Makalah tentang radiasi
-
Upload
sentra-komputer-dan-foto-copy -
Category
Education
-
view
1.452 -
download
4
Transcript of Makalah tentang radiasi
i
MAKALAH FISIKA
TENTANG RADIASI
Disusun oleh :
1. Febri Amalia
2. Wika Agustin
3. Sely Mizhola
4. Yeni Indra Widiana
5. Nur khalifah
Kelas : 1A
Prodi : D3 Kebidanan
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2014/2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Fisika
Kesehatan yang berjudul “ATOM dan RADIASI” dengan tepat waktu tanpa
halangan suatu apapun. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan
informasi kepada pembaca tentang radioaktif, energi radiasi, radiasi pengion dan
efek biologis serta terapi radiasi.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Bapak Hartono, selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Kesehatan
3. Pihak lain yang telah mendukung sehingga terselesaikannya makalah ini.
Bagaimana pun penulis telah berusaha membuat makalah ini dengan
sebaik-baiknya, namun tidak ada kesempurnaan dalam karya manusia. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan
makalah ini. Mudah-mudahan sedikit yang penulis sumbangkan ini, akan menjadi
ilmu yang bermanfaat.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari
sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan
kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan
(microwave oven), komputer, dan lain-lain.
Selain benda-benda tersebut ada sumber-sumber radiasi yang bersifat
unsur alamiah dan berada di udara, di dalam air atau berada di dalam lapisan
bumi. Beberapa di antaranya adalah Uranium dan Thorium di dalam lapisan bumi;
Karbon dan Radon di udara serta Tritium dan Deuterium yang ada di dalam air.
Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman, 1845-
1923), seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman
dengan sungguh-sungguh melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia
membungkus tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran
fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar. Lalu ia membuat ruang penelitian
menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia mengamati sesuatu yang
di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja mulai berpendar di
dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut tetap berpendar.
Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap berpendar. Roentgen
berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi di dalam tabung
sinar katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut
sinar-X yang maksudnya adalah radiasi yang belum diketahui.
Tahun 1895 itu Roentgen sendirian melakukan penelitian sinar-X dan
meneliti sifat-sifatnya. Pada tahun itu juga Roentgen mempublikasikan laporan
penelitiannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
RADIASI
A. Sejarah Radiasi
Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman,
1845-1923), seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di
Jerman dengan sungguh-sungguh melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia
membungkus tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran
fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar. Lalu ia membuat ruang penelitian
menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia mengamati sesuatu
yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja mulai
berpendar di dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut
tetap berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap
berpendar. Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui
terjadi di dalam tabung sinar katoda dan membuat pelat fotoluminesensi
berpendar. Radiasi ini disebut sinar-X yang maksudnya adalah radiasi yang
belum diketahui.
Tahun 1895 itu Roentgen sendirian melakukan penelitian sinar-X dan
meneliti sifat-sifatnya. Pada tahun itu juga Roentgen mempublikasikan
laporan penelitiannya. Berikut ini adalah sifat-sifat sinar-X:
1. Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar
katoda.
2. Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat
fotoluminesensi. Meskipun pelat dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih
dapat terdeteksi.
3. Sinar-X dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya
terserap oleh timbal setebal 1,5 mm.
4. Pelat fotografi sensitif terhadap sinar-X.
5. Ketika tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan
tergambar foto tulang tersebut pada pelat fotografi. Skema peralatan
3
ditampilkan pada Gambar 2. Foto tulang tangan yang diambil pada saat itu
ditampilkan pada Gambar 3.
6. Lintasan sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan
lintasan yang tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang
membuat sinar-X berbeda dengan sinar katoda).
Laporan pertama Roentgen mengenai sinar-X dimuat pada halaman
132-141 laporan Asosiasi Fisika Medik Wuerzburg tahun 1895. Di awal tahun
1896 reprint laporan Roentgen dikirimkan kepada ilmuwan- ilmuwan terkenal.
