Makalah Tuberculosis

23
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Micobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang per tahun (WHO, 1993). Di negara berkembang kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara-negara berkembang Dengan munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah penderita TB akan meningkat. Kematian wanita karena TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan serta nifas (WHO). WHO mencanangkan keadaan darurat global untuk penyakit TB pada tahun 1993 karena diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB. Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan. Penyakit TB paru, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua golongan usia dan nomor I dari golongan infeksi. Antara tahun 1979 ? 1982 telah dilakukan survey prevalensi di 15 propinsi dengan hasil 200-400 penderita tiap 100.000 penduduk. 1

description

makalah tuberculosis

Transcript of Makalah Tuberculosis

Page 1: Makalah Tuberculosis

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang  

Micobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, menurut

WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang per tahun

(WHO, 1993). Di negara berkembang kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit

yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TB berada di

negara-negara berkembang Dengan munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah penderita

TB akan meningkat. Kematian wanita karena TB lebih banyak dari pada kematian karena

kehamilan, persalinan serta nifas (WHO). WHO mencanangkan keadaan darurat global untuk

penyakit TB pada tahun 1993 karena diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi

kuman TB.

Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah penyakit

jantung dan saluran pernafasan. Penyakit TB paru, masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa

tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan

penyakit saluran pernapasan pada semua golongan usia dan nomor I dari golongan infeksi.

Antara tahun 1979 ? 1982 telah dilakukan survey prevalensi di 15 propinsi dengan hasil 200-

400 penderita tiap 100.000 penduduk.

Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TB dimana sekitar 1/3 penderita terdapat

disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit/klinik pemerintahd an swasta,

praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian

karena TB diperkirakan 175.000 per tahun.

Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, penderita TB

kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Dari 1995-1998, cakupan penderita TB

Paru dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) -atau

pengawasan langsung menelan obat jangka pendek/setiap hari- baru mencapai 36% dengan

angka kesembuhan 87%. Sebelum strategi DOTS (1969-1994) cakupannya sebesar 56%

dengan angka kesembuhan yang dapat dicapai hanya 40-60%. Karena pengobatan yang tidak

1

Page 2: Makalah Tuberculosis

teratur dan kombinasi obat yang tidak cukup dimasa lalu kemungkinan telah timbul kekebalan

kuman TB terhadap OAT (obat anti tuberkulosis) secara meluas atau multi drug resistance

(MDR).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penyakit Dalam.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang penyakit dalam TBC.

3. Memperluas pengetahuan tentang kesehatan.

4. Dan dapat mengetahui bagaimana cara menangani penyakit tersebut

1.3 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi akademik sebagai bahan materi

perkuliahaan pada program keperawatan maupun pendidikan kesehatan lainnya,dan

diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk mahasiswa keperawatan khususnnya dalam

pengetahuan tentang penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

1.4 Cara Memeperoleh Data

Di peroleh dari berbagai buku sumber tentang penyakit TBC

Mengambil dari internet

1.5 Sistematika Penulisan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

1.2Tujuan Penulisan Masalah

1.3Manfaat

1.4Metode Penulisan

1.5Sistematika Penulisan Makalah

2

Page 3: Makalah Tuberculosis

BAB II PEMBAHASAN

2.1Definisi TBC

2.2Epidemiologi

2.3Etiologi

2.4Tanda dan gejala

2.5Pemeriksaan Labolatorium

2.6Patofisiologi

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKITTBC

3.1 Pengertian

3.2 Etilogi

3.3 Patofisiologi

3.4 Gejala penyakit TBC

3.5 Pemeriksaan Fisik

3.6 Pemeriksaan Diagnostik

3.7 Intervensi

3.8 Evaluasi

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Makalah Tuberculosis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis

dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999).

Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat

juga mengenai organ tubuhl ainnya.

2.2 Epidemiologi

Di Indonesia, TBC merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TBC

di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah pasien

sekitar 10% dari total jumlah pasien TBC didunia. Diperkirakan pada tahun XXXX, setiap

tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang sedangkan angka kematian di

Indonesia tahun XXXX sebesar 41/100.000 penduduk.

Survei pravelensi TBC yang di lakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993.

