Makalah TBC
-
Upload
komunitas-anak-gaul-yang-selalu-memberikan-jempol -
Category
Health & Medicine
-
view
1.770 -
download
10
description
Transcript of Makalah TBC
MAKALAH FARMAKOLOGI BAHAN ALAM
PENYAKIT TUBERCULOSIS (TBC)
DI SUSUN OLEH :
RIRIN MONIKA 12.201.0668
ROSNAWATI COLLI 12.201.0656
MUHAMMAD SYAFRIN 12.201.0636
IQRA MULYANTI J 12.201.0635
ANETA NOVIARINI 12.201.0665
JUSPIN PASANG 12.201.0659
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2013
Kata Pengantar
Puji syukur Kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,Karena atas kasih-Nya yang
melimpah,Penulis dapat menyelesaikan makalah penyakit Tuberculosis, yang merupakan
penyakit terbesar ketiga yang menyerang Negara kita.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada orang tua kami,karena telah memberikan kami
dukungan secara materil dan non material.Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata
kuliah Farmakologi Bahan Alam kak Zainuddin S.Farm.,M.kes.,Apt yang telah mengajar dan
membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah penyakit tuberculosis ini masih jauh dari kesempurnaan,sehingga saran dan kritik
dari Pembaca kami terima dengan lapang dada.
Makassar,19 oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………1
B. Rumusan masalah………………………………………………………………....2
C. Tujuan penulisan…………………………………………………………………..3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tuberkulosis…………………………………………………………...4
B. Mekanisme penularan dan gejala-gejala…………………………………………..6
C. Klasifikasi penyakit tuberkulosis………………………………………………….9
D. Faktor-faktor penyebab penyakit Tuberkulosis…………………………………...10
E. Pencegahan penyakit tuberculosis………………………………………………...12
F. Pengobatan penyakit tuberculosis dengan obat tradisional dan obat sintetik……..13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………18
B. Saran………………………………………………………………………………..18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pendidikan
kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri
ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai
hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
Tuberkulosis, MTB, atau TB (singkatan dari bacillus berbentuk tuberkel)
merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan.
Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk,
bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya
bersifat asimtomatikdan laten.
Hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia dalam hal
jumlah penderita tuberkulosis (TB). Baru pada tahun ini turun ke peringkat ke-4 dan
masuk dalam milestone atau pencapaian kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan.
Laporan WHO pada tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi lima
dengan jumlah penderita TBC sebesar 429 ribu orang. Lima negara dengan jumlah
terbesar kasus insiden pada tahun 2009 adalah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria dan
Indonesia (sumber WHO Global Tuberculosis Control 2010).
Pada Global Report WHO 2010, didapat data TB Indonesia, Total seluruh kasus
TB tahun 2009 sebanyak 294731 kasus, dimana 169213 adalah kasus TB baru BTA
positif, 108616 adalah kasus TB BTA negatif, 11215 adalah kasus TB Extra Paru, 3709
adalah kasus TB Kambuh, dan 1978 adalah kasus pengobatan ulang diluar kasus kambuh
(retreatment, excl relaps).
Sementara itu, untuk keberhasilan pengobatan dari tahun 2003 sampai tahun 2008
(dalam %), tahun 2003 (87%), tahun 2004 (90%), tahun 2005 sampai 2008 semuanya
sama (91%).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Tuberkulosis?
2. Bagaimana mekanisme penularan dan gejala-gejalanya ?
3. Bagaimana klasifikasi penyakit tuberculosis?
4. Apa-apa saja faktor-faktor penyebab penyakit TBC ?
4. Bagaimana cara penanganan/pengobatan terhadap penderita TBC menggunakan
obat tradisional dan obat sintetik?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah penulis ingin memberikan atau memperluas
pengetahuan masyarakat tentang turbekulosis atau TBC, sehingga masyarakat
mengetahui tanda-tanda awal timbulnya penyakit TBC dan mengetahui cara
penanggulangan penyakit atau pengobatan dengan menggunakan obat tradisional dan
obat sintetik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyakit tuberculosis
TB adalah singkatan dari “Tubercle Bacillus” atau tuberculosis , dulu disingkat
TBC. Penyakit TB disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacteria, pada manusia terutama
oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri Tuberculosis biasanya menyerang paru-paru
(sebagai TB paru) tetapi TB bisa juga menyerang system syaraf pusat. Penyakit TB adalah
penyakit yang umum dan sering kali mematikan. TB menular melalui udara, ketika orang-
orang yang memiliki penyakit TB batuk, bersin, atau meludah.
