Makalah Tata Surya

download Makalah Tata Surya

If you can't read please download the document

Transcript of Makalah Tata Surya

BAB II TATA SURYA A. Matahari Sebagai Pusat Tata Surya Sebagai pusat tata surya, matahari merupakan bintang yang paling dekat dengan bumi. Oleh sebab itu matahari merupakan sumber panas dan cahaya di bumi, sehingga perubahan -perubahan yang terjadi di matahari akan memberikan dampak juga di bumi. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Pengetahuan mengenai matahari sangat diperlukan karena sebagai bintang yang paling dekat dengan bumi, dibandingkan bintang-bintang yang lain sehingga mempelajari alam semesta. Matahari membangkitkan energinya dipusatnya, dengan melakukan rekasi nuklir, merubah inti hidrogen menjadi helium dan seterusnya, sehingga dapat dikatakan sebagai laboratorium fisika yang sangat besar. Energi yang dibangkitkan ini kemudaian akan dipancarkan keluar. Energi ini juga akan sampai di bumi, dan akan sangat mempenaruhi lingkungan bumi. Perubahan iklim dalam jangka panjang ditengarai juga merupakan akibat aktivitas matahari ini. Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang ada di dalam galaksi Bima Sakti, matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu sebuah grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas sebuah bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan terletak pada deret utama, dan matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari matahari adalah langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan dingin adalah umum. Sejumlah partikel berenergi yang dilepaskan dari matahari, baik itu berupa angin surya, lontaran massa korona (CME), maupun flare dapat mempengaruhi lingkungan bumi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Partikel berenergi yang terlontar dapat mempengaruhi orbit dan operasional satelit, dan dapat pula mempengaruhi umur ( life time ) satelit. Komunikasi yang memanfaatkan lapisan ionosfer bumi, yaitu komunikasi radio frekuensi tinggi dan navigasi berbasis satelit, juga akan terganggu. Survey geomagnet yang seringkali digunakan untuk mencari sumber-sumber mineral juga terpengaruh. Aurora yang matahari relatif lebih mudah diamati membuka jalan bagi manusia untuk1|Tata Suryaterjadi di kutub juga merupakan akibat dari aktivitas matahari. Berdasarkan akibat-akibat yang ditimbulkannya, maka sangat penting bagi manusia untuk mempelajari matahari, terutama untuk mengantisipasi dampak-dampak buruk yang dapat diakibatkan oleh aktivitasnya. 1. Bagian-Bagian Matahari a. Bagian dalam matahari (solar interior) Bagian dalam matahari terdiri dari inti matahari, daerah radiatif, lapisan antara (interface layer), dan daerah konvektif. Di bagian inti terjadi reaksi inti yang mengubah hidrogen menjadi helium. Reaksi ini menghasilkan energi yang nantinya akan dilepaskan oleh matahari. Temperatur di inti mencapai 15.000.000 C dengan kerapatan yang sangat besar, yaitu mencapai 150 g/cm 3. Energi yang dihasilkan di inti secara radiasi dipancarkan melalui zona radiatif. Di akhir daerah ini kerapatan turun dengan drastis hingga mencapai 0.2 g/cm 3 dan temperaturnya menjasi 2.000.000 C. Setelah zona radiatif ini terjadi perubahan kecepatan aliran fluida yang akan memperkuat garis gaya medan magnetik. Penelitian memperlihatkan bahwa pada lapisan ini dibentuk medanmagnet yang ada di matahari. Lapisan ini disebut sebagai tachocline (lapisan antara). Bagian paling luar dari interior matahari adalah zona konvektif. Di sini energi dibawa ke permukaan matahari secara konveksi. Di permukaan matahari suhunya turun menjadi 5700K dan kerapatannyapun menjadi sangat rendah, yaitu 0,0000002 g/cm 3. Profil kerapatan dan temperatur di bagian dalam matahari diperlihatkan pada gambar 1.Gambar 1. Profil kerapatan (kiri) dan temperatur (kanan) di bagian dalam matahari Flight Center)b. Fotosfer Permukaan matahari yang terlihat disebut sebagai fotosfer (gambar 2.). Fotosfer in berupa gas dan tebalnya hanya 100 km. Matahari berotasi dengan kecepatan yang tidak sama antara bagian kutub dan bagian ekuator, yang disebut dengan rotasi diferensial. Di bagian ekuator, matahari berotasi lebih cepat, yaitu dalam 27 hari, sedangkan di kutubperiode rotasinya adalah sekitar 30 hari. Dengan menggunakan teleskop, fitur yang tampak di permukaan matahari ini antara lain adalah bintik matahari, fakula, granula, dan supergranula. Berikut in adalah beberapa fitur yang tampak di permukaan matahari. 1) Bintikmatahari (sunspot)Gambar 3. Struktur bintik MatahariBintik matahari merupakan tampakan gelap di permukaan matahari, karena temperaturnya yang lebih rendah dari sekelilingnya (sekitar 3600 K). Bintik matahari merupakan daerah di fotosfer yang mempunyai medan magnetik yang kuat. Bintik matahari(Sumber: yang sangat bervariasi, dari dapat bertahan dengan kalahidup Solar and Heliospheris Observatory)beberapa hari hingga Gambar 2. Fotosfer (permukaan matahari) yang tampakbeberapa minggu. Pada umumnya bintik matahari terbentuk akibat puntiran medan magnet yang disebabkan oleh rotasi diferensial, dan terbentuk dalam suatu kelompok yang disebut daerah aktif yang mempunyai dua polaritas yang berlawanan. Bintik matahari terdiri dari bagian tengah yang gelap yang disebut umbra dan tepi yang kurang gelap yang disebut penumbra (gambar 3.)2) Fakula3|Tata SuryaFakula tampak seperti benang-benang gelap di permukaan matahari, seperti halnya bintik, fakula juga merupakan manifestasi medan magnetik, akan tetapi lebih lemah dari padaGambar 4.medan magnetik di bintik matahari. Struktur granula di fotosfer matahari (Sumber: Marshall Space Flight Center)3) Granula dan Supergranula Granula tampakseperti sel-sel yang menutupi seluruh permukaan matahari (lihat gambar 4.), kecuali di daerah bintik matahari. Granula merupakan akibat dari proses konveksi. Fluida yang panas muncul ke matahari, kemudian mendingin dan kembali lagi ke bawah. Granula berdiameter sekitar 1000 km. Sedangkan supergranula mempunyai ukuran yang lebih besar, yaitu sekitar 35000 km, dan mempunyai umur yang lebih panjang, yaitu sekitar 1 atau 2 hari, dibandingkan dengan granula yang hanya sekitar 20 menit.c. Kromosfer Terletak di atas fotosfer, lapisan ini mempunyai temperatur yang lebih tinggi, sekitar 20000C. Kromosfer umumnya diamati dalam panjang gelombang H Pada kromosfer . fakula dan prominens. Plage tampak sebagai seperti benang-benang gelap di permukaan sebagai prominens. d. Korona Lapisan terluar dari atmosfer matahari adalah korona. Temperatur dilapisan ini mencapai lebih dari satu juta derajat. Perbedaan panas yang sedemikian besar dengan kromosfer merupakan pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawab seluruhnya. Pada korona juga terdapat lubang korona (coronal hole) yang merupakan tempat medan magnetik yang terbuka. Angin matahari yang berkecepatan tinggi berasal dari lubang korona. 