Karena tidak dibelokkan oleh medan magnet, maka orang tahu bahwa sinar-X
berbeda dengan sinar katoda. Pada saat itu belum ditemukan fenomena
interferensi dan difraksi. Karena itu muncullah persaingan antara teori partikel
dengan teori gelombang untuk menjelaskan esensi/substansi sinar-X. Teori
partikel dikemukakan antara lain oleh W.H. Bragg, teori gelombang
dikemukakan antara lain oleh Stokes dan C.G. Barkla. Sejak saat itu teori
gelombang didukung oleh lebih banyak orang. Pada tahun 1912, fenomena
difraksi sinar-X oleh kristal ditemukan oleh Max von Laue dan kemudian
dapat dipastikan bahwa sinar-X adalah gelombang elektromagnetik. Tahun
1922 Compton menemukan efek Compton berdasarkan penelitian hamburan
Compton. Berdasarkan penelitian sinar-X ia dapat memastikan bahwa
gelombang elektromagnetik memiliki sifat dualisme gelombang dan materi
(partikel).
B. Pengertian Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari
sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar
kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas
makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain.
Selain benda-benda tersebut ada sumber-sumber radiasi yang bersifat
unsur alamiah dan berada di udara, di dalam air atau berada di dalam lapisan
bumi. Beberapa di antaranya adalah Uranium dan Thorium di dalam lapisan
4
bumi; Karbon dan Radon di udara serta Tritium dan Deuterium yang ada di
dalam air.
Radiasi dalam bentuk partikel adalah jenis radiasi yang mempunyai
massa terukur. Sebagai contoh adalah radiasi alpha dengan simbol: 2α4 angka
4 pada simbol radiasi menunjukkan jumlah massa dari radiasi tersebut adalah
4 satuan massa atom (sma) dan angka 2 menunjukkan jumlah muatan radiasi
tersebut adalah positif 2, serta radiasi beta dengan simbol: -1β0 menunjukkan
bahwa jumlah massa dari jenis radiasi tersebut adalah 0 dan jumlah muatannya
adalah 1 negatif.
Sedangkan radiasi neutron dengan simbol: 1η0 menunjukkan bahwa
jumlah massa dari neutron adalah 1 sma dan jumlah muatannya adalah 0.
Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan
foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik.
Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti
sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan handpho ne.
Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion dan radiasi
non-pengion.
C. Jenis Radiasi
1. Radiasi Pengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan
proses ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila
berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion
adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron.
Setiap jenis radiasi memiliki karakteristik khusus. Yang termasuk radiasi
pengion adalah partikel alfa (α), partikel beta (β), sinar gamma (γ), sinar-
X, partikel neutron.
Radiasi pengion terhadap sistem biologik (192) Hill. Efek bioogis
yang timbul oleh radiasi pengion (194) gita
5
2. Radiasi Non Pengion
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan
menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi
non-pengion tersebut berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk
dalam jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang
membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi); gelombang
mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler
handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk
panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang
dipancarkan matahari).
D. Sifat Radiasi
Ada dua macam sifat radiasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
keberadaan sumber radiasi pada suatu tempat atau bahan, yaitu sebagai berikut
:
Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia, sehingga untuk
mengenalinya diperlukan suatu alat bantu pendeteksi yang disebut dengan
detektor radiasi. Ada beberapa jenis detektor yang secara spesifik mempunyai
kemampuan untuk melacak keberadaan jenis radiasi tertentu yaitu detektor
alpha, detektor gamma, detektor neutron, dll.
Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya melalui
proses ionisasi, eksitasi dan lain- lain. Dengan menggunakan sifat-sifat tersebut
kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuat detektor radiasi.
E. Sumber-Sumber Radiasi
Radiasi berada di mana-mana, karena sumber radiasi tersebar di mana
saja di alam semesta, baik yang terjadi secara alami (sumber radiasi alam)
maupun yang terjadi karena aktivitas manusia (sumber radiasi buatan).