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menakutkan di Indonesia.Bakteri
Mycobacterium tuberculosis ini berbentuk batang yang mengelompok atau di sebut
berkoloni,termasuk bakteri aerob yang tidak membentuk spora.Walaupun tidak mudah
diwarnai,namun jika telah diwarnai,bakteri ini tahan terhadap peluntur warna (dekolarisasi)
asam atau alcohol.Oleh karena itu dinamakan bakteri tahan asam (BTA) atau basil tahan
asam. Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882,
sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan,
penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP) (Naga,2012).
Bakteri Mikobakterium tuberkulosa
B. Mekanisme penularan dan gejala-gejala
Bakteri mycobacterium tuberculosa,bakteri ini dapat menular.Jika penderita
bersin atau batuk maka bakteri tuberculosa akan bertebaran di udara.Infeksi awal yang
terjadi pada anak-anak umumnya akan menghilang dengan sendirinya jika anak-anak
telah mengembangkan imunitasnya sendiri selam periode 6-10 minggu.Tetapi banyak
juga terjadi dalam berbagai kasus,infeksi awal tersebut malah berkembang menjadi
progressive tuberculosis yang menjangkiti organ paru dan organ tubuh lainnya.Jika sudah
terkena infeksi yang progresif ini maka gejala yang terlihat adalah demam,berat badan
turun,rasa lelah,kehilangan nafsu makan dan batuk-batuk.Dalam kasus reactivation
tuberculosis,infeksi awal tuberculosis mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati
melainkan hanya tidur (dormant) sementara waktu (Kristanti,2009).
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila
sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak
(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat
menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran
pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh
yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan
segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui
serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui
pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan
dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan
menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat
sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap
dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel
bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-
paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang
yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan
tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak
dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial
ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya
jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi
HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman
merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara
klinik.
Gejala sistemik/umum
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening
yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang
disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
C. Klasifikasi penyakit tuberculosis
Bentuk penyakit tuberculosis ini dapat di klasifikasikan menjadi dua,yaitu
tuberculosis paru dan tuberculosis ekstra paru.
1. Tuberculosis Paru
Penyakit ini merupakan bentuk yang paling sering dijumpai,yaitu sekitar 80%
dari semua penderita.Tuberkulosis yang menyerang jaringan paru-paru ini
merupakan satu-satunya bentuk dari TB yang mudah tertular kepada manusia
lain,asal kuman bisa keluar dari si pendrita (Naga,2012).
2. Tuberculosis ekstra paru
Penyakit ini merupakan bentuk penyakit TBC yang menyerang organ tubuh
lain,selain paru-paru,seperti pleura,kelenjar limfe,persendian tulang
belakang,saluran kencing,dan susunan saraf pusat.Oleh karena itu,penyakit
TBC ini kemudian dinamakan penyakit yang tidak pandang bulu,karena dapat
menyerang seluruh organ dalam tubuh manusia secara bertahap.Dengan
kondisi organ tubuh yang telah rusak,tentu saja dapat menyebabkan kematian
bagi penderitanya (Naga,2012).
D. Faktor-faktor penyebab penyakit TBC
1. Faktor sosial ekonomi
Faktor social ekonomi yang sangat erat kaitannya dengan kondisi
rumah,kepadatan hunian,lingkungan perumahan,serta lingkungan dan sanitasi
tempat bekerja yang buruk.Pendapatan keluarga juga sangat erat dengan
penularan TBC, karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat
hidup layak,yang memenuhi syarat-syarat kesehatan (Naga,2012).
2. Status gizi
Kekurangan kalori,protein,vitamin,zat besi dan lain-lain akan mempengaruhi
daya tahan tubuh seseorang,sehingga rentan terhadap berbagai penyakit
termasuk TB Paru.Keadaan ini merupakan faktor penting yang berpengaruh di
Negara miskin,baik pada orang dewasa maupun anak-anak (Naga,2012).
3. Umur
Penyakit tuberculosis paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia
produktif,yaitu 15-50 tahun.Dewasa ini dengan terjadinya transisi
demografi,menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi.Pada
usia lanjut,lebih dari 55 tahun system imunolgis seseorang menurun,sehingga
sangat rentan terhadap berbagai penyakit,termasuk TB Paru (Naga,2012)
4. Jenis kelamin
Menurut WHO,kaum perempuan lebih rentan terhadap kematian akibat
serangan TB Paru dibandingkan akibat proses kehamilan dan persalinan.Pada
laki-laki panyakit ini lebih tinggi karena rokok dan minuman alcohol dapat
menurunkan system pertahanan tubuh.Sehingga wajar jika perokok dan
peminum beralkohol sering disebut sebagai agen dari penyakit tuberculosis
paru (Naga,2012).
E. Pencegahan penyakit TBC Paru
Pencegahan berikut dapat dikerjakan oleh penderita ,masyarakat,maupun petugas
kesehatan.
