MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

download MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

of 32

Transcript of MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    1/32

    MAKALAH TUTORIAL

    CASE 2 - TROMBOSITOPENIA

    KELOMPOK TUTORIAL D-1

    EUIS MAYA SAVIRA 131 0211 072

    IRMA RIZKI HIDAYANTI 131 0211 103

     NABILA ARMALIA I 131 0211 109

    GRACE FIDIA 131 0211 051

    AMRI MUZZAMIL 131 0211 123

    FAIZA SUPRAINI 131 0211 044

    ASTRI DWI HARTARI 131 0211 202

    DESTI PRATIWI 131 0211 062

    ANNISA RAHMA CHANY 131 0211 170

    ILHAM HENINTYO N P 131 0211 176

    IIN INTANSARI 131 0211 030

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA 

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    2/32

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum wr. wb.

    Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena

    atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami pun

    mengucapkan terima kasih kepada dr.Sri selaku tutor dalam tutorial kami.

    Makalah ini adalah sebuah rangkuman selama kami mengikuti kegiatan

    tutorial. Makalah ini dibuat agar kita lebih memahami semua materi yang telah

    kami sajikan pada kegiatan tutorial. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagikita semua.

    Kami sadar makalah ini masih jauh dari sebuah kata “kesempurnaan”,

    namun mudah-mudahan kita semua dapat mengambil semua ajaran yang terdapat

    di dalamnya. Kami mengucapkan terima kasih.

    4 OKTOBER 2014

    Penyusun

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    3/32

    CASE 2 –  TROMBOSITOPENIA

    Keluhan utama

    Kemerahan di sekitar lengan dan tungkai

    Keluhan tambahan

    Adanya epistaksis setengah jam yang lalu. Sekarang tidak demam,tidak

     pucat,tidak ada penurunan nafsu makan,tidak ada penurunan berat badan

    Riwayat penyakit sekarang

    Kemerahan tersebut timbul 1 hari yang lalu, tidak ada bentol, nyeri dan

     bengkak. Dan terdapat bintik merah yang kecil dan yang luas

    Riwayat penyakit Dahulu

    2 minggu yang lalu campak. tidak ada riwayat

     perdarahan,lebam,trauma,operasi,dan cabut gigi

    Hipotesa

    ITP

    DIC

    TTPVWD

    Pemeriksaan fisik

    Keadaan Umum : tampak sakit ringan

    Kesadaran : composmentis

    BB : 27 Kg

    TB : 87 cmBMI : 35,67 (obesitas)

    Tekanan darah : 110/60 mmHg

    Laju nafas : 20 x / menit

    Status generalis menunjukkan

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    4/32

    Pemeriksaan mata : Konjungtiva anemis(-), jaundice seclera(-)

    Pemeriksaan leher : limfadenopati (-)

    Pemeriksaan THT : tampak darah kering disekitar lubang hidung

    Pemeriksaan jantung : dalam batas normal

    Pemeriksaan paru-paru: dalam batas normal,ronkhi(-),wheezing(-)

    Pemeriksaan abdomen : datar,supel,pembesaran limpa(-)

    Pemeriksaan ekstremitas: tampak ptekie dan purpura di daerah kedua lengan

    dan tungkai (kanan dan kiri)

    Pemeriksaan penunjang

    HB : 12,0 ( n:12-14 g/dl)

    Eritrosit : 4,5 (n: (4,5-5,5) x 106 /uL)

    MCV : 88.5 (n: 82-92 fl)

    MCH : 29,7 (n:27-31 pg)

    MCHC : 33,6 (n:32-36 g/dL)

    Leukosit : 6000 (n:5000-10,000/uL)

    Trombosit : 60.000 (n:150,000-400,000/uL)

    Hitung jenis leukosit : 0/1/5/67/25/2

    Masa perdarahan ivy : 4’  (n:1’-6’) 

    PT : 11 (n: 11-14’’) 

    APTT : 26 (n:25,6-35,2”) 

    Hasil hapusan darah tepi

    Tampak gambaran seri eritrosit,leukosit, : jumlah dan morfologi dalam batasnormal. Seri trombosit tampak jumlah menurun,morfologi normal

    Hasil hapusan sumsum tulang

    Tampak gambaran seri erithoid dan mieloid normal. Tampak peningkatan

     jumlah megakariosit dengan morfologi normal

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    5/32

    Diagnosis

    Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP)

    Observasi keadaaan umum dan dinilai kemerahan pada kulit,ada tidaknya

     perdarahan dan penilaian kadar trombositnya.

    Penatalaksana

    Diberikan asupan makan dan minum yang cukup istirahat. Tidak dilakukan

     pemberian obat berupa kortikosteroid ataupun immunoglobin

    I DON’T KNOW 

    I.  TROMBOSIT

    Definisi

    Trombosit adalah sel pembekuan darah yang berasal dari

    megakariosit dengan kadar normal dalam darah antara 150.000-

    400.000/ul.

    MegakariopoiesisPluripotent stem cell  CFUGEMM CFUMeg Megakarioblas  

    Promegakariosit Megakariosit Metamegakariosit Trombosit 

     MEGAKARIOBLAS

    Sel besar, bentuk ireguler, mempunyai satu atau beberapa

    inti bulat atau oval, sitoplasma berwarna biru tidak mengandung

    granula. Kromatin inti halus mengandung anak inti.

