Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

55
MAKALAH TEKNOLOGI HASIL HEWANI “KOMPONEN KIMIA DAN BIOKIMIA TELUR” Disusun oleh : Kelompok 4 1. Inawati Jati H3113052 2. Junjung Agung K. H3113057 3. Miftachul Ikhsan H3113061 4. Moh. Luthfi I. H3113062 5. Nurfi Ikhsani H3113070 6. Pebri F. H3113074 7. Selvia Kumala H3113085 8. Septi Sulistiani H3113084 9. Sindi Alpresta H3113087 10. Yulia Suryandari H3113096 11. Yusrina A H3113099

description

oleh Junjung Agung Kurniawan FP UNS

Transcript of Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

Page 1: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

MAKALAH TEKNOLOGI HASIL HEWANI

“KOMPONEN KIMIA DAN BIOKIMIA TELUR”

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Inawati Jati H3113052

2. Junjung Agung K. H3113057

3. Miftachul Ikhsan H3113061

4. Moh. Luthfi I. H3113062

5. Nurfi Ikhsani H3113070

6. Pebri F. H3113074

7. Selvia Kumala H3113085

8. Septi Sulistiani H3113084

9. Sindi Alpresta H3113087

10. Yulia Suryandari H3113096

11. Yusrina A H3113099

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

Page 2: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pokok bahasan Ilmu dan Teknologi Pengolahan Telur dipelajari

tentang telur unggas, yang didalamnya akan dibicarakan mengenai komposisi

fisik, komposisi fisik dan kimia, nilai nutrisi dan pengawetan serta pengawetan

telur. Peranan telur dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat Indonesia

tampak semakin penting. Hal ini disebabkan antara lain karena harga telur

relatif murah sehingga dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat, disamping

dengan semakin timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi

terutama protein hewani.

Telur merupakan gudang semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh kecuali

vitamin C dan K. Vitamin yang terpenting pada telur adalah vitamin B12 yang

dapat memperbaiki fungsi saraf. Biasayanya vitamin B1 ini terdapat pada

bahan pangan daging, sehingga bagi vegetarian tidak murni (Lacto ovo

vegetarian) – yang rentan kekurangan vitamin B12 – peran telur amat penting.

Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis

burung, seperti ayam, bebek, dan angsa, akan tetapi telur-telur yang lebih kecil

seperti telur ikan kadang juga digunakan sebagai campuran dalam hidangan

(kaviar). Selain itu dikonsumsi pula juga telur yang berukuran besar seperti

telur burung unta (Kasuari) ataupun sedang, misalnya telur penyu.

Tidak hanya itu, telur juga mengandung lesithin (emulsifier alami) yang

kaya akan cholin. Cholin terlibat dalam pemindahan kolesterol melalui

peredaran darah dan membantu metabolisme lemak. Cholin juga menjadi

komponen penting dari membran sel dan jaringan syaraf. Meskipun tubuh

dapat membuat cholin dalam jumlah cukup, namun para peneliti nutrisi

menyarankan agar sebaiknya sumber cholin dipasok dari makanan alami yang

akan membantu mengurangi akumulasi lemak dalam hati dan memperbaiki

kerusakan pada beberapa jenis gangguan saraf. Telur juga mengandung asam

amino esensial (asam amino yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga

Page 3: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

harus dipasok dari makanan yang lengkap). Kandungan asam amino pada

berbagai jenis telur umunya relatif sama lengkapnya. Dengan demikian protein

telur yang sering digunakan sebagai standar yang di kenal dengan satuan

Protein Senilai Telur (PST). Telur memiliki mutu protein yang paling tinggi

dibandingkan bahan pangan lainya, nilai biologik telur 100. Artinya telur

mampu memberi pertumbuhan bila dimakan dalam jumlah cukup dan

konsumsi energi mencukupi. Arti nilai biologik itu sendiri adalah jumlah

nitrogen yang ditahan (diabsorpsi) oleh tubuh guna pertumbuhan dan

pemeliharaan tubuh. Net Protein Utilization (NPU) bernilai 94%, begitu juga

Protein Effecienci Ratio (PER) sebesar 3,92%. Semua ini menjelaskan bahwa

telur mampu memberikan protein untuk pertumbuhan. Skor asam amino pada

telur dijadikan patokan karena telur mempunyai kandungan asam amino

esensial yang ideal (Wirakusumah, 2005).

B. Rumusan Masalah

1. Apa sajakah komponen pada telur?

2. Apa sajakah komponen kimia dan biologi telur?

3. Apa sajakah komposisi fisik telur?

4. Bagaimanakah cara menguji kualitas telur?

5. Apa sajakah fungsi telur bagi kesehatan?

6. Bagaimanakah ciri-ciri telur yang baik?

7. Bagaimanakah cara menyimpan telur yang baik?

8. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kualitas telur?

9. Bagaimanakah cara mengawetkan telur segar?

C. Tujuan

1. Mengetahui komponen pada telur.

2. Mengetahui komponen kimia dan biologi pada telur.

3. Mengetahui komposisi fisik telur.

4. Mengetahui cara menguji kualitas telur.

5. Mengetahui fungsi telur bagi kesehatan.

6. Mengetahui ciri-ciri telur yang baik.

7. Mengetahui cara menyimpan telur yang baik.

Page 4: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

8. Mengetaui faktor yang mempengaruhi kualitas telur.

9. Mengetahui cara mengawetkan telur segar.

Page 5: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

BAB II

ISI

A. Pengertian Telur

Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenisjenis

burung, seperti ayam, bebek, dan angsa, akan tetapi telur-telur yang lebih kecil

seperti telur ikan kadang juga digunakan sebagai campuran dalam hidangan

(kaviar). Selain itu dikonsumsi pula juga telur yang berukuran besar seperti

telur burung unta (Kasuari) ataupun sedang, misalnya telur penyu.

Menurut Sudaryani (2003), telur merupakan produk peternakan yang

memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat.

Dari sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung

zat – zat gizi yang sangat baik & mudah dicerna. Oleh karenanya telur

merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk anak – anak yang sedang

tumbuh dan memerlukan protein dan mineral dalam jumlah banyak dan juga

dianjurkan diberikan kepada orang yang sedang sakit untuk mempercepat

proses kesembuhannya. Menurut Rasyaf (1990), telur merupakan kumpulan

makanan yang disediakan induk unggas untuk perkembangan embrio menjadi

anak ayam didalam suatu wadah. Isi dari telur akan semakin habis begitu telur

telah menetas. Telur tersusun oleh tiga bagian utama: yaitu kulit telur, bagian

cairan bening, & bagian cairan yang bewarna kuning. Sedangkan menurut

Sudaryani (2003), telur mempunyai kandungan protein tinggi dan mempunyai

susunan protein yang lengkap, akan tetapi lemak yang terkandung didalamnya

juga tinggi.

Sebagian besar produk telur ayam ditujukan untuk dikonsumsi orang

tidak disterilkan, mengingat ayam petelur yang menghasilkannya tidak

didampingi oleh ayam pejantan. Telur yang disterilkan dapat pula dipesan dan

dimakan sebagaimana telur-telur yang tidak disterilkan, dengan sedikit

perbedaan kandungan nutrisi. Telur yang disterilkan tidak akan mengandung

embrio yang telah berkembang, sebagaimana lemari pendingin mencegah

pertumbuhan sel-sel dalam telur.

Page 6: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

Telur merupakan hasil sekresi organ reproduksi ternak unggas yang

berguna untuk meneruskan kehidupan/perkembangbiakan. Oleh karenanya

telur merupakan mata rantai yang esensial dalam siklus reproduksi kehidupan

hewan. Oleh karena itu telur bangsa burung lebih besar daripada telur mamalia

karena telur burung harus mengandung makanan untuk perkembangan embrio

yang tidak berada di dalam tubuh induknya. Hal ini berbeda dengan

kebanyakan mamalia yang perkembangan embrionalnya terjadi di dalam tubuh

induk dan mendapatkan makanan langsung dari induknya setelah implantasi

sampai siap lahir. Embrio burung lebih tergantung pada zat-zat makanan telur

sampai beberapa saat setelah menetas daripada bayi mamalia yang sudah bisa

bergantung pada zat-zat makanan susu induknya disamping juga mempunyai

zat-zat makanan dalam hati dan jaringan tubuh yang lain.

