makalah teori akuntansi

129
TEORI AKUNTANSI Visit me in http://bestariabadi.blogspot.com/ bestariabadi.blogspot.com i

description

makalah teori akuntansi

Transcript of makalah teori akuntansi

TEORI AKUNTANSI

Visit me in http://bestariabadi.blogspot.com/

SMK NEGERI 1 SLAWIJl.KH. Agus Salim Telp. (0283)491336 Fax.(0283)491336

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

bestariabadi.blogspot.com i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas

limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya telah memberikan petunjuk, kesehatan,

kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyajikan Makalah yang

berjudul “Teori Akuntansi”. Di dalam tulisan ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang

disusun sebagai bahan penuntun atau pegangan mahasiswa dengan materi yang telah

disesuaikan khususnya mata kuliah “Teori Akuntansi”. Harapan penyusun bahwa

makalah ini dapat membantu para mahasiswa dan tim pengajar dalam kegiatan

perkuliahan.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novi Priyati, S.Pd, MM

selaku dosen mata kuliah Teori Akuntansi atas bimbingan dan pengarahannya selama

penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang yang telah membantu dan tidak dapat

disebutkan satu per satu. Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang

dimiliki penyusun, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi

masih dirasakan banyak kekurangtepatan, Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Bekasi, Januari 2012

bestariabadi.blogspot.com ii

Tim Penyusun

bestariabadi.blogspot.com iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...……………….....…………................................

KATA PENGANTAR……………………...........................................................

DAFTAR ISI……………………….…………………………..…………..........

BAB I PENDAHULUAN ………………...……………………..................

A. Latar Belakang............................................................................

B. Tujuan.........................................................................................

.

BAB II SISTEM INFORMASI AKUNTANSI...............................................

A. Pengertian Sistem Informasi

Akuntansi......................................

B. Tujuan Sistem Informasi

Akuntansi............................................

C. Sistem Informasi Akuntansi

Pembelian......................................

D. Sistem Informasi Akuntansi

Persediaan......................................

E. Analisis

Perusahaan.....................................................................

BAB III STRUKTUR TEORI AKUNTANSI..................................................

A. Hakikat Struktur Teori

Akuntansi...............................................

B. Tujuan Laporan

Keuangan..........................................................

C. Postulat

Akuntansi.......................................................................

D. Konsep Teoritis

Akuntansi..........................................................

E. Prinsip Dasar

i

ii

iii

1

2

3

4

4

6

8

17

20

22

23

24

31

32

36

39

40

42

44

50

bestariabadi.blogspot.com iv

Akuntansi..............................................................

F. Standar

Akuntansi.......................................................................

BAB IV TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA............................

A. Teori

Akuntansi...........................................................................

B. Teori dan Pembuat Kebijakan

Akuntansi....................................

C. Sifat Teori

Akuntansi..................................................................

D. Periodisasi Teori

Akuntansi........................................................

E. Metode Perumusan

(Konstruksi).................................................

F. Pendekatan dalam Perumusan

Teori...........................................

G. Perumusan Teori Akuntansi di

Indonesia...................................

BAB V LAPORAN LABA RUGI...................................................................

A. Pengertian Laporan Laba Rugi....................................................

B. Konsep Pengukuran Laba dan Bentuk-Bentuk Laporan Laba

Rugi.............................................................................................

C. Unsur-Unsur Laporan Laba Rugi................................................

D. Seksi-Seksi Perhitungan Laba Rugi............................................

E. Laba Komprehensif.....................................................................

BAB VI LAPORAN ARUS KAS...................................................................

A. Pengertian Laporan Arus Kas.....................................................

B. Tujuan dan

Kegunaan..................................................................

C. Bentuk dan Metode Laporan Arus Kas.......................................

D. Penyajian Laporan Arus Kas.......................................................

E. Penyusunan Laporan Arus Kas...................................................

52

52

53

55

58

59

60

61

64

65

66

66

70

70

71

73

74

77

79

79

80

bestariabadi.blogspot.com v

BAB V NERACA DAN PENCATATAN......................................................

A. Rekening (The Account)..............................................................

B. Rekening Neraca (Rekening Riil)...............................................

C. Rekening Rugi Laba (Rekening Nominal)..................................

D. Pembukuan Berpasangan (Double Entry Bookkeeping).............

E. Daftar Rekening (Chart of Account)...........................................

F. Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal........................................

G. Neraca Percobaan (Trial Balance)..............................................

H. Rincian Jurnal dan Buku Besar...................................................

BAB VIII PENUTUP..........................................................................................

A. Kesimpulan.................................................................................

.

B. Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

bestariabadi.blogspot.com vi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan

suatu hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial

tertentu. praktik akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor

lingkungan, seperti faktor sosial, ekonomi, politis, dsb. dan hal itu menyebabkan

praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu bisa tidak sama dengan

praktik akuntansi di negara lainnya.

Untuk melaksanakan suatu praktik akuntansi yang baik, tidak cukup

hanya mempelajari akuntansi secara praktik saja. Karena dibalik praktik akuntansi

terdapat berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep, penjelasan, dan sebagainya,

yang semuanya terangkum dalam teori akuntansi. Teori akuntansi sendiri

merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengapa praktik akuntansi

berjalan seperti yang ada sekarang. Di dalam praktik akuntansi terdapat beragam

permasalahan yang harus dipecahkan. Menyelesaikan permasalahan-permasalahan

tersebut tidak cukup hanya dengan mengandalkan pengalaman semata, namun

untuk mencapai praktik akuntansi yang baik dan sehat, maka dalam

menyelesaikan masalah juga diperlukan landasan teori yang sehat dan baik pula.

Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik akuntansi.

pengetahuan terhadap teori akuntansi akan mengimbangi berbagai keterbatasan

pengalaman dan kemampuan praktis dalam menyelesaikan masalah. Dengan teori

akuntansi orang akan dapat melihat suatu permasalahan dengan perspektif yang

lebih luas dan terinci, dan tanpa teori yang melandasinya, praktik akuntansi yang

baik dan sehat bisa dipastikan tidak akan tercapai.

1

B.      TUJUAN

1. Memahami pengertian dari teori akuntansi

2. Mengetahui pengklasifikasian dari teori akuntansi

3. Memahami bagaimana aspek sasaran teori dari teori akuntansi

4. Mengetahui fungsi dari teori akuntansi

5. Mengetahui apa yang menjadi tujuan teori akuntansi

2

BAB II

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan

maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Elemen sistem :

Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama, tapi suatu susunan

dasar adalah: Input, Transformasi, Output, Mekanisme Kontrol, Tujuan.

Jenis Sistem :

Sistem Lingkaran Terbuka sistem yang tidak mempunyai elemen

mekanisme kontrol, dan tujuan.

Sistem Lingkaran Tertutup sistem yang disertai oleh adanya elemen

mekanisme kontrol dan tujuan.

Sifat Sistem :

Sistem terbuka : Sistem yang dihubungkan dengan

lingkungannya melalui arus sumberdaya.

Sistem Tertutup : Sistem yang sama sekali tidak berhubungan

dengan lingkungannya.

Sistem Fisik : sistem yang terdiri dari sejumlah sumber daya fisik

Sistem Konseptual : sistem yang menggunakan sumberdaya

konseptual (data dan informasi) untuk mewakili suatu sistem fisik.

Sistem Informasi Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi

yang merubah data transaksi bisnis menjadi informasi yang merubah data

transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya.

Sistem informasi akuntansi sangat diperlukan bagi pemakai akuntansi

yaitu pihak luar (ekstern) organisasi perusahaan dan pihak dalam (intern)

oraganisasi perusahaan. Kebutuhan para pemakai ekstern dapat dipenuhi dengan

adanya publikasi laporan laba/rugi. Sedangkan para pemakai intern dapat

3

memenuhi kebutuhan informasi akuntansinya untuk mencapai nilai ekonomis

(laba) perusahaan semaksimal mungkin.

Dalam SIA ada 2 pemakai informasi akuntansi yaitu:

1. Pihak ekstern

– Para langganan

– Para leveransir (supplier)

– Para pemegang saham (stockholder)

– Para pegawai

– Para pemberi pinjaman

– Instansi Pemerintah

2. Pihak Intern

SIA menyiapkan informasi bagi manajemen dengan melaksanakan

operasi-operasi tertentu atas semua data sumber yang diterimanya dan juga

mempengaruhi hubungan organisasi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya.

B. TUJUAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

1. Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari (to Support the –day-to-day

operations).

2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support decision making

by internal decision makers).

3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung-jawaban

(to fulfill obligations relating to stewardship

C. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN

Sistem Informasi Akuntansi Pembelian adalah kegiatan pemilihan

sumber, pemesanan dan perolehan barang dan jasa sebagai salah satu aktivitas

utama operasi bisnis perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian (SIA

Pembelian) merupakan sistem yang dibangun untuk mempermudah pelaksanaan

pembelian dengan meng-otomatisasi-kan atau meng-komputerisasi keseluruhan

4

maupun beberapa bagian dari proses pembelian tersebut disertai dengan

pengendalian atau kontrol atas sistem komputerisasi tersebut.

Proses pembelian setiap jenis perusahaan hampir serupa karena

meliputi beberapa atau seluruh kegiatan berikut ini :

1. Konsultasi dengan supplier yang diadakan sebelum pembelian berlangsung

dengan cara menghubungi beberapa supplier untuk mendapatkan pemahaman

mengenai ketersediaan kuantitas dan harga dari barang dan jasa.

2. Pembuatan dokumen permintaan pengadaan barang atau jasa dengan

mendapatkan Persetujuan dari supervisor. Permintaan ini kemudian digunakan

oleh departemen pembelian untuk memesan barang.

3. Mengadakan perjanjian dengan supplier untuk pembelian barang atau jasa

dimasa yang akan datang. Perjanjian dengan supplier meliputi pesanan-

pesanan pembelian (pesanan yang sebetulnya dikirim ke supplier) dan kontrak

dengan supplier.

4. Penerimaan barang atau jasa dari supplier dimana perusahaan harus

memastikan bahwa hanya batang yang dipesan berada dalam kondisi baiklah

yang akan diterima

5. Pengakuan kewajiban atas barang dan jasa yang diterima dari supplier yang

akan dicatat oleh departemen hutang pada saat tagihan diterima dari supplier.

6. Pemilihan invoice yang akan dibayar.

7. Penulisan, penandatanganan dan pengiriman cek kepada supplier.

Dokumen yang terkait ke kepada siklus pembelian adalah:

1. Purchase Requisition (Permintaan Pembelian)

2. Purchase order (Pemesanan Pembelian)

3. Receiving order (Penerimaan Pesanan)

4. Supplier (Vendor) invoice

5. Disbursment voucher

6. Disbursment check

7. Debit memorandum

5

8. New supplier (vendor) form

9. Request for proposal (or quotation)

Pengendalian internal pada siklus pembelian meliputi:

1. Pemisahan tugas. Individu-individu yangmengotorisasi, melaksanakan

pembelian, dan mencatat transaksi adalah individu yang berbeda untuk

menghindari terjadinya kecurangan.

2. Menggunakan informasi dari kejadian lampau untuk mengontrol aktivitas

pembelian

3. Mengamati dari dekat semua kegiatan pembelian

4. Dokumen-dokumen yang berurutan dan bernomor urut tercetak.

5. Mencatat semua pihak yang bertanggung jawab atas proses yang terjadi

6. Membatasi akses ke aset dan informasi perusahaan.

7. Merekonsilidasi semua catatan dengan bukti fisik dari aset yang ada.

D. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN

Persediaan adalah aktiva perusahaan yang meliputi barang jadi yang

tersedia untuk dijual kembali, barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi

dan bahan serta perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi.

Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut

beberapa cara, dilihat dari fungsinya, dan dilihat dari jenis dan posisi barang

dalam urutan pengerjaan produk.

1. Dilihat dari fungsinya

a. Batch stock atau lot inventory

b. Fluctuation stock

c. Anticipation stock

2. Dilihat dari jenis dan posisi produk dalam urutan pengerjaan

produk :

a. Persediaan bahan baku (raw material stock)

6

b. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchase parts/component

stock)

c. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan (supplier

stock)

d. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in

process/progress stock)

e. Persediaan barang jadi (finished goods stock)

Pada dasarnya terdapat lima catatan yang paling penting atau utama

dalam sistem persediaan :

1. Permintaan untuk dibeli (purchase requisition)

2. Laporan penerimaan (receiving report)

3. Catatan persediaan (balances of stores record)

4. Daftar permintaan bahan (material requisition form)

5. Perkiraan pengawasan (control accounting)

Sistem pencatatan persediaan yaitu:

1. Periodic System, yaitu pada setiap akhir periodedilakukan perhitungan secara

fisik dalam menentukan jumlah persediaan akhir.

2. Perpetual System atau juga disebut Book Inventories, yaitu setiap mutasi dari

persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau

dilihat dalam kartu administrasi persediaannya.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai suatu

persediaan, diantaranya dengan :

a. first-in, first out (FIFO)

b. rata-rata tertimbang (weighted average)

c. last in, first-out (LIFO)

Elemen yang harus ada untuk mendukung pengendalian internal yang

baik atas persediaan adalah:

1. Pemilihan karyawan, pelatihan dan disiplin yang baik.

2. Pengendalian yang ketat atas barang yang datang melalui sistem barcode.

7

Pengendalian yang efektif atas semua barang yang keluar dari fasilitas.

Pengendalian persediaan mencakup tindakan mempertahankan jumlah persediaan

yang optimum, dimana jumlah persediaan sesuai dengan kebutuhan operasi

perusahaan. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan menambah biaya dan

modal kerja membeku di persediaan, sedangkan jumlah persediaan yang terlalu

sedikit akan menghambat kelancaran produksi maupun distribusi dan

mengakibatkan opportunity lost. Oleh karena tersebut terdapat sebuah metode

untuk mempermudah pengendalian jumlah persediaan yang disebut Economic

Order Quantity (EOQ).

E. ANALISIS PERUSAHAAN

1. Sekilas tentang PT JawaComm’

PT. JawaComm’ Indonesia adalah satu-satunya cabang waralaba pusat

JawaComm’ Corporation di Indonesia yang berdiri sejak tahun 2003. PT.

JawaComm’ Indonesia bergerak di bidang jasa pengisian ulang tinta printer

sekaligus menjual berbagai macam perlengkapan printer. Menurut perusahaan,

permintaan dan penjualan dari tahun 2004 hingga tahun 2005 mengalami

peningkatan sebesar 40 %. Pemilik perusahaan memutuskan untuk membuka

outlet cabang di berbagai daerah Jakarta dan memberikan izin waralaba ke

berbagai kota besar maupun kecil di Indonesia. Pada Maret 2005 perusahaan telah

memiliki lebih dari.7 outlet dan 9 perusahaan yang membeli izin waralaba. PT

JawaComm’ Indonesia memiliki supplier dari berbagai negara dan berperan

sebagai supplier bahan baku bagi setiap outlet dan waralaba-nya untuk menjaga

kualitas produk. PT. JawaComm’ Indonesia pada saat ini memiliki jumlah

karyawan lebih dari 50 orang dan akan terus bertambah seiring dengan

perkembangan perusahaan.

2. Bidang Usaha Perusahaan

PT JawaComm’ Indonesia telah menjalani 3 bidang usaha sebagai

berikut:

8

1. Cartridges dan Toner Refill

2. Clonink (Infusion Technology)

3. Product Supply/Selling

3. Analisis Sistem Berjalan Rich Picture

Rich Picture menggambarkan system berjalan yang ada saat ini.