      PROMEGAKARIOSIT

    Mengandung granula kebiruan, nukleus membelah menjadi dua

    kali atau lebih dan ukuran sel menjadi lebih besar. Sering tampak

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    6/32

    tonjolan sitoplasma yang berbentuk bulat yang mengandung

    globul yang homogen.

      MEGAKARIOSIT

    Sel berukuran besar dengan kandungan sitoplasma yang relatif

     banyak, bentuk bulat dengan inti multipel. Kromatin inti agak

    kasar. Sitoplasma mengandung banyak granul yang bentuknya

    sama tersebar merata, berwarna biru kemerahan.

      METAMEGAKARIOSIT

    Setelah lepas dari sumsum tulang akan melekat pada dinding

    kapiler paru sehingga tidak ditemukan di peredaran darah tepi. Intimembelah tanpa disertai pembelahan sitoplasma, berlekuk dan

     berlobus banyak, warna biru kemerahan, kromatin kasar.

    Sitoplasma berwarna merah kebiruan, granula halus tersebar

    merata, kadang-kadang ada vakuola.

      TROMBOSIT

    Inti: tidak ada

    Sitoplasma: warna biru muda, mengandung granula halus

     berwarna biru pada bagian tengah (granulomer) dan pada bagian

    tepi tidak mengandung granula (hialomer).

    Produksi Trombosit

      Trombosit dihasilkan dalam sumsum tulang mela

    fragmentasi sitoplasma megakariosit.

      Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti

    endomitotik yang sinkron, memperbesar volume sitoplasma

    sejalan dengan penambahan lobus inti menjadi kelipatan

    duanya.

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    7/32

      Sitoplasma menjadi granular dan trombosit dilepaskan.

      Tiap megakariosit dapat menghasilkan sekitar 4000

    trombosit.

     

    Trombopoietin adalah pengatur utama produksi trombosit

    dan dihasilkan oleh hati dan ginjal.

      Trombosit mempunyai reseptor untuk trombopoietin (C-

    MPL) dan mengeluarkannya dari sirkulasi, karena itu kadar

    trombopoietin tinggi pada trombositopenia akibat aplasia

    sumsum tulang, dan sebaliknya.

     

    Trombopoietin meningkatkan jumlah dan kecepatan maturasimegakariosit.

      Jumlah trombosit normal 150-400 x 109/L dengan lama hidup

    7 –  10 hari.

    Struktur Trombosit

      Ukuran: 1 –  4 µm

      Bentuk: bulat atau oval, pinggir tidak teratur

      Warna sitplasma: biru

      Granula ungu halus mengisi bagian tengah trombosit

      Pinggir tipis tanpa granul

      Inti: tidak ada

    Fungsi Trombosit

    Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat

    mekanik selama respons hemostasis normal terhadap cedera

    vaskular.

    Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran darah spontan

    melalui pembuluh darah kapiler.

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    8/32

     

    II.  HEMOSTASIS

    Definisi

    Hemostasis adalah hilangnya darah bila pembuluh darah cedera

    atau rupture.

    Ada 4 sistem yang bekerja pada proses hemostasis, yaitu:

    -  Sistem vascular

    -  Sistem trombosit

    -  Sistem koagulasi

    Sistem fibrinolitikTahap Hemostasis

    Terjadi melalui beberapa tahap:

    1.  Konstriksi pembuluh darah

    2.  Sumbat platelet

    3.  Pembentukan bekuan darah

    4.  Fibrinolisis

     Kontriksi pembuluh darah

    Pembuluh darah yang rusak menyebabkan otot polos

    dindingpembuluh berkontraksi sehingga aliran darah di

     pembuluh darah rusak berkurang.Kontraksi terjadi akibat

    refleks saraf yang dicetuskan oleh impuls saraf nyeri atau

    dari jaringan yang berdekatan.

    Untuk pembuluh darah kecil, platelet melepas

    tromboksan A2 yang menyebabkan vasokontriksi.

    Sedangkan untuk rupture yang cukup besar, selama

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    9/32

    spasme terjadi, berlangsung pembentukan sumbat platelet

    dan pembekuan darah.

     Pembentukan sumbat platelet

    Trombosit yang bersinggungan dengan permukaan

     pembuluh darah rusak menjadi teraktivasi.Trombosit

    mulai membengkak, bentuk jadi ireguler dengan tonjolan

     –   tonjolan.Protein kontraktil kontraksi kuat dan melepas

    granula yang mengandung factor aktif.

    Trombosit menjadi lengket dan melekat pada kolagen

     jaringan dan pada protein factor von willebrand yang bocor dari plasma ke jaringan trauma.Trombosit

    mensekresi ADP, enzim-enzimnya membentuk

    tromboksan A2, ADP dan tromboksan mengaktifkan

    trombosit yang berdekatan.Trombosit tersebut menjadi

    lengket dan melekat pada trombosit awal.Aktivasi

    trombosit terus meningkat sehingga membentuk sumbat

    trombosit yang bersifat longgar dan tidak stabil.

     Pembentukan bekuan darah

    Terjadi 15 detik  –   2 menit tergantung besar kecilnya

    trauma. Zat  – zat activator dari dinding pembuluh darah

    yang rusak akan menginduksi proses pembekuan darah.