2. Teori dan Hukum Tata Surya Bangsa Yunani pada abad pertengahan berpegangan pada teori Geosentris, yaitu teori yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta dan berada dalam keadaan diam tampak adanya chromospheric network, plage, daerah yang terang, sedangkan fakula tampak matahari, dan bila terdapat di tepi disebutdan planet-planet lain yang bergerak mengintarinya. Teori ini diyakini cukup lama sampai 14 abad. Kemudian pada tahun 1540-an seorang astronomi Polandia bernama Nicolaus Copernicus menyatakan teori yang menganggap matahari sebagai pusat dan planet-planet termasuk bumi dan anggotanya bergerak mengintari matahari. Kemudian hal tersebut disempurnakan oleh Johannes Kepler (1571-1630), Kepler menentukan sifat orbit planet berdasarkan analisis data teleskop astronomi Brahe (Tycho Brahe, 1546-1601) dan ia mengemukakan tiga hukum: a. Hukum I adalah Hukum elip (1609) Planet-planet bergerak dalam orbit elip terhadap matahari yang letaknya pada salah satu fokusnya pada sumbu panjang. Hukum ini menyatakan bahwa orbit planet adalah elip bukan lingkaran.Persamaan elip dalam hukum Kepler (1) adalah:Keterangan: e : eksentrisitas, perbandingan antara jarak dua fokus dengan diameter panjang elip. e = 0, orbit lingkaran ebumi = 0,017, mendekati lingkaran b. Hukum II adalah Hukum luas sama (1609) Luas (dS) yang dilintasi oleh garis penghubung antara planet dan matahari dalam interval waktu (dt) yang sama adalah sama. Hukum ini menyatakan kecepatan orbital tidak uniform.Akibatnya planet bergerak lebih cepat dalam orbitnya jika dekat matahari (perihelion) dibandingkan jika planet berada di aphelion yaitu jarak terjauh dengan matahati. Kecepatan planet berbandng terbalik dengan jarak antara aphelion dan perihelion5|Tata Suryac. Hukum III adalah Hukum Harmonik (1618) Rasio kubik jarak rata-rata planet-matahari (d) dengan kuadrat periode revolusinya (T) terhadap matahari adalah sama untuk semua planet, secara aljabar ditulis:Hukum Kepler III, menyatakan hubungan jarak planet-matahari dengan periode revolusi yang berkisar antara 88 hari untuk planet terdekat Merkurius sampai 164 tahun untuk planet terjauh Neptunus. Jika Bumi sebagai acuan, maka jarak bumi-matahari sebesar 150 x 10 maka konstanta C = 1 dan persamaan hukum Kepler III menjadi:6km disebutsatuan astronomi (SA atau AU Astronomical Unit), dan periode revolusi bumi satu tahun,d. Hukum Titius Bode Metode sederhana untuk memudahkan kita menentukan jarak antara planet-planet dan matahari dalam satuan astronomi dinamakan hukum Titius Bode, yang diperkenalkan oleh seorang ahli fisika dan matematika berkebangsaan Jerman Johann Daniel Titius pada 1766. 3. Revolusi dan Rotasi Matahari Gerak sebuah planet mengintari matahari dalam orbitnya disebut revolusi. Sedangkan perputaran planet mengintari porosnya sendiri disebut dengan rotasi. Waktu yang diperoleh sebuah planet utuk mengintari satu kali putaran pada matahari disebut revolusinya. Adapun waktu yang diperlukan planet untuk mengitari porosnya dinamakan adalah satu tahun dan periode rotasi Bumi adalah satu hari. 4. Karakteristik Umum Matahari periode rotasi , yang tidak berhubungan dengan jarak planet dan matahari. Periode revolusi Bumi periode revolusi , yang berhubungan dengan orbit planet. Makin besar orbit planetnya maka makin lama periodeKomposisi matahari tersusun dari senyawa utama, yaitu hidrogen (74%) dan helium (25%) yang terionissasi. Sementara senyawa penyusun matahari lainnya terdiri dari besi, nikel, silikon, sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium, dan kromium. Cahaya yang dihasilkan matahari berasal dari hasil reaksi fusi hidrogen yang menjadi helium. Berdasarkan perhitungan menggunakan Hukum Newton, dengan melibatkan kecepatan orbit Bumi, jarak matahari, dan gaya gravitasi, diperoleh massa matahari sebesar 333.000 kali dari massa bumi. Sementara itu, diameter matahari sebesar 1.392.000 km atau 109 kali diameter bumi. Oleh karena itu, matahari adalah objek terbesar yang berada dalam sistem tata surya dengan massa 99,85% dari total massa tata surya. dengan 28 kali gaya gravitasi di Bumi. B. Firman Allah yang berhubugan dengan Teori dan Hukum Tata Surya Pengetahuan tentang kumpulan benda langit mengelilingi Matahari pada garis edarnya masingmasing sudah terungkap 1200 tahun silam dalam Al-Quran. Perhatikan Firman Allah berikut: Gaya gravitasi di matahari sebandingJ9$#urgrB9hs)tGJ9$yg94y79s)s? y9$# O=y9$# tyJs)9$#ur mtRs% tA$oYtB 4Lym y$t bq_9$%x. Os)9$# w J9$# t7.^t !$olm; br& x8? tyJs)9$# wur @9$# ,/$y $pk]9$# 4 @@.ur ;7n=s cqst7o Dan matahari berjalan di tempat peredarannya . Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah , sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua . Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan beredar pada garis edarnya. (Q.S. Yasin [36]: 38-40) Arti ayat ke-38 yang berbunyi : masing-masingJ9$#ur grB 9hs)tGJ9 $yg9 4(Dan matahari berjalan di tempat peredarannya) berdasar fakta ilmiah yang telah ditemukan oleh para ahli astronomi, maka ayat ini menjadi : Matahari disamping melakukan ditafsirkan rotasi pada porosnya, maka ia pun berputar(berevolusi) pula dalam suatu orbit tertentu pada gugusan galaksi Bima Sakti, bersama7|Tata Suryasama dengan bumi, bulan dan berbagai planet lain yang mengeilinginya. Sedangkan ayat ke-39 yang berbunyi:tyJs)9$#urmtRs%tA $oYtB4Lymy $tbq_9$%x. Os)9$# Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah , sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua posisi bulan saat dilihat yang kemudian itulah bulan purnama, dan bulan ini adalah penting. Adalah ayat yang mengungkapkan tentang berbagai penampakan sedikit demi sedikit berubah sehingga kemudian menjadi bulat, untuk kemudian kembali ke bentuk seperti tandan yang tua. Salah satu manfaat dari adanya perputaran matahari diketahuinya bilangan waktu. Dan waktu dalam Islam adalah sesuatu yang amat para Hujjaj harus Wukuf di Arafah, dan lain-lain. Allah berfirman:dari bumi. Mula-mula ia nampak seperti bentuk tandan yang tua (bulan sabit)Sebab dengannya kita dapat mengetahui kapan tibanya awal Ramadlan dan Syawwal, kapanuqd %!