Gambar 11. Rich Picture sistem pembelian dan persediaan PT.

JawaComm’ Indonesia

4. Sistem Yang Diusulkan

Rich Picture berdasarkan prosedur yang diusulkan adalah:

9

Gambar 11a Rich Picture sistem pembelian dan persediaan yang

diusulkan

5. Dokumen, Laporan dan Catatan Akuntansi yang diusulkan

Dokumen-dokumen yang dibuat dalam sistem pembelian dan persediaan

terkomputerisasi terdiri dari:

1. Surat Permintaan Pembelian (SPP)

2. Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH)

3. Purchase Order (PO)

4. Bukti Perubahan Pemesanan (BPP)

5. Bukti Barang Masuk (BBM)

6. Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB)

7. Bukti Barang Keluar (BBK)

8. Surat Retur Pembelian (SRP)

9. Bukti Pembayaran (BP)

10. Bukti Penyesuaian Perhitungan Fisik (BPPF)

10

Dokumen-dokumen pendukung dari luar dalam sistem pembelian dan

persediaan terkomputerisasi terdiri dari:

1. Faktur Pemasok

2. Bukti Pengiriman Pemasok (Surat Jalan)

3. Bukti pengeluaran kas (Bukti Transfer, Cek dsb)

Laporan-laporan yang diusulkan untuk dibuat berdasarkan kebutuhan

informasi dari pihak yang bertanggung jawab terdiri dari:

1. Laporan Pembelian (LBM)

2. Laporan Pengeluaran Barang (LBK)

3. Laporan Retur Barang (LRP)

4. Laporan Hutang (LH)

5. Laporan Pembayaran (LP)

6. Laporan Persediaan (LB)

7. Laporan Prestasi Pemasok (LPP)

Laporan Catatan akuntansi yang diusulkan untuk digunakan terdiri dari :

1. Jurnal Pembelian (JP)

2. Jurnal Pengeluaran Kas (JPK)

3. Jurnal Retur Pembelian (JRP)

6. Problem Domain

Dengan class diagram bisa dijelaskan hubungan antara object/class yang

terkait. Dan dari masingmasing class yang saling berasosiasi akan mempunyai

event, behavior. Sehingga dapat dijelaskan proses apa yang ada dari masing-

masing class yang ditunjukkan dalam gambar 12.

11

Gambar 12. Class Diagram

Gambar 13. Usecase Diagram

12

7. Application Domain

Dalam application domain ini dijelaskan proses yang terkait dengan

actor (user) dan sistemnya, yang merupakan interaksi antara actor dan system.

Interaksi tersebut dapat digambarkan dengan usecase diagram. Dalam prosesnya

akan dijelaskan rincian dari setiap usecase yang ada seperti yang ditunjukkan

dalam gambar 13.

Proses berikutnya adalah membuat sequence diagram yang menjelaskan

urutan proses yang dilakukan oleh actor yang berinteraksi dengan system. Salah

satu contohnya adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar 14.

Gambar 14. Sequence Diagram mendaftar karyawan

Proses design selanjutnya adalah membuat daftar function dan membuat

navigation diagram seperti ditunjukkan dalam table 4 dan gambar 15. Dalam

daftar fungsi dijelaskan deskripsi dari fungsi, jenis fungsinya (active, passive) dan

jenisnya (Update, Read, Signal, Compute). Menentukan arsitektur design

(component & Deployment), dan menghubungkan komponen yang ada seperti

ditunjukkan dalam gambar 16 dan gambar 17.

13

Tabel 4 Function Specification Membuat LBK

Operation buatLBK()

Category _ Active Update

X X Read

Passive X Compute signal

Purpose Menyajikan informasi pengeluaran barang

Input data No_BBK

Conditions Klasifikasi per tanggal ataupun per No_BBK yang

ditentukan oleh aktor akan memicu pengaksesan ke dalam

class BBK yang mengakses class SPPB

Effect Mengetahui kuantitas dan harga barang yang keluar dari

persediaan di gudang

Algorithm Input startDate

Input endDate

Show Crystal Report Viewer Control

Open BBK

Read BBM Between

startDate And endDate

and Group by

Kd_BBK, Tgl_Keluar

Set value

Close BBK, SPPB

Display Value

Print Manually

Data

Structures

No_BBK:String

Tgl_Keluar:Date

Kd_Barang:String

Jenis_Barang:String

Kuantitas_Keluar:int

Satuan_Barang:String

Harga_Perunit:Long

14

SubTotal_Keluar:Long

Total_Keluar:Long

Placement -

Involved Object BBK

Triggering

events

-

Gambar 16 Component Diagram

15

Gambar 17 Deployment Diagram

Proses akhir adalah menentukan object yang akan diimplementasikan ke

dalam bentuk database dari setiap object/class hasil analisis.

16

BAB III

STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

      

A. HAKIKAT STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

Pendekatan dan metodologi apapun yang digunakan dalam penyusunan

teori akuntansi, kerangka acuan yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian

elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi. Struktur

teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :

1) Suatu pernyataan mengenai tujuan dari laporan keuangan.

2) Suatu pernyataan dari postulat dan konsep teoritis dari akuntansi yang terkait

dengan asumsi-asumsi lingkungan dan hakikat unit akuntansi. Postulat dan

konsep teoritis ini diturunkan dari pernyataan tujuan.

3) Suatu pernyataan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dasar berdasarkan

postulat maupun konsep teoritis.

4) Sekelompok teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.

Dalam pengembangan teori akuntansi selain pertimbangan kemampuan

untuk menjelaskan atau meramalkan, juga harus dipertimbangkan kesanggupan

teori tersebut untuk mengukur risiko, atau probabilitas prediksi untuk berfungsi

sebagai pernyataan yang tepat atas kejadian di masa depan.

Teori akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tingkat utama, yaitu:

17

1.    Teori Sintaksis

2.    Teori Interpretasional

3.    Teori perilaku (pragmatis)

1. Teori Sintaksis

Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan

pelaporan keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang

sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap

situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian

tertentu.

Teori-teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi antara lain teori

praktek akuntansi tradisional (oleh Ijiri dan Sterling) yang disebut model Ijiri,

model ini menerangkan praktek akuntansi tradisional yang ditekankan pada sistem

biaya historis/ harga perolehan (historical cost system). Diperlukan untuk

memperoleh pandangan yang lebih luas tentang praktek yang sedang berlangsung.

Teori ini memungkinkan untuk dievaluasi secara lebih tepat, juga memungkinkan

pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang ada, yang tidak sesuai dengan teori

tradisional. Teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi dapat diuji untuk

melihat konsistensi logis dalam teori itu, atau untuk melihat apakah teori-teori itu

bener-bener dapat meramalkan apa yang dikerjakan akuntan. Pengujian lain

menunjukkan bahwa meskipun teori tradisional tidak lengkap, namun sudah

menunjukkan variabel-variabel yang relevan.

2. Teori Interpretasional (semantis)

Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala (obyek atau

kejadian) dan istilah atau simbol yang menunjukkannya.

Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukan

untuk memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan

bahwa penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para pemakai

laporan akuntansi.

18

Pada umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak

mempunyai arti selain sebagai hasil prosedur akuntansi tertentu. Misalnya, laba

akuntansi merupakan konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan

atas beban sesudah menerapkan aturan tertentu untuk mengukur pendapatan dan

beban. Teori interpretasi memberikan interpretasi yang berguna terhadap konsep

buatan dan menilai prosedur akuntansi alternatif berdasarkan interpretasi. Namun,

konsep-konsep umum sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian

yang berbeda oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki

interpretasi khusus. Current value (nilai saat ini/nilai berlaku) akan mempunyai

pengertian yang sama, sebelum menginterpretasikan kita harus melihat

subkonsepnya dahulu sehingga terdapat kesepakatan yang jelas mengenai

interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang akan datang, arus kas yang

didiskontokan (discounted cash flows), harga pasar berlaku (current market

prices), dan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) semuanya

merupakan subkonsep dari nilai berlaku (current value) dan masing-masing dapat

diberi aturan interpretasi khusus.

Contoh penerapan teori interpretif adalah sebagai berikut: pengukuran

nilai persediaan pada saat ini, langkah pertama adalah menunjukkan sub konsep

untuk menerapkan aturan interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih

maka current value dapat didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang di

pasar pembelian pada tanggal neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat dianggap

harga pasar tidak layak pakai, maka alternatifnya adalah menilai prosedur

akuntansi lain yang tersedia dalam kondisi interpretasi ini.

Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk

menentukan apakah pemakai informasi akuntansi memahami makna yang

dimaksudkan oleh pembuat informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang

ada.

3. Teori Perilaku (pragmatik)

Teori ini menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi

terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi

19

adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya

pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan

dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi

akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan

pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori

perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan

sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannya.

B. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

  Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses

pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

Neraca

Laporan laba rugi

Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan

arus kas atau laporan arus dana

Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian

integral dari laporan keuangan

 Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan

Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan

bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak

menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam

mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh

keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan

informasi nonkeuangan.

20

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan

manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen

atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa

yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar

mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya,

keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau

keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Menurut APB (The Accounting Principle Board) yang bernaung dibawah

AICPA mengeluarkan pernyataan nomor 4 yang berjudul “Basic Concepts and

Accounting Principle for Business Enterprise.” Tujuan laporan keuangan adalah:

1. Tujuan Khusus

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi

keuangan lainnya sesuai GAAP (General Accepted Accounting Principle).

2. Tujuan Umum

a. Informasi sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan.

b. Informasi sumber laba

c. Menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba

d. Informasi perubahan harta dan kewajiban

e. Informasi relevan lain yang dibutuhkan

3. Tujuan Kualitatif

a. Relevan

b. Dapat dimengerti

c. Dapat dicek kebenarannya

d. Netral

e. Tepat waktu

f. Dapat diperbandingkan

g. Lengkap

Pemakai Laporan Keuangan

Investor

Karyawan

Pemberi Pinjaman

21

Pemasok dan Kreditor usaha lainnya

Pelanggan

Pemerintah

Masyarakat

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam

laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif

pokok yaitu :

Dapat Dipahami

Relevan

Keandalan

Dapat diperbandingkan

C. POSTULAT AKUNTANSI

 Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan

kebenarannya sendiri atau disebut juga aksioma yang sudah berterima umum

karena kesesuaiannya dengan (untuk menopang dan mewujudkan) tujuan laporan

keuangan yang menggambarkan aspek/lingkungan ekonomi, politik, sosiologis

dan hukum suatu lingkungan di mana akuntansi itu beroperasi

1. Postulat Entitas

Postulat Entitas menyatakan bahwa setiap perusahaan merupakan

unit akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan

lain. Postulat ini memungkinkan akuntan membedakan antara transaksi bisnis

dan individu: akuntan melaporkan transaksi perusahaan, bukan transaksi

pemilik perusahaan.

2. Postulat Kelangsungan Usaha (Going Concern)

Postulat Kelangsungan Usaha menyatakan bahwa entitas akuntansi

akan terus beroperasi untuk melaksanakan proyek, komitmen, dan aktivitas

yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak

diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui

22

dan sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu

yang tidak tertentu.

3. Postulat Unit Pengukur (Unit of Measure)

Postulat unit pengukur menyatakan bahwa akuntansi adalah

pengukuran dan proses mengkomunikasikan aktivitas perusahaan yang dapat

diukur dalam satuan moneter.

4. Postulat Periode Akuntansi

Postulat ini menyatakan bahwa laporan keungan yang

menggambarkan perubahan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya

diungkapkan secara periodik.

 

D. KONSEP TEORITIS AKUNTANSI

 Pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri atau disebut

juga aksioma yang sudah diterima karena kesesuaiannya dengan tujuan laporan

keuangan, yang menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang berperan dalam

ekonomi pasar yang ditandai oleh adanya pengakuan pada pemilikan pribadi

(kapitalisme).

Beberapa kemungkinan teori yang dipakai yaitu:

1. The Proprietory Theory

Menurut konsep ini, entity adalah sebagai agen, perwakilan atau

penugasan dari pengusaha atau pemilik. Tujuan utamanya adalah menentukan

dan menganalisa kekayaan bersih perusahaan yang merupakan hak si pemilik.

2. The Entity Theory

Teori ini menganggap entity sebagai sesuatu yang terpisah dan

berbeda dari pihak yang menanamkan modal ke dalam perusahaan dan unit

usaha itulah yang menjadi pusat perhatian yang harus dilayani bukan pemilik.

Dengan demikian yang menjadi perhatiannya adalah income

3. The Fund Theory

23

Teori ini menganggap unit usaha merupakan sumber ekonomi

(funds) dan kewajiban yang ditetapkan sebagai pembatasan-pembatasan

terhadap penggunaan aset tersebut. Perhatian teori ini adalah asset.

Penggunaan aset menjadi pusat perhatian. Teori ini berorientasi pada

laporan sumber dan penggunaan dana. Teori ini umumnya sangat berguna

untuk lembaga pemerintah dan lembaga non profit.

4. Enterprise Theory

Pusat perhatiannya adalah keseluruhan pihak atau konsisten yang

terlibat atau yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak

langsung dengan perusahaan. Munculnya employee reporting, human

resources accounting, value added reporting, enviromental accounting,

socio-economic accounting merupakan fenomena yang sejalan dengan teori

enterprise ini.

5. Commander Theory

Teori ini menganggap bahwa yang harus diperhatikan adalah

mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan kontrol

ekonomi atas pengembangan yang efektif terhadap suatu lembaga.

Perhatiannya adalah pertanggung jawaban dalam mengelola kekayaan yang

diamanahkan kepadanya

6. The Investor Theory

Teori ini menganggap bahwa yang perlu diperhatikan adalah

investor/kreditur (specific equities) dan residual equities (pemegang saham)

E. PRINSIP DASAR AKUNTANSI

Prinsip dasar akuntansi adalah prinsip sifat-sifat yang mendasari

akuntansi dan seluruh outputnya (laporan keuangan) yang menjadi dasar dalam

pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun

laporan keuangan.

24

1. The Cost Principle

Sering disebut dengan historical cost, yaitu dasar penelaian yang

tepat untuk mencatat perolehan barang. dengan kata lain, setiap perkiraan

dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehan

2. The Revenue Principle

Laba bersih diakui dengan mengurangi pendapatan dengan beban,

ditambahkan atau dikurangi dengan keuntungan atau kerugian perusahaan

yang berasal dari penjualan, pertukaran, atau penggantian aktiva lainnya.

Menjelaskan tiga hal, yaitu :

a. Sifat dan komponen revenue

Revenue dapat di interpretasikan sebagai

1. Aliran masuk asset bersih yang berasal dari penjualan barang atau

jasa

2. Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan

3. Produk perusahaan yang dihasilkan pada penciptaan barang atau jasa

oleh perusahaan selama periode waktu tertentu.

Pandangan-pandangan mengenai komponen pendapatan :

Pandangan Luas (komprehensif)

Memasukkan semua penghasilan dari aktivitas bisnis dan investasi

Pandangan Sempit

Memasukkan hasil dari aktivitas penghasil pendapatan dan

mengeluarkan laba investasi serta keuntungan dan kerugian dari

penjualan aktiva tetap. Pandangan ini mengharuskan pemisahan

yang jelas antara pendapatan dengan keuntungan dan kerugian.

b. Pengukuran Revenue

Potongan tunai dan berbagai pengurangan dalam harga tetap,

seperti kerugian piutang tak tertagih, memerlukan penyesuaian untuk

menghitung ekuivalen kas bersih yang sesungguhnya atau nilai

diskontoan sekarang atas klaim uang dan secara konsekuen harus

dikurangkan ketika harus menghitung revenue.

