Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap pembangunan suatu rumah yang akan didirikan, maka pada saat itu juga rumah itu akan mendapatkan masukan listrik dari PLN. Dalam pembangunan suatu rumah baru, sangat dibutuhkan seseorang yang menggambar tata letak suatu pemasangan instalasi rumah tersebut. Selain membutuhkan seseorang yang menggambar, dibutuhkan juga seseorang yang ahli dalam memasang instalasi rumah tersebut. Dalam pemasangan instalasi rumah tersebut, disarankan juga agar memasang pentanahan di setiap rumah yang akan di pasang instalasi listrik. Karena suatu pentanahan sangat berguna untuk membatasitegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus misalnya : body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan,memberikan jaminankeselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapatmengakibatkan kebakaran. 1

description

Pembumian Sistem Tenaga Listrik / Grounding

Transcript of Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

Page 1: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Setiap pembangunan suatu rumah yang akan didirikan, maka pada saat itu juga rumah itu

akan mendapatkan masukan listrik dari PLN. Dalam pembangunan suatu rumah baru, sangat

dibutuhkan seseorang yang menggambar tata letak suatu pemasangan instalasi rumah tersebut.

Selain membutuhkan seseorang yang menggambar, dibutuhkan juga seseorang yang ahli dalam

memasang instalasi rumah tersebut.

Dalam pemasangan instalasi rumah tersebut, disarankan juga agar memasang pentanahan di

setiap rumah yang akan di pasang instalasi listrik. Karena suatu pentanahan sangat berguna untuk

membatasitegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus misalnya

: body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi

normal maupun saat terjadi gangguan,memberikan jaminankeselamatan dari bahaya

kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung maupun tak langsung, serta perlindungan

terhadap suhu berlebih yang dapatmengakibatkan kebakaran.

1.2 Rumusan makalah

Dari latar belakang diatas maka dalam makalah ini akan dibahas beberapa rumusan masalah,

antara lain sebagai berikut :

1. Pengertian system pentanahan

2. Jenis – jenis arde pentanahan

3. Cara mengukur tahanan pentanahan

4. Memahami hasil pengukuran tahanan pentanahan

5. Cara memasang arde pentanahan

6. Menggambar rumah sederhana

1

Page 2: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

7. Merancang anggaran alat dan bahan

1.3 Tujuan makalah

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa itu system pentanahan

2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur tahanan pentanahan

3. Untuk mengetahui bagaimana cara memasang system pentanahan

4. Untuk mengetahui bagaimana cara menggambar rumah sederhana

2

Page 3: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

BAB II

ISI

1.1 Pengertian system pentanahan

Pentanahan ( grounding)adalah merupakan suatu mekanisme dimanadaya listrik

dihubungkan langsung dengan tanah (bumi). Seperti kita ketahui bersama bahwa arus listrik

terjadi jika ada perbedaan potensial diantara 2 (dua) buah titik (node). Arus listrik selalu

mengalir dari titikyang mempunyai energi potensial (Ep) yang lebih tinggi ke titik yang

mempunyai energi potensial lebihrendah. Hal ini terjadi sebaliknya dengan arah aliran elektron

yang mengalir darititik dengan Ep yang lebih rendah ke titik yang mempunyai Ep yang

lebihtinggi,mengapa dapat terjadi demikian?, ilmu elektronika yang akan menjawabnya,yakni

suatu cabang ilmu fisika yang secara khusus mempelajari aliran elektron.

Energi listrik atau biasa disebut dengan daya listrik (P) yang notabene adalah merupakan

hasil perkalian antara tegangan listrik (V) dengan arus listrik (I) selalu akan mengalir ke titik

yang mempunyai tantangan atau rintangan atauhambatan (R) yang paling besar, mengapa bisa

begitu? Fenomena ini dapatdijawab dengan percobaan dengan mempergunakan zat cair (air)

dengan bejana berhubungan, misalnya bentuk setiap bejana yang berhubungan itu

mempunyai perbedaan bentuk dan ukurannya, akan terlihat bahwa jika pada bejana berhubungan

tersebut kita alirkan air untuk memenuhi semua bejana tersebut,maka semua bejana tersebut akan

menjadi penuh secara bersamaan dalam waktuyang sama, hal ini dapat kita analogikan dengan

apa yang terjadi pada energi listrik.

