Makalah teknologi pendidikan

311

description

Tugas akhir pengantar teknologi pendidikan

Transcript of Makalah teknologi pendidikan

Page 1: Makalah teknologi pendidikan
Page 2: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 2 http://romidwisyahri95.blogspot.com

TUGAS

PENGANTAR TEKNOLOGI PENDIDIKAN

OLEH KELOMPOK 3

1. ANDRI SAPUTRA

2. ROMI DWISYAHRI

3. DELLA DENADA

4. MUSTIKA RIZANA

5. MENTARI ELVA

6. DELLIATI

7. SEPTA PRATIWI

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013

Page 3: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 3 http://romidwisyahri95.blogspot.com

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dari ―PENGANTAR

TEKNOLOGI PENDIDIKAN‖.

Tujuan utama adalah untuk memenuhi tugas yang di berikan, serta untuk melatih dan

membiasakan diri untuk pendalaman materi.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

Drs. Syafril,M.Pd. dan Dra.Eldarni,M.Pd. selaku pembimbing yang dengan sepenuh hati

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing serta mengarahkan penulis dalam

pembuatan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitupun dengan laporan

ini jauh dari sempurna mengingat keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang sifatnya membangun kepada semua pihak

supaya menjadi pembelajaran bagi penulis.

Akhir kata, secara pribadi penulis berharap supaya laporan ini bisa memberikan manfaat

khususnya bagi penulis, umumya bagi pembaca. Terimakasih.

Padang, Desember 2013

Penulis

Page 4: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 4 http://romidwisyahri95.blogspot.com

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................. ii

Bab I Hakikat Teknologi Pendidikan ....................................................................... 1

a. Pengertian Teknologi Pendidikan

b. Beberapa defenisi TP

c. TP ditinjau dari aspek ontologism,epistimologis dan aksiologis

BAB II Falsafah Tp Visi,Misi & Tujuan TP ........................................................... 15

BAB III Perkembangan Teknologi Pendidikan ...................................................... 24

BAB IVLandasan Teoritis Teknologi Pendidikan .................................................. 64

a. Teori Belajar dan Pembelajaran

b. Teori Komunikasi dan Informasi

c. Teori manajemen dan Ekonomi

BAB V Kawasan Teknologi Pendidikan ................................................................. 80

a. Perancangan

b. Pengembangan‘

c. Pemanfaatan

d. Pengelolaan

e. Penilaian

BAB VI Teknologi Pendidikan sebagai Konstruk Teoritis, Bidang Garapan & Prfesi ...... 117

BAB VII Pengaruh Penerapan Teknologi Pendidikan ............................................. 129

a. Organisasi Kurikulum

b. Pola Instruksional

c. Pengambilan Keputusan tentang Pendidikan

BAB VIII Beberapa Penerapan Teknologi Pendidikandi Indonesia ........................ 155

a. Sistem Belajar Jarak Jauh

b. Penggunaan Modul dan Paket Belajar

c. Radio Pendidikan

d. Televisi Pendidikan

e. PKP dan CBSA

Page 5: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 5 http://romidwisyahri95.blogspot.com

f. CAI DAN INTERNET

BAB IX Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju & Negara Berkembang ...... 205

BAB X Penerapan TP & Pengaruhnya terhadap Pendidikan saat ini & Masaa ..... 240

BAB XI PENUTUP ................................................................................................. 263

a. Kesimpulan ............................................................................................ 263

b. Saran ...................................................................................................... 263

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 264

Page 6: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 6 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 7: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 7 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 8: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 8 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB I

HAKEKAT TEKNOLOGI PENDIDIKAN

1. LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan salah satu produk dari manusia yang

terdidik, dan pada giliranya manusia-manusia itu perlu lebih mendalami dan mampu

mengambil manfaat dan bukan menjadi korban dari perkembangan ilmu dan teknologi

sendiri.

Pendidikan sebagai suatu ilmu teknologi tidak luput dari gejala perkembangan itu. Kalau

semula orang tua yang bertindak sebagai pendidik kemudian kita kenal profesi guru yang

diberi tanggung jawab pendidik. Sekarang ini secara konseptual maupun secara legal telah

dikenal dan ditentukan sejumlah keahlian khusus jabatan dan atau profesi yang termasuk

dalam kategori tenaga kependidikan.

2. PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

A.Pengertian Teknologi Pendidikan

Istilah ―teknologi‖ berasal ari bahasa Yunani yaitu technologis. Technie berarti seni,

keahlian atau sains dan logos yang berarti ilmu. Teknologi menurut Gaibraith dapat

diartikan sebagai penerapan sistematik dari pengetahuan ilmiah atau terorganisasikan

dalam hal-hal yang praktis. Sedang dalam arti luas menurut Association for Educational

Communication and Technology (AECT) adalah proses yang kompleks dan terpadu yang

melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah,

mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemacahan masalah yang

menyangkut semua aspek belajar manusia.

Dilain pihak ada pendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pengembangan,

penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan

meningkatkan proses belajar manusia. Di sini diutamakan proses belajar itu sendiri di

samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar itu. Dengan demikian secara umum

Page 9: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 9 http://romidwisyahri95.blogspot.com

teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi

komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengajaran disamping guru, buku,

ide, peralatan dan organisasi yang dikaji secara sistematis, logis dan ilmiah. Pengertian ini

mengandung asumsi bahwa sebenarnya media teknologi tertentu tidak secara khusus dibuat

untuk teknologi yang dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan pendidikan.

B.Landasan Teknologi Pendidikan

1.Landasan filosofis teknologi pendidikan

Landasan falsafah penelitian teknologi pendidikan terdiri atas 3 komponen seperti yang

diungkapkan oleh Suriasumantri dalam Miarso. Ada 3 jenis komponen dalam teknologi

pendidikan yaitu ontology (merupakan bidang kajian ilmu itu apa, jika teknologi

pendidikan sebagai ilmu maka bidang kajiannya apa), epistemology (pendekatan yang

digunakan dalam suatu ilmu itu bagaimana), dan aksiology (menelaah tentang nilai guna

baik secara umum maupun secara khusus, baik secara kasat mata atau secara abstrak).

Kurikulum teknologi berorientasi ke masa depan yang memandang teknologi sebagai dunia

yang dapat diamati serta diukur secara pasti. Oleh karena itu dalam pendidikan lebih

mengutamakan penampilan perilaku lahirnya atau eksternal dengan penerapan praktis hasil

penemuan-penemuan ilmiah yang secara kharakteristik menuju ke arah komputerisasi

program pengajaran yang ideal sesuai dengan prinsip-prinsip Gybeructis.

Dalam proses belajar mengajar, model teknologi pendidikan lebih menitik beratkan

kemampuan siswa secara individual dimana materi pelajaran sesuai ketingkatan kesiapan

sehingga siswa mampu menunjukan perilaku tertentu yang diharapkan.

Manfaat yang sangat besar dari model kerikulum teknologi ini adalah materi pelajaran

dapat disajikan kepada siswa dalam berbagai bentuk multimedia, para siswa menerima

pelajaran seperti pada model pendidikan klasikal, tetapi para siswa lebih yakin dalam

menangkap pelajarannya karena penyajian pelajaran lebih hidup, lebih realistis serta lebih

impresif.

2.Landasan psikologi teknologi pendidikan

Dalam pandangan modern, belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat

interaksi dengan lingkungan. Seseorang dianggap melakukan kegiatan belajar setelah ia

Page 10: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 10 http://romidwisyahri95.blogspot.com

memperoleh hasil yakni terjadinya perubahan tingkah laku misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu. Pola tingkah laku tersebut meliputi aspek rohani dan jasmani. Menyangkut

perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan dan menyangkut sikap nilai.

Siswa yang belajar dipandang sebagai organisme yang hidup sebagai satu keseluruhan

yang bulat. Ia bersifat aktif dan senantiasa mengadakan interaksi dengan lingkungannya,

memerima, menolak, mencari sendiri dapat pula mengubah lingkungannya.

Pembelajaran pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat menampilkan

tingkah laku hasil belajar dalam kondisi yang nyata, atau untuk memecahkan masalah yang

dihadapi dalam kehidupannya. Untuk itu, pengembang program pembelajaran selalu

menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh informasi mengenai

kemampuan yang diperlukan peserta didik. Bahkan setelah peserta didik menyelesaikan

kegiatan belajar selalu dilakukan analisis umpan balik untuk melihat kesesuaian hasil

belajar dengan kebutuhan belajar. Menurut Lumsdaine (dalam Miarso 2009), ilmu perilaku

merupakan ilmu yang utama dalam perkembangan teknologi pendidikan terutama ilmu

tentang psikologi belajar, sedangkan menurut Deterline (dalam miarso 2009) berpendapat

bahwa teknologi pembelajaran merupakan pengembangan ataupun aplikasi dari teknologi

perilaku yang digunakan untuk menghasilkan suatu perubahan perilaku tertentu dari

pebelajar secara sitematis guna pencapaian ketuntasan hasil belajar itu sendiri. Sedangkan

Harless (1968) menyebutnya dengan ―front-end analysis‖, sedangkan Mager dan Pape

(1970) menyebutnya ―performance problem analysis‖. Dan Romizwoski (1986)

mengistilahkan kegitan tersebut sebagai ―performance technology‖. Belajar berkaitan

dengan perkembangan psikologis peserta didik, pengalaman yang perlu diperoleh,

kemampuan yang harus dipelajari, cara atau teknik belajar, lingkungan yang perlu

menciptakan kondisi yang kondusif, sarana dan fasilitas yang mendukung, dan berbagai

faktor eksternal lainnya. Untuk itu, Malcolm Warren (1978) mengungkapkan bahwa

diperlukan teknologi untuk mengelola secara efektif pengorganisasian berbagai sumber

manusiawi. Romizowski (1986) menyebutnya dengan ―Human resources management

technology‖. Penanganan berbagai pihak yang diperlukan dan memiliki perhatian terhadap

pengembangan program belajar dan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memerlukan

satu teknik tertentu yang dapat mengkoordinir dan mengakomodasikannya sesuai dengan

potensi dan keahlian masing-masing.

Page 11: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 11 http://romidwisyahri95.blogspot.com

3.Landasan sosiologis teknologi pendidikan

Peranan teknologi dalam belajar yang dirancang sebagai tujuan pengajaran yang lebih

efektif dan ekonomis merupakan peranan komunikasi yang sangat penting sebab hakikat

teknologi pengajaran adalah upaya mempengaruhi siswa agar dapat mencapai tujuan

pendidikan. Oleh sebab itu landasan sosial teknologi pengajaran ada pada komunikasi

insani.

Seorang ahli komunikasi dari Amerika Wilbur schramm menjabarkan pengertian ilmu

komunikasi itu kedalam 3 kategori pokok dengan berbagai istilah yaitu :

Encoder yaitu komunikasi, guru mempunyai informasi tertentu dan benar, kecepatan yang

optimal dan sampai pada penerima informasi yaitu para siswa.

Signal yaitu pesan, berita pernyataan yang ditujukan kepada dan diterima oleh seseorang

atau kelompok orang penerima pesan itu yang dilukiskan dalam bentuk gerak tangan,

mimic, wajah, gambaran, foto, grafik, peta, diagram dll. Decodes yaitu komunikasi yang

dalam konteks pendidikan adalah siswa yang menerima pesan tertentu, mampu memahami

isi pesan yang diterimanya.

4.Landasan religius teknologi pendidikan

Dalam proses pembelajarn yang mengacu pada landasan keagamaan, seorang guru

diharapkan bisa mengubah moral peserta didiknya, agar dalam pembelajaran nantinya bisa

berjalan sesuai yang diharapkan. Maka disini seorang guru, ketika ada seorang peserta

didiknya yang tidak memahami apa yang disampaikan, guru dapat menggunakan teknik

atau cara pembelajaran lain dengan tanpa mempersulit caranya tersebut agar pemahaman

peserta didiknya tidak menyimpang, yang nantinya dapat mempengaruhi moral peserta

didiknya. Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam Al-qur‘an : ال

Dari penjelasan tersebut sudahlah jelas bahwa dalam proses pembelajaran, agama sendiri

tidak mempersulit tentang cara yang akan dipakai oleh seorang guru dalam penyampaian

pelajarannya.

Selain itu, pesan yang disampaikan lewat interaksi antara guru dan peserta didiknya harus

bisa mengimbangi keadaan peserta didiknya, sehingga bisa diterima materinya. Dengan

kata lain guru harus bisa mengajarkan materinya sesuai dengan ukuran akal peserta

Page 12: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 12 http://romidwisyahri95.blogspot.com

didiknya sehingga mampu diserap dan diamalkan apa yang disampaikannya ( بو خاط

قدر ا هم ب قو .( (ع

C. Peran dan Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan

Peran teknologi pendidikan

Teknologi pendidikan sangat bermanfaat bagi manusia dalam pendidikan. Dalam

teknologi pendidikan akan melibatkan prosedur, ide, peralatan dan organisme untuk

menganalisis masalah pendidikan mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan

mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek pembelajaran dalam

pendidikan.

Teknologi secara umum mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis (tertulis dan lisan).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat diatasi sikap pasif

peserta didik kurikulum dan materi pendidikan.

Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan

Dalam konteks pendidikan yang lebih umum, teknologi pendidikan merupakan

pengembangan, penerapan dan penilaian sistem teknik dan alat bantu untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas belajar manusia, dengan demikian aspek-aspeknya meliputi

pertimbangan teoritik yang merupakan hasil penilaian, perangkat dan peralatan teknis atau

hardware dan perangkat lunak software. Aspek-aspek tersebut difungsikan untuk

mendesign, melaksanakan penilaian pendidikan dengan pendekatan yang sistematis.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa ruang lingkup teknologi pendidikan sangat luas

yaitu mencakup semua faktor yang terkait dan terlibat dalam proses pendidikan, faktor-

faktor itu adalah orang, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi.

D.Aplikasi Teknologi Pendidikan

Hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat bantu sangat

membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi belajar

Page 13: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 13 http://romidwisyahri95.blogspot.com

siswa atau mahasiswa. Keterbatasan media teknologi pendidikan disatu pihak dan

lemahnya kemampuan dosen atau guru menciptakan media tersebut di sisi lain membuat

penerapan metode ceramah makin menjamur. Kondisi ini jauh dari menguntungkan.

Terbatasnya alat-alat teknologi pendidikan yang dipakai di kelas diduga merupakan salah

satu sebab lemahnya mutu studi pelajar atau masyarakat pada umumnya. Sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi komunikasi mengalami

kemajuan yang sangat pesat dan untuk selanjutnya berpengaruh terhadap pola komunikasi

dimasyarakat. Dibuatnya instrumen teknologi komunikasi seperti satelit, TV, radio, video-

tapedan komputer memberi arti tersendiri bagi proses komunikasi antar manusia. Seperti

halnya teknologi pada umumny, teknologi komunikasi tidak mengenal batas-batas wilayah,

ideologi, agama, dan suku bangsa, teknologi telah mengurangi secara drastis jarak dalam

waktu dan ruang.

Aplikasi teknologi pendidikan sangat relevan bagi pengelolaan pendidikan pada umumnya

dan kegiatan belajar mengajar pada khususnya. Aplikasi yang dimaksud yaitu:

1. Teknologi pendidikan memungkinkan adanya perubahan kurikulum baik strategi,

pengembangan maupun aplikasinya. Teknologi pendidikan mempunyai fungsi luas, tidak

hanya terbatas pada kebutuhan kegiatan belajar mengajar di kelas melainkan dapat

berfungsi sebagai masukan bagi pembinaan dan pengembangan kurikulum yang dikaji

secara ilmiah, logis, sistematis dan rasional sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

2. Teknologi pendidikan menghilangkan kalaupun tidak secara keseluruhan pola pengajaran

tradisional. Ia berperan penuh dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, meskipun

sebenarnya dia tidak dapat menggantikan posisi guru secara mutlak. Guru mempunyai

kemampuan yang terbatas dan dengan teknologi pendidikan pulalah keterbatasan itu

tertolong.

3. Teknologi pendidikan membuat pengertian kegiatan belajar menjadi luas, lebih dari hanya

sekedar interaksi guru dengan murid di dalam ruang dan waktu yang sangat terbatas.

Teknologi pendidikan dapat dianggap sebagai sumber belajar dan biasanya memberikan

rangsangan positif dalam proses pendidikan.

Page 14: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 14 http://romidwisyahri95.blogspot.com

4. Aplikasi teknologi pendidikan dapat membuat peranan guru berkurang, meskipun

teknologi pendidikan tidak mampu menggantikan guru secara penuh. Teknologi

pendidikan adalah teknologi pendidikan dan guru adalah guru.

5. Meskipun demikian bagi guru dan murid, teknologi pendidikan memberikan sumbangan

yang sangat positif.

E.Analisis

Teknologi pendidikan merupakan suatu cara mengajar dengan menggunakan skill atau

keahlian yang dimiliki oleh seorang guru agar dalam proses pembelajaran bisa diterima

oleh para peserta didiknya sehingga bisa mencapai pada tujuan pendidikan itu sendiri. Jadi

sebenarnya teknologi pendidikan itu tidak seperti halnya yang kita ketahui tentang

teknologi pada umumnya yang ada kaitannya dengan masalah-masalah permesinan atau

yang lainnya, tetapi dalam masalah teknologi pendidikan itu bisa dikaitkan dengan sebuah

cara atau strategi yang dimiliki seorang guru dalam proses pembelajaran baik itu

menggunakan media yang ada dalam kelas atau ataupun cara lain agar dalam pembelajaran

menjadi mudah diserap oleh para peserta didiknya..

4. BEBERAPA DEFENISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Beberapa defenisi TP dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963

Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang

terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan

proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan

dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen

dalam lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan

Page 15: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 15 http://romidwisyahri95.blogspot.com

pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya

adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu

pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.Analisa : (a) menggunakan istilah

komunikasi visual,(b) menghasilkan kerangka dasar pengembangan TP selanjutnya,(c)

mendorong peningkatan kualitas dan efisiensi pembelajaran.

Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual,definisi di atas telah

menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta

dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran.

b. Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970

Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media

yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan

pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk

teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras

maupun lunak lainnya.

Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan

mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada

penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan

kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.

Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha

mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi

Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang

pentingnya penelitian tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan

khusus.

c. Definisi Silber 1970

Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi,

dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan,

peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan

personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar.

Page 16: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 16 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah pengembangan.

Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan pada

pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan

memuat dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga

diartikan pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang

mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk

pembelajaran.

d. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971

Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan

pendidikan dapat dicapai.

Definisi sebelumnya meliputi istilah, ―mesin‖, instrumen‖ atau ―media‖, sedangkan dalam

definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat

keras, tetapi lebih berorientasi pada proses.

e. Definisi AECT 1972

Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971),

dengan memberikan rumusan sebagai berikut :

Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi

belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan,

pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan

pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut.

Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu

bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan

merupakan suatu profesi.

f. Definisi AECT 1977

Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang,

prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang,

melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada

manusia.

Definisi tahun 1977,AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan

profesi. Definisi sebelumnya,kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi

pendidikan sebagai suatu teori.

Page 17: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 17 http://romidwisyahri95.blogspot.com

g. Definisi AECT 1994

Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,

pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.

Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya

mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi

pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh

landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan

wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi

ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.

h. Defenisi 2004

Teknologi pendidikan adalah suatu studi atau etika prakek dalam upaya memfasilitasi

pembelajaran dan peningkatan kinerja dengan cara menciptakan menggunakan atau

memanfaatkan,dan mengelolo proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat.

Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas,

tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses ―metamorfosa‖

menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat ke sistem yang lebih

luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju

ke proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi

pembelajaran telah menjadi sebuah bidang dan profesi.

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak

mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan

memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh

memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi

pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan belum optimal, baik dalam

hal design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih

dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan

teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.

Page 18: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 18 http://romidwisyahri95.blogspot.com

5. TP DITINJAU DARI ASPEK ONTOLOGIS, EPISTIMOLOGI, DAN

AKSIOLOGIS

1. Ontologi

Ontologi bertolak atas penyelidikan tentang hakekat ada (existence and being)

(Brameld, 1955: 28). Pandangan ontologI ini secara praktis akan menjadi masalah utama di

dalam pendidikan. Sebab, siswa (peserta didik) bergaul dengan dunia lingkungan dan

mempunyai dorongan yang kuat untuk mengerti sesuatu. Oleh karena itu teknologi

pendidikan dalam posisi ini sebagai bagian pengembangan untuk memudahkan hubungan

siswa atau peserta didik dengan dunia lingkungannya. Peserta didik, baik di masyarakat atau

di sekolah selalu menghadapi realita dan obyek pengalaman.

Secara tersusun Chaeruman dalam tulisannya mengutip tulisan Prof. Yusuf Hadi Miarso

bahwa ontology teknologi pendidikan adalah :

1. Adanya sejumlah besar orang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh

melalui suatu lembaga khusus, maupun yang dapat diperoleh secara mandiri.

2. Adanya berbagai sumber baik yang telah tersedia maupun yang dapat direkayasa, tapi belum

dimanfaatkann untuk keperluan belajar.

3. Perlu adanya suatu proses atau usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menggarap

sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar setiap orang dan organisasi.

4. Perlu adanya keahlian dan pengelolaan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan dan

memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efisien, dan selaras.

Dibawah ini adalah empat revolusi yang terjadi di dunia pendidikan karena adanya

masalah yang tidak teratasi dengan cara yang ada sebelumnya, tetapi dilain pihak juga

menimbulkan masalah baru. Masalah – masalah itu dibatasi pada masalah utama, yaitu

―belajar‖. Menurut Sir Eric Ashby (1972, h. 9-10) tentang terjadinya empat Revolusi di

dunia pendidikan yaitu:

Revolusi pertama terjadi pada saat orang tua atau keluarga menyerahkan sebagian

tanggungjawab dan pendidikannya kepada orang lain yang secara khusus diberi

tanggungjawab untuk itu. Revolusi pertama ini terjadi karena orangtua/keluarga tidak

mampu lagi membelajarkan anak-anaknya sendiri.

Page 19: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 19 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Revolusi kedua terjadi pada saat guru sebagai orang yang dilimpahkan tanggungjawab

untuk mendidik. Pengajaran pada saat itu diberikan secara verbal/lisan dan sementara itu

kegiatan pendidikan dilembagakan dengan berbagai ketentuan yang dibakukan. Penyebab

terjadinya revolusi kedua ini karena guru ingin memberikan pelajaran kepada lebih banyak

anak didik dengan cara yang lebih cepat.

Revolusi ketiga muncul dengan ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan

tersebarnya informasi iconic dan numeric dalam bentuk buku atau media cetak lainnya.

Revolusi ketiga ini terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak lagi dan lebih cepat

lagi, sementara itu kemampuan guru semakin terbatas, sehingga diperlukan penggunaan

pengatahuan yang telah diramuka oleh orang lain.

Revolusi keempat berlangsung dengan perkembangan yang pesat di bidang elektronik

dimana yang paling menonjol diantaranya adalah media komunikasi (radio, televisi, tape

dan lain-lain) yang berhasil menembus batas geografi, sosial dan politis secara lebih intens

daripada media cetak. Penyebab revolusi ini adalah karena guru menyadari bahwa tidaklah

mungkin bagi guru untuk memberikan semua ajaran yang diperlukan, dan karena itu yang

lebih penting adalah mengajarkan kepada anak didik tentang bagaimana belajar. Ajaran

selanjutnya akan diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui berbagai sumber

dan saluran.

Dapat disimpulkan dari perkembangan revolusi yang terjadi bahwa tujuan pendidikanlah

yang harus menentukan sarana apa saja yang dipergunakan atau dengan kata lain media

komunikasi menentukan pesan (dan karena itu tujuan) yang perlu dikuasai. Dengan ilustrasi

diatas dapat disimpulkan bahwa adanya masalah-masalah baru yaitu:

1) adanya berbagai macam sumber untuk belajar termasuk orang (penulis buku, prosedur

media dll), pesan (yang tertulis dalam buku atau tersaji lewat media), media (buku, program

televisi, radio dll), alat (jaringan televisi, radio, dll) cara-cara tertentu dalam mengolah/

menyajikan pesan serta lingkungan dimana proses pendidikan itu berlangsung.

2) Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan, baik secara konseptual maupun faktual.

3) Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber untuk belajar itu agar

dapat digunakan seoptimal mungkin guna keperluan belajar.

Page 20: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 20 http://romidwisyahri95.blogspot.com

2. Epistemologi

Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu

pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas

pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.

Pandangan epistemologi tentang pendidikan akan membahas banyak persoalan-persoalan

pendidikan, seperti kurikulum, teori belajar, strategi pembelajaran, bahan atau sarana-

prasarana yang mengantarkan terjadinya proses pendidikan, dan cara menentukan hasil

pendidikan.

M. Arif berpendapat bahwa epistimologi (bagaimana) yaitu merupakan asas

mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh

pengetahuan. Ada 3 isi dari landasan epistimologi teknologi pendidikan yaitu :

1) Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya ditelaah secara simultan. Semua

situasi yang ada diperhatikan dan dikaji saling kaitannya dan bukannya dikaji secara

terpisah-pisah.

2) Unsur-unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara

sistematik yaitu dirancang, dikembangkan, dinilai dan dikelola sebagai suatu kesatuan, dan

ditujukan untuk memecahkan masalah.

3) Penggabungan ke dalam proses yang kompleks dan perhatian atas gejala secara menyeluruh,

harus mengandung daya lipat atau sinergisme, berbeda dengan hal dimana masing-masing

fungsi berjalan sendiri-sendiri.

Sedangkan menurut Abdul Gafur (2007) untuk mendapatkan teknoogi pendidikan

adalah dengan cara:

a. Telaah secara simultan keseluruhan masalah-masalah belajar

b. Pengintegrasian secara sistemik kegiatan pengembangan, produksi, pemanfaatan,

pengelolaan, dan evaluasi.

c. Mengupayakan sinergisme atau interaksi terhadap seluruh proses pengembangan dan

pemanfaatan sumber belajar.

3. Aksiologi

Page 21: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 21 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Aksiologi (axiology), suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value) (candilaras,

2007). Menurut Wijaya Kusumah dalam kajian aksiologi, yaitu apa nilai / manfaat

pengkajian teknologi pendidikan bisa diaplikasikan dalam beberapa hal, diantaranya:

a. Peningkatan mutu pendidikan (menarik, efektif, efisien, relevan)

b. Penyempurnaan system Pendidikan

c. Meluas dan meratnya kesempatan serta akses pendidikan

d. Penyesuaian dengan kondisi pembelajaran

e. Penyelarasan dengan perkembangan lingkungan

f. Peningkatan partisipasi masyarakat

Sedangkan M. Arif menyatakan bahwa Aksiologi (untuk apa) yaitu merupakan asas

dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh

pengetahuan tersebut. Landasan pembenaran atau landasan aksiologis teknologi pendidikan

perlu dipikirkan dan dibahas terus menerus karena adanya kebutuhan riil yang mendukung

pertumbuhan dan perkembangannya. Menurutnya, landasan aksiologis teknologi pendidikan

saat ini adalah:

a. Tekad mengadakan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.

b. Keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa, antara lain:

Dalam hal ini Teknologi Pembelajaran secara aksiologis akan menjadikan pendidikan

menjadi:

Produktif

Ilmiah

Individual

Serentak / actual

Merata

Berdaya serap tinggi

Teknologi Pembelajaran juga menekankan pada nilai bahwa kemudahan yang diberikan

oleh aplikasi teknologi bukanlah tujuan, melainkan alat yang dipilih dan dirancang strategi

penggunaannya agar menumbuhkan sifat bagaimana memanusiakan teknologi (A.L

Zachri:2004).

Page 22: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 22 http://romidwisyahri95.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

Miarso, Yusuf Hadi. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada

Nasution.1987. Teknologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.

Nasution.2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994. Teknologi pendidikan definisi dan kawasanya. Washington,

DC: Association for Educational Communications and Technology.

Page 23: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 23 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 24: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 24 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB II

FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN SERTA

VISI,MISI,DAN TUJUAN TP

1. LATAR BELAKANG

Teknologi pendidikan muncul menjadi isu seiring dengan perkembangan kehidupan

manusia dan kebutuhan akan pendidikan dan pembelajaran. Awalnya Teknologi Pendidikan

dianggap sebagai bidang garapan yang terlibat dalam penyiapan fasilitas belajar

(manusia) melalui penelusuran , pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan sistematis

seluruh sumber-sumber belajar; dan melalui pengelolaan seluruh proses ini (AECT 1972).

Dan pada akhirnya diartikan sebagai studi dan praktek etis dalam memfasilitasi proses

pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan mencipatakan, menggunakan, dan mengatur

proses teknologi dan sumber daya yang cocok (AECT, 2004).

Teknologi merupakan bagian integral dalam setiap budaya. Makin maju suatu budaya,

makin banyak dan makin canggih teknologi yang digunakan. Meskipun demikian masih

banyak di antara kita yang tidak menyadari akan hal itu. Sebenarnya 25 tahun yang lalu

Menteri Pendidikan Daoed Joesoef telah menyatakan bahwa ―Teknologi diterapkan di

semua bidang kehidupan, di antaranya bidang pendidikan. Teknologi pendidikan ini

karenanya beroperasi dalam seluruh bidang pendidikan secara integratif, yaitu secara

rasional berkembang dan terjalin dalam berbagai bidang penididikan”.

2. FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Yang dimaksud dengan istilah ―falsafah‖ disini adalah rangkaian pernyataan yang

didasarkan pada keyakinan, konsepsi, dan sikap seseorang, yang menunjukkan arah atau

tujuan diambilnya. Rumusan ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Ely, dimana

seseorang memberikan arti atas suatu gejala seobjektif mungkin. Usaha memberikan arti itu

dalam tulisan ini didasarkan oleh pengalaman empirik atas sejumlah data yang diamati,

merupakan generalisasi dari berbagai gagasan yang berkaitan dengan rujukan tertentu.

Page 25: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 25 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Januszewski (2008:1) menyatakan bahwa: Educational technology is the study and

ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and

managing appropriate technological processes and resources. (Teknologi pendidikan

adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja

melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi).

Sementara itu, Miarso (2009:240) menyatakan ―Teknologi Pendidikan dapat diartikan suatu

bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia, melalui usaha

sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai

sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses teresebut.

Berdasarkan pendapat diatas dapat kita simpulkan Teknologi Pendidikan adalah studi dan

etika prektek yang melibatkan orang, gagasan, prosedur, peralatan dan organisasi untuk

memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan

pengaturan proses dan sumber daya teknologi dalam rangka untuk memecahkan masalah

belajar manusia.

Semua bentuk teknologi adalah system yang diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan

tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya,

meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada. Teknologi itu

pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai

dan estetika. Teknologi merupakan suatu bidang yang tak terpisahkan dengan ilmu

pengetahuan, seperti misalnya teknologi pertanian, teknologi kesehatan, teknologi

komunikasi, dan tentunya juga teknologi pendidikan.

Setiap teknologi, tak terkecuali teknologi pendidikan, merupakan proses untuk

menghasilkan nilai tambah, sebagai produk atau piranti untuk dapat digunakan dalam aneka

keperluan, dan sebagai sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berkaitan

untuk suatu tujuan tertentu.

Berbicara tentang landasan falsafah teknologi pendidikan, maka kita tidak bisa lepas dari

filsafat pendidikan karena teknologi pendidikdn merupakan bagian dari teknologi

pendidikan. Adapun filsafat yang dikembangkan akhir-akhir ini, dipengaruhi oleh filsafat

analitik sehingga disiplin ilmu pendidikan dalam konteks dasar-dasar pendidikan

(foundations of educations) dihubungkan dengan bagian-bagian lain dalam disiplin ilmu

pendidikan,yaitu sejarah pendidikan, psikologi pendidikan, dan sosiologi.

Page 26: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 26 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Ada beberapa aliran filsafat yang begitu mempengaruhi filsafat pendidikan sampai saat ini,

yakni:

1 Filsafat analitik, menganalisis serta menguraikan istilsh-istilah dan konsep-konsep

pendidikan seperti pembelajaran (learning), kemampuan (ability), pendidikan (education),

dan sebagainya.

2 Progresivisme,berpendapat bahwa pendidikan bukan sekedar mentransfer pengetahuan

kepada anak didik, melainkan melatih kemampuan dan ketrampilan berpikir dengan

memberikan rangsangan yang tepat.

3 Eksistensialisme, menyatakan bahwa yang menjadi tujuan utama pendidikan bukan agar

anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah-masalah eksistensial

mereka, melainkan agar dapat mengalami secara penuh eksistensi mereka.

4 Rekonstruksionisme, terutama merupakan reformasi sosial yang menghendaki renaisans

sivilasi modern. Para pendidik rekonstruksionisme melihat bahwa pendidikan dan reformasi

sosial sesungguhnya sama.

Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa implikasi meluasnya

cakrawala manusia dalam berbagai bidang pengetahuan sehingga setiapgenerasi penerus

harus belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan perkembangan

zaman. Untuk itu dirasakan perlunya sistem baru dalam mengkomunikasikan segala macam

pengetahuan dan pesan, baik secara verbal maupun non verbal.

Kebenaran hakiki falsafah teknologi pendidikan

Dalam teknologi pendidikan, kebenaran hakiki komponen filsafah pengetahuan

dikaitkan dengan pertanyaan:

a. apa yang menjadi objek telaah teknologi pendidikan?(wujud objek telaah)

Dalam ilustrasi revolusi pendidikan (Sir Eric Ashby, 1972), dijelaskan revolusi pendidikan

dibagi 4, yaitu:

1. Revolusi ke-1, terjadi pada saat orang tua atau keluarga menyerahkan sebagian

tanggungjawab dan pendidikannya kepada orang lain yang secara khusus diberi

tanggungjawab untuk itu. Pada revolusi pertama ini masih ada kasus dimana orangtua atau

keluarga masih melakukan sendiri pendidikan anak-anaknya. Dari beberapa literatur, seperti

misalnya Seattler berusaha menelusuri secara historik perkembangan revolusi ini dengan

Page 27: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 27 http://romidwisyahri95.blogspot.com

mengemukakan bahwa kaum Sufi pada sekitar 500 SM menjadikan dirinya sebagai ―penjual

ilmu pengetahuan‖, yaitu memberikan pelajaran kepada siapa saja yang bersedia

memberinya upah atau imbalan.

Revolusi pertama ini terjadi karena orangtua/keluarga tidak mampu lagi membelajarkan

anak-anaknya sendiri.

2. Revolusi ke-2, terjadi pada saat guru sebagai orang yang dilimpahkan tanggungjawab untuk

mendidik. Pengajaran pada saat itu diberikan secara verbal/lisan dan sementara itu kegiatan

pendidikan dilembagakan dengan berbagai ketentuan yang dibakukan.

Penyebab terjadinya revolusi kedua ini karena guru ingin memberikan pelajaran kepada

lebih banyak anak didik dengan cara yang lebih cepat.

3. Revolusi ke-3, muncul dengan ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan tersebarnya

informasi iconic dan numeric dalam bentuk buku atau media cetak lainnya. Buku hingga

saat ini dianggap sebagai media utama disamping guru untuk keperluan pendidikan.

Revolusi ini masih berlangsung bahkan beberapa pandangan falsafati berpendapat bahwa

masyarakat belajar adalah masyarakat membaca. Beberapa ahli menyatakan bahwa

pendidikan di Indonesia masih berlangsung budaya mendengarkan belum sampai pada

budaya membaca.

Revolusi ketiga ini terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak lagi dan lebih cepat

lagi, sementara itu kemampuan guru semakin terbatas, sehingga diperlukan penggunaan

pengatahuan yang telah diramukan oleh orang lain.

4. Revolusi ke-4, berlangsung dengan perkembangan yang pesat di bidang elektronik dimana

yang paling menonjol diantaranya adalah media komunikasi (radio, televisi, tape dan lain-

lain) yang berhasil menembus batas geografi, sosial dan politis secara lebih intens daripada

media cetak. Pesan – pesan dapat lebih cepat, bervariasi serta berpotensi untuk lebih

berdaya guna bagi si penerima. Pada revolusi ini muncullah konsep keterbacaan (Literacy)

baru, yang tidak sekedar menuntut pemahaman deretan huruf, angka, kata dan kalimat,

tetapi juga pemahaman visual. Beberapa orang ahli berpendapat bahwa perkembangan

media komunikasi ini menjadikan dunia semakin ―mengecil‖, menjadi suatu ―global

Village‖ dimana semua warganya saling mengenal, saling tahu dan saling bergantung satu

sama lain. Dalam revolusi keempat ini memang ujud yang sangat menonjol adalah peralatan

yang semakin canggih.

Page 28: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 28 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Penyebab revolusi ini adalah karena guru menyadari bahwa tidaklah mungkin bagi guru

untuk memberikan semua ajaran yang diperlukan, dan karena itu yang lebih penting adalah

mengajarkan kepada anak didik tentang bagaimana belajar. Ajaran selanjutnya akan

diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui berbagai sumber dan saluran.

Berdasarkan penyebab dan kondisi perkembangan keempat revolusi yang terjadi di

dunia pendidikan diatas dimana difokuskan pada masalah utama yaitu ―belajar‖ dapat

disederhanakan yaitu pada awalnya guru menghadapi anak didiknya dengan bertatap muka

langsung dan guru bertindak sebagai satu-satunya sumber untuk belajar.

Perkembangan berikutnya guru menggunakan sumber lain berupa buku yang ditulis oleh

orang lain, atau dapat dikatakan bahwa guru membagi perannya dalam menyajikan ajaran

kepada sejawat lain yang menyajikan pesan melalui buku. Dalam keadaan ini guru masih

mungkin melaksanakan tugasnya menyeleksi buku dan mengawasi kegiatan belajar secara

ketat. Dalam perkembangan selanjutnya media komunikasi mampu menyalurkan pesan yang

dirancang oleh suatu tim yang terpisah dari guru, langsung kepada anak didik tanpa dapat

dikendalikan oleh guru.

b. Sampai dimana ruang lingkup objek telaah,?(penggarapan objek telaah)

Teknologi pendidikan merupakan bidang garapan yang tidak dilakukan dalam

disiplin ilmu lain. Pada ilmu pendidikan, ilmu komunikasi, ilmu perilaku dan ilmu lainnya,

objek penggarapan telaah terpisah-pisah, sementara teknologi pendidikan memandang

bahwa semua komponen teori, model, konsep, dan prinsip dari semua ilmu digabung secara

sistematik dan sistemik agar diperoleh daya guna dan hasil guna yang optimal.

Usaha yang sistematik dan sistemik diawali dengan menganalisis masalah, kemudian

merancang, memproduksi, memamfaatkan, menilai, memperbaiki dan mengelola

keseluruhan proses kegiatan secara terintegrasi, sehingga diperlukan pendekatan baru

dengan.

c. Apakah masih dimungkinkan adanya telaah baru? (hasil penggarapan objek telaah)

Dari dua landasan yang telah dipenuhi oleh teknologi pendidikan, dirumuskanlah

kegunaan potensial teknologi pendidikan yaitu perluasan dan pemerataan kesempatan

belajar, meningkatkan mutu pendidikan, penyempurnaan sistem pendidikan, peningkatan

Page 29: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 29 http://romidwisyahri95.blogspot.com

partisipasi masyarakat, dan penyempurnaan pelaksanaan interaksi antara pendidikan dan

pembangunan. Hal inilah yang merupakan hasil dari penggarapan objek telaah (landasan

aksiologi) teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu

Wujud penerapan filsafat teknologi pendidikan dalam sistem pendidikan di Indonesia

Filsafat teknologi pendidikan telah terwujud dalam sistem pendidikan di Indonesia,

wujudnya sebagai berikut :

a. Pada masa kemerdekaan tahun 1950, untuk mengatasi kesempatan belajar para pejuang

yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena tergabung dalam pasukan tentara, maka

dihadirkanlah siaran radio untuk menyajikan bahan pelajaran, didirikan Balai Kursus

Tertulis Pengembangan Guru, Balai Alat Peraga Pendidikan yang sekarang menjadi Pusat

Pengembangan Penataran Guru Tertulis.

b. Pada awal orde baru, dalam PELITA I telah dicantumkan secara eksplisitkebijakan

menggunakan radio dan televisi untuk peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan

pendidikan, sebagai contoh program pendidikan karakter melalui serial televisi ACI ( Aku

Cinta Indonesia).

c. Dalam periode pembangunan selanjutnya, berbagai bentuk penerapan teknologi pendidikan

berkembang pesat. Penerapan berupa pola / sistem pendidikan yang inovatif, contohnya

sebagai berikut :

1. Sistem pendidikan terbuka / jarak jauh (SLTP Terbuka, Madrasah Tsanawiyah Terbuka,

Universitas Terbuka, Program KEJAR Paket A dan B)

2. Proyek pendidikan melalui satelit ( Rural Satellite Project) di perguruan tinggi wilayah

Indonesia Timur.

3. Penggunaan siaran radio untuk penataran guru, sitem belajar mandiri untuk meningkatkan

kualitas guru yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan.

4. Sistem pelatihan jarak jauh yang pengembangannya dikoordinasikan oleh Indonesian

Learning Work (IDLN) dan SEAMOLEC ( SEAMO Open Learning Center ) berkedudukan

di Pustekom Diknas.

5. Teknik /strategi pembelajaran untuk belajar pemecahan masalah dan belajar aktif (problem

solving and active learning strategies and techniques).

Page 30: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 30 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Beberapa bentuk penerapan ada yang sudah berhenti dikarenakan berbagai alasan

kebijakan maupun pendanaan. Akan tetapi penerapan teknologi pendidikan yang telah

berlangsung, menunjukkan perkembangan yang signifikan. Perkembangan itu masih harus

ditingkatkan lagi untuk menjangkau seluruh sektor pendidikan pada semua jenis, jalur dan

jenjang pendidikan termasuk pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.

Perkembangan- perkembangan baru yang timbul dalam dunia pendidikan

Perkembangan-perkembangan baru yang timbul dalam dunia pendidikan dan

khususnya dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Adanya berbagai macam sumber untuk belajar, termasuk orang (penulis buku) prosedur

media dan lain-lain, pesan (yang tertulis dalam buku, atau tersaji lewat media),

media(jaringan televise, radio dan lain-lain). Cara-cara tertentu dalam mengolah,

menyajikan pesan, serta lingkungan di mana proses pendidikan itu berlangsung.

2. Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan baik secara konseptual maupun factual.

3. Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber belajar agar dapat

digunakan seoptimal mungkin untuk keperluan belajar.

4. Tumbuh dan makin memasyaratkannya pendidikan terbuka/jarak jauh sebagai sistem

pendidikan alternatif yang memungkinkan proses pendidikan dsan pembelajaran dilakukan

secara luwes, efisien, efektif, dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan.

Bertolak dari ilustrasi diatas, keempat perkembangan diatas merupakan peluang dan

masa depan teknologi pendidikan semakin terbuka. Di samping itu, pengaruh era globalisasi

yang tidak bisa kita hindari menuntut manusia ke depan lebih kreatif dalam menghadapi

tantangann yang lebih besar, sehingga perang teknologi pendidikan lebih banyak bersifat

reaktif terhadap perkembangan teknologi dari pada sebagai ―agent of change‖ yang memicu

perubahan itu.

3. VISI,MISI ,DAN TUJUAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

VISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Terwujudnya berbagai pola pendidikan dan pembelajaran dengan dikembangkan dan

dimanfaatkannya aneka proses dan sumber belajar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Page 31: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 31 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Sebagai pusat pengembangan iptek pendidikan dan pusat penyiapan teknolog

pendidikan/pembelajaran serta pendidik dan tenaga kependidikan yang menguasai

teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan multimedia.

MISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Dilakukannya pendekatan integratif dengan semua kegiatan pembangunan dibidang

pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.

Tersedianya tenaga ahli untuk mengelola dan melaksanakan kegiatan.

Diusahakannya pertambahan nilai sosial ekonomi.

Dihindari adanya gejolak negatif.

Dikembangkannya pola dan sistem yang memungkinkan keterlibatan jumlah sasaran

maksimal,perluasan pelayanan,dan desentalisasi kegiatan.

Dihasilkannya inovasi sistem pembelajaran yang efektif.

Menyelenggarakan pendidikan tinggi untuk menghasilkan teknolog

pendidikan/pembelajaran,pendidik,dan tenaga kependidikan yang mengusai TIK dan

multimedia,unggul dan memiliki daya saing yang tinggi.

Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi

pendidikan/pembelajaran untuk menghasilkan karya akademik yang unggul dan menjadi

rujukan.

Menerapkan berbagai hasil karya dalam bidang teknologi pendidikan/pembelajaran untuk

memberdayakan masyarakat.

TUJUAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Menghasilkan teknolog pendidikan/pembelajaran yang mampu

merancang,mengembangkan,memanfaatkan dan mengelola serta mengevaluasi

program,proses dan produk pendidikan/pembelajaran dan pelatihan.

Menghasilkan tenaga pendidik yang mengusai teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

dan multimedia dijenjang pendidikan dasar dan menengah.

Menghasilkan tenaga kependidikan sebagai pengembang kurikulum,pengelola atau teknisi

sumber belajar termasuk perpustakaan sekolah,dan tenaga administratif yang menguasai

teknologi informasai dan komunikasi.

Page 32: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 32 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Menghasilkan karya akademik melalui kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang

teknologi pendidikan/pembelajaran.

Memberdayakan masyarakat melalui penerapan berbagai hasil karya tenologi

pendidikan/pembelajaran.

Page 33: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 33 http://romidwisyahri95.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)

Nasution, M.A, Prof. Dr, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)

Sadiman, Arif, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986)

Sudjana, Dr. Nana, Teknologi Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1989)

Syukur, Drs. Fatah, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005)

Arif AM, M. 2010. Teknologi Pendidikan. Kediri: STAIN Kediri Press.

B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 34: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 34 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 35: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 35 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB III

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

1. Latar Belakang

Sejarah teknologi pendidikan perlu diketahui seseorang untuk menjadi seorang yang ahli

dalam bidang teknologi pendidikan. Karena untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu, seseorang

harus mampu memiliki pengetahuan tentang sejarah dalam bidang bersangkutan.

Bidang teknologi pendidikan meliputi analisis masalah belajar dan kinerja, serta desain,

pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan proses pembelajaran dan sumber daya

yang dimaksudkan dapat meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam berbagai pengaturan,

lembaga pendidikan khususnya dan tempat kerja. Profesional di bidang teknologi instruksional

sering menggunakan prosedur teknologi instruksional yang sistematis dan menggunakan

berbagai media pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Selain itu, dalam beberapa

tahun terakhir, mereka telah meningkatkan perhatian untuk solusi non-instruksional untuk

beberapa masalah belajar dan kinerja.

Penelitian dan teori yang terkait dengan masing-masing daerah tersebut juga merupakan

bagian penting dari dalam bidang teknologi instruksional.Selama bertahun-tahun, praktek-

penggunaan sistematis prosedur teknologi pendidikan dan penggunaan media untuk tujuan-

instruksional telah membentuk inti dari bidang teknologi pendidikan. Dari perspektif sejarah,

sebagian besar praktek yang berkaitan dengan media pembelajaran telah terjadi perkembangan

yang berhubungan dengan teknologi pendidikan.

Melihat begitu pentingnya sejarah Teknologi Pendidikan sebagai landasan untuk lebih

memahami dan mengetahui bagaimana Teknologi Pendidikan dalam tinjauan perkembangan

sejarahnya, maka sebagai individu yang bergerak dibidang Teknologi Pendidikan, penulis

melakukan pembahasan tentang “perkembangan teknologi pendidikan”.

Dalam makalah ini Penulis akan membahas banyak peristiwa penting dalam rentetan sejarah

bidang teknologi pendidikan yang telah terjadi di duniaa, dan juga penekanan dalam buku yang

menjadi sumber utama bahasan ini pada peristiwa yang telah terjadi di Amerika Serikat.

Page 36: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 36 http://romidwisyahri95.blogspot.com

A. Rumusan Masalah

1) Pengertian Teknologi Pendidikan

2) Sejarah Perkembangan Teknologi Pembelajaran

3) Sejarah teknologi pembelajaran

4) Sejarah desain pembelajaran

5) Permulaan Model Desain Pembelajaran

6) Kawasan Teknologi Pembelajaran

A. PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Rumusan tentang pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa

perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di

bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran yang memiliki

pengaruh terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran.

1. Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963

― Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang

terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan

proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan

dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam

lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan

pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah

pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu

pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.‖

Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual, definisi di atas telah

menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta

dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran.

2. Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970

―Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media

yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan

pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi

Page 37: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 37 http://romidwisyahri95.blogspot.com

pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak

lainnya.‖

―Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan,

dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada

penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi

sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.‖

Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha

mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi Behaviorisme)

dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian

tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan khusus.

3. Definisi Silber 1970

―Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi,

dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan,

peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal)

secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar‖.

Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah

pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan

pada pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan

memuat dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga

diartikan pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang mencakup :

perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk pembelajaran.

4. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971

―Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan

pendidikan dapat dicapai‖

Definisi sebelumnya meliputi istilah, ―mesin‖, instrumen‖ atau ―media‖, sedangkan dalam

definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat

keras, tetapi lebih berorientasi pada proses.

5. Definisi AECT 1972

Page 38: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 38 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971),

dengan memberikan rumusan sebagai berikut :

―Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar

pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan, pengorganisasian

dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan

proses tersebut‖.

Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu

bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan merupakan

suatu profesi.

6. Definisi AECT 1977

―Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang,

prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang,

melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada

manusia.

Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan

profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan

sebagai suatu teori.

7. Definisi AECT 1994

― Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,

pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.‖

Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya

mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi

pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan

teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau

kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha

menekankan pentingnya proses dan produk.

Page 39: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 39 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas, tampaknya

dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses ―metamorfosa‖ menuju

penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat ke sistem yang lebih luas, dari

hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan

produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah

menjadi sebuah bidang dan profesi.

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak

mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan

memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh memberikan

manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi

pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan belum optimal, baik dalam hal

design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih

dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan

teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Sejarah desain pembelajaran dan teknologi perlu diketahui seseorang untuk menjadi

seorang yang ahli dalam bidang desain pembelajaran dan teknologi. Karena untuk menjadi ahli

dalam bidang tertentu harus mampu memiliki pengetahuan tentang sejarah dalam bidang

bersangkutan.

Bidang desain instruksional dan teknologi meliputi analisis masalah belajar dan kinerja,

serta desain, pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan proses pembelajaran dan

sumber daya yang dimaksudkan dapat meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam berbagai

pengaturan, lembaga pendidikan khususnya dan tempat kerja. Profesional di bidang desain

instruksional dan teknologi sering menggunakan prosedur desain instruksional yang sistematis

dan menggunakan berbagai media pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Selain

itu, dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah meningkatkan perhatian untuk solusi non-

instruksional untuk beberapa masalah belajar dan kinerja. Penelitian dan teori yang terkait

Page 40: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 40 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dengan masing-masing daerah tersebut juga merupakan bagian penting dari dalam bidang desain

instruksional dan teknologi.

Selama bertahun-tahun, dua praktek-penggunaan sistematis prosedur desain

instruksional dan penggunaan media untuk tujuan-instruksional telah membentuk inti dari

bidang desain instruksional dan teknologi . Dari perspektif sejarah, sebagian besar praktek yang

berkaitan dengan media pembelajaran telah terjadi perkembangan yang berhubungan dengan

desain instruksional. Oleh karena itu sejarah dari masing-masing dua set praktek akan dijelaskan

secara terpisah. Hal ini juga harus dicatat bahwa meskipun banyak peristiwa penting dalam

sejarah bidang desain instruksional dan teknologi telah terjadi di negara-negara lain, penekanan

dalam buku yang menjadi sumber utama bahasan ini pada peristiwa yang telah terjadi di

Amerika Serikat.

Istilah media pembelajaran telah didefinisikan sebagai sarana fisik melalui instruksi yang

disajikan kepada peserta didik (Reiser & Gagnt. 1983). Berdasarkan definisi ini, setiap fisik

berarti pengiriman instruksional, dari instruktur hidup, buku, komputer dan sebagainya, akan

diklasifikasikan sebagai media instruksional. Mungkin lebih bijaksana bagi para praktisi di

bidangnya untuk mengadopsi sudut pandang ini: Namun, dalam diskusi sebagian besar sejarah

media pembelajaran, tiga sarana utama instruksi sebelum abad kedua puluh dan masih

merupakan cara paling umum saat ini yaitu guru, papan tulis, dan buku teks. Ketiga itu telah

dikategorikan secara terpisah dari media lain (ef. Komisi Instructional Technology, 1970).

Dengan demikian, media pembelajaran akan didefinisikan sebagai sarana fisik, selain guru,

papan tulis, dan buku teks, melalui instruksi yang disajikan kepada peserta didik.

C. SEJARAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN

1. Museum sekolah

Di Amerika Serikat, penggunaan media untuk tujuan pembelajaran telah dilacak kembali

setidaknya sebagai awal dekade pertama abad kedua puluh (Saettler, 1990). Pada waktu telah ada

sebuah museum sekolah. Saettler (1968) telah mengindikasikan, museum ini menjabat sebagai

unit administrasi pusat untuk instruksi visual dengan distribusi mereka dari pameran museum

portabel, stereograf [tiga-dimensi foto], slide, film, cetakan studi, grafik, dan bahan instruksional

―(hal. 89). Museum sekolah pertama dibuka di St Louis pada tahun 1905, dan tidak lama

Page 41: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 41 http://romidwisyahri95.blogspot.com

kemudian, museum sekolah dibuka di Reading, Pennsylvania, dan Cleveland, Ohio. Meskipun

beberapa museum tersebut telah berdiri sejak awal 1900-an, daerah pusat terbesar media dapat

dianggap modern.

Saettler (1990) juga menyatakan bahwa bahan yang disimpan di museum sekolah

dipandang sebagai bahan pelengkap kurikulum. Mereka tidak dimaksudkan untuk menggantikan

guru atau buku teks. Sepanjang seratus tahun terakhir, pandangan awal tentang peran media

pembelajaran tetap lazim di komunitas pendidikan pada umumnya.

Artinya, banyak pendidik telah melihat media pembelajaran sebagai sarana pelengkap

dalam menyajikan instruksi. Sebaliknya, guru dan buku teks umumnya dipandang sebagai sarana

utama menyajikan instruksi, dan guru biasanya diberikan kewenangan untuk memutuskan apa

media pembelajaran lain yang akan mereka lakukan. Selama bertahun-tahun, sejumlah

profesional di bidang desain instruksional dan teknologi (misalnya, Heinich, 1970) berpendapat

terhadap gagasan ini, menunjukkan bahwa

a. guru harus dilihat pada kedudukan yang sama dengan media instruksional, sebagai hanya

salah satu dari banyak kemungkinan berarti untuk menyajikan instruksi,

b. guru tidak boleh diberikan otoritas tunggal untuk memutuskan apa yang media pembelajaran

yang akan digunakan di ruang kelas. Namun, dalam komunitas pendidikan yang luas,

pandangan ini tidak begitu disukai.

2. Gerakan Visual Instruksi dan Film Instruksional

Seperti Saettler (1990) telah mengindikasikan, di awal abad kedua puluh, kebanyakan

media yang disimpan di museum sekolah media visual, seperti film, slide, dan foto. Jadi pada

saat itu, meningkatnya minat dalam menggunakan media di sekolah itu disebut sebagai ―instruksi

visual‖ atau ―pendidikan visual‖ gerakan. Istilah terakhir ini digunakan setidaknya 1908, ketika

diterbitkan Perusahaan Tampilkan Keystone Visual Pendidikan, panduan guru untuk slide lentera

dan stereograf.

Selain lentera ajaib (lentera proyektor slide) dan stereopticons (Stereograf pemirsa), yang

digunakan di beberapa sekolah selama paruh kedua abad kesembilan belas (Anderson, 1962),

gerakan gambar proyektor adalah salah satu perangkat media pertama digunakan di sekolah-

sekolah. Di Amerika Serikat, katalog pertama film instruksional diterbitkan pada 1910. Setalah

1910, sistem sekolah publik Rochester, New York, menjadi yang pertama untuk mengadopsi

Page 42: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 42 http://romidwisyahri95.blogspot.com

film instruksional untuk penggunaan biasa. Pada tahun 1913, Thomas Edison menyatakan,

―Buku akan segera menjadi usang di sekolah-sekolah …. Hal ini dimungkinkan untuk mengajar

setiap cabang pengetahuan manusia dengan gerak gambar sistem sekolah kami akan benar-benar

berubah dalam sepuluh tahun mendatang.‖ (Dikutip di Saettler,, 1968 hlm 98).

Sepuluh tahun setelah Edison membuat perkiraan-nya, apa yang ia meramalkan tidak

datang. Namun, selama dekade ini (1914-1923), gerakan instruksi visual tidak tumbuh. Lima

organisasi profesional nasional untuk instruksi visual didirikan, lima jurnal berfokus pada

instruksi visual yang mulai diterbitkan, lebih dari dua puluh lembaga-lembaga pelatihan guru

mulai menawarkan program dalam instruksi visual, dan setidaknya selusin kota besar sistem

sekolah dikembangkan biro visual pendidikan (Saettler , 1990).

3. Gerakan Audiovisual Instruksi dan Radio Instruksional

Diakhir tahun 1920 dan sepanjang tahun 1930-an, kemajuan teknologi di berbagai bidang

seperti siaran radio, rekaman suara, dan gambar gerak suara menyebabkan meningkatnya minat

dalam media pembelajaran. Dengan munculnya media yang menggabungkan suara, gerakan

instruksi memperluas visual yang dikenal sebagai gerakan instruksi audiovisual (Finn, 1972;

McCluskey, 1981). Namun, McCluskey (1981), yang merupakan salah satu pemimpin dalam

bidang selama periode ini, menunjukkan bahwa sementara lapangan terus tumbuh, komunitas

pendidikan pada umumnya tidak sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan tersebut. Dia menyatakan

bahwa tahun 1930, kepentingan komersial dalam gerakan instruksi visual yang telah

menginvestasikan dan kehilangan lebih dari $ 50 juta, dan hanya bagian dari kerugian itu karena

Depresi Besar, yang dimulai pada tahun 1929.

Terlepas dari efek ekonomi yang merugikan akibat Depresi Besar, audiovisual dalam

gerakan konstruksi terus berkembang. Menurut Saettler (1990), salah satu peristiwa paling

penting dalam evolusi ini adalah penggabungan pada tahun 1932 dari tiga organisasi yang ada

profesional nasional untuk instruksi visual. Sebagai hasilnya, kepemimpinan dalam gerakan itu

dikonsolidasikan dalam satu organisasi, Departemen Instruksi Visual, yang pada saat itu

merupakan bagian dari National Education Association. Selama bertahun-tahun, organisasi ini,

yang diciptakan pada tahun 1923 dan sekarang disebut Asosiasi untuk Pendidikan Komunikasi

dan Teknologi, telah mempertahankan peran kepemimpinan dalam bidang desain instruksional

dan teknologi.

Page 43: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 43 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Selama tahun 1920-an dan 1930-an, sejumlah buku pada topik pembelajaran visual

ditulis. Mungkin yang paling penting dari buku teks adalah Visualisasi Kurikulum, yang ditulis

oleh Charles F. Hoban, Sr, Charles F. Hoban, Jr, dan Stanley B. Zissman (1937). Dalam buku

ini, penulis menyatakan bahwa nilai materi audiovisual adalah fungsi derajat realisme. Para

penulis juga disajikan hirarki media, mulai dari mereka yang bisa hadir hanya konsep-konsep

dengan cara abstrak bagi mereka yang memungkinkan untuk representasi sangat konkret

(Heinich, Molenda, Russell, & Smaldino, 1999). Beberapa ide-ide ini sebelumnya telah

dibicarakan oleh orang lain tetapi belum ditangani secara menyeluruh. Pada tahun 1946, Edgar

Dale kemudian dijabarkan lebih lanjut pada ide-ide ketika dia mengembangkan terkenal

―Pengalaman Cone.‖ Sepanjang sejarah audiovisual dalam gerakan konstruksi, banyak telah

menunjukkan bahwa bagian dari nilai bahan audiovisual adalah kemampuan mereka untuk

menyajikan konsep-konsep secara konkret (Saettler, 1990).

Sebuah media yang mendapat perhatian besar selama periode ini adalah radio. Pada awal

1930-an, penggemar audiovisual banyak yang mengelu-elukan radio sebagai media yang akan

merevolusi pendidikan. Misalnya, dalam mengacu pada potensi instruksional radio, film, dan

televisi, editor publikasi untuk Asosiasi Pendidikan Nasional menyatakan bahwa ―suatu hari

mereka akan seperti buku dan kuat dalam efek mereka pada belajar dan mengajar‖ (Morgan ,

1932, hlm ix). Namun, bertentangan ini, melalui radio dua puluh tahun ke depan memiliki

dampak yang sangat sedikit pada praktek instruksional (Kuba, 1986).

4. Perang Dunia II

Dengan terjadinya Perang Dunia II, pertumbuhan gerakan audiovisual di sekolah-sekolah

melambat, namun, perangkat audiovisual yang digunakan secara luas dalam pelayanan militer

dan dalam industri meningkat. Sebagai contoh, selama perang, Angkatan Darat Amerika Serikat

Angkatan Udara menghasilkan film pelatihan lebih dari 400 dan 6G0 filmstrips, dan selama

periode dua tahun (dari pertengahan 1943 sampai pertengahan 1945), diperkirakan bahwa lebih

dari empat juta pertunjukan film pelatihan untuk personel militer AS. Meskipun ada sedikit

waktu dan kesempatan untuk mengumpulkan data mengenai dampak dari film pada kinerja

personil militer, beberapa survei instruktur militer mengungkapkan bahwa mereka percaya

bahwa film pelatihan dan filmstrips yang digunakan selama perang itu trainintools efektif

(Saettler , 1990). Setidaknya beberapa musuh telah disepakati; pada tahun 1945, setelah perang

berakhir, Kepala Staf Umum Jerman mengatakan, ―Kami memiliki segalanya dihitung sempurna

Page 44: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 44 http://romidwisyahri95.blogspot.com

kecuali kecepatan Amerika mampu melatih orang-orang yang salah perhitungan utama

meremehkan penguasaan mereka cepat dan lengkap pendidikan film ―(dikutip dalam Olsen &

Bass, 1982, hal 33)

Selama perang, film-film pelatihan juga memainkan peran penting dalam mempersiapkan

warga sipil di Amerika Serikat untuk bekerja dalam bidang industri. Pada tahun 1941,

pemerintah federal membentuk Divisi Visual Aids untuk Pelatihan Perang. Dari tahun 1941

sampai 1945, organisasi ini mengawasi produksi film 457 pelatihan. Kebanyakan direksi

pelatihan melaporkan bahwa film mengurangi waktu pelatihan tanpa memiliki dampak negatif

pada efektivitas pelatihan dan bahwa film lebih menarik dan menghasilkan absensi kurang dari

program pelatihan tradisional (Saettler, 1990).

Selain film-film pelatihan dan proyektor film, berbagai bahan dan peralatan audiovisual

lainnya yang bekerja dalam militer dan bidang industri selama Perang Dunia II. Perangkat yang

digunakan secara luas termasuk proyektor overhead, yang pertama kali dihasilkan selama

perang; proyektor slide, yang digunakan dalam mengajar pengakuan pesawat dan kapal:

peralatan audio, yang digunakan dalam mengajar bahasa asing: dan simulator dan perangkat

pelatihan, yang dipekerjakan dalam pelatihan penerbangan (Olsen & Bass, 1982 Saettler, 1990).

5. Pasca Perang Dunia II Perkembangan dan Media Penelitian

Perangkat audiovisual yang digunakan selama Perang Dunia II secara umum dianggap

sukses dalam membantu Amerika Serikat memecahkan masalah utama pelatihan: bagaimana

melatih efektif dan efisien individu dengan latar belakang beragam. Sebagai hasil dari

keberhasilan nyata, setelah perang ada minat baru dalam menggunakan perangkat audiovisual di

sekolah-sekolah (Finn. 1972: Olsen & Bass, 1982).

Dalam dekade setelah perang, beberapa program penelitian audiovisual intensif

dilakukan Studi penelitian yang dilakukan sebagai bagian dari program ini dirancang untuk

mengidentifikasi bagaimana berbagai fitur, atau atribut, bahan audiovisual yang terkena

pembelajaran, tujuan untuk mengidentifikasi atribut yang akan memfasilitasi pembelajaran

dalam situasi tertentu. Misalnya, satu program penelitian, yang dilakukan di bawah arahan

ArthurA. Lumsdaine, difokuskan pada identifikasi bagaimana belajar dipengaruhi oleh berbagai

teknik untuk memunculkan respon siswa terbuka selama menonton Film instruksional

(Lumsdaine, 1963).

Page 45: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 45 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Pasca-Perang Dunia II program penelitian audiovisual adalah upaya terkonsentrasi

pertama untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip belajar yang dapat digunakan dalam desain bahan

audiovisual. Namun, praktik-praktik pendidikan tidak terlalu dipengaruhi oleh program-program

penelitian bahwa praktisi utama mengabaikan atau tidak dibuat sadar banyak temuan penelitian

(Lumsdaine. 1963. 1964).

Sebagian besar penelitian media yang telah dilakukan selama bertahun-tahun

dibandingkan seberapa banyak siswa telah belajar, setelah menerima pelajaran yang disajikan

melalui media tertentu, seperti film, televisi, radio, atau komputer, versus berapa banyak siswa

telah belajar dari hidup instruksi pada topik yang sama. Studi jenis ini, sering disebut studi media

perbandingan, biasanya mengungkapkan bahwa siswa belajar sama baiknya terlepas dari sarana

presentasi (Clark, 1983, 1994; Schramm, 1977). Mengingat temuan ini, kritikus penelitian

tersebut telah menyarankan bahwa fokus studi tersebut harus berubah. Beberapa berpendapat

bahwa peneliti harus fokus pada atribut (karakteristik) media (Levie & Dickie, 1973), yang lain

menyarankan pemeriksaan bagaimana media mempengaruhi pembelajaran (Kozma, 1991, 1994),

dan yang lainnya telah menyarankan bahwa fokus penelitian harus pada metode pengajaran,

bukan pada media yang memberikan metode-metode (Clark, 1983, 1994). Dalam beberapa tahun

terakhir, beberapa jenis studi telah menjadi lebih umum.