$# @yy_ [J9$# [!$u tyJs)9$#ur #YqR nus%ur tA $oYtB (#qJn=tF9 yyt tZb9$# z>$|s9$#ur 4 $tB t,n=y{ !$# 9s w) d,ys9$$/ 4 @_x MtFy$# 5Qqs)9 tbqJn=t Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya dan perhitungan manzilah-manzilah (waktu). Allah tidak (tempat-tempat) bagi bilangan tahun menciptakan yang perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahuidemikian itu melainkan dengan hak. dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui. [10]:5) Maksud Firman Allah pada ayat ke-40 , yang artinya Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, adalah, jika hal itu terjadi, artinya mereka saling bertemu, tatanan semesta akan hancur. Itulah Qiyamat. Kemudian pada penggalan akhir ayat ke-40 surat Yasin yang berbunyi maka (Q.S Yunus.ur ;7n=s cqst7o @@ 4(Dan masing-masing beredar pada garis edarnya) Telah memacu para Ilmuwan Astronomi untuk mengetahui : mengapa matahari dan bulan serta berbagai planet lain itu beredar tetap pada orbitnya masing-masing? Kekuatan apa yang mengikatnya sehingga tidak keluar dari orbitnya ? Hasil penelitian para Ilmuwan Astronomi, menurut Buku Saku ESQ menunjukkan bahwa Ditemukan adanya Black Hole dengan gravitasinya yang sangat kuat menjaga, menjangkar dan menarik seluruh planet agar tetap pada orbitnya. keluar dari garis orbit maka hancurlah tatanan alam semesta Masing-masing benda angkasa tersebut berputar dan beredar bertolak belakang dengan arah jarum jam, yang sedang Thawaf mengitari Ka bah. Lebih jauh menurut Ary Ginanjar Agustian dalam buku yang sama hasil foto Teleskop Infrared Chandra Jaraknya 26.000 tahun cahaya firman-Nya mengungkapkan tahun 2000 The Milky Way (Bima Sakti), bahwa dengan arah yang persis seperti arah putaran ummat Islam Apabila Ary Ginanjar Agustian dalamkepadatan massa black hole sebagai pusat galaksi Bima sakti, adalah 2,6 juta kali matahari . dari bumi. Garis tengahnya 50.0000 tahun cahaya . semuanya berthawaf. Hal ini sebagaimana Terdapat 100 milyard bintang dalam satu galaksi,7Juru!$yJ9$#br&ys)s?n?tF{$#w)mR*/ 3Dan Dia (Allah) menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya?(QS. Al-Hajj [22]:65)Os9r&ts?cr&!$#foms9`tBNuqyJ9$# `tBur F{$# J9$#ur yJs)9$#ur PqfZ9$#ur A$t7g:$#ur yf9$#ur >!#ur$!$#ur ) V2ur z`iB $Z9$#Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? (QS. Al-Hajj [22] : 18)9|Tata SuryaSiapakah yang dapat menciptakan dan mengatur tatanan semesta sedemikian luar biasa ini ? Jawabannya tentulah : Dzat Yang Maha Perkasa yang tiada seorang pun mampu meski sekedar mendekati kekuasaann-Nya Yang Agung. Juga Maha Mengetahui segala perkara. Sebab Dia adalah Dzat Yang Maha Berilmu, sedangkan manusia dan makhluk lain hanyalah diberi ilmu sedikit saja. Sebagaimana firman-NyatBur OF?r& z`iB O=9$# w) Wx=s% $!Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isra [17] : 85) Itulah sebabnya pada penggalan akhir ayat ke-38 dari Surat Yasin ini Allah berfirman:y79s )s? y9$# O=y9$# (Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui) C. Teori Asal Mula Tata Surya Kemunculan Newton dengan teori gravitasinya menjadi dasar yang kuat dalam menciptakan teori ilmiah pembentukan Tata Surya. Dalam artikel ini akan dibahas teori pembentukan Tata Surya yang lahir sesudah era Newton sampai akhir abad ke-19. Perkembangan teori pembentukan Tata Surya sampai dengan tahun 1960 terbagi dalam dua kelompok pemikiran yakni teori monistik yang menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Dan yang kedua teori dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda. 1. Teori Komet Buffon Tahun 1745, George comte de Buffon (1701-1788) dari Perancis mempostulatkan teori dualistik dan katastrofi yang menyatakan bahwa tabrakan komet dengan permukaan matahari menyebabkan materi matahari terlontar dan membentuk planet pada jarak yang berbeda. Kelemahannya Buffon tidak bisa menjelaskan asal komet. Ia hanya mengasumsikan bahwa komet jauh lebih masif dari kenyataannya. 2. Teori Nebula Laplace Ada beberapa teori yang menginspirasi terbentuknya teori Laplace, dimulai dari filsuf Perancis, Ren Descartes (1596-1650) yang percaya bahwa angkasa terisi oleh fluida alam semesta dan planet terbentuk dalam pusaran air. Sayangnya teori ini tidak didukung dasarembentuk planet, bisa memiliki semua momentum sudutnya. Seharusnya sebagian ilmiah. Seratus tahun kemudian Immanuel Kant (1724-1804) menunjukkan adanya awan gas yang berkontraksi dibawah pengaruh gravitasi sehingga awan tersebut menjadi pipih. Ide ini didasarkan dari teori pusaran Descartes tapi fluidanya berubah menjadi gas. Setelah adanya teleskop, William Herschel (1738-1822) mengamati adanya nebula yang ia asumsikan sebagai kumpulan bintang yang gagal. Tahun 1791, ia melihat bintang tunggal yang dikelilingi halo yang terang. Hal inilah yang memberinya kesimplan bahwa bintang terbentuk dari nebula dan halo merupakan sisa nebula. Dari teori-teori ini Pierre Laplace (1749-1827) menyatakan adanya awan gas dan debu yang berputar pelan dan mengalami keruntuhan akibat gravitasi. Pada saat keruntuhan, momentum sudut dipertahankan melalui putaran yang dipercepat sehingga terjadi pemipihan. Selama kontraksi ada materi yang tertinggal kedalam bentuk piringan sementara pusat massa terus berkontraksi. Materi yang terlepas kedalam piringan akan membentuk sejumlah cincin dan materi di dalam cincin akan mengelompok akibat adanya gravitasi. Kondensasi juga terjadi di0100090000038500000002001c00000000000400000003010800050000000b02000000000500 