Dengan demikian ternyata bahwa arus listrik akan mengalir jika adahambatan atau

rintangan yang menghalang diantara 2 titik yang berbeda, mengapa? jawabannya adalah dengan

adanya rintangan atau hambatan yang ada akanmenyebabkan terjadinya perbedaan potensi pada

masing-masing titik, sehinggamenyebabkan terjadinya arus listrik (I) diantara kedua titik

tersebut.

Jadi usahakanlah tantangan atau hambatan diantara kedua titik yang berbeda potensinya

agar menjadi sekecil mungkin (mendekati nilai nol) untuk menghindari terjadinya arus listrik

3

Page 4: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

diantara kedua titik tersebut, karena semua penghantar mempunyai tahananmasing-masing atau

disebut dengan tahanan jenis,maka untuk membuat tahanan yang benar-benar bernilai nol

diantara kedua titik tersebut, yakni hanya dengan menghubungkannya ke bumi atau tanah yang

akanmenyebabkan tahanan atau hambatan diantara kedua titik tersebut menjadi nolsehingga

tidak ada perpindahan daya listrik yang terjadi diantara keduanya

Adapun tujuan dari sistem pentanahan tersebut adalah untuk membatasitegangan pada

bagian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus misalnya : body/casing, hingga

tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun

saat terjadi gangguan,memberikan jaminankeselamatan dari bahaya kejut listrik, baik

perlindungan dari sentuh langsung maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu

berlebih yang dapatmengakibatkan kebakaran.

Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yanglow-

impedancel(tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombanglistrik dantransient

voltage. Penerangan, arus listrik,

circuit switching danelectrostatic dischargeadalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik

atautransient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.

Jika terjadi gangguan/kondisi yang tidak diinginkan, baik langsung atautidak langsung

(induksi), diupayakan agar gangguan tersebut dialirkan ke tempatyg aman, misal, ke tanah.

Grounding yang baik tergantung kondisi tanah (komposisi dankelembaban), semakin

basah tanah maka resistansinya semakin kecil sehinggasemakin mudah mengalirkan

arus/tegangan buangan. Jadi simpelnya, usahakan grounding mencapai permukaan air dan

menggunakan kabel khusus grounding (penghantar) yang baik. cukup ideal jika disambungkan

dengan pipa instalasi pompa/mesin air.

Tambahan,berikut dari salah satu sumber tentang jenis-jenisgangguanlistrik

yang sering terjadi yaitu :Blackouts, Blackouts, Line Noise, Sags, Surges,Spike/Lightning.

1.2 Jenis jenis arde pentanahan

4

Page 5: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

Setelah dibahas diatas apa itu system pentanahan, maka selanjutnya akan dibahas lagi

mengenai jenis jenis dari arde pentanahan. Adapun jenis jenis elektroda pentanahan serta

penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Elektroda batang atau ROD

Elektorda batang adalah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan

kedalam tanah.Elektroda ini merupakan elektroda pertama kali yang digunakan dan teori –

teori berawal dari elektroda jenis ini.

Elektroda ini banyak digunakan di gardu – gardu induk.Secara teknis juga elektroda

ini sangat mudah pemasangannya, yaitu tinggal memancangkannya ke dalam

tanah.Disamping itu juga pemasangan elektroda ini tidak memerlukan tanah yang luas untuk

pemasangannya, sehingga sangat praktis dalam pemasangannya.

Adapun gambar dari elektroda batang adalah sebagai berikut :

2. Elektroda pita

Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau

berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya elektroda ini ditanam secara

dangkal.Sedangkan pada elektroda jenis batang ditanam secara dala.

Pemancangan elektroda ini akan bermasalah apabila mendapati lapisan – lapisan tanah

yang berbatu, selain sulit untuk pemancangannya untuk mendapatkan nilai tahanan yang

rendah juga bermasalah.

Dalam pemasangan elektroda ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara pertama

menanam batang hantaran secara vertical kedalam tanah namun tidak terlalu dalam dan

ditanam secara dangkal, cara kedua yaitu menanam batang hantaran secara horizontal dan

ditanam secara dangkal.

5

Page 6: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

Adapun gambar dari elektroda pita sebagai berikut :

3. Elektroda pelat

Elektroda pelat adalah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau dari

kawat kasa.Pada umumnya elektroda jenis ini ditanam di dalam tanah bukan secara dangkal

melainkan didalam permukaan tanah.

Elektroda jenis ini digunakan apabila menginginkan tahanan pentanahan yang kecil

dan sulit diperolehdengan menggunakan jenis – jenis elektroda lainnya.