6. Teori Komunikasi

Selama awal 1950-an, banyak pemimpin dalam gerakan nstruksi audiovisual menjadi

tertarik pada berbagai teori atau model komunikasi, seperti model yang diajukan oleh Shannon

dan Weaver (1949). Model ini berfokus pada proses komunikasi, sebuah proses yang melibatkan

pengirim dan penerima pesan dan saluran, atau media, melalui mana pesan yang dikirim. Para

penulis model ini menunjukkan bahwa selama perencanaan untuk komunikasi, maka perlu untuk

mempertimbangkan semua unsur dari proses komunikasi dan tidak hanya fokus pada media,

karena banyak di bidang audiovisual cenderung untuk melakukan. Sebagai Berlo (1963)

menyatakan, ―Sebagai orang komunikasi saya harus berpendapat kuat bahwa itu adalah proses

yang sentral dan bahwa media meskipun penting, adalah hal sekunder‖ (hal. 378). Beberapa

pemimpin dalam gerakan audiovisual, seperti Dale (1953) dan Finn (1954), juga menekankan

pentingnya proses komunikasi. Meskipun pada awalnya, praktisi audiovisual tidak sangat

dipengaruhi oleh gagasan (Lumsdaine. 1964; Mcierhenry, 1980), ekspresi dari sudut pandang

Page 46: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 46 http://romidwisyahri95.blogspot.com

akhirnya membantu untuk memperluas fokus gerakan audiovisual (Ely, 1963, 1970; Silber, 1981

).

7. Televisi Pembelajaran

Mungkin faktor yang paling penting mempengaruhi gerakan audiovisual pada 1950-an

adalah meningkatnya minat dalam televisi sebagai media untuk memberikan instruksi. Sebelum

tahun 1950-an, telah terjadi sejumlah kasus di mana televisi telah digunakan untuk tujuan

instruksional (Gumpert, 1967; Taylor, 1967). Selama tahun 1950-an, bagaimanapun, ada

pertumbuhan yang luar biasa dalam penggunaan televisi pembelajaran. Pertumbuhan ini

dirangsang oleh setidaknya dua faktor utama.

Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan televisi pembelajaran adalah keputusan

tahun 1952 oleh Komisi Komunikasi Federal untuk menyisihkan 242 saluran televisi untuk

tujuan pendidikan. Keputusan ini menyebabkan perkembangan pesat sejumlah besar masyarakat

(kemudian disebut ―pendidikan‖) stasiun televisi. Pada tahun 1955, ada tujuh belas stasiun

seperti di Amerika Serikat, dan pada tahun 1960, jumlah itu meningkat menjadi lebih dari lima

puluh (Blakely, 1979). Salah satu misi utama dari stasiun-stasiun ini adalah presentasi dari

program pembelajaran. Sebagai Hezel (1980) menunjukkan, ―Peran mengajar telah dianggap

berasal dari penyiaran publik sejak asal-usulnya. Terutama sebelum tahun 1960-an, pendidikan

penyiaran dipandang cepat dan efisien, berarti murah untuk memuaskan kebutuhan pembelajaran

bangsa‖ (hal. 173).

Pertumbuhan televisi pembelajaran selama tahun 1950 juga dirangsang oleh dana yang

disediakan oleh Ford Foundation. Diperkirakan bahwa selama tahun 1950-an dan 1960-an,

yayasan dan lembaga yang menghabiskan lebih dari $ 170.000.000 di televisi pendidikan

(Gordon, 1970). (Di Indonesia juga ada televisi pendidikan. Yaitu di era 1970-an. Waktu era itu

disiarkan program ACIL). Proyek yang disponsori oleh yayasan termasuk sistem televisi sirkuit

tertutup digunakan untuk memberikan instruksi dalam semua bidang subjek utama di semua

tingkatan kelas di seluruh sistem sekolah di Washington County (Hagerstown), Maryland,

sebuah kurikulum SMP sampai universitas yang disajikan melalui televisi publik di Chicago,

sebuah program penelitian eksperimental skala besar dirancang untuk menilai efektivitas dari

serangkaian program kuliah yang diajarkan melalui televisi sirkuit tertutup di Pennsylvania State

University, dan Program Midwest pada Instruksi televisi Airborne, sebuah program yang

Page 47: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 47 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dirancang untuk secara bersamaan mengirimkan pelajaran televisi dari pesawat terbang untuk

sekolah di enam negara.

Pada pertengahan 1960-an, banyak kepentingan dalam menggunakan televisi untuk

tujuan instruksional mereda. Banyak proyek-proyek televisi pembelajaran yang dikembangkan

selama periode ini memiliki kehidupan yang pendek. Masalah ini sebagian karena kualitas

pembelajaran biasa-biasa saja dari beberapa program yang dihasilkan, banyak dari mereka tidak

lebih daripada saat seorang guru memberikan kuliah. Pada tahun 1963, Ford Foundation

memutuskan untuk memfokuskan dukungan pada televisi publik secara umum, daripada di

sekolah aplikasi televisi instruksional (Blakely, 1979). Banyak sekolah dihentikan proyek televisi

demonstrasi pembelajaran apabila dana eksternal untuk proyek-proyek dihentikan (Tyler.

1975b). Pemrograman pembelajaran masih merupakan bagian penting dari misi televisi publik,

tapi misi yang sekarang lebih luas, meliputi jenis lain pemrograman, seperti presentasi budaya

dan informasi (Hezel, 1980). Dalam terang perkembangan ini dan lainnya, pada tahun 1967,

Komisi Carnegie di Televisi Pendidikan menyimpulkan:

Peran yang dimainkan dalam pendidikan formal oleh televisi pembelajaran di seluruh

satu kecil tidak ada yang mendekati potensi sesungguhnya dari televisi pembelajaran yang

direalisasikan dalam praktek. Dengan pengecualian kecil, hilangnya total televisi pembelajaran

akan meninggalkan sistem pendidikan fundamental tidak berubah. (hal. 80-81)

Banyak alasan yang telah diberikan, mengapa televisi pembelajaran tidak diadopsi untuk

tingkat yang lebih besar. Ini termasuk resistensi guru untuk penggunaan televisi di ruang kelas

mereka, biaya instalasi dan pemeliharaan sistem televisi di sekolah, dan ketidakmampuan televisi

sendiri untuk memadai menyajikan berbagai kondisi yang diperlukan untuk kepentingan belajar

siswa(Gordon, 1970; Tyler , 1975b).

8. Pergeseran Terminologi

Pada awal 1970-an, istilah teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran mulai

menggantikan instruksi audiovisual sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan

aplikasi media untuk tujuan pembelajaran. Sebagai contoh, pada tahun 1970, nama organisasi

profesional utama dalam bidang itu diubah dari Departemen Audiovisual Instruksi kepada

Asosiasi untuk Komunikasi dan Teknologi Pendidikan (AECT). Kemudian dalam dekade, nama

dari dua jurnal yang diterbitkan oleh AECT juga berubah: Tinjauan Komunikasi Audiovisual

Page 48: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 48 http://romidwisyahri95.blogspot.com

menjadi Komunikasi Pendidikan dan Jurnal Teknologi, dan Instruksi Audiovisual menjadi

Inovator Instruksional. Selain itu, kelompok yang dibentuk pemerintah AS untuk memeriksa

dampak media instruksi disebut Komisi Instructional Technology. Terlepas dari terminologi,

bagaimanapun, sebagian besar individu di lapangan sepakat bahwa sampai saat itu, media

pembelajaran telah memiliki dampak minimal pada praktek-praktek pendidikan (Komisi

Instructional Technology, 1970; Kuba, 1986)

9. Komputer: Dari tahun 1950 sampai 1995

Setelah minat di televisi pembelajaran memudar, inovasi teknologi berikutnya untuk

menangkap perhatian sejumlah besar pendidik adalah komputer. Meskipun minat yang luas

dalam komputer sebagai alat instruksional tidak terjadi sampai tahun 1980-an, komputer pertama

kali, digunakan dalam pendidikan dan pelatihan pada tanggal lebih awal. Banyak karya awal di

komputer-dibantu instruksi (CAI) dilakukan pada tahun 1950 oleh peneliti di IBM, yang

mengembangkan bahasa CAI. Penulisan pertama dan dirancang salah satu program CAI pertama

untuk digunakan di sekolah-sekolah umum. Pelopor lain di daerah ini termasuk Gordon Pask,

yang adaptif mesin mengajar memanfaatkan teknologi komputer (Lewis & Pask, 1965; Pask,

1960; Stolorow & Davis, 1965), dan Richard Atkinson dan Patrick Suppes, yang bekerja selama

tahun 1960 menyebabkan beberapa aplikasi CAI awal di kedua sekolah publik dan tingkat

universitas (Atkinson & Hansen, 1966; Suppes & Macken, 1978). Upaya besar lain selama 1960-

an dan awal 1970-an termasuk pengembangan sistem CAI seperti PLATO dan TICCIT. Namun,

meskipun pekerjaan yang telah dilakukan, pada akhir 1970-an, CAI punya dampak yang sangat

sedikit pada pendidikan (Pagliaro, 1983).

Pada awal 1980-an, beberapa tahun setelah mikrokomputer tersedia untuk masyarakat

umum, antusiasme terhadap alat ini menyebabkan meningkatnya minat dalam menggunakan

komputer: untuk tujuan pembelajaran. Pada Januari 1983, komputer sedang digunakan untuk

tujuan pembelajaran di lebih dari 40% dari semua sekolah dasar dan lebih dari 75% dari semua

sekolah menengah di Amerika Serikat (Pusat Organisasi Sosial Sekolah, 1983).

Banyak pendidik yang tertarik terhadap mikrokomputer karena mereka relatif dalam

mahal, yang cukup kompak untuk penggunaan desktop, dan bisa melakukan banyak fungsi yang

dilakukan oleh komputer besar yang telah mendahului mereka. Seperti kasus Whe lain-media

baru pertama kali diperkenalkan ke dalam arena pembelajaran, banyak diharapkan bahwa media

Page 49: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 49 http://romidwisyahri95.blogspot.com

ini akan berdampak besar pada praktek pembelajaran. Sebagai contoh, pada tahun 1984. Papert

menunjukkan bahwa komputer akan menjadi ―katalis yang sangat mendalam dan radio:

perubahan dalam sistem pendidikan‖ (hal. 422) dan bahwa pada tahun 1990, satu komputer per

anak akan menjadi negara yang sangat umum urusan di sekolah-sekolah di Amerika Serikat.

Meskipun komputer akhirnya dapat memiliki dampak besar pada praktek pembelajaran di

sekolah, pada pertengahan 1990-an, memiliki dampak kecil. Survei mengungkapkan bahwa pada

1995, meskipun sekolah-sekolah di Amerika Serikat yang dimiliki, rata-rata, satu komputer

untuk sembilan siswa, dampak komputer pada praktek pembelajaran sangat minim, dengan

sejumlah besar guru pelaporan penggunaan sedikit atau tidak ada komputer untuk tujuan

instruksi. Selain itu, dalam banyak kasus, penggunaan komputer jauh dari inovatif. Di sekolah

dasar, guru melaporkan bahwa komputer sedang digunakan terutama untuk … dan praktek; pada

tingkat menengah, laporan menunjukkan bahwa komputer digunakan utama untuk mengajar

keterampilan yang berkaitan dengan komputer seperti pengolah kata (Anderson & Ronnkvi1999;

Becker, 1998; Kantor Technology Assessment, 1995)

10. Perkembangan terbaru

Sejak tahun 1995, kemajuan pesat dalam komputer dan teknologi digital lainnya, serta

Internet, telah menyebabkan minat yang meningkat pesat, dan penggunaan, media ini untuk

tujuan pembelajaran, khususnya dalam pelatihan bisnis dan industri. Sebagai contoh, sebuah

survei terbaru dari lebih dari 750 perusahaan pelatihan industri (Bassi & Van Buren, 1999)

mengungkapkan bahwa persentase dari pelatihan yang disampaikan melalui teknologi baru

seperti CD-ROM, intranet, dan internet meningkat dari kurang dari 6% di tahun 1996 menjadi

lebih dari 9% pada tahun 1997 dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 22% pada

tahun 2000. Survei lain baru-baru ini melaporkan bahwa pada tahun 1999, 14% dari semua

pelatihan formal disampaikan melalui komputer (―Industri Laporan 1999″, 1999).

Dalam beberapa tahun terakhir, minat dalam menggunakan Internet untuk tujuan

pembelajaran juga telah berkembang pesat dalam pendidikan tinggi dan militer. Sebagai contoh,

antara 1994-95 dan 1997-98 tahun akademik, pendaftaran dalam kursus-kursus belajar jarak jauh

di lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat hampir dua kali lipat, dan persentase institusi

yang menawarkan program pembelajaran jarak jauh meningkat dari 33% menjadi 44%, dengan

78% dari publik empat tahun lembaga yang menawarkan program tersebut. Selain itu, sedangkan

Page 50: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 50 http://romidwisyahri95.blogspot.com

pada tahun 1995, hanya 22% dari lembaga pendidikan tinggi menawarkan program pembelajaran

jarak jauh menggunakan teknologi internet berbasis asynchronous, pada tahun 1997-98

akademik, 60% dari lembaga melakukannya (Lewis. Salju, Farris, Levin, & Greene, 1999).

Dalam militer, pada tahun 2000, Sekretaris Angkatan Darat AS mengumumkan bahwa

5600000000 akan dihabiskan selama enam tahun ke depan untuk memungkinkan tentara untuk

mengambil kursus pendidikan jarak jauh melalui Internet (Carr, 2000).

Sejak tahun 1995, ada juga peningkatan yang signifikan dalam jumlah teknologi yang

tersedia di sekolah-sekolah di Amerika Serikat. Sebagai contoh, hasil survei nasional 1998

(Anderson & Ronnkvist, 1999) mengungkapkan bahwa sementara pada tahun 1995 rata-rata ada

satu komputer untuk setiap sembilan siswa, pada tahun 1998 rasio tersebut telah dikurangi

menjadi satu komputer untuk setiap enam siswa. Selain itu, persentase sekolah yang memiliki

akses Internet meningkat dari 50% pada 1995 menjadi 90% pada tahun 1998. Namun,.

sebagaimana telah terjadi sepanjang sejarah media pembelajaran, peningkatan kehadiran

teknologi di sekolah-sekolah tidak selalu berarti peningkatan penggunaan teknologi yang untuk

tujuan pembelajaran. Anderson & Ronnkvist (1999) juga menyatakan bahwa meskipun jumlah

komputer di sekolah telah meningkat, sebagian besar komputer yang cukup terbatas dalam hal

perangkat lunak yang mereka dapat berjalan. Selanjutnya, mereka menunjukkan bahwa

meskipun sebagian besar sekolah sekarang memiliki akses Internet, mahasiswa akses ke Internet

terbatas di banyak sekolah, dengan beberapa siswa mampu menggunakannya untuk sekolah

mereka. Pengamatan ini membuat sulit untuk memastikan sejauh mana praktik pembelajaran di

sekolah-sekolah telah dipengaruhi oleh adanya peningkatan media.

Terlepas dari ketidakpastian tentang sejauh mana penggunaan media di sekolah, sebagian

besar bukti yang dikutip jelas menunjukkan bahwa sejak tahun 1995, telah terjadi peningkatan

yang signifikan dalam penggunaan media pembelajaran dalam berbagai pengaturan, mulai dari

bisnis dan industri untuk pendidikan militer dan lebih tinggi. Dalam bisnis, industri, dan militer,

Internet telah dilihat sebagai sarana memberikan instruksi dan informasi untuk pelajar tersebar

luas dengan biaya yang relatif rendah. Selain itu, dalam banyak kasus, aksesibilitas komputer

yang mudah memungkinkan peserta didik untuk menerima dukungan instruksi dan / atau kinerja

(seringkali dalam bentuk sistem pendukung kinerja elektronik atau sistem manajemen

pengetahuan) kapan dan di mana mereka membutuhkannya, karena mereka melakukan tugas-

tugas pekerjaan tertentu.

Page 51: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 51 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Dalam pendidikan tinggi, pendidikan jarak jauh melalui Internet telah dilihat sebagai

metode rendah biaya menyediakan instruksi untuk siswa yang, karena berbagai faktor (misalnya,

pekerjaan dan tanggung jawab keluarga jarak geografis.), Tidak mungkin sebaliknya telah

mampu menerimanya. Namun, pertanyaan tentang efektivitas-biaya dari instruksi tersebut masih

belum terjawab (Hawkridge. 1999).

Alasan lain bahwa media baru yang digunakan untuk tingkat yang lebih besar mungkin

karena peningkatan kemampuan interaktif dari media. Moore (1989) menjelaskan tiga jenis

interaksi antara agen yang biasanya terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Interaksi ini antara

peserta didik dan konten pembelajaran, antara pelajar dan instruktur, dan di antara pembelajar

sendiri. Sifat media pembelajaran yang umum selama beberapa bagian dari ketiga dua yang

pertama, dari abad lalu (e., .. film dan televisi pembelajaran) dipekerjakan terutama sebagai

sarana memiliki peserta didik berinteraksi dengan isi pembelajaran . Sebaliknya, melalui

penggunaan fitur seperti e-mail, chat room dan bulletin board, Internet sering digunakan sebagai

sarana untuk peserta didik dengan instruktur dengan pelajar lain, serta dengan konten

instruksional. Ini adalah salah satu contoh bagaimana beberapa media baru membuatnya lebih

mudah untuk mempromosikan, berbagai jenis interaksi yang digambarkan oleh Moore.

Selain itu, kemajuan dalam teknologi komputer, khususnya berkaitan dengan

meningkatkannya kemampuan multimedia media ini, membuat lebih mudah bagi pendidik untuk

merancang pengalaman belajar yang melibatkan interaksi antara peserta didik lebih konten

pembelajaran daripada sebelumnya. Misalnya, seperti jumlah dan jenis informasi yang dapat

disajikan oleh komputer telah meningkat, jenis umpan balik serta jenis masalah, yang dapat

disajikan kepada peserta didik telah sangat diperluas. Kemampuan ini meningkatkan

pembelajaran menjadi menarik perhatian banyak pendidik. Selain itu, kemampuan komputer

untuk menyajikan informasi dalam berbagai bentuk, serta memungkinkan peserta didik untuk

mudah link ke berbagai konten, telah menarik minat perancang pembelajaran memiliki perspektif

konstruktivis. Orang yang sangat peduli dengan penyajian masalah otentik (mis. ―dunia nyata‖)

dalam lingkungan belajar di mana peserta didik memiliki banyak kontrol atas kegiatan yang

mereka terlibat dalam dan alat-alat dan sumber daya yang mereka gunakan, menemukan

teknologi digital yang baru lebih akomodatif daripada pendahulunya.

Seperti beberapa contoh dalam beberapa paragraf sebelumnya menunjukkan, bahwa

dalam beberapa tahun terakhir komputer, Internet. dan teknologi digital lainnya sering digunakan

Page 52: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 52 http://romidwisyahri95.blogspot.com

untuk meningkatkan pembelajaran dan kinerja melalui beberapa cara non-tradisional. Sebagai

contoh, sistem kinerja komputer dibantu dukungan elektronik. sistem manajemen pengetahuan,

dan pelajar-berpusat lingkungan belajar sering berfungsi sebagai alternatif untuk pelatihan atau

instruksi langsung. Ketika dampak masa kini media pembelajaran sedang dipertimbangkan, jenis

aplikasi tidak boleh diabaikan.

11. Kesimpulan Mengenai Sejarah Media Instruksional

Dari banyak pelajaran yang dapat kita pelajari dengan meninjau sejarah media

pembelajaran, mungkin salah satu yang paling penting melibatkan perbandingan antara efek

diantisipasi dan aktual media pada praktek instruksional. Sebagai mana Kuba (1986) telah

menunjukkan, saat kita meninjau-melihat kembali selama abad terakhir dari sejarah media, Anda

mungkin perlu diperhatikan pola berulang dari harapan dan hasil. Sebagai media baru memasuki

adegan pendidikan, ada banyak minat awal dan antusiasme banyak tentang efek kemungkinan

untuk memiliki pada praktek instruksional. Namun, antusiasme dan ketertarikan akhirnya

memudar, dan pemeriksaan mengungkapkan bahwa media memiliki dampak minimal terhadap

praktek tersebut. Misalnya, prediksi optimis Edison bahwa film akan merevolusi pendidikan

terbukti tidak benar, dan antusiasme untuk televisi instruksional yang ada selama tahun 1950

sangat berkurang pada pertengahan tahun 1960-an, dengan dampak kecil pada instruksi di

sekolah. Kedua contoh melibatkan penggunaan media di sekolah-sekolah, pengaturan di mana

penggunaan media pembelajaran telah paling erat diperiksa. Namun, data mengenai penggunaan

media pembelajaran dalam bisnis dan industri mendukung kesimpulan serupa, yaitu, bahwa

meskipun antusiasme tentang penggunaan media pembelajaran dalam bisnis dan industri, sampai

saat ini media yang memiliki dampak minimal terhadap praktik pembelajaran dalam lingkungan

tersebut.

Bagaimana dengan prediksi, pertama dibuat pada 1980-an, bahwa komputer akan

merevolusi instruksi? Sebagai data dari sekolah mengungkapkan, pada pertengahan 1990-an,

bahwa revolusi tidak terjadi. Namun, data dari paruh kedua dekade menunjukkan kehadiran

berkembang, dan mungkin penggunaan, komputer dan internet di sekolah. Selain itu, selama

akhir 1990-an, media ini mengambil peran dukungan semakin besar dalam pembelajaran dan

kinerja dan juga dalam pengaturan lainnya seperti bisnis dan industri dan pendidikan tinggi.

Apakah dampak media pada instruksi lebih besar di masa depan daripada itu telah di masa lalu?

Page 53: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 53 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Berdasarkan alasan tersebut untuk meningkatnya penggunaan media baru, adalah wajar

untuk memperkirakan bahwa selama dekade berikutnya, komputer, internet, dan media digital

lainnya akan membawa perubahan besar dalam praktek instruksional dari media yang

mendahului mereka. Namun, mengingat sejarah media dan dampaknya pada praktik

pembelajaran, adalah juga wajar untuk mengharapkan bahwa perubahan tersebut, baik di sekolah

dan pengaturan instruksional lainnya, cenderung terjadi lebih lambat dan kurang luas daripada

media yang paling penggemar saat ini memprediksi.

D. SEJARAH DESAIN PEMBELAJARAN

Seperti disebutkan sebelumnya, selain erat kaitannya dengan media pembelajaran, bidang

desain pembelajaran dan teknologi juga telah berhubungan erat dengan penggunaan sistematis

prosedur desain pembelajaran. Berbagai set prosedur yang sistematis desain instruksional (atau

model) telah dikembangkan dan telah dirujuk oleh istilah-istilah seperti pendekatan sistem,

sistem desainpembelajaran (ISD) pengembangan pembelajaran, dan desain pembelajaran.

Meskipun kombinasi spesifik dari prosedur sering bervariasi dari satu model desain

pembelajaran ke model berikutnya, sebagian besar model termasuk analisis masalah

pembelajaran dan desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi prosedur instruksi dan

materi yang bertujuan untuk memecahkan masalah tersebut. Bagaimana proses desain

pembelajaran muncul menjadi ada? Bahasan ini akan fokus pada menjawab pertanyaan itu.

1. Asal Usul Desain Pembelajaran: Perang Dunia II

Asal-usul prosedur desain pembelajaran telah ditelusuri pada Perang Dunia II (Dick,

1987). Selama perang, sejumlah besar psikolog dan pendidik yang memiliki pelatihan dan

pengalaman dalam melakukan penelitian eksperimental dipanggil untuk melakukan penelitian

dan mengembangkan bahan pelatihan untuk layanan militer. Individu-individu ini, termasuk

Robert Gagne. Leslie Briggs, John Flanagan, dan banyak lainnya, memberikan pengaruh yang

cukup besar pada karakteristik bahan-bahan pelatihan yang dikembangkan, banyak mendasarkan

pekerjaan mereka pada prinsip-prinsip pembelajaran berasal dari penelitian dan teori instruksi,

belajar, dan perilaku manusia (Baker, 1973; Saettler, 1990)

Page 54: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 54 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Selain itu, psikolog menggunakan pengetahuan mereka tentang evaluasi dan pengujian

untuk membantu menilai keterampilan peserta pelatihan dan memilih orang yang paling

mungkin bermanfaat dari program pelatihan tertentu. Sebagai contoh, pada satu titik dalam

perang, tingkat kegagalan dalam program pelatihan penerbangan khusus ini sangat tinggi. Untuk

mengatasi masalah ini, psikolog memeriksa keterampilan intelektual, psikomotor dan persepsi

umum dari individu yang berhasil melakukan keterampilan yang diajarkan dalam program, dan

kemudian tes dikembangkan yang diukur sifat-sifat ini. Tes ini digunakan untuk menyaring

calon-calon untuk program ini, orang-orang yang mencetak sedang diarahkan ke program lain.

Sebagai hasil dari menggunakan pemeriksaan keterampilan masuk sebagai perangkat skrining,

militer mampu secara signifikan meningkatkan persentase personil yang berhasil menyelesaikan

program (Gagne, komunikasi pribadi, 1985).

Setelah perang, banyak psikolog yang bertanggung jawab atas keberhasilan program

pelatihan Dunia II Perang militer terus bekerja pada pemecahan masalah pembelajaran.

Organisasi seperti Institut Amerika untuk Penelitian yang estiablished untuk tujuan ini. Selama

1940-an dan sepanjang 1950-an, psikolog yang bekerja untuk organisasi tersebut dimulai melihat

pelatihan sebagai suatu sistem, dan mengembangkan sejumlah analisis yang inovatif, desain, dan

prosedur evaluasi (Dick, 1987). Sebagai contoh. selama periode ini, tugas metodologi analisis

rinci dikembangkan oleh Robert B. Miller sementara ia bekerja pada proyek-proyek untuk

militer (Miller. 1953. 1962). Pekerjaannya dan orang-orang dari pionir awal lain di bidang desain

instruksional dirangkum dalam Prinsip Psikologis dalam Sistem Dei‘elopmenr, diedit oleh

Gagne (1962b).

2. Awal Perkembangan:

a) Gerakan Programmed Instruksi

Gerakan instruksi diprogram, yang berlangsung dari pertengahan 1950-an melalui

pertengahan 1960-an, terbukti menjadi faktor utama dalam pengembangan pendekatan sistem.

Pada tahun 1954, pasal BF Skinner berjudul Ilmu dan Seni Belajar Mengajar memulai apa yang

bisa disebut sebuah revolusi kecil dalam bidang pendidikan. Dalam artikel ini dan yang

kemudian (misalnya, Skinner, 1958), Skinner menggambarkan ide-idenya tentang persyaratan

untuk belajar manusia meningkat dan karakteristik yang diinginkan dari bahan instruksional

yang efektif. Skinner menyatakan bahwa bahan tersebut, yang disebut bahan pembelajaran

diprogram, harus menyajikan instruksi dalam langkah-langkah kecil, memerlukan respon aktif

Page 55: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 55 http://romidwisyahri95.blogspot.com

untuk pertanyaan yang sering dipertanyakan, memberikan umpan balik segera, dan

memungkinkan untuk pelajar diri mondar-mandir. Selain itu, karena setiap langkah kecil, ia

berpikir bahwa peserta didik akan menjawab semua pertanyaan dengan benar dan dengan

demikian secara positif diperkuat oleh umpan balik yang mereka terima.

Proses yang Skinner (lih. Lumsdaine & Glaser, 1960) dijelaskan untuk mengembangkan

instruksi diprogram dicontohkan suatu pendekatan empiris untuk memecahkan masalah

pendidikan: Data mengenai efektivitas bahan dikumpulkan, kelemahan diidentifikasi

pembelajaran, dan bahan direvisi sesuai . Selain itu percobaan dan prosedur revisi, yang kini

disebut evaluasi formatif, proses untuk mengembangkan bahan diprogram melibatkan banyak

langkah yang ditemukan dalam model desain instruksional saat ini. Sebagai Heinich (1970)

menunjukkan:

Instruksi terprogram telah dikreditkan oleh beberapa dengan memperkenalkan

pendekatan sistem untuk pendidikan. Dengan menganalisis dan mogok konten ke tujuan perilaku

tertentu, merancang langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menyiapkan

prosedur untuk mencoba dan merevisi langkah-langkah, dan memvalidasi program terhadap

pencapaian tujuan, instruksi program berhasil menciptakan instruksi kecil tapi efektif dari sistem

pembelajaran teknologii. (Hal. 123)

b) Para Popularisasi Tujuan Perilaku

Sebagaimana ditunjukkan, yang terlibat dalam merancang bahan pembelajaran diprogram

sering kali memulai dengan mengidentifikasi tujuan peserta didik tertentu yang menggunakan

bahan-bahan diharapkan untuk mencapai tujuan. Pada tahun 1962, Robert Mager mengenali

kebutuhan untuk mengajar para pendidik bagaimana menulis tujuan, menulis, mempersiapkan

tujuan untuk tindakan terprogram. Bahasan ini menjelaskan bagaimana untuk menulis tujuan

yang mencakup deskripsi perilaku peserta didik yang diinginkan, kondisi di mana perilaku harus

dilakukan, dan standar (kriteria) dengan mana perilaku harus dinilai. Masa kini banyak penganut

proses desain pembelajaran menganjurkan persiapan tujuan yang mengandung ketiga unsur.

Meskipun Mager mempopulerkan penggunaan tujuan, konsep itu dibahas dan digunakan

oleh pendidik setidaknya selama awal 1900-an. Di antara pendukung awal penggunaan tujuan

jelas dinyatakan adalah Bobbitt, Charters, dan Burk (Gagne, 1965a). Namun, Ralph Tyler sering

dianggap sebagai bapak dari gerakan tujuan perilaku. Pada tahun 1934, ia menulis bahwa tujuan

Page 56: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 56 http://romidwisyahri95.blogspot.com

harus didefinisikan dalam istilah yang menentukan perilaku saja harus membantu

mengembangkan (dikutip dalam Walbesser & Eisenberg, 1972). Selama studi Delapan Tahun

yang terkenal yang diarahkan Tyler bahwa ditemukan bahwa sekolah ketika tidak menetapkan

tujuan, tujuan tersebut biasanya cukup jelas. Pada akhir proyek, bagaimanapun, itu menunjukkan

bahwa tujuan bisa diklarifikasi dengan menyatakan bahwa tujuan bisa berfungsi sebagai dasar

untuk mengevaluasi efektivitas instruksi (Borich, 1980; Tyler, 1975a).

Pada tahun 1950, tujuan perilaku diberi dorongan lain ketika Benjamin Bloom dan rekan-

rekannya menerbitkan Taksonomi Tujuan Pendidikan (1956). Para penulis dari karya ini

menunjukkan bahwa dalam domain kognitif ada berbagai jenis hasil belajar, bahwa tujuan dapat

diklasifikasikan menurut jenis perilaku peserta didik yang dijelaskan di dalamnya, dan bahwa

ada hubungan hirarki antara berbagai jenis hasil. Selain itu, mereka menunjukkan bahwa tes

harus dirancang untuk mengukur masing-masing jenis hasil. Sebagaimana akan dilihat dalam

bahasan ini, gagasan yang sama dijelaskan oleh pendidik lainnya memiliki implikasi signifikan

untuk desain instruksi yang sistematis.

c) Kriteria-Referensi Gerakan Pengujian

Pada awal 1960-an, faktor lain yang penting dalam pengembangan proses desain

pembelajaran adalah munculnya kriteria-referensi pengujian. Sampai saat itu, tes yang

palingmengacu pada tes norma, dirancang untuk menyebarkan kinerja peserta didik, sehingga

dalam beberapa siswa baik-baik pada tes dan orang lain melakukan buruk. Sebaliknya, tes yang

mengacu pada kriteria ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa baik seorang individu dapat

melakukan perilaku tertentu atau seperangkat perilaku, terlepas dari bagaimana orang lain juga

melakukan. Pada awal 1932, Tyler telah menunjukkan bahwa tes Bisa digunakan untuk tujuan

tersebut (Dale. 1967). Dan kemudian, Flanagan (1951) dan Ehel (1962) mendiskusikan

perbedaan antara tes tersebut dan ukuran norma. Namun, Robert Glaser (1963:. Glaser & Klaus

1962) adalah orang pertama yang menggunakan istilah kriteria. Dalam membahas langkah-

langkah tersebut. Glaser (1963) menunjukkan bahwa dapat digunakan untuk menilai perilaku

siswa dan untuk menentukan sejauh mana siswa telah memperoleh perilaku program

pembelajaran dirancang untuk mengajar.

Robert M. Gagne: Domain Belajar, Acara Instruksi, dan Analisis Hirarkis

Page 57: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 57 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Peristiwa penting lainnya dalam sejarah desain instruksional terjadi pada tahun 1965,

dengan penerbitan edisi pertama The Conclirions off Belajar, ditulis oleh Robert Gagne (I965b).

Dalam buku ini, Gagne menggambarkan lima domain, atau jenis, pembelajaran hasil dan

informasi lisan, keterampilan intelektual, keterampilan psikomotor, sikap, dan kognitif strategi,

masing-masing yang dibutuhkan berbeda kondisi masing-masingnya untuk meningkatkan

pembelajaran. Gagne juga memberikan deskripsi rinci dari kondisi-kondisi untuk setiap jenis

hasil pembelajaran.

Dalam volume yang sama, Gagne juga menggambarkan peristiwa sembilan instruksi,

atau kegiatan mengajar, bahwa ia dianggap penting untuk mempromosikan pencapaian dari

setiap jenis hasil belajar. Gagne juga menggambarkan kejadian pembelajaran yang secara khusus

penting untuk hasil dan membahas keadaan di mana peristiwa tertentu dapat dikecualikan.

Dalam edisi keempat (Gagne, 1985). Deskripsi Gagne tentang berbagai jenis hasil pembelajaran

dan peristiwa instruksi tetap dari praktek desain pembelajaran.

Gagne bekerja di bidang hierarki belajar dan hirarkis analisis juga memiliki dampak yang

signifikan pada bidang desain pembelajaran. Pada awal 1960-an dan kemudian karirnya

(misalnya,-Gagne, 1962a, 1985; Gagne, Briggs, & Wager, 1992; Gagne & Medsker, 1996),

Gagne menunjukkan bahwa keterampilan dalam domain keterampilan intelektual memiliki

hubungan hirarkis masing-masing: agar mudah belajar melakukan keterampilan superordinate,

yang pertama harus menguasai keterampilan bawahan untuk itu. Konsep ini mengarah pada

gagasan penting yang harus dirancang sehingga untuk memastikan bahwa peserta didik

memperoleh keterampilan bawahan sebelum mereka mencoba untuk memperoleh yang lebih

tinggi. Gagne melanjutkan untuk menggambarkan proses analisis hirarkis untuk mengidentifikasi

keterampilan bawahan. Proses ini tetap merupakan fitur kunci dalam banyak model desain

pembelajaran.

Sputnik: Launching Langsung Evaluasi Formatif

Pada tahun 1957, ketika Uni Soviet meluncurkan Sputnik, satelit yang mengorbit ruang

pertama, serangkaian acara yang akhirnya berdampak besar pada proses desain pembelajaran.

Pemerintah AS, terkejut oleh keberhasilan upaya Soviet, menanggapi dengan menuangkan jutaan

dolar ke dalam memperbaiki matematika dan pendidikan sains di Amerika Serikat. Bahan-bahan

pembelajaran yang dikembangkan dengan dana ini biasanya ditulis materi pelajarannnya ditulis

Page 58: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 58 http://romidwisyahri95.blogspot.com

oleh dan diproduksi tanpa seleksi. Bertahun-tahun kemudian, pada pertengahan-I960-an, ketika

ditemukan bahwa banyak dari bahan-bahan ini tidak terlalu efektif, Michael Scriven (1967)

menunjukkan perlunya untuk mencoba rancangan materi pembelajaran dengan peserta didik

sebelum bahan dimasukkan ke dalam bentuk akhir. Proses ini akan memungkinkan pendidik

untuk memeriksa bahan dan jika perlu, merevisinya sementara bahan masih dalam stases

formatif. Scriven sebut ini uji coba dan revisi proses evaluasi formatif dan membandingkannya

dengan apa yang ia sebut evaluasi sumatif, pengujian bahan instruksional setelah mereka dalam

bentuk terakhir mereka.

Meskipun istilah formatif dan evaluasi sumatif evaluasi yang diciptakan oleh Scriven,

perbedaan antara pendekatan sebelumnya dibuat oleh Lee Cronbach (1963). Selain itu, selama

1940-an dan 1950-an, sejumlah pendidik, seperti Arthur Lumsdaine, Mark Mei. dan CR

Carpenter, dijelaskan prosedur untuk mengevaluasi bahan pengajaran yang masih dalam tahap

pembentukan (Cambre, 1981). Namun, meskipun tulisan-tulisan seperti pendidik, sangat sedikit

dari produk pembelajaran yang dikembangkan pada 1940-an dan 1950-an melewati apapun

proses evaluasi formatif. Situasi ini agak berubah pada 1950-an dan 1960-an melalui banyak

bahan pengajaran terprogram yang dikembangkan selama periode yang diuji ketika mereka

sedang dikembangkan. Namun. penulis seperti Susan Markle (1967) mencela kurangnya

ketelitian dalam proses pengujian. Dalam terang masalah ini. Prosedur ini mirip dengan teknik

evaluasi formatif dan sumatif yang umumnya seperti saat kini.

E. PERMULAAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN

Pada awal dan pertengahan 1960-an, konsep-konsep yang sedang dikembangkan di

berbagai bidang seperti analisis tugas, spesifikasi tujuan, dan kriteria-referensi pengujian yang

dihubungkan bersama untuk membentuk sebuah proses, atau model, untuk secara sistematis

mendesain materi pembelajaran. Di antara individu-individu pertama untuk menggambarkan

model seperti itu Gagne (1962b). Glaser (1962 1965.), Dan Silvem (1964). Mereka

menggunakan istilah-istilah seperti desain pembelajaran, pengembangan sistem, instruksi yang

sistematis, dan sistem pembelajaran untuk menggambarkan model yang mereka ciptakan. Model

desain pembelajaran lainnya yang diciptakan dan digunakan selama dekade ini termasuk yang

dijelaskan oleh Banathy (1968), Barson (1967), dan Hamerus (1968).

Page 59: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 59 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1. Tahun 1970: Kepentingan yang berkembang dalam Desain Instuctional

Selama tahun 1970, jumlah model desain pembelajaran sangat meningkat. Bangunan

pada karya-karya orang terdahulu, banyak orang menciptakan model baru untuk secara sistematis

merancang instruksi (misalnya, Dick & Carey, 1978; Gagne & Briggs, 1974; Gerlach & Ely,

1971; Kemp, 1971). Memang, oleh er.J dekade, lebih dari empat puluh model seperti telah

diidentifikasi (Andrews & Bagus, 1980).

Selama tahun 1970-an, minat dalam proses desain pembelajaran berkembang dalam

berbagai sektor yang berbeda. Pada tahun 1975, beberapa cabang dari militer AS mengadopsi

model desain pembelajaran (Branson dkk., 1975) yang dimaksudkan untuk memandu

pengembangan bahan pelatihan dalam cabang-cabang. Di akademisi, banyak pusat peningkatan

pengajaran diciptakan selama paruh pertama dekade dengan maksud membantu penggunaan

media fakultas dan prosedur desain pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pengajaran

mereka (Gaff. 1975; Gustafson & Bratton, 1984). Selain itu, program pascasarjana dalam desain

pembelajaran banyak diciptakan (Partridge & Tennyson, 1979; Redfield & Dick, 1984;.. Silber

1982). Dalam bisnis dan industri, banyak organisasi, melihat nilai dengan menggunakan

instruksional sebagai tanda untuk meningkatkan kualitas pelatihan, mulai mengadopsi

pendekatan (lih. Mager, 197: Miles, 1983). Dibanyak negara internasional seperti Korea Selatan.

Liberia. dan Indonesia, melihat manfaat menggunakan desain pembelajaran untuk memecahkan

masalah pembelajaran di negara-negara (Chadwick. 1986; Morgan, 1989). Bangsa ini

mendukung program-program desain pembelajaran, organisasi dibuat untuk mendukung

penggunaan desain pembelajaran, dan dukungan yang diberikan kepada individu menginginkan

pelatihan di bidang ini. Banyak dari perkembangan ini adalah dicatat dalam Journal of

Instructional Pembangunan, sebuah jurnal yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1970-an dan

itulah cikal bakal pengembangan bagian Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pendidikan.

2. Tahun 1980-an: Pertumbuhan dan Pengalihan

Dalam banyak sektor, kepentingan dalam desain pembelajaran yang selama dekade

sebelumnya terus tumbuh selama tahun 1980. Kepentingan dalam proses desain pembelajaran

tetap kuat dalam bisnis dan industri (Bowsher, 1989:. Galagan 1989). Dalam militer (Chevalier,

1990; Finch, 1987; McCombs, 1986), dan di arena internasional (Ely & Plomp, 1986; Morgan

1989.).

Page 60: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 60 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Berbeda dengan pengaruhnya di sektor tersebut, selama tahun 1980, desain pembelajaran

memiliki dampak minimal di daerah lain. Dalam arena sekolah umum, upaya pengembangan

kurikulum beberapa terlibat penggunaan dasar proses desain pembelajaran (misalnya, Spady,

1988), dan beberapa buku desain pembelajaran bagi para guru yang diproduksi (misalnya, Dick

& Reiser, 1989: Gerlach & Ely, 1980; Sullivan & Higgins, 1983). Namun, meskipun dari upaya

ini, bukti menunjukkan bahwa desain pembelajaran mengalami dampak kecil pada instruksi di

sekolah negeri (Branson & Grow, 1987; Burkman, 1987b; Rossett & Garbosky, 1987). Dalam

nada yang sama, dengan beberapa pengecualian (misalnya, Diamond, 1989), praktek desain

pembelajaran memiliki dampak minimal dalam pendidikan tinggi. Sedangkan pusat peningkatan

pengajaran di pendidikan tinggi berkembang dalam jumlah melalui pertengahan 1970-an, pada

tahun 1983 lebih dari seperempat dari organisasi tersebut telah dibubarkan, dan ada

kecenderungan penurunan umum dalam anggaran pusat yang tersisa (Gustafson & Bratton,

1984) . Burkman (1987a, 1987b) memberikan analisis mencerahkan satu alasan mengapa upaya

desain pembelajaran di sekolah dan universitas belum berhasil, dan kondisi ini kontras dengan

kondisi yang lebih menguntungkan yang ada di bisnis dan militer.

Selama tahun 1980, ada tumbuh bagaimana prinsip-prinsip psikologi kognitif dapat

diterapkan dalam proses desain pembelajaran, dan sejumlah publikasi menguraikan aplikasi

potensial dijelaskan (misalnya, Bonner, 1988; Divesta & Rieber, 1987; ―Wawancara dengan

Robert M. Gagnc, ―1982; Low, 1980). Namun, beberapa tokoh di lapangan telah menunjukkan

bahwa efek sebenarnya psikologi kognitif pada praktek desain pembelajaran selama dekade ini

agak kecil (Dick, 1987; Gustafson, 1993).

Faktor yang tidak memiliki efek besar pada praktek desain pembelajaran pada tahun 1980

adalah meningkatnya minat dalam penggunaan mikrokomputer untuk tujuan pembelajaran.

Dengan munculnya perangkat ini. banyak profesional di bidang desain pembelajaran

mengalihkan perhatian mereka untuk memproduksi instruksi berbasis komputer (Dick, 1987;

Shrock, 1995). Lain membahas kebutuhan untuk mengembangkan model baru dari desain

pembelajaran untuk mengakomodasi kemampuan interaktif teknologi ini (Merrill, Li, & Jones,

1990a, 1990b). Selain itu, komputer mulai digunakan sebagai alat untuk mengotomatisasi

beberapa tugas desain pembelajaran (Merrill & Li. 1989).

3. Tahun 1990-an: Views Mengubah dan Praktek

Page 61: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 61 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Selama tahun 1990-an, berbagai perkembangan memiliki dampak yang signifikan

terhadap prinsip-prinsip desain pembelajaran dan praktek. Sebagaimana ditunjukkan di atas,

salah satu pengaruh utama adalah teknologi kinerja gerakan, yang memperluas lingkup bidang

desain pembelajaran. Sebagai hasil dari gerakan ini, banyak desainer pembelajaran mulai lebih

berhati-hati melakukan analisis tentang penyebab masalah kinerja, dan seringkali menemukan

bahwa pelatihan miskin, atau kurangnya pelatihan, bukan penyebabnya. Dalam kasus seperti

banyak desainer pembelajaran membekali solusi non-instruksional, seperti perubahan dalam

sistem insentif atau dalam lingkungan kerja, untuk memecahkan masalah tersebut (Dean, 1995).

Faktor lain yang mempengaruhi lapangan selama 1990-an ada masukan yang tumbuh di

konstruktivisme, kumpulan pandangan yang sama terhadap pembelajaran dan instruksi yang

diperoleh meningkatnya popularitas sepanjang dekade. Itu, prinsip-prinsip pembelajaran yang

terkait dengan konstruktivisme meliputi kebutuhan untuk (a) memecahkan masalah yang

kompleks dan realistis, (b) bekerja sama untuk memecahkan masalah tersebut, (c) memeriksa

masalah dari berbagai perspektif, (d) mengambil kepemilikan dari proses pembelajaran dan (e)

menjadi sadar akan peran mereka sendiri dalam proses konstruksi pengetahuan (Driscoll. 2 (00).

Selama dekade terakhir, pandangan konstruktivis pembelajaran dan pengajaran telah berdampak

pada pikiran dan tindakan dari banyak teoretisi dan praktisi di bidang desain pembelajaran.

Sebagai contoh, penekanan pada merancang konstruktivis ―otentik:‖. belajar tugas-tugas yang

mencerminkan kompleksitas dari lingkungan dunia nyata di mana peserta didik akan ia

menggunakan keterampilan yang mereka pelajari -memiliki efek pada bagaimana desain

pembelajaran yang sedang dilakukan dan diajarkan (Dick. 1996). Meskipun beberapa

berpendapat ―tradisional‖ mengatakan bahwa praktek desain pembelajaran dan prinsip-prinsip

konstruktivis yang beberapa tahun terakhir telah banyak menggambarkan bagaimana

pertimbangan prinsip-prinsip konstruksi dapat meningkatkan instruksional desain praktek.

Selama tahun 1990-an, pertumbuhan yang cepat dalam penggunaan dan pengembangan

sistem pendukung kinerja elektronik juga menyebabkan perubahan sakit dalam sifat pekerjaan

yang dilakukan oleh banyak desainer pembelajaran. Mendukung kinerja elektronik sistem

berbasis komputer dirancang untuk menyediakan para pekerja dengan bantuan kebutuhan untuk

tugas-tugas pekerjaan, pada saat mereka membutuhkan bantuan itu dan dalam bentuk yang akan

paling membantu. Nasihat cerdas sistem pembinaan dan ahli yang memberikan bimbingan dalam

melakukan berbagai kegiatan, dan alat pendukung disesuaikan kinerja yang mengotomatisasi dan

Page 62: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 62 http://romidwisyahri95.blogspot.com

sangat menyederhanakan tugas-tugas pekerjaan banyak. Dengan menyediakan pekerja dengan

kinerja alat dan informasi yang mereka butuhkan, yang dirancang dengan baik sistem kinerja

elektronik pendukung dapat mengurangi kebutuhan untuk pelatihan. Hal ini tidak mengherankan,

bahwa selama dekade terakhir, sejumlah organisasi pelatihan dan desainer pembelajaran berubah

sebagian perhatian mereka jauh dari program-program pelatihan merancang dan menuju

merancang sistem pendukung kinerja elektronik (Rosenberg. 2001).

Prototyping cepat telah tren memiliki efek pada praktek pembelajaran. Proses cepat

prototyping cepat melibatkan mengembangkan produk prototipe dalam tahap sangat awal dari

sebuah proyek desain pembelajaran dan kemudian akan melalui serangkaian ujicoba yang cepat

dan siklus revisi sampai versi diterima dari produk yang dihasilkan (Gustafson & Cabang.

1997a). Teknik desain telah dianjurkan sebagai sarana memproduksi bahan-bahan pengajaran

yang berkualitas. Selama tahun 1990-an, meningkat minat dalam prototyping cepat antara

praktisi dalam bidang desain instruksional (misalnya, Gustafson & Cabang, 1997a).

Kecenderungan terbaru lain yang telah mempengaruhi profesi desain pembelajaran telah

menjadi perhatian meningkat pesat dalam menggunakan Internet untuk pembelajaran jarak jauh.

Sejak tahun 1995, telah terjadi peningkatan besar dalam penggunaan Internet untuk memberikan

instruksi pada jarak (Bassi & Van Buren, 1999; Lewis, Salju, Farris, Levin, & Greene, 1999).

Sebagai permintaan untuk program pembelajaran jarak jauh telah berkembang, sehingga

memiliki pengakuan bahwa untuk menjadi efektif, program-program tersebut tidak dapat hanya

menjadi on-line replika dari instruksi disampaikan dalam ruang kelas, melainkan, program

tersebut harus hati-hati dirancang dalam terang fitur pembelajaran yang bisa, dan tidak bisa, akan

dimasukkan ke dalam Internet berbasis program (Institut Kebijakan Pendidikan Tinggi, 2000).

Manajemen pengetahuan adalah salah satu tren terbaru telah mempengaruhi bidang

desain pembelajaran. Menurut Rossett (1999), manajemen pengetahuan melibatkan

mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan menyebarkan pengetahuan eksplisit dan tacit dalam

suatu organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Seringkali, pengetahuan

yang berguna dan keahlian dalam suatu organisasi tinggal dengan individu tertentu atau

kelompok, tetapi tidak banyak dikenal di luar kelompok atau individu. Namun, saat ini hari

teknologi seperti program database, groupware, dan intranet memungkinkan organisasi untuk

―mengelola‖ (yaitu, mengumpulkan, menyaring, dan menyebarkan) pengetahuan dan keahlian

dalam cara-cara yang sebelumnya tidak mungkin. Rosenberg (2001) menjelaskan beberapa

Page 63: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 63 http://romidwisyahri95.blogspot.com

contoh tentang bagaimana atau-ganizations telah berubah beberapa perhatian mereka jauh dari

program pelatihan merancang dan untuk menciptakan sistem manajemen pengetahuan. Rossett

dan Donello (1999) menyarankan bahwa sebagai kepentingan dalam manajemen pengetahuan

terus, tumbuh, dan pelatihan profesional lainnya akan bertanggung jawab tidak hanya untuk

meningkatkan kinerja manusia, tetapi juga untuk menemukan dan memperbaiki akses terhadap

pengetahuan organisasi yang bermanfaat. Jadi minat dalam manajemen pengetahuan adalah

mungkin untuk mengubah dan mungkin memperluas jenis tugas desainer pembelajaran

diharapkan untuk melakukan.

F. KAWASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran atau teknologi

instruksional berlandaskan definisi AECT 1994, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan,

pengelolaan dan penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan (domain) dari bidang teknologi

pembelajaran. Di bawah ini akan diuraikan kelima kawasan tersebut, dengan sub kategori dan

konsep yang terkait :

1. Kawasan Desain

Domain atau kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain atau perancangan

yang mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan prosedur dalam melakukan perencanaan

atau mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemik dan

sistematik.

Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan kondisi belajar

dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk (Seels & Richey, 2000: 32). Kawasan

desain bermula dari gerakan psikologi pembelajaran, terutama diilhami pemikiran B.F. Skinner

(1954) tentang teori pembelajaran berprogram (programmed instructions). Pada tahun 1969

pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif tentang desain turut memicu kajian

tentang desain. Pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti

―Learning Resource and Development Center‖ pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian

tentang desain. Dalam kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an, Robert Glaser, Direktur

Learning Resource and Development Center tersebut menulis dan berbicara tentang desain

pembelajaran sebagai inti dari teknologi pendidikan.

Page 64: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 64 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi pembelajaran

tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara

bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari

psikologi pembelajaran.

Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan pada awal

1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian

psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain

pembelajaran menjadi semakin hidup.

Kawasan desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu: (a)

desain sistem pembelajaran; (b) desain pesan; (c) strategi pembelajaran; dan (d) karakteristik

peserta didik (Seels & Richey, 2000: 33).

a) Desain Sistem Pembelajaran;

Menurut Seels & Richey (2000: 33) desain sistem pembelajaran yaitu prosedur yang

terorganisasi dan sistematis untuk:: (a) penganalisaan (proses perumusan apa yang akan

dipelajari); (b) perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya); (c)

pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan belajar); (d)

pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan (e) penilaian (proses penentuan

ketepatan pembelajaran).

Desain sistem pembelajaran biasanya merupakan prosedur linier dan interaktif yang

menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi sebagai alat untuk saling

mengontrol, semua langkah–langkah tersebut harus tuntas. Dalam desain sistem pembelajaran,

proses sama pentingnya dengan produk, sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada

proses.

Sedangkan menurut Twelker, Urbach, Buck (1972) dalam Suparman (2004:36)

pengembangan instruksional adalah suatu cara yang sistematis untuk mengidentifikasi,

mengembangkan, dan mengevaluasi satu set bahan dan strategi pembelajaran untuk mencapai

tujuan tertentu. Wujud pengembangan instruksional adalah produksi dan penggunaan media

instruksional, evaluasi instruksional dan pengelolaan instruksional. Jadi pengembangan

instruksional merupakan salah satu teknologi perangkat lunak (sofware technology) yang

canggih untuk membangun sistem instruksional yang berkualitas tinggi (Suparman, 2004: 31).

Page 65: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 65 http://romidwisyahri95.blogspot.com

b) Desain Pesan

Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi

komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian,

persepsi,dan daya tangkap (Seels & Richey, 2000: 33-34). Fleming dan Levie (1993) membatasi

pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol yang dapat memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan

psikomotor.

Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti: bahan visual, urutan, halaman dan

layar secara terpisah. Desain pesan harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas

belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda,

tergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya

(misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang

pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau

hafalan. Dengan demikian desain pesan ini melibatkan perancangan untuk menentukan jenis

media dan format sajian yang paling menarik untuk menyampaikan pesan-pesan pembelajaran

kepada peserta didik.

c) Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa

belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu mata pelajaran (Seels & Richey, 2000: 34).

Strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen pembelajaran. Dalam

mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran tergantung pada situasi belajar, sifat materi dan

jenis belajar yang dikehendaki.

Strategi instruksional ini merupakan proses memilih dan menyusun kegiatan

pembelajaran dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat mateteri, ruang lingkup

materi, metode dan media yang paling sesuai untuk mencapai kompetensi pembelajaran

d) Karakteristik Peserta Didik.

Karakteristik peserta didik yaitu aspek latar belakang pengalaman peserta didik yang

mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya. Karaketeristik peserta didik mencakup

keadaan sosio-psiko-fisik peserta didik. Secara psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari

Page 66: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 66 http://romidwisyahri95.blogspot.com

karakteristik peserta didik yaitu berkaitan dengan kemampuannya (ability), baik yang bersifat

potensial maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya, seperti, sikap, emosi, motivasi serta

aspek-aspek kepribadian lainnya.

2. Kawasan Pengembangan

Kawasan teknologi pembelajaran berikutnya adalah pengembangan yang berarti proses

penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup

pengembangan teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan

multimedia (Seels & Richey, 2000:38)

Kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media. Melalui proses yang bertahun-

tahun perubahan dalam kemampuan media ini berakibat pada perubahan kawasan. Walaupun

perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran yang lain (teknologi cetak) mendahului

film, namun pemunculan film merupakan tonggak sejarah dari gerakan audio-visual ke era

teknologi pembelajaran sekarang ini. Pada 1930-an film mulai digunakan untuk kegiatan

pembelajaran (teknologi audio-visual). Selama Perang Dunia II, banyak jenis bahan belajar yang

diproduksi terutama film untuk pelatihan militer. Setelah perang, televisi sebagai media baru

digunakan untuk kepentingan pendidikan (teknologi audio-visual). Selama akhir tahun 1950- an

dan awal tahun 1960-an bahan pembelajaran berprograma mulai digunakan untuk pembelajaran.

Sekitar tahun 1970-an komputer mulai digunakan untuk pembelajaran, dan permainan simulasi

menjadi mode di sekolah. Selama tahun 1980-an teori dan praktek di bidang pembelajaran yang

berlandaskan komputer berkembang seperti jamur dan sekitar tahun 1990-an multimedia terpadu

yang berlandaskan komputer merupakan dari kawasan ini.

Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena: a) pesan yang didorong oleh isi, b)

strategi pembelajaran yang didorong oleh teori, c) manifestasi fisik dari teknologi – perangkat

keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.

Kawasan pengembangan ini meliputi: (a) teknologi cetak; (b) teknologi audio-visual; (c)

teknologi berbasis komputer; dan (d) multimedia (Seels & Richey, 2000:39).

a) Teknologi Cetak.

Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti :

buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui pencetakan mekanis atau

Page 67: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 67 http://romidwisyahri95.blogspot.com

photografis (Seels & Richey, 2000:40). Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan

pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks

dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan teknologi komputer untuk

produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk ―cetakan‖ guna keperluan pembelajaran

merupakan contoh penyampaian dalam bentuk teknologi cetak.

Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual. Pengembangan kedua

jenis bahan pembelajaran tersebut sangat tlergantung pada teori persepsi visual, teori membaca,

pengolahan informasi oleh manusia dan teori belajar. Secara khusus, teknologi cetak/visual

mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1) Teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang

2) Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif.

3) Keduanya berbentuk visual yang statis

4) Pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi

visual.

5) Keduanya berpusat pada pembelajar

6) Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.

b) Teknologi Audio-Visual

Teknologi audio-visual; merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan

menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual (Seels &

Richey, 2000:41). Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan

perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan

pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang beukuran

besar. Pembelajaran audio-visual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan belajar

yang berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif

tidak selalu harus tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.

Secara khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik sebagai

berikut :

1) Bersifat linier

2) Menampilkan visual yang dinamis

Page 68: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 68 http://romidwisyahri95.blogspot.com

3) Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh

desainer/pengembang.

4) Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak.

5) Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif.

6) Sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar si pembelajar.

c) Teknologi Berbasis Komputer

Teknologi Berbasis Komputer; merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan

bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor (Seels & Richey,

2000:42). Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada peserta

didik melalui tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer untuk pembelajaran

biasanya disebut ―computer-based intruction (CBI)‖, ―computer assisted instruction (CAI”), atau

―computer-managed instruction (CMI)”.

Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan

pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak berlandaskan pada teori kognitif.

Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat: (1) tutorial, pembelajaran utama diberikan, (2) latihan

dan pengulangan untuk membantu peserta didik mengembangkan kefasihan dalam bahan belajar

yang telah dipelajari sebelumnya, (3) permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan

menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan (5) dan sumber data yang memungkinkan

peserta didik untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan (protocol)

data yang ditentukan secara eksternal.

Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak

biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Dapat digunakan secara secara acak, disamping secara linier

2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti

yang dirancang oleh pengembangnya.

3) Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata,

simbol maupun grafis.

4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan

5) Belajar dapat berpusat pada peserta didik dengan tingkat interaktivitas tinggi.

Page 69: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 69 http://romidwisyahri95.blogspot.com

d) Multimedia

Multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan

menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer

(Seels & Richey, 2000:43). Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi multimedia ini,

khususnya dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya interaktivitas

pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.

Pembelajaran dengan multimedia atau teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik

sebagai berikut :

1) Dapat digunakan secara acak, disamping secara. linier

2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti

yang dirancang oleh pengembangnya.

3) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman peserta didik,

relevan dengan kondisi peserta didik, dan di bawah kendali peserta didik.

4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan

pemanfaatan bahan pembelajaran

5) Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan

terbentuk pada saat digunakan.

6) Bahan belajar menunjukkan interaktivitas peserta didik yang tinggi

7) Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak sumber media.

3. Kawasan Pemanfaatan

Domain ketiga dalam teknologi pembelajaran ialah kawasan pemanfaatan. Pemanfaatan

adalah tindakan menggunakan metode dan model instruksional, bahan dan peralatan media untuk

meningkatkan suasana pembelajaran.

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar (Seels &

Richey, 2000:50). Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara

peserta didik dengan bahan belajar atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam

pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan peserta didik dengan bahan

belajar dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan peserta didik agar dapat berinteraksi dengan

bahan belajar dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan

Page 70: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 70 http://romidwisyahri95.blogspot.com

penilaian atas hasil yang dicapai peserta didik, serta memasukannya ke dalam prosedur

oragnisasi yang berkelanjutan.

Kawasan pemanfaatan mungkin merupakan kawasan teknologi pembelajaran yang tertua,

mendahului kawasan desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Kawasan ini

berasal dari gerakan pendidikan visual pada dekade pertama abad ke 20, dengan didirikannya

museum-museum. Pada tahun-tahun awal abad ke-20, guru mulai berupaya untuk

menggunakan film teatrikal dan film singkat mengenai pokok-pokok pembelajaran di kelas.

Di antara penelitian formal yang paling tua mengenai aplikasi media dalam pendidikan

ialah studi yang dilakukan oleh Lashley dan Watson mengenai penggunaan film-film pelatihan

militer Perang Dunia I (tentang pencegahan penyakit kelamin). Setelah Perang Dunia II, gerakan

pembelajaran audio-visual mengorganisasikan dan mempromosikan bahan-bahan belajar audio

visual, sehingga menjadikan persediaan bahan pembelajaran semakin berkembang dan

mendorong cara-cara baru membantu guru. Selama tahun 1960-an banyak sekolah dan perguruan

tinggi mulai banyak mendirikan pusat-pusat media pembelajaran.

Karya Dale pada 1946 yang berjudul Audiovisual Materials in Teaching, yang di

dalamnya mencoba memberikan rasional umum tentang pemilihan bahan belajar dan aktivitas

belajar yang tepat. Heinich, Molenda dan Russel dalam buku Instructional Materials and New

Technologies of Instruction (1986) mengemukakan model ASSURE, sebagai acuan prosedur

untuk merancang pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran. Langkah-langkah ASSURE

meliputi: (a) Analyze leraner (menganalisis peserta didik); (b) State objective (merumuskan

tujuan);(c) Select media and materials (memilih media dan bahan); (d) Utilize media and

materials (menggunakan media dan bahan), (e) Require learner participation (melibatkan

peserta didik) ; dan (f) Evaluate and revise (penilaian dan revisi).

a) Pemanfaatan Media.

Pemanfaatan media yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses

pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi

desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan

dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan media juga

dikaitkan dengan karakteristik peserta didik. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan

Page 71: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 71 http://romidwisyahri95.blogspot.com

bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber

belajar.

b) Difusi Inovasi

Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi malalui strategi yang terencana dengan

tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya perubahan.

Selama bertahun-tahun, kawasan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media

yang membantu guru. Model dan teori pemanfaatan dalam kawasan pemanfaatan cenderung

terpusat pada perpektif pengguna. Akan tetapi, dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi

pada akhir tahun 1960-an yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan pengguna

dalam mempermudah proses adopsi gagasan, perhatian kemudian berpaling ke perspektif

penyelenggara.

Rogers (1983) melakukan studi tentang difusi inovasi, yang mencakup berbagai disiplin

ilmu. Hasil studinya telah memperkuat pandangan tentang pentahapan, proses, serta variabel

yang dapat mempengaruhi difusi. Dari hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan

bergantung pada upaya membangkitkan kesadaran, keinginan mencoba dan mengadopsi inovasi.

Dalam hal ini, penting dilakukan proses desiminasi, yaitu yang sengaja dan sistematis untuk

membuat orang lain sadar adanya suatu perkembangan dengan cara menyebarkan informasi.

Desiminasi ini merupakan tujuan awal dari difusi inovasi. Langkah-langkah difusi menurut

Rogers (1983) adalah : (1) pengetahuan; (2) persuasi atau bujukan; (3) keputusan; (4)

implementasi; (5) dan konfirmasi.

c) Implementasi dan Institusionalisasi

Implementasi dan Institusionalisasi; yaitu penggunaan bahan dan strategi pembelajaran

dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan). Sedangkan institusionalisasi

penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau

budaya organisasi. Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses implementasi dan pemanfaatan

dimulai. Untuk menilai pemanfaatan harus ada implementasi. Bidang implementasi dan

institusionalisasi (pelembagaan) yang didasarkan pada penelitian, belum berkembang sebaik-

bidang-bidang yang lain. Tujuan dari implementasi dan institusionalisasi adalah menjamin

penggunaan yang benar oleh individu dalam organisasi. Sedangkan tujuan dari institusionalisasi

Page 72: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 72 http://romidwisyahri95.blogspot.com

adalah untuk mengintegrasikan inovasi dalam struktur kehidupan organisasi. Keduanya

tergantung pada perubahan individu maupun organisasi.

d) Kebijakan dan Regulasi

Kebijakan dan Regulasi; adalah aturan dan tindakan yang mempengaruhi difusi dan

pemanfaatan teknologi pembelajaran. Kebijakan dan peraturan pemerintah mempengaruhi

pemanfaatan teknologi. Kebijakan dan regulasi biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan

ekonomi. Misalnya, hukum hak cipta yang dikenakan pada pengguna teknologi, baik untuk

teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, maupun terknologi

terpadu.

4. Kawasan Pengelolaan

Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui: perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula dari

administrasi pusat media, program media dan pelayanan media. Pembauran perpustakaan dengan

program media membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program-program media sekolah ini

menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-

sumber teknologikal dalam kurikulum.

Dengan semakin rumitnya praktek pengelolaan dalam bidang teknologi pembelajaran

ini, teori pengelolaan umum mulai diterapkan dan diadaptasi. Teori pengelolaan proyek mulai

digunakan, khususnya dalam proyek desain pembelajaran. Teknik atau cara pengelolaan proyek-

proyek terus dikembangkan, dengan meminjam dari bidang lain. Tiap perkembangan baru

memerlukan cara pengelolaan baru pula.

Keberhasilan sistem pembelajaran jarak jauh bergantung pada pengelolaannya, karena

lokasi yang menyebar. Dengan lahirnya teknologi baru, dimungkinkan tersedianya cara baru

untuk mendapatkan informasi. Akibatnya pengetahuan tentang pengelolaan informasi menjadi

sangat potensial. Dasar teoritis pengelolaan informasi bersal dari disiplin ilmu informasi.

Pengelolaan informasi membuka banyak kemungkinan untuk desain pembelajaran, khususnya

dalam pengembangan dan implementasi kurikulum dan pembelajaran yang dirancang sendiri.

a) Pengelolaan Proyek

Page 73: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 73 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Pengelolaan Proyek; meliputi : perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain

dan pengembangan. Pengelolaan proyek berbeda dengan pengelolaan tradisional (line and staff

management) karena : (a) staf proyek mungkin baru, yaitu anggota tim untuk jangka pendek; (b)

pengelola proyek biasanya tidak memiliki wewenang jangka panjang atas orang karena sifat

tugas mereka yang sementara, dan (c) pengelola proyek memiliki kendali dan fleksibilitas yang

lebis luas dari yang biasa terdapat pada organisasi garis dan staf.

Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan, penjadwalan, dan

pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis proyek yang lain. Peran pengelola

proyek biasanya berhubungan dengan cara mengatasi ancaman proyek dan memberi saran

perubahan internal.

b) Pengelolaan Sumber

Pengelolaan Sumber; mencakup perencanaan, pemantauan dan pengendalian sistem

pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber memliki arti penting karena mengatur

pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup, personil keuangan, bahan baku, waktu,

fasilitas dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup semua teknologi yang telah

dijelaskan pada kawasan pengembangan. Efektivitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif

merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan sumber.

c) Pengelolaan sistem penyampaian.

Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan pengendalian ―cara

bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan‖ Hal tersebut merupakan suatu

gabungan antara medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi

pembelajaran kepada pembelajar.

Pengelolaan sistem penyampaian memberikan perhatian pada permasalahan produk

seperti persyaratan perangkat keras/lunak dan dukungan teknis terhadap pengguna maupun

operator. Pengelolaan ini juga memperhatikan permasalaan proses seperti pedoman bagi

desainer dan instruktur dan pelatih. Keputusan pengelolaan penyampaian sering bergantung pada

sistem pengelolaan sumber.

d) Pengelolaan informasi

Page 74: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 74 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara

penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya

sumber untuk kegiatan belajar. Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk

mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran.

5. Kawasan Penilaian

Penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan relajar yang

mencakup: (a) analisis masalah; (b) pengukuran acuan patokan; (c) penilaian formatif; dan (d)

penilaian sumatif.

Dalam kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, proyek, dan

produk. Penilaian program merupakan evaluasi yang menaksir kegiatan pendidikan yang

memberikan pelayanan secara berkesinambungan dan sering terlibat dalam penyusunan

kurikulum. Sebagai contoh misalnya penilaian untuk program membaca dalam suatu wilayah

persekolahan, program pendidikan khusus dari pemerintah daerah, atau suatu program

pendidikan berkelanjutan dari suatu universitas.

Penilaian proyek – evaluasi untuk menaksir kegiatan yang dibiayai secara khusus guna

melakukan suatu tugas tertentu dalam suatu kurun waktu. Contoh, suatu lokakarya 3 hari

mengenai tujuan perilaku. Kunci perbedaan antara program dan proyek ialah bahwa program

diharapkan berlangsung dalam yang tidak terbatas, sedangkan proyek biasanya diharapkan

berjangka pendek. Proyek yang dilembagakan dalam kenyataannya menjadi program.

Penilaian bahan (produk pembelajaran) merupakan evaluasi yang menaksir kebaikan atau

manfaat isi yang menyangkut benda-benda fisik, termasuk buku, pedoman kurikulum, film, pita

rekaman, dan produk pembelajaran lainnya.

a) Analisis Masalah

Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan

menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. Telah lama para

evaluator yang piawai berargumentasi bahwa penilaian yang seksama mulai saat program

tersebut dirumuskan dan direncanakan. Bagaimanapun baiknya anjuran orang, program yang

diarahkan pada tujuan yang tidak/kurang dapat diterima akan dinilai gagal memenuhi kebutuhan.

Page 75: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 75 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Jadi, kegiatan penilaian ini meliputi identifikasi kebutuhan, penentuan sejauh mana

masalahnya dapat diklasifikasikan sebagai pembelajaran, identifikasi hambatan, sumber dan

karakteristik pembelajar, serta penentuan tujuan dan prioritas (Seels and Glasgow, 1990).

Kebutuhan telah dirumuskan sebagai ―jurang antara ―apa yang ada‖dan ―apa yang seharusnya

ada‖ dalam pengertian hasil (Kaufman,1972). Analisis kebutuhan diadakan untuk kepentingan

perencanaan program yang lebih memadai.

b) Pengukuran Acuan Patokan

Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan

pembelajaran menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Penilaian acuan patokan

memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau

keterampilan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Keberhasilan dalam tes acuan patokan

berarti dapat melaksanakan ketentuan tertentu, biasanya ditentukan dan mereka yang dapat

mencapai atau melampaui skor minimal tersebut dinyatakan lulus.Pengukuran acuan patokan

memberitahukan pada para siswa seberapa jauh mereka dapat mencapai standar yang ditentukan.

c) Penilaian Formatif dan Sumatif

Penilaian Formatif dan Sumatif; berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang

kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Dengan

penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk

pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Penilaian formatif dilaksanakan pada waktu

pengembangan atau perbaikan program atau produk (atau orang dsb). Penilaian ini dilaksanakan

untuk keperluan staf dalam lembaga program dan biasanya tetap bersifat intern; akan tetapi

penilaian ini dapat dilaksanakan oleh evaluator dalam atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi.

Perbedaan antara formatif dan sumatif telah dirangkum dengan baik dalam sebuah kiasan dari

Bob Stake ― Apabila juru masak mencicipi sup, hal tersebut formatif, apabila para tamu

mencicipi sup tersebut, hal tersebut sumatif. Penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai dan

bagi kepentingan pihak luar atau para pengambil keputusan, sebagai contoh : lembaga

penyandang dana, atau calon pengguna, walaupun hal tersebut dapat dilaksanakan baik oleh

evaluator dalam atau dalam untuk gabungan. Untuk alasan kredibiltas, lebih baik evaluator luar

dilibatkan daripada sekedar merupakan penilaian formatif. Hendaknya jangan dikacaukan

Page 76: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 76 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dengan penilaian hasil (outcome) yang sekedar menilai hasil, biukannya prose — hal tersebut

dapat berupa baik formatif maupun sumatif. Metoda yang digunakan dalam penilaian formatif

berbeda dengan penilaian sumatif. Penilaian formatif mengandalkan pada kajian teknis dan

tutorial, uji coba dalam kelompok kecil atau kelompok besar. Metoda pengumpulan data sering

bersifat informal, seperti observasi, wawancara, dan tes ringkas. Sebaliknya, penilaian sumatif

memerlukan prosedur dan metoda pengumpulan data yang lebih formal. Penilaian sumatif sering

menggunakan studi kelompok komparatif dalam desain kuasi eksperimental.

Page 77: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 77 http://romidwisyahri95.blogspot.com

A. Kesimpulan

Dari materi yang telah di sampaikan di atas semoga bias memberikan kita Pelajaran yang

lebih banyak lagi tentang perkembangan teknologi pendidikan. Dari beberapa sejarah

perkembangan teknologi pendidikan di atas jelaslah bahwa teknologi Pendidikan, sebagai satu

bidang keilmuan, memang tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio

visual. Terutama pasca Perang Dunia II, teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi

yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan

pendidikan. Jadi istilah itu sinonim dengan konsep ‗mengajar berbantuan peralatan audio-visual‘.

Dari banyak pelajaran yang dapat kita pelajari dengan meninjau sejarah Teknologi

pembelajaran, mungkin salah satu yang paling penting melibatkan perbandingan antara efek

diantisipasi dan aktual media pada praktek instruksional. Sebagai mana Kuba (1986) telah

menunjukkan, saat kita meninjau-melihat kembali selama abad terakhir dari sejarah media, Anda

mungkin perlu diperhatikan pola berulang dari harapan dan hasil. Sebagai media baru memasuki

adegan pendidikan, ada banyak minat awal dan antusiasme banyak tentang efek kemungkinan

untuk memiliki pada praktek instruksional.

Namun, antusiasme dan ketertarikan akhirnya memudar, dan pemeriksaan

mengungkapkan bahwa media memiliki dampak minimal terhadap praktek tersebut. Misalnya,

prediksi optimis Edison bahwa film akan merevolusi pendidikan terbukti tidak benar, dan

antusiasme untuk televisi instruksional yang ada selama tahun 1950 sangat berkurang pada

pertengahan tahun 1960-an, dengan dampak kecil pada instruksi di sekolah. Kedua contoh

melibatkan penggunaan media di sekolah-sekolah, pengaturan di mana penggunaan media

pembelajaran telah paling erat diperiksa. Namun, data mengenai penggunaan media

pembelajaran dalam bisnis dan industri mendukung kesimpulan serupa, yaitu, bahwa meskipun

antusiasme tentang penggunaan media pembelajaran dalam bisnis dan industri, sampai saat ini

media yang memiliki dampak minimal terhadap praktik pembelajaran dalam lingkungan

tersebut.

Berdasarkan alasan tersebut untuk meningkatnya penggunaan media baru, adalah wajar

untuk memperkirakan bahwa selama dekade berikutnya, komputer, internet, dan media digital

lainnya akan membawa perubahan besar dalam praktek instruksional dari media yang

mendahului mereka. Namun, mengingat sejarah media dan dampaknya pada praktik

pembelajaran, adalah juga wajar untuk mengharapkan bahwa perubahan tersebut, baik di sekolah

Page 78: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 78 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dan pengaturan instruksional lainnya, cenderung terjadi lebih lambat dan kurang luas daripada

media yang paling penggemar saat ini memprediksi.

B. Saran

Harapannya bahwa kajian ini menjadi pemicu untuk mengkaji lebih lanjut baik dari segi konsep

maupun praktek sehingga benar-benar bermanfaat untuk memfasilitasi pemecahan masalah

belajar yang dialami setiap individu. Diyakini bahwa perkembangan ilmu dan teknologi serta

tuntutan masyarakat mendorong untuk dikembangkannya berbagai model pendidikan dan

pembelajaran yang lebih sesuai dengan harapan. Mudah-mudahan bermanfaat. Amien.

Page 79: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 79 http://romidwisyahri95.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

Dewi Salma Prawiradilaga dan Evaline Siregar. 2007. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta:

Universitas Negeri Jakarta, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas,

Fakultas Ilmu Pendidikan.

Fred Percival dan Henry Ellington, 1998, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga

http://www.oocities.org/teknologipembelajaran/definisi_teknologi_pembelajaran.html

http://tepenr06.wordpress.com/2011/09/27/sejarah-perkembangan-teknologi pembelajaran/

http://www.infodiknas.com/115perkembangan-definisi-dan-kawasan-teknologi-pembelajaran-

serta-perannya-dalam-pemecahan-masalah-pembelajaran/

Nanna Sudjana dan Ahmad Rivai.2007. Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensind

Page 80: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 80 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 81: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 81 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB IV

LANDASAN TEORITIS TEKNOLOGI PENDIDIKAN

1. Teori Belajar dan Pembelajaran

A. Teori Belajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung

seumur hidup. Ada banyak teori-teori belajar dimana setiap teori memiliki konsep atau prinsip-

prinsip endiri tentang belajar yang mempengaruhi bentuk atau model penerapannya dalam

kegiatan pembelajaran. Masing-masing teori memiliki kelebihan dan kekurangan .adapun

aplikasi belajar yang dapat di pilih adalah sebagai berikut.

1) Teori belajar behaviorisme

Menurut teori ini manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam lingkungan yang

akan memberikan pengalaman-pengalaman belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah

laku yang terjadi karena adanya stimulasi dan respon yang dapat diamati. Menurut teori

behaviorisme ini manipulasi lingkungan sangat penting agar dapat di peroleh perubahan tingkah

laku yang diharapkan.

Teori behaviorisme ini sangat menekankan pada apa yang dapat dilihat yaitu tingkah laku,

tidak memperhatikan apa yang terjadi dala pikiran manusia. Dengan kata lain lebih menekankan

pada hasil dari proses belajar. Behaviorisme menekankan pada tingkah laku objektif, empiris

(nyata), konkret dan dapat diamati (observable). Kritk terhadap teori behaviorisme adalah tidak

dapat menjelaskan situasi belajar yang kompleks. Cendrung mengarahkan peserta didik berpikir

linear, tidak konvergen, dan tidak kreatif.

Dalam menerapkan teori behaviorisme yang paling terpenting adalah para guru, perancang

pembelajaran, dan pengembang program-program pebelajaran harus memahami karakteristik

peserta didik dan karakteritik lingkungan belajar agar tingkat keberhasilan peserta didik selama

kegiatan pembelajaran dapat diketahui.tuntutan Hari teori ini adalah pentingnya merumuskan

tujuan pembelajaran secara jelas dan spesifik supaya mudah dicapai dan diukur.

Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak diterapkan di dunia pendidikan meliputi

sebaggai berikut:

a) Proses belajar dapat terjadi dengan baik bila peserta didik bersifat aktif di dalamnya

b) Materi pelajaran disusun dalam urutan yang logis supaya peserta didik mudah

mempelajarinya dan dapat memberikan respons tertentu

Page 82: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 82 http://romidwisyahri95.blogspot.com

c) Tiap-tiap respons harus diberi umpan balik (feedback) ecara langsung supaya peserta

didikdapat mengetahui apakah respons yang diberikannya telah benar

d) Setiap kali pesrta didik memberikan respons yang benatrperlu diberi penguatan

(reinforcement) (Hartley & Davies, 1978 dalam Toeti Soekamto, 1992:23).

Prinsip-prinsip behaviorisme ini telah banyak digunakan dan diterapkan dalam berbagai

program pembelajaran. Misalnya mesin pengajaran (teaching machine), mathematics, atau

program-progran pembelajaran lain yang menggunakan konsep stimulasi, respon dan faktor

penguatan (reinforcement).

Adapun langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori behaviorisme, dalammerancang

kegiatan pembelajaran, adalah:

Menentukan tujuan pembelajaran

Menganalisis lingkungan yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi pengetahuan awal

(entry behavior) peserta didik

Menentukan nilai pembelajaran

Memecah pembelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokokbahasan, sub

pokokbahasan, topik dan sebagainya

Menyajikan materi pembelajaran

Memberikan stimulus, dapat berupa: pertanyaan baik lisan maupun tertulis, tes/kuis,

latihan atau tugas-tugas

Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan peserta didik

Memberikan penguatan (reinforcement)yang berupa penguatan positif ataupun penguatan

negatif,atau hukuman

Memberikan stimulasi baru

Mengamati dan memberikan respons yang diberikan pesrta didik

Memberikan penguatan lanjutan ataupun hukuman

Demikian seterusnya

Evaluasi hasil belajar (Suciati & Irawan,2001:31-32)

Berapa kritik terhadap teori behaviorisme diantaranya antara lain:

Behaviorisme tidak dapat digunakan pada setiap pembelajaran, dan dianggap

tidakmenghargai aktivitas berfikir

Page 83: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 83 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Behaviorisme tidak dapat menjelaskan beberapa pembelajaran yang kompleks, bila tanpa

mekanisme penguatan peserta didik tidak dapat mengenali pola bahasa yang baru

Tujuan pembelajaran dinyatakan terlalu ketat (spesifik)

Keyakinan yang terlalu inggi pada peserta didik akan berperilaku dengan benar, selama

prosedur yang diberikan sudah benar.

2) Teori belajar kognitif

Kelompok teori kognitif ini beranggapan bahwa belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek

kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Prinsip teori kognitif, belajar adalah

perubahan presepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat dilihat sebagai tingkah laku. Teori

ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagianlajar suatu situasi saling berhubungan dalam

konteks situasi secara keseluruhan. Dengan demikian belaiini adalahrmelibatkan proses berpikir

yang kompleks dan mementingkan proses belajar. Yang termasuk dalam kelompok teori ini

adalah teori perkembangan piaget, teori kognitif burner, teori kognitif berwarna ausebel dan

lain-lain.

1. Teori Perkembangan Piaget

Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetika yaitu proses yang

didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sisten syaraf. Proses belajar seseorang

akan meikuti pola dan tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya.perjenjangan ini

bersifat hirearki yaitu melalui tahap-tahap tertentu sesuai dengan umurnya. Ada empat tahap

perkembangan kognitif anak, yaitu:

Tahap sensor motorik yang bersifat internal (0-2 tahun)

Tahap preoperasional (2-6 tahun)

Tahap opeasional konkret (6-12 tahun)

Tahap formal yang bersifat internal (12-18 tahun)

Teori schemata memandang bahwa proses pembelajaran sebagai perolehan pengetahuan baru

dalam diri seseorang dengan cara mengaitkannya dengan struktur kognitif yang sudah ada.

Schemata adalah unit dasar perkembangan intelektual. Struktur belajar kognitif yang bbaru akan

menjadi dasar pada kegiatan belajar berikutnya. Artinya, setiap saat memperoleh informasi,

diidentifikasi, diproses, dan disimpan dengan baik/lebih lama sehingga dapat mmengembangkan

kemampuan dalam mengklasifikasikan objek.

Menurut Piaget, secara garis besar langkah-langkah pembelajaran dalam merancang

pembelajaran adalah:

Page 84: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 84 http://romidwisyahri95.blogspot.com

a. Menentukan tujuan pembelajaran

b. Memilih materi pembelajaran

c. Menentukan topik-topik yang dapat di pelajari peserta didik secara aktif

d. Menentukan dan meracang pembelajaran yang sesuai dengan topik tersebut, misalnya:

penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dan sebagainya

e. Mengembangkan metode pembelajaran untuk meransang kreatifitas dan cara berfikir

peserta didik

f. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik (Suciati & Irawan, 2001: 37)

2. Teori kognitif burner

Teori ini bertitik tolak pada teori belajar kogniif, yang menyatakan belajar adalah kegiatan

belajar perubahan presepsi dan pemahaman. Menurut burner perkembangan seseorang terjadi

melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan.

a) Tahap enaktif

Peserta didik melakukan aktivitas-aktivitasnya dalam usaha memahami lingkungan.

Peserta didik melakukan observasi dengan cara mengalami langsung atau realitas.

b) Tahap ikonik

Peserta didik melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.

c) Tahap simbolik

Peseta didik mepunyai gagasan –gagasan abstrak ang banyak dipengaruhi bahasa dan

logika serta komunikasi dilakukan dengan pertolongan sistem simbol.

Penerapan teori burner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral

dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari Sekolah Dasr sampai Perguruan

tinggi, tetapi disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Artinya menuntut

adanya pengulangan- pengulangan. Cara belajar terbaik menurut burner ini adalahdengan

memahami konsep, arti, dan hubunganmelalui proses intuitifkemudian dapat dihasilkan suatu

kesimpulan (free discovery learning. Seecara garis besarlangkah-langkah pembelajaran dalam

merancang pembelajaran menurut bruner adalah sebagai berikut.

1) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran

2) Melekukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya

belajardan sebagainya)

3) Memilih materi pembelajaran

4) Menentukan topik0topik yang dapat dipelajaripeserta didik secara induktif

Page 85: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 85 http://romidwisyahri95.blogspot.com

5) Mengatur topik-topik pembelajaran dari yang sederrhana ke kompleks, dari yang konkret

ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ekonik, sampai ke simbolik

6) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik (Suciati & Irawan,2001: 38)

3. Teori belajarr bermakna menuru ausebel

Menurut ausebel belajar haruslah bermakna,materi yang dipelajari di asimilasikan secara non

arbiter dan berhubungan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.menurut Reilly &

Lewis ada dua persyratan untuk membuat materi pembelajaran bermakna, yaitu:

a) Pilih materi yang secara potensial bermakna lalu diatur sesuai dengan tingkat

perkembangan dan pengetahuan masa lalu

b) Diberikan dalam situasi belajar yang bermakna

Prinsip-prinsip teori belajar bermakna ausebel ini dapat diterapkan dalam prosees

pembelajaran melalui tahap-tahap sebagai berikut

1. , kemampuan dan struktur kognitifnya melalui tes awal, interview, review, pertanyaan-

pertanyaan dan lain-lain teknik

2. Memilih materi-materi kunci dan penyajiannya diatur, dimulai dengan contoh yang

konkret dan kontroversial

3. Mengidentifikasikan konsep-konsep yang harus di kuasai dari materi baru itu

4. Menyajikan suatu pandangan secara menyeyeluruh tentang apa yang harus dipelajari

5. Memakai advance organizer

6. Membelajarkan pesarta didik memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang ada

dengan memberikan fokus pada hubunganhubungan yang ada.

4. Teori belajar humanisme

Page 86: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 86 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Menurut teori humanisme proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan

memanusiakan manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri,pemahaman diri,dan realisasi diri peserta

didik yang belajar secara optimal.teori humanisme sangat mementingkan isi yang di pelajari dari

pada proses belajar itu sendiri. Teori ini cendrung bersifat ekletik, artinya memanfaatkan teknik

belajar apapun asalkan tujuan peserta didik tercapai.

Apliksai teori humanisme ke dalam pembelajaran yaitu cendrung mendorong peserta didik

untuk berpikir induktif. Misalnya , dari contoh ke konsep, dari konkret ke abstrak.dari khusus ke

umum dan sebagainya. Teori humanime ini juga mementingkan faktor pengalaman atau

keterlibatan aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Secara eknis belum ada pedoman

entang langkah-langkah pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

humanistis, namun paling tidak langkah dalam pembelajaran adalah:

1) Menentukan tujuan-tujua pembelajaran

2) Menentukan materi pembelajaran

3) Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik

4) Mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan peserta didik mempelajari secara aktif

(mengalami)

5) Merancang fasilitas pembelajaran seperti lingkungan media pembelajaran

6) Membimbing peserta didik belajar secara aktif

7) Membimbing pesera didik untuk memahami makna dari pengalaman belajarnya

5. Teori belajar sibernetik

Teori beelajar sibernetik berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu informasi.menurut

teori sibernetik belajar adalah mengolah informasi (pesan pembelajaran). Proses belajar dinggap

penting, tapi yang lebih pening lagi adalah sistem informasi yang akan di proses dan akan

dipelajari oleh peserta didik.

Aplikasi teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran telah di kembangkan Landa yitu

model pendekatan algoritmik dan heuridtik.pendekatan belajar algoritmik enurut peserta didik

untuk berpikir secara sistematis, tahap demi tahap, linear, konvergen, lurus menuju ke suatu

target tujuan tertentu.misalnya kegiatan menelpon, menjalankan men dan lain-lain. Sedangkan

pendekatan heuristik menuntut peserta didik untuk berpikir secara divergen,menyebar ke

beberapa target sekaligus.

6. Teori belajar konstruktivisme

Page 87: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 87 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Teori konstruktivisme yang landasan dasarnya schema.teori schem memandang bahwa

proses pembelajaran sebagai cara mengaitkannya dengan struktur kognittif yang sudah ada.

Belajar menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembentukan pengetahuan.teori

konstruktivisme menekankan bahwa belajar lebih banyak ditentukan karena adanya karsa peserta

didik.menurut teori ini masalah belajar dan pembelajaran adalah:

a. Bersifat ketidakteraturan atau keberagaman, peserta didik diharapkan kepada lingkungan

belajar yang bebas, karena kebebasan itu merupakan unsur yang esensial.

b. Keberhasilan atau kegagalan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat sebagai

interprestasi yang berbeda yang perlu dihargai

c. Kebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan, kontrol belajar dipegang oleh

peserta didik itu sendiri

d. Tujuan pembelajaran menekankan pada penciptaan pemahaman yang menuntut aktivitas

kreatif, produktif dalam kenyataan nyata.

pembelajaran menurut teori konstruktivisme ini menekankan pada penggunaan pengetahuan

secara bermakna, urutan pembelajaran mengikuti pandangan peerta didik, dan menekankan pada

proses, serta aktivaaitas beajar dalam konteks yang nyata, bukan mengikuti urutan dalam buku

teks.sedangkan evaluasi pembelajaran menekankan pada penyusunan makna secara aktif yang

melibatkan keterampilan terintegrai dengan menggunakan masalah daam konteks yang nyata.

Implementasi teori konstruktivisme dalam pembelajaran, dimana belajar merupakan proses

pemaknaan informasi baru, oleh karena itu peserta didik perlu:

1) Didorong pengetahuan diskusi yang dipelajari

2) Berfikir divergen bukan hanya satu jawaban yang benar

3) Berbagai jeniss luapan berpikir atau aktivitas belajar

4) Digunakan informasi pada situasi baru

Mengingat kebebasan merupakan unsur esensial dalam lingkungan belajar,oleh karena itu

perlu:

a) Disediakan sebagai pilihan untuk peserta didik

b) Sediakan pilihan cara untuk memperlihatkan keberhasilan

c) Sediakan waktu yang cukup banyak untuk memikirkan dan mengerjakan tugas

d) Jangan terlalu banyak menggunakan tes yang sudah terlalu banyak waktunya

e) Sediakan kesempatan untuk melakukan berpikir ulang

Page 88: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 88 http://romidwisyahri95.blogspot.com

f) Libatkan penngalaman konkret peserta didik (dogeng,2007)

B. Teori Pembelajaran

1) Pengertian dan prinsip-prinsip pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu uaha untuk membuat peerta didik belajar atau suatu kegiatan

untuk membelajarkan peserta didik.pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajran

(instruksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang agar

membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu (Miarso,2004:528). Dengan demikian, inti

dari pembeajaan adalah segala upaya yang dilakukan oleh peserta didik agar terjadi proses

belajar pada diri peserta didik

Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah

proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu llengkungan

beajar (Depdiknas, 2003:7).ada lima jenis interaksi yang dapat berlangsung daam proses beelajar

dan pembelajaran:

a. Interaksi antara pesrta didik dan pendidik

b. Interaksii antar sesama peserta didik atau sejawat

c. Interaksi peseta ddidik dengan narasumber

d. Interaksi peserata didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja

dikembangkan

e. Interaksi peserata didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam

(Miarso,2008:3)

Pembelajaran sebaiknya berdasarkan teori pembelajaran yang bersifat preskriptif yaitu teori

yang memberikan ―resep‖ untuk mengatasi masalah belajar. Teori pembelajaran preskriptif harus

memperhatikan tiga model pembeljaran yaitu kondisi,metode (perlakuan) dan hasil pembelajaran

(Miarso,2004:529).teori pembelajaran secara implisit artinya berusaha untuk merumuskan cara-

cara membuat peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Apikasi teori pembelajran dala kegatan pembelajaran ini berkaitan dengan

1) Bagaimana cara yang efektif untuk mentransfer ilmu

2) Prinsip-prinsip pembelajaran yang menggairahan,menentang dan menyenangkan

3) Ccara membangun minat dan perhatian peserta didik

Page 89: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 89 http://romidwisyahri95.blogspot.com

4) Cara engembangkan relevansi daam pembelajaran

5) Cara membangkiykan percaya diri peserta didik dalam pembelajaran

Tekanan utama teori pembelajaran ini adalah prosedur yang telah terbukti berhasil

meningktkan kualitas pembelajaran, yaiu:

a. Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individu, yang mengubah

stimulasi dai lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat

menyebabkan adanya sebagai hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.

b. Kemampuan yang merupakan hasil belajar ini dapat dikategorikan sebagai bersifat

praktis dan eoritis

c. Kejadian-kejadian dalam pembelajaran yang mempengaruhi proses belajar dapat di

kelompokkan dalam kategori umum, tanpa memperhatikan hasil belajar yang di

harapkan.s

Maka teori pembelajaran merupakan suatu kum[ulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan

memberikan preskripsi untuk mengatur situasi agar peserta didik mudah mudah mencapai tujuan

pembelajaran.perkembangan teori pembelajaran ada 3 yaitu,behaviorisme,kognitivisme,dan

kognitivisme. Mayer mengusulkan istilah lain pada ketiga teoi tersebut yaiu, pembelajaran

sebagai penguasaan respon (behaviorisme), pembelajaran sebagai penguasaan pengetahuan

(kognitivisme), dan pembelajaran sebagai konstruksi pengetahuan (konstruktivisme).

2) Teori-teori pembelajaran

a. Pendekatan modifikasi tingkah laku

Teori ini menganjurkan agar para guru menerapkan prinsip penguatan

(reinforcement) untuk engidentifikasi aspek situasi pendidikan yang

pentingdan mengatur kondisi sedemikian rupa yang memungkinkan

peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

b. Teori pembelajaran konstruk kognitif

Pada teori ini pembelajaran harus memperhatikan perubahan kondisi

internal peserta didik yang terjadi selama pengalaman belajar diberikan di

kelas.

c. Teori pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip belajar

Page 90: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 90 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Keempat prinsip tersebut adalah,

1) Untuk belajar peserta didik harus mempunyai perhatian dan

responsif terhadap materi yang akan dipelajari.

2) Semua proses belajar memerlukan waktu.

3) Di dalam peserta didik yang sedang belajar selalu terdapat

suatu alat ukur internal yang mengontrol motivasi serta

menentukan sejauh mana dan dalam bentuk apa peserta

didik bertindak daam suatu situasi tertentu.

4) Pengetuahuan tentang hasil yang di peroleh selama proses

beljar merupakan faktor penting sebagai pengontrol.

d. Teori pembelajaran berdasarkan analisis tugas

Sangat penting umtuk mengadakan analisis tugas (taks analysis) secara

sistematis mengenai tugas-tugas pengalaman belajar yang akan diberkan

kepada peserta didik, yang kemudian disusun secara hierarkis dan

diurutkan sedemikian rupa tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.

e. Teori pembelajaran berdasarkan psikologi humanistis

Pada teori ini guru harus memperhatikan pengalaman emosional dan

karakteristik khusus peserta didik seperti aktualisasi peserta didik. Dengan

memahami hal ini dapat dibuat pilihan-pilihan ke arah mana pesera didik

akan berkembang.

2) Aplikasi teori belajar dalam teknologi pembelajaran

Adapun implikasi teori belajar dalam penyusunan desain instruksional disajikan

dalam tabel berikut

Teori belajar Implikasi pada desain Instruksional

Behaviorisme Behavioral objektives

Dick & carey instruksional design

model

Performance-based assesment

System models

Kognitivisme Cognitive objectives

Learning strategies

Learning taxonomies

Prerequisite skills

konstruktivime Autentic assesment methods

Learning trough exploration

Probloem-oriented activities

―Rich‖ environments

Page 91: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 91 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Visual format and mental methods

2. Teori Komunikasi dan Informasi

A. Teori komunikasi

1. Pengertian komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaiu, communicare yang berarti sama.

Sama disini maksudnya adalah sama dalam hal pengertian dan pendapat antara

komunikator dan komunikan. Secara etimologis, komunikasi berasaldari kata ―to

comunicate‖. Menurut longman dictionary of contemporary english, defenisi kata

comunicate adalah upay untuk membuat pendapat,menyatakan perasaan,menyampaikan

informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang lain. Arti lain dari

komunikai adalah berbagi (to share) atau bertukar (exchange) pendapat, perasaan,

informasi dan sebagainya.

Menurut gurnitowati dan Maliki (2003) seseorang berkomunikasi dengan

menggunakan kata-kata,dengan kualitas suaranya, dengan badannya, isyarat (gesture)

dan raut muka (expression). Komunikasi merupakan peristiwa sosial dan terjadi ketika

manusia dengan manusia lainnya. Jadi, komunikasi adalah persyaratan kehidupan

manusia.

Komunikasi merupkan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

manifestasi dai kehidupan itu sendiri. Ini berati komunikasi merupakan realita pokok

dari kehidupan manusia.

Komunikasi mempunyai banyak kegunaan dan manfaat dalam kehidupan manusia

dan tentu komunikasi menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.komunikasi

merupakan kegiatan pokok dalam kehidupan manusia sehari-hari dan peranan

komunikasi sangat vital bagi berhasil tidaknya kita hidup bermasyarakat.

Suatu halyang cukup penting untuk diperhatikan agar kita bia mengadakan tindakan

komunikasi yang efekif dan efisienialah pengertian, bahwa komunikasi memiliki

bebeapakarakteristikpokok sebagai berikut,

a. Komunikasi adalah suatu proses

b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan

c. Komunikasi menuntut adanya partisipasidan kerjasama dari para pelaku yang

terlibat

d. Komunikasi bersifat simbolis

e. Komunikasi bersifat transaksional

f. Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang

Page 92: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 92 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Sebagai suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan

yang terjadi dalam diri seseorang dan atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu,

komunikasi sedikitnya melibatkan empat faktor atau komponen

a. Sumber atau pengirim pesan/komunikator

b. Pesan/massage

c. Media atau saluran (channel)

d. Penerima/komunikan (audience/receiver)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran berkomunikasi

a. Faktor pengetahuan, semakin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang, semakin

banyak perbendaharaan kata yang dimilki sehingga mempermudah berkomunikasi

dengan lancar.

b. Faktor pengalaman, makin banyakpengalaman yang dimiliki seseorang

menyebabkan terbiasa untuk menghaadapi sesuatu.

c. Faktor intelegensi, orang yang intelegensinya rendah biasanya kurang lancar

dalam berbicara karena kurang memiliki perbeendaharaan kata dan bahasa yang

baik.

d. Faktor kepribadian, orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang bergaul,

biasanya kurang lancar berbicara dibandingkan dengan orang yang pandai

bergaul.

e. Faktor biologis, disebabkan karena gangguan organ-organ berbicara sehingga

menimbulkan gangguan dalam berkomunikasi.

Ada dua bentuk komunikasi yaitu

1). Komunikasi lisan atau verbal

Dalam komunikasi lisan, informasi disampaikan secara lisan atau verbal

melalui apa yang diucapkan dari mulut atau dikatakan dan bagaimana

mengatakannya. Arti kata yang diucapkan akan lebih jelas apabila ucapan itu

diikuti dengan suara melalui tinggi rendahnya dan lemah lembutnya suara, keras

tidaknya suara dan perubahan nada suara.

2) Komunikasi non lisan/ komunikasi non verbal

Komunikasi ini menggunakan isyarat (gestures), gerak gerik (movement), sesuatu

barang, cara berpakaian, atau sesuatu yang dapa menunjukkan perasaan atau

(expression) pada waktu yang sngat penting, misalnya pada saat sakit, gembira, stres,

dan sebagainya.

Page 93: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 93 http://romidwisyahri95.blogspot.com

2. Teori komunikasi

Kegiatan komunikasi yang berupa perilaku komplek dan proses yang multi disipliner

itu telah lama menjadi objek penelitian ilmuan. Akibatnya ilmu komunikasi dari waktu ke

waktu makin berkembang dengan pesat, dotandai dengan munculnya berbagai model dan

teori komunikasi, antara lain: claude shannon dan warrent weaver (1949), charles osgood

and others (1957, Bruce westley and Malcolm Macelean (1957), Model SMCR oleh

David K.Berlow (1960), wilbur Scharm m.(1973) dan teorikonvergensi D. Lawrance

kincait (1979).

3. Landasan teori komunikasi dalam teknologi pembelajaran

Media berasal dari bahsa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang

berarti perantara atau pengantar.menurut Anderson (1987) media dapat dibagi dallam

dua kategori yaitu alat bantu pemmbelajaran dan media pembelajaran. Alat bantu

pembelajaran diisebut juga alat bantu mengajar,misalnya OHP/ OHT, film bbingkai/slide,

foto, peta, poster,grafik, dll.

Media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara

karya seorang pengembang mata pelajaran dengan peserta didik. Media pembelajran

merupakan alat komunikasi yang berisi pesan, yang memngkinkan peserta didik dapat

berinteraksi dengan pesan secara langsung.

Pemanfaatan teknologi kounikasi dalam keperluan pendidikan dalam hal funsinya

sebagai media pembelajaran bukanlah merupakan hal baru. Ada lima perspektif yang bisa

diliha dari peranan media pembelajaran sebagai teknologi komunikasi yaitu:

a. Media sebagai teknologi, berfungsi sebagai penyampai pesan khusus

b. Dia sebagai tutor atau guru

c. Media sebagai agen sosialisasi

d. Media seebagai motivator untuk belajar

e. Media sebagai alat mentaluntuk berpikir dan memecahkan masalah

f.

B. Teori Informasi

1. Pengertian teknologi informasi

Teknologi informasi adalah sama dengan teknologi lainnya,hanya informasi

merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Bentuk dari teknologi

adalah kumpulan pengetahuan (knowledge) yang diimplementasikan dalam tumpukan

kertas (stacked of papers), atau sekarang dalam bentuk CD room. Teknologi informasi

Page 94: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 94 http://romidwisyahri95.blogspot.com

adalah sarana dan prasarana (hardware, software, dan useware) siste dan metode untuk

memperolah,mengirimkan mengolah, menafsirkan, menyimpan,mengorganisasikan, dan

menggunakan data secara bermakna.

Ada fungsi teknologi informasi dalam pendidikan dapat menjadi 7 fungsi yaitu:

a. Sebagai gudang ilmu

b. Sebagai alat bantu pembelajaran

c. Sebagai fasilitas pendidikan

d. Sebagai standar kompetensi

e. Sebagai penunjang administrasi

f. Sebagai alat bantu manajemen sekolah

g. Sebagai infrastruktur pendidikan

Teknologi informasi yang dimaksud disini adalah segala bentuk penggunaan

atau pemanfaatan komputer (beserta selurruh aksesoris peripheralnya) dan

internet dalam pembelajaran.oleh karena itu dapat diperoleh pengertin sebagai

berikut

2. Landasan teori teknologi informasi

Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran diawali oleh burrhus

frederick skiner (1954) dengan konsep pembelajaran terprogram tahun 1958. Skiner

membuat sebuah mesin pembelajaran. Mesin ini tidak mengajar, tetapi diprogram

dengan menggunakan logika tertentu sehingga mesin dapat menyajikan materi

pembelajaran dan seolah-olah berineraksi dengan peserta didik. Berdasarkan teori

tersebut diperoleh prinsip-prinsip pembelajaran antara lain sebagai berikut;

a. Respon peserta didik harus diperkuat secepatnya dan sesering mungkin

b. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengontrol laju kecepatan

belajarnya sendiri

c. Perhatikan bahwa peseta didik mengikuti suatu urutan yang koheren dan

terkendalikan

d. Beritahukan kemajuan belajar peserta didik

Disamping itu dalam pengembangan sistem dan model pembelajaran bebasis

teknologi inormasi baik bersifat off line maupun online diperlukan

pertimbangan sebagai berikut

Keuntungan, sejauhmana sistem akan memberikan keuntungan bagi

institusi, staf pengajar, pengelola, dan terutama keuntungan yang akan

diperoleh peserta didik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

Page 95: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 95 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Biaya pengembangan infrastrukttur serta pengadaan peralatan dan

software, biaya yang diperlukan untuk mengembangkan infrastrukur,

mengadakan peralatan serta software tidaklah sedikit.

Biaya operasional dan peralatan, suatu sistem akan berjalan apabila

dikelola secara baik

Sumber daya manusia, untuk mengembangkan dan mengelola

jarungan dan sistem pembelajaran, diperlukan sejumlah sumber daya

manusia yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi.

3. Teori menajemen dan ekonomi

1. Peranan ekonomi dalam kehidupan manusia

Teori ekonomi dibedakan menjadi dua yaitu ekonmo makro dan mikro. Bagian makro

membahas perilaku negara, masyarakat atau kelompok masyarakat. Variabel yang dibahas

adalah pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguaran, inflasi, anggaran pemerintah

dan sebagainya. Seedanfkan teori ekonomi mikro membahas perilaku agen ekonomi kecil,

seperti konsumen individual atau sebuah perusahaan, sekolah, atau satuan pendidikan, dan

keluarga.

2. Konstribusi ekonomi dalam pendidikan

Objek kajjian ilmu ekonomi addalah perilaku manusia atau kelompk manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya, maka subjek pengamatan atau kajian ekonomi

pendidikan terdiri dari dua hal.

a. Anlisis atas nilai ekonomis pendidikan, mengkaj dampak pendidkan terhadap

pertumbuhan ekonomi, terutama dallam hal produktifitas tenaga kerja , mobilitas

penempatan kerja dan pemerataan pendapatan.

b. Analisis atas aspek ekonomis instituisi pendidikan, mengkaji efisiensi internal

instituisi pendidika dan implikasi finansial dari biaya yang digunkan untuk

pengelolaan pendidikan, serta efektifitas pengelolaan ssumber daya instituisi,

pendidikan sebagi bagian dari menejemen.

Page 96: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 96 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Adapun kontribusi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan

melalui dua cara:

1) Pendidikan menciptakan dan menghasilkan pengetahuan baru yang membawa

pengaruh terhadap proses produksi.

2) Pendidikan menjadi sarana dalam proses difusi dan tranmisi pengethuan,yeknologi,

dan informasi yang dapat mengubah, pola pikir, bertindak, dan kultur bekerja.

Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proes

pendidikan , bukan merupakan modaluntuk dikembangkan, dan bukan juga untuk

mendapatkan keuntungan.

Dengan demikian kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas pada hal-hal berikut:

a. Untuk membeli keperrluan pendidikan yang tidak lewat dibuat sendiri atau bersama-

saa peserta didik, seperti; sarana prasarana, media, alat peraga

b. Untuk pengadaan segala perlengkapan gedung, seperti:air,listrik,telepon,televisi,

radio, komputer, dan sebagainya.

c. Membayar jasa segala kegiatan pendidikan

d. Memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan pengelola pendidkan

e. Meningkkan motivasi kerja

f. Membuat para pengelola pendidikan lebih bersemangat dan bergairah kerja

3. Kontribusi teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran

Manusia dapat mengenali, menghasilkan, dan melakukan segala sesuatu dalam rangka

memenuhi kebutuhannya dengan baik sehinggauntuk itu manusia perlu belajar. Sedangkan

untuk dapa belajar secara efektif dan eisien perlu memanfaatkan beranekaragan sumber

belajar. Teknologi pembelajaran berupaya untuk merancang, mengembangkan, dan

memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi

seseorang untuk belajar. Dengan demikian teknologi pembelajaran diperlukan untuk dapat

menjangkau peserta didik dimanapun mereka berada.

Kontribusi teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran yaitu menekankan pada proses

untuk memperoleh nilai tambah

a) Meningkatkan efiiensi pendidikan

Efisiensi adalah penggunaan dana yang harganya sesuai atau lebih kecil dari pada

produksi dan layanan pendidikan yang telah direncanakan. Faktor utama yang

Page 97: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 97 http://romidwisyahri95.blogspot.com

diperhatikan dalam menentukan tingkat efisiensi pendidikan adalah penggunaan uang,

proses kegiatan, dan hasil kegiatan. Dengan demikian efisiensi pendidikan merupakan

kesepadanan antara waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan dengan hasil yang

diperoleh.

b) Meningkatkan efektivitas pendidikan

Suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut dapat diselesaikan pada

waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang di inginkan. untuk mengukur aktivitas hasil

suatu kegiatan pembelajaran, biasanya dilakukan melalui keterampilan kognitif peserta

didik sebelum dan sesudah melekukan kegiatan.

Efektifitas biaya pendidikan berarti biaya itu hanya digunakan hanya diarahkan untuk

mencapai tujuan pendidikan dengan tepat waktu. Analisis biaya aktivitas merupakan

salah satu teknik untuk melihat efektivitas dan efisiensipenggunaan dana yang

dikeuarkan.

c. Meningkatkan produktivitas pendidikan

Produktivitas pendidikan adalah hasilnya bertambah, dengan pengurangan masukan,

atau tanpa pertambahan masukan, atau dengan tambahan masukan sedikit, tetapi

pertambahan hasilnya lebih besar, atau pertambahan masukan yang banyak dengan hasil

yang jauh lebih banyak.

Berkaitan dengan peranan teknologi pembelajaran yang mempunyai potensi untuk

meningkatkan produktivitas pendidikan dengan jalan satu

1) mempercepat tahap belajar

2) membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik

3) mengurangi beban guru dalam menyajikan informaasi sehingga guru dapat

membina dan mengembangkan kegairahan belajar peserta didik

4) mempecepat proses pembelajaran

agar peserta didik mampu menghadapi perubahan yang cepat salah satunya cara

adalah belajar secara cepat.. kecepatan dalam belejar dapat diakukan antara lain dengan

memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1) belajar bagaimana belajar

2) memahami dengan baik teknik belajar sendiri

3) memiliki kemampuan/keterampilan dalam memanfatkan teknologi informasi

4) mengkaji informasi dengan cepat,memahaminya, dan didingat denga baik.

5) Meningkatkan kualitas pembelajaran

Proses pembelajaran dalam satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi

Page 98: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 98 http://romidwisyahri95.blogspot.com

secara aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian esuai dengan bakat minat dan perkembangan fisik serta sikologis peserta

didik.

Satuan pendidikan dapat mengembangkan empat pilar pendidikan yang

dicanangkan oleh UNESCO baik untuk sekarang dan masa depan, yaitu:

a. Learning to know (belajar mengetehui)

b. Learning to do (belajar melakukan sesuatu)

c. Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang)

d. Learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama)

Page 99: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 99 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 100: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 100 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB V

KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Kawasan merupakan suatu realisasi dari defenisi dari bidang teknologi pembelajaran.

Rumusan kawasan yang dikembangkan dalam disiplin teknologi pendidikan dan pembelajaran

disiapkan melalui rumusan AECT tahun 1977 dan 1994. Kedua defenisi tersebut menghasilkan

kawasan sesuai dengan rumusan defenisi. Tahun 1977 satgas dari AECT menghasilkan dua

defenisi yang secara khusus membedakan antara teknologi pembelajaran.

Dengan demikian,tahun 1977 menghasilkan dua defenisi dan dua kawasan,teknologi

pendidikan dan Teknologi pembelajaran. Defenisi sebelumnya,yaitu tahun 1963 dan 1972 tidak

menghasilkan kawasan. Pada masa tersebut,para ahli sedang berusaha membentuk konsep yang

lebih mendalam dan bermanfaat bagi perkembangan disiplin teknologi pendidikan.

Defenisi AECT tahun 1994 hanya menelurkan satu defenisi yaitu teknologi

pembelajaran,kawasan yang dimunculkan pun hanya satu yaitu kawasan teknologi pembelajaran.

Namun dalam penjelasannya,defenisi tersebut memilah antar teori dan praktek. Teori yang

disebut sebagai rujukan dan acuan dari seluruh kegiatan terkait pembelajaran,sedangkan praktik

atau terapan menyediakan kesempatan untuk memvalidasi teori,selanjutnya teori ini dapat dikaji

ulang dan diperbaiki. Dengan demikian,terjadi simbiosis mutualisme antara peran teori bagi

terapan atau praktik dalam bidang teknologi pembelajaran.Terapan atau praktik akan dijelaskan

dibagian lain dalam kegiatan belajar ini.

Fungsi Kawasan

Menurut Carrier dan Sales tahun 1978; Khenzek, Rachlin, dan Schannel tahun 1988;

Kozma dan Bangert-Downs tahun 1987 taksonomi atau klasifikasi sering digunakan untuk

menyederhanakan hubungan-hubungan yang timbul dari teori dan praktek. Taksonomi

merupakan klasifikasi yang berlandaskan pada hubungan. Daya karya klasik Taksonomi Tujuan

Pendidikan : Ranah Kognitif, Benjamin Bloom membedakan taksonomi dengan skema

klasifikasi yang lebih sederhana. Menurut Bloom, taksonomi :

a. Tidak boleh mengandung unsur-unsur yang arbritrer

b. Harus sesuai dengan fenomena riil yang menjadi ungkapan istilah tersebut

Page 101: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 101 http://romidwisyahri95.blogspot.com

c. Harus teruji secara kongsisten dengan pandangan-pandangan teoritis dari

bidang.

Menurut Bloom tahun 1956 tujuan utama dalam membuat suatu taksonomi adalah untuk

mempermudah komunikasi. Tujuan utama dalam menciptakan taksonomi apapun ialah untuk

pemulihan lambang-lambang yang sesuai, mendefinisikannya yang tepat dan dapat digunakan

serta mendapatkan consensus dari kelompok yang akan menggunakannya.

Fleishman dan Quaintance (1984) merangkum beberapa keuntungan potensial dari

pengembangan suatu taksonomi tentang kinerja manusia, antara lain :

a. Membantu dalam melakukan review pustaka

b. Membuka peluang untuk tugas-tugas baru

c. Memaparkan jurang pemisah dalam pengetahuan dengan mengutarakan

kategori dan sub-kategori pengetahuan, dan meningkatkan diskusi

teoritikal atau penilaian

d. Untuk membantu pengembangan teori dengan jalan mengevaluasi

seberapa jauh keberhasilan teori mengorganisasikan data observasi

sebagai hasil penelitian dalam bidang Teknologi Pembelajaran.

Roland L. Jacobs (1988) mengusulkan adanya suatu kawasan teknologi kinerja manusia

terdapat tiga fungsi, yaitu : fungsi pengelolaan, fungsi pengembangan system kinerja, dan

komponen sitem kinerja manusia yang merupakan dasar konseptual untuk melakukan fungsi

yang lain. Subkomponen pengembangan adalah langkah-langkah dalam proses pengembangan.

Sedangkan subkomponen dari system perilaku manusia adalah konsep-konsep mengenai

organisasi, motivasi, perilaku, kinerja, serta umpan balik.

Kawasan Teknologi Pendidikan menurut Davies, 1978

Davies merumuskan bahwa teknologi pendidikan sesuai dengan gejala pendidikan yang di

amati. Pembahasan davies juga dirangkum dari kumpulan tulisan klasik yang di sunting oleh Ely

dan plomp, (1995:19-21).

Davies merumuskan tiga pendekatan sehubungan dengan bidang garapan atau kawasan

teknologi pendidikan. Rumusan davies berikut meliputi pendekatan perangkat keras (hardware),

Page 102: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 102 http://romidwisyahri95.blogspot.com

pendekatan perangkat lunak (software), dan perpaduan pendekatan perangkat keras dan

perangkat lunak. Berikut uraianya :

1. Pendekatan perangkat keras (hardware)

Pendekatan ini mengusahakan kegiatan guru yaitu mengajar dengan memanfaatkan

penggunaan perangkat keras. Penggunaan perangkat keras di maksudkan agar terjadi otomatisasi

atau proses mekanistik dalam kegiatan belajar mengajar.

Perangkat keras digunakan untuk menyampaikan dan menyebarkan materi belajar,

memproduksi materi dan seterusnya. Selain itu, adanya pemanfaatan perangkat keras, dalam hal

ini, menggunakan berbagai bentuk media massa seperti TV atau kaset audio, ditargetkan untuk

menampung siswa dalam jumlah yang lebih besar dari biasa, dengan tidak mengurangi efisiensi

proses belajar. Semua upaya harus tetap mengacu pada efektifitas pembiayaan, terutama

pembiayaan yang berasal dari siswa.

3. pendekatan perangkat lunak (software)

pada tahap ini teknologi pendidikan ―meminjam‖ teori dari ilmu prilaku yang ditetapkan

untuk mengatasi kesulitan belajar. Teori lain yang di tetapkan adalah teori instruksional. Teori

ini membahas cara-cara memperbaiki, memperbaharui, atau merancang situasi yang betul-betul

di butuhkan oleh siswa. Penggunaan perangkat keras mesin-mesin, atau yang bersifat mekanistik

sangat terbatas, berfungsi hanya sebagai bagian dari penyajian materi oleh guru.

4. Pendekatan perpaduan perangkat keras dan perangkat lunak

Pendekatan ini menolak model terapan pengembangan sistematik sebagai satu-satunya

penyelesaian masalah secara sistematik. Pendekatan perpaduan menerapkan sistem analisis

dalam pendidikan dan kegiatan instruksional. Penerapan sistem analisis dianggap mampu

mengurangi bias terhadap individu siswa sehingga siswa dapat berperan dalam kelompoknya

dengan dinamis. Selain alasan tadi pendekatan perpaduan di anggap lebih manusiawi serta

integratif (terpadu) dengan kondisi belajar mengajar sehari-hari.kerangka pendekatan berada

pada lingkup sistem (system boundary) dengan mencermati seluruh faktor yang mempengaruhi

proses belajar mengajar (PBM). Faktor tersebut diantaranya siswa (motivasi belajar serta

Page 103: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 103 http://romidwisyahri95.blogspot.com

. Kawasan AECT 1997

Teknologi pendidikan, teknologi intruksional, sumber belajar, komponen bidang garapan:

rancangan, pengembangan, evaluasi, sumber belajar, peserta didik.

Salah satu ciri khas dari bidang garapan yang di rumuskan Tim khusus AECT tahun 1977 adalah

penekanan model kawasan pada usaha mengabsahkan pekerjaan yang menonjolkan ―lahan‖ yang

dapat di garap oleh para praktisi teknologi pendidikan.sebagaimana biasanya, proses belajar

menjadi factor utama dalam proses belajar dan pendidikan. Seperti telah di sebutkan

sebelumnya, teknologi pendidikan di rumuskan sebagai cakupan yang lebih luas dibandingkan

dengan teknologi intruksional. Rumusan ini mengacu pada konsep bahwa proses intruksional

menjadi bagian proses pendidikan. Seperti skema kawasan Teknologi Intruksional(AECT 1977)

berikut:

Peran Kawasan

Assosiation for Educational Communication and Technology (AECT) mendefinisikan 5

domain Teknologi pndidikan yaitu design, development, utilization, management and evaluation.

Pada tiap domain juga terdiri atas beberapa sub domain. Kawasan teknologi pendidikan

membagi banyak kesamaan dalam mendefinisikanya dan memperkuat landasanya, sebagaimana

keilmuan lainya dan aplikasi keilmuan sosial (Luppicini, 2005). Definisi yang di kutip Luppicini

(2005) tentang konsep kawasan teknologi pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi pada

pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori dan metode dari

berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk :

a. Merancang, mengembangkan dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber manusia dan

mesin dalam memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek pembelajaran.

b. Pedoman agen perubahan perubahan sistem dan praktek dalam hal untuk membagi

dalam mempengaruhi perubahan dalam social.

Dalam perkembangan terakhir, teknologi pendidikan yang di definisikan sebagai teori dan

praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian

proses, sumber, dan sistem untuk belajar. Definisi tersebut mengandung pengertian adanya

empat komponen dalam teknologi pembelajaran yaitu :

a. Teori dan praktik

Page 104: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 104 http://romidwisyahri95.blogspot.com

b. Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian

c. Proses sumber dan system.

Kawasan AECT 1994

Lima kawasan dari bidang teknologi pembelajaran menurut definisi tahun 1994 yaitu

Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian.

A. Kawasan desain

Kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain atau perancangan yang

mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau

mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemik dan

sistematik. Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan kondisi belajar

dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk (Seels & Richey, 2000 dalam Bambang

Warsito, 2008: 22). Strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan

pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul

Kawasan desain mempunyai asal-usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Beberapa

faktor pemicunya adalah :

1. Artikel tahun 1954 dari B.F. Skinner ―The Science of Learning and the Art of

Teaching‖ disertai teorinya tentang pembelajaran berprogram.

Page 105: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 105 http://romidwisyahri95.blogspot.com

2. Buku tahun 1969 dari Herbert Simon ‖The Science of Artificial‖ yang membahas

karakteristik umum dari pengetahuan preskriptif tentang desain; dan

3. Pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti ―Learning

Resouce and Development Center‖ di Universitas Pittsburgh pada tahun 1960an.

Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi pembelajaran

tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara

bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari

psikologi pembelajaran.

Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan pada awal

1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian

psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain

pembelajaran menjadi semakin hidup.

Kawasan desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu: (1)

desain sistem pembelajaran; (2) desain pesan; (3) strategi pembelajaran; dan (4) karakteristik

pembelajar.

1. Desain Sistem Pembelajaran

Desain sistem pembelajaran yaitu prosedur yang terorganisasi, meliputi :

1. Penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari);

2. Perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya);

3. Pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pelajaran);

4. Pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan

5. Penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).

Desain sistem pembelajaran biasanya merupakan prosedur linier dan interaktif yang

menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi sebagai alat untuk saling

mengontrol, semua langkah-langkah tersebut harus tuntas. Dalam desain sistem pembelajaran,

proses sama pentingnya dengan produk, sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada

proses.

Sedangkan menurut Twelker, Urbach, Buck (1972) pengembangan instruksional adalah

suatu cara yang sistematis untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi satu set

Page 106: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 106 http://romidwisyahri95.blogspot.com

bahan dan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Wujud pengembangan

instruksional adalah produksi dan penggunaan media instruksional, evaluasi instruksional dan

pengelolaan instruksional. Jadi pengembangan instruksional merupakan salah satu teknologi

perangkat lunak (sofware technology) yang canggih untuk membangun sistem instruksional yang

berkualitas tinggi (Suparman, 2004 dalam Bambang Warsito, 2008:23).

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli.

Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi

kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model

melingkar. Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level

mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model

assure.

Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu

produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran,

atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck.

Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk

menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu

pelatihan, kurikulum seiolah, dan lain-lain. contohnya adalah model addie. Selain itu ada pula

yang biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model

prosedural adalah model Dick and Carrey, sementara contoh model melingkar adalah model

Kemp.

Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan, beberapa

keuntungan itu antara lain adalah dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang dihadapi di lapangan, selain itu juga, dapat

dikembangkan dan dibuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun juga dapat

diteliti dan dikembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki. Beberapa

contoh dari model-model diatas akan diuraikan secara lebih jelas berikut ini:

A.Model Dick and Carrey

Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini

termasuk ke dalam model prosedural. Langkah-langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and

Carey adalah (Mohamad Hazairin, dkk. 2011: 5) :

Page 107: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 107 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.

2. Melaksanakan analisi pembelajaran

3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa

4. Merumuskan tujuan performansi

5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan

6. Mengembangkan strategi pembelajaran

7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran

8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif

9. Merevisi bahan pembelajaran

10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Model Dick and Carey bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk

mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey

menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan

yang lainya. Langkah awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan

pembelajaran. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah

menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan

pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan.

Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan

agar (ibid.5-6) :

1. Pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan

mampumelakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran,

2. Adanya pertautan antara tiap kompone nkhususnya strategi pembelajaran dan hasil

pembelajaran yang dikehendaki,

3. Menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan

desain pembelajaran.

B.Model Kemp

Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar. Secara singkat, menurut model ini

terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu (ibid. 6) :

1. Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap

topiknya;

2. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;

Page 108: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 108 http://romidwisyahri95.blogspot.com

3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat

dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;

4. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;

5. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar

dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;

6. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau

menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan

tujuan yang diharapkan;

7. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia,

fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;

8. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran

serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari

perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang

dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

C. Model ASSURE

Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich

et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu (ibid. 6-7) :

1.Analyze Learners (analisis pelajar)

Menurut Heinich et.al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan secara

baik dan disesuaikan dengan cirri-ciri belajar, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan

medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan

sukar untuk menganalisis semua cirri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting dapat

dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan cirri-ciri umum, keterampilan awal

khusus dan gaya belajar.

2.States Objectives (menyatakan tujuan)

Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan pembeljaran baik

berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan pembelajaran akan menginformasikan apakah

yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus

difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.

3.Select Methods, Media, and Material (pemilihan metode, media dan bahan)

Page 109: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 109 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Heinich et.al. (2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan

dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan

dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah

terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.

4.Utilize Media and materials (penggunaan media dan bahan)

Menurut Heinich et.al (2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang baik

yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman

pembelajaran.

5.Require Learner Participation (partisipasi pelajar di dalam kelas)

Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas

pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.

6.Evaluate and Revise

Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan

dan impak pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan beberaoa aspek diantaranya

menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media,

kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.

D.Model ADDIE

Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model

ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an

yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi

pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis

dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.

Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :

1. Analysis (analisa)

2. Design (desain / perancangan)

3. Development (pengembangan)

4. Implementation (implementasi/eksekusi)

5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)

D.Model Hanafin and Peck

Page 110: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 110 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri daripada tiga fase yaitu

fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi (Hannafin &

Peck 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase.

Model ini adalah model desain pembelajaran berorientasi produk.

2.Desain Pesan

Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi

komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian,

persepsi, dan daya tangkap. Fleming dan Levie membatasi pesan pada pola-pola isyarat, atau

simbol yang dapat memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor.

Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti : bahan visual, urutan, halaman dan layar

secara terpisah. Desain harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal

ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, bergantung pada jenis

medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film,

atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep,

pengembangan sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan.

Ada tiga langkah pokok dalam mendesain pesan bila menggunakan pendekatan system,

yaitu : menentukan masalah, mengembangkan alternative pemecahan masalah dan menilai

pelaksanaan alternative yang dipilih untuk di revisi. Penyususnan rancangan pesan dihubungkan

dengan pertemuan tatap muka untuk pencapaian tujuan belajar tertentu saja.

Langkah-langkah desain pesan pembelajaran menurut Jerrord E. Kemp terdiri dari delapan

langkah, yaitu :

A. Pertimbangkan dahulu tujuan program pendidikan diarahkan untuk mecapai tujuan

tersebut. Berdasarkan kurikulum, pilihlah topik-topik yang akan diberikan, untuk masing-

masing topik perlu dirumuskan tujuan umum pengajarannya secara eksplisit.

B. Pelajari karakteristik siswa.

C. Rumusan tujuan belajar yang harus dicapai dengan menggunakan kriteria tingkah laku

yang dapat diamati dan diukur.

D. Membuat daftar perincian isi pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya tujuan.

Beberapa kemungkinan untuk mengorganisasi isi pesan adalah sebagai berikut :

a. Dari fakta yang telah diketahui ke fakta-fakta baru.

Page 111: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 111 http://romidwisyahri95.blogspot.com

b. Dari permulaan suatu proses sampai dengan penyimpulan.

c. Dari prosedur yang mudah sampai kepada pengertian yang komplek.

d. Dari hal yang kongkrit dan khusus menuju ke hal yang abstrak berupa pengertian,

pemecahan masalah dan penalaran.

e. Dari prinsip dan generalisasi yang bersifat umum ke fakta, observasi dan aplikasi.

E. Mengembangkan alat ukur pendahuluan untuk menentukan latar belakang siswa dan

tingkatan pengetahuan siswa untuk topik yang akan diajarkan.

F. Menentukan dan memilih kegiatan belajar mengajar dan sumber-sumber pembelajaran

yang akan digunakan untuk mengolah isi pengajaran sehingga siswa dapat mencapai

tujuan yang telah dirumuskan.

G. Koordinasikan hal-hal yang dapat memberikan dukungan dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar yang sesungguhnya, seperti dana, ketenagaan, fasilitas, peralatan, dan

jadwal untuk melaksanakaan kegitan pembelajaran.

H. Menilai belajar siswa dikaitka dengan seberapa jauh mereka telah mencapai tujuan

pembelajaran dengan disertai pandagan bahwa rencana yang sudah direncanakan perlu

diperbaiki bila diperlukan berdasarkan masukan atau feedback yang diperoleh dari

pelksanaan penilaian yang telah dilakukan.

3.Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar

atau kegiatan pembelajaran dalam dalam suatu mata pelajaran (Seels & Richey). Teori tentang

strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen belajar/mengajar. Seorang desainer

menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip teknologi

pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran bergantung pada situasi

belajar, sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki.

Dalam menerapkan strategi pembelajaran ada beberapa komponen yang harus diperhatikan agar

dalam kegiatan pembelajaran tercapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Menurut Dick and

Carey menyebutkan adanya 5 komponen strategi pembelajaran yakni :

a. Kegiatan pembelajaran pendahuluan.

b. Penyampaian informasi.

Page 112: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 112 http://romidwisyahri95.blogspot.com

c. Partisipasi siswa

d. Tes, dan

e. Kegiatan lanjutan

Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Gagne and Briggs, komponen dalam strategi

pembelajaran adalah :

a. Memberikan motivasi atau menarik perhatian.

b. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa.

c. Mengingatkan kompetensi prasyarat.

d. Memberi stimulus (masalah, topik, konsep).

e. Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari).

f. Menimbulkan penampilan siswa.

g. Memberi umpan balik.

h. Menilai penampilan.

i. Menyimpulkan.

Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran yang dikemukakan para ahli secara garis

besar dapat dikelompokkkan menjadi :

a.Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran

Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan

kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya

dan menutup pelajaran.

1. Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini

mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian

siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga

mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan

berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada

tahap ini adalah memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan relevansi

isis pelajaran baru, dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.

Page 113: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 113 http://romidwisyahri95.blogspot.com

2. Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar.

Dalam kegiatan ini pembelajar akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang

telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi

pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi

pelajaran.

3. Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran.

Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap

penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.

b.Komponen kedua yaitu metode pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan

pesan pembelajaran kepada pembelajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru

harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu

pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai

dalam memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan

disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.

Macam-macam metode pembelajaran adalah :

1. Metode ceramah

2. Metode demonstrasi

3. Metode simulasi

4. Metode studi kasus

5. Metode discovery

6. Metode diskusi

7. Metode bermain peran

c.Komponen ketiga yaitu media yang digunakan.

Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak,dsb. Hal-hal yang

harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :

1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran

Page 114: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 114 http://romidwisyahri95.blogspot.com

2. Dukungan terhadap isi pelajaran

3. Kemudahan memperoleh media

4. Keterampilan guru dalam menggunakannya

5. Ketersediaan waktu menggunakannya

6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa.

d.Komponen keempat adalah waktu tatap muka.

Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran

dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga

proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.

e. Komponen kelima adalah pengelolaan kelas.

Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional.

Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk,

pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan

lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru,

pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar proses

belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar

4. Karakteristik Pembelajar

Karakteristik pembelajar yaitu aspek latar belakang pengalaman pembelajar yang

mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya. Karaketeristik pembelajar mencakup

keadaan sosio-psiko-fisik pembelajar. Secara psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari

karakteristik pembelajar yaitu berkaitan dengan kemampuannya (ability), baik yang bersifat

potensial maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya, seperti, sikap, emosi, motivasi serta

aspek-aspek kepribadian lainnya.

Analisis karakteristik pembelajar merupakan suatu pendekatan psikologis dalam rangka

menggambarkan keadaan pembelajar. Karakter yang dimiki dapat berupa usia, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, tingkat pengalaman, pengalaman yang relevan, persepsi, kebutuhan yang

dirasakan, dan berbagai kemugkinan yang lain terkait dengan pembelajar.

Analisis karakteristik pembelajar merupakan titik awal dalam mempreskripsikan strategi

pembelajaran. Bila tidak, maka teori-teori dan prinsip pembelajaran yang dikembangkan sama

Page 115: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 115 http://romidwisyahri95.blogspot.com

sekali tidak akan ada gunakanya bagi pelaksanaan pembelajaran (Degeng, 1991 dalam Bambang

warsito 2008). Oleh karena itu, karakteristik pembelajar sebagai satu fariabel yang paling

berpengaruh dalam pengembangan strategi pembelajaran (Reigeluth, 1983 dalam bambang

Warsito 2008).

Kecenderungan dan Permasalahan

Berpusat pada penggunaan desain system pembelajaran yang tradisional,aplikasi teori belajar

dalam desain, dan pengaruh teknologi baru pada proses penyusunan desain. Satu masalah yang

sangat penting ialah perlunya ada teori yang menghubungkan klasifikasi belajar dengan

pemilihan media. Setiap langkah dalam proses desain system pembelajarandari analisis tugas

sampai pada penilaian, kecuali pemilihan media mempunyai dasar landasan teori klasifikasi

belajar dan prosedur untuk melaksanakannya.

B. Kawasan pengembangan

Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik.

Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam

pembelajaran. Walaupun demikian, tidak berarti lepas dari teori dan praktek yang berhubungan

dengan belajar dan desain.Tidak pula kawasan tersebut berfungsi bebas dari penilaian,

pengelolaan atau pemanfaatan.Melainkan timbul karena dorongan teori dan desain dan harus

tanggap terhadap tuntutan penilaian formatif dan praktek.Pemanfaatan serta kebutuhan

pengelolaan.Begitu pula, kawasan pengembangan tidak hanya terdiri dari perangkat keras

pembelajaran, melainkan juga mencakup perangkat lunaknya, bahan-bahan visual dan audio,

serta program atau paket yang merupakan paduan berbagai bagian.

