MAKALAH TATTO PSB 2

15
IDENTITAS BUDAYA “Makna Tato Suku Dayak” Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Budaya Disusun oleh : Ary Dwi Febrianto 08220239 Atik Rosikhoh 08220284 Aristantia S.W 08220292 Desy Ika S.L 08220272 Endrip Wahyutama 08220136 Elya Ardani 08220305 Faisal Renaldi PEY 08220285 Faustine C.F. 08220352 Kiki Komaria E. 08220364 Priyuda Anangga D. 08220230 Rudi Hendra P. 08220238 Stivani Erdha A. 08220235 Yeti Ikawati 08220294 Ikom VI B

Transcript of MAKALAH TATTO PSB 2

Page 1: MAKALAH TATTO PSB 2

IDENTITAS BUDAYA

“Makna Tato Suku Dayak”

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Budaya

Disusun oleh :

Ary Dwi Febrianto 08220239

Atik Rosikhoh 08220284

Aristantia S.W 08220292

Desy Ika S.L 08220272

Endrip Wahyutama 08220136

Elya Ardani 08220305

Faisal Renaldi PEY 08220285

Faustine C.F. 08220352

Kiki Komaria E. 08220364

Priyuda Anangga D. 08220230

Rudi Hendra P. 08220238

Stivani Erdha A. 08220235

Yeti Ikawati 08220294

Ikom VI B

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011

Page 2: MAKALAH TATTO PSB 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tato seni menghias tubuh yang saat ini berkembang pesat, teryata memiliki sejarah

yang panjang. Kata “tato” berasal dari kata Tahitian / tatu.yang memiliki arti :

menandakan sesuatu. Rajah atau Tato adalah suatu tanda yang dibuat dengan

memasukkan pigmen kedalam kulit. Dalam istilah teknis, rajah adalah implantasi pigmen

micro. Rapat dapat dibuat terhadap kulit manusia atau hewan. Rajah pada manusia adalah

suatu bentuk modifikasi tubuh, sementara pada hewan umumnya digunakan sebagai

identifikasi.

Rajah merupakan praktik yang ditemukan hampir disemua tempat dengan fungsi

sesuai dengan adat setempat. Rajah dahulu sering dipakai oleh kalangan suku-suku

terasing disuatu wilayah di dunia sebagai penandaan wilayah, derajat, pangkat, bahkan

menandakan kesehatan seseorang. Rajah digunakan secara luas oleh orang-orang

Polinesia, Filipina, Kalimantan, Afrika, Amerika utara, Amerika selatan, Mesoamerika,

Eropa, Jepang, Kamboja serta Tiongkok. Walaupun pada beberapa kalangan rajah

dianggap tabu, seni rajah tetap menjadi yang populer di dunia.

Membuat tato dapat diartikan melukis / menghias tubuh dengan cara menusuk-

nusukkan jarum atau sejenisnya dengan gambar / motif / pola tertentu pada bagian lengan,

telapak tangan, betis, paha, punggung, bibir atau tempat-tempat lain pada tubuh manusia

yang tidak mengeluarkan darah (dalam jumlah besar) kemudian memberikan warna atau

tinta pada bekas tusukan.

Keberadaan marajah tubuh didalam kebudayaan dunia sudah sangat lama ada dan

dapat dijumpai di sudut dunia. Menurut sejarah, ternyata rajah tubuh sudah dilakukan

sejak 12000 tahun SM, sebagai ritual bagi suku-suku kuno seperti maori, inca, ainu,

Polynesians, dll.Tato ditemukan untuk pertama kalinya pada sebuah mumi yang terdapat

di mesir. Dan konon hal itu dianggap yang menjadikan tato kemudian menyebar ke suku-

suku di dunia. Termasuk salah satunya suku Indian di Amerika serikat dan Polinesa di

Page 3: MAKALAH TATTO PSB 2

Asia. Lalu berkembang ke seluruh suku-suku dunia dan salah satunya suku dayak di

Kalimantan.

Tato dibuat sebagai suatu symbol atau penanda, dapat memberikan suatu kebanggan

tersendiri bagi si empunya dan symbol keberanian dari I pemilik tato. Sejak masa pertama

tato dibuat juga memiliki tujuan demikian. Tato dipercaya sebagai symbol

keberuntungan, status social, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri.

