Makalah TBC

25
MAKALAH FARMAKOLOGI BAHAN ALAM PENYAKIT TUBERCULOSIS (TBC) DI SUSUN OLEH : RIRIN MONIKA 12.201.0668 ROSNAWATI COLLI 12.201.0656 MUHAMMAD SYAFRIN 12.201.0636 IQRA MULYANTI J 12.201.0635 ANETA NOVIARINI 12.201.0665 JUSPIN PASANG 12.201.0659 FAKULTAS FARMASI

description

FARMAKOLOGI BAHAN ALAM

Transcript of Makalah TBC

Page 1: Makalah TBC

MAKALAH FARMAKOLOGI BAHAN ALAM

PENYAKIT TUBERCULOSIS (TBC)

DI SUSUN OLEH :

RIRIN MONIKA 12.201.0668

ROSNAWATI COLLI 12.201.0656

MUHAMMAD SYAFRIN 12.201.0636

IQRA MULYANTI J 12.201.0635

ANETA NOVIARINI 12.201.0665

JUSPIN PASANG 12.201.0659

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

Page 2: Makalah TBC

2013

Kata Pengantar

Puji syukur Kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,Karena atas kasih-Nya yang

melimpah,Penulis dapat menyelesaikan makalah penyakit Tuberculosis, yang merupakan

penyakit terbesar ketiga yang menyerang Negara kita.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada orang tua kami,karena telah memberikan kami

dukungan secara materil dan non material.Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata

kuliah Farmakologi Bahan Alam kak Zainuddin S.Farm.,M.kes.,Apt yang telah mengajar dan

membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah penyakit tuberculosis ini masih jauh dari kesempurnaan,sehingga saran dan kritik

dari Pembaca kami terima dengan lapang dada.

Makassar,19 oktober 2014

Penulis

Page 3: Makalah TBC

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………1

B. Rumusan masalah………………………………………………………………....2

C. Tujuan penulisan…………………………………………………………………..3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tuberkulosis…………………………………………………………...4

B. Mekanisme penularan dan gejala-gejala…………………………………………..6

C. Klasifikasi penyakit tuberkulosis………………………………………………….9

D. Faktor-faktor penyebab penyakit Tuberkulosis…………………………………...10

E. Pencegahan penyakit tuberculosis………………………………………………...12

F. Pengobatan penyakit tuberculosis dengan obat tradisional dan obat sintetik……..13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………18

B. Saran………………………………………………………………………………..18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...19

Page 4: Makalah TBC

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pendidikan

kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri

ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai

hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.

Tuberkulosis, MTB, atau TB (singkatan dari bacillus berbentuk tuberkel)

merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan.

Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk,

bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya

bersifat asimtomatikdan laten.

Hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia dalam hal

jumlah penderita tuberkulosis (TB). Baru pada tahun ini turun ke peringkat ke-4 dan

masuk dalam milestone atau pencapaian kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan.

Laporan WHO pada tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi lima

dengan jumlah penderita TBC sebesar 429 ribu orang. Lima negara dengan jumlah

terbesar kasus insiden pada tahun 2009 adalah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria dan

Indonesia (sumber WHO Global Tuberculosis Control 2010).

Pada Global Report WHO 2010, didapat data TB Indonesia, Total seluruh kasus

TB tahun 2009 sebanyak 294731 kasus, dimana 169213 adalah kasus TB baru BTA

positif, 108616 adalah kasus TB BTA negatif, 11215 adalah kasus TB Extra Paru, 3709

adalah kasus TB Kambuh, dan 1978 adalah kasus pengobatan ulang diluar kasus kambuh

(retreatment, excl relaps).

Sementara itu, untuk keberhasilan pengobatan dari tahun 2003 sampai tahun 2008

(dalam %), tahun 2003 (87%), tahun 2004 (90%), tahun 2005 sampai 2008 semuanya

sama (91%).