Dengan demikian telur burung merupakan suatu sel reproduktif yang

paling kompleks. Telur yang telah dibuahi oleh sel kelamin jantan (mengalami

fertilisasi) disebut telur fertil, yang secara komersial sering disebut telur tetas.

Dalam perkembangannya telur yang pada awalnya merupakan sel reproduktif,

oleh manusia telah dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Pemanfaatan telur

sebagai bahan pangan telah dimulai sejak jaman purbakala. Orang-orang

primitif mengambil telur-telur burung liar dari sarangnya untuk dimakan.

Hewan unggas betina domestik dapat bertelur secara terus-menerus tanpa

kawin ataupun tanpa adanya rangsangan dari unggas jantan. Fenomena biologis

ini telah dimanfaatkan manusia secara menguntungkan dalam memproduksi

telur infertil untuk konsumsi manusia. Peranan telur dalam kehidupan sehari-

hari tampak semakin penting. Hal ini disebabkan antara lain harga telur yang

relatif murah sehingga terjangkau oleh daya beli masyarakat, disamping

dengan semakin timbulnya kesadara masyarakat akan pentingnya gizi terutama

protein hewani.

Page 7: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

B. Komponen Telur dan Penampang Melintang Telur

Secara umum terdiri atas 3 komponen pokok yaitu : kulit telur atau

cangkang (± 11% dari berat total telur), putih telur (± 57% dari berat total

telur), dan kuning telur (± 32 % dari berat total telur.

1. Cangkang Telur berfungi sebagai pelindung utama telur. Bagian ini

memiliki pori-pori untuk keluar-masuknya udara. 

2. Membran cangkang merupakan selaput tipis di dalam cangkang telur. Pada

salah satu ujung telur, selaput ini tidak menempel pada cangkang sehingga

membentuk rongga udara.

3. Rongga udara berfungsi sumber oksigen bagi embrio.

4. Keping germinal (zigot/sel embrio) merupakan calon individu baru.

5. Kuning telur (yolk) adalah cadangan makanan bagi embrio. 

6. Putih telur (albumin) berfungsi sebagai pelindung embrio dari goncangan

dan sebagai cadangan makanan dan air.

7. Kalaza (tali kuning telur) berfungsi untuk menahan kuning telur agar tetap

pada tempatnya dan menjaga embrio agar tetap berada di bagian atas

kuning telur.

Page 8: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

Gambar telur di bawah ini, menggambarkan bagian bagian dari telur beserta

fungsi-fungsinya :

Fungsi :

Cangkang Telur : Melindungi bagian dalam telur yang terdiri atas membran

luar dan membran dalam.

Tali Kuning Telur (Kalaza) : Menahan kuning telur agar tetap ditempatnya

dan menjaga embrio tetap ada di permukaan kuning terlur.

Albumen/Putih Telur : Melindungi sel telur dari goncangan alam dan

bahaya lain, juga sebagai cadangan makanan.

Kuning Telur : Sebagai persediaan makanan bagi embrio.

Keping Lembaga/Embrio akan tumbuh menjadi individu baru.

Rongga Udara : Sebagai sumber oksigen bagi embrio.

C. Komponen Kimia Telur

Telur tersusun atas sebagian besar air. Bahan padat terdiri atas bahan

organik yaitu protein, lipida dan karbohidrat, sedangkan bahan anorganik

tersusun atas mineral (abu). Bagian terbesar dari isi telur adalah air (75% dari

berat telur) Selanjutnya diikuti bahan organik, yang terdiri atas protein dan

lipida, masing-masing terdapat sekitar 12% dan karbohidrat dalam jumlah

kecil, yaitu 1%. Bahan anorganik terdapat sekitar 1% dari berat isi telur.

Page 9: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

1. Protein

Protein telur dikenal sebagai protein seimbang (balanced protein) dan

mengandung semua asam amino esensial bagi pertumbuhan dan

pemeliharaan jaringan tubuh manusia. Asam amino telur berada dalam

keseimbangan yang baik bagi kebutuhan protein manusia. Perhatian penting

lain dari protein telur dalam nutrisi manusia adalah kandungan metionin

yang luar biasa tingginya. Asam amino esensial ini kurang atau dijumpai

dalam jumlah yang sangat rendah dalam serealia (Stevenson dan Miller,

1962). Dua butir telur bisa menyediakan 35 – 121 persen dari kebutuhan

asam amino esensial per hari.

2. Lemak

Lemak telur mudah dicerna dan merupakan sumber energi bagi tubuh.

Telur kaya akan asam lemak esensial terutama asam oleat. Lemaknya

mengandung asam lemak tak jenuh dengan proporsi yang tinggi. Seluruh

lemak yang terdapat dalam telur terletak dalam yolk.

3. Karbohidrat

Telur mengandung relatif sedikit karbohidrat, terdapat kira-kira 0,5

gram dan hampir 75% karbohidrat terdapat dalam albumen. Karbohidrat

dalam telur terdapat dalam bentuk bebas dan terkombinasi dengan protein

atau lemak. Karbohidrat bebas dalam telur adalah glukosa, sedang

karbohidrat terkombinasi adalah mannosa dan galaktosa. Karbohidrat

terkombinasi terdapat pada fosfoprotein, fosfolipida dan cerebrosida dalam

Page 10: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

yolk, sedang pada albumen terdapat dalam glikoprotein sederhjana yang ada

dalam albumen yaitu ovoconalbumin.

4. Vitamin

Telur mengandung hampir semua vitamin yang telah teridentifikasi,

kecuali vitamin C (ascorbic acid). Telur merupakan sumber vitamin A, D,

B1 dan riboflavin. Walaupun lebih dari setengah kandungan riboflavin telur

terdapat dalam putih telur, kebanyakan vitamin lainnya terdapat dalam putih

telur. Yolk merupakan sumber vitamin A yang paling berharga karena

hanya lemak susu, hati dan telur yang mengandung vitamin ini dalam

keadan pre-formednya. Yolk juga mengandung jumlah yang beragam dari

pigmen karoten kuning, yang bisa sebagian atau seluruhnya dikonversikan

ke vitamin A oleh tubuh manusia. Vitamin D juga terdapat dalam yolk.

Vitamin D merupakan zat gizi esensial bagi absorbsi dan metabolisme

kalsium dan fosforus. Vitamin B12 merupakan vitamin yang dipercaya

hanya ada dalam pangan hewani, termasuk juga di dalam telur. Walaupun

jumlah vitamin B12 dalam sebutir telur relatif kecil dan variabel (0,028

mg/butir), tetapi keberadaannya memberikan faktor dalam nilai biologis

yang tinggi pada protein telur. Hal ini disebabkan karena dipercayai bahwa

ada interrelationship antara vitamin B12 dan metabolisme asam amino.

5. Mineral

Telur merupakan sumber Fe dan fosfor yang baik. Sebagian besar Fe

terdapat dalam yolk (kuning telur). Mineral penting lainnya yang dapat

disuplai dari telur adalah Sodium (Na), Potassium, Sulfur (S), Chlorine (Cl),

magnesium (mg) dan Manganese (Mn). Mineral telur dengan mudah

digunakan dalam nutrisi manusia. Persentase mineral yang ada mungkin

tidak setinggi pangan lain, tetapi karena keberadaan itu lebih mudah

diabsorbsi saluran pencernaan, telur sebenarnya merupakan sumber yang

baik.

6. Pigmen pada telur

Substansi pigmen terdapat pada semua bagian telur, tetapi

masingmasing sifat kimianya sangat berbeda. Pigmen dalam telur paling

Page 11: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

banyak terdapat pada yolk yaitu 0,4 mg, sedang pada albumen 0,03 mg, dan

pada bagian yang lain dari telur hanya dalam jumlah sedikit.