25

Untuk transaksi non-kas, nilai pertukaran sama dengan nilai

pasar yang wajar barang/jasa yang diberikan atau diterima, mana yang

lebih mudah dan jelas menghitungnya. Pendapatan diukur dalam hal ini

adalah produk atau jasa yang dipertukarkan dalam transaksi “wajar”.

Nilai ini mewakili ekuivalen kas bersih atau nilai sekarang terdiskonto

atas uang yang diterima dalam pertukaran dengan produk atau jasa yang

ditransfer oleh perusahaan pelanggannya

c. Waktu Pengakuan Revenue

.Pada umunya, diakui bahwa pendapatan dan  laba diperoleh

sepanjang seluruh tahapan dari seluruh siklus operasi (yaitu selam

penerimaan pesanan, produksi, penjualan dan penagihan). Akuntan

menggunakan prinsip realisasi untuk memilih “kejadian penting” untuk

penentuan waktu pendapatan dan pengakuan laba.

Dasar  Pengakuan Pendapatan:

Dasar Akrual

Pendapatan diakui secara umum diakui selama produksi dalam

situasi berikut :

a) Pendapatan sewa, bunga, dan kondisi yang diakui ketika

diperoleh, dengan adanya perjanjian atau kontrak sebelumnya

yang menspesifikasikan peningkatan perlahan-lahan dalam

klaim terhadap pelanggan.

b) Seorang individu atau sekelompok orang yang memberikan jasa

profesional atau jasa serupa dapat menggunakan basis akrual

dengan lebih baik untuk pengakuan pendapatan, dengan adanya

fakta bahwa hakikat dari klaim terhadap pelanggan adalah suatu

fingsi dari proposi jasa yang diberikan.

c) Pendapatan atas kontrak jangka panjang diakui berdasarkan

kemajuan konstruksi atau “persentase penyelesaian”.  Persentase

penyelesaian dihitung sebagai:

26

Estimasi teknik dari pekerjaan yang dilakukan sampai

tanggal tersebut dibandingkan dengan total pekerjaan yang

akan diselesaikan dalam hal kontrak

Total biaya yang terjadi sampai tanggal tersebut

dibandingkan dengan total biaya yang diestimasikan untuk

total proyek di dalam kontrak tersebut.

d)     Pendapatan atas kontrak biaya plus pembiayaan tetap

e)     Perubahan aktiva akibat pertumbuhan menimbulkan pendapatan

Dasar Kejadian Penting

a) Waktu penjualan

b) Penyelesaian produk

c) Penerimaan pembayaran setelah penjualan

Dasar Penjualan, Dasar ini dibenarkan karena :

a) Harga dari produk tersebut diketahui dengan pasti

b) Pertukaran telah difinalisasi dengan pengantaran barang,

sehingga mengarah pada pengetahuan yang objektif atas biaya

yang terjadi

c) Dalam hal realisasi, penjualan merupakan kejadian penting

Dasar Penyelesaian Produksi

Untuk pengakuan pendapatan dibenarkan ketika ada pasar yang

stabil dan harga yang stabil untuk komoditas standar.

Dasar Pembayaran

Untuk pengakuan pendapatan dibenarkan ketika penjualan akan

dibuat dan ketika penilaian yang cukup akurat tidak dapat diberikan

kepada produk yang akan ditransfer.

3. Matching Principle (Prinsip Pengaitan)

Prinsip ini menganggap bahwa beban sebaiknya diakui dalam

periode yang sama dengan pendapatan terkait yaitu pendapatan diakui dalam

suatu periode tertentu menurut prinsip pendapatan, dan beban terkait

27

kemudian diakui. Asosiasi ini paling bak dilakukan ketika hal tersebut

mencerminkan hubungan sebab akibat antara biaya dan pendapatan.

Asosiasi antara pendapatan dengan beban tergantung pada salah satu

dari empat kriteria berikut ini :

1. Pengaitan langsung dari biaya yang habis masa berlakunya dengan suatu

pendapatan (misalnya harga pokok penjualan dilaitkan dengan penjualan

tersebut)

2. Pengaitan langsung dari biaya yang telah habis masa berlakunya pada

periode tersebut (misalnya gaji pimpinan perusahaan untuk periode

tersebut)

3. Alokasi biaya sepanjang periode yang memperoleh manfaat dari biaya

tersebut (misalnya depresiasi)

4. Membebankan semua biaya lainnya dalam periode terjadinya, kecuali

dapat ditunjukkan bahwa biaya-biaya tersebut memiliki manfaat masa

depan (misalnya beban iklan)

4. Objectivity Principle (Prinsip Objektivitas)

Akuntan menggunakan prinsip objektivitas untuk membenarkan

pilihan prosedur pengukuran. Tetapi prinsip ini memiliki interpretasi berbeda;

1. Pengukuran objektif adalah ukuran yang bersifat ‘’tidak memihak’’ dalam

arti bebas dari bias pribadi si pengukur.

2. Pengukuran objektuf adalah pengukuran variabel yang didasarkan pada

bukti-bukti.

3. Pengukuran objektif adalah ‘’kesepakatan diantara sekelompok pengamat

atau pengukur tertentu’’

4. Ukuran dari penyebaran distribusi pengukuran dapat digunakan sebagi

indicator dari tingkat objektivitas pengukuran tersebut.

5. Consistency Principle (Prinsip Konsistensi)

Prinsip ini menganggap bahwa kejadian ekonomi yang serupa

sebaliknya dicatat dan dilaporkan dengan cara konsisten dari periode ke

periode. Konsisitensi adalah batasan pengguna untuk memfasilitasi keputusan

pengguna dengan memastikan dapat diperbandingkannya laporan keuangan

28

dari suatu perusahaan sepanjang waktu, sehingga meningkatkan kegunaan

laporan keuangan.

Prinsip ini tidak menghalangi suatu perusahaan untuk mengubah

prosedur akuntansinya ketika hal tersebut dibenarkan oleh situasi yang

berubah, atau jika prosedur alternative lebih baik. Sesuai dengan APB

opinion No.20 perubahan yang membenarkan perubahan adalah;

1. Perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi

2. Perubahan dalam estimasi akuntansi

3. Perubahan dalam entitas pelaporan.

6. Disclosure Principle (Prinsip Pengungkapan Penuh)

Seluruh informasi yang relevan seharusnya disajikan dalam laporan

keuangan dengan mudah dipahami. Pengungkapan penuh mengharuskan

laporan keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan secara akurat

kejadian-kejadian ekonomi yang telah memegaruhi perusahaan selama

periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi guna

membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor.

Skinner menarik perhatian pada bebrapa masalah yang sebaiknya

menjadi subjek dari pengungkapan penuh;

1. Rincian dari kebijakan dan metode akuntansi, terutama ketika penilaian

dibutuhan dalam penerapan metode akuntansi, ketika metode tersebut

bersifat khusus bagi entitas pelaporan tersebut, atau ketiak metode

akuntansi alternative digunakan.

2. Informasi tambahan untuk membantu dalam analisis investasi atau untuk

mengindikasikan hak dari berbagai pihak yang memiliki klaim atas

entitas pelaporan.

3. Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan akuntansi atau meetode

penerapannya dan dampak dari perubahan semacam itu.

4. Aktiva, keajiban, biaya, dan pendpatan, yang dihasilkan dari transaksi

dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan pengendalian dengan

direktur atau pjabat yang memiliki huungan istimewa dengan entitas

tersbut.

29

5. Aktiva, kewaiban, dan komitmen kontijen.

6. Transaksi keuangan atau nonoperasi lainnya yang terjadi setelah tanggal

neraca yang memiliki dampak material terhadap possi keuangan entitas

terebut.

7. Conversatism Principle (Prinsip Konservatisme)

Adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa

prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap penyajian data akuntansi

yang relevan dan andal. Menganggap ketika mimilih antara dua atau lebih

teknik akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan untuk opsi

yang memiliki dampak paling tidak menguntungkan terhadap ekuitas

pemegang saham. Prinsip ini mengharuskan akuntan memiliki sikap

pesimistis secara umumketika memilih teknik akuntansi untuk pelaporan

keuangan.

Sterling menyebut konservatisme sebagai ‘’prinsip penilaian

akuntansi yang paling kuno dan mungkin paling  bertahan’’. Konservatisme

masih digunakan dalam beberapa situasi yang memerlukan penilaian akuntan,

seperti memilih umur estimasi manfaat dan nilai sisa dari aktiva untuk

akuntansi depresiasi dan konsekuensi aturan dari penerapan kosep.

8. Materiality Principle (Prinsip Materialitas)

Adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi. Menganggap

bahwa transaksi dan kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang

signifikan dapat ditangani secara cepat, tanpa mempedulikan apakah hal

tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak.

Secara umum otoritas akuntansi telah meninggalkan penerapan materialitas

kepada penilaian akuntan, dan pada saat yang sama menekankan pentingnya

hal tersebut. Prinsip materialitas kurang memiliki definisi operasional.

Kebanyakan menekankan padaperanan akuntan dalam menginterpretasikan

apa yang material dan apa yang tidak.

9. Uniformity and Comparability Principle (Prinsip Keseragaman dan

Komparabilitas)

30

Prinsip keseragaman mengacu pada penggunaan prosedur yang sama

oleh perusahaan yang berbeda. Tujuan utama adalah mencapai komparabilitas

laporan keuangan dengan mengurangi keragaman yang diciptakan oleh

penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

Dukungan utama untuk keseragaman adalah klaim bahwa hal itu akan ;

1. Mengurangi keragaman penggunaan prosedur akuntansi dan

ketidakcukupan praktik akuntansi

2. Memungkinkan perbandingan yang berarti atas lapran keuangan dari

perusahaan yang berbeda.

3. Memperbaiki kepercayaan dalam laporan keuangan.

4. Mengarah pada intervensi dan speraturan pemerintah mengenai praktik

akuntansi.

F. STANDAR AKUNTANSI 

Standar akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan

dari prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar perlakuan

pencatatan dan pelaporan terhadap semua transaksi atau kejadian – kejadian

tertentu yang dialami oleh suatu lembaga (entity) organisasi atau perusahaan.

Standar Akuntansi Indonesia adalah PSAK, yang mengadopsi dari GAAP

(General Accepted Accounting Principles) dan IFRS (International Financial

Reporting Standard).

Adapun ketetapan GAAP bersumber dari:

1. Standar Interprestasi FASB, Opini APB, dan Buletin Riset Akuntansi AICPA

2. Buletin Teknis FASB, Pedoman Audit dan Akuntansi Industri AICPA, dan

Statement of Position AICPA

3. Konsensus EITF FASB dan Buletin Praktik AICPA

4. Interprestasi Akuntansi AICPA, Pedoman Implementasi FASB dan Praktik-

praktik yang Dipakai Secara Luas dalam Industri

31

BAB IV

TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA

A. TEORI AKUNTANSI

Pada awal dipraktekkannya akuntansi bahkan sampai beberapa tahun

kemudian tidak ada teori akuntansi. Selama tidak adanya struktur teori akuntansi

formal, maka yang terjadi adalah banyaknya alternative metode pencatatan yang

berlaku dalam praktek sehingga menimbulkan kebingungan masyarakat. Vernon

Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai berikut : 

1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi menyusun

standarnya.

2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi

dalam hal tidak adanya standar resmi.

3. Menentukan batas dalam hal melakukan “judgement” dalam penyusunan

laporan keuangan.

4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap

informasi yang disajikan laporan keuangan.

5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.

Sedangkan hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi

sebagai berikut :

1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan

praktek akuntansi

2. Memberikan pedoman terhadap praktek dan prosedur akuntansi yang baru.

Teori adalah susunan konsep, definisi, dan dalam menyajikan pandangan

yang sistematis, fenomena dengan menunjukkan hubungan antara variable yang

satu dengan yang lain dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan

fenomena.Webster’s Third New International Dictionary mendefinisikan teori

sebagai suatu susunan yang saling berkaitan tentang hipotesa, konsep, dan prinsip

pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang dipertanyakan.

McDonald memberikan tiga elemen teori :

32

1. Membuat kode sebagai symbol fenomena.

2. Mengkombinasikannya sesuai dengan peraturan.

3. Menerjemahkannya ke dalam fenomena yang sebenarnya terjadi.

Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu

system yang komprehensif, dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan

dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen, yaitu postulat atau

asumsi dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip atau standar, dan prosedur atau

metode-metode.

Keneth S. Most (1982) mendefinisikan teori sebagai suatu pernyataan

sistematik mengenai peraturan atau prinsip yang mendasari atau memandu suatu

set fenomena. Teori bisa juga dianggap sebagai kerangka atau susunan ide,

penjelasan fenomena dan prediksi prilaku yang akan datang. Teori akuntansi

adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan yang sistematik tentang

prinsip dan metodologi yang membedakannya dengan praktek. Karena teori

adalah penjelasan, tetapi tidak semua penjelasan itu teori. Teori adalah penjelasan

yang sistematik dan scientific. Dia menambahkan bahwa teori memiliki tiga

dimensi, yaitu : 

1. Reductnionism yang berarti bahwa teori itu di mulai dari asumsi-asumsi

dimana teori itu tidak langsung merujuk ke obyek yang diobservasi (yang

dipersepsikan) dan bukan pula pernyataan yang dapat diuji kebenarannya.

Tetapi dia merupakan bahan rujukan untuk mengamati fenomena dan sejenis

alat yang lebih cepat dapat dirujuk ke fenomena yang diamati.

2. Instrumentalism yang berarti bahwa teori adalah sebuah instrument atau alat

menghitung yang akan digunakan untuk menilai pernyataan tentang suatu

observasi. Disini peranan teori adalah menjelaskan dan meramalkan.

3. Realism yang berarti bahwa teori adalah sekumpulan proposisi atau dalil yang

merupakan pernyataan atau kebenaran atau ketidakbenaran tentang dunia

nyata, fenomena, atau obyek.

Eldon S. Hendriksen (1970) mengutip definisi Eric I. Kohler, sepakat

menerima definisi teori sebagai suatu set proporsi termasuk aksioma, teorema

bersama definisi dan peraturan, kesimpulan formaldan informal yang diarahkan

33

untuk menjelaskan suatu gabungan fakta atau kelompok kegiatan yang kongkret

atau yang abstrak. Sedangkan menurut hendriksen sendiri teori adalah satu set

susunan hipotesa, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka umum

referensi untuk suatu bidang yang dipertanyakan.

Sedangkan teori akuntansi didefinisikan sebagai alasan yang logis dalam

bentuk suatu set prinsip yang luas yang (1) memberikan kerangka umum dari

rujukan di mana prinsip akuntansi dapat di nilai, (2) pedoman pengembangan

praktek dan prosedur yang baru. Teori akuntansi bisa juga menjelaskan pratek

yang berlaku saat ini dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang

praktek tersebut. Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan suatu set

prinsip yang logis yang saling terkait yang membentuk kerangka umum sebagai

rujukan untuk menilai dan mengembangkan praktek akuntansi yang baik.

