Makalah Tentang Tari Jaipong

15
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makalah Bagian latar belakang sebuah makalah berisi hal- hal yang melandasi perlunya topik dalam karangan ilmiah itu ditulis atau alasan penulisan yang dikaitkan dengan kenyataan. Bagian ini diharapkan mampu mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam karya ilmiah dan menunjukkan bahwa masalah yang dibahas dalam karya ilmiah itu sangat penting. Kami tertarik membahas kajian tentang perkembangan seni tari jaipong karena kita sama-sama tau kalau saat ini kebudayaan Indonesia hampir kurang diminati oleh masyarakat, khususnya para remaja. Mengingat kemajuan budaya barat dan globalisasi dengan harapan masyarakat lebih dalam mengetahui tari jaipong dan akan terus melestarikannya di generasi berikutnya. 1.2. Tujuan Makalah Tujuan kami membuat makalah “Perkembangan Tari Jaipong” adalah untuk memenuhi dan melengkapi tugas UTS mata kuliah Seni Tari Selain itu tujuan penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dan agar masyarakat mau melestarikan 1

Transcript of Makalah Tentang Tari Jaipong

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Makalah

Bagian latar belakang sebuah makalah berisi hal-hal yang melandasi

perlunya topik dalam karangan ilmiah itu ditulis atau alasan penulisan yang

dikaitkan dengan kenyataan. Bagian ini diharapkan mampu mengantarkan

pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam karya ilmiah dan

menunjukkan bahwa masalah yang dibahas dalam karya ilmiah itu sangat

penting.

Kami tertarik membahas kajian tentang perkembangan seni tari jaipong

karena kita sama-sama tau kalau saat ini kebudayaan Indonesia hampir

kurang diminati oleh masyarakat, khususnya para remaja. Mengingat

kemajuan budaya barat dan globalisasi dengan harapan masyarakat lebih

dalam mengetahui tari jaipong dan akan terus melestarikannya di generasi

berikutnya.

1.2. Tujuan Makalah

Tujuan kami membuat makalah “Perkembangan Tari Jaipong” adalah

untuk memenuhi dan melengkapi tugas UTS mata kuliah Seni Tari Selain itu

tujuan penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca

dan agar masyarakat mau melestarikan kebudayaan tari jaipong yang telah

diwarisi leluhur kita terdahulu kelak dikemudian hari.

1.3. Sasaran

Sasaran dari pembuatan makalah ini adalah bagi seluruh pembaca yang

ingin memahami bagaimana perkembangan tari jaipong, khususnya

mahasiswa sebagai calon pendidik.

1

BAB II

PERKEMBANGAN TARI JAIPONG

2.1. Pengertian Tari Jaipong

Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas

seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian

rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan

mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada

Kliningan/ Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan,

nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas

cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini

dikenal dengan nama Jaipongan. Sebagai tarian pergaulan, tari Jaipong

berhasil dikembangkan oleh Seniman Sunda menjadi tarian yang

memasyarakat dan sangat digemari oleh masyarakat Jawa Barat (khususnya).

Bahkan populer sampai di luar Jawa Barat. Menyebut Jaipongan

sesungguhnya tak hanya akan mengingatkan orang pada sejenis tari tradisi

Sunda yang atraktif dengan gerak yang dinamis. Tangan, bahu, dan pinggul

selalu menjadi bagian dominan dalam pola gerak yang lincah, diiringi oleh

pukulan kendang. Terutama pada penari perempuan, seluruhnya itu selalu

dibarengi dengan senyum manis dan kerlingan mata. Inilah sejenis tarian

pergaulan dalam tradisi tari Sunda yang muncul pada akhir tahun 1970-an

yang sampai hari ini popularitasnya masih hidup di tengah masyarakat. 

2.2. Sejarah perkembangan Tari Jaipong

Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh

yang melatar belakangi bentuk tari pergaulan ini. Di Jawa Barat misalnya, tari

pergaulan merupakan pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam

pertunjukan tari-tari pergaulan tak lepas dari keberadaan ronggeng dan

pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk

kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara gaul. Keberadaan ronggeng

dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum

pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh

2

masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun 1916.

Sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-

unsur sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah

kulanter, tiga buah ketuk, dan gong.

Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola

gerak yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan

kerakyatan.Seiring dengan memudarnya jenis kesenian di atas, mantan

pamogoran (penonton yang berperan aktif dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu/

Doger/ Tayub) beralih perhatiannya pada seni pertunjukan Kliningan, yang di

daerah Pantai Utara Jawa Barat (Karawang, Bekasi, Purwakarta, Indramayu,

dan Subang) dikenal dengan sebutan Kliningan Bajidoran yang pola tarinya

maupun peristiwa pertunjukannya mempunyai kemiripan dengan kesenian

sebelumnya (Ketuk Tilu/ Doger/ Tayub). Dalam pada itu, eksistensi tari-

tarian dalam Topeng Banjet cukup digemari, khususnya di Karawang, di

mana beberapa pola gerak Bajidoran diambil dari tarian dalam Topeng Banjet

ini. Secara koreografis tarian itu masih menampakan pola-pola tradisi (Ketuk

Tilu) yang mengandung unsur gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan

beberapa ragam gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan

tari Jaipongan. Beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk

Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat.