Yolk merupakan bagian telur yang banyak mengandung pigmen, yaitu

0,02%. Pigmen yolk diklasifikasikan menjadi dua yaitu lipochrome dan

liochrome. Albumen hanya mengandung 1 pigmen dimana pigmen tersebut

larut dalam air yaitu ovoflavin. Ovoflavin dalam albumen terdapat kira-kira

0,017 mg. Selaput kerabang kadangkadang terlihat berwarna agak pink

(merah muda), hal ini karena adanya pigmen porphyrin.

Warna dari kerabang telur terdiri atas merah-coklat, biru-hijau dan

puith. Pigmen yang memberi warna merah-coklat pada kerabang adalah

oophorphyrin. Oophorphyrin ini juga terdapat pada kerabang putih, tetapi

pada saat telur ditelurkan pigmen tersebut segera rusak karena kena sinar

matahari, sedang oocyan adalah pigmen pada kerabang yang berwarna biru-

kehijauan.

D. Komposisi Fisik Telur

1. Struktur telur

Struktur telur secara terperinci dapat dibagi menjadi :

a. Kerabang telur dengan permukaan agak berbintik-bintik. Kerabang telur

merupakan pembungkus telur yang paling tebal, bersifat keras dan kaku.

Pada kerabang terdapat pori-pori yang berfungsi untuk pertukaran gas.

Pada permukaan luar kerabang terdapat lapisan kutikula, yang

merupakan pembungkus telur paling luar.

b. Selaput kerabang luar dan dalam. Selaput kerabang dalam lebih tipis dari

selaput kerabang luar dan keduanya mempunyai ketebalan 0,01 – 0,02

mm. Pada ujung telur yang tumpul, kedua selaput terpisah dan

membentuk rongga.

c. Albumen (putih telur) terdiri dari 4 lapisan, paling dalam lapisan tipis

dan encer atau lapisan chalaziferous (lapisan 4), lapisan ini berhubungan

langsung dengan selaput vitelina; lapisan luar yang tipis dan encer

(lapisan 3) yang mengelilingi lapisan kental (lapisan 2). Paling luar

adalah lapisan tipis dan encer (lapisan 1).

Page 12: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

d. Struktur keruh berserat yang terdapat pada kedua ujung kuning telur yang

disebut khalaza dan berfungsi memantapkan posisi kuning telur.

e. Kuning telur yang terdiri dari latebra, diskus terminalis, cincin/lingkaran

konsentris dengan warna gelap dan terang, dan dikelilingi oleh selaput

vitelina.

2. Yolk (kuning telur)

Yolk menyusun 30 – 33% berat telur. Yolk berbentuk hampir bulat,

berwarna kuning sampai jingga tua dan terletak di pusat telur. Bahan yang

memberi warna yolk adalah xanthofil, suatu pigmen carotenoid yang

diturunkan dari pakan. Yolk terdiri dari latebra, germinal disc (blastoderm =

bintik pusat), lapisan konsentris terang dan gelap, vitellin membrane

(membran vitelin) yang membungkus yolk, bersifat halus, elastis dan

berkilau. Pada telur infertil, germinal disc tampak sebagai spot (bintik kecil)

bentuk tak teratur, berwarna pucat dan terletak pada permukaan yolk.

3. Albumen

Albumen menyusun kira-kira 60% dari berat telur total. Albumen

terdiri dari 4 fraksi : lapisan chalaziferous (lapisan kental dalam), lapisan

Page 13: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

kental encer dalam (inner thin layer), lapisan kental luar (firm gel-like layer)

dan lapisan encer luar (outer thin layer). Albumen biasanya berwarna sedikit

kehijauan yang disebabkan oleh riboflavin (vitamin B2). Albumen tersusun

atas sebagian besar air. Komponen utama bahan organik dalam albumen

adalah protein. Komponen lain yaitu karbohidrat dan mineral, sedangkan

lipida sangat sedikit bahkan dapat dianggap tidak ada.

4. Shell Membrane

Membrane kulit telur terdiri dari dua lapisan, yaitu membrane kulit

telur dalam dan membrane kulit telur luar yang masing-masing tersusun

oleh 2 atau 3 lapis anyaman serabut protein yang tidak teratur. Serabut-

serabut tersebut disatukan oleh suatu bahan albuminous cementing untuk

membentuk membran tipis, kuat, melekat erat dan bersama-sama membatasi

cangkang di sebelah dalam dan melekat erat padanya. Membran dalam lebih

tipis daripada membrane luar. Tebal keseluruhan 0,01 – 0,02 mm. Kedua

membran merupakan barisan pertahanan terhadap masuknya

mikroorganisme, tetapi ini bukan berarti tidak dapat dilewati

mikroorganisme atau gas. Hal ini disebabkan oleh adanya pori-pori yang

halus. Lewatnya gas-gas dan cairan melalui membrane terutama terjadi

karena osmose dan difusi. Menbran tampak berwarna putih seperti kapur,

tetapi ada beberapa yang agak pink (jambon) karena adanya pigmen

poryphyrin dalam jumlah yang sngat kecil.

5. Shell (cangkang)

Cangkang merupakan lapisan berkapur (calcareous) yang menyusun 9

– 12 % berat telur total. Cangkang terdiri dari bahan organik yang berupa

kerangka dari serabut-serabut yang teranyam halus dan granula-granula

serta substansi interstitial yang tersusun dari campuran garam-garam

organik. Cangkang tersusun kira-kira 94% kalsium karbonat, 1%

magnesium karbonat, 1% kalsium fosfat dan 4% bahan organik terutama

protein.

Page 14: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

6. Bentuk telur

Berdasarkan bentuknya telur dibedakan menjadi 5 (lima) macam,

yaitu :

a. Biconical, adalah telur yang kedua ujungnya runcing seperti kerucut.

b. Conical, adalah yang salah satu ujungnya runcing seperti kerucut.

c. Elliptical, adalah bentuk telur yang menyerupai elip.

d. Oval, adalah bentuk telur yang menyerupai oval, dan ini merupakan

bentuk yang paling baik.

e. Spherical, adalah bentuk telur yang hampir bulat.

Faktor yang mempengaruhi bentuk telur yaitu : genetik dan umur

induk. Induk yang baru mulai bertelur bentuk telur yang dihasilakn

cenderung runcing, memanjang; sedangkan induk yang semakin tua

menghasilkan telur yang semakin ke arah bulat bentuknya.

7. Berat telur

Telur berdasarkan beratnya, dibagi menjadi kelompok, yaitu :

E. Pengujian Kualitas Telur

Dalam penentuan kualitas telur, ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan. Pada dasarnya ada dua cara penentuan kualitas telur yaitu

penentuan kualitas telur secara eksterior dan penentuan secara interior.

Page 15: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

1. Penentuan kualitas telur secara eksterior

Dalam penentuan kualitas telur secara eksterior, beberapa faktor yang

perlu diperhatikan adalah :

a. Bentuk telur Untuk menentukan bentuk telur, sebelumnya harus

diketahui bentuk telur yang ideal. Hal ini dapat dibantu dengan

penentuan indeks bentuk telur (ayam) yang normal adalah 74.

b. Berat telur Berat telur dikelompokkan seperti pada Tabel di atas.

c. Keadaan kerabang USDA Egg Grading Manual telah membuat

klasifikasi kualitas telur berdasar bentuk dan tekstur kerabang menjadi

tiga, sebagai berikut :

1. Normal, yaitu kerabang telur memiliki bentuk normal, termasuk

tekstur dan kekuatan kerabang. Pada kerabang tidak ada bagian yang

kasar, sehingga tidak berpengaruh pada bentuk, tekstur dan kekuatan

dari kerabang.

2. Sedikit normal, yaitu pada kerabang telur ada bagian yang bentuknya

tidak/kurang beraturan. Pada kerabang ada bagian yang sedikit kasar,

tetapi tidak terdapat bercak-bercak.

3. Abnormal, yaitu bentuk kerabang tidak normal, tekstur kasar, terdapat

bercak-bercak atau bagian yang kasar pada kerabang. Secara

terperinci, kualitas telur secara eksterior dibagi menjadi 4 yaitu : AA

(baik sekali), A (baik), B (sedang), C (rendah).

