Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

15
A. PENGERTIAN DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdsiri darai dua bagian, yakni bahan interseluler dan sejumlah bahan organik. Volume dari darah secara keseluruhan sekitar satu perdua belas dari berat badan atu lima liter, 55 persennya adalah cairan, sedangkan sisanya adalah sel darah. Plasma darah terdiri dari : a. Air : 91 % b. Protein : 8 % (albumin, globulin, protrombin, dan fibrinogen) c. Mineral : 0,9 % (natrium khlorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan besi) d. Gas (Oksigen dan Karbondioksida) e. Hormon-hormon f. Enzim dan Antigen g. Sejumlah bahan organic (glucose, lemak, urea, asam urat, kreatinin, cholesterol dan asam amino). Volume darah konstan jika tubuh dakam keadaan sehat da diatur oleh tekanan osmotic dalam pembuluh darah dan dalam jaringan sampai batas tertentu.Sel darah terdiri dari tiga jenis yakni sel darah merah, sel darah putih dan butir pembeku. Jumlah normal darah atau jumlah sel setiap milimeter kubikdarah adalah kira-kira : Sel Darah Merah 4.500.000 sampai 5.500.000 Rata-rata 5.000.000 Sel Darah Putuh 6.000 sampai 10.000 Rata-rata 8.000 Dengan susunan sebagai berikut : Persen persen Sel netrofil ……………………………………… 60 sampai 70 66 Sel eosinofil ……………………………………… 1 sampai 4 3 Sel basofil…………………………………………sampai 2 1 Limfosit (besar dan kecil)………………………… 20 sampai 30 25 Monosit…………………………………………… 4 sampai 8 5

description

Ini Contoh makalah yang saya buat dari beberapa reFerensi..

Transcript of Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

Page 1: Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

A. PENGERTIAN DARAH

Darah adalah jaringan cair yang terdsiri darai dua bagian, yakni bahan interseluler dan sejumlah bahan organik. Volume dari darah secara keseluruhan sekitar satu perdua belas dari berat badan atu lima liter, 55 persennya adalah cairan, sedangkan sisanya adalah sel darah. Plasma darah terdiri dari :

a. Air : 91 %

b. Protein : 8 % (albumin, globulin, protrombin, dan fibrinogen)

c. Mineral : 0,9 % (natrium khlorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan besi)

d. Gas (Oksigen dan Karbondioksida)

e. Hormon-hormon

f. Enzim dan Antigen

g. Sejumlah bahan organic (glucose, lemak, urea, asam urat, kreatinin, cholesterol dan asam amino).

Volume darah konstan jika tubuh dakam keadaan sehat da diatur oleh tekanan osmotic dalam pembuluh darah dan dalam jaringan sampai batas tertentu.Sel darah terdiri dari tiga jenis yakni sel darah merah, sel darah putih dan butir pembeku. Jumlah normal darah atau jumlah sel setiap milimeter kubikdarah adalah kira-kira :

Sel Darah Merah 4.500.000 sampai 5.500.000 Rata-rata 5.000.000

Sel Darah Putuh 6.000 sampai 10.000 Rata-rata 8.000

Dengan susunan sebagai berikut :

Persen persen

Sel netrofil ……………………………………… 60 sampai 70 66

Sel eosinofil ……………………………………… 1 sampai 4 3

Sel basofil…………………………………………sampai 2 1

Limfosit (besar dan kecil)………………………… 20 sampai 30 25

Monosit…………………………………………… 4 sampai 8 5

Jumlah 100

Trombosit 250.000 sampai 500.000 Rata-rata 8.000

Page 2: Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

B. FUNGSI DARAH

Darah dalam tubuh mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Bekerja sebagai sistem transport dari tubuh, mengantarkan semua bahan kimia, oksigen da nzat makanan yang diperlukan untuk tubuh supaya fingsi normalnya dapat dijalankan, dan menyingkirkan karbon dioksida dan hasil buangan yang lain.

2. Sel darah merah mengantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan sebagian dari karbod dioksida.

3. Sel darah putih menyediakan banyak bahan pelindung dan karena berakan fagisitosis dari bebrapa sel maka melndungi tubuh terhadap serangan bakteri.

4. Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan : menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuhmenerima makanannya. Merupakan kendaraan untuk mengangkut bahan buangan ke berbagai organ exkretorik untuk dibuang.

5. Hormon dan enzim diantarkan dari organ ke organ dengan perantaraan darah.

Semua jaringan memerlukan persediaan darah yang memadai, yang tergantung pada tekanan darah arteri normal yang dipertahankan. Dalam keadaan duduk atau berdiri, darah yang menuju ke otak harus dipompa ke atas, namun dalam keadaan keadaan rebahan tekanan darah adalah normal. Bila otak tidak menerima darah selama lebih dari 3 sampai 4 menit, maka akan terjadi perubahan-perubahan yang tidak dapat pulih kembali dan beberapa sel otak akan mati.

C. SUSUNAN SEL DARAH

Sel darah terdiri atas empat jenis yakni sebagai berikut :

1. Sel Darah Merah atau Eritrosit

Berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang jika dilihat dari samping. Berwarna kuning tua pucat jika dilihat satu per satu, namun berwarna merah jika dilihat dalam jumlah besar dan inilah yang memberi warna merah pada darah strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma, berisi massa hemoglobin. Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Jmlah hemoglobin dalam sel darah merah adalah kira-kira 15 gram setisp 100 ml darah.

Sel darah merah dibentuk alam sum-sum tulang terutama dai tulang pendek, pipih dan tak beraturan dari jaringan konselus pada ujung pipa dan sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Perkembangan sel darah merah dalam sumsum tulang melalui berbagai tahap yakni :

1. Mula-mula besar dan berisi nucleus tetapi tidak ada hemoglobin.

2. Mulai diiisi oleh hemoglobin.

3. Kehilangan nukleusnya dan baru diedarkan ke dalam sirkulasi darah.

Page 3: Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

Rata-rata panjang hidup darah merah kira-kira 115 hari. Sel menjadi usang dan dihancurkan dalam sistema retikulo-endotelial, terutama dalam limpa dan hati bila terjadi pendarahan maka sel darah merah dan hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen akan hilang.

2. Sel Darah Putih atau Lekosit

Bentuknya lebih besar daripada sel darah merah, nam,un jumlahnya lebih sedikit daripada sel darah merah. Rupanya bening dan tidak berwarna. Terdapat 6.000 sampai 10.000 (rata-rata 8.000) sel darah putih dalam setiap millimeter.hampir 70 persen dari jumlah sel darah pitih merupakan granulosit atau sel polimorfonuklear. Terbentuk dalam sumsum merah tulang. Sel ini berisi sebuah nucleus yang berbelah banyak dan protoplasmanya berbulur, karena inilah disebut sel berbulir atau granulosit. Sel darah putih dikenal menurut sifatnya dalam pewarnaan yakni :

1. Sel netrofil, Paling banyak dijumpai. Sel golongan inimewarnai dirinya dengan pewarna netral, atau campuran pewarna asam dan basa, dan tampak berwarna ungu.

2. Sel eonisofil, Hanya sedikit dijumpai. Sel ini menyerap pewarna yang bersifat asam (eosin) dan kelihatan merah.

3. Sel basofil, Menyerap pewarna basa dan menjadi biru.

4. Limfosit, Membentuk 25 persen dari seluruh jumlah sel darah putih sel ini tidak memiliki gerak seperti amuba. Sel ini dibagi lagi dalam bentuk sel besar dan kecil.

Dengan kekuatan amubodinya sel darah putih dapat bergerak bebas di dalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh tubuh, sehingga dengan cara ini sel darah putih dapat :

1. Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera.

2. Menangkap organisme hidup dan menghancurkannya.

3. Menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan kayu, benang jahitan

(catgut) dsb dengan cara yang sama.

4. Sebagai tambahan granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein yang

memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya.

5. Dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhan

dimungkinkan.