Adapun gambar dari jenis elektroda pelat adalah sebagai berikut :

6

Page 7: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

1.3 Cara mengukur tahanan pentanahan

Untuk mengetahui apakah suatu tahanan pentanahan sesuai dengan standar, maka

diperlukan pengukuran tahanan pentanahan tersebut.Pengukuran tersebut atas beberapa jenis

yang secara menyeluruh disebut sebagai pengukuran tahanan pentahanan.Pengukuran yang

disebut diatas adalah pengukuran tahanan pentanahan yang bertujuan mengetahui besarnya

tahanan pentanahan dari beberapa kondisi tanah.

Bahan yang digunakan dalam pengukuran ini adalah tanah dan septictank. Pengukuran

meliputi 3 jenis kondisi tanah yaitu :

a. Kondisi tanah berair (rawa). Pengukuran pada kondisi ini dilakukan di daerah Kaligawe,

Semarang.

b. Kondisi tanah liat (tanah pertanian). Pengukuran pada kondisi ini dilakukan di daerah

Tembalang, Semarang.

c. Kondisi tanah berbatu. Pengukuran pada kondisi ini dilakukan di daerah Rowosari,

Semarang.

Sedangkan elektroda yang digunakan adalah elektroda yang digunakan pada pengukuran

terbuat dari tembaga dengan diameter 1,5 cm yang dipasang vertikal atau ditanam di tanah dan

septictank.

Adapun peralatan – peralatan yang diperlukan dalam proses pengukuran tahanan

pentanahan, antara lain :

a. Earth Resistance Tester

7

Page 8: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

Dengan data sebagai berikut :

Merk : KYORITSU

Sumber tenaga : 9V DC jenis baterai R6P (SUM-3) x 6

Jenis : Digital Earth Resistance Tester 4105A

Alat ini berfungsi untuk menampilkan nilai tahanan pentanahan yang terukur

dengankemampuan mengukur sampai 1999 Ω (ohm).

Skema gambar Earth ResistanceTester adalah

Keterangan :

1. LCD penampil nilai ukur.

2. Simbol baterai dalam keadaan lemah.

3. LED indicator (berwarna hijau).

4. Tombol uji untuk mengunci.

5. Terminal pengukuran

b. Elektroda batang berfungsi sebagai pembanding dari elektroda utama untuk mendapatkan

nilai tahanan pentanahan.

c. Meteran adalah Alat untuk mengukur jarak antar elektroda dan kedalaman elektroda.

d. Kabel penghubung berfungsi untuk menghubungkan Earth Resistance Tester dengan

elektroda uji dan elektroda bantu.

e. Martil adalah alat yang digunakan untuk membantu menanam elektroda ke dalam tanah.

8

Page 9: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

Adapun prosedur pengukuran suatu pentanahan dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut ini, yaitu :

1. Perencanaan Tahapan Pengukuran Tahanan Pentahanan dengan Elektroda ditanam di tanah

Perencanaan pengukuran tahanan pentanahan elektroda batang dengan kedalaman

bervariasi dilakukan dengan 2 metode yaitu :

a. Perencanaan tahapan pengukuran tahanan pentahanan dengan elektroda ditanam di tanah

menggunakan elektroda tunggal

Pengukuran tahanan pentanahan elektroda batang tunggal dengan kedalaman

bervariasi dilakukan dengan tahapan pengukuran sebagai berikut:

1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.

2. Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth Resistance Tester .

Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi baterai dalam

keadaan baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai lemah atau bahkan layar

dalam keadaan gelap berarti baterai pelu diganti.

3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar 3.2 (a) dengan menanam

elektroda utama dan elektroda bantu. Menanam elektroda dengan memukul kepala

elektroda menggunakan martil, jika menjumpai lapisan tanah yang keras sebaiknya

jangan memaksakan penanaman elektroda.

4. Menetukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.

5. Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switchke earth

voltage dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage

bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam

nilai pengukuran tahanan.

6. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu

dengan mensetting range switch ke 2000 Ω dan tekan tombol ” PRESS TO TEST ”.

Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ”. . . ” yang

berkedip-kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama.

7. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan

tekan tombol ”PRESS TO TEST ” selama beberapa detik.

8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester.

9. Mengembalikan posisi tombol ”PRESS TO TEST ” ke posisi awal.

9

Page 10: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

10. Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda utama yang berbeda

dengan langkah 3, 7, 8, 9.