Page 16: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

Dalam penentuan kualitas telur, kekuatan kerabang merupakan

salah satu pertimbangan ekonomi dalam industri. Hal ini dapat

dilakukan tebal kerabang. Tebal kerabang minimal 0,33 mm adalah

cukup baik atau dapat dikatakan telur tersebut cukup kuat

kerabangnya.

2. Penentuan kualitas telur secara interior

Penampakan luar tidak bisa menjadi indikasi yang akurat terhadap apa

yang dijumpai di dalam cangkang. Oleh karena itu untuk mengukur kualitas

interior dilakukan dengan candling (peneropongan) dan pemecahan telur.

a. Candling (peneropongan)

Candling yang akurat paling baik dikerjakan di dalam ruangan

gelap dengan pengaturan arah sinar lampu melewati telur ke pemirsa.

Karakter-karakter yang diamati adalah cangkang, rongga udara, yolk,

albumen dan blastoderm. Dengan candling memungkinkan untuk

mendeteksi retakretak pada cangkang, ukuran rongga udara, ukuran dan

mobolitas yolk, blood spot, meat spot, cacat-cacat mikrobiologis dan

germinasi (ada tidaknya perkembangan embrio).

Telur yang bercangkang tipis, sangat berpori-pori atau retak dengan

mudah terdeteksi. Dengan candling, rogga udara dapat terlihat dengan

jelas. Rongga udara biasanya terletak di ujung telur yang tumpul (besar).

Rongga udara yang besar merupakan indikasi lamanya umur telur dan

lemahnya membran kulit telur atau karena penanganan yang kasar.

Page 17: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

Sedangkan rongga udara yang bergerak bebas pada beberapa bagian telur

adalah akibat pecahnya membran kulit telur dalam.

Dengan candling, yolk telur segar tidak dapat terlihat dengan jelas,

tetapi yang terlihat hanya bayangannya yang kabur (tidak jelas). Pada

telur yang kualitasnya lebih rendah, yolk tampak bergerak lebih bebas

dan bayangannya lebih gelap karena yolk terapung lebih dekat dengan

cangkang. Perbedaan dalam penampakan ini lebih banyak disebabkan

karena perubahan yolk. Albumen telur yang berkualitas baik adalah kental

dan jernih. Karena kentalnya albumen, yolk tidak bisa bergerak bebas di

dalamnya.

Selama penyimpanan, albumen secara bertahap menipis, lemah dan

tampak berair sehingga memungkinkan yolk bergerak jika telur diputar.

Sebagai akibatnya yolk mengapung dekat dengan cangkang yang tampak

sebagai bayangan gelap, oleh karenanya tampak lebih jelas dalam

candling. Telur yang berkualitas tinggi harus tidak menunjukkan adanya

perkembangan embrio yang nyata. Makin besar perkembangan embrio,

makin rendah kualitas telur.

b. Dengan pemecahan

1. Kondisi albumen

Penentuan kualitas albumen dapat ditentukan dengan indeks

putih telur dan dengan nilai Haugh Unit.

Pada telur yang baru ditelurkan, nilai indeks puith telur

bervariasi bervariasi antara 0,050 dan 0,174 walaupun secara normal

kisarannya 0,090 dan 0,120.

Haugh Unit = 100 log (T + 7,57 – 1,7 B 0,37)

Dimana T adalah tinggi puith telur kental (mm)

B adalah berat telur utuh (gram)

Page 18: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

2. Kondisi yolk

Karakteristik yang menentukan kualitas yolk adalah warna dari

yolk, bentuk yolk dan kekuatan selaput yang membungkus yolk. Untuk

menentukan warna dari yolk, dapat diukur dengan menggunakan

standar warna kuning telur dari Roche yang memiliki 15 seri warna

dari yolk. Pengukuran warna kuning telur ini perlu dilakukan untuk

menunjukkan pigmentasi pada yolk. Bentuk yolk dinyatakan dengan

perbandingan antara tinggi dan lebar yolk yang dinyatakan dengan

indeks yolk. Indeks yolk yang baik berkisar antara 0,42 sampai 0,40.

Kemampuan yolk untuk tetap utuh selama pemecahan telur

menunjukkan fungsi kekuatan selaput vitelina.

F. Fungsi Telur Bagi Kesehatan

1. Meningkatkan konsentrasi.

Nutrisi yang baik akan mempengaruhi kemampuan anak untuk

belajar. Penelitian menunjukkan bahwa menu sarapan yang seimbang bisa

meningkatkan kemamuan anak untuk:

a. Berkonsentrasi dan memperhatikan.

b. Berhitung dan membaca

c. Bertingkah laku.

d. Meningkatkan nilai ujian.

Memulai hari dengan menu sarapan yang sehat dan menyertakan telur akan

memberikan anda dan keluarga anda sebuah awal yang bernutrisi untuk

memulai hari. Ini karena hampir semua nutrisi penting yang dibutuhkan oleh

tubuh anda bisa anda dapatkan dalam sebutir telur.

2. Mengatur berat badan

Protein di dalam telur bisa membantu anda menurunkan berat badan

dengan cara mengontrol tingkat penyerapan kalori oleh tubuh anda. Saat

Page 19: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

ingin mengatur berat badan, pilihlah makanan yang memberikan jumlah

nutrisi maksimum dengan jumlah kalori yang minimum. Telur punya nilai

nutrisi yang sangat tinggi bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan.

3. Perkembangan otak

Telur memberikan kita kekuatan otak.Choline, sebuah zat yang

diterdapat di dalam kuning telur, memicu perkembangan dan fungsi otak.

Karena zat ini diperlukan untuk mempertahankan kesehatan, namun tidak

diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang cukup, berarti supply yang

kontinyu harus disediakan oleh menu diet kita. Dua butir telur berukuran

besar akan memberikan jumlah choline yang cuku untuk ukuran orang

dewasa.

4. Melindungi penglihatan

Telur membantu mata agar tetap sehat. Lutein dan zeaxanthin adalah

antioxidant yang ditemukan dalam putih telur, dan dipercaya mampu

melindungi mata dari kerusakan akibat radiasi ultraviolet dari sinar

matahari. Penelitian menunjukkan bahwa zat antioxidant ini mungkin sangat

penting untuk mengurangi resiko yang berhubungan dengan age-related

macular degeneration (penyebab utama dari kebutaan pada orang yang

berusia 65 tahun keatas) juga katarak.

5. Sumber energi

Menyertakan telur yang kaya akan protein ke dalam makanan dan

cemilan, akan membantu anda untuk mempertahankan tingkat energi,

mengatasi rasa lapar, dan membentuk kebiasaan untuk memilih cemilan

yang sehat. Telur membantu tubuh anda untuk mengontrol tingkat

penyerapan energi (kalori) yang di dapat dari makanan. Telur adalah salah

satu dari beberapa makanan yang dianggap memiliki protein lengkap.

Protein lengkap mengandung 9 essential amino acids yang tidak bisa

diproduksi oleh tubuh.

6. Meningkatkan profile kolesterol

Hasil penelitian bukan cuma telah menunjukkan bahwa teluh

memberikan efek yang significant terhadap level kolesterol, namun juga

Page 20: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

hasil penelitian terakhir menyimpulkan bahwa satu butir telur utuh mungkin

akan benar-benar memberikan peningkatan yang sigificant terhadap tingkat

kolesterol, bahkan pada orang-orang yang kolesterolnya akan meningkat

setelah memakan makanan yang banyak mengandung kolesterol.

7. Membantu mencegah penggumpalan darah

Memakan telur mungkin bisa menurunkan resiko serangan jantung

atau stroke, karena telur membantu mencegah pembekuan darah. Zat anti-

clotting yang terdapat di dalam kuning telur akan menghalangi terjadinya

pembekuan, tergantung dari jumlah dosis, semakin banyak kuning telur

yang dimakan tinggi aksi pencegahannya.