    Pembekuan darah terjadi lewat 3 langkah :

    1. 

    Pembuluh darah rupture, terjadi reaksi kimawi dalam

    darah yang melibatkan factor  –   factor pembekuan

    darah yang menghasilkan kompleks substansi yang

    disebut activator protrombin.

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    10/32

    2.  Activator protrombin mengatalisis pengubahan

     protrombin menjadi thrombin

    3.  Thrombin sebagai enzim untuk mengubah fibrinogen

    menjadi benang fibrin. Thrombin menyebabkan

     polimerasi molekul  –   molekul fibrinogen menjadi

     benang  –   benang fibrin. Benang fibrin selanjutnya

    merangkai trombosit, sel darah, dan plasma untuk

    membentuk bekuan darah. Jalinan fibrin menjerat sel

    darah, plasma, dan trombosit sehingga membentuk

     bekuan darah yang menutupi lubang di pembuluh dan

    mencegah kebocoran darah.

    Setelah terbentuk bekuan darah, trombosit dalam

     bekuan darah mengaktifkan molekul aktin dan myosin

    serta trombostenin yang menimbulkan kontraksi kuat

     pada tonjolan  –   tonjolan yang melekat pada

    fibrin.Diaktifkan oleh thrombin dan ion kalsium.

    Ujung  –   ujung pembuluh darah yang robek akan

    ditarik saling mendekat sehingga bekuan menciut dan

    memeras keluar cairan dari bekuan (serum).

     Fibrinolisis

    Di dalam bekuan darah, terdapat protein plasma yang

    terperangkap oleh jalinan fibrin.Salah satunya adalah

     plasminogen yang mengandung euglobulin dalam

     bentuk inaktif.Jaringan luka melepas plasminogen

     jaringan, dan setelah darah berhenti keluar,

     plasminogen teraktivasi sepenuhnya menjadi plasmin.

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    11/32

    Plasmin ialah enzim proteolitik yang mencerna

     benang  –   benang fibrin dan protein koagulan lain

    seperti fibrinogen, protrombin, dan factor  –   factor

     pembekuan. Sehingga plasmin akan melisis bekuan.

    MEKANISME-MEKANISME

    Mekanisme Pembentukan Sumbat trombosit

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    12/32

     

    FAKTOR KOAGULASI

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    13/32

     

    JALUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK

    FIBRINOLYSIS

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    14/32

    KELAINAN PERDARAHAN

    Kelainan pembuluh darah : Trombotic Thrombocytopenic Purpura

    dan Hemolitik Uremic Syndrome

    Gangguan trombosit : Trombositopeni dan Trombositopati

    Kelainan koagulasi : Hemofili A , Hemofili B , Kekurangan vit K

    (II,VII, IX, XI) , Gangguan fungsi hati , DIC , Anti koagulan

    sirkulasi (IgG).

    Diatesis Hemoragik

    Diatesis hemoragik adalah keadaan hemoragik yang timbul karena

    kelainan faal hemostasis.

    Diatesis hemoragik karena faktor vaskuler

    Adalah penyakit  –   penyakit dengan kecendrungan perdarahan yang

    disebabkan oleh kelainan patologik pada dinding pembuluh darah.

    A. Herediter

    Hereditary hemorrhagic teleangiectasiaB. Didapat, terdiri atas : 

    1.  Purpura simpleks

    2.  Purpura senilis

    3.  Purpura alergik : purpura pada artritis rematoid;

    sindrom henoch-schonlein  sering pada anak akibat

    kompleks imun setelah infeksi akut. Timbul IgA-

    mediated vasculitis. Gejalanya purpura, rasa gatal,

     pembengkakan sendi, nyeri abdomen, hematuruia.

    4.  Purpura karena infeksi

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    15/32

    5.  Scurvy : defisiensi vitamin C yang menimbulkan

    kerusakan bahan interselular ( kolagen ) sehingga

     pembuluh darah mudah pecah

    6. 

    Purpura karena steroid

    Diatesis hemoragik karena kelainan trombosit

    Dibagi menjadi 2 golongan :

    1.  Trombositopenia

    Yaitu penurunan jumlah trombosit.

    Penyebabnya dibagi jadi 4 golongan besar :

    a. 

    Gangguan produksi trombosit olehmegakariosit dalam sumsum tulang : depresi

    selektif megakariosit karena obat, bahan kimia,

    virus; sebagai bagian bone marrow failure :

    anemia aplastik, leukemia akut

     b.  Penghancuran trombosit di darah tepi :

    idiopathic trombocytopenic purpura ( ITP),

    imune thrombocytopenic purpura

    c.  Maldistribusi : sindrom hipersplenism : dimana

    terjadi polling trombosit dalam lien

    d.  Akibat pengenceran (dilutional loss) : akibat

    tranfusi darah masif

    Idiophatic thrombocytopenic purpura (ITP)

    ITP adalah kelainan akibat trombositopenia yang tidak diketahui penyebabnya

    (idiopatik), tapi sekarang diketahui karena imun.

