Makalah syaraf

38
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama: Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor stomatic) maupun internal (reseptor viseral). Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan mendulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi. Output motorik. Input dari otak dan mendulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar, yang disebut sebagai efektor. Gerak refleks adalah gerak yang tanpa disadari dan berlangsung sangat cepat. Bersin, batuk, menguap, kaget adalah salah satu dari gerakan refleks. Gerak

description

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama: Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor stomatic) maupun internal (reseptor viseral). Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan mendulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi. Output motorik. Input dari otak dan mendulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar, yang disebut sebagai efektor.

Transcript of Makalah syaraf

Page 1: Makalah syaraf

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan

serta terdiri dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan

internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus

seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau

kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh

sistem saraf dalam tiga cara utama: Input sensorik. Sistem saraf menerima

sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal

(reseptor stomatic) maupun internal (reseptor viseral). Antivitas integratif.

Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di

sepanjang saraf sampai ke otak dan mendulla spinalis, yang kemudian akan

menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap

informasi bisa terjadi. Output motorik. Input dari otak dan mendulla spinalis

memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar, yang disebut sebagai

efektor.

Gerak refleks adalah gerak yang tanpa disadari dan berlangsung sangat

cepat. Bersin, batuk, menguap, kaget adalah salah satu dari gerakan refleks.

Gerak refleks terjadi begitu saja tanpa melalui proses pada otak terlebih

dahulu. Gerakan ini terjadi pada bagian tubuh yang terlibat, sehingga bagian

tubuh tersebut bergerak secara otomatis (Campbell, 2004).

Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pada tubuh terjadi jauh

lebih cepat dari gerak sadar (Setiadi, 2007).

Gerak refleks dapat diakibatkan karena adanya nyeri, sedangkan rasa nyeri

pasti mengakibatkan terjadinya gerak refleks. Rasa nyeri ini bisa diberikan

obat untuk meringankan rasa nyeri.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara mekanisme nyeri dan gerak refleks

Page 2: Makalah syaraf

2

1.3 Tujuan

1. Mengetahui sistem saraf

2. Mengetahui mekanisme nyeri

3. Mengetahui gerak refleks

1.4 Hipotesa

Adanya hubungan antara mekanisme nyeri dan gerak refleks

Page 3: Makalah syaraf

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saraf

Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak diluar sistem

saraf pusat.

Sistem saraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan

kerja sama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh (Setiadi,

2007).

Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal

dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas

terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi

suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama

(Sloane, 2003) :

1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui

reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun

internal (reseptor viseral).

2. Aktivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi implus listrik

yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis,

yang kemudian akan menginterprestasi dan mengintergrasi stimulus,

sehingga respons terhadap informasi bisa terjadi.

3. Output motorik. Impuls dari otak dan mendulla spinalis memperoleh

respons yang sesuai dengan otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai

efektor.

2.1.1 Organisasi Struktural Sistem Saraf

1. Sistem saraf pusat

Terdiri dari otak dan mendulla spinalis yang dilindungi tulang

kranium dan kanal vertebral.

2. Sistem saraf perifer

Page 4: Makalah syaraf

4

Meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri

dari saraf kranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan

mendulla spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional,

sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.

a. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor

sensorik ke sistem saraf pusat.

b. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari sistem saraf

pusat ke otot dan kelenjar. Sistem eferen dari sistem saraf perifer

memiliki dua subdivisi.

(1) Divisi somatik (volunter) berkaitan dengan perubahan

lingkungan eksternal dan pembentukan respons motorik

volunter pada otot rangka.

(2) Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respons

involunter pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar dengan

cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur.

(a) Saraf simpatis

(b) Saraf Parasimpatis

2.1.2 Sel-sel pada Sistem Saraf

Gambar 2.1 Struktur neuron

Page 5: Makalah syaraf

5

Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri ari badan sel dan

perpanjangan sitoplasma.

1. Badan sel, atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme

keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut:

a. Satu nukleus tunggal, nukleolus yang menonjol, dan organel lain

seperti kompleks Golgi dan mitokondria, tetapi nukleus ini tidak

memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.

b. Badan nissl

c. Neurifibril

2. Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan

pendek, serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.

Permukaan dendrit penuh dengan spina dendrit yang dikhususkan

untuk berhubungan dengan neuron lain.

