Makalah Tentang Nst

35
MAKALAH DIAGNOSTIK About Non Strees Test Dosen Pembimbing Mata Kuliah : Sari Luthfiyah, S.Kp, M.Kes Oleh : DEWI LARASATI P (P27838113001) CITA SARRISTA E (P27838113002) DEFRY DIBA F (P27838113004) AKHMAD DZULFIQRI (P27838113005) Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Jurusan Teknik Elektromedik 2015

description

komdig

Transcript of Makalah Tentang Nst

MAKALAH DIAGNOSTIK

About Non Strees Test

Dosen Pembimbing Mata Kuliah

Sari Luthfiyah SKp MKes

Oleh

DEWI LARASATI P (P27838113001)

CITA SARRISTA E (P27838113002)

DEFRY DIBA F (P27838113004)

AKHMAD DZULFIQRI (P27838113005)

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Jurusan Teknik Elektromedik

2015

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis mampu

menyelesaikan makalah ini dengan baik Tak lupa pula kita kirimkan salam serta shalawat

kepada Rasulullah Shallallahu lsquoalaihi wasallam sebagai uswatun hasanah dimuka Bumi ini

Izinkan penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu dosen yang telah memberikan

tugas makalah ini sebagai tempat pemebelajaran dalam Mata Kuliah ldquo Diagnostik rdquo Dan

penulis mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang senantiasa amanah dalam

melaksanakan tugas yang diberikan semoga kedepannya lebih ditingkatkan lagi ukhuwah

dalam kelompok ini

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan Oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca khususnya

Dosen Pengajar Mata Kuliah ini Agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih

baik lagi

Surabaya 18 Oktober 2015

Penulis Diploma 4

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian perinatal yang disebabkan oleh

penyakit penyulit hipoksia janin dalam rahim antara lain dengan melakukan pemantauan

kesejahteraan janin dalam rahim Pada dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi

adanya gangguan yang berkaitan hipoksia janin dalam rahim seberapa jauh gangguan

tersebut dan akhirnya menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut

Hampir semua ibu hamil pasti menginginkan kehamilannya berjalan lancar persalinan

berjalan normal dan melahirkan bayi sehat Untuk mewujudkan keinginan tersebut tak pelak

lagi dibutuhkan pemeriksaan kehamilan yang teratur

Sebenarnya bukan hanya untuk ibu pemeriksaan kehamilan pun bermanfaat untuk

kesejahteraan janin Untuk ibu misalnya pemeriksaan berguna untuk mendeteksi dini jika

ada komplikasi kehamilan sehingga dapat segera mengobatinya mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan selama kehamilan mempersiapkan mental dan fisik dalam

menghadapi persalinan mengetahui berbagai masalah yang berkaitan dengan kehamilannya

juga bila kehamilannya dikategorikan dalam risiko tinggi sehingga dapat segera

ditentukan pertolongan persalinan yang aman kelak

Sementara untuk bayi pemeriksaan itu bisa meningkatkan kesehatan janin

dan mencegah janin lahir prematur berat bayi lahir rendah lahir mati ataupun

mengalami kematian saat baru lahir

Pemeriksaan non-stress (NST) telah diterima luas sebagai metode pengevaluasi status janin

Pemeriksaan tersebut melibatkan bagaimana frekuensi jantung janin (FHR) bervariasi dalam

hubungannya dengan gerakan janin Variasi ini tidak terdapat atau berkurang bila janin

prematur tidur dipengaruhi oleh pemberian sedatif pada ibu dan tidak menerima cukup

oksigen Peningkatan variasi menandakan sistem saraf otonom atau pusat normal dan janin

tidak menderiat hipoksia

Pemeriksaan NST biasanya dilakukan pada kehamilan resiko tinggi dan indikasinya terdiri

dari

1 IBU

Pre-eklampsia-eklampsia Ketuban pecah Diabetes melitus Kehamilan sup3 40

minggu Vitium cordis Asthma bronkhiale Inkompatibilitas Rhesus atau ABO

Infeksi TORCH Bekas SC Induksi atau akselerasi persalinan Persalinan preterm

Hipotensi Perdarahan antepartum Ibu perokok Ibu berusia lanjut Lain-lain

sickle cell penyakit kolagen anemia penyakit ginjal penyakit paru penyakit

jantung dan penyakit tiroid

2 JANIN

Pertumbuhan janin terhambat (PJT) Gerakan janin berkurang Suspek lilitan tali

pusat Aritmia bradikardi atau takikardi janin Hidrops fetalis Kelainan presentasi

termasuk pasca versi luar Mekoneum dalam cairan ketuban Riwayat lahir mati

Kehamilan ganda Dan lain-lain

B Rumusan Masalah

1 Apa yang dimaksud dari Kardiotokografi (KTG)

2 Bagaimana mekanisme dari Kardiotokografi (KTG)

C Tujuan

1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari Kardiotokografi (KTG)

2 Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dari Kardiotokografi (KTG)

BAB II

PEMBAHASAN

D DASAR TEORI

NST atau juga disebut CTG ( Kardiotokografi ) merupakan salah satu alat elektronik yang

digunakan untuk tujuan melakukan pemantauan kesejahteraan dan kondisi kesehatan janin

Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat

persalinan Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin

(DJJ) gerakan janin dan kontraksi rahim

TUJUAN Pemeriksaan dengan kardiotokografi merupakan salah satu upaya untuk

menurunkan angka kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit penyulit hipoksi janin

dalam rahim Pada dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan

yang berkaitan hipoksi janin dalam rahim seberapa jauh gangguan tersebut dan akhirnya

menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut Pada saat bersalin kondisi janin

dikatakan normal apabila denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan

dibarengi dengan kontraksi rahim yang adekuat

E REFERENSI MENGENAI KTG

Kardiotokografi berasal dari dua kata kardiografi dan tokografi Kardiografi adalah grafik

dari pemeriksaan ultrasound untuk mengukur frekuensi denyut jantung janin Sedangkan

tokografi adalah grafik dari pemeriksaan tonometer untuk mengukur kontraksi otot rahim dan

gerakan janin

Jadi Kardiotokografi adalah seperangkat

alat elektronik yang dapat dipergunakan

dalam memantau kesejahteraan janin

melalui penilaian denyut jantung janin

(DJJ) kontraksi uterus dan gerak janin

dalam waktu bersamaan

Bila pada doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga

terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi

Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi

plasenta yang sudah tidak baik

Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang

ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi

kontraksi alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit Pada saat pemeriksaan

CTG posisi pasien tidak boleh tidur terlentang tetapi harus setengah duduk atau tidur

miring

Dikenal dua jenis kardiotokografi yaitu CTG konvensional dan CTG

terkomputerisasi (Computerized cardiotocography)

1 Kardiotokografi konvensional adalah peralatan kardiotokografi yang hasil

interpretasinya dilakukan oleh dokter pemeriksa

2 Kardiotokografi terkomputerisasi adalah peralatan kardiotokografi yang sebagian

hasil interpretasi pemeriksaan CTG dilakukan oleh komputer yang ada didalam

peralatan CTG tersebut berdasarkan suatu rdquodata-baserdquo

a Mekanisme Kardiotokografi (KTG)

i Karakteristik Gambaran DJJ

Gambaran DJJ dalam pemeriksaan CTG dapat digolongkan ke dalam 2 bagian

besar yaitu

1) Denyut jantung janin dasar (baseline fetal heart rate) Yang termasuk disini

adalah frekuensi dasar dan variabilitas DJJ

2) Perubahan periodik episodik DJJ Yang dimaksud dengan perubahan

periodik djj adalah perubahan djj yang terjadi akibat kontraksi uterus

sedangkan perubahan episodik djj adalah perubahan DJJ yang bukan

disebabkan oleh kontraksi uterus (misalnya gerakan janin dan refleks

tali pusat)

a Frekuensi dasar DJJ

Frekuensi dasar DJJ adalah frekuensi rata-rata DJJ yang terlihat selama periode

10 menit tanpa disertai periode variabilitas DJJ yang berlebihan (lebih dari 25

dpm) tidak terdapat perubahan periodik atau episodik DJJ dan tidak terdapat

perubahan frekuensi dasar yang lebih dari 25 denyut per menit (dpm)

1) Dalam keadaan normal frekuensi dasar DJJ berkisar antara 120 ndash 160

dpm (pendapat ini yang dianut di Indonesia) Frekuensi dasar DJJ yang lebih

dari 160 dpm disebut takhikardia bila kurang dari 120 dpm disebut

bradikardia

2) Ada juga yang memakai batasan normal 115 ndash 160 dpm atau 110 - 160 dpm

(RCOG National Institute for Clinical Excellence UK 2001)

Takhikardia dapat terjadi pada keadaan hipoksia janin akan tetapi gambaran

tersebut biasanya tidak berdiri sendiri Bila takhikardia diserta dengan

variabilitas DJJ yang normal biasanya janin masih dalam keadaan baik

Bradikardia dapat terjadi sebagai respons awal keadaan hipoksia akut Pada

hipoksia ringan frekuensi DJJ berkisar antara 100-120 dpm dan variabilitas DJJ

masih normal Hal ini menunjukkan bahwa janin masih mampu mengadakan

kompensasi terhadap stres hipoksia Bila hipoksia semakin berat janin akan

mengalami dekompensasi terhadap stres tersebut Pada keadaan ini akan terjadi

bradikardia yang kurang dari 100 dpm disertai dengan berkurang atau

menghilangnya variabilitas DJJ

b Variabilitas Djj

Variabilitas DJJ dapat dijabarkan sebagai tidak teraturnya irama jantung normal

yang terlihat pada rekaman DJJ Fisiologi terjadinya variabilitas DJJ masih

mengandung perdebatan diduga akibat adanya keseimbangan interaksi sistem

saraf simpatis (kardioakselerator) dan parasimpatis (kardiodeselerator) Tetapi

ada bukti lain bahwa variabilitas DJJ terjadi akibat stimulus di daerah korteks

serebri yang merangsang pusat pengatur denyut jantung di batang otak

dengan perantaraan nervus vagus Penilaian variabilitas DJJ yang paling mudah

adalah dengan mengukur besarnya amplitudo dari variabilitas (long term

variability) Berdasarkan besarnya amplitudo tersebut variabilitas DJJ dapat

dikategorikan sebagai berikut

1) Variabilitas normal amplitudo berkisar antara 5 ndash 25 dpm

2) Variabilitas berkurang amplitudo 2 ndash 5 dpm

3) Variabilitas menghilang amplitudo kurang dari 2 dpm

4) Variabilitas berlebih(saltatory) amplitudo lebih dari 25 dpm

Pemeriksaan KTG

1) Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan

2) Waktu pemeriksaan maksimal selama 20

menit

3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring

nyaman dan tak menyakitkan ibu

maupun bayi

4) Bila ditemukan kelainan maka pemantauan

dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai

5) Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan

kondisi janin terutama dalam keadaan

a Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi kencing manis tiroid penyakit

infeksi kronis dll)

b Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth

Retriction)

c Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)

d Polihidramnion (air ketuban berlebih)

Kontra Indikasi Kardiotokografi

Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi pemeriksaan Cardiotokografi

terhadap ibu maupun janin

Syarat Pemeriksaan KTG

1) Janin hidup dengan usia kehamilan ge 28 minggu

2) Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)

3) Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui

4) Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG

terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik

Persiapan Pasien

1) Persetujuan tindak medik (Informed Consent) menjelaskan indikasi cara

pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat Persetujuan tindak

medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan

lisan)

2) Kosongkan kandung kencing

3) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu

4) Ibu tidur terlentang bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat

janin ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter menit

5) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak presentasi dan punktum

maksimum DJJ

Pemeriksaan Kardiotokografi

1) Hitung DJJ selama satu menit bila ada his dihitung sebelum dan segera setelah

kontraksi berakhir

2) Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah

punktum maksimum

3) Setelah transduser terpasang baik beri tahu ibu bila janin terasa bergerak pencet

bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh

ibu selama perekaman CTG

4) Hidupkan komputer dan Kardiotokograf

5) Lama perekaman adalah 20 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang

ingin dicapai)

6) Lakukan pencetakkan hasil rekaman CTG

7) Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit)

8) Matikan komputer dan mesin kardiotokograf Bersihkan dan rapikan kembali

alat pada tempatnya

9) Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai

10) Berikan hasil rekaman CTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik

membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap

Alat Kardiotokografi

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang

digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin Pemeriksaan umumnya dapat

dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan Pemeriksaan

CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ) gerakan

janin dan kontraksi rahim Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila

denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan dibarengi

dengan kontraksi rahim yang adekuat

Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan

pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk

menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG

Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan

melakukan tindakan persalinan dengan segera

Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan

persalinan Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG

dapat menjadi lebih ekonomis Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya

Sekarang tidak lagi Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan

dengan baik rumah bersalin klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya

memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya

masalah pada ibu hamil dan melahirkan

F FUNGSI SERTA PENGGUNAAN ALAT

i Fungsi

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya

dengan gerakan aktivitas janin Adapun penilaian NST dilakukan terhadap

frekuensi dasar denyut janin (baseline variabilitas (variability) dan timbulnya

akselerasi yang sesuai gerakan aktifitas janin (Fetal Activity Determination FAD)

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah

bayi menerima cukup oksigen Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin

( djj ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin Pada janin sehat

yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin

Sebaliknya bila janin kurang baik pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan

frekuensi denyut jantung janin

Baseline

1 Normal = 110 ndash 160 beatsmin

2 Tachycardia ndash Moderate 160 ndash 180 beatsmin

3 Severe gt 180 beatsmin

4 Bradycardia ndash Moderate 100 ndash 110 beatsmin

Severe lt 100 beatsmin

Variability

Normal gt 5 beatsmin

Reduced 3 ndash 5 beatsmin

Absent lt 3 beatsmin

Gambar 23 Output Fetal Heart Monitor

ii Indikasi

Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu yaitu Sindrom antifosfolipid

Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus

aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I

Gangguan hipertensi

Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu yaitu Kecurigaan

pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini Riwayat

IUGR pada kehamilan sebelumnya Diabetes sebelum hamil Diabetes

kehamilan Hipertensi kronis Hipertensi kehamilan Pre- eklamsia

Kehamilan kembar Oligohidramnion Kehamilan pascamatur Isoimunisasi

Rh Ketuban pecah dini Penurunan gerakan janin Kelahiran mati pada

kehamilan sebelumnya

Dugaan Terjadinya ganguan

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan janin

- Ibu berbaring dan miring kiri

- DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada

dinding abdomen ibu

- Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin

- Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan

kontraksi uterus 1) NORMAL Respon perubahan DJJ saat ada gerakan

janin adalah gt 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya

berlangsung selama 15 detik

2) REAKTIF Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin

dalam keadaan baik

iii Patofisiologi

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu

simpatis dan parasimpatis Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin

normal terjadi bila oksigenasi jantung normal Bila cadangan plasenta untuk nutrisi

(oksigen) cukup maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi

bunyi jantung janin dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan

mengakibatkan deselerasi

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis mampu

menyelesaikan makalah ini dengan baik Tak lupa pula kita kirimkan salam serta shalawat

kepada Rasulullah Shallallahu lsquoalaihi wasallam sebagai uswatun hasanah dimuka Bumi ini

Izinkan penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu dosen yang telah memberikan

tugas makalah ini sebagai tempat pemebelajaran dalam Mata Kuliah ldquo Diagnostik rdquo Dan

penulis mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang senantiasa amanah dalam

melaksanakan tugas yang diberikan semoga kedepannya lebih ditingkatkan lagi ukhuwah

dalam kelompok ini

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan Oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca khususnya

Dosen Pengajar Mata Kuliah ini Agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih

baik lagi

Surabaya 18 Oktober 2015

Penulis Diploma 4

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian perinatal yang disebabkan oleh

penyakit penyulit hipoksia janin dalam rahim antara lain dengan melakukan pemantauan

kesejahteraan janin dalam rahim Pada dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi

adanya gangguan yang berkaitan hipoksia janin dalam rahim seberapa jauh gangguan

tersebut dan akhirnya menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut

Hampir semua ibu hamil pasti menginginkan kehamilannya berjalan lancar persalinan

berjalan normal dan melahirkan bayi sehat Untuk mewujudkan keinginan tersebut tak pelak

lagi dibutuhkan pemeriksaan kehamilan yang teratur

Sebenarnya bukan hanya untuk ibu pemeriksaan kehamilan pun bermanfaat untuk

kesejahteraan janin Untuk ibu misalnya pemeriksaan berguna untuk mendeteksi dini jika

ada komplikasi kehamilan sehingga dapat segera mengobatinya mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan selama kehamilan mempersiapkan mental dan fisik dalam

menghadapi persalinan mengetahui berbagai masalah yang berkaitan dengan kehamilannya

juga bila kehamilannya dikategorikan dalam risiko tinggi sehingga dapat segera

ditentukan pertolongan persalinan yang aman kelak

Sementara untuk bayi pemeriksaan itu bisa meningkatkan kesehatan janin

dan mencegah janin lahir prematur berat bayi lahir rendah lahir mati ataupun

mengalami kematian saat baru lahir

Pemeriksaan non-stress (NST) telah diterima luas sebagai metode pengevaluasi status janin

Pemeriksaan tersebut melibatkan bagaimana frekuensi jantung janin (FHR) bervariasi dalam

hubungannya dengan gerakan janin Variasi ini tidak terdapat atau berkurang bila janin

prematur tidur dipengaruhi oleh pemberian sedatif pada ibu dan tidak menerima cukup

oksigen Peningkatan variasi menandakan sistem saraf otonom atau pusat normal dan janin

tidak menderiat hipoksia

Pemeriksaan NST biasanya dilakukan pada kehamilan resiko tinggi dan indikasinya terdiri

dari

1 IBU

Pre-eklampsia-eklampsia Ketuban pecah Diabetes melitus Kehamilan sup3 40

minggu Vitium cordis Asthma bronkhiale Inkompatibilitas Rhesus atau ABO

Infeksi TORCH Bekas SC Induksi atau akselerasi persalinan Persalinan preterm

Hipotensi Perdarahan antepartum Ibu perokok Ibu berusia lanjut Lain-lain

sickle cell penyakit kolagen anemia penyakit ginjal penyakit paru penyakit

jantung dan penyakit tiroid

2 JANIN

Pertumbuhan janin terhambat (PJT) Gerakan janin berkurang Suspek lilitan tali

pusat Aritmia bradikardi atau takikardi janin Hidrops fetalis Kelainan presentasi

termasuk pasca versi luar Mekoneum dalam cairan ketuban Riwayat lahir mati

Kehamilan ganda Dan lain-lain

B Rumusan Masalah

1 Apa yang dimaksud dari Kardiotokografi (KTG)

2 Bagaimana mekanisme dari Kardiotokografi (KTG)

C Tujuan

1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari Kardiotokografi (KTG)

2 Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dari Kardiotokografi (KTG)

BAB II

PEMBAHASAN

D DASAR TEORI

NST atau juga disebut CTG ( Kardiotokografi ) merupakan salah satu alat elektronik yang

digunakan untuk tujuan melakukan pemantauan kesejahteraan dan kondisi kesehatan janin

Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat

persalinan Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin

(DJJ) gerakan janin dan kontraksi rahim

TUJUAN Pemeriksaan dengan kardiotokografi merupakan salah satu upaya untuk

menurunkan angka kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit penyulit hipoksi janin

dalam rahim Pada dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan

yang berkaitan hipoksi janin dalam rahim seberapa jauh gangguan tersebut dan akhirnya

menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut Pada saat bersalin kondisi janin

dikatakan normal apabila denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan

dibarengi dengan kontraksi rahim yang adekuat

E REFERENSI MENGENAI KTG

Kardiotokografi berasal dari dua kata kardiografi dan tokografi Kardiografi adalah grafik

dari pemeriksaan ultrasound untuk mengukur frekuensi denyut jantung janin Sedangkan

tokografi adalah grafik dari pemeriksaan tonometer untuk mengukur kontraksi otot rahim dan

gerakan janin

Jadi Kardiotokografi adalah seperangkat

alat elektronik yang dapat dipergunakan

dalam memantau kesejahteraan janin

melalui penilaian denyut jantung janin

(DJJ) kontraksi uterus dan gerak janin

dalam waktu bersamaan

Bila pada doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga

terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi

Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi

plasenta yang sudah tidak baik

Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang

ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi

kontraksi alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit Pada saat pemeriksaan

CTG posisi pasien tidak boleh tidur terlentang tetapi harus setengah duduk atau tidur

miring

Dikenal dua jenis kardiotokografi yaitu CTG konvensional dan CTG

terkomputerisasi (Computerized cardiotocography)

1 Kardiotokografi konvensional adalah peralatan kardiotokografi yang hasil

interpretasinya dilakukan oleh dokter pemeriksa

2 Kardiotokografi terkomputerisasi adalah peralatan kardiotokografi yang sebagian

hasil interpretasi pemeriksaan CTG dilakukan oleh komputer yang ada didalam

peralatan CTG tersebut berdasarkan suatu rdquodata-baserdquo

a Mekanisme Kardiotokografi (KTG)

i Karakteristik Gambaran DJJ

Gambaran DJJ dalam pemeriksaan CTG dapat digolongkan ke dalam 2 bagian

besar yaitu

1) Denyut jantung janin dasar (baseline fetal heart rate) Yang termasuk disini

adalah frekuensi dasar dan variabilitas DJJ

2) Perubahan periodik episodik DJJ Yang dimaksud dengan perubahan

periodik djj adalah perubahan djj yang terjadi akibat kontraksi uterus

sedangkan perubahan episodik djj adalah perubahan DJJ yang bukan

disebabkan oleh kontraksi uterus (misalnya gerakan janin dan refleks

tali pusat)

a Frekuensi dasar DJJ

Frekuensi dasar DJJ adalah frekuensi rata-rata DJJ yang terlihat selama periode

10 menit tanpa disertai periode variabilitas DJJ yang berlebihan (lebih dari 25

dpm) tidak terdapat perubahan periodik atau episodik DJJ dan tidak terdapat

perubahan frekuensi dasar yang lebih dari 25 denyut per menit (dpm)

1) Dalam keadaan normal frekuensi dasar DJJ berkisar antara 120 ndash 160

dpm (pendapat ini yang dianut di Indonesia) Frekuensi dasar DJJ yang lebih

dari 160 dpm disebut takhikardia bila kurang dari 120 dpm disebut

bradikardia

2) Ada juga yang memakai batasan normal 115 ndash 160 dpm atau 110 - 160 dpm

(RCOG National Institute for Clinical Excellence UK 2001)

Takhikardia dapat terjadi pada keadaan hipoksia janin akan tetapi gambaran

tersebut biasanya tidak berdiri sendiri Bila takhikardia diserta dengan

variabilitas DJJ yang normal biasanya janin masih dalam keadaan baik

Bradikardia dapat terjadi sebagai respons awal keadaan hipoksia akut Pada

hipoksia ringan frekuensi DJJ berkisar antara 100-120 dpm dan variabilitas DJJ

masih normal Hal ini menunjukkan bahwa janin masih mampu mengadakan

kompensasi terhadap stres hipoksia Bila hipoksia semakin berat janin akan

mengalami dekompensasi terhadap stres tersebut Pada keadaan ini akan terjadi

bradikardia yang kurang dari 100 dpm disertai dengan berkurang atau

menghilangnya variabilitas DJJ

b Variabilitas Djj

Variabilitas DJJ dapat dijabarkan sebagai tidak teraturnya irama jantung normal

yang terlihat pada rekaman DJJ Fisiologi terjadinya variabilitas DJJ masih

mengandung perdebatan diduga akibat adanya keseimbangan interaksi sistem

saraf simpatis (kardioakselerator) dan parasimpatis (kardiodeselerator) Tetapi

ada bukti lain bahwa variabilitas DJJ terjadi akibat stimulus di daerah korteks

serebri yang merangsang pusat pengatur denyut jantung di batang otak

dengan perantaraan nervus vagus Penilaian variabilitas DJJ yang paling mudah

adalah dengan mengukur besarnya amplitudo dari variabilitas (long term

variability) Berdasarkan besarnya amplitudo tersebut variabilitas DJJ dapat

dikategorikan sebagai berikut

1) Variabilitas normal amplitudo berkisar antara 5 ndash 25 dpm

2) Variabilitas berkurang amplitudo 2 ndash 5 dpm

3) Variabilitas menghilang amplitudo kurang dari 2 dpm

4) Variabilitas berlebih(saltatory) amplitudo lebih dari 25 dpm

Pemeriksaan KTG

1) Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan

2) Waktu pemeriksaan maksimal selama 20

menit

3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring

nyaman dan tak menyakitkan ibu

maupun bayi

4) Bila ditemukan kelainan maka pemantauan

dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai

5) Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan

kondisi janin terutama dalam keadaan

a Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi kencing manis tiroid penyakit

infeksi kronis dll)

b Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth

Retriction)

c Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)

d Polihidramnion (air ketuban berlebih)

Kontra Indikasi Kardiotokografi

Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi pemeriksaan Cardiotokografi

terhadap ibu maupun janin

Syarat Pemeriksaan KTG

1) Janin hidup dengan usia kehamilan ge 28 minggu

2) Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)

3) Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui

4) Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG

terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik

Persiapan Pasien

1) Persetujuan tindak medik (Informed Consent) menjelaskan indikasi cara

pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat Persetujuan tindak

medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan

lisan)

2) Kosongkan kandung kencing

3) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu

4) Ibu tidur terlentang bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat

janin ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter menit

5) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak presentasi dan punktum

maksimum DJJ

Pemeriksaan Kardiotokografi

1) Hitung DJJ selama satu menit bila ada his dihitung sebelum dan segera setelah

kontraksi berakhir

2) Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah

punktum maksimum

3) Setelah transduser terpasang baik beri tahu ibu bila janin terasa bergerak pencet

bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh

ibu selama perekaman CTG

4) Hidupkan komputer dan Kardiotokograf

5) Lama perekaman adalah 20 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang

ingin dicapai)

6) Lakukan pencetakkan hasil rekaman CTG

7) Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit)

8) Matikan komputer dan mesin kardiotokograf Bersihkan dan rapikan kembali

alat pada tempatnya

9) Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai

10) Berikan hasil rekaman CTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik

membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap

Alat Kardiotokografi

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang

digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin Pemeriksaan umumnya dapat

dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan Pemeriksaan

CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ) gerakan

janin dan kontraksi rahim Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila

denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan dibarengi

dengan kontraksi rahim yang adekuat

Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan

pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk

menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG

Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan

melakukan tindakan persalinan dengan segera

Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan

persalinan Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG

dapat menjadi lebih ekonomis Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya

Sekarang tidak lagi Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan

dengan baik rumah bersalin klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya

memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya

masalah pada ibu hamil dan melahirkan

F FUNGSI SERTA PENGGUNAAN ALAT

i Fungsi

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya

dengan gerakan aktivitas janin Adapun penilaian NST dilakukan terhadap

frekuensi dasar denyut janin (baseline variabilitas (variability) dan timbulnya

akselerasi yang sesuai gerakan aktifitas janin (Fetal Activity Determination FAD)