1. Bagi penderita,pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut
saat batuk,dan membuang dahak tidak disembarang tempat.
2. Bagi masyarakat,pencegahan penularan dapat dilakukan dengan
meningkatkan ketahanan terhadap bayi,yaitu dengan vaksinasi BCG(Bacille
Calmette-Guerin). Vaksin BCG dibuat dari baksil TBC (Mycobacterium Bovis) yang
dilemahkan dengan dikulturkan di medium buatan selama bertahun-tahun. Vaksin
BCG dapat mencegah penularan bakteri TBC selama 15 tahun (Naga,2012).
3. Bagi petugas kesehatan,pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan
penyuluhan tentang penyakit TBC,yang meliputi gejala,bahaya,dan akibat dan
melakukan pengisolasian dan pemeriksaan terhadap orang-orang yang
terinfeksi atau memberikan pengobatan khusus kepada penderita TBC ini
(Naga,2012).
F. Pengobatan penyakit TB Paru menggunakan obat tradisional dan obat sintetik.
Obat tradisional :
Sambiloto (Andrographis paniculata burm.f):kandungan kimia yang terkandung
adalah pada daunnya mengandung andrographolide,
saponin,flavonoid,alkaloid,tannin,laktone,panikulin,kalmegin,dan hablur kuning
yang rasanya pahit.Ramuannya adalah daun kering digiling ditambah madu
secukupnya kemudian dibuat pil dengan diameter 0,5 cm.1 hari 2 kali minum
setiap minum 15-30 pil.
Tembelekan (Lantana camara L) : kandungan kimianya adalah lantadene
A,lantadene B,asam lantonalat,asam lantat,humulene (minyak menguap 0,16-
0,2%),terpidene,a pinene,p cymene.Ramuannya adalah bunga kering 6-10 gram
ditambah 3 gelas air.Lalu di rebus hingga setengahnya.Gunakan untuk 3 kali
minum setiap hari.
Sawi putih ( Nasturtium montanum Wall.atau Rorippa indicum L.Hieron):
kandungan kimia mengandung rorifone,rorifamide,6-crystalline substans (2
substansi netral dan 4 asam organic,serta beberapa turunan
decyonated).Ramuannya adalah 30 gram daun dan batang sawi putih segar dan
gula aren secukupnya.caranya direbus dengan 4 gelas air hingga menjadi 2
gelas.Diminum 2 kali sehari 1 jam sebelum makan,sekali minum 1 gelas
(Winarto,2004)
Umbi lobak ( Raphanus sativus) di kenal pula dengan nama radish:kandungan
kimia yang terkandung adalah vitamin A,B,dan C,Selain itu mengandung
niacin,minyak atsiri,rafanol,dialilsulfida,enzim diastase,dan
methanetiol.Ramuannya adalah 200-300 gram umbi lobak,3 buah jeruk kim kit,dan
10 gram kulit jeruk mandarin yang telah dikukus hingga.Caranya semua bahan di
blender dengan air secukupnya,lalu di tambah madu secukupnya,dan diaduk
hingga rata.Diminum 2 kali sehari,sekali minum 1 gelas (Winarto,2004)
Bawang putih (Allium sativum L.) : Kandungan kimia yang terkandung seperti
vitamin B dan vitamin C,serta beberapa mineral seperti fosfor,kalsium,kalium,dan
besi.Ramuannya adalah 30 gram umbi bawang putih yang berwarna keunguan
dan 30 gram beras.Caranya bawang putih dikupas kulitnya,lalu dimasukkan
kedalam air mendidih selama 1 menit.Setelah itu,beras dimasukkan kedalam air
rebusan,dimasak seperti nasi,lalu dimasukkan bawang putih,dan pemasakan
dilanjutkan hingga matang.Dimakan setiap hari setelah makan nasi,3 kali
sehari.Disamping itu,dianjurkan pula memakan 4-5 siung bawang putih mentah
setiap hari selama 100 hari (Winarto,2012).
Obat sintetik/pasaran
Ethambutol (Junaidi,2012)
Indikasi : Terapi awal TBC Paru atau terapi ulang,digunakan bersama obat anti
TBC lain.
Dosis: 15-25 mg/kgBB perhari dosis tunggal.
Kontraindikasi: Neuritis optika
Perhatian : gangguan ginjal berat,gout, menurunkan penglihatan.Laktasi
Efek samping: Neuritis retrobulber disertai menurunnya penglihatan,skotoma
sentral,buta warna hijau merah.Ruam alergi.Gangguan saluran cerna.Jaundise dan
neuritis perifer.Efek SSP,Hiperurikemia.
Interaksi obat: Efek menurun dengan urikosurik,khususnya INH dan
pyridoksin.Antasida yang mengandung Al.