11. Tahapan yang sama untuk kondisi tanah yang berbeda.

b. Perencanaan tahapan pengukuran tahanan pentahanan elektroda ditanam di tanah

menggunakan elektroda ganda

Pengukuran tahanan pentanahan dengan elektroda batang ganda menggunakan 2

metode yaitu panjang elektroda utama (L) < jarak antar elektroda utama (S) dan panjang

elektroda utama (L) > jarak antar elektroda utama (S).

Pengukuran tahanan pentanahan dengan elektroda batang ganda dengan kedalaman

bervariasi dilakukan dengan tahapan pengukuran sebagai berikut:

1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.

2. Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth Resistance Tester .

Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi baterai dalam

keadaan baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai lemah atau bahkan layar

dalam keadaan gelap berarti baterai pelu diganti.

3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar 3.2 (b) dengan menanam

elektroda utama dan elektroda bantu. Menanam elektroda dengan memukul kepala

elektroda menggunakan martil, jika menjumpai lapisan tanah yang keras sebaiknya

jangan memaksakan penanaman elektroda.

4. Menetukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.

5. Menentukan jarak antar elektoda utama (L) < (S).

6. Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switchke earth

voltage dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage

bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam

nilai pengukuran tahanan.

7. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu

dengan mensetting range switch ke 2000 Ω dan tekan tombol ” PRESS TO TEST ”.

10

Page 11: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ”. . . ” yang

berkedip-kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama.

8. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan

tekan tombol ”PRESS TO TEST ” selama beberapa detik.

9. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester.

10. Mengembalikan posisi tombol ”PRESS TO TEST ” ke posisi awal.

11. Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda utama yang berbeda

dengan langkah 3, 7, 8, 9.

12. Kembali ke langkah 1 sampai langkah 11 untuk pengukuran tahamam pentanahan

dengan jarak antar elektoda utama (L) > (S).

13. Tahapan yang sama untuk kondisi tanah yang berbeda.

2. Perencanaan Tahapan Pengukuran Tahanan Pentahanan dengan Elektroda ditanam di

septictank

Pada tahapan ini dilakukan pengukuran hanya dengan menggunakan elektroda batang

tunggal saja. Pengukuran tahanan pentanahan dengan elektroda batang tunggal di septictank

dengan kedalaman bervariasi dilakukan dengan tahapan pengukuran sebagai berikut :

1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.

2. Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth Resistance Tester . Jika

layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi baterai dalam keadaan

baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai lemah atau bahkan layar dalam keadaan

gelap berarti baterai pelu diganti.

3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar 3.2 (c) dengan menanam elektroda

utama dan elektroda bantu.

4. Menetukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.

5. Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switchke earth voltage dan

pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage bernilai lebih tinggi

dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai pengukuran tahanan.

6. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu dengan

mensetting range switch ke 2000 Ω dan tekan tombol ” PRESS TO TEST ”. Jika tahanan

11

Page 12: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ”. . . ” yang berkedip-kedip maka

perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama.

7. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan tekan

tombol ”PRESS TO TEST ” selama beberapa detik.

8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester.

9. Mengembalikan posisi tombol ”PRESS TO TEST ” ke posisi awal.

10. Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda utama yang berbeda dengan

langkah 3, 7, 8, 9.

11. Tahapan yang sama untuk septictank pada kondisi tanah yang berbeda.

1.4 Memahami hasil pengukuran tahanan pentanahan

Untuk memahami suatu hasil pengukuran pentanahan terlebih dahulu mencari data hasil

pengukuran dengan cara sebagai berikut :

1. Pengukuran tahanan yang dilakukan pada 3 kondisi jenis tanah :

a. Kondisi tanah berair (rawa).

b. Kondisi tanah liat (tanah pertanian).

c. Kondisi tanah berbatu.

Dari hasil pengukuran pada 3 kondisi tanah diatas telah diperoleh data sebagai berikut :

a. Tahanan pentanahan elektroda tunggal yang ditanam di tanah dengan kedalaman

bervariasi.

b. Tahanan pentanahan elektroda ganda yang ditanam di tanah dengan kedalaman

bervariasi.

c. Tahanan pentanahan elektroda tunggal yang ditanam di septictank dengan kedalaman

bervariasi.

d. Pengukuran dilakukan pada temperatur 28° C-30° C

2. Analisis dan Perhitungan Pengaruh Kedalaman Elektroda yang ditanam di tanah Terhadap

Tahanan Pentanahan

12

Page 13: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui

karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan sistem pentanahan yang akan digunakan.

