (kgm)

atap 28,00 389.024,66 10.892.690,48 72.046,28 0,0197 150,98 1.419,31

6 24,50 714.956,26 17.516.428,37 ######### 0,0184 242,06 2.131,77

5 20,50 737.636,26 15.121.543,33 ######### 0,0163 195,98 1.630,27

4 16,50 737.636,26 12.170.998,29 80.501,25 0,0136 136,43 1.094,82

3 12,50 737.636,26 9.220.453,25 60.985,79 0,0102 76,74 622,06

2 8,50 737.636,26 6.269.908,21 41.470,34 0,0065 31,17 269,56 1 4,50 746.377,51 3.358.698,80 22.215,06 0,0029 6,28 64,42

Jumlah 4.800.903,47 74.550.720,73 839,63 7.232,20

Lantai

Tabel 5.14 Hasil dari modal participating mass ratios

Mode Period UX UY UZ SumUX SumUY SumUZ

1 1,422926 65,579 12,4102 0 65,579 12,4102 0

2 1,397038 14,6232 66,5919 0 80,2023 79,0021 0

3 1,185962 2,1134 3,3909 0 82,3157 82,393 0

4 0,447652 7,8444 1,8371 0 90,16 84,2301 0

5 0,43996 2,1414 7,9878 0 92,3015 92,2179 0

6 0,374527 0,2658 0,4337 0 92,5673 92,6516 0

7 0,244553 2,8193 0,8831 0 95,3867 93,5348 0

Simpangan struktur akibat gempa dinamis arah x & y Z

(m) X (mm) Y (mm) X (mm) Y (mm)7 28,00 32,39 12 11,51 33,566 24,50 30,63 11,41 10,83 31,85 20,50 27,9 10,44 9,95 28,784 16,50 23,32 8,78 8,29 24,23 12,50 18,05 6,83 6,34 18,732 8,50 11,41 4,49 4,2 11,81 4,50 5,07 1,85 1,95 5,46

Base 0,00 0 0 0 0

TingkatRSP X RSP Y

Tabel 5.14 Kontrol simpangan antar tingkat arah sumbu x

Z ∆s Drift (∆s) Syarat Drift (∆s) ∆m Drift ( ∆m) Syarat Drift (∆m)

(m) X (mm) Y (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)7 28,00 32,39 12 32,39 1,76 14,12 10,47 -5,77 80 Ok6 24,50 30,63 11,41 30,63 2,73 14,12 16,24 -11,01 80 Ok5 20,50 27,9 10,44 27,90 4,58 14,12 27,25 -4,11 80 Ok4 16,50 23,32 8,78 23,32 5,27 14,12 31,36 -8,15 80 Ok3 12,50 18,05 6,83 18,05 6,64 14,12 39,51 1,79 80 Ok2 8,50 11,41 4,49 11,41 6,34 14,12 37,72 7,56 80 Ok1 4,50 5,07 1,85 5,07 5,07 14,12 30,17 30,17 80 Ok

Base 0,00 0 0 0,00 0,00 14,12 0,00 0,00 80 Ok

Ket.TingkatRSP X

Tabel 5.15 Kontrol simpangan antar tingkat arah sumbu y

Z ∆s Drift (∆s) Syarat Drift (∆ s) ∆m Drift ( ∆m) Syarat Drift ( ∆m)

(m) X (mm) Y (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)7 28,00 11,51 33,56 33,56 1,76 14,12 10,47 -7,50 80 Ok6 24,50 10,83 31,8 31,80 3,02 14,12 17,97 -9,28 80 Ok5 20,50 9,95 28,78 28,78 4,58 14,12 27,25 -5,30 80 Ok4 16,50 8,29 24,2 24,20 5,47 14,12 32,55 -8,69 80 Ok3 12,50 6,34 18,73 18,73 6,93 14,12 41,23 3,51 80 Ok2 8,50 4,2 11,8 11,80 6,34 14,12 37,72 5,24 80 Ok1 4,50 1,95 5,46 5,46 5,46 14,12 32,49 32,49 80 Ok

Base 0,00 0 0 0,00 0,00 14,12 0,00 0,00 80 Ok

TingkatRSP Y

Ket.