Sumber radiasi alam sudah ada sejak alam semesta terbentuk, dan radiasi yang
dipancarkan oleh sumber alam ini disebut radiasi latar belakang. Sedangkan
6
sumber radiasi buatan baru diproduksi di abad 20, tetapi telah memberikan
paparan secara signifikan kepada manusia. Sumber radiasi dibagi dua :
Radiasi alam : sumber radiasi kosmik, sumber radiasi terestrial
(primordial), sumber radiasi dari dalam tubuh manusia
Radiasi buatan : radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor nuklir, akselerator
RADIOAKTIVITAS
Becquerel, pada tahun 1986 menemukan senyawa Uranium yang
memancarkan sinar tak tampak yang dapat menembus bahan tidak tembus cahaya
serta mempengaruhi emulsi fotografi. Pada tahun 1896 Marie Curie menunjukkan
bahwa inti uranium dan banyak unsur lain bersifat memancarkan salah satu
partikel alfa, beta atau gamma. Unsur inti atom yang mempunyai sifat
memancarkan sinar-sinar alfa, beta atau gamma disebut inti radioaktif.
1. Sinar Alfa (α)
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel
sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma.
Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar
alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya.
Karena memiliki massa yang besar daya tembus sinar alfa paling lemah
diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat menembus
beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan
oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika
bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu
mengakibatkan media yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhirnya partikel
alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom . Hubungan
antara energi dan jarak tembus partikel alfa dapat dinyatakan dengan rumus :
R : 0,543E – 0,160
E : energi dalam MeV(Mega electron Volt)
R : jarak tembus dalam cm
7
2. Sinar Beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang
bemuatan -1e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta
dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi . Energi sinar
beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa
tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat
menempuh sampai 300 cm dalam udara kering dan dapat menembus kulit.
Partikel beta mudah dibedakan pada pertumbukan dengan elektron-elektron
atom oleh karena massa partikel beta sangat kecil. Jarak tembus partikel beta
positron (positif) hampir sama dengan jark tembus partikel beta negatron
(negatif). Positron dapat mendekati elektron atom sampai dekat sekali, bahkan
bersatu dengan elektron itu dan berubah menjadi sinar gamma. Proses ini
disebut Anihilasi. Hubungan antara energi maksimum partikel beta dan jarak
tembusnya dapat dinyatakan dengan rumus :
R : 0,543E – 0,160
Sinar beta / partikel beta yang bermuatan negatif (negatron) berasal
dari kulit atom. Apabila akselerasi di dalam pesawat seperti linear akselerator,
maka partikel tersebut disebut elektron.
3. Sinar Gamma (γ)
Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang yang sangat pendek (dalam orde Angstrom) yang
dipancarkan oleh inti atom yang tidak stabil yang bersifat radioaktif. Setelah
inti atom memancarkan partikel a, b¯(elektron), b+ (positron), atau setelah
peristiwa tangkapan elektron, inti yang masih dalam keadaan tereksitasi
tersebut akan turun ke keadaan dasarnya dengan memancarkan radiasi gamma.
Tebal materi yang dapat menyerap sinar gamma sehingga intensitasnya
tinggal setengah intensitas semula, dapat dinyatakan dengan rumus :
Dan disebut Nilai lapisan menengah “Half Value Layer” (HVL),
dahulu digunakan istilah Half Value Layer Thickness.