Page 5: Makalah TBC

B. Rumusan Masalah

1.      Apa itu Tuberkulosis?

2.      Bagaimana mekanisme penularan dan gejala-gejalanya ?

3.      Bagaimana klasifikasi penyakit tuberculosis?

4. Apa-apa saja faktor-faktor penyebab penyakit TBC ?

4.      Bagaimana cara penanganan/pengobatan terhadap penderita TBC menggunakan

obat tradisional dan obat sintetik?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah penulis ingin memberikan atau memperluas

pengetahuan masyarakat tentang turbekulosis atau TBC, sehingga masyarakat

mengetahui tanda-tanda awal timbulnya penyakit TBC dan mengetahui cara

penanggulangan penyakit atau pengobatan dengan menggunakan obat tradisional dan

obat sintetik.

Page 6: Makalah TBC

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit tuberculosis

TB adalah singkatan dari “Tubercle Bacillus” atau tuberculosis , dulu disingkat

TBC. Penyakit TB disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacteria, pada manusia terutama

oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri Tuberculosis biasanya menyerang paru-paru

(sebagai TB paru) tetapi TB bisa juga menyerang system syaraf pusat. Penyakit TB adalah

penyakit yang umum dan sering kali mematikan. TB menular melalui udara, ketika orang-

orang yang memiliki penyakit TB batuk, bersin, atau meludah.

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menakutkan di Indonesia.Bakteri

Mycobacterium tuberculosis ini berbentuk batang yang mengelompok atau di sebut

berkoloni,termasuk bakteri aerob yang tidak membentuk spora.Walaupun tidak mudah

diwarnai,namun jika telah diwarnai,bakteri ini tahan terhadap peluntur warna (dekolarisasi)

asam atau alcohol.Oleh karena itu dinamakan bakteri tahan asam (BTA) atau basil tahan

asam. Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882,

sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan,

penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP) (Naga,2012).

Bakteri Mikobakterium tuberkulosa

Page 7: Makalah TBC

B. Mekanisme penularan dan gejala-gejala

Bakteri mycobacterium tuberculosa,bakteri ini dapat menular.Jika penderita

bersin atau batuk maka bakteri tuberculosa akan bertebaran di udara.Infeksi awal yang

terjadi pada anak-anak umumnya akan menghilang dengan sendirinya jika anak-anak

telah mengembangkan imunitasnya sendiri selam periode 6-10 minggu.Tetapi banyak

juga terjadi dalam berbagai kasus,infeksi awal tersebut malah berkembang menjadi

progressive tuberculosis yang menjangkiti organ paru dan organ tubuh lainnya.Jika sudah

terkena infeksi yang progresif ini maka gejala yang terlihat adalah demam,berat badan

turun,rasa lelah,kehilangan nafsu makan dan batuk-batuk.Dalam kasus reactivation

tuberculosis,infeksi awal tuberculosis mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati

melainkan hanya tidur (dormant) sementara waktu (Kristanti,2009).

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri

Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada

anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila

sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak

(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar

melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat

menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran

pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh

yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

Page 8: Makalah TBC

Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan

segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui

serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui

pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan

dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan

menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat

sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.

Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap

dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan

tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel

bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-

paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang

yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan

tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.

Page 9: Makalah TBC

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak

dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial

ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya

jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi

HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman

merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang

timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas

terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara

klinik.

Gejala sistemik/umum

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari

disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan

bersifat hilang timbul.

Penurunan nafsu makan dan berat badan.

Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian

bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening

yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang

disertai sesak.

Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan

keluhan sakit dada.

Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu

saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini

akan keluar cairan nanah.

Page 10: Makalah TBC

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai

meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan

kesadaran dan kejang-kejang.

C. Klasifikasi penyakit tuberculosis

Bentuk penyakit tuberculosis ini dapat di klasifikasikan menjadi dua,yaitu

tuberculosis paru dan tuberculosis ekstra paru.

1. Tuberculosis Paru

Penyakit ini merupakan bentuk yang paling sering dijumpai,yaitu sekitar 80%

dari semua penderita.Tuberkulosis yang menyerang jaringan paru-paru ini

merupakan satu-satunya bentuk dari TB yang mudah tertular kepada manusia

lain,asal kuman bisa keluar dari si pendrita (Naga,2012).