3. Akson adalah suatu prosesus tunggal, menghantar impuls menjauhi

badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar), atau ke

badan sel neuron yang menjadi asal akson. Semua akson dalam

sistem saraf perifer dibungkus oleh lapisan schwann, disebut juga

neurilema, yang dihasilka sel-sel schwann. Akson besar, memiliki

lapisan dalam yang disebut mielin, suatu kompleks lipoprotein yang

dibentuk oleh membran plasma sel-sel schwann. Mielin berfungsi

sebagai insulator listrik dan mempercepat hantaran impuls saraf.

Nodus ranvier menunjukkan celah antara sel-sel schwann yang

berdekatan. Celah ini merupakan tempat pada akson dimana mielin

dan lapisan schwann terputus, sehingga hanya melapisi sebagian

akson. Akson dalam sistem saraf pusat tidak memiliki lapisan

neurilema.

2.2 Impuls Saraf

Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari

lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga

Page 6: Makalah syaraf

6

dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.

Contoh rangsangan adalah sebagai berikut:

1. Perubahan dari dingin menjadi panas

2. Perubhana dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan

3. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung

4. Suatu benda yang menarik perhatian

5. Suara bising

6. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan

Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan

menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan

tersebut adalah gerak saar atau geak biasa. Gerakan sadar adalah gerak

yang karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan

ini disampaikan melalui jalan yang panjang.

Gambar 2.2 Alur Gerak sadar

2.2.1 Potensial Aksi

Potensial aksi adalah suatu peristiwa yang terjadi antara neuron dalam

rangka untuk mengirim pesan dari otak ke bagian-bagian tubuh yang

berbeda, baik untuk tindakan sadar atau tak sadar.

Komponen dari potensial aksi antara lain :

1. Ion Na+ merupakan ion yang bermuatan positif. Ion Na+ berada

dibagian luar sel dari sistem saraf. Hanya sedikit ion Na+ yang berada

di dalam sel. Perbedaan jumlah ini membuat perbedaan gradien

konsentrasi dan dapat menyebabkan ion Na melewati membran. Ion

Na+ membantu dalam potensial aksi ketika penghantaran sel saraf.

Page 7: Makalah syaraf

7

2. Ion K+ merupakan ion yang bermuatan positif,kebanyakan ion K+

berada di dalam sel. Pada keadaan tertentu ion K+ ini akan keluar sel

sehingga akan mengurangi muatan positif di dalam sel.

3. Kanal Na+ ini berfungsi dalam meneruskan potensial aksi dengan

membuka jika terjadi depolarisasi membran. Pembukaan kanal ion ini

menyebabkan ion Na+ dapat masuk melintasi membran dan

menyebabkan depolarisasi.

4. Kanal K+ ini berperan sebagai kekuatan penstabil (stabilizing force).

Beberapa fungsinya antara lain repolarisasi setelah terjadinya

potensial aksi dan mengatur potensial istirahat (resting potensial).

Neuron berada di dalam otak dan sistem saraf.neuron berkomunikasi

dengan neuron yang lain melalui potensial aksi yang mana adalah sebuah

impuls dari aktifitas listrik. Neuron ini membantu kita untuk berfikir,

bergerak, dan melakukan sesuatu.Neuron bagian dalam lebih negatif

daripada bagian luar. Sejak kebanyakan ion K+ keluar daripada Na+ yang

masuk, maka neuron bagian dalam akan lebih negatif daripada bagian luar

yang biasa disebut dengan potensial elektrik atau potensial membran.

Muatan intrasel kurang lebih -70 mv. Sedangkan muatan ekstrasel adalah 0

mv. Muatan negatif yang terdapat pada intrasel ketika sel dalam keadaan

istirahat ini disebut dengan resting potensial atau potensial istirahat.

Pada saat kenegativan berkurang,ini biasa disebut dengan depolarisasi.