5.7. Perancangan Penulangan Balok Induk

Tabel 5.16 Hasil analisa struktur balok 40/50 As 3/A-B

Momen Momen

(kg-m) (kN-m)

Tump. Kiri -11.477,17 -114,77

Lapangan 5.439,46 54,39

Tump. Kanan -11.837,39 -118,37

Tump. Kiri -1.087,80 -10,88

Lapangan 560,78 5,61

Tump. Kanan -1.158,01 -11,58

Tump. Kiri 4.632,53 46,33

Lapangan 502,23 5,02

Tump. Kanan 4.407,49 44,07

Tump. Kiri 14.628,49 146,28

Lapangan 1.585,98 15,86

Tump. Kanan 13.918,89 139,19

Tump. Kiri -16.068,04 -160,68

Lapangan 7.615,25 76,15

Tump. Kanan -16.572,34 -165,72

Tump. Kiri -11.417,25 -114,17

Lapangan 5.456,29 54,56

Tump. Kanan -11.811,66 -118,12

Tump. Kiri -15.513,08 -155,13

Lapangan 7.424,60 74,25

Tump. Kanan -16.057,69 -160,58

Tump. Kiri -10.329,45 -103,29

Lapangan 4.895,52 48,96

Tump. Kanan -10.653,65 -106,54

Tump. Kiri -10.329,45 -103,29

Lapangan 4.895,52 48,96

Tump. Kanan -10.653,65 -106,54

Tump. Kiri -14.860,40 -148,60

Lapangan 7.088,13 70,88

Tump. Kanan -15.362,88 -153,63

Tump. Kiri -14.860,40 -148,60

Lapangan 7.088,13 70,88

Tump. Kanan -15.362,88 -153,63

8

0,9DL + 1,0LL

1,2DL + 1,6LL

0,9DL ± 1,0RSPx

Lokasi

4

5

6

7

0,9DL ± 1,0RSPy

1,2DL + 1,0LL ± 1,0RSPx

1,2DL + 1,0LL ± 1,0RSPy

No Beban

RSPY

1,4 DL

RSPX

Hidup LL

Mati DL1

9

10

11

2

3

Keterangan : RSPX = respon spektrum arah sumbu x RSPY = respon spektrum arah sumbu y