Menunjukan bahwa pravelensi TBC di indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65 %. Sedangkan

menurut laporan penanggulangan TBC Global yang di keluarkan oleh WHO pada tahun 2004,

angka insiden TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk),

dan 46 % di antaranya di perkirakan merupakan kasus baru.

Hasil survei kesehatan rumah tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukan bahwa

Tuberkulosis merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986

meruoakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveilance

memperkirakan di indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis baru pertahun dengan

262.000 BTA positif atau insiden rate kira-kira 130 per 100.000. penduduk. Kematian akibat

Tuberkulosis di perkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.

Jumlah penderita TBC dari tahun ke tahun di indonesia terus meningkat. Saat ini setiap

menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit sekali satu orang meninggal

akibat TBC di indonesia.

4

Page 5: Makalah Tuberculosis

2.3 Etiologi

Penyebab tuberculosis adalah Myobakterium tuberkulosa, sejenis kuman berbentuk

batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dengan tebal 0,3-0,6/Um dan tahan asam . Spesies lain

kuman ini yang dapat memberikan infeksi pada manusia adalah M.bovis, M.kansasii, M.

intracellulare, sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak(lipid) lipid inilah yang membuat

kuman lebih tahan terhadap asam dam lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman

dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin. Di dalam jaringan kuman

hidup sebagai parasit intrasellular, yakni dalam sito plasma magrofak. Sifat lain kuman ini

adalah aerop. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi

kandungan oksigennya ( Mansjoer , 2000).

Bakteri Mikobakterium tuberkulosa

2. 4 Tanda dan Gejala

1. Gejala Umum.

Batuk terus menerus dan berdahak 3 (tiga) minggu atau lebih.

Merupakan proses infeksi yang dilakukan Mycobacterium Tuberkulosis.

2. Gejala lain yang sering dijumpai.

a. Dahak bercampur darah.

Darah berasal dari perdarahan dari saluran napas bawah, sedangkan dahak adalah hasil

dari membran submukosa yang terus memproduksi sputum untuk berusaha mengeluarkan

benda saing.

b. Batuk darah.

Terjadi akibat perdarahan dari saluran napas bawah, akibat iritasi karena proses batuk dan

infeksi Mycobacterium Tuberkulosis.

5

Page 6: Makalah Tuberculosis

c. Sesak napas dan nyeri dada.

Sesak napas diakibatkan karena berkurangnya luas lapang paru akibat terinfeksi

Mycobacterium Tuberkulosis, serta akibat terakumulasinya sekret pada saluran

pernapasan.

Nyeri dada timbul akibat lesi yang diakibatkan oleh infeksi bakteri, serta nyeri dada juga

dapat mengakibatkan sesak napas.

d. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan

(malaise), berkeringat malam walau tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.

Merupakan gejala yang berurutan terjadi, akibat batuk yang terus menerus mengakibatkan

kelemahan, serta nafsu makan berkurang, sehingga berat badan juga menurun, karena

kelelahan serta infeksi mengakibatkan kurang enak badan dan demam meriang, karena

metabolisme tinggi akibat pasien berusaha bernapas cepat mengakibatkan berkeringat

pada malam hari

2.5 Pemeriksaan Laboratorium

Diagnosis terbaik dari penyakit TB di peroleh dengan pemeriksaan mikrobiologi melalui

isolasi bakteri. Untuk membedakan spesies Mycobakterium antara yang satu dengan yang

lainnya harus di lihat sifat koloni, waktu pertumbuhan, sifat biokimia pada berbagai media,

perbedaan kepekaan terhadap OAT dan percobaan, dan perbedaan kepekaan kulit terhadap

berbagai jenis antigen Mycobacterium. Bahan untuk pemeriksaan isolasi Mycobacterium TB

adalah Sptum klien Urine Cairan kumbah lambung bahan-bahan lain seperti, pus, cairan

serebro spinal (sumsum tulang belakang), cairan pleura, jaringan tubuh, feses, dan swab

tenggorok. Pemeriksaan darah yang dapat menunjang diagnosis TB walupun kurang sensitive

adalah pemeriksaan laju endap darah (LED). Adanya peningkatan LED biasanya disebabkan

peningkatan immunoglobulin terutama IgG dan IgA (Loman,2001).