Depolarisasi ini disebabkan berkurangnya perbedaan polaritas membran

sel antara intra dan ekstra sel. Suatu sel harus menjaga keseimbangan ion

Na+ dan ion K+ di kompartemen luar dan dalam sel. Jika kanal ion Na+

membuka dan menyebabkan ion Na+ masuk ke dalam sel, maka gradien

konsentrasi Na+ di luar dan di dalam sel berkurang. Karena ion Na+

bermuatan positif, maka dia akan menambah muatan positif di dalam

kompartemen intrasel, sehingga perbedaan polaritas menjadi berkurang

dan menyebabkan depolarisasi. Depolarisasi ini penting dalam penerusan

potensial aksi sepanjang sel saraf karena depolarisasi dapat menyebabkan

Page 8: Makalah syaraf

8

pembukaan kanal ion Na+ lainnya yang bertanggung jawab terhadap

penerusan impuls saraf di sepanjang akson.

Pada saat keadaan neuron perbedaan negatifnya tinggi, ini biasa disebut

dengan hiperpolarisasi. Secara normal, kanal ion K+ selanjutnya akan

membuka dan menyebabkan kembalinya polaritas atau repolarisasi. Tetapi

jika kanal K+ membuka secara berlebihan, maka ion K+ akan keluar dan

menyebabkan kompartemen di dalam sel semakin negatif,sehingga

perbedaan polaritas meningkat. Meningkatnya perbedaan polaritas ini

disebut hiperpolarisasi membran. Hiperpolarisasi juga dapat terjadi jika

kanal Cl- di permukaan sel membuka. Ion Cl- yang bermuatan negatif

akan masuk ke dalam sel menyebabkan muatan di dalam sel menjadi lebih

negatif dan meningkatkan perbedaan potensial membran antara ekstrasel

dan intrasel.Jika depolarisasi menyebabkan penerusan potensial aksi

sepanjang sel saraf, maka hiperpolarisasi menyebabkan penghambatan

penerusan potensial aksi tersebut sehingga menghasilkan efek-efek

depresi  sistem saraf pusat.

Gradien konsentrasi di dalam neuron bisa dijaga salah satunya dengan

pompa Na+/K+ ATPase dengan melibatkan kanal ion K+ dengan Na+.

Jika ion K+ masuk ke kanal,ia akan melintasi membran menuju ke bagian

ekstrasel. Sedangkan jika Na+ masuk kanal, ia akan melintas masuk

menuju kompartemen intrasel. Pergerakan ion keluar dari dan masuk ke

sel itu disebut dengan leaking. Peristiwa leaking yang berlebihan akan

menyebabkan gangguan terhadap homeostasis sel, karena harus ada

mekanisme untuk mengembalikan ion-ion yang berpindah tadi  ke tempat

semula. Pengembalian ini menggunakan pompa Na+/K+ ATPase. Pompa

ini akan memompa 3 ion Na+ keluar dan 2 ion K+ masuk,sehingga akan

kembali pada keseimbangan semula dimana muatan intrasel lebih negatif

dapat  dicapai kembali ( Ikawati, 2008).

Page 9: Makalah syaraf

9

2.2.2 Mekanisme Hantaran Saraf

1. Setelah menirima stimulus rangasangan akan diubah menjadi aktifitas

listrik yang dinamakan impuls yang akan di jalarkan sepanjang serabut

saraf sensoris.

2. Arus listrik menjalar ke area membran, hal ini menyebabkan kanal ion

Natrium membuka dan mengakibatkan depolarisasi menjalar disepanjang

saraf.

3. Dengan cara ini impuls saraf ditransmisi dari neuron satu ke neuron lain

dalam sistem saraf menggunakan penghubung sinapsis (Sloane, 2003).

2.3 Refleks

Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu ysng menjalar

pada rute yang disebut lengkung refleks. Sebagian proses tubuh involunte

(misalnya, denyut jantung, pernapasan, aktivitas pencernaan, dan pengatur

suhu) dan respons otomatis (misalnya, sentakan akibat suatu stimulus nyeri

atau sentakan pada lutut) merupakan kerja refleks.

Semua lengkung (jalur) refleks terdiri dari komponen yang sama. Reseptor

adalah ujung distal dendrit yang menerima stimulus. Jalur aferen melintas

sepanjang sebuah neuron sensorik ke otak atau mendulla spinalis. Bagian

pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu sistem

saraf pusat. Impuls dapat ditransmisi, diulang rutenya, atau dihabat pada

bagian ini. Jalur eferen melintas disepanjang akson neuron motorik sampai

ke efektor, yang akan merespons impuls eferen sehingga menghasilkan aksi

yang khas. Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau

kelenjar yang merespons.