    ITP akut sering pada anak, stelah infeksi virus atau vaksin, smebuh spontan

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    16/32

    ITP kronik wanita 15 –  50 tahun, penyakit hilang timbul

     Patogenesis

    Jumlah trombosit menurun karena trombosit diikat oleh antibodi, terutama IgG.

    Antibodi terutama ditujakan terhadap gpIIb-IIIa atau Ib. Trombosit yang diselimuti

    antibodi kemudian di fagosit oleh makrofag dalam RES terutama lien, akibatnya

    trombositopenia. Menyebabkan kompensasi peningkatan megakariosit dalam

    sumsum tulang.

    Gambaran klinik

    a.  Onset pelan : petechie, echmosis, easy burning, menorrhagia, apitaksis,

     perdarahan gusi b.  Perdarahan SSP jarang tapi fatal

    c.  Splenomegali < 10 %

     Kelainan lab

    a.  Darah tepi : trombosit 10.000-50.000/mm3

     b.  Sumsum tulang : jumlah megakariosit meningkat disertai inti bnayak,

    lobulasi

    c. Imunologi : adanya antipletelet IgG pada permukaan trombosit, antibodi

    terhadp gpIIb/IIIa atau gpIb

    Terapi

    Untuk mengurangi proses imun sehingga mengurangi perusakan trombosit

      Terapi kortikosteroid : untuk mengurangi aktivitas makrofag sehingga

    mengurangi penguranga destruksi trombosit; mengurangi pengikatan IgG oleh

    trombosit; menekan sintesis antibodi. Dlam 3 bulan tidak ada perubahan :

    splenektomi, obat imunosupresif lain

    Terapi suportif untuk mengurangi trombositopenia   androgen, pemberian high

    dose immunoglobulin, tranfusi konsetrat trombosit jika risiko perdarahan mayo

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    17/32

    2.  Trombopati

    Gangguan faal trombosit tapi jumlah trombosit normal.

    Herediter :

    a. 

    Platelet pool storage disease   gangguan pelepasan

    ADP sehingga menimbulkan gangguan hagregasi

    trombosit

     b.  Thromboasthenia Glanzman gangguan reseptor GP

    IIb-IIIa sehingga tdk terjadi agregasi trombosit

    c.  Sindrom bernard  –   soulier   akibat gangguan

    reseptor Gp Ib sehingga tidak terjadi adhesi dengan

    vWF dan jaringan ikat subendotil akibatnya tidak

    terjadi adhesi trombosit.

    d.  Penyakit von Willebrand   tidak terbentuk vWF

    sehingga tidak terjadi adhesi platelet karena vWF

     berfungsi menghubungkan kolagen dengan Gp Ib dan

    GP IIIa dan berkurangnya F.VIIIC

    Didapat :

    a.  Akibat terapi aspirin yang mengakibatkan gangguan

    sintesis thromboxane sehingga mencegah agregasi

    trombosit

     b.  Hiperglobulinemia

    c.  Kelainan mieloproliferatif

    d. 

    Gagal ginjal kronik (uremia)

    e.  Penyakit hati menahun

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    18/32

    Penyakit von Willebrand ( VWD )

    Karena sintesis vWF menurun, dimana fungsi vWF adalah menunjang adhesi

    trombosit pada matrik endotil, sebagai karier protein F.VIIIC.

     Klasifikasi vWD :

    a.  Tipe I penurunan sintesis vWF

     b.  Tipe IIa gangguan sintesis multimer vWF besar dan sedang

    Tipe IIIb pembentukan multimer vWF besar yang abnormal

    c.  Tipe III sintesis vWF sama sekali tidak ada

     Manifestasi klinik

    Relatif sering di barat, tapi di Indonesia jarang Kelainan Lab

    Waktu perdarahan memanjang

    APTT sedikit meningkat

    Ristocetin induced platelet aggregation test negatif

    Elektroforesis : vWF menurun pada tipe I atau nol pada tipe III

    Terapi

    Infus desmopressin (DDAVP) yang dapat melepaskan vWF dari cadangan dalam

    endotil

    Terapi dengan single donor cryoprecipitate

    Asam traneksemat

     Diagnosis banding

    Dengan hemofilia

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    19/32

    DEFISIENSI FAKTOR VIII (HEMOFILIA A, HEMOFILIA KLASIK)

    Adalah penyakit herediter tersering yang menyebabkan perdarahan serius. Penyakit

    ini disebabkan oleh penurunan jumlah atau aktivitas factor VIII. Sebagai sifat

    resesif terkait-X , penyakit ini terjadi pada laki-laki atau perempuan homozigot.

    Tetapi sekitar 30% kasus terjadi disebabkan oleh mutasi. Gejala klinis baru tampak

     jelas pada defisiensi berat (aktivitas factor VIII kurang dari 1%). Defisiensi derajat

    sedang (aktivitas 1-5%) atau ringan (aktivitas 5-75%) biasanya asimtomatik,

    walaupun perdarahan pascatrauma mungkin sedikit berlebihan. Perbedaan derajat

    defisiensi prokoagulan factor VIII berkaitan dengan tipe mutasi di gen factor VIII.

    Pada semua kasus simtomatik terdapat kecendrungan mudah memar dan perdarahmassif setelah trauma atau tindakan operasi. Selain itu, perdarahan “spontan”

    sering ditemukan di bagian tubuh yang sering terkena trauma, terutama sendi

    (hemartrosis). Perdarahan berulang ke dalam sendi menyebabkan deformitas

     progresif yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Ptekie biasanya tidak ada.