Page 4: Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

3. Butir Pembeku atau Trombosit

Sel kecil kira-kira sepertiga ukuran sel darah merah. Terdapat 300.000 trombosit dalam setiap millimeter kubik darah. Peranannya penting dalam penggumpalan darah. Penggumpalan (koagulasi) darah dipercepat oleh :

a. Panas yang sedikit lebih tinggi dari suhu badan.

b. Kontak dengan bahan kasar seperti pinggiran yang kasar dari pembuluh darah yang rusak.

Penggumpalan (koagulasi) darah dipercepat oleh :

a. Dingin.

b. Kalau disimpan dalam tabung berlapis lilin di sebelah dalamnya, sebab darah memerlukan kontak dengan permukaan yang dapat menjadi basah oleh air sebelum dapat bergumpal, sedangkan paraffin tidak memiliki permukaanyang dapat basah oleh air.

c. Dengan ditambah kalium sitrat atau natrium sitrat yang menyingkirkan garam kalsium yang dalam keadaan normal ada.

4. Plasma Darah

Yang di maksud dengan plasma darah atau cairan darah adalah darah tanap sel-sel darahnya. Warna dari plasma darah kekuning-kuningan, kira-kira 90% terdiri dari air. Bagian lainnya ialah zat-zat yang larut di dalamnya, sebagian bersifat organik sebagian bersifat anorganik. Bagian ini merupakan bagian tetap dari cairan darah. Kecuali itu, masih ada zat-zat makanan, gas oksigen, karbondioksida, dan lain-lain yang ada untuk sementara waktu.

D. Patologi atau Kelainan pada Darah

a. Hemofilia, adalah kelainan perdarahan yang diturunkan yang disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan. Hemofilia dikenal dengan du jenis yaitu hemofilia A yang timbul jika ada defek gen yang menyebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII (FVII) sedangkan hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (FIX). hemofilia A dan B tidak dibedakan karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang serupa.

b. Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Penyebab umum dari anemia:

- Perdarahan hebat - Berkurangnya pembentukan sel darah merah - Meningkatnya penghancuran sel darah merah - Anemia Aplasti adalah jenis anemia yang tergolong langka dan muncul lantaran

adanya gangguan pada pabrik sel darah merah, yakni sumsum tulang belakang- Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala

terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Page 5: Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

c. Leukemia merujuk kepada satu kelompok penyakit darah yang ditandai dengan kanker pada jaringan-jaringan yang memproduksi darah. leukemia dilihat sebagai satu penyakit mematikan tunggal yang homogen, ditandai oleh penampakan sampel darah yang putih (leuko-).

Leukemia akut: penghasilan pesat sel darah muda. Ini menyebabkan tulang sumsum gagal menghasilkan sel darah dewasa. Boleh terjadi pada kanak-kanak dan orang muda. Jika tidak dirawat segera, pesakit boleh meninggal dalam masa beberapa bulan ataupun minggu.

Leukemia kronik: penghasilan banyak sel darah dewasa yamg tak normal. Biasanya mengambil masa beberapa bulan hingga tahun. Biasanya terjadi pada orang tua, tapi tidak mustahil pada orang muda. Selalunya diawasi untuk suatu tempoh sebelum dirawat untuk keberkesanan rawatan yang maksimum.Perawatan umum dari leukemia adalah kemoterapi, kadangkala dengan penambahan terapi radiasi.Bila kasusnya parah, transplantasi sumsum tulang kadang kala dibutuhkan. Sebuah alternatif dari transplantasi sumsum tulang adalah transplantasi darah tali pusat dengan menggunakan sel dari tali pusat untuk menggantikan sel yang rusak oleh terapi leukemia.

d. Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi yang bersifat akut, menyeluruh dan bisa menjadi berat. Anafilaksis bisa tejadi sebagai respon terhadap berbagai alergen. Penyebab yang sering ditemukan adalah: Gigitan/sengatan serangga , Serum kuda (digunakan pada beberapa jenis vaksin) , Alergi makanan , Alergi obat. Serbuk sari dan alergen lainnya jarang menyebabkan anafilaksis. Anafilaksis mulai terjadi ketika alergen masuk ke dalam aliran darah dan bereaksi dengan antibodi IgE. Reaksi ini merangsang sel-sel untuk melepaskan histamin dan zat lainnya yang terlibat dalam reaksi peradangan kekebalan..Histamin menyebabkan pelebaran pembuluh darah (yang akan menyebabkan penurunan tekanan darah) dan perembesan cairan dari pembuluh darah ke dalam jaringan (yang akan menyebabkan penurunan volume darah), sehingga terjadi syok. Cairan bisa merembes ke dalam kantung udara di paru-paru dan menyebabkan edema pulmoner. Gejala-gejala yang bisa ditemui pada suatu anafilaksis adalah:

- kaligata - gatal di seluruh tubuh - hidung tersumbat - kesulitan dalam bernafas - batuk - kulit kebiruan (sianosis), juga bibir dan kuku - pusing, pingsan - kecemasan - berbicara tidak jelas - denyut nadi yang cepat atau lemah - jantung berdebar-debar (palpitasi) - mual, muntah , diare - nyeri atau kram perut , bengek - kulit kemerahan.

Page 6: Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

e. Aneurisma adalah suatu penonjolan (pelebaran, dilatasi) pada dinding suatu arteri, biasanya pada aorta. Aneurisma aorta terutama merupakan akibat dari arteriosklerosis, yang menyebabkan lemahnya dinding aorta sehingga tekanan di dalam mendorong dinding menggembung keluar. Di dalam aneurisma sering terbentuk bekuan darah (trombus) dan bisa tersebar di sepanjang dinding aorta. Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang cenderung menderita aneurisma:

- Kelainan bawaan (kelemahan pada dinding pembuluh darah) - Cedera atau luka tembak - Infeksi jamur atau bakteri pada dinding arteri - Peradangan pada aorta - Penyakit jaringan ikat turunan (misalnya sindroma Marfan) - Sifilis.

f. Arteriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur. Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.

g. Hipotensi Ortostatik adalah penurunan tekanan darah yang berlebihan ketika seseorang sedang berdiri, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak dan pingsan. Hipotensi ortostatik bukankah suatu penyakit yang spesifik tetapi merupakan ketidakmampuan untuk mengatur tekanan darah dengan segera. Hipotensi ortostatik memiliki banyak penyebab:

- Pengaruh gaya gravitasi bumi, - Pengaruh obat-obatan - Perdarahan atau kehilangan cairan yang berlebihan- Gangguan pada sistem sensor - Pengaruh penyakit tertentu

h. Septikemia, Keracunan darah, suatu keadaan yang paling serius dimana bahan-bahan yang beracun langsung kedalam aliran darah, dan dengan jalan ini racun-racun tersebut tersebar ke seluruh tubuh.

i. Lekositosis, Jumlah sel darah putih melebihi jumlah normalj. Lekopeni, jumlah leukosit di bawah normal karena infeksi kuman penyakit terentuk. Talasemia, merupakan penyakit keturunan yang di tandai dengan gaguan dan ketidak

mampuan memproduksi hemoglobindan eritrosit, dengan akibat animea. Talasemia terjadi pada suatu atau lebih gen yang membentuk rantai polipeptida α ,β , γ rantai polipeptida ini merupakan bagian dari molekul hemoglobin. Gejalanya bervariasi, bisa berupa anemia, pembesaran limpa. Bentuk tulang jadi abnormal karena tulang belakang hiperakti f juga terjadi ganguan pertumbuhan.

Page 7: Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

E. Pengertian Limfa

Cairan Limfa adalah salah satu perlengkapan untuk pengaliran cairan tubuh dan jaringan tubuh ke aliran darah dengan cara-cara khusus dimana pembulu limfe yang demikian permeabel sehingga partikel-partikel yang besar ukuran molekulnya dan molekul protein yang di jaring dapat melaluinya. Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung,dan lengan sebelah kanan, di kumpulkan di pembuluh-pembulu limfa dan bersatu menjadi pembulu limfa kanan atau duktus limfatikus dekster. Sistem limfa sangat berhubungan erat denga sirkulasi darah, sistem ini merupakansalah satu jalan utama untuk absorbsi bahan gizi dari traktus gastrointestine yang bertanggung jawa dalam absorbsi lemak dan salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi. Pembulu limfa kecil-kecil yang meny tu menjadi besar disana-sini memiliki katup, sehingga aliran cairan limfe menuju kesatu arah yaitu ke vena subklavia.