2.6 Patofisiologi

Port de’entri kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran

pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui

udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil

tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.

6

Page 7: Makalah Tuberculosis

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi terdiri dari satu

sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang

besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus

biasanya dibagian bawah lobus  atau paru-paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru

tau dibagian bawah atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan.

Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak

membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh

makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia

akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh denagn sendirinya sehingga tidak ada sisa yang

tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang

biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening regional. Makrofag yang

mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel

epitolit yang dikelilingi leh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari.

7

Page 8: Makalah Tuberculosis

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT TBC

3.1 Pengertian

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun

saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang

patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm ukuran ini

lebih kecil dari satu sel darah merah.

3.2 Etiologi

Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu mycobacterium tuberkulosis dengan

ukuran panjang 1 – 4 um dan tebal 1,3 – 0,6 um, termasuk golongan bakteri aerob gram

positif serta tahan asam atau basil tahan asam.

3.3 Patofisiologi

Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droflet nuklei

dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1 – 2 jam,

tergantung ada atau tidaknya sinar ultra violet. dan ventilasi yang baik dan kelembaban.

Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai berhari – hari bahkan

berbulan, bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang yang sehat akan menempel pada alveoli

kemudian partikel ini akan berkembang bisa sampai puncak apeks paru sebelah kanan atau

kiri dan dapat pula keduanya dengan melewati pembuluh linfe, basil berpindah kebagian paru

– paru yang lain atau jaringan tubuh yang lain.

Setelah itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama terangsang adalah

limfokinase, yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang macrofage, berkurang

tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah macrofage. Karena fungsinya adalah

membunuh kuman / basil apabila proses ini berhasil & macrofage lebih banyak maka klien

akan sembuh dan daya tahan tubuhnya akan meningkat.

8

Page 9: Makalah Tuberculosis

Tetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang didalam

jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel (biji – biji kecil sebesar kepala jarum).

Tuberkel lama kelamaan akan bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama

timbul perkejuan ditempat tersebut.apabila jaringan yang nekrosis dikeluarkan saat penderita

batuk yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe).

3.4 Gejala Penyakit TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul

sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada

kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

Gejala sistemik/umum

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai

keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang

timbul.

Penurunan nafsu makan dan berat badan.

Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus

(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang

membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan

sakit dada.

Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat

dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar

cairan nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai

meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan

kesadaran dan kejang-kejang.

9

Page 10: Makalah Tuberculosis

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui

adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan

penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan

� 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,

dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

3.5 Pemeriksaan Fisik

a. Aktivitas / Istirahat

Gejala : kelelahan umum dan kelemahan.

Napas pendek karena kerja.

Kesulitan tidur pada malam atau demam malam hari, menggigil dan /atau

berkeringat

Mimpi buruk

Tanda : Takikardia, Takipnea / dispnea pada kerja

Kelelahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut).

b. Integritas Ego

Gejala : adanya / faktor stres lama

Masalah keuangan, rumah

Perasaan tak berdaya / tak ada harapan

Populasi budaya / etnik : Amerika asli atau imigran dari Amerika Tengah, Asia

Tanda : Menyangkal

Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.

c. Makanan / Cairan

Gejala : kehilangan nafsu makan

Tak dapat mencerna

Penurunan berat badan

Tanda : Turgor kulit buruk, keringat / kulit bersisik

Kehilangan otot / hilang lemak subkutan.

d. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang

Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit Perilaku distraksi, gelisah.

10

Page 11: Makalah Tuberculosis

e. Pernapasan

Gejala : Batuk produktif atau tidak produktif

Napas pendek

Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinfeksi

Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan

pleura).

f. Keamanan

Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh; AIDS, Kanker

Tes HIV Positif

Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut

g. Interaksi Sosial

Gejala : Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular

Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab / perubahan kapasitas fisik untuk

melaksanakan peran.

h. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga TB

Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk

Gagal untuk membaik / kambuhnya TB

Tidak berpatisipasi dalam terapi.