    Pasien hemophilia A memiliki waktu perdarahan normal, hitung trombosit normal,

    PT normal, dan PTT memanjang yang bisa diperbaiki dengan pemberian plasma

    normal. Terapi diberikan infuse factor VIII.

    DEFISIENSI FAKTOR IX (HEMOFILIA B , PENYAKIT CHRISTMAS)

    Defisiensi factor IX yang parah gejala klinisnya tidak dapat dibedakan dengan

    hemophilia A. selain itu penyakit ini juga diwariskan sebagai ciri resesif terkait-X

    dan dapat asimtomatik atau menyebabkan perdarahan. Lebih jarang terjadi

    daripada hemofili A. PTT memanjang, waktu perdarahan normal. Identifikasi

    dilakukan dengan pemeriksaan kadar factor IX. Terapinya diberikan infuse factor

    IX rekombinan.

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    20/32

     

    PENYAKIT VON WILLEBRAND

    Secara klinis ditandai dengan perdarahan spontan dari selaput lendir, perdarahan

     berlebih dari luka, menoragia, dan memanjangnya waktu perdarahan tetapi hitung

    trombosit normal. Pada sebagian kasus, penyakit ini diwariskan sebgai penyakit

    dominan autosomal, tetapi pada beberapa kasus yang jarang sebagai varian resesif

    autosomal. Varian klasik dan tersering (tipe 1) penyakit Von Willebrand ditandai

    dengan berkurangnya jumlah vWF dalam darah. Karena vWF menstabilkan factor

    VIII dengan mengikatnya, defisiensi vWF dapat menyebabkan penurunan sekunder

    factor VIII. Varian yang jarang yaitu kelainan kuantitatif dan kualitatif vWF. Tipe2 dibagi lagi menjadi beberapa subtype yang semuanya ditandai dengan hilangnya

    multimer vWF berberat molekul tinggi. Karena multimer ini merupakan bentuk

    vWF yang paling aktif, terjadi defisiendi fungsional.

    Pada tipe 2A, multimer berberat molekul tinggi tidak disintesis sehingga terjadi

    defisiensi sejati. Pada tipe 2B, disintesis multimer beberat molekul tinggi yang

    disfungsional dan secara cepat dibersihkan dari sirkulasi. Multimer berberat

    molekul tinggi ini dapat menyebabkan agregasi trombosit spontan, dan memang

    sebagian pasien penyakit Von Willebrand tipe 2B mengalami trombositopenia

    ringan kronis yang diperkirakan disebabkan oleh konsumsi trombosit. Secara

    singkat, pasien dengan penyakit ini mengalami gangguan gabungan yang

    melibatkan fungsi trombosit dan jalur pembekuan.

    Pada kasus yang parah (pasien homozigot dengan penyakit Von Willebrand tipe 3

    yang sangat jarang), efek defisiensi factor VIII yang menandai hemophilia, seperti

     perdarahan ke dalam sendi, jarang ditemukan. Terapinya untuk perdarah diberikan

    kriopresipitat, factor VIII concentrates/desmopresin, infuse faktor VIII.

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    21/32

    DEFISIENSI VITAMIN K

    Vitamin k yang larut lemak sumbernya dari sayuran hijau dan sintesis bacterial

    dalam usus.

    a. 

    Penyakit perdarahan bayi baru lahir

    imaturitas sel hati, kekurangan sintesis vitamin oleh bakteri usus dan jumlah air

    susu ibu yang tidak cukup dapat memperberat defisiensi yang menyebabkan

     perdaarahan, biasanya pada hari ke 2-4. Diagnosis waktu protrombin dan APTT

    kedua-duanya abnormal. Hitung trombosit dan fibrinogen normal dengan tidak

    adanya FDPs. Terapinya profilaksis dengan vitamin K (konakion) 1 mg I.M pada

     bayi baru lahir. Untuk bayi yang perdarahan diberikan 1 mg vit K I.M tiap 6 jam, plasma beku jika perdarah hebat. Respons baik pada bayi sehat cukup bulan.

    b.  Defisiensi vitamin K pada anak-anak atau dewasa

    terjadi karena ikterus obstruksi, penyakit pancreas atau usus halus, kadang

    menyebabkan diathesis hemoragik pada anak/dewasa. Diagnosis waktu protrombin

    dan APTT keduanya memanjang. Kador factor II, VII, IX dan X rendah dalam

     plasma. Terapi profilaksis dengan vitamin K 5 mg oral setiap hari. Bila perdarahan

    aktif atau sebelum biopsy hati diberikan vit K 10 mg subkutan.

    PENYAKIT HATI

    a. Obstruksi bilier : menyebabkan gangguan pencernaan vitamin K dan oleh karena

    itu mengurangi sintesis faktor II, VII, IX dan X oleh sel hati.

     b. Pada penyakit hepatoselular berat : menyebabkan aktivator plasminogen.

    c. Gagal hati : menyebabkan abnormalitas fungsi trombosit yang bervariasi.