Nilai tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam, tergantung pada komposisi tanahnya.

Batasan atau pengelompokan tahanan jenis dari berbagai macam jenis tanah pada kedalaman

tertentu tergantung pada beberapa hal antara lain pengaruh temperatur, pengaruh

kelembaban, dan pengaruh kandungan kimia.

Secara teori untuk tanah pada kondisi tanah yang sama, semakin dalam penanaman

elekroda, tahanan tanah dan tahanan jenis tanah akan menurun karena semakin dekat dengan

air tanah yang berpengaruh dengan kelembaban yang nantinya berpengaruh terhadap

konduktivitas. Berdasarkan rumus juga terlihat bahwa tahanan tanah sebanding dengan

tahanan jenis dan berbanding terbalik dengan kedalaman penanaman elektroda.

Semakin dalam kedalaman elektroda yang tertanam maka nilai tahanan pentanahan

semakin rendah.Hal ini terjadi juga pada semua kondisi tanah yang berbeda-beda (rawa,

tanah liat, tanah berbatu).Hanya saja besarnya nilai tahanan pada elektroda ganda dengan S >

L ini berbeda dibandingkan dengan nilai tahanan dari pengukuran elektroda tunggal dimana

nilai tahanan pada kondisi ini lebih rendah.

Tahanan pentanahan dengan elektroda ganda yang tertanam pada kondisi S < L juga

mengalami penurunan nilai tahanan jika kedalaman elektroda dari kedua elektroda tersebut

tertanam semakin dalam.Hanya saja pada elektroda ganda dengan S < L mempunyai nilai

lebih besar dari nilai tahanan dengan elektroda ganda pada kondisi S > L tetapi nilai tahanan

pada kondisi ini lebih kecil dari nilai tahanan dengan menggunakan elektroda

tunggal.Penurunan nilai tahanan ini terjadi pada ketiga jenis tanah yang berbeda.

1.5 Cara memasang arde pentanahan

Ada pun cara untuk memasang suatu pentanahan ataupun yang sering disebut dengan arde

adalah sebagai berikut :

1. Langkah pertama yaitu dengan meyiram tanah dari grounding tersebut dengan campuran air

dengan serbuk arang. Karena setelah diamati lebih dalam serbuk arang lebih bagus

mempertahankan air (kandungan elektrolit) yang terserap dibandingkan tanah itu sendiri

13

Page 14: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

yang cenderung mengalirkan kelapisan tanah dibawahnya, apalagi jika lapisan atas dari

tanah tempat grounding tersebut berupa lapisan tanah pasir yang tentu saja akan lebih cepat

mengalirkan air kelapisan tanah dibawahnya. Dari pengukuran grounding beberapa waktu

setelah penanaman batang ground/arde juga dapat diketahui (dengan pengukuran alat)

bahwa penanaman  grounding yang menggunakan campuran air dengan serbuk arang lebih

bagus daripada menggunakan air saja.

2. Langkah ini umum dilakukan pada pembumian / grounding dari menara maupun bangunan

dengan penangkal petir yaitu dengan menanam batang grounding / arde lebih dalam ke

bumi. Penanaman dari grounding tersebut umumnya menggunakan elektroda pelat dan bisa

mencapai belasan meter dibawah permukaan tanah. Tujuan dari penanaman lebih dalam ini

adalah untuk melewati beberapa lapisan tanah yang memungkinan untuk mendapatkan

lapisan tanah dengan hambatan dalam terkecil. Untuk instalasi rumah tidak diharuskan.

Cukup mengganti batang arde menjadi lebih panjang lagi sehingga lebih memungkinan

untuk mendapatkan lapisan tanah dengan hambatan dalam terkecil. Hal tersebut tentu saja

juga dipengaruhi kondisi tanah disekitar grounding sehingga anda dapat juga menambahkan

metoda pertama dalam penanaman grounding ini.

3. Langkah yang ini sedikit berbeda dengan dua metoda sebelumnya yang hanya menggunakan

1 batang ground/arde, metoda ketiga ini menggunakan dua atau lebih batang ground/arde.

Metoda ini sering digunakan pada pemasangan peralatan jaringan distribusi  TM/TR ( Gardu

Distribusi, ABSW pada tiang, dsb.) yang tujuannya tentu saja mendapatkan hambatan dalam

dari tanah sekecil – kecilnya.