120

500

400

40

TUM PUAN LAPANGAN

2 D22

2 D22

4 D22

Ø 12-300

40 40

120

500

400

40

2 D22

2 D22

2 D22

Ø 12-200

40 40

Page 11: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

11

11

1000 4000700 1000 700

12 D22< 50 mm

2h

4 D22

12 D22

4 D22

2 D22

2 D22

2 D12-300 2 D12-200 2 D12-300

6000

1000 4000700 1000 700

< 50 mm

2h

2 D22

2 D22

2 Ø12-200

6000

Penulangan Balok Interior

500

500

Penulangan Balok Eksterior

< 50 mm

2h

4 D22

2 D22

4 D22

2 D22

2 D12-300 2 D12-300

< 50 mm

5.9. Perhitungan Struktur Kolom Tabel 5.17 Hasil Analisa Kolom 70/70 As B/3 Lt.01 Atas

P Mx My

KN kN-m kN-m

1 Mati (DL) -5.067,82 -1,42 -7,1

2 Hidup (LL) -278,09 -0,07 -0,16

3 RSPX 3,22 29,57 -9,94

4 RSPY 10,2 91,30 -6,56

5 1,4 DL -7.094,94 -1,99 -9,94

6 0,9DL + 1,0LL -4.839,12 -1,34 -6,56

7 1,2DL + 1,6LL -6.526,32 1,29 -8,78

8 0,9DL ± 1,0RSPx -4.561,03 -1,28 -6,39

9 0,9DL ± 1,0RSPy -4.561,03 -1,28 -6,39

10 1,2DL + 1,0LL ± 1,0RSPx -6.359,46 -1,77 -8,69

11 1,2DL + 1,0LL ± 1,0RSPy -6.359,46 -1,77 -8,69

No Beban

Tabel 5.18 Hasil Analisa Kolom 70/70 As B/3 Lt.01 Bawah

P Mx My

KN kN-m kN-m

1 Mati (DL) -5252,54 0,88 3,79

2 Hidup (LL) -278,09 0,15 0,03

3 RSPX 3,22 94,94 5,3

4 RSPY 10,2 298,32 3,44

5 1,4 DL -7353,55 1,23 5,3

6 0,9DL + 1,0LL -5005,37 0,94 3,44

7 1,2DL + 1,6LL -6747,98 -1,81 4,59

8 0,9DL ± 1,0RSPx -4727,28 0,79 3,41

9 0,9DL ± 1,0RSPy -4727,28 0,79 3,41

10 1,2DL + 1,0LL ± 1,0RSPx -6581,13 1,20 4,57

11 1,2DL + 1,0LL ± 1,0RSPy -6581,13 1,20 4,57

No Beban

LAPANGAN

900

1700

900

500 700

700

40

40 4028 D22

40

TUMPUAN

4500

500

6D12-100

6D12-100

28 D22

4D12-125

28 D22

6D12-100

28 D22

900

700

700

40

40 4028 D22

40

4D12-125

Gambar 5.23 Detail penulangan kolom

5.8.3. Hubungan Balok Kolom Eksterior

M u = 240,99 kN -m

V h = 137 ,71 kN

K olomA tas

K o lomB aw ah

C 1 = T1

M pr(-) = 481 ,99 kN -m

T 1 = 1 .520 ,5kN

B alokK an an

A s = 8 D 2 2

M u = 240 ,99 kN -m

V h = 137 ,71 kN

BAB VI

PERENCANAAN PONDASI 6.1 Umum Berdasarkan hasil penyelidikan tanah bangunan disekitar lokasi proyek Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Kota NAD ini, maka pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang. Daya dukung tiang pada tanah pondasi diperoleh dari jumlah daya dukung terpusat tiang dan tahanan geser tiang.

Tabel 6.1 Intensitas Gaya Geser Dinding Tiang

Gambar 6.1 Lay out pondasi

Direncanakan memakai tiang pancang :

A

B

C

D

E

1 2 3 4 5 6

A

A

Page 12: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

12

12

Standard PenetrationTest

dark grey to greenish grey,silty clay and sandy siltwith traces of fine and

shell fragments

15

16

SoilDescription

Dep

th (

m)

14

13

12

0 10

Ujung Tiang

5020 30 40

D

L = 1,60 m 4D = 1,60 m

a

b

Diameter tiang pancang (D) = 40 cm Panjang tiang pancang = 15 m Luas tiang pancang (Ab) = ¼ π D2 = 0,126 m2 Keliling tiang pancang (U) = π D = 1,26 m Dari data SPT diperoleh nilai : Daya dukung ijin pondasi dalam dihitung berdasarkan data nilai SPT-N dari hasil boring dengan menggunakan metode Meyerhoff dan faktor keamanan 3. Dari data SPT-N titik BH I dengan kedalaman 15 m didapat :

a) Harga N pada ujung tiang N1 = 49 b) Harga N rata-rata pada jarak 4D (4x40 = 160 cm)

dari ujung tiang :

25,444

404345492 =+++=N

625,462

25,4449

221 =+=+= NN

N

Nilai fb diperoleh dari gambar di bawah ini :

Gambar 6.2 Diagram Untuk Mencari L

a) Daya dukung pada ujung tiang berdasarkan diagram perhitungan intensitas daya dukung ultimate tanah pondasi pada ujung tiang :

00

10

fb/N

30

40

Untuk tiang pipa baja yang terbuka ujungnya

L/D

10 15

Untuk tiang pancang biasa

20

54

18

Gambar 6.3 Diagram Perhitungan Dari Intesitas Daya Dukung

Ultimate Tanah Pondasi Pada Ujung Tiang (fb) Dari gambar 6.1 didapat L = 1,60 m

L/D = 40,060,1 = 4

sehingga dari gambar 6.2 didapat fb/ N = 18

fb = 18N = 4918× = 882 t/m2

Kemampuan daya dukung ujung tiang

Qp = fb Ab = mmt 126,0/882 2 × = 111,132

ton Tabel 6.2 Perhitungan Intensitas Gaya Geser Dinding Tiang Pancang

Kedalaman

(m)

Ketebalan lapisan

(li) (m)

Tanah

Harga

rata-rata

N

fi (ton/m2

)

li fi (ton/m

)

0 – 8 8 Lempung Berlanau Berpasir

19 10 80

8 – 11 3

Pasir Berlanau Berlempung Berkerikil

28 18 54

11 – 15 4

Pasir Berlanau Berlempung Berkerikil

49 29 116

∑∑∑∑li fi = 250

U∑ℓI .fi = 1,26 x 250 = 315 ton Sehingga daya dukung ultimate : Pu =( Qp.A )+ (U∑ℓI .fi ) = 111,132 + 315 = 426,132 ton

Pijin = Pu/ SF = 04,1423

132,426 = ton

Kekuatan bahan Ptiang = 121,10 ton (PT. WIJAYA KARYA) Jadi Kemampuan tiang ditentukan berdasarkan kekuatan bahan : 121,100 Kg 6.1.2. Perhitungan Pondasi Kolom Interior dan