2. Tuberculosis ekstra paru

Penyakit ini merupakan bentuk penyakit TBC yang menyerang organ tubuh

lain,selain paru-paru,seperti pleura,kelenjar limfe,persendian tulang

belakang,saluran kencing,dan susunan saraf pusat.Oleh karena itu,penyakit

TBC ini kemudian dinamakan penyakit yang tidak pandang bulu,karena dapat

menyerang seluruh organ dalam tubuh manusia secara bertahap.Dengan

kondisi organ tubuh yang telah rusak,tentu saja dapat menyebabkan kematian

bagi penderitanya (Naga,2012).

D. Faktor-faktor penyebab penyakit TBC

1. Faktor sosial ekonomi

Faktor social ekonomi yang sangat erat kaitannya dengan kondisi

rumah,kepadatan hunian,lingkungan perumahan,serta lingkungan dan sanitasi

tempat bekerja yang buruk.Pendapatan keluarga juga sangat erat dengan

Page 11: Makalah TBC

penularan TBC, karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat

hidup layak,yang memenuhi syarat-syarat kesehatan (Naga,2012).

2. Status gizi

Kekurangan kalori,protein,vitamin,zat besi dan lain-lain akan mempengaruhi

daya tahan tubuh seseorang,sehingga rentan terhadap berbagai penyakit

termasuk TB Paru.Keadaan ini merupakan faktor penting yang berpengaruh di

Negara miskin,baik pada orang dewasa maupun anak-anak (Naga,2012).

3. Umur

Penyakit tuberculosis paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia

produktif,yaitu 15-50 tahun.Dewasa ini dengan terjadinya transisi

demografi,menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi.Pada

usia lanjut,lebih dari 55 tahun system imunolgis seseorang menurun,sehingga

sangat rentan terhadap berbagai penyakit,termasuk TB Paru (Naga,2012)

4. Jenis kelamin

Menurut WHO,kaum perempuan lebih rentan terhadap kematian akibat

serangan TB Paru dibandingkan akibat proses kehamilan dan persalinan.Pada

laki-laki panyakit ini lebih tinggi karena rokok dan minuman alcohol dapat

menurunkan system pertahanan tubuh.Sehingga wajar jika perokok dan

peminum beralkohol sering disebut sebagai agen dari penyakit tuberculosis

paru (Naga,2012).

E. Pencegahan penyakit TBC Paru

Pencegahan berikut dapat dikerjakan oleh penderita ,masyarakat,maupun petugas

kesehatan.

1. Bagi penderita,pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut

saat batuk,dan membuang dahak tidak disembarang tempat.

Page 12: Makalah TBC

2. Bagi masyarakat,pencegahan penularan dapat dilakukan dengan

meningkatkan ketahanan terhadap bayi,yaitu dengan vaksinasi BCG(Bacille

Calmette-Guerin). Vaksin BCG dibuat dari baksil TBC (Mycobacterium Bovis) yang

dilemahkan dengan dikulturkan di medium buatan selama bertahun-tahun. Vaksin

BCG dapat mencegah penularan bakteri TBC selama 15 tahun (Naga,2012).

3. Bagi petugas kesehatan,pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan

penyuluhan tentang penyakit TBC,yang meliputi gejala,bahaya,dan akibat dan

melakukan pengisolasian dan pemeriksaan terhadap orang-orang yang

terinfeksi atau memberikan pengobatan khusus kepada penderita TBC ini

(Naga,2012).

F. Pengobatan penyakit TB Paru menggunakan obat tradisional dan obat sintetik.

Obat tradisional :

Sambiloto (Andrographis paniculata burm.f):kandungan kimia yang terkandung

adalah pada daunnya mengandung andrographolide,

saponin,flavonoid,alkaloid,tannin,laktone,panikulin,kalmegin,dan hablur kuning

yang rasanya pahit.Ramuannya adalah daun kering digiling ditambah madu

secukupnya kemudian dibuat pil dengan diameter 0,5 cm.1 hari 2 kali minum

setiap minum 15-30 pil.

