Makalah Tanah Liat Geolink

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan galian merupakan mineral asli dalam bentuk aslinya, yang dapat ditambang untuk keperluan manusia. Mineral-mineral dapat terbentuk menurut berbagai macam proses, seperti kristalisasi magma, pengendapan dari gas dan uap, pengendapan kimiawi dan organik dari larutan pelapukan, metamorfisme, presipitasi dan evaporasi, dan sebagainya . Pada wilayah kabupaten Purbalingga terdapat daerah pertambangan tanah liat atau lempung yang terletak pada wilayah Karang Pinggir kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga. Kabupaten Purbalingga, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah . Ibukotanya adalah Purbalingga . Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di utara, Kabupaten Banjarnegara di timur dan selatan, serta Kabupaten Banyumas di barat dan selatan. Lempung di pergunakan sebagai bahan baku keramik, batu bata, bahan semen dan gerabah. Lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer . 1

Transcript of Makalah Tanah Liat Geolink

Page 1: Makalah Tanah Liat Geolink

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan galian merupakan mineral asli dalam bentuk aslinya, yang dapat

ditambang untuk keperluan manusia. Mineral-mineral dapat terbentuk menurut

berbagai macam proses, seperti kristalisasi magma, pengendapan dari gas dan uap,

pengendapan kimiawi dan organik dari larutan pelapukan, metamorfisme, presipitasi

dan evaporasi, dan sebagainya .

Pada wilayah kabupaten Purbalingga terdapat daerah pertambangan tanah liat

atau lempung yang terletak pada wilayah Karang Pinggir kecamatan Bukateja

Kabupaten Purbalingga. Kabupaten Purbalingga, adalah sebuah kabupaten di Provinsi

Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purbalingga. Kabupaten ini berbatasan dengan

Kabupaten Pemalang di utara, Kabupaten Banjarnegara di timur dan selatan, serta

Kabupaten Banyumas di barat dan selatan.

Lempung di pergunakan sebagai bahan baku keramik, batu bata, bahan semen

dan gerabah. Lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral

berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung

mengandung leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon,

oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi.

Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan

sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.

1

Page 2: Makalah Tanah Liat Geolink

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang diambil pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah latar belakang dari pertambangan tanah liat di Kali

Pinggir Purbalingga ?

2. Bagaimanakah pengaruh pertambangan tanah liat terhadap lingkungan

jika dilihat dari aspek Geologi Lingkungan dan rekomendasi yang

perlu diberikan terkait dengan permasalahan lingkungannya ?

1.3 Hipotesa

Pada daerah Karang Pinggir Kecamatan Bukateja Kabupaten

Purbalingga terdapat adanya pertambangan tanah liat yang berguna dalam

industri keramik dan genteng. Berbeda dengan pertambangan pada umumnya

yang selalu berakibat buru terhadap lingkungan sekitar baik saat atau pasca

tambang. Pertambangan tanah liat pada wilayah ini justru bermanfaat

khususnya dalam normalisasi lahan dan peningkatan sumber daya alam bagi

wilayah tersebut serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan di perairan barat sumatera adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui latar belakang dari pertambangan tanah liat di Kali Pinggir

Purbalingga.

2. Dapat mengetahui pengaruh pertambangan tanah liat terhadap

lingkungan jika dilihat dari aspek Geologi Lingkungan dan

rekomendasi yang perlu diberikan terkait dengan permasalahan

lingkungannya.

2

Page 3: Makalah Tanah Liat Geolink

1.5 Kegunaan Penelitian

Kegiatan penelitian tambang tanah liat pada daerah Karang Pinggir

Bukateja dapat dijadikan topik penelitian dan pembahasan oleh beberapa

mahasiswa dari Program Studi Teknik Geologi Unsoed untuk mendukung

kegiatan perkuliahan di kampus.

1.6 Ruang Lingkup

Daerah yang di amati adalah daerah Karang Pinggir Kecamatan Bukateja

Kabupaten Purbalingga.

