Makalah Struktur RS Revisi Fix

download Makalah Struktur RS Revisi Fix

of 39

Transcript of Makalah Struktur RS Revisi Fix

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    1/39

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Rumah Sakit merupakan sarana untuk melayani berbagai pasien dimana

    setiap Rumah Sakit memiliki sistem pelayanan rumah sakit dan struktur

    organisasi yang berbeda-beda. Ada yang rumah sakit tipe A, B, C , D dan ada

    juga Puskesmas. Rumah Sakit Swasta berbeda dengan Rumah Sakit pemerintah

    juga ada Rumah Sakit Umum dan Daerah yang mempunya pelayanan yang

    berbeda namun masing-masing sama-sama memberikan pelayanan kesehatan

    yang memadai.

    Rumah Sakit tidak bertujuan untuk memberikan keuntungan melainkan

    sebagai pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan klien.Seiring

    berkembangnya zaman, rumah sakit harus memilki sistem teknologi yang

    canggih juga seperti tempat tidur otomatis.Struktur organisasi menggambarkan

    kerjasama antara berbagai bidang maupun kepala. Jika struktur organisasi

    tersebut berjalan dengan baik maka akan menghasilkan pelayanan dengan

    kualitas yang baik pula.

    Sebagaimana kita ketahui bahwa rumah sakit itu di perlukan oleh banyak

    orang setiap hari nya karena rumah sakit adalah tempat untuk ber obat, dan hanya

    satu satu nya tempat paling legal atau satu satu nya tempat yg paling banyak di

    kunjungi oleh orang yang kurang sehat, hampir tiap hari orang bisa jatuh sakit

    dan mereka akan langsung pergi mencari rumah sakit oleh karena itu pada

    sebuah rumah sakt di butuhkan suatu organisasi agar semua berjalan dengan

    lancar, cepat dan juga efisien. Karena pada tiap harinya rumah sakit itu pasti di

    kunjungi oleh banyak pasien jd di butuhkan suatu organisasi agar para pasien

    dapat dilayani degan cepat. Dan juga suatu organisasi di rumah sakit berfungsi

    agar setiap intasi di dalemnya tau tujuan mereka untuk apa disana.jadi secara

    garis besar organisasi di rumah sakit itu sangat dibutuh kan demi kelancaran

    rumah sakit tersebut krn jika kita liat dr banyak nya pengunjung tiap harinya,

    suatu organisasi sangat lah di butuh kan demi kelancaran-kelancaran tersebut.

    Bisa kita bayangkan jika di sebuah rumah sakit tidak mempunya organisasi, pasti

    akan terjadi sebuah chaos atau bisa di sebut sebuah kekacauan di dalem rumah

    sakit tersebut krn tidak adanya suatu organisasi .karena pasti jika tidak ada

    organisasi, semua akan terasa repot dan tidak ada nya suatu aturan-aturan yang

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    2/39

    mengatur para pasien ataupun instasi yang ada di dalem lingkungan kerja rumah

    saki tersebut.

    Masing-masing memiliki tugas atau kewenangan tersendiri untuk

    membangun sebuah manajemen yang tepat untuk rumah sakit. Tidak ada

    perbedaan namun harus sama-saama saling melengkapi antara manajer dan

    teknisi untuk membangun sebuah pelayanan yang ujung-ujungnya akan membuat

    pelayanan prima sehingga rumah sakit baik tipe A, B, C , D dan puskesmas bisa

    berjalan dengan baik. Sebaliknya jika tidak ada kerjasama yang baik dalam

    sebuah struktur organisasi maka akan membuat kualitas pelayanan rumah sakit

    pun menurun.

    1.2 Rumusan Masalah

    Makalah ini membahas tentang bagaimana sistem Pelayanan Kesehatan

    dan Struktur Organisasi Rumah Sakit Tipe A, B, C, D dan Puskesmas.

    1.3 Tujuan

    Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan Mahasiswa/pembaca

    mengenai sistem Pelayanan Kesehatan dan Struktur Organisasi Rumah Sakit

    Tipe A, B, C, D dan Puskesmas.

    1.4 Manfaat

    Semoga dengan dibuatnya makalah ini, Mahasiswa/pembaca dapat lebih

    mudah memahami sistem Pelayanan Kesehatan dan Struktur Organisasi Rumah

    Sakit Tipe A, B, C, D dan Puskesmas.

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    3/39

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Rumah Sakit

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah

    sakit dinyatakan bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat

    berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat

    penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan

    gangguan kesehatan (Depkes RI : 2004).

    Berdasarkan Permenkes RI Nomor 986/Menkes/Per/11/1992 pelayanan

    rumah sakit umum pemerintah Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah

    diklasifikasikan menjadi kelas/tipe A,B,C,D dan E (Azwar,1996)

    Rumah sakit adalah suatu organisasi kompleks yang menggunakan

    Perpaduan peralatan ilmiah yang rumit dan khusus, yang difungsikan oleh

    kelompok tenaga terlatih dan terdidik dalam menghadapi masalah-masalah yang

    berkaitan dengan pengetahuan medik modern untuk tujuan pemulihan dan

    pemeliharaan kesehatan yang baik.

    Rumah Sakit menurut WHO (1957) diberikan batasan yaitu suatu bagian

    yang menyeluruh lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitative

    dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan

    rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk

    penelitian biososial .

    Rumah Sakit menurut Mentri Kesehatan RI No.