Di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi

dan teori yang mendorong baik desain pesan maupun strategi pembelajaran. Pada dasarnya

kawasan pengembangan dapat dijelaskan dengan adanya:

(1) pesan yarig didorong oleh isi;

(2) strategi pembelajaran yang didorong oleh teori; dan

Page 116: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 116 http://romidwisyahri95.blogspot.com

(3) manifestasi ilsik dari teknologi – perangkat keras, perangkat lunak dan bahan

pembelajaran.

Ciri yang terakhir ini, yaitu teknologi.merupakan tenaga penggerak dari kawasan

pengembangan. Berangkat dari asumsi ini, kita dapat merumuskan dan menjelaskan berbagai

jenis media pembelajaran dan karakteristiknya. Akan tetapi, janganlah proses ini diartikan hanya

sebagai suatu pengkategorisasian. Sebaliknya, sebagai elaborasi dari karakteristik prinsip-prinsip

teori dan desain yang dimanfaatkan oleh teknologi.

Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori:

(1) teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk kategori

yang lain),

(2) teknologi audiovisual,

(3) teknologi berbasis komputer, dan

( 4) teknologi terpadu.

Karena kawasan pengembangan mencakup fungsi-fungsi desain, produksi, dan

penyampaian, maka suatu bahan dapat didesain dengan menggunakan satu jenis teknologi,

diproduksi dengan menggunakan yang lain, dan disampaikan dengan menggunakan yang lain

lagi.Deskripsi masing-masing cakupan dari kawasan pengembangan sebagai berikut.

1. Teknologi Cetak.

Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan. seperti

buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis. terutama melalui proses pencetakan mekanis atau

fotografis. Subkategori ini mencakup representasi dan produksi teks, grafis.dan fotografis. Bahan

cetak dan bahan visual ggunakan teknologi yang paling dasar dan membekas. Teknologi menjadi

dasar untuk pengembangan dan pemanfataan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil

dari teknologi ini berupa cetakan.Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh

penggunaan teknologi komputer untuk produksi.Apabila teks tersebut tak dalam bentuk

―cetakan‖ guna keperluan pembelajaran, ini merupakan contoh penyampaian dalam bentuk

teknologi cetak.

Page 117: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 117 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan bahan visual.Pengembangan

kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat bergantung pada teori persepsi visual, teori

membaca, pengolahan informasi oleh manusia, dan teori belajar.Bahan pembelajaran yang tertua

dan masih lazim, terdapat dalam bentuk buku teks dimana impresi sensoris menggambarkan

realita melalui ungkapan wahana linguistik dan bahan visual cetak.Efektivitas relatif dari

berbagai derajat kenyataan yang berbeda ditiinjukkan oleh sejumlah teori yang saling

bertentangan (Dwyer, 1972; 1978). Dalam bentuknya yang paling murni, media visual dapat

membawakan pesan yang lengkap, akan tetapi pada kenyataannya tidaklah selalu demikan yang

terjadi dalam kebanyakan proses pembelajaran. Sering, kombinasi informasi berupa teks dan

visual perlu diberikan.

Cara bagaimana informasi cetak dan visual diorganisasikan dapat sangat membantu

terjadinya jenis belajar yang diinginkan.Pada tingkat yang paling dasar.buku teks yang sederhana

dapat menyajikan informasi yang diorganisasikan secara berurutan, dan dengan sangat mudah

dapat dilacak secara acak. Teknologi cetak yang lain seperti pembelajaran terprogram,

dikembangkan berdasarkan ketentuan teoritis dan strategi pembelajaran yang lain. Secara khusus

teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik seperti berikut:

a. teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang;

b. keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif (hanya

menerima);

c. keduanya berbentuk visual yang starts;

d. pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan

persepsi visual;

e. keduanya berpusat pada Pebelajar; dan

f. informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.

2. Teknologi Audiovisual.

Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan

dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan

visual. Pembelajaran audiovisual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat

Page 118: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 118 http://romidwisyahri95.blogspot.com

keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audiovisual memungkinkan pemroyeksian gambar

hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang berukuran besar.Pembelajaran

audiovisual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang menyangkut

pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus

tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.Secara khusus, teknologi

audiovisual memproyeksikan bahan, seperti gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan

penayangan visual yang berukuran besar.

Pembelajaran audiovisual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang

menyangkut pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak

selalu harus tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis. Secara khusus,

teknologi audiovisual memproyeksikan bahan, seperti 11m, film bingkai dan transparansi. Akan

tetapi, televisi merupakan suatu teknologi yang unik, karena dapat menjembatani teknologi

audiovisual ke teknologi komputer dan teknologi terpadu.Video, manakala diproduksi dan

disimpan sebagai pita video, jelas nerupakan audiovisual karena sifatnya yang linier dan

biasanya dimaksudkan untuk memberikan presentasi secara ekspositori darpada iccara interaktif.

Apabila informasi video direkam dalam cakram video (videodisc), maka informasi

tersebut dapat diakses secara acak dan lebih menampilkan sifat-sifat teknologi komputer dan

terpadu, yaitu tidak linier, dapat diakses secara acak dan dikendalikan oleh pebelajar.Secara

khusus.teknologi audiovisual cenderung mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. bersifal linier;

b. menampilkan visual yang dinamis;

c. secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan

oleh desainer/pengembang;

d. cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang nil dan

abstrak;

e. dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan

kognitif; dan

f. sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interak-tivitas belajar

Pebelajar.

3. Teknologi berbasis Komputer.

Page 119: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 119 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Teknologi berbasis komputer nerupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan

bahan iengan menggunakan perangkal yang bersumber pada mikro-jrosesor. Teknologi berbasis

komputer dibedakan dari teknologi lain carena memimpan informasi secara elektronis dalam

bentuk digital, jukannya sebagai bahan cetak atau visual. Pada dasamva, teknologi jerbasis

komputer menampilkan informasi kepada pebelajar melalui :ayangan di layar monitor Berbagai

jenis aplikasi komputer biasanya lisebut ―computer-based instruction (CBIJ, computer-

assisted instruction (CAI)‖ atau ―computer-managed instruction (CMI)‖.

Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan

pembelajarah terprogram, akan tetapi sekarang lebili banyak berlandaskan pada teori kognitif.

(Jonassen, 1988). Jelasnya, ke empat bentuk aplikasi tersebut dapat bersifat tutorial, di mana

pembelajaran utama diberikan; latihan dan perulangan, untuk membantu Pebelajar

mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya; permainan dan

simulasi, untuk member! kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan

sumber data yang memungkinkan pebelajar untuk mengakses sendiri susunan data yang banyak

menggunakan tata-cara pengaksesan (protocol) data yang ditentukan secara ekstemal.

Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak,

biasanya memiliki karakteristik seperti berikut ini:

a. Digunakan secara acak atau tidak benirutan, di samping secara linier;

b. Dapat digunakan sesuai dehgan keingjnan Pebelajar, maupun menurut

cara yang dirancang oleh desainer/pengembang;

c. Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan

menggunakan kata, simbol maupun grafis;

d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengem-bangan; dan

e. Belajar dapat berpusat pada pebelajar dengan tingkat inter-aktivitas yang

tinggi.

4. Teknologi Terpadu.

Teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan

dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Banyak orang percaya

Page 120: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 120 http://romidwisyahri95.blogspot.com

bahwa teknik yang paling rumit untuk pembelajaran melibatkan perpaduan beberapa jenis media

di bawah kendali sebuah komputer.Komponen perangkat keras dari sistem yang terpadu ini dapat

terdiri dari komputer berkemampuan sangat tinggi dengan memori besar yang dapat mengakses

secara acak, sebuah ―internal hard drive‖, dan sebuah monitor wama beresolusi tinggi. Peralatan

periferal (pelengkap luar) komputer mencakup: alat pemutar video, alat penayangan tambahan,

perangkat keras jaringan (networking), serta sistem audio

. Perangkat lunak dari teknologi terpadu ini dapat berupa disket video, ―compact disk‖,

program jaringan, serta informasi digital. Kesemuanya ini dapai dkendalikan dalam suatu

program belajar hipermedia yang dijalankan dengan menggunakan sistem thoring‘ seperti

―HyperCard‖ atau ―Toolbook?‘.Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi ini adanya

interaktivitas pebelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.

(1) Pembelajaran dengan teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik

sebagai berikut:

(2) Dapat digunakan secara acak atau tidak berurutan, di samping secara linier.

(3) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan Pebelajar, di samping menurut cara

seperti yang dirancang oleh pengembangnya.

(4) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman

pebelajar, relevan dengan kondisi pebelajar, dan di bawah kendali Pebelajar.

(5) Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan ‗konstruktivisme‘ diterapkan dalam

pengeinbangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran.

(6) Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif

sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.

(7) Bahan belajar menunjukkan interaktivitas pebelajar yang tinggi.

(8) Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan tamsil dari banyak sumber

media.

Kecenderungan dan Permasalahan

Kecenderungan dan permasalahan teknologi cetak dan teknologi audiovisual

mencakup peningkatan perhatian terhadap desain teks, kerumitan visual serta penggunaan isyarat

warna (Berry 1992). Kecenderungan dan permasalahan dalam teknologi komputer dan teknologi

Page 121: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 121 http://romidwisyahri95.blogspot.com

terpadu dari kawasan pengembangan terletak pada tantangan mendesain teknologi interaktif,

penerapan kontruktivisme dan teori belajar sosial, sistem pakar dan otomisasi peralatan

pengembangan, serta aplikasi untuk belajar jarak jauh.

C. Kawasan pemanfaatan

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Mereka

yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung-jawab untuk mencocokkan pebelajar

dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pebelajar agar dapat berinteraksi dengan

bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian

atas hasil yang dicapai pebelajar, serta memasukkannya ke dalam prosedur organisasi yang

berkelanjutan.

Fungsi pemanfaatan penting karena membicarakan kaitan pebelajar dengan bahan atau

sistem pembelajaran.Jelas fungsi ini sangat kritis karena penggunaan oleh pebelajar merupakan

satu-satunya raison d‘etre dari bahan pembelajaran. Mengapa kita hams bersusah-payah dengan

pengadaan dan pembuatan bahan apabila tidak akan digunakan ?Kawasan pemanfaatan ini

mempunyai jangkauan aktivitas dan strategi mengajar yang luas.

Dengan demikian pemanfaatan menuntut adanya penggunaan, deseminasi.difusi,

implementasi, dan pelembagaan yang sistematis. Hal tersebut dihambat oleh kebijakan dan

peraturan.Fungsi pemanfaatan penting karena fungsi ini memperjelas hubungan pebelajar dengan

bahan dan sistem pembelajaran.

Keempat kategori dalam kawasan pemanfaatan ialah :

(1) pemanfaatan media,

(2) difusi inovasi,

(3) implementasi dan institusionalisasi (pelembagaan),

(4) serta kebijakan dan regulasi

Page 122: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 122 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1.Pemanfaatan Media.

Pemanfaatan media yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses

pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi

desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan

dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan media juga

dikaitkan dengan karakteristik peserta didik. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan

bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber

belajar.

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata ―Medium‖ yang

secara harfiah diartikan sebagai Perantara atau Pengantar. Dalam bahasa arab media adalah

perantara (وسلئلم ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Beberapa ahli

memberikan definisi tentang media pembelajaran:

a. Lesle J. Briggs (1979), menyatakan bahwa media pembelajaran ―the physical means of

conveying instructional content………book, films, videotapes, etc (media pembelajaran adalah

sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan

sebagainya).

b. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa

pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

c. National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah

sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat

keras.

Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik

sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media

Page 123: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 123 http://romidwisyahri95.blogspot.com

pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah

alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan

digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan,

saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif,

seperti adanya komputer dan internet.

Beberapa contoh pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran antara lain sebagai

berikut :

1) Pemanfaatan Media Video dalam Kegiatan Pembelajaran

Manfaat dari penggunaan media video pembelajaran pemelajar akan memperoleh

berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan

wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian

pemelajar terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi,

dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.

Program video pembelajaran sebaiknya dimanfaatkan secara terintegrasi dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah. Untuk itu guru perlu merencanakan pemanfaatan video pembelajaran

dalam program rencana pembelajaran yang dibuat di awal semester.

Langkah-langkah pemanfaatan program video pembelajaran dalam kegiatan

pembelajaran, yaitu:

a. Mengidentifikasi materi dan program video pembelajaran yang ada serta peralatan yang

dibutuhkan.

b. Merancang topic-topik yang akan didiskusikan.

c. Menyususun rancangan kegiatan sebagai tindak lanjut dari pemanfaatan program video

pembelajaran.

Secara umum langkah-langkah tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

Page 124: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 124 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1. Tahap persiapan, yaitu : a) menyusun rancangan pemanfaatan video pembelajaran yang

terintegrasi dalam RPP, b) kegiatan-kegiatan sebelum memanfaatkan program video

pembelajaran, seperti; menyiapkan ruangan, mengatur posisi peserta didik, dan memberikan

apersepsi atau tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut.

2. Tahap pelaksanaan, yaitu guru mengawasi peserta didik selama menyaksikan program video

pembelajaran agar berlangsung tertib.

3. Tindak lanjut, yaitu setelah selesai penayangan guru hendaknya memberikan penjelasan atau

ulasan terhadap materi yang telah dibahas dan sebagainya.

2) Pemanfaatan Kaset Audio dalam Kegiatan Pembelajaran

Program kaset audio interaktif termasuk salah satu media yang sudah memasyarakat,

cukup ekonomis, biayanya relatif murah, yang sudah dibuat oleh Pustekkom Depdiknas.

Program ini didesain sedemikian rupa sehingga peserta didik dimungkinkan dapat terlibat secara

aktif dan terus menerus berinteraksi dengan guru radio. Mengingat pelajaran yang baik harus

selalu bersifat interaktif. Artinya peserta didik dapat memberikan respon setelah mendengarkan

program audio.

Program kaset audio interaktif dapat dimanfaatkan di dalam kelas di bawah bimbingan

guru. Program yang dikemas di dalam kaset audio ini memungkinkan peserta didik dapat belajar

baik secara individual maupun kelompok dengan atau tanpa bimbingan guru. Langkah-langkah

pemanfaatannya adalah sebagai berikut:

A) Sebelum pemutaran program audio.

(1) Apabila program audio akan dimanfaatkan secara klasikal guru perlu menyiapkan diri

dengan:

a) Mempelajari bahan-bahan cetak yang telah tersedia atau catatan mengenai

program audio tersebut dan mendengarkan rekamannya terlebih dahulu.

b) Merangsang motivasi peserta didik

Page 125: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 125 http://romidwisyahri95.blogspot.com

c) Membuat catatan tentang hal-hal penting yang berhubungan dengan

program audio.

d) Menjelaskan tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai.

e) Menyiapkan bahan yang akan didiskusikan oleh peserta didik.

f) Memperhatikan bagian yang sukar dalam program audio tersebut.

g) Menjelaskan apa yang harus dilakukan peserta didik waktu mendengarkan

program audio.

(2) Mempersiapkan peserta didik dan ruangan agar peserta didik dapat mendengarkan dengan

baik program audio.

B) Pada saat pemutaran program audio

(1) Guru dan peserta didik harus berada pada tempatnya masing-masing agar dapat

konsentrasi saat mendengarkan program audio.

(2) Peserta didik harus mencatat hal-hal yang kurang jelas atau belum dimengerti

untuk ditanyakan atau didiskusikan setelah program berakhir.

(3) Peserta didik mengerjakan tugas-tugas atau LKS jika ada sesuai perintah dalam

program audio.

C) Tindak lanjut

(1) Guru menginformasikan tugas-tugas atau latihan yang harus dikerjakan.

(2) Guru menginformasikan tentang rencana pertemuan selanjutnya.

(3) Guru memotivasi peserta didik untuk tetap belajar dengan giat.

3) Pemanfaatan Komputer dan Jaringan Internet dalam Kegiatan Pembelajaran

Menurut Bambang Warsita (2008), pembelajaran berbantuan computer dapat dimasukkan

dalam dua kategori yaitu computer mandiri (stand alone) dan computer dalam jaringan internet.

Perbedaan yang utama antara keduanya terletak pada aspek interaktivitas. Dalam pembelajaran

computer mandiri interaktivitas peserta didik terbatas pada interaksi dengan bahan belajar yang

Page 126: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 126 http://romidwisyahri95.blogspot.com

ada dalam program pembelajaran. Sedangkan pembelajaran dengan computer jaringan internet,

interaktivitas peserta didik menjadi lebih banyak alternatifnya.

Pada pembelajaran dengan computer jaringan internet dikenal dua jenis fungsi computer,

yaitu computer server dan computer klien. Interaksi antara peserta didik dengan guru dilakukan

melalui kedua jenis computer tersebut. Sekolah menyediakan computer server untuk melayani

interaksi melalui website server, e-mail server, mailinglist server, chat server. Sedangkan peserta

didik dan guru menggunakan computer klien yang dilengkapi dengan browser, e-mail client, dan

chat client.

Selain berinteraksi dengan program pembelajaran, peserta didik dapat pula berinteraksi

dengan narasumber dan peserta didik lain yang dapat dihubungi dengan jaringan internet dengan

memanfatkan e-mail atau mailinglist, serta mereka dapat mengakses program pembelajaran yang

relevan dari sumber lain dengan mengakses website yang menawarkan program pembelajaran

secara gratis.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan guru dalam pemanfaatan media

pembelajaran (by utilization, Erickson dan Curl (1972) (Bambang Warsita; 2008)

mengembangkan proses pemilihannya dalam bentuk checklist, sebagai berikut:

a) Apakah materinya penting dan berguna bagi peserta didik?

b) Apakah dapat menarik minat peserta didik untuk belajar?

c) Apakah ada kaitan yang mengena dan langsung, dengan kompetensi atau tujuan khusus yang

hendak dicapai?

d) Bagaimana format penyajiannya diatur dengan memenuhi sekuen atau tata urutan belajar?

e) Apakah materti yang disajiakan actual, mutakhir dan otenteik?

f) Apakah konsep dan faktanya terjamin kecermatannya?

g) Apakah isi dan presentasinya memenuhi standar selera?

h) Bila tidak, apakah ada keseimbangan controversial?

Page 127: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 127 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Selain itu setiap sekolah harus mampu memanfaatkan alternative teknologi yang tersedia

tanpa meninggalkan perhatian atas empat aspek penting dari teknologi itu, yaitu: a)

aksessibilitas; b) biaya; c) efektifitas dalam fungsi pembelajaran; dan d) kemampuan teknologi

untuk mendukung interaktivitas antara peserta didik dan tenaga pendidik.

2. Difusi Inovasi

Kawasan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media yang membantu

guru, Model dan teori dalam kawasan pemanfaatan cenderung terpusat pada perspektif

pengguna. Akan tetapi, dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada akhir tahun 1960-an

yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan penggunaan dalam mempermudah proses

adopsi suatu gagasan, perhatian kemudian berpaling ke prespektif penyelenggara. Pemanfaatan

tergantung pada upaya membangkitkan kesadaran, keinginan mencoba dan mengadopsi inovasi.

Definisi AECT tahun 1977 menggabungkan pemanfaatan dan desiminasi menjadi satu

fungsi, yaitu Pemanfaatan Desiminasi. Tujuan dan fungsi tersebut ialah ―memperkenalkan

pebelajar dengan 1977-66). Definisi tahun 1977 juga memasukan suatu fungsi pemanfaatan

tersendiri dengan definisi yang sama ―memperkenalkan pebelajar dengan sumber belajar dan

komponen sistem pembelajar ―usaha yang secara sengaja dan sistematis untuk membuat orang

lain sadar akan adanya suatu perkembangan dengan cara menyebarkan informasi ― (Ellington

dan Harris, 1986, hal 51), dimasukan ke dalam difusi sebagai subkategori inovasi dan kawasan

pemanfaatan.

Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses implementasi dan pemanfaatan dimulai.

Untuk menilai inovasi harus ada implementasi. Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi

melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang dicapai ialah

untuk terjadinya perubahan. Tahap pertama dalam proses ini ialah membangkitkan kesadaran

melalui desiminasi informasi. Proses tersebut meliputi tahap – tahap seperti kesadaran, minat,

pencobaan dan adopsi.

Menurut Rogers (1983) langkah – langkah difusi tersebut adalah pengetahuan, persuasi

atau bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Secara khas proses tersebut mengikuti

Page 128: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 128 http://romidwisyahri95.blogspot.com

model proses komunikasi yang menggunakan alur multi-langkah termasuk komunikasi yang

menggunakan ―gatekeepers‖ atau penjara lalu-lintas informasi, misalnya sekretaris, perantara,

dan ―opinion leaders‖ atau tokoh panutan. Melalui proses difusi tersebut memungkinkan suatu

inovasi diketahui oleh banyak orang dan dikomunikasikan sehingga tersebar luas dan akhirnya

digunakan di masyarakat.

Proses difusi biasanya terjadi karena ada pihak-pihak yang menginginkannya, atau secara

sengaja merencanakan dan mengupayakannya. Dalam proses difusi terjadi interaksi antara empat

elemen, yaitu karakteristik inovasi itu sendiri, bagaimana informasi tentang inovasi

dikomunikasikan, waktu, dan sifat sistem sosial di mana inovasi diperkenalkan. Dalam proses

difusi inovasi kadang kala membawa keberhasilan yang gemilang karena inovasi diterima

dengan baik oleh masyarakat, daan kadang kala mengalami kendala sehingga menghambat

keberhasilan dan bahkan kegagalan karena ditolak oleh masyarakat. Dengan demikian, proses

difusi inovasi mendatangkan konsekuensi-konsekuensi. Dalam hal ini, penting dilakukan proses

desiminasi, yaitu yang sengaja dan sistematis untuk membuat orang lain sadar adanya suatu

perkembangan dengan cara menyebarkan informasi. Desiminasi ini merupakan tujuan awal dari

difusi inovasi. Langkah-langkah difusi menurut Rogers (1983) adalah:

1. Pengetahuan

2. Persuasi atau bujukan

3. Keputusan

4. Implementasi

5. Konfirmasi

Dalam konteks teknologi pembelajaran, inovasi mengacu kepada pemanfaatan teknologi

canggih, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) dalam proses

pembelajaran. Tujuan utama aplikasi teknologi baru ini adalah untuk meningkatkan mutu

pembelajaran, efektifitas dan efisiensi. Metode dan strategi pembelajaran juga merupakan sebuah

inovasi dalam pembelajaran.

Page 129: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 129 http://romidwisyahri95.blogspot.com

3. Implementasi dan Institusionalisasi (Pelembagaan)

Implementasi ialah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang

sesungguhnya (bukan tersimilasikan). Sedangkan Institusionalisasi (pelembagaan) ialah

penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau

budaya organisasi. Keduanya tergantung pada perubahan individu maupun organisasi. Begitu

produk inovasi telah mulai diadopsi , proses implementasi dan pemanfaatan dimulai. Bidang

implementasi dan Institusionalisasi (pelembagaan) yang didasarkan pada penelitian, belum

berkembang sebaik bidang-bidang yang lain.

Tujuan implementasi ialah untuk menjamin adanya pemakaian secara benar oleh

individu dalam organisasi. Tujuan institusionalisasi ialah untuk memadukan inovasi dalam

struktur dan dalam kehidupan organisasi. Sebagian kegagalan masa lalu dalam proyek teknologi

pembelajaran skala besar, seperti computer di sekolah dan televise pemblajaran, menekankan

pentingnya perencanaan untuk perubahan individu dan perubahan organisasi (Cuban, 1986).

4. Kebijakan dan Regulasi

Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat yang mempengaruhi

penyebaran (difusi) dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. (Seels & Richery, 2000:51).

Kebijakan pemerintah mempengaruhi pemanfaatan teknologi. Kebijakan dan regulasi biasanya

dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi. Misalnya hukum dan hak cipta yang dikenaka

pada pengguna teknologi baik untuk teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis

komputer maupun teknologi terpadu atau multimedia (Bambang Warsita, 2008:50).

C. Kecenderungan dan permasalahan

Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan umumnya berkisar pada

kebijakan dan peraturan yang mempengaruhi penggunaan, difusi, implementasi dan

pelembagaan. Masalah lain yang berkaitan dengan kawasan ini ialah bagaimana gerakan

Page 130: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 130 http://romidwisyahri95.blogspot.com

restrukturisasi sekolah dapat mempengaruhi penggunaan sumber pembelajaran. Peran teknologi

dalam restrukturisasi sekolah masih berjalan. Pertumbuhan yang pesat dari bahan dan sistem

yang berbasis komputer telah menigkatkan resiko politik dan ekonomi bagi yang akan

mengadakan adopsi.

Kaum profesi Teknologi pembelajaran sekarang sedang mempertimbangkan keputusan

untuk mempertimbangkan keputusan untuk pengeluaran jutaan dolar yang akan berpengaruh

bukan saja berpengaruh terhadap guru secara perseorangan dan ruangan kelas. Tetapi terhadap

seluruh wilayah persekolahan, perguruan tinggi, dan badan usaha. Bidang ini nampaknya terlibat

pada permasalahan politik dan ekonomi tingkat organisasi secara keseluruhan. Faktor-faktor ini

sering berdampak pada cara bagaimana pemanfaatan harus dilakukan.

D. Kawasan pengelolaan

Konsep pengelolaan merupakan bagian integral dalam bidang teknologi Pembelajaran

dan dari peran kebanyakan para teknolog pembelajaran. Secara perorangan tiap ahli dalam

bidang ini dituntut untuk dapat memberikan pelayanan pengelolaan dalam berbagai latar.seorang

teknolog pembelajaran mungkin terlibat dalam usaha pengelolaan projek pengembangan

pembelajaran atau pengelolaan pusat media sekolah.

Tujuan yang sesungguhnya dari pengelolaan kasus demi kasus dapat sangat bervariasi,

namun keterampilan pengelolaan yang mendasarinya relatif tetap sama apapun kasusnya.

Kawasan pengelolaan semula berasal dari administrasi pusat media, program media dan

pelayanan media Pembauran perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan ahli

perpustakaan media sekolah. Program-program media sekolah ini menggabungkan bahan cetak

dan non-cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam

kurikulum. Pada tahun 1976 Chisholm dan Ely menulis buku Media Personnel in Education: A

Competency Approach yang menekankan bahwa administrasi program media memegang peran

sentral dalam khasanah teknologi pembelajaran.

Definisi AECT tahun 1977 membagi fungsi pengelolaan dalam pengelolaan organisasi

dan pengelolaan personil, seperti halnya yang dilakukan oleh para administrator dari program

Page 131: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 131 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dan pusat media.Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran ilalui

perencanaan.pengorganisasian. pengkoordinasian dan supervisi.

Pengelolaan biasanya merupakan hasil dari penerapan atu sistem nilai. Kerumitan dalam

mengelola berbagai macam sumber, personil, usaha desain maupun pengembangan akan semakin

meningkat dengan membesarnya usaha dari sebuah sekolah atau bagian kantor yang kecil

menjadi kegiatan pembelajaran berskala nasional atau menjadi perusahaan multi-nasional dengan

skala global.

Terlepas dari besamya program atau proyek Teknologi Pembelajaran yang ditangani.

salah satu kunci keberhasilan yang esensial adalah pengelolaan. Perubahan jarang terjadi hanya

pada tingkat pembelajaran yang mikro.Untuk menjamin keberhasilan dari tiap intervensi

mbelajaran, proses perubahan perilaku kognitif maupun afektif harus terjadi bersamaan dengan

perubahan pada tingkat makro.

Para anager program dan projek Teknologi Pembelajaran yang mencari mber tentang

cara bagaimana merencanakan dan mengelola berbagai model perubahan pada tingkat makro,

pada umumnya akan mengalami kekecewaan. (Greer, 1992; Hannum dan Hansen, 1989;

smiszowski, 1981 ).Secara singkat,Ada empat kategori dalam kawasan pengelolaan :

(1) pengelolaan proyek,

(2) pengelolaan sumber,

(3) pengelolaan sistem penyampaian dan

(4) pengelolaan informasi.

Di dalam setiap subkategori tersebut ada seperangkat tugas yang sama yang harus

lakukan. Organisasi harus dimantapkan, personil harus diangkat dan supervisi.dana harus

direncanakan dan dipertanggungjawabkan, dan fasilitas harus dikembangkan serta dipelihara.

1. Pengelolaan Proyek.

Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring dan pengendalian proyek desain

dan pengembangan.Menurut Rotliwell dan Kazanas (1992), pengelolaan proyek berbeda dengan

pengelolaan tradisional, yaitu organisasi garis & staf (line and staff management).

Page 132: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 132 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Perbedaan itu disebabkan karena:staf proyek mungkin baru, yaitu anggota tim untuk

jangka pendek:pengelola proyek biasanya tidak mempunyai wewenang jangka panjang atas

orang karena sifat tugas mereka yang sementara, dan pengelola proyek memiliki kendali dan

fieksibilitas yang lebih‘luas dari yang biasa terdapat pada organisasi garis dan staf.

Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan.penjadwalan dan

pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis projek yang lain. Mereka harus

melakukan negosiasi.menyusun anggaran, membentuk sistem pemantauan informasi, serta

menilai kemajuan. Peran pengelolaan projek biasanya berhubungan dengan cara mengatasi

ancaman projek dan memberi saran perubahan ke dalam.

2. Pengelolaan Sumber.

Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem

pendukung dan pelayanan sumber: Pengelolaan sumber sangat penting artinya karena mengatur

pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup personil, keuangan, bahan baku, waktu,

fasilitas, dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup semua teknologi yang telah

dijelaskan pada kawasan pengembangan. Efektivtias biaya dan justifikasi belajar yang efektif

merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan sumber.

3. Pengelolaan Sistem Penyampaian.

Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan, pengendalian

―cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan … Hal tersebut merupakan suatu

gabungan medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran

kepada pebelajar‖ (Ellington dan Harris, 1986 : 47). Contoh pengelolaan seperti itu terdapat pada

proyek belajar jarak jauh di National Technological University dan Nova University.

Pengelolaan sistem penyampaian memberikan perhatian pada permasalahan produk

seperti persyaratan perangkat keras/lunak dan dukungan teknis lerhadap pengguna maupun

operator. Pengelolaan ini juga memperhatikan permasalahan proses seperti pedoman bagi

desainer dan instruktor atau pelatih. Dari sekian banyak parameter ini keputusan harus diambil

Page 133: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 133 http://romidwisyahri95.blogspot.com

berdasarkan pada kesesuaian karakteristik teknologi dengan tujuan pembelajaran.Keputusan

tentang pengelolaan sistem penyampaian ini sering tergantung pada sistem pengelolaan sumber.

4. Pengelolaan informasi.

Pengelolaan informasi meliputi perencanaan.pemantauan dan pengendalian cara

penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya

sumber untuk kegiatan belajar. Cukup banyak tumpang-tindih terjadi antara penyimpanan,

pengiriman/pemindahan dan pemrosesan karena fungsi yang satu sering diperlukan untuk

melakukan fungsi yang lain. Teknologi yang dijelaskan pada kawasan pengembangan

merupakan metoda penyimpanan dan penyampaian.

Penyiaran atau transfer informasi sering terjadi melalui teknologi terpadu. ―Pemrosesan

adalah pengubahan beberapa aspek informasi [melalui program komputer] … agar lebih sesuai

dengan tujuan tertentu‖ (Lindenmayer, 1988, hal. 317).Pengelolaan informasi penting untuk

memberikan akses dan keakraban pemakai.Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada

potensinya untuk mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran.

Pertumbuhan ilmu maupun industri pengetahuan di luar yang saat ini dapat

diakomodasikan menunjukkan bahwa hal ini merupakan bidang yang sangat penting bagi

Teknologi Pembelajaran di masa datang. Pengelolaan system penyimpanan informasi untuk

tujuan pembelajaran tetap akan terupakan komponen penting dari bidang Teknologi

Pembelajaran.

Kecenderungan dan Permasalahan

Kecenderungan terhadap peningkatan dan pengelolaan kualitas dari dunia industri

nampaknya akan menyebar ke dunia pendidikan. Jika demikian hal tersebut akan membawa

dampak pada kawasan pengelolaan. Mengurangi hal ini akan menjadi tantangan bagi para

pengelola untuk menggunakan sumber-sumber yang ada sekarang secara lebih baik

E. Kawasan penilaian

Page 134: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 134 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Penilaian ialah proses penentuan memadai tidabiya pembel-ajaran dan belajar. Penilaian

mulai dengan analisis masalah.Ini merupakan langkah awal yang penting dalam pengembangan

dan penilaian pembelajaran karena tujuan dan hambatan dijelaskan pada langkah ini.

Dalam kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, penilaian

projek dan penilaian produk.Masing-masing merupakan jenis penilaian penting untuk perancang

pembelajaran, seperti halnya penilaian formatif dan penilaian sumatif. Menurut Worthen dan

Sanders (1987):Penilaian merupakan penenluan nilai dari suatu barang.

Dalam pendidikan, hal itu berarti penentuan secara formal mengenai kualitas.

efektivitas atau nilai dari suatu program, produk, proyek, proses, tujuan, atau kurikulum.

Penilaian menggunakan metoda inkuiri dan pertimbangan, termasuk :

a. penentuan standar untuk mempertimbangkan kualitas dan menentukan

apakah standar tersebut harus bersifat relatif atau absolut;

b. pengumpulan informasi; dan

c. menerapkan penggunaan standar untuk menentukan kualitas.

Seperti terlihat pada konsep dasar dari kata ‗penilaian‘, kunci konsep tersebut terletak

pada penentuan ‗nilai‘.Bahwa kegiatan tersebut dilakukan secara teiiti, akurat, dan sistematis

merupakan urusan bersama antara evaluator dan klien.Suatu cara yang penting untuk

membedakan penilaian ialah dengan mengklasifikasikannya menurut obyek yang sedang dinilai.

Pembedaan yang lazim ialah menurut program, proyek, dan produk bahan. Suatu komisi ―The

Joint Committee on Standards for Educational Evaluation‖ (Komisi Gabungan Standar Penilaian

Pendidikan) pada tahun 1981 memberikan definisi untuk masing-masing jenis penilaian ini

sebagai berikut:

1.Penilaian program

Evaluasi yang menaksir kegiatan pendidikan yang memberikan pelayanan secara

berkesinambungan dan sering terlibat dalam pern usunan kurikulum. Sebagai conloh misalnya

penilaian untuk program membaca dalam suaru wilayah persekolahan, program pendidikan

Page 135: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 135 http://romidwisyahri95.blogspot.com

khusus dari pemerintah daerah, atau suatu program pendidikan berkelanjutan dari suatu

universitas.

2.Penilaian proyek

Evaluasi untuk menaksir kegiatan yang dibiayai secara khusus guna melnkukan suaru

rugas tertentu dalam suatu kurun waklu.Sebagai conloh, suatu lokakarya liga hari mengenai

lujuan perilaku, atau suatu proyek demontrasi pendidikan karir yang lamanya tiga tahuan.Kunci

perbedaan antara program dan proyek ialah bahwa program diharapkan berlangsung dalam

waktu yang tidak terbatas, sedangkan proyek biasanya diharapkan berjangka pendek.Proyek

yang dilembagakan dr.lam kenyataannya menjadi program.

3.Penilaian bahan (produk pembelajaran)

Evaluasi yang menaksir kebaikan atau manfaat isi yang menyangkut benda-benda fisik,

termasuk buku, pedoman kiirikulum, film, pita rekaman, dan produk pembelajaran lainnya yang

dapat dipegang.

Dalam kawasan penilaian terdapat empat subkawasan :

(1) analisis masalah,

(2) pengukuran acuan-patokan,

(3) penilaian formatif dan penilaian sumatif.

Masing-masing subkawasan ini akan dibalias berikut ini.

1. Analisis Masalah.

Analisis masalah mencakup cara penen-tuan sifat dan parameter masalah dengan

menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. Telah lama para

evaluator yang piawai berargumentasi bahwa penilaian yang seksama mulai saat program

tersebut dirumuskan dan direncanakan. Bagai-manapun baiknya anjuran orang, program yang

diarahkan pada tujuan yang tidak/kurang dapat diterima akan dinilai gagal memenuhi kebutuhan.

Jadi, kegiatan penilaian meliputi identifikasi.penentuan sejauh mana masalahnya dapat

diklasifikasikan sebagai pembelajaran, identifikasi hambatan, sumber dan karakteristik pebelajar,

serta penentuan tujuan dan prioritas (Seels and Glasgow, 1990). Kebutuhan telah dirumuskan

Page 136: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 136 http://romidwisyahri95.blogspot.com

sebagai ―jurang antara ‗apa yang ada‘ dan ‗apa yang seharusnya ada dalam pengertian hasil‖

(Kaufman, 1972).Sedangkan penilaian kebutuhan adalah suatu studi yang sistematis mengenai

kebutuhan ini.

Di sini perlu ada pembedaan yang tegas.Analisis kebutuhan diadakan bukannya untuk

melaksanakan penilaian yang lebih dapat dipertahankan saat proyek berjalan, melainkan untuk

perencanaan program yang lebih memadai.

2. Pengukuran Acuan-patokan (PAP).

Pengukuran acuan-patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan

pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya.Pengukuran acuan-patokan, yang

sering berupa tes, juga dapat disebut acuan-isi, acuan-tuiuan, atau acuan-kawasan.Sebab, kriteria

tentang cukup tidakma hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh pebelajar telah mencapai

tujuan.

PAP memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap,

atau keterampilan yang berkaitan dengan tujuan.Keberhasilan dalam tes acuan-patokan berarti

dapat melaksanakan kemarnpuan tertentu. Biasanya ditentukan skor minimal, dan mereka yang

dapat mencapai atau melampaui skor tersebut dinyatakan lulus tes. Balas jumlah pengikut tes

yang dapat lulus atau dapat mengerjakan tes dengan baik tidak ada, karena PAP tidak

membandingkan antara pengikut tes.

Pengukuran acuan-patokan memberitahukan pada para siswa seberapa jauh mereka dapat

mencapai standar yang ditentukan. Soal-soal acuan-patokan digunakan pada seluruh proses

pembelajaran untuk mengukur apakah prasyarat-prasyarat telah dikuasai. Pengukuran acuan

patokan dapat dipakai untuk menentukan apakah tujuan utama telah dicapai (Seels dan Glasgow,

1990).Para desainer kurikulum dan pendidik lainnya tertarik pada pengukuran acuan-patokan ini

sebelum Mager menjelaskan tujuan perilaku (Tyler, 1990).

Kontributor pertama terhadap aplikasi pengukuran acuan-patokan dalam Teknologi

Pembelajaran berasal dari gerakan pembelajaran terprogram termasuk James Popham dan Eva

Baker (Baker, 1972; Popham, 1973).Kontributor berikutnya yalah Sharon Shrock dan William

Coscarelli (Shrock dan Coscarelli, 1989).

Page 137: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 137 http://romidwisyahri95.blogspot.com

3. Penilaian Formatif dan Sumatif.

Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan

penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya.Sedangkan penilaian sumatif

berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan

dalam hal pemanfaatan.Penekanan baik untuk penilaian formatif pada tahap-tahap awal dari

pengembangan produk, maupun penilaian sumatif setelah kegiatan pembelajaran merupakan

perhatian utama dari para teknolog pembelajaran.

Perbedaan kedua jenis penilaian ini patama kali dikemukakan oleh Scriven(1967);

meskipun Cambre telah menelusuri kegiatan-kegiatan sejenis ini sampat tahun 1920an dan

1930an dalam pengembangan pembdajaran mdalui film dan radio (Cambre, yang dikutip dalam

Flagg, 1990).Menurut Michael Scriven (1967): Penilaian formatif dilaksanakan pada vvaktu

pengembangan atau perbaikan program atau produk (atau orang, dsb.). Penilaian ini dilaksana-

kan untuk keperluan staf dalam lembaga program dan biasanya tetap bersifat intern; akan tetapi

penilaian ini dapat dilaksanakan oleh evaluator dalam atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi.

Perbedaan antara formatif dan sumatif telah dirangkum dengan baik dalam sebuah kiasan dari

Bob Slake ―Apabila juru masak mencicipi sup, hal tersebul formatif; apabila para tamu mencicipi

sup tersebut.bal tersebut sumatif.

Penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai clan bagi kepentingan pihak luar atau para

pengambil keputusan (sebagai contoh: lembaga penyandang dana, atau calon pengguna,

walaupun hal tersebut dapat dilaksanakan baik oleh evaluator dalam atau dalam untuk gabungan.

Untuk alasan kredibiltas.lebih baik evaluator luar dilibatkan daripada sekedar merupakan

penilaian formatif Hendakn\a jangan dikacaukan dengan penilaian hasil (outcome) yang sekedar

menilai basil, bukannya proses — hal tersebut dapat berupa baik formatif maupun sumatif .

Dalam pengembangan produk, penggunaan penilaian formatif dan sumatif khususnya

penting pada berbagai tahap. Pada tahap-tahap awal pengembangan (tes tahap alpha), banyak

macam perubahan dapat terjadi, dan (usaha) penilaian formatif dapat mempunyai jangkauan

yang luas.Saat produk dikembangkan lebih lanjut, balikan jadi lebih khusus (tes beta), dan

rentang alternatif penibalian yang iapat diterima jadi lebih terbatas.Hal ini merupakan dua buah

contoh penilaian formatif. Ketika akhimya produk dilempar ke pasaran dan dinilai oleh pihak

Page 138: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 138 http://romidwisyahri95.blogspot.com

luar, yang bertindak memberikan ―laporan konsumen‖, tujuan penilaian jelas sumatif yaitu

membantu pembeli memilih suatu produk secara bijak.

Pada tahap ini,tanpa penilaian total atas produk yang bersangkutan, revisi tidak mungkin

dapat diadakan. Jadi, dalam pengembangan suatu produk, penggunaan peni-aian formatif dan

sumatif bervariasi sesuai dengan tahap perkembangannya dan bahwa rentang saran yang dapat

diterima dalam suatu kurun waktu menjadi semakin terbatas.

Metoda yang digunakan dalam penilaian fonnatif berbeda dengan penilaian sumatif.

Penilaian formatif mengandalkan pada kajian teknis dan tutorial.uji coba dalam kelompok kecil

atau kelompok besar. Metoda pengumpulan data sering bersifat informal, seperti observasi,

wawancara, dan tes ringkas.Sebaliknya, penilaian sumatif memerlukan prosedur dan metoda

pengumpulan data yang lebih formal.

Penilaian sumatif sering menggunakan studi kelompok komparatif dalam desain kuasi

eksperimental.Keseimbangan antara pengukuran kuantitatif dan kualitatif perlu mendapat

perhatian yang cukup dalam penilaian formatif maupun sumatif. Pengukuran kuantitatif lazim

berhubungan dengan angka-angka dan biasanya bekerja menurut gagasan pengukuran obyektif.

Pengukuran kualitatif lebih menekankan pada aspek-aspek subyektif dan bersifat pengkajian

proyek.Hasil pengukuran kualitatif biasanya dilaporkan dalam bentuk uraian verbal.

Kecenderungan dan Permasalahan

Penilaian kebutuhan dan jenis ―Front-end analysis‖ yang lain semula berorientasi

terutama pada perilaku dengan menitikberatkan pada data kinerja dan penjabaran materi/isi jadi

bagian-bagian yang lebih kecil. Akan tetapi penekanan pada pengaruh konteks belajar yang

sekarang memberi orientasi kognitif kadang-kadang orientasi kontruktivis pada proses penilaian

kebutuhan.

Bidang-bidang lain yang penting untuk diperhatikan ialah pengukuran untuk tujuan kognitif

tingkatan tinggi, tujuan avektif dan tujuan psikomotor. Penelitian tentang pengukuran acuan-

patokan yang berasaskan komputer akan merangsang kawasan ini.

Tessmer (1993) mengusulkan suatu model penilaian formatif yang mengakomodasi suatu

pendekatan ―Kebutuhan yang berlapis‖. Pendekatan ini memperhatikan sumber dan hambatan

Page 139: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 139 http://romidwisyahri95.blogspot.com

setiap projek dan berusaha menghindari perencanaan lapisan-lapisan penilaian formatif yang

berlajur-lajur dengan tidak dapat diselesaikan dalam sebuah projek.

Kawasan berdasarkan definisi teknologi pendidikan menurut AECT (2008)

Definisi terbaru tahun 2008 merupakan pengembangan dari kawasan sebelumnya, dan

tiap kawasan melanjutkan perkembangannya. Definisi 2008 sudah lebih spesifik karena

menekankan pada studi dan etika praktek. Berikut definisi teknologi pendidikan menurut AECT

2008 ―educational technology is the study and ethical practice of facilitating lerning and

improving performance by creating, using, and managing appropriate technological process and

resource‖ bahwa teknologi pembelajaran adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi

pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses

serta sumber daya teknologi. (Januszewski and Molenda, 2008:1).

Page 140: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 140 http://romidwisyahri95.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

Warsita, Bambang, 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Mazrur, 2011. Teknologi Pembelajaran, Malang: Intimedia, 2011.

http://one-inspirations.blogspot.com/2012/12/identifikasi-sub-sub-domain-teknologi.html

http://ismiepgb.blogspot.com/2012/09/kawasan-teknologi-pendidikan.html

Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada

Page 141: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 141 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 142: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 142 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB VI

TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI KONSTRUK TEORITIK, BIDANG

GARAPAN DAN PROFESI

A. Latar Belakang

Adanya sejumlah asumsi masyarakat yang dapat dijadikan sebagai landasan Teknologi

Pendidikan adalah sebagai berikut : Masyarakat sekarang adalah masyarakat yang menggunakan

teknologi untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi. Budaya teknologi

mempengaruhi semua bidang kehidupan, termasuk pendidikan dan pembelajaran.

Teknologi pembelajaran baru yang dikembangkan melalui riset dasar dan praktik lapangan

di pandang mampu dan mememuhi syarat untuk memecahkan masalah-masalah pokok yang

berhubungan dengan pembelajaran, organisasi dan administrasi sekolah. Penerapan teknologi

pembelajaran baru tersebut akan membawa perubahan besar yang berpengaruh terhadap

administrasi dan fasilitas sekolah, metode pembelajaran, serta peranan guru dan siswa.

Teknologi pendidikan adalah sebuah konsep yang sangat kompleks dan memiliki definisi

yang kompleks pula. Bilamana kita berfikir tentang Teknologi Pendidikan, kita dapat

memikirkannya dalam tiga cara yaitu sebagai konstruksi teoritik, sebagai bidang garapan dan

sebagai profesi. Agar kita dapat mendefinisikan sebagai tiga cara tersebut maka kita hendaknya

terlebih dahulu menganalisis masing-masing cara tersebut sehingga kita dapat secara benar

mendefinisikan Teknologi Pendidikan sesuai dengan cara yang seharusnya.

Konstruk teoritik Sebuah abstraksi yang mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang

cara bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan

teknologi, Bidang garapan adalah Aplikasi ide-ide dan prinsip-prinsip teoritik untuk

memecahkan masalah-masalah konkret dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Bidang

tersebut meliputi teknik-teknik yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber

yang digunakan, dan klien yang dilayani oleh para pelaksana dalam bidang tersebut,Profesi

adalah Suatu kelompok pelaksana tertentu yang diorganisasikan memenuhi criteria tertentu,

memiliki tugas-tugas tertentu dan bergabung untuk membentuk bagian tertentu dari bidang

tersebut.

Page 143: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 143 http://romidwisyahri95.blogspot.com

B. Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah

1) Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik

2) teknologi pendidikan sebagai Bidang Garapan

3) teknologi pendidikan sebagiProfesi

A. TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI KONSTRUK TEORITIK

Untuk mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai konstruksi teoritik hanya diperlukan

karakteristik pertama di atas; suatu kesatuan teori intelektual yang selalu dikembangkan melalui

kegiatan penelitian.

Istilah teori yang dalam pembicaraan sehari-hari sering digunakan sebagai lawan kata

praktek, yang mempunyai arti yang jelas yaitu : suatu prinsip umum yang didukung oleh data

sebagai penjelasan terhadap sekelompok gejala atau suatu pernyataan tentang hubungan yang

berlaku terhadap sejumlah fakta, suatu prinsip atau serangkaian prinsip yang menerangkan

hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan hasil baru berdasarkan fakta tersebut.

Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur,

gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan,

menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.

Teknologi Pendidikan sebagai konstruk teori mencakup serangkaian ide dan prinsip

tentang bagaimana cara pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan

teknologi. Suatu prinsip umum yang didukung oleh data sebagai penjelasan terhadap sekelompok

gejala atau suatu pernyataan tentang hubungan yang berlaku thd sejumlah fakta. Suatu prinsip

atau serangkaian prinsip yang menerangkan hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan

hasil baru berdasarkan fakta tsb.

Teknologi pendidikan adalah suatu proses terpadu yang melibatkan orang, prosedur,

gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa masalah-masalah pendidikan dan cara

pemecahan, mengimplemintasikan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang

berkenaan dengan semua aspek belajar manusia. Pemecahan masalah dalam teknologi

pendidikan adalah bagaimana sumber belajar itu didesain, dipilih dan digunakan untuk

menciptakan kegiatan belajar.

Paradigma baru pada teknologi pendidikan memberikan suatu pendekatan baru dalam

memecahkan masalah-masalah pendidikan, namun demikian pendekatan baru tersebut

merupakan penjabaran dan perluasan dari konsep-konsep terdahulu. Dengan demikian secara

Page 144: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 144 http://romidwisyahri95.blogspot.com

langsung masih berhubungan dengan definisi dan diskripsi bidang teknologi pendidikan yang

dihasilkan sebelumnya.

Karakteristik teori dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a) Adanya suatu gejala – harus masih ada beberapa gejala yang belum difahami sejelas-

jelasnya menurut pengetahuan yang ada sekarang;

b) Menjelaskan – sebuah teori memberikan penjelasan tentang mengapa atau bagaimana

gejala itu terjadi (sebagai kebalikan dari penegasan sederhana terhadap eksistensi suatu

gejala);

c) Merangkum – sebuah teori memberikan rangkuman tentang apa yang telah diketahui

tentang hubungan antara sejumlah besar informasi empiric, konsep dan generalisasi;

d) Memberikan orientasi – menentukan dan mempertajam fakta-fakta yang akan diteliti

(dipelajari) serta membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan;

e) Mensistematiskan – memberikan skema unutuk mensistematiskan, mengklasifikasikan

dan menghubungkan segala gejala, postulat dan dalil yang serasi;

f) Mengidentifikasi kesenjangan – mencari bidang-bidang yang relevan namun diabaikan

atau belum dipecahkan pada masa kini maupun buat studi di masa mendatang;

g) Melahirkan strategi untuk keperluan riset – memberikan dasar untuk merumuskan

hipotesis baru dan melaksanakan riset lebih mendalam berdasar atas penjelasan tersebut;

h) Prediksi – dapat mengungkap hal-hal melebihi dari apa yang bisa diketahui berdasar atas

data empiric sehingga dapat membuat estimasi dan memprediksi fakta baru dan hipotesis

yang belum diketahui pada saat sekarang;

Teknologi pendidikan adalah suatu proses terpadu yang melibatkan orang, prosedur,

gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa masalah-masalah pendidikan dan cara

pemecahan, mengimplemintasikan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang

berkenaan dengan semua aspek belajar manusia. Pemecahan masalah dalam teknologi

pendidikan adalah bagaimana sumber belajar itu didesain, dipilih dan digunakan untuk

menciptakan kegiatan belajar.

Paradigma baru pada teknologi pendidikan memberikan suatu pendekatan baru dalam

memecahkan masalah-masalah pendidikan, namun demikian pendekatan baru tersebut

merupakan penjabaran dan perluasan dari konsep-konsep terdahulu. Dengan demikian secara

Page 145: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 145 http://romidwisyahri95.blogspot.com

langsung masih berhubungan dengan definisi dan diskripsi bidang teknologi pendidikan yang

dihasilkan sebelumnya

B. TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI BIDANG GARAPAN

Teknologi Pendidikan sebagai bidang garapan merupakana aplikasi dari ide dan prinsip

teoritik untuk memecahkan masalah kongkrit dalam bidang pendidikan dan pembelajaran (

teknik yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber yang digunakan dan

klien yang dilayani ). Lingkungan kegiatan yang merangkum komponen konsep, ketrampilan dan

prosedur serta memadukannya dalam bentuk aplikasi baru.

Karakteristik bidang garapan adalah : teknik intelektual, yaitu pendekatan yang

digunakan untuk memecahkan masalah, aplikasi praktis yaitu usaha untuk merealisasikan atau

mengoperasionalkan pikiran, ide dan proses sehingga menghasilkan produk yang dapat dilihat,

dan unik yaitu harus ada karakteristik khusus yang tidak dijumpai pada bidang lain

Teknologi pendidikan merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang karena adanya

kebutuhan di lapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar lebih efektif, lebih efisien, lebih banyak,

lebih luas, lebih cepat dan sebagainya. Untuk itu ada usaha dan produk yang sengaja di buat dan

ada yang ditemukan dan dimanfaatkan. Namun perkembangan teknologi komunikasi dan

informasi yang sangat pesat akhir-akhir ini, menawarkan sejumlah kemungkinan yang semula

tidak terbayangkan, telah membalik cara berpikir kita dengan bagaimana mengambil manfaat

teknologi tersebut untuk mengatasi masalah belaja ( Miarso, 2007 )

Berdasarkan uraian tentang obyek formal teknologi pendidikan dan profesi teknolog

pendidikan, dapat disimpulkan bahwa bidang garapan teknologi pendidikan meliputi segala

sesuatu dimana ada masalah belajar yang perlu dipecahkan.

Bertolak dari sejarah perkembangan garapan teknologi pendidikan, Saettler ( 1968, hal.

10-14 ) berpendapat bahwa awal muasal penggarapan masalah belajar adalah kaum Sufi pada

sekitar abad 600 SM. Mereka merupakan penjaja ilmu pengetahuan yang mengajarkan ilmunya

kepada para peserta-didik dengan berbagai cara, seperti misalnya dengan cara dialektik, dialogik,

ceramah, dan penggunaan bahasa tubuh ( body language ) seperti gerakan wajah, gerakan tangan

dsb., dengan maksud agar menarik perhatian dan agar ilmunya dapat ditransfer dengan baik.

Ashby ( 1972, hal. 9-10 ) berpendapat bahwa dalam dunia pendidikan telah berlangsung empat

revolusi, yaitu pertama diserahkannya pendidikan anak dari orang tua atau keluarga kepada guru,

Page 146: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 146 http://romidwisyahri95.blogspot.com

kedua guru yang diserahi tanggung jawab mendidik, melakukannya secara verbal dan unjuk

kerja, ketiga dengan ditemukannya mesin cetak sehingga bahan pelajaran dapat diperbanyak dan

digunakan lebih luas, dan keempat dengan berkembangnya secara pesat teknologi elektronik,

terutama media komunikasi. Sekarang ini mungkin perlu ditambah dengan revolusi kelima

dengan berkembangnya teknologi informasi yang serba digital.

Dalam lingkup pendidikan formal, sejarah teknologi pendidikan dapat diruntut dari

ilustrasi atau gambar untuk menjelaskan konsep yang abstrak ( Thompson,1963, hal. 42 ).

Praktisi teknologi pendidikan dapat merupakan guru yang menerapkan strategi pembelajaran

dengan pendekatan PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Intaraktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan ) sesuai dengan tuntutan dalam pembaharuan pendidikan. Guru tersebut mungkin

memperoleh keterampilan pembelajaran setelah mengikuti program Akta Mengajar, atau

mengikuti penataran, atau magang, atau pelatihan khusus yang dilaksanakan oleh yang

berwenang. Praktisi tersebut mungkin pula seseorang yang mempunyai hobi elektronik,

kemudian belajar sendiri bagaimana membuat rekaman pembelajaran berupa PBK (

pembelajaran berbantuan komputer ), atau rekaman video berupa permainan yang mendidik (

Miarso, 2007 ).

Masalah belajar itu dialami oleh siapa saja sepanjang hidupnya, dimana-mana, di rumah,

di sekolah, di tempat kerja, di tempat ibadah, dan di masyarakat, serta berlangsung dengan cara

apa saja dan dari apa dan siapa saja. Berkembangnya teknologi pendidikan tentu saja berbeda-

beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

C. TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI PROFESI

1. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PROFESI

Ibrahim (2002) merangkum beberapa pendapat tentang arti profesi menjadi sebuah

rumusan pengertian profesi. Hasil rangkuman beliau adalah ‖profesi dapat diartikan sebagai

suatu lapangan pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur

ilmiah, memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada

pelayanan ahli yang dilandasi filosofi yang mantap‖. Hakikat profesi adalah hal yang mendalam,

mendasar dan merupakan esensi dari profesi. Jika hal-hal yang mendasar dan esensi dihilangkan,

maka hilang juga arti profesi. Berdasarkan pemikiran itu, maka hakikat profesi adalah tanggapan

(respon) yang bijaksana, serta pelayanan/pengabdian yang dilandasi oleh keahlian, teknik dan

Page 147: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 147 http://romidwisyahri95.blogspot.com

prosedur yang mantap, serta sikap kepribadian tertentu. Seorang pekerja profesional akan selalu

mengadakan pelayanan/pengabdian yang dilandasi kemampuan profesional, serta falsafah yang

mantap (diwujudkan dalam perilaku sesuai etika). Teknologi Pendidikan sebagai profesi adalah

suatu kelompok pelaksana yang diorganisasikan, memenuhi kriteria tertentu, memiliki tugas

tertentu, dan bergabung untuk membentuk bagian tertentu dari bidang tersebut.

Setiap profesi harus terpenuhi syarat-syarat teoritik dan bidang garapan untuk bisa

menjadi profesi, dan memiliki karakteristik lainnya, yaitu: pendidikan dan pelatihan yang

memadai, adanya komitmen terhadap tugas profesionalnya, adanya usaha untuk senantiasa

mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, adanya standar etik

yang harus dipatuhi, dan adanya lapangan pengabdian yang khas ( Miarso, 2007 ).

Pendidikan dan pelatihan dalam teknologi pendidikan telah dimulai pada tahun 1972,

berupa latihan untuk pengembangan bahan ajar melalui radio. Pada tahun 1974 mulai diberikan

matakuliah Teknologi Pendidikan di IKP Jakarta, dan pada tahun 1976 dibuka pendidikan

akademik jenjang Sarjana dalam program Teknologi Pendidikan melalui kerjasama antara Tim

Penyelenggara Teknologi Komunikasi untuk Pendidikan dan Kebudayaan dengan IKIP Jakarta.

Dua tahun kemudian pada tahun 1978 dibuka pendidikan jenjang Magister dan Doktor Teknologi

Pendidikan di IKIP Jakarta. Program pendidikan tersebut merupakan bagian integral dari Proyek

Pengembangan Teknologi Komunikasi Untuk Pendidikan yang sekaligus bertujuan untuk

membentuk suatu lembaga yang bertanggung jawab mengkoordinasikan pengembangan

teknologi pendidikan di Indonesia ( Miarso, 2007 ).

Mereka yang berprofesi atau bergerak dalam bidang teknologi pendidikan atau

singkatnya disebut Teknolog Pendidikan, harus mempunyai komitmen dalam melaksanakan

tugas profesionalnya yaitu terselenggaranya proses belajar bagi setiap orang, dengan

dikembangkan dan digunakannya berbagai sumber belajar selaras dengan karakteristik masing-

masing pemelajar ( learners ) serta perkembangan lingkungan. Karena lingkungan itu senantiasa

berubah, maka para Teknolog Pendidikan harus senantiasa mengikuti perkembangan atau

perubahan itu. Oleh karena itu, ia dtuntut untuk selalu mengembangkan diri sesuai dengan

kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, termasuk selalu mengikuti perkembangan ilmu dan

teknologi.

Profesi ini bukan profesi yang netral dan bebas nilai. Ia merupakan profesi yang memihak

kepada kepentingan pemelajar ( learners ) agar mereka memperoleh kesempatan untuk belajar

Page 148: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 148 http://romidwisyahri95.blogspot.com

agar potensi dirinya dapat berkembang semaksimal mungkin. Profesi ini juga tidak bebas nilai

karena masih banyak pertimbangan lain seperti sosial, budaya, ekonomi dan rekayasa yang

mempengaruhi, sehingga tindakannya harus selaras dengan situasi dan kondisi serta berwawasan

ke masa depan.

Pada tahun 1987 didirikan Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia ( IPTPI ) yang

mempunyai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik. Dalam kode etik tersebut

dicantumkan kewenangan dan kewajiban, antara lain kewajiban untuk selalu mengikuti

perkembangan IPTEK dan lingkungan. Disamping itu, juga dirumuskan tanggung jawab profesi

kepada perorangan, masyarakat, rekan sejawat dan orgainisasi ( Miarso, 2007 ).

Profesi teknologi pendidikan, sebagaimana halnya semua profesi yang baru, menghadapi

tantangan yang inheren. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah pengakuan atas profesi

teknologi pendidikan. Pengakuan profesi tersebut selalu dikaitkan dengan jabatan fungsional

sebagai pegawai negeri. Padahal pendidikan keahlian teknologi pendidikan pada prinsipnya tidak

mendidik calon pegawai negeri, melainkan mereka yang mampu mengabdi dan berkarya untuk

mengatasi masalah belajar dimana saja. Jadi terpaksa kita harus mengikuti pengakuan profesi

sebagai jabatan fungsional pegawai negeri.

Teknologi pendidikan sebagai disiplin keilmuan, profesi dan bidang garapan telah

memberikan kontribusinya dalam pembangunan pendidikan. Namun kontribusi tersebut hanya

akan berkembang dengan adanya komitmen sungguh-sungguh dari para teknolog pendidikan.

Pengakuan profesi dalam jabatan fungsional di lingkungan pendidikan atau perekayasaan, bukan

merupakan hal yang utama, karena lembaga pendidikan profesi teknologi pendidikan tidak

diarahkan untuk mempersiapkan calon pegawai negeri, melainkan mereka yang peduli untuk

mengatasi masalah belajar dalam berbagai latar dengan berbagai produk.

Tenaga profesi teknologi pendidikan sebagai tenaga ahli dan atau mahir dalam

membelajarkan peserta didik dengan memadukan secara sistemik komponen sarana belajar

meliputi orang, isi ajaran, media atau bahan ajaran, peralatan, teknik, dan lingkungan. Definisi

teknologi pendidikan di atas jika dihubungkan dengan definisi yang dikemukakan oleh AECT

tahun 1994. Dalam AECT tahun 1994 telah dirumuskan definisi teknologi pendidikan seperti

telah disebutkan dalam Latar Belakang di atas bahwa: ―Teknologi pembelajaran adalah teori dan

praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses dan

sumber untuk belajar‖. Dari kedua definisi itu maka pengertian profesi teknologi pendidikan

Page 149: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 149 http://romidwisyahri95.blogspot.com

adalah tenaga ahli yang melakukan teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan,

memanfaatkan serta menilai proses dan sumber untuk membelajarkan peserta didik.

Fungsi profesi teknologi pendidikan memfasilitasi kegiatan belajar manusia melalui

pendekatan-pendekatan atau cara-cara tertentu. Dengan demikian profesi teknologi pendidikan

dapat menjadikan orang bertambah dalam kegiatan belajar sekaligus menjadikan orang

bertambah cerdas baik dari jumlah orang yang cerdas maupun mutu dari kecerdasan itu sendiri.

Dengan kecerdasan ini berarti akan meningkatkan nilai tambah seseorang sebagai sumber daya

manusia, mengatasi masalah belajar baik individu ataupun kelompok, & juga akan meningkatkan

kinerja.

2. TUGAS POKOK PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Adapun tugas pokok profesi teknologi pendidikan seperti berikut ini.

a) Perancang (desainer): tugas ini meliputi mendesain sistem pembelajaran, desain pesan,

stratedi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar.

b) Pengembang (developer): tugas ini meliputi produksi dan penyampaian teknologi cetak,

teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu.

c) Pemanfaat/Pengguna (User): tugas ini meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi,

implementasi dan pelembagaan, dan kebijakan/regulasi. Pemanfaatan media merupakan

penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar.

d) Pengelola (Manager): tugas ini meliputi pengelola proyek, pengelola sumber, pengelola

sistem penyampaian, dan pengelola informasi.

e) Penilai (Evaluator): tugas ini meliputi menganalisis masalah, mengukur yang beracuan

patokan, menilai secara formatif dan sumatif.

f) Peneliti (Researcher), tugas ini meliputi kegiatan penelitian yang berkaitan dengan

teknologi pendidikan. Kegiatan penelitian ini mencakup penelitian dalam kawasan

desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian.

3. PENDIDIKAN KEAHLIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Pendidikan dan latihan keahlian teknologi pendidikan telah dimulai sejak akhir 1950-an

dengan mengirim tenaga keluar negeri. Pendidikan dan keahlian semakin mendapat perhatian

sejak awal Orde Baru dengan bantuan dari UNDP/UNESCO dan pemerintah Amerika Serikat.

Page 150: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 150 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Tenaga ahli yang telah dididik diluar negeri tersebut kemudian diberi tanggung jawab

untuk menyelenggarakan pendidikan keahlian didalam negeri. Program akademik jenjang S1

(sarjana) dengan keahlian teknologi pendidikan dibuka di IKIP Jakarta pada tahun 1976. dua

tahun kemudian dibuka pendidikan keahlian pada jenjang S2 (Magister)dan S3 (doktor)

Teknologi Pendidikan. Pada Tahun 1979 pendidikan keahlian teknologi pendidikan pada jenjang

S1 diselenggarakan ditujuh IKIP (Padang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,

dan UjungPandang). Pada jenjang pasca sarjana selain di IKIP Jakarta juga di IKIP Malang.

Pendidikan ini secara umum ditujukan untuk menghasilkan tenaga profesi teknologi pendidikan

yang bergerak dan berkarya dalam seluruh bidang pendidikan, dan mengusahakan terciptanya

keseimbangan dan keselarasan hubungan dengan profesi lain, untuk terwujudkannya gagasan

dasar perkembangan tiap individu pribadi manusia Indonesia Seutuhnya.

Pendidikan keahlian Teknologi Pendidikan pada jenjang sarjana S1 ditujukan untuk

penguasaan kemampuan :

a) Memahami landasan teori/riset an aplikasi teknologi pendidikan.

b) Merancang pola instruksional

c) Memproduksi media pendidikan

d) Mengevaluasi program dan produk instruksional

e) Mengelola Media dan sarana belajar

f) Memanfaatkan sarana,media,dan teknik instruksional

g) Menyebarkan informasi dan produk teknologi pendidikan

h) Mengoperasikan sendiri dan melatih orang lain dalam mengoperasikan peralatan

audiovisual.