Kemunculan tarian karya Gugum Gumbira pada awalnya disebut Ketuk Tilu

perkembangan, yang memang karena dasar tarian itu merupakan

pengembangan dari Ketuk Tilu. Jaipongan merupakan karya utama Gugum

Gumbira.

2.3. Ciri – Ciri Tari Jaipong

Ciri khas Jaipongan gaya kaleran, yakni keceriaan, erotis, humoris,

semangat, spontanitas, dan kesederhanaan (alami, apa adanya). Hal itu

tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi

pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada

pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan

Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya

3

kaleran, terutama di daerah Subang. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya

kaleran ini, sebagai berikut:

1) Tatalu;

2) Kembang Gadung;

3) Buah Kawung Gopar;

4) Tari Pembukaan (Ibing Pola), yang biasanya dibawakan oleh penari

tunggal atau Sinden Tatandakan (serang sinden tapi tidak bisa nyanyi

melainkan menarikan lagu sinden/ juru kawih);

5) Jeblokan dan Jabanan, merupakan bagian pertunjukan ketika para

penonton (bajidor) sawer uang (jabanan) sambil salam tempel. Istilah

jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan

penonton (bajidor).

Daya tarik tarian tersebut bagi kaum muda selain gerak dari tari yang

dinamis dan tabuhan kendang membawa mereka untuk menggerakan

tubuhnya untuk menari sehingga tari jaipongan sebagai salah satu identitas

kesenian Jawa Barat yang oadasetiap tampil pada acara- acara khusus dan

besar samapai kenegaraan. Pengaruh tarian jaipongan merambah sampai Jawa

Tengan dan Timur , Bali bahkan Sumatra yang dikembangkan para seniman

luar Jawa Barat.

    Penari jaipongan terdiri dari Tunggal, rampak / kolosal

1) Rampak sejenis

2) Rampak berpasangan

3) Tunggal laki-laki dan tunggal perempuan

4) Berpasangan laki- laki / perempuan

Karawitan jaipongan terdiri dari karawitan sederhana yang biasa

digunakan pertunjukan ketuk tilu yaitu

1) kendang

2) ketuk

3) rebab

4) goong

5) kecrek

6) sinden

4

    Untuk karawitan lengkap memakai gamelan yang biasa dipakai pada

karawitan wayang golek seperti

1) kendang

2) sarin I, II

3) bonang

4) rincik

5) demung

6) rebab

7) kecrek

8) sinden

9) goong

10) juru alok

  Tata busana tari jaipongan untuk kreasi baru biasanya berbeda dengan

busana ketuk tilu untuk yang kreasi  biasanya lebih glamor dengan tetap

memakai pola tradisionalseperti sinjang / celana panjang , kebaya / apok yang

busananya lebih banyak ornamen sehingga terlihat megah tetapi lebih bebas

bergerak . Seiring dengan perkembangan jaman dan tarian tersebut tari

jaipongan banyak ditampilkan pada arena terbuka secara kolosal juga tampil

di Hotel  berbintang dan penyambutan tamu- tamu asing dari berbagai

belahan dunia

2.4. Perkembangan Tari Jaipong

Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah

tari "Daun Pulus Keser Bojong" dan "Rendeng Bojong" yang keduanya

merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Dari tarian

itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh,

Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kurniadi. Awal kemunculan tarian

tersebut sempat menjadi perbincangan, yang isu sentralnya adalah gerakan

yang erotis dan vulgar. Namun dari ekspos beberapa media cetak, nama

Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat, apalagi setelah tari Jaipongan

pada tahun 1980 dipentaskan di TVRI stasiun pusat Jakarta. Dampak dari

kepopuleran tersebut lebih meningkatkan frekuensi pertunjukan, baik di

5

media televisi, hajatan maupun perayaan-perayaan yang diselenggarakan oleh

pihak swasta dan pemerintah.

Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar

terhadap para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian

rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan,

dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-

kursus tari Jaipongan, dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam

sebagai pemikat tamu undangan, dimana perkembangan lebih lanjut peluang

usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha

pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup di

beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan

gaya "kaleran" (utara).

Perkembangan selanjutnya tari Jaipongan terjadi pada taahun 1980-

1990-an, di mana Gugum Gumbira menciptakan tari lainnya seperti Toka-

toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, Kuntul Mangut, Iring-iring Daun Puring,

Rawayan dan tari Kawung Anten. Dari tarian-tarian tersebut muncul beberapa

penari Jaipongan yang handal antara lain Iceu Effendi, Yumiati Mandiri,

Miming Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Dinar, Ega, Nuni,

Cepy, Agah, Aa Suryabrata dan Asep.

Dewasa ini tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas

keseniaan Jawa Barat, hal ini nampak pada beberapa acara-acara penting yang

berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka

disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-

misi kesenian kemancanegara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan.

Tari Jaipongan banyak mempengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di

masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung,

genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat

maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong.

2.5. Kontroversi Versi Imbauan Tari Jaipong

Februari 11, 2009, Beberapa waktu yang lalu Gubernur Jawa Barat

Ahmad Heriawan, mengimbau melalui kepalaDinas Pariwisata Jawa Barat,

6

untuk mengurangi gerakan tari jaipong yang dianggap mengundangsyahwat

itu Bagi kita sebagai warga Jawa Barat, sangat familiar sekali dengan tarian

jaipong.Karena memang tarian inilah yang menjadi ciri khas jawa barat.Tari

jaipong sudah menggema di hampir seluruh pelosok di jawa barat ini, tidak

hanya itubahkan sampai ke luar negeri segala.Lewat jaipong juga sudah

membuat jawa barat menjadi daya tarik kunjungan wisata asing, danlewat

jaipong pula, nama besar jawa barat semakin terkenal di dunia seni tari di

Indonesia.Mau tidak mau, seni tari jaipong sudah mendarah daging bagi

warga jawa barat. Karena setiap gerak dari jaipong itu sendiri mencerminkan

dinamika masyarakat jawa barat. 

7

BAB III

PEMBAHASAN

Seni tari jaipong pertama kali dipopulerkan oleh Gugum Gumbira, yang

merupakan pencipta tarian ini. Kita sebagai orang Sunda atau Jawa Barat tentunya

sangat mengenal seni tari ini. Namun seiring perkembangan zaman, dan semakin

banyaknya hiburan yang memasyarakat, maka seni tari jaipong juga sudah mulai

dilupakan orang. Padahal orang luar, sangat mencintai seni ini, bahkan sampai ada

sekelompok seniman dari luar negeri yang ingin mempelajari tari jaipong ini.

Selain itu, gerak tari jaipong yang terkadang lambat, tapi terkadang cepat, patah-

patah, aerobik dan terkadang erotik ini mulai disalah artikan oleh masyarakat luas.

Akibat gerakannya yang gemulai, tapi terkadang rada erotik ini juga, yang

menyebabkan tari jaipong dipandang agak negatif yang mengandung unsur

erotisme. Padahal yang sebenarnya tidak seperti itu.

Gerak erotik ini sebenarnya adalah juga untuk mengikuti perkembangan

zaman saat ini, sehingga para pencipta tarian bisa terus melestarikan seni jaipong

ini hingga saat ini. Mungkin karena itu juga, kontroversi-kontroversi dari tarian

jaipong ini bermunculan, seperti yang telah dibahas di atas salah satunya adalah

bapak Gubernur Jawa Barat yang merasa risih melihat tari jaipong ini, sehingga

menghimbau melalui kepala Dinas pariwisata Jabar, agar mengurangi gerak erotik

dari tari jaipong tersebut, dan lebih tertutup. Demikian juga dengan para seniman

tari ini, semuanya hanya mereflesikan pemikirannya dalam bentuk gerak tubuh.

Bagaimana sejarah seni jaipong, dan bagaimana seni tari ini bisa menjadi

icon bagi Jawa Barat. Dikalangan para seniman tari sendiri, dengan adanya

imbauan dari Gubernur ini sangat mengkhawatirkan. Karena ini bisa berdampak

kepada pelarangan tari jaipong. Sehingga ini membuat kalangan seniman Jawa

Barat merasa gerah atas himbauan dari Gubernur tersebut. Mungkin akibat dari

diterbitkannya UU anti Pornografi dan pornoaksi inilah, maka setiap ekses dari

kebudayaan atau prilaku di masyarakat yang mengandung atau tidak unsur

erotisme, maka semua itu dilarang.

8

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Tari Jaipong adalah tarian yang berasal dari Jawa Barat yang

merupakan ciptaan Gugum Gumbira, yang gerakannya sangat gemulai dan

ayu. Tari jaipong merupakan identitas kesenian Jawa Barat yang kadang

digunakan saat ada acara-acara penting, upacara, ataupun menyambut orang-

orang asing yang datang ke Indonesia.

Sejarah perkembangan tari jaipong sangat cepat dan mengalami

peningkatan yang signifikan. Tari ini sangat banyak diminati oleh para

masyarakat karena gerakannya yang sangat menarik. Perkembangan tari

jaipong bukan hanya tersebar di Jawa Barat saja tapi juga telah sampai ke luar

negeri.

4.2. Saran

Kami berharap agar tari jaipong akan terus mengakar di kebudayaan

Indonesia dan akan tetap dilestarikan oleh generasi muda. Kami juga berharap

agar adanya partisipasi dari para pembaca untuk tetap mengambil peran

dalam pelestarian budaya Indonesia. 

9

DAFTAR PUSTAKA

http://bandung.blogspot.com/2011/06/kesenian-tari-jaipongan.html

hhtp ://id.wikipedia.org/wiki.jaipong

http://shannypersonalblog.wordpress.com/2009/02/11/kontroversi-imbauan-tari-

jaipong/

10