    983/Menkes/per/II/1992 yaitu sarana upaya kesehatan dalam

    menyelanggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk

    pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. (Hand Book of Instutionl Parmacy

    Pratice).

    2.2 Fungsi Rumah Sakit

    Berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan RI No.983/Menkes/per/II 1992

    Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan serta berdaya guna

    dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan

    yang di laksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    4/39

    pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.Untuk melaksanakan tugas

    tersebut, rumah sakit memiliki fungsi yaitu:

    2.2.1 Fungsi Perawatan

    Meliputi promotif (Peningkatan kesehatan), prefentif

    (Pencegahan penyakit), kuratif (Penyembuhan penyakit), rehabilitataif

    (Pemulihan penyakit),penggunaan gizi,pelayanan pribadi,dll.

    2.2.2 Fungsi Pendidikan

    Critical right (Penggunaan yang tepat meliputi : tepat obat, tepat

    dosis, tepat cara pemberian, dan tepat diagnosa).

    2.2.3 Fungsi Penelitian

    Pengetahuan medis mengenai penyakit dan perbaikan pelayanan

    rumah sakit (Depkes RI).Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari

    rumah sakit yaitu :

    a. Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang

    medis tambahan.

    b.

    Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman.c. Melaksanakan pelayanan medis khusus.

    d. Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan.

    e. Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi.

    f. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan.

    g. Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat

    tinggal (Observasi).

    h. Melaksanakan pelayanan rawat inap.

    i. Melaksanakan pelayanan pendidikan para medis.

    j. Membantu pendidikan tenaga medis umum.

    k. Membantu pendidikan tenaga medis spesialis.

    l. Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan.

    2.3Unsur dalam Organisasi Rumah Sakit

    Keorganisasian dalam rumah sakit menurut UU 44 tahun 2009 tentang

    Rumah Sakit, yaitu paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur

    Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang

    medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan

    keuangan. Beberapa unsur tersebut diatas dapat disederhanakan menjadi unsur

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    5/39

    staf medis, administrator atau CEO (manajemen), pegawai, serta Governing

    Board. Unsur tersebut memiliki kekuasaan dan peranan yang berbeda satu sama

    lain, antara lain:

    a. Staf Medis

    Staf medis terdiri dari semua dokter yang telah memiliki lisensi untuk

    merawat pasien di rumah sakit. Staf medis memiliki sebuah oraganisasi yang

    disebut Komite Medik. Komite Medik mbertanggung jawab langsung kepada

    pemilik rumah sakit

    b. Administrator atau CEO

    Administrator atau CEO memiliki peranan dan tanggung jawab

    terhadap segala manajemen di semua bagian rumah sakit. Administrator dapat

    membuat kebijakan, tidak tergabung dalam Komite Medik. Administrator

    mendapatkan mandat dari governing body untuk menjalankan manajemen di

    rumah sakit sesuai dengan visi dan misi rumah sakit tersebut.CEO juga

    memiliki wewenang terhadap pegawai atau karyawan yang dipekerjakan di

    institusi tersebut, tetapi tidak memiliki wewenang yang besar kepada staf

    medis, seperti pemberhentian.

    c. Pekerja

    Pekerja (employee) dalam UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2000 adalah

    setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk

    lain. Namun dalam rumah sakit, pekerja adalah orang yang bekerja di rumah

    sakit namun bukan merupakan staff medis.

    d. Governing Body

    Governing Bodyrumah sakit pada intinya adalah badan yang menjadi

    penghubung formal antara sistem di dalam rumah sakit dengan

    masayarakat.Governing Body Rumah Sakit adalah unit terorganisasi yang

    bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan dan objektif rumah sakit,

    menjaga penyelenggaraan asuhan pasien yang bermutu, dengan menyediakan

    perencanaan serta manajemen institusi. (Jacobalis dalam Tinarbuka , 2011)

    2.4 Rumah Sakit Kelas A

    2.4.1 Pengertian Rumah Sakit Kelas A

    Rumah Sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan

    pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah, rumah

    sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    6/39

    referral hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat.Fasilitasnya pelayanan

    medis dasar (pelayanan kesehatan yang bersifat Umum dan kesehatan

    gigi), spesialistik (bedah, pelayanan bedah, penyakit dalam, kebidanan, dan

    kandungan, kesehtan atau THT, kulit dan kelamin, jantung syaraf,gigi dan

    mulut, paru-paru, orthopedic,jiwa, radiology anastesiologi (pembiusan),

    patologi anatomi dan kesehatan).Dengan pendalaman tertentu dalam salah

    satu pelayanan spesialistik yang luas, memiliki lebih dari 1000 kamar tidur.

    2.4.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Kelas A Permenkes RI Nomor

    1045/Menkes/Per/XI/2006

    Rumah sakit umum daerah kelas A terdiri dari paling banyak 4

    (empat) wakil direktur dan masing-masing membawahi maksimal 3 (tiga)

    bagian atau bidang. Setiap bidang membawahi kelompok jabatan fungsional

    dan atau terdiri dari 2 (dua) seksi.Pada wakil direktur yang membidangi

    administrasi umum terdiri dari paling banyak 4 (empat) bagian dan

    membawahi maksimal 3 (tiga) subbagian.

    2.4.3 Sistem Pelayanan Rumah Sakit Kelas AMenurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 56

    Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit, Sistem

    Pelayanan Rumah Sakit Kelas A yaitu:

    Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Kelas A haruslah

    memadai dan sesuai dengan kelas rumah sakit, dengan demikian pelayanan

    yang harus ada di Rumah Sakit Umum tipