Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nawiati

12
MAKALAH TINGKATAN ORGANISASI MAHLUK HIDUP DISUSUN OLEH : NAMA : NAWIATI SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA ( STIP WUNA ) 2014

Transcript of Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nawiati

MAKALAH

TINGKATAN ORGANISASI

MAHLUK HIDUP

DISUSUN OLEH :

NAMA : NAWIATI

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA

( STIP WUNA )

2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya maka tersusunlah makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Ekologi Umum

yang berjudul “Tingkatan Organisasi Makhluk Hidup”.

Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Ekologi yang telah membimbing dan

semua pihak yang telah berperan serta dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Saya sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan atau kesalahan oleh

karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Raha, Juni2014

Penulis

NAWIATI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................

B. Rumusan Masalah.........................................................................................

C. Tujuan.........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................

A. Individu.........................................................................................

B. Populasi.........................................................................................

C. Komunitas.........................................................................................

D. Ekosistem.........................................................................................

E. Bioma.........................................................................................

F. Biosfer.........................................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................

B. Saran .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada

dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi

didefinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok

organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-

organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi

“golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air

adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendefinisikan ekologi

sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan

bagian dari pada alam.

Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur

dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini

menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk

kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi,

faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya

menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah

mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.

Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah

tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk

hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya.

Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh –

tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya agar dapat menjawab pertanyaan;

di mana mereka hidup, bagaimana mereka hidup, dan mengapa mereka hidup di sana.

B. Rumusan Masalah

Apa sajakah yang termasuk keragaman pada sistem organisasi makhluk hidup?

C. Tujuan

untuk mengetahui keragaman pada sistem tingkatan organisasi makhluk hidup.

D. Manfaat

Mahasiswa dapat memahami tingkatan organisasi makhluk hidup.

BAB II

PEMBAHASAN

Keanekaragaman pada sistem organisasi kehidupan memiliki tingkatan organisasi

kehidupan, yaitu seperti yang berurutan pada gambar di bawah ini

A. Individu

Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang

pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup,

seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus

mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara

anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus

seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku

tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan.

Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.

B. Populasi

Populasi adalah individu-individu yang berkumpul di suatu tempat tertentu pada waktu

yang sama dan akan membentuk organisasi kehidupan. Individu-Individu dalam Populasi

tersebut dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan. Contohnya populasi

semut, sapi,lebah, dan burung.

Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut

dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan

jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun

1980 populasi Pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung

lagi ada 500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun terjadi

pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon.

Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk

organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi adalahperpindahan

satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu

atau lebih organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya.

Imigrasi ini akan meningkatkan populasi.

Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme,

sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan

meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah

populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu

menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis

dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.

C. Komunitas / Perkumpulan

Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas

tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata

yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir,

hutan jati.

Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil

beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian

nama komunitas dapat berdasarkan : 1) Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan,

bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan

Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil. 2)

Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas

pantai pasir, komunitas lautan,dan lai- lain. 3) Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda

fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti

iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang

tahun, maka disebut hutan hujan tropik. Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat

bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu (1)

Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit

atau di kolam, (2) Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di

pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dan lain - lain.

Sebuah komunitas ditandai dengan interaksi yang terjadi antara populasi penyusunnya.

Ada banyak cara yang berbeda di mana populasi milik spesies yang berbeda berinteraksi satu

sama lain. Cara yang berbeda adalah persaingan, parasitisme, predasi, commensalism dan

mutualisme. Di dalam komunitas selalu ada interaksi baik antar anggota spesies yang sama

maupun antarpopulasi yang berbeda. Contohnya, dalam komunitas hewan ada populasi

Singa, kadal, tikus ular dan lain – lain. Komunitas sawah di dalamnya terdapat berbagai

macam populasi padi, katak, tikus, keong, walangsangit, capung, dan lain sebagainya.

Komunitas buah di dalamnya terdapat populasi mangga, kedondong, jambu air, tomat,

pisang, dan lain sebagainya.

Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara

komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.

D. Ekosistem

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ilmu

yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara

unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan

suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam.

Berdasarkan pengertian tersebut, suatu ekosistem terbentuk oleh komponen hidup

(biotik) dan tidak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.

Keteraturan tersebut terjadi karena adanya arus materi dan energi yang terkendali oleh

adanya arus transportasi dan transformasi antar komponen dalam ekosistem. Setiap

komponen memiliki fungsi (relung) tertentu. Selama setiap komponen tetap melakukan

fungsinya dan bekerjasama dengan baik, keteraturan ekosistem akan tetap terjaga.

