makalah tanaman kedelai di lahan rawa

43
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai adalah salah satu tanaman yang penting di Indonesia. Kedelai merupakan sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi baik di Indonesia maupun di luar negeri. Berdasarkan luas panen, di Indonesia kedelai menempati urutan ke tiga sebagai tanaman palawija setelah ubi kayu dan jagung. Rata-rata luas pertanaman per tahun sekitar 703.878 ha, dengan total produksi 518.204 ton (Suprapto, 1999). Kedelai dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein murah bagi masyarakat Dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Kedelai mengandung protein, isoflavon, dan serat untuk kesehatan. Kedelai adalah sumber protein diet, termasuk semua asam amino esensial. Kedelai juga merupakan sumber lesitin atau fosfolipid. Isoflavon dan lesitin kedelai telah dipelajari secara ilmiah untuk kesehatan. Seperti isoflavon genistein yang

description

makalah ini adalah pemaparan tentang tanaman kedelai yang ditanam di lahan rawa makalah lengkap mulai dari pendahuluan hingga pdeftar pustaka

Transcript of makalah tanaman kedelai di lahan rawa

Page 1: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedelai adalah salah satu tanaman yang penting di Indonesia. Kedelai

merupakan sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi baik di Indonesia

maupun di luar negeri. Berdasarkan luas panen, di Indonesia kedelai menempati

urutan ke tiga sebagai tanaman palawija setelah ubi kayu dan jagung. Rata-rata luas

pertanaman per tahun sekitar 703.878 ha, dengan total produksi 518.204 ton

(Suprapto, 1999).

Kedelai dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein murah bagi

masyarakat Dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia.

Kedelai mengandung protein, isoflavon, dan serat untuk kesehatan. Kedelai adalah

sumber protein diet, termasuk semua asam amino esensial. Kedelai juga merupakan

sumber lesitin atau fosfolipid. Isoflavon dan lesitin kedelai telah dipelajari secara

ilmiah untuk kesehatan. Seperti isoflavon genistein yang diyakini memiliki efek

estrogen di tubuh, sebagai hasilnya kadang-kadang disebut fitoestrogen (Mayo

Foundation, 2010).

Komoditi ini hingga kini produksinya terus menurun. Produksi kedelai di

Indonesia pernah mencapai puncaknya pada tahun 1992 yaitu sebanyak 1.87 juta ton.

Produksi terus mengalami penurunan hingga hanya 0.672 juta ton pada tahun 2003.

Selama 11 tahun produksi kedelai merosot mencapai 64 persen. Penurunan produksi

ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adalah ketidakpastian dalam

penyediaan masukan-masukan pokok seperti pupuk dan pestisida, dan terutama

Page 2: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

adalah lahan yang tersedia untuk kedelai terbatas dan digunakan untuk berbagai

tanaman palawija lainnya yang lebih kompetitif (Atman, 2009).

Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk maka permintaan akan kedelai

semakin meningkat. Permintaan dan kebutuhan masyarakat, sedangkan produksi

dalam negri belum mencukupi, untuk mengatasinya pemerintah masih mengimpor.

Impor ini pun dari tahun ke tahun terus meningkat (Manwan dan Sumarno, 1991).

Teknik budidaya kedelai yang dilakukan sebagian besar petani umumnya

masih sangat sederhana, baik dalam hal pengolahan tanah, pemupukan dan

pemberantasan hama atau penyakitnya, sehingga produksinya masih relatif rendah.

Sebagian besar petani tidak melakukan pengolahan tanah, terutama tanah bekas padi

atau tebu. Tanah hanya dibersihkan dari jerami padi dan daun tebu, yang selanjutnya

bibit kedelai ditebar atau ditugal terlebih dahulu untuk lubang untuk penanaman biji

kedelai.

Selain itu kualitas bibitnya kurang baik, sehingga produksinya relatif rendah.

Dalam hal pemupukan, sebagian besar petani belum melakukannya secara intensif

atau semi intensif. Tidak menggunakan pupuk sama sekali atau minim sekali

jumlahnya. Demikian juga dalam hal pemberantasan hama penyakit dapat dikatakan

kurang sekali, sehingga banyak kerugian atau rendahnya produksi akibat serangan

hama penyakit (Rukmini, 2006).

B. Tujuan

Untuk mengetahui fisiologi dan botani tanaman kedelai, syarat tumbuh,

teknik budidaya dan permasalahan dalam budidaya dan penyelesaiannya.

Page 3: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

II. DASAR TEORI

A. Sistematika

Berikut adalah sistematika tanaman kedelai :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L.) Merr. (http://www.plantamor.com/index.php?

plant=629)

B. Sejarah tanaman

Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh

manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan

antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga

ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea,

Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak

abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa,

kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. Pada

awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja

Page 4: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat

diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill.