8
4. Sinar-X
Sinar-X atau sinar rontgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke
100 pikometer. Sinar-x umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis
dan kristalografi sinar-X. Timbulnya sinar-X oleh akrena ada perbedaan
potensial arus searah yang besar di antara kedua elektroda dalam sebuah
tabung hampa. Berkas elektron akan dipancarkan dari katoda menuju anoda,
pancaran elektron-elektron ini disebut sinar katoda atau sinar-X. Sejak
ditemukannya sinar-X oleh W.C.Roentgen (sarjana fisika dari Universitas
Wurzburg Jerman) banyak sarjana melakukan penelitoan terhadap
karakteristik sinar-X. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa
karakteristik sinar-X adalah :
Menghitamkan plat potret (film)
Mengionisasi gas
Menembus berbagai zat
Menimbulkan fluorosensi
Merusak jaringan
5. Proton
Proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif
sebesar coloumb dan massa 938 MeV. Suatu atom biasanya terdiri dari
sejumlah proton dan neutron yang berada di bagian inti atau tengah atom, dan
sejumlah atom yang mengelilingi atom tersebut. Dalam atom bermuatan
netral, banyaknya proton akan sama dengan jumlah elektronnya. Banyaknya
proton dibagian inti biasanya akan menentukan sifat kimia suatu atom. Dalam
radioterapi proton dipakai untuk menghancurkan kelenjar hipofisis.
6. Neutron
Merupakan partikel tidak bermuatan listrik yang dihasilkan dalam
reaktor nuklir. Neutron tidak menimbulkan ionisasi, namun mempunyai
9
energi. Pengurangan energi neutron, terjadi melalui interaksi dengan inti atom.
Proses pengurangan energi melalui :
Peristiwa Hamburan ( scattering )
Reaksi inti (masuknya neutron kedalam inti sehingga terbentuk inti
yang berisotop).
Reaksi fisi (neutron diserapp inti, akibatnya terbentuk dua inti
menengah dan beberapa neutron serta tenaga).
Peluruhan (inti yang telah terbentuk dengan masuknya neutron akan
melepaskan salah satu partikel alfa, proton, deuteron atau triton).
Kebanyakan kehilangan energi neutron melalui hamburan. Neutron
dipakai untuk pengobatan tumor otak. Apabila cairan Boron disuntikkan pada
penderita tumor otak, akan terjadi konsentrasi boron yang tinggi dalam
jaringan otot. Kemudian bila tumor dibombardir dengan neutron dari hasil
reaktor atom, maka boron akan mengalami disintegrasi inti dan memancarkan
sinar alfa yang dapat menghancurkan jaringan tumor.
Terapi Radiasi
Prinsip dasar terapi radiasi adalah menimbulkan kerusakan pada
jaringan tumor sebesar mungkin, dengan kerusakan seminimal mungkin pada
jaringan normal disekitar jaringan normal disekitar tumor. Hal ini dapat
dicapai dengan penyinaran langsung pada tumor di berbagai arah, sehingga
diperoleh dosis maksimum pada tumor tersebut. Dalam melakukan terapi
radiasi perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Jenis radiasi : sinar-X voltage, uranium, radium, dan sebagainya.
2. Jenis sel : sel-sel embrional atau bukan.
3. Lingkungan sel : apakah terjamin adanya penyaluran darah disekitar sel
tersebut atau tidak.
4. RBE sangat tinggi (lebih dari satu) mempunyai kemampuan mematikan
sel lebih besar.
Perencanaan Terapi Radiasi
Sebelum dilakukan terapi radiasi perlu adanya perencanaan yang baik
sehingga dalam pelaksanaan terapi radiasi dapat memberikan hasil sesuai
10
dengan yang diharapkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan terapi radiasi adalah :
a. Menetapkan letak dan luas tumor
b. Teknik penyinaran dan distribusi dosis
c. Toleransi jaringan
Metode Radioterapi
Ada tiga metode radioterapi :
a. Radioterapi jarak jauh (Megavoltage Therapy) menggunakan sinar-X
dengan super voltage (megavoltage) dimana sumber radiasi berada diluar
tubuh.
b. Radio jarak dekat (Brachy Therapy), menggunakan radium atau gas radon
radioaktif dimana sumber radiasi terletak di permukaan atau ditanamkan di
dalam tumor dalam bentuk biji-biji material.
c. Penggunaan radioisotop untuk terapi secara sistematik dalam tubuh,
menggunakan zat radioaktif yang mengikuti dallam peredaran darah dan
akan mencapai sasaran yang akan dituju.