Suku maori di New Zaeland membuat tato berbentuk ukiran-ukiran spiral pada wajah

dan pantat. Tato ditorehkan di wajah perempuan sebagai ritus untuk menandai tahapan

baru dalam kehidupan mereka. Hampir sama seperti di atas, orang-orang suku Nuer di

sudah memakai tato untuk menandai ritus inisiasi pada anak laki-laki. Orang-orang Indian

melukis tubuh dan mengukir kulit mereka untuk menambah kulit kecantikan atau

menunjukkan status sosial tertentu.

Di Indonesia orang-orang mentawai dikepulauan Mentawai, suku dayak di

Kalimantan, dan suku sumba di NTB, sudah mengenal tato sejak jaman dulu. Bahkan

bagi suku dayak, seseorang yang berhasil “memenggal kepala” musuhnya, dia mendapat

tato ditangannya. Begitu juga bagu suku mentawai, tatonya tidak dibuat sembarangan.

Sebelum pembuatan tato dilaksanakan, ada Panen Enegaf alias upacara inisiasi yang

dilakukan di puturkaf uma (galeri rumah tradisional suku mentawai). Upacara ini

dipimpin oleh sikerei (dukun). Setelah upacara ini selesai, barulah proses tato-nya

dilaksanakan.

Pada tradisi orang Dayak, tato adalah ritual tradisional yang terhubung dengan

peribadatan, kesenian dan juga pengayauan. Ia melekat di tubuh secara permanen

sehingga ia menjadi ikatan pertalian, penanda yang tidak terpisahkan hingga kematian,

selain itu juga berfungsi menunjukkan status social pemakai maupun kelompok tertentu.

Gambar dan motif tertentu pada tato yang dikenakan orang Dayak ada yang dipercaya

penggunanya merupakan cara untuk menangkal pengaruh jahat dan membawa

keselamatan.

Page 4: MAKALAH TATTO PSB 2

Dalam bukunya Dragon and Hornbill, Bernard Sellato mengungkapkan bahwa selain

Dayak Tunjung dan Dayak Daratan hampir semua kelompok suku Dayak di Kalimantan

mengenal tato sebagai penanda dan identitas kelompoknya. Terutama yang mengemuka

di Kalimantan Barat adalah kaum lelaki Iban, Kayan, dan Taman. Pada orang Dayak

Kayan dan Knyah, wanita mengenakan lebih banyak tato pada tangan dan kakinya untuk

mempercantik diri.

B. Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui makna tato pada suku Dayak

2. Mengidentifikasi ciri-ciri dari tato tersebut

Page 5: MAKALAH TATTO PSB 2

BAB II

PEMBAHASAN

Tato bagi masyarakat Dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, status sosial

seseorang dalam masyarakat, serta bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku terhadap

kemampuan seseorang. Karena itu, tato tidak bisa dibuat sembarangan. Ada aturan-aturan

tertentu dalam pembuatan tato atau parung, baik pilihan gambarnya, struktur sosial orang

yang ditato maupun penempatan tatonya. Bahkan yang membuat tato itupun bukan

sembarang orang.

Meski demikian, secara religi tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak,

yakni sebagai “obor” dalam perjalanan seseorang dalam menuju alam keabadian, setelah

kematian. Karena itu, semakin banyak tato, “obor” akan semakin terang dan jalan menuju

alam keabadian semakin lapang. Meski demikian, tetap saja pembuatan tato tidak bisa dibuat

sebanyak-banyaknya secara sembarangan, karena harus mematuhi aturan-aturan adat.

Setiap subsuku Dayak memiliki aturan yang berbeda dalam pembuatan tato. Bahkan

ada pula subsuku Dayak yang tidak mengenal tradisi tato, seperti masyarakat Dayak Meratus

di Kalimantan Selatan (subsuku Dayak manyan). Bagi suku Dayak yang bermukim

perbatasan Kalimantan dan Serawak Malaysia, misalnya, tato di sekitar jari tangan

menunjukkan orang tersebut suku yang suka menolong seperti ahli pengobatan. Semakin

banyak tato di tangannya, menunjukkan orang itu semakin banyak menolong dan semakin

ahli dalam pengobatan.

Bagi masyarakat Dayak Kenyah dan Dayak Kayan di Kalimantan Timur, banyaknya

tato menggambarkan orang tersebut sudah sering mengembara. Karena biasanya setiap

perkampungan Dayak yang mentradisikan tato memiliki jenis motif tato tersendiri bahkan

memiliki penempatan tato tersendiri di bagian tubuh mereka yang merupakan ciri khas suku

mereka. Sehingga bagi mereka banyaknya tato menandakan pemiliknya sudah mengunjungi

banyak kampung. Jangan bayangkan kampung tersebut hanya berjarak beberapa kilometer.