C. Botani tanaman

Akar tanaman kedelai terdiri atas akar tunggang, akar lateral, dan akar

serabut. Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar

tunggang lurus masuk ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada

tanah yang gembur, akar ini dapat menembus tanah sampai kedalaman 1,5 m. Pada

akar-akar cabang terdapat bintil-bintil akar berisi bakteri Rhizobium jafonicum yang

mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari udara yang kemudian

dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Andrianto dan Indarto, 2004).

Kedelai berbatang semak, dengan tinggi batang antara 30-100 cm. Setiap

batang dapat membentuk 3-6 cabang. Batang kedelai berasal dari poros janin

sedangkan bagian atas poros berakhir dengan epikotil yang amat pendek dan

hypokotil merupakan bagian batang kecambah. Bagi an batang kecambah di bagian

atas kotyledon adalah epicotyl. Titik tumbuh epikotyl akan membentuk daun dan

kuncup ketiak. Pertumbuhan batang dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe

determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan

atas keberadaan bunga dan pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate

ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai

berbunga. Pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang

tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga. Begitu

juga dengan bentuk daun kedelai ada dua macam, yaitu bulat (oval) dan lancip

(lanceolate) (Adisarwanto, 2005).

Page 5: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

Daun kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri dari tiga helai anak

daun dan umumnya berwarna hijau muda atau hijau kekuning–kuningan. Bentuk

daun ada yang oval, juga ada yang segitiga. Warna dan bentuk daun kedelai ini

tergantung pada varietas masing–masing. Pada saat tanaman kedelai itu sudah tua,

maka daun–daunnya mulai rontok (AAK, 1989).

Daun sebagai organ fotosintesis sangat berpengaruh pada fotosintat berupa

gula reduksi. Fotosintat berupa gula diproduksi sebagai sumber energi untuk

tanaman (akar, batang, daun) serta diakumulasikan dalam buah, biji atau organ

penimbun lain (sink), hasil fotosintesis yang tertimbun dalam bagian vegetatif

sebagian dimobilisasikan kebagian generatif (polong). Hasil fotosintesis dibagian

vegetatif tersimpan dalam berat kering biji tanaman (Budiastuti, 2000).

Tanaman kedelai memiliki bunga sempurna, yaitu dalam satu bunga terdapat

alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Bunga terletak pada

ruas-ruas batang berwarna ungu atau putih. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota

bunga masih menutup, sehingga kemungkinan terjadinya kawin silang secara alami

sangat kecil.Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong. Di Indonesia

tanaman kedelai mulai berbunga pada umur 30–50 hari (Fachruddin, 2000).

Polong kedelai pertama terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya bunga

pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm, jumlah polong yang terbentuk pada

setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1-10 buah dalam setiap kelompok.

Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan.

Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin cepat setelah

proses pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal

Page 6: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

pada saat awal periode pemasakan biji. Hal ini kemungkinan diikuti oleh perubahan

warna polong, dari hijau menjadi kuning kecoklatan pada saat masak (Adisarwanto,

2005).

Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio terletak di

antara keping biji. Warna kulit biji bermacam-macam, ada yang kuning, hitam, hijau

atau coklat. Ukuran biji berkisar antara 6 – 30 g/100 biji, ukuran biji diklasifikasikan

menjadi 3 kelas yaitu biji kecil (6–10 g/100 biji), biji sedang (11–12 g/100 biji) dan

biji besar (13 g atau lebih/100 biji). Warna biji bervariasi antara kuning, hijau, coklat

dan hitam (Fachruddin, 2000).

D. Syarat Tumbuh Tanaman

1. Iklim

Kedelai adalah tanaman beriklim tropik. Dia akan tumbuh subur di daerah

yang berhawa panas, apalagi di tempat yang terbuka tidak terlindung oleh tanaman

lain. Pertumbuhan optimum tercapai pada suhu 20–25º C. Suhu 12–20º C adalah

suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses pertumbuhan tanaman, tetapi dapat

menunda proses perkecambahan benih dan pemunculan kecambah, serta

pembungaan dan pertumbuhan biji. Pada suhu yang lebih tinggi dari 30º C,

fotorespirasi cenderung mengurangi hasil fotosintesis (Rubatzky dan Yamaguchi,

1998).

Air merupakan faktor yang penting bagi tanaman, karena berfungisi sebagai

pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis, karena kekurangan

suplai air di daerah perakaran dan atau laju transpirasi melebihi laju absorbs air oleh

Page 7: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

tanaman. Cekaman kekeringan yang terjadi pada saat pertumbuhan generative, akan

menurunkan produksi. Kekeringan juga menurunkan bobot biji, sebab bobot biji

sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang diberikan pada musim tanam (Agung dan

Rahayu, 2004).