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah

bayi menerima cukup oksigen Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin

( djj ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin Pada janin sehat

yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin

Sebaliknya bila janin kurang baik pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan

frekuensi denyut jantung janin

Baseline

1 Normal = 110 ndash 160 beatsmin

2 Tachycardia ndash Moderate 160 ndash 180 beatsmin

3 Severe gt 180 beatsmin

4 Bradycardia ndash Moderate 100 ndash 110 beatsmin

Severe lt 100 beatsmin

Variability

Normal gt 5 beatsmin

Reduced 3 ndash 5 beatsmin

Absent lt 3 beatsmin

Gambar 23 Output Fetal Heart Monitor

ii Indikasi

Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu yaitu Sindrom antifosfolipid

Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus

aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I

Gangguan hipertensi

Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu yaitu Kecurigaan

pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini Riwayat

IUGR pada kehamilan sebelumnya Diabetes sebelum hamil Diabetes

kehamilan Hipertensi kronis Hipertensi kehamilan Pre- eklamsia

Kehamilan kembar Oligohidramnion Kehamilan pascamatur Isoimunisasi

Rh Ketuban pecah dini Penurunan gerakan janin Kelahiran mati pada

kehamilan sebelumnya

Dugaan Terjadinya ganguan

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan janin

- Ibu berbaring dan miring kiri

- DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada

dinding abdomen ibu

- Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin

- Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan

kontraksi uterus 1) NORMAL Respon perubahan DJJ saat ada gerakan

janin adalah gt 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya

berlangsung selama 15 detik

2) REAKTIF Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin

dalam keadaan baik

iii Patofisiologi

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu

simpatis dan parasimpatis Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin

normal terjadi bila oksigenasi jantung normal Bila cadangan plasenta untuk nutrisi

(oksigen) cukup maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi

bunyi jantung janin dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan

mengakibatkan deselerasi

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian perinatal yang disebabkan oleh

penyakit penyulit hipoksia janin dalam rahim antara lain dengan melakukan pemantauan

kesejahteraan janin dalam rahim Pada dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi

adanya gangguan yang berkaitan hipoksia janin dalam rahim seberapa jauh gangguan

tersebut dan akhirnya menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut

Hampir semua ibu hamil pasti menginginkan kehamilannya berjalan lancar persalinan

berjalan normal dan melahirkan bayi sehat Untuk mewujudkan keinginan tersebut tak pelak

lagi dibutuhkan pemeriksaan kehamilan yang teratur

Sebenarnya bukan hanya untuk ibu pemeriksaan kehamilan pun bermanfaat untuk

kesejahteraan janin Untuk ibu misalnya pemeriksaan berguna untuk mendeteksi dini jika

ada komplikasi kehamilan sehingga dapat segera mengobatinya mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan selama kehamilan mempersiapkan mental dan fisik dalam

menghadapi persalinan mengetahui berbagai masalah yang berkaitan dengan kehamilannya

juga bila kehamilannya dikategorikan dalam risiko tinggi sehingga dapat segera

ditentukan pertolongan persalinan yang aman kelak

Sementara untuk bayi pemeriksaan itu bisa meningkatkan kesehatan janin

dan mencegah janin lahir prematur berat bayi lahir rendah lahir mati ataupun

mengalami kematian saat baru lahir

Pemeriksaan non-stress (NST) telah diterima luas sebagai metode pengevaluasi status janin

Pemeriksaan tersebut melibatkan bagaimana frekuensi jantung janin (FHR) bervariasi dalam

hubungannya dengan gerakan janin Variasi ini tidak terdapat atau berkurang bila janin

prematur tidur dipengaruhi oleh pemberian sedatif pada ibu dan tidak menerima cukup

oksigen Peningkatan variasi menandakan sistem saraf otonom atau pusat normal dan janin

tidak menderiat hipoksia

Pemeriksaan NST biasanya dilakukan pada kehamilan resiko tinggi dan indikasinya terdiri

dari

1 IBU

Pre-eklampsia-eklampsia Ketuban pecah Diabetes melitus Kehamilan sup3 40

minggu Vitium cordis Asthma bronkhiale Inkompatibilitas Rhesus atau ABO

Infeksi TORCH Bekas SC Induksi atau akselerasi persalinan Persalinan preterm

Hipotensi Perdarahan antepartum Ibu perokok Ibu berusia lanjut Lain-lain

sickle cell penyakit kolagen anemia penyakit ginjal penyakit paru penyakit

jantung dan penyakit tiroid

2 JANIN

Pertumbuhan janin terhambat (PJT) Gerakan janin berkurang Suspek lilitan tali

pusat Aritmia bradikardi atau takikardi janin Hidrops fetalis Kelainan presentasi

termasuk pasca versi luar Mekoneum dalam cairan ketuban Riwayat lahir mati

Kehamilan ganda Dan lain-lain

B Rumusan Masalah

1 Apa yang dimaksud dari Kardiotokografi (KTG)

2 Bagaimana mekanisme dari Kardiotokografi (KTG)

C Tujuan

1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari Kardiotokografi (KTG)

2 Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dari Kardiotokografi (KTG)

BAB II

PEMBAHASAN

D DASAR TEORI

NST atau juga disebut CTG ( Kardiotokografi ) merupakan salah satu alat elektronik yang

digunakan untuk tujuan melakukan pemantauan kesejahteraan dan kondisi kesehatan janin

Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat

persalinan Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin

(DJJ) gerakan janin dan kontraksi rahim

TUJUAN Pemeriksaan dengan kardiotokografi merupakan salah satu upaya untuk

menurunkan angka kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit penyulit hipoksi janin

dalam rahim Pada dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan

yang berkaitan hipoksi janin dalam rahim seberapa jauh gangguan tersebut dan akhirnya

menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut Pada saat bersalin kondisi janin

dikatakan normal apabila denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan

dibarengi dengan kontraksi rahim yang adekuat

E REFERENSI MENGENAI KTG

Kardiotokografi berasal dari dua kata kardiografi dan tokografi Kardiografi adalah grafik

dari pemeriksaan ultrasound untuk mengukur frekuensi denyut jantung janin Sedangkan

tokografi adalah grafik dari pemeriksaan tonometer untuk mengukur kontraksi otot rahim dan

gerakan janin

Jadi Kardiotokografi adalah seperangkat

alat elektronik yang dapat dipergunakan

dalam memantau kesejahteraan janin

melalui penilaian denyut jantung janin

(DJJ) kontraksi uterus dan gerak janin

dalam waktu bersamaan

Bila pada doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga

terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi

Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi

plasenta yang sudah tidak baik

Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang

ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi

kontraksi alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit Pada saat pemeriksaan

CTG posisi pasien tidak boleh tidur terlentang tetapi harus setengah duduk atau tidur

miring

Dikenal dua jenis kardiotokografi yaitu CTG konvensional dan CTG

terkomputerisasi (Computerized cardiotocography)

1 Kardiotokografi konvensional adalah peralatan kardiotokografi yang hasil

interpretasinya dilakukan oleh dokter pemeriksa

2 Kardiotokografi terkomputerisasi adalah peralatan kardiotokografi yang sebagian

hasil interpretasi pemeriksaan CTG dilakukan oleh komputer yang ada didalam

peralatan CTG tersebut berdasarkan suatu rdquodata-baserdquo

a Mekanisme Kardiotokografi (KTG)

i Karakteristik Gambaran DJJ

Gambaran DJJ dalam pemeriksaan CTG dapat digolongkan ke dalam 2 bagian

besar yaitu

1) Denyut jantung janin dasar (baseline fetal heart rate) Yang termasuk disini

adalah frekuensi dasar dan variabilitas DJJ

2) Perubahan periodik episodik DJJ Yang dimaksud dengan perubahan

periodik djj adalah perubahan djj yang terjadi akibat kontraksi uterus

sedangkan perubahan episodik djj adalah perubahan DJJ yang bukan

disebabkan oleh kontraksi uterus (misalnya gerakan janin dan refleks

tali pusat)

a Frekuensi dasar DJJ

Frekuensi dasar DJJ adalah frekuensi rata-rata DJJ yang terlihat selama periode

10 menit tanpa disertai periode variabilitas DJJ yang berlebihan (lebih dari 25

dpm) tidak terdapat perubahan periodik atau episodik DJJ dan tidak terdapat

perubahan frekuensi dasar yang lebih dari 25 denyut per menit (dpm)

1) Dalam keadaan normal frekuensi dasar DJJ berkisar antara 120 ndash 160

dpm (pendapat ini yang dianut di Indonesia) Frekuensi dasar DJJ yang lebih

dari 160 dpm disebut takhikardia bila kurang dari 120 dpm disebut

bradikardia

2) Ada juga yang memakai batasan normal 115 ndash 160 dpm atau 110 - 160 dpm

(RCOG National Institute for Clinical Excellence UK 2001)

Takhikardia dapat terjadi pada keadaan hipoksia janin akan tetapi gambaran

tersebut biasanya tidak berdiri sendiri Bila takhikardia diserta dengan

variabilitas DJJ yang normal biasanya janin masih dalam keadaan baik

Bradikardia dapat terjadi sebagai respons awal keadaan hipoksia akut Pada

hipoksia ringan frekuensi DJJ berkisar antara 100-120 dpm dan variabilitas DJJ

masih normal Hal ini menunjukkan bahwa janin masih mampu mengadakan

kompensasi terhadap stres hipoksia Bila hipoksia semakin berat janin akan

mengalami dekompensasi terhadap stres tersebut Pada keadaan ini akan terjadi

bradikardia yang kurang dari 100 dpm disertai dengan berkurang atau

menghilangnya variabilitas DJJ

b Variabilitas Djj

Variabilitas DJJ dapat dijabarkan sebagai tidak teraturnya irama jantung normal

yang terlihat pada rekaman DJJ Fisiologi terjadinya variabilitas DJJ masih

mengandung perdebatan diduga akibat adanya keseimbangan interaksi sistem

saraf simpatis (kardioakselerator) dan parasimpatis (kardiodeselerator) Tetapi

ada bukti lain bahwa variabilitas DJJ terjadi akibat stimulus di daerah korteks

serebri yang merangsang pusat pengatur denyut jantung di batang otak

dengan perantaraan nervus vagus Penilaian variabilitas DJJ yang paling mudah

adalah dengan mengukur besarnya amplitudo dari variabilitas (long term

variability) Berdasarkan besarnya amplitudo tersebut variabilitas DJJ dapat

dikategorikan sebagai berikut

1) Variabilitas normal amplitudo berkisar antara 5 ndash 25 dpm

2) Variabilitas berkurang amplitudo 2 ndash 5 dpm

3) Variabilitas menghilang amplitudo kurang dari 2 dpm

4) Variabilitas berlebih(saltatory) amplitudo lebih dari 25 dpm

Pemeriksaan KTG

1) Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan

2) Waktu pemeriksaan maksimal selama 20

menit

3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring

nyaman dan tak menyakitkan ibu

maupun bayi

4) Bila ditemukan kelainan maka pemantauan

dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai

5) Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan

kondisi janin terutama dalam keadaan

a Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi kencing manis tiroid penyakit

infeksi kronis dll)

b Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth

Retriction)

c Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)

d Polihidramnion (air ketuban berlebih)

Kontra Indikasi Kardiotokografi

Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi pemeriksaan Cardiotokografi

terhadap ibu maupun janin

Syarat Pemeriksaan KTG

1) Janin hidup dengan usia kehamilan ge 28 minggu

2) Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)

3) Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui

4) Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG

terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik

Persiapan Pasien

1) Persetujuan tindak medik (Informed Consent) menjelaskan indikasi cara

pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat Persetujuan tindak

medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan

lisan)

2) Kosongkan kandung kencing

3) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu

4) Ibu tidur terlentang bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat

janin ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter menit

5) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak presentasi dan punktum

maksimum DJJ

Pemeriksaan Kardiotokografi

1) Hitung DJJ selama satu menit bila ada his dihitung sebelum dan segera setelah

kontraksi berakhir

2) Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah

punktum maksimum

3) Setelah transduser terpasang baik beri tahu ibu bila janin terasa bergerak pencet

bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh

ibu selama perekaman CTG

4) Hidupkan komputer dan Kardiotokograf

5) Lama perekaman adalah 20 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang

ingin dicapai)

6) Lakukan pencetakkan hasil rekaman CTG

7) Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit)

8) Matikan komputer dan mesin kardiotokograf Bersihkan dan rapikan kembali

alat pada tempatnya

9) Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai

10) Berikan hasil rekaman CTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik

membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap

Alat Kardiotokografi

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang

digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin Pemeriksaan umumnya dapat

dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan Pemeriksaan

CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ) gerakan

janin dan kontraksi rahim Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila

denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan dibarengi

dengan kontraksi rahim yang adekuat

Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan

pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk

menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG

Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan

melakukan tindakan persalinan dengan segera

Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan

persalinan Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG

dapat menjadi lebih ekonomis Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya

Sekarang tidak lagi Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan

dengan baik rumah bersalin klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya

memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya

masalah pada ibu hamil dan melahirkan

F FUNGSI SERTA PENGGUNAAN ALAT

i Fungsi

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya

dengan gerakan aktivitas janin Adapun penilaian NST dilakukan terhadap

frekuensi dasar denyut janin (baseline variabilitas (variability) dan timbulnya

akselerasi yang sesuai gerakan aktifitas janin (Fetal Activity Determination FAD)

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah

bayi menerima cukup oksigen Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin

( djj ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin Pada janin sehat

yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin

Sebaliknya bila janin kurang baik pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan

frekuensi denyut jantung janin

Baseline

1 Normal = 110 ndash 160 beatsmin

2 Tachycardia ndash Moderate 160 ndash 180 beatsmin

3 Severe gt 180 beatsmin

4 Bradycardia ndash Moderate 100 ndash 110 beatsmin

Severe lt 100 beatsmin

Variability

Normal gt 5 beatsmin

Reduced 3 ndash 5 beatsmin

Absent lt 3 beatsmin

Gambar 23 Output Fetal Heart Monitor

ii Indikasi

Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu yaitu Sindrom antifosfolipid

Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus

aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I

Gangguan hipertensi

Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu yaitu Kecurigaan

pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini Riwayat

IUGR pada kehamilan sebelumnya Diabetes sebelum hamil Diabetes

kehamilan Hipertensi kronis Hipertensi kehamilan Pre- eklamsia

Kehamilan kembar Oligohidramnion Kehamilan pascamatur Isoimunisasi

Rh Ketuban pecah dini Penurunan gerakan janin Kelahiran mati pada

kehamilan sebelumnya

Dugaan Terjadinya ganguan

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan janin

- Ibu berbaring dan miring kiri

- DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada

dinding abdomen ibu

- Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin

- Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan

kontraksi uterus 1) NORMAL Respon perubahan DJJ saat ada gerakan

janin adalah gt 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya

berlangsung selama 15 detik

2) REAKTIF Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin

dalam keadaan baik

iii Patofisiologi

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu

simpatis dan parasimpatis Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin

normal terjadi bila oksigenasi jantung normal Bila cadangan plasenta untuk nutrisi

(oksigen) cukup maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi

bunyi jantung janin dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan

mengakibatkan deselerasi

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Pemeriksaan NST biasanya dilakukan pada kehamilan resiko tinggi dan indikasinya terdiri

dari

1 IBU

Pre-eklampsia-eklampsia Ketuban pecah Diabetes melitus Kehamilan sup3 40

minggu Vitium cordis Asthma bronkhiale Inkompatibilitas Rhesus atau ABO

Infeksi TORCH Bekas SC Induksi atau akselerasi persalinan Persalinan preterm

Hipotensi Perdarahan antepartum Ibu perokok Ibu berusia lanjut Lain-lain

sickle cell penyakit kolagen anemia penyakit ginjal penyakit paru penyakit

jantung dan penyakit tiroid

2 JANIN

Pertumbuhan janin terhambat (PJT) Gerakan janin berkurang Suspek lilitan tali

pusat Aritmia bradikardi atau takikardi janin Hidrops fetalis Kelainan presentasi

termasuk pasca versi luar Mekoneum dalam cairan ketuban Riwayat lahir mati

Kehamilan ganda Dan lain-lain

B Rumusan Masalah

1 Apa yang dimaksud dari Kardiotokografi (KTG)

2 Bagaimana mekanisme dari Kardiotokografi (KTG)

C Tujuan

1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari Kardiotokografi (KTG)

2 Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dari Kardiotokografi (KTG)

BAB II

PEMBAHASAN

D DASAR TEORI

NST atau juga disebut CTG ( Kardiotokografi ) merupakan salah satu alat elektronik yang

digunakan untuk tujuan melakukan pemantauan kesejahteraan dan kondisi kesehatan janin

Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat

persalinan Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin

(DJJ) gerakan janin dan kontraksi rahim

TUJUAN Pemeriksaan dengan kardiotokografi merupakan salah satu upaya untuk

menurunkan angka kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit penyulit hipoksi janin

dalam rahim Pada dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan

yang berkaitan hipoksi janin dalam rahim seberapa jauh gangguan tersebut dan akhirnya

menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut Pada saat bersalin kondisi janin

dikatakan normal apabila denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan

dibarengi dengan kontraksi rahim yang adekuat

E REFERENSI MENGENAI KTG

Kardiotokografi berasal dari dua kata kardiografi dan tokografi Kardiografi adalah grafik

dari pemeriksaan ultrasound untuk mengukur frekuensi denyut jantung janin Sedangkan

tokografi adalah grafik dari pemeriksaan tonometer untuk mengukur kontraksi otot rahim dan

gerakan janin

Jadi Kardiotokografi adalah seperangkat

alat elektronik yang dapat dipergunakan

dalam memantau kesejahteraan janin

melalui penilaian denyut jantung janin

(DJJ) kontraksi uterus dan gerak janin

dalam waktu bersamaan

Bila pada doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga

terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi

Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi

plasenta yang sudah tidak baik

Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang

ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi

kontraksi alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit Pada saat pemeriksaan

CTG posisi pasien tidak boleh tidur terlentang tetapi harus setengah duduk atau tidur

miring

Dikenal dua jenis kardiotokografi yaitu CTG konvensional dan CTG

terkomputerisasi (Computerized cardiotocography)

1 Kardiotokografi konvensional adalah peralatan kardiotokografi yang hasil

interpretasinya dilakukan oleh dokter pemeriksa

2 Kardiotokografi terkomputerisasi adalah peralatan kardiotokografi yang sebagian

hasil interpretasi pemeriksaan CTG dilakukan oleh komputer yang ada didalam

peralatan CTG tersebut berdasarkan suatu rdquodata-baserdquo

a Mekanisme Kardiotokografi (KTG)

i Karakteristik Gambaran DJJ

Gambaran DJJ dalam pemeriksaan CTG dapat digolongkan ke dalam 2 bagian

besar yaitu

1) Denyut jantung janin dasar (baseline fetal heart rate) Yang termasuk disini

adalah frekuensi dasar dan variabilitas DJJ

2) Perubahan periodik episodik DJJ Yang dimaksud dengan perubahan

periodik djj adalah perubahan djj yang terjadi akibat kontraksi uterus

sedangkan perubahan episodik djj adalah perubahan DJJ yang bukan

disebabkan oleh kontraksi uterus (misalnya gerakan janin dan refleks

tali pusat)

a Frekuensi dasar DJJ

Frekuensi dasar DJJ adalah frekuensi rata-rata DJJ yang terlihat selama periode

10 menit tanpa disertai periode variabilitas DJJ yang berlebihan (lebih dari 25

dpm) tidak terdapat perubahan periodik atau episodik DJJ dan tidak terdapat

perubahan frekuensi dasar yang lebih dari 25 denyut per menit (dpm)

1) Dalam keadaan normal frekuensi dasar DJJ berkisar antara 120 ndash 160

dpm (pendapat ini yang dianut di Indonesia) Frekuensi dasar DJJ yang lebih

dari 160 dpm disebut takhikardia bila kurang dari 120 dpm disebut

bradikardia

2) Ada juga yang memakai batasan normal 115 ndash 160 dpm atau 110 - 160 dpm

(RCOG National Institute for Clinical Excellence UK 2001)

Takhikardia dapat terjadi pada keadaan hipoksia janin akan tetapi gambaran

tersebut biasanya tidak berdiri sendiri Bila takhikardia diserta dengan

variabilitas DJJ yang normal biasanya janin masih dalam keadaan baik

Bradikardia dapat terjadi sebagai respons awal keadaan hipoksia akut Pada

hipoksia ringan frekuensi DJJ berkisar antara 100-120 dpm dan variabilitas DJJ

masih normal Hal ini menunjukkan bahwa janin masih mampu mengadakan

kompensasi terhadap stres hipoksia Bila hipoksia semakin berat janin akan

mengalami dekompensasi terhadap stres tersebut Pada keadaan ini akan terjadi

bradikardia yang kurang dari 100 dpm disertai dengan berkurang atau

menghilangnya variabilitas DJJ

b Variabilitas Djj

Variabilitas DJJ dapat dijabarkan sebagai tidak teraturnya irama jantung normal

yang terlihat pada rekaman DJJ Fisiologi terjadinya variabilitas DJJ masih

mengandung perdebatan diduga akibat adanya keseimbangan interaksi sistem

saraf simpatis (kardioakselerator) dan parasimpatis (kardiodeselerator) Tetapi

ada bukti lain bahwa variabilitas DJJ terjadi akibat stimulus di daerah korteks

serebri yang merangsang pusat pengatur denyut jantung di batang otak

dengan perantaraan nervus vagus Penilaian variabilitas DJJ yang paling mudah

adalah dengan mengukur besarnya amplitudo dari variabilitas (long term

variability) Berdasarkan besarnya amplitudo tersebut variabilitas DJJ dapat

dikategorikan sebagai berikut

1) Variabilitas normal amplitudo berkisar antara 5 ndash 25 dpm

2) Variabilitas berkurang amplitudo 2 ndash 5 dpm

3) Variabilitas menghilang amplitudo kurang dari 2 dpm

4) Variabilitas berlebih(saltatory) amplitudo lebih dari 25 dpm

Pemeriksaan KTG

1) Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan

2) Waktu pemeriksaan maksimal selama 20

menit

3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring

nyaman dan tak menyakitkan ibu

maupun bayi

4) Bila ditemukan kelainan maka pemantauan

dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai

5) Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan

kondisi janin terutama dalam keadaan

a Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi kencing manis tiroid penyakit

infeksi kronis dll)

b Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth

Retriction)

c Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)

d Polihidramnion (air ketuban berlebih)

Kontra Indikasi Kardiotokografi

Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi pemeriksaan Cardiotokografi

terhadap ibu maupun janin

Syarat Pemeriksaan KTG

1) Janin hidup dengan usia kehamilan ge 28 minggu

2) Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)

3) Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui

4) Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG

terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik

Persiapan Pasien

1) Persetujuan tindak medik (Informed Consent) menjelaskan indikasi cara

pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat Persetujuan tindak

medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan

lisan)

2) Kosongkan kandung kencing

3) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu

4) Ibu tidur terlentang bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat

janin ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter menit

5) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak presentasi dan punktum

maksimum DJJ

Pemeriksaan Kardiotokografi

1) Hitung DJJ selama satu menit bila ada his dihitung sebelum dan segera setelah

kontraksi berakhir

2) Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah

punktum maksimum

3) Setelah transduser terpasang baik beri tahu ibu bila janin terasa bergerak pencet

bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh

ibu selama perekaman CTG

4) Hidupkan komputer dan Kardiotokograf

5) Lama perekaman adalah 20 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang

ingin dicapai)

6) Lakukan pencetakkan hasil rekaman CTG

7) Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit)

8) Matikan komputer dan mesin kardiotokograf Bersihkan dan rapikan kembali

alat pada tempatnya

9) Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai

10) Berikan hasil rekaman CTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik

membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap

Alat Kardiotokografi

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang

digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin Pemeriksaan umumnya dapat

dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan Pemeriksaan

CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ) gerakan

janin dan kontraksi rahim Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila

denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan dibarengi

dengan kontraksi rahim yang adekuat

Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan

pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk

menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG

Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan

melakukan tindakan persalinan dengan segera

Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan

persalinan Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG

dapat menjadi lebih ekonomis Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya

Sekarang tidak lagi Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan

dengan baik rumah bersalin klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya

memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya

masalah pada ibu hamil dan melahirkan

F FUNGSI SERTA PENGGUNAAN ALAT

i Fungsi

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya

dengan gerakan aktivitas janin Adapun penilaian NST dilakukan terhadap

frekuensi dasar denyut janin (baseline variabilitas (variability) dan timbulnya

akselerasi yang sesuai gerakan aktifitas janin (Fetal Activity Determination FAD)

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah

bayi menerima cukup oksigen Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin

( djj ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin Pada janin sehat

yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin

Sebaliknya bila janin kurang baik pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan

frekuensi denyut jantung janin

Baseline

1 Normal = 110 ndash 160 beatsmin

2 Tachycardia ndash Moderate 160 ndash 180 beatsmin

3 Severe gt 180 beatsmin

4 Bradycardia ndash Moderate 100 ndash 110 beatsmin

Severe lt 100 beatsmin

Variability

Normal gt 5 beatsmin

Reduced 3 ndash 5 beatsmin

Absent lt 3 beatsmin

Gambar 23 Output Fetal Heart Monitor

ii Indikasi

Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu yaitu Sindrom antifosfolipid

Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus

aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I

Gangguan hipertensi

Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu yaitu Kecurigaan

pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini Riwayat

IUGR pada kehamilan sebelumnya Diabetes sebelum hamil Diabetes

kehamilan Hipertensi kronis Hipertensi kehamilan Pre- eklamsia

Kehamilan kembar Oligohidramnion Kehamilan pascamatur Isoimunisasi

Rh Ketuban pecah dini Penurunan gerakan janin Kelahiran mati pada

kehamilan sebelumnya

Dugaan Terjadinya ganguan

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan janin

- Ibu berbaring dan miring kiri

- DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada

dinding abdomen ibu

- Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin

- Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan

kontraksi uterus 1) NORMAL Respon perubahan DJJ saat ada gerakan

janin adalah gt 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya

berlangsung selama 15 detik

2) REAKTIF Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin

dalam keadaan baik

iii Patofisiologi

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu

simpatis dan parasimpatis Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin

normal terjadi bila oksigenasi jantung normal Bila cadangan plasenta untuk nutrisi

(oksigen) cukup maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi

bunyi jantung janin dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan

mengakibatkan deselerasi

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

BAB II

PEMBAHASAN

D DASAR TEORI

NST atau juga disebut CTG ( Kardiotokografi ) merupakan salah satu alat elektronik yang

digunakan untuk tujuan melakukan pemantauan kesejahteraan dan kondisi kesehatan janin

Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat

persalinan Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin

(DJJ) gerakan janin dan kontraksi rahim

TUJUAN Pemeriksaan dengan kardiotokografi merupakan salah satu upaya untuk

menurunkan angka kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit penyulit hipoksi janin

dalam rahim Pada dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan

yang berkaitan hipoksi janin dalam rahim seberapa jauh gangguan tersebut dan akhirnya

menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut Pada saat bersalin kondisi janin

dikatakan normal apabila denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan

dibarengi dengan kontraksi rahim yang adekuat

E REFERENSI MENGENAI KTG

Kardiotokografi berasal dari dua kata kardiografi dan tokografi Kardiografi adalah grafik

dari pemeriksaan ultrasound untuk mengukur frekuensi denyut jantung janin Sedangkan

tokografi adalah grafik dari pemeriksaan tonometer untuk mengukur kontraksi otot rahim dan

gerakan janin

Jadi Kardiotokografi adalah seperangkat

alat elektronik yang dapat dipergunakan

dalam memantau kesejahteraan janin

melalui penilaian denyut jantung janin

(DJJ) kontraksi uterus dan gerak janin

dalam waktu bersamaan

Bila pada doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga

terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi

Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi

plasenta yang sudah tidak baik

Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang

ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi

kontraksi alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit Pada saat pemeriksaan

CTG posisi pasien tidak boleh tidur terlentang tetapi harus setengah duduk atau tidur

miring

Dikenal dua jenis kardiotokografi yaitu CTG konvensional dan CTG

terkomputerisasi (Computerized cardiotocography)

1 Kardiotokografi konvensional adalah peralatan kardiotokografi yang hasil

interpretasinya dilakukan oleh dokter pemeriksa

2 Kardiotokografi terkomputerisasi adalah peralatan kardiotokografi yang sebagian

hasil interpretasi pemeriksaan CTG dilakukan oleh komputer yang ada didalam

peralatan CTG tersebut berdasarkan suatu rdquodata-baserdquo

a Mekanisme Kardiotokografi (KTG)

i Karakteristik Gambaran DJJ

Gambaran DJJ dalam pemeriksaan CTG dapat digolongkan ke dalam 2 bagian

besar yaitu

1) Denyut jantung janin dasar (baseline fetal heart rate) Yang termasuk disini

adalah frekuensi dasar dan variabilitas DJJ

2) Perubahan periodik episodik DJJ Yang dimaksud dengan perubahan

periodik djj adalah perubahan djj yang terjadi akibat kontraksi uterus

sedangkan perubahan episodik djj adalah perubahan DJJ yang bukan

disebabkan oleh kontraksi uterus (misalnya gerakan janin dan refleks

tali pusat)

a Frekuensi dasar DJJ

Frekuensi dasar DJJ adalah frekuensi rata-rata DJJ yang terlihat selama periode

10 menit tanpa disertai periode variabilitas DJJ yang berlebihan (lebih dari 25

dpm) tidak terdapat perubahan periodik atau episodik DJJ dan tidak terdapat

perubahan frekuensi dasar yang lebih dari 25 denyut per menit (dpm)

1) Dalam keadaan normal frekuensi dasar DJJ berkisar antara 120 ndash 160

dpm (pendapat ini yang dianut di Indonesia) Frekuensi dasar DJJ yang lebih

dari 160 dpm disebut takhikardia bila kurang dari 120 dpm disebut

bradikardia

2) Ada juga yang memakai batasan normal 115 ndash 160 dpm atau 110 - 160 dpm

(RCOG National Institute for Clinical Excellence UK 2001)

Takhikardia dapat terjadi pada keadaan hipoksia janin akan tetapi gambaran

tersebut biasanya tidak berdiri sendiri Bila takhikardia diserta dengan

variabilitas DJJ yang normal biasanya janin masih dalam keadaan baik

Bradikardia dapat terjadi sebagai respons awal keadaan hipoksia akut Pada

hipoksia ringan frekuensi DJJ berkisar antara 100-120 dpm dan variabilitas DJJ

masih normal Hal ini menunjukkan bahwa janin masih mampu mengadakan

kompensasi terhadap stres hipoksia Bila hipoksia semakin berat janin akan

mengalami dekompensasi terhadap stres tersebut Pada keadaan ini akan terjadi

bradikardia yang kurang dari 100 dpm disertai dengan berkurang atau

menghilangnya variabilitas DJJ

b Variabilitas Djj

Variabilitas DJJ dapat dijabarkan sebagai tidak teraturnya irama jantung normal

yang terlihat pada rekaman DJJ Fisiologi terjadinya variabilitas DJJ masih

mengandung perdebatan diduga akibat adanya keseimbangan interaksi sistem

saraf simpatis (kardioakselerator) dan parasimpatis (kardiodeselerator) Tetapi

ada bukti lain bahwa variabilitas DJJ terjadi akibat stimulus di daerah korteks

serebri yang merangsang pusat pengatur denyut jantung di batang otak

dengan perantaraan nervus vagus Penilaian variabilitas DJJ yang paling mudah

adalah dengan mengukur besarnya amplitudo dari variabilitas (long term

variability) Berdasarkan besarnya amplitudo tersebut variabilitas DJJ dapat

dikategorikan sebagai berikut

1) Variabilitas normal amplitudo berkisar antara 5 ndash 25 dpm

2) Variabilitas berkurang amplitudo 2 ndash 5 dpm

3) Variabilitas menghilang amplitudo kurang dari 2 dpm

4) Variabilitas berlebih(saltatory) amplitudo lebih dari 25 dpm

Pemeriksaan KTG

1) Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan

2) Waktu pemeriksaan maksimal selama 20

menit

3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring

nyaman dan tak menyakitkan ibu

maupun bayi

4) Bila ditemukan kelainan maka pemantauan

dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai

5) Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan

kondisi janin terutama dalam keadaan

a Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi kencing manis tiroid penyakit

infeksi kronis dll)

b Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth

Retriction)

c Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)

d Polihidramnion (air ketuban berlebih)

Kontra Indikasi Kardiotokografi

Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi pemeriksaan Cardiotokografi

terhadap ibu maupun janin

Syarat Pemeriksaan KTG

1) Janin hidup dengan usia kehamilan ge 28 minggu

2) Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)

3) Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui

4) Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG

terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik

Persiapan Pasien

1) Persetujuan tindak medik (Informed Consent) menjelaskan indikasi cara

pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat Persetujuan tindak

medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan

lisan)

2) Kosongkan kandung kencing

3) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu

4) Ibu tidur terlentang bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat

janin ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter menit

5) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak presentasi dan punktum

maksimum DJJ

Pemeriksaan Kardiotokografi

1) Hitung DJJ selama satu menit bila ada his dihitung sebelum dan segera setelah

kontraksi berakhir

2) Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah

punktum maksimum

3) Setelah transduser terpasang baik beri tahu ibu bila janin terasa bergerak pencet

bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh

ibu selama perekaman CTG

4) Hidupkan komputer dan Kardiotokograf

5) Lama perekaman adalah 20 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang

ingin dicapai)

6) Lakukan pencetakkan hasil rekaman CTG

7) Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit)

8) Matikan komputer dan mesin kardiotokograf Bersihkan dan rapikan kembali

alat pada tempatnya

9) Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai

10) Berikan hasil rekaman CTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik

membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap

Alat Kardiotokografi

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang

digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin Pemeriksaan umumnya dapat

dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan Pemeriksaan

CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ) gerakan

janin dan kontraksi rahim Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila

denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan dibarengi

dengan kontraksi rahim yang adekuat

Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan

pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk

menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG

Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan

melakukan tindakan persalinan dengan segera

Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan

persalinan Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG

dapat menjadi lebih ekonomis Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya

Sekarang tidak lagi Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan

dengan baik rumah bersalin klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya

memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya

masalah pada ibu hamil dan melahirkan

F FUNGSI SERTA PENGGUNAAN ALAT

i Fungsi

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya

dengan gerakan aktivitas janin Adapun penilaian NST dilakukan terhadap

frekuensi dasar denyut janin (baseline variabilitas (variability) dan timbulnya

akselerasi yang sesuai gerakan aktifitas janin (Fetal Activity Determination FAD)

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah

bayi menerima cukup oksigen Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin

( djj ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin Pada janin sehat

yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin

Sebaliknya bila janin kurang baik pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan

frekuensi denyut jantung janin

Baseline

1 Normal = 110 ndash 160 beatsmin

2 Tachycardia ndash Moderate 160 ndash 180 beatsmin

3 Severe gt 180 beatsmin

4 Bradycardia ndash Moderate 100 ndash 110 beatsmin

Severe lt 100 beatsmin

Variability

Normal gt 5 beatsmin

Reduced 3 ndash 5 beatsmin

Absent lt 3 beatsmin

Gambar 23 Output Fetal Heart Monitor

ii Indikasi

Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu yaitu Sindrom antifosfolipid

Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus

aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I

Gangguan hipertensi

Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu yaitu Kecurigaan

pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini Riwayat

IUGR pada kehamilan sebelumnya Diabetes sebelum hamil Diabetes

kehamilan Hipertensi kronis Hipertensi kehamilan Pre- eklamsia

Kehamilan kembar Oligohidramnion Kehamilan pascamatur Isoimunisasi

Rh Ketuban pecah dini Penurunan gerakan janin Kelahiran mati pada

kehamilan sebelumnya

Dugaan Terjadinya ganguan

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan janin

- Ibu berbaring dan miring kiri

- DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada

dinding abdomen ibu

- Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin

- Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan

kontraksi uterus 1) NORMAL Respon perubahan DJJ saat ada gerakan

janin adalah gt 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya

berlangsung selama 15 detik

2) REAKTIF Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin

dalam keadaan baik

iii Patofisiologi

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu

simpatis dan parasimpatis Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin

normal terjadi bila oksigenasi jantung normal Bila cadangan plasenta untuk nutrisi

(oksigen) cukup maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi

bunyi jantung janin dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan

mengakibatkan deselerasi

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Bila pada doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga

terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi

Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi

plasenta yang sudah tidak baik

Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang

ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi

kontraksi alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit Pada saat pemeriksaan

CTG posisi pasien tidak boleh tidur terlentang tetapi harus setengah duduk atau tidur

miring

Dikenal dua jenis kardiotokografi yaitu CTG konvensional dan CTG

terkomputerisasi (Computerized cardiotocography)

1 Kardiotokografi konvensional adalah peralatan kardiotokografi yang hasil

interpretasinya dilakukan oleh dokter pemeriksa

2 Kardiotokografi terkomputerisasi adalah peralatan kardiotokografi yang sebagian

hasil interpretasi pemeriksaan CTG dilakukan oleh komputer yang ada didalam

peralatan CTG tersebut berdasarkan suatu rdquodata-baserdquo

a Mekanisme Kardiotokografi (KTG)

i Karakteristik Gambaran DJJ

Gambaran DJJ dalam pemeriksaan CTG dapat digolongkan ke dalam 2 bagian

besar yaitu

1) Denyut jantung janin dasar (baseline fetal heart rate) Yang termasuk disini

adalah frekuensi dasar dan variabilitas DJJ

2) Perubahan periodik episodik DJJ Yang dimaksud dengan perubahan

periodik djj adalah perubahan djj yang terjadi akibat kontraksi uterus

sedangkan perubahan episodik djj adalah perubahan DJJ yang bukan

disebabkan oleh kontraksi uterus (misalnya gerakan janin dan refleks

tali pusat)

a Frekuensi dasar DJJ

Frekuensi dasar DJJ adalah frekuensi rata-rata DJJ yang terlihat selama periode

10 menit tanpa disertai periode variabilitas DJJ yang berlebihan (lebih dari 25

dpm) tidak terdapat perubahan periodik atau episodik DJJ dan tidak terdapat

perubahan frekuensi dasar yang lebih dari 25 denyut per menit (dpm)

1) Dalam keadaan normal frekuensi dasar DJJ berkisar antara 120 ndash 160

dpm (pendapat ini yang dianut di Indonesia) Frekuensi dasar DJJ yang lebih

dari 160 dpm disebut takhikardia bila kurang dari 120 dpm disebut

bradikardia

2) Ada juga yang memakai batasan normal 115 ndash 160 dpm atau 110 - 160 dpm

(RCOG National Institute for Clinical Excellence UK 2001)

Takhikardia dapat terjadi pada keadaan hipoksia janin akan tetapi gambaran

tersebut biasanya tidak berdiri sendiri Bila takhikardia diserta dengan

variabilitas DJJ yang normal biasanya janin masih dalam keadaan baik

Bradikardia dapat terjadi sebagai respons awal keadaan hipoksia akut Pada

hipoksia ringan frekuensi DJJ berkisar antara 100-120 dpm dan variabilitas DJJ

masih normal Hal ini menunjukkan bahwa janin masih mampu mengadakan

kompensasi terhadap stres hipoksia Bila hipoksia semakin berat janin akan

mengalami dekompensasi terhadap stres tersebut Pada keadaan ini akan terjadi

bradikardia yang kurang dari 100 dpm disertai dengan berkurang atau

menghilangnya variabilitas DJJ

b Variabilitas Djj

Variabilitas DJJ dapat dijabarkan sebagai tidak teraturnya irama jantung normal

yang terlihat pada rekaman DJJ Fisiologi terjadinya variabilitas DJJ masih

mengandung perdebatan diduga akibat adanya keseimbangan interaksi sistem

saraf simpatis (kardioakselerator) dan parasimpatis (kardiodeselerator) Tetapi

ada bukti lain bahwa variabilitas DJJ terjadi akibat stimulus di daerah korteks

serebri yang merangsang pusat pengatur denyut jantung di batang otak

dengan perantaraan nervus vagus Penilaian variabilitas DJJ yang paling mudah

adalah dengan mengukur besarnya amplitudo dari variabilitas (long term

variability) Berdasarkan besarnya amplitudo tersebut variabilitas DJJ dapat

dikategorikan sebagai berikut

1) Variabilitas normal amplitudo berkisar antara 5 ndash 25 dpm

2) Variabilitas berkurang amplitudo 2 ndash 5 dpm

3) Variabilitas menghilang amplitudo kurang dari 2 dpm

4) Variabilitas berlebih(saltatory) amplitudo lebih dari 25 dpm

Pemeriksaan KTG

1) Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan

2) Waktu pemeriksaan maksimal selama 20

menit

3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring

nyaman dan tak menyakitkan ibu

maupun bayi

4) Bila ditemukan kelainan maka pemantauan

dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai

5) Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan

kondisi janin terutama dalam keadaan

a Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi kencing manis tiroid penyakit

infeksi kronis dll)

b Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth

Retriction)

c Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)

d Polihidramnion (air ketuban berlebih)

Kontra Indikasi Kardiotokografi

Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi pemeriksaan Cardiotokografi

terhadap ibu maupun janin

Syarat Pemeriksaan KTG

1) Janin hidup dengan usia kehamilan ge 28 minggu

2) Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)

3) Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui

4) Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG

terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik

Persiapan Pasien

1) Persetujuan tindak medik (Informed Consent) menjelaskan indikasi cara

pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat Persetujuan tindak

medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan

lisan)

2) Kosongkan kandung kencing

3) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu

4) Ibu tidur terlentang bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat

janin ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter menit

5) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak presentasi dan punktum

maksimum DJJ

Pemeriksaan Kardiotokografi

1) Hitung DJJ selama satu menit bila ada his dihitung sebelum dan segera setelah

kontraksi berakhir

2) Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah

punktum maksimum

3) Setelah transduser terpasang baik beri tahu ibu bila janin terasa bergerak pencet

bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh

ibu selama perekaman CTG

4) Hidupkan komputer dan Kardiotokograf

5) Lama perekaman adalah 20 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang

ingin dicapai)

6) Lakukan pencetakkan hasil rekaman CTG

7) Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit)

8) Matikan komputer dan mesin kardiotokograf Bersihkan dan rapikan kembali

alat pada tempatnya

9) Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai

10) Berikan hasil rekaman CTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik

membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap

Alat Kardiotokografi

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang

digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin Pemeriksaan umumnya dapat

dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan Pemeriksaan

CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ) gerakan

janin dan kontraksi rahim Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila

denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan dibarengi

dengan kontraksi rahim yang adekuat

Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan

pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk

menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG

Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan

melakukan tindakan persalinan dengan segera

Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan

persalinan Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG

dapat menjadi lebih ekonomis Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya

Sekarang tidak lagi Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan

dengan baik rumah bersalin klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya

memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya

masalah pada ibu hamil dan melahirkan

F FUNGSI SERTA PENGGUNAAN ALAT

i Fungsi

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya

dengan gerakan aktivitas janin Adapun penilaian NST dilakukan terhadap

frekuensi dasar denyut janin (baseline variabilitas (variability) dan timbulnya

akselerasi yang sesuai gerakan aktifitas janin (Fetal Activity Determination FAD)

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah

bayi menerima cukup oksigen Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin

( djj ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin Pada janin sehat

yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin

Sebaliknya bila janin kurang baik pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan

frekuensi denyut jantung janin

Baseline

1 Normal = 110 ndash 160 beatsmin

2 Tachycardia ndash Moderate 160 ndash 180 beatsmin

3 Severe gt 180 beatsmin

4 Bradycardia ndash Moderate 100 ndash 110 beatsmin

Severe lt 100 beatsmin

Variability

Normal gt 5 beatsmin

Reduced 3 ndash 5 beatsmin

Absent lt 3 beatsmin

Gambar 23 Output Fetal Heart Monitor

ii Indikasi

Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu yaitu Sindrom antifosfolipid

Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus

aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I

Gangguan hipertensi

Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu yaitu Kecurigaan

pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini Riwayat

IUGR pada kehamilan sebelumnya Diabetes sebelum hamil Diabetes

kehamilan Hipertensi kronis Hipertensi kehamilan Pre- eklamsia

Kehamilan kembar Oligohidramnion Kehamilan pascamatur Isoimunisasi

Rh Ketuban pecah dini Penurunan gerakan janin Kelahiran mati pada

kehamilan sebelumnya

Dugaan Terjadinya ganguan

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan janin

- Ibu berbaring dan miring kiri

- DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada

dinding abdomen ibu

- Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin

- Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan

kontraksi uterus 1) NORMAL Respon perubahan DJJ saat ada gerakan

janin adalah gt 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya

berlangsung selama 15 detik

2) REAKTIF Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin

dalam keadaan baik

iii Patofisiologi

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu

simpatis dan parasimpatis Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin

normal terjadi bila oksigenasi jantung normal Bila cadangan plasenta untuk nutrisi

(oksigen) cukup maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi

bunyi jantung janin dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan

mengakibatkan deselerasi

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

1) Dalam keadaan normal frekuensi dasar DJJ berkisar antara 120 ndash 160

dpm (pendapat ini yang dianut di Indonesia) Frekuensi dasar DJJ yang lebih

dari 160 dpm disebut takhikardia bila kurang dari 120 dpm disebut

bradikardia

2) Ada juga yang memakai batasan normal 115 ndash 160 dpm atau 110 - 160 dpm

(RCOG National Institute for Clinical Excellence UK 2001)

Takhikardia dapat terjadi pada keadaan hipoksia janin akan tetapi gambaran

tersebut biasanya tidak berdiri sendiri Bila takhikardia diserta dengan

variabilitas DJJ yang normal biasanya janin masih dalam keadaan baik

Bradikardia dapat terjadi sebagai respons awal keadaan hipoksia akut Pada

hipoksia ringan frekuensi DJJ berkisar antara 100-120 dpm dan variabilitas DJJ

masih normal Hal ini menunjukkan bahwa janin masih mampu mengadakan

kompensasi terhadap stres hipoksia Bila hipoksia semakin berat janin akan

mengalami dekompensasi terhadap stres tersebut Pada keadaan ini akan terjadi

bradikardia yang kurang dari 100 dpm disertai dengan berkurang atau

menghilangnya variabilitas DJJ

b Variabilitas Djj

Variabilitas DJJ dapat dijabarkan sebagai tidak teraturnya irama jantung normal

yang terlihat pada rekaman DJJ Fisiologi terjadinya variabilitas DJJ masih

mengandung perdebatan diduga akibat adanya keseimbangan interaksi sistem

saraf simpatis (kardioakselerator) dan parasimpatis (kardiodeselerator) Tetapi

ada bukti lain bahwa variabilitas DJJ terjadi akibat stimulus di daerah korteks

serebri yang merangsang pusat pengatur denyut jantung di batang otak

dengan perantaraan nervus vagus Penilaian variabilitas DJJ yang paling mudah

adalah dengan mengukur besarnya amplitudo dari variabilitas (long term

variability) Berdasarkan besarnya amplitudo tersebut variabilitas DJJ dapat

dikategorikan sebagai berikut

1) Variabilitas normal amplitudo berkisar antara 5 ndash 25 dpm

2) Variabilitas berkurang amplitudo 2 ndash 5 dpm

3) Variabilitas menghilang amplitudo kurang dari 2 dpm

4) Variabilitas berlebih(saltatory) amplitudo lebih dari 25 dpm

Pemeriksaan KTG

1) Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan

2) Waktu pemeriksaan maksimal selama 20

menit

3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring

nyaman dan tak menyakitkan ibu

maupun bayi

4) Bila ditemukan kelainan maka pemantauan

dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai

5) Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan

kondisi janin terutama dalam keadaan

a Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi kencing manis tiroid penyakit

infeksi kronis dll)

b Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth

Retriction)

c Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)

d Polihidramnion (air ketuban berlebih)

Kontra Indikasi Kardiotokografi

Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi pemeriksaan Cardiotokografi

terhadap ibu maupun janin

Syarat Pemeriksaan KTG

1) Janin hidup dengan usia kehamilan ge 28 minggu

2) Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)

3) Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui

4) Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG

terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik

Persiapan Pasien

1) Persetujuan tindak medik (Informed Consent) menjelaskan indikasi cara

pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat Persetujuan tindak

medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan

lisan)

2) Kosongkan kandung kencing

3) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu

4) Ibu tidur terlentang bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat

janin ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter menit

5) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak presentasi dan punktum

maksimum DJJ

Pemeriksaan Kardiotokografi

1) Hitung DJJ selama satu menit bila ada his dihitung sebelum dan segera setelah

kontraksi berakhir

2) Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah

punktum maksimum

3) Setelah transduser terpasang baik beri tahu ibu bila janin terasa bergerak pencet

bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh

ibu selama perekaman CTG

4) Hidupkan komputer dan Kardiotokograf

5) Lama perekaman adalah 20 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang

ingin dicapai)

6) Lakukan pencetakkan hasil rekaman CTG

7) Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit)

8) Matikan komputer dan mesin kardiotokograf Bersihkan dan rapikan kembali

alat pada tempatnya

9) Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai

10) Berikan hasil rekaman CTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik

membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap

Alat Kardiotokografi

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang

digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin Pemeriksaan umumnya dapat

dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan Pemeriksaan

CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ) gerakan

janin dan kontraksi rahim Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila

denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan dibarengi

dengan kontraksi rahim yang adekuat

Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan

pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk

menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG

Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan

melakukan tindakan persalinan dengan segera

Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan

persalinan Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG

dapat menjadi lebih ekonomis Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya

Sekarang tidak lagi Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan

dengan baik rumah bersalin klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya

memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya

masalah pada ibu hamil dan melahirkan

F FUNGSI SERTA PENGGUNAAN ALAT

i Fungsi

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya

dengan gerakan aktivitas janin Adapun penilaian NST dilakukan terhadap

frekuensi dasar denyut janin (baseline variabilitas (variability) dan timbulnya

akselerasi yang sesuai gerakan aktifitas janin (Fetal Activity Determination FAD)

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah

bayi menerima cukup oksigen Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin

( djj ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin Pada janin sehat

yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin

Sebaliknya bila janin kurang baik pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan

frekuensi denyut jantung janin

Baseline

1 Normal = 110 ndash 160 beatsmin

2 Tachycardia ndash Moderate 160 ndash 180 beatsmin

3 Severe gt 180 beatsmin

4 Bradycardia ndash Moderate 100 ndash 110 beatsmin

Severe lt 100 beatsmin

Variability

Normal gt 5 beatsmin

Reduced 3 ndash 5 beatsmin

Absent lt 3 beatsmin

Gambar 23 Output Fetal Heart Monitor

ii Indikasi

Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu yaitu Sindrom antifosfolipid

Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus

aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I

Gangguan hipertensi

Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu yaitu Kecurigaan

pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini Riwayat

IUGR pada kehamilan sebelumnya Diabetes sebelum hamil Diabetes

kehamilan Hipertensi kronis Hipertensi kehamilan Pre- eklamsia

Kehamilan kembar Oligohidramnion Kehamilan pascamatur Isoimunisasi

Rh Ketuban pecah dini Penurunan gerakan janin Kelahiran mati pada

kehamilan sebelumnya

Dugaan Terjadinya ganguan

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan janin

- Ibu berbaring dan miring kiri

- DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada

dinding abdomen ibu

- Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin

- Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan

kontraksi uterus 1) NORMAL Respon perubahan DJJ saat ada gerakan

janin adalah gt 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya

berlangsung selama 15 detik

2) REAKTIF Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin

dalam keadaan baik

iii Patofisiologi

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu

simpatis dan parasimpatis Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin

normal terjadi bila oksigenasi jantung normal Bila cadangan plasenta untuk nutrisi

(oksigen) cukup maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi

bunyi jantung janin dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan

mengakibatkan deselerasi

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Pemeriksaan KTG

1) Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan

2) Waktu pemeriksaan maksimal selama 20

menit

3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring

nyaman dan tak menyakitkan ibu

maupun bayi

4) Bila ditemukan kelainan maka pemantauan

dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai

5) Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan

kondisi janin terutama dalam keadaan

a Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi kencing manis tiroid penyakit

infeksi kronis dll)

b Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth

Retriction)

c Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)

d Polihidramnion (air ketuban berlebih)

Kontra Indikasi Kardiotokografi

Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi pemeriksaan Cardiotokografi

terhadap ibu maupun janin

Syarat Pemeriksaan KTG

1) Janin hidup dengan usia kehamilan ge 28 minggu

2) Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)

3) Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui

4) Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG

terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik

Persiapan Pasien

1) Persetujuan tindak medik (Informed Consent) menjelaskan indikasi cara

pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat Persetujuan tindak

medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan

lisan)

2) Kosongkan kandung kencing

3) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu

4) Ibu tidur terlentang bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat

janin ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter menit

5) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak presentasi dan punktum

maksimum DJJ

Pemeriksaan Kardiotokografi

1) Hitung DJJ selama satu menit bila ada his dihitung sebelum dan segera setelah

kontraksi berakhir

2) Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah

punktum maksimum

3) Setelah transduser terpasang baik beri tahu ibu bila janin terasa bergerak pencet

bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh

ibu selama perekaman CTG

4) Hidupkan komputer dan Kardiotokograf

5) Lama perekaman adalah 20 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang

ingin dicapai)

6) Lakukan pencetakkan hasil rekaman CTG

7) Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit)

8) Matikan komputer dan mesin kardiotokograf Bersihkan dan rapikan kembali

alat pada tempatnya

9) Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai

10) Berikan hasil rekaman CTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik

membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap

Alat Kardiotokografi

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang

digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin Pemeriksaan umumnya dapat

dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan Pemeriksaan

CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ) gerakan

janin dan kontraksi rahim Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila

denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan dibarengi

dengan kontraksi rahim yang adekuat

Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan

pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk

menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG

Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan

melakukan tindakan persalinan dengan segera

Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan

persalinan Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG

dapat menjadi lebih ekonomis Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya

Sekarang tidak lagi Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan

dengan baik rumah bersalin klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya

memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya

masalah pada ibu hamil dan melahirkan

F FUNGSI SERTA PENGGUNAAN ALAT

i Fungsi

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya

dengan gerakan aktivitas janin Adapun penilaian NST dilakukan terhadap

frekuensi dasar denyut janin (baseline variabilitas (variability) dan timbulnya

akselerasi yang sesuai gerakan aktifitas janin (Fetal Activity Determination FAD)

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah

bayi menerima cukup oksigen Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin

( djj ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin Pada janin sehat

yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin

Sebaliknya bila janin kurang baik pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan

frekuensi denyut jantung janin

Baseline

1 Normal = 110 ndash 160 beatsmin

2 Tachycardia ndash Moderate 160 ndash 180 beatsmin

3 Severe gt 180 beatsmin

4 Bradycardia ndash Moderate 100 ndash 110 beatsmin

Severe lt 100 beatsmin

Variability

Normal gt 5 beatsmin

Reduced 3 ndash 5 beatsmin

Absent lt 3 beatsmin

Gambar 23 Output Fetal Heart Monitor

ii Indikasi

Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu yaitu Sindrom antifosfolipid

Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus

aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I

Gangguan hipertensi

Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu yaitu Kecurigaan

pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini Riwayat

IUGR pada kehamilan sebelumnya Diabetes sebelum hamil Diabetes

kehamilan Hipertensi kronis Hipertensi kehamilan Pre- eklamsia

Kehamilan kembar Oligohidramnion Kehamilan pascamatur Isoimunisasi

Rh Ketuban pecah dini Penurunan gerakan janin Kelahiran mati pada

kehamilan sebelumnya

Dugaan Terjadinya ganguan

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan janin

- Ibu berbaring dan miring kiri

- DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada

dinding abdomen ibu

- Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin

- Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan

kontraksi uterus 1) NORMAL Respon perubahan DJJ saat ada gerakan

janin adalah gt 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya

berlangsung selama 15 detik

2) REAKTIF Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin

dalam keadaan baik

iii Patofisiologi

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu

simpatis dan parasimpatis Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin

normal terjadi bila oksigenasi jantung normal Bila cadangan plasenta untuk nutrisi

(oksigen) cukup maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi

bunyi jantung janin dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan

mengakibatkan deselerasi

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Persiapan Pasien

1) Persetujuan tindak medik (Informed Consent) menjelaskan indikasi cara

pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat Persetujuan tindak

medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan

lisan)

2) Kosongkan kandung kencing

3) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu

4) Ibu tidur terlentang bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat

janin ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter menit

5) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak presentasi dan punktum

maksimum DJJ

Pemeriksaan Kardiotokografi

1) Hitung DJJ selama satu menit bila ada his dihitung sebelum dan segera setelah

kontraksi berakhir

2) Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah

punktum maksimum

3) Setelah transduser terpasang baik beri tahu ibu bila janin terasa bergerak pencet

bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh

ibu selama perekaman CTG

4) Hidupkan komputer dan Kardiotokograf

5) Lama perekaman adalah 20 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang

ingin dicapai)

6) Lakukan pencetakkan hasil rekaman CTG

7) Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit)

8) Matikan komputer dan mesin kardiotokograf Bersihkan dan rapikan kembali

alat pada tempatnya

9) Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai

10) Berikan hasil rekaman CTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik

membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap

Alat Kardiotokografi

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang

digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin Pemeriksaan umumnya dapat

dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan Pemeriksaan

CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ) gerakan

janin dan kontraksi rahim Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila

denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan dibarengi

dengan kontraksi rahim yang adekuat

Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan

pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk

menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG

Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan

melakukan tindakan persalinan dengan segera

Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan

persalinan Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG

dapat menjadi lebih ekonomis Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya

Sekarang tidak lagi Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan

dengan baik rumah bersalin klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya

memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya

masalah pada ibu hamil dan melahirkan

F FUNGSI SERTA PENGGUNAAN ALAT

i Fungsi

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya

dengan gerakan aktivitas janin Adapun penilaian NST dilakukan terhadap

frekuensi dasar denyut janin (baseline variabilitas (variability) dan timbulnya

akselerasi yang sesuai gerakan aktifitas janin (Fetal Activity Determination FAD)

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah

bayi menerima cukup oksigen Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin

( djj ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin Pada janin sehat

yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin

Sebaliknya bila janin kurang baik pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan

frekuensi denyut jantung janin

Baseline

1 Normal = 110 ndash 160 beatsmin

2 Tachycardia ndash Moderate 160 ndash 180 beatsmin

3 Severe gt 180 beatsmin

4 Bradycardia ndash Moderate 100 ndash 110 beatsmin

Severe lt 100 beatsmin

Variability

Normal gt 5 beatsmin

Reduced 3 ndash 5 beatsmin

Absent lt 3 beatsmin

Gambar 23 Output Fetal Heart Monitor

ii Indikasi

Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu yaitu Sindrom antifosfolipid

Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus

aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I

Gangguan hipertensi

Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu yaitu Kecurigaan

pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini Riwayat

IUGR pada kehamilan sebelumnya Diabetes sebelum hamil Diabetes

kehamilan Hipertensi kronis Hipertensi kehamilan Pre- eklamsia

Kehamilan kembar Oligohidramnion Kehamilan pascamatur Isoimunisasi

Rh Ketuban pecah dini Penurunan gerakan janin Kelahiran mati pada

kehamilan sebelumnya

Dugaan Terjadinya ganguan

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan janin

- Ibu berbaring dan miring kiri

- DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada

dinding abdomen ibu

- Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin

- Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan

kontraksi uterus 1) NORMAL Respon perubahan DJJ saat ada gerakan

janin adalah gt 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya

berlangsung selama 15 detik

2) REAKTIF Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin

dalam keadaan baik

iii Patofisiologi

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu

simpatis dan parasimpatis Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin

normal terjadi bila oksigenasi jantung normal Bila cadangan plasenta untuk nutrisi

(oksigen) cukup maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi

bunyi jantung janin dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan

mengakibatkan deselerasi

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Alat Kardiotokografi

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang

digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin Pemeriksaan umumnya dapat

dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan Pemeriksaan

CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ) gerakan

janin dan kontraksi rahim Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila

denyut jantung janin dalam keadaan reaktif gerakan janin aktif dan dibarengi

dengan kontraksi rahim yang adekuat

Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan

pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk

menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG

Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan

melakukan tindakan persalinan dengan segera

Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan

persalinan Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG

dapat menjadi lebih ekonomis Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya

Sekarang tidak lagi Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan

dengan baik rumah bersalin klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya

memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya

masalah pada ibu hamil dan melahirkan

F FUNGSI SERTA PENGGUNAAN ALAT

i Fungsi

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya

dengan gerakan aktivitas janin Adapun penilaian NST dilakukan terhadap

frekuensi dasar denyut janin (baseline variabilitas (variability) dan timbulnya

akselerasi yang sesuai gerakan aktifitas janin (Fetal Activity Determination FAD)

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah

bayi menerima cukup oksigen Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin

( djj ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin Pada janin sehat

yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin

Sebaliknya bila janin kurang baik pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan

frekuensi denyut jantung janin

Baseline

1 Normal = 110 ndash 160 beatsmin

2 Tachycardia ndash Moderate 160 ndash 180 beatsmin

3 Severe gt 180 beatsmin

4 Bradycardia ndash Moderate 100 ndash 110 beatsmin

Severe lt 100 beatsmin

Variability

Normal gt 5 beatsmin

Reduced 3 ndash 5 beatsmin

Absent lt 3 beatsmin

Gambar 23 Output Fetal Heart Monitor

ii Indikasi

Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu yaitu Sindrom antifosfolipid

Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus

aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I

Gangguan hipertensi

Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu yaitu Kecurigaan

pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini Riwayat

IUGR pada kehamilan sebelumnya Diabetes sebelum hamil Diabetes

kehamilan Hipertensi kronis Hipertensi kehamilan Pre- eklamsia

Kehamilan kembar Oligohidramnion Kehamilan pascamatur Isoimunisasi

Rh Ketuban pecah dini Penurunan gerakan janin Kelahiran mati pada

kehamilan sebelumnya

Dugaan Terjadinya ganguan

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan janin

- Ibu berbaring dan miring kiri

- DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada

dinding abdomen ibu

- Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin

- Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan

kontraksi uterus 1) NORMAL Respon perubahan DJJ saat ada gerakan

janin adalah gt 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya

berlangsung selama 15 detik

2) REAKTIF Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin

dalam keadaan baik

iii Patofisiologi

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu

simpatis dan parasimpatis Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin

normal terjadi bila oksigenasi jantung normal Bila cadangan plasenta untuk nutrisi

(oksigen) cukup maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi

bunyi jantung janin dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan

mengakibatkan deselerasi

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

F FUNGSI SERTA PENGGUNAAN ALAT

i Fungsi

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya

dengan gerakan aktivitas janin Adapun penilaian NST dilakukan terhadap

frekuensi dasar denyut janin (baseline variabilitas (variability) dan timbulnya

akselerasi yang sesuai gerakan aktifitas janin (Fetal Activity Determination FAD)

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah

bayi menerima cukup oksigen Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin

( djj ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin Pada janin sehat

yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin

Sebaliknya bila janin kurang baik pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan

frekuensi denyut jantung janin

Baseline

1 Normal = 110 ndash 160 beatsmin

2 Tachycardia ndash Moderate 160 ndash 180 beatsmin

3 Severe gt 180 beatsmin

4 Bradycardia ndash Moderate 100 ndash 110 beatsmin

Severe lt 100 beatsmin

Variability

Normal gt 5 beatsmin

Reduced 3 ndash 5 beatsmin

Absent lt 3 beatsmin

Gambar 23 Output Fetal Heart Monitor

ii Indikasi

Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu yaitu Sindrom antifosfolipid

Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus

aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I

Gangguan hipertensi

Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu yaitu Kecurigaan

pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini Riwayat

IUGR pada kehamilan sebelumnya Diabetes sebelum hamil Diabetes

kehamilan Hipertensi kronis Hipertensi kehamilan Pre- eklamsia

Kehamilan kembar Oligohidramnion Kehamilan pascamatur Isoimunisasi

Rh Ketuban pecah dini Penurunan gerakan janin Kelahiran mati pada

kehamilan sebelumnya

Dugaan Terjadinya ganguan

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan janin

- Ibu berbaring dan miring kiri

- DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada

dinding abdomen ibu

- Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin

- Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan

kontraksi uterus 1) NORMAL Respon perubahan DJJ saat ada gerakan

janin adalah gt 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya

berlangsung selama 15 detik

2) REAKTIF Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin

dalam keadaan baik

iii Patofisiologi

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu

simpatis dan parasimpatis Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin

normal terjadi bila oksigenasi jantung normal Bila cadangan plasenta untuk nutrisi

(oksigen) cukup maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi

bunyi jantung janin dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan

mengakibatkan deselerasi

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

ii Indikasi

Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu yaitu Sindrom antifosfolipid

Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus

aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I

Gangguan hipertensi

Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu yaitu Kecurigaan

pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini Riwayat

IUGR pada kehamilan sebelumnya Diabetes sebelum hamil Diabetes

kehamilan Hipertensi kronis Hipertensi kehamilan Pre- eklamsia

Kehamilan kembar Oligohidramnion Kehamilan pascamatur Isoimunisasi

Rh Ketuban pecah dini Penurunan gerakan janin Kelahiran mati pada

kehamilan sebelumnya

Dugaan Terjadinya ganguan

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan janin

- Ibu berbaring dan miring kiri

- DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada

dinding abdomen ibu

- Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin

- Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan

kontraksi uterus 1) NORMAL Respon perubahan DJJ saat ada gerakan

janin adalah gt 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya

berlangsung selama 15 detik

2) REAKTIF Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin

dalam keadaan baik

iii Patofisiologi

Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu

simpatis dan parasimpatis Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin

normal terjadi bila oksigenasi jantung normal Bila cadangan plasenta untuk nutrisi

(oksigen) cukup maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi

bunyi jantung janin dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan

mengakibatkan deselerasi

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

a Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NST

Hasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK

Contraction stress test

- CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang

dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus) Sekurangnya diperlukan

adanya 3 his ndash kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng

interpretasi test ini

- CST NEGATIF Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil

ini meyakinkan)

- CST POSITIF terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut

pada gt 50 his yang terjadi Hal ini terkait dengan outcome perinatal

buruk pada 35 ndash 40 kasus

- Tingkat positif palsu mencapai 50

- CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 ndash 72 jam dan lebih dari

80 hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

Grafik gerak janin ndash ldquokick chartrdquo

- Hasil penilaian dapat diandalkan

- Gerak janin semakin lambat dengan

o Usia kehamilan

o Olgohidramnion

o Merokok

o Terapi kortikosteroid

- Grafik ldquo kicck chartrdquo semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama

11 jam

Profil biofisik

Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan

menentukan 5 parameter

- Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )

- Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin)

- ldquoAmniotic Fluid Indexrdquo

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

- Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)

- Reaktivitas ( ldquonon-stress testrdquo )