Exterior 6.1.2.1. Perhitungan Pondasi Kolom Interior Type A(As

5– C) Dari hasil analisa ETABS didapatkan gaya dalam sebagai berikut : Axial : P = 474314,7 kg Momen : Mx= 722,97 kg m My =305,462 kg m Gaya Horisontal : Hx = 195,57 kg Hy = 493,69 kg Beban Nominal yang bekerja : Berat sendiri poer : 240080,020,320,2 ××× = 13516,80

Berat sloof : 240050,560,040,0 ××× = 1980,00

Beban aksial kolom : = 202405,00 + Σ P = 217901,80

Kontrol kebutuhan tiang pancang :

⇒≈==∑= buahijinP

Pn 28,1

121100

8,217901 dipakai n = 6 buah

Daya dukung pondasi kelompok menurut Converse Labarre adalah : Efisiensi : ( ή ) = 1 -

−+−

nm

mnnm

S

Dtgarc

..90

).1().1(

Dimana : D = diameter tiang pancang S = jarak antar tiang pancang m = jumlah tiang pancang dalam 1 baris = 3 n = jumlah baris tiang pancang = 2 Efisiensi : (η ) = 1 - ( ) ( )

×××−+×−

2390

3)12(2)13(

1000

400tgarc

Page 13: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

13

13

= 0,75 Sehingga Qijin = 12110075,0 ×

= 90825 kg = 90,825 ton

Momen yang bekerja pada poer akibat adanya gaya horisontal :

xM = 722,97 + 305,462. 0,80 = 967,34 kgm

yM = 195,57 + 493,69. 0,80 = 590,52 kgm

∑∑±±Σ=

2

iy

2ix

.xM.YM

nPi

ii xY

P

Dimana : Pi = Total beban yang bekerja pada tiang yang ditinjau Y i = jarak tiang yang ditinjau dalam arah y xi = jarak tiang yang ditinjau dalam arah x Σ xi

2 = jumlah kuadrat jarak tiang pancang dalam arah x Σ yi

2 = jumlah kuadrat jarak tiang pancang dalam arah y Σ xi

2 = 6.(0,60)2 = 2,16 m2 Σ yi

2 = 4.(1,20)2 = 5,76 m2

kg4,3635416,2

60,052,590

76,5

20,134,967

6

8,217901P1 =×−×+=

kg4,3668216,2

60,052,590

76,5

20,134,967

6

8,217901P2 =×+×+=

kg9,3615216,2

60,052,590

6

8,217901P3 =×−=

kg9,3632016,2

60,052,590

6

8,217901P4 =×+=

kg4,3595116,2

60,052,590

76,5

20,134,967

6

8,217901P5 =×−×−=

kg4,3627916,2

60,052,590

76,5

20,134,967

6

8,217901P6 =×+×−=

Jadi beban maksimal yang diterima 1 tiang adalah 44722,85 kg

maksP = 36682,4 kg < ijinQ = 90825 kg

Daya dukung pondasi kelompok menurut Converse Labarre adalah : Efisiensi : ( ή ) = 1 -

−+−

nm

mnnm

S

Dtgarc

..90

).1().1(

Dimana : D = diameter tiang pancang S = jarak antar tiang pancang m = jumlah tiang pancang dalam 1 baris = 3 n = jumlah baris tiang pancang = 2 Efisiensi : (η ) = 1 - ( ) ( )

×××−+×−

2390

3)12(2)13(

1000

400tgarc

= 0,75 Sehingga Qijin = 12110075,0 ×

= 90825 kg = 90,825 ton

Momen yang bekerja pada poer akibat adanya gaya horisontal :

xM = 722,97 + 305,462. 0,80 = 967,34 kgm

yM = 195,57 + 493,69. 0,80 = 590,52 kgm

∑∑±±Σ=

2

iy

2ix

.xM.YM

nPi

ii xY

P

Dimana : Pi = Total beban yang bekerja pada tiang yang ditinjau Y i = jarak tiang yang ditinjau dalam arah y xi = jarak tiang yang ditinjau dalam arah x Σ xi