Jumlah air yang berlebih tidak menguntungkan bagi tanaman kedelai, karena

mangakibatkan akar membusuk. Banyaknya curah hujan juga sangat mempengaruhi

aktivitas bakteri tanah dalam menyediakan nitrogen. Hasil observasi ini

menunjukkan bahwa pengaruh curah hujan, dan temperatur terhadap pertumbuhan

tanaman kedelai di sepanjang musim adalah sekitar 60–70% (AAK, 1989).

Kedelai dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas, di tempat–tempat

yang terbuka dan bercurah hujan 100–400 mm per bulan. Oleh karena itu, kedelai

kebanyakan ditanam di daerah yang terletak kurang dari 400 m di atas permukaan

laut. Jadi tanaman kedelai akan tumbuh baik, jika ditanam di daerah beriklim kering

(Andrianto dan Indarto, 2004).

Kedelai merupakan tanaman berhari pendek, yakni apabila penyinaran terlalu

lama melebihi 12 jam, tanaman tidak akan berbunga. Hampir semua varietas

tanaman kedelai berbunga dari umur 30–60 hari (Yustika, 1985).

2. Tanah

Pertumbuhan tanaman kedelai sangat peka terdahap perubahan lingkungan

tumbuh yang disebabkan oleh kondisi iklim. Baik mikro maupun makro. Dari saat

benih mulai tumbuh sampai tanaman mendekati panen banyak hama yang

menyerang tanaman. Walaupun sebagai tanaman palawijayang tidak banyak

Page 8: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

memerlukan air, tetapi pada stadia awal tumbuh, berbunga, pembentukan dan

pengisian polong, ketersediaan air sangat diperlukan.

Pemanenan kedelai harus dilakukan pada saat umur masak optimal (masak

fisiologis) agar diperoleh mutu hasil dan produksi yang tinggi. umur masak optimal

sangat beragam sesuai dengan varietasnya. Pada umumnya varietas unggul

dikembangkan saat umur masak optimal 80-90 hari. Masa panen selain atas dasar

umur optimal juga dapat melalui tanda-tanda visual polong dan tanaman. Panen

dilakukan bila tanaman sudah matang dimana 95% polong telah matang, berwarna

kecoklatan, daun telah rontok (http://agribisnis.deptan.go.id./web/pustaka, 2003).

Toleransi pH yang baik sebagai syarat tumbuh yaitu antara 5,8 – 7, namun

pada tanah dengan pH 4,5 pun kedelai masih dapat tumbuh baik. Tanah – tanah yang

cocok yaitu alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah - tanah

podzolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa,

pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau

kompos dalam jumlah yang cukup (Andrianto dan Indarto, 2004).

3. Pupuk N

Tanaman menyerap atau mengabsorbsi anion seperti nitrat NO3 dan NH4

yang dapat memberikan efek fungsi metabolisme dalam respirasi dan fotosintesis.

Konsentrasi Nitrat - nitrogen dengan sel akar tanaman adalah ukurannya normal dari

pada dalam tanah. Nitrogen ini memicu pertumbuhan daun energi hasil produksi dari

hasil fotosintesis akan mengahasilkan gula melalui proses respirasi di sel. Teori

absorbsi anion, tetapi meka nisme karier telah mentranport ion dari membran sel.

Page 9: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

Ketika ion nitrat banyak pada akar tanaman mereka akan ditransportasi ke bagian

lain. Metabolisme nitrat dimulai dari reduksi nitrat oleh nitrit. Produksi hara nitrogen

melalui sintesis amonia (NH3). Sintesa amonium melalui ion nitrogen dari atmosfer

dan hidrogen dari fosil dan air (Follet dan Muphy, dkk, 1989).

Penambatan nitrogen secara simbiosis. Bakteri yang terpenting, dari sudut

pandang pertanian yang mampu menggunakan nitrogen bebas dari udara adalah

bakteri-bakteri yang menyebabkan terbentuknya bintil-bintil akar pada tanaman

kacang-kacangan. Organisma ini bila ditumbuhkan didalam bintil akar tanaman

kacang-kacangan memperoleh makanan dan mineralnya dari tanaman kacang-

kacangan itu dan sebagai gantinya organisma ini menyediakan sebagaian dari

nitrogen bagi tanaman kacang-kacangan tersebut. Pertumbuhan bersama yang saling

menguntungkan ini disebut simbiosis, dan oleh kerana itu organisme tersebut

dinamai bakteri penambat nitrogen secara simbiosis. Diperkirakan hampir 2 juta ton

nitrogen ditambat setiap tahun oleh bakteri kacang-kacangan di Amerika Serikat

(Foth, 1994).

Sumber unsur hara nitrogen sebenarnya cukup banyak terdapat diatmosfer,

yaitu lebih kurang 79,2 % dalam bentuk N2 bebas, namun demikian unsur N ini baru

dapat digunakan oleh tanaman setelah mengalami perubahan ke bentuk yang terikat

yang kemudian dalam bentuk pupuk. Sumber utama dari nitrogen berasal dari N2

atmosfer yang terikat. Untul pembuatan pupuk adalah nitrogen dalam bentuk

amoniak (Hasibuan 2008).