3.6 Pemeriksaan Diagnostik

1. Kultur sputum

Positif untuk mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit.

2. Ziehl – Nelsons.

Pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk asupan cairan dalaqm darah, positif untuk

basil asam.

3. Test kulit ( PPD, Mantoux, potongan volmel).

Reaksi positif ( area indurasi 10 mm / lebih besar terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra

dermal antigen).

4. Elisa (Western)

Dapat menyatakan adanya HIV.

11

Page 12: Makalah Tuberculosis

5. Foto thorak

Dapat menunjukkkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi

sembuh primer. Perubahan menunjukkkan lebih luas TB dapat termasuk ronggga, area

fibrosa.

6. Histologi / kultur jaringan

Termasuk pembersihan gaster, urine, cairan serebrospinal, biopsi kulit. Positip untuk

mycobacterium tuberculosis.

7. Biopsi jarum pada jaringan paru

Positip untuk granuloma TB, adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis.

8. Elektrosit

Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi.

9. GDA

Dapat norma tergantung pada lokasi dan beratnya kerusakan ruang mati.

10. Pemeriksaaan fugsi paru

Penurunan kapasitas vital, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleura ( TB paru kronis

paru luas ).

3.7 Intervensi

Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke

sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.

Rasional:Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi

pada sisi yang tidak sakit.

Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-

tanda vital.

Rasional: Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat

stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan

hipoksia.

Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.

Rasional : Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan

mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

12

Page 13: Makalah Tuberculosis

Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.

Rasional: Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien

terhadap rencana teraupetik.

Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan

pernapasan lebih lambat dan dalam.

Rasional: Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat

dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.

Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian antibiotika,

pemeriksaan sputum dan kultur sputum, konsul photo toraks.

Rasional: Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya

3.8 Evaluasi

a) Keefektifan bersihan jalan napas.

b) Fungsi pernapasan adekuat untuk mernenuhi kebutuhan individu.

c) Perilaku/pola hidup berubah untuk mencegah penyebaran infeksi.

d) Kebutuhan nutrisi adekuat, berat badan meningkat dan tidak terjadi malnutrisi.

e) Pemahaman tentang proses penyakit/prognosis dan program pengobatan dan perubahan

perilakuuntuk memperbaiki kesehatan.

13

Page 14: Makalah Tuberculosis

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun

saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang

patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm ukuran ini

lebih kecil dari satu sel darah merah.

4.2 Saran

Ada dua cara yang tengah dilakukan untuk mengurangi penderita TBC saat ini, yaitu

terapi dan imunisasi. Untuk terapi, WHO merekomendasikan strategi penyembuhan TBC

jangka pendek dengan pengawasan langsung atau dikenal dengan istilah DOTS (Directly

Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy). Dalam strategi ini ada tiga tahapan penting,

yaitu mendeteksi pasien, melakukan pengobatan, dan melakukan pengawasan langsung.

Deteksi atau diagnosa pasien sangat penting karena pasien yang lepas dari deteksi akan

menjadi sumber penyebaran TBC berikutnya. Seseorang yang batuk lebih dari 3 minggu bisa

diduga mengidap TBC. Orang ini kemudian harus didiagnosa dan dikonfirmasikan terinfeksi

kuman TBC atau tidak. Sampai saat ini, diagnosa yang akurat adalah dengan menggunakan

mikroskop. Diagnosa dengan sinar-X kurang spesifik, sedangkan diagnosa secara molekular

seperti Polymerase Chain Reaction (PCR) belum bisa diterapkan. Jika pasien telah

diidentifikasi mengidap TBC, dokter akan memberikan obat dengan komposisi dan dosis

sesuai dengan kondisi pasien tersebut. Adapun obat TBC yang biasanya digunakan adalah

isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, streptomycin, dan ethambutol. Untuk menghindari

munculnya bakteri TBC yang resisten, biasanya diberikan obat yang terdiri dari kombinasi 3-4

macam obat ini.

14

Page 15: Makalah Tuberculosis

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, (2000). Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 2 , FK UI: Jakarta.

(1999). Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI: Jakarta.

Brunner dan Sudarth, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ( Vol-2), EGC: Jakarta

Doenges, M.E, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan ; Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2006). Pedoman Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis: Jakarta

15