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    22/32

    DISSEMINATED INTRAVASKULAR COAGULATION (DIC)

    Penyakit ini ditandai dengan pengaktifan jenjang koagulasi, sehingga terjadi

     pembentukan thrombus di seluruh mikrosirkulasi. Akibat trombosis yang meluas

    tersebut, terjadi konsumsi trombosit dan factor pembekuan dan karenanya ,

     pengaktifan fibrinolisis.

    Sehingga bisa bisa menyebabkan hipoksia jaringan dan mikroinfark akibat

     banyaknya mikrotrombus atau gangguan perdarahan akibat pengaktifan patologik

    fibrinolisis atau kurangnya unsure yang dibutuhkan untuk hemostasis.

    Diagnosis lab : pada banyak sindroma akut , darah dapat gagal membeku karena

    kekurangan banyak fibrinogen. Tes hemostasis : hitung trombosit rendah, tes penyaring fibrinogen menunjukkan defisiensi, waktu protrombin memanjang, PT

    dan APTT memanjang, aktivitas factor V dan VIII berkurang. Pemeriksaan

    apausan darah : pada banyak pasien terdapat anemia hemolitik (mikroangiopatik)

    dan sel darah merah menunjukkan fargmentasi menonjol akibat rusak ketika

    melalui utas fibrin dalam pembuluh darah kecil.

    Terapi : pengobatan kelainan yang mendasari, penunjang diberikan darah segar,

     plasma beku segar, fibrinogen dan platelet concentrates untuk perdarahan yang

     banyak.

    Pathogenesis :

    1. Dapat dicetuskan oleh masuknya zat prokoagulan ke dalam sirkulasi pada

    keadaan seperti emboli cairan ketuban, adenoma karsinoma yang mensekresi

    musin, leukemia promielositik,dll.

    2. Dapat juga diawali oleh kerusakan endotel tersebar luas (wide spread) dan

     pemaparan kolagen seperti pada endoksemia, septicemia gram negative, luka bakar

    hebat, dll.

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    23/32

    3. Agregasi trombosit intravascular yang tersebar luas, dan juga beberapa bakteri,

    virus, kompleks imun yang mempunyai efek langsung pada trombosit.

    Disamping perananya dalam pengendapan/deposisi fibrin dalam mikrosirkulasi,

     pembentukan trombin intavaskular menghasilkan jumlah besar monomer fibrin

    yang beredar yang membentuk kompleks dengan fibrinogen tersedia. Fibrinolisis

    hebat dirangsang oleh thrombin pada dinding pembuluh darah & pembebasan

     produk pemecahan mencampuri polimerisasi fibrin, dengan demikian memperberat

    cacat pembekuan. Aksi gabungan thrombin dan plasmin biasanya menyebabkan

    kekurangan / deplesi fibrinogen, protrombin, faktor V dan faktor VIII. Thrombin

    dalam pembuluh darah juga menyebabkan agregasi trombosit, pembebasan dandeposisi yang tersebar luas. Masalah perdarahan pada DIC dilengkapi oleh

    trombositopenia yang tak terelakkan akibat konsumsi trombosit.

    DEFISIENSI PEMBEKUAN YANG DISEBABKAN ANTIBODI 

    Antibody yang beredar terhadap factor pembekuan kadang-kadang terlihat. Allo-

    antibody terhadap factor VIII terjadi pada 5-10 % penderita hemophilia. Auto-

    antibodi di factor VIII dapat juga mengakibatkan sindroma perdarahan. Antibody

    IgG ini ditemukan pada post partum, pada kelainan imunologis tertentu, dan umur

    tua. Antibody ini dapat bergabung dengan protein pembekuan dan menghilangkan

    aktivitas protein tersebut.

    TROMBOSIS

    Trombosis adalah terbentuknya masa dari unsur darah didalam pembuluh

    darah vena atau arteri pada makluk hidup. Trombosis merupakan istilah yang

    umum dipakai untuk sumbatan pembuluh darah, baik arteri maupun vena.

    Trombosis hemostatis yang bersifat self-limited dan terlokalisir untuk mencegah

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    24/32

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    25/32

    1. ATRIAL TROMBOSIS

    Definisi

    Trombosis arteri adalah pembekuan darah di dalam pembuluh darah arteri

    terutama sering terbentuk pada sekitar orifisium cabang arteri dan bifurkasio

    arteri.

    Etiologi

    Penyebab/ kausa dapat lokal di tempat yang bersangkutan atau

     proksimalnya. Sebagian besar adalah kelainan jantung seperti kelainan katup,

    Infark jantung, fibrilasi artrium dan lain-lain. Dapat pula karena aneurisma aorta,

     bila trombusnya lepas dan bergerak ke lokasi terjadinya trombosis. Trombus yang

     bergerak ini disebut embolus. Sistem hemostatis terdiri dari 6 komponen utama

    yaitu trombosit, endotel vaskular, faktor protein plasma prokoagulan, protein

    antikoagulan, protein fibrinoliti, dan protein anti fibrinolitik. Semua komponen ini

    harus ada dalam jumlah yang cukup pada lokasi yang tepat untuk mencegah

    hilangnya darah yang berlebihan setelah trauma vaskular, dan pada saat yang

    sama mencegah terjadinya trombosis yang patologis.

    Ada 3 hal yang berpengaruh dalam pembentukan/ timbulnya trombus ini

    (trias Virchow)

    1. Kondisi dinding pembuluh darah (endotel)

    2. Aliran darah yang melambat/ statis

    3. Komponen yang terdapat dalam darah sendiri berupa peningkatan

    koagulabilitas

    Gambaran Klinis

    Gejala klinik yang ditimbulkan sangat bervariasi dari yang ringan sampai

    yang berat. Apakah yang terkena arteri yang besar/ utama atau cabang-cabangnya.

    Apakah kolateral cukup banyak, karena prognosisnya tergantung pada arteri mana

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    26/32

    yang terlibat dan yang penting adalah kecepatan dan ketepatan dokter bertindak.

    Gejala yang dapat muncul antara lain

    1. Gejala awal biasanya adalah nyeri pada daerah yang bersangkutan, bisa nyeri

    hebat apabila daerah yang terkena cukup luas. Pada pasien muda biasanya

    kejadiannya lebih akut, rasa nyeri lebi hebat, tetapi justru prognosisnya lebih

     baik karena keadaan pembuluh darah relatif lebih baik. Pada pasien yang lebih

    tua, dimana sudah terjadi kelainan kronis arteri, bila timbul trombosis akut

     biasanya tidak begitu jelas gejalanya dan nyerinya tidak begitu hebat, pada

     pasien seperti ini justru prognosisnya lebih buruk.

    2. Mati rasa

    3. Kelemahan otot

    4. Rasa seperti ditusuk-tusuk.

    Bila gejalnya lengkap/ komplit, maka di temukan “5 P”, yaitu : 

    - Pain

    - Paleness

    - Paresthesia

    - Paralysis

    - Pulsessness

    Sebagai pegangan utama, bila ada pasien dengan keluhan nyeri hebat pada

    daerah ekstremitas dan nadi tidak dapat diraba, maka diagnosis trombosis akut

    arteri ini harus ditegakkan dan ditindak lanjuti

    Penatalaksanaan

    Garis besar rencana perawatan dari trombosis arteri adalah

    1. Diagnosis dini dan tindakan segera. Dari anamnesis dan gejala klinis kita

    harus bisa menegakkan diagnosis. Bila ada fasilitas pemeriksaan penunjang,

    dapat dikerjakan tetapi jangan terlalu memakan banyak waktu yang

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    27/32

    mengakibatkan terapi/ tindakan menjadi terlambat.

    2. Pasien harus istirahat baring/ dirawat dan diberikan analgetik. Pemberian

    antikoagulan seperti heparin dan LMWH penting untuk mencegah meluasnya

     proses trombosis, biasanya diberikan selama 10 hari, sesudah itu berangsurangsur

    diganti per oral. Pemberian terbaik adalah dengan pemberian langsung

    intraarterial.

    3. Tindakan bedah berperan penting, karena trombus yang terjadi dikeluarkan

    melalui arteriotomi yang bisa dilakukan dengan anestesi lokal. Alat yang

    dipakai adalah kateter Fogarty yang mempunyai balon diujungnya. Setelah

    kateter menembus trombus, balom dikembangkan dan ditarik keluar untuk

    mengeluarkan trombus. Tindakan ini berhasil sangat baik bila kejadiannya

     benar-benar akut dan pasien yang relatif muda.

    4. Setelah dilakukan trombektomi maka tindakan lain yang terus dilakukan

    terutama heparinisasi.

    2. TROMBOSIS VENA DALAM (TVD)

    Definisi

    Trombosis vena dalam adalah pembekuan darah di dalam pembuluh darah

    vena terutama pada tungkai bawah.

    Patofisiologi dan Faktor Risiko

    Trombosis vena terjadi akibat aliran darah menjadi lambat atau terjadinya

    statis aliran darah, sedangkan kelainan endotel pembuluh darah jarang merupakan

    faktor penyebab. Trombus vena sebagian besar terdiri dari fibrin dan eritrosit dan

    hanya mengandung sedikit masa trombosit. Pada umumnya menyerupai reaksi

     bekuan darah dalam tabung.

    Pasien dengan faktor risiko tinggi untuk menderita trombosis vena dalam

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    28/32

    yaitu apabila

    - Riwayat trombosis, strok

    - Paska tindakan bedah terutama bedah ortopedi

    - Imobilisasi lama terutama paska trauma/ penyakit berat

    - Luka bakar

    - Gagal jantung akut atau kronik

    - Penyakit keganasan baik tumor solid maupun keganasan hematologi

    - Infeksi baik jamur, bakteri maupun virus terutama yang disertai syok.

    - Penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon esterogen

    - Kelainan darah bawaan atau didapat yang menjadi predisposisi untuk

    terjadinya trombosis.

    Keadaan ini dapat menyerang semua usia, tersering setelah usia 60 tahun,

    dan tidak terdapat perbedaan angka kejadian antara laki-laki dan perempuan.

    Gambaran klinis

    Trombosis vena dalam merupakan keadaan darurat yang harus secepat

    mungkin didiagnosis dan diobati, karena sering menyebabkan terlepasnya

    trombus ke paru dan jantung. Tanda dan gejala klinis yang sering ditemukan

     berupa :

    - Pembengkakan disertai rasa nyeri pada daerah yang bersangkutan, biasanya

     pada ekstremitas bawah. Rasa nyeri ini bertambah bila dipakai berjalan dan

    tidak berkurang dengan istirahat.