Masing masing parameter diberi skore 0 ndash 1 ndash 2 dan profil disebut

normal bila jumlah skore 8 ndash 10

Catatan

- Skor ge 6 harus dilihat skore AFI bila hasilnya baik maka keadaan

janin normal

- Skor 2 kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar

- Skor 4 harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi

yang ada saat itu

Amniotic fluid index - afi

Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru

perlindungan terhadap trauma dan infeksi

Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra

uterin oleh karena pada 10 pasien kehamilan aterm dengan selaput

ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam

PBF dan menggambarkan volume cairan amnion Perhitungan AFI adalah

dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran pada masing masing

kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam

sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran

Volume cairan amnion normal

- Volume pada minggu ke 28 lt 800 ml

- gt 28 minggu jumlah cairan amnion darr

- Minggu ke 40 jumlah cairan amnion plusmn 500 ml

Volume cairan amnion abnormal

- OLIGOHIDRAMNION AFI lt 5

o Ketuban Pecah Dini

o 60 kasus berkaitan dengan PJT

- (poli) HIDRAMNION AFI gt 20 ( 2 liter )

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Pola detik jantung janin

- HIPOKSEMIA kadar oksigen darah lt normal

- HIPOKSIA kadar oksigen jaringan menurun

- ASIDEMIA Kadar ion H+ darah meningkat

- ASIDOSIS Kadar ion H+

jaringan meningkat

- ASFIKSIA Hipoksia janin disertai dengan asidosis

Metabolik

REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL

Frekuensi DJJ normal 110 ndash 160 dpm Nilai dasar ( ldquobase linerdquo rate

adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi

periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai

dibawah ldquobase linerdquo)

Gambar 24 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL Terdapat 2

akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya

selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Penilaian nilai dasar denyut jantung janin

- Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit )

dan VARIABILITAS

- Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini

Tabel 21 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan

interval jangka panjang

1 Variabilitas jangka pendek atau ldquobeat to beat variablity

Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah

antara 5 ndash 25 dpm

Fluktuasi lt 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai

dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat

janin berat

2 Variabilitas jangka panjang

Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 ndash 10 dpm

Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada

janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit

Perubahan denyut jantung janin periodik

Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan

kontraksi uterus Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan

sebagai berikut

- Tidak terjadi perubahan

- Akselerasi peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi

utrerus (respon normal)

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

- Deselerasi penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus

(respon abnormal) terbagi menjadi

o Dini

o Lambat

o Variabel

o Campuran

Tabel 22 Pola Detak Jantung Janin

Deselerasi

Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat

terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus

DESELERASI DINI

- Saat terjadinya puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi

uterus

- Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi

- Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus

- Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala

- Tidak memerlukan intervensi

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Gambar 25 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT

- Perhatikan gambar dibawah

- Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat

setelah kontraksi uterus berakhir

- Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah

uteroplasenta) selama kontraksi

- Tindakan

o Ibu berbaring miring

o O2 sungkup

o Hentikan oksitosin

o Tokolitik

o Bila berlangsung gt 30 menit periksa pH darah dan

pertimbangkan SC

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Gambar 26 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL

- Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat

- Terjadi akibat kompresi talipusatkepala

- Bila berulang lilitan talipusat

- Intervensi

o Amnioinfusion

o Merubah posisi ibu Trendelenburg

Takikardia janin

RINGAN = 161 ndash 180 dpm

BERAT = ge 181 dpm

etiologi

- Infeksi intrauterin

- Hipoksia berat janin

- Penyakit jantung congenital

ldquoBeat To Beat Variabilityrdquo

Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom salah satu

petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Pada kehamilan lt 28 minggu janin masih ldquoneurologically immaturerdquo

sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas

ldquoSHORT-TERM VARIABILITYrdquo

Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis amp

parasimpfatis

Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan

segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 ndash 40 menit

Penurunan varibilitas dapat terjadi pada

- Pasca pemberian obat narkotik

- Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain

seperti deselerasi lambat takikardia bradikardia dan deselerasi

variabel yang berat

Gambar 27 Variabilitas Jangka Pendek

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

ldquoLONG-TERM VARIABILITYrdquo

Gambar 28 Variabilitas Jangka Panjang

Bentuk dari ldquovariabilitas jangka panjangrdquo adalah berupa sayap yang

lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit

Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna

disebut sebagai akselerasi

Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan

biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung

selama ge 10 ndash 20 detik

VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin

selama VT atau dengan stimulasi akustik

Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam

keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik

Interpretasi hasil

a Reaktif

1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit disertai

dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 ndash 160 dpm

3) Variabilitas djj antara 5 ndash 25 dpm atau 6 atau lebih per menit

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ldquoomegardquo pada NST yang

reaktif berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu

kemudian

5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari tipe

yang lain dulang tiap minggu

b Non-reaktif

1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan

rangsangan dari luar

3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm atau lebih dari 160 dpm)

4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm

c Meragukan

1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit atau terdapat

akselerasi yang kurang dari 15 dpm

2) Frekuensi dasar djj abnormal

3) Variabilitas djj antara 2 ndash 5 dpm

d Sinusoidal bila

2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

3) Tidak ada gerakan janin

4) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin

matur janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-

RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi

dalam waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction

Stress Test) Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu

pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan

e Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)

apabila ditemukan

1) Bradikardi

2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline) atau djj mencapai 90 dpm yang

lamanya 60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin

sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1

minggu kemudian (spesifisitas 95 - 99) Hasil NST yang non-reaktif disertai

dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal nilai Apgar rendah adanya

deselerasi lambat intrapartum) dengan sensitivitas sebesar 20 Hasil NST yang

meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam Oleh karena rendahnya nilai

sensitivitas NST maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut dengan contraction stress test (CST) selama tidak ada kontraindikasi

2 Janin

Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

- Kapan gerakan muncul

- Usia kandungan

- Kadar glukosa

- Stimulus suara

- Penggunaan obat-obatan amp kebiasaan merokok

- Asidemia

- Polihidramnion

- Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan Janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting Klien sering melaporkan

penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode

waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini Anjurkan klien untuk

fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam terutama saat ia sedang

beristirahat dalam kondisi gizi baik dan asupan cairan cukup Apabila klien mampu

membaca dan memahami prosedur grafik dasar maka dapat menggunakan

metode menghitung sampai 10

1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari

3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam

4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam jika dibutuhkan waktu lebih

lama untuk mencapai 10 kali gerakan atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam

maka hubungi bidan

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

a Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis Suara ini terdengar

seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin Suara ini tidak

konstan kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun

pada pemeriksaan di lain tidak terdengar

b Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu

Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus

Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang

berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan

yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat hingga pengaliran darah

menjadi luas

c Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan dikarenakan janin mendapat reaksi

dari luar

d Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan

melalui usus ibu

Frekuensi Denyut Jantung

a Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyutmenit Keadaan

ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin tahap lanjut

- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol anestetik untuk blok epidural

spinal kaudal dan pudendal)

- hipotensi pada ibu

- kompresi tali pusat yang lama

- blok jantung kongenital pada janin

b Tacikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyutmenit Keadaan ini

dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Penyebabnya

- hipoksia janin dini

- demam pada ibu

- obat-obatan parasimpatik (atropin hidroksizin)

- obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin isoksuprin)

- hipertiroid pada ibu

- anemia pada janin

- gagal jantung pada janin

- aritmia jantung pada janin

c Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama

jantung normal Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25

denyutmenit Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut

dengan denyut berikutnya Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai

siklus ritmik gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus

permenit

Penyebab variabilitas meningkat

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim kontraksi rahim aktivitas janin dan

aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun

- hipoksiaasidosis

- depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- prematuritas

- siklus tidur janin

- aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan

meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang

diberikan

3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan

kompresi

Kepala janin

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Tali pusar

Pembuluh miometrium uterus

Gambar 29 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHR

Periodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan

dengan kontraksi

Episodik Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 210 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Gambar 211 Variable Decelerations

Gambar 212 Early Deceleration

Akhir Perlambatan

Terjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta Aliran darah ke

janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin)

Gambar 213 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 214 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

- Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit

tapi kurang dari 10 menit

- Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi

- Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus

- Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 215 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik Kontraksi

Frekuensi dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya

Keteraturan Apakah pola ritmis atau tidak

Durasi Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung

Intensitas Dengan palpasi ringan sedang atau kuat

Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHg

Subyektif deskripsi Pasien

Gambar 216 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Fisiologi Janin

Gambar 217 Pengaturan Denyut Jantung Janin

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

G SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Kardiotokografi (KTG) Sonicaid System 8002adalah suatu kardiotokograf

terbaru yang terkomputerisasi dimana sebagian besar interpretasi hasil

rekaman penilaian kesejahteraan janin dilakukan oleh komputer yang

terdapat di dalamnya Cara pembacaan hasil rekaman KTG ini ada

perbedaan dengan KTG yang konvensionalPada KTG Sonicaid S ystem

8002 dokter pemeriksa akan memperoleh sejumlah hasil interpretasi

komputer terhadap semua data rekaman aktivitas kondisi janin dan ibu

serta anjuran yang diperlukan Keputusan akhir tetap ada pada

tangandokter yang bersangkutan setelah juga menila i keadaan klinis dan

memberikan penjelasan pada pasienkeluarganya (informed consent)

Pemeriksaan ini ditujukanuntuk menilai kesejahteraan janin dan dapat

dimulai sejak kehamilan ge28 minggu (setelah fungsi sistem saraf otonom

berfungsi sempurna)

H BLOK DIAGRAM

OB Y E K

Display

Printer M

I K

R

O

K

O

N

T

R

O

L E

R Receiver

Ocilator Transmiter

Filter

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

I STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

Prosedur Pelaksanaan

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak

reaktif pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang

2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara

individual

Prosedur Pembacaan hasil

a Reaktif bila

1 Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2 Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3 Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam

20 menit

4 Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola rdquoomegardquo pada NST yang reaktif

berarti janin dalam keadaan sehat pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5 Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari tipe

yang lain diulang setiap minggu

b Tidak reaktif bila

1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2) Variabilitas kurang dari 6 denyut menit

3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif

Keadaan ini interpretasinya sukar dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

barbiturat demerol penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan

NST diulang keesokan harinya Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan

pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c Sinusoidal bila

1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2) Tidak ada gerakan janin

3) Tidak terjadi akselerasi janin dalam keadaan bahaya Bila paru-paru janin matur

janin dilahirkan Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan hendaknya diulangi dalam

waktu 24 jam Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya walau begitu pengujian lebih

lanjut mungkin diperlukan

Prosedur Persiapan Alat

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Prosedur Pemeliharaan Alat Maintenance

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik

Hidupkan peralatan CTG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat

peralatan tersebut Panduan pengoperasian peralatan CTG sebaiknya diletakkan di dekat

mesin CTG hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan

operator CTG

Perhatikan tegangan listrik pada RUANGAN CTG karena tegangan yang terlalu naik-

turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak Bila perlu pasang stabilisator

tegangan listrik

Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan CTG bersihkan semua peralatan dengan hati-

hati terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak Bersihkan transduser

dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak

merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin

CTG)

Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya rapikan dan bersihkan kabel-

kabelnya jangan sampai terinjak atau terjepit Setelah semua rapih tutuplah mesin CTG

dengan plastik penutupnya Hal ini penting untuk mencegah mesin CTG dari siraman air

atau zat kimia lainnya

Prosedur Penempatan Alat

Pastikan bahwa CardioTocoGraphy disimpan di tempat yang berventilasi baik di mana

kelembaban dan suhu terjaga agar alat lebih awet dan terMinimalisir dari Trouble

J TROUBLESHOOTING

Unit tidak akan menyala

- periksa baterai

Unit menyala tetapi tidak ada suara

- Headphone dan audio speaker kabel interrupt

Akurat Heart Rate

- Janin terlalu muda

- Menghitung denyut jantung ibu

- Pastikan secara manual menghitung denyut jantung

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

Statis

- Penggunaan yang tidak memadai dari USG gel gunakan secara bebas

Gangguan dari peralatan lainnya

- Mengurangi tingkat volume

Tidak menggunakan gel ultrasonik produk berbasis minyak akan membahayakan penyelidikan

wajah

- Gunakan gel ultrasonik saja

Simbol baterai muncul

- mengganti baterai

Simbol hati muncul

- Unit menghitung denyut jantung janin

Unit tidak akan menyala

- Baterai sudah mati

LED merah

- Baterai OK

- Probe dicabut

- Kabel Probe rusak

Lemah atau tidak ada sinyal janin

- Janin terlalu muda

- Ketika di hadapan gangguan frekuensi radio suara aliran darah dapat menjadi berkurang

Summit LifeDop Fetal Doppler

- Kualitas suara yang buruk

- Tidak memadai penggunaan gel USG

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Gangguan dari peralatan lainnya

Heart Rate akurat

- Relokasi probe untuk sinyal yang lebih baik

- Pastikan suara ibu tidak mencampur w suara janin

- Pastikan secara manual menghitung bahwa angka ini antara 50-210BPM

Berkedip indikator baterai

- mengganti baterai

Probe frekuensi 00

- Tidak ada probe terpasang

- Probe terpasang Summit kontak

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml

BAB III

PENUTUPAN

K KESIMPULAN

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan

pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya

dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat

rongga peritoneum Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif

L DAFTAR PUSTAKA

httpkhusnuldiaryblogspotcoid201304teknologi-kardiotokografi_7580html

httpintannurulhayatiblogspotcoid201304kardiotokografi-dan-laparoskopihtml

httpworldhealth-bokepzzblogspotcoid201204pengertian-kardiotokografihtml

httpGooglecomimagehtml

httpatikgurubidanblogspotcoid201009non-stress-testhtml

Oktavinola Febrina 2010 NST DALAM KEHAMILAN

httpbidanshopblogspotcoid201001nst-dalam-kehamilanhtml

Raito Aou 2014 MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN

MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN

httpaouraitoblogspotcoid201412makalah-askeb-1-tentang-pengkajianhtml