Cairan limfa memiliki komposisi yang sama dengan plasma darah tapi dengan kadar protein yang lebih kecil dan mengandung sejumlah besar limfosit yang mengalir disepanjang pembuluh untuk masuk ke dalam pembuluh darah.

F. Fungsi Limfa

Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.

Limpa adalah alat tubuh kecil berwarna merah seperti merah hati. Letaknya di bawah lambung atau vertikulus. Dan limpa ini ber fungsi antara lain:

a. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sistem peredaran darah.b. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.c. Untuk membawa lemak yang sudah di buat emulsi dari usus ke peredaran darah. Saluran limfa

yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lateral.d. Kelenjarntuk limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan

penyebaran organisma itu dari tempat masuknya kedalam jaringan, ke bagian lain tubuh.e. Bila idak ada infeksi, kelenjar limfa menghasilakan zat antibodi untuk melindungi tubuh dari

kelanjutan infeksi.

Page 8: Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

G. Patologi Limlimfatik

1. Limfadenitis TB merupakan peradangan kelenjar getah bening yang disebabkan species Mycobacterium tuberculosis sehingga dikatakan Limfadenitis Spesifik. Limfadenitis TB ciri mikroskopis tampak kumpulan sel epiteloid dikelilingi oleh limfosit membentuk tubercle (soft maupun hard tubercle) disertai necrosis caseosa pada daerah tengah dari soft tubercle. Terdapat sel datia langhans(tapal kuda) dan banyak infiltrasi sel-sel radang mononuklear (MN).Neoplasma limfoid, pada beberapa kasus perbedaan di antara kategorinya mungkin samar. Skema klasifikasi terdahulu yang didasarkan morfologi dan gambaran klinis tidak menyertakan gambaran imunofenotipe dan sitogenetik; kemudian keduanya terbukti penting untuk mendefinisikan entitas tertentu. Skema klasifikasi yang terbentuk, yang disebut Revised European, American Classification of Lymphoid Neoplasms (sering disingkat sebagai REAL), mempertimbangkan morfologi, asal sel (ditentukan dalam praktik dengan penentuan imunofenotipe), gambaran klinis, dan genotipe (kariotipe, adanya genom virus) dan entititas. Klasifikasi tersebut mencakup semua neoplasma limfoid, termasuk leukemia dan mieloma multipel, dan membagi-bagi neoplasma berdasarkan asal menjadi tiga kategori besar (1) tumor sel B, (2) tumor sel T dan sel NK, serta (3) limfoma Hodgkin.

2. Limfoma Non Hodgkin merupakan neoplasma limfoid (tumor primer) dengan ciri mikroskopisnya tampak sel yang uniform, tidak ada liomfoid folikel, tidak reed stenbergs sel.

3. Lymphoma Hodgkin, seperti NHL, adalah suatu gangguan yang terutama mengenai jaringan limfoid. Limfoma ini hampir selalu berasal dari satu nodus atau serangkaian kelenjar getah bening dan biasanya menyebar ke kelenjar di sekitarnya. Limfoma Hodgkin dibedakan dengan NHL karenan beberapa alasan. Kelainan ini ditandai secara morfologis dengan adanya sel raksasa neoplastik khas yang disebut sel Reed-Sternberg (RS) bercampur dengan infiltrat sel radang reaktif noninflamatorik yang jumlahnya bervariasi. Sine qua non untuk diagnosis histologik limfoma Hodgkin adalah sel RS. Sel ini terutama dibedakan berdasarkan nukleus yang multilobular atau multinukleus dengan nukleolus yang besar, bulat, dan menonjol. Yang terutama khas adalah dua nukleus atau lobus nukleus yang membentuk bayangan cermin, masing-masing mengandung nukleolus asidofilik besar (mirip badan inklusi) dikelilingi oleh zona jernih yang jelas; secara keseluruhan timbul gambaran mata burung hantu. Membran inti sel tampak jelas. Tampak jelas bahwa limfoma Hodgkin memperlihatkan pola histologik yang sangat beragam dan bahwa bentuk tertentu, dengan fibrosis, eosinofil, neutrofil, dan sel plasma, dapat sangat mirip dengan proses reaktif peradangan. Oleh karena itu, diagnosis histologik limfoma Hodgkin bersandar pada identifikasi sel RS atau variannya dengan latar belakang sel reaktif.