Penyerapan NO3- dan NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan

untuk membentuk berbagai senyawa nitrogen, terutama protein. Pupuk dan

Page 10: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

tumbuhan yang mati, mikroorganisme, serta hewan, merupakan sumber penting

nitrogen yang dikembalikan ketanah, tapi sebagian besar nitrogen tersebut tidak larut

dan tidak segera tersedia bagi tumbuhan. Hampir semua tanah mengandung sedikit

asam amino, yang dihasilkan terutam dari perombakan bahan organik oleh mikroba,

tapi juga dari pengeluaran dari akar (Salisbury dan Ross, 1995).

Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia organik dari CO(NH2)2,

pupuk padat berbentuk butiran bulat kecil (Diameter lebih kurang 1 mm) pupuk ini

mempunyai kadar N 45%-46%. Urea larut sempurna dalam air, dan tidak

mengasamkan tanah (EA : 71) (Hasibuan 2008).

Pengaruh N dalam tanaman terhadap protein dalam tanaman, terutama, pada

biji-bijian serealia merupakan hal yang sangat penting dalam masalah pangan.

Pengaruh ini paling baik didasarkan pada lintasan-lintasan biokimia yang terlibat

dalam pergerakan N dari tanah ke tanaman. Nitrogrn masuk kedalam tanaman dari

tanah atau dari bintil – bintil pada akar legume sebagai nitrat (NO3-) atau ammonium

(NH4+). Di dalam tanaman NO3- direduksi ke NH4+ dan kemudian digabungkan

dengan kerangka C untuk membentuk 100 asam-asam amino yang berbeda. Asam-

asam amino ini mengandung N dalam bentuk NH2 dengan pengikat N pada C alfa

dari suatu asam organik. Sekitar 20 dari asam – asam amini yang berbeda tersebut

kemudian digabungkan kedalam rantai panjang yang disebut rantai polipeptida.

Rantai ini dapat mengandung beberapa ratus rangkaian asam amino. Urutan

keterdapatan asam – asam amino yang berbeda tersebut disepanjang rantai

polipeptida, dan oleh karena itu rasio dari asam – asam amino yang berbeda dalam

rantai tersebut, diatur oleh informasi genetik yang terkandung dalam asam – asam

Page 11: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

nukleat dalam tanaman. Rantai polipeptida kemudian terlipat, tergulung, terangkai-

silang dan temodifikasi dengan cara – cara yang lain untuk membentuk protein.

Sebagian dari protein – protein ini dapat disimpan dalam biji untuk digunakan oleh

bibit baru setelah berkecambah. Mutu nutrisi dari setiap unit protein dikendalikan

oleh genetik tanaman (Engelstad, 1985).

Urea terhidrolisis dengan cepat dalam kondisi panas, tanah yang lembab

untuk membentuk amonium karbonat. Amonium mungkin digunakan secara

langsung oleh tanaman atau mungkin diubah menjadi nitrat dan kemudian digunakan

sebagai nitrat. Ureaformaldehida adalah salah satu pupuk nitrogen yang

dikembangkan baru-baru ini dan bersifat tidak larut dalam air. Nitrogen dalam

ureaformaldehida dilepaskan dengan lambat dalam bentuk yang dapat dipakai untuk

mengadakan persediaan nitrogen terus menerus selama musim tanam (Foth, 1994).

4. Pupuk P

Fosfor memainkan peran yang tidak dapat dikesampingkan sebagai bahan

bakar universal untuk kegiatan biokimia dalam sel hidup. Ikatan adenosin trifosfat

(ATP) yang berenergi tinggi melepaskan energi untuk kegiatan bila diubah menjadi

adenosin trifospat (ADP). Fosfor juga merupakan unsur yang penting untuk

pertumbuhan tulang dan gigi. Hubungan fosfor yang terdapat didalam tanah dan

tanaman dengan kesehatan hewan dan terdapatnya definisi fosfor secara luas pada

hewan – hewan pemakan rumput telah diketahui dengan baik (Foth, 1994).

Bila fosfat yang laruta dalam air ditambahkan kedalam tanah, maka terjadi

reaksi – reaksi kimia yang kompleks akan langsung di dalam tanah. Butiran pupuk

Page 12: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

akan menyerap air dari tanah disekitarnya dan memasuki bagian dalam butir – butir

pupuk dan melarutkan fosfat yang akhirnya menghasilkan larutan jenuh atau

mendekati jenuh dan fosfat yang terlarut ini selanjutnya berdifusi keluar dari butir –

butir pupuk larutan tanah (Hasibuan, 2008).

Karbohidrat terutama gula membantu pembentukan klorofil daun-daun yang

tumbuh ditempat gelap. Tanpa pemberian gula, daun-daun tersebut tidak mampu

menghasilkan klorofil meskipun faktor-faktor lain mendukung (Dwidjoseputro,

1985).