Page 13: Makalah TBC

Tembelekan (Lantana camara L) : kandungan kimianya adalah lantadene

A,lantadene B,asam lantonalat,asam lantat,humulene (minyak menguap 0,16-

0,2%),terpidene,a pinene,p cymene.Ramuannya adalah bunga kering 6-10 gram

ditambah 3 gelas air.Lalu di rebus hingga setengahnya.Gunakan untuk 3 kali

minum setiap hari.

Sawi putih ( Nasturtium montanum Wall.atau Rorippa indicum L.Hieron):

kandungan kimia mengandung rorifone,rorifamide,6-crystalline substans (2

substansi netral dan 4 asam organic,serta beberapa turunan

decyonated).Ramuannya adalah 30 gram daun dan batang sawi putih segar dan

gula aren secukupnya.caranya direbus dengan 4 gelas air hingga menjadi 2

gelas.Diminum 2 kali sehari 1 jam sebelum makan,sekali minum 1 gelas

(Winarto,2004)

Page 14: Makalah TBC

Umbi lobak ( Raphanus sativus) di kenal pula dengan nama radish:kandungan

kimia yang terkandung adalah vitamin A,B,dan C,Selain itu mengandung

niacin,minyak atsiri,rafanol,dialilsulfida,enzim diastase,dan

methanetiol.Ramuannya adalah 200-300 gram umbi lobak,3 buah jeruk kim kit,dan

10 gram kulit jeruk mandarin yang telah dikukus hingga.Caranya semua bahan di

blender dengan air secukupnya,lalu di tambah madu secukupnya,dan diaduk

hingga rata.Diminum 2 kali sehari,sekali minum 1 gelas (Winarto,2004)

Page 15: Makalah TBC

Bawang putih (Allium sativum L.) : Kandungan kimia yang terkandung seperti

vitamin B dan vitamin C,serta beberapa mineral seperti fosfor,kalsium,kalium,dan

besi.Ramuannya adalah 30 gram umbi bawang putih yang berwarna keunguan

dan 30 gram beras.Caranya bawang putih dikupas kulitnya,lalu dimasukkan

kedalam air mendidih selama 1 menit.Setelah itu,beras dimasukkan kedalam air

rebusan,dimasak seperti nasi,lalu dimasukkan bawang putih,dan pemasakan

dilanjutkan hingga matang.Dimakan setiap hari setelah makan nasi,3 kali

sehari.Disamping itu,dianjurkan pula memakan 4-5 siung bawang putih mentah

setiap hari selama 100 hari (Winarto,2012).

Obat sintetik/pasaran

Ethambutol (Junaidi,2012)

Indikasi : Terapi awal TBC Paru atau terapi ulang,digunakan bersama obat anti

TBC lain.

Dosis: 15-25 mg/kgBB perhari dosis tunggal.

Kontraindikasi: Neuritis optika

Perhatian : gangguan ginjal berat,gout, menurunkan penglihatan.Laktasi

Page 16: Makalah TBC

Efek samping: Neuritis retrobulber disertai menurunnya penglihatan,skotoma

sentral,buta warna hijau merah.Ruam alergi.Gangguan saluran cerna.Jaundise dan

neuritis perifer.Efek SSP,Hiperurikemia.

Interaksi obat: Efek menurun dengan urikosurik,khususnya INH dan

pyridoksin.Antasida yang mengandung Al.

Nama dagang: Arsitam,Bacbutinh,Bacbutol,Cetabutol,Corsabutol,Dexabutol

INH (Isonicotinic acid hydrazide) (Junaidi,2012)

Indikasi : TBC,kombinasi dengan obat lain

Dosis : Sehari 4-5 mg/kgBB dibagi dalam 3-4 kali,maksimum 400 mg perhari.

Kontraindikasi: Penyakit hati karena obat

Perhatian : Gejala hepatitis,gangguan hati,epilepsy

Efek samping: Neuritis perifer/optic,nekrosis hepatotoksik,insomnia,kejang

otot,konvulsi,gangguan ulu hati.