00000c02aa002007040000002e0118001c000000fb02c9ff000000000000900100000000044000 2243616c6962726900000000000000000000000000000000000000000000000000040000002d 010000040000002d010000040000002d0100000400000002010100050000000902000000020d 000000320a3400000001000400000000001f07a90020002000050000000902000000021c00000 0fb021000070000000000bc02000000000102022253797374656d0076d0b24800a89d2500cc03 36764091397600b89201b49d2500040000002d010100040000002d010100030000000000 setiap cincin yang menyebabkan terbentuknya sistem planet. Materi di dalam awan yang runtuh dan memiliki massa dominan akan membentuk matahari. Namun menurut Clerk Maxwell (1831-1879) letak permasalahan teori ini cincin hanya bisa stabil jika terdiri dari partikel-partikel padat bukannya gas. Menurut Maxwell cincin tidak bisa berkondensasi menjadi planet karena gaya inersianya akan memisahkan bagian dalam dan luar cincin. Seandainya proses pemisahan bisa terlewati, massa cincin masih jauh lebih masif dibanding massa planet yang terbentuk. Permasalahan lain muncul dari distribusi momentum sudut dimana tidak ada mekanisme tertentu yang bisa menjelaskan bahwa keberadaan materi dalam jumlah kecil, besar momentum sudut berada di pusat objek. Jika momentum sudut intrinsik dari materi luar bisa11 | T a t a S u r y amembentuk planet, maka kondensasi pusat tidak mungkin runtuh untuk membentuk bintang, Penyempurnaan Teori Laplace Tahun 1854, Edouard Roche (1820-1883) mengatakan bahwa awan yang diajukan Laplace dalam teorinya bisa memiliki kondensasi pusat yang tinggi sehingga sebagian besar massa berada dekat spin axis dan memiliki kaitan yang kecil dengan momentum angular. Tahun 1873, Roche menyempurnakan teori Laplace dengan analisis Matahari ditambah atmosfer, yang memiliki kondensasi pusat yang tinggi. Model ini berada diluar rentang planet dan mengalami keruntuhan saat mendingin. Dalam model ini atmosfer berkorotasi terhadap matahari. Saat sistem mengalami keruntuhan kecepatan sudut bertambah untuk mempertahankan momentum sudut sementara jarak mengecil. Jika jarak mengecil lebih cepat dari radius efektif atmosfer, maka semua atmosfer diluar jarak akan membentuk cincin. Keberatan dari James Jeans (1877-1946). Ia menunjukkan dengan distribusi nebula yang diberikan oleh Roche, materi luar akan menjadi renggang sehingga tidak dapat melawan gaya pasang surut terhadap pusat massanya dan kondensasi tidak akan terjadi. Jeans juga mennunjukkan bahwa untuk materi di dalam cincin yang mengalir dari nebula yang runtuh menuju kondensasi membutuhkan kerapatan yang lebih besar dari kerapatan sistem. Hal ini akan menghasilkan massa atmosfer dengan magnitudo mendekati magnitudo di pusat massa, sehingga bisa menyelesaikan permasalahan momentum sudut. 3. Teori Planetesimal Perkembangan teori pembentukan Tata Surya pada dekade terakhir abad ke-19 dan dekade pertama abad ke-20, didominasi oleh 2 orang Amerika yakni Thomas Chamberlin (1843-1928) dan Forest Moulton (1872-1952). Dalam membangun teorinya, mereka melakukan komunikasi secara konstan, bertukar pemikiran dan menguji ide-ide yang muncul, namun publikasi atas karya besar mereka dilakukan secara terpisah. Pada tahun 1890-an, Chamberlin menawarkan solusi untuk teori nebula Laplace. Ia menawarkan adanya satu akumulasi yang membentuk planet atau inti planet (objek kecil terkondensasi diluar materi nebula) yang kemudian dikenal sebagai planetesimal. Menurut Chamberlin, planetesimal akan bergabung membentuk proto planet. Namun karena adanya perbedaan kecepatan partikel dalam dan partikel luar, dimana partikel dalam bergerak lebih cepat dari partikel luar, maka objek yang terbentuk akan memiliki spin retrograde. Walaupun ide planetesimal ini cukup baik, sejak tahun 1900 Chamberlin dan Moulton mengembangkan teori alternatif untuk pembentukan planet. Keduanya mengembangkan teori tentang materi yang terlontar dari bintang membentuk nebula spiral. Nebula spiral ini tidak diketahui asalnya dan berhasil dipotret oleh para pengamat. Menurut mereka, materi yangterlontar ini bisa membentuk planet yang akan mengitari bintang induknya. Tapi ide ini kemudian mereka tolak karena orbit yang mereka dapatkan terlalu eksentrik/lonjong. Chamberlin kemudian membangun teori baru yang melibatkan erupsi matahari. Ia memberikan kemungkinan bahwa spiral nebula merupakan hasil interaksi pemisahan dari bintang yang berada dalam proses erupsi dengan bintang lainnya. Teori ini membutuhkan matahari yang aktif dengan prominensa yang masif. Namun sayangnya gaya pasang surut bintang yang berinteraksi dengan matahari hanya mampu menahan materi prominensa di luar matahari tapi tidak mampu memindahkan materi dari matahari. Untuk itu dibutuhkan jarak matahari-bintang lebih besar dari limit Roche untuk matahari dan massa masif yang lebih besar dari massa matahari untuk bintang lainnya. 4. Teori Pasang Surut Jeans Astronomi Inggris, James Jeans (1877-1946) mengemukakan Tata Surya merupakan hasil interaksi antara bintang lain dan matahari. Perbedaan ide yang ia munculkan dengan ide Chamberlin dan Moulton terletak pada absennya prominensa. Menurut Jeans dalam interaksi antara matahari dengan bintang lain yang melewatinya, pasang surut yang ditimbulkan pada matahari sangat besar sehingga ada materi yang terlepas dalam bentuk filamen. Filamen ini tidak stabil dan pecah menjadi gumpalan-gimpalan yang kemudian membentuk proto planet. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang proto planet memiliki momentum sudut yang cukup untuk masuk kedalam orbit disekitar matahari. Pada akhirnya efek pasang surut matahari pada proto planet saat pertama kali melewati perihelion memberikan kemungkinan bagi proses pembentukan planet untuk membentuk satelit. Pada model ini tampaknya spin matahari yang lambat dikesampingkan karena dianggap matahari telah terlebih dahulu terbentuk sebelum proses pembentukan planet. Selain itu tanpa adanya prominensa maka kemiringan axis solar spin dan bidang orbit matahari-bintang tidak akan bisa dijelaskan. Tahun 1919, Jeans memperbaharui teorinya. Ia menyatakan bahwa saat pertemuan kedua bintang terjadi, radius matahari sama dengan orbit Neptunus. Pengubahan ini memperlihatkan kemudahan untuk melontarkan materi pada jarak yang dikehendaki. Materinya juga cukup dingin, dengan temperatur 20 K dan massa sekitar massa jupiter. Harold Jeffreys (1891-1989) yang sebelumnya mengkritik teori Chamberlin-Moulton juga memberikan beberapa keberatan atas teori Jeans. Keberatan pertamanya mengenai keberadaan bintang masif yang jarang sehingga kemungkinan adanya bintang yang berpapasan dengan matahari pada jarak yang diharapkan sangatlah kecil. Tahun 1939, keberatan lain datang dari Lyman Spitzer (1914-1997). Menurutnya jika13 | T a t a S u r y amatahari sudah berada dalam kondisi sekarang saat materinya membentuk Jupiter maka diperlukan materi pembentuk yang berasal dari kedalaman dimana kerapatannya sama dengan kerapatan rata-rata matahari dan temperatur sekitar 106 K. Tapi jika harga temperatur ini dipakai dalam persamaan untuk massa kritis jeans, maka massa minimum Jupiter menjadi 100 kali massa Jupiter saat ini. 5. Teori Awan Debu Pada tahun 140 seorang ahli Astronomi bernama Carl von Weizsaecker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan Teori awan (Debu The Dust-Cloud Theory). Teori ini kemudian disempurnakan lagi oleh ahli Asrtonomi lain, yaitu Gerard P. Kuiper (1950), Subrahmanyan Chandrasekhar, dll. Pada dasarnya teori ini mengemukakan, bahwa tata surya itu terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Dewasa ini di alam semesta bertebaran satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan itu, membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama-kelamaan gumpalan gas itu memipih menyerupai bentuk cakram yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya. Bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat daripada bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu kemudian saling menekan, sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah yang kemudian menjadi matahari. Bagian yang lebh luar berputar sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan kecil ini berpilin pula. Bagian inilah yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet serta satelit-satelitnya. Bahan planet itu dinamakan juga proto planet, sehingga teori ini dinamakan juga teori Proto Planet. D. Perilaku dan Sifat-sifat Planet 1. Perilaku PlanetPlanet merupakan anggota tata surya yang berukuran besar. Selain berevolusi, planet juga melakukan rotasi. yaitu berputar pada sumbunya. Semua sumbu rotasi planet hampir mendekati tegak lurus terhadap bidang orbitnya, kecuali sumbu rotasi planet Uranus. Sumbu rotasi planet Uranus hampir sejajar terhadap bidang orbitnya. Setiap planet mempunyai periode revolusi dan rotasi tertentu. Sampai sekarang, jumlah planet anggota tara surya yang telah diketahui ada 8 buah. Planetplanet tersebut adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus. dan Neptunus. Ciri-ciri Palanet yaitu: 1. Planet tidak memiliki cahaya, tetapi hanya memantulkan cahaya matahari. 2. Planet tidak berkelap - kelip seperti bintang, tetapi berkilau terang.3. Planet mengelilingi matahari dengan arah yang sama pada orbitnya masing - masingyang berbentuk ellips. 4. Kebanyakan planet memiliki satelit pengiring atau bulan yang berputar mengelilinginya.Berdasarkan kedudukan garis edarnya planet-planet dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang garis edarnya terletak di antara garis edar bumi dan matahari yaitu Merkurius dan Venus. Adapun planet luar adalah planet-planet yang jarak garis edarnya dari matahari lebih jauh dari pada garis edar bumi. Yang termasuk planet luar adalah Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Di antara planet-planet tersebut yang dapat dilihat langsung dengan mata adaiah Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus. Venus dan Yupiter merupakan planet yang tampak paling terang Venus hanya tampak di pagi hari atau sore hari. Venus mengalami perubahan wajah seperti bulan. Orang sering menyebut Venus sebagai bintang kejora. Adapun Yupiter merupakan planet yang paling besar. Itulah sebabnya, Yupiter tampak dari bumi sebagai bintang besar yang bercahaya terang. Yupiter selalu dikelilingi kabut yang mempunyai cincin. Planet lain yang juga bercincin adalah Saturnus. Bahkan, cincin Saturnus tampak lebih jelas dan indah. Itulah sebabnya Saturnus juga disebut planet bercincin. Semua benda-benda langit itu mengelilingi matahari. Paham inilah yang disebut heliosentris. Sebelumnya orang berpaham geosentris, yaitu bumilah yang menjadi pusat tata surya. Para penganjur paham heliosentris. antara lain Copernicus (I473-I543) dan Galileo Galilei ( 1564-1642). Dalam peredarannya, benda-benda langit tersebut mempunyai lintasan edar tertentu yang berbentuk elips dengan matahari terletak pada salah satu fokusnya. Peredaran benda langit mengelilingi matahari disebut revolusi. Adapun bidang edar yang terbentuk oleh bumi disebut ekliptika. Dalam revolusinya, anggota tata surya pada suatu saat berada pada jarak yang paling dekat dengan matahari (periheIium) dan pada saat yang lain berada pada jarak yang paling jauh dari matahari (aphelium). Hal itu dijelaskan oleh Johannes Kepler seperti berikut: 1. Lintasan planet (anggota tala surya) berbentuk elips dengan matahari terletak pada salah satu titik fokusnya. 2. Garis hubung planet dan matahari menyapu luasan yang sama dalam waktu yang sama (AMB = CMD). Artinya, gerak planet akan cepat jika dekat matahari dan lambat jika jauh dari matahari. Penjelasan Kepler tersebut selanjutnya disebut hukum Kepler. Penjelasan pertama disebut hukum I Kepler, sedangkan penjelasan kedua disebut hukum II Kepler. Selain kedua hukum itu, sebenarnya masih ada hukum III Kepler. Hukum ini menjelaskan perbandingan jarak antara planet dan matahari. Mengapa gerakan planet-planet sangat teratur? Peredaran planet mengitari matahari dikendalikan oleh gaya tarik-menarik anrara planet dan matahari yang disebut gaya gravitasi. Jika jarak antara planet dan matahari makin dekat, gaya gravitasi yang terjadi di antara keduanya makin besar. Akibatnya. 15 | T a t a S u r y agerak revolusi planet makin cepat. Sebaliknya jika jarak antara matahari dan planet makiu jauh. gaya gravitasi yang terjadi di antara keduanya makin kecil. Akibatnya. gerak revolusi planet makin lambat. Hal ini sesuai dengan hukum Kepler. 2. Sifat dan Keadaan Planet dalam Tata Suryaa. Merkurius Merkurius adalah planet terkecil dalam tata surya. Planet ini lebih kecil dari Bumi dan letaknya paling dekat dengan Matahari. Planet ini dapat sering muncul rendah di kaki langit sebelah barat setelah Matahari terbenam. Kadang-kadang juga muncul di kaki langit sebelah timur menjelang Matahari terbit. Bentuk Merkurius kelihatan selalu berubah-ubah. Kadang-kadang kelihatan seperti bulan penuh, kadang-kadang seperti bulan setengah, dan kadang-kadang seperti bulan sabit. Hal demikian terjadi karena Merkurius selalu beredar mengelilingi Matahari. Pada waktu berada di belakang Matahari, seluruh permukaannya terkena sinar Matahari. Dari Bumi, Merkurius kelihatan seperti bulan penuh. Setelah beredar lagi, Merkurius kelihatan seperti bulan setengah, lalu seperti bulan sabit. Pada saat Merkurius berada di antara Bumi dan Matahari, bagian permukaannya yang menghadap Bumi tidak mendapat cahaya. Akibatnya, selama waktu itu Merkurius tidak kelihatan oleh kita. Diameter Merkurius lebih kurang 4.878 km dan jarak rata-ratanya dari Matahari adalah 57,9 juta km. Karena letaknya paling dekat dengan Matahari, maka planet inilah yang paling banyak mendapatkan cahaya atau panas Matahari. Akibatnya, temperatur permukaannya di siang hari dapat mencapai 430 C, dan pada malam hari sangat dingin, yaitu -170 C. Merkurius bergerak mengelilingi Matahari dengan gerakan yang sangat cepat. Sekali putaran mengelilingi Matahari, Merkurius memerlukan waktu 88 hari di Bumi. Jadi, satu tahun di planet Merkurius hanyalah 88 hari di Bumi. Sementara itu, periode rotasinya sangat lama, yaitu 59 hari. Bandingkan dengn rotasi Bumi yang hanya satu hari. Atmosfer Merkurius terdiri dari uap natrium dan kalium dan sangat tipis, sehingga kadang-kadang planet ini dianggap tidak memiliki atmofer. b. Venus Planet ini selalu tampak bercahaya terang. Planet ini paling dekat dengan Bumi. Ukuran planet ini hampir sama dengan Bumi. Venus kadang-kadang terlihat di sebelah timur sebelum Matahari terbit sehingga sering disebut Bintang Timur atau Bintang Pagi. Kadang-kadang Venus juga terlihat di sebelah barat sebelum Matahari terbenam,sehingga dinamakan Bintang Senja Bintang Barat, atau Bintang Malam. Ada lagi yang menyebutnya Bintang Kejora. Jarak rata-rata antara Venus dan Matahari adalah 108,2 juta km. Diameter Venus kira-kira 12.100 km. Ukuran ini tidak jauh berbeda dengan diameter Bumi. Demikian juga massa venus dan Bumi tidak jauh berbeda. Akibatnya, gravitasi di Venus juga tidak jauh berbeda dengan gravitsi Bumi. Sekali beredar mengelilingi Matahari, Venus memerlukan waktu 224,7 (dibulatkan menjadi 225) hari di Bumi. Jadi, satu tahun bagi Venus adalah 225 hari di Bumi. Sementara itu, kala rotasi planet Venus adalah 243 hari. Di sini terlihat bahwa planet ini lebih cepat mengitari Matahari dari pada berputar pada sumbunya. Hal aneh dari planet ini adalah arah rotasinya yang berlawanan dengan planet lain, yaitu dari timur ke barat. Planet Venus selalu ditutupi awan padat. Temperatur permukaannya sangat tinggi (480 C) sehingga tidak mungkin terdapat air dalam wujud cair. Tekanan atmosfernya (terdiri dari karbon dioksida dan nitrogen) juga sangat tinggi, yaitu 90 kali tekanan atmosfer Bumi. Hal-hal yang demikian tidak memungkunkan adanya kehidupan di planet tersebut. Seperti Merkurius, planet ini juga tidak mempunyai satelit. c. Bumi Bumi merupkan satu-satunya planet di tata surya yang dihuni makhluk hidup. Bumi merupakan planet ketiga terdekat dari Matahari. Bumi mempunya atmosfer yang tersusun dari nitrogen (N2) = 78%, oksigen (O2) = 21%, dan sisanya 1% terdiri dari argon, karbon dioksida, ozon, dan gas-gas lain. Atmosfer melindungi kita dari sinar Matahari dan juga benda-benda langit yang tertarik oleh Bumi. Diameter Bumi kita kurang lebih 12.756 km dan kira-kira dua pertiga dari permukaan Bumi ditutupi oleh air. Bumi berotasi pada porosnya sekali dalam waktu 24 jam. Selain Bumi berputar pada porosnya (rotasi), Bumi juga berputar mengelilingi Matahari, yang memerlukan waktu selama 365 hari atau satu tahun untuk satu kali putaran. Bumi juga memiliki gaya tarik (gravitasi). Gaya inilah yang menyebabkan kita tetap melekat di atasnya dan tidak akan terlempar. Bumi memiliki sebuah satelit, yaitu Bulan. Bulan selalu mengelilingi Bumi dalam peredarannya mengitari Matahari. d. Mars Planet Mars juga disebut Planet Merah. Disebut Planet Merah karena jika dilihat langsung dengan mata atau teropong tamak berwarna kemerah-merahan. Mars mempunyai saat-aat bersinar terang dan bersinar lemah. Pada saat terang kita mudah menemukan17 | T a t a S u r y aplanet Mars di langit, yaitu saat Bumi berada di antara Mars dan Matahari, tetapi bukan segaris. Pada saat bersinar lemah, Mars berada paling jauh dari Bumi dan tampak hanya seperti planet merah. Pada permukaan Mars terdapat kawah-kawah dengan diameter mencapai 200 km. Pada kawah-kawah terebut tampak ada gejala erosi akibat adanya udara yang tipis. Kawah tersebut dari Bumi tampak seperti bercak-bercak hitam. Temperatur rata-rata permukaan Mars kira-kira -18C. Pada siang hari panas temperatur di Mars mencapai 50C sampai 60C. Pada malam hari yang sangat dingin suhunya dapat mencapai 100C di bawah nol. Mars mempunyai garis tengah (diameter) 6.786 km. Mars juga berputar pada porosnya seperti Bumi. Sekali Mars berputar pada porosnya membutuhkan waktu 24,6 jam dan sekali mengelilingi Matahari membutuhkan waktu 687 hari. Gaya tarik Mars lebih kecil dari Gaya tarik Bumi. Jarak rata-rata Mars dengan Matahari adalah 249,1 juta km. Atmosfer Mars tipis, tersusun dari karbon dioksida dan nitrogen (samam dengan Venus), dan tekanannnya sangat rendah yaitu 0,005 kali tekanan di permukaan Bumi. Mars mempunyai 2 satelit, yaitu Phobos dan Deimos. e. Yupiter Yupiter adalah planet kelima terdekat ke Matahari. Menurut orang Romawi kuno, Yupiter adalah raja langit. Nama tersebut memang cocok karena Yupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya. Massanya lebih kurang 300 