Godfrey dkk (1992) menyatakan bahwa teori dapat didefinisikan dalam

berbagai cara misalnya, teori adalah system deduktif yaitu berupa pernyataan yang

mengurangi generalisasi, yang lain menganggap bahwa teori adalah suatu susunan

ide yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu. Teori bisa juaga secara sederhana

dijelaskan sebagai alasan logis yang mendasari suatu pernyataan keyakinan.

Apakah teori diterima atau di tolak tergantung pada kemampuannya meramalkan

realitas, kemampuannya menjelaskan pratek akuntansi, dan kemampuannya

menjadi dasar pengembangan paraktek akuntansi tersebut.

Dari beberapa definisi ini dapat di simpulkan bahwa akuntansi memiliki

teori akuntansi. Beberapa pandangan tentang teori :

Teori ini merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang

digambarkan dalam bentuk dali-dalil yang disimpilkan dari fenomena dan

disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat pendek yang berlaku secara umum. Teori

biasanya diambil dari berbagai riset demi riset sehingga sampai pada suatu

kesimpulan yang dapat berlaku unruk semua, universal, logis, konsisten, dapat

diramalkan, obyektif.

Obyek penelitian adalah fenomena social dan ekonomi. Fenomena ini

dikaji, diteliti dan lahirlah suatu kesimpilanatau tesa, dari riset dan kesimpulan

lain ditemukan anti tesa dan lahirlah sintesa sehingga mengkristal menjadi teori

34

yang selanjutnya akan dikaji berulang kali. Sepanjang suatu teori dapat

mempertahankan diri darikritikan dan verifikasi, maka dia tetap menjadi teori

yang confirm dan masih berlaku.

Memang poper memperkenalkan pandangan “Falsification View”

menurut pandangan ini apapun yang dilakukan dalam dunia ilmiah tidak akan

mampu memberikan pernyataan absolute karenaapa yang bisa dilakukan peneliti

atau ilmuwan hanya percobaan demi prcobaan, trial and error, pengujian hipotesa.

Suatu teori bisa benar pada waktu kurun tertentu dan belum tentu benar pada

kurun waktu yang lain.

Menurut Lee D. Parker hanya “allah knows the true”. Hanya tuhan yang

mengetahui yang benar, peneliti hanya mampu mendekati kebenaran hakiki itu.

Menurut Poper apa yang bisa dilakukan teori adalah menolak atau menunjukkan

hipotesa atau teori yang salah. Kita hanya mampu membuktikan bahwa hipotesa,

pernyataan atau teori ini salah. Ini berarti bahwa pencarian teori itu melalui proses

demi proses (refinement). Suatu teori mungkinbenar untuk keadaan tertentu bukan

pada keadaan lain.

Sejalan dengan pendapat ini maka Imre Lakatos membagi dua unsur ilmu

yaitu:

1. Negative heuristic yang merupakan Inti utama penelitian yang menjelaskan

asumsi dasar dari suatu Ilmu. Unsure ini tidak bisa difalsifikasi, ia adalah

bersifat dogmatic yang harus diterima kebenarannya.

2. Positive heuristic merupakan “bumper” atau “belt” yang melingkungi “hard

core” tadi. Ini yang terkena falsifikasi dan ini yang menjadi obyek riset para

ilmuwan.

Kemudian muncul Kuhnian paradigm atau disebut juga ”disciplinary

matrics”. Menurut Kuhn (1970) teori ilmiah dan perkembangan ilmu memiliki

sifat revolusi artinya terjadi proses yang terus menerus untuk mengubah suatu

teori yang tidak sesuai lagi (incompatible) dan menggantinyadengan teori yang

lain. Menurut Kuhn siklus ilmu itu dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pre-science, di sini tidak ada ide atau ilmu yang umum.

2. Perkembangan berbagai pemikiran (school of thoght)

35

3. Munculnya paradigm yang dominan.

4. Muncul anomaly

5. Timbul krisis ilmu

Setelah krisis ilmu terjadi maka proses kembali ke awal, munculnya

berbagai perkembangan pemikiran (nomor 2).

Kalau berbicara mengenai teori akuntansi maka yang dimaksudkan

adalah kristalisasi fenomena yang dituangkan dalam bentuk kalimat-kalimat

(preposition) yang disimpulkan dari fenomena interaksi bisnis etities dan pemakai

laporan keuangan.Berdasarkan pernyataan ini maka semestinya teori itu harus

melihat dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan evolusi dari interaksi

pemakai laporan keuangan dan situasi bisnis.

Pemakai laporan keuangan menentukan tujuan laporan keuangan.

Mereka inilah yang diminta pendapatnya untuk apa mereka mengganakan laporan

keuangan. Dari pendapat ini para ahli merumuskan postulat, konsep, prinsip dasar,

dan akhirnya dapat dijabarkan tehknik pencatatan akuntansi.

B. TEORI DAN PEMBUAT KEBIJAKAN AKUNTANSI

Teori akuntansi berkaitan erat dengan penyusunan kebijaksanaan

akuntansi. Teori bersama faktor politik dan kondisi dan sistem ekonomi akan

menentukan pembuatan kebijakan akuntansi.

Dalam penyusunan kebijaksanaan akuntansi yang akan dijadikan sebagai

dasar dalam praktek atau tehnik akuntansi di pengaruhi oleh berbagai faktor antara

lain :

1. Teori Akuntansi 

2. Faktor politik

3. Kondisi ekonomi

Hal ini membuktikan bahwa kita harus mempelajari teori akuntansi untuk

dapat merumuskan kebijaksanaan yang tepat.Lambat atau cepat,struktur akuntansi

mestinya mengikuti evolusi perkembangan masyarakat.Perkembangan itu tentu

akan mempengaruhi konsep, postulat akuntansi, prinsip dasar akuntansi, dan

36

akhirnya tehnik ( metode pencatatan) akuntansi. Biasanya postulat, konsep, dan

prinsip dasar akuntansi lebih bersifat jangka panjang dibandingkan dengan

penggunaan teknik atau prosedur pencatatannya.Jika kita lihat struktur ini maka

wilayah teori akuntansi itu mencakup perumusan postulat,konsep,prinsip

dasar,dan tehnik dasar akuntansi.

Kenyataan ini telah digambarkan dalam APB statement Nomor 4 sebagai

berikut :

Prinsip akuntansi yang berlaku sekarang adalah merupakan hasil evolusi

yang diperkirakan akan terus berlaku seterusnya.Perubahan bisa saja terjadi pada

tingkat metode pancatatan (GAAP). GAAP ini berubah sebagai respon terhadap

perubahan ekonomi dan kondisi sosial,teknologi dan ilmu pengetahuan

baru,permintaan para pemakai laporan keuangan yang mengharapkan informasi

yang lebih bermanfaat.Sifat dinamis akuntansi kauangan itu dalam merespon

perubahan keadaan menambah kegunaan informasi yang di sajikan.

Perubahan ini tentu tidak bisa dilaksanakan begitu saja.Perubahan harus

dilakukan berdasarkan prinsip dalam kerangka teori akuntansi dan disiplinnya

sendiri.disinilah hubungan antara teori akuntansi dengan prinsip akuntansi

(GAAP) itu Teori ini harus debatable,refutable,arguable ,justifiable,terhadap kritik

dan argumen baru yang di ungkapkan masyarakat.Proses ini di sebut dengan

proses verivication theory, Teori yang tidak memiliki sifat itu maka rumusan

prinsip yang dilahirkan akan rapuh.

Teori akuntansi oleh karenanya harus lahir dari proses kontruksi teori dan

sekaligus verifikasi teori .Jika suatu teori tidak dapat bertahan pada proses

verifikasi maka teori harus diganti dengan teori yang lebih baik ukurannya pada

akhirnya kembali pada respon yang diberikan masyarakat pada output akuntansi

itu.

Committe on Accounting theory and verifikation mengungkapkan

pendapatnya dalam konteks ini sebagai berikut : ”Teori ilmiah memberikan

kepastian pengharapan atau ramalan tertentu tentang fenomena, jika fenomena

yang diperkirakan ini terjadi maka teori disebut ”confirm”sebaliknya jika

fenomena tidak terjadi maka di sebut ”anomalies”yang berarti harus dicari teori

37

batu atau modifikasi terhadap teori lama. Tujuan penyusunan teori baru dan

modifikasi teori lama adalah upaya mengubah anomalies menjadi confirm atau

anggapan fenomena yang terjadi sesuai dengan kejadiannya.”

Teori akuntansi akan dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat

dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang akan diharapkan mungkin

terjadi dimasa yang kan datang. Kalau demikian halnya maka mestinya setiap

negara harus memiliki dan merumuskan teori akuntansinya sendiri yang

disimpulkan dari kondisi dan fenomena ekonomi sosial yang dimilikinya.Bukan

mengambil alih sepenuhnya dari susunan teori akuntansi negara lain.

Hadibroto (Media Akuntansi 1988) menekankanpentingnya teori akuntansi.

Menurut beliau ada sinyalemen yang berkembang yang menggangap bahwa

seolah teori akuntansi tidak di butuhkan.Alasan yang mendasarri pemikiran ini

adalah bahwa akuntansi bukanlah merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat

menjelaskan semua gejala-gejala akuntansi dalam prakteknya. Akuntansi bersifat

teknis prosedural dia sama seperti mesin saja tidak memerlukan kreasi-kreasi atau

inisiatif baru.

Pandangan ini adalah keliru,apa yang terdapat dalam aliran Positive

Accounting Theory yang di pakai oleh watts dan zimmerman misalnya

menjelaskan bahwa teori bukan aturan untuk memilih antara prosedur akuntansi

yang satu dengan yang lainnya. Misalnya memilih prosedur yang lebih

mencerminkan proses ”matching”pendapatan dan beban. Akan tetapi lebih

luas.Teori akuntansi dapat memberikan penjelasan mengenai praktek akuntansi,

menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang melatar belakangi penerapan

suatu metode dalam praktek akuntansi. Misalnya, mengapa perusahan yang satu

menggunakan metode depresiasi di percepat (Accelerated Depreciation)sedangkan

perusahan lain menggunakan metode garis lurus.

Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang berdasarkan

metode ilmiah atau logika. Teori terdiri dari dua bagian yaitu:

1. Asumsi-asumsi termasuk definisi variabel-variablenya dan logika yang

menghubungkan antar variabel tersebut.Asumsi-asumsi, definisi logika

38

dipergunakan untuk mengatur, menganalisa, memahami, gejala empiris yang

menjadi perhatian.

2. Himpunan hipotesa-hipotesa yang penting. Sedangkan hipotesa merupakan

anggapan awal dari sebuah fenomena atau masalah yang akan

dianalisa.Tujuan teori akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan praktek

akuntansi.

Teori akuntansi dapat menjelaskan mengapa perusahaan lebih cenderung

menggunakan metode LIFO daripada FIFO. Teori akuntansi akan dapat

memprediksi atau menemukan gejala akuntansiyang belum diketahui. Misalnya

teori akuntansi dapat memberikan hipotesa mengenai sifat – sifat perusahaan yang

menggunakan metode LIFO dibandingkan dengan menggunakan FIFO.

Untuk memperkuat argumen bahwa akuntansi merupakan disiplin ilmu

yang didasari oleh metode ilmiah,maka akuntansipun mengalami perkembangan

disiplin ilmunya. Watts dan Zimmernan menjelaskan perkembangan dari tiori

akuntansi dari normatif ke teori akuntansi positif dan dewasa ini berkembang ke

arah Teori Akuntansi interpretatif. Dimana masing-masing dalam menyusun teori

tersebut terdapat berbagai pendekatan. Misalnya dalam teori akuntansi positif

dilakukan pendekatan ekonomi dan perilaku (behavior)

C. SIFAT TEORI AKUNTANSI

Dari penjelasan maka teori akuntansi dapat kita rumuskan sebagai

berikut:

Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan

secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan

antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud

dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin muncul,Hendriksen

menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum akan dapat :

1. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi dinilai.

39

2. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti

perkembangan ekonomi ,sosial,teknologi dan ilmu pengetahuan yang

demikian cepat.

Oleh karena itu tepatlah kesimpulan ahmed belkaoui yang menyatakan

bahwa tidak ada teori akuntansi yang lengkap apada setiap kurun waktu. Oleh

karena itu teori akuntansi harus juga mencakup semua literatur akuntansi yang

memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain.Senada dengan

kesimpulan ini American Accounting Association’s Committe On Concepts and

Standard For External Reports yang menyebutkan bahwa : 

1. Tidak ada teori akuntansi keuangan yang lengkap yang mencakup dan

memenuhi keinginan semua keadaan dan waktu dengan efektif oleh

karenanya.

2. Di dalam literatur akuntansi keuangan yang ada bukan teori akuntansi tetapi

kumpulan teori yang dapat dirumuskan mengatasi perbedaan-perbedaan

persyaratan yang diinginkan para pemakai laporan keuangan.

Untuk perumuan teori akuntansi memang tidak dapat hanya

mengandalkan teori akuntansi ansich,harus menggunakan literatur akuntansi dan

disiplin ilmu lain yang relevan. Namun teori akuntansi merupaka instrumen yang

sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi yang

digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk disajikan pada para

pemakainya.

D. PERIODISASI TEORI AKUNTANSI

Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi teori akuntansi sebagai berikut:

1. Pre-theory period (1492-1800)

Peragalo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang dirumuskan

sejak Pacioli sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada saran-saran atau

40

pertanyaan-pertanyaan belum dapat digolongkan sebagai teori atau

pernyataan yang sistematis.

2. General scientific period (1800-1955)

Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya

baru berupa penjelasan terhadap praktek akuntansi. Di sini sudah ada kerangka

kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan praktek akuntansi. Akuntansi

dikembangkan berdasarkan metode empiris yang mengutamakan pengamatan atas

kenyataan sehari-hari atau realitas bukan didasarkan pada logika. Laporan AAA

”A Tentative Statement of Accounting Principles Affecting Corporate Reports

pada tahun 1938 serta laporan AICPA tentang A Statement of Accounting

Principle (Sanders, Hatfield dan Moore) merupakan dua contoh perumusan teori

akuntansi berdasarkan metode empiris atau disebut era general scientific ini.

3. Normative period (1956-1970)

Dalam periode ini perumus teori akuntansi mencoba merumuskan

“norma-norma” atau “praktek akuntansi yang baik”. Kalau dalam periode

sebelumnya menekankan kepada ”APA” yang terjadi dalamperiode ini

”Bagaimana seharusnya” dilakukan, ”What should be”. Pada periode ini muncul

kritik terhadap konsep ”historical cost” dan pendukung adanya ”conceptual

framework”. Beberapa terbitan laporan pada era ini adalah: An Inquiry into the

Nature of Accounting oleh Goldberg yang diterbitkan pada tahun 1965, AAA

menerbitkan A Statement of Basic Accounting Theory.

4. Specific Scientific Period (1970-sekarang)

Periode ini disebut juga “positive era”. Di sini teori akuntansi tidak

cukup hanya dengan sifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya. Norma

dinilai subyektif jadi harus diuji secara positif. Pendekatan normatif dikritik

karena:

(1) teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa.41

(2) teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.

Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang

subyektif maka tidak bisa diterima begitu saja harus dapat diuji secara empiris

agar memiliki dasar teori yang kuat. Pada periode ini data empiris sudah banyak

tersedia kemudian teknik-teknik statistik dan teknik yang menggunakan disiplin

lain untuk melakukan pengujian sudah demikian banyak sehingga memudahkan

melakukan pengujian. Tujuan dari pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk

menerangkan dan meramalkan praktek akuntansi. Salah satu contoh dalam

penggunaan teori positif ini adalah hipotesa ”bonus plan”.

Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen yang remunerasinya

didasarkan pada bonus maka mereka akan berusaha memaksimasi pendapatannya

melalui pendekatan akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga bonusnya

tinggi. Dalam penyusunan laporan keuangan manajemen tentu akan memilih

standar akuntansi yang dapat menaikkan laba atau bonus mereka. Teori ini akan

dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen dalam mana bonus plan

diberlakukan. Watts dan Zimmerman pendukung konsep ini dalam bukunya

Positive Accounting Theory menyatakan bahwa keuntungan pendekatan ini

adalah bahwa regulator bisa meramalkan konsekuensi ekonomis dari berbagai

kebijakan atau praktek akuntansi.

Menurut Godfrey dkk pada akhir-akhir ini ada kecenderungan

munculnya perbedaan antara Riset Academics dan Riset Profesional yang

sebelumnya dinilai seragam. Riset Academics tetap dalam pendekatan positif

yang umumnya menekankan pada peran dan pengaruh informasi akuntansi

sedangkan Profesional agak condong pada pendekatan normatif yang umumnya

menekankan upaya untuk menyeragamkan praktek akuntansi agar lebih

bermanfaat bagi praktisi.

E. METODE PERUMUSAN (KONSTRUKSI) 

Dalam literatur kita akan bingung menemukan berbagai penggolongan

dan istilah yang beragam untuk menjelaskan metode perumusan ini serta serta

sifat dan tata caranya. Kita akan mencoba merangkum berbagai pendapatan ini

42

sehingga dapat menggambarkan metode yang terdapat dalam

literatur.Merumuskan teori akuntansi mesti memiliki metode. Dari berbagai

pendapat dan praktek, Belkaoui dan Godfrey mengemukakan dalam literatur

dikenal beberapa metode:

1. Metode Deskriftif (pragmatic) yaitu teori akuntansi mencoba

menjawab pertanyaan ”APA”.

Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat

dirumuskan dan karenanya metode perumusan teori akuntansi harus bersifat

menjelaskan atau descriptive. Dia menjelaskan dan menganalisa praktek yang ada

dan diterima sekarang. Di sini diamati perilaku akuntan dalam berhubungan

dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Metode ini disebut juga deskriptive

accounting atau deskriptive theory of accounting. Beberapa contoh prinsip

akuntansi yang menggunakan metode ini adalah buku Paul Grady: Inventory of

General Accepted Accounting Principle for Business En terprises, APB Statement

No. 4, Skinners and Ijiri.

2. Psychological pragmatic

Di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output

akuntansi itu (laporan keuangan) yangdisusun dari berbagi aturan, standar ,

prinsip atau pedoman. Jika ada reaksi maka dianggap bahwa ternyata akuntansi itu

bermanfaat dan relevan. Namun diakui juga bisa saja terjadi reaksi yang tidak

logis dari pengguna laporan keuangan sehingga bukan saja reaksi itu disebabkan

laporan keuangan.

3. Metode Normatif (1950-1960) yaitu teori akuntansi mencoba

menjawab pertanyaan ”APA YANG SEMESTINYA”.

Di sini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti

tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Metode ini

disebut juga normative accounting research atau normative theory of accounting. 43

Metode ini berguna dalam hal membahas isu “true income” dan “decision

usefulness”. Metode ini diatur antara lain oleh: Moonitz, Sprouse and Moonitz, A

Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) dari AAA, Edward and Bell,

Chambers.

4. Metode Positive (1970an)

Yaitu suatu metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang

sedang berlaku atau diterima umum. Berdasarkan teori ini maka dirumuskan

problem penelitian untuk mengamati perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada

dalam teori. Kemudian dikembangkan teori untuk menjelaskan fenomena tadi dan

dilakukan penelitian secara terstuktur dan peraturan yang standar dengan

melakuklan perumusan masalah, penyusunan hipotesa, pengumpulan data dan

pengujian statistik ilmiah. Sehingga diketahui apakah hipotesa yang dirumuskan

diterima atau tidak.

Para pendukung ini menyebut metode inilah yang digolongkan sebagai

”ilmiah” karena menggunakan peraturean yang terstruktur dan data empiris yang

objektif dan model statistik matematik yang bersifat logik. Dalam penggolongan

lain disebut metode kuantitatif (Quantitatif Research). Namun bukan berarti

metode ini tidak mendapatkan kritik. Disamping metode kuantitatif ini dibuat juga

penggolongan lain yaitu metode kualitatif (Qualitatif Research).

Metode kualitatif tidak harus didasarkan pada model yang terstruktur dan

analisa yang menggunakan matematik atau statistik. Disamping penggolongan

berdasarkan kuantitatif dan kualitatif ada juga penggolongan Scientific Research

dan Naturalistic Research. Scientific disamakan dengan positive atau quantitative

sedangkan Naturalistic disamakan dengan metode kualitatif.

F. PENDEKATAN DALAM PERUMUSAN TEORI

Teori adalah rumusan yang direduksi dari kenyataan atau praktek.

Menurut Godfrey dkk (1992) dalam mengaitkan antara teori (dunia abstrak) dan

kenyataan (dunia pengalaman) dikenal 3 hubungan dalam struktur teoritis:

44

1. Syntactis

Di sini teori itu dirumuskan dalam bentuk hubungan logis. Hubungan itu

dirumuskan dalam bentuk aturan seperti aturan bahasa (grammar), aturan

matematik dan sebagainya. Biasanya rumusan teori menggunakan sylogism yang

memberikan hubungan logis. Sylogism tidak dimaksudkan menyatakan kebenaran

tetapi hanya hubungan logis, seperti: Premis

1. Seluruh perkiraan aktiva bersaldo debet Premis

2. Biaya Sewa bersaldo debet,Kesimpulan: Biaya sewa adalah

aktiva

Rangkaian premis dan kesimpulan di atas itu merupakan bahasa teori

dalam permainan logika. Tidak seluruhnya stuktur silogisme itu bisa menjamin

kebenaran. Syntactis hanya menggambarkan dunia kenyataan dalam bentuk

bahasa ilmiah atau teori.

2. Semantic

Di sini teori menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke obyek

nyata. Hubungan ini dituangkan dalam bentuk aturan yang sesuai atau definisi

operasional. Semantic menyangkut hubungan kata, tanda atau simbol dari

kenyataan. Sehingga teori ini lebih mudah dipahami, realistik dan berarti.

Misalnya Kesamaan akuntansi Aktiva = Utang + Modal.

3. Pragmatic 

Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Di sini hubungan pragmatis

itu berkaitan dengan pengaruh kata-kata, simbol terhadap manusia. Akuntansi

dianggap memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang. Teori

akuntansi dianggap harus bermanfaat bagi pengambil keputusan sehingga

informasi akuntansi juga harus sesuai dengan kebutuhan para pengambil

keputusan ini.Teori harus mampu merumuskan kebenaran sehingga teori ini harus

terus-menerus diuji dan diverifikasi.

45

Ada 3 kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang

menentukan kebenaran:

1. Dogmatic, suatu pernyataan atau teori dapat kita sebut benar jika pihak yang

menyampaikannya memiliki wewenang untuk menyampaikan kebenaran itu

dan ini tidak perlu diuji lagi. keyakinan kepada kebenaran ini hanya

berdasarkan pada kepercayaan, keyakinan atau iman seseorang. Sumber

dogma ini misalnya berasal dari keyakinan agama, kharisma seseorang,

jabatan, indoktrinasi, dan lain sebagainya. Dalam akuntansi ada beberapa

lembaga yang dikenal otoritasnya dalam menelorkan teori akuntansi misalnya

AAA, FASB, IAI dan sebagainya.

2. Self evident, di sini kebenaran dibuktikan oleh pengetahuan umum,

pengamatan, pengalaman. Misalnya disebutkan bahwa akuntansi

menggunakan harga pasar. Pernyataan ini rasanya tidak perlu lagi diuji

kebenarannya karena sudah terbukti sendiri berdasarkan pengetahuan,

pengalaman dan pengamatan kita.

3. Scientific, di sini kebenaran itu dibuktikan oleh suatu metode ilmiah. Teori

dirumuskan, diuji dan seterusnya berulang secara terus-menerus. Metode

ilmiah ini sangat beragam dan akan kita bahas berikut ini.Perumusan Teori

Akuntansi

Dalam literatur dikenal beberapa pendekatan dalam merumuskan teori

akuntansi. Masing-masing penulis memberikan metode yang diikutinya. Dalam

bab ini kita pakai saja penjelasan dari Belkaoui tentang pendekatan dalam

perumusan teori akuntansi sebagai berikut:

I. Pendekatan informal yang dibagi dalam:

1. Pragmatis, Praktis, Non teoritis

Dalam metode ini perumusan teori akuntansi. Didasarkan pada

keadaanpraktek di lapangan. Di sini yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal

46

yang berguna untuk menyelesaikan persoalan secara praktis. Menurut pendekatan

ini prinsip akuntansi yang dipakai adalah didasarkan pada kegunaannya bagi para

pemakai laporan keuangan dan relevansinya dengan proses pengambilan

keputusan.

2. Otoriter

Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi

profesi yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek

akuntansi. Biasanya organisasi profesipun tetap memperhatikan aspek praktis dan

pragmatis. Oleh karena itu maka pendekatan otoriter ini digolongkan juga sebagai

pragmatis.

II. Pendekatan Teoritis yang dibaginya dalam:

1. Deduktif

Dalam metode ini perumusan teori dimulai dari perumusan dalil dasar

akuntansi (postulat dan prinsif akuntansi) dan selanjutnya dari rumusan dasar ini

diambil kesimpulan logistentang teori akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan.

Jadi perumusan dimulai dari dalil umum kepada dalil khusus. Pendekatan ini

dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi di mana dirumuskan dahulu

tujuan laporan keuangan, rumusan postulat, kemudian prinsip, dan akhirnya lebih

khusus menyusun teknik akuntansi.

Dalam hal ini teori diuji dari posisinya dalam menampung keinginan

praktek. Jika pemakai dalam praktek diterima maka dianggap teori itu diterima

atau verified, sebaliknya jika tidak diterima disebut falsified.Beberapa pendukung

metode ini adalah: Paton, Canning, Sweeney, MacNeal, Alexander, Edward and

Bell, Moonitz, dan Sprouse and Moonitz.

47

2. Induktif

Dalam metode ini penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa

observasi dan pengukuran khusus dan akhirnya dari berbagi sample dirumuskan

fenomena yang seragam atau berulang (informasi akuntansi) dan diambil

kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi). Tahap yang dilalui adalah:

1. Mengumpulkan semua observasi.

2. Analisis dan golongan observasi berdasarkan hubungan yang berulang-ulang

dan sejenis, seragam, mirip.

3. Ditarik kesimpulan umum dan prinsip akuntansi yang menggambarkan

hubungan yang berulang-ulang tadi.

4. Kesimpulan umum diuji kebenarannya.

Tidak seperti pendekatan deduktif, dalam pendekatan induktif ini

kebenaran dan kepalsuan dalil tidak tergantung pada dalil lainnya, tetapi harus

melalui pengujian empiris. Dalam pendekatan induktif kebenaran suatu dalil

tergantung pada pengamatan terhadap contoh yang cukup dari hubungan kasus

yang berulang-ulang dan seragam. Para teoritisi yang menggunakan pendekatan

ini adalah: Hatfield, Gilman, Littlelton, Paton and Littlelton, dan Ijiri

3. Etik

Dalam pendekatan ini digunakan konsep kewajaran , keadilan, pemilikan,

dan kebenaran. Patillo menyebutkan dalam metode ini standar dasarnya adalah

etika, metodenya logis dan ”coherent” dan penerapannya di lapangan. Jadi

sebenarnya dimensi yang diutamakan dalam perumusan teori itu diutamakan dari

sudut etikanya, tanpa menyebut bahwa pendekatan lain tidak beretika. Pendekatan

ini diperkenalkan oleh D.R. Scott.

Menurut beliau kriteria yang harus digunakan dalam perumusan teori

akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang berkaitan secara

adil. Disajikan kebenaran dalam arti laporan yang benar dan akurat tanpa

mengundang salah tafsir, dan kewajaran dalam arti penyajiannya wajar, tidak bias,

dan tidak sebagian-sebagian. Dalam buku lain dikenal dengan ”Pendekatan

Peristiwa” (Event Approach) artinya dalam perumusan teori kita harus

48

memperhatikan semua pihak jangan hanya memperhatikan pihak-pihak tertentu

saja. Pendekatan ini mirip pendekatan etik ini.

4. Sosiologis

Dalam pendekatan ini yang menjadi perhatian utama dalam perumusan

teori akuntansi adalah dampak sosial dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi

perhatian bukan pemakai langsung akuntansi tetapi juga masyarakat secara

keseluruhan. Pendekatan inilah sebagai embrio Socio Economic Accounting atau

Social Responsibility Accounting. Pendekatan ini seolah merupakan perluasan

dari konsep etik dimana yang menjadi focus perhatian adalah kesejahteraan

seluruh masyarakat bukan saja pemilik.

Menurut konsep ini prinsip akuntansi dinilai dari penerimaan dari seluruh

pihak terhadap laporan keuangan, khususnya yang melaporkan tentang dampak

perusahaan terhadap masyarakat. Akuntansi dalam model ini harus dapat

memberikan pertimbangan dalam mengambil kesimpulan terhadap kesejahteraan

masyarakat. Para penulis yang mengkaji isu ini adalah Belkaoui dan Beams dan

Fertig, Ladd, Littlelton, dan Zimmerman.

5. Ekonomi

Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada

kontrol pada perilaku indikator makro ekonomi atau generar economic welfare

yang menghasilkan perumusan teknik akuntansi. Sehingga dalam pemilihan

teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada ekomomi nasional. Misalnya

teknik LIFO lebih menarik daripada FIFO pada masa inflasi. Dari pendekatan ini

maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Teknik dan kebijaksanaan akuntansi harus dapat menggambarkan realitas

ekonomi.

b. Pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi

ekonomis.

49

6. Eklektif

Jika dalam perumusan teori akuntansi digunakan tidak hanya satu

pendekatan, tetapi berbagai kombinasi pendekatan maka disebut eklektif.Dari

literatur lain kita mengenal pendekatan komunikatif (communication theory)

dalam perumusan teori akuntansi. Pendekatan ini dikembangkan oleh Bedford dan

Baldouni yang menganggap bahwa akuntansi adalah sebagai suatu sistem yang

terpadu dalam proses komunikasi. Di sini dirumuskan informasi apa yang perlu

dan disajikan oleh perusahaan kepada para pembaca agar mereka dapat

menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan. ASOBAT (A Statement

of Basic Accounting Theory) termasuk menggunakan teori ini.

Banyak lagi pendekatan lain yang perlu dikemukakan di sini antara lain:

behavioral approach, yang menekankan pada aspek perilaku yang ditimbulkan

oleh informasi akuntansi, pragmatic, nontheoretical approach (perumusannya

tidak didasarkan pada dasr teori yang berlaku. Keadaan ini terjadi pada periode

awal perkembangan akuntansi), theory of account approach yang melihat

akuntansi dari aspek hubungan antara perkiraan yang dibangun dari dasar teori

double entry.

G. PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI DI INDONESIA

Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya untuk merumuskan

teori maupun standar akuntansinya sendiri. Kita masih tetap menggunakan teori

atau standar akuntansi Amerika atau terakhir dari IASC (International Accounting

Standard Committee) sebagai dasar pengembangan akuntansi di Tanah Air.

Standar Akuntansi Keuangan maupun Pernyataan Standar Pemeriksaan masih

mengadopsi atau menerjemahkan standar atau pedoman dari Amerika atau IASC

dengan berbagai modifikasi minor.

Upaya yang baru dilakukan oleh profesi akuntansi adalah perumusan

prinsip akuntansi Indonesia namun belum menyentuh dasar teori akuntansinya.

Dalam sebuah kuliahnya di gedung baja (1991), Belkaoui menganjurkan agar

setiap negara memiliki teori akuntansi sendiri termasuk Indonesia. Menurut beliau

teori akuntansi lahir dari kondisi, lingkungan, dan situasi ekonomi dan sosial yang

50

ada disuatu negara yang tentu akan berbeda dengan negara lainnya. Akibatnya

kita tidak akan tepat jika menggunakan teori akuntansi yang dilahirkan dari negara

lain dengan situasi dan kondisi yang berbeda dengan negara kita.

Menurut penulis buku ini, tentu sangat ideal dan tidak akan mungkin

dapat kita wujudkan dalam jangka pendek. Namun pada dasarnya kita harus

membuat agenda menuju ke sana. Oleh karena itu para peneliti akuntansi,

pemerintah, Fakultas Ekonomi serta Kantor Akuntan Publik sudah selayaknya

memikirkan permasalahan ini dengan upaya yang intens untuk melakukan

berbagai penelitian akuntansi. Sebelum hal itu terwujud maka sebaiknya profesi

dan pemerintah sudah harus melakukan upaya-upaya dalam perumusan teori dan

standar akuntansi Indonesia yang digali dari kondisi kita. Dan tentu saja teori

akuntansi yang sudah ada khususnya dari negara lain seperti dari Amerika dapat

kita jadikan sebagai dasar atau pedoman dalam merumuskan teori kita atau

mengisi teori yang masih lowong.

51

BAB V

LAPORAN LABA RUGI

A. PENGERTIAN LAPORAN LABA RUGI

Perhitungan rugi-laba (income statement) adalah laporan yang mengukur

keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Para

pengguna menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai

investasi dan kelayakan kredit. Pada dasarnya informasi yang disajikan dalam

laporan laba-rugi menggambarkan bagaimana kinerja suatu usaha dilaporkan

kepada para pengguna laporan keuangan dan bagaimana kinerja yang dilaporkan

dapat berubah setiap waktu sejalan dengan perubahan sifat operasi perusahaan.

B. KONSEP PENGUKURAN LABA DAN BENTUK-BENTUK LAPORAN

LABA-RUGI

1. Apa Itu Laba

Banyak orang bingung membedakan laba-rugi dengan arus kas. Apakah

laba sama dengan jumlah kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi bisnis?

Jawabannya tentu tidak. Untuk berbagai alasan yang sebagaian besar berhubungan

dengan akuntansi akrual, laba dan arus kas dari operasi bisnis jarang menunjukkan

angka yang sama. Karena baik laba maupun arus kas sama-sama memberikan

ukuran kinerja perusahaan, kalau begitu informasi mana yang lebih baik?

FASB, dalam kerangka konseptualnya menyatakan bahwa “informasi

tentang laba dan komponen yang diukur oleh akuntansi akrual biasanya

memberikan indikasi yang lebih baik atas kinerja perusahaan dari pada informasi

tentang penerimaan dan pengeluaran kas saat ini “walupun dalam hal-hal tertentu

informasi tentang arus kas juga penting. Memahami laba, apa yang diukur oleh

laba dan komponen-komponennya adalah penting untuk dapat

menginterpretasikan keadaan keuangan perusahaan. Berbagai cara mengukur laba

menunjukkan konsep dasar bahwa “laba adalah hasil investasi” atau jumlah yang

dapat diberikan kepada investor sebagai hasil investasi.52

Salah satu definisi laba yang diterima lebih luas adalah jumlah yang

dapat diberikan kepada investor (sebagai hasil investasi) dan kondisi perusahaan

di akhir periode masih sama baiknya (well-off) dengan di awal periode. Tetapi apa

yang dimaksud dengan well-off? dan bagaimana mengukurnya? Pengukuran

umumnya didasarkan pada konsep yang sama atas pemeliharaan modal atau

kepemilikan. Untuk bisa menjawab apa itu laba, FASB mempertimbangkan dua

konsep yaitu : pemeliharaan modal keuangan dan pemeliharaan modal fisik.

2. Bentuk Laporan Laba Rugi

Secara tradisional, laba dari kategori opersi berkelanjutan disajikan baik

dalam bentuk langsung (single ste) maupun bertahap (multiple step). Dalam

bentuk single step, semua pendapatan dan keunrungan yang termasuk unsure

operasi ditempatkan bagian awal laporan laba-rugi, kemudian diikuti dengan

seluruh beban dan kerugian yang termasuk kategori operasi. Selisih antara total

pendapatan dan keuntungan dan total beban dan kerugian menghasilkan laba

operasi. Apabila tidak terdapat pos tidak biasa (irregular) dan pos luar biasa

(Extraordinary item) maka nilai ini sama dengan laba (rugi) bersih.

• Bentuk single step dari laporan laba-rugi digunakan secara luas dalam

pelaporan keuangan, meskipun dalam tahun-tahun terkhir betuk bertahap

(multiple step) mulai semakin popular. Keuntungan utama dari format single

step terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa

satu jenis pos pendapatan atau beban mempunyai prioritas atas yang lain.

Dengan demikian menghilangkan masalah klsifikasi yang potensial.

• Bentuk multiple step. Beberapa akuntan menyatakan bahwa ada hubungan

lain yang penting dalam data pendapatan dan beban dan bahwa perhitungan

laba-rugi menjadi lebih informative dan lebih berguna apabila menunjukkan

klassifikasi.

C. UNSUR-UNSUR LAPORAN LABA-RUGI

Pendekatan transaksi merupakan prosedur alternatif dalam mengukur

transaksi dasar yang berkaitan dengan laba yang terjadi selama suatu periode dan

53

mengikhtisarkannya dalam perhitungan rugi-laba. Metode ini sudah banyak

dikenal dengan baik. Pendekatan ini memusatkan pada aktivitas-aktivitas yang

telah terjdi selama suatu periode tertentu. Metode ini tidak hanya menyajikan

perubahan bersih, tetapi juga mengungkapkan komponen-komponen perubahan

tersebut. Laba dapat digolongkan menurut konsumen, jenis produk atau atau

fungsi, operasi dan bukan operasi, berlanjut dan dihentikan, biasa serta luar biasa.

Apa yang harus dimasukkan di dalam laba bersih telah menjadi

kontroversi selama bertahun-tahun. Sebagai contoh, apakah keuntungan atau

kerugian yang tidak biasa serta korekasi pendapatan dan beban tahun-tahun

sebelumnya harus ditutup langsung ke laba ditahan dan karenanya tidak

dilaporkan dalam perhitungan rugi-laba atau hal itu pertama disajikan dalam

perhitungan laba-rugi dan kemudian diteruskan ke laba ditahan bersama dengan

laba atau rugi bersih untuk periode bersangkutan?

Pendekatan transaksi pada pengukuran laba mensyaratkan penggunaan

perkiraan pendapatan, beban, kerugian dan keuntungan. Pendekatan ini lebih

unggul daripada pendekatan pemeliharaan modal karena memberikan informasi

mengenai unsur –unsur laba.

Adapun unsur-unsur perhitungan laba-rugi yang harus ada menurut

FASB adalah:

• Pendapatan (Revenue). Merupakan arus masuk atau peningkatan lain atas

harta dari suatu kesatuan atau penyelesaian kewajibannya selama satu periode

dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain

yang merupakan operasi pokok atau utama yang berkelanjutan dari operasi

tersebut.

• Beban (Expenses). Merupakan arus keluar atau penggunaan lain atas harta

atau terjadinya kewajiban selama suatu periode dari penyelesaian atau

produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang

merupakan operasi pokok atau utama yang berkelanjutan dari kesatuan

tersebut.

54

• Keuntungan (gain). Kenaikan dalam ekuitas (harta bersih) dari transaksi

sampingan atau sekali-sekali dari suatu kesatuan kecuali yang dihasilkan dari

pendapatan atau investasi oleh pemilik.

• Kerugian (loss). Penurunan dalam ekuitas (harta bersih) dari transaksi

sampingan atau sekali-sekali dari suatu kesatuan kecuali yang diakibatkan

dari beban atau pembagian kepada pemilik. Pendapatan dapat dilihat dari

banyak bentuk, seperti penjualan, honorarium, bunga, deviden, dan sewa.

Contoh beban seperti harga pokok penjualan, penyusutan, bunga, sewa, gaji

dan upah, pajak dan lain-lain. Keuntungan dan kerugian banyak jenisnya

yang berasal dari penjualan investasi,penjualan harta tetap, penyekesaian

hutang, penghapusan harta karena usang atau bencana dan pencurian.

Perbedaan antara pendapatan dan keuntungan dan perbedaan antara beban

dan kerugian tergantung pada sebagian besar aktivitas husus dari perusahaan

bersangkutan. Pada perusahaan tertentu suatu aktivitas dapat merupakan

bagian dari operasi normalnya, sedang bagi perusaan lain aktivitas yang sama

bukan merupakan aktivitas normal.

D. SEKSI-SEKSI PERHITUNGAN LABA-RUGI

1. Seksi Operasi.

Suatu laporan atas pendapatan dan beban dari operasi utama perusahaan.

a. Penjualan atau pendapatan (revenue).

Pendapatan menunjukkan nilai penjualan total kepada pelanggan dalam suatu

periode dikurangi retur dan potongan penjualan atau diskon penjualan. Anilai

total ini tidak boleh mencakup pajak penjualan yang harus dipungut

pemerintah. Tagihan tambahan pajak ini diakui sebagai kewajiban jangka

pendek.Retur dan potongan harus dikurangkan dari penjualan bruto untuk

mendapatkan nilai penjualan bersih. Apabila harga jual meningkat karena

menutupi beban angkut kepada pelanggan dan pelanggan dibebani karenanya,

maka beban angkut yang dibayar perusahaan ini harus dikurangkan dari nilai

penjualan dalam mendapatkan nilai penjualan bersih. Apabila beban angkut

tidak dibebankan kepada pembeli, beban ini diakui sebagai beban penjualan.

55

b. Harga pokok penjualan (cost of good sold).

Pada perusahaan dagang atau manufaktur, nilai ini merupakan penjualan

persediaan awal, pembelian bersih atau harga pokok produksi, beban angkut,

retur dan potongan pembelian yang kemudian dikurangi dengan persediaan

akhir. Jadi harga pokok penjualan merupakan harga pokok dari barang yang

dijual untuk menghasilkan penjualan.

c. Laba kotor (gross profit).

Pada sebagian besar perusahaan dagang dan manufaktur, hrga pokok

penjualan merupakan beban yang paling signifikan. Karenanya perusahaan

memberi perhatian khusus. Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dari

penjualan bersih dan harga pokok penjualan.

2. Seksi Bukan Operasi

Merupakan suatu laporan mengenai pendapatan dan beban yang berasal

dari aktivitas sekunder atau tambahan dari perusahaan tersebut. Selain itu,

keuntungan dan kerugian khusus yang tidak sering atau tidak biasa, tetapi tidak

keduanya, biasanya dilaporkan dalam seksi ini.

a. Pendapatan dan keuntungan lain-lain (other revenues and gains)

Bagian ini biasanya mencakup unsur yang berkaitan dengan aktivitas

sampingan perusahaan, misalnya pendapatan dari aktivitas pendanaan seperti

sewa, bunga, deviden serta keuntungan dari penjualan aktiva seperti peralatan

dan investasi. Keuntungan yang dilaporkan pada laporan laba-rugi

menunjukkan nilai bersih yaitu selisih antara nilai jualnya dengan beban.

b. Beban dan kerugian lain-lain (other expenses and losses)

Sama seperti bagian a, tapi akibat penurunan, bukan peningkatan. Misalnya

beban atau kerugian akibat penjualan aktiva. Kerugian seperti halnya

keuntungan, dilaporkan pada nilai bersih (sesudah dikurangi pajak)

c. Laba operasi berkelanjutan sebelum pajak (income from continuing

operations before income taxes)

Mengurangkan pendapatan dan keuntungan lain-lain dengan beban serta

kerugian lain-lain dari laba operasi yang menghasilkan laba operasi

berkelanjutan sebelum pajak.56

3. Pajak penghasilan atas laba operasi berkelanjutan (income taxes

on continuing operations)

Merupakan suatu seksi pendek yang melaporkan pajak pemerintah pusat

dan daerah atas laba dari operasi yang berkelanjutan.

4. Operasi yang dihentikan (discontinued operations)

Umumnya pos ini terjadi karena penghentian komponen yang dapat

diidentifikasi secara terpisah dari bisnis baik melaui penjualan atau pelepasan

Komponen yang dihentikan ini bisa saja merupakan lini utama bisnis, kelompok

konsumen utama, anak perusahaan. Berbagai alasan yang biasanya menjadi alasan

manajemen untuk menghentikan salah satu komponen bisnis yaitu :

• Komponen tersebut sudah tidak menguntungkan.

• Sudah tidak sesuai dengan rencana jangka panjang perusahaan.

• Manajemen membutuhkan dana untuk mengurangi hutang jangka panjang.

• Manajemen khawatir akan pengambil alihan oleh investor baru yang ingin

mengendalikan perusahaan.

5. Pos-pos luar biasa (extraordinary items)

Merupakan keuntungan atau kerugian yang tidak biasa dan tidak sering

terjadi. Untuk bisa dikategorikan sebagai luar biasa, suatu unsur haruslah

memiliki tingkat ketidak normalan yang tinggi dan jelas tidak terkait dengan atau

hanya secara kebetulan terkait dengan aktivitas normal.

6. Pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi (cumulative

effects of changes accounting principles)

Merupakan unsur terakhir yang termasuk dalam kategori tidak biasa

pada laporan laba-rugi. Berdasarkan jenis perubahan prinsip akuntansinya,

57

perubahan dapat diimplementasikan secara berlaku surut (retroactively) atau

hanya mempengaruhi periode berjalan dan yang akan datang.

7. Perubahan estimasi

Penyesuaian yang berasal dari penggunaan estimasi dalam akuntansin

tidak diklasifikasikan sebagai penyesuaian periode sebelumnya, sehingga hanya

akan digunakan dalam penentuan laba periode berjalan dan periode akan datang

dan tidak dibebankan langsung ke laba ditahan.

E. LABA KOMPREHENSIF

Pada awal bab didefinisikan bahwa laba merupakan kenaikan kekayaan

perusahaan selama satu periode. Kekayaan perusahaan ini dipengaruhi oleh

berbagai hal yang tidak ada hubungannya dengan operasi normal perusahaan,

misalnya akibat adanya perubahan nilai tukar. Unsur ini tidak termasuk dalam

laba bersih karena dianggap memberikan sedikit informasi tentang kinerja

ekonomi dari operasi normal perusahaan. Laporan laba komprehensif dimasukkan

sebagai bagian dari laporan modal pemilik. Tiga penyesuaian yang umum dibuat

untuk laba komprehensif adalah :

• Penyesuaian transaksi mata uang asing.

• Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas efek (surat berharga)

yang tersedia untuk dijual (available for sale).

• Keuntungan dan kerugian yang ditangguhkan atas instrument derivative.

58

BAB VI

LAPORAN ARUS KAS

A. PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash

flows) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan

pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang

(kas) perusahaan. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis

kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut.

Kegiatanperusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional,

kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.

Laporan Arus Kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas

(pengeluaran kas). Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran

kas yang digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas : operasi,investasi,

dan pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau

keluar kas bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha.

Arus kas adalah kas aktual yang keluar masuk dari dan ke dalam suatu

perusahaan (Weston dan righam, 1990 : 55). Arus kas masuk (cash inflows)

merupakan penerimaan kas yang berasal dari kegiatan rutin perusahaan, misalnya

penjualan tunai, penerimaan piutang maupun penerimaan kas yang bersifat tidak

rutin misalnya penyertaan modal, penjualan saham, penjualan aktiva perusahaan.

Arus kas keluar (cash out flows) adalah pengeluaran yang bersifat kontinyu,

seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran pajak. Arus kas berlangsung

terus menerus selama perusahaan menjalankan kegiatannya. Agar kas ini mudah

dibaca dan dipahami, maka informasi arus kas tersebut dibuat dalam bentuk

laporan yang disebut Laporan Arus Kas (statement of cash flows), sehingga dapat

memenuhi kebutuhan informasi para investor dan kreditur dalam menganalisa

arus kas.

Aktivitas yang membagi laporan arus kas adalah kegiatan operasi,

kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Ketiga aktivitas ini memberikan

59

informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh

aktivitas tersebut terhadap keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas.

Manfaat utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang

relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode,

serta untuk membantu investor, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan

dalam menganalisa kas (Kieso dan Wey Grandt, 1995 : 247).

B. TUJUAN DAN KEGUNAAN

Sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk

menggunakan arus kas tersebut.

Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan

informasi tentang aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan basis kas

(cash basis) selama periode akuntansi tertentu.

Menurut Financial Accounting Standard Board, informasi yang diberikan

dalam suatu laporan kas, jika digunakan dengan pengungkapan yang berkaitan

dan laporan keuangan lainnya, harus membantu investor, kreditor dan pihak

lainnya untuk:

1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa

depan.

2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya,

kemampuan membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan eksternal.

3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan serta

pengeluaran kas yang berkaitan.

4. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baiuk kas maupun non

kas terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu.

Jadi informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para

pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor

maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai

kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas dan setara kas dan menilai

kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

60

C. BENTUK DAN METODE LAPORAN ARUS KAS

1. Metode Langsung

Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode

langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode

terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode

langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan

arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa

jenis penerimaan atau pengeluaran kas.

Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional

ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba

rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan

hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Berikut ini diberikan

contoh bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak

langsung.

PT. SURAYA MANDIRI, Tbk

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009

(Dalam Rupiah)

Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :

Kas yang diterima dari pelanggan 951.000,-

Dikurangi :

Kas untuk membeli persediaan 555.200,-

Kas untuk membayar biaya operasi 259.800,-

Kas untuk membayar biaya bunga 14.000,-

Kas untuk membayar pajak 29.000,-

858.000,-

Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 93.000,-

61

Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :

Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi 75.000,-

Kas keluar untuk membeli peralatan (157.000,-)

Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi (82.000,-)

Aliran kas dari kegiatan keuangan :

Kas yang diterima dari penjualan saham 160.000,-

Dikurangi :

Kas untuk membayar dividen 23.000,-

Kas untuk membayar hutang obligasi 125.000,-

148.000,-

Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan 12.000,-

Kenaikan kas 23.000,-

Saldo kas pada awal tahun 26.000,-

Saldo kas pada akhir tahun 49.000,-

Dari laporan terlihat bahwa arus kas yang berasal dari kegiatan

operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan

kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional.

Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis

kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas.

Sementara jika kita lihat contoh di bawah ini arus kas dari kegiatan

operasional tidak dirinci menurut sumber dan jenis penggunaannya, melainkan net

income dikoreksi sehingga net income tersebut berubah menjadi net cashflows

dari operasi.

2. Metode Tidak Langsung

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi

pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau

pembayaran kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsure

penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

62

Jadi pada dasarnya metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi

laba bersih yang diperoleh perusahaan. Metode ini memberikan suatu rangkaian

hubungan antara laporan arus kas dengan laporan laba rugi dan neraca. Dalam

metode tidak langsung arus kas bersih diperoleh dari aktifitas operasi ditentukan

dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode

berjalan.

b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,

keuntungan dan kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba

perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi

konsolidasi.

c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

PT. SURYA MANDIRI, Tbk

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009

(Dalam Rupiah)

Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :

Laba bersih menurut laporan laba rugi 90.500,-

Ditambah :

Biaya depresiasi 18.000,-

Penurunan persediaan kantor 8.000,-

Kenaikan hutang jangka pendek 16.800,-

Kenaikan hutang biaya 1.200,-

44.000,-

Dikurangi :

Kenaikan biaya dibayar dimuka 1.000,-

Kenaikan piutang usaha 9.000,-

Penurunan hutang pajak 1.500,-

Laba penjualan aktiva tetap 30.000,-

63

41.500,-

Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 93.000,-

Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :

Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi 75.000,-

Kas keluar untuk membeli peralatan (157.000,-)

Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan investasi (82.000,-)

Aliran kas dari kegiatan keuangan :

Kas yang diterima dari penjualan saham 160.000,-

Dikurangi :

Kas untuk membayar dividen 23.000,-

Kas untuk membayar hutang obligasi 125.000,-

148.000,-

Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan 12.000,-

Kenaikan kas 23.000,-

Saldo kas pada awal tahun 26.000,-

Saldo kas pada akhir tahun 49.000,-

D. PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS

1. Klasifikasi Arus Kas

Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas berdasarkan

kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan. Karakteristik transaksi dan peristiwa

lainnya dari setiap jenis kegiatan adalah :

1. Kegiatan operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan

dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang

dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk

memperoleh persediaan serta membayar beban.

2. Kegiatan investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang dan

mencangkup (a) pemberian serta penagihan pinjaman, dan (b) perolehan serta

pelepasan investasi dan aktiva produktif jangka panjang.

3. Kegiatan pembiayaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemegang

saham serta mencangkup (a) perolehan kas dari kreditor dan pembayaran

64

kembali pinjaman, serta (b) perolehan modal dari pemilik dan pemberian

tingkat pengembalian atas, dan pengembalian dari investasinya.

E. PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS

Menurut Smith dan Skousen (1992:191), penyusunan laporan arus kas

terdiri dari sumber-sumber data diatas meliputi empat langkah pokok :

1. Menentukan perubahan dalam kas.

2. Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi

3. Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.

4. Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.

Format Arus Kas

Kelompok arus kas dari kegiatan operasi selalu dicantumkan pertama

kali, disusul oleh kegiatan investasi dan pembiayaan. Masing-masing arus masuk

dan arus keluar dari kegiatan investasi serta pembiayaan dilaporkan secara

terpisah, yaitu dilaporkan dalam jumlah kotor, bukan sebagai selisih akhir dari

berbagai arus masuk dan arus keluar.

Jadi, arus kas keluar dari pembelian properti dilaporkan terpisah dari arus

kas masuk atas penjualan properti. Demikian juga, arus kas masuk dari penerbitan

sekuritas hutang dilaporkan terpisah dari arus kas keluar atas pelunasannya.

Kenaikan atau penurunan bersih kas selama suatu periode harus merekonsiliasi

saldo awal dan akhir kas yang dilaporkan dalam neraca komparatif.

65

BAB VII

NERACA DAN PENCATATAN

A. REKENING (THE ACCOUNT)

Rekening di dalam akuntansi merupakan alat untuk meringkas data

transaksi yang ada didalam jurnal. Rekening merupakan catatn secara mendetail

dari adanya perubahan-perubahan yang berhubungan dengan aktiva, kewajiban,

atau modal pemilik dalam periode tertentu. Kumpulan dari rekening-rekening

sering disebut dengan buku besar (ladger). Buku besar atau ledger dapat berupa

buku, lembaran lepas atau catatan komputer.

Didalam buku besar rekening-rekening dikelompokkan kedalam tiga

grup yang didasarkan atas persamaan akuntansi :

B. REKENING NERACA (REKENING RIIL)

Rekening-rekening yang ada pada neraca disebut rekening riil, Rekening-

rekening tersebut dikelompokkan atas.

1. Aktiva

Aktiva merupakan sumber ekonomik yang dikuasai oleh perusahan dan

digunakan dalam operasi perusahaan yang akan memberikan manfaat dimasa yang

akan dating dan digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Berikut ini contoh

rekening yang ada pada perusahaan secara umum.

a. Kas (Cash)

Rekening kas memberikan gambaran mengenai pengaruh kas

terhadap transaksi bisnis yang ada pada suatu perusahaan. Kas merupakan

alat pertukaran (pembayaran) yang diakui oleh masyarakat umum, oleh

66

AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL PEMILIK

karena itu dijadikan dasar sebagai alat ukur semua kegiatan ekonomik suatu

perusahaan (organisasi). Agar alat pembayarn atau pertukaran dapat disebut

sebagi kas, harus memenuhi dua criteria pokok yaitu :

1. Harus dapat diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran dan

diterima oleh bank sebagai simpanan.

2. Dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk kegiatan perusahan

sehari-hari.

Oleh karena itu kas meliputi uang tunai (kertas atau logam), check,

wesel check, simpanan dibank yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk

alat pembayaran.

b. Piutang Usaha (Account Receivable)

Piutang adalah meliputi semua klaim (tuntutan) kepada pihak ketiga

yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas dimasa yang

akan dating. Piutang usaha pada suatu perusahaan biasanya timbul sebagai

akibat adanya :

1. Penjualan dan atau penyerahan jasa,

2. Pemberian pinjaman,

3. Klaim atas ganti rugi dari pihak ketiga (pihak asuransi),

4. Barang-barang yang disewakan kepada pihak lain.

Piutang yang timbul akibat adanya transaksi penjualan atau

penyerahan jasa secara kredit disebut piutang usaha (piutang dagang).

c. Piutang Wesel (Notes Receivable)

Piutang wesel (wesel tagih) adalah piutang usaha yang didukung

dengan adanya janji tertulis berisikan kesedian debitur yang berutang untuk

membayar sejumlah uang kepada kreditur pada tanggal tertentu pada masa

yang akan datang. Kebaikan piutang wesel dibandingkan dengan piutang

usaha adalah :

1. Dapat menekan berkurangnya modal kerja yang tertanam dalam piutang,

karena apabila perusahan membutuhkan dana, piutang wesel (wesel

67

tagih) dapat segera diuangkan dengan jalan menjual atau

mendiskontokan kepada pihak lain.

2. Mengurangi resiko adanya piutang yang tidak tertagih.

d. Perskot Biaya (Prepaid Expences)

Perusahaan sering melakukan pembayarn biaya tertentu di muka.

Biaya yang dibayar dimuka masuk kedalam kelompok aktiva, karena

transaksi tersebut akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang pada

perusahan. Jenis transaksi yang termasuk biaya yang dibayar dimuka adalah

perskot sewa, perskot asuransi dan pembelian bahan habis pakai kantor

(office supplies).

e. Tanah (Land)

Rekening tanah dicatat sebagai aktiva yang dimiliki dan digunakan

untuk operasi perusahaan.

f. Peralatan, Furniture & Fixtures

Biasanya perusahaan memiliki berbagai maca rekening aktiva untuk

setiap jenis peralatan yang dimiliki, seperti misalnya peralatan kanto (office

equipment) dan peralatn gudang (store equipment). Rekening furniture dan

fixtures menunjukan kos dari aktiva tersebut.

2. Kewajiban (Liabilities)

Pada umumnya perusahaan mempunyai rekening kewajiban yang

jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan rekening aktiva. Hal ini disebabkan

kewajiban perusahaan dapat diringkas ke dalam kelompok yang relatif sedikit.

a. Utang Dagang (Account Payable)

Rekening ini merupakan lawan dari rekening piutang dagang

(account receivable). Utang dagang timbul karena adanya transaksi pembelian

barang dagangan secara kredit. Pembelian secara kredit mengandung

pengertian bahwa antara saat penerimaan barng dengan saat pembayarannya

dilakukan pada waktu yang bebeda, yaitu pembayaran dilakukan beerapa

68

waktu kemuian setelah anggal terjadinya transaksi. Jenis rekening-rekening

lain yang termasuk dalam kelompok rekening ini adalah Utang Pajak (taxes

Payable), Utang Gaji (Wages Payable).

b. Utang Wesel atau Wesel Bayar (Notes Payable)

Rekening ini merpuakan lawan dari rekeing wesel tagih atau piutang

wesel. Utang wesel merupakan utang yang didukung dengan adanya surat

pengakuan utang atau surat pernyataan kesediaan untuk membayar yang

ditandatangani oleh si debitur itu sendiri. Jumlah utang wesel yang terjadi

dicatat ke dalam rekening utang wesel.

3. Modal

Pada perusahaan perseorangan rekening modal berdiri atas rekening

modal pemilik dan rekening prive, untuk perusahaan perseroan rekening modal

terdiri atas modal saham dan rekening laba ditahan. Berikut ini adalah penjelasan

untuk masing-masing rekening modal baik untuk perusahaan perseorangan

maupun untuk persusahaan perseroan.

a. Modal (Capital)

Rekening ini menunjukkan adanya klaim dari pemilik atas aktiva

perusahan. Dari persamaan akuntansi dapat dilihat bahwa modal merupakan

selisih lebih antara total aktiva diatas total kewajiban. Saldo rekening modal

sama dengan jumlah investasi pemilik ditambah laba bersih yang diperoleh

selama periode tertentu dikurangi dengan kerugian bersih yang terjadi dan

dikurangi dengan adanya penarikan uang oleh pemilik (prive). Jumlah modal

pemlik dicatat ke dalam rekening modal pemilik.

b. Prive (Witharawals)

Jika pemilik menarik kembali kas atau aktiva lainnya dari

perusahaan untuk kepentingan pribadinya akan berakibat turunnya aktiva dan

modal perusahaan. Jumlah yang diambil kembali dari perusahaan tampak

pada rekening tersendiri yaitu rekening prive. Jika penarikan kembali kas oleh

69

pemilik dicatat langsung kedalam rekening modal, jumlah kas yang ditarik

kembali oleh pemilik akan digabungkan dengan investasi pemilk.

C. REKENING RUGI-LABA (REKENING NOMINAL)

1. Pendapatan (Revenues)

Pendapatan adalah kenaikan modal pemilik karena adanya penjualan

barang atau penyerahan jasa kepada pelanggan atau klien. Pendapatan yang

diperoleh perusahaan tidak hanya berasal dari penjualan saja, akan tetapi

pendapatan dapat timbul karena adanya transaksi-transaksi lain. Sebagai contoh

misalnya untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan (financial) atau

perbankan, pendapatan yang diperoleh adalah pendapatan bunga; untuk

perusahaan yang bergerak dalam bidang persewaan, pendapatan yang diperoleh

adalah pendapatan sewa. Rekening yang digunakan untuk mecatat jumlah

pendapatan adalah rekening pendapatan.

2. Biaya (Expences)

Biaya operasi adalah biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh

pendapatan. Biaya ini merupakan biaya yang diperlukan untuk menunjang

kegiatan utama perusahaan. Rekening biaya merupakan lawan dari rekening

pendapatan, oleh karena itu rekening tersebut akan mengurangi modal pemilik.