Pada Jenjang S2 kompetensi lulusan adalah sebagai berikut :

a) Menerapkan pendekatan sistem dalam rangka pengembangan pembelajaran, baik pada

tingkat mikro/kelas maupun dalam konteks pendidikan maupun latihan.

b) Merencanakan kurikulum, pemilihan strategi pembelajaran, serta penilaian

pelaksanaannya.

c) Merancang, memproduksi, dan menilai bahan bahan pembelajaran.

d) Mengelola Lembaga sumber belajar.

e) Melatih dan mendidik orang lain dalam berbagai aspek teknologi pendidikan.

Page 151: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 151 http://romidwisyahri95.blogspot.com

f) Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan.

Sedangkan pada jenjang S3 adalah sebagai berikut :

a) Mampu mengkaji dan menganalisis teori/konsep dan temuan penelitian dibidang

instruksional dan meramunya menjadi sutau teori/konsep pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik budaya Indonesia.

b) Mampu mengidentifikasikan dan mengkaji kebijakan pendidikan dan masalah

pelaksanaannya, dan menselaraskannya dengan perkembangan IPTEK dan SOSEKBUD.

c) Mampu melaksanakan sendiri dan memimpin kegiatan penelitian dan pengembangan,

baik untuk menguji teori instruksional, maupun menghasilkan inovasi dalam proses dan

sistem pendidikan.

4. ORGANISASI PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Di Indonesia, tenaga profesi itu terhimpun dalam wadah Ikatan Profesi Teknologi

Pendidikan Indonesia ( IPTPI ) yayng didirikan pada tanggal 27 September 1987. Dasar

pertimbangan pendirian organisasai profesi adalah karena makin kompleksnya usaha pendidikan

( termasuk penyuluhan dan pembinaan ) sumber daya manusia, sehingga dirasa perlu adanya

forum profesi untuk saling bertukar pengalaman, peningkatan kemampuan dan untuk menjaga

keselarasan antara perkembangan IPTEK dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan belajar.

Adapun Visi, Misi, dan Tujuan Teknologi Pendidikan adalah Sebagai berkut :

a) Visi

Dengan semangat kemitraan menjadi suatu lembaga yang tanggap dan tangguh dalam

memberdayakan pemelajar ( learner ), melalui kegiatan merancang, mengembangkan,

melaksanakan, menilai dan mengelola proses serta sumber belajar.

b) Misi

IPTPI mempunyai misi memimpin, memberikan keteladan & kepemimpinan dalam

pengembangkan & peningkatan profesionalitas para anggotanya, agar mereka mampu untuk

memberdayakan peserta didik, sesuai dengan perkembangan ilmu & teknologi belajar, sesuai

Page 152: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 152 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dengan perkembangan ilmu & teknologi serta kondisi & lingkungan, sehingga peserta didik

tersebut mampu menguasai kompetensi yang diperlukan, serta meningkatkan kinerja &

produktivitasnya.

c) Tujuan

Menghimpun sumber daya untuk menyumbangkn tenaga dan pikiran bagi pengembangan

teknologi pendidikan sebagai suatu teori, bidang dan profesi di tanah air, bagi pembedayaan

peserta didik / warga belajar serta kemanfaatannya bagi kemajuan bangsa Indonesia.

5. KODE ETIK PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Ciri utama dalam profesi Teknologi Pendidikan adalah adanya kode etik, pendidikan dan

latihan yang memadai, serta pengabdian yang terus menerus. Tujuan kode etik ini secara umum

adalah :

a) Melindungi dan memperjuangkan kepentingan peserta didik

b) Melindungi kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara

c) Melindungi dan membina diri serta sejawat profesi dan

d) Mengembangkan kawasan dan bidang kajian teknologi pendidikan.

Page 153: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 153 http://romidwisyahri95.blogspot.com

A. Kesimpulan

Teknologi Pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan

orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan

pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut

semua aspek belajar manusia dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan

terkontrol.

Teknologi Pendidikan dapat membentuk teori karena memenuhi kriteria teori, yaitu

:adanya gejala yang belum dipahami, menjelaskan ( mengapa dan bagaimana ), rangkuman

tentang apa yang telah diketahui, memberikan orientasi fakta yang diteliti, mensistematiskan,

mengklasifikasi, menghubungkan gejala, mengidentifikasi kesenjangan, melahirkan strategi

untuk keperluan riset, dan memprediksi

Teknologi pendidikan memiliki teknik intelektual, yaitu pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan masalah, aplikasi praktis yaitu usaha untuk merealisasikan atau

mengoperasionalkan pikiran, ide dan proses sehingga menghasilkan produk yang dapat dilihat,

dan unik yaitu harus ada karakteristik khusus yang tidak dijumpai pada bidang lain

Teknologi Pendidikan juga memiliki pendidikan dan pelatihan yang memadai, adanya

komitmen terhadap tugas profesionalnya, adanya usaha untuk senantiasa mengembangkan diri

sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, adanya standar etik yang harus dipatuhi,

dan adanya lapangan pengabdian yang khas.

B. Saran

Mahasiswa diharapkan dapat memahami Teknologi Pendidikan didefinisikan sebagai

konstruk teoritik, bidang garapan dan sebagai profesi, yang dilihat dari tiga perspektif secara

keseluruhan. Dan juga saya sebagai penulis makalah ini meminta maaf jika dalam penulisan

makalah ada salah kata, karena tidak ada manusia yang sempurna oleh karena itu maafkan

kesalahan saya sebagi pembuat makalah ini

Page 154: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 154 http://romidwisyahri95.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

Miarso, Yusufhadi., Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta : Pustekkom bekerjasama

dengan Kencana, 2004.

Suroso, Rifai., Tekhnologi Terkini, Semarang: PT. Putra Mediacom, 2001.

Page 155: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 155 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 156: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 156 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB VII

PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

A. ORGANISASI KURIKULUM

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu

unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses

berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum,

yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen

untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif

menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan

pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan

pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pada dasarnya konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan

praktik pendidikan. Kurikulum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan teori pendidikan.

Kurikulum itu sendiri mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam seluruh kegiatan

pendidikan dan menentukan proses pelaksanaandan hasil pendidikan.

Kurikulum membentuk desain yang menggambarkan pola organisasi dari komponen-

komponen kurikulum seperti tujuan, bahan ajar, stategi mengajar, media mengajar, evaluasi

pengajaran, penyempurnaan pengajaran dan sebagainya. Dalam proses pengajaran ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan yaitu keseimbangan antara isi dan proses, isi kurikulum, proses

belajar, dan kesiapan belajar agar proses pengajaran dapat berjalan secara efektif.

Pengambilan keputusan pada organisasi kurikulum dimulai pada tingkat yang paling

rendah dan sederhana sehingga akhirnya bisa mencapai kurikulum seperti sekarang. Teknologi

pendidikan sangat berpengaruh pada penetapan kurikulum pendidikan. Penetapan kurikulum

disesuaikan dangan masalah yang terdapat dalam pendidikan dan guna meningkatkan mutu

Page 157: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 157 http://romidwisyahri95.blogspot.com

pendidikan. Tidak hanya itu, latar belakang dari penetapan kurikulum juga disesuaikan dengan

perkembangan teknologi yang ada.

Kurikulum berbasis kompetensi adalah ―outcomes-based curriculum‖ dan oleh karena itu

pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL.

Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi.

Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam

dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:

1. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi

Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD).

2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang

harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran

3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu

mata pelajaran di kelas tertentu.

4. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik,

dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh

banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian

utama kurikulum.

5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi,

topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan ―disciplinary–based curriculum‖ atau

―content-based curriculum‖.

6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.

7. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang

memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan

adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik

adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah

kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses

pendidikan yang tidak langsung.

Page 158: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 158 http://romidwisyahri95.blogspot.com

8. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan

hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan

kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan

tingkat memuaskan).

1. LANDASAN PENYEMPURNAAN KURIKULUM

1. Landasan Yuridis

Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan

masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis,

kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik

mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai

dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya.

Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis

bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan. Landasan yuridis kurikulum adalah

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

2. Landasan Filosofis

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan

peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi

peserta didik ―menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang

demokratis serta bertanggungjawab‖ (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional). Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangankurikulum

Page 159: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 159 http://romidwisyahri95.blogspot.com

haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di

masa mendatang.

Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang

diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan

berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang

dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi

kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa

dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, keterampilan

dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan

paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan

dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar

bagi peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai

pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggungjawab di masa

mendatang.

3. Landasan Teoritis

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan teori

pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang

menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil. belajar yang berlaku untuk setiap

kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar

Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan

pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP

nomor 19 tahun 2005).

Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan

Satuan Pendidikan yaitu SKL SD, SMP, SMA, SMK. Standar Kompetensi Lulusan satuan

pendidikan berisikan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan proses, konten, dan ruang lingkup

penerapan komponen proses dan konten. Komponen proses adalah kemampuan minimal untuk

mengkaji dan memproses konten menjadi kompetensi. Komponen konten adalah dimensi

kemampuan yang menjadi sosok manusia yang dihasilkan dari pendidikan. Komponen ruang

lingkup adalah keluasan lingkungan minimal dimana kompetensi tersebut digunakan, dan

Page 160: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 160 http://romidwisyahri95.blogspot.com

menunjukkan gradasi antara satu satuan pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta

jalur satuan pendidikan khusus (SMK, SDLB, SMPLB, SMALB).

4. Landasan Empiris

Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus

pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi

muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa

kekerasan tersebut bersumber dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh

masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang

terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya

dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum perlu

direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan pembelajaran yang dapat

menjawab kebutuhan ini.

Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan

dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar ini bahkan secara

kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah. Beban belajar ini

salah satunya berhulu dari banyaknya mata pelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar. Oleh

karena itu kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga)

kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung serta pembentukan karakter.

2. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata

pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk

konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan

pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah

totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk

menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku

peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.

Page 161: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 161 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan,

dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar

12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan

kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses

pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang

pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing

satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum

didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan

menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.

2. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa

sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas

dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara

khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan

dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan

diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan

keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam

pembelajaran.

3. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan danpengetahuan

yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan

dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis

kompetensi.

4. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan

kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam

sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman

belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.

Page 162: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 162 http://romidwisyahri95.blogspot.com

5. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta

didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

6. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,

dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten

kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,

dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti

dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh

memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan

kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya,

kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari

permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan

untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.

8. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk

belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar

yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.

9. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan

daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar

Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus. Kepentingan daerah

dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan

mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini

Page 163: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 163 http://romidwisyahri95.blogspot.com

saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam

Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. RAGAM PENGORGANISASIAN KURIKULUM

Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya

keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya terdapat enam ragam

pengorganisasian kurikulum, yaitu:

1. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata

pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan

mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak

mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi

diberikan sama

2. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi

kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh

adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta

didik memahami pelajaran tertentu.

3. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan

beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan

(difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan

―core subject‖, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.

4. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang

menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.

5. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah,

dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran

lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan

masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan

secara terintegrasi.

6. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi

kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.

Page 164: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 164 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih cenderung

menggunakan pengorganisasian yang bersifat eklektik, yang terbagi ke dalam lima kelompok

mata pelajaran, yaitu :

1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

4) kelompok mata pelajaran estetika; dan

5) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Kelompok-kelompok mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam

sejumlah mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah. Di samping

itu, untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata pelajaran muatan lokal serta untuk

kepentingan penyaluran bakat dan minat peserta didik disediakan kegiatan pengembangan diri.

4. TAHAPAN-TAHAPAN PENGORGANISASIAN KURIKULUM

Pengaruh penerapan teknologi pendidikan pada organisasi kurikulum dapat dibagi menjadi tiga

tahapan, yaitu :

A. pengambilan keputusan dalam organisasi kurikulum dimulai pada yang paling rendah dan

sederhana. Pada bagan berikut :

Page 165: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 165 http://romidwisyahri95.blogspot.com

B. Keputusan yang diambil dari sebuah sistem. Pengaruh teknologi pendidikan telah

beranjak pada tingkat selanjutnya yaitu pengambilan keputusan dalam organisasi

kurikulum di mulai pada pembuatan silabus atau pada perencanaan kurikulum. Berikut

bagannya :

C. Pengaruh teknologi pendidikan telah berada pada puncak pengambilan keputusan. Dalam

pengambilan keputusan di cantumkan sumber dan media yang digunakan untuk

pembelajaran.

Perencanaan

Kurikulum

Penentuan

Kurikulum

Implementasi

Kurikulum

Audiovisual

Tradisioanal

MEDIA

PERENCANAAN

KURIKULUM

IMPLEMENTASI

KURIKULUM

PENENTUAN

KURIKULUM

Page 166: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 166 http://romidwisyahri95.blogspot.com

5. FUNGSI DAN PERANAN KURIKULUM

Dilihat dari sisi pengembangannya kurikulum memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : (a)

fungsi perspektif, yaitu mencegah kesalahan para pengembangan kurikulum terutama dalam

melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana kurikulum, (b) fungsi korektif, yaitu

mengoreksi dan membenarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang

kurikulum, dan (c) fungsi konstruktif, yaitu memberikan arahan yang jelas bagi para pelaksana

dan pengembang kurikulum untuk membangun kurikulum yang lebih baik lagi pada masa yang

akan datang. Sementar Hilda Taba (1926) mengemukakan terdapatnya tiga fungsi kurikulum,

yaitu (a) sebagi transmisi, yaitu mewariskan nilai-nilai kebudayaan, (b) sebagai trasformasi, yaitu

melakukan perubahan atau rekontruksi social, dan (c) sebagai pengembangan individu.

A. POLA INTRUKSIONAL

sistem instruksional adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang

sering dipakai oleh tenaga pengajar, model instruksional yaitu suatu model yang terdiri atas

empat komponen yang secara hakiki berbeda satu sama lainnya, model ini menitikberatkan

pembuatan keputusan intelektual oleh guru sebelum dan sesudah pengajaran dan oleh karenanya,

sebenarnya lebih berupa suatu model perencanaan dan penilaian dari suatu model ―prosedur

mengajar‖ pertama menentukan tujuan-tujuan instruksional secara spesifik dalam bentuk

perilaku siswa. Kedua mengadakan penilaian pendahuluan terhadap keadaan siswa pada saat ini

PERENCANAAN

KURIKULUM IMPLEMENTASI

KURIKULUM

PENENTUAN

KURIKULUM SUMBER

DAN MEDIA

Page 167: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 167 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan instruksional tersebut. Dan ketiga menilai pencapaian

tujuan-tujuan tersebut oleh siswa.

1. Implementasi (Penggunaan) Sistem Instruksional

Penggunaan sistem instruksional dalam pembelajaran didalam kelas dapat diklasifikasikan

menjadi tiga tahap, yaitu :

a. Tahap awal

Tahap pembelajaran awal ini adalah langkah pertama sebelum materi pembelajaran

berlangsung, yaitu memberikan pencerahan terhadap pola piker siswa tentang apa yang ingin

diajarkan, diberikan bayangan sebelum memasuki tahap yang serius, tahap awal ini memiliki

banyak teori dan metode yang bisa digunakan diantaranya adalah mengatur tatanan kelas yang

nyaman dan epektif seperti group resume (resume kelompok) prosedurnya dibentuk seperti :

Bagilah peserta kedalam beberapa kelompok, terdiri dari 3 sampai 6 anggota.

Beritahukan kepada mereka bahwa kelas memiliki kesatuan bakat danpengalaman yang

sangat hebat. Memberikan motivasi kepada setiap kelompok agar aktif dan bervariasi

dalam menela‘ah materi.

b. Tahap Inti

Pada tahapan ini pengajar menguraikan materi yang diajarkan kepada siswa dengan

menggunakan metode dan teknik yang nyaman dan mudah dimengerti oleh siswa sehingga siswa

tidak mudah jenuh dan tidak cepat merasa bosan seperti yang ada dalam bukunya Mel Silberman

yang menawarkan metode aktif dan variable salah satunya adalah Listening Team (tim

pendengar)

• Buatlah kelas menjadi empat kelompok

• Masimg-masing kelompok diberi tugas, kelompok pertama sebagai penanya,

kelompok kedua sebagai orang yang setuju, kelompok yang ketiga sebagai orang

yang tidak setuju, sedangkan yang terakhir sebagai pemberi contoh.

• Sampaikan pelajaran yang didasarkan dengan pelajaran

• Suruhlah tiap-tiap tim untuk bertanya, sepakat dan sebagainya.

c. Tahap Akhir

Page 168: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 168 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Setelah materi diberikan kepada siswa dan waktu telah hamper habis untuk pembelajaran

maka tahapan yang paling akhir ialah bagaimana siswa belajar agar tidak lupa tentunya dengan

berbagai strategi yang bisa digunakan salah satunya adalah Reviewing Strategies (meninjau

ulang).

Salah satu cara paling meyakinkan untuk menjadikan belajar tepat adalah menyertakan

waktu untuk meninjau apa yang telah dipelajari. Materi yang telah ditinjau (review) oleh peserta

didik mungkin disimpan lima kali lebih banyak dari materi yang tidak ditinjau. Hal itu karena

peninjauan memudahkan peserta didik untuk mempertimbangkan informasi dan menemukan

cara-cara untuk menyimpannya dalam otaknya.

2. Tujuan Pembelajaran Dengan Sistem Instruksional

Tujuan instruksional yang dikembangkan pada saat ini adalah tujuan instruksional ganda,

dalam artian bahwa tujuan instruksional ini memiliki dua komponen yaitu Tujuan Instruksional

Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Tujuan instruksional umum ini merupakan tujuan dari kurikuler, ialah tujuan pendidikan

secara umum menjadi tujuan khusus dan operasional, sebab pada dasarnya tujuan pendidikan

hanya dapat mungkin di capai bila tujuan itu di rumuskan ke dalam rumusan yang khusus dan

operasional.

Dalam kurikulum SLTP 1975 bidang studi agama islam, dapat dilihat bahwa tujuan

kurikuler bidang studi agama islam di SMP yang berjumlah empat belas itu di jabarkan sehingga

menjadi delapan puluh tujuan instruksional umum (TIU).

Tujuan instruksional umum (TIU) pada akhir mata kuliah ini mahasiswa akan dapat :

i) Menentukan langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum dan proses membuat

disain pendidikan.

ii) Menjelaskan hubungan antara pengembangan dan desain pembelajaran.

iii) Mengidentifikasi dan menyatakan alasan atau rasional memilih pendekatan

kurikulum.

iv) Mengembangkan silabus suatu mata kuliah menurut pemilihan sendiri yang meliputi:

b) tujuan umum (TU)

Page 169: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 169 http://romidwisyahri95.blogspot.com

c) rasional

d) hasil belajar siswa

e) persyaratan bagi siswa

f) bacaan wajib dan bacaan pelengkap

g) skala evaluasi

h) kepustakaan

i) Mengembangkan kurikulum suatu mata kuliah.

ii) Membuat desain suatu rencana pembelajaran dari silabus mata kuliah.

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Tujuan ini adalah langkah yang paling akhir dalam upaya membuat rumusan tujuan

pendidikan yang paling khusus dan operasional. tujuan instruksional khusus (TIK) dapat di

artikan sebagai rumusan tujuan yang berisi kualifikasi khusus yang di harapkan di miliki siswa

setelah selesai mengikuti kegiatan belajar mengajar tertentu. Tujuan instruksional khusus adalah

tujuan yang hendak di capai guru setiap kali mengajar.

Maksud dari kedua tujuan instruksional ini adalah upaya untuk mengembangkan tujuan

pendidikan secara universal yaitu tujuan pendidikan umum berfokuskan pada semua mata

pelajaran yang ada disetiap sekolah dan madrasah, sedangkan tujuan instruksional khusus adalah

tujuan pembelajaran yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung (proses pembelajaran),

atau komponen-komponen yang akan dipaparkan untuk mengajar haruslah dikutip atau disajikan

dalam berbentuk lembaran sebelum pelajaran itu berlangsung. Contohnya SAP ( Satuan Acara

Perkuliahan) atau silabus perkuliahan yang disajikan oleh tenaga pengajar.

Pada pola pembelajaran pengaruh penerapan teknologi pendidikan terletak pada tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk itu, metode pembelajaran harus ditetapkan sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai. Macam-macam metode pembelajaran diantaranya :

Metode Ceramah

Metode Tanya jawab

Metode Diskusi

Metode Pemberian tugas

Page 170: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 170 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Metode Eksperimen

Metode Demonstrasi

Metode Bermain Sambil Belajar

Metode Belajar Kelompok

Dalam metodenya, pengaruh penerapan teknologi pendidikan juga membutuh pola dalam

pembelajarannya. Yaitu :

1. Guru adalah salah satu-satunya sumber untuk membelajarkan anak didiknya.

2. Dalam pembelajaran, guru dapat menggunakan media sebagai alat bantu dalam belajar.

3. Pada pola ini, siswa belajar melalui media dan penjelasan yang disampaikan oleh guru.

4. Pola ini, guru tidak berada langsung di dalam kelas tetapi guru hanya terlibat dalam

mendesain media pembelajaran yang akan digunakan siswa dalam pembelajarannya.

TUJUAN

PEMBELAJARAN

MATERI DAN

METODE GURU SISWA

TUJUAN

PEMBELAJARAN

MATERI DAN

METODE

GURU + ALAT PERAGA

SISWA

TUJUAN

PEMBELAJARAN

MATERI DAN

METODE

GURU

MEDIA

SISWA

TUJUAN

PEMBELAJARAN

MATERI DAN

METODE MEDIA SISWA

Page 171: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 171 http://romidwisyahri95.blogspot.com

3. Macam-Macam Pola Instruksional

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam proses

belajar, pembelajaran memiliki dua unsur penting yakni siswa dan guru. Bagi siswa metode

pembelajaran sangat penting dalam menentukan prestasi dan pengembangan potensi pribadi.

Guru memiliki peranan penting dalam menerapkan metode pembelajaran di kelas untuk

mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Quantum learning sebagai salah satu metode belajar

dapat memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang menyenangkan

dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi

proses belajar metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) memiliki

manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan potensi akademis (prestasi belajar) maupun

potensi kreatif yang terdapat dalam diri siswa.

A. Pola Instruksional Tradisional

Pembelajaran tradisional pada umumnya guru mempunyai kedudukan sebagai satu-

satunya sumber belajar dalam sistem instruksional. Guru memegang kontrol dan kendali

sepenuhnya dalam menetapkan isi dan metode belajar, bahkan kadang-kadang juga dalam

menilai kemajuan belajar mahasiswa. Pola instruksional ini dapat disebut dengan diagram.

B. Pola Instruksional dengan Sumber Belajar Berupa Orang Dibantu Sumber Lain

Kecenderungan standarisasi masukan pada dasarnya beranggapan bahwa adanya standar

tersebut mempunyai nilai ekonomis, di samping juga dapat memperbaiki kontrol atas proses

kegiatan. Nilai ekonomis yang diperoleh dengan adanya standar masukan, misalnya atas buku

teks, satu bentuk dan desain gedung serta fasilitas sekolah, satu bentuk papan tulis dan lain-lain

sumber.

Perkembangan teknologi mula-mula dengan ciri instrumentasi sebagai perpanjangan

anggota badan manusia mengubah orientasi, mengubah teknik, dan juga mengubah situasi

belajar. Dalam situasi inilah maka dalam pola instruksional terdapat sub komponen baru yaitu

alat yang dipakai oleh guru sebagai sarana untuk membantu pelaksanaan kegiatan. Pola

instruksional yang memanfaatkan sumber belajar lain disamping guru.

Page 172: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 172 http://romidwisyahri95.blogspot.com

C. Pola Instruksional dengan Sumber Belajar Berupa Orang (Guru) Bekerja Sama

Dengan Sumber Belajar Lain.

Makin majunya ilmu dan cakrawala manusia mengakibatkan tiap generasi penerus harus

belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik. Agar sistem pendidikan secara efektif,

maka tidak memadai apabila dipakai sumber belajar yang berupa guru, buku, alat audio visual,

dan lain-lain. Mulai dirasakan perlu adanya cara baru dalam mengkomunikasikan segala

pengetahuan dan pesan baik

secara verbal maupun non verbal. Alat tidak lagi merupakan hasil pengetahuan manusia,

tetapi juga sarana untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan khusus, di samping

untuk mengembangkan terus pengetahuan, ketrampilan, dan teknik baru. Di samping itu mulai

disadari bahwa standarisasi pada masukan belum dapat menjamin hasil yang baik, kiranya

diperlukan adanya standarisasi dalam proses dengan jalan lebih memprogram proses itu sendiri.

Dalam hubungan ini sumber belajar tertentu khusus dipersiapkan untuk dapat dipakai oleh

peserta didik dalam kegiatan instruksional secara langsung. Sumber ini lazim berupa media yang

dipersiapkan secara khusus oleh kelompok guru- media yang berinteraksi dengan peserta didik

secara tidak langsung, yaitu melalui media. Guru dan guru media ini saling berinteraksi dengan

peserta didik berdasarkan satu tanggung jawab bersama.

D. Pola Instruksional dengan Belajar Mandiri

Meningkatnya kebutuhan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, semakin

dirasakan terbatasnya sumber belajar yang berupa guru. Di samping meningkatnya tuntutan

profesional terhadap guru, juga berkembangnya lapangan kerja baru yang memberikan jaminan

hidup yang lebih baik, akan membatasi jumlah guru yang baik. Memperbanyak guru yang baik

tidak mungkin dapat dilaksanakan secara fisik, tetapi masih dimungkinkan memperbanyak

karyanya berupa berbagai media instruksional.

Guru yang baik dapat ditugaskan untuk mempersiapkan bahan pembelajaran yang

lengkap secara sistematis dan terprogram dalam bentuk modul atau paket untuk keperluan belajar

mandiri lainnya. Apabila peserta didik sudah mempunyai disiplin yang tinggi, latar belakang

pengalaman cukup luas dan pola berpikir sudah lebih matang, maka interaksi langsung antar

peserta didik dengan media yang dipersiapkan oleh guru ahli, dapat berjalan tanpa intervensi

guru kelas.

Page 173: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 173 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Dengan demikian kehadiran guru dapat sepenuhnya digantikan oleh sumber belajar yang

diciptakannya. Media semacam ini disebut guru-media. Pola instruksional ini dapat digambarkan

sebagai berikut.

E. POLA INSTRUKSIONAL QUANTUM LEARNING

Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat

mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang

menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik

meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi

DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para

siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas

(yang terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov,

pendidik berkebangsaan Bulgaria.

Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya

adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun

memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik

digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi

mereka didorong lebih jauh. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif

bermunculan.

Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan

belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang

mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang

efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir

positif, dan emosi yang sehat.

―Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik

(NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti

hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian

siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan

bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk

merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan

menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang (Bobby De Porter dan Hernacki, 1992)

Page 174: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 174 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Beberapa hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah sebagai berikut. Para

siswa dikenali tentang ―kekuatan pikiran‖ yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak manusia

mempunyai potensi yang sama dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan

tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil

penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang

anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan

bahasa yang kacau dengan ―cara yang menyenangkan dan bebas stres‖. Bagaimana faktor-faktor

umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk

belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan

rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi

keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan―kegembiraan dan

tepukan.‖

B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN TENTANG PENDIDIKAN

A. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama

dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh

pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).

Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :

1. G. R. Terry

Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai ―pemilihan alternatif kelakuan

tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada‖.

2. Harold Koontz dan Cyril O‘Donnel

Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu

cara bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak

ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

Page 175: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 175 http://romidwisyahri95.blogspot.com

3. Theo Haiman

Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara

bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih

oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan

pemecahan masalah.

4. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan

Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari

sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.

5. Chester I. Barnard

Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam

gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah

laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah

proses pemilihan alternatif solusi untuk masalah. Secara umum pengambilan keputusan adalah

upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada.

B. Teori Pengambilan Keputusan

1. Teori Rasional Komprehensif

Teori pengambilan keputusan yang paling dikenal dan mungkin pula yang banyak

diterima oleh kalangan luas ialah teori rasional komprehensif. Unsur-unsur utama dari teori ini

dapat dikemukakan sebagai berikut :

a.Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari

masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang dapat

diperbandingkan satu sama lain.

b.Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat keputusan amat

jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan urutan kePentingannya

c.Berbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara saksama.

d.Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditmbulkan oleh setiap altenatif Yang diPilih

diteliti.

e.Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang menyertainya,

dapat diperbandingkan dengan alternatif-altenatif lainnya.

Page 176: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 176 http://romidwisyahri95.blogspot.com

f.Pembuat keputusan akan memilih alternatif‘ dan akibat-akibatnya‘ yang dapat

memaksimasi tercapainya tujuan, nilai atau Sasaran yang telah digariskan.

Teori rasional komprehensif banyak mendapatkan kritik dan kritik yang paling tajam

berasal dari seorang ahli Ekonomi dan Matematika Charles Lindblom (1965 , 1964′ 1959)‘

Lindblom secara tegas menyatakan bahwa para pembuat keputusan itu sebenarya tidaklah

berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit dan terumuskan dengan jelas.

Lebih lanjut, pembuat keputusan kemungkinan juga sulit untuk memilah-milah secara

tegas antara nilai-nilainya sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini masyarakat. Asumsi penganjur

model rasionar bahwa antara fakta-fakta dan nilai-nilai dapat dengan mudah dibedakan, bahkan

dipisahkan, tidak pemah terbukti dalam kenyataan sehari-hari. Akhirnya, masih ada masalah‘

yang disebut ,,sunk_cost,,. Keputusan_-keputusan, kesepakatan-kesepakatan dan investasi

terdahulu dalam kebijaksanaan dan program-program yang ada sekarang kemungkinan akan

mencegah pembuat keputusan untuk membuat keputusan yang berbeda sama sekali dari yang

sudah ada.

Untuk konteks negara-negara sedang berkembang, menurut R‘s. Milne (1972), model

irasionar komprehensif ini jelas tidak akan muduh diterapkan. Sebabnya ialah: informasi/data

statistik tidak memadai ; tidak memadainya perangkat teori yang siap pakai untuk kondisi-

kondisi negara sedang berkembang ; ekologi budaya di mana sistem pembuatan keputusan itu

beroperasi juga tidak mendukung birokrasi di negara sedang-berkembang umumnya dikenal

amat lemah dan tidak sanggup memasok unsur-unsur rasionar dalam pengambilan keputusan.

2. Teori Inkremental

Teori inkremental dalam pengambilan keputusan mencerminkan suatu teori pengambilan

keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan (seperti daram teori

rasional komprehensif) dan, pada saat yang sama, merupakan teori yang lebih banyak

menggambarkan cara yang ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil

kepurusan sehari-hari.

Pokok-pokok teori inkremental ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 177: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 177 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk

mencapainya dipandang sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada sebagai sesuatu

hal yang saling terpisah.

Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa altematif yang

langsung berhubungan dengan pokok masalah dan altematif-alternatif ini hanya

dipandang berbeda secara inkremental atau marginal bila dibandingkan dengan

kebijaksanaan yang ada sekarang.

Bagi tiap altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja yang akan

dievaluasi.

Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan secara terarur.

Pandangan inkrementalisme memberikan kemungkin untuk mempertimbangkan dan

menyesuaikan tujuan dan sarana serta sarana dan tujuan sehingga menjadikan dampak

dari masalah itu lebih dapat ditanggulangi.

Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap masalah. Batu uji

bagi keputusan yang baik terletak pada keyakinan bahwa berbagai analisis pada akhirnya

akan sepakat pada keputusan tertentu meskipun tanpa menyepakati bahwa keputusan itu

adalah yang paling tepat sebagai sarana untuk mencapai tujuan.

Pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat perbaikan-perbaikan

kecil dan hal ini lebih diarahkan untuk memperbaiki ketidaksempunaan dari upaya-upaya

konkrit dalam mengatasi masalahsosial yang ada sekarang daripada sebagai upaya untuk

menyodorkan tujuan-tujuan sosial yang sama sekali baru di masa yang akan datang.

Keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pada hakikatnya merupakan

produk dari saling memberi dan menerima dan saling percaya di antara pelbagai pihak yang

terlibat dalam proses keputusan tersebut. Dalam masyarakat yang strukturnya majemuk paham

lnkremental ini secara politis lebih aman karena akan lebih gampang untuk mencapai

kesepakatan apabila masalah-masalah yang diperdebatkan oleh berbagai kelompok yang terlibat

hanyalah bersifat upaya untuk memodifikasi terhadap program-program yang sudah ada daripada

jika hal tersebut menyangkut isu-isu kebijaksanaan mengenai perubahan-perubahan yang radikal

yang memiliki sifat ‖ ambil semua atau tidak sama sekali.

Page 178: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 178 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Karena para pembuat keputusan itu berada dalam keadaan yang serba tidak pasti

khususnya yang menyangkut akibat-akibat dari tindakan-tindakan mereka di masa datang, maka

keputusan yang bersifat inkremental ini akan dapat mengurangi resiko dan biaya yang

ditimbulkan oleh suasana ketidakpastian itu Paham inkremental ini juga cukup rcalistis karena ia

menyadari bahwa para pembuat keputusan sebenamya kurang waktu, kurang pengalaman dan

kurang sumber-sumber lain yang diperlukan untuk melakukan analisis yang komprehensif

terhadap semua altematif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada

3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)

Penganjur teori ini adalah ahli sosiologi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni setuju

terhadap kritik-kritik para teoritisi inkremental yang diarahkan pada teori rasional komprehensif,

akan tetapi ia juga menunjukkan adanya beberapa kelemahan yang terdapat pada teori

inkremental. Misalnya, keputusan-keputusan yang dibuat oleh pembuat keputusan penganut

model inkremental akan lebih mewakili atau mencerminkan kepentingan-kepentingan dari

kelompok-kelompok yang kuat dan mapan serta kelompok-kelompok yang mampu

mengorganisasikan kepentingannya dalam masyarakat, sementara itu kepentingan-kepentingan

dari kelompok-kelompok yang lemah dan yang secara politis tidak mampu mengorganisasikan

kepentingannya praktis akan terabaikan.

Lebih lanjut dengan memusatkan perhatiannya pada kepentingan/tujuan jangka pendek

dan hanya berusaha untuk memperhatikan variasi yang terbatas dalam kebijaksanaan-

kebijaksanaan yang ada sekarang, maka model inkremental cenderung mengabaikan peluang

bagi perlunya pembaruan sosial (social inovation) yang mendasar.

Oleh karena itu, menurut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam pembuatan

keputusan cenderung menghasilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo, sehingga

merintangi upaya menyempurnakan proses pembuatan keputusan itu sendiri. Bagi sarjana seperti

Dror– yang pada dasamya merupakan salah seorang penganjur teori rasional yang terkemuka —

model inkremental ini justru dianggapnya merupakan strategi yang tidak cocok untuk diterapkan

di negara-negara sedang berkembang, sebab di negara-negara ini perubahan yang kecil-kecilan

(inkremental) tidaklah memadai guna tercapainya hasil berupa perbaikan-perbaikan besar-

besaran.

Page 179: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 179 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Model pengamatan terpadu juga memperhitungkan tingkat kemampuan para pembuat

keputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan, bahwa semakin besar kemampuan

para pembuat keputusan untuk memobilisasikan kekuasaannya guna mengimplementasikan

keputusan-keputusan mereka, semakin besar keperluannya untuk melakukan scanning dan

semakin menyeluruh scanning itu, semakin efektif pengambilan keputusan ‗tersebul Dengan

demikian, moder pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi

yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan moder inkremental dalam

proses pengambilan keputusan.

C.Kriteria pengambilan Keputusan

Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman perilaku

para pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) kategori, yaitu:

(1) Nilai-nilai Politik

Pembuat keputusan mungkin melakukan penilaian atas altematif kebijaksanaan yang

dipilihnya dari sudut pentingnya altematif-altematil itu bagi partai politiknya atau

bagi kelompok-kelompok klien dari badan atau organisasi yang dipimpinnya.

Keputusan-keputusan yang lahir dari tangan para pembuat keputusan seperti ini

bukan mustahil dibuat demi keuntungan politik‘ dan kebijaksanaan dengan demikian

akan dilihat sebagai instrumen untuk memperluas pengaruh-pengaruh politik atau

untuk mencapai tujuan dan kepentingan dari partai politik atau tujuan dari kelompok

kepentingan yang bersangkutan.

(2) Nilai-nilai organisasi

Para pembuat kepurusan, khususnya birokrat (sipil atau militer), mungkin dalam

mengambil keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat di

dalamnya‘ Organisasi, semisal badan-badan administrasi, menggunakan berbagai

bentuk ganjaran dan sanksi dalam usahanya untuk memaksa para anggotanya

menerima, dan bertindak sejalan dengan nilai-nilai yang telah digariskan oleh

organisasi. Sepanjang nilai-nilai semacam itu ada, orang-orang yang bertindak selaku

pengambil keputusan dalam organisasi itu kemungkinan akan dipedomani oleh

pertimbangan-pertimbangan semacam itu sebagai perwujudan dari hasrat untuk

melihat organisasinya tetap lestari, unuk tetap maju atau untuk memperlancar

Page 180: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 180 http://romidwisyahri95.blogspot.com

program-program dan kegiatan-kegiatannya atau atau untuk mempertahankan

kekuasaan dan hak-hak istimewa yang selama ini dinikmati.

(3) Nilai-nilai Pribadi

Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan fisik atau

kebutuhan finansial‘ reputasi diri, atau posisi historis kemungkinan juga digunakan-

oleh para pembuat teputusan sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan.

Para politisi yang menerima uang sogok untuk membuat kepurusan tertentu yang

menguntungkan si pemberi uang sogok, misalnya sebagai hadiah pemberian perizinan

atau penandatanganan kontrak pembangunan proyek tertentu, jelas mempunyai

kepentingan pribadi dalam benaknya. Seorang presiden yang mengatakan di depan

para wartawan bahwa ia akan menggebut siapa saja yang bertindak inkonstirusional,

jelas juga dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan pribadinya‘misalnya agar ia

mendapat tempat terhormat dalam sejarah bangsa sebagai seseorang yang konsisten

dan nasionalis.

(4) Nilai-nilai Kebijaksanaan

Dari perbincangan di atas, satu hal hendaklah dicamkan, yakni janganlah kita

mempunyai anggapan yang sinis dan kemudian menarik kesimpulan bahwa para

pengambil keputusan politik inr semata-mata hanyalah dipengaruhi oleh

pertimbangan-penimbangan demi keuntungan politik, organisasi atau pribadi. Sebab,

para pembuat keputusan mungkin pula bertindak berdasarkan atas penepsi mereka

terhadap kepentingan umum atau keyakinan tertentu mengenai kebijaksanaan negara

apa yang sekiranya secara moral tepat dan benar. Seorang wakil rakyat yang

mempejuangkan undang-undang hak kebebasan sipil mungkin akan bertindak sejalan

dengan itu karena ia yakin bahwa tindakan itulah yang secara moral benar, dan bahwa

persamaan hak-hak sipil itu memang merupakan tujuan kebijaksanaan negara yang

diinginkan, tanpa mempedulikan bahwa perjuangan itu mungkin akan

menyebabkannya mengalami resiko-resiko politik yang fatal.

(5) Nilai-nilai Ideologis

Ideologi pada hakikatnya merupakan serangkaian nilai-nilai dan keyakinan yang

secara logis saling berkaitan yang mencerminkan gambaran sederhana mengenai

dunia serta berfungsi sebagai pedoman benindak bagi masyarakat yang meyakininya.

Page 181: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 181 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Di berbagai negara sedang berkembang di kawasan Asia, Afrika dan Timur Tengah

nasionalisme yang mencerminkan hasrat dari orang-orang atau bangsa yang

bersangkutan untuk merdeka dan menentukan nasibnya sendiri — telah memberikan

peran penting dalam mewamai kebijaksanaan luar negeri maupun dalam negeri

mereka. Pada masa gerakan nasional menuju kemerdekaan, nasionalisme telah

berfungsi sebagai minyak bakar yang mengobarkan semangat perjuangan bangsa-

bangsa di negara-negara sedang berkembang melawan kekuatan kolonial.

Di Indonesia, ideologi Pancasila setidaknya bila dilihat dari sudut perilaku politik

regim, telah berfungsi sebagai resep untuk melaksanakan perubahan sosial dan

ekonomi. Bahkan ideologi ini kerapkali juga dipergunakan sebagai instrumen

pengukur legitimasi bagi partisipasi politik atau partisipasi dalam kegiatan

pembangunan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat (Abdul

Wahab, Solichin, 1987).

D. Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan

Fungsi Pengambilan Keputusan : Individual atau kelompok baik secara institusional ataupun

organisasional, sifatnya futuristik.

Tujuan Pengambilan Keputusan : Tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak

berkaitan dengan masalah lain). Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat

bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif)

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Komposisi kelompok. Ada 6 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok.

i. penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi

ii. pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi

iii. komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling mendominasi

dalam kelompok.

iv. ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar opini, konsekuensinya

adalah semakin lemah partisipasi individu dalam kelompok tersebut.

Page 182: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 182 http://romidwisyahri95.blogspot.com

v. Kesamaan anggota kelompok Keputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila

anggota kelompok sama satu dengan yang lain.

vi. Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang dibuat

kelompok lebih ekstrim dibandingkan keputusan individu. Hal itu disebabkan karena

adanya perbadingan sosial. Tidak semua orang berada di atas rata-rata. Oleh karena itu

untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan yang jauh dari pendapat orang tersebut.

F. Model Pengambilan Keputusan

1. Model Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian (Certainty).

Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) hanya mempunyai satu hasil (pay

off tunggal). Model ini disebut juga Model Kepastian/ Deterministik.

2. Model Pengambilan Keputusan dalam kondisi Berisiko (Risk). Menggambarkan

bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan

masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya dapat diperhitungakan atau dapat diketahui.

Model Keputusan dengan Risiko ini disebut juga Model Stokastik.

3. Model Pengambilan Keputusan dengan Ketidakpastian (Uncertainty).

Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah

kemungkinan hasil dan masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya tidak dapat

diketahui/ditentukan. Model Keputusan dengan kondisi seperti ini adalah situasi yang paling sulit

untuk pengambilan keputusan. (Kondisi yang penuh ketidakpastian ini relevan dengan apa yang

dipelajari dalam Game Theory)

G. Langkah-langkah/Proses Pengambilan Keputusan

Secara umum, langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut:

1. Proses identifikasi atau perumusan persoalan keputusan. Identifikasi masalah

dapat dilakukan dengan berbagai cara. Penggunaan seven tools dalam manajemen biasanya dapat

membantu proses identifikasi ini.

2. Penetapan parameter dan variabel yang merupakan bagian dari sebuah persoalan

keputusan. Biasanya pemecahan masalah yang menggunakan model matematika sangat

memerlukan adanya variabel yang terukur.

Page 183: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 183 http://romidwisyahri95.blogspot.com

3. Penetapan alternatif-alternatif pemecahan persoalan. Alternatif pemecahan

masalah didapatkan dari analisis pemecahaan masalah.

4. Penetapan kriteria pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang terbaik.

Biasanya kriteria pemilihan ini didasarkan pada pay off atau hasil dari keputusan.

5. Pelaksanaan keputusan dan evaluasi hasilnya. Tahap ini disebut tahap

implementasi, dimana alternatif solusi yang terpilih akan diterapkan dalam jangka waktu tertentu

dan setelah itu akan dievaluasi hasilnya berdasarkan peningkatan atau penurunan pay off atau

hasil.

Kesimpulan : Dari poin-poin diatas dapat kita ketahui bahwa dalam proses pengambilan

keputusan hendaknya di awali dengan jenis keputusan yang akan diambil, setelah kita

mengetahui jenisnya barulah kita tentukan langkah pengambilan keputusan yang meliputi proses

identifikasi, penetapan parameter, alternatif, kriteria serta mengevaluasi hasilnya atau disebut

tahap implementasi. Sehingga pada akhirnya terciptalah sebuah keputusan yang adil dan

menguntungkan kedua belah pihak. Jika manajemen organisasi seperti itu seharusnya tidak ada

lagi penyelewengan kekuasaan dalam pengambilan keputusan seperti kasus Gayus tersebut.

Semoga pemegang kekuasaan pengambilan keputusan seperti Pengadilan atau Mahkamah Agung

hendaknya perlu membangun sistem pengambilan yang terbaik demi terciptanya rasa keadilan

bagi seluruh warga negara.

Page 184: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 184 http://romidwisyahri95.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Zainal. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya.

Nasution. (1989). Kurikulum dan Pengajaran. Bandung. PT Bumi Aksara.

Harjanto. (2011). Perencanaan Pemgajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

http://joko1234.wordpress.com/2010/03/18/model-sistem-instruksional-pembelajaran

Page 185: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 185 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 186: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 186 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB VIII

PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA

A. Sistem Belajar Jarak Jauh

A. Definisi pendidikan Jarak Jauh

Menurut Moore dan Kearsly dalam Setijadi (2005;1) pendidikan jarak jauh adalah belajar

yang direncanakan di tempat lain dan di luar tempat mengajar.

Menurut Setijadi (2005) pendidikan terbuka dan jarak jauh di Indonesia terdiri atas beberapa

jenis yaitu :

pendidikan dasar dan menengah terbuka dan jarak jauh yang terdiri dari SMP/MTs

terbuka dan jarak jauh dan SMA/MA terbuka dan jarak jauh

pendidikan terbuka dan jarak jauh pada tingkat Pendidikan Tinggi yang salah satu

contohnya adalah universitas terbuka

pendidikan non formal terbuka dan jarak jauh yang terdiri dari program kesetaraan

program paket A, paket B, dan paket C

pelatihan profesional jarak jauh, contohnya adalah PMJJ-PPM (Pelatihan Manajemen

Jarak Jauh PPM)

pendidikan guru jarak jauh, contoh FKIP universitas terbuka.

Dengan demikian, pada dasarnya pendidikan terbuka dan jarak jauh adalah jenis

pendidikan dimana peserta didik berjarak jauh dari pendidik, sehingga pendidikan tidak dapat

dilakukan dengan cara tatap muka sesering pendidikan reguler.

Karena itu penyampaian pesan pendidik kepada peserta didik harus dilakukan melalui

media yang berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju.

Media tersebut dapat berupa media cetak, radio, televisi, komputer, maupun yang sedang

berkembang saat ini adalah dengan menggunakan internet dan teleconverence. Sebuah media

dikembangkan sesuai dengan teknologi yang berkembang.

Oleh karena itu teknologi berperan sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan

terbuka dan jarak jauh. Tujuan pendidikan terbuka dan jarak jauh ini pada akhirnya diharapkan

peserta didik dapat belajar secara mandiri sehingga tercapai pemerataan pendidikan.

Page 187: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 187 http://romidwisyahri95.blogspot.com

B. Perkembangan Teknologi Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh

Berikut ini adalah perkembangan teknologi yang digunakan dalam pendidikan terbuka

dan jarak jauh (Pustekkom, 2005):

Tahun 1976 s.d 1990. pada tahun 1976 s.d 1990 pendidikan terbuka dan jarak jauh mulai

dirintis karena banyak guru SD yang belum lulus D II PGSD. Untuk itu pemerintah mulai

melakukan pemerataan pendidikan melalui universitas terbuka dan siaran radio

pendidikan yang disiarkan untuk meningkatkan mutu pendidikan serta menyebarkan

kesempatan memperoleh pendidikan khususnya di daerah terpencil. Radio dapat

dikatakan sebagai ―primadona‖ teknologi untuk pendidikan terbuka dan jarak jauh pada

masa itu. Teknologi yang kemudian berkembang setelah radio adalah televisi. Televisi

dengan programnya siaran televisi pendidikan sekolah kemudian menjadi salah satu

alternatif pendidikan terbuka dan jarak jauh. Televisi pendidikan sekolah merupakan

cikal bakal terbentuknya televisi edukasi (TV E).

Tahun 1991 s.d 2005. pada masa 1991 s.d 2005 teknologi yang digunakan dalam

pendidikan terbuka dan jarak jauh adalah komputer, jaringan internet, dan perangkat

multimedia. Disamping itu teknologi televisi juga berkembang dengan dikembangkannya

televise edukasi (TV E).

Pada masa setelah tahun 2005 sampai sekarang, teknologi berbasis e-learning dan mobile

terus berkembang melewati batas ruang dan waktu sehingga seakan tidak ada jarak yang

memiahkan untuk megenyam pendidikan yang merata pada seluruh lapisan masyarakat

dimanapun berada.

Kondisi Riil. Teorinya, teknologi yang berkembang saat ini memudahkan kita untuk

menyelesaikan masalah pemerataan pendidikan di Indonesia. Tetapi kenyataanya

masalah pemerataan pendidikan di Indonesia belum juga teratasi. Masih banyak peserta

didik yang ada di daerah pedalaman yang masih tertinggal pendidikannya di banding

dengan daerah perkotaan. Salah satu alasan terhambatnya pemerataan pendidikan di

Inonesia adalah tidak meratanya sarana dan prasarana yang digunakan sebagai media

pembelajaran. Teknologi yang berkembang belum sepenuhnya merata di salurkan ke

seluruh pelosok negeri. Misalnya masih terbatasnya komputer yang berjaringan internet

di pelosok papua atau daerah pedalaman lain.

Page 188: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 188 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Pada penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh, diperlukan teknologi sebagai

alat bantu pemerataan pendidikan. Beberapa teknologi pendidikan terbuka dan jarak jauh yang

berkembang saat ini antara lain radio dengan program siaran radio pendidikan, televisi melalui

program TV Edukasi (TV E), komputer dengan jaringan internet yang kemudian digunakan

sebagai pembelajaran berbasis e-learning, dan teknologi multimedia lain.

Semua teknologi itu jika digunakan pada seluruh pelosok negeri dapat mengatasi masalah

pemerataan pendidikan di Indonesia. Tetapi kenyataannya, sumber daya daerah yang tidak sama,

membuat perbedaan kemampuan daerah dalam memenuhi perkembangan teknologi yang maju

sangat pesat.

Tidak dipungkiri masih banyak daerah yang ‘tertinggal‘ untuk masalah teknologi.

Seharusnya teknologi bukan untuk membebani suatu daerah tetapi untuk mempermudah daerah

tersebut termasuk dalam pemerataan pendidikan melalui pendidikan terbuka dan jarak jauh.

B. Penggunaan modul dan paket belajar

bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan

dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri

dalam satuan waktu tertentu dan mencapai tujuab tertentu yang telah ditetapkan.

Tujuan disusunnya modul adalahagar peserta dapat menguasai kompetensi yang

diajarkan dalam diklat atau kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Bagi widiaiswara

atau guru, modul juga menjadi acuan dalam menyajikan dan memberikan materi selama diklat

atau kegiatan pembelajaran berlangsung.

Fungsi modul ialahsebagai bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

peserta didik. Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarah dan sistematis. Peserta

didik diharapkan dapat menguasai kompetesi yang dituntut oleh kegiatan pembelajaran yang

diikutinya.

modul elektronik adalah penggabungan istilah modul dalam menggabungkan bahan

belajar elektronil (e-book). dapat didefiniskan bahwa modul elektronik adalah sebuah bentuk

penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis dalam unit pembelajaran terkecil

untuk mencapai tujuan pembelajran tertentu, yang disajikan dalam format elektronik.

Page 189: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 189 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Berdasarkan pengertian itu terdapat perbedaan prinsip pengembangan antara modul

konvensional (cetak) dan modul elektronik. Perbedaan hanya pada penyajian bentuk fisik saja,

sedangkan komponen-komponennya tidak ada perbedaan.

Perbandingan modul cetak dan modul elektronik

Modul Elektronik Modul cetak

1. Ditampilkan dengan menggunakan

layar monitor/layar komputer

2. lebih praktis untuk dibawa keman-

mana,tidak peduli berapa banyak

modul didalamnya.

3. menggunakan CD,memory card atau

lainnya untuk menyimpan data.

4. biaya produksi lebih murah, tidak

perlu biaya untuk memperbanyak.

5. menggunakan sumber daya listrik dan

memerlukan komputer atau sejenisnya

untuk mengoperasikannya.

6. tahan lama dan tidak lapuk dimakan

waktu

7. naskah dapat disusun linear arau non

linear

8. dapat dilengkapi dengan audio dan

vidio dalam penyajiannya

1. Tampilannya hanya kumpulan kertas

yang berupa informasi

2. jika semakin banyak jumlah

halamannya maka akan semakin

besar pula ukurannya dan semakin

berat.

3. tidak menggunakan CD,memory

card atau lainnya untuk menyimpan

data.

4. biaya produksinya jauh lebih mahal

apalagi jika banyak warna, begitu

juga biaya tambahan untuk

memperbanyak, dan biaya lainnya.

5. tidak membutuhkan sumber daya

khusus untuk menghidupkannya.

6. daya tahan kertas terbatas lama-

kelamaan akan mudah robek.

7. naskah hanya disusun secara linear

8. tidak dapat dilengkapi dengan audio

dan vidio dalam penyajiannya,

hanya dapat dilengkapi dengan

ilustrasi saat penyajiannya.

Page 190: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 190 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1. Universitas terbuka

Universitas tebuka adalah perguruan tingggi negeri (PTN) KE-45 di indonesia yang

menerapkan sistem belajar terbuka dan jarak jauh, sistem belajar ini terbukti efektif untuk

meningkatkan daya jangkau dan pemerataan kesempatan pendidikan tinggi yang berkualitas

bagi semua warga negara indonesia, termasuk mereka yang tinggal di negara-negara terpencil,

baik di seluruh nusantara maupun di berbagai belahan dunia.

A. Latar Belakang

Adanya keterbatasan waktu dan tempat dalam mengembangkan dan meningkatkan

pendidikan serta meningkatkan kemampuan profesional. Latar belakang tersebut akhirnya

membuat universitas terbuka memberikan kesempatan seluasnya kepada siapa saja untuk

meningkatkan pengetahuan,keterampilan,dan kompetensi.

a. Tujuan

Memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara indonesia dan warga negara

asing. Dimanapun tempat tinggalnya untuk memperoleh pendidikan tinggi.

Mengembangkan pelayanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau

karena alasan lain, tidak dapat melanjutkan belajar di perguruan tinggi tatap muka.

Mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional yang disesuaikan

dengan kebutuhan nyata pembangunan, yang belum banyak dikembangkan oleh

perguruan tinggi lain.

Melaksanakan tridarma perguruan tinggi dengan cara yang lebih terbuka yaitu

melalui sistem belajar jarak jauh (SBJJ)

b. Ciri-ciri universitas terbuka

Tidak ada pembatasan jangka waktu penyelesaian studi dan tidak memeberlakukan

sistem drop out.

Tidak ada pembatasan, baik tahun kelulusan ijazah SLTA maupun umur.

Page 191: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 191 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Waktu pendaftaran (registrasi) leluasa sepanjang tahun.

Ruang,waktu,dan tempat belajar yang fleksibel sesuai kondisi mahasiswa.

Penggunaan materi belajar multimedia, termasuk bahan belajar cetak baik yang

dilengkapi dengan kaset audio dan video/CD,CD-ROM, siaran radio dan TV, maupun

bahan belajar berbasis komputer dan internet.

c. Pelakanaan Belajar Mengajar

UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti

pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media

cetak (modul)maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet,siaran radio dan televisi).

Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia,tahun, ijazah,masa belajar,waktu

registrasi, frekuensi mengikuti ujian,dan sebagainya batasan yang ada hanyalah bahwa, setiap

mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas ( SMA atau yang

sederajat).

Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri. Cara belajar mandiri

menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat

dilakukan secara sendiri ataupun berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam

kelompok tutorial. UT menyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk dapat di pelajari secara

mandiri.

Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT, mahasiswa juga dapat

mengambil inisiatif untuk memamfaatkan perpustakaan, mengikuti siaran radio,mengikuti

tutorial, serta-menggunakan sumber belajar lain seperti bahan belajar berbatuan komputer dan

program audio/video. Apabila mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat meminta informasi

atau bantuan tutorial kepada ketua jurusan masing-masing.

d. Kurikulum

Mengikuti tiap program studi di universitas terbuka meliputi antara 48-50 mata kuliah

dengan jumlah sks antara 145-146. Disamping harus menyelesaikan semua mata kuliah tersebut,

mahasiswa harus menempuh ujian komprehensif tertulis (UKT) yaitu ujian tertulis (essay)

sebagai pengganti pembuatan skripsi.

Page 192: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 192 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Pada saat UKT biasanya mahasiswa dihadapkan kepada satu soal ( biasa berupa kasus)

untuk bisa dijawab dengan pendekatan disiplin ilmu dari 4-5 mata kuliah inti dari masing-masing

program studi..

e. Media dan Sumber balajar

Bahan ajar cetak: buku materi pokok (BMP), buku materi suplemen, buku petunujuk

praktek dan pratikum, atau referensi lainnya.

Bahan ajar non-cetak: kaset audio,kaset video,siaran radio dan televisi, bahan ajar

berbatuan komputer dalam disket atau CD.

Bahan ajar cetak dan non-cetak : audiografis.

Bahan ajar cetak (modul)merupakan bahan ajar utama yang didesain untuk

dapatdigunakan secara mandiri tanpa bantuan tutor. Modul-modul yang ada juga telah dilengkapi

dengan bahan ajar non-cetak seperti kaset audiovideo,CD, siaran radio dan televisi, serta bahan

ajar berbasis komputer dan internet (CAI dan web supplement).

UT menjamin bahan ajar dan bahan ujian yang berkualitas.Bahan ajar dengan bahan ujian

UT dikembangkan oleh penulis yang ahli dalam bidangnya yang merupakan dosen-dosen dari

perguruan tinggi terkemuka di indonesia. Kualitas bahan ajar UT telah dikenal oleh masyarakat

luas dan banyak digunakan oleh perguruan tinggi lain di indonesia.

f. Tenaga Pendidik

Dalam penyelenggaraan pendidikan, UT bekerja sama dengan semua perguruan tinggi

negeri/swata serta instansi yang relevan yang ada di indonesia. Pada setip provinsi atau kota

yang terdapat perguruan tinggi negeri, teredia unit layanan UT yang disebut layanan unit

program belajar jarak jauh-universitas terbuka (UPBJJ-UT).

Perguran tinggi negeri setempat berperan sebagai pembina UPBJJ-UT serta membantu

dalam penulisan bahan ajar, tutoril,pratikum, dan ujian.

g. Sumber Dana

Terdapat dua sumber dana yang dikucurkan oleh universitas ke tingkat program studi,

yaitu dana yang bersumber dari DIK-S (dana dari masyarakat) dan DIP (dana proyek/dana

pembangunan dari pemerintah). Meskipun pada tingkat universitas, UT memiliki tiga sumber

dana, yaitu DIK,DIP,dan DIK-S.

Page 193: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 193 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Mulai tahun 2005 sumber dana DIK (dana rutin dari pemerintah) dan DIP digabungkan

dan disebut sumber dana yang disebut dengan DIPA. Dana DIK terutama dipakai untuk

penggajian dosen dan karyawan Lainnya dan pengelolaannya bukan mrupakan wewenang prodi.

2. SMA Terbuka

SMA Terbuka adalah subsistem pendidian pada jenjang pendidikan menengah yang

mengutamakan kegiatan belajar mandiri para peserta didiknya dengan bimbingan terbatas dari

orang lain

A. Latar belakang

SMA Terbuka merupakan salah satu model layanan pendidikan alternatif jalur

sekoalh tingkat menengah yang diselenggarakan oleh reguler.SMA Terbuka bukanlah

lembaga atau UPT baru yang berdiri sendiri,melainkan menginduk pada SMA reguler

yang telah ada.

Dengan demikian,SMA reguler yang menjadi Sekolah Induk SMA Terbuka

menyelenggarakan pendidikan dengan dual mode system (tugas ganda).Artinya ,sekolah

induk SMU Terbuka sekaligus melayani dua kelompok peserta didik yang

berbeda,dengan cara belajar yang berbeda .

Dalam hal ini,Sekolah Induk SMU Terbuka diberi perluasan atau tambahan peran

,yaitu berupa layanan pendidikan dengan sisitem belajar jarak jauh yang diperuntukkan

bagi peserta didik yang memiliki kendala tertentu.

1) Tujuan

Perintisan SMU terbuka dilakukan dengan tujuan memberikan kesempatan belajar bagi

lulusan SLTP/MTS yang karena berbagai kendala sosial ekonomi,geograsis,waktu dan lainnya

maka tidak dapat menikuti pendidikan pada tingkat SLTA.Pada tahun 2001 dilakukan

pemnatapan perintisan SMU terbuka dengan melibatkan unsur pemerintah daerah dan unsur

dinas pendidikan kabupaten/kota.

Page 194: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 194 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Perintisan SMU terbuka dilandasi oleh kerangka konseptual yang cukup matang bagi dari

segi teori,filsafat,pola,pembelajaran,pola kelembagaan,maupun sisitem jaminan kualitasnya

(quality assuranrea)uji coba SMU terbuka telah dilakukan pada tahun 2002/2003 di 7 lokasi.

2) Ciri-ciri SMA terbuka

SMA terbuka merupakan pola pendidikan yang menerapkan sistem belajar jarak jauh

pada jenjang pendidikan menengah yang kegiatan pembelajarannya dilaksanakan sevcara

fleksibel melalui penerapan prinsi-prinsip belajar mandiri.pada hakekatnya sma terbuka sama

dan sederajat dengan SMA reguler/konvensional.

Perbedaanya hanya terletak pada aspek pembelajarannya dimana para peserta didik SMA

terbuka belajar secara perseorangan maupun dalam kelompok kecil,(pustekom-depdiknas

2000)karakteristik pendidikan SMA terbuka dapat dilihat dari aspek tujan,peserta didik,bahan

belajar,stategi pembelajaran ,evaluasi dan sertifikasi.

3) Pelaksanaan belajar mengajar

kegiatan belajar siswa tidak harus dilakukan dalam ruang kelas formal dengan tatap

muka langsung dengan guru mata pelajaran .

secara periodik siswa berkonsultasi dengan staf sekolah (kepala sekolah ,wakil kepala

sekolah,guru)untuk memecahkan kesulitandan masalah belajar.

secara teratur siswa belajar dan menelesaikan tugas-tugas individual.

Dari informasi tersebut diatas dapat diruuskan bahwa model/sistem pendidikan SMU

terbuka adalah model/sistem pendidikan SMU yang sebahagian besar kegiatan pembelajarannya

dilaksanakan secra mandiri,dengan menggunakan bahan-bahan belajar yang dapat dipelajari

peserta didik secara mandiri tanpa dengan seminimal mungkin bantuan orang lain.

karena itulah para peserta didik SMU terbuka setiap harinya belajar mandiri di tempat

kegiatan belajar (TKB) di bawah supervisi guru pamong ,baik secara individual maupun dalam

bentuk kelompok-kelompok kelompok keil .guru pamong tidak bertugas mengajar karena

memang mereka bukanlah orang yang berkualifikasi mengajar di SMU.

3. Kurikulum

Page 195: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 195 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Umumnya sam dengan kurikulum SMA biasa .namun terdapat perbedaan dalam hal

waktu belajar.SMU terbuka tidak dituntut untuk datang setiap hari ke SMU reguler yang

ditentukan tetapi mereka hanya datang belajar setiap sore(pukul 14.00 s/d 17.00)selama 5 hari

setiap minggunya di TKB di bawah supervisi guru pamong .

pada umumnya untuk setiap mata pelajaran minimal mendapat alokasi tutorial selama

2x45 menit perbulan.sedangkan untuk mata pelajaran yang sukar seperti bahasa inggris

,matematika, fisika ,dan mata pelajaran yang penting seperti bahasa indonesia,dalam sebulan

minimal mendapat alokasi waktu tutorial 3x45 menit perbulan namun apabila SMU terbuka

tertentu menganut pola tutorial dua hari seminggu.maka jumlah alokasi waktu tutorial untuk

mata pelajaran yang sulit/penting minimal 4x45 menit dalam sebulan.

Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan di SMU terbuka yang setara dengan yang

dilaksanakan di SMU reguler adalah :

tes akhir modul (TAM) setara dengan tes tformatif atau ulangan harian pada SMU

reguler.

Tes akhir unit setara dengan tes tengah semester (mid semester test) pada SMU

reguler.

Tes akhir semester yang dilaksanakan pada setiap akhir semester adalah sama

dengan ulangan umum pada SMU reguler.Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat

keberhasilan peserta didik setelah mempelajari sejumlah modul selama satu

semester.

Ujian akhir merupakan ujian yang diselenggarakan untuk peserta didik SMU terbuka

kelas III pada akhirtahun ajaran yang pelaksanaanya mengikuti ketentuan yang

berlaku di SMU penyelenggara.

Sertifikasi yang diterima oleh para peserta didik SMU reguler yang telah berhasil

menyelesaikan pendidikannya di SMU adalah sama dengan yang diberikan kepada peserta didik

SMU terbuka.

4. Media dan sumber belajar

Page 196: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 196 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Bahan belajar utama yang digunakan para pesrta didik SMU terbuka berbeda dengan

yang digunakan di SMU reguler sekalipun acuan yang digunakan untuk pengembangan bahan

belajar adalah sama yaitu kurikulum SMU yg berlaku .

bahan belajar yang digunakan para peserta didik SMU terbuka adalh bahan belajar

mandiri cetak yang disebut modul dan bahan ajar dalam bentuk media lainnya atau penunjang

Bahan belajar yang digunakan peserta dididk SMU terbuka memang dirancang secara

khusus agar dapat dipelajari secaara mandiri baik secara individual atau kelompok-kelompok

kecil oleh peserta didik.bahasa yang digunakan dalam modul adalah bahasa yang komunikativ

mudah dipahami dan para peserta didik untuk mengevalusi diri sendiri baik melalaui unpan balik

segera (imediate feedbacks).

Maupun kunci jawaban-jawaban soal latihan tugas yang tersedia dalam modul yang akan

ditu njang oleh media non cetak yangterdiri dari program audio, vidio/vcd, dan media lainnya

yang perlu mendapat perhatian untuk dapat meningkatkan mutu pembelejaran SMU terbuka

5. Tenaga pendidik

Salah satu prinsipnya adalah mengoptimalkan pendayagunaan berbagai sumber daya

yang ada di masyarakat termasuk tenaga gurunya,guru mata pelajaran yang terdapat d SMU

reguler yang dijadikan sebagai sekolah induk SMU terbuka dengan memberikan konorarium

tambahan

1. SMP Terbuka

SMP Terbuka merupakan lembaga pendidikan formal yang tidak brdiri sendiri tetapi

merupakan bagian dari SMP Induk yang dalam menyelenggarakan pendidikannya

menggunakan metode belajar mandiri.

A. Latar Belakang

Trilogi Pembangunan memberikan tekanan pada pemerataan pembangunan yang hasilnya

menuju pada terciptanya keadilan sosial bagiseluruh rakyat. Sesuai dengan prinsip konsep

pemerataan perwujudan pelaksanaan kewajiban belajar.