2 = jumlah kuadrat jarak tiang pancang dalam arah x Σ yi

2 = jumlah kuadrat jarak tiang pancang dalam arah y Σ xi

2 = 6.(0,60)2 = 2,16 m2 Σ yi

2 = 4.(1,20)2 = 5,76 m2

kg4,3635416,2

60,052,590

76,5

20,134,967

6

8,217901P1 =×−×+=

kg4,3668216,2

60,052,590

76,5

20,134,967

6

8,217901P2 =×+×+=

kg9,3615216,2

60,052,590

6

8,217901P3 =×−=

kg9,3632016,2

60,052,590

6

8,217901P4 =×+=

kg4,3595116,2

60,052,590

76,5

20,134,967

6

8,217901P5 =×−×−=

kg4,3627916,2

60,052,590

76,5

20,134,967

6

8,217901P6 =×+×−=

Jadi beban maksimal yang diterima 1 tiang adalah 44722,85 kg

maksP = 36682,4 kg < ijinQ = 90825 kg

6.1.2.1.1. Perhitungan Poer (Pile Cap) Pada penulangan lentur poer dianalisa

sebagai balok kantilever dengan perletakan jepit pada kolom. Beban yang bekerja adalah beban terpusat dari tiang sebasar P dan berat sendiri poer sebesar q. perhitungan gaya dalam pada poer diperoleh dengan mekanika statis tertentu. Data-data perencanaan : • Dimensi poer ( B x L ) = 3200 x 2200

mm • Tebal poer ( t ) = 800 mm • Diameter tulangan utama = D 19 mm • Tebal selimut beton = 70 mm • Tinggi efektif balok poer

Arah x ( dx ) = 19.70800 21−− = 720,50

mm Arah y ( dy ) = 19.1970800 2

1−−− = 701,50 mm

Page 14: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

14

14

5

3

1

q =8208 kg/m'

Pt = 203980,77 kg

6

4

2

Y

X

70

70

60

100

100

60

60 100 60

30 60

Gambar 6.5 Pembebanan poer ( pada arah X )

Penulangan arah x Berat poer ( )uq = 240080,020,390,0 ×××

= 5529,6kg/m’ Momen yang bekerja pada poer

uM = ( ) ( )212

13 xqxP uo ××−×

= ( ) ( )290,06,55292130,04,366823 ××−××

= 30774,672 kgm = 307746720 Nmm

+××

=yy

c

ff

fb 600

600'85,0 1βρ SNI 03 – 2847 –

2002 Ps. 10.4.3

0325,0400600

600

400

85,03085,0 =

+××=

bρρ ×= 75,0max SNI 03 – 2847 – 2002 Ps.12.3.3

024,00325,075,0max =×=ρ

0035,0min =ρ

28,050,720320008,0

307746720

.. 22=

××==

db

MR u

n φ

68,153085,0

400

'85,0=

×==

c

y

f

fm

0012,0400

28,068,15211

68,15

1211

1 =

××−−×=

−−=

yf

Rnm

ρ < ρ min digunakan ρ min Asperlu = ρ b d

= 0,0035 x 1000 x 720,50 = 2521,75 mm2

Digunakan tulangan lentur bawah D19 – 100 mm

Aspakai =

××100

100019

4

1 2π

= 2835,29 mm2 > 2521,75 mm2…ok!!!! ratio ρ ’ = 0,0035 x 0,50 = 0,0018 As’ perlu = ρ ’ b d

= 0,0018 x 1000 x 720,50 = 1296,90 mm2

Digunakan tulangan lentur atas D13 – 100 mm As’ pakai =

××100

100013

4

1 2π

= 1327,32 mm2 > 1296,90 mm2…ok!!!! Penulangan arah y

Berat poer ( )uq = 240080,020,245,1 ×××

= 6124,8kg/m’

100

5 6

3 4

60

60

100

1 2

Y

X

Pt = 133521,16 kg

60

q = 6681,60 kg/m'

70

70

100

60

60

85

Gambar 6.6 Pembebanan poer ( pada arah Y )

