Makalah tehno steril

13
MAKALAH TEKNOLOGI STERIL ( Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sterilisasi ) OLEH : KELOMPOK III (TIGA) MUHAMMAD ASHAR TAHIR WAHYUNI HARDYANTI EKA PUTRI SAMHARIRATUL KAULIYAH HERMAWATI NUR INSANI JAHARUDDIN FARMASI B JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOTERAN DAN ILMU KESEHATAN

description

makalaah

Transcript of Makalah tehno steril

MAKALAH

TEKNOLOGI STERIL

( Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sterilisasi )

OLEH :

KELOMPOK III (TIGA)MUHAMMAD ASHAR TAHIR

WAHYUNI

HARDYANTI EKA PUTRI

SAMHARIRATUL KAULIYAHHERMAWATINUR INSANI JAHARUDDINFARMASI B

JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA GOWA

2015

KATA PENGANTARAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umatnya dengan suri tauladan-Nya yang baik .

Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugrah, kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini . Makanlah ini merupakan pengetahuan tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sterilisasi, semua ini di rangkum dalam makalah ini, agar pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah dipahami dan lebih singkat dan akurat .

Akhirnya, kami penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi anda semua.

Terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Samata, Mei 2015

PenyusunDAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai kondisi konotasi relatif, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikrorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian mikroba.

Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam tubuh. Karena sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien, yakni membran kulit dan mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksik dan harus mempunyai tingkat kemurniaan tinggi dan luar biasa. Semua komponen dan proses yang terlibat dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi secara fisik, kimia atau mikrobiologi.Produk steril termasuk sediaan parentral, mata dan irigasi. Preparat parental bisa diberikan dengan berbagai rute. Lima yang paling umum adalah intravena, intramuskular, subkutan, intrakutan dan intraspinal. Pada umumnya pemberian secara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih cepat, seperti pada keadaan gawat, bila penderita tidak dapat diajak bekerjasama dengan baik, tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan secara oral atau bila obat tersebut tidak efektif dengan cara pemberian yang lain. Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan, atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut, atau dengan mengisikan sejumlah obat ke dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda.Sediaan steril adalah sedian yang selain memenuhi persyaratan fisika-kimia juga persyaratan steril. Steril berarti bebas mikroba. Sterilisasi adalah proses untuk mendapatkan kondisi steril.

Desinfektan adalah pembunuh baktreri yang penggunannya pada benda mati, misalnya pada lantai. Antiseptik adalah pembunuh bakteri yang penggunannya pada jaringan hidup, misalnya pada kulit dan luka.Tujuan tindakan asepsis dalam pembedahan adalah untuk mencegah masuknya bakteri pada luka pembedahan. Pencapaian tingkat asepsis dimulai dengan mensterilkan alat-alat, jubah operasi, sarung tangan, benang bedah, dan kasa pembalut yang kontak dengan luka operasi. Kemudian, lakukan desinfeksi pada kulit tempat pembedahan dengan menggunakan sediaan antiseptik (Schwartz, 2000).Tujuan obat dibuat steril (seperti injeksi) karena berhubungan langsung dengan darahatau cairan tubuh dan jaringan tubuh lain dimana pertahanan terhadap zat asing tidak selengkapyang berada di saluran cerna/gastrointestinal, misalnya hati yang dapat berfungsi untukmenetralisir/menawarkan racun (detoksikasi=detoksifikasi). Diharapkan dengan steril dapat dihindari adanya infeksi sekunder. Dalam hal ini tidakberlaku relatif sterilatau setengah steril, hanyaada duapilihan steril atau tidak steril.Sediaan farmasi yang perlu disterilkan adalah obat suntik/injeksi, tablet implant, tablethipodermik dan sediaan untuk mata seperti tetes mata/ guttae ophth, cuci mata/collyrium dansalep mata/oculenta.

B. Rumusan Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sterilisasiC. Tujuan MasalahMengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sterilisasiBAB II

PEMBAHASAN

Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai kondisi konotasi relatif, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikrorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian mikrobaSterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris bawahi pada umumnya digunakan cara untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba.

Sterilisasi adalah penghancuran atau pemusnahan terhadap semua mikroorganisme (Schwartz, 2000). Asepsis adalah prinsip bedah untuk mempertahankan keadaan bebas kuman. Keadaan asepsis merupakan syarat mutlak dalam tindakan bedah. Antisepsis adalah cara dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai keadaan bebas kuman patogen (Sjamsuhidajat dan Jong, 2004).Sterilisasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan dan membinasakan semua alat dan media dari gangguan organisme mikroba,termasuk virus, bakteria, spora dan fungi beserta sporanya. Sterilisasi merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk mengeliminasi semuamikroorganisme. Sterilisasi dilakukan menggunakan autoklaf untuk yang menggunakan panas bertekanan, pemanas kering (oven), sterilisasi kimiawi(seperti glutaraldehid atau formaldehid) dan secara fisik.Sterilisasi merupakan suatu proses membebaskan suatu peralatan ataubahan darimikroorganismeyang tidakdikehendaki (Ramona et al, 2007). Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untukmembunuh atau menghilangkan mikroorganisme (Pratiwi, 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi yaitu sebagai berikut: 1. Materi penyusun alat/bahan yang disterilkan. Materi penyusun suatu alat akan mempengaruhi daya tahan alat tersebut. Ketahanan alat/bahan itulah yang mempengaruhi keefektifan suatu proses sterilisasi, apabila materi penyusun alat/bahan tersebut tidak tahan panas maka sterilisasi tidak akan efektif karena suhu sterilisasi tidak bisa tinggi. 2. Kondisi alat/bahan. Apabila suatu alat/bahahn digunakan untuk interaksi langsung dengan mikroorganisme pengotor, maka diperlukan waktu sterilisasi ekstra agar semua jasad-jasad renik yang ada pada alat/bahan yang ada pada alat/bahan mati. 3. Ukuran wadah pensterilan. Semakin besar wadah pensterilan maka akan semakin sulit menjamin semua permukaan terkena panas, sehingga kesterilan pun tidak bisa di jamin.4. Ketahanan tubuh mikroba. Semakin tahan tubuh mikroba maka diperlukan perlakuan tambahan untuk mensterilkannya, misalnya peningkatan suhu, pengendalian pH, dan lain sebagainya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sterilisasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan dan membinasakan semua alat dan media dari gangguan organisme mikroba,termasuk virus, bakteria, spora dan fungi beserta sporanya. Sterilisasi merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk mengeliminasi semuamikroorganisme. Sterilisasi dilakukan menggunakan autoklaf untuk yang menggunakan panas bertekanan, pemanas kering (oven), sterilisasi kimiawi(seperti glutaraldehid atau formaldehid) dan secara fisik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi yaitu sebagai berikut: 1. Materi penyusun alat/bahan yang disterilkan. 2. Kondisi alat/bahan. 3. Ukuran wadah pensterilan. 4. Ketahanan tubuh mikroba.B. Saran

TERIMA KASIHDAFTAR PUSTAKAEdiati, Rifah dan Riana Listanti. 2012. ModulPraktikumTeknikPengolahanPangan. Fakultas Pertanian. Universitas Jenderal Soedirman: Purwokerto.Tri Tantri, 2014, Teknologi Steril, Akademi Farmasi Nusaputera : SemarangWardani Elly, 2013, Mikrobiologi-Virologi, Fakultas Farmasi dan Sains: Universitas Muhammadiyah