Adapun gambaran umum latar belakang berdirinya SMP terbuka adalah :

Kekurangan fasilitas pendidikan dan tempat belajar

Tenaga kependidikan yang tidak cukup

Page 197: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 197 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Memperluas kesempatan belajar dalam rangka pemerataan pendidikan

Menanggulangi anak terlantar bagi anak yang tidak diterima di SMP Negeri

a. Tujuan

Permasalahan dalam pendidikan sangat kompleks. Salah satu alternative pemecahan

dimulai dari penemuan konsep SMP terbuka oleh pemerintah yang diilhami oleh berbagai

aspirasi masyarakat lapis bawah.

Mereka mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap pendidikan. Salah satu dari keinginan

mereka adalah agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan setelah tamat dari sekolah dasar

meskipun berbagai kendala menghimpit mereka.

Mulai dari kendala keuangan, waktu, letak geografis dan kendala transportasi. Mereka

mempunyai kemungkinan yang sangat keciluntuk mengeyam pendidikan di SMP reguler.

b. Ciri-ciri SMP Terbuka

Tebuka bagi siswa tanpa pembatasan umur dan tanpa syarat-syarat akademik.

Terbuka dalam memilih program belajar untuk mencapai ijazah formal, untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan jangka pendek yang bersifat praktis, insidensial dan

perorangan.

Terbuka dalam proses belajar mengajar yaitu tidak selalu diselenggarakan di ruang

kelas secara tatap muka, akan tetapi juga media seperti radio, media cetakan, kaset,

slide, model dan gambar-gambar.

Terbuka dalam keluar masuk kelas/sekolah sesuai waktu yang tersedia oleh siswa.

Terbuka dalam pengelolaan sekolah. Sekolah dikelola oleh pegawai negri dari

orang-orang lain yang diperlukan partisipasinya seperti warga dan pimpinan

masyarakat, orang tua siswa, dan pamong pemerintah setempat.

c. Pelaksanaan belajar mengajar

Page 198: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 198 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Rancangan operasional. Sebagai subsistem pendidikan yang baru di indonesia perlu

diadakn persiapan yang matang.

Penyusuna bahan belajar. Penyusunan bahan ajar disusun oleh tim pengembangan

kurikulum yang sudah ditugaskan.

Modul. Suatu pelajaran terkecil yang disusun menjadi suatu buku yang lengkap.

Program radio, kaset dan film bingkai. Naskah-naskah tersebut disusun oleh tim

pengembangan kurikulum. Setelah di review oleh ahli bidang studi bersama ahli

media kemudian di produksi dalam bentuk rekaman oleh balai produksi

PUSTEKOM.

Perintisan. Karena merupakan subsistem pendidikan baru perlu diadakan perintisan

untuk mengetahui cara penyelenggaraan dan pengelolaan sebaik-baiknya menurut

keadaan dan kondisi setempat.

Lokasi daerah perintisan. Yang dijadikan kriteria memilih lokasi perintisan adalah

keteserdiaan guru pembimbing dan pembina di daerah bersangkutan.

Penataran pelaksana. Penataran dapat dilakukan secara berantai artinya mereka yang

telah pernah ditatar dapat menatar calon pelaksana SMP terbuka di daerah masing-

masing.

d. Kesulitan-kesulitan

e. Orgnisasi dan pengelolaanPenyelenggaraan Smp terbuka menjadi tanggung jawab

direktorat Dikmenum, Direktorat Jenderal Dikdasmen.

f. Evaluasi system. Selain evaluasi hasil belajar dilakukan juga evaluasi sistem SMP

Terbuka.

g. Kurikulum. Kurikulum yang dipakai pada SMP terbuka adalah kurikulum yang berlaku

pada saat itu, sama halnya dengan kurikulum yang dipakai pada SMP Negeri pada

umumnya.

h. Media dan sumber belajar. Modul masih menjadi pilihan utama sumber belajar. Bahan

belajar yang digunakan peserta didik SMP terbuka memang di rancang secara khusus

agar dapat dipelajari secara mandiri, baik secara individual maupun dalam kelompok-

kelompok kecil oleh para peserta didik.

Page 199: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 199 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Dikatakan secara khusus dengan menpelajari modul, para peserta didik dikondisikan

seolah-olah berintekrasi dengan guru. Bahasa yang digunakan di dalam modul adalah

bahasa yang komunikatif, mudah dipahami, dan memungkinkan para peserta didik untuk

mengevaluasi diri sendiri, baik melalui umpan balik segera (imediate feedbacks) maupun

kunci jawaban soal-soal latihan/tugas yang tersedia di dalam modul dan akan ditunjang

oleh media noncetak yang terdiri dari program audio, video dan media lainnya.

Jadi kualitas bahan belajar perlu mendapat perhatian untuk dapat meningkatkan mutu

pembelajaran di SMP Terbuka. Oleh karena itu, pengembangan bahan belajar dilakukan

secara sistematis sehingga dihasilkan bahan belajar yang berkualitas, baik segi isi materi,

penyajian, maupun tampilan. Dengan demikian bahan belajar tersebut menarik dan

mudah untuk di pelajari.

i. Tenaga pendidik. Tenaga kependidikan kepala sekolah, kepala sekolah dari SMP Terbuka

adalah kepala sekolah induk.

Guru Bina. Guru bina adalah guru pada sekolah induk yang diberi tugas untuk

mengajar di SMP Terbuka sesuai mata pelajaran yang ditentukan.

Guru Pamong. Guru pamong adalah pembimbing belajar mandiri siswa yaitu anggota

masyarakat yang peduli akan pendidikan. Dengan ketentuan minimal SMA, dan

berada pada lingkungan sekitar tempat kegiatan belajar.

j. Sumber Dana. Siswa SMP Terbuka sepenuhnya dibebaskan dari pungutan apapun,. Hal

tersebut dikarenakan biaya operasional SMP Terbuka sepenuhnya dibiayai oleh

pemerintah.

2. SD Kecil

SD Kecil adalah sekolah dasar yang pada umunya terdapat di daerah terpencil dengan

sistem pendidian yang berbeda dengan SD Konvensional. Jumlah siswa maksimal 60 orang

kelas I sampai dengan kelas IV dengan dua orang guru kelas dan satu kepalaa sekolah, proses

belajar mengajar di selenggarakan dengan menggunakan modul.

a. Latar Belakang

Didirikan untuk memberikan tempat belajar bagi siswa yang tidak bisa sekolah di

SD reguler karena jaraknya terlalu jauh. SDK biasanya didirikan di daerah terpencil jauh

Page 200: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 200 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dari perkotaan dengan kondisi jalan terjal, becek, atau berbatuan. SDK menampung anak-

anak warga dengan kondisi ekonomi yang sangat miskin. Siswa belajar tanpa sepatu,

seragam, dan tanpa biaya apapun.

b. Tujuan SD Kecil

SDK didirikan oleh warga secara gotong-royong didaerah terpencil yang jauh dari

perkotaan. Jarak dari pusat kota kecamatan tidak kurang dari 15 km. dengan kondisi jalan

terjal, tanah becek atau bebatuan serta sulit dilewati dengan kendaraan bermotor roda

dua. Tujuannya untuk memberikan tempat belajar bagi siswa yang tidak bisa sekolah di

SD reguler karena jaraknya terlalu jauh.

Lokasi SDK di tengah-tengah hutan atau diatas pegunungan yang sulit di-akses oleh

masyarakat pada umumnya. SDK untuk manampung anak-anak warga dengan kondisi

ekonomi sangat miskin. Siswa belajar tanpa sepatu,seragam, dan biaya apapun.

c. Ciri-ciri SD kecil

Kelas yang ada lebih seddikit dari SD biasa (tiga kelas)

Jumlah murid lebih kecil (20/30 orang)

Jumlah guru lebih sedikit dari guru SD biasa(tiga orang termasuk kepala sekolah)

Pendekatan belajar meliputi belajar sendiri,yaitu mempelajari modul, belajar

kelompok,klasikal.

Murid yang pandai dijadikan tutor untuk mengajar murid-murid lain.

d. Pelaksanaan belajar mengajar

Siswa mulai belajar pukul 08:00 WIB, dan pulang pukul 12:00 WIB. Apabila pukul

08:00 belum ada guru yang datang,maka siswa yang lebih tinggi membantu belajar siswa

yang dibawahnya. Siswa kelas VI membantu siswa kelas III, siswa kelas V membantu

kelas II dan kelas IV membantu belajar siswa kelas I

Selanjutnya, apabila guru yang ditunggu belum datang juga sampai jam 10:00 WIB,

maka semua siswa pulang ke rumah masing0masing secara bersama-sama.

e. Kurikulkum

Page 201: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 201 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Untuk kurikulum yang digunakan biasanya sama dengan kurikulum SD Regular

umumnya. Namun, biasanya yang banyak diajarkan adalah materi pelajaran Ujian

Nasional seperti Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Setelah kelas VI, siswa

yang akan mengikuti UN/UNAS harus bergabung dengan SD reguler terdekat, karena

SDK tidak mengadakan UN/UNAS sendiri.

Bahkan tidaka sedikit siswa yang baru kela V bisa diikutkan UN/UNAS, bila mana

siswa dianggap mampu mengikuti UN/UNAS. Jadi SDK seperti sekolah akselari di kota-

kota besar.

f. Media dan sumber belajar

Sama dengan SD regular, umumnya menggunakan buku-buku yng ada dan media-

media yang membantu dalam proses penyampaian pesan ilmu pengetahuan.

g. Tenaga pendidik

Guru tetap(PNS) satu orang sekaliigus sebagai kepala sekolah dibantu oleh tenaga

guru honorer atau sukarelawan pemuda-pemudi warga setempat yang berpendidikan

lulusan SLTP atau SLTA.

h. Sumber dana

Pemerintah membiayai pendanaan pada SDK, karena ditujukkan untuk anak-anak

yang tidak mampu dan terpencil. Siswa tidak di pungut biaya aapun.

3. SD Pamong

SD Pamong adalah lembaga pendidikan yang di selenggarakan oleh masyarakat, orang

tua, dan guru untuk memberikan pelayanan bagi anak putus sekolah, atau anak yang tidak

dapat dengan secara teratur belajar di sekolah.

A. Latar Belakang

Banyak anak-anak di desa-desa Asia Tenggara ternyata putus sekolah. Bukan karena

mereka bodoh, tapi karena mereka tidak bisa bersekolah seperti biasa. Mereka harus membantu

orang tuanya justru ketika kam sekolah, maka lahirlah di indonesia sistem sekolah SD Pamong,

di terapkan di Kebak Kramat sejak 1974, dan di Gianyar sejak 1977.

Page 202: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 202 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1. Tujuan

Membantu anak-anak yang tidak sepenuhnya dapat mengikuti pendidikan

sekolah atau membantu siswa yang drop-out.

Membantu anak-anak yang tidak mau trikat oleh tempat dan waktu dalam

belajar. Oleh karena itu belajar bisa sambil menggembalakan ternak, waktu

istirahat, dll.

Mengurangi penggunaan tenaga guru sehingga rasio guru terhadap murid

dapat menjadi 1:200. Pada SD biasa 1:40 atau 1:50

Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar, dengan pembiayaan yang

sedikit dapat di tampung sebanyak mungkin siswa

Dengan demikian, tujuan proyek pamong untuk menentukan alternatif sistem

penyampaian pendidikan dasar yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata yang sesuai dengan

kondisi kebanyakan daerah di indoneia.

2. Ciri-ciri SD Pamong

a. Pada umunya Guru dan Pengelola Lembaga pencari murid, berbeda dengan SD

reguler yang muridnya telah tersedia.

b. Pembelajaran di tentukan oleh kemauan siswa. Misalnya, dia bisa belajar malam

hari, maka guru pamong harus mengajarnya pada malam tersebut.

c. Biasanya pengelolaan kelasnya terbatas, misalnya hanya untuk kelas IV, V, dan

VI saja

d. Kegiatan belajarnya di tentukan dalam setiap minggunya, misalnya belajar hanya

di laksanakan selama 2 hari, selanjutnya hanya di beri tugas sesuai dengan modul.

3. Pelaksanaan belajar mengajar. Hari belajar siswa di tentukan sesuai dengan kemauan

siswa itusendiri. Jam belajarnya pun juga ditentukan

4. Kurukulum. Umumnya sama dengan kurikulum SD reguler. Namun, terdapat

perbedaan dalam hal lamanya waktu belajar siswa.

5. Media dan Sumber Belajar. Modul di anggap efektif dalam sumber belajar. Karen

amodul dianggap mampu memperjelas dan mempermudah cara belajar siswa.

6. Tenaga pendidik

Page 203: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 203 http://romidwisyahri95.blogspot.com

a. Biasanya terdiri dari 5 orang guru. Bisa guru tetap (PNS) ataupun guru honorer.

b. Terdiri dari 3 orang guru kelas, 1 guru gama dan 1 orang guru bertinda sebagai

kepala sekolah.

c. Sumber dana

d. Karena sifatnay membantu anak-anak yang putus sekolah karena harus

membantu orang tua mereka untuk bekerja, maka pendanaan SD pamong masih di

biayai oleh pemerintah setempat

.

4. Sistem guru kunjung

A. Latar Belakang

Sistem guru kunjung di adakan dengan maksud untuk membantu proses belajar siswa

yang terisolir dan terpencil. Guru kunjung juga berguna dalam menunjang eksplorasi anak di tiap

tema pembelajaran. Di datangkan guru kunjung yang kompeten di bidang yang sedang di pelajari

anak di sekolah. Anak-anak dapat bertanya langsung kepada ahlinya.

B. Tujuan

1) Membantu proses pemahaman siswa pada suatu bidang mata pelajaran

2) Membantu siswa yang tidak mampu belajar karena berada pada daerah terpencil yang

jauh dari sekolah.

C. Ciri-ciri guru pamong

1) Guru yang datang langsung ke daerah atau sekolah yang di maksud.

2) Guru kunjung yang datang biasanya di undang ataupun menerima perintah langsung

dari pemerintah setempat untuk mendatangi sebuah lokasi ataupun wilayah.

D. Pelaksanaan mengajar mengajar. Belajar yang di lakukan seperti belajar biasanya. Hanya

terdapat perbedaan dari segi kenapa guru tersebut di datangkan. Jika karena permintaan

sekolah, maka belajar pun seperti belajar biasa.

Jika guru kunjung datang ke suatu daerah terpencil, maka pembelajaran pun disesuaikan

dengan keadaan yang ada. Misalnya dalam segi tempat belajar dan muridyan. Biasanya

guru kunjung untuk suatu daerah terpencil mengajar para murid yang berumur 7-12

tahun.

Page 204: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 204 http://romidwisyahri95.blogspot.com

E. Kurikulum. Untuk guru yang mengunjungi suatu daerah terpencil, kurikulum yang di

gunakan di sesuaikan dengan keadaan murid setempat. Ambil yang paling bawah

pengetahuan yang di ketahui oleh para murid.

F. Media dan sumber belajar yang di gunakan. Biasanya di gunakan modul sebagai

penunjang sumebr blajar dan pemanfaatan media yang mungkin bisa di gunakan.

G. Tenaga pendidik. Biasanya guru atau tenaga ahli yang sudah mahir pada bidangnya, guru

tersebut mampu dalam menghadapi para murid yang mempunyai kemampuan yang tidak

merata dan mampu untuk menguasai pembelajarn yang biasanya yang terdiri dari

puluhan murid.

H. Sumber dana. Jika guru tersebut d datangkan pada daerah yang terpencil, maka

pemerintahlah yang mengatur dana. Atau bia juga dengan dana pribadi guru tersebut

karena keinginannya untuk membantu proses pendidikan anak-anak di

C. RADIO PENDIDIKAN

A. Pengertian Radio Pendidikan

Radio menurut ensiklopedia Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan

gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frekuensi kurang dari 300 GHz. Sedangkan

istilah ―Radio Siaran‖ atau ―Siaran Radio‖ yaitu berasal dari ―Radio broadcast‖ (Inggris) atau

―Radio Omreop‖ (Belanda) artinya yaitu penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara

berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media.

Radio pendidikan adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran melalui

CD Audio atau disiarkan melalui station pemancar radio (Sri Wahyuni:2008). Sedangkan

pengertian penyiaran radio menurut Undang- undang No.32/2002 yaitu Penyiaran radio adalah

media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara

secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

B. Latar Belakang

Page 205: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 205 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu

lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan.

Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-

perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun social agar dapat hidup mandiri sebagai

individu dan makhluk social. Bagi sebagian orang membaca buku merupakan hal yang

membosankan. Banyak orang yang mencari cara belajar tanpa harus sering membuka buku.

Makanya muncullah banyak cara atau metode belajar yang asyik. Salah satunya dengan

mendengarkan radio.

Media radio adalah salah satu media yang dapat meningkatkan mutu belajar mengajar

dikelas maupun di luar kelas. Indonesia memiliki banyak penduduk dan kaya akan kekayaan

alam, namun dalam segi pendidikan Indonesia cenderung kekurangan dibanding dengan Negara

lain.

Permasalahan pendidikan nasional meliputi kesempatan memperoleh pendidikan yang

belum merata, kualitas relevansi pendidikan yang masih rendah, serta lemahnya manajemen

pendidikan. Dengan potensi radio yang dapat menjangkau kalangan dan daerah manapun, radio

sangat cocok untuk dijadikan media dalam pendidikan. Baik pendidikan formal maupun non

formal.

Adanya media radio pendidikan merupakan perkembangan baru yang memberi nuansa

positif dalam penyebar luasan informasi pendidikan. Meningkatnya pemahaman masyarakat

tentang program pendidikan akan meningkatkan kemauan masyarakat untuk terlibat dalam

mensukseskan program-program pendidikan yang dicanangkan pemerintah.

Secara sederhana dapat kita sadari bahwa program siaran pendidikan dari media radio

akan memberi pembelajaran kepada masyarakat pendengar yang akhirnya akan meningkatkan

wawasan dan pengetahuan masyarakat.

C. Karakteristik Radio

Adapun karakteristik radio adalah sebagai berikut (Effendi, 1993 : 139) :

1) Radio siaran bersifat langsung. Makna langsung sebagai sifat radio siaran adalah bahwa

suatu pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit.

Page 206: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 206 http://romidwisyahri95.blogspot.com

2) Radio siaran menembus jarak dan rintangan. Bagi radio tidak ada jarak waktu, begitu

suatu pesan diucapkan seorang penyiar atau orator, pada saat itu juga dapat diterima oleh

khalayak. Bagi radio tiada pula jarak ruang, seberapapun jauhnya sasaran yang dituju

radio dapat mencapainya. Daerah-daerah yang terbatas oleh gunung, lembah, padang

pasir, ataupun samudra sekalipun tidak menjadi suatu halangan bagi siaran radio. Suatu

pesan yang disiarkan dari suatu tempat di suatu negara dapat disampaikan secara seketika

di tempat lain, Negara lain dan benua lain.

3) Radio siaran mengandung daya tarik. Sebelum pesawat televisi muncul sebagai

pelengkap rumah tangga, sekitar tahun limapuluh-an, pada waktu itu hanya terdapat dua

jenis media massa yaitu surat kabar atau majalah dan radio. Radio mempunyai unsur daya

tarik tersendiri karena ada tiga hal yang menyebabkannya demikian, antara lain :

a) Kata-kata lisan (spoken words)

b) Musik (music)

c) Efek suara (sound efek)

Berkaitan dengan ketiga hal diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kata-kata lisan

dapat membangun efek theatre of mind. Radio hanya menempilkan suara, bisa menumbuhkan

akibat lain bagi pendengarnya, yaitu imajinasi. Imajinasi yang biasanya muncul di benak

pendengar adalah permainan sound effect yang bisa menciptakan suasana visual pendengarnya.

Selain itu pengaturan musik pada siaran radio diharapkan dapat lebih memikat

pendengarnya mengingat radio adalah media selintas dengar maka penyampaian informasinya

harus banyak menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siapapun yang mendengarnya.

Bahkan penggunaan bahasa ilmiah harus segera diikuti bahasa awam.

Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan,

kalaupun ada lambang-lambang nonverbal yang digunakan jumlahnya sangat minim, misalnya

tanda waktu pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi telegraf atau bunyi

salah satu alat musik. Dengan dihiasi musik dan didukung dengan efek suara yang menarik maka

kemasan acara yang disajikan oleh radio menjadi lebih menarik dan radio terkesan menjadi lebih

hidup.

Menurut Dodi Mawardi, ada sembilan karakteristik media radio yaitu :

Page 207: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 207 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Theater of Mind (Media radio memiliki kemampuan untuk mengembangkan imajinasi

pendengar).

Personal (Media radio mampu menyentuh pribadi pendengar).

Sound Only (Media radio hanya menggunakan suara dalam menyajikan informasinya).

At Once (Media radio dapat diakses cepat dan seketika).

Heard Once (Media radio di dengar secara sepintas).

Secondary Medium Half Ears Media (Media radio bisa menjadi teman dalam

beraktifitas).

Mobile / Portable (Media radio mudah dibawa kemana saja).

Local (Media radio bersifat lokal, hanya di daerah yang ada frekuensinya).

Linear (Media radio tersusun secara sistematis).

D. Kelebihan dan Kelemahan Radio

Kelebihan radio menurut Munthe (1996 : 12), yaitu :

1. Lambang komunikasi radio bersifat auditif. Karenanya radio tidak menuntut pasarnya

untuk memiliki kemampuan membaca, tidaknmenuntut kemampuan melihat, melainkan

sekedar kemampuan mendengar.

2. Radio mempunyai kemampuan daya tangkap yang tinggi, meskipun pesawatnya

berukuran kecil, serta harganya relatif murah. Sehingga orang dapat membawanya

kemana-mana, mendengarnya dimana-mana. Jadi siapa saja, kapan saja, dimana saja,

mengenai apa saja, orang bisa mendengarkan acara siaran radio. Karenanya pemakaian

radio telah memasyarakat, mulai dari kalangan paling bawah hingga kalangan tingkat

atas.

3. Penggunaan radio amat praktis, hanya tinggal memutar tuning pengubah gelombang dan

mencari siaran yang memenuhi seleranya.

4. Ketika mendengarkan radio, seseorang dapat sambil mengerjakan aktivitas lainnya.

5. Radio memiliki kelebihan dalam kecepatan menyampaikan pesan dibanding media massa

lain seperti Televisi, Surat Kabar. Pesan yang disampaikan melalui radio akan sampai ke

pendengar sesaat setelah diudarakan, secara serentak pada waktu bersamaan diberbagai

penjuru.

Page 208: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 208 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Media radio juga mempunyai beberapa kelemahan yang harus diperhatikan agar media ini

semakin perfect. Kelemahan tersebut antara lain:

1. Karena sifatnya yang auditif, dalam penggunaan media ini harus benar-benar konsentrasi

khususnya indera pendengaran kita karena hanya sekilas saja, tidak ada siaran ulang.

2. Media ini belum mampu untuk menyajikan hal-hal yang sifatnya kompleks seperti

rumus-rumus matematika, fisika, dan kimia sehingga kurang efektif jika diterapkan pada

materi yang sifatnya berhitung.

3. Materi yang disajikan kurang mendalam. Radio sangat sukar menyiarkan acara-acara

yang banyak ragamnya. Hal ini terjadi karena alat pendengaran manusia lebih rendah

daya tangkapnya daripada alat penglihatan.

4. Tidak dapat diterapkan pada audience yang mengalami gangguan dengan pendengaran,

karena radio membutuhkan konsentrasi yang cukup pada indera pendengar.

E. Diklat guru SD melalui siaran radio pendidikan

a. Latar Belakang

Masalah guru SD masih belum terpecahkan. Penyebaran guru yang tidak merata yang

mengakibatkan menumpuknya guru di suatu daerah dan terjadinya kekurangan guru di daerah

lain, terutama di daerah pedalaman dan daerah terpencil, banyaknya guru yang kurang layak

berkenaan dengan latar belakang pendidikannya, serta tidak meratanya kesempatan memperoleh

pendidikan untuk meningkatkan profesionalisme maupun kualifikasi guru, masih perlu di

fikirkan pemecahannya. Berbagai masalah tersebut menyebabkan rendahnya mutu guru SD yang

pada gilirannya berakibat pada rendahnya mutu pendidikan.

Namun mengingat besarya jumlah guru SD dan adnya keterbatasan pembiayaan oleh

pemerintah. Program penyetaraan D-II guru SD mengalami berbagai kendala, antara lain terlalau

sedikitnya jumlah guru yang terlayani oleh program tersebut setiap tahunnya. Akibatnya guru

yang belum memiliki kesempatan untuk mengikuti Program Penyetaraan D-II terpaksa

menunggu sangat lama untuk mendapatkan beasiswa dan menjadi mahasiswa Program

Penyetaraan D-II. Sementara itu pemecahan lain dengan memberikan kesempatan membiayai

diri sendiri tidak mampu mengatasi masalah ini karena ketidakmampuan guru dalam bidang

ekonomi.

Page 209: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 209 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Ada dua hal yang mendukung dipilihnya pemanfaatan media radio sebagai upaya diklat

bagi guru SD yang belum mendapatkan kesempatan mengikuti Program Penyetaraan D-II:

Pertama ialah adanya pengalaman pusat teknologi komunikasi pendidikan dan

kebudayaan (Pustekkom Dikbud) yang sejak 1977 telah melakukan siaran radio pendidikan di 12

provinsi, walaupun belum bisa mencapai hasil seperti apa yang di harapkan. Salah satu

penyebabnya ialah kondisi ekonomi guru SD, terutama yang tinggal di daerah terpencil,

memprihatinkan. Kondisi itu tentu saja mempengaruhi minat mereka untuk meningkatkan

kemampuan dan pengetahuaanya. Mereka akan mengutamakan kegiatan yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan pokok terlebih dahulu. Ini tercermmin dari berbagai kendala yang di

temukan dalam penyelenggaraan siaran radio pendidikan yang diselenggarakan Pustekkom

tersebut.

Alasan kedua, pilihannya radio sebagai media ialah adanya kerjasama antara Departemen

Penerangan dengan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan yang di tuangkaan dalam

keputusan bersama antara direktur jendral radio dengan, televisi, dan film Nomor

08/KEP/DIRJEN/RTF/1977 dengan kepala badan penelitian dan pengembangan pendidikan dan

kebudayaan Nomor 12/KEP/DIKRAD/1998 dengan kepala pustekkom dikbud Nomor

0491/G6/LL/1998 tentang kelompok kerja penyelemggaraan siaran radio pendidikan dan

kebudayaan program nasional. Dengan adanya naskah kerjasama tersebut, maka penyiaran

program siaran radio pendidikan sepenuhnya mandapat dukungan dari direktorat radio yang

membawahi Radio Republik Indonesia sseluruh Indonesia.

b. Tujuan

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan SRP adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan

pendidikan, khususnya pendidikan dasar dengan mengintegrasikan penerapan media

dan teknologi komunikasi secara terencana dan terarahsebagai suatu sub-sistem

dalam system pendidikan dasar

2. Tujuan

Meningkatkan mutu sikap pengetahuan dan kemampuan professional guru

dan calon guru SD

Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan

Memperkaya sumber belajar

Page 210: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 210 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Melaksanakan berbagai penerangan pendidikan

Membantu terciptanya prinsip belajar seumur hidup dan masyarakat gemar

belajar.

c. Sasaran

Sasaran utama program diklat SRP adalah guru-guru SD dan madrasah

ibtidaiyahyang tinggal dan bertugas di daerah terpencil yang secara geografis sullit

transportasi dan komunikasinya. Dengan kesediaan tinggal dan mengabdikan diri di

daerah terpencil, guru itu telah teruji dan terbukti memiliki dedikasi dan loyalitas

tinggidalam menjalankan tugasnya.

d. Materi Pembelajaran

Mengingat bahwa tujuan program diklat SRP adalah untuk mendukung upaya

peningkatan kualifikasi guru SD menjadi setara D-II PGSD. Dengan demikian

diharapkan para peserta diklat SRP telah terbiasa belajar mandiri dan telah mengenal

materi program penyetaraan D-II PGSD sehingga apabila nantinya mendapatkan

kesempatan mengikuti program penyetaraan D-II PGSD, mereka tidak akan

mengalami kesulitan dan mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga dapat

menyelesaikan studinya tepat waktu.

e. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar, yang selanjutnya disebut penilaian, dilakukan untuk

mengukur kemampuan peserta dalam memahami materi pembelajaran yang

disampaikan selama satu paket. Dengan demikian, penilaian dilakukansetiap akhir

paket atau enam bulan sekalisehingga untuk keseluruhan paket ssetiap peserta harus

mengikuti enam kali penilaian. Peserta yang lulus berhak mendapatkan Surat Tanda

Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) yang ditandatangani oleh coordinator

administrasi Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan selaku Ketua

Panitia Penilaian Daerah.

f. Penilaian Penyelenggaraan Program

Penilaian terhadap penyelenggaraan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan

program diklat SRP dilakukan untuk mengetahui sampai dimana setiap komponen

dan mekanisme penyelenggaraan dapat berjalan sebagaimana yang telah

Page 211: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 211 http://romidwisyahri95.blogspot.com

direncanakan. Penilaian ini dilakukan secara bersama-sama antara Dikgutentis

dan Pustekkom Dikbud. Kegiatan penilaian dilakukan terhadap seluruh komponen

organisasi penyelenggaraan program diklat SRP di daerah, dari tingkat provinsi

secara menyeluruh. Penilaian terhadap penyelenggaraan program ini dilakukan

setahun sekali. Hasil dari penilaian ini digunakan sebagai bahan untuk perbaikan

dan penyempurnaan system penyelenggaraan program diklatSRP, baik bagi pihak

Dit. Dikgutentis maupun pustekkom dikbud.

F. Tujuan dan Sasaran Siaran Radio Pendidikan

Secara umum, tujuan penataran guru SD melalui siaran radio pendidikan adalah untuk

menunjang pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dengan mengintegrasikan

penerapan media dan teknologi komunikasi secara terencana dan terarah sebagai suatu sub

sistem dalam pendidikan dasar.

Secara khusus, siaran radio untuk penataran guru SD dimaksudkan untuk:

g. Meningkatkan mutu pengetahuan dan kemampuan profesional guru dan calon guru

SD

h. Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan

i. Memperkaya sumber belajar

j. Membantu terciptanya prinsip belajar seumur hidup dan masyarakat gemar belajar.

Sasaran program ini adalah guru SD terutama yang berada di daerah terpencil di sebelas

propinsi, yaitu Irian Jaya, Maluku, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, NTT, NTB,

Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan termasuk dua propinsi daerah

eksperimen yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

G. Strategi Siaran pendidikan

Materi penataran disajikan melalui media radio yang disiarkan oleh RRI daerah, Radio

Pemerintah Daerah (RPD), dan Radio Swasta Niaga (RSN) setiap pagi hari dan sore harinya

siaran ulang, selama enam hari dalam seminggu. Sementara setiap minggu disiarkan program

lokal yang berisi jawaban-jawaban umpan balik dari para guru. Di setiap SD, dibentuk kelompok

Page 212: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 212 http://romidwisyahri95.blogspot.com

belajar (pendengar) yang terdiri dari guru-guru SD atau kelompok yang lebih besar dari SD yang

berdekatan.

Kelompok belajar ini diketuai oleh kepala sekolah. Seorang sekretaris yang dipilih dari

anggota kelompok belajar. Selain media radio, anggota kelompok belajar dilengkapi dengan

buku petunjuk pemanfaatan yang berisi bagaimana belajar melalui radio, persiapan yang perlu

dilakukan sebelum mendengarkan siaran, kegiatan selama mendengarkan, serta tugas yang harus

dilaksanakan setelah

mendengarkan siaran.

Dengan keterbatasan durasi siaran yang hanya sekitar 20 menit siaran per topik maka

para guru diberikan buku Bahan Penyerta (BP) siaran. BP tersebut berisi judul program

yangdisiarkan, tujuan umum dan khusus, serta ringkasan dari materi penataran.

Agar para guru tidak mengalami kesulitan pada saat mendengarkan siaran, pada BP

disajikan arti dari kata sulit, tugas setelah mendengarkan siaran, serta buku sumber. Pada sore

harinya guru dapat mendengarkan siaran ulang secara individual di rumah masing-masing.

D. TELEVISI EDUKASI

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara yang luas. Indonesia memiliki lebih dari 17.000

pulau. Di pulau - pulau inilah tersimpan potensi sumber daya manusia yang diperlukan bagi

kemajuan bangsa. Oleh karena itu perlulah di buat sebuah pendidikan yang layak. Untuk itu

dibangun berbagai sarana dan diadakan berbagai buku agar seluruh rakyat dapat menikmati

pendidikan.

Namun karena wilayah yang begitu luas maka proses pembangunan berjalan dengan

lambat, salah satu cara yang dapat digunakan yaitu memanfaatkan perkembangan teknologi

komunikasi dan informasi.

Maka dengan itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (pada waktu itu) menugaskan

kepada Pustekkom sebagai unit khusus yang menangani pendayagunaan teknologi pendidikan

untuk melakukan persiapan-persiapan ke arah pemanfaatan media televisi guna mendukung

peningkatan dan pemerataan pendidikan. Maka sejak tahun 1978 Pustekkom melaksanakan

pengembangan dan produksi program-program media televisi pendidikan. Hingga tahun 2007

program televisi yang telah diproduksi mencapai jumlah 5.163 judul.

Page 213: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 213 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Untuk merealisasikan siaran televisi pendidikan, pada tahun 1980-an Pustekkom

melakukan kerjasama di bidang penyiaran program televisi pendidikan dengan TVRI. Program

yang disiarkan sangat popular saat itu, yaitu serial Aku Cinta Indonesia (ACI). Namun kerjasama

tersebut tidak dapat berlanjut karena adanya perbedaan-perbedaan dalam aspek kebijakan dan

teknis.

Pada tahun 1990-1995, Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran dengan

Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yaitu sebuah televisi swasta yang pada awalnya dirancang

sebagai televisi yang mengemban misi pendidikan. Meskipun kerjasama ini cukup berhasil,

namun harus berakhir karena pihak TPI telah mengubah kebijakan menjadi sebuah stasiun

televisi komersial.

Untuk keperluan koordinasi dalam manajemen pendidikan antara pusat dengan Dinas

Provinsi (waktu itu kanwil), maka pada tahun 1994-1995 diadakan teleconverence antara

Menteri Pendidikan Nasional dengan seluruh Dinas Pendidikan Provinsi di Indonesia.

Bahkan pada 2 Mei 1994 dalam rangka hari Pendidikan Nasional diadakan teleconverence antara

Wakil Presiden (Tri Sutrisno) di Yogyakarta dengan 4 Dinas Pendidikan. Pada tahun 1996 -

1998 Pustekkom juga pernah bekerjasama dengan Cakra-warta (Indovision) menyiarkan siaran

pendidikan di Quick Channel.

Menyadari begitu pentingnya siaran televisi pendidikan bagi bangsa Indonesia, sesuai

amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tahun 2003, Depdiknas

(Pus. tekkom) mulai melakukan persiapan untuk mempunyai stasiun televisi yang khusus

menyiarkan pendidikan, dan pada tanggal 12 Oktober 2004, Mendiknas, Malik Fajar meresmikan

Stasiun Televisi Pendidikan yang diberi nama Televisi Edukasi (TVE).

B. Pengertian TV Edukasi

Televisi Edukasi (TVE) adalah stasiun TV yang mengkhususkan diri pada siaran

pendidikan. TV edukasi adalah salah satu stasiun televisi yang dimiliki oleh Pusat Teknologi

Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Departemen Pendidikan Nasional. Siaran televisi

pendidikan dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia dan telah disiarkan oleh TVE, TVRI

dan televisi swasta lainnya. Penyelenggaraan siaran televisi pendidikan merupakan salah satu

strategi untuk memperbaiki kondisi dunia pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Page 214: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 214 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Sejalan dengan hal di atas Pustekkom pada tahun 2004 sampai dengan 2005 telah merintis

lokasi pemanfaatan siaran di 260 lokasi yang meliputi SMP, termasuk SMP terbuka dan SMA

Terbuka. Pada tahun 2006 Depdiknas juga telah membagikan perangkat penerima siaran Televisi

Edukasi kepada 28.376 SMP/MTs di Indonesia yang berada di Kabupaten pada 33 propinsi.

Sedangkan pada akhir tahun 2007 Pustekkom Depdiknas telah membagikan ke SMP/MTs di kota

seluruh Indonesia televisi, DVD player, parabola dan genset (bagi daerah terpencil) untuk

memanfaatkan siaran TVE.

Televisi sebagai alat pendidikan

Televisi merupakan alat yang digunakan sebagai sarana komunikasi searah yang sangat

efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan. Televisi dianggap sebagai media

pembelajaran yang efektif dan menarik, karena alat ini dapat merekam dan menangkap objek

gambar hidup yang sebenarnya, dari tempat yang jauh dapat dilihat dan dinikmati oleh pemirsa

seolah-olah kejadian itu berada didepan matanya. Dengan menyadari bahwa televisi menjadi

sebuah alat yang sangat potensi untuk memberikan informasi dan sekaligus sebagai alat

pembelajaran kepada setiap yang menikmati, maka program penyiaran dan pertunjukannya

haruslah dikemas dengan berpedoman etika dan nilai-nilai budaya yang positif.

Perkembangan jaringan penyiaran lewat televisi, sejalan dengan perkembangan peradaban

zaman yang begitu pesat, maka informasi dari tempat yang jauh, bahkan dari manca negara

sekalipun dalam waktu sekejap dapat dilihat dan diikuti perkembangannya. Dengan jaringan

komunikasi dan informasiyang mudah dan efektif untuk penyampaian pesan, maka dunia

pendidikan seharusnya juga ikut mengambil peran dalam penanganan media televisi ini sebagai

pusat sumber belajar. Artinya, para perencana dan praktisi pendidikan tidak hanya sebagai

penonton dari luar arena program pertelevisian indonesia. Tapi ikut ambil bagian penayangan

program kependidikan yang dikemas untuk kepentingan pembinaan ahlak, moral dan nilai-nilai

budaya indonesia.

Rancangan program TV

Dengan memperhatikan media TV sangat bermanfaat dan diperlukan sekali dalam proses

pembelajaran, namun pada sisi lain sarana tersebut belum mampu dijangkau untuk dilaksanakan

Page 215: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 215 http://romidwisyahri95.blogspot.com

didalam sistem pendidikan, maka untuk mewujudkan kebijakan seperti , guru berupaya untuk

merancang program pembelajaran yang membutuhkan media TV, dengan cara:

1. Memberikan arahan yang jelas kepada peserta didik untuk dapat melihat program TV

yang ada nilai-nilai pendidikan yang bersifat positif.

2. Membimbing peserta didik untuk memilih program acara yang sesuai dengan tingkat

umur dan kejiwaanya.

3. Memberikan pemahaman tentang program tayangan TV yang ada relevansinya dengan

program pendidikan yang diajarkan disekolahan.

4. Memberi tugas kepada peserta didik untuk mencatat atau mengidentifikasi program-

program acara TV yang bernilai edukasi(pendidikan).

5. Memberi tugas untuk menganti atau menonton program tayangan yang sesuai dengan

nilai-nilai yang dikembangkan disekolah, misalnya berita, dialog interaktif, profil tokoh,

dan sejenisnya, kemudian berakhir dengan membuat laporan pengamatan.

6. Membekali sikap mental peserta didik untuk tidak meniru setiap perilaku tokoh atau

bintang film atau penyanyi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya ketimuran.

Karakteristik Media Televisi.Setiap media komunikasi pasti memiliki karakteristik tertentu.

Tidak ada satu media pun yang dapat di pergunakan untuk memenuhi segala macam tujuan

komunikasi. Beberapa karakteristik media televisi adalah sebagai berikut:

1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan

pendengaran manusia.

2. Dapat menghadirkan objek yang amat kecil atau besar, berbahaya, atau yang langka.

3. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton.

4. Dapat dikatakan ―meniadakan‖ perbedaan jarak dan waktu.

5. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik.

6. Dapat mengkoordinasi pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, dan gambar

dengan baik.

7. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskannya dengan

cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.

8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan.

9. Membangkitkan perasaan intim atau media personal.

Page 216: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 216 http://romidwisyahri95.blogspot.com

10. Memiliki sifat masal

11. Penyajian materi pelajaran lebih jelas dan menarik, karena adanya kombinasi teknologi

audio dan visual.

12. Memberikan layanan pendidikan untuk semua jenjang, jalur, dan jenis pendidikan.

13. Media pembelajaran yang by desaign (berbasis kurikulum).

14. Penyajian program dikemas secara menyenangkan, santun, dan mencerdaskan.

15. Dapat diakses melalui satelit (parabola).

Manfaat dan Tujuan Televisi Pendidikan

A. Tujuan TVE

1) Memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan

nasional.

2) TVE diharapkan akan mampu memberikan layanan pendidikan khusus bagi para siswa

pendidikan dasar (TK-PT), terutama di daerah-daerah pinggiran dan terpencil yang tidak

mampu dijangkau oleh layanan pendidikan secara konvensional.

3) untuk menunjang program penuntasan wajib belajar.

4) Membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.

5) Membantu mewujudkan hak semua warga negara Indonesia untuk memperoleh

pengajaran,

6) Mempunyai misi untuk mewujudkan manusia – manusia pembangunan yang dapat

membangun dirinya sendiri serta bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan

bangsa,

B. Manfaat TVE

Manfaat TVE yaitu :

1) Menunjang program penuntasan wajib belajar.

2) Memberikan layanan pendidikan terutama di daerah terpencil.

3) Mengatasi perbedaan kealitas tenaga pengajar.

4) Menyediakan bahan ajar bermutu.

5) Memotivasi siswa dalam belajar.

Page 217: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 217 http://romidwisyahri95.blogspot.com

6) Televisi dapat memberikan kejadian – kejadian yang sebenarnya pada saat suatu

peristiwa terjadi dengan di sertai komentar penyiarnya,

7) Televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk peran serta masyarakat,

8) Televisi dengan gambar audio visual sangat membantu dalam mengembangkan daya

kreasi,

9) Menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran

masyrakat,

10) .Memberikan pesan yang dapat diteima secara lebih merata oleh peserta didik

11) .Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses,

12) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu,

13) Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan,

14) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap peserta didik.

C. Pemanfaatan TVE

Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program siaran TVE yang sejauh ini telah

dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:

1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan

Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran selaras dengan jam tayang

TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di internet, atau melalui

situs pencari (misal: Google). Selain itu, guru dapat merelay siaran dari TVRI, karena

TVE telah melakukan kerjasama dengan stasiun TVRI, program TVE yang ditayangkan

adalah diprioritaskan pada mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa

Inggris untuk peserta didik SMP dan MTs.

2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. Berdasarkan jadwal tayangan siaran TVE

yang ada, guru menugaskan para peserta didiknya untuk mengikuti tayangan siaran TVE

tentang mata pelajaran tertentu pada waktu tertentu. Peserta didik dapat melaksanakan

tugas ini di sekolah atau di rumah, baik secara perseorangan maupun dalam bentuk

kelompok kecil. Untuk membantu pelaksanaan tugas ini, guru hendaknya memberikan

format laporan hasil penugasan disertai penjelasan seperlunya. Guru juga

menginformasikan batas waktu penyerahan hasil pelaksanaan tugas dan cara-cara

penyajiannya di kelas.

Page 218: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 218 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Pada hari dan waktu yang telah ditetapkan, guru meminta para peserta didiknya untuk

manyajikan hasil tugas yang telah dikerjakan di hadapan teman sekelasnya. Peserta didik

yang belum mendapat kesempatan untuk menyajikan hasil tugasnya, berperan untuk

mengkaji dan memberikan pendapat, tanggapan atau komentar. Melalui aktivitas

pembelajaran yang demikian ini, peserta didik dilatih menyusun bahan presentasi,

memberikan pendapat, tanggapan atau komentar, dan sekaligus juga berlatih berdiskusi,

dan membuat rangkuman/kesimpulan. Pada akhir kegiatan, guru dapat memberikan

arahan atau hal-hal yang dinilai penting untuk pengembangan kemampuan peserta didik.

3) Pemanfaatan Program Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong. Apabila guru

berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka guru piket atau guru serumpun dapat mengisi

jam pelajaran kosong yang ada dengan menayangkan siaran TVE. Intinya adalah bahwa

peserta didik tetap dapat belajar sekalipun guru mata pelajaran tertentu berhalangan hadir

misalnya. Kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan sebagaimana biasanya.

Guru piket atau guru serumpun tinggal menyelenggarakan kegiatan pembelajaran

mengikuti RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Apabila ada hal-hal yang berkembang

selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru pengganti (guru piket atau guru

serumpun) dapat mencatatnya dan menyampaikannya kepada guru mata pelajaran yang

bersangkutan untuk dilakukan tindak lanjut.

Program Siaran Televisi Edukasi

Jenis-jenis materi siaran televisi edukasi yaitu :

a) Formal

TK siarannya : Pengetahuan, Moral (Story Telling)

SD siarannya : Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS

dan PPKN.

SMP siarannya : Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia,

Ekonomi, Penjas, Geografi, Fisika, Biologi, dan Seni.

Page 219: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 219 http://romidwisyahri95.blogspot.com

SMA, siarannya : Biologi, Kimia, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris.

b) Nonformal

Siaran nonformal yaitu untuk Paket B, paket C, dan keterampilan atau kursus.

c) Informal

Siaran informal berupa pentas dongeng, Lensa Siswa (Lensis), Ungkapan

Budaya, Dokumentasi, Sinema Elektronik (sinetron), Fisika itu asyik, dan lain-

lain.

d) Informasi Pendidikan

Siarannya berupa Straigh News, Featur, dan lain-lain.

e) Strategi pengembangan TV pendidikan

Dalam buku menyemai benih teknologi pendidikan (2007:419) kita mengenal

beberapa strategi pengembangan penggunaan media massa:

1. Strategi perintisan/percontohan

Merupakan cara yang dilakukan dengan menciptakan suatu model yang

terbatas yang diawasi secara cermat terlebih dahulu. Strategi ini memang

mempunyai landasan ilmiah yang lebih mantap karena berbagai

komponen pengembangan dicobakan, dinilai, dan disempurnakan.

2. Strategi penahapan

Strategi ini dilakukan bilamana semua data telah dapat diketahui. Strategi

ini sesuai dengan konsep pendidikan diatas yaitu tiap mata acara

diusahakan dalam bentuk paket. Proses yang dilakukan selangkah demi

selangkah. Misalkan saja mata pelajaran bahasa indonesia. Dimulai

tentang topik cara membaca cepat, setelah materi yang diberikan selesai

baru dilanjutkan dengan topic yang lainnya.

Page 220: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 220 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Selain dengan cara diatas TV Edukasi juga melakukan kerja sama dengan TV lokal. Diantaranya

adalah:

PKTV

Fa

jar TV

BMS TV

Ruai TV

Jimbarwana TV

Megaswara TV

Banten TV

TV5D

Jember TV

Bengkulu TV

TV Anak Spacetoon (Sekarang NET)

Siger TV

Mitra Vision

Ira Vision

Telkom Vision

Jogja Medianet

TVE Magelang

TVE Situbondo

Favorit TV

Kepri Cyber School (KCS TV)

Tasik TVC

Adi TV Jogja

Palembang TV (Pal TV)

Celebes TV

Agung TV Bukittingi (mantan

jaringan SINDOtv)

Pontianak Channel

TVKU

SINDOtv Malang

SINDOtv Mataram

Polonia TV

TV9 Surabaya

Page 221: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 221 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Skynindo

Bali TV

TVE Kediri

TVE Medan

TVRI

Mandala News TV

Meg TV Bondowoso

Arek TV Surabaya

Jadwal siaran TVE :

1) TVE saluran 1

a) Parabola : Senin s/d Sabtu 24 jam. Minggu dan hari libur. 05.00 17.00-WIB

b) TVRI : Senin s/d Jumat 07.00 – 08.00 WIB dan 14.00 – 15.00 WIB.

c) TV Lokal : sesuai jadwal TV lokal

d) TV kabel : 24 jam

2) TVE saluran 2

a) Parabola : Senin s/d Sabtu, 12.00 – 20.00 WIB. Minggu dan hari libur, 12.00 – 17.00

WIB

b) TV Kabel :8 jam

Proses kerja sama yang dilakukan adalah dengan penggabungan program. Jadi TV Edukasi

dapat menyiarkan programnya pada TV yang lain.

Implementasi Televisi Pendidikan dengan PAI

Teknologi televisi penyiaran bisa sangat bermanfaat bagi guru di ruang kelas dengan

mempertimbangkan kebutuhan para siswa,menggunakan televise penyiaran mungkin efektif bagi

penyediaan kesempatan belajar jarak jauh. Selanjutnya banyak operator kabel memberikan

sekolah-sekolah pemrograman khusus,panduan guru,dan bahkan layanan computer khusus.

Banyak sumber program yang tersedia via kabel tidak terpancar ulang dari penyiaran, tetapi

hanya dipancarkan hanya menggunakan kabel. Sejumlah cara seperti ini menawarkan

pemrograman berkualitas tinggi yang cocok digunakan di sekolah.

Page 222: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 222 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI), televisi

pendidikan bermanfaat untuk menghemat waktu pembelajaran contohnya ketika seorang anak

bisa mempraktekkan tata cara berwudhu dirumah setelah melihat secara langsung praktek

berwudhu yang ditayangkan di televisi. Anak akan lebih menangkap keterangan yang didapat

melalui televisi karena televisi tentunya menghadirkan tidak hanya dalam bentuk suara namun

juga dilengkapi dengan gambar serta visualisasinya.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PESAN PEMBELAJARAN LEWAT TELEVISI

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui program televisi untuk

berbagai mata pelajaran dapat menguasai mata pelajaran tersebut sama seperti mereka yang

mempelajarinya melalui tatap muka dengan guru kelas. Meskipun televisi memiliki ber bagai

kelebihan dalam menyampaikan pesan dan materi pelajaran, televisi juga mempunyai kelemahan

seperti berikut ini :

A. Kelebihan

1. Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar

diam,film,objek,spesimen,drama.

2. Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.

3. Televisi dapat membawa dunia nyata kerumah dan ke kelas-kelas, seperti orang,

tempat-tempat,dan peristiwa-peristiwa,melalui penyiaran langsung atau rekaman.

4. Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar

sendiri.

5. Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa

dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.

6. Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia

nyata; misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain.

7. Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam

siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus

melakukan proses itu kembali. Disamping itu, televisi merupakan cara yang

ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda

untuk penyajian yang bersamaan.

Page 223: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 223 http://romidwisyahri95.blogspot.com

8. Televisi dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua

bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan

dicapai.

9. Televisi merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh

anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar

sekolah mereka.

10. Televisi sifatnya langsung dan nyata. Dengan televisi siswa tahu kejadian-

kejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang

besar/terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara.

11. Hampir setiap mata pelajaran bisa di televisikan

12. Televisi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal

mengajar.

B. Kelemahan

1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.

2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk

memahami pesa-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.

3. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.

4. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi

semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.

5. Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan

guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.

6. Harga pesawat TV relatif murah.

7. Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah

sering kali sulit disesuaikan.

8. Program di luar kontrol guru, dan

9. Besarnya gambar dilayar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah

siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.

Page 224: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 224 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Media televisi selain sebagai media massa, kita menganal adanya program Televisi Siaran

Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television. Pada TVST sebagai suatu media distribusi TV,

alat pengirim dan alat penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel.

PKP (Pendekatan Keterampilan Proses) dan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)

Pengertian CBSA

CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif

terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh

pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Rasionalisasi CBSA dalam pembelajaran

Rasional atau dasar pemikiran dan alasan usaha peningkatan CBSA dapat ditinjau kembali

pada hakikat CBSA dan tujuan pendekatan itu sendiri. Dengan cara demikian pembelajar dapat

diketahui potensi, tendensi dan terbentuknya pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

dimilikinya. Pada dasarnya dapat diketahui bahwa baik pembelajar. materi pelajaran, cara

penyajian atau disebut juga pendekatan-pendekatan berkembang.

Gage dan Berliner secara sederhana mengungkapkan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai

suatu proses yang mebuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman yang diperolehnya. Dengan demikian, dalam belajar orang tidak mungkin

melimpahkan tugas-tugas belajarnya kepada orang lain. Orang belajar adalah orang yang

mengalami sendiri proses belajar.

Bertolak dari pemikiran-pemikiran yang terkandung dalam konsep belajar seumur hidup dan

konsep belajar serta kenyataan proses pembelajaran, maka peningkatan penerapan CBSA

merupakan kebutuhan yang harus segera terpenuhi. Dengan penerapan CBSA, siswa diharapkan

akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang

dimilikinya secara penuh. Di sisi lain, guru diharapkan bekerja secara profesional, guru dapat

merekayasa sistem pembelajaran yang mereka laksanakan secara sistematis, dengan pemikiran

mengapa dan bagaimana menyelenggarakan kegiatan pembelajaran aktif (Raka Joni, 1992:11).

Page 225: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 225 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Sehingga di kemudian hari penerapan CBSA pada gilirannya akan mencetak guru-guru yang

potensial dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan alam dan sosial budaya.

Dimensi-dimensi CBSA

a. Dimensi subjek didik

Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-

dorongan yang ada pada siswa dalam proses belajar-mengajar.

Keberanian tersebut terwujud karena memang direncanakan oleh guru,

misalnya dengan format mengajar melalui diskusi kelompok, dimana

siswa tanpa ragu-ragu mengeluarkani pendapat.

Keberanian untuk mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam

persiapan maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar-mengajar maupun

tindak lanjut dan suatu proses belajar mengajar. Hal terwujud bila guru

bersikap demokratis.

Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat

mencapai suatu keberhasilan tertentu yang memang dirancang oleh guru.

Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat

mencapai suatu keberhasilan tertentu, yang memang dirancang oleh guru.

Peranan bebas dalam mengerjakan sesuatu tanpa merasa ada tekanan dan

siapapun termasuk guru.

b. Dimensi Guru

Adanya usaha dan guru untuk mendorong siswa dalam meningkatka

kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar-

mengajar.

Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai inovator dan

motivator.

Sikap demokratis yang ada pada guru dalam proses belajar-mengajar.

Page 226: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 226 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan cara

serta tingkat kemampuan masing-masing.

Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-mengajar

serta penggunaan multi media.

Kemampuan mi akan menimbulkan lingkuñgan belajar yang merangsang

siswa untuk mencapai tujuan.

c. Dimensi Program

Tujuan instruksional, konsep serta materi pelajaran yang memenuhi kebutuhan,

minat serta kemampuan siswa; merupakan suatu hal yang sangat penting

diperhatikan guru. Program yang memungkinkan terjadinya pengembangan

konsep maupun aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar. Program yang

fleksibel (luwes); disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

d. Dimensi situasi belajar-mengajar

Situasi belajar yang menjelmakan komunikasi yang baik, hangat,

bersahabat, antara guru-siswa maupun antara siswa sendiri dalam proses

belajar-mengajar.

Adanya suasana gembira dan bergairah pada siswa dalam proses belajar-

mengajar.

Manfaat CBSA

1. untuk mengantarkan siswa ke kedewasaan dalam arti perkembangan yang optimal.

Perkembangan yang optimal mempunyaiarti yang luas, yaitu pertama-tama peserta

didik mengembangkan segalapotensi yang ada padanya sehingga dapat mencapai

kepuasan diri yangsepenuhnya.

2. Peran serta siswa dalam berbagai kegiatan belajar secara aktif akanmeningkat

keterlibatan mental siswa yang bersangkutan dalam rosesbelajar-mengajar

3. Kegiatan belajar mengajar dengan memberikan keleluasaan kepada siswa untuk

berkomunikasi dua arah itu memberikan peluang bagi guru untuk memperoleh bahkan

dalam rangka menilai keberhasilan pembelajaranyang dilaksanakan

Page 227: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 227 http://romidwisyahri95.blogspot.com

4. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru itu sendiri.

RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN CBSA

Hakikat CBSA adalah ketrlibatan intelektual-emosional siswa secara optimal dalam proses

pembelajaran; dan setiap proses pembelajaran memiliki kadar CBSA yang berbeda-beda.

Rambu-rambu CBSA adalah gejala-gelaja yang tampak pada perilaku siswa dan guru baik dalam

program maupun dalam proses pembelajaran. Rambu-rambu yang dimaksud adalah:

1.Kuantitas dan kualitas pengalaman yang membelajarkan.

2.Prakarsa dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan, dan

dorongan-dorongan yang ada pada dirinya.

3. Keberanian dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses

pembelajaran.

4.Usaha dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.

5. Keingintahuan yang ada pada diri siswa.

6.Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa.

7.Kuantitas dan mualitas usaha yang dilakukan guru dalam membina dan

mendorong keaktifan siswa.

8. Kualitas guru sebagai inovator dan fasilitator.

9.Tingkat sikap guru yang tidak mendominasi dalam proses pembelajaran.

Rambu-rambu CBSA tersebut, akan dapat digunakan untuk m,engetahui kadar ke-CBSA-an

suatu proses pembelajaran apabila dirumuskan kembali ke dalam bentuk panduan observasi atau

instrumen lain.

Penerapan CBSA

Konsekuensi yang harus diterima dari adanya pembelajaran berdasarkan siswa ialah:

Page 228: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 228 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1. Guru merupakan seorang pengelola (manager) dan perancang (designer) dari

pengalaman belajar.

2. Guru dan siswa menerima peran kerja sama (partnership).

3. Bahan-bahan pembelajaran dipilih berdasarkan kelayakannya.

4. Penting untuk melakukan identifikasi dan penuntasan syarat-syarat belajar (learning

requirements).

5. Siswa dilibatkan dalam pembelajaran.

6. Tujuan ditulis secara jelas.

7. Semua tujuan diukur/dites.

Konsekuensi tersebut menuntut guru agar guru memiliki khasanah pengetahuan yang luas

tentang teknik/cara penyampaian atau sistem penyampaian, dan guru juga harus memiliki kriteria

tertentu untuk memilih sistem penyampaian yang tepat untuk memberikan pengalaman belajar

kepada siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran.

Menurut Ausubel (1978), untuk dapat melihat lebih jelas kadar ke-CBSA-an dan kebermaknaan

suatu proses pembelajaran, ada dua dimensi yang dapat dipertentangkan, yaitu:

1. kebermaknaan bahan dan/atau proses pembelajaran, terentang dari belajar hapalan tanpa

pemahaman (rote learning) sampai belajar penuh kebermaknaan (meaningfull learning).

2. modus-modus pembelajaran, diklasifikasikan menjadi belajar reseptif, belajar dengan

penemuan terbimbing, dan belajar dengan penemuan mandiri.

Ada prasyarat tertentu yang harus dimiliki oleh guru untuk meningkatkan kadar CBSA suatu

proses pembelajaran. Peningkatan kadar CBSA dari suatu proses pembelajaran berarti pula

mengarahkan proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa atau dengan kata lain

menciptakan pembelajaran berdasarkan siswa.

Untuk dapat mengolah dan merancang program pembelajaran dan proses, seorang guru

hendaknya mengenal faktor-faktor penentu kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor penentu

tersebut adalah:

1. Karakteristik tujuan, yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang ingin

dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil kegiatan.

Page 229: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 229 http://romidwisyahri95.blogspot.com

2. Karakteristik mata pelajaran / bidang studi, yang meliputi tujuan, isi pelajaran, urutan,

dan cara mempelajarinya.

3. Karakteristik siswa, mencakup karakteristik perilaku masukan kognitif dan afektif, usia,

jenis kelamin, dan yang lain.

4. Karakteristik lingkungan / setting pembalajaran, mencakup kuantitas dan kualitas

prasarana, alokasi jam pertemuan, dan yang lainnya.

5. Karakteristik guru, meliputi filosofinya tentang pendidikan dan pembelajaran,

kompetensinya dalam teknik pembelajaran, kebiasaannya, pengalaman pendidikannya,

dan yang lainnya .

Agar seorang guru mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang memiliki kadar

CBSA tinggi, maka dalam memilih dan menentukan teknik pembelajaran atau sistem

penyampaian hendaknya benar-benar mempertimbangkan kemanfaatan dari teknik pembelajaran

yang dipilihnya. Teknik pembelajaran yang dapat diartikan sebagai prosedur rutin atau suatu

cara yang telah ditentukan sebelumnya untuk menyampaikan pesan dengan bahan, alat, latar, dan

orang , pada akhirnya akan membentuk sistem instruksional. Oleh kareba itu pentingnya teknik

pembelajaran ini, maka pemanfaatan teknik pembelajaran itu hendaknya bersesuaian dengan

karakteristik, karakteristik guru, karakteristik tujuan, karakteristik mata pelajaran / bidang studi,

dan karakteristik bahan alat pembelajaran.

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SEBAGAI BAGIAN DARI CBSA

1. Rasionalisasi Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pengajaran

Terdapat dua aspek penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu aspek hasil belajar yakni

perubahan perilaku pada diri siswa, dan aspek proses belajar yakni sejumlah pengalaman

intelektual, emosional, dan fisik pada diri siswa. Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran mengandung makna untuk meletakkan landasan bagi belajar seumur hidup. Tujuan

pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah secara operasional adalah

membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan

sikap bagi dirinya sendiri.

Page 230: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 230 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Kegiatan pengajaran seringkali didasarkan pada dua premis yang terkadang tidak diungkapkan

secara jelas, yaitu:

1. Premis pertama mengungkapkan bahwa siswa belajar sesuatu bukan karena hal

yang dipelajari menarik atau menyenangkan baginya, tetapi siswa belajar hanya

ingin menghindarkan diri dari ketidaksenangan bila ia tidak belajar.

2. Premis kedua mengungkapkan bahwa guru merupakan ‖motor penggerak‖ yang

membuat siswa terus-menerus belajar, dari pihak siswa tiada kegiatan belajar

spontan.

Adanya dua premis tersebut mengakibatkan kegiatan pembelajaran cenderung menjadi kegiatan

‖penjajahan‖ atau ‖penjinakan‖, daripada sebagai kegiatab pemanusiaan. Untuk mengidealkan

kegiatan pembelajaran di sekolah, salah satunya dengan penerapan Pendekatan Keterampilan

Proses (PKP), yang didasarkan pada hal berikut:

a. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perlu mengembangkan

keterampilan memperoleh dan memproses semua fakta, konsep, dan prinsip

pada diri siswa.

b. Pengalaman intelektual, emosional, dan fisik dibutuhkan agar didapatkan hasil

belajar yang optimal.

c. Penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ilmu.

Hal ini menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara pemrosesan dan

pemerolehan kebenaran ilmu yang bersifat kesementaraan.

2. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses dan Keterkaitannya dengan CBSA

Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan

keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-

kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Depdikbud, 1986 b:7).

PKP dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa.

Pendekatan keterampilan proses ini adalah:

1. PKP sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep, dan

prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa.

Page 231: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 231 http://romidwisyahri95.blogspot.com

2. Fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang itemukan dan

dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan

keterampilan proses pada diri siswa.

3. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep,

serta prinsip ilmu pengetahuan, pada akhirnya akan mengembangkan

sikap dan nilai ilmuwan pada diri siswa.

PKP tidak mungkin dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran yang tidak menerapkan CBSA,

PKP berjalan secara optimal apabila kadar CBSA proses pembelajaran tinggi, dan sebaliknya.

Dengan kata lain, PKP berinteraksi secara timbal-balik dengan penerapan CBSA dalam proses

pembelajaran.

3. Jenis-Jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses

Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, yaitu terdiri dari:

1. Keterampilan dasar (basic skills), yang terdiri dari enam keterampilan, yakni:

mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan

mengkomunikasikan.

2. Keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills), terdiri dari: mengidentifikasi

variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan

hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian,

menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian,

dan melaksanakan eksperimen. (Funk, 1985: xiii)

Keterampilan proses tersbut dikelompokkan menjadi beberapa keterampilan proses, yaitu:

a. Mengamati

Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh

ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan proses yang lain. Mengamati memiliki dua sifat utama, yaitu sifat kualitatif

(apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan pancaindera untuk memperoleh informasi,

contoh: menentukan warna), dan sifat kuantitatif (apabila dalam pelaksanaannya selain

Page 232: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 232 http://romidwisyahri95.blogspot.com

menggunakan pancaindra, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan informasi khusus

dan tepat, contoh: menentukan suhu air yang mendidih dengan bantuan termometer)

b. Mengklasifikasikan

Merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat

khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.

Contoh: mengklasifikasikan cat berdasarkan warna.

c. Mengkomunikasikan

Dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu

pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual. Contoh: mendiskusikan suatu

masalah, membuat laporan.

d. Mengukur

Yaitu membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya. Contohnya mengukur berat badan.

e. Memprediksi

Merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati. Contohnya

memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan menggunakan

kendaraan yang kecepatannya tertentu.

f. Menyimpulkan

Dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau

peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Contoh: berdasarkan

pengamatan diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa dapat

menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala bila ada oksigen.

Keterampilan proses terintegrasi pada hakikatnya merupakan keterampilan-ketrampilan yang

diperlukan untuk melakukan penelitian. Keterampilan terintegrasi tersebut ialah:

a. Mengenali variabel

Page 233: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 233 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau konsep yang diberi

lebih dari satu nilai. Pengenalan terhadap variabel berguna untuk merumuskan hipotesis

penelitian. Ada dua macam varabel, yakni variabel termanipulasi (manipulated variabel, atau

variabel bebas, yaitu variabel yang dengan sengaja diubah-ubah dalam suatu situasi dan

diselidiki pengaruhnya), variabel hasil (responing variabel, atau variabel terikat, yaitu variabel

yang diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional dengan atau sebagai pengaruh

dari variabel bebas). Kegiatan untuk mengembangkannya di antaranya menentukan variabel

yang ada dalam suatu pernyataan.

b. Membuat tabel data

Fungsinya untuk menyajikan data yang diperlukan penelitian. Kegiatannya di antaranya adalah

membuat tabel frekuensi, membuat tabel silang.

c. Membuat Grafik

Adalah kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang

datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel hasil selalu ditulis

sepanjang sumbu vertikal.

d. Menggambarkan hubungan antar-variabel

Dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antar-variabel termanipulasi

dengan variabel hasil/hubungan atara variabel-variabel yang sama. Kegiatannya antara lain

menggambrkan hubungan variabel timbal-balik, dan hubungan variabel simetris.

e. Mengumpulkan dan mengolah data

Adalah kemampuan memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain

dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara kuantitatif atau

kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis. Kegiatannya antara lain membuat instrumen

pengumpulan data, menentukan tingkat signifikansi hasil perhitungan.

f. Menganalisis penelitian

Page 234: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 234 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan

terhadap unsur-unsur penelitian. Kegiatan untuk mengembangkannya antaranya mengenali

rumusan hipotesis.

g. Menyusun hipotesis

Sebagai kemampuan untuk menyatakan ‖dugaan yang dianggap benar‖ mengenai adanya suatu

faktor yang terdapat dalam satu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan

timbul. Kegiatannya antara lain menyusun hipotesis kerja, menyusun hipotesis nol.

h. Mendefinisikan variabel

Dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikn variabel beserta segala atribut sehingga

tidak menimbulkan penafsiran ganda. Kegiatan antaranya mengenal atribut variabel bebas.

i. Merancang penelitian

Sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan

direspons dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel hipotesis

yang diuji dan cara menujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan

dilaksanakan. Contoh kegiatannya adalah mengenali, menentukan, dan merumuskan masalah

yang akan diteliti.

j. Bereksperimen

Sebagai keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta,

konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau

menolak ide-ide itu. Contoh kegiatannya adalah menguji kebenaran pernyataan bahwa semua zat

memuai bila terkena panas.

Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran

Untuk dapat menerapkan PKP dalam pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan dan

memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran/bidang studi. Selain itu, kita

Page 235: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 235 http://romidwisyahri95.blogspot.com

perlu menyadari bahwa dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat terjadi pengembangan lebih

dari satu macam keterampilan proses.

Mengingat keterampilan terintegrasi dalam PKP merupakan keterampilan melaksanakan suatu

kegiatan penelitian, maka penerapannya dalam pembelajaran hendaknya dilakukan dengan

urutan yang hierarkis. Dengan kata lain, sebelum satu keterampilan dikuasai siswa jangan

berpindah kepada keterampilan yang lainnya.

Kadar CBSA dalam Pembelajaran

Mc Keachie mengemukakan 7(tujuh) dimensi proses pembelajaran yang mengakibatkan

terjadinya kadar ke-CBSA-an.Adapun dimensi-dimensi yang dimaksud adalah:

a.Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran

b.Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.

c.Partisispasi siswa dalam kegiatan pembelajaran,terutama yang berbentuk interaksi antarsiswa.

d.Kekohesifan(kekompakan) kelas sebagai kelompok.

e.Kebebasan atau lebih tepat kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil

keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah,dan

f.Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa,baik yang

berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan sekolah/pembelajaran.

Kesadaran dan kesengajaan melibatkan diri dalam proses pembelajaran pada diri siswa

dan guru akan dapat memunculkan berbagai interaksi pembelajaran.Lindgren mengemukakan

4(empat) kemungkinan interaksi pembelajaran,yakni;

a. Interaksi satu arah,dimana guru bertindak sebagai penyampai pesan dan siswa penerima

pesan.

b. Interaksi dua arah antara guru-siswa,dimana guru memperoleh balikan dari siswa.

c. Interaksi dua arah antara guru-siswa,dimana guru mendapat balikan dari siswa. Selain

itu,siswa saling berinteraksi atau salin belajar satu sama lain.

d. Interaksi optimal antara guru-siswa,dan antara siswa-siswa.

Page 236: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 236 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Raka joni(1992:19-20) mengungkapkan bahwa sekolah yang CBSA dengan baik mempunyai

karakteristik berikut:

(1) Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa.

(2) Guru adalah pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar.

(3) Tujuan kegiatan tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis.

(4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa.

(5) Penilaian.

Kadar CBSA bergantung pada dan dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam

merencanakan,melaksanakan,dan menilai proses pembelajaran dan hasil pembelajaran.

E. CAI (Computer Assisted Instruction ) dan INTERNET

A. CAI(Computer Assisted Instruction)

Kemajuan teknologi modern adalah salah satu faktor yang turut menunjang keberhasilan

pendidikan. Peranan teknologi sangat berpengaruh pada proses penyampaian pesan terutama

dalam proses pendidikan. Media merupakan alat perantara untuk menyampaikan pesan

pembelajaran. Media dapat berfungsi untuk memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar

serta mempertinggi daya serap dan minat belajar siswa. Terdapat dua macam pembelajaran

berbasis komputer yaitu Computer Assisted Instruction (CAI) dan Computer Managed

Instruction (CMI). Dalam CAI, siswa berinteraksi langsung (online) dengan komputer sedangkan

CMI membantu guru dalam mengadministrasi proses pembalajaran dan siswa tidak online

dengan komputer.

CAI (Computer Assisted Instruction) adalah suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang

berbasis mikroposesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut.

Atau dengan kata lain, CAI adalah Semua materi atau aktivitas pembelajaran yang disajikan

melalui komputer. Dalam mode ini, komputer bisa menampilkan pembelajaran, menggunakan

berbagai jenis media (teks, gambar, suara, video), menyediakan aktivitas dan suasana

pembelajaran, kuis atau dengan menyediakan interaksi dari siswa, mengevaluasi jawaban siswa,

Page 237: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 237 http://romidwisyahri95.blogspot.com

menyediakan umpan balik dan menentukan aktivitas tindak lanjut yang sesuai sehingga siswa

dapat berinteraksi secara aktif.

CAI dapat berbentuk tutorial, drills and practice, simulasi, dan permainan. Media pembelajaran

berbasis CAI ini memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik, dan

animasi grafik (graphic animation). Media pembelajaran berbasis CAI ini juga mampu

memberikan balikan (feedback) sehingga siswa dapat aktif berinteraksi dengan media yang

diproduksi. Bentuk pembelajaran CAI yang diberikan adalah bentuk tutorial bercabang.

Dengan perkembangan multimedia komputer saat ini, wujud media pembelajaran tidak harus

secara fisik hadir di hadapan siswa. Menurut Mayub (2005:21), media pembelajaran ini bisa

dirancang dan dibuat dengan program yang sederhana dengan sistem multimedia yang baik,

penggunaannya mudah dan mobilitasnya tinggi.

CAI efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran baik mengajarkan prinsip dan suplemen. CAI

juga bertujuan membuat banyak waktu belajar atau membuat belajar lebih singkat.

Tipe-Tipe CAI

Ada lima tipe CAI yang sering dipergunakan ( Patterson, Strickland, 1986) yaitu :

1. Drill and Practice (Latihan dan Praktek). Tipe Drill and Practice menyajikan materi

pelajaran untuk dipelajari secara berulang. Tipe program ini adalah cocok dipergunakan

sewaktu pengajar menyajikan latihan soal dengan disertai umpan balik. Tipe perangkat

lunak ini sering kali dipergunakan untuk menambah pelajaran pada bidang matematika

atau faktual. Selama pelaksanaan latihan-latihan soal pada Drill and Practice, komputer

dapat menyimpan jawaban yang salah, laporan nilai, contoh jawaban yang salah dan

pengulangan dengan contoh-contoh masalah yang telah dijawab secara tidak benar.

2. Tutorial. Tipe Tutorial ini menyajikan materi yang telah diajarkan atau menyajikan

materi baru yang akan dipelajari. Pada program ini memberi kesempatan untuk

menambahkan materi pelajaran yang telah dipelajari ataupun yang belum dipelajari

sesuai dengan kurikulum yang ada. Tutorial yang baik adalah memberikan layar bantuan

untuk memberikan keterangan selanjutnya atau ilustrasi selanjutnya. Dan juga untuk

Page 238: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 238 http://romidwisyahri95.blogspot.com

menerangkan segala informasi untuk menyajikan dan bagaimana menyajikannya. Ketika

kita mengevaluasi Tutorial, kita perlu untuk mengevaluasi jika Tutorial tidak hanya

menyajikan informasi tapi juga harus menerangkan jawaban-jawaban yang salah.

Sewaktu program ini menerangkan jawaban- jawaban yang salah, program ini harus

mempunyai kemampuan untuk melanjutkan pelajaran dari poin dengan memberi umpan

balik pada informasi yang salah dimengerti sebelum melanjutkan ke informasi baru.

3. Simulation (simulasi). Tipe simulasi memberikan kesempatan untuk menguji kemampuan

pada aplikasi nyata dengan menciptakan situasi yang mengikutsertakan siswa-siswa

untuk bertindak pada situasi tersebut. Simulasi dipergunakan untuk mengajar

pengetahuan prosedural seperti belajar bagaimana untuk menerbangkan pesawat atau

mengemudikan mobil. Program simulasi yang baik dapat memberikan suatu lingkungan

untuk situasi praktek yang tidak mungkin dapat dilakukan di ruang kelas atau mengurangi

resiko kecelakaan pada lingkungan sebenarnya.

4. Problem Solving (Memecahkan Masalah). Tipe Problem Solving menyajikan masalah-

masalah untuk siswa untuk menyelesaikannya berdasarkan kemampuan yang telah

mereka peroleh. Program ini memberikan aplikasi dasar strategi pemecahan masalah,

analisis akhir, mencari ruang permasalahan, dan inkubasi Program ini akan membantu

siswa untuk menciptakan dan mengembangkan strategi pemecahan masalah mereka.

5. Instructional/ Educational Games. Tipe Instructional atau Educational Games merupakan

program yang menciptakan kemampuan pada lingkungan permainan. Permainan

diberikan sebagai alat untuk memotivasi dan membuat siswa untuk melalui prosedur

permainan secara teliti untuk mengembangkan kemampuan mereka

A. Karakteristik CAI

1) Berdasarkan tujuan pembelajaran.

2) Sesuai dengan karakteristik siswa.

3) Memaksimalkan interaksi

4) Individualisasi

Page 239: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 239 http://romidwisyahri95.blogspot.com

5) Mempertahankan minat siswa

6) Pendekatan kepada siswa secara positif

7) Menyediakan bermacam-macam umpan balik

8) Sesuai dengan lingkungan pembelajaran

9) Mengevaluasi kinerja yang tepat

10) Menggunakan komputer dengan bijak

11) Berdasarkan pada prinsip disain instruksional

12) Telah dievaluasi secara mendalam

B. Kelebihan CAI

1) Meningkatkan interaksi

2) Individualisasi

3) Kelebihan secara administratif dan Biaya

4) Motivasi

5) Umpan balik segera/cepat

6) Mudah menyimpan data

7) Integritas pembelajaran

8) Kendali siswa

C. Kekurangan CAI

1) Perangkat Keras (Hardware) yang mahal

2) Kesulitan untuk mereview materi

3) Bergantung pada kemampuan membaca dan visual

4) Butuh keterampilan pengembangan tambahan

5) Waktu pengembangan yang lama

6) Terbatasnya belajar incidental

7) Persepsi hanya dari input yang telah terprogram

B. INTERNET

Sejarah internet perkembangan internet diawali dengan dibangunnya jaringan ARPANet

pada tahun 1969. ARPA (Advanced Research Project Agency) merupakan sebuah jaringan yang

dikembangakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang tugasnya untuk melakukan

Page 240: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 240 http://romidwisyahri95.blogspot.com

penelitian terhadap jaringan komputer dengan teknologi packet switching. Jaringan tersebut

semula hanya beranggotakan beberapa komputer di beberapa universitas di Amerika Serikat,

seperti University of California-Los Angeles dan Stanford Research Institute. Di awal

perkembangannya, jaringan tersebut hanya digunakan khusus untuk kalangan akademik dan

militer. Istilah internet sendiri muncul sekitar tahun 1983 dengan ditemukannya protocol TCP/IP

(Transmission Control Protocol/Intenet Protocol) yang memberikan sumbangan besar terhadap

perkembangan jaringan.

Internet merupakan salah satu produk teknologi informasi dan komunikasi yangcukup

banyak mempengaruhi berbagai sektor, termasuk pendidikan. Bahkan internet dianggap sebagai

dunia baru yang penuh pesona yang dapat memikat siapa saja yang Berinteraksi dengannya.

Yang dimanfaatkan oleh guru untuk dapat menawan hati para siswa untuk lebih gemar dan giat

belajar, begitu pula oleh staf administrasi pendidikan.Internet merupakan singkatan dari

Interconnected Network. Jika diterjemahkan secara langsung berarti jaringan yang saling

terhubung. Internet adalah gabungan jaringan komputer di seluruh dunia yang membentuk suatu

system jaringan formasi global. Semua komputer yang terhubung ke internet dapat mengakses

semua informasi yang terdapat di internet secara gratis. Internet dapat digunakan sebagai sarana

pertukaran informasi dari satu komputer ke komputer lain tanpa dibatasi oleh jarak fisik kedua

komputer tersebut. Peranan internet yang sangat penting adalah sebagai sumber data dan

informasi serta sebagai sarana pertukaran data dan informasi.

Internet dalam pembelajaran

Dengan kecanggihan internet memungkinkan seorang dosen atau guru tidak harus datang

ke kelas untuk menyampaikan materi tetapi cukup dilakukan melalui internet misalnya dengan

menggunakan teleconference. Internet bisa saja mengabaikan jarak, sehingga ketika kita butuh

informasi dariseorang pakar di luar negeri dengan segera kita dapatkan.

Pada akhirnya, pemanfaatan dan pengembangan internet menjadi suatu penunjang yang

sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Dengan pengaplikasian sebagaimana

dijelaskandiatas, maka kualitas pendidikan kita yang tertinggal jauh dengan negara lain

mempunyai peluang yang besar untuk bisa setara atau melebihi negara yang telah maju.

Keuntungan internet

Page 241: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 241 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1) Penggunaan internet dewasa ini telah merambah ke berbagai kehidupan, baik di

bidang sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, politik, maupun pendidikan. Internet

sangat dibutuhkan dalam bertukar informasi dan berkomunikasi secara cepat tanpa

ada batasan wilayah, ruang dan waktu. Dengan internet semua pekerjaan menjadi

sangat mudah dan sangat efisien terhadap waktu. Internet juga bisa digunakan untuk

memperluas pengetahuan serta memperluas pergaulan kita sebagai makhluk sosial.

2) Penggunaan internet yang tepat akan sangat bermanfaat bagi kemajuan pemikiran

dan peradaban bagi bangsa yang selalu menginginkan perubahan ke arah positif.

Internet merupakan bagian dari teknologi informasI.

a) Efisiensi waktu

b) Komunikasi

c) Sistem publikasi web

d) Keseragaman informasi

e) Meningkatkan kerjasama

f) Efektifitas biaya

Kelemahan dari internet

a. Informasi yang salah atau tidak sesuai sehingga mengurangi efektifitasnya

b. Interaksi di intranet yang mungkin tidak bertanggung jawab

c. Perlu pelatihan khusus untuk anggota dalam menggunakan internet

d. Perlu tenaga ahli untuk membangun dan mengembangkan internet di sebuah organisasi

e. Bisa terjasi overload (data penuh) akibat pengiriman pesan antar pengguna yang tidak

terkontril dengan baik.

Page 242: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 242 http://romidwisyahri95.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Dick, W., Carey, L., & Carey, J.O. 2003. The Systemic Design of Instruction. New York : Harper

Collins Publisher Inc.

Hermawan, A.H dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Terbuka

Peraturan Menteri No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses

Sujarwo. 2012. Model-model Pembelajaran: suatu strategi mengajar. Yogyakarta

Himpunan Peraturan Perundang-undangan. 2009. Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun

2003. Bandung: Fokus Media

Prawiradilaga Dewi S dan Siregar Eveline, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta : Kencana

Sukardjo M dan Komarudin Ukim, Landasan Pendidikan, Jakarta : PT Raja grafindo Persada,

2010

Syukur Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang:RaSail Media Group, 2008

Seels Barbara B dan Richey Rita C, Teknologi Pembelajaran, Jakarta:Universitas Negeri Jakarta,

1994

Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008

Miarso Yusufhardi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Page 243: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 243 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 244: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 244 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB IX

PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN Dl NEGARA MAJU DAN NEGARA

BERKEMBANG

A. Negara Berkembang

1. Pengertian

Negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan

atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan. Suatu negara digolongkan

sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan

pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian

pembangunan yang telah dilakukan.

Ciri-ciri negara berkembang antara lain sebagai berikut:

a) Pertanian termasuk peternakan dan perikanan hanya untuk memenuhi kebutuhan

sendiri dan keluarga.

b) Pada umumnya aktivitas masyarakat menggunakan sarana dan prasarana

tradisional.

c) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan pengalaman dan

lamban.

d) Pendapatan relatif rendah.

e) Pendidikan penduduknya rata-rata rendah.

f) Sifat penduduk kurang mandiri.

g) Sangat tergantung pada alam.

h) Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi

i) Angka harapan hidup rendah.

j) Intensitas mobilitas rendah

k) laju pertumbuhan dan jumlah penduduk relatif tinggi

l) persebaran penduduk tidak merata

m) tingginya angka beban tanggungan

n) kualitas penduduk relatif rendah; sehingga mengakibatkan tingkat produktivitas

penduduk juga rendah.

o) Angka kemiskinan dan pengangguran relatif tinggi

Page 245: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 245 http://romidwisyahri95.blogspot.com

p) Rendahnya pendapatan perkapita.

q) Produktivitas Masyarakatnya Masih Didominasi Barang-Barang Primer.

r) Sumber Daya Alam Belum dapat Dimanfaatkan secara Optimal

s) Ketergantungan terhadap Negara Maju

t) Keterbatasan Fasilitas Umum

u) Tingkat Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap

Hak Asasi Manusia

v) Tingkat Pendidikan Masih Rendah

w) Tingkat Pendapatan Masih Rendah

x) Tingkat Kesehatan

2. Latar Belakang

Tolok ukur atau indikator dalam penggolongan negara sebagai negara berkembang

sebagai berikut:

a. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat

kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan tidak makmur apabila

rakyatnya memiliki pendapatan perkapita yang rendah. Namun demikian, tingginya

pendapatan perkapita bukan penentu kemakmuran suatu negara. Meskipun negara itu

pendapatan perkapitanya tinggi, namun jika terjadi perang saudara di dalam negara

tersebut, maka tidak dapat disebut sebagai negara makmur/sejahtera. Karena dengan

adanya peperangan banyak menimbulkan kematian, penderitaan, dan rasa tidak aman.

b. Jumlah Penduduk Miskin

Tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara dapat dilihat dari angka

kemiskinan. Suatu negara dikatakan berkembang apabila rakyatnya yang hidup

miskin berjumlah tinggi.

c. Tingkat Pengangguran

Di negara berkembang umumnya tingkat penganggurannya tinggi.

d. Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan

Page 246: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 246 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang

adalah angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Di negara berkembang angka

kematian bayi dan ibu melahirkan relatif tinggi. Hal ini disebabkan penduduk tidak

mampu membeli makanan yang bergizi, tidak mampu membeli pelayanan kesehatan

dan obat-obatan yang memadai, karena pendapatannya rendah.

e. Angka Melek Huruf

Angka melek huruf menunjukkan jumlah penduduk yang dapat membaca dan

menulis. Suatu negara dikatakan berkembang apabila angka melek hurufnya rendah

atau angka buta hurufnya tinggi.

B. Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Berkembang

Menurut analisa G. Pracharopoulus Negara berkembang investasi dalam sumber

daya manusiawi mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dari investasi dalam bidang

fisik, sena dalam bidang pendidikan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

Dean Jamison membuat analisa pendidikan di Indonesia yang satu kesimpulan yaitu :

a. Untuk mempertahankan angka partisipasi pendidikan dasar pada taraf yang tetap

belanja pendidikan harus dilipat duakan pada tahun berikutnya.

b. Angka partisipasi akan turun menjadi 15% bila pertambahan

c. belanja pendidikan sama dengan kenaikan ongkos nyata.

1. Tujuan Penerapan TP Di Negara Berkembang

Diniger memanfaatkan media teknologi komunikasi dalam system pendidikan

nasional. Pada tahun 1964 siaran televise pendidikan dikembangkan, sasaran umatnya

adalah para guru sekolah dasar. Sasaran lain yang harus cepat terselesaikan di niger

adalah pemberantas buta huruf.

2. Kegiatan Penerapan TP di Negara Berkembang

a. meningkatkan mutu pembelajaran

Page 247: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 247 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Di Negara berkembang diperlukan perubahan pola belajar dan perubahan

karakteristik guru serta media pembelajaran yang lebih menunjang pembelajaran

agar lebih efektif dan efisien.

b. melatih guru

Diperlukan tenaga yang profesinal agar mutu pendidikan dapat meningkat.

Uapaya yang dilakukan seperti memberikan pelatihan kepada guru dalam

memberikan materi pelajaran baik dalam bentuk perbaharuan materi yang dapat

diambil dari internet yang sebelumnya hanya menggunakan pedoman buku saja. Dan

juga dibutuhkan media pembelajaran yang meransang minat siswa untuk belajar.

c. memperluas jangkauan sekolah

Sekolah-Sekolah berada di daerah tertentu membutuhkan perubahan yang

lebih baik dari sebelumnya, yang pada awalnya informasi didapatkan hanya dengan

melalui surat kabar atau pemberitahuan di televise. Untuk mengatasi hal ini

sebaiknya diadakan seminar dan penyuluhan untuk memanfaatkan teknologi

elektronik agar bisa mendapatkan informasi yang lebih up to date.

d. pembelajaran pendidikan dasar dan buta huruf

Pendidikan Dilakukan Untuk Memberantas Buta Huruf Yang Masih Banyak

Dijumpai di Negara berkembang, hal ini dilakukan agar tercapai pendidikan yang

merata disetiap warga. Dan dengan modal bisa membaca tersebut mereka dapat

memperolah informasi yang lebih dari sebelumnya yang pada akhirnya bisa

menggunakan teknologi.

e. kegiatan pendidikan orang dewasa dan pembangunan masyarakat

Tidak semua Negara berkembang memiliki media yang sama dalam

menunjang system pendidikan.

3. Sasaran Penerapan TP di Negara Berkembang

Pada Negara berkembang sasaran teknologi pendidikan masih mengutaman

pendidik.karena kebanyakan para pendidik di Negara berkenbang belum propesiaonal

dalam pembelajaran menggunakan media. contoh:

Page 248: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 248 http://romidwisyahri95.blogspot.com

a. Niger sasarannya guru-guru sekolah dasar dan masyarakat

b. Pandaigading sasarannya karyawan menengah berbagai perusahaan

c. Aljazir sasarannya guru dan calon guru

d. Kolombia sasarannya anak-anak SD

e. Peru sasarannya anak-anak TK dan calon pekerja tamatan SD

f. Muanghtai sasarannya murit SD kelas 3-5

g. Hondurus sasarannya masyrakat dan anak-anak usia sekolah

4. Pengelolaan TP di Negara Berkembang

Suatu team study mengajukan alternatif dipakainya media radio untuk pendidikan

dasar di Indonesia khususnya penyebaran kuruikulum baru.

5. Latar Belakang Penerapan TP di Negara Berkembang

Dalam dunia pendidikan masalah yang rata-rata dialami dan harus mendapatkan

penyelesaian segera adalah kesempatan belajar mengingat masa depan dan kelanjutan

kehidupan bangsa sangal tergantung dari kecerdasan warganya.

Dalam usaha pengembangan pendidikan bagi negara berkembang terlihat dan

terasa kepincangan serta berbagai masalah.

6. Sumber Belajar di Negara Berkembang

Memanfaatkan media televisi untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan antara

yang memperoleh pendidikan di kota dan di desa. Televisi pendidikan sekolah ini berada

langsung dibawah Menteri Pendidikan sedangkan tenaga pengelolanya ahli dibidang

paedagogy.

7. Kendala Penerapan TP di Negara Berkembang

Kendala yang dihadapi yaitu :

Banyaknya orang yang buta huruf rendahnya produktifitas warganyav mendesaknya

kebutuhan pendidikan itu sendiri

Kekurangan baik sarana maupun jumlah guru terlebih guru vans berkualitas tinggi

Page 249: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 249 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dana yang diperlukan terbatas sekali sehingga untuk memperoleh guru yang baik

sukar dicapai

Tampaknya memanfaatkan media komunikasi merupakan alternatif pemecahan. namun

tetap ada berbagai masalah yang timbul yaitu masalah dana dan tenaga yang diperlukan.

Dalam hubungan ini bantuan internasional merupakan alternatif yana menjadi pilihan,

dimana dana yang besar sangat diperlukan.

8. Sumber Dana Penerapan TP di Negara Berkembang

Persoalan biaya bagi negara berkembang merupkan problem tersendiri yang

seringkali bahkan merupakan faktor penentu utama untuk dapat tidaknya diterapkan

teknologi pendidikan. Ciri teknologi adaiah adanya peralatan dan memerlukan biaya

investasi yang mahal.

Banyak negara berkembang yang kekurangan guru bermutu. sedangkan guru yang

diperlukan untuk mendidik sangat kecil jumlahnya. Belum lagi masalah dana yang harus

disediakan untuk pendidikan ini.

Salah satu negara berkembang adaiah Indonesia. Indonesia pernah menyediakan

dana pendidikan hanya 4% saja. Menurut para ahli anggaran yang paling ideal adaiah

25% dari semua anggararan

C. Teknologi Pendidikan di Beberapa Negara Berkembang

1. Myanmar

Dibandingkan dengan Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Negara negara

lainnya, Miyanmar adalah Negara dengan wilayah daratan terluas (678.000 km2) di Asia

Tenggara, setelah Indonesia. Dari segi jumlah penduduknya sekitar 42,5 juta orang Negara

ini menduduki urutan kelima (perkiraan Juli 2003) setelah Thailand. Pemerintah percaya

bahwa pendidikan akan mampu membawa Miyanmar menjadi bangsa yang maju dan

moderen. Visi Departemen Pendidikannya adalah menciptakan system pendidikan yang

mampu mewujudkan masyarakat belajar yang siap menjawab tantangan abad pengetahuan.

Untuk itu mutu pendidikan dan efesiensi internal maupun eksternal akan ditingkatkan

sementara kesempatan belajar akan diperluas. Reformasi pendidikan, yang meliputi

berbagai komponen strategis telah pula dilaksanakan. Untuk mempercepat jalannya

Page 250: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 250 http://romidwisyahri95.blogspot.com

reformasi Rencana Khusus Pengembangan Pendidikan telah disiapkan pada tahun 2001-

2002 yang lalu. Salah satu kawasan yang menjadi fokusnya adalah penguasaan teknologi

baik ditingkat pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi untuk menyiapkan tenaga yang

berkemampuan teknologi komunikasi dan informasi yang diperlukan dalam lingkungan

kerja berbasis teknologi.

Di jenjang pendidikan dasar dari 10 butir rencana yang ada satu berhubungan

dengan teknologi komunikasi dan informasi sementara dijenjang perguruan tinggi ada 36

program yang terfokus pada 6 kawasan yaitu pengembangan sumber daya manusia,

penggunaan teknologi, penelitian, masyarakat belajar sepanjang hayat, peningkatan mutu

pendidikan dan pelestarian nilai-nilai dan identitas nasional. Khusus dalam

pendayaagunaan teknologi kegiatan diarahkan pada penciptaan lingkungan akademis

yang akan menghadirkan pengetahuan yang dinamis dan mendayagunakan teknologi

sesuai dengan perkembangan zaman.

Lebih lanjut pendayagunaan teknologi ditempatkan sebagai salah satu dari 6

kawasan utama Rencana Jangka Panjang 30 Tahun Pendidikan mereka (2001/2002 –

2030/2031) untuk meningkatkan pelayanan mampu akses ke pengetahuan bagi seluruh

warganya terlepas dari usia, latar belakang pengalaman dan pendidikan mereka. Untuk

itu investasi telah dilakukan besar-besaran agar bisa :

- mempromosikan teknologi komunikasi dan informasi bukan saja sebagai teknologi

pengajaran tetapi juga sebagai teknologi belajar;

- meningkatkan keterampilan elektronik dan teknologi komunikasi dan informasi semua

warga belajar di perguruan tinggi; dan

- mengajarkan teknologi mikro sejak tingkat sarjana muda dan memprioritaskan

penelitian yang berkaitan dengannya.

Sejak 1 Januari 2001 Miyanmar juga telah merintis e-education untuk menciptakan

kesempatan belajar yang lebih luas dan lebih efektif. Visinya adalah untuk membantu

penciptaan bangsa yang berkembang, modern dan tentram damai serta membentuk suatu

masyarakat belajar yang mampu menjawab tantangan abad pengetahuan.

Tujuan umum e-education di Miyanmar adalah untuk :

menciptakan lingkungan akademis yang kaya akan pengetahuan yang dinamis dan

mendayagunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman;

Page 251: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 251 http://romidwisyahri95.blogspot.com

membantu perubahan status dari tenaga kerja ke tenaga belajar;

mengantarkan Myanmar memasuki masyarakat yang didominasi pengetahuan;

membawa Myanmar ke dalam masyarakat belajar; dan

meningkatkan mutu pendidikan di Myanmar ke taraf internasional.

Pada jenjang pendidikan dasar e-education di Myanmar dimaksudkan untuk

mengembangkan populasi melek teknologi mulai usia dini dan memfasilitasi proses

belajar yang mendayagunakan teknologi. Untuk itu lebih dari 3000 sekolah telah

dilengkapi dengan kelas multimedia yang memiliki berbagai peralatan teknologi seperti

misalnya TV, Video Cassett players, kaset audio, OHP dan proyektor multimedia, pusat-

pusat untuk mendengarkan yang dilengkapi dengan kaset dan headphone, laboraturium

bahasa interaktif, dan kelas berbantuan computer. Kecuali itu1301 sekolah telah pula

dilengkapi fasilitas latihan computer untuk memasyarakatkan melek computer di

lingkungan siswa pendidikan dasar.

Siswa, orang tua, guru dan masyarakat sekitar kini juga telah memiliki akses

kediskusi mata pelajaran dan berbagai informasi pendidikan yang disampaikan lewat

pusat belajar education yang ada di 257 pendidikan dasar. Jumlah ini ditambah lagi pada

tahun 2002-2003 menjadi 406 buah.

Peluncuran education kemudian ditindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut : Pengembangan system internet, pendidikan yang dapat mengakses internet,

pendirian pusat-pusat sumber belajar multimedia (Multi media resauces center) agar

memungkinkan pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi bukan saja sebagai

teknologi mengajar tetapi juga teknologi belajar; dan pendirian pusat-pusat belajar

elektronik (E-Learning centers) yang memanfaatkan teknologi informasi untuk

menunjang pendidikan terbuka dan jarak jauh.

Sebelum computer memasuki area pendidikan sejak tahun 1953, Myanmar sudah

mendayagunakan radio untuk menunjang pendidikan. Departemen audio visual

pendidikan didirikan dibawah Direktorat pendidikan pada tahun 1953. Lembaga inilah

yang menyiapkan program siaran radio yang kemudian disiarkan oleh Burma

Broadcasting Service (BBS). Program radio juga disiarkan BBS untuk menunjang

perkuliahan di perguruan tinggi (University Correspondent Course). Pada tahun 1992

dengan berdirinya UDE (University of Distance Education), Divisi Audiovisual pada

Page 252: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 252 http://romidwisyahri95.blogspot.com

UDE bertanggung jawab atas pengadaan program-program radio dan TV, Sementara

penyiarannya dilakukan oleh radio dan TV Myanmar. Selain siaran, UDE juga

mendistribusikan kopi kaset lewat cabang-cabangnya di 21 universitas setempat. Mereka

juga menyiarkan pelajaran lewat radio untuk program BA dan Diploma dalam bidang

pendidikan sejak 1981. Jumlah pelajaran lewat radio naik dari 353 di tahun 1992 menjadi

984 per tahun di tahun 2001. Sementara itu pelajaran lewat TV juga bertambah

jumlahnya dari 21 program ke 101 program di tahun yang sama. Pada saat ini setiap hari

ada pelajaran lewat radio diudarakan selama dua jam dan 10 pelajaran lewat TV disiarkan

setiap minggunya.

2. Malaysia

Dengan total populasi sebanyak 23,1 juta orang (2003( Malaysia merasakan

bahwa pendidikan telah memberikan platform yang kokoh yang memungkinkannya

menjadi slah satu Negara yang ekonominya berkembang secara pesat di Asia Timur.

Saat ini Malaysia sebagai pusat unggulan akademis regionalserta menjadikan

pendidikan sebagai komoditi eksport bermutu tinggi. Untuk itu sudah sejak lama

Malaysia mendayagunakan teknologi untuk pendidikannya. Radio dan TV Pendidikan

sebagai aplikasi teknologi untuk pendidikan mereka memanfaatkan untuk menunjang

pembangunan pendidikan mereka. Di bawah tangung jawab Bagian Teknologi

Pendidikan, Departemen Pendidikan Malaysia, sejak 1972 radio dan televisi digunakan

untuk menunjang proses belajar mengajar di SD dan SL. Program yang disiarkan untuk

Standar I s/d VI meliputi bahasa (Bahasa Melayu, Bahasa Inggris, Bahasa Cina, dan

Bahasa Tamil), Agama Islam , Musik, Geigrafi, Sejarah, Kewarganegaraan dan Sastra

Melayu. Sejak Januari 2000 program-program tersebut disiarkan melalui Saluran Astro

28 mulai jam 9 pagi hingga jam 5 petang.

Dijenjang Perguruan Tinggi radio juga digunakan untuk menunjang bahan

belajar cetak pendidikan terbuka dan jarak jauh di University of Science Malaysia

(USM) mulai tahun 1979. Tujuannya adalah untuk menjembatani hubungan mahasiswa

dan universitas, menunjang proses belajar-mengajar dan memberikan identitas status

mahasiswa penuh waktu. Setiap Minggu sore pelajaran diudarakan selama 20-30 menit

Page 253: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 253 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dalam bentuk kuliah, tanya jawab atau diskusi. Interaksi dua arah dimungkinkan dengan

menggunakan telepon.

Dalam decade teakhir abad 20 (1990-2000) pemerintah Malaysia telah

menyadari bahwa mereka tak mungkin lagi melaksanakan pembangunan bangsa dan

negaranya terisolasi dari perkembangan teknologi dunia. Pendekatan yang berimbang

perlu dilakukan untuk mengambil manfaat sebanyak – banyaknya dan mengurangi

dampak negative dari globalisasi. Mereka tanggapi tantangan perkembangan teknologi

baru, kemajuan ekonomi dan aspirasi social dengan jalan merumuskan kembali focus

system pendidikan mereka. Berbagai strategi reformasi, dan penyesuaian kebijakan

maupun kelembagaan yang dipandang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan

persaingan global ini.

Sebagi langkah pertama menuju abag informasi dan lingkungan yang global Visi

2020 yang diprakarsai pada tahun 1990-an diluncurkan yang memungkinkan Malaysia

melompat menjadi negara industri dan ekonominya berbasis pengetahuan. Malaysia

memerlukan sistem pendidikan yang berkelas dunia. Aspirasi ini tertuang dalam Misi

Departemen Pendidikan; mengembangkan sistem pendidikan yang bermutu

internasional yang akan mewujudkan potensi setiap individu secara maksimal serta

memnuhi aspirasi bangsa Malaysia.

Menyadari pentingnya teknologi bagi percaturan global Malaysia mengambil

langkah-langkah agresif dan terencana baik dalam pemanfaatan teknologi (ICT).

Departemen Pendidikan dengan tegas menggariskan bahwa ICT hanyalah alat, bukan

tujuan. Semua unit di bawah departemen ini secara aktif terlibat dalam penrapan ICT

dalam kebijakan pendidikan. Kerja sama yang baik digalakan antar unit untuk

mengembangkan media-media baru untuk memperkaya kurikulum, meningkatkan

proses belajar-mengajar yang lebih berorientasi pada siswa, menunjang perbaikan

struktur organisasi sekolah yang lebih memberikan wewenang pada tingkat sekolah

serta memperkuat hubungan antara sekolah dan masyarakat termasuk kalangan swasta.

Kebijakan dalam ICT juga mengarah pada pencapaian tujuan jangka panjang 2020

tersebut. ICT digunakan untuk mengurangi kesenjangan digital antar sekolah, sebagai

alat belajar-mengajar dan untuk meningkatkan produktivitas, efektivitas serta efesiensi

pengelolaan pendidikan.

Page 254: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 254 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Untuk mewujudkan misi 2020 tersebut diciptakanlah Multimedia Super Corridor

(MSC) yang dimaksudkan untuk menarik perusahaan terkemuka kelas dunia untuk

menempatkan industri multimedianya di Malaysia, melakukan penelitian,

mengembangkan produk-produk dan teknologi baru serta mengekspornya dari sana.

Koridor ini juga diharapkan dapat memberikan lingkungan yang ideal bagi tumbuhnya

perusahaan-perusahaan kelas menengah Malaysia dalam bidang multimedia menjadi

perusahaan kelas dunia. Kesempatan juga diberikan pada negara-negara lain untuk

menggunakan fasilitas yang ada di sana sebagai tempat uji global aplikasi multimedia

mereka serta sebagai hub bagi operasi regionalnya di Asia.

MSC bukanlah sekadar suatu tanaman teknologi tetapi merupakan wahana

transformasi lanscape sosial dan ekonomi Malaysia. Sebagai suatu rencana jangka

panjang yang merentang dari 1996 hingga 2020 MSC ditargetkan dalam 3 tahap

perkembangan:

Tahap pertama (1996 – 2003) adalah tahap diciptakannya koridor ini.

Tahap kedua (2004 – 2010) dibangunnya koridor serupa ditempat lain di Malaysia

serta dihubungkannya MSC dengan koridor tersebut dan dengan cybercities Negara

lain. Pada saat ini telah ada dua kota pintar di sana yaitu Putrajaya dan Cyberjaya.

Diharapkan pada tahap tersebut kerangka global hukum cyber dapat diharmoniskan

dan paling tidak 4-5 kota pintar di Malaysia akan terhubungkan dengan cybercities

global.

Pada tahap ketiga (2011-2020) Malaysia akan evolve ke dalam satu MSC dan

bangsa tersebut akan berfungsi sebagai tes bed global aplikasi multimedia baru.

Pengadilan cyber internasional diharapkan dapat didirikan di Malaysia dan 12 kota

pintar di Malaysia akan tern\hubungkan dengan global information higway.

Walaupun arsitek utama MSC ini adalah pemerintah namun implementasinya

pada umumnya dikemudikan oleh sector swasta. Salah satu provider telekomunikasi di

MSC adalah Telkom Malaysia, yang merupakan investor utama serta yang membangun

jaringan telekomunikasi di sana.

Sejalan dengan visi 2020 tersebut ada 6 aplikasi flagship MSC mulai

diluncurkan pada tahun 1997; E-government, Multipurpose Card, Telehealt, R & D

Custer, e-bussiness dan Smart School. Aplikasi teakhir, Smart School, proyek

Page 255: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 255 http://romidwisyahri95.blogspot.com

rintisannya dimulai pada tahun 1999 untuk mereformasi system sekolah di Malaysia dan

mentranspormasikan proses belajarnya dari budaya menghafal dan berorientasi pada

ujian ke budaya berfikir, kreatif dan pemecahan masalah. Konsep dasar Smarat School

ini dirancang oleh suatu Satgas gabungan antara Departemen Pendidikan dan kalangan

industri. Wakil Departemen Pendidikan antara lain adalah Pusat Pengembangan

Kurikulum, Bagian Pendidikan Guru, Bagian Teknologi Pendidikan dan Sindikat

Pengujian.Tim Pengembangan Smart School juga gabungan antara pendidik dan analis

sistem.

Sebanyak 90 sekolah telah dipilih sebagai lokasi ristisan awal Smart School.

Departemen Pendidikan Malaysia telah melatih 1.720 guru-guru dalam hal metode

mengajar di Smart School untuk menjamin keberhasilan proyek ini. Program pelatihan

selama 14 minggu dirancang khusus untuk membekali mereka dengan keterampilan

teknologi informasi, kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta kemampuan mengelola

sekolah khusus ini. Pelatihan juga dilakukan untuk para kepala sekolahnya. Menurut

rencana 10.000 orang guru akan dilatih yang nantinya diharapkan bisa melatih rekan

sekerjanya.

Di akhir proyek rintisan ini di tahun 2002 yang lalu, ada 87 sekolah (83 Sekolah

Menengah dan 4 Sekolah Dasar) disemua Negara bagian Malaysia telah mengambil

bagian aktif dalam program ini dan pada saat yang bersamaan telah dihasilkan sejumlah

1494 judul topic pelajaran Bahasa Melayu, Bahasa Inggris, IPA, Matematika serta

system pengelolaan sekolah terpadu, pusat bantuan belajar, Pusat Data, administrasi

yang terlatih, guru-guru dan coordinator IT dari semua sekolah rintisan. Tiga sekolah

lainnya (satu SD dan dua SL) tidak dapat memenuhi batas waktu kontrak sehingga tidak

diikutsertakan dalam kegiatan ini.

Keberhasilan proyek ini banyak ditentukan oleh para agen perubahan di berbagai

tingkatan: departemen, Negara bagian, dan sekolah. Ditingkat departemen, menteri,

Sekretaris Jendral dalam kapasitasnya sebagai ketua Komosi Pengarah Smart School,

Direktur Bagian teknologi Pendidikan yang berfungsi sebagai kepala proyek perintisan

Smart School dan wakil direkturnya yang menangani pelaksanaannya dari hari kehari.

Ditingkat Negara bagian wakil direktur Departemen Pendidikan Negara Bagian

bertindak sebagai Ketua Tim Penunjang Strategis Smart School sedang Kepala Pusat

Page 256: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 256 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Sumber belajar Negara Bagian bertindak sebagai wakilnya. Di tingkat sekolah kunci

perubahan terletak pada kepala sekolah, yang menyusun rencan pengelolaan perubahan

sekolah, yang menyusun rencana pengelolaan perubahan jangka pendek maupun

panjang dan kegiatan para stakeholder utama di sekolah. Orang tua dan masyarakat

melalui BP3 masing-masing sekolah juga aktif dilibatkan dalam mengelola perubahan

ini.

Untuk menunjang keberhasilan program ini Telekom Malaysia memberikan

harga khusus pemanfaatan jasa telekomunikasi kepada sekolah-sekolah dan Departemen

Pendidikan. Perusahaan lain, Maxis, bersama Telekom Malaysia memberikan akses

Internet dan telepon ke 220 sekolah terpencil dan masyarakat sekitarnya di Sabah dan

Serawak. Microsoft juga memberikan harga khusus kepada sekolah dan lembaga

pendidikan lainnya.

Kecuali Smart School program pendidikan lainnya yang memanfaatkan ICT

adalah pengajaran IPA dan matematika dengan menggunakan bahasa Inggris, program

komputerisasi sekolah, dan The Universal Service Provision Project yang kesemuanya

dimaksud untuk memberikan akses yang sama pada pendidikan yang bermutu bagi

setiap anak terlepas dari latar belakang agama, budaya, dan sukunya.

3. Singapura

Singapura relative lebih maju dibandingkan dengan Negara lain di Asia

Tenggara dalam pendayagunaan teknologi informasi. Dengan 500.000 siswa dan 23.000

guru di 370 sekolah, mereka sadar betul bahwa kesejahteraan bangsa terletak pada

kualitas orang-orangnya, komitmen mereka pada Negara dan masyarakat, kemauan

mereka untuk berusaha dan tahan banting, kemampuan mereka untuk berfikir,

berprestasi dan menang. Masa depan Singapura tergantung upaya mereka

memperbaharui dan meregenerasi kepemimpinan dan kewarganegaraan mereka,

membangun berdasarkan pengalaman masa lampau, belajar dari lingkungan yang ada

dan mempersiapkan generasi yang tangguh dalam menjawab tantangan masa depan.

Generasi yang akan datang tergantung pada bagaimana anak-anak dibesarkan di rumah

dan dididik di sekolah. Oleh karena itu Singapura menaruh perhatian yang amat serius

pada pendidikan. Mereka yakin betul bahwa kini tidak lagi cukup membekali anak-anak

Page 257: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 257 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dengan solusi-solusi lama yang telah ada selama ini tetapi haruslah dengan pengetahuan

dan kemampuan serta nilai-nilai yang memungkinkan mereka memecahkan masalah

yang akan mereka hadapi di masa mendatang.

Misi Departemen Pendidikan Singapura adalah menciptakan masa depan bangsa

karena dengan membentuk manusia yang akan menentukan masa depan bangsanya.

Departemen Pendidikan memberikan pendidikan yang berimbang dan paripurna,

mengembangkan setiap anak dan individu ke potensi mereka yang maksimal dan

membimbing mereka menjadi warga negara yang baik, sadar akan tanggung jawab

mereka kepada keluarga, masyarakat, dan negaranya. Karena mereka yakin betul bahwa

kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan belajar amatlah penting bagi masa depan

maka visi pendidikan di Singapura adalah Thinking School, Learning Nation.Visi ini,

yang secara resmi diberlakukan pada tahun 1997, diyakini akan membawa Singapura

menjadi bangsa yang berfikir dan memiliki warga negara yang siap serta mampu

memberikan kontribusi bagi perkembangan dan kesejahteraan Singapura.

Untuk teknologi komunikasi dan informasi, dengan penekanan pada computer,

tidak lagi pada radio dan TV, digunakan secara luas untuk mengembangkan

kemampuan komunikasi dan belajar mandiri. Program-program berbasis computer telah

digunakan di sekolah untuk mempersiapkan siswa-siswa menghadapi tantangan abad

21.

Rencana induk pendayagunaan teknologi informasi di pendidikan telah mereka

susun. Rencana ini merupakan cetak biru bagi pemanfaatan teknologi informasi di

sekolah-sekolah dan memberikan akses ke lingkungan sekolah yang diperkaya dengan

teknologi informasi kepada setiap anak. Teknologi informasi digunakan untuk

membekali generasi muda dengan kemampuan berkomunikasi yang diyakini sangat

strategis dalam menyiapkan tenaga kerja yang unggul untuk masa depan.

Tujuan rencana induk tersebut adalah untuk:

- meningkatkan hubungan antara sekolah dengan dunia sekitar. Guru dan murid

bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan lembaga lain sehingga memungkinkan

mereka untuk memperluas perspektif di lingkungan yang semakin global ini;

Page 258: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 258 http://romidwisyahri95.blogspot.com

melahirkan kegiatan-kegiatan yang inovatif di pendidikan. Strategi belajar-mengajar

yang baru akan membuka kemungkinan baru bagi kurikulum dan penilaiannya.

Sekolah-sekolah memiliki kebebasan untuk memanfaatkan sumber-sumber berbasis

teknologi informasi;

meningkatkan berfikir kreatif, belajar sepanjang hayat dan tanggung jawab sosial.

Strategi belajar yang menggunakan teknologi informasi akan membantu

mengembangkan kemampuan setiap anak untuk berfikir secara inovatif dan luwes,

untuk bekerja sama satu sama lain dan untuk membuat keputusan yang bisa diterima

akal sehat; dan

untuk meningkatkan efisien serta efektivitas pengelolaan pendidikan.

Untuk mencapai semua tujuan tersebut di atas empat strategi berikut ini ditempuh

oleh Singapura;

Pada dimensi kurikulum dan penilaian, mereka upayakan perimbangan antara

perolehan pengetahuan faktual, penguasaan konsep dan keterampilan. Setiap anak

diarahkan untuk aktif dan mampu belajar mandiri, sementara penilaian juga akan

mengukur kemampuan siswa dalam mendapatkan informasi, berfikir dan

berkomunikasi;

Pengembangan perangkat lunak pendidikan digalakkan untuk memenuhi tuntutan

kurikulum, pemanfaatan sumber belajar Internet dalam belajar mengajar

dipermudahan, sementara pengadaan perangkat lunak pendidikan bagi sekolah

diperlancar dan diusahakan sampai ke sekolah tepat waktu;

Dari segi gurunya, setiap guru dilatih dalam memanfaatkan teknologi informasi.

Guru-guru inti yang akan melatih guru lainnya dibekali dengan kemampuan dasar

pendayagunaan teknologi informasi di kelas dan tak lupa melibatkan perguruan

tinggi serta kalangan industri sebagai partner;

Infrastruktur teknologi dan fisik secara terus-menerus mereka tingkatkan sehingga

mampu memberikan rasio siswa; komputer menjadi 2 : 1, memberikan akses ke

teknologi informasi untuk menunjang semua pelajaran di sekolah, mengusahakan

rasio guru; komputer juga 2 : 1, dan menghubungkan semua sekolah lewat Wide

Area Network (WAN) serta memberikan layanan multi-media berkecepatan tinggi.

Page 259: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 259 http://romidwisyahri95.blogspot.com

4. Vietnam

Pemerintah Vietnam telah bertekad untuk mencapai tujuan jangka panjangnya,

mewujudkan Vietnam sebagai Negara industri pada tahun 2020. Untuk itu pendidikan

dan pelatihan menjadi prioritas utama dalam agenda nasional mereka karena diyakini

bahwa pendidikan dan pelatihan di samping ilmu dan teknologi merupakan faktor kunci

pembangunan ekonomi dan masyarakat Vietnam. Dengan jumlah penduduk sebanyak

81,6 juta orang, selama ini disadari bahwa mutu dan kesempatan belajar merupakan

salah satu masalah utama pendidikan di sana. Secara bertahap tingkat pendidikan warga

masyarakatnya akan ditingkatkan dengan target sasaran wajib belajar SD tuntas pada

tahun 2000, SLTP pada tahun 2010 dan SLTA pada 2020. Untuk itu salah satu upaya

yang mereka lakukan adalah mendayagunakan teknologi untuk pendidikan, mulai dari

radio, TV, hingga komputer dan internet.

Dari 4 saluran TV yang ada, saluran kedua (VTV2) yang disiarkan melalui

satelit Thai (Thaicom) digunakan untuk pendidikan. Walaupun Radio Nasional Vietnam

didirikan pada tahun 1945 namun pendayagunaannya untuk pendidikan khususnya

pendidikan jarak jauh baru dimulai tahun 1960.

Sejak berdirinya Universitas Terbuka Hanoi dan Ho Chi Minh pada tahun 1993

pendayagunaan radio dan TV untuk pendidikan semakin meningkat walaupun media

cetak masih tetap menjadi media utama penyampaian materi pelajaran. Ada dua macam

program yang disiarkan: program tanpa gelar, seperti ekonomi, bahasa asing, pertanian

bahasa Vietnam, turisme, dan lain-lain; dan program gelar seperti

misalnya businnesmanagement, akuntansi, bahasa asing, dancomputing. Sampai saat ini

lebih dari 6000 program dengan masa putar @ 20 menit telah diproduksi dan disiarkan.

Kecuali kedua perguruan tinggi tersebut perguruan tinggi lain juga yang menawarkan

kuliah jarak jauh lewat TV untuk mata pelajaran tertentu seperti misalnya pelajaran

bahasa asing.

Vietnam juga telah memiliki Action Plan Pemanfaatan Teknologi Komunikasi

dan informasi untuk periode 2001-2005.

Rencana ini terfokus pada pengintegrasian teknologi komunikasi dan informasi

ke dalam proses belajar-mengajar di sekolah sejak jenjang SD hingga Sekolah Lanjutan.

Page 260: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 260 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Lembaga yang menangani pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi di

Vietnam adalah Pusat Teknologi Informasi (Center for Information Technologi) di

bawah Departemen Pendidikan dan Pelatihan (Ministry of Education and

Training). Tugas pokoknya adalah untuk mengembangkan teknologi pendidikan di

tingkat nasional, memimpin proyek jaringan pendidikan nasional dan bekerja sama

dengan semua unit di Departemen Pendidikan dan Pelatihan khususnya berkaitan

dengan teknologi komunikasi dan informasi.

Kerangka pembangunan masyarakat dan ekonomi Vietnam memberikan peranan

strategis pada teknologi komunikasi dan informasi (ICT) dalam mempercepat peralihan

Vietnam menjadi masyarakat berbasis pengetahuan dan mengantarkan negeri ini

memasuki ekonomi global. Beberapa kebijakan strategis telah diambil sejak beberapa

tahun terakhir ini untuk mencapai target dan tujuan teknologi komunikasi dan informasi

selama periode 2001-2010. Arah Kebijakan (Policy Directive)nomor 58 adalah salah

satu dokumen penting yang dikeluarkan oleh Partai Komunis Vietnam (CVP) bulan

Oktober 2000 yang lalu. Dokumen ini memberikan rujukan kebijakan resmi pemerintah

untuk merencanakan dan melaksanakan program-program yang mengarah pada

pencapaian tujuan pengembangan dan penggunaan teknologi komunikasi dan informasi

berikut;

menciptakan lingkungan yang memungkinkan penggunaan dan pengembangan

teknologi komunikasi dan informasi untuk menunjang modernisasi;

menjamin digunakannya secara meluas dan efisien teknologi komunikasi dan

informasi di semua sektor;

mengembangkan jaringan informasi nasional untuk mencapai tingkatan global baik

dalam hal cakupan, mutu maupun biaya;

mengembangkan sumber daya manusia untuk menunjang pengembangan dan

penggunaan teknologi komunikasi dan informasi; serta

mengembangkan industri teknologi komunikasi dan informasi sebagai ujung tombak

sektor ekonomi yang dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan GDP.

Untuk melaksanakan arahan tersebut sejumlah keputusan pemerintah telah

dikeluarkan, termasuk pembentukkan Komisi Pengarah Teknologi Komunikasi dan

Page 261: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 261 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Informasi Antar Departemen yang bertugas mengembangkan Rencana Induk Teknologi

Komunikasi dan Informasi Nasional (2001-2005) di atas. Kecuali itu pemerintah telah

pula menetapkan terget teknologi komunikasi dan informasi untuk 2005 yang terdiri

dari 4 kawasan program pemerintah yang menitik beratkan pada industri teknologi

informasi sebagai berikut;

- pengembangan sumber daya manusia teknologi informasi;

- pengembangan industri perangkat lunak; dan

- pengembangan industri perangkat keras.

Di tingkat departemen dan provinsi Rencana Kerja pengembangan teknologi

komunikasi dan informasi juga telah dirumuskan seperti misalnya Rencana Induk IT

untuk e-commerce (Departemen Perdagangan), Rencana Induk IT untuk Pendidikan dan

Pelatihan (Departemen Pendidikan dan Pelatihan), Rencana Induk Telekomunikasi

(Departemen Science dan Telekomunikasi) dan Rencana Induk untuk Pertanian dan

Pembangunan Pedesaan (Departemen Pertanian dan Pembangunan Masyarakat Desa).

Untuk menggalakan sector IT yang relative masih muda ini di Vietnam,

pemerintah memberikan dukungan kuat, disamping landasan-landasan legal

pengembangan dan pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi juga

memberikan insentif pajak serta subsidi pada perusahaan-perusahaan IT serta industri

perangkat lunak. Taman-taman IT dan perangkat lunak dibangun di mana-mana di

seluruh negeri.

Sumber daya manusia juga disadari amat penting dalam pengembangan dan

pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi. Reformasi pendidikan

menargetkan kapasitas teknologi informasi sebagai motor penggerak pertumbuhan

ekonomi sampai tahun 2005. Menyadari mutu pendidikan dan pelatihan belum mampu

memenuhi tuntutan perkembangan sosial ekonomi yang ada pemerintah akan

meningkatkan infrastruktur Internet termasuk pemberian akses ke seluruh perguruan

tinggi dan 70% dari Sekolah Lanjutan pada tahun 2005.

Departemen Pendidikan dan Pelatihan memandang penggunaan IT sebagai alat

belajar-mengajar yang mampu memberikan kemampuan berfikir inovatif, memecahkan

masalah secara mandiri, mencari serta memproses informasi dalam rangka perwujudan

belajar sepanjang hayat bagi semua. Untuk itu Rencana Induk Departemen Pendidikan

Page 262: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 262 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dan Pelatihan telah menggariskan penyempurnaan kurikulum dan metode mengajar,

pengembangan infrastruktur dan jaringan komputer serta pengembangan materi lokal

untuk menunjang pengembangan sistem pendidikan.

Vietnam memiliki 20.000 lembaga pendidikan, 10.000 SD, 5000 SLTP, 1500

SLTA di Vietnam dengan jumlah siswa sekitar 22 juta orang. Pada saat ini ada 20.000

lulusan perguruan tinggi dalam bidang IT sementara itu setiap tahunnya dihasilkan 2500

lulusan dari 20 perguruan tinnggi jurusan IT di negeri ini. Namun jumlah tersebut

ternyata masih di bawah target pemerintah yang mengharapkan bahwa pada tahun 2005

mereka memiliki 50.000 tenaga professional IT.

5. Filipina

Pendidikan telah sejak lama dipandang sebagai unsur kunci pembangunan

bangsa dan Negara di Filipina, karena akan menghasilkan tenaga kerja yang mampu

berpikir dan terampil yang akan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi

negaranya. Oleh karena itu, Undang-undang di Filipina mewajibkan Negara untuk

melindungi dan memasyarakatkan hak semua warga negara untuk memperoleh

pendidikan yang bermutu pada semua jenjang dan jalur dan harus mengambil langkah-

langkah yang tepat untuk membuat pendidikan pendidikan dapat terjangkau oleh semua

individu. Dengan jumlah penduduk sebanyak 84,6 juta orang (juli 2003) mutu

pendidikan dan perluasan kesempatan belajar adalah salah satu tantangan utama

pembangunan pendidikan di sana.

Untuk itu tidak ketinggalan pula teknologi pendidikan juga dimanfaatkan di

Filipina. Negara tetangga yang satu ini mulai memanfaatkan radio untuk pendidikan

tahun 1959 walaupun siaran radio telah ada sejak 1922. Namun siaran yang ditangani

bersama oleh Philippine Broadcasing Service bersama Biro Sekolah Negeri (Bureau of

Public Schools) ini tidak bertahan lama. Sebenarnya dalam skala kecil siaran pendidikan

untuk petani sudah dimulai pada tahun 1952 di provinsi Iloilo, dengan nama Farmer’s

School on the Air.Setelah diadopsi oleh National Collage Industries Development

Authoritypada tahun 1963 program ini disiarkan secara nasional dari Manila.

Pada tahun 1967 University of the Philippines Los Banos (UPLB) memulai

eksperimen siaran radio untuk Schools on the Air. Program ini berjalan hingga tahun

Page 263: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 263 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1980-an. Antara tahun 1967 hingga 1990 Radio DZLb, statsiun siaran radio pendidikan

pedesaan UPLB menyelenggarakan paling tidak 28 School on the Air dalam berbagai

topic dalam mata pelajaran pertanian dan kesehatan.

Tujuan umum pendidikan di semua jenjang di Filipina mengarah pada

pengemabangan kemampuan berpikir tingkat tinggi (abstraksi, perencanaan, berfikir

kritis dan pemecahan masalah). Untuk itu kebijakan penggunaan teknologi dalam

pendidikan menggariskan bahwa teknologi komunikasi dan informasi akan digunakan

sebagai alat perantara (mediating tool) dalam pendidikan untuk memungkinkan siswa

terlibat dalam kegiatan berfikir tingkat tinggi.

Walaupun tidak ada satu unit khusus yang ditugasi menangani pendayagunaan

teknologi untuk pendidikan, berbagai proyek pendayagunaan teknologi untuk

pendidikan dilaksanakan. Salah satunya adalah apa yang mereka sebut Ekswela ng

Bayan (Strong Republic Schools)di mana bermacam teknologi mulai dari cetak,

rekaman video, televise kabel dan Internet digunakan untuk meningkatkan pelajaran

Bahasa Inggris, Bahasa Filipina, Matematika, dan IPA di sekolah Dasar. Sejumlah

8.000 guru dan 200.000 siswa telah memetik manfaat dari program ini dan menurut

rencana akan disebarluaskan ke pendidikan luar sekolah.

Kerja sama antar departemen juga dilakukan di Filipina untuk menggalakan

teknologi di pendidikan. Departemen Perdagangan dan Industri, misalnya telah menjalin

kerja sama dengan Departemen Pendidikan dalam proyek komputerisasi yang mereka

sebut PCs for Public School. Selama tahun 2001-2003 lalu Departemen Perdagangan

dan Industri mendapatkan bantuan sebesar US $ 12 juta dari Pemerintah Jepang untuk

melengkapi 1.000 sekolah negeri dengan masing-masing sekolah 20 perangkat

komputer. Menurut rencana pada tahun 2004-2005 ini peralatan serupa juga diberikan

ke 1.000 sekolah lainnya. Departemen Pendidikan bertanggung jawab atas pemilihan

sekolah, mensupervisi pemasangan peralatan tersebut di sekolah dan menciptakan

mekanisme monitoring serta evaluasi pendayagunaannya. Kerja sama serupa di tingkat

provinsi sekolah juga dilakukan antara Departemen Pendidikan dan Departemen

Science dan Teknologi.

Fungsi kebijakkan dan religius dilakukan bersama oleh Departemen Transportasi

dan Komunikasi serta Komisi Telekomunikasi Nasional. Tanggung jawab dalam

Page 264: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 264 http://romidwisyahri95.blogspot.com

pembuatan kebijakan dan koordinasi Rencana dan Kegiatan ICT Nasional dilakukan

oleh Information Technologi and Electronic Commerce Council, suatu lembaga

gabungan pemerintah – swasta yang dibentuk tahun 2000, langsung dipimpin oleh

presiden. Untuk menarik minat sektor swasta dalam menyukseskan pendayagunaan

teknologi untuk pendidikan Filipina memiliki kebijakan pemberian keringanan pajak

bagi pihak swasta yang menyumbang fasilitas teknologi komunikasi dan informasi ke

sekolah negeri (Adopt-a-School Act, 1998).

Menyadari pentingnya sumber daya manusia dalam pendayagunaan teknologi

ini, Departemen Pendidikan Filipina telah melaksanakan berbagai program pelatihan

bagi tenaga pendidiknya. Dari sekitar 4,500 Sekolah Lanjutan Negeri 986 sekolah telah

mendaptakn pelatihan. Sampai akhir 2003 lalu 56,4% sekolah Lanjutan Negeri telah

memiliki paling tidak satu komputer. Diperkirakan pada akhir 2005 nanti 75% sekolah

Negeri akan memiliki komputer. Bila sasaran ini tercapai perhatian akan dialihkan ke

Sekolah Dasar. Sementara itu hampir semua lembaga pendidikan dan pelatihan guru

telah memasukan pelajaran tentang komputer dalam kurikulum mereka sebagai salah

satu persyaratan kelulusan.

6. Brunei Darussalam

Brunei, sebagai negara terkecil dalam jumlah penduduknya tak ketinggalan pula

dalam mendayagunakan teknologi untuk pendidikan. Dengan populasi sekitar 358.098

(perkiraan 2003), 123 SD Negeri, 26 SLTP dan 70 sekolah swasta seluruh wilayah

Brunei dapat dijangkau dengan alat transportasi air, darat maupun udara. Televisi

digunakan untuk membantu peningkatan proses belajar-mengajar. Pemerintah telah

menggariskan kebijakannya untuk memberikan pendidikan yang bermutu untuk seluruh

warga negaranya. Tantangan yang dihadapi Pemerintah Brunei adalah bagaimana

menghasilkan orang Brunei yang dapat berperan dalam kehidupan masyarakat yang

makin berorientasi pada teknologi canggih tanpa kehilangan identitas Melayu dan

Islamnya.

Wajib belajar 12 tahun telah lama diberlakukan, sementara pendidikan mulai

dari usia 5 tahun hingga PT untuk semua warga negaranya tidak dipungut biaya sama

sekali karena semuanya ditanggung oleh negara. Pada tahun 1978 pelajaran Bahasa

Page 265: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 265 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Inggris dan IPA mulai diudarakan ke 57 SD rintisan. Pemanfaatan TV untuk

pendidikan dimaksudkan untuk memperluas dan meningkatkan cakupan pelajaran dan

membuat proses belajar-mengajar lebih menarik serta memperluas pengalaman siswa

dengan pendengaran dan penglihatan. Mata pelajaran yang disampaikan lewat TV

pendidikan mereka adalah Bahasa Inggris, IPA, prasekolah, Seni dan Kerajinan,

Berhitung dan pengetahuan umum. Departemen Pendidikan bertanggung jawab atas

penyediaan perangkat TV, generator dan bahan bakar untuk semua SD, sementara

Departemen Radio dan TV Brunei bertanggung jawab atas aspek teknisnya seperti

misalnya penyiaran program.

Pada tahun 1985 peranan TV Pendidikan diperluas dan diberi nama

baru Education Media and Resource Unit. Unit ini terus memproduksi program-

program pendidikan untuk SD dan SLTP dalam bentuk tapemaupun siaran. Guru dapat

meminjam atau mengopinya. Brunei juga memiliki program radio untuk sekolah

(School to School) yang memberikan kesempatan pada siswa-siswa untuk memamerkan

karya-karya kreatif mereka dalam bahasa Inggris, seperti misalnya puisi, kajian buku,

Film atau drama.

Pada tahun 1999 Pemerintah Brunei mengambil prakarsa dalam

mengintegrasikan pendayagunaan ICT dalam berbagai pelajaran terutama untuk

membuat jenjang SD melek komputer melalui Project ICT for Government Primery

School. Dari 8 kebijakan pendidikan, pendayagunaan teknologi komunikasi dan

informasi pendidikan digarisbawahi untuk memungkinkan siswa memperoleh

pengetahuan dan keterampilan yang relevan dan perlu dalam menghadapi dunia kerja

yang terus-menerus berubah. Departemen Teknologi Komunikasi dan Informasi

dibentuk di bawah Kementrian Pendidikan dengan tugas utama melaksanakan kebijakan

dan proyek-proyek Kementrian Teknologi Komunikasi dan Informasi dan bertindak

sebagai focal popint untuk segala masalah yang berkaitan dengan ICT pada jenjang

nasional regional maupun internasional. Unit ini juga bertanggung jawab untuk

mengembangkan pendayagunaan ICT di sekolah di seluruh negara Brunei Darussalam.

Pada tahap pertama sebanyak 50 SD terpilih untuk berperan serta dalam proyek

ini. Masing-masing sekolah mendapatkan laboratorium komputer yang dilengkapi

dengan 13 PCs yang terhubungkan satu sama lain, printer warna, headphones,

Page 266: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 266 http://romidwisyahri95.blogspot.com

micriphones, dan Pengintegrasian ICT ke dalam kurikulum SD juga diberikan pada 100

orang gurunya, dua orang guru dari masing-masing sekolah.

Tahap kedua dimulai pada tahun 2001 dengan melibatkan 72 SD Negeri dan 26

SLTP. Masing-masing SD menerima 20 PC multimedia sedangkan SLTP-nya menerima

33 perangkat fasilitas serupa. Pelatihan juga diberikan pada 146 guru SD Negeri dan

semua guru serta Kepala Sekolah Lanjutan yang terlibat dalam proyek tersebut.

Pada tahun 2002 Departemen ICT memulai proyek Internet for Scoolsyang

terdiri dari 5 subproyek berikut :

Internet Connectivity & Accessibility for Secondary & Primary Scools & Ministry

of Education;

Computer Hardware & Software for Secondary & Primery Schools,

Computer Hardware & Software for ICT Services & Resource Centers in Ministry

of Education;

Network Infrastructure for Resource Center in Ministry of Education;

Site Preporation for Resource Center in Ministry of Education.

Berbagai inisiatif serupa yang dimaksudkan untuk memasyarakatkan ICT dalam

pendidikan terus dilakukan oleh Departemen Pendidikan Brunei bekerja sama dengan

Departemen ICT dan lembaga terkait.

1. Perkembangan Teknologi Pendidikan di Negara Berkembang

Menurut analisa G. Pracharopoulus Negara berkembang investasi dalam sumber daya

manusiawi mempunyai nilai ekonomisyang lebih tinggi dari investasi dalam bidang fisik, sena

dalam bidang pendidikan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

Dean Jamison membuat analisa pendidikan di Indonesia yang satu kesimpulan yaitu :

a. Untuk mempertahankan angka partisipasi pendidikan dasar pada taraf yang tetap belanja

pendidikan harus dilipat duakan pada tahun berikutnya.

b. Angka partisipasi akan turun menjadi 15% bila pertambahan belanja pendidikan

sama dengan kenaikan ongkos nyata.