8. Masa kehamilan yang sehat

Choline adalah nutrisi penting yang berperan dalam perkembangan

otak janin dan membantu mencegah birth defects. Dua butir telur

menyediakan sekitar 250 miligram choline, atau setengah dari jumlah

konsumsi harian yang direkomendasikan untuk wanita hamil dan menyusui.

G. Jenis-jenis Telur

Semua unggas berkembang biak dengan cara bertelur. Ukuran telur tiap

jenis unggas berbeda-beda. Semakin besar ukuran unggas, maka semakin besar

pula ukuran telurnya. Komponen gizi yang terkandung pada masing-masing

telur adalah sama, jumlahnya saja yang berbeda. Berikut beberapa jenis telur

unggas yang ada dan tidak ada di pasaran Indonesia.

1. Telur ayam negeri

Jenis telur ayam negeri biasa dikonsumsi oleh masyarakat, meskipun

banyak jenis telur lain seperti telur bebek, telur angsa, atau telur burung

puyuh yang juga dapat dikonsumsi. Suplai telur tidak ada jeda, rata-rata

sekitar 1.000 triliun (1012) telur dikonsumsi setiap tahunnya. Setiap orang

di planet ini mengonsumsi 200 butir telur tiap tahun. Telur ayam negeri

memiliki berat sekitar 40-50 g dengan warna cangkang cokelat gelap hingga

terang. Penyajian: aplikasi penggunaan telur ayam negeri sangat banyak.

Dapat digoreng atau direbus dengan berbagai model penyajian, dan dapat

digunakan sebagai ingridien untuk baking.

Page 21: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

2. Telur ayam kampung

Telur ayam kampung memiliki ukuran yang lebih kecil dan warna

yang lebih putih dari telur ayam negeri, harganya-pun lebih mahal. Telur

ayam kampung masih banyak diminati selain telur ayam negeri dan

dicitrakan sebagai telur yang lebih sehat, enak, dan segar. Citra sehat

melekat mungkin karena ayam kampung lebih banyak memperoleh pangan

alami (Boga, 2006). Secara penampakan, kuning telur ayam kampung

terlihat lebih kuning (kuning keemasan/oranye) bila dibandingkan dengan

telur ayam negeri, hal ini sering dikait-kaitkan dengan kualitas kandungan

gizi, khasiat, serta rasa yang lebih baik dari telur ayam kampung. Per 100 g

telur ayam kampung mengandung 174 kalori, 10,8 g protein, 4,9 mg zat besi

dan 61,5 g retinol. Penyajian: sama dengan telur ayam negeri, telur ayam

kampung dapat disajikan dengan berbagai metode seperti digoreng, atau

direbus. Di Indonesia telur ayam kampung biasanya juga dikocok bersama

jamu untuk minuman kesehatan.

3. Telur burung puyuh termasuk yang unik bentuknya. Kecil, dengan

permukaan berbintik, serta berlimpah vitamin dan mineral yang dibutuhkan

untuk tubuh. Berat telur puyuh kira-kira 10 g nilai biologinya 3-4 kali lebih

tinggi dari telur ayam. Mengandung 13% protein, 140 µg vitamin B1, serta

vitamin A dan B2 yang jumlahnya 2 kali lebih banyak dari telur ayam.

Kandungan Iron dan Potasiumnya juga 5 kali lebih banyak dari telur ayam.

Penyajian : direbus, digoreng, dan dipanggang. Cocok digunakan sebagai

garnish.

4. Telur bebek

Memiliki ukuran yang lebih besar dari telur ayam dan lebih kecil dari

telur angsa. Telur bebek gurih, menyehatkan dan serba guna. Cangkangnya

yang lebih tebal dibanding telur ayam, membuat daya simpan telur bebek

sedikit lebih lama dari telur ayam yakni sekitar 6 minggu (suhu

refrigerator). Persentase kuningnya lebih banyak dari putihnya. Apapun

dapat dilakukan dengan telur bebek, sama seperti jika menggunakan telur

ayam. Telur bebek lebih kental daripada telur ayam, jika dimasak dan

Page 22: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

matang, tekstur telur bebek agak kenyal. Telur bebek juga dapat digunakan

sebagai ingridien dalam proses baking. Kandungan proteinnya yang tinggi,

membuat cake yang menggunakan telur bebek mengembang sempurna.

Kandungan lemaknya yang agak tinggi juga berkontribusi pada rasa dan

warna pada produk. Cost production juga dapat ditekan jika menggunakan

telur bebek, karena dua telur ayam dapat diganti dengan 1 telur bebek. Telur

bebek mengandung 130 Kalori, cukup tinggi bila dibandingkan dengan

kalori sebuah telur ayam yang berukuran besar yakni 80 kalori. Satu telur

bebek mengandung 205% kebutuhan gizi harian untuk kolesterol, dan 18%

kebutuhan gizi harian protein. Setiap 100 g telur bebek mengandung vitamin

B6, B12, dan A yang jumlahnya sama seperti telur ayam. Penyajian:

digoreng, direbus, dan diawetkan dengan metode pengasinan.

5. Telur angsa

Telur angsa ukurannya lebih besar dari telur bebek, berwarna putih

bersih dengan flavor yang lebih kaya dari telur ayam. Telur angsa rebus

memiliki 20 g protein, besi dan vitamin A. Kandungan kolesterol telur angsa

sekitar 1227 mg, memenuhi 409% kebutuhan gizi harian untuk kolesterol.

Di Indonesia sendiri, telur angsa lebih banyak dimanfaatkan cangkangnya

untuk dibuat kerajinan. Penyajian: direbus, dibuat omelet, cocok untuk

membuat puding, sebagai lauk atau garnish pada nasi goreng.

6. Telur burung unta Telurnya diklaim sebagai telur terbesar di dunia unggas.

Beratnya mencapai 1,4 kg dengan panjang 15 cm dan lebar 13 cm, 20-24

kali berat telur ayam. Dapat dengan mudah diolah menjadi berbagai

hidangan. Cangkangnya sangat tebal, diperlukan bantuan palu untuk

memecahnya. Berdasarkan pengalaman orang yang telah memasak

menggunakan telur burung unta ini, konsistensi kuning dan putihnya agak

encer, sehingga mudah untuk dikocok dan dicampur dengan bahan apapun.

Cocok dihidangkan untuk menu scramble egg porsi 10 orang. Di Inggris

permintaan akan telur burung unta terus melonjak. Salah satu supermarket

di UK mengaku, permintaan naik hingga 573% dari tahun 2008. Di

Indonesia sendiri, belum ada peternakan burung unta, jadi telur-nya tidak

Page 23: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

terlalu dikenal di Indonesia. Seorang penikmat telur burung unta berkata

“tekstur telur dan flavornya lebih ringan dari telur ayam, ada sedikit rasa

manis, dan sangat cocok untuk dimasak –culinary mindeddapat dijadikan

ratusan meringues atau 20-30 soufle!” ujarnya. Penyajian: digoreng,

direbus, dan dipanggang.

7. Telur burung gull

Gull atau seagull termasuk kedalam jenis burung, bersifat karnivora,

dan banyak ditemukan di pantai pasifik, atlantik, dan danau-danau. Spesies

paling eksis adalah great black head gull yang sekarang banyak diternakan

di Eropa untuk diambil telurnya. Telur burung gull sangat jarang ditemukan,

salah satu restoran di Inggris menyatakan bahwa hanya ada sekitar 40.000

telur burung gull setiap tahun yang dapat dijual, karena telur hanya dapat

diperoleh diawal April hingga pertengahan Mei. “Telur burung gull sangat

jarang dan hanya ada dimusim-musin tertentu. Telur memiliki rasa yang

memikat, membuat sensasi rasa yang luar biasa pada omelet dan harganya

sangat mahal,” cerita Ranald Macdonald dari Inggris, pemilik salah satu

restoran yang menyajikan omelet dari telur burung gull. Penyajian:

digoreng, dibuat omelet yang dicampur dengan berbagai sayuran dan daging

atau seafood, direbus, direbus dengan menggunakan air garam kemudian

sajikan dengan olesan mustard atau mayonaise.