2.3.1 Mekanisme Gerak Refleks

Reseptor berespon terhadap stimulus (rangsangan), yaitu berupa fisika

atau kimia di lingkungan reseptor yang dapat dideteksi, sebagai respon

terhadap rangsangan tersebut, reseptor membentuk potensial aksi yang

dipancarkan oleh jalur aferen ke pusat integrasi untuk diolah. Biasanya

sebagai pusat integrasi adalah SSP. Korda spinalis dan batang otak

Page 10: Makalah syaraf

10

bertanggungjawab untuk mengintegrasikan refleks-refleks dasar,

sementara pusat-pusat otak yang lebih tinggi biasanya mengolah reflek

yang di dapat. Pusat integrasi mengolah semua informasi yang datang

dari reseptor serta dari masukan lain, kemudian mengambil keputusan

mengenai respon yang sesuai. Instruksi dari pusat integrasi di salurkan

melalui jalur eferen ke efektor suatu otot atau kelenjar untuk

melaksanakan respon yang diinginkan (Sloane, 2003).

Impuls → reseptor → neuron sensorik → neuron konektor pada system

saraf pusat (otak/ sumsum tulang belakang) → neuron motorik →

efektor.

2.4 Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifer

2.4.1 Sistem Saraf Pusat

2.4.1.1 Otak

Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena

merupakan pusat komputer dari semua alat tubuh, bagian dari saraf

sentral yang terletak didalam rongga tengkorak (kranium) yang

dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak adalah suatu alat tubuh

yang sangat penting karena merupakan pusat komputer dari semua alat

tubuh.

Otak dilindungi oleh:

Kulit kepala dan rambut

Tulang tengkorak dan columna vertebral

Meningen (selaput otak)

Page 11: Makalah syaraf

11

Gambar 2.4.1 Pelindung Otak

Bagian dari otak secara garis besar terdiri dari:

a. Cerebral Hermisphere (cerebrum: otak besar)

b. Diencephalon

c. Brain stem (batang otak)

d. Cerebellum (otak kecil)

Gambar 2.4.2 Bagian Otak

a. Hemisfer cerebral (cerebum: otak besar)

Berpasangan (kanan dan kiri) bagian atas dari otak yang mengisi

lebih dari setengah masa otak. Permukaannya berasal dari bagian

yang menonjol (gyri) dan lekukan (sulci).

Cerebrum dibagi dalam 4 lobus, yaitu:

Page 12: Makalah syaraf

12

- Lobus frontalis, menstimulus pergerakan otot yang

bertanggung jawa untuk roses berpikir.

- Lobus parietalis, merupakan area sensoris dari otak yang

merupakan sensasi perabaan, tekanan, dan sedikit menerima

perubahan temperatur.

- Lobus occipitallis, mengandung area visual yang menerima

sensasi dari mata.

- Lobus temporalis, mengandung area auditori yang menerima

sensasi dari telinga.

Area khusus otak besar adalah:

- Somatic sensory area yang menerima impuls dari reseptor

sensori tubuh.

- Primary motor area yang mengirim impuls ke otot skeletal.

- Broca’s area yang terlibat dlam kemampuan bicara.

b. Cerebelum (otak kecil)

Terletak dalam fosa cranial posterior dibawah tentorium

cerebelum bagian posterior dari pons varoli dan mendulla

oblongata. Cerebelum mempunyai dua hemisfer yang

dihubungkan oleh fermis. Fungsi cerebelum mengembalikan tonus

otot diluar kesadaran yang merupakan suatu mekanisme saraf yang

berpengaruh dalam pengaturan dan pengendalian.

c. Vertikel otak

Yaitu beberapa rongga yang saling berhubungan didalam otak dan

berisi cairan serebrospinalis. Fungsi dari cairan serebrospinalis

adalah:

- Sebagai buffer.

- Melindungi otak dan sumsum tulang belakang dari goncangan

dan trauma.

- Menghantarkan makanan kesistem saraf pusat.

Page 13: Makalah syaraf

13

2.4.1.2 Medulla Spinalis

Korda jaringan saraf yang terbungkus dalam kolumna vertebra yang

memanjang dari mendula batang otak sampai ke area vertebra lumbal

pertama disebut medulla spinalis.

Disubut juga sumsum tulang belakang, yang terlindung di dalam

tulan belakang dan berfungsi untuk mengadakan komunikasi antara

otak dan semua bagian tubuh serta berperan dalam:

- Gerak refleks

- Berisi pusat pengontrolan yag penting

- Heart rate control atau denyut jantung

- Pengatur tekanan darah

- Breathing/pernafasan

- Swallowing/menelan

- Vomitting/muntah

Fungsi medulla spinalis:

1. Mendulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks

dalam tubuh.

2. Bagian ini mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus

asenden dan desenden.

2.4.2 Sistem Saraf Perifer

Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan

mendulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf kranial yang berasal

dari otak; saraf spinal, yang berasal dari mendulla spinalis; dan ganglia

serta reseptor sensorik yang berhubungan.

2.4.2.1 Saraf kranial

Duabelas pasang saraf kranial (cranial nerve [CN]) yang muncul

dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf kranial hanya

tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar tersusun dari

serabut sensorik dan serabut motorik. Klasifikasi saraf ini meliputi:

Page 14: Makalah syaraf

14

1. Saraf olfaktori (CN I) adalah saraf sensorik.

2. Saraf optik (CN II) adalah saraf sensorik.

3. Saraf okulomotorik (CN III) adalah saraf gabungan, tetapi

sebagian besar terdiri dari saraf motorik.

4. Saraf troklear (CN IV) adalahh saraf gabungan, tetapi sebagian

besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan saraf terkecil

dalam saraf kranial.

5. Saraf trigeminal (CN V) saraf kranial, terbesar, merupakan

saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf sensorik.

6. Saraf abdusen (CN VI) merupakan saraf gabungan , tetapi

sebagian besar terdiri dari saraf motorik.

7. Saraf fasial (VII) adalah saraf gabungan.

8. Saraf vestibulokoklear (CN VIII) hanya terdiri dari saraf

sensorik dan memiliki dua devisi.

9. Saraf glosofaringeal (CN IX) adalah saraf gabungan.

10. Saraf vagus (CN X) adalah saraf gabungan.

11. Saraf aksesori spinal (CN XI) adalah saraf gabungan, tetapi

sebagian besar terdiri dari serabut motorik.

12. Saraf hipoglosal (CN XII) termasuk saraf gabungan, tetapi

sebagian besar terdiri dari saraf motorik.

2.4.2.2 Saraf spinal

Tigapuluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks

dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks

dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal.

Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik),

membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan

meninggalkan korda melalui neuron eferen.

Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna

vertebra tempat munculnya saraf tersebut.

a. Saraf serviks: 8 pasang, C1 sampai C8.

b. Saraf toraks: 12 pasang. T1 sampai T12.

Page 15: Makalah syaraf

15

c. Saraf lumbal: 5 pasang. L1 sampai L5.

d. Saraf sakral: 5 pasang. S1 sampai S5.

e. Saraf koksiks: 1 pasang.

2.5 Nyeri

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan

maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya.

Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan

akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan

kondisi terjadinya kerusakan.

Nyeri dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut

biasanya datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan codera spesifik, jika

kerusakan tidak lama terjadi dan penyakit sistemuk, nyeri akut biasanya

menurun sejalan dengan penyembuhan. Nyeri akut didefinisikan sebagai

nyeri yang berlangsung beberapa detik hingga enam bulan (Brunner &

Suddarth, 1996).

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang

satu priode waktu. Nyeri kronis tidak mempunyai yang ditetapkan dan sering

sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon

terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronis sering

didefiniskan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih

(Brunner & Suddarth, 1996 dikutip dari Smeltzer 2001).

2.5.1 Jenis-jenis Nyeri

Nyeri Akut terjadi setelah trauma ringan, bedah dan inflamasi dan

berlangsung untuk waktu yang singkat misalnya sakit kepal, sakit gigi,

tertusuk jarum. Nyeri Akut biasanya akan menghilnag dengan

sendirinya tanpa pengobatan setelah area yang rusak pulih kembali.

Nyeri Kronik berlangsung lebih lama dari pada nyeri akut biasanya

berlangsung lebih dari 6 bulan misalnya luka bakar yang parah dan

kanker

Page 16: Makalah syaraf

16

Nyeri superfisialis adalah nyeri yang dapat dirasakan diseluruh

permukaan tubuh atau kulit kena benda tajam.

Nyeri Psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik

biasanya di pengaruhi mental,emosional dan faktor perilaku misalnya

sakit pada perut (Tjay, 2002).