4. Lymphangioma merupakan penyakit yang mirip tumor, yang predileksinya pada jaringan sub kutan, terutama di kepala, kulit dan leher, Kalo di leher disebut dengan higroma cystik, dapat pula pada organ dalam, seperti jaringan ikat viscera.Lymphangioma ada yang biasa (kapiler) dan ada yang kavernosa (higroma kistik)

5. Lymphangioma cavernosa ciri mikroskopisnya terdiri atas jalinan rongga berlapiskan endotel, dipastikan limfatik karena tidak ada eritrosit dan rongga rongga berdilatasi, kistik dengan sedikit stroma. Rangsangan infeksi dan peradangan nonmikroba tidak hanya menyebabkan leukositosis, tetapi juga melibatkan kelenjar getah bening, yang berfungsi sebagai sawar pertahanan. Infeksi yang menyebabkan limfadenitis sangat banyak dan bervariasi. Pada sebagian besar kasus, gambaran histologik di kelenjar getah bening sama sekali nonspesifik, sehingga disebut adenitis non-spesifik akut atau kronis.

Page 9: Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

6. Limfadenitis Nonspesifik Akut bentuknya terbatas pada sekelompok kelenjar getah bening yang mendrainase suatu fokus infeksi, atau mungkin generalisata apabila terjadi infeksi bakteri atau virus sistemik. Secara histologis, tampak pusat germinativum besar yang memperlihatkan banyak gambaran mitotik. Apabila keadaan ini disebabkan oleh organisme piogenik, di sekitar folikel dan di dalam sinus limfoid ditemukaqn infiltrat neutrofilik. Pada infeksi yang parah, pusat germinativum mengalami nekrosis sehingga terbentuk abses. Apabila infeksi tekendali, kelenjar getah bening akan kembali tampak normal atau terjadi pembentukan jaringan parut apabila destruktif.

7. Hiperplasia folikel berkaitan dengan infeksi atau proses peradangan yang mengaktifkan sel B. Sel B dalam berbagai tahap diferensiasi berkumpul di dalam pusat germinativum besar yang bulat atau oblong (folikel sekunder). Hiperplasia limfoid parakorteks ditandai dengan perubahan reaktif di dalam regio sel T kelenjar getah bening. Sel T parafolikel mengalami proliferasi dan transformasi menjadi imunoblas yang mungkin menyebabkan lenyapnya folikel germinativum. Temuan yang menunjang diagnosis hiperplasia folikel adalah :

- dipertahankannya arsitektur kelenjar getah bening dengan jaringan limfoid normal di antara pusat germinativum;

- nodus limfoid yang ukuran dan bentuknya sangat bervariasi;

- populasi campuran limfosit pada tahap diferensiasi yang berbeda; dan

- aktivitas fagositik dan mitotik yang menonjol di pusat germinativum.

8. Leukemia/Limfoma Limfoblastik Sel B dan Sel T Prekursor, tumor agresif ini dibentuk oleh limfosit imatur (limfoblas) terutama terjadi pada anak dan dewasa muda. Tumor limfoblastik pra-T sering bermanifestasi sebagai massa mediastinum yang mengenai timus, tempat diferensiasi sel T dini normal. Tumor limfoblastik pra-B dan pra-T biasanya memberikan gambaran klinis leukemia limfoblastik akut (LLA). Penelitian morfologik dan kinetika sel menunjukkan bahwa pada leukemia akut (apakah limfoblastik atau mieloblastik) terjadi hambatan pada diferensiasi dan bahwa sel blas neoplastik memperlihatkan waktu generasi yang memanjang, bukan memendek.

9. Limfoma Limfositik Kecil/ Leukemia Limfositik Kronis adalah tumor yang hampir identik dan berbeda hanya dalam derajat keterlibatan darah perifer; yang memperlihatkan sel dalam sirkulasinya banyak disebut leukemia limfoblastik kronis (CLL), sedangkan yang tidak disebut limfoma limfositik kecil (SLL). Morfologinya, lembaran limfosit bulat kecil dan fokus sel besar (prolimfosit) yang difus melenyapkan arsitektur kelenjar getah bening.

10. Limfoma Folikular ditandai dengan arsitektur nodular atau folikular, sangat sering ditemukan, membentuk 40% NHL dewasa di Amerika serikat. Sel tumor tampak mirip seperti sel B pusat germinativum normal. Tumor neoplastik yang predominan biasanya mirip sentrosit. Sel kecil ini bercampur dengan sel mirip sentroblas yang lebih besar (tiga sampai empat kali lipat daripada limfosit) dan jumlahnya bervariasi. Sebagai neoplasma sel sentra folikel, tumor ini mengekspresikan penanda sel pan-B seperti CD 19 dan CD 20, dan banyak tumor mengekspresikan penanda sel B yang lebih terbatas, CD 10. Selain itu, sel neoplastik mengekspresikan protein BCL2, suatu gambaran yang membedakan sel ini dengan sel B pusat germinativum normal, yang negatif BCL2. Pada sebagian besar pasien, sel tumor memperlihatkan translokasi khas t(14:18). Titik pemutusan di kromosom 18 melibatkan 18q21,

Page 10: Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

tempat anti apoptosis BCL2. Tumor memiliki riwayat perjalanan alami yang lama (kesintasan median, 7 sampai 9 tahun) yang tampaknya tidak terpengaruh oleh pengobatan. Pada sekitar 40% pasien, limfoma folikular berkembang menjadi limfoma sel B besar difus, dengan atau tanpa pengobatan.

11. Limfoma Sel B Besar Difus meliputi beberapa bentuk NHL yang memiliki ciri-ciri tertentu, termasuk fenotipe sel B, pola pertumbuhan difus dan perjalanan klinis yang agresif. Nukleus sel B neoplastik berukuran besar (paling tidak tiga sampai empat kali dibandingkan dengan ukuran limfosit inaktif) dan bentuknya dapat bermacam-macam. Ini adalah tumor sel B matur yang mengekspresikan antigen sel pan-B, seperti CD19, CD20, dan CD79a. Virus Epstein-Barr (EBV), Infeksi virus herpes manusia tipe 8 (HHV-8 dilaporkan berkaitan dengan suatu jenis tumor jarang bermanifestasi sebagai efusi ganas.

12. Limfoma Burkitt adalah penyakit endemik di beberapa bagian Afrika dan sporadik di tempat lain, termasuk Amerika Serikat. Berhubungan dengan EBV. Morfologinya, sel tumor tampak monoton, berukuran antara limfosit kecil dan sel besar yang tidak membelah, serta memiliki inti oval atau bundar yang mengandung dua sampai lima nukleolus yang mencolok. Laju mitosis yang tinggi merupakan ciri tumor ini, demikian juga kematian sel, sehingga terdapat banyak makrofag jaringan dengan debris inti sel di dalamnya. Limfoma Burrkit adalah tumor sel B yang mengekspresikan IgM permukaan dan penanda sel pan-B seperti CD19, serta antigen CD10. Limfoma Burkitt berkaitan erat dengan translokasi yang melibatkan gen MYC di kromosom 8. Baik tipe endemik maupun non-Afrika, terutama mengenai anak atau dewasa muda, menyebabkan sekitar 30% NHL anak di Amerika Serikat. Limfoma Burkitt adalah tumor derajat tinggi yang mungkin merupakan neoplasma manusia yang paling cepat pertumbuhannya; namun dengan regimen kemoterapi yang sangat agresif, sebagian besar pasien dapat disembuhkan.

