makalah titanium dan zirkonium
-
Upload
eva-trisna -
Category
Documents
-
view
434 -
download
69
Transcript of makalah titanium dan zirkonium
KIMIA ANORGANIK II
TUGAS VI
TITANIUM DAN ZIRKONIUM
Oleh Kelompok:
Semester III/Reguler C
Ni Made Wahyu Cahyani NIM 1313031043
Bella Yuha Arinda NIM 1313030152
Ayu Eva Trisna Widianti NIM 1313031079
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015
1. Sejarah singkat penemuan Titanium dan Zirkonium
a. Titanium
Unsur titanium pada mulanya ditemukan oleh William Gregor pada tahun 1791
dalam bijih ilmenit, FeTiO3, yang dapat dipisahkan dari unsur besinya dengan
penambahan asam hidroklorida untuk memperoleh oksidanya, TiO2. Empat tahun
kemudian M.H. Klaporth (jerman) secara terpisah juga menemukan unsur titanium
dalam bentuk oksidanya yang kemudian disebut rutil, TiO2.
b. Zirkonium
Pada tahun 1789 oleh Klaporth juga menemukan zirkon oksida, ZrO2, yang berhasil
dipisahkan dari bijih zirkon. ZrSiO4. Sebagai logam yang tidak murni, J.J Berzelius
telah berhasil mengisolasi zirkonium (1824) dan titanium (1825).
2. Keberadaan dan distribusi Titanium dan Zirkonium dalam persenyawaannya pada
lapisan kerak bumi
a. Titanium
Titanium merupakan unsur yang tersebar luas dalam kulit bumi (sekitar 0,6% massa
kulit bumi). Meskipun melimpah, titanium jarang ditemukan dalam logam murni,
kebanyakan ditemukan dalam bentuk mineral seperti rutile atau titanium dioksida
(TiO2), perovskite (CaTiO3), dan ilmenite (FeTiO3), yang terebar luas di seluruh
bumi. Mineral ilmenite mengandung hampir 53% rutile (TiO2) yang merupakan
mineral penting untuk pengolahan titanium. Kerapatan titanium relatif rendah,
bermassa ringan, kuat, tahan terhadap cuaca dan stabil pada suhu tinggi. Umumnya,
senyawa titanium digunakan sebagai pigmen warna putih. Di alam titanium
ditemukan di meteor dan di dalam matahari.
FeTiO3 digunakan sebagai sumber bijih titanium, sebagian kecil untuk bijih
besi, sebagai bahan furnace, penghalus dan sebagai mineral spesimen.
TiO2 digunakan sebagai bijih titanium, pigmen, dan sebagai batuan ornament
seperti quartz.
Adapun beberapa jenis mineral dari titanium di kerak bumi
b. Zirkonium
Zirkonium merupakan salah satu unsur penyusun kulit bumi. Zirkonium banyak
terdapat dalam alam mineral seperti Zircon (ZrSiO2) dan Zirconia/baddeleyite (ZrO2).
Baddeleyite sendiri merupakan oksida zirkonium yang tahan terhadap suhu luar biasa
tinggi sehingga digunakan untuk pelapis tanur tinggi.
3. Cara isolasi, sifat-sifat dan penggunaan Titanium dan Zirkonium
a. Cara isolasi titanium
1. Cara isolasi titanium menurut proses Wilhelm Kroll, yaitu pada awalnya
melibatkan pengubahan titanium (IV) oksida menjadi titanium (IV) klorida
melalui pemanasan dengan karbon dan diklorin menurut persamaan reaksi
berikut.
TiO2 (s)+2C(s)+2Cl2 (g)→TiCl4( g)+2CO(g)
Hasil gas titanium (IV) klorida ini dikondensasikan pada suhu 1370C.
Reduksi titanium (IV) klorida menjadi logamnya paling baik digunakan
logam magnesium. Reduksi ini dapat berlangsung pada suhu 8500C menurut
persamaan reaksi berikut.
TiCl4 (g)+2 Mg(l)→Ti(s)+2 MgCl2(g)
2. Cara Van Arkel De Boer
Dengan menggunakan proses Van Arkel dan De Boer, pembuatan logam
Titanium dari biji Titanium seperti Rutile, Anatase dan Ilminite dapat
dilakukan dengan cara reduksi dengan aluminium yang selanjutnya akan di
iodinasi dari produk yang diperoleh dari proses reduksi. Hasil iodinasi ini
direaksikan dengan Potassium Iodida pada suhu 100 – 200 °C. Kemudian
Titanium Tertraiodida dipisahkan dari Potassium Iodida sehingga akan
membentuk logam titanium melalui dekomposisi panas atau reduksi pada suhu
1.300 – 1.500 °C. Proses ini menggunakan titanium iodida dengan kemurnian
yang tinggi, tetapi harganya mahal sehingga membuat titanium melalui metose
ini sangat kurang ekonomis (Hard dkk, 1983).
3. Proses J. Meggy dan M.Prieto
Dengan menggunakan proses J. Meggy dan M.Priet, pembuatan logam
Titanium dari bijih Ilminite dapat dilakukan dengan cara Flourinasi. Bijih
Ilminite diflourinasi dengan garam flousilikat seperti K2SiF6, Na2SiF6 pada suhu
350–950 °C selama 6 jam. Selanjutnya besi dan Ti dikonversikan ke flourida
dengan cara dileaching dari bijih flourinasi dengan larutan encer seperti HF, HCl
dan H2SO4 pada suhu 60–95 °C selama 2jam. Setelah proses leaching, larutan
dapat dievaporasi dan didinginkan untuk mengendapkan floutitanat. Endapan
floutitanat dapat ini kemudian disaring dan dikeringkan pada suhu 110–150 °C.
Kemudian mereduksinya menjadi logam Ti. Metode ini merupakan pengontakan
floutitanat dengan campuran zinc–aluminium pada suhu 400–1.000°C. Sehingga
aluminium flourida akan terpisahkan sebagai produk samping dalam
bentuk cryolite. Campuran lelehan logam zinc–titanium dipisahkan dengan cara
destilasi pada suhu 800–1.000°C sehingga diperoleh zinc pada produk destilat
dan titanium sponge pada produk akhir (Hard dkk, 1983).
b. Cara isolasi zirkonium
1. Proses Klorinasi
Klorinasi Zirkon dilakukan dengan mengubah zirkon kedalam bentuk zirkonium
karbida dengan menggunakan graphite pada graphite lined arcfurnace dengan
temperatur proses 1800oC :
ZrSiO4 + 4C → ZrC + SiO + 3CO
Silicon monoxide menguap pada temperatur 1800oC. Setelah itu ZrC diubahmenjadi
ZrCl dengan cara klorinasi pada temperatur 500oC:
ZrC + 2Cl2 → ZrCl4+ C
Pada perkembangannya, Zirkon dan karbon dicampurkan dan diklorinasi
padatemperatur 1200oC dan menghasilkan ZrCl, pada satu proses saja.
ZrSiO4 + 4C + 4Cl2 → ZrCl4 + SiCl4 + 4CO
2. Proses Alkali Fusion
Dikembangkan oleh Ames Laboratory of the U.S. Atomic Energy Commission.
Proses ini cocok untuk memisahkan hafnium darizirkonium dengan menggunakan
solvent extraction dari suatu larutan aqueous.
Pertama, Pasir zirkon dengan fraksi 1 sampai 1.5 kali berat sodium hydroxide
dicampurkan. Kemudian dipanaskan pada suatu furnace pada temperatur 565oC.
Sodium hydroxide meleleh pada temperatur 318oC dan pada temperatur lebih tinggi
sodium hydroksida akan bereaksi dengan pasir zirkon.
4NaOH + ZrSiO4 → Na2ZrO3 + Na2SiO3 + 2H2O
Steam kemudian dilarutkan sehingga campuran menjadi berfasa viscous dan berubah
menjadi fragile-porous solid (“frit”) saat temperatur mencapai 530oC. Setelah
pendinginan, fragile-porous solid dipecah dandilakukan leaching menggunakan air,
dimana terjadiekstraksi Na2SiO3. Residu kemudian di-leaching dengan menggunakan
asam yang melarutkan Na2ZrO3.
3. Proses Fluosilicate Fusion
Digunakan di Uni Soviet untuk menghasilkan feed pada separasi hafnium dari
zirkonium dengan fractional crystallization dari K2MF6. Zirkon dihancurkan sampai
ukuran 200 mesh dandicampur dengan potassium flousilicate dan potassiumklorida.
Campuran tersebut disinter dalam sebuah rotary furnace pada temperatur 650 dan
700oC. Reaksi yang terjadi adalah :
ZrSiO4 + K2SiF6 → K2ZrF6 + 2SiO2
Produk hasil proses sinter tersebut didinginkandan dihancurkan sampai berukuran 100
mesh dan dilakukan proses leaching pada temperatur 85oC dengan HCl 1%. Hasilnya
di-filter pada temperature 80oC lalu didinginkan agar terbentuk kristal K2ZrF6 (serta
K2HfF6) yang kemudian disaring dan dicuci dengan air.
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan dalam proses pembuatan zirconium, yaitu:
1. Proses Kroll, meliputi reduksi dari uap tethrachloride darileburan magnesium.
2. Proses hot wire, meliputi dekomposisi dari iodide.
3. Elektrolisis dari double potassium floride yang dilarutkankstraksi zirconium
dari zircon, yaitu dari lelehan garam.
Sifat-sifat unsur titanium dan zirkonium
Karakteristik 22Ti 40Zr
Kelimpahan/ppm
(dalam kerak bumi) 4400 220
Densitas/g cm-3 4,49 6,52
Titik leleh/ 0C 1667 1857
Titik didih/ 0C 3285 4200
Jari-jari atomik/pm 147 160
Jari-jari ionik/pm :
M4+ ; M3+ ; M2+
(bilangan koordinasi enam) 60,5 ; 67 ; 86 72 ; -; -
Konfigurasi elektronik [18Ar] 3d2 4S2 [36Kr] 4d2 5s2
elektronegativitas 1,5 1,4
Sifat Fisika Titanium
Titanium berwarna abu-abu putih keperakan. Titanium bersifat ringan dan kuat.
Selain itu, titanium memiliki massa jenis yang rendah, keras, tahan karat, dan
mudah diproduksi. Titanium juga tidak larut dalam larutan asam kuat dan tidak
reaktif di udara karena memilki lapisan oksida dan nitrida sebagai pelindung.
Logamnya berstruktur hexagonal memiliki kemiripan sifat dengan logam besi dan
nikel. Keras dan tahan panas dnegan titik leleh 16800C dan titik didih 32600C
Penghantar panas dan listrik yang baik, tahan terhadap korosi sehingga banyak
digunakan untuk mesin turbin, industry kimia, pesawat terbang, dan peralatan
laut.
Sifat kimia Titanium
1. Reaksi dengan air
Ti(s )+2 H 2 O(l)→ TiO2(s )+2 H 2 (g)
2. Reaksi dengan udara
Ketika titanium dibakar di udara akan menghasilkan titanium oksida dengan
nyala api putih yang terang dan ketika dibakar dengan nitrogen murni akan
menghasilkan titanium nitrida.
Ti(s )+O2(g)→ TiO2(s )
2 Ti(s)+N2 (g)→TiN (s)
3. Reaksi dengan halogen
Reaksi titanium dengan halogen akan menghasilkan titanium (IV) halida.
Ti(s )+2 X2(g )→ TiX 4 (s ) ( X )=halogen
4. Reaksi dengan asam
Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral pada suhu normal tetapi
dengan asam hidroflourik yang panas membentuk kompleks anion (TiF6)3-.
2 Ti(s)+2 HF(aq)→ 2 (TiF6 )(aq)3−¿+3 H 2 (g)+6 H (aq)
+¿ ¿¿
5. Reaksi dengan basa
Titanium tidak bereaksi dengan basa alkali pada temperatur normal, tetapi
pada keadaan panas.
Sifat Fisika Zirkonium
Zirkonium adalah logam kuat, bisa ditempa, ulet, dan berwarna perak abu-abu.
Zirkonium sangat tahan terhadap panas dan korosi. Zirkonium lebih ringan dari
baja dan kekerasannya mirip dengan tembaga.
Sifat Kimia Zirkonium
1. Reaksi dengan air
Zirkonium tidak bereaksi dengan air pada keadaan normal.
2. Reaksi dengan udara
Ketika zirkonium dibakar di udara akan menghasilkan zirkonium oksida
Zr(s)+O2 (g)→ZrO2 (s)
3. Reaksi dengan halogen
Reaksi zirkonium dengan halogen akan menghasilkan zirkonium (IV) halida.
Zr(s)+2 X 2(g)→ ZrX 4 (s ) ( X )=halogen
4. Reaksi dengan asam
Hanya terdapat sedikit kemungkinan logam zirkonium bereaksi dengan asam.
Zirkonium tidak dapat bercampur dengan asam hidrofluorik, HF, membentuk
kompleks fluoro.
Penggunaan unsur titanium
Digunakan untuk membuat peralatan perang (tank) dan untuk membuat
pesawat ruang angksa.
Titanium dioksida banyak digunakan sebagai pigmen putih dalam lukisan
outdoor karena memiliki sifat inert, daya pelapis mumpuni, serta tahan
terhadap paparan sinar UV matahari.
Titanium dialloykan dengan vanadium digunakan dalam kulit luaran pesawat
terbang, peralatan pendaratan, dan saluran hidrolik.
Titanium tetraklorida merupakan cairan yang tidak berwarna digunakan
untuk melapisi kaca.
Titanium dioksida digunakan dalam pelindung sinar matahari karena
ketahanannya terhadap sinar ultra.
Titanium digunakan untuk peralatan operasi.
Penggunaan unsur zirkonium
Zirkon juga digunakan sebagai penghias batu permata alami yang digunakan
pada intan.
Zirkonium dapat menyerap panas yang lebih rendah sehingga industri tenaga
nuklir menggunakan zirkonium dalam mengisi reaktor nuklir sebagai
pemantul.
Zirkonium digunakan secara meluas di industri kimia pada pipa yang terletak
di lingkungan korosif terutama pada temperatur tinggi.
Logam zirkonium digunakan dalam teras reaktor nuklir karena tahan korosi
dan tidak menyerap neutron.
4. Struktur dan sifat-sifat oksida, oksida campuran, dan sulfida titanium dan
zirkonium
a. Titanium Oksida
Titanium dioksida (TiO2) juga bisa disebut Titania atau Titanium (IV) oksida
merupakan bentuk oksida dari titanium secara kimia dapat dituliskan TiO2. Mineral
rutil, TiO2, banyakdijumpai tetapi tidak terlalu murni untuk langsung digunakan.
Senyawa ini dimanfaatkan secara luas dalam bidang anatas sebagai pigmen,
bakterisida, pasta gigi, fotokatalis dan elektroda dalam sel surya. Senyawa TiO2
bersifat amfoter, terlarut secara lambat dalam H2SO4(aq) pekat, membentuk kristal
sulfat dan menghasilkan produk titanat dengan alkali cair. Sifat senyawa TiO2 adalah
tidak tembus cahaya, mempunyai warna putih, lembam, tidak beracun, dan harganya
relatif murah. Titanium dioksida dapat dihasilkan dari proses sulfat ataupun klorin.
Titanium dioksida (TiO2) memiliki tiga fase struktur kristal, yaitu anatasa, rutil,
brokit.ketiganya mempunyai bilangan koordinasi enam untuk atom titanium dan tiga
untuk atom oksigen. Akan tetapi hanya anatasa dan rutil saja yang keberadaanya di
alam cukup stabil. Kemampuan fotoaktivitas semikonduktor TiO2 dipengaruhi oleh
morfologi, luas permukaan, kristanilitas dan ukuran partikel. Anatasa diketahui
sebagai kristal titania yang lebih fotoaktif daripada rutil.
Gambar 1. Struktur kristal anatase TiO2
Gambar 2. Struktur kristal rutile TiO2
Oksida campuran dari TiO2 yang banyak di perdagangkan antara lain perovskit,
CaTiO3, dan struktur yang sejenis yaitu SrTiO3 dan BaTiO3. Titanat lain yang
mempunyai struktur ilmenit (FeTiO3) yaitu MgTiO3, MnTiO3, CoTiO3, dan NiTiO3.
Sedangkan yang mempunyai struktur spinel yaitu Mg2TiO4, Zn2TiO4, dan Co2TiO4.
b. Zirkonium Oksida
Zirkonium oksida adalah logam berwarna putih keabu-abuan, berbentuk kristal
(amorf/struktur kristal yang tidak teratur), lunak, dapat ditempa dan diulur bila murni,
juga tahan terhadap udara bahkan api. Zirkonium oksida tergolong material yang
bersifat polimorfi yang memiliki tiga macam struktur kristal yaitu monoklinik
(<1170 °C), tetragonal (1170 - 2370 °C), kubus (>2370 °C). Zirkonium murni pada
suhu kamar memiliki struktur kristal monoklinik (m-ZrO2) dan bila terkena
pemanasan sampai 1000 - 1100 °C akan berubah struktur kristalnya menjadi
tetragonal (t-ZrO2). Karena pada kisaran suhu 1000 - 1100 °C masih tergolong fase
yang tidak stabil dan bila didinginkan kembali pada suhu ruang akan berubah
kembali menjadi monoklinik (m-ZrO2).
Gambar 3. Kristal ZrO2 monoklinik dengan ion Zr4+ ditunjukkan dengan bulatan
kecil berwarna kuning dan ion O2- bulatan besar berwarna biru di mana atom Zr
dikelilingi oleh lima atom oksigen. Perangkat lunak yang digunakan untuk
menggambar adalah program Ball and Sticks.
Gambar 4. Kristal ZrO2 tetragonal dengan ion Zr4+ ditunjukkan dengan bulatan kecil
berwarna ungu dan ion O2- bulatan besar berwarna merah dimana atom Zr dikelilingi
oleh lima atom oksigen. Perangkat lunak yang digunakan untuk menggambar adalah
program Balls and Sticks.
Oksida campuran dari ZrO2 yang disebut sebagai zirkonat dapat dibuat dari campuran
antara oksida, hidroksida, dan nitrat dari logam-logam lain, mirip senyawa zirkonium
yang dibakar pada ~1000-25000C. CaZrO3 bersifat isomorfi dengan perovskit.
Struktur spinel dari MIIZrO4 juga telah dikenal.
5. Sifat-sifat dan reaksi-reaksi halida titanium dan zirkonium
a. Halida dari titanium
Titanium halida dikenal sebagai Ti(II), Ti(III), dan TI(IV). TiF4 berupa padatan putih
dan dapat diperoleh dari reaksi TiCl4 dengan HF anhidrat, demikian juga reaksi
langsung logam titanium dengan F2 pada 2000C. Hadirnya HF berlebih dapat
mengakibatkan terbentuknya ion kompleks [TiF6]2-. TiF3 berupa padatan biru dapat
diperoleh dari hasil reaksi logam titanium dengan HF anhidrat pada ~7000C.
Titanium klorida dikenal sebagai seerbuk hitam TiCl2 padatan violet atau coklat
TiCl3, dan cairan tak berwarna TiCl4. Titanium (IV) klorida merupakan halida
terpenting, khususnya sebagai material awal untuk pembuatan senyawa-senyawa
titanium yang lain. Dalam udara lembab, TiCl4 menjadi berasap secara kuat dan
terhidrolisis menjadi TiO2, tetapi hadirnya HCL atau kurangnya H2O mengakibatkan
hidrolisi parsial menjadi senyawa okso klorida [TiO2Cl4]4- atau [TiOCl5]3-. Dalam
larutan yang dijuenuhkan dengan gas HCL dapat membentuk titanium ion kompleks
[TiCl6]2-. Reaksi TiCl4 dengan asam sulfat pekat membentuk titanium (IV) sulfat,
Ti(SO4)2 ataupun TiOSO4. Reaksi TiCl3 dengan asam sulfat encer juga menghasilkan
garam sulfatnya, Ti2(SO4)3.8H2O halida lain yang dikenal yaitu sebagai TiBr4, TiBr3,
TiI4, TiI3, dan TiI2.
b. Halida dari zirkonium
Zirkonium (IV) klorida, ZrCl4 berupa padatan putih yang menyublim pada ~3310C.
Dalam keadaan uap ia mempunyai struktur rantai zig-zag oktahedral –ZrCl6 yang
bersekutu pada salah satu sisinya. Dimana atom-atom klorin menyusun rangkaian
kemas rapat kubus ccpb(cubic closest packing). Senyawa ZrBr4, HfCl4, dan HfBr4
mempunyai tipe yang sama. Senyawaan Zr(III) terbatas pada pelarut bukan air. ZrCl3,
ZrBr3, dan ZrI3, dapat dipreparasi dari reduksi ZrX4 dengan H2atau Zr. Ketiga
senyawa ini mempunyai tipe yang sama dengan HfI3.
6. Sifat-sifat senyawa oksoanion dari titanium dan zirkonium
a. Titanium
Kompleks dari titan dapat berupa anion garam okso (bukan ion akua), perokso,
alkoksida, dan adduct dari TiX4. Kompleks anion [TiF6]2- yang dapat diisolasi sebagai
garam kristal diperoleh dengan melarutkan logam atau oksida dalam larutan hidrogen
florida akua. Dalam larutan asam klorida akua, TiCl4 memberikan kompleks okso yang
kuning dan dapat membentuk garam kompleks dengan anion [TiCl6]2- jika larutan
dijenuhi dengan HCl. Garam-garam okso biasanya berupa oksida terhidrat, misalnya
TiPSO4.H2O dan (NH4)2TiO(C2O4)H2O. Dimana TiO2+ tidak diskrit melainkan dalam
bentuk rantai atau cincin (Ti-O-Ti-O-)x.
Salah satu reaksi yang paling khas bagi larutan titanium akua berupa timbulnya warna
jingga yang jelas pada penambahan H2O2. Spesies utama pada pH dibawah 1 adalah
[TI(O2)(OH)]+. Titanium tetraklorida bereaksi dengan senyawa-senyawa yang
mengandung atom-atom hidrogen aktif dengan melepaskan HCl. Penggantian klorida
biasanya tidak sempurna tanpa kehadiran akseptor HCl seperti amina. Alkoksida
biasanya berupa cairan atau padatan yang dapat didestilasi atau sublimasi. Alkoksida
larutan dalam pelarut organik seperti dalam benzena. Alkoksida sangat mudah
terhidrolisis (bahkan oleh runutan/trance air) menghasilkan polimer dengan jembatan -
OH- atau -O-
TiCl4+4 ROH+4 R' N H 2 →Ti(¿)O4+4 R ' NH3 Cl
Halida dari titanium membentuk adduct TiCl4L atau TiCl4L2 berupa padatan kristal
yang sering larut dalam pelarut organik. Adduct tersebut tetap oktahendral. Sebagai
contoh [TiCl4(OPCl3)]2 masing-masing adalah dimer dengan dua jembatan.
b. Zirkonium
Oxoanion yang terkenal seperti Zr(NO3)4.5H2O dan Zr(SO4)2.4H2O hanya dapat
diisolasi jika larutannya cukup asam, sementara garam dasar dan kompleks anion
diperoleh dengan mudah. Beberapa senyawa logamokso menjadi keadaan polimer
dalam keadaan padat. Lain titanium anhidrat nitrat dapat dibuat dengan aksi N2O5
pada MCl4. Ti(NO3)4 adalah menyublim putih dan senyawa yang sangat reaktif.
7. Sifat-sifat karbida dan nitrida titanium dan zirkonium
a. Titanium Carbida (TiC)
TiC merupakan kristal yang sangat keras dan tidak larut dalam air, larut dalam asam
dan air regia, meleleh pada suhu 3140 derajat Celcius. TiC digunakan dalam keramik
logam, elektroda pelelehan, dan alat tungsten-karbida.
Sifat Umum TiC:
Rumus molekul TiC
Massa molar 59,89 g/mol
Wujud Serbuk hitam
Kerapatan 4,93 g/cm3
Titik didih 48200C
Titik lebur 31600C
Kelarutan dalam air Larut dalam air
Struktur Kristal Kubik
Bentuk geometri Segi delapan
Konduktivitas Rendah
Fungsi:
1. Sebagai alat mesin untuk mesin material yang keras (biasanya baja dan baja
tuang) dan untuk memotong (melapisi alat potong) pada kecepatan lebih tinggi.
2. Bahan baku pembuatan keramik terutama pada cincin. Sifat yang umum dan
mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau
rapuh.
b. Zirkonium Karbida (ZrC)
ZrC keras, kristal abu-abu yang larut dalam air, larut dalam asam, seperti bubuk,
terbakar secara spontan di udara, meleleh pada 3400 derajat Celcius, mendidih pada
5100 derajat Celcius. Zirkonium karbida digunakan sebagai kelongsong abrasif,
refraktori, filamen lampu pijar, dan alat pemotong.
c. Titanium Nitrida (TiN)
Sifat Umum TiN:
Rumus molekul TiN
Massa molar 61,87 g/mol
Bau Tanpa bau
Kerapatan 5,22 g/cm3
Titik lebur 29300C
Kelarutan dalam air Larut
Struktur Kristal Kubik
Bentuk geometri Segi delapan
Titanium nitrida bersifat sangat keras, sering digunakan sebagai lapisan pada paduan
titanium, baja, karbida, dan aluminium kompenen untuk meningkatkan permukaan
substrat.
d. Zirkonium Nitrida
ZrN merupakan sebuah bubuk, keras yang larut dalam asam pekat, meleleh pada
suhu 2930 derajat Celcius. Zirconium nitrada digunakan dalam refraktori, sermet,
dan cawan lebur laboratorium.
8. Sifat-sifat kompleks titanium dan zirkonium dengan bilangan oksidasi IV dan III serta
bilangan-bilangan oksidasi lebih rendah
Senyawa terakhir titanium dan zirkonium yang akan dijelaskan adalah kompleks,
Kompleks umum pertama adalah kompleks yang dari bentuk titanium yang
memiliki 4 bilangan oksidasi. Titanium menunjukkan jumlah yang sangat besar dari
kompleks tersebut, yang biasanya memiliki bilangan koordinasi 6, tapi bilangan
koordinasi yang mungkin dimiliki juga adalah 7- dan 8-. TitaniumIV sebagian besar
membentuk kompleks dari halida, yaitu TiCl4 yang bisa menjadi adduct dengan O
atau ligan lain. Ada juga TiF4 yang adduct terutama dengan O- dan N-ligan donor dan
TiBr4 yang membentuk adduct terutama kuning untuk adisi merah [MX4L2] dan
[MX4L2] dengan ligan seperti eter, keton OPCL3, amina, imina, nitrlies, tiol dan tioeter.
Dalam larutan asam klorida akua, TiCl4 memberikan kompleks okso yang kuning dan
dapat membentuk garam kompleks dengan anion [TiF6]2- jika larutan dijenuhi dengan
HCl. Kompleks anion [TiF6]2- yang dapat diisolasi sebagai garam kristal diperoleh
dengan melarutkan logam atau oksida dalam larutan hydrogen florida akua. Ada juga
kompleks titanium yang terjadi, seperti titanium tartrat dan banyak lagi. Garam-garam
okso biasanya berupa oksida terhidrat, misalnya TiOSO4.H2O dan
(NH4)2TiO(C2O4).H2O, dimana TiO2+ tidak diskrit melainkan dalam bentuk rantai atau
cincin (Ti-O-Ti-O-)x. Salah satu reaksi yang paling khas bagi larutan titanium akan
berupa timbulnya warna jingga pada penambahan H2O2.Spesies utama pada pH dibawah
1 adalah [Ti(O2)(OH)]+.
Reaksi Solvolitik dari TiCl4: Alkoksida dan Senyawa Kaitannya. Titanium Tetraklorida
bereaksi dengan senyawa-senyawa yang mengandung atom-atom hydrogen aktif dengan
melepaskan HCl. Penggantian klorida biasanya tidak sempurnya tanpa kehadiran
akseptor HCl seperti amina. Alkoksida biasanya berupa cairan atau padatan yang dapat
didestilisasi atau sublimasi. Alkoksida larutan dalam pelarut organik seperti dalam
benzena. Alkoksida sangat mudah terhidrolisis menghasilkan polimer dengan jembatan –
OH- atau –O--.
TiCl4+4 ROH+4 R ' NH 2→Ti(¿)O4+4 R ' NH 3Cl
Bentuk kompleks zirkonium banyak. Zirkonium terutama membentuk struktur
oktahedral di kompleks anion. Na3ZrF7 merupakan anion yang memiliki 7-koordinat
struktur bipyramidal pentagonal; pada Li6[BeF4][ZrF8] anion zirkonium adalah 8-
koordinat dodecahedral (terdistorsi); pada Cu6[ZrF8].12H2O itu adalah 8-koordinat
antiprismatic persegi, dan pada Cu3[Zr2F14].18H2O dimerisasi oleh tepi-berbagi dua
antiprisms persegi mempertahankan 8-koordinasi. Ada juga monokarboksilat jenis
[Zr(carbox)4], [ZrO(carbox)3(H2O)x] dan [ZrO(OH)(carbox)-(H2O)x] yang sangat
terkenal, seperti dikarboksilat yang sesuai. Sangat menarik bahwa tetrakis (oksalat),
Na4[M(C2O4)4].3H2O, mengadopsi stereokimia dodecahedral berbeda dengan stereokimia
persegi antiprismatic dari [M(acac)4], mungkin karena lebih kecil “bagian" ion oksalat
dibandingkan dengan acac bentuk dodecahedral.