Pada pembahasan mengenai hambatan (resistansi) yang disimbolkan dengan huruf R,

dikatakan bahwa pada rangkaian paralel:

1/R total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +…+ 1/Rn

14

Page 15: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

Dengan menggunakan perhitungan diatas kita akan memperoleh R total menjadi lebih

kecil. Dari prinsip inilah kita gunakan dalam memperbaiki hambatan dalam pada sistim

grounding. Pemasangan batang ground/arde terlihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar Pemasangan 3 Batang Ground/Arde

Biasanya jarak pemasangan peralel dari batang ground antara satu dan lainnya lumayan

berjauhan. Mengenai jarak tanam antar batang ground/arde paling efektif, terus terang penulis

kurang begitu memahaminya. Aturan mengatakan bahwa jarak antar batang ground/arde minimal

adalah 2 x panjang batang ground/arde tersebut. Jika pada pengukurannya masih kurang bagus

kita bisa tambahkan penanaman batang arde lagi. Disamping itu kita dapat menambahkan

metode pertama pada tiap batang ground/arde yang ditanam

1.6 Menggambar rumah sederhana

Setelah dibahas semua tentang pentanahan tanah, dibawah ini adalah contoh pemasangan

suatu instalasi rumah sederhana lengkap dengan simbol simbol serta tata letaknya.

15

Page 16: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

1. Tata letak komponen

Ruang kamar 1 Ruang Tamu

\

K.Mandi

Ruang Dapur Ruang Kamar 2

16

Page 17: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

2. Single line diagram

17

Page 18: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

3. Wirring diagram

18

Page 19: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

1.7 Merancang anggaran alat dan bahan

Setelah menggambar tata letak komponen, maka sekarang akan disusun anggaran alat dan

bahan yang akan digunakan untuk instalasi penerangan diatas.

Rancangan Anggaran dan Bahan

Nama Barang Merk Jumlah Harga Satuan Total Harga

Box MCB Presto 1 buah Rp 25.000,00 Rp 25.000, 00

Saklar Tunggal Broco 3 buah Rp 8.000, 00 Rp 24.000, 00

Saklar Seri Broco 1 buah Rp 12.000, 00 Rp 12.000, 00

Stop Kontak Broco 4 buah Rp 11.000, 00 Rp 44.000, 00

Fitting Vyba 5 buah Rp 5.000, 00 Rp 25.000, 00

Pipa Invilon 5 Batang Rp 5.000, 00 Rp 25.000, 00

Kabel Eterna 2,5mm/2 roll Rp 145.000, 00 Rp 290.000, 00

Clem Ikk 1 bungkus Rp 28.000, 00 Rp 28.000, 00

T-Dos SBE 10 buah Rp 1.000, 00 Rp 10.000, 00

Lampu Philips 5 buah/18 watt Rp 30.000, 00 Rp 150.000, 00

Grounding 1 batang/1,5 meter Rp 35.000, 00 Rp 35.000, 00

Kawat BC 6 meter Rp 6.000, 00 Rp 36.000, 00

Isolasi sedang 2 buah Rp 7.000, 00 Rp 14.000, 00

Total harga Rp 753.000,00

19

Page 20: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian grounding adalah

merupakan suatu mekanisme dimanadaya listrik dihubungkan langsung dengan tanah (bumi).

Sedangkan tujuannya adalah untuk membatasitegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak

seharusnya dialiri arus misalnya : body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk

semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi

gangguan,memberikan jaminankeselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari

sentuh langsung maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang

dapatmengakibatkan kebakaran. Serta berfungsi untuk menetralisir cacat (noise) yang

disebabkan baik oleh daya yang kurang baik, ataupun kualitas komponen yang tidak standar.

3.2 Saran

Dengan mengetahui apa itu pentanahan serta fungsi dan tujuannya, maka sebaiknya setiap

pemasangan instalasi penerangan menggunakan pentanahan agar listrik di rumah dapat

terlindungi dengan baik, serta perlindungan dari suhu yang berlebihan yang dapat mengakibatkan

suatu kebakaran kecil.

20

Page 21: Makalah Tentang Pembumian Sistem Tenaga Listrik

DAFTAR PUSTAKA

http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/07/04/definisi-grounding-pentanahan/

http://www.scribd.com/doc/33211798/MEGGER-PENGUKURAN-PENTANAHAN

http://ionozer.blogspot.com/2009/11/sistem-pentanahan.html

http://guntala.wordpress.com/2010/06/05/cara-memperbaiki-sistem-grounding-pentanahan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Pentanahan

21