Unsur P diperlukan untuk pembentukan dan aktivitas bintil akar yang

maksimal. Unsur P ternyata diperlukan lebih banyak bagi pertumbuhan bintil akar

dibandingka n untuk pertumbuhan tanaman leguminosae. Oleh karena itu, untuk

mendapatkan hasil uji tanaman leguminosae yang maksimal diperlukan penambahan

unsur P dalam bentuk pupuk yang cukup. (Islami dan Hadi 1995).

5. Pupuk K

KCL (Kalium Khlorida) mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak

asam, dan besifat higroskopis, khlor berpengaruh negatif pada tanaman yang tidak

membutuhkannya, misalnya kentang, wortel, dan tembakau (Novizan, 2002). Unsur

hara kalium berfungsi pada pembentukan protein dan karbohidrat. Membantu

membuka dan menutup stomata.

Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit tanaman dan serangan hama

memperluas pertumbuhan akar tanaman. Efisiensi penggunaan air (ketahanan pada

masa kekeringan). Memperbaiki ukuran dan kwalitas buah pada masa generatif

Page 13: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

danmenambah rasa manis/enak pada buah. Memperkuat tubuh tanaman supaya daun,

bunga dan buah tidak mudah rontok. Salah satu jenis pupuk kalium yang dikenal

adalah KCl. Pupuk KCl yang dikenal selama ini sebagian besar merupakan hasil

tambang. Endapan tambang kalium yang sangat terkenal ada di Prancis dan Jerman.

Kandungan utama dari endapan tersebut adalah KCl dan sedikit K2SO4. Karena

umumnya tercampur dengan bahan lain, seperti kotoran. Pupuk, ini harus dimurnikan

terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60%(Musa dan

Mukhlis,2006).

Kalium mempunyai pengaruh positif terhadap hasil dan kualitas tanaman.

Sifat-sifat positif kalium antara lain sebagai berikut : mendorong produksi hidrat

arang, mempunyai peran penting dalam menyangkut hidrat arang di dalam tanaman,

mengurangi kepekaan tanaman terhadap kekeringan, mengurangi kepekaan tanaman

terhadap hawa dingin dan hawa dingin malam, sedikit banyak mengurangi kerusakan

yang diakibatkan oleh beberapa penyakit, membantu menguatkan rumpun pada

tanaman gandum, sehingga tanaman ini tidak terlalu mudah rebah (Rinsema, 1993).

E. Manfaat Tanaman

Kacang kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar dapat

dibagi menjadi 2 kelompok manfaat utama, yaitu: olahan dalam bentuk protein

kedelai dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein kedelai dapat digunakan sebagai

bahan industri makanan yang diolah menjadi: susu, vetsin, kue-kue, permen dan

daging nabati serta sebagai bahan industri bukan makanan seperti : kertas, cat cair,

tinta cetak dan tekstil.

Page 14: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

Sedangkan olahan dalam bentuk minyak kedelai digunakan sebagai bahan

industri makanan dan non makanan. Industri makanan dari minyak kedelai yang

digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk gliserida sebagai bahan untuk

pembuatan minyak goreng, margarin dan bahan lemak lainnya. Sedangkan dalam

bentuk lecithin dibuat antara lain: margarin, kue, tinta, kosmetika, insectisida dan

farmasi.

Dilihat dari kandungan gizinya, kedelai merupakan sumber protein, lemak,

vitamin, mineral dan serat yang paling baik. Susunan asam amino pada kedelai lebih

lengkap dan seimbang. Kedelai sangat berkhasiat bagi pertumbuhan dan menjaga

kondisi sel tubuh. Kedelai mengandung protein tinggi dan mengandung sedikit

lemak. Protein kedelai juga dibuktikan paling baik dibandingkan jenis kacang-

kacangan lainnya. Kandungan proteinnya setara dengan protein hewani dari daging,

susu dan telur (http://www.femina-online.com.htm, 2006).

F. Budidaya Tanaman

a. Pembibitan

- Persyaratan Benih

Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, maka benih yang digunakan harus

yang berkualitas baik, artinya benih mempunyai daya tumbuh yang besar dan

seragam, tidak tercemar dengan varietas-varietas lainnya, bersih dari kotoran, dan

tidak terinfeksi dengan hama penyakit. Benih yang ditanam juga harus merupakan

varietas unggul yang berproduksi tinggi, berumur genjah/pendek dan tahan terhadap

serangan hama penyakit. Beberapa varietas unggul kedelai adalah: Ainggit (137),

Page 15: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

Clark 63, Davros, Economic Garden, Galunggung, Guntur, Lakon,Limpo Batang,

Merbabu, No.27, No.29, No.452, Orba, Peter, Raung, Rinjani,Shakti, Taichung,

Tambora, Tidar, TK 5, Wilis.