Proteksi Radiasi
Untuk menghindari efek-efek yang merugikan tubuh manusia dan
makhluk biologis yang diakibatkan oleh radiasi pengion, perlu diperlukan
tindakan perlindungan (proteksi) terhadap radiasi. Efek kronis dari radiasi
dapat timbul beberapa tahun kemudian akibat suatu occupational exposure
(pekerjaan penyinaran). Salah satu usaha yang dilakukan oleh International
Commission on Radiological Protection (ICRP) untuk menghindari bahaya
radiasi maka di tentukan suatu dosis maksimum yang dapat diperkenankan
sebagai pedoman dalam proteksi radiasi, yaitu Maximum Permissible Dose
(MPD). Nilai MPD ini telah beberapa kali mengalami perubahan. Oleh karena
proteksi radiasi tidak saja ditinjau dari sudut efek somatis saja, tetapi juga efek
genetis.
Proteksi radiasi bagi orang-orang yang berhubungan langsung dengan
sumber pengion dibagi dalam beberapa golongan, yaitu:
11
a. Proteksi radiasi terhadap penderita dengan terapi radiasi.
Pada terapi dosis tertentu yang diberikan kepada penderita, jaringan
sehat sekitarnya perlu mendapat perlindungan sebaik-baiknya. Pada
penyinaran sekitar mata, mata hars mendapat perlindungan dengan
menggunakan timah hitam lead eye shield agar lensa mata terhindar dari
kerusakan. Pada penyinaran tumor yang tidak ganas dan terhadap anak-
anak perlu hati-hati dengan jumlah dosis yang diberikan, tidak
diperkenankan dilakukan berulang kali penyiranan oleh karena radiasi
bersifat karsinogen.
b. Proteksi terhadap pekerja diagnostik radiologi
Pekerja diagnostik radiologi umumnya mendapat radiasi dari tabung
sinar-X. Untuk menghindari radiasi dari sinar-X dapat dibuat sekecil
mungkin 50% tanpa mengganggu informasi medis yang diperlukan. Faktor
yang perlu diperhatikan dalam proteksi terhadap pekerja adalah :
Filter/filtration
Kollimator
Kualitas film
Distribusi dari hasil luas penyinaran
Terapi pada penderita dengan terapi internal radiation yaitu yang
menggunakan radioisotop yang dimasukkan ke dalam tubuh yang sakit.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah radiasi terhadap petugas
meliputi :
a. Penderita harus tinggal dalam satu ruangan khusus
b. Perawat jangan terlalu lama berdekatan dengan sumber radiasi
c. Pada waktu membersihkan penderita, jangan terlalu dekat dengan sumber
radiasi
d. Mengenakan pakaian pelindung
e. Pasien-pasien yang secara permanen ditanamkan bahan radioaktif ke
dalam tubuhnya atau yang menerima dosis terapi131I harus berada
dirumah sakit sampai intensitas radiasi di sekitar pasien tersebut mencapai
tingkat keselamatan.
12
f. Kotoran penderita harus ditampung pada suatu tempat dan dibuang pada
tempat tertentu.
Jenis-jenis Terapi Radiasi
Dalam bentuk yang paling umum, terapi radiasi menggunakan cahaya
luar pada radiasi gamma yang dihasilkan oleh sebuah akselerator linear.
Jarang, radiasi cahaya electron dan proton digunakan. Radiasi cahaya proton,
yang bisa difokuskan pada daerah khusus, sangat efektif mengobati kanker
tertentu di daerah yang rusak pada jaringan normal yang penting, seperti mata,
otak, atau saraf tulang belakang. Semua jenis radiasi cahaya luar difokuskan
pada daerah tertentu atau organ tubuh yang mengandung kanker. Untuk
menghindari jaringan normal terlalu banyak kena cahaya, beberapa lintasan
cahaya digunakan dan jaringan yang mengelilinginya dilindungi sebanyak
mungkin. Teknologi baru pada radiansi cahaya luar, disebut terapi radiasi
intensitas modul (IMRT). Terapi radiasi cahaya luar diberikan sebagai
rangkaian pembagian dosis seimbang melebihi jangka waktu yang lama.