Nama dagang: Bacbuthinh,Erabutol plus,INH soho,INH-Ciba

Pyrazinamide (Junaidi,2012)

Indikasi : TBC

Dosis: Dewasa 20-35 mg/kgBB perhari dalam 2-4 dosis terbagi,maksimum 3 g

perhari.

Kontraindikasi: Hipersensitif pirazinamid,penyakit hati,hamil.

Perhatian: Tes fungsi hati dilakukan sebelum dan tiap 2-4 minggu selama

pengobatan.Harus dengan anti TBC yang lain.Gout,DM,dan gangguan fungsi

ginjal.

Page 17: Makalah TBC

Efek samping: Hepatotoksik,gout,anemiaskleroblastik,gangguan saluran

cerna,agravasi ulkus peetik,disuria,lesu,demam,urtikaria

Nama dagang: Corzazinamid,Neotibi,peseta-ciba 500,Prazina,Sanazet,Siramid.

Rifampicin (Junaidi,2012)

Indikasi: TBC dan Lepra

Dosis: TBC: Orang dewasa 600 mg 1x per hari,jangan dikombinasi dengan anti –

TBC lain.Anak 10-20 mg/kgBB 1 x per hari.Lepra:orang dewasa 450-600 mg 1 x

per hari.Dosis 600 mg per hari jangan dikombinasi dengan anti lepra lain.

Kontraindikasi: Hipersensitif,Ikterus.

Perhatian: Alkoholisme.Kerusakan fungsi hati.Hamil trismester I.

Efek samping: Gangguan saluran cerna,fungsi hati abnormal,ikterus,gejala

flu,perubahan fungsi ginjal.Reaksi

kulit,eosinofilia,lekopenia,trombositipenia,purpura,hemolisis,terguncang.Urun,sp

utum,air mata,lensa kontak berwarna merah.

Interaksi obat: Efek menurun dengan kortikosteroid,antikoagulan

kumarin,digitoksin,metadon,kontrasepsi oral,tolbutamid.

Nama dagang: Famri,lanarif,medirif,merimac,Rif150/300/450/600,Rifabiotic

Page 18: Makalah TBC

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Penulis mengharapkan agar masyarakat dalam mengenai penyakit tuberkulosis yaitu,  Selalu

berusaha mengurangi kontak dengan penderita TBC paru aktif.  Selalu menjaga standar hidup yang baik,

caranya bisa dengan mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi, menjaga lingkungan selalu sehat

baik itu di rumah maupun di tempat kerja (kantor), dan menjaga kebugaran tubuh dengan cara

menyempatkan dan meluangkan waktu untuk berolah raga.   Pemberian vaksin BCG, tujuannya untuk

mencegah terjadinya kasus infeksi TBC yang lebih berat. Vaksin BCG secara rutin diberikan kepada

semua balita,dan jika sudah terinfeksi penyakit tuberculosis,obat tradisional yang biasa digunakan yaitu

ramuan bawang putih,umbi lobak,sawi putih,sambiloto dan tembelekan yang sudah terbuktu khasiatnya

yang dapat menyembuhkan penyakit tuberculosis.

B. Saran

Saran penulis mengharapkan agar kita sebagai masyarakat untuk menjaga dan memelihara

tanaman-tanaman untuk penyakit tuberkulosis yang memiliki khasiat dalam menyembuhkan

penyakit tersebut,karena tanaman-tanaman di atas tidak kalah lebih baik dari obat-obat sintetik

yang sekarang.

Page 19: Makalah TBC

DAFTAR PUSTAKA

Junaidi,iskandar,Dr.2012.O.I Pedoman praktis obat Indonesia.Jakarta: Gramedia

Winarto,W.P.Ir.2004.Memanfaatkan tanaman sayur untuk mengatasi aneka penyakit.Jakarta:

Agromedia

file:///E:/TBC%20%28Tuberkulosis%29.htm

file:///E:/Informasi%20Lengkap%20Tentang%20TBC%20%28Tuberkulosis%20TB%29%20%20%20.htm

http://www.jepitjemuran.com/bagaimana-cara-pencegahan-tbc-paru-menghindari-penularan-penyakit/

http://eprints.umk.ac.id/1642/2/BAB_1.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39485/4/Chapter%20II.pdf