Momen yang bekerja pada poer

uM = ( ) ( )212

12 xqxP uo ××−×

= ( ) ( )245,18,61242185,04,366822 ××−××

= 36112,888 kgm = 361128880 Nmm

+××=

yy

c

ff

fb 600

600'85,0 1βρ SNI 03 – 2847 – 2002 Ps. 10.4.3

0325,0400600

600

400

85,03085,0 =

+××=

bρρ ×= 75,0max SNI 03 – 2847 – 2002 Ps.12.3.3

024,00325,075,0max =×=ρ

0035,0min =ρ

73,050,701240080,0

361128880

.. 22=

××==

db

MR u

n φ

68,153085,0

400

'85,0=

×==

c

y

f

fm

0019,0400

73,068,15211

68,15

1211

1 =

××−−×=

−−=

yf

Rnm

ρ

> ρ min digunakan ρ min

Asperlu = ρ b d

= 0,0035 x 1000 x 701,50 = 2455,25 mm2

Digunakan tulangan lentur bawah D19 – 100 mm

Aspakai =

××100

100019

4

1 2π

= 2833,85 mm2 > 2455,25 mm2…ok!!!! ratio ρ ’ = 0,0035 x 0,50 = 0,0018

As’ perlu = ρ ’ b d

= 0,0018 x 1000 x 701,50 = 1262,7 mm2

Page 15: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

15

15

Digunakan tulangan lentur atas D13 – 100 mm

As’ pakai =

××100

100013

4

1 2π

= 1327,32 mm2 > 1262,7 mm2 …Ok!!!! 6.1.2.1.2. Perhitungan Kontrol Geser Pons dimana :

cβ = rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek pada

kolom

= 700

700 = 1,0

ob = keliling dari penampang kritis pada poer

= 2 (bkolom + d) + 2 (h kolom + d) = 2 × (700 + 720,50) + 2 × (700 + 720,50) = 5682 mm αs = 40, untuk kolom tengah

cV = 6

50,720568230

0,1

21

××

+ = 11211554,86 N

cV = 6

50,7205682302

5682

50,72040,0 ××

+× = 7.663925,81

N

cV = 50,7205682303

1 ××× = 7474369,9N (menentukan)

cVφ = N9,747436960,0 ×

= 4.484621,94 N = 448,46 ton

cVφ > P∑

448,46 ton > 217,901 ton Ketebalan dan ukuran poer memenuhi syarat terhadap geser. hasil analisa ETABS didapat gaya dalam sebagai berikut : Axial : P= 265727,6 kg Momen : Mx= 2382,63 kg m My =2705,33 kg m Gaya Horisontal : Hx= 1872,39 kg Hy = 1629,18 kg Beban Nominal yang bekerja : Berat sendiri poer : 240060,040,240,2 ××× = 8.294,40 Berat sloof : 240050,560,040,0 ××× = 1980,00

Beban aksial kolom : = 245662,00+ Σ P = 255936,4

Kontrol kebutuhan tiang pancang :

⇒≈==∑= buahijinP

Pn 311,2

121100

4,255936 dipakai n = 4 buah

Efisiensi: (η ) = 1 - ( ) ( )

×××−+×−

2290

2)12(2)12(

1200

400tgarc

= 0,79 Sehingga Qijin = 12110079,0 ×

= 95669 kg = 95,66 ton

Momen yang bekerja pada poer akibat adanya gaya horisontal :

xM = 2382,63 + 2705,33. 0,60 = 4005,82 kgm

yM = 1872,39 + 1629,18. 0,60 = 2849,9

kgm

∑∑±±Σ=

2

iy

2ix

.xM.YM

nPi

ii xY

P

Σ xi2 = 4.(0,60)2 = 1,44 m2

Σ yi2 = 4.(0,60)2 = 1,44 m2

kg75,64465

44,1

60,09,2849

44,1

60,082,4005

4

4,255936P1 =×−×+=

kg65,6684044,1

60,09,2849

44,1

60,082,405

4

4,255936P2 =×+×+=

kg55,6112744,1

60,09,2849

44,1

60,082,405

4

4,255936P3 =×−×−=

kg45,6350244,1

60,09,2849

44,1

60,082,405

4

4,255936P4 =×+×−=

Jadi beban maksimal yang diterima 1 tiang adalah 64981,15 kg

maksP = 66840,65 kg < ijinQ = 95669 kg

6.1.2.2.1. Perhitungan Poer (Pile Cap) Pada penulangan lentur poer dianalisa sebagai

balok kantilever dengan perletakan jepit pada kolom. Beban yang bekerja adalah beban terpusat dari tiang sebasar P dan berat sendiri poer sebesar q. perhitungan gaya dalam pada poer diperoleh dengan mekanika statis tertentu. Data-data perencanaan : • Dimensi poer ( B x L ) = 2400 x 2400 mm • Tebal poer ( t ) = 600 mm • Diameter tulangan utama = D 19 mm • Tebal selimut beton = 70 mm • Tinggi efektif balok poer