2.5.2 Mekanisme Nyeri

1. Proses Transduksi

Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada

ujung saraf. Suatu stimuli kuat (noxion stimuli) seperti tekanan fisik

kimia, suhu dirubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima

ujung-ujung saraf perifer (nerve ending) atau organ-organ tubuh

(reseptor meisneri, merkel, corpusculum paccini, golgi mazoni).

Kerusakan jaringan karena trauma baik trauma pembedahan atau

trauma lainnya menyebabkan sintesa prostaglandin, dimana

prostaglandin inilah yang akan menyebabkan sensitisasi dari reseptor-

reseptor nosiseptif dan dikeluarkannya zat-zat mediator nyeri seperti

histamin, serotonin yang akan menimbulkan sensasi nyeri. Keadaan ini

dikenal sebagai sensitisasi perifer.

2. Proses Transmisi

Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses

transduksi melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla

spinalis, dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum

diteruskan ke thalamus oleh tractus spinothalamicus dan sebagian ke

traktus spinoretikularis. Traktus spinoretikularis terutama membawa

rangsangan dari organ-organ yang lebih dalam dan viseral serta

berhubungan dengan nyeri yang lebih difus dan melibatkan emosi.

Selain itu juga serabut-serabut saraf disini mempunyai sinaps

interneuron dengan saraf-saraf berdiameter besar dan bermielin.

Page 17: Makalah syaraf

17

3. Proses Modulasi

Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf pusat

(medulla spinalis dan otak). Proses terjadinya interaksi antara sistem

analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh kita dengan input nyeri

yang masuk ke kornu posterior medulla spinalis merupakan proses

ascenden yang dikontrol oleh otak. Analgesik endogen (enkefalin,

endorphin, serotonin, noradrenalin) dapat menekan impuls nyeri pada

kornu posterior medulla spinalis. Dimana kornu posterior sebagai pintu

dapat terbuka dan tertutup untuk menyalurkan impuls nyeri untuk

analgesik endogen tersebut. Inilah yang menyebabkan persepsi nyeri

sangat subjektif pada setiap orang.

4. Persepsi

Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dari proses tranduksi,

transmisi dan modulasi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu

proses subjektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri, yang diperkirakan

terjadi pada thalamus dengan korteks sebagai diskriminasi dari sensorik

2.5.3 Obat Anti Nyeri

Analgesik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi

atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Nyeri

adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak enak dan yang

berhubungan dengan gangguan / kerusakan jaringan. Rasa nyeri dapat

debagai isyarat adanya gangguan di jaringan, seperti peradangan,

infeksi jasad renik, atau kejang otot (Chaerun W. 2005).

Berdasarkan kerja farmakologinya, analgetika dibagi menjadi:

a. Analgetika perifer (non-narkotik): yaitu obat yang tidak bersifat

narkotik dan tidak bekerja sentral

b. Analgetik narkotik: untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fractura

dan kanker.

Page 18: Makalah syaraf

18

a. Analgetika Perifer

Disebut juga analgesik perifer karena tidak mempengaruhi susunan

saraf pusat yang terdiri dari obat-obatan yang tidak bersifat narkotik.

Semua analgesic perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik, yaitu

menurunkan suhu badan pada saat demam (Murniati dkk, 2009).

Obat-obat analgesik ini bekerja dengan cara menghambat sintesis

prostaglandin. Prostaglandin sendiri adalah suatu senyawa dalam

tubuh yang merupakan mediator nyeri dan radang/inflamasi. Ia

terbentuk dari asam arakidonat pada sel-sel tubuh dengan bantuan

enzim cyclooxygenase (COX). Dengan penghambatan pada enzim

COX, maka prostaglandin tidak terbentuk, dan nyeri atau radang pun

reda.

Efek analgesic golongan ini serupa dengan salisilat yaitu

menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang, dan

dapat menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan

mekanisme efek sentral. Fenasetin karena toksisitasnya terhadap hati

dan ginjal saat ini sudah dilarang penggunaanya.

Efek samping parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis

besar atau jangka lama dapat menyebabkan kerusakan hati.

b. Analgetika Narkotik

Analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri

yang hebat, seperti pada fraktura dan kanker.