13. Diskrasia Sel Plasma adalah sekelompok neoplasma sel B yang sama-sama memperlihatkan ekspansi satu klona sel penghasil imunoglobulin sehingga menyebabkan peningkatan kadar satu imunoglobulin homogen atau fragmennya di dalam serum. Imunoglobulin homogen yang ditemukan dalam darah sering disebut komponen M. Diskrasia sel plasma dibagi menjadi enam varian utama:

- mieloma multipel, - plasmasitoma lokalisata (mieloma solitar), - limfoma limfoplasmasitik, - penyakit rantai berat, - amilodosis terkait imunosit atau primer, dan - gamopati monoklonal yang maknanya belum jelas.

14. Mieloma multipel, sejauh ini adalah diskrasia sel plasma maligna yang tersering, adalah suatu proliferasi klonal sel plasma neoplastik di sumsum tulang yang biasanya berkaitan dengan lesitik multifokal di seluruh tubuh. Plasmasitoma Lokalisata mengacu pada adanya satu lesi di tulang atau jaringan lunak. Mieloma multipel paling sering bermanifestasi sebagai lesi tulang destruktif multifokal di seluruh sistem skeletal. Walaupun semua tulang dapat terkena distribusi berikut ditemukan pada suatu penelitian yang melibatkan banyak kasus: kolumna vertebra, 66%; iga, 44%; tengkorak 41%; panggul 28%; femur 24%; klavikula 10%; skapula 10%.

15. Limfoma Sel Mantel terdiri atas sel B yang mirip dengan zona mantel pada folikel limfoid normal. Sel tumor biasanya mengekspresikan secara bersamaan IgM dan IgD di permukaannya, antigen sel pan-B CD 19, CD20, CD22, dan (seperti CLL/SLL) CD5. Sebagian besar (dan mungkin semua), tumor memperlihatkan translokasi t(11;14) yang menyatukan gen siklin D1 di kromosom 11 ke elemen promotor/penguat rantai-berat imunoglobulin di kromosom 14. Tumor ini bersifat agresif dan tidak dapat disembuhkan, dengan kesintasan median 3 sampai 5 tahun.

16. Extranodal Marginal Zone Lymphoma (Limfoma MALT) adalah kategori khusus tumor sel B derajat rendah yang timbul, terutama di jaringan limfoid terkait mukosa (mucosal associated lymphoma tissue, MALT), seperti kelenjar liur, usus halus dan besar, paru, serta beberapa

Page 11: Makalah Terminologi Medis II Darah Dan Limpatik

tempat nonmukosa seperti orbita dan payudara. Sel tumor mirip dengan sel B pengingat normal yang bergerak menuju daerah tepi folikel sel B. Saat ini, diketahui dua kelainan sitogenetik yang terkait: t(1;14), yang melibatkan gen BCL10 dan IgH; serta t(11;18), yang melibatkan gen MALT1 dan IAP2.

17. Limfoma Sel T Perifer adalah sekelompok heterogen tumor yang bersama-sama membentuk sekitar 15% NHL dewasa. Secara umum, tumor ini bermanifestasi sebagai penyakit diseminata, agresif, dan kurang berespons terhadap terapi.

18. Mononukleosis Infeksiosa (MI) merupakan penyakit akut swasirna pada kaum remaja dan dewasa muda (sering pada mahasiswa) yang disebabkan oleh EBV limfositotropik B, suatu anggota dari famili virus herpes. Infeksi terutama ditandai dengan (1) demam, nyeri tenggorokan, dan limfadenitis generalisata; (2) peningkatan limfosit dalam darah, yang banyak di antaranya memiliki morfologi atipikal; dan (3) respons antibodi humoral terhadap EBV. Sel B yang mengalami infeksi laten oleh EBV mengalami pengaktifan dan proliferasi poliklonal, akibat efek beberapa polipeptida yang dikode oleh EBV. Sel T sitotoksik spesifik-virus tampak sebagai limfosit atipikal dalam sirkulasi, yang merupakan ciri penyakit ini.