Arah x ( dx ) = 19.70600 21−− = 520,50 mm

Arah y ( dy ) = 19.1970600 21−−− = 601,50 mm

Penulangan arah x

Berat poer ( )uq = 240060,040,285,0 ×××

= 2937,6kg/m’ Momen yang bekerja pada poer

uM = ( ) ( )212

12 xqxP uo ××−×

= ( ) ( )285,06,29372125,065,668402 ××−××

= 32359,117 kgm = 323591170 Nmm

+××

=yy

c

ff

fb 600

600'85,0 1βρ SNI 03 – 2847 – 2002 Ps. 10.4.3

0325,0400600

600

400

85,03085,0 =

+××=

bρρ ×= 75,0max SNI 03 – 2847 – 2002 Ps.12.3.3

024,00325,075,0max =×=ρ

0035,0min =ρ

62,050,52024008,0

323591170

.. 22=

××==

db

MR u

n φ

Penampang kritis

d/2 d/270

240

6012060240

60 d

Page 16: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

16

16

68,153085,0

400

'85,0=

×==

c

y

f

fm

0016,0400

62,068,15211

68,15

1211

1 =

××−−×=

−−=

yf

Rnm

ρ > ρ min digunakan ρ min

Asperlu = ρ b d

= 0,0035 x 1000 x 520,50 = 1821,75 mm2

Digunakan tulangan lentur bawah D19 – 140 mm

Aspakai =

××140

100019

4

1 2π

= 2025,205 mm2 > 1821,75mm2…ok!!!! ratio ρ ’ = 0,0035 x 0,50 = 0,0018

As’ perlu = ρ ’ b d

= 0,0018 x 1000 x 520,50 = 936,90 mm2

Digunakan tulangan lentur atas D13 – 140 mm

As’ pakai =

××140

100013

4

1 2π

= 948,09 mm2 > 936,90 mm2…ok!!!! Penulangan arah y di pasang sama dengan arah x karena poer yang dipakai berbentuk bujur sangkar. 6.1.2.2.2. Perhitungan Kontrol Geser Pons

Dalam merencanakan tebal poer, harus memenuhi persyaratan bahwa kekuatan gaya geser nominal harus lebih besar dari geser pons yang terjadi. Kuat geser yang disumbangkan beton diambil terkecil dari :

• cV =6

'21

dbf oc

c

××

+

βSNI 03–2847 – 2002 Ps.13.12.2.1.a

• cV =6

'2

dbf

b

d oc

o

s ××

+

×α SNI 03–2847–2002

Ps.13.12.2.1.b

• cV = dbf oc ××× '3

1 SNI 03 – 2847 – 2002

Ps.13.12.2.c

Gambar 6.10 Penampang Kritis pada Pondasi Type B pada As E – 6 dimana :

cβ = rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek pada

kolom

= 700

700 = 1,0

ob = keliling dari penampang kritis pada poer

= 2 (bkolom + d) + 2 (h kolom + d) = 2 × (700 + 520,50) + 2 × (700 + 520,50) = 4482 mm αs = 30, untuk kolom tepi

cV = 6

50,520448230

0,1

21

××

+ = 6388857,73 N

cV = 6

50,5204482302

4482

50,52030 ××

+× = 11.678.695,10 N

cV = 50,5204482303

1 ××× = 4.259.238,49 N

(menentukan)

cVφ = N49,238.259.460,0 ×

= 2.555.943,09 N = 255,95 ton

cVφ > P∑

255,95 ton > 255,93 ton Ketebalan dan ukuran poer memenuhi syarat terhadap geser. 6.2. Perencanaan sloof

Diambil contoh perhitungan pada sloof tengah As 3 (B-C)

Gambar 6.11 – Gambar denah sloof

Gaya aksial kolom = 535609,9 kg Pu = 10% × 535609,9= 53560,99 kg = 535609,9 N Panjang sloof = 6,0 m Dimensi sloof = 400 × 600 mm2 Mutu beton (fc) = 30 MPa Mutu baja (fy) = 400 MPa Tulangan utama = D20 Tulangan sengkang = Ø12 Selimut beton = 40 mm d = 600 – 40 – 12 – (1/2 × 20) = 538 mm Tegangan ijin tarik beton :

fr ijin = 0,70 × fc' = 0,70 × 30 = 3,834 Mpa

Tegangan tarik yang terjadi :

fr = hb

Pu

φ =

600 400 0,80

535609,9

×× = 2,7MPa < frijin .......... Ok

6.2.1. Penulangan lentur sloof

Penulangan sloof didasarkan pada kondisi pembebanan dimana beban yang diterima adalah beban aksial dan lentur sehingga penulangannya seperti penulangan pada kolom. Beban yang diterima sloof : Berat sendiri : 2400 kg/m3 x 0,40m x 0,60 m = 576 kg/m Beban dinding : 250 kg/m2 x 1 m = 250 kg/m +