    - Kadang nyeri dapat timbul ketika tungkai dikeataskan atau ditekuk.

    - Daerah yang terkena berwarna kemerahan dan nyeri tekan

    - Dapat dijumpai demam dan takikardi walaupun tidak selalu

    Diagnosis

    Gejala klinis dari trombosis vena dalam bervariasi (90% tanpa gejala

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    29/32

    klinis). Anamnesi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dapat

    dilakukan antara lain :

    a. Anamnesis

    - Nyeri lokal, bengkak, perubahan warna dan fungsi berkurang pada

    anggota tubuh yang terkena.

     b. Pemeriksaan Fisik

    - Edema, eritema, peningkatan suhu lokal tempat yang terkena, pembuluh

    darah vena teraba, Homan’s sign (+)

    - Berdasarkan data tersebut diatas sering ditemukan negatif palsu

    c. Pemeriksaan penunjang

    - Prosedur diagnosis baku adalah pemeriksaan venografi

    - Kadar antitrombin III (AT III) menurun (N: 85-125%)

    - Kadar fibrinogen degradation product (FDP) meningkat

    - Titer D-dimer meningkat

    Penatalaksanaan

    a. Non-farmakologis

    - Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena untuk melancarkan aliran darah

    vena

    - Kompres hangat untuk meningkatkan sirkulasi mikrovaskular

    - Latihan lingkup gerak sendi (range of motion) seperti gerakan fleksi-ekstensi,

    menggengam, dan lain-lain. Tindakan ini akan meningkatkan aliran darah di

    vena-vena yang masih terbuka ( patent )

    - Pemakaian kaus kaki elastis (elastic stocking ), alat ini dapat meningkatkan

    aliran darah vena

     b. Farmakologis

    1. Heparin

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    30/32

    - Terapi heparin harus diberikan dengan loading dose diikuti dengan infus

    continous yang awalnya berkecepatan 1.000/jam. Daosis ini harus dapat

    mempertahankan partial thromboplastin time (PTT) antara 1,5-2 kontrol

    waktu. Manfaat setelah pemberian heparin ini adalah menjaga tingkat

    Tersangka TVD

    Ultasonografi

    TVD Ada 3 Pilihan

    Pertimbangan klinis

    1 minggu USG

    D-dimer

    Rendah Sedang/ tinggi

    kesamaan dari antikoagulan dan memperkecil manifestasi perdarahan. Pada pasien

    yang tidak dapat menerima terapi warfarin, heparin dapat diberikan

    10.000 unit subkutan selama > 12 jam untuk mempertahankan PTT 1,5

    kontrol waktu, 6 jam setelah pemberian heparin.

    - Komplikasi yang dapat terjadi pada pemakaian heparin termasuk perdarahan,

    osteopeni, reaksi hipersensitivitas, dan trombositopenia. Reaksi heparin dapat

    dinetralisir/dihambat oleh pemberian protamin sulfat intravena, 1 mg

     protamin sulfat akan menetralisir sekitar 100 unit heparin.

    2. Warfarin

    - Warfarin diberikan pada dosis 10 mg/hari dampai waktu protombin

    memanjang. Kemudian dosis dapat diturunkan menjadi 5 mg/hari diberikan

    untuk mempertahankan waktu protrombin pada 1,2-1,5 kontrol waktu untuk

    trombosis vena. Warfarin biasanya dilanjutkan penggunaannya selama 3

     bulan, namun sebaiknya pada kasus tanpa komplikasi.

    - Monitoring farmakologis obat sangat diperlukan pasien yang memakai

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    31/32

    warfarin, karena banyak obat-obat lain yang dapat mempengaruhi efek

    warfarin, baik yang menghambat maupun yang memperkuat, seperti

    antibiotik, barbiturat, salisilat, kontrasepsi oral, dan lain-lain.

    3. Low Molecular Weight Heparin (LMWH)

    LMWH merupakan hasil fraksinasi atau depolimerisasi heparin.

    Perubahan berat molekul mengakibatkan beberapa perubahan farmakodinamik

     bila dibanding dengan heparin standar. Dibandingkan heparin standar, LMWH

    lebih aman, lebih efektif, tidak/jarang menibulkan perdarahan akibat heparin

    standar serta mudah cara pemberiannya dan tidak perlu pemantauan laboratorium.

    Dosis lazim yang diberikan pada trombosis vena dalam adala 1 mg/kgBB setiap

    12 jam, rata-rata diberikan selama 5 hari.

  • 8/17/2019 MAKALAH TROMBOSITOPENIA case2

    32/32

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Harrison, edisi ke-13, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

    Baratawidjaja, Karnen Garna; Rengganis, iris. Imunoogi Dasar  edisi ke-8. Jakarta:

    Balai Penerbit FKUI, 2009

    Sudoyo, Aru W, dkk.  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V. Jakarta: Interna

    Publishing, 2009

    Permono, Bambang; Endang W; dkk. Buku Ajar Hematologi-Onkologi

     Anak.Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2005

    Hoffbrand; Pettit; Moss. Kapita Selekta Hematologi edisi 4.Jakarta: EGC, 2005