kali massa Bumi, sehingga Yupiter disebut juga Tubuh Raksasa. Planet ini kelihatan sangat cerah karena hampir 70% cahaya Matahari yang diterimanya dipantulkan kembali. Planet ini biasanya berwarna merah kecoklatan. Diameter planet ini 142.984 km atau sekitar 11 kali diameter Bum kita. Jarak planet Yupiter ke Matahari adalah 778 juta km. Gravitasi planet ini juga lebih besar dari gravitasi Bumi. Kala revolusi planet ini lebih kurang 11,9 tahun dan kala rotasinya 9 jam 55 menit. Atmosfer Yupiter terutama terdiri dari hidrogen dan helium. Atmosfernya dapat mencapai ketebalan 1.000 km dann tidak ada batas yang jelas antara atmosfer dan permukaan planet. Jadi, permukaan planet dan atmosfernya kelihatan menyatu dan menyerupai bola gas. Sementara itu gas oksigen dan nitrogen sangat kurang sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan. Planet ini memiliki 16 satelit dan yang paling besar antara lain lo, Europa, Ganymeda, dan Callisto. Yupiter juga memiliki berjuta-juta satelit kecil sehinggamembentuk sistim cincin yang tipis dan kelihatan transparan. f. Saturnus Saturnus termasuk planet yang besar dan merupakan planet terindah untuk dipandang. Keindahan tersebut karena adanya cincin-cincin yang melingkarinya yang terdiri dari bogkahan es atau batu kerikil yang dilapisi es. Planet ini tampak berwarna kekuning-kuningan. Diameter planet ini 120.536 km, dan jaraknya dari Matahari sejauh 1.426 juta km. Kala revolusinya adalah 29,5 tahun dan kala rotasinya lebih kurang 10,7 jam. Atmosfer Saturnus terdiri dari hidrogen dan helium. Selain itu ada juga sejumlah kecil gas metana, uap air, dan gas amoniak. Saturnus memiliki palin sekit 18 satelit dan satu diantaranya yang paling besar adalah Titan dengan diameter 5.120 km. g. Uranus Planet Uranus ditemukan oleh Sir Wilhelm Herschell pada tahun 1781 di Inggris. Planet ini memiliki jarak rata-rata dari Matahari lebih kurang 2.869 juta km. Planet ini diselubungi oleh awan tebal sehingga sulit di selidiki permukaannya. Masa peredaran mengelilingi Matahari (kala revolusi) sama dengan 84 tahun dan kala rotasinya 17 jam, dengan arah rotasi sama seperti Venus, yaitu dari timur ke barat. Jadi, Matahari terbit di barat dan terbenam di timur. Diameternya mencapai 51.118 km. Planet ini tampak berwarna hijau kebiru-biruan. Atmosfer planet ini terdiri dari hidrogen, helium, dan metana. Karena begitu jauh dari Matahari atmosfer planet ini sangat dingin, kira-kira -190C. Uranus juga mumpunyai satelit, yang jumlahnya 15 buah. Namun, yang paling besar ada 5 satelit, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. h. Neptunus Planet ini lebih besar dari pada Bumi, tetapi tidak dapat dilihat tanpa alat bantu karena letaknya jauh. Neptunus sering disebut kembaran dari Uranus dan sering juga disebut planet Pembuat Ulah karena sering beredar dengan meninggalkan garis edarnya. Keberadaan planet ini diramalkan oleh John Loweh Adams dari Inggris yang bekerja sama dengan Jean Joseph Le Verrier dari Perancis pada tahun 1846. Tak lama setelah diramalkan, pada tahun yang sama planet tersebut berhasil diamati oleh Johan Lalle di Berlin. Diameter Neptunus hampir sama dengan Uranus 49.528 km. Karena jaraknya lebih jauh dari Matahari, yaitu lebih kurang 4.490 juta km jika19 | T a t a S u r y adibandingka dengan jarak Uranus ke Matahari, yaitu 2.869 km, planet ini kelihatan redup. Namun demikian, planet ini berwarna cerah kebiru-biruan. Atmosfernya terdiri dari hidrogen, helium, dan metana. Temperatur permukaan Neptunus sekitar -210C. Jaraknya yang sangat jauh mengakibatkan waktu revolusinya menjadi sangat lama, yaitu 165 tahun, sedangkan kala rotasinya hanya 16 jam. Planet ini memiliki 8 satelit, dan tiga yang terbesar yaitu Triton, Nereid, dan Proteus. Penelitian yang dipresentasikan baru-baru ini pada pertemuan tahunan American Astronomical Society menunjukkan bahwa planet-planet sistem circumbinary, yaitu planet yang mengorbit dua bintang, bukanlah suatu hal yang jarang, bahkan mungkin juga terdapat dalam jumlah jutaan di Galaksi Bima Sakti sendiri. Pada konferensi pers, William Welsh dari Universitas San Diego State menjelaskan bahwa Kepler 34b dan Kepler 35b, merupakan penambahan terbaru untuk kelas baru dari sistem planet. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature edisi 12 Januari. Gerhanagerhana bintang memungkinkan kita untuk mengukur sifat-sifat bintang-bintang dengan presisi yang indah, yang pada gilirannya memungkinkan kita untuk mengukur sifat planet, tutur Welsh. Transit (gerhana kecil) yang disebabkan oleh planet memberikan bukti definitif mengenai keberadaan planet, sedangkan gerhana-gerhana bintang besar memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur sifat-sifat bintang dengan presisi. Hal ini, pada akhirnya, memungkinkan mereka untuk mengukur sifat planet. Sekarang setelah ketiga sistem tersebut telah secara langsung diamati (Kepler 16b diumumkan pada September), para peneliti telah menemukan keragaman orbit bintang dan planet di kelas baru dari sistem planet, dan sangat ingin untuk menyelidiki bagaimana planet terbentuk di sekitar sepasang bintang. Dengan dukungan dari National Science Foundation (NSF), tim peneliti Welsh akan terus mencari planet yang lebih banyak lagi, baik transit maupun non-transit. Menemukan planet circumbinary jauh lebih sulit daripada menemukan planet yang mengorbit di sekitar bintang tunggal. (National Science Foundation/Epochtimes/zzr) E. TEORI USIA BUMI Alkitab mengajarkan bahwa umur bumi berkisar sekitar 6.000 tahun, lebih atau kurang beberapa ratus tahun. George de Buffon, salah satu pionir teori evolusi, pertama kali menyatakan bahwa umur bumi lebih tua dari 80 ribu tahun. Geologis James Hutton dan Charles Lyell menunjuk pada umur yang lebih tua lagi. Dengan berkembangnya teori evolusi, perkiraanumur bumi menjadi semakin tua. Para pendukung evolusi menerima bahwa umur bumi adalah 4,5 miliar tahun dan makhluk hidup pertama ada 3,5 miliar tahun lalu. Teori Evolusi Alasan para evolusionis menyatakan dan meyakini bahwa umur bumi 4,5 tahun yaitu: bahwa proses evolusi memerlukan waktu yang sangat lama untuk bisa terjadi. Klaim bahwa semua