Page 267: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 267 http://romidwisyahri95.blogspot.com

A. Peranan dan Kecendrungan Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan dapat dikatakan sebagai alternatif pemecahan berbagai masalah

pendidikan. Suatu komisi yang dibentuk oleh AECT memmuskan TP sebagai suatu bidang yang

berkepentingan dengan kegiatan manusia yang secara sistematis

mengidentifikasi,mengembangkan. mengorganisasikan segala macam sumber belajar. termasuk

pengelolaan.

Aplikasi teknologi pendidikan dapat diamati dengan :

a. adanya system peralatan untuk menyajikan informasi

b. terintegrasinya system peralatan tersebut sebagai suatu sub system dalam system

pendidikan

c. dilaksanakannya salah satu kegiatan seperti :

1) Perubahan fisik dan tempat belajar

2) Hubungan guru dan murid yang tidak langsung

3) Aktifitas anak didik yang relative bebas dari control guru

4) Perubahan peranan dan kecakapan guru

5) Jumlah, macam dan komposisi biaya yang berbeda. dipakai dalam kelompok baik

kecil maupun besar, seperti proyektor film, overhead, kaset. pita. Dll

6) dipakai secara individual seperti mesin belajar. computer dan teks pengajaran

individual.

Lima kecendrungan dari segi penggunaan yaitu :

1) meningkatkan mutu pendidikan

2) melatih/menatar guru

3) memperluasjangkauan sekolah

Page 268: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 268 http://romidwisyahri95.blogspot.com

4) pendidikan dasar dan buta huruf

5) pendidikan orang dewasa dan pembangunan masyarakat

B. Proses Pengembangan

Proses pengembangan dapat dianalisis kedalam 3 kelompok : perencanaan.pelaksanaan.

dan penilaian.

Perencanaan merupakan proses permulaan sebelum adanya keputusan

kebijakan.

Pelaksanaan kegiatan pengembangan merupakan lanjut perubahan peranan dan

kecakapan guru an dari perencanaan,dimana dalam pelaksanaan ini bertujuan untuk

menjalanka.n apa-apa yang sebelumnya telah direncanakan

Peniaian merupakan kegiatan mengevaluasi apa yang telah dilaksanakan,apakah sudah

maxsimal atau sama sekali tidak berpengaruh terhadap suatu kegiatan

1. Perkembangan Teknologi Pendidikan di Negara Maju

Pemanfaatan siaran radio pendidikan meluas sampai ke daerah daerah terpencil yang jauh

dari lokasi sekolah.medi pembelajarn tidak hanya radio pendidikan,ttetapi juga menggunakan

televise pendidikan,dimana yang pada mulanya itu hanya di gunakan untuk hiburan,tetapi karena

kemajuan teknologi dan kemampuan berfikir yang cepat,maka mereka menjadikannya sebagai

mebia untuk pembelajaran.

Perbedan Tujuan Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan Berkembang

A. Tujuan penerapan teknologi pendidikan di Negara maju

Page 269: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 269 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Di Australia dan new Zealand pemanfaatan siaran radio untuk pendidikan telah meluas

sampai daerah terpencil.

Di jepang media pembelajaran yang dgunakan adalah tv dan alay komunikasi lainnya.

Pada mulanya hanya untuk hiburan dan alat-alat panyampaian pesan penerapan dan kemudian

para ahli melihat media ini untuk dimanfaatkan untuk pendidikan.

B. Tujuan penerapan teknologi pendidikan di Negara berkembang

Diniger memanfaatkan media teknologi komunikasi dalam system pendidikan nasional.

Pada tahun 1964 siaran televise pendidikan dikembangkan, sasaran umatnya adalah para guru

sekolah dasar. Sasaran lain yang harus cepat terselesaikan di niger adalah pemberantas buta

huruf.

Perbedaan Kegiatan Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan Berkembang

1. Kegiatan penerapan TP di Negara maju

Kegiatan penerapan TP di Negara maju dalam pembelajaran biasa dan tumbuh serta

berkembang antara lain:

a. Kegiatan pemanfaatan TP secara massa

Teknologi pada Negara maju telah digunakan oleh semua orang, dari masyarakat kecil,

kalangan pejabat dan petinggi Negara dan yang paling utama tentu digunakan oleh para pelajar

dan berbagai ahli.

Contoh teknologi yang dimanfaatkan adalah internet yang mereka gunakan sesuai dengan

profesi yang mereka miliki.

b. Kegiatan kelompok belajar

Disini kelompok belajar ini dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran dan disinilah

para pelajar bisa bertukar pikiran dan menyelesaikan suatu persoalan dengan jalan bersama untuk

memperoleh hasil yang maksimal.

Page 270: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 270 http://romidwisyahri95.blogspot.com

c. Kegiatan belajar individual

Kegiatan seperti ini mungkin lebih efektif dilakukan oleh kalangan tertentu, karena dengan

belajar secara individual mereka dapat mengembangkan potendi yang terdapat didalam dirinya.

Kegiaatanya biasanya menggunakan berbagai media seperti mesin belajar, computer dan teks

pengajaran individual terprogram.

Hampir semua sekolah di Negara maju sudah dilengkapi dan memanfaatkan berbagai

media elektronik dan fotografi.

Di Australia dan New Zealand untuk melayani peserta didik yang jauh terpencil yang

tidak ada sekolah terdekat dari pemukimannya, mereka dapat mengikuti pelajaran melalui siaran

radio sekolah dari tempat masing-masing pada jam siaran.

Sedangkan di Inggris mengembangkan siaran radio untuk pendidikan tinggi guna

melayani mahasiswa yang tersebar di seluruh Inggris.

2. Kegiatan penerapan TP di Negara berkembang dalam usaha :

a. meningkatkan mutu pembelajaran

Di Negara berkembang diperlukan perubahan pola belajar dan perubahan karakteristik

guru serta media pembelajaran yang lebih menunjang pembelajaran agar lebih efektif dan

efisien.

b. melatih guru

Diperlukan tenaga yang profesinal agar mutu pendidikan dapat meningkat. Uapaya yang

dilakukan seperti memberikan pelatihan kepada guru dalam memberikan materi pelajaran baik

dalam bentuk perbaharuan materi yang dapat diambil dari internet yang sebelumnya hanya

menggunakan pedoman buku saja. Dan juga dibutuhkan media pembelajaran yang meransang

minat siswa untuk belajar.

c. memperluas jangkauan sekolah

Page 271: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 271 http://romidwisyahri95.blogspot.com

sekolah-sekolah berada di daerah tertentu membutuhkan perubahan yang lebih baik dari

sebelumnya, yang pada awalnya informasi didapatkan hanya dengan melalui surat kabar atau

pemberitahuan di televise. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya diadakan seminar dan penyuluhan

untuk memanfaatkan teknologi elektronik agar bisa mendapatkan informasi yang lebih up to

date.

d. pembelajaran pendidikan dasar dan buta huruf

pendidikan dilakukan untuk memberantas buta huruf yang masih banyak dijumpai di

Negara berkembang, hal ini dilakukan agar tercapai pendidikan yang merata disetiap warga.

Dan dengan modal bisa membaca tersebut mereka dapat memperolah informasi yang lebih dari

sebelumnya yang pada akhirnya bisa menggunakan teknologi.

e. kegiatan pendidikan orang dewasa dan pembangunan masyarakat

Tidak semua Negara berkembang memiliki media yang sama dalam menunjang system

pendidikan.

.

Perbedaan Sasaran Penerapan Teknologi Pcndidikan di Ncgara Maju dan Negara

Berkembang

1. Sasaran penerapan TP di negara maju

Di negara maju pemanfaatan media komunikasi dapat mencapai sasaran anak/mahasiswa

tidak hanya dalam kelas tapi juga terdapat pada beberapa kelas. Sasaran TP di negara maju

adalah siswa&mahasiswa.

2 .Sasaran penerapan TP dinegara berkembang

Pada Negaraberkembang sasaran teknologi pendidikan masih mengutaman pendidik.karena

kebanyakan para pendidik di Negara berkenbang belum propesiaonal dalam pembelajaran

menggunakan media.contoh:

Page 272: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 272 http://romidwisyahri95.blogspot.com

a. Niger sasarannya guru-guru sekolah dasar dan masyarakat

b. Pandaigading sasarannya karyawan menengah berbagai perusahaan

c. Aljazir sasarannya guru dan calon guru

d. Kolombia sasarannya anak-anak SD

e. Peru sasarannya anak-anak TK dan calon pekerja tamatan SD

f. Muanghtai sasarannya murit SD kelas 3-5

g. Hondurus sasarannya masyrakat dan anak-anak usia sekolah

Perbedaan Pengelolaan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan Negara Berkembang

1. Pengelolaan TP di negara maju

Dirumuskan suatu system yang cukup ambisius yaitu dalam waktu yang singkat harus

dapat diperluas usaha pembaharuan pendidikan dengan meningkatkan mutu.alternatif yang

dikembangkan dan yang dipilih mempunyai kaitan langsung juga prioritas program yaitu

industrialisasi.

2. Suatu tem study mengajukan alternatif dipakainya media radio untuk pendidikan

dasar di Indonesia khususnya penyebaran kuruikulum baru.

Perbedaan latar belakang penerapan Teknologi Pendidikan di negara maju dan negara

berkembang

1. Latar belakang Pengelolaan TP dinegara berkembang

Dalam dunia pendidikan masalah yang rata-rata dialami dan harus mendapatkan

penyelesaian segera adalah kesempatan belajar mengingat masa depan dan kelanjutan kehidupan

bangsa sangal tergantung dari kecerdasan warganya.

Page 273: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 273 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Dalam usaha pengembangan pendidikan bagi negara berkembang terlihat dan terasa

kepincangan serta berbagai masalah.

2. Latar belakang penerapan TP di negara maju

Media komunikasi pada mulanya adalah alat hiburan dan alat penyampaian pcsan-pesan

penerangan. Kemudian para ahli melihat potensi yang ada pada media ini untuk dimanfaakan

bagi pendidikan.

Perbedaan penerapan sumber belajar di negara maju dan berkembang

1. Sumber belajar di negara maju

Penyampaian kuliah secara massal melalui pemancar adalah biasa dan tumbuh serta

berkembang dengan baik.

Siaran radio untuk pendidikan tinggi dan siaran televisi sebagai media pembelajaran.

2. Sumber belajar di negara berkembang

Memanfaatkan media televisi untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan antara yang

memperoleh pendidikan di kota dan di desa. Televisi pendidikan sekolah ini berada langsung

dibawah Menteri Pendidikan sedangkan tenaga pengelolanya ahli dibidang paedagogy.

Perbedaan kendala penerapan Teknologi Pendidikan di negara maju danberkembang

1. Kendala di negara berkembang

Kendala yang dihadapi yaitu :

Banyaknya orang yang buta huruf rendahnya produktifitas warganya mendesaknya

kebutuhan pendidikan itu sendiri

Kekurangan baik sarana maupun jumlah guru terlebih guru yang berkualitas tinggi

dana yang diperlukan terbatas sekali sehingga untuk memperoleh guru yang baik sukar

dicapai

Page 274: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 274 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Tampaknya memanfaatkan media komunikasi merupakan alternatif pemecahan. namun

tetap ada berbagai masalah yang timbul yaitu masalah dana dan tenaga yang diperlukan. Dalam

hubungan ini bantuan internasional merupakan alternatif yana menjadi pilihan, dimana dana

yang besar sangat diperlukan.

2. Kendala penerapan TP di negara maju

Di negara maju jika ada masalah yang timbul mereka akan melakukan penelitian serta

perbandingan dengan masing-masing pesan yangdisampaikan sendiri. Terhadap kekurangan dan

kesalahan yang terjadi selalu diadakan perbaikan.

Sumber Dana Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan Berkembang

1. Sumber dana pendidikan di negara maju

Penyampaian pembelajaran atau kuliah secara massal melalui pemancar adaiah biasa dan

berkembang dengan baik. Hampir semua sekolah dinegara maju dilengkapi media pembelajaran

elektronika dan fotografi.

Untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di negara maju memang memerlukan dana

yang tidak sedikit. Sumber dana yang didapat dalam meningkatkan mutu pendidikan ini

merupakan anggaran belanja di negara masing-masing. Dan ditambah dengan dana-dana lainnya,

baik berasal dari dalam maupun luar negri.

2. Sumber dana pendidikan di negara berkembang

Persoalan biaya bagi negara berkembang merupkan problem tersendiri yang seringkali

bahkan merupakan faktor penentu utama untuk dapat tidaknya diterapkan teknologi pendidikan.

Ciri teknologi adaiah adanya peralatan dan memerlukan biaya investasi yang mahal.

Banyak negara berkembang yang kekurangan guru bermutu. sedangkan guru yang

diperlukan untuk mendidik sangat kecil jumlahnya. Belum lagi masalah dana yang harus

disediakan untuk pendidikan ini.

Page 275: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 275 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Salah satu negara berkembang adaiah Indonesia. Indonesia pernah menyediakan dana

pendidikan hanya 4% saja. Menurut para ahli anggaran yang paling ideal adaiah 25% dari semua

anggararan

GURU PROFESIONAL BERBASISKAN ILMU DAN TEKNOLOGI

A. Pengertian Guru Professional

Guru professional adalah guru yang mengenal dirinya. Yaitu, dirinya adalah pribadi yang

dipanggil peserta didik dalam belajar. Guru dituntut untuk mencari tahu terus menerus

bagaimana sehasusnya peserta didik itu belajar.

Profesionalisme guru mempunyai makna penting yaitu:

1. profesionalisme memberikan jaminan perlindunga kepada kesejahteran masyarakat

umum.

2. profesionalisme guru merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi pendidikan yang

selama ini dianggap oleh sebagian masyarakat rendah.

3. profesionalisme memberikan kemungkinan perbaikan perkembangan diri yang

memungkinkan guru dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin.

Kualitas profesionalisme ditunjukan oleh lima sikap yaitu:

1. keinginan untuk menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal.

2. meningkatkan dan memelihara citra profesi

3. keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesionalismeyang

dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya.

4. mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi

5. memiliki kebanggaan terhadap profesinya.

B. Guru Profesional Berbasis IT

Page 276: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 276 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Guru berbasi IT adalah guru yang dalam proses pengajaranna menggunakan media yang

berupa informasi dan teknologi yang selalu diperbarui,dan menyampaikannya kepada peserta

didik dengan metode yang dapat dengan mudah dapat menbuat peserta didik mengerti.

Karakteristik guru yang berbasis IT:

1. Dalam mengajar ia harus professional

2. menggunakan suatu media.

Guru berbasis IT sangat dibutuhkan pada saat sekarang ini,terutama untuk Negara yang

sedang berkenbang seperti Negara Indonesia sekarang ini

INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian

Perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan pada masa tertentu agar memperoleh hasil

yang lebih baik dari sebelumnya. Berbagai pembaharuan dilakukan agar pendidikan tersebut bisa

berjalan dengan transparan dan dapat dilakukan dimana saja dengan berbagai perkembangan

didalam dunia pendidikan.

B. Tujuan Inovasi dalam Pendidikan

a. Mengatur ketinggian yang dihasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat

mengglobalisasi pada saat sekarang ini.

b. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga Negara, dimana pada saat

sekarang ini banyak warga yang belum mengecap bagaimana pendidikan.

c. Tercapainya perubahan yang baru berkembang dalam pembelajaran agar menghasilkan

system pendidikan dan pembelajaran yang maksimal dan dapat dimanfaatkan oleh

masyarat.

Page 277: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 277 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Inovasi pendidikan dan pembelajaran yang mengacu pada informasi dan teknologi seperti

pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan computer dan internet dimana semua ilmu

pengetahuan terdapat disana, dan juga memudahkan dalam melakukan pekerjaan.

No Perbedaan Negara Berkembang Negara Maju

1

Latar Belakang

PenerapanTeknologi

Pendidikan

Kemajuan suatu Negara akan Nampak

apabila memiliki sumber daya

manusia yang unggul.Oleh karena itu

pendidikan masyarakat agar menjadi

tenaga-tenaga ahli yang terdidik dan

telatih,yaitu dengan menerapkan

teknologi pendidikan dengan tujuan

mempermudah berlangsungnya

pendidikan itu.

Teknologi Pendidikan

sebenarnya di terapkan di

Negara maju, tinggal

bagaimana mereka

menciptakan Teknologi di

bidang pendidikan yang

lebih canggih sehingga

masalah pendidikan dapat

teralasi.

2 Tujuan Penerapan

Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan di setiap

Negara pada dasarnya bertujuan guna

pencapaian pemerataan pendidikan di

seluruhlapisan masyarakat dan

peningkatan mutu pengetahuan

peserta didik

Tujuan tp di negara maju

lebih menitik beratkan pada

penciptaan metode-metode

pendidikan yang lebih

modern, sehingga pelayanan

pendidikan terasa lebih

terbukadan dan mudah di

dapat

3 Kegiatan yang di

lakukan dalam

penerapan Teknologi

Pendidikan

o Penyampaian materi pelajaran

secara audio maupun visual.

o Melatih siswa menjawab

lembar pertanyaan.

o Melatih siswa,melakukan

perbandingan,pengamatan,pen

gembangan dan penelitian

terhadap suatu objek.

o Pratukum labor

o Pemberian objek

untuk diteliti oleh

peserta didik.

o Mendorong peserta

didik untuk

melekukan karya

yang di jadikan

Page 278: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 278 http://romidwisyahri95.blogspot.com

sebagai evaluasi.

4 Sumber belajar yang

dipakai dalam

penerapan Teknologi

Pendidikan

Sumber belajar secara umum masih

memakai sumber belajar yang lama,

Seperti buku cetak,miniature manusia

Sumber belajar pada Negara

maju rata-rata sudah sangat

canggih, seperti ruang

simulator, laboraturium,

komputer, dan internet,

laboraturium simulasi biologi

dan telekomfren

5 Pengelolaan yang

dilakukan di dalam

teknologi pendidikan

Secara umum pengelolan pendidikan

pada Negara berkembang masih di

laksanakan oleh pemerintah pusat

dengan cara berkoordinasi dengan

pemerintah daerah, hanya beberapa

yayasan atau pihak semata yang

benar-benar mampu yang dapat

menyelenggarakan pendidikan.

Pengelolaan pendidikan di

Negara maju sudah merata di

lakukan, baik itu oleh

pemerintah pusat maupun

yayasan atau pihak swasta.

Bahwa beberapa Negara

maju, peran swasta dalam

pendidikan lebih dominasi

dari pada pendidikan

6 Kelompok sasaran

Penerapan Teknologi

Pendidikan

o Masyarakat yang mendidik

memiliki keterbatasan

ekonomi untuk melaksanakan

pendidikan.

o Masyarakat yang belum

pernah atau belum

memanfaatkan pendidikan

dasar dan menengah.

o Para Guru dan Dosen

o Para peneliti dan

Ilmiah

o Para profeson atau

penciptaan ilmu

o Mahasiswa dan Siswa

Menengah Kejuruan.

7 Sumber Dana o Pemerintah (APBN & APBD)

o Donatur dari pengusaha atau

konglomerat.

o Pemerintah

o Donatur

o Yayasan

o Swasta.

Page 279: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 279 http://romidwisyahri95.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

http://rusydinatp12.blogspot.com/2012/11/pendayagunaan-teknologi-pendidikan-di.html

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai benih Teknologi Pendidikan. Jakarta Pustekkom Diknas

bekerjasama dengan Kencana

Bambang,Warsita. (2008). Teknologi Pembelajaran dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

http://iisindra.blogspot.com/2011/05/pendayagunaan-teknologi-pendidikan-di.html

Page 280: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 280 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 281: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 281 http://romidwisyahri95.blogspot.com

BAB X

PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PENDIDIKAN SAAT INI DAN MASA DEPAN

A. Latar Belakang

Teknologi Pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi orang, pesan

tau ide, prosedur, alat, bahan, lingkungan ( organisasi ) untuk menganalisis masalah mencari cara

permasalahan tersebut melaksanakannya, dan mengevaluasi, mengelola yang menyangkut aspek

belajar manusia.

Teknologi pembelajaran merupakan teori dan praktek tentang perancangan, pengembangan,

pemanfaatan, pengelolaan, serta penilaian proses dan sumber untuk belajar.

Pendidikan dalam arti luas adalah proses yang berkaitan dengan upaya untuk

mengembangkan pada diri seseorang tiga aspek dalam kehidupannya, yakni, pandangan hidup,

sikap hidup dan keterampilan hidup. Upaya untuk mengembangkan ketiga aspek tersebut bisa

dilaksanakan di sekolah, luar sekolah dan keluarga. Kegiatan di sekolah direncanakan dan

dilaksanakan secara ketat dengan prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan.

Bangsa Indonesia telah mengalami berbagai bentuk praktek pendidikan: praktek

pendidikan Hindu, pendidikan Budhis, pendidikan Islam, pendidikan zaman VOC, pendidikan

kolonial Belanda, pendidikan zaman pendudukan Jepang, dan pendidikan zaman setelah

kemerdekaan (Somarsono, 1985). Berbagai praktek pendidikan memiliki dasar filosofis dan

tujuan yang berbeda-beda. Beberapa praktek pendidikan yang relevan dengan pembahasan ini

adalah praktek-praktek pendidikan modern zaman kolonial Belanda, praktek pendidikan zaman

kemerdekaan sampai pada tahun 1965, dan praktek pendidikan dalam masa pembangunan

sampai sekarang ini.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis mengangkat sebuah rumusan masalah yaitu

Page 282: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 282 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1. Bagaimana Pengaruh TP dalam Pendidikan ?

2. Bagaimana Penerapan TP terhadap pendidikan masa kini ?

3. Bagaimana Penerapan TP terhadap pendidikan Masa Depan ?

4. Bagaimana Aplikasi TP pada Usia SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan TP terhadap dunia pendidikan saat ini dan

masa depan.

2. Untuk mengetahui paradigam pendidikan masa depan

3. Untuk mengetahui pengaruh Teknologi Pendidikan terhadap dunia pendidikan saat ini

dan masa depan.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang ada dalam makalah ini adalah mahasiswa dapat mengaplikasikan

penerapan Teknologi Pendidikan dan pengaruhnya terhadap dunia pendidikan saat ini dan

masa yang akan datang.

PEMBAHASAN

Sebelum membahas penerapan teknologi pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui

pengertian teknologi. Kata Teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat

elektronik. Tapi oleh ilmuwan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sebagai pekerjaan

ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada

usaha untuk memecahkan masalah manusia. Menurut Yp Simon (1983), teknologi adalah

suatu displin rasional yang dirancang untuk meyakinkan penguasaan dan aplikasi ilmiah.

Page 283: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 283 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Menurut (An) Teknologi tidak perlu menyiratkan penggunaan mesin, akan tetapi

lebih banyak penggunaan unsur berpikir dan menggunakan pengetahuan ilmiah. Menurut

Paul Saetiles (1968). Teknologi selain mengarah pada permesinan, teknologi meliputi

proses, sistem, manajemen dan mekanisme kendali manusia dan bukan manusia. Pengertian

Teknologi Pendidikan diabad ke dua puluh meliputi lentera pertama proyektor slide,

kemudian radio dan kemudian gambar hidup. Sedangkan abad 19 ke bawah sampai lima

belas teknologi lebih diartikan papan tulis dan buku. Menurut Prof. Sutomo dan Drs. Sugito,

M.Pd.

Teknologi Pendidikan adalah proses yang kompleks yang terpadu untuk

menganalisis dan memecahkan masalah belajar manusia/ pendidikan.

Menurut ‖Mackenzie, dkk‖ (1976) Teknologi Pendidikan yaitu suatu usaha untuk

mengembangkan alat untuk mencapai atau menemukan solusi permasalahan.

Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah

pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa:

1. Teknologi Pendidikan lebih dari perangkat keras. Ia terdiri dari desain dan lingkungan

yang melibatkan pelajar.

2. Teknologi dapat juga terdiri segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk

melibatkan pelajaran; strategi belajar kognitif dan keterampilan berfikir kritis.

3. Belajar teknologi dapat dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara

aktif, konstruktif, autentik dan kooperatif seta bertujuan.

Sistem Belajar Mandiri Salah Satu Aplikasi Teknologi Pendidikan Penerapan

teknologi pendidikan sangatlah luas dalam satu rangkaian sistem yaitu yang bersifat

mikro dan bersifat makro.Teknologi pendidikan merupakan suatu konsep yang masih

relatif baru. Secara ringkas dapat disebutkan bahwa teknologi pendidikan sebagai suatu

konsep, mengandung sejumlah gagasan dan rujukan. Gagasan yang ingin diwujudkan

adalah agar setiap pribadi dapat berkembang semaksimal mungkin dengan jalan

memanfaatkan teknologi sedemikian rupa sehingga selaras dengan perkembangan

masyarakat dan lingkungan.Rujukan konsep itu merupakan hasil sintesi dari gejala yang

diamati dan kecenderungan yang ada.

Page 284: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 284 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Analisis empirik terhadap sistem belajar mandiri yang dilakukan untuk

menghasilkan manfaat penerapan teknologi instruksional :

a. Meningkatkan produktifitas pendidikan dengan jalan :

a) Memperlaju penerapan bahan

b) Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik

c) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat

lebih banyak membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik

b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan :

a) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional

b) Memberikan kesempatan anak didik untuk berkembang sesuai perkembangan

perorangan mereka.

c. Memberikan dasar pembelajaran yang lebih ilmiah dengan jalan:

a) Perencanaan program pembelajaran secara bersistem

b) Pengembangan bahan ajaran yang dilandasi penelitian

d. Memungkinkan belajar lebih akrab, karena dapat :

a) Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran didalam dan diluar sekolah

b) Memberikan pengalaman tangan pertama

e. Memungkinkan pemerataan pendidikan yang bermutu, terutama dengan :

a) Dimanfaatkan bersama tenaga atau kejadian langka

b) Didatangkannya pendidikan kepada mereka ytang memerlukan Analisis ini

dilakukan dengan harapan bahwa keberadaan teknologi pendidikan dapat

dimanfaatkan dan benar-benar mampu menjadi solusi terhadap pemecahan

semua permasalahan bejara, baik yang bersifat mikro ataupun makro.

Dalam konsep teknologi pendidikan, dibedakan istilah pembelajaran

(instruction) dan pengajaran (teaching). Pembelajaran, disebut juga kegiatan

pembelajaran instruksional, adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar

seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu.Sedangkan

pengajaran adalah usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar kepada

peserta didik yang biasanya berlangsung dalam situasi resmi atau formal.

Reigeluth dan Merrill (1983) berpendapat bahwa pembelajaran sebaiknya

didasarkan pada teori pembelajaran yang bersifat preskiptif, yaitu teori yang

Page 285: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 285 http://romidwisyahri95.blogspot.com

memberikan ‖resep‖ untuk mengatasi masalah belajar. Teori pembelajarn yang

prespektif itu harus memerhatikan tiga variabel, yaitu variabel kondisi, metode, dan

hasil.

Kerangka teori instruksional itu dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Kondisi Karakteristik Pelajaran

2. Karakteristik Siswa Pembelajaran

3. Tujuan Hambatan

4. Metode Pengorganisasian Bahan Pelajaran

5. Strategi Penyampaian

6. Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran

Karakteristik siswa meliputi pola kehidupan sehari-hari, keadaan sosial

ekonomi, kemampuan membaca, dan sebagainya.Karakteristik pelajaran meliputi

tujuan apa yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut, dan apa Tujuan hambatan

untuk pencapaian itu. Misalnya saja kemampuan berbahasa Inggris yang umumnya

lemah merupakan hambatan untuk mempelajari teks berbahasa Inggris.

Pengorganisasiaan bahan pelajaran, meliputi antara lain bagaimana merancang bahan

untuk keperluan belajar mandiri. Strategi penyampaian meliputi pertimbangan

panggunaan media apa untuk menyajikan nya, siapa dan atau apa yang akan

menyajikan, dan sebagainya. Sedang pengelolaan kegiatan meliputi keputusan untuk

mengembangkan dan mengelola serta dan bagaimana digunakannya bahan pelajaran

dan strategi penyampaian. Berdasarkan kerangka teori itu setiap metode

pembelajaran harus mengandung rumusan pengorganiasasian, bahan pelajaran,

strategi penyampaian, dan pengelolaan kegiatan, dengan memerhatikan faktor tujuan

belajar, hambatan belajar, karakteristik siswa, agar dapat diperoleh efektivitas,

efisiensi, dan daya tarik pembelajaran.

Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode,

kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan

daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Sekolah harus

mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global. Untuk itu

ada lima teknologi baru yang dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik.

1. Lima macam Teknologi

Page 286: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 286 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Sistem Berpikir

Sistem berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya

tiap mode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan

yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan

peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep

sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait

Desain System

Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang

baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan

harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system

yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.

Kualitas pengetahuan

Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi

suatu produk atau jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu

pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam

inovasi pendidikan/ sekolah.

Manajemen Perubahan

Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke

arah perubahan positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku untuk

aspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada POAC

(Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Kontrol).

Teknologi pembelajaran

Disini ada dua bagian yaitu peralatan Pelajar elektronik (Komputer,

multimedia, Internet, telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode

dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif.

Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi

teknologi pembelajaran adalah sistem pemikiran yang berlaku untuk instruksi dan

belajar. Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju

inovasi pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu

kombinasi peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual,

untuk perubahan yang efektif.

Page 287: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 287 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Pengaruh Teknologi Pendidikan

Secara operasional teknologi pendidikan dapat dikatakan sebagai proses yang

bersistem dalam membantu memecahkan masalah belajar pada manusia. Kegiatan yang

bersistem mengandung dua arti, yaitu pertama yang sistemik atau beraturan, dan kedua

yang sistemik atau beracuan pada konsep sistem. Kegiatan yang beraturan adalah kegiatan

untuk memenuhi kebutuhan yang dilakukan dengan langkah-langkah mengkaji kebutuhan

itu sendiri terlebih dahulu, kemudian merumuskan tujuan, mengidentifikasikan

kemungkinan pencapaian tujuan dengan mempertimbangkan kendala yang ada,

menentukan kriteria pemilihan kemungkinan, memilih kemungkinan yang terbaik,

mengembangkan dan menguji cobakan kemungkinan yang dipilih, melaksanakan hasil

pengembangan dan mengevaluasi keseluruhan kegiatan maupun hasilnya.

Pendekatan yang sistemik adalah yang memandang segala sesuatu sebagai sesuatu yang

menyeluruuh (komprehensif) dengan segala komponen yang saling terintegrasi.Keseluruhan itu

lebih bermakna dari sekadar penjumlahan komponen-komponen. Tiap komponen mempunyai

fungsi sendiri, dan perubahan pada tiap komponen akan mempengaruhi komponen lain serta

sistem sebagai keseluruhan. Pendekatan ini juga memperhatikan bahwa pendidikan sebagai suatu

sistem terdiri dari berbagai lapis sistem: makro, meso dan mikro. Pendidikan di dalam kelas

merupakan lapis terbawah atau terkecil atau suatu sistem mikro.Sedangkan pendidikan nasional

merupakan sistem makro atau yang paling atas.Masalah belajar yang dipecahkan banyak

ragamnya.

Ada masalah dalam skala mikro, yaitu masalah yang dihadapi guru dalam satu kelas

untuk mata pelajaran tertentu, dan ada masalah makro, yaitu masalah pendidikan nasional,

misalnnya ketersediaan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan lanjut. Pembelajaran

adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau

terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.

Usaha ini dapat dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang memiliki

kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber belajar

yang diperlukan.

Pengertian ini dibedakan dengan pengajaran yang telah terlanjur mengandung arti

sebagai penyajian bahan ajaran yang dilakukan oleh seseorang pengajar. Pembelajaran

Page 288: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 288 http://romidwisyahri95.blogspot.com

tidak harus diberikan oleh pengajar, karena kegiatan itu dapat dilakukan oleh perancang

dan pengembang sumber belajar, misalnya seorang teknolog pembelajaran atau suatu tim

terdiri dari ahli media dan ahli materi ajaran tertentu. Keberhasilan proses belajar mengajar

dapat terjadi dari upaya berbagai komponen dan salah satunya adalah strategi

pembelajaran, yang menjadi salah satu bahan kajian dalam teknologi pendidikan.

Semua bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan manusia untuk sesuatu

tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan

usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada.

Setiap teknologi, tidak terkecuali teknologi pendidikan, merupakan proses untuk

menghasilkan nilai tambah, sebagai produk atau piranti untuk dapat digunakan dalam

aneka keperluan, dan sebagai sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling

berkaitan untuk suatu tujuan tertentu. Melihat penjelasan diatas untuk itu penulis mengakat

tema ‖Strategi Pembelajaran dengan Konsep Dasar Pola Sistem Belajar Mandiri‖. Dengan

tujuan penulisan untuk mengetetahui strategi pembelajaran dengan Konsep Dasar Pola

Sistem Belajar Mandiri

Teknologi Pendidikan Dalam Meningkatkan Produktivitas Pendidikan

Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses

perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien. Sejauh mana pencapaian produktivitas pendidikan

dapat dilihat dari out put pendidikan yang berupa prestasi, serta proses pendidikan yang

berupa suasana pendidikan. Prestasi dapat dilihat dari masukan yang merata, jumlah

tamatan yang banyak, mutu tamatan yang tinggi, relevansi yang tinggi dan dari sisi

ekonomi yang berupa penyelenggaraan penghasilan. Sedangkan proses atau suasana

tampak dalam kegairahan belajar, dan semangat kerja yang tinggi serta kepercayaan dari

berbagai pihak.

Satu hal yang perlu disadari adalah bahawa produktivitas pendidikan harus dimulai

dari menata /SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal kedua adalah bahwa

penataan SDM harus dilaksanakan denagn prinsip efektivitas dan efisiensi karena

efektifitas dan efisiensi adalah kriteria dan ukuran yang mutlak bagi produktivitas

pendidikan.

Page 289: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 289 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Dalam meningkatkan produktivitas pendidikan, teknologi pendidikan memiliki

ciri-ciri inovasi pendidikan yang dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun

menurut ashby 1967 ada empat ciri-ciri inovasi pendidikan :

i. Ketika masyarakat /orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas

pendidikan anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke

sekolah.

ii. Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan

iii. Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan

ketersediaan buku lebih luas.

iv. Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD

proyektor, perekan internet, LAN, dsb ).

Keempat perubahan di atas di dunia pendididkan telah menimbulkan banyak

masalah, dan untuk itulah kelima teknologi yang dibahas pada point sebelumnya sangat

membantu untuk solusi pemecahan.

Perubahan pendidikan/sekolah yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya

tentunya sangat tergantung pada lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, system

desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen. Sekarang sekolah negeri maupun

swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan mereka. Banyak

program sekolah yang ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan maupun status sekolah

yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya. Yang jelas

perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM yang

berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desein pendidikan, punya kiat manajemen

yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa antara inovasi

pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Inovasi merupakan okbyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya.

Dalam inovasi pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang inovasi

pendidikan, sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa digunakan untuk

sasaran/tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.

Page 290: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 290 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Dalam meningkatkan produktivitas pendidikan , Teknologi Pendidikan

mempunyai manfaat sebagai berikut:

Teknologi Pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi

pengetahuan:

- Untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan

- Untuk organisir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan pelajar.

Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang

mendukung pelajar : Untuk mengakses informasi yang diperlukan. Untuk

perbandingan perspektif, kepercayaan dan pandangan dunia.

Teknologi pendidikan sebagai media sosial untuk mendukung pelajaran dengan

berbicara. Untuk berkolaborasi dengan orang lain.

Untuk mendiskusikan, berpendapat dan membangun konsensus antara anggota sosial.

Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar. Untuk

membantu pelajar mengartikulasikan dan memprentasikan apa yangmereka ketahui.

Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan/sekolah.

Tekonologi pendidikan dapat meningkatkan fektifitas dan efisiensi proses belajar

mengajar.

Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan.

Quantum Learning

Banyak sekolah-sekolah saat ini menerapkan sistim quantum learning, bahwa tingkat

kepercayaan banayak pendidik semakin besar pada praktek. Sesuatu yang dipahami dengan lebih

mendalam melalui pengalaman nyata dilapangan.

Dimana membiarkan tiap murid menganalisa dan berpikir kritis dari pengetahuan yang mereka

peroleh.

Siswa dikelompokkan terlebih dahulu, sesuai dengan

Page 291: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 291 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Kulitas intelegensi

Kualitas emosional

Kualitas sprrittual

Setiap siswa dianggap sebagai individu mandiri dan bebas, mampu memilih kategori

unggulan buat mereka sendiri dan mencapainya.

Misalnya, jika siswa suka seni, maka yang menjadi fokus pendidikanya adalah

pengetahuan dibidang kesenian, sedangkan pengetahuan lain dianggap sebagai pelengkap.

Kelemahannya :

metode pengajaran seperti ini relatif baru dan membutuhkan sarana dan prasarana yang

tidak sedikit.

Membutuhkan dana yang relatif tinggi

Terdapatnya tingkat persaingan dengan sekolah swasta

Pemecahanya :

Bagaimana memicu kesadaran pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang

lebih komleks.

Pendidikan yang baik adalah investasi yang tak ternilai untuk kemajuan bangsa. Maka,

untuk menstandarkan materi-materi pendidikan yang diberikan dalam sekolh, disusunlah

kurikulum oleh pemerintah sebagai pedoman sistematis yang wajib dilaksanakan bagi institusi-

institusi pendidikan di Indonesia dalam materi pelajaran.

Penerepan teknologi pendidikan masa kini

Dijaman reformasi saat ini pendidikan mengalami :

Page 292: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 292 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1. Kurikulum yang dikeluarkan pemerintah senantiasa berubah cepat

2. Setiap kali mentri pendidikan berganti kurikulum ikut berbah.

Apakah berganti kurkulum itu baik?

Sebenarnya tergantung, apabila kurikulum baru memang lebih efektifdan cocok dengan

realita dilapangan, maka itu baik. Tapi, apabila kurikulum itu tidak efektif dan sulit

direalisasikan dengan sempurna, maka akan terjadilah kebingungan

3. Tidak adanya sekolah yang secara khusus menghasilkan peserta didik untuk

menjadi pemimipin.

Pendidikan berbeda dengan pengajaran ;

Pendidikan mempunyai arti luas, yaitu pendidikan dapat berlangsung dimasyarakat,

dikeluarga, tempat bekerja dan tempat lainnya.

Pengajaran dalam prosesnya harus berlangsung secara teorganisir melalui institusi (formal)

persekolahan termasuk diperguruan tinggi tentunya.

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI PENDIDIKAN DI ERA

GLOBALISASI

Reformasi yang dapat di lakukan teknologi informasi dapat mencakup tiga hal, yaitu:

• Cara kita belajar

• Apa yang kita pelajari

• Tempat dan waktu kita belajar

1. Cara kita belajar

Mengenai cara kita belajar, terkait dengan metode pembelajaran. Pada pembelajaran

konvensional, guru memainkan peranan yang lebih besar sehingga tingkat ketergantungan siswa

Page 293: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 293 http://romidwisyahri95.blogspot.com

terhadap guru menjadi lebih besar juga. Sedangkan pada pembelajaran berbasis teknologi

informasi pembelajaran terpusat kepada siswa sehingga guru hanya sebagai pendamping atau

konsultan saja

2. Ape yang kita pelajari?

Terkait dengan apa yang kita pelajari. Pada pembelajaran berbasis teknologi informasi

(TI) mengubah pola pembelajaran tidak hanya terhadap apa yang seharusnya di pelajari oleh para

siswa, melainkan juga apa yang dapat di peroleh oleh para siswa jika dapat mengoptimalkan

peran TI. Hal ini mengindikasikan bahwa TI dapat menyediakan sumberdaya pembelajaran yang

tidak terbatas seperti internet, intranet, audio/video, dan media berbasis teknologi lainnya.

3. Tempat dan waktu kita belajar

Ruang dan waktu belajar adalah salah satu hal yang membatasi proses pembelajaran

sehingga tidak dapat berlangsung secara maksimal. Dengan hadirnya TI maka para siswa dapat

memilih sendiri tempat dan waktu serta ritme pembelajaran karena TI menawarkan kebebasan

memilih ketiga hal tersebut sesuai kebutuhan setiap siswa.

Seiring dengan kehadiran teknologi informasi, proses pembelajaran bagi para siswa tidak

hanya melalui cara konvensional dengan adanya tatap muka secara langsung antara guru dengan

murid, tetapi pembelajaran juga dapat menggunakan sarana-sarana teknologi sehingga antara

guru dan murid tidak harus bertatap muka secara langsung.

Berdasarkan hal di atas, sangat jelas bahwa metode pendidikan berbasis TI memiliki

prospek yang cerah di masa depan karena menawarkan berbagai keunggulan yang tidak di miliki

oleh proses pendidikan formal pada umumnya. Selain itu metode pendidikan berbasis TI juga

menawarkan pendidikan murah bagi para siswa karena para siswa dapat memperoleh bahan

pembelajaran dari berbagai sumber yang gratis tentunya tidak seperti pendidikan konvensional

yang harus membeli buku-buku yang kian hari kian mahal. Dengan kata lain, metode pendidikan

berbasis TI harus segera di kembangkan di Indonesia untuk mendukung UU No 20 Tahun 2003

untuk mewujudkan pendidikan murah yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Globalisasi membawa akibat terjadinya perubahan yang terus menerus dan semakin

cepat. Sejalan dengan pencapaian tujuan pendidikan, perlu diupayakan suatu sistem pendidikan

yang mampu membentuk kepribadian dan ketrampilan peserta didik yang unggul, yakni beriman

Page 294: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 294 http://romidwisyahri95.blogspot.com

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia yang kreatif, cakap, terampil, jujur, dapat

dipercaya, disiplin, bertanggung jawab dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi, maka

dibentuklah empat pilar pendidikan yang dijadikan fondasi pendidikan pada era informasi dan

jaringan global ini dalam meraih dan merebut pasar internasional.

Penerepan teknologi pendidikan masa depan

Di era global seorang pemimpin perlu diajarkan dan dikenalkan secara dini dalam sistem

pendidikan nasional agar pada saatnya mereka dibutuhkan minimal telah memiliki kapasitas dan

aksesibilitas yang memadai untuk memimpin.

Agar dari masyarakat sudah diberdayakan akan lahir pemimipin-pemimpin bangsa yang efektif.

Sifat-sifat positif yang harus dimiliki olehh seorang pemimipin :

Kreatif

Bermoral

Pemberani

Intelektula (pengetahuan yang tinggi)

Memiliki komitmen

Pemimpin yang sejati :

Page 295: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 295 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Pemimpin yang bisa menjadi simbol moraldan pemersatu bagi komunitasnya

Pemimipin yang bisa menjadi agent menuju kesejahteraan, kemakmuran.

Pemimipin yang bisa membawa komunitasnya melangkah maju jauh kedepan.

Dengan meningkatkan anggran belanja untuk pendidikan, serta peningkatan kuaitas para guru,

sistem pendidikan di Indonesia akan lebih baik. Dan ini akan menghasilkan SDM Indonesia yang

berkompetensi.

Lalu dengan penerepan teknologi Indonesia dapat membuat kualitas dan kuantitas produk yang

dihasilkan dari SDA pun meningkat. Dari integrasi SDM dan SDA Indonesia ini, maka

perbaikan ekonomi pun dapat terwujud dan dapt menciptakan kesejahteraan bagi bangsa

indonesia.

Perkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance

Learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu

dimasukan sebagai strategi utama.

Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan.

Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi

menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku.

Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam

pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada

saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media

internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa

secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang

diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.

Pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari.

Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah

Page 296: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 296 http://romidwisyahri95.blogspot.com

tangga dan orang lanjut usia (pensiunan).

Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau

dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di

Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh

Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa computer based

learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat,

dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan

program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra sebanyak 80 negara di

dunia. Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5

kali lebih banyak (dari 30 menjadi150mahasiswa)dengan biaya 31% lebih murah.

Kecenderungan global & regional dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi

untuk pendidikan

Pertama, proses investasi dan re-investasi yang terjadi dalam dunia industri berlangsung

sangat cepat, menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat pula pada dunia

organisasi kerja, struktur pekerjaan, struktur jabatan dan kualifikasi tenaga kerja yang

dibutuhkan.

Kedua, perkembangan industri, komunikasi dan informasi yang semakin cepat akan

melahirkan ‖knowledge worker‖ yang semakin besar jumlahnya.

Knowledge worker adalah pekerjaan yang berkaitan erat dengan proses informasi.

Ketiga, berkaitan dengan dua kecendrungan pertama, maka muncul kecendrungan bahwa

pendidikan bergeser daari ide back to basic ke arah ide the forward to future basic, yang

mengandalkan pada penigkatan kemampuan TLC (how to think, how to learn, how to create).

How to think menekankan pada pengembangan critical thinking, how to learn menekankan pada

kemampuan untuk bisa secara terus-menerus dan mandiri emnguasai dan mengolah informasi

dan how to create menekankan pada pengembangan kemampuan untuk dapat memcahkan

problem yang berbeda-beda.

Page 297: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 297 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Keempat, berkembang dan meluasnya ide demokratisasi yang bersifat substansi, yang

antara lain dalam dunia pendidikan akan terwujud dalam munculnya tuntutan pelaksaan school

based management dan sitespecific soluion. Seiring dengan itu, karena kreatifitas guru, maka

akan bermunculan berbagai bentuk praktek pendidikan yang berbeda satu sama lain, yang

kesemuanya untuk menuju pendidikan yang efekti dan efisien.

Kelima, semua bangsa akan mengalami krisis demi krisis yang tidak hanya dapat

dianalisis dengan metode sebab akibat sederhan tetapi memerlukan sistim yang saling

bergantungan.

Kecendurangan – kecendrungan tersebut diatas menuntut kualitas sumber daya mnusia

yang berbeda dengan kualitas yang ada dewasa ini.

Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan maka pada

saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media

internet untuk menghubungkan antara mahasisiw denagan dosennya, melihat nilai mahasiswa

secara online, memngecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang

diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.

Pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari.

Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah

tangga dan orang lanjut usia (pensiunan).

Setiap pembahasan tentang masa depan senantiasa mengandung ketidakpastian, tak

terkecuali pembahasan pendidikan masa depan. Kecendrungan yang diidentifikasikan berikut ini

merupakan ramuan dari berbagai sumber (miarso,1990) namun belum merupakan ramuan yang

komprehensif.

Page 298: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 298 http://romidwisyahri95.blogspot.com

1. Belajar Menyelidik

Yaitu meliputi kemampuan seseorang dalam menggunakan proses dan

prosedur yang intelektual, untuk memecahkan masalah akademis maupun

praktis yang dihadapinya. Prinsip ini dalam pelaksanaannya dicerminkan

dengan berkurangnya penjelasan atau ceramah dari guru, dan dengan

meningkatnya kegiatan meneliti baik secara mandiri maupun kelompok oleh

peserta didik.

2. Belajar Mandiri

Yaitu berupa pengarahan dan pengontrolan diri dalam memperoleh dan

menggunakan pengetahuan. Kemampuan ini penting karena keberhasilan

dalam kehidupan, akan diukur dari kesanggupan bertindak dan berpikir

sendiri, dan tidak tergantung kepada orang lain.

3. Belajar Sendiri

Bentuk pertama telah dikembangkan dalam sistem PAMONG , PPSP, SMP

terbuka, Universitas Terbuka dengan digunakannya modul belajar. Bentuk

kedua pernah dikembangkan dalam sekolah laboratorium IKIP malang yang

dipimpin oleh Prof. Dr. S.Pakasi.

4. Belajar Struktur Bidang Studi

Mempelajari struktur ini dapat dilakukan melalui pemahaman konsep,

prinsip, prosedur da model teoritik. Cara ini akan lebih ekonomis dan

praktis. Dengan menguasai struktur fakta dan informasi selanjutnya dapat

disimpan dalam berbagai macam sarana bantu yang dapat diambil kembali

sewaktu – waktu diperlukan.

5. Belajar Mencapai Penguasaan

Prinsip ini berasumsi bahwa setiap peserta didik mampu menguasai apa yang

dipelajarinya. Penguasaan atas tujuan ini merupakan standar bagi semua

peserta didik, dengan ketentuan bahwa tiap peserta didik mendapat tugas

yang sesuai dengan kemampuannya, serta bahwa kepada mereka itu dapat

disediakan bahan, waktu, dan bimbingan yang diperlukan untuk

keberhasilannya. Dengan prinsip ini maka peranan utama guru adalah

Page 299: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 299 http://romidwisyahri95.blogspot.com

mengelola kegiatan belajar peserta didik dan memberikan bimbingan yang

diperlukan.

6. Pendidikan Untuk Perkembangan Kepribadian

Perkembangan ini merupakan perkembangan segala aspek kepribadian

secara utuh, bukan hanya menekankan pada aspek koqnitif saja melainkan

pula keyakinan, minat, dan nilai yang membentuk pribadi seseorang.

7. Mengutamakan Kepentingan Peserta Didik

Perlu diadakan berbagai macam kemungkinan, dan disediakan kemudahan

untuk mengikuti salah satu kemungkinan itu disebabkan kondisi dan

karakteristik masing-masing peserta didik yang berbeda. Misalnya, bagi

peserta didik yang tinggalnya di daerah terpencil dan terisolasi atau mereka

yang karena alasan fisik, sosial dan ekonomi tidak dapat mengikuti

pendidikan reguler, harus dapat diberikan program pendidikan

kompensatoris, dengan derajat dan pengakuan yang setaraf dengan program

regular.

8. Pesebaran Waktu

pendidikan itu berlangsung sepanjang waktu, terutama waktu jaga setiap

orang. Dalam suatu sistem pendidikan hendaknya keterpaduan antara

pendidikan di dalam sekolah dan di luar sekolah, sehingga perolehan suatu

kemampuan tidak hanya dibatasi dan dihargai sewaktu seseorang bersekolah,

atau didasarkan pada ijazah atau tanda tamat belajar.

9. Persebaran Tempat

Pendidikan itu pada dasarnya dapat berlangsung dimana saja, namun

bilamana dikehendaki agar pendidikan itu terarah dan terawasi perlu ditata

terlebih dahulu bentuk kelembangaan dan tata caranya.penataan ini tidak

harus dilakukan secara formal dalam suatu bentuk perundingan khusus,

melainkan dapat pula berkembang sebagai suatu kebiaasaan dalam

masyarakat .

10. Keanekaragaman Sumber

Page 300: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 300 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Guru hanyalah salah satu sumber insani, dan disamping itu maih ada lagi

sumber non insani. Sumber-sumber insani ini harus pula dilengkapi dengan

sumber non insani berupa lingkungan, alat, media, dan sebagainya.

11. Diferensiasi Peranan

Guru harus berbagi peranan dengan orang lain yang mempunyai tugas dan

fungsi khusus. Semua orang tergabung ke dalam suatu tim instruksional, dan

masing-masing orang di samping mempunyai keahlian dalam bidang

tanggung jawabnya, juga memahami perananya.

12. Ekonomi Pendidikan

Pendidikan sebagai suatu proses menciptakan hasil, tidak mungkin terbebas

dari pertimbangan ekonomi. Ditinjau dari segi anggran, komponen

pembiayaan untuk guru merupakan jumlah yang terbesar, oleh karena itu

harus bisa digunakan seefisien dan seefktif mungkin.

13. Pendekatan Ilmiah

Pendidikan merupakan kepentingan semua orang. Tetapi itu tidak berarti

bahwa pendidikan itu merupakan ―common sense‖ yang dapat dimengerti

dan diketahui oleh orang awam. Pendidikan sebagai suatu disiplin keilmuan

berkembang sesuai dengan perkembangan daya pikir, keadaan dan

kebutuhan manusia.

Dalam Teknologi Pendidikan terdapan gejala-gejala dalam perkembangnya, salah

satunya dalam bidang garapa teknologi pendidikan. Adpaun gejala tersebut ialah :

1. Adanya orang-orang belajar yang belum memperoleh perhatian yang cukup tentang

kebutuhannya, kondisinya, dan tujuannya.

Untuk masa mendatang diharapkan dengan perkembangan teknologi pendidikan ini orang tua

mampu mengenal karakteristik, kebutuhan, dan tujuan anak mereka dalam memperoleh

pendidikan.

2. Adanya sibelajar yang tidak cukup memperoleh pendidikan dari sumber-sumber sedekala

(tradisional), dan karna itu perlu dikembangkan dandigunakan sumber-sumber baru.

3. Adanya sumber-sumber baru berupa orang (misalnya penulis buku ajar dan pembuat media

Page 301: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 301 http://romidwisyahri95.blogspot.com

instruksional), isi pesan (yang tertulis dalam buku, tersaji dalam media, dan sebagianya), bahan

(misalnya buku, dan perangkat lunak televisi), alat ( pesawat televisi dan sebaginya), cara – cara

tertentu dalam memanfaatkan orang, pesan, bahan dan alat, serta lingkungan tempat proses

belajar itu berlangsung(AECT, 1986).

4. Adannya kegiatan yang bersistem dalam mengembangkan sumber0sumber belajar itu yang

bertolak dari landasan teori tetentu dan hasil penelitian, yang kemudian dirancang, dipilih,

diproduksi, disajikan, diguankan, disebarkan, dinilai, dan disempurnakan.

5. Adanya pengelolaan atas kegiatan belajar yang memanfaatkan berbagai sumber, kegiatan

mengahasilkan dan atau memilih sumber belajar, serta orang dan lembaga yang terlibat langsung

dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini dilakukan agar kehiatan lebih berdaya guna, berhasil

guna dan produktif.

Dalam menghadapi masalah internal pendidikan dan tantangan masa depan, sebenarnya

pemerintah sudah menyadari perlunya kebijakan dan strategi pengembangan pendidikan yang

bersifat inovatif, yaitu tidak terkait dengan tradisi yang ada.

Dapat kiranya diramalkan arah kecendrungan pendidikan mendatang secara umu adalah

sebagai berikut:

a. Pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh akan menjambah pendidikan

yang berada di luar jangkauan pendidikan tatap muka konfensional yang bersifat

klasikal.

b. Lembaga-lembaga pendidikan atau latihan yang mempunyai satu kepentingan untuk

memanfaatkan sumber-sumber secara bersama akan berkolaborasi dalam suatu

jaringan pendidikan jarak jauh.

c. Pendidikan profesi dan politeknik secara bertahap akan memanfaatkan kemampuan

jaringan email dan elibrary Untuk akses data atau informasi yang bersangkutan.

d. Daerah – daerah pelosok jauh dan terpencil secara bertahap melalui kantong-kantong

eksprimentasi akan diperkenankan dengan penggunaan teknologi yang tepat guna

e. Penggunaan CD ROOM multimedia dalam pendidikan secara bertahap akan dapat

menggantikan TV dan Radio karna sifatnya yang luwes.

Page 302: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 302 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Sedangkan lembaga pendidikan terutama perguruan tinggi sejumlah pilihan alternatif

untuk memanfaatkan Teknologi Komunikasi dan Informasi sebagai berikut :

A. Perpustakaan Elektronik

Merupakan arsip buku-buku dengan dibantu teknologi informasi dan internet

dapat dengan mudah mengubah konsep perpustaan yang pasif menjadi lebih

agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya.

B. Surat Elektronik (E-mail)

Dengan aplikasi sederhana seperti e-mail, seseorang dosen, pengelola, orang tua

dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan dengan lainnya dalam kegiatan

belajar di luar kampus, mahasiswa yang menghadapi kesulitan materi dapat

bertanya lewat e-mail ke dosennya.

C. Ensiklopedia

Diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan

gambar tetapi juga video audio bahkan gerakan. Data dan informasi yang

terkandung dalam ensiklopedia juga telah tersedia di internet.

D. Sistem distribusi bahan belajar secara elektronis atau digital

Berdasarkan pengalaman selama ini yang tinggal di daerah terpencil karena

keadaan gografisnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan belajar

cetak (modul)

E. Teledukasi Dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System

Penddidika dan pelatihan jarak jauh di perlukan untuk memudahkan akses serta

pertukaran data, pengalaman, dan sumber daya dalam rangka peningkatan mutu

dan keterampilan profesional dari sumber daya manusia di indonesia.

F. Pengelolaan Informasi

Perguruan tinggi sering di anggap sebagai gudangnya ilmu pengetahuan. Ilmu

pengetahuan tersebut disimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian

besar yang tercetak dalam buku, makalah atau laporan.

G. Video Teleconference

Keberadaan teknologi informasi videoteleconference memungkikan bagi

mahasiswa di seluruh dunia utuk saling berkenalan da berhubungan satu dengan

yang lainnya.

Page 303: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 303 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Aplikasi Penerapan TP Pada Usia SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi

Penerapan teknologi pendidikan dapat berwujud dalam berbagaibentuk upaya memecahkan

masalah pendidikan dan pembelajaran,khususnya dalam perluasan akses dan peningkatan

mutu pendidikan, yaitu:

a) menerapkan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), struktur dan muatan kurikulum, kalender

pendidikan, silabus dan perangkat pembelajaran lain, seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP);

b) menerapkan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan bahan belajar,

modul, buku teks, atau buku elektronik (e-book);

c) menerapkan metode pembelajaran yang lebih menekankan kepada penerapan teori-

teori belajar mutakhir, seperti teori belajar konstruktivisme dan paradigma baru

pendidikan lainnya;

d) mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis media yang sesuai dengan

kebutuhan dan dengan mengindahkan prinsip-prinsip pemanfaatannya secara efektif

dan efisien (Purwanto, 2005:18) dan

e) mengembangkan strategi pembelajaran untuk membangun danmenemukan jati diri

melalui proses pembelajaran yang aktif, interaktif,kreatif, efektif dan menyenangkan

(PAKEM).

Sesungguhnya pemanfaatan teknologi untuk keperluan pendidikandalam hal

fungsinya sebagai media pembelajaran bukanlah merupakan hal baru. Sejarah teknologi

pendidikan, khususnya pemanfaatan media massa dalam konteks pendidikan, merupakan

bagian dari suatu revolusi (Cuban, 1986). Penggunaan buku, film, radio, TV dan multimedia

interaktif telah menjadi harapan masyarakat sebagai sarana untuk bisa membantu

memecahkan berbagai masalah proses pembelajaran dalam sistem pendidikan, merupakan

upaya pemanfaatan teknologi untuk menunjang peningkatan kualitas proses belajar dan

pembelajaran yang dilakukan secara tradisional.

Dibandingkan dengan penggunaan media lain sebagai mediapembelajaran, Internet

menjanjikan kemungkinan yang lebih lugs danmemiliki dampak yang lebih serius terhadap

Page 304: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 304 http://romidwisyahri95.blogspot.com

masyarakat, balk masyarakat politik maupun masyarakat pendidikan. Sebagai contoh ialah

Televisi yang sebagai media massa pemanfaatannya lebih menonjol pada aspek hiburan,

walaupun sesungguhnya sebagai media massa dia juga mempunyai peran/fungsi yang lain

yaitu pengawasan lingkungan, korelasi antar bagian dalam masyarakat dan sosialisasi atau

pewarisan nilai-nilai (Lasswell dan Wright, 1975). Sedangkan komputer/Internet

pemanfaatannya lebih luas lagi yaitu mencakup bidang-bidang pekerjaan, sekolah

(pendidikan), permainan/hiburan dan perdagangan balk dalam lingkup individu, lingkup

keluarga, institusi maupun bisnis. Dengan demikian trend ke depan menunjukkan bahwa

model-model pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi atau ICT ini

makin berkembang.

Sistem pembelajaran yang inovatif, sebagai bentuk aplikasi konsepteknologi

pendidikan, telah berhasil diciptakan dan bahkan dilembagakan dalam sistem pendidikan

nasional. Sistem itu antara lain SD PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang

tua dan Guru), SD Kecil, SMP Terbuka, MTs Terbuka, SMA Terbuka, Universitas Terbuka,

dan berbagai sistem pembelajaran jarak jauh yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga

Diklat, Diklat guru SD melalui Siaran Radio Pendidikan (Diklat SRP), Diklat bahasa Inggris

guru SD sistem jarak jauh, Siaran Radio Pendidikan untuk Murid Sekolah Dasar (SRPM

SD), IDLN, SEAMOLEC, pendidikan di rumah (Home schooling), dan lain-lain.

Selain itu berbagai strategi belajar dan pembelajaran yang inovatif, sebagai bentuk aplikasi

konsep teknologi pendidikan, yaitu: belajarberbasis masalah, belajar berbasis aneka sumber

(BEBAS), pembelajaran elaboratif, pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAKEM), pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi atau

ICT, seperti e-dukasi net, ASEAN SchoolNet, serial televisi ACI (Aku Cinta Indonesia

=Amir Cici dan Ito), siaran Televisi Edukasi (TVE), dan lain lain

.

Page 305: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 305 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Daftar Pustaka

Rusjdy S. Arifin. 2005. Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia.

Jakarta: Pustekkom Diknas

Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Diknas

Fred Percial dan Henry Willington. (1998). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Zamroni.2001.Pradigma Pendidikan Masa Depan.Yogyakarta:Bigraf Publishing

Page 306: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 306 http://romidwisyahri95.blogspot.com

PENUTUP

Kesimpulan

Meskipun perkembangan teknologi pendidikan tampak berjalan dengan pesat, namun

aplikasinya dalam pendidikan sumber daya manusia masih terbatas. Masih banyak peluang yang

belum dapat dimanfaatkan. Perkembangan keahlian mengalami proliferasi sedemikian rupa,

sehingga banyak orang yang merasa dirinya berkeahlian, dan kemuadian berusaha menunjukkan

keahliannya itu, yang sebenarnya merupakan keahlian semu, kepada klien yang memerlukan.

Tidak dapat diangka lagi bahwa perkembangan Teknologi Pendidikan telah memengaruhi

seluruh pola ehidupan masyarakat bahkan budaya kita, termasuk dibidang pendidikan.

Masyarakat indonesia, dalam memasuki era industrialisasi dan kemudian era informasi haruz lah

melek teknologi tidak hanya dalam arti menjadi konsumen produk teknologi, melainkan pula

sebagai masyarakat yang mampu menguasai dan mengembangan teknologi. Sumbangan

pendidikan untuk terwujudnya masyarakat yang maju dan melek teknologi sangat penting sekali.

Namun smentara itu kebijakan dan program pendidikan belum mampu memberikan respon yang

memadai.

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan maka pada

saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media

internet untuk menghubungkan antara mahasisiw denagan dosennya, melihat nilai mahasiswa

secara online, memngecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang

diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.

Pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari.

Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah

tangga dan orang lanjut usia (pensiunan).

Saran

Semoga makalah akhir ini bias bermanfaat bagi pembaca dan mampu menambah wawasan untuk

kita semua.

Page 307: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 307 http://romidwisyahri95.blogspot.com

PEMBAGIAN TUGAS

1. ANDRI SAPUTRA

( BAB V)

2. ROMI DWISYAHRI

(BAB IV DAN BAB VI)

3. DELLA DENADA

(BAB IX)

4. MUSTIKA RIZANA

(BAB VIII ,COVER)

5. MENTARI ELVA

(BAB VII)

6. DELLIATI

(BAB I DAN BAB II)

7. SEPTA PRATIWI

(BAB III)

Page 308: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 308 http://romidwisyahri95.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA KESELURUHAN

Miarso, Yusuf Hadi. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada

Nasution.1987. Teknologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.

Nasution.2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994. Teknologi pendidikan definisi dan kawasanya. Washington,

DC: Association for Educational Communications and Technology.

Danim, Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)

Nasution, M.A, Prof. Dr, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)

Sadiman, Arif, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986)

Sudjana, Dr. Nana, Teknologi Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1989)

Syukur, Drs. Fatah, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005)

Arif AM, M. 2010. Teknologi Pendidikan. Kediri: STAIN Kediri Press.

B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Dewi Salma Prawiradilaga dan Evaline Siregar. 2007. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta:

Universitas Negeri Jakarta, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas,

Fakultas Ilmu Pendidikan.

Fred Percival dan Henry Ellington, 1998, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga

http://www.oocities.org/teknologipembelajaran/definisi_teknologi_pembelajaran.html

http://tepenr06.wordpress.com/2011/09/27/sejarah-perkembangan-teknologi pembelajaran/

http://www.infodiknas.com/115perkembangan-definisi-dan-kawasan-teknologi-pembelajaran-

serta-perannya-dalam-pemecahan-masalah-pembelajaran/

Nanna Sudjana dan Ahmad Rivai.2007. Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensind

Miarso, Yusufhadi., Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta : Pustekkom bekerjasama

dengan Kencana, 2004.

Suroso, Rifai., Tekhnologi Terkini, Semarang: PT. Putra Mediacom, 2001.

Arifin,Zainal. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya.

Nasution. (1989). Kurikulum dan Pengajaran. Bandung. PT Bumi Aksara.

Harjanto. (2011). Perencanaan Pemgajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

http://joko1234.wordpress.com/2010/03/18/model-sistem-instruksional-pembelajaran

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Dick, W., Carey, L., & Carey, J.O. 2003. The Systemic Design of Instruction. New York : Harper

Collins Publisher Inc.

Hermawan, A.H dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Terbuka

Peraturan Menteri No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses

Sujarwo. 2012. Model-model Pembelajaran: suatu strategi mengajar. Yogyakarta

Himpunan Peraturan Perundang-undangan. 2009. Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun

2003. Bandung: Fokus Media

Prawiradilaga Dewi S dan Siregar Eveline, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta : Kencana

Sukardjo M dan Komarudin Ukim, Landasan Pendidikan, Jakarta : PT Raja grafindo Persada,

2010

Page 309: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Pendidikan Page 309 http://romidwisyahri95.blogspot.com

Syukur Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang:RaSail Media Group, 2008

Seels Barbara B dan Richey Rita C, Teknologi Pembelajaran, Jakarta:Universitas Negeri Jakarta,

1994

Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008

Miarso Yusufhardi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

http://rusydinatp12.blogspot.com/2012/11/pendayagunaan-teknologi-pendidikan-di.html

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai benih Teknologi Pendidikan. Jakarta Pustekkom

Dikna. bekerjasama dengan Kencana

Bambang,Warsita. (2008). Teknologi Pembelajaran dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

http://iisindra.blogspot.com/2011/05/pendayagunaan-teknologi-pendidikan-di.html

Rusjdy S. Arifin. 2005. Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia.

Jakarta: Pustekkom Diknas

Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Diknas

Fred Percial dan Henry Willington. (1998). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Zamroni.2001.Pradigma Pendidikan Masa Depan.Yogyakarta:Bigraf Publishing

Page 310: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Penndidikan Page 310

BIODATA KELOMPOK

Page 311: Makalah teknologi pendidikan

Pengantar Teknologi Penndidikan Page 311