Nama dagang: Arsitam,Bacbutinh,Bacbutol,Cetabutol,Corsabutol,Dexabutol
INH (Isonicotinic acid hydrazide) (Junaidi,2012)
Indikasi : TBC,kombinasi dengan obat lain
Dosis : Sehari 4-5 mg/kgBB dibagi dalam 3-4 kali,maksimum 400 mg perhari.
Kontraindikasi: Penyakit hati karena obat
Perhatian : Gejala hepatitis,gangguan hati,epilepsy
Efek samping: Neuritis perifer/optic,nekrosis hepatotoksik,insomnia,kejang
otot,konvulsi,gangguan ulu hati.
Nama dagang: Bacbuthinh,Erabutol plus,INH soho,INH-Ciba
Pyrazinamide (Junaidi,2012)
Indikasi : TBC
Dosis: Dewasa 20-35 mg/kgBB perhari dalam 2-4 dosis terbagi,maksimum 3 g
perhari.
Kontraindikasi: Hipersensitif pirazinamid,penyakit hati,hamil.
Perhatian: Tes fungsi hati dilakukan sebelum dan tiap 2-4 minggu selama
pengobatan.Harus dengan anti TBC yang lain.Gout,DM,dan gangguan fungsi
ginjal.
Efek samping: Hepatotoksik,gout,anemiaskleroblastik,gangguan saluran
cerna,agravasi ulkus peetik,disuria,lesu,demam,urtikaria
Nama dagang: Corzazinamid,Neotibi,peseta-ciba 500,Prazina,Sanazet,Siramid.
Rifampicin (Junaidi,2012)
Indikasi: TBC dan Lepra
Dosis: TBC: Orang dewasa 600 mg 1x per hari,jangan dikombinasi dengan anti –
TBC lain.Anak 10-20 mg/kgBB 1 x per hari.Lepra:orang dewasa 450-600 mg 1 x
per hari.Dosis 600 mg per hari jangan dikombinasi dengan anti lepra lain.
Kontraindikasi: Hipersensitif,Ikterus.
Perhatian: Alkoholisme.Kerusakan fungsi hati.Hamil trismester I.
Efek samping: Gangguan saluran cerna,fungsi hati abnormal,ikterus,gejala
flu,perubahan fungsi ginjal.Reaksi
kulit,eosinofilia,lekopenia,trombositipenia,purpura,hemolisis,terguncang.Urun,sp
utum,air mata,lensa kontak berwarna merah.
Interaksi obat: Efek menurun dengan kortikosteroid,antikoagulan
kumarin,digitoksin,metadon,kontrasepsi oral,tolbutamid.
Nama dagang: Famri,lanarif,medirif,merimac,Rif150/300/450/600,Rifabiotic
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Penulis mengharapkan agar masyarakat dalam mengenai penyakit tuberkulosis yaitu, Selalu
berusaha mengurangi kontak dengan penderita TBC paru aktif. Selalu menjaga standar hidup yang baik,
caranya bisa dengan mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi, menjaga lingkungan selalu sehat
baik itu di rumah maupun di tempat kerja (kantor), dan menjaga kebugaran tubuh dengan cara
menyempatkan dan meluangkan waktu untuk berolah raga. Pemberian vaksin BCG, tujuannya untuk
mencegah terjadinya kasus infeksi TBC yang lebih berat. Vaksin BCG secara rutin diberikan kepada
semua balita,dan jika sudah terinfeksi penyakit tuberculosis,obat tradisional yang biasa digunakan yaitu
ramuan bawang putih,umbi lobak,sawi putih,sambiloto dan tembelekan yang sudah terbuktu khasiatnya
yang dapat menyembuhkan penyakit tuberculosis.
B. Saran
Saran penulis mengharapkan agar kita sebagai masyarakat untuk menjaga dan memelihara
tanaman-tanaman untuk penyakit tuberkulosis yang memiliki khasiat dalam menyembuhkan
penyakit tersebut,karena tanaman-tanaman di atas tidak kalah lebih baik dari obat-obat sintetik
yang sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi,iskandar,Dr.2012.O.I Pedoman praktis obat Indonesia.Jakarta: Gramedia
Winarto,W.P.Ir.2004.Memanfaatkan tanaman sayur untuk mengatasi aneka penyakit.Jakarta:
Agromedia
file:///E:/TBC%20%28Tuberkulosis%29.htm
file:///E:/Informasi%20Lengkap%20Tentang%20TBC%20%28Tuberkulosis%20TB%29%20%20%20.htm
http://www.jepitjemuran.com/bagaimana-cara-pencegahan-tbc-paru-menghindari-penularan-penyakit/
http://eprints.umk.ac.id/1642/2/BAB_1.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39485/4/Chapter%20II.pdf