Ketika kita bergerak menaiki tangga tingkat organisasi makhluk hidup, komplikasi

cenderung meningkat. Misalnya, ekosistem istilah didefinisikan sebagai suatu daerah atau

lingkungan di mana masyarakat berkembang dan tumbuh subur. Namun, ekosistem tidak

sama dengan masyarakat. Bahkan, itu adalah entitas yang lebih besar yang menyediakan

ruang bagi masyarakat. Ekosistem kebun di dalamnya terdapat komunitas umbi-umbian,

komunitas hewan ternak, komunitas buah, komunitas unggas, komunitas petani, dan lain-

lain. Ekosistem Danau, di ekosistem danau dihuni oleh hewan seperti ikan

nila, gurame, kura-kura, ular, katak, dan jonga

Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan

kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen

(tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai

(mikroorganisme). Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan

ekosistem perairan.

1. Ekosistem darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.

Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya).

2. Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya

kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah

jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.Hampir semua filum hewan terdapat

dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

3. Ekosistem air laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion

CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan

besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah

tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di

bagian bawah disebut daerah termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah

permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke

tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga

memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat

dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

Keseimbangan Ekosistem

Ekosistem yang tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dalam suatu ekosistem, terdapat suatu

keseimbangan yang disebut dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan

berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.

Perubahan ekosistem karena perubahan jumlah populasi komponen biotiknya sangat

berpengaruh terhadap suatu ekosistem. Perubahan komponen biotik tersebut dapat disebabkan

oleh adanya pertumbuhan, perkembangbiakan, ataupun kematian.

Sebagai contoh, jika musim kemarau tidak ada petani yang menanam padi, ulat dan tikus

pemakan batang padi tidak mendapat makanan yang cukup sehingga jumlahnya menurun.

Demikian juga dengan burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus, sebagian masih mendapat

makanan untuk bertahan hidup dan sebagian lagi akan mati karena tidak kebagian makanan.

Akan tetapi, pada saat musim penghujan, petani mulai menanam padi maka ulat pemakan

daun padi dan tikus pengerat batang padi akan meningkat jumlahnya karena adanya peningkatan

jumlah makanan tersebut, yang diikuti juga dengan kenaikan jumlah burung pemakan ulat, dan

ular pemakan tikus akan berkembang pesat pula. Dari contoh di atas dapat dikatakan bahwa

perubahan jumlah komponen biotik tidak mengalami perubahan dengan adanya perubahan

musim atau keseimbangan ekosistem tetap.

Grafiknya dapat dilihat seperti di bawah ini. Dalam suatu ekosistem terdapat suatu

keseimbangan yang disebut dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan

berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Betapa kuatnya pertahanan ekosistem

terhadap perubahan. Biasanya, batas mekanisme homeostatis dapat dengan mudah diterobos

oleh kegiatan manusia.

Misalnya, pembuangan sampah beracun yang terlalu banyak di dalam perairan sungai

sehingga melampaui batas homeostatis alami sungai yang mengakibatkan kerusakan yang parah

terhadap ekosistem sungai. Contoh lainnya adalah penebangan hutan lindung yang melampaui

batas homeostatis sehingga dapat merusak mekanisme homeostatis ekosistem hutan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Individu merupakan organisme tunggal. Populasi adalah individu-individu yang

berkumpul di suatu tempat tertentu pada waktu yang sama dan akan membentuk organisasi

kehidupan. Komunitas ialah kumpulan dari dua atau berbagai populasi yang hidup pada suatu

waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ilmu

yang mempelajari ekosistem disebut ekologi.

B. Saran

Setelah mengetahui keanekaragaman makhluk hidup beserta tingkatan organisasinya

maka saya harap kepada semua untuk tetap menjaga kelestariannya agar tetap tercipta

keseimbangan alam.

DAFTAR PUSTAKA

1. Indriyanto, 2008, Ekologi Hutan, Jakarta : Bumi Aksara

2. Lina Yuliana . 2011 . Ekosistem . Aviable from :

http://linayuliana15.blogspot.com/2011/02/ekosistem.html . Diakses tanggal : 1 Mei

2014.

3. Odum, E. P., 1994., Dasar-Dasar Ekologi, Yogjakarta : UGM Press

4. Pringgoseputro, S. , 1998, Ekologi Umum, Yogjakarta: UGM Press

5. Resosoedarmo, S., 1989, Pengantar Ekologi, Bandung: CV REMADJA KARYA

6. Soeriaatmadja, 1989, Ilmu Lingkungan, Bandung: ITB Press