8. Telur burung emu Burung asli Australia, dengan karakteristik penampilan

sama seperti burung unta. Keberadaannya mulai menghilang karena burung

Emu banyak diburu dan dijadikan sumber pangan suku Aborigin Autralia,

tetapi sekarang mulai kembali dibudidayakan untuk kepentingan ilmu

pengetahuan. Telur burung Emu berwarna hijau gelap, cangkangnya tebal

tetapi mudah dikupas. Panjangnya mencapai 134 mm dengan berat antara

700-900 gram, ekuivalent dengan 10-12 telur ayam. Warna kuning telurnya

lebih pucat dan lebar, mengambil 45% dari volume telur dan flavornya kuat.

Penyajian: digoreng, direbus, dan dipanggang.

Page 24: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

H. Syarat Telur Layak Dikonsumsi

Berikut tip mengetahui kondisi telur, seperti diutarakan Desianto B.

Utomo selaku Ketua Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia kepada okezone

usai Festival Ayam dan Telur di Parkir Timur Senayan, Jakarta, belum lama

ini.

1. Dengan wadah berisi air

Dalam menguji kualitas telur, Anda bisa menggunakan wadah yang

telah diisi air. Teknik ini sebenarnya sering kali digunakan oleh orang-orang

zaman dahulu.Bila telur mengambang ketika dicelupkan ke air, berarti telur

sudah dalam kondisi tidak baik. Telur kualitas buruk mengambang lantaran

sudah terdapat rongga udara di dalamnya.

2. Dengan cara diputar

Teknik kedua untuk mengetahui kondisi telur adalah dengan cara

diputar. Cara ini termasuk paling mudah dan tidak repot. Ambil telur lalu

posisikan secara tegak (vertikal/lonjong ke atas) sebelum Anda memutarnya

di tempat yang datar. Putar dengan kecepatan sedang. Usahakan saat diputar

telur tetap tegak. Tekan telur untuk menghentikannya. Cara menekannya

tidak boleh terlalu keras, tapi juga jangan terlalu pelan. Usahakan tekan

dengan cepat (jangan lebih dari 2 detik). Jika telur berhenti berputar, maka

telur itu matang. Jika telur kembali berputar, Anda harus menekannya lagi

dengan cara yang sama. Jika masih berputar pelan, maka telur itu masih

mentah.

3. Dengan dikocok

Caranya, pegang telur dengan 3 jari, yaitu telunjuk, jari tengah, dan

ibu jari. Lalu, kocoklah telur di dekat telinga Anda. Bila suaranya cukup

terdengar, berarti albumen atau protein dalam telur sudah rusak karena tidak

bisa lagi menahan kuning telur di dalam, dan itu akan terasa sekali di

tangan. Beberapa pertimbangan lainnya tentang telur yang layak

dikonsumsi:

Page 25: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

a. Telur yang bagus mengeluarkan bau khas sementara telur yang sudah

rusak baunya cenderung tidak sedap

b. Jika tidak disimpan dengan baik dan benar, telur pastinya akan mudah

rusak. Walhasil, ketika ingin digunakan, telur tersebut menjadi tidak

layak untuk dikonsumsi.

c. Untuk yang sering mengkonsumsi telur, simak beberapa tips dari Shine

yang bermanfaat dan bisa digunakan untuk membedakan telur layak

pakai dengan yang rusak.

d. Pecahkan telur yang akan diolah, kemudian lihat bagian putih telur. Telur

layak konsumsi memiliki warna putih, tetapi bila warnanya berubah

merah jambu, telur sudah rusak.

e. Telur yang bagus mengeluarkan bau yang khas sementara bau telur yang

sudah rusak cenderung tidak sedap karena sudah dipenuhi bakteri.

f. Pegang telur, lalu timbang-timbang dengan tangan. Bila terasa berat,

telur tandanya sudah rusak.

g. Letakkan telur di atas meja. Putar dengan tangan, bila telur tidak bisa

berputar sempurna, tandanya telur sudah rusak.

I. Cara Menyimpan Telur

Setelah memilih telur yang berkualitas, kunci lainnya adalah teknik

menyimpan telur agar mendapatkan manfaat yang diinginkan. Untuk

penyimpanan, tempatkan telur pada suhu udara dingin, tapi bukan berarti telur

bisa disimpan di freezer. Selama berada di lemari pendingin, telur akan akan

tetap segar walaupun belum digunakan. Agar telur bertahan lebih lama,

bersihkan rak lemari pendingin setiap tiga hari. Lemari penyimpanan yang

luput dari pembersihan, memudahkan.

Menurut Paula Figoni (2008), penyimpanan telur memegang

perancpenting dalam menjaga kualitas telur. Faktor – faktor yang perlu

diperhatikan adalah:

1. Menyimpan telur dengan suhu 12 - 15° C dan kelembapan 70 – 80%.

2. Ruang penyimpanan telur jauh dari benda – benda yang berbau tajam

(misalnya seperti bawang).

Page 26: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

J. Tingkat Grade Dalam Telur

Menurut U.S. Department of Agriculture, secara standard umum, telur

memiliki 3 grade (tingkat kualitas) yaitu grade AA, grade A, & grade B.

Penentuan grade juga bisa diperiksa dengan cara melihat kedalaman ruang

udaranya (air cell), grade AA memiliki kedalaman ruang udara sebesar 0,3 cm,

grade A memiliki kedalaman ruang udara sebesar 0,5 cm, dan grade B

memiliki kedalaman ruang udara lebih besar dari 0,5 cm.

Grade dari telur tidak berpengaruh terhadap keamanan produk (product afety)

atau kualitas nutrisi (sebagai contoh, Anda memilikitelur dengan grade B yang

disimpan dengan baik, maka telur tersebut baik untuk dikonsumsi & memiliki

kualitas nutrisi yang sama dengan telur dengan grade yang lebih tinggi).

Grade AA & grade A adalah telur yang paling diminati & dibeli banyak

konsumen (terutama industri tata boga). Perbedaan utama dalam grade AA &

grade A dilihat dari kekukuhan (firmness) dari kuning telur, putih telur dan

ukuran dari rongga udara. Telur dalam grade AA & A biasanya digunakan

untuk menggoreng & merebus karena telur dapat mempertahankan tekstur dari

telur.

Grade B ada kemungkinan memiliki satu atau beberapa cacat didalamnya

(misalnya seperti kulit telur yang ter noda, memiliki rongga udara yang besar,

telur putih yang terlalu ber air, ada sedikit bercak darah di dalam putih telur,

atau telur kuning yang melebar). Telur grade B masih dapat digunakan secara

umum, tetapi telur putih dengan grade ini mungkin tidak dapat dikocok dengan

baik apabila telur putihnya terlalu ber air.

K. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Telur

Menurut Stadellman (1995), kualitas fisik telur juga ditentukan oleh

kuning telur, warna kuning telur tersebut disebabkan karena adanya kandungan

xantofil pakan diserap dan disimpan dalam kuning telur. Menurut Sudaryani

(2003), kualitas telur secara keseluruhan ditentukan oleh kualitas isi & kulit

telur. Oleh karena itu, penentuan kualitas telur dilakukan pada kedua bagian

Page 27: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

telur tersebut. Kualitas telur sebelumnya keluar dari organ reproduksi ayam

dipengaruhi faktor: kels, strain, family, dan individu; pakan, penyakit, umur,

dan suhu lingkungan. Kualitas telur sesudah keluar dari organ reproduksi

dipengaruhi oleh penanganan telur & penyimpanan (lama, suhu, dan bau

penyimpanan).

L. Faktor Kerusakan Telur

Dari beberapa penelitian yang dilakukan para ahli, misalnya Haryoto

(1996), Muhammad Rasyaf (1991), dan Antonius Riyanto (2001), menyatakan

bahwa kerusakan isi telur disebabkan adanya CO2 yang terkandung

didalamnya sudah banyak yang keluar, sehingga derajat keasaman meningkat.

Penguapan yang terjadi juga membuat bobot telur menyusut, dan putih telur

menjadi lebih encer.