- Penyiapan Benih

Pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam

harus dicampur dengan legin, (suatu inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang

ditempatkan di media biakan, tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinya

Rhizobium japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau

kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini akan

hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari udara. Cara

pemberian legin: (1) sebanyak 5-10 gram legin dibasahi dengan air sekitar 10 cc; (2)

legin dicampur dengan 1 kg benih dan kocok hingga merata (agar seluruh kulit biji

terbungkus dengan inokulum; (3) setelah diinokulasi, benih dibiarkan sekitar 15

menit baru dapat ditanam. Dapat juga benih diangin-anginkan terlebih dahulu

sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6 jam.

Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam hal memilih benih yang baik

adalah: kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun

daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan

disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥80%.

- Teknik Penyemaian Benih

Penanaman dengan benih yang mempunyai daya tumbuh agak rendah dapat

diatasi dengan cara menanamkan 3-4 biji tiap lubang, atau dengan memperpendek

jarak tanam. Jarak tanam pada penanaman benih berdasarkan tipe pertumbuhan tegak

Page 16: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

dapat diperpendek, sebaliknya untuk tipe pertumbuhan agak condong (batang

bercabang banyak) diusahakan agak panjang, supaya pertumbuhan tanaman yang

satu dengan lainnya tidak terganggu.

- Pemindahan Bibit

Ketika memindah yaitu menunjuk akar tanaman di kebun, perlu

memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat

merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan

mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.

b. Pengolahan Media Tanam

- Persiapan

Terdapat 2 cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa

pengolahan tanah (ekstensif) di sawah bekas ditanami padi rendheng dan persiapan

dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah tegalan atau sawah

tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan. Pertama dibiarkan bongkahan

terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2 sekaligus meratakan, memupuk,

menggemburkan dan membersihkan tanah dari sisa-sia akar. Jarak antara waktu

pengolahan tanah dengan waktu penanaman sekitar 3 minggu.

- Pembentukan Bedengan

Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan ataupun dengan

bajak lebar 50-60 cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase, maka jarak antara

drainase yang satu dengan lainnya sekitar 3-4 m.

- Pengapuran

Page 17: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

Tanah dengan keasaman kurang dari 5,5 seperti tanah podsolik merah-

kuning, harus dilakukan pengapuran untuk mendapatkan hasil tanam yang baik.

Kapur dapat diberikan dengan cara menyebar di permukaan tanah, kemudian

dicampur sedalam lapisan olah tanah sekitar 15 cm. Pengapuran dilakukan 1 bulan

sebelum musim tanam, dengan dosis 2-3 ton/ha. Diharapkan pada saat musim tanam

kapur sudah bereaksi dengan tanah, dan pH tanah sudah meningkat sesuai dengan

yang diinginkan.

Kapur halus memberikan reaksi lebih cepat daripada kapur kasar. Sebagai

sumber kapur dapat digunakan batu kapur atau kapur tembok. Pemberian kapur tidak

harus dilakukan setiap kali tanam, tetapi setiap 3-4 tahun sekali. Dengan pengapuran,

tanah menjadi kaya akan Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dan pH-nya meningkat.

Selain itu peningkatan pH dapat menaikkan tingkat persediaan Molibdenum (Mo)

yang berperan penting untuk produksi kedelai dan golongan tanaman kacang-

kacangan, karena erat hubungannya dengan perkembangan bintil akar.

c. Teknik Penanaman

- Penentuan Pola Tanaman

Jarak tanam pada penanaman dengan membuat tugalan berkisar antara 20-40

cm. Jarak tanam yang biasa dipakai adalah 30 x 20 cm, 25 x 25 cm, atau 20 x 20 cm.

Jarak tanam hendaknya teratur, agar tanaman memperoleh ruang tumbuh yang

seragam dan mudah disiangi. Jarak tanam kedelai tergantung pada tingkat kesuburan

tanah dan sifat tanaman yang bersangkutan. Pada tanah yang subur, jarak tanam lebih

renggang, dan sebaliknya pada tanah tandus jarak tanam dapat dirapatkan.

Page 18: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

- Pembuatan Lubang Tanam

Jika areal luas dan pengolahan tanah dilakukan dengan pembajakan,

penanaman benih dilakukan menurut alur bajak sedalam kira-kira 5 cm. Sedangkan

jarak jarak antara alur yang satu dengan yang lain dapat dibuat 50-60 cm, dan untuk

alur ganda jarak tanam dibuat 20 cm.

- Cara Penanaman

Sistem penanaman yang biasa dilakukan adalah:

a) Sistem tanaman tunggal

Dalam sistem ini, seluruh lahan ditanami kedelai dengan tujuan memperoleh

produksi kedelai baik mutu maupun jumlahnya. Kedelai yang ditanam dengan sistem

ini, membutuhkan lahan kering namun cukup mengandung air, seperti tanah sawah

bekas ditanami padi rendeng dan tanah tegalan pada permulaan musim penghujan.