= 826 kg/m

qu = 1,2 × 826= 991,2 kg/m

Mu = 12

1 × qu × l2 =

12

1 × 991,2 × 6,02

= 2973,6 kgm = 29736000 Nm

D ( uV ) = l×× uq21

= 0,62,99121 ××

= 2973,6 kg = 29,73 N

3

A

B

C

D

E

21 4 5 6

Page 17: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

17

17

L = 3 , 3 0 m

L = 6 , 0 m3 , 2 0

-

V u-

+

2 , 2 0

V u+

M t u m p+

M t u m p

Gambar 6.12 Posisi perletakan sloof

6.2.2. Penulangan lentur sloof

Gambar 6.13 Diagram Interaksi Sloof

Dari analisa PCACOL didapat : ρ = 1,29 %

Dipasang tulangan = 4 D 22 (As = 1520,53 mm2) 6.2.3. Penulangan Geser Sloof Vu = ½ × qu × L = ½ × 991,2× 6,0 = 2973,6 kg = 29736 N

Vc = 2 ×

+

Ag14

Nu1dbwfc'

6

1

= 2

×

××+×××

00604014

391998,03153840030

6

1

= 438737,70N 0,5 φ Vc = 0,5 × 0,6 × 438737,70 N = 131621,3 N > Vu = 29736 N → tidak perlu tulangan geser Jadi dipasang tulangan geser minimum :

2d atau 300 mm

2d = 2538 = 269mm

Dipasang sengkang ∅12 –200 mm

600

400

4D22

4D22

Ø12-200

Tumpuan Lapangan

600

400

4D22

4D22

Ø12-200

Gambar 6.14 Penampang sloof daerah tumpuan dan

lapangan BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan keseluruhan hasil analisa yang telah dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Perancangan Modifikasi Kantor Badan Perencanaan

Pembangunan Kota Nangroe Aceh Darussalam Dengan Metode SRPMK untuk Dibangun di Daerah Zona Gempa Tinggi ini, bertujuan untuk melakukan pendetailan khusus pada daerah sendi plastis dan pendetailan khusus pada pertemuan join balok-kolom. Perancangan dan pendetailan join balok-kolom ini dilakukan agar mekanisme plastis dapat terjadi tepat di daerah sendi plastis balok sesuai dengan yang direncanakan dengan prinsip Strong Column Weak Beam. Dari hasil perancangan ini, didapatkan data-data sebagai berikut : o Mutu Beton : 30 MPa o Mutu Baja : 400 MPa o Tebal Pelat Atap : 10 cm o Tebal Pelat Lantai : 12 cm o Jumlah Lantai : 7 Lantai dan atap o Ketinggian Lantai : 4,5 meter (lantai 1)

: 4,0 meter (lantai 2-7) o Tinggi Gedung : 28 meter o Ukuran Bangunan : 30 × 24 m2 o Dimensi Kolom : 70 × 70 cm

(tulangan utama D22 mm dan sengkang Ø 12 mm) o Dimensi Balok Induk : 40 × 50 cm

(tulangan utama D22 mm dan sengkang Ø 12 mm) o Dimensi Balok Anak : 30 × 40 cm

(tulangan utama D19 mm dan sengkang Ø 12 mm)

o Dimensi Balok Lift : 30 × 40 cm (tulangan utama D19 mm dan sengkang Ø 12 mm)

2. Struktur bawah bangunan terdiri dari 2 jenis pilecap untuk pondasi kolom interior dan eksterior yang menggunakan tiang pancang pracetak dengan diameter 40 cm.

7.2. Saran

Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk menghasilkan perencanaan struktur dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan estetika, sehingga diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan perencanaan yaitu kuat, ekonomis dan tepat waktu dalam pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI … · Struktur bangunan gedung daktail dan struktur bangunan gedung elastik akibat pengaruh Gempa Rencana menunjukkan simpangan maksimum

18

18

Badan Standardisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002). Bandung : BSN.

Badan Standardisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Bandung : BSN.

Charles G. S. Chu-Kia Wang. 1994. Disain Beton Bertulang. Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.

Departemen Pekerjaan Umum. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung. Bandung : Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan Gedung.

Departemen Pekerjaan Umum. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Bandung : Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan Gedung

Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan. 1992. Tabel Grafik dan Diagram Interaksi Untuk Perhitungan Struktur Beton. Surabaya: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS.

Purwono, R. 2005. Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa. Edisi Ketiga. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.