M. Sifat-sifat Telur

Menurut Lies Suprapti (2002), protein yang terkandung dalam telur

secara umum sangat mempengaruhi sifat telur. Ada beberapa sifat telur sebagai

berikut:

1. Sangat peka terhadap pengaruh asam & pemanasan (akan terjadi denaturasi

& koagulasi / pengentalan).

2. Bila dikocok akan berbuih dan mengembang, namun bila pengocokan

berlebihan maka akan terjadi denaturasi sehingga mengempis kembali.

3. Dalam telur putih mentah dan setengah matang, terkandung beberapa jenis

protein, diantaranya adalah lysozyne, yang bila dimakan akan diserap

langsung ke dalam darah akan berfungsi sebagai zat anti-gizi (merusak gizi).

4. Jenis protein lain yang terdapat dalam telur mentah adalah Avidin. Avidin

tersebut bersifat racun dan akan hilang apabila telur tersebut dimasak.

N. Produk-produk Telur

Dalam usaha memenuhi permintaan konsumen, sekarang ini produsen

telur telah memulai produksi telur-telur khusus. Contohnya telur organik, telur

vegetarian, telur Aracauna, telur berkulit terpasteurisasi, telur fertil, telur free-

range, telur cage-free dan telur rekayasa nutrisi seperti telur rendah kolesterol

Page 28: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

dan telur yang diperkaya omega-3. Terkait dengan biaya produksi yang lebih

besar, produk-produk telur khusus biasanya lebih mahal daripada telur biasa.

1. Telur Organik

Pada bulan Oktober 2002, The National Organic Standard Board

membuat aturan nasional yang harus dipenuhi oleh produsen yang ingin

membuat telur organik. Telur organik diproduksi oleh ayam yang diberi

makanan tanpa mengandung pestisida, fungisida, herbisida atau pupuk

komersial lainnya. Juga tidak diperbolehkannya penggunaan hormon

pertumbuhan dan antibiotik.

2. Telur Vegetarian

Telur vegetarian diproduksi oleh ayam yang diberi makanan produk

yang bebas kandungan hewani, juga bebas dari pemberian hormon,

antibiotik atau steroid.

3. Telur Aracauna

Telur Aracauna berasal dari ayam Aracauna, ayam suku asli dari

Amerika Selatan. Walaupun telurnya berwarna biru kehijauan, tetapi

kandungan nutrisinya tidak berbeda jauh dibandingkan telur coklat atau

putih yang biasa ditemukan di toko lokal. Banyak konsumen berpikir telur

jenis ini rendah kolesterol, padahal kenyataannya tinggi kolesterol.

4. Telur Berkulit Terpasteurisasi

Telur berkulit terpasteurisasi merupakan pilihan baik bagi konsumen

yang ingin menggunakan telur mentah pada resep yang tidak membutuhkan

pemasakan lebih lanjut. Telur ini telah diproses dengan pemanasan untuk

membunuh bakteri Salmonella yang secara potensial dapat terdapat di

dalamnya (resiko telur terkontaminasi Salmonella adalah 1: 20000). Karena

proses pemanasan, kandungan vitamin yang tidak tahan panasnya menjadi

lebih rendah.

5. Telur Fertil

Telur fertil dihasilkan oleh ayam yang hidup dengan pasangannya.

Telur ini bisa diinkubasi dan ditetaskan. Tidak ada perbedaan nutrisi antara

telur fertil dengan telur biasa.

Page 29: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

6. Telur Free-Range

Telur ini diproduksi oleh ayam yang hidup di outdoor atau di luar

ruangan. Ayam jenis ini mempunyai akses atau kebebasan lebih ke wilayah

di luar, sehingga dapat mengkonsumsi rumput da insektisida, dibandingkan

dengan ayam yang dikandangkan.

7. Telur Cage-Free

Telur ini diproduksi oleh ayam yang hidup di fasilitas indoor atau di

dalam ruangan, sehingga tidak memiliki akses atau kebebasan lebih ke

wilayah luar. Biasanya ayam jenis ini hidup di rumah peternakan.

Kandungan nutrisi telur ini sama seperti telur yang diproduksi oleh ayam

yang dikandangkan.

8. Telur Rendah Kolesterol

Telur ini mengandung kolesterol yang lebih rendah daripada telur

pada umumnya. Namun telur rendah kolesterol dianggap kurang

bermanfaat, pasalnya telur ini hanya mengurangi masukan kolesterol dari

luar, tidak mengurangi kolesterol dari dalam tubuh.

9. Telur yang Diperkaya Omega-3

Telur ini diproduksi oleh ayam yang diberi makanan yang kaya akan

sumber asam lemak omega-3, seperti biji kedelai, biji rami (flax seed),

minyak hati ikan cod, dll. Hasilnya kandungan omega-3 pada kuning telur

naik secara drastis. Telur yang diperkaya omega-3 sedang marak beredar di

pasaran, hal ini dikarenakan manfaat asam lemak omega-3 yang begitu

besar bagi tubuh. Asam lemak omega 3 meliputi asam linolenat (ALA),

asam dokosaheksaenoat (DHA) dan asam eikosapentaenoat (EPA). Asam

lemak omega-3 merupakan asam lemak esensial dimana tubuh tidak dapat

memproduksinya, maka harus dipasok dari luar tubuh melalui makanan.

Telur yang diperkaya omega-3 merupakan pilihan baik bagi orang yang

ingin meningkatkan asupan asam lemak omega-3 tetapi tidak suka makan

ikan atau minyak ikan.

Page 30: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

O. Cara Pengawetan Telur Segar

1. Perlakuan Awal

Pengawetan telur utuh bertujuan untuk mempertahankan mutu telur

segar. Prinsip dalam pengawetan telur segar adalah mencegah penguapan air

dan terlepasnya gas-gas lai dari dalam isi telur, serta mencegah masuk dan

tumbuhnya mikroba di dalam telur selama mungkin. Hal-hal di atas dapat

dilakukan dengan cara menutup pori-pori kulit telur atau mengatur

kelembaban dan kecepatan aliran udara dalam ruangan penyimpanan.

Penutupan pori-pori kulit telur dapat dilakukan dengan menggunakan

larutan kapur, parafin, minyak nabati (minyak sayur), air kaca (water glass),

dicelupkan dalam air mendidih dan lain-lain. Sedangkan pengaturan

kecepatan dan kelembaban udara dapat dilakukan dengan penyimpanan di

ruangan khusus. Sebelum dilakukan prosedur pengawetan, penting

diperhatikan kebersihan kulit telur. Hal ini karena meskipun mutunya sangat

baik, tetapi jika kulitnya kotor, telur dianggap bermutu rendah atau tidak

dipilih pembeli. Pembersihan kulit telur dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

a. Merendam telur dalam air bersih, dapat diberi sedikit detergen atau

Natrium hidroksida (soda api). Kemudian dicuci bersih sehingga kotoran

yang menempel hilang.

b. Mencuci telur dengan air hangat suam-suam kuku (sekitar 60°C) yang

mengalir. Untuk mempercepat hilangnya kotoran dapat digunakan kain.

Setelah kilit telur bersih, dapat dilakukan pengawetan telur segar dengan

metode antara lain pengemasan kering, perendaman dalam berbagai janis

cairan, penutupan pori-pori kulit telur dan penyimpanan dingin.

2. Pengemasan Kering

Pengemasan telur dapat dilakukan secara kering dengan menggunakan

bahan-bahan seperti sekam, pasir dan serbuk gergaji. Jika pengemasnya

Page 31: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

padat, cara ini akan memperlambat hilangnya air dan CO2. Kelemahan cara

ini adalah manambah berat dan volume, yang dapat menaikkan ongkos

angkut dan ruang penyimpanan. Disamping itu, pengemasan kering tidak

banyak memberikan perlindungan terhadap mikroba selama penyimpanan.