makhluk ada karena perkembangan secara bertahap dari satu sel makhluk hidup, tentu saja akan gagal dan tidak berarti apa-apa jika umur bumi masih muda hanya beberapa ribu tahun lalu. Tetapi jika bisa dibuktikan bahwa umur bumi adalah beberapa miliar tahun, maka waktu yang diperlukan untuk terjadinya proses evolusi bisa dipenuhi menurut teori ini. Menurut David J. Stewart dalam blognya, Dewasa ini ada dua macam tes untuk menentukan umur bumi. 1. Observasi (Pengamatan) Tes yang dilakukan terhadap kejadian alam yang ada di muka bumi. Jika diamati bahwa beberapa peristiwa geologis terjadi pada masa tertentu, maka bisa diasumsikan dengan mempergunakan data ini, kejadian yang sama telah terjadi dalam kurun waktu yang sama di masa lalu. Mengacu pada prinsip ini, bisa perkirakan umur bumi. Sebagai contoh, diasumsikan rasio konsentrasi garam di laut naik 100 ton dalam sebulan. Berdasarkan rasio ini, metoda penentuan umur dilakukan dengan cara : Memperkirakan jumlah garam yang ada di semua lautan, selanjutnya dibagi dengan jumlah rasio peningkatan yang sudah ditentukan sebelumnya. Angka yang diperoleh akan mengindikasikan jumlah bulan yang dilewati sampai sekarang, dari sejak pertama kali adanya lautan (dengan asumsi tidak ada kandungan garam di laut mula-mula). 2. Tes Radiometrik Test ini ditemukan awal abad 20 dan menjadi sangat populer. Teknik test Radiometrik terletak pada prinsip bahwa atom tidak stabil di material radioaktif akan berubah menjadi atom stabil dalam satu interval waktu tertentu. Kenyataan bahwa perubahan ini terjadi dengan jumlah yang sudah dipastikan dan juga dalam periode waktu yang tertentu, membuat timbulnya gagasan untuk mempergunakan data ini sebagai penentu dari umur fosil dan umur bumi.21 | T a t a S u r y aTes radiometrik digunakan untuk menghitung umur batuan sesuai dengan prinsip setengah-umur, yaitu: ada sejumlah elemen radioaktif di batuan vulkanik di bumi. Kandungan radio aktif di batuan ini secara alami hilang dan berubah menjadi bentuk yang stabil. Dengan melihat proses ini, menghitung jumlah radioaktif dan material stabil, bisa ditentukan berapa banyak material radioaktif yang berubah ke dalam bentuk stabil di dalam rentang waktu tertentu. Sehingga umur batuan ini adalah dua kali dari jumlah material radioaktif berubah menjadi setengah-umur. Umur bumi juga ditentukan dengan metoda yang sama. Batuan yang dipakai untuk memperkirakan umur bumi sama dengan dengan meteor atau tanah di bulan, yang diasumsikan diciptakan pada waktu yang sama dengan bumi. Sampel dari batuan ini diasumsikan sebagai batuan yang tertua, dan digunakan untuk menentukan umur bumi. Sesuai dengan data ini, umur bumi adalah 4,6 miliar tahun.BAB III SIMPULANBerdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Matahari merupakan bintang yang terdekat dengan bumi. Matahari terdiri dari solar interior, fotosfer, kromosfer, korona. Massa matahari sebesar 333.000 kali dari massa bumi, diameter matahari sebesar 1.392.000 km atau 109 kali diameter bumi. Matahari adalah objek terbesar yang berada dalam sistem tata surya dengan massa 99,85% dari total massa tata surya. Gaya gravitasi di matahari sebanding dengan 28 kali gaya gravitasi di Bumi. 2. Ada beberapa teori dan hukum mengenai tata surya diantaranya yang terkenal sampai dewasa ini adalah Hukum Keppler. 3. Sebagai seorang muslim yang dianugrahi petunjuk berupa al-quran dari sang pencipta. Ada beberapa ayat dalam al-quran diantaranya: Q.S Yassin ayat: 38- 40 yang memberikan petunjuk bahwasannya matahari dan bulan berjalan pada garis edarnya. 4. Ada beberapa teori asal mula tata surya, yaitu: Teori Komet Buffon, Teori Nebula Laplace, Teori Planetesimal, Teori Pasang Surut Jeans, & Teori Awan Debu. 5. Planet merupakan anggota tata surya yang berukuran besar. Selain berevolusi, planet juga melakukan rotasi. yaitu berputar pada sumbunya. Sampai sekarang, jumlah planet anggota tara surya yang telah diketahui ada 8 buah. Planet-planet tersebut adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus. dan Neptunus.Ciri-ciri Palanet yaitu:a. Planet tidak memiliki cahaya, tetapi hanya memantulkan cahaya matahari. b. Planet tidak berkelap - kelip seperti bintang, tetapi berkilau terang. c. Planet mengelilingi matahari dengan arah yang sama pada orbitnya masing - masing yang berbentuk ellips. d. Kebanyakan planet memiliki satelit pengiring atau bulan yang berputar mengelilinginya. 6. Teori usia bumi dewasa ini ada dua macam, yaitu: pertama dengan observasi (pengamatan) & kedua dengan Tes Radiometrik23 | T a t a S u r y aDAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan Terjemahnya. Departemen Agama RI 2007. Tafsir Surat Yasin, Agus Gustiwang Saputra. Ambari. 2005. Kembara Semesta Agung. Jakarta: Intan Pariwara. Chandra, Fabian H. KOSMOLOGI Studi Struktur dan Asal Mula Alam Semesta Maskoeri, Jasin, 2009, IlmuAlamiah Dasar. Jakarta: Grafindo. Tanudidjaja, Mamur. 1996. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdisbud. Tjasyono, Bayong. 2009. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: Rosdakarya. Wedyawati, Nelly. 2010 Ilmu Alamiah Dasar. Nanga Pinoh: Buku Ajar Mata Kuliah STKIP Malawi. Yatini, Clara Y. Matahari dan Aktivitasnya.Bandung: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. http://yance.blog.unair.ac.id/teori-pembentukan-tata-surya-sesudah-newton/ [diakses tanggal 23 Februari 2011] http://hanihohoy.blogspot.com/2010/10/matahari-sebagai-pusat-tata-surya.html [diakses tanggal 25 Februari 2010] http://www.anneahira.com/matahari-16431.htm [diakses tanggal 25 Februari 2010] http://www.sentra-edukasi.com/2011/09/teori-terbentuknya-tata-surya.html [diakses tanggal 23 Februari 2011] http://simplyvie.com/2006/10/28/teori-pembentukan-tata-surya-awal-abad-ke-20/ [diakses tanggal 25 Februari 2010] http://eistiqomah.blogspot.com/2011/03/sifat-dan-keadaan-planet-dalam-tata.html [diakses tanggal 22 Februari 2011] http://www.bungakurnia.com/2011/01/cara-menghitung-usia-bumi.html [diakses tanggal 21 Februari 2011] http://dedewijaya.wordpress.com/2010/06/17/menyingkap-kebohongan-teori-umur-bumi-jutaan-tahun/ [diakses tanggal 21 Februari 2011]25 | T a t a S u r y a