Di Kalimantan, jarak antarkampung bisa ratusan bahkan ribuan kilometer dan harus ditempuh

menggunakan perahu menyusuri sungai lebih dari satu bulan. Karena itu, penghargaan pada

perantau diberikan dalam bentuk tato.

Page 6: MAKALAH TATTO PSB 2

Tato bisa pula diberikan kepada bangsawan. Di kalangan masyarakat Dayak Kenyah,

motif yang lazim untuk kalangan bangsawan (paren) adalah burung enggang (anggang) yakni

burung endemik Kalimantan yang dikeramatkan. Bagi mereka burung enggang merupakan

rajanya segala burung yang melambangkan sosok yang gagah perkasa, penuh wibawa,

keagungan, dan kejayaan. Sehingga tato motif jenis ini biasanya diperuntukan hanya untuk

orang-orang tertentu saja. Adapun bagi Dayak Iban, kepala suku beserta keturunanya ditato

dengan motif “dunia atas” atau sesuatu yang hidup di angkasa. Selain motifnya terpilih, cara

pengerjaan tato untuk kaum bangsawan biasanya lebih halus dan detail dibandingkan tato

untuk golongan menengah (panyen).

Menurut Sellato, motif yang dikenakan kaum pria Dayak pada umumnya merupakan

lambang kejantanan, keberhasilan dalam perang, dan identifikasi dalam pertempuran. Motif

tato yang sering di gunakan merupakan cara untuk menangkal pengaruh jahat, penyembuhan

penyakit, dan mempunyai makna religius, serta merupakan lambang alam semesta yang

saling melengkapi. Seorang lelaki dewasa Dayak Iban yang telah berpengalaman dalam

Mengayau, ataupun perantau dan berbagai kelebihan individu segera mengenakan lambang-

lambang yang menunjukkan keperkasaannya. Ini adalah kebanggaan, prestise dan sebuah fase

yang didambakan kaum lelaki saat itu.

Bagi subsuku lainnya, pemberian tato dikaitkan dengan tradisi menganyau atau

memenggal kepala musuh dalam suatu peperangan. Tradisi ini sudah puluhan tahun tidak

dilakukan lagi, namun dulunya semakin banyak mengayau, motif tatonya pun semakin khas

dan istimewa. Tato untuk sang pemberani di medan perang ini, biasanya di tempatkan di

pundak kanan. Namun pada subsuku lainnya, ditempatkan di lengan kiri jika keberaniannya

“biasa” dan di lengan kanan jika keberanian dan keperkasaannya di medan pertempuran

sangat luar biasa. Pemberian tato yang dikaitkan dengan mengayau ini, dulunya sebagai

bentuk penghargaan dan penghormatan suku kepada orang-orang yang perkasa dan banyak

berjasa.

Tato atau parung atau betik tidak hanya dilakukan bagi kaum laki-laki, tetapi juga

kaum perempuan. Untuk laki – laki, tato bisa dibuat di bagian manapun pada tubuhnya,

sedangkan pada perempuan biasanya hanya pada kaki dan tangan. Jika pada laki-laki

pemberian tato dikaitkan dengan penghargaan atau penghormatan, pada perempuan

pembuatan tato lebih bermotif religius.

Page 7: MAKALAH TATTO PSB 2

“Pembuatan tato pada tangan dan kaki dipercaya bisa terhindar dari pengaruh roh -roh

jahat atau selalu berada dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Pada subsuku tertentu,

pembuatan tato juga terkait dengan harga diri perempuan, sehingga dikenal dengan istilah

“tedak kayaan”, yang berarti perempuan tidak bertato dianggap lebih rendah derajatnya

dibanding dengan yang bertato. Meski demikian, pandangan seperti ini hanya berlaku

disebagian kecil subsuku Dayak.

Pada suku Dayak Kayan, ada tiga macam tato yang biasanya disandang perempuan,

antara lain tedak kassa, yakni meliputi seluruh kaki dan dipakai setelah dewasa. Tedak usuu,

tato yang dibuat pada seluruh tangan. Dan tedak hapii adalah tato yang dibuat di seluruh

paha.