Di dalam tubuh manusia, pada frekuensi pensinyalan normal, sinyal

rasa nyeri yang dibawa oleh neurotransmitter dikeluarkan dari

presinaptik dan sinyal tersebut ditransmisikan di seluruh celah

sinaptik. Namun, ketika neuron atau sel saraf tersebut berada dibawah

pengaruh atau kontrol opioid, maka penerusan tranduksi sinyal nyeri

menjadi terhambat/hilang. Hal ini terjadi karena analgetik opioid dan

endogen opioid mempunyai daya penghalang nyeri yang sangat kuat,

dengan titik kerja yang terletak di susunan syaraf pusat (SSP). Dengan

timbulnya mekanisme penghambatan nyeri oleh opioid ini, sel di

Page 19: Makalah syaraf

19

dalam tubuh membangun suatu mekanisme pertahanan terhadap

penghambatan tersebut dengan cara membangun kembali kekuatan

dari transmisi sinyal nyeri itu

Analgetika narkotika bekerja di SSP, memiliki daya penghalang

nyeri yang hebat sekali. Dalam dosis besar dapat bersifat depresan

umum (mengurangi kesadaran), mempunyai efek samping

menimbulkan rasa nyaman (euphoria). Hampir semua perasaan tidak

nyaman dapat dihilangkan oleh analgesik narkotik kecuali sensasi

kulit (Murniati dkk, 2009)

Harus hati-hati menggunakan analgesik ini karena mempunyai risiko

besar terhadap ketergantungan obat (adiksi) dan kecenderungan

penyalahgunaan obat. Obat ini hanya dibenarkan untuk penggunaan

insidentil pada nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark

jantung, kolik batu empedu/batu ginjal). Tanpa indikasi kuat, tidak

dibenarkan penggunaannya, Disamping untuk mengatasi nyeri hebat,

penggunaan narkotik diindikasikan pada kanker stadium lanjut karena

dapat meringankan penderitaan. Fentanil dan alfentanil umumnya

digunakan sebagai premediksi dalam pembedahan karena dapat

memperkuat anestesi umum sehingga mengurangi timbulnya

kesadaran selama anestesi (Murniati dkk, 2009).

Menurut Murniati dkk (2009), penggolongan analgesik – narkotik :

Alkaloid alam : morfin, codein

Derivat semi sintesis : heroin

Devirat sintetik : metadon, fentanil

Antagonis morfin : nalorfin, nalokson, pentazocin

1. Morfin

Indikasi : Analgesik selama dan setelah pembedahan

Kontra indikasi : Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit

perut akut, peningkatan tekanan otakatau cedera kepala.

Page 20: Makalah syaraf

20

Efek samping :Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi pada

over dosis menimbulkan keracunan dan dapat

menyebabkan kematian.

2. Fentanil

Indikasi : Nyeri kronik yang sukar diatasi pada kanker

Kontra indikasi :Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, oenyakit

perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala

Efek samping : Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi

pada over dosis, menimbulkan keracunan dan dapat

menyebabkan kematian

3. Tramadol HCL

Indikasi : Nyeri sedang sampai berat

Kontra indikasi : Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, oenyakit

perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala

Efek samping : Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi

pada over dosis, menimbulkan keracunan dan dapat

menyebabkan kematian

Adalah antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat morfin, dan

bersifat analgesik. Khusus digunakan pada kasus over dosis atau intoksikasi

obat-obat analgetik narkotik (Murniati dkk, 2009).

Page 21: Makalah syaraf

21

BAB III

KONSEP MAPPING

Page 22: Makalah syaraf

22

BAB IV

PEMBAHASAN

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas

menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun

dalam.

Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan

melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen

tubuh yang terlibat dalam grak iniBaik itu disadari maupun tidak disadari.

Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh

maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat

sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Dan dalam

melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak koordinasi dengan

perangkat tubuh yang lain. Hal ini menunjukkan suatu kerja sama yang

siergis.

Penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar,

namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.

Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke

saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian

hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai

perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

Refleks adalah respon otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar

pada rute yang disebut lengkung refleks. Mekanisme gerak refleks yang

terjadi yakni dimulai dari adanya stimulus dari luar misalnya karena benda

tajam tau benda panas, setelah itu reseptor akan menerima stimulus yang

berada di ujung distal dendrit. Kemudian reseptor meneruskan ke neuron

sensorik sampai ke medulla spinalis. Medulla spinalis atau bagian pusat

adalah sisi sinaps yang berlangsung dalam substansi abu-abu SSP, impuls

dapat ditransmisi, diulang rutenya, atau dihambat. Selanjutnya medulla

spinalis akan meneruskannya ke neuron motoris yang akan merespon impuls

Page 23: Makalah syaraf

23

eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas. Yang terakhir yakni efektor

atau sasaran, efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos,

atau kelenjar yang merespon.

Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan

jaringan. Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus

noksius yang diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini

berjalan mulai dari perifer melalui medulla spinalis, batang otak, thalamus

dan korteks serebri. Apabila telah terjadi kerusakan jaringan, maka sistem

nosiseptif akan bergeser fungsinya dari fungsi protektif menjadi fungsi yang

membatu perbaikan jaringan yang rusak.

Nyeri berkaitan dengan perasaan tidak menyenangkan. Nyeri merupakan

sensasi yang sangat rumit karena jika nyeri berkepanjangan dan jaringan

rusak, jalur-jalur non reseptor serta mengalami fasilitasi dan reorganisasi.

Peran obat anti nyeri atau analgesik pada nyeri yaitu untuk mengurangi

rasa nyeri yang dirasakan. Berdasarkan farmakologinya dibagi menjadi 2,

yaitu: Analgenik perifer (non-narkotika) ini cenderung mampu

menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pasa

susunan sistem saraf pusat bahkan hingga efek menurunkan tingkat

kesadaran. Tidak mengakibatkan ketergantungan. Efek samping; kerusakan

lambung, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.

Penggunaan analgenik dalam dosis tinggi dan lama sangat tidak dianjurkan.

Anagenik narkotik merupakan obat yang memiliki sifat opium atau morfin.

Obat jenis ini khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat.

Contoh:kanker. Jenis obat ini mengakibatkan ketergantungan karena efek

nyaman yang dirasakan setelah mengkomsumsi obat jenis ini.

Page 24: Makalah syaraf

24

BAB V

KESIMPULAN

Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak diluar

sistem saraf pusat.

Sistem saraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk

menyelenggarakan kerja sama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi

kegiatan tubuh (Setiadi, 2007).

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan mendulla spinalis yang dilindungi

tulang kranium dan kanal vertebral. Sistem saraf perifer meliputi seluruh

jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf kranial dan saraf

spinal yang menghubungkan otak dan mendulla spinalis dengan reseptor

dan efektor.

Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu ysng menjalar

pada rute yang disebut lengkung refleks.

Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan

akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan

kondisi terjadinya kerusakan. Jenis nyeri ada 4 macam yaitu: nyeri akut,

nyeri kronik, nyeri superfisialis, nyeri psikogenik.

Mekanisme nyeri ada 4, yaitu: proses transduksi, proses transmisi, proses

modulasi, prespsi.

Obat anti nyerii berdasarkan farmakologinya terbagi menjadi 2, yaitu:

Analgenik perifer (non-narkotik) dan Analgenik narkotika. Dimana obat

jenis analgenik perifer tidak menyebabkan ketergantungan dan hanya untuk

nyeri yang tidak parah sedangkan analgenik narkotika untuk menghalau rasa

nyeri hebat, contoh: kanker. Menyebabkan ketergantungan karna efek

nyaman setalah mengkomsumsi obat jenis ini.

Page 25: Makalah syaraf

25

DAFTAR PUSTAKA

http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/04/sistem-saraf-pada-manusia.html

diaskes pada tanggal 09-04-2014

http://slemgaul.wordpress.com/2010/11/29/sel-saraf/ diaskes pada tanggal 09-

04-2014

http://systembiosaraf.wordpress.com/2010/04/11/impuls/ diaskes pada

tanggal 09-04-2014

Campbell, N.A,; Reece,J.B,; Mitchell, L.G. 2004. Biologi 3. Diterjemahkan

oleh W.Manalu (ed.5). Jakarta: Erlangga

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ethel, Sloane. 2003. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31992/4/Chapter%20II.pdf

diaskes pada tanggal 08-04-2014

Chaerun, W. 2005. Buku Obat-Obatan Penting untuk Pelayan Kefarmasian.

Yogyakarta: farsigama.

Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 22. Jakarta: EGC.

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa perawat. Jakarta:

EGC.