3. Perendaman dalam Cairan

Metode ini merupakan suatu cara pengawetan telur yang terutama

bertujuan mencegah penguapan air, serta umumnya dikombinasikan dengan

penyimpanan dingin. Beberapa cara yang dapat digunakan adalah :

a. Perendaman telur dalam larutan kapur

Larutan kapur dapat dibuat dengan cara melarutkan 100 gr batu

kapur (CaO) dalam 1,5 liter air, lalu dibiarkan sampai dingin. Daya

pengawet dari kapur karena mempunyai sifat basa, sehingga mencegah

tumbuhnya mikroba. Kapur (CaO) akan bereaksi dengan udara

membentuk lapisan tipis kalsium karbonat (CaCO3) di atas permukaan

cairan perendam. Kemudian CaCO3 yang terbentuk akan mengendap di

atas permukaan telur, membentuk lapisan tipis yang menutupi pori-pori.

Pori-pori yang tertutup ini menyebabkan mikroba tidak dapat masuk ke

dalam telur dan mencegah keluarnya air dan gas-gas lain dari dalam isi

telur. Kapur juga menyebabkan kenaikan kenaikan pH pada permukaan

kulit telur yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.

b. Perendaman dalam minyak parafin

Telur direndam atau dicelupkan dalam minyak parafin selama

beberapa menit. Selanjutnya dikeringkan dengan membiarkan di udara

terbuka (dikeringanginkan) sehingga minyak parafin menjadi kering dan

menutupi pori-pori kulit telur.

c. Perendaman dalam air kaca (water glass)

Air kaca adalah larutan natrium silikat (Na2SiO4), berbentuk

cairan kental, tidak berwarna, tidak berbau dan jernih seperti kaca.

Larutan ini dapat dibuat dengan melarutkan 100 g natrium silikat ke

dalam 900 ml akuades, kemudian dapat digunakan untuk merendam

telur. Pada saat perendaman telur, air kaca membentuk dan

Page 32: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

mengendapkan silikat pada kulit telur, sehingga pori-porinya tertutup.

Air kaca juga mempunyai daya antiseptik, sehingga mencegah

pertumbuhan mikroba.

d. Pencelupan telur dalam air mendidih

Pencelupan telur dilakukan selama kurang lebih 5 detik pada air

mendidih Hal ini menyebabkan permukaan dalam kulit telur akan

menggumpal dan menutupi pori-pori kulit telur dari dalam.

e. Pengawetan telur dengan bahan penyamak nabati

Prinsip dasar dari pengawetan menggunakan bahan penyamak

nabati adalah terjadinya reaksi penyamakan pada bagian luar kulit telur

olah zat penyamak (tanin). Akibatnya kulit telur menjadi impermeabel

(tidak dapat bersatu atau bercampur) terhadap air dan gas. Dengan

demikian, keluarnya air dan gas dari dalam telur dapat dicegah sekecil

mungkin. Bahan penyamak nabati yang banyak digunakan adalah daun

akasia (Acasia decurrena) atau daun jambu biji (Psidium guajava) yang

telah dikeringkan. Daun kering tersebut direndam selama semalam dan

direbus 1 jam, kemudian airnya disaring dan digunakan untuk merendam

telur.

f. Penutupan pori-pori kulit telur

Penutupan pori-pori kulit telur dapat dilakukan menggunakan agar-

agar, getah karet, sabun, gelatin, minyak nabati dan bahkan getah kaktus.

Bahan yang paling banyak digunakan adalah berbagai minyak nabati atau

minyak sayur karena mudah disediakan dan murah. Minyak nabati

digunakan dengan cara pencelupan atau penyemprotan. Minyak nabati

yang dapat digunakan antara lain : minyak kelapa, minyak kelapa sawit

minyak kacang, minyak jagung atau kombinasi/campuran minyak-

minyak di atas. Teknik penyemprotan akan menghasilkan sekitar 50 mg

minyak yang menutupi pori-pori sebutir telur. Jika cara ini

dikombinasikan dengan penyimpanan pada suhu dingin (sekitar 1°C)

dapat mengawetkan telur selama 6 bulan, dengan hampir tidak ada

perubahan dibandingkan keadaan segarnya.

Page 33: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

4. Penyimpanan dingin

Telur segar dapat dipertahankan mutunya dalam waktu yang relatif

lama bila disimpan dalam ruangan dingin dengan kelembaban udara antara

80 - 90 % dan kecepatan aliran udara 1 - 1,5 m/detik. Dalam hal ini telur

disimpan sedekat mungkin di atas titik beku telur yaitu -2 °C. Suhu yang

rendah ini akan memperlambat hilangnya CO2 dan air dari dalam telur serta

penyebaran air dari putih ke kuning telur. Untuk lebih menghambat

hilangnya CO2 maka kadar CO2 di dalam ruang penyimpanan dapat

ditingkatkan sampai 3 persen.

Page 34: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan

terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir telur

didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat – zat gizi yang

sangat baik & mudah dicerna. Oleh karenanya telur merupakan bahan pangan

yang sangat baik untuk anak – anak yang sedang tumbuh dan memerlukan

protein dan mineral dalam jumlah banyak dan juga dianjurkan diberikan

kepada orang yang sedang sakit untuk mempercepat proses kesembuhannya.

Telur tersusun atas sebagian besar air. Bahan padat terdiri atas bahan

organik yaitu protein, lipida dan karbohidrat, sedangkan bahan anorganik

tersusun atas mineral (abu).

Ada beberapa sifat telur sebagai berikut sangat peka terhadap pengaruh

asam & pemanasan (akan terjadi denaturasi & koagulasi / pengentalan). Bila

dikocok akan berbuih dan mengembang, namun bila pengocokan berlebihan

maka akan terjadi denaturasi sehingga mengempis kembali. Dalam telur putih

mentah dan setengah matang, terkandung beberapa jenis protein, diantaranya

adalah lysozyne, yang bila dimakan akan diserap langsung ke dalam darah akan

berfungsi sebagai zat anti-gizi (merusak gizi). Jenis protein lain yang terdapat

dalam telur mentah adalah Avidin. Avidin tersebut bersifat racun dan akan

hilang apabila telur tersebut dimasak.

Page 35: Makalah Teknologi Hasil Hewani Telur

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Wayan. 2011. Egg Nutrients. http://www.dobelog.com/2011/09/egg-nutrients.html. Diakses 18 Nopember 2012.

an, T. C., Kanyarat, K. and Azhar, M. E. 2012. Evaluation Of Functional Properties Of Egg White Obtained From Pasteurized Shell Egg As Ingredient In Angel Food Cake. International Food Research Journal 19(1): 303-308.

Azizah, Nurul., Noviani, Betty Ayu., Ramadhani, Stevia Tifdhila. 2012. Pendidikan Teknik Boga. Universitas Negeri Yogyakarta.

http://mopindonesia.blogspot.co.id/2012/04/bagian-bagian-telur-dan fungsinya.html/ diakses hari Jum’at tanggal 04 Mei 2012 pukul 14.00 WIB

http://worldbestlinks.blogspot.com/2011/10/3-cara-mengetahui-telur-yangbaik.html diakses hari Jumat tanggal 4 Mei 2012 pukul 12.00 WIB

http://www.beritasatu.com/tips /29774-tips-mengenali-telur-layak-konsumsi.html diakses hari Jum’at tanggal 04 Mei 2012 pukul 9.59 WIB

http://www.kreasimarie .com/tips-marie/1619042012094435/berbagai-jenis-telur-yang-layak-konsumsi/ diakses hari Jum’at tanggal 04 Mei 2012 pukul 16.00 WIB

https://hospitalitycullinary.files.wordpress.com/2013/02/telur.pdf/ diakses hari Jum’at tanggal 04 Mei 2012 pukul 15.10 WIB

Siregar, R. F., Hintono, A, dan Mulyan, S. 2012. Perubahan Sifat Fungsional Telur Ayam Ras Pasca Pasteurisasi. Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 521 – 528.

Syamsir, Elvira., Soekarto, Soewarno.T., dan Mansjoer, Sri Supraptini. 1994. Studi Komparatif Sifat Mutu Dan Fungsional Telur Puyuh Dan Telur Ayam Ras. Bul. Tek. Dan industry Pangan, Vol. V no. 3 tahun 1994.

Wirakusumah, Emma S. 2005. Menikmati Telur Bergizi, Lezat dan Ekonomis. Gramedia. Jakarta.