Metode ini meningkatkan efek yang mematikan pada radiasi pada sel kanker
ketika mengurangi efek racun pada sel normal. Efek racun dikurangi karena
sel normal bisa memperbaiki dirinya sendiri dengan cepat antara dosis dimana
sel kanker tidak bisa. Khususnya, seorang yang menerima dosis radiasi setiap
hari melebihi jangka waktu 6 sampai 8 minggu. Untuk memastikan bahwa
pada daerah yang sama diobati setiap waktu, orang tersebut dengan tepat
diposisikan menggunakan pembalut busa atau alat-alat lain. Pada cara terapi
radiasi yang lain, bahan radioaktif kemungkinan disuntikkan ke dalam
pembuluh untuk dialirkan menuju kanker (misalnya, yodium radioaktif, yang
digunakan dalam penyembuhan pada kanker tiroid). Cara lain menggunakan
pellet kecil (biji) material radioaktif yang diletakkan langsung ke dalam
kanker (misalnya, palladium radioaktif digunakan untuk kanker prostat).
Penanaman ini menghasilkan radiasi hebat pada kanker, tetapi sedikit radiasi
yang menuju jaringan sekitarnya. Penanaman mengandung bahan radioaktif
berumur pendek yang berhenti menghasilkan radiasi setelah jangka waktu
tertentu. Baru-baru ini. Bahan radioaktif telah dicampur dengan protein
13
disebut antibody monoclonal, yang mencari sel kanker dan bergabung dengan
mereka. Bahan radioaktif digabungkan ke inti antibodi pada sel kanker dan
menghancurkan mereka.
Efek Samping Terapi Radiasi
Efek samping dari terapi radiasi bisa merusak jaringan normal disekitar
tumor. Efek samping tergantung pada seberapa luas daerah yang akan diobati,
dosis apa yang akan diberikan, dan seberapa dekat tumor tersebut ke jaringan
peka. Jaringan peka yaitu sel normal yang cepat membelah, seperti kulit,
sumsum tulang, folikel rambut, lapisan pada mulut, kerongkongan dan usus.
Radiasi bisa juga merusak indung telur dan testis. Dokter berupaya untuk
mengakurasi sasaran radiasi terapi untuk mencegah kerusakan yang berlebihan
pada sel normal. Gejala-gejala tergantung pada daerah yang menerima radiasi
dan bisa termasuk kelelahan, mulut perih, masalah-masalah kulit (kemerahan,
gatal, mengelupas), rasa sakit sekali ketika menelan, radang paru-paru
(pneumonitis), hepatitis, masalah-masalah lambung (mual, kehilangan nafsu
makan, muntah, diare), masalah-masalah berkemih (meningkatnya frekwensi,
rasa terbakar ketika berkemih), dan jumlah darah rendah. Radiasi pada tumor
kepala dan leher seringkali menyebabkan kerusakan pada permukaan kulit
sama halnya dengan pada lapisan mulut dan kerongkongan. Dokter berupaya
mengidentifikasi dan mengobati beberapa gejala-gejala secepat mungkin
sehingga orang tersebut tetap merasa nyaman dan bisa melanjutkan
pengobatan.
14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari
sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan
kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan
(microwave oven), komputer, dan lain-lain.
Selain benda-benda tersebut ada sumber-sumber radiasi yang bersifat
unsur alamiah dan berada di udara, di dalam air atau berada di dalam lapisan
bumi. Beberapa di antaranya adalah Uranium dan Thorium di dalam lapisan bumi;
Karbon dan Radon di udara serta Tritium dan Deuterium yang ada di dalam air.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.batan.go.id/ppin/lokakarya/LKSTN_13/M%20Syamsa2.pdf
http://www.musi-rawas.go.id/musirawas/images/stories/pdf/soal/20-
perkembangan-teori-atom.pdf
http://ajunkdoank.wordpress.com/2009/09/25/efek-radiasi-pengion-terhadap-
manusia/