3

Page 4: Makalah Tanah Liat Geolink

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah Liat digolongkan Sebagai Bahan Pertambangan Batuan Menurut UU

Minerba Nomor 4 Tahun 2009 Pasal 34 ( 2 )

Pada studi kasus penambangan tanah liat didesa Karang Pinggir kecamatan

Bukateja, diketahui bahwa penambangan di lapangan berupa lempung tetapi nama

dagang dan ijin penambangan adalah tanah liat.

Menurut pasal 34 ( 2 ), tanah liat termasuk golongan pertambangan batuan.

Dimana komoditas pertambangan batuan terdiri dari pumice, tras, toseki, obsidian,

marmer, perlit, tanahdiatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit,

andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batuapung,

opal, kalsedon, chert, Kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok,

agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai,

batukali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasirurug, pasir pasang, kerikil berpasir

alami (sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah

(laterit), batugamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandung unsure

mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau

dari segi ekonomi pertambangan.

Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah

terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya.

Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida

aluminium yang membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida

silikon dan satu oksida aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis

golongan oksida silikon dan satu lapis oksida aluminium.

4

Page 5: Makalah Tanah Liat Geolink

Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat

kering dan membesar saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat

membentuk kerutan-kerutan atau "pecah-pecah" bila kering.Rumus kimia SiO2 Al2

O3, Fe2 O3 TiO2 terdapat di Pulau Mare dengan cadangan yang menyebar Lempung

atau tanah liat telah dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk membuat genteng

dan bata merah. anah liat terbentuk dari hasil pelapukan lanjut suatu batuan dasar. 

Tanah pelapukan yang masih berada di lokasi batuan induknya biasanya memiliki

komposisi ukuran butir yang beraneka ragam, dari halus hingga kasar, lazimnya

disebut tanah laterit. 

Sedangkan tanah pelapukan yang telah mengalami proses pengikisan,

pelarutan dan pengangkutan oleh aliran air hingga diendapkan kembali pada lokasi

lain yang lebih rendah akan mengalami pemilahan dan ukuran butirnya pun menjadi

relatif seragam yakni halus, lazimnya disebut tanah liat. 

Tanah liat yang dianggap cukup baik sebagai bahan baku perkakas rumah

tangga atau sebagai bahan baku genteng, bata dan lainnya, biasanya yang berasal dari

pelapukan batuan yang mengandung mineral silika.  Tanah liat yang berada di

Kabupaten Serang diduga merupakan hasil pelapukan batu pasir tufaan atau tufa

berbatu apung.

gambar 1 Papan Nama Pertambangan Tanah Liat

5

Page 6: Makalah Tanah Liat Geolink

2.2 Kondisi Morfologi Desa Karang Pinggir Kecamatan Bukateja Purbalingga

Pada wilayah Karang Pinggir yang merupakan desa dari Kecamatan Bukateja

termasuk pada wilayah Purbalingga bagian tenggara dan berdekatan dengan wilayah

Bukateja. Selain itu, daerah pertambangan tanah liat ini juga terdapat pada wilayah

dataran rendah dimana pada daerah tersebut hanya terdapat persawahan dan tidak

subur. Pada wilayah studi kasus ini terdapat akumulasi endapan lempung yang cukup

besar. Diperkirakan tempat tersebut adalah suatu cekungan dimana material sedimen

yang diendapkan material dengan ukuran lempung yang kemungkinan berasal dari

sedimen sungai. Dalam proses pengendapan, material yang memiliki ukuran lempung

akan diendapkan paling akhir. Pada wilayah ini terletak pada Latitude sebesar -

7,449787 dan Longitude sebesar 109,411186.