Untuk mencatat biaya yang terjadi, perusahaan harus menyediakan rekening yang

terpisah untuk menampung berbagai macam jenis biaya. Sebagai contoh, biaya

gaji, biaya sewa, biaya transportasi, dan biaya-biaya lainnya.

D. PEMBUKUAN BERPASANGAN (DOUBLE ENTRY BOOKKEEPING)

Akuntansi didasarkan pada pembukuan berpasangan, ini berarti bahwa

setiap transaksi yang terjadi pada perusahaan paling tidak akan mempengaruhi

dua rekening. Berikut ini diberikan beberapa contoh :

70

1. Transaksi penanaman uang (investasi) ke dalam perusahaan. Transaksi

tersebut di dalam akuntansi transaksi akan menaikan rekening kas dan

menaikan rekening modal.

2. Transaksi pembelian bahan perlengkapan secara tunai. Transaksi tersebut

berakibat turunnya rekening kas dan naiknya rekening sediaan bahan habis

pakai kantor.

3. Transaksi pembelian bahan perlengkapan secara kredit. Transaksi ini akan

mengakibatkan naiknya rekening sedian bahan habis pakai kantor dan

naiknya rekening utang dagang.

4. Transaksi pelunasan utang dagang akan mengakibatkan berkurangnya

rekening kas dan berkurangnya rekening utang dagang.

E. DAFTAR REKENING (CHART OF ACCOUNT)

Daftar rekening biasanya merupakan susunan rekening berdasarkan

subklasifikasi dan kelompok sesuai dengan penyajiannya di dalam laporan

keuangan. Biasanya laporan keuangan yang dipakai sebagai dasar pembentukan

dan penyusunan rekening-rekening buku besar adalah neraca dan laporan rugi-

laba. Rekening-rekening dan rekening rugi-laba sering disebut juga rekening

nominal.

Umumnya jenis dan susunan informasi yang disajikan dalam neraca dan

laporan rugi-laba untuk jenis usaha tertentu telah mengikuti jenis dan susunan

standar yang lazim dan berlaku pada perusahaan tersebut. Dan untuk

memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan biasanya rekening-rekening

tersebut diberikan nomor kode yang disebut kode rekening. Kode rekening

merupakan suatu framework yang dapat menggunakan angka atau huruf atau

kombinasi diantara keduanya untuk member tanda terhadap klasifikasi yang

sebelumnya telah dibuat.

Sebagai contoh misalnya, semua rekening baik rekening ceraca maupun

rekening-rekening laporan rugi laba menggunakan kode tiga digit. Untuk

rekening-rekening aktiva dimulai dengan angka 100 sampai 199, rekening-

rekening kewajiban (liabilities) dimulai dari angka 200 sampai dengan 299,

71

rekening modal dimulai dari angka 300 sampai dengan 399, rekening pendapatan

dimulai dari angka 400 sampai dengan 499 dan rekening-rekening biaya dimulai

dari angka 500 sampai dengan 599. Berikut ini diberikan contoh rekening-

rekening laopran keuangan berikut ini kode rekeningnya.

REKENING-REKENING NERACA

Judul Rekening Kode Rekening

Aktiva

Kas 100

Piutang Dagang 104

Perskot Asuransi 110

Sediaan Bahan Habis Pakai Kantor 111

Tanah 150

Bangunan 160

Akumulasi Penyusunan Bangunan 161

Peralatan Kantor 170

Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor 171

Kewajiban

Utang Dagang 200

Utang Gaji 210

Utang Komisi 215

Utang Bunga 216

Utang Wesel 220

Modal Pemilik

Modal Pemilik 300

REKENING-REKENING LAPORAN RUGI LABA

Judul Rekening Kode Rekening

Pendapatan

Pendapatan Penjualan 400

72

Pendapatan Jasa 401

Pendapatan Komisi 402

Pendapatan Bunga 403

Biaya-biaya

Biaya Gaji 500

Biaya Iklan 510

Biaya Bunga 520

Biaya Asuransi 530

Biaya Perlengkapan Kantor

(office supplies) 540

Biaya Penyusutan Bangunan 545

Biaya Penyusutan Peralatan Kantor 550

F. PENCATATAN TRANSAKSI KE DALAM JURNAL

Di dalam sistem akuntansi manual, transaksi dianalisis dan dicatat

pertama kali ke dalam suatu catatan yang dinamakan jurnal sebelum dimasukkan

ke dalam rekening buku besar secar individual. Oleh karena itu, jurnal merupakan

catatan pertama (original book entry) di dalam proses akuntansi. Meskipun

transaksi-transaksi yang terjadi dapat langsung dimasukkan kedalam rekening

buku besar, akan lebih tepat apabila transaks terlebih dahulu dicatat ke dalam

jurnal, baru kemudian jumlah debit dan kreditnya ditransfer ke rekening buku

besar yang sesuai.

Jurnal menyediakan satu ruangan yang lengkap untuk mencatat semua

transaksi yang terjadi secara kronologi (urut waktu terjadinya). Di dalam jurnal

terdapat nama dan jumlah uang dari masing-masing rekening atau rekening-

rekening yang didebitkan atau dikreditkan. Oleh karena itu dengan jurnal

memungkinkan untuk mereview seluruh transaksi-transaksi penting perusahaan.

Sejak suatu transaksi secara individual dicatat ke dalam satu atau lebih rekening

buku besar.

Jumlah jurnal dan dari setiap macam bentuk untuk perusahaan satu dan

perusahaan lain tergantung dari sifat kegiatan perusahaan dan frekuensi serta jenis

73

transaksi. Di dalam bab ini diuraikan mengenai penggunaan jurnal umum

( general jurnal) atau sering disebut juga dengan jurnal dua kolom (two column

journal), dikatakan demikian karena jurnal tersebut berisikan dua kolom untuk

mencatat jumlah uang dari suatu transaksi. Bentuk standar jurnal umum dan

langkah-langkah pencatatan transaksi kedalam jurnal sebagaiman yang diuraikan

dibawah ini.

1. Identifikasi transaksi dari dokumen sumber, seperti misalnya dokumen slip

setoran bank, faktur, surat order pembelian.

2. Memisahkan rekening-rekening yang dipengaruhi oleh transaksi yang terjadi

dan mengolong-golongkan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban, atau

modal pemilik).

3. Menentukan apakah transaksi yang terjadi menyebabkan kanaikan atau

turunnya masing-masing rekening.

4. Dari peraturan pendebitan dan pengkreditan tentukan apakah transaksi yang

terjadi harus dicatat di debit atau di kredit.

5. Mencatat transaksi berikut penjelasannya ke dalam jurnal, dengan urutan

dicatat di sebelah debit terlebih dahulu baru kemudian dicatat di sebelah

kredit.

G. NERACA PERCOBAAN (TRIAL BALANCE)

Salah satu aspek adanya sistem pembukaan berpasangan adalah bahwa

untuk setiap transaksi jumlah debit dan jumlah kredit dalam rekening harus selalu

sama. Neraca percobaan merupakan daftar seluruh saldo rekening yang dimiliki

oleh perusahaan. Neraca percobaan membantu untuk menguji kebenaran saldo-

saldo rekening dengan melihat apakah total debit sama dengan total kredit dan

juga mempermudah penyusunan laporan keuangan. Dan apabila total debit dan

todal kredit di dalam neraca percoban tidak sama, sudah dapat dipastikan ada

kesalahan di dalam pencatatan transaksi.

74

1. Proses Penyusunan Neraca Percobaan

Untuk menguji kebenaran dan kesamaan total debit dan total kredit di

dalam rekening buku besar, nerca percoban dapat disusun setiap saat. Langkah-

langkah penyusunan neraca percobaan adalah sebagai berikut:

1. Tentukan jumlah saldo masing-masing kolom debit maupun kolom kredit di

dalam rekening buku besar.

2. Tulislah hasil penjumlahan pad kolom yang sesuai dalam rekening yang

bersangkutan.

3. Hitunglah saldo semua rekening buku besar dengan cara mencari selisih

jumlah kolom debit dan jumlah kolom kredit.

4. Susunlah neraca percobaan dan masukkan semua nama rekening buku besar

beserta dengan saldonya.

2. Neraca Percobaan sebagai Alat Pengecekan

Perlu diketahui bahwa neraca percobaan tidak menjamin sepenuhnya

kebenaran buku besar. Neraca percoban hanya dapat menunjukan bahwa total

debit sama dengan total kredit. Apabila total debit tidak sama dengan total kredit,

kemungkinan disebabkan oleh salah satu kesalahan berikut ini:

1. Kesalahan didalam menyusun neraca percobaan, seperti:

a. Adanya kesalahan menjumlah pada salah satu kolom neraca percobaan.

b. Adanya kesalahan mencatat saldo rekening buku besar ke dalam neraca

percobaan.

c. Saldo debit salah dicatat sebagai saldo kredit di neraca percobaan atau

sebaliknya dan saldo rekening buku besar yang seharusnya dicatat akan

tetapi tidak dicatat sama sekali.

2. Kesalahan dalam menentukan saldo rekening, misalnya:

a. Adanya kesalahan dalam menghitung besarnya saldo rekening.

b. Adanya kesalahan dalam memasukkan saldo rekening ke kolom yang

salah pada neraca percobaan.

3. Kesalahan dalam mencatat transaksi di dalam buku besar, seperti:

75

a. Adanya kesalahan mencatat jumlah ke dalam suatu rekening.

b. Adanya kesalahan dalam pendebitan maupun pengkreditan transaksi

tertentu di dalm rekening buku besar.

c. Adanya suatu transaksi yang sama sekali tidk dicatat baik di debit

maupun di kredit.

Kesalahan-kesalahan lain dapat saja terjadi walaupun total debit dan total

kredit neraca percobaan tidak berbeda. Kesalahan tersebut dapat disebakan oleh

salah satu peristiwa berikut ini:

1. Transaksi yang terjadi sama sekali tidak dicatat.

2. Adanya pencatatan jumlah yang salah, bak di debit maupun di kredit suatu

transaksi.

3. Mencatat transaksi yang sama lebih dari satu kali.

4. Menggunakan rekening yang salah untuk mencatat suatu transaksi baik di

debit maupun di kredit.

Dari uraian diatas,diperluakan ketelitian dalam mencatat transaksi,

mencatat ke dalam jurnal dan memposting ke dalam buku besar. Dan juga

ketelitian di dalam menjumlahkan dan menghitung besarnya saldo rekening buku

besar serta memindahkannya ke dalam neraca percobaan.

3. Cara Menentukan Kesalahan

Untuk menentukan kesalahan di dalam rekening dapat dilakukan dengan

berbagai cara:

1. Dengan prosedur audit,

2. Secara kebetulan,

3. Dengan melihat neraca percobaan.

Apabila terjadi perbedaan antara total debit dengan total kredit pada

neraca percobaan, perbedaan ini harus dicari terlebih dahulu sebelum mencari

kesalahannya.

Untuk menemukan kesalahan dapat dilakukan pemeriksanaan sebagai

berikut:

76

1. Periksa kebenaran neraca percobaan dengan menjumlahkan kembali setiap

kolom.

2. Membandingkan saldo pada neraca percobaan dengan saldo pad rekening

buku besar, dan pastikan bahwa saldo tersebut sudah dicatat dengan benar

dan tidak terlewatkan.

3. Hitung kembali setiap saldo rekening pada buku besar.

4. Telusuri pencatatan dari buku besar ke pencatatan kedalam jurnal, kemudian

setelah diperiksa berilah tanda sebagai bukti bahwa catatan tersebut sudah

diperiksa. Apabila tidak dijumpai kesalahan, periksa kembali apakah ada

catatan yang belum diberi tanda.

5. Periksalah apakah jumlah debit dan jumlah kredit pada jurnal sudah benar.

H. RINCIAN JURNAL DAN BUKU BESAR

Kenyataannya di dalam praktik, pada jurnal dan buku besar disediakan

satu kolom referensi sebagai bukti apakah data yang ad dalam jurnal sudah di

posting ke rekening buku besar melalui catatan akuntansi.

1. Jurnal.

Format jurnal pada gambar 2 – 7 bagian A sering digunakan oleh akuntan

di dalam praktik. Bagian paling aas tengah digunakan, untuk menuliskan nama

jurnal dan bagian atas sebelah kanan digunakan untuk menuliskan nama kolom

sebagai berikut :

1. Tanggal, merupakan sesuatu yang sangat penting, karena tanggal

memeberikan informasi tentang kapan transaksi terjadi. Oleh karena itu

tanggal setiap terjadinya transaksi cukup dicatat satu kali saja pada saat

mencatat jurnal yang pertama kali atau pada saat pergantian tahun misalnya

ada pergantian tahun, semula tahun 19X1 kemudian karena berlalunya waktu

tahun tersebut harus berubah menjadi 19X2. Juga untuk penulisan bulan

terjadinya transaksi cukup sekali saja, tidak perlu di ulang setiap kali terjadi

transaksi.

77

2. Nama rekening dan uraian, kolom kedua paling atas dari jurnal berisikan

nama rekening yang harus dituliskan disertai dengan uraiannya.

3. Posting reference, biasanya disingkat dengan Post. Ref. Kolom ini

memudahkan seorang akuntan untuk memeriksa kebenaran posting dari jurnal

ke buku besar.

4. Kolom debit, kolom ini berisikan jumlah yang didebitkan akibat adanya suatu

transaksi.

5. Kolom kredit, menunjukan jumlah yang harus dikreditkan.

2. Buku Besar.

Format buku besar pada gambar 2 – 7 bagian B dalam bentuk rekening T.

setiap mempunyai halaman sendiri didalam buku besar. Sebagai contoh adalah

rekening kas perusahan Globalindo. Rekening tersebut menggunakan bentuk

dasar dari rekening T. Nama rekening Nampak pada bagian atas tengah dari

rekening tersebut dan nomor (kode) rekening terdapat pada sudut kanan atas.

Masing-masing rekening mempunyai nomor rekening tersendiri.

Judul dari masing-masing kolom pada rekening buku besar dapat

diidentifikasikan sebagi berikut:

1. Tanggal.

2. Kolom uraian atau keterangan. Kolom ini berisikan berbagai macm catatan

khusus.

3. Kolom refrensi jurnal (jurnal reference). Digunakan untuk mengetahui

sumber data jurnal yang diposting kedalam buku besar.

4. Kolom debit digunakan untuk mencatat jumlah yang harus didebitkan.

5. Kolom kredit digunakan untuk mencatat jumlah yang harus dikreditkan.

78

BAB III

PENUTUP

E. KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah ini, kita dapat mengambil suatu kesimpulan

teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas

yang memberikan kerangka dan acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai

praktek akuntansi. Teori akuntansi dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatan

yaitu teori sintaktis, interpretational, dan teori perilaku. Sedangkan menurut dasar

pemikiran, dikelompokan menjadi deduktif dan induktif.

F. SARAN

Di dalam perguruan tinggi, hal yang dikaji berkaitan dengan akuntansi

tidak cukup mencakup kajian akuntansi secara praktik namun juga secara teori,

perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan

akuntansi secara teori.  Sebagai agen pengembangan dan perubahan, perguruan

tinggi harus mampu untuk mengembangkan teori-teori yang telah ada agar

akuntansi agar dapat berkembang menjadi lebih baik.

79

DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta:

Salemba Empat.

Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition.

www.google.com

80