Kelebihan lainnya ialah memudahkan pemberantasan hama dan penyakit. Kelemahan

sistem ini adalah: penyebaran hama dan penyakit kedelai relatif cepat, sehingga

penanaman kedelai dengan sistem ini memerlukan perhatian khusus. Jarak tanam

kedelai sebagai tanaman tunggal adalah: 20 x 20 cm; 20 x 35 cm atau 20 x 40 cm.

b) Sistem tanaman campuran

Dengan sistem ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Umur tanaman tidak jauh berbeda.

2. Tanaman yang satu tidak mempunyai sifat mengalahkan tanaman yang liar.

3. Jenis hama dan penyakit sama atau salah satu tanaman tahan terhadap hama dan

penyakit.

Page 19: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

4. Kedua tanaman merupakan tanaman palawija, misalnya kedelai dengan kacang

tunggak/ kacang tanah, kedelai dengan jagung, kedelai dengan ketela pohon.

c) Sistem tanaman tumpangsari

Sistem ini biasa diterapkan pada tanah yang mendapat pengairan terus

menerus sepanjang waktu, misalnya tanah sawah yang memiliki irigasi teknis. Untuk

mendapatkan kedelai yang bermutu baik, biasanya kedelai ditanam bersamaan.

- Waktu Tanam

Pemilihan waktu tanam kedelai ini harus tepat, agar tanaman yang masih

muda tidak terkena banjir atau kekeringan. Karena umur kedelai menurut varietas

yang dianjurkan berkisar antara 75-120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam

menjelang akhir musim penghujan, yakni saat tanah agak kering tetapi masih

mengandung cukup air.

Waktu tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai

pedoman: bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan

musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah

menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat

ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau.

d. Pemeliharaan Tanaman

- Penjarangan dan Penyulaman

Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak

semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak

seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh

Page 20: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur Legin atau

Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak tumbuh mencapai

lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore hari.

- Penyiangan

Penyiangan ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu.

Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu

setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2

(pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma

yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan

menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma

berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha.

- Pembubunan

Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak

merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang

berbahaya.

- Pemupukan

Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondisi

tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi,

pemupukan tidak diperlukan. Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat

menaikkan hasil. Dosis pupuk secara tepat adalah sebagai berikut:

a) Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.

b) Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan

KCl=100 kg/ha.

Page 21: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

c) Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan

KCl=100 kg/ha.

d) Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk kandang=2000-5000 kg/ha;

Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.

- Pengairan dan Penyiraman

Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi

seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang

panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering. Kekurangan air pada masa

pertumbuhan akan menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat menyebabkan

kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya. Kekeringan pada masa

pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkan kegagalan panen.

Di lahan sawah irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila tidak

ada irigasi, penyediaan air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu

tanamnya dan pemberian mulsa. Mulsa berupa jerami atau potongan-potongan

tanaman lainnya yang dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah

penguapan air secara berlebihan.

Apabila ada irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari 7 hari, tanah harus

diairi. Caranya tanaman digenangi air selama 30-60 menit. Pengairan seperti ini

diulangi setiap 7-10 hari. Pengairan tidak dilakukan lagi apabila polong telah terisi

penuh. Pada tanah yang keras (drainase buruk) kelebihan air akan meyebabkan akar

membusuk. Di tanah berdrainase buruk harus dibuat saluran drainase di setiap 3-4

meter lahan memanjang sejajar dengan barisan tanam. Hal ini terutama dilakukan

pada saat musim hujan.

Page 22: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

- Waktu Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan pestisida dilakukan pada waktu yang berbeda-beda tergantung

jenis hama dan pola penyerangannya.

a) Lalat bibit, diberi insektisida Marshal 200 EC, dicampur dengan benih, dilakukan

sebelum benih ditanam.

b) Ulat prodenia dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC,

Huslation 40 EC, Thiodon 35 EC dan Barudin 60 EC sebanyak 2 kali seminggu

setelah ditemukan telur.

c) Wereng kedelai atau kumbang daun, disemprot dengan insektisida Surecide 25

EC, Kharpos 50 EC, Hosthathion 40 EC, Azodrin 15 WSC, Sevin 85 SP atau

Tamaron pada tanaman setelah berumur di atas 20 hari.

d) Kepik coklat disemprot dengan Azodrin 15 WSC, Diazinois 60 EC dan Dusban 20

EC atau Bayrusil setiap 1-2 minggu, setelah tanam 50 hari.

e) Ulat penggerek polong, disemprot dengan insektisida Agrothion 50 EC, Dursban

20 EC, Azodrin 115 WSC, Thiodan 35 EC pada waktu pembentukan polong.

- Pemeliharaan Lain

Kedelai termasuk tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari maka

membutuhkan tanaman pelindung. Tanaman kedelai yang terlindung akan selalu

muda sehingga proses pembentukan buah kurang baik, dan hasilnya akan sedikit,

bahkan tidak berbuah sama sekali. Tanaman kedelai akan rusak bila tertimpa cabang

-cabang kering tanaman pelindung yang jatuh.

e. Panen

- Ciri dan Umur Panen

Page 23: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning,

tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah

warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah

kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat

akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit

polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan

gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya.

Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari,

tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang

akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan

untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-

betul sempurna dan merata.

- Cara Panen

Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya

segera dapat dijemur.

a) Pemungutan dengan cara mencabut

Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan terlebih dulu.

Pada tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan akan lebih mudah. Cara

pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam posisi

tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan

hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.

b) Pemungutan dengan cara memotong

Page 24: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup

tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Di samping itu

dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah

buah yang rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara

memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintil-bintilnya

yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam

tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan,

maka dengan memotong akan lebih cepat.

- Periode Panen

Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar buah

yang belum masak benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara

bertahap, beberapa kali.

- Prakiraan Produksi

Produksi kedelai yang didasilkan para petani Indonesia rata-rata 600-700

kg/ha.

e. Pasca panen

- Pengumpulan dan Pengeringan

Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur.

Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai

semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan

mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna,

pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali. Pembalikan

Page 25: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

juga menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong pecah dan banyak

biji lepas dari polongnya. Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong dengan

mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering.

Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji

tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen

tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %.

Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00

siang.

- Penyortiran dan Penggolongan

Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan.

Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara

langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan

ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi. Setelah biji terpisah,

brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi agar terpisah dari

kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini

selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu

dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.

Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji

kedelai sekitar 18,2 %.

- Penyimpanan dan pengemasan

Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup

lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung

kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung

Page 26: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka

setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1989. Kedelai. Kanisius, Yogyakarta.

Adisarwanto, T., 2005. Kedelai. Penerbit Swadaya, Jakarta.

Agung, T dan A. Y. Rahayu. 2004. Analisis Efisiensi Serapan N, Pertumbuhan, dan

Hasil Beberapa Kultivar Kedelai Unggul Baru dengan Cekaman Kekeringan

dan Pemberian Pupuk Hayati. Agrosains. Vol 6 (2) : 70-74, Semarang.

Andrianto, T. T., dan N. Indarto, 2004. Budidaya Dan Analisis Usaha Tani Kedelai,

Kacang Hijau, Kacang Panjang. Penerbit Absolut, Yogyakarta.

Atman. 2009. Strategi produksi kedelai di Indonesia. Jurnal Ilmiah Tambua vol. VIII

no.1:39-45.

Budiastuti, Mth, S. 2000. Penggunaan Triakontanol dan Jarak Tanam Pada Tanaman

Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). Agrosains Vol 2 (2) (2000).

Universitas 11 Maret, Surakarta.Suprapto, H.S., 1999. Bertanam Kedelai.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Dwidjoseputro, D. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.

Engelstad, O. P., 1985. Teknologi dan Penggunaan Pupuk, terjemahan Didiek Hadjar

Goenadi. UGM Press, Yogyakarta. Hal 885-886, 888-889.

Fachruddin, L. 2000. Budidaya Kacang-Kacangan. Kanisius. Yogyakarta. 77 hal.

Foth, H. D., 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gramedia. Jakarta.

Hasibuan, B. E., 2008. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian USU, Medan.

http://www.plantamor.com/index.php?plant=629

Page 27: makalah tanaman kedelai di lahan rawa

Islami, T. dan W. Hadi, 1995. Hubungan tanah, air dan tanaman, IKIP Semarang

Press, Semarang.

Manwan. I., dan Sumarno. 1991. Kebijakan Penelitian Bagi pengembangan Produksi

Kedelai. Seminar dan Workshop Pengembangan Produksi Kedelai

Puslitbang. Tanaman Pangan dan PAU Bioteknologi IPB, Bogor.

Mayo Foundation for Medical Education & Research. 2010. Soy (Glycine max).

http://www.mayoclinic.com/health/soy/NSpatien-soy.

Musa, L dan Mukhlis, 2006. Diktat Kuliah Dasar Ilmu Tanah. USU Press, Medan

Rinsema. W. 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan. Terjemahan Umi Saleh. Bahtera.

Jakarta

Rukmini, 2006. Budidaya dan Pemupukan yang Baik untuk Kedelai. Grafindo.

Surabaya

Rubatzky, V.E., dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia, Prinsip, Produksi, dan

Gizi. Jilid 2. ITB Press, Bandung.

Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1991. Fisiologi Tumbuhan Jilid Dua Biokimia

Tumbuhan. ITB Press. Bandung. 173 hal.

Yustika, S. B., 1985. Hubungan Iklim Dengan Pertumbuhan Tanaman Kedelai. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.