Sementara di suku Dayak Kenyah, pembuatan tato pada perempuan dimulai pada

umur 16 tahun atau setelah menstruasi pertama. Untuk pembuatan tato bagi perempuan,

dilakukan dengan upacara adat disebuah rumah khusus. Prosesi penatoan dengan ritualnya

kadangkala membutuhkan waktu hingga enam tahun. Ketika penatoan telah usai biasanya

diadakan perayaan demi menghindari dan meniadakan sesuatu hal buruk yang mengancam.

Jika perempuan tersebut tidak mendapat restu dari tetua adat, ia harus bersusah payah

memohon restu dari Ma kulit (koelit), perempuan yang ahli menato.

Selama pembuatan tato, semua pria tidak boleh keluar rumah. Selain itu seluruh

keluarga juga diwajibkan menjalani berbagai pantangan untuk menghindari bencana bagi

wanita yang sedang ditato maupun keluarganya.

Motif tato yang sering dipakai bagi perempuan lebih terbatas seperti gambar paku

hitam yang berada di sekitar ruas jari disebut song irang atau tunas bambu. Adapun yang

melintang dibelakan buku jari disebut ikor. tato di pergelangan tangan bergambar wajah

macan disebut silong lejau. Adapula tato yang dibuat di bagian paha. Bagi perempuan Dayak

memiliki tato dibagian paha status sosialnya sangat tinggi dan biasanya dilengkapi gelang di

bagian bawah betis. Motif tato di bagian paha biasanya juga menyerupai silong lejau.

Perbedaanya dengan tato di bagian tangan, ada garis melintang pada betis yang dinamakan

nang klinge.

Page 8: MAKALAH TATTO PSB 2

Tato sangat jarang ditemukan di bagian lutut. Meski demikian ada juga tato di bagia

lutut pada lelaki dan perempuan yang biasanya dibuat pada bagian akhir pembuatan tato

dibadan. Tato yang dibuat di atas lutut dan melingkar hingga ke betis menyerupai ular,

sebenarnya anjing jadi – jadian atau disebut tuang buvong asu.

Baik tato pada lelaki atau perempuan, secara tradisional dibuat menggunakan duri

buah jeruk yang panjang dan lambat – laun kemudian menggunakan beberapa buah jarum

sekaligus. Yang tidak berubah adalah bahan pembuatan tato yang biasanya menggunakan

jelaga dari periuk yang berwarna hitam.“Karena itu, tato yang dibuat warna-warni, ada hijau

kuning dan merah, pastilah bukan tato tradisional yang mengandung makna filosofis yang

tinggi.

Page 9: MAKALAH TATTO PSB 2

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada dasarnya pembuatan tato pada suku Dayak di Kalimantan tidak dapat di buat

sembarangan. Ada aturan-aturan tertentu dalam pembuatan tato, baik pilihan

gambarnya, struktur social orang yang di tato maupun penempatan tatonya.

Tato pada suku dayak merupakan salah satu contoh suatu karya seni yang dapat

menjadi identitas seseorang. Tidak hanya identitas bagi dirinya namun juga identitas

bagi suku sekaligus budaya nya. Dari lukisan lukisan tubuhnya, mereka secara tidak

langsung menceritakan siapa dirinya, siapa keturunannya, apa pangkatnya, dll.

.

Saran

Tato pada suku Dayak merupakan salah satu kebudayaan peninggalan bangsa

Indonesia yang memiliki nilai historis yang tinggi. Jangan sampai seni merias tubuh

tradisional ini punah oleh perkembangan zaman yang semakin mendesak kebudayaan

Indonesia. Serta kita sebagai generasi penerus bangsa hendaknya menjaga dan melestarikan

budaya tato ini, jangan sampai di akui oleh Negara lain.

Selain itu tato yang digunakan oleh suku Dayak merupakan tato yang bernilai

religious karena setiap tato mempunyai nilai filosofi tersendiri, tidak seperti tato yang

kebanyakan orang – orang gunakan. Mereka hanya menggunakan tato untuk kebutuhan

‘tren / life style’, jadi mari kita pelihara dan pertahankan identitas lokal ini menjadi identitas

nasional.

Page 10: MAKALAH TATTO PSB 2

DAFTAR PUSTAKA

Pujileksono, Sugeng. 2006. Petualangan Antropologi: Sebuah Pengantar Ilmu Antropologi.

Malang: UMM Press

http://etnikprogresif.blogspot.com/2010/09/tato-dan-eksistensi-budaya-dayak.html diakses tanggal 13 Maret 2011

WordPress.com

Id.wikipedia.org

Page 11: MAKALAH TATTO PSB 2

Lampiran