Berikut dibawah ini adalah peta morfologi dari Purbalingga :

gambar 2Peta Morfologi Kabupaten Purbalingga

6

Page 7: Makalah Tanah Liat Geolink

gambar 3Kondisi morfologi daerah ini dikelilingi oleh persawahan

gambar 4 Jalan desa menuju lokasi pertambangan

7

Page 8: Makalah Tanah Liat Geolink

gambar 5 jalan menuju lokasi pertambangan

2.3 Kondisi Geologi Desa Karang Pinggir Kecamatan Bukateja Purbalingga

gambar 6 Peta Geologi Kabupaten Purbalingga

8

Page 9: Makalah Tanah Liat Geolink

Pada peta geologi wilayah Purbalingga tampak bahwa termasuk dalam

aluvium dan formasi Halang. Dimana Alluvium lebih mendominasi. Dimana material

aluvium terdiri dari kerikil, pasir, lanau dan lempung. Selain itu, aluvium dapat

sebagai endapan sungai dan pantai. Dalam studi kasus didaerah Kali Pinggir, terdapat

sebuah sungai Pekacangan sehingga dapat diasumsikan bahwa endapan aluvium pada

daerah studi kasus berasal dari Sungai Pekacangan. Berikut dibawah ini adalah

gambar dari sungai serayu.

gambar 7 sungai Serayu dan Sungai Pekacangan

9

Page 10: Makalah Tanah Liat Geolink

Berikut dibawah ini adalah peta batuan atau litologi Kabupaten Purbalingga.

gambar 8 Peta Batuan / Litologi Kabupaten Purbalingga

BAB III

10

Daerah Penelitian ( Kecamatan Bukateja )

Page 11: Makalah Tanah Liat Geolink

METODE PENELITIAN

Penelitian lapangan

Penelitian dilakukan dengan melalui survey langsung kelapangan dengan langkah –

langkah :

Penentuan posisi dilakukan untuk menentukan titik pengamatan karakteristik

dari tanah liat pada daerah penelitian.

Pengamatan karakteristik tanah liat dilakukan secara visual sepanjang daerah

penelitian dengan mengamati antara lain kondisi geologi, morfologi dan relief,

vegetasi penutup, tata guna lahan, keberadaan dan kependudukan beserta

aktivitasnya sepanjang areal pertambangan.

Selain itu kami juga mengadakan wawancara denga Bapak Mugi selaku pemilik dari pertambangan tersebut.

Penelitian Pustaka

Penelitian pustaka meliputi mencari data – data sekunder untuk memperlengkap

makalh. Diantaranya penulis mencari sumber dari internet dan juga meminta data dari

pemilik pertambangan.

BAB IV

PEMBAHASAN

11

Page 12: Makalah Tanah Liat Geolink

A. Material yang ditambang

Tanah liat yang terdapat pada daerah pertambangan tidak langsung tersingkap

diatas permukaan. Tetapi dibawah lapisan tanah humus yang tingginya hanya kurang

lebih 40 cm. Berdasarkan dari gambar dibawah tampak bahwa tanah humus berada

pada horison O dimana horison O merupakan horison yang umumnya berisi tanah

humus. Kemudian pada horison A dan B merupakan tanah liat yang ditambang.

Sedangkan dibawahnya merupakan endapan sedimen yang berupa pasir – pasir

halus.Lapisan-lapisan dalam penampang tanah, biasanya hampir sejajar dengan

permukaan tanah, tiap lapisan mempunyai karakteristik yang berbeda sebagai hasil

proses perkembangan tanah. Penjelasan tiap horison yakni sebagai berikut :

Horison O

- Utamanya dijumpai pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu.

- Merupakan horison organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral

- Horison organik merupakan tanah yang mengandung bahan organik > 20% pada

seluruh penampang tanah, tanah mineral biasanya kandungan bahan organik kurang

dari 20% karena sifat-sifatnya didominasi oleh bahan mineral.

Horison A

-Merupakan horison yang terletak dekat dengan permukaan ( dekat dengan humus )

-Merupakan campuran bahan organik dan bahan mineral.

-Merupakan horison eluviasi (pencucian).

Horison B

- horison iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al,

bahan organik).

12

Page 13: Makalah Tanah Liat Geolink

gambar 9 Singkapan tanah liat

gambar 10 singkapan tanah liat dari dekat

13

gambar

jelasnya

terletak

pada

gambar

disamping

Page 14: Makalah Tanah Liat Geolink

Selain itu, pada daerah pertambangan tersebut setelah dilakukan penggalian

tanah liat ditemukan kayu – kayu yang telah terkubur cukup lama tetapi belum

menjadi fosil. Karena syarat fosil adalah berumur Holosen, dimana kayu yang

ditemukan tersebut belum mengalami perubahan fosilisasi, hanya berubah menjadi

empuk saja. Hal ini dimungkinkan karena terendapkan lempung yang mengandung

banyak air. Kemungkinan kayu tersebut berasal dari tumbuhan – tumbuhan yang

ditanami pada wilayah tersebut sebelumnya dimana kemungkinan tumbuhan tersebut

tumbuh sebelum endapan lempung terjadi.

gambar 11 kayu yang telah tersingkap

14

Kayu yang

telah

tersingkap

(sebelumnya

terkubur

bersama tanah

liat )

Page 15: Makalah Tanah Liat Geolink

B. Teknis Penambangan

Penambangan tanah liat untuk bahan baku genting ( genteng ) dilakukan

secara manual dengan sekop. Top soil sudah disisipkan untuk dikembalikan lagi bila

penambangan selesai. Namun kedalaman penambangan yang mencapai 2 meter lebih

dari kondisi semula membuat lahan menjadi terlalu rendah dan sawah sekitarnya

rawan longsor. Tanah liat diguyur air terlebih dahulu agar mudah ditambang dan

dibentuk semacam gumpalan – gumpalan agar mudah diangkut truk.

gambar 12 Bentuk tanah liat yang akan diangkut ke truk

15

Page 16: Makalah Tanah Liat Geolink

gambar 13 suasana pertambangan tanah liat

C. Dampak Terhadap Lingkungan

1. Dampak Positif

Proses pengambilan tanah liat berasal dari taanah lapang yang sudah hamper 10

tahun tidak berproduksi. Tanah lapang tersebut sudah pernah di tamanami berbagai

tanaman seperti padi, jagung, hingga pohon alba yang tumbuh tidak sempurna.

Namun, hasil dari coba-coba warga sekitar yang penasaran dengan keadaan lahan

tersebut membuat inisiatif salah satu warganya untuk mencoba menggali hingga

kedalaman kurang lebih 2 meter. Hasil yang di dapat adalah adanya lapisan tanah liat

yang kurang lebih mempunyai ketebalan 1,5 meter. Seperti yan telah di ketahui

bahwa lapisan lempung/tanah liat mempunyai permeabilitas yang besar yang

menyebabkan air tidak dapat terserap masuk oleh tanaman. Warga juga menemukan

16

Page 17: Makalah Tanah Liat Geolink

bahwa jenis lempung tersebut merupakan bahan yang berkualitas tinggi sebagi bahan

dasar untuk membuat genteng. Selain itu juga lapisan lempung tersebut diekspor ke

daerah Kalimantan dan Bali untuk di gunakan sebagai pelicin dalam kegiatan

pemboran air tanah.

Lapisan lempung di ambil dan kemudian di jadikan bahan genteng, sedangkan

lapisan humus yang terletak diatas lapisan lempung di tinggal sebagai bahan

penyubur tanaman. Setelah dilakukan aktivitas penambangan, daerah yang tidak

dapat di tamami, sekarang dapat berproduksi kembali. Hal tersebut disebabkan karena

lapisan panghambat masuknya air yaitu lapisan lempung sudah ditambang.

Jenis tanaman yang tumbuh subur di daerah bekas tambang tersebut adalah

tanaman padi sebagai tanaman utama di daerah tersebut. Kini sang pemilik lahan

berloma-lomba untuk menambang tanah liat agar lahannya bias kembali berproduksi.

2. Dampak Negatif

Lahan yang ditambang merupakan areal persawahan dengan irigasi teknis.

Dengan alasan sawah tidak produktif karena irigasi sulit sehingga agar mudah dialiri

irigasi, maka tanah diturunkan dengan penggalian. Penggalian yang terlalu dalam

dapat menyebabkan tanah malah justru menjadi terlalu rendah sehingga pada musim

penghujan menjadi tergenang dan tidak bisa ditanami. Penggalian yang terlalu dalam

juga dapat mengakibatkan sawah/ lahan sekitarnya menjadi rawan longsor dan juga

berpotensi merusak saluran irigasi yang digunakan untuk mengaliri sawah – sawah

teknis disekitarnya. Pengelolaan top soil yang tidak benar akan menyebabkan

pencetakan sawah kembali setelah penambangan menjadi sulit karena lahan sudah

tidak subur lagi. Selain itu, Truk pengangkutan tanah liat yang terlalu sering melewati

jalan desa, berpotensi mengotori dan merusak jalan desa yang dilaluinya tersebut

17

Page 18: Makalah Tanah Liat Geolink

D. Pemasaran Hasil Penambangan

Tanah liat untuk bahan baku genting dipasarkan dengan harga sekitar Rp

40.000 per truk, terutama untuk memenuhi kebutuhan pabrik genting Ajibarang,

Kabupaten Banyumas, sedangkan sebagian kecil dipasarkan ke pabrik genting lokal

yaitu yang ada di Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon.

E. Kelengkapan Perizinan

Penambangan tanah liat pada wilayah ini telah mendapatkan izin dari

Pemerintah Purbalingga. Izin yang dimiliki oleh pertambangan ini merupakan izin

SIPD ( Surat Izin Pertambangan Daerah ). Dimana merut pemilik dari pertambangan

tersebut, izin tersebut diperbaharui tiap 2 tahun.

F. Potensi Pengembangan Usaha

Penambangan tanah liat didesa Karang Pinggir, Kecamatan Bukateja akan

lebih berniali ekonomis apabila dijual sudah dalam bentuk barang kerajinan. Karena

hanya untuk bahan baku barang kerajinan maka penambangan cukup dilakukan

dalam skala kecil dan hanya pada daerah yang benar- benar aman untuk ditambang

saja sehingga tidak merusak sawah irigasi teknis dan lingkungan sekitarnya.

Perkembangan pariwisata di Kabupaten Purbalingga akan sangat mendukung

pengembangan usaha barang kerajinan / souvenir dari tanah liat.

18

Page 19: Makalah Tanah Liat Geolink

G. Rekomendasi

Dengan memanfaatkan tanah Liat yang terdapat pada Desa Karang Pinggir

Bukateja, dapat dikembang usaha souvenir atau barang kerajinan.

Penambangan tanah liat cukup dilakukan dalam skala kecil pada daerah aman.

Pengembangan usaha ini dapat mendukung perkembangan pariwisata pada

daerah Purbalingga. Untuk itu perlu dilakukan upaya pembinaan dari dinas

atau instansi terkait.

Para pengelola dan pekerja penambangan perlu diarahkan untuk kembali ke

matapencahariannya semula sebelum melakukan penambangan.

19

Page 20: Makalah Tanah Liat Geolink

KESIMPULAN

Kondisi lingkungan di daerah tambang menjadi subur dengan adanya aktifitas

penambangan.

Warga sekitar tidak hanya mengandalkan mata pencaharian dari bertani tetapi

dari hasil kegiatan penambangan.

Kegiatan ekonomi di sekitar daerah penambangan dapat berjalan dengan

sangat pesat.

Pemilik lahan yang mempunyai tanah gersang dan diprediksi mempunyai

kadungan lempung menginginkan agar lahannya dapat ditambang.

20

Page 21: Makalah Tanah Liat Geolink

DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2064230-horison-tanah/

#ixzz1PjnrbTKc ( online pada tanggal 17 Juni 2011 )

http://www.purbalinggakab.go.id/download/download-peta-purbalingga.html ( online

pada tanggal 16 Juni 2011 )

http://www.purbalinggakab.go.id/topografi/topografi ( online pada tanggal 16 Juni

2011 )

http://www.wikipedia.com/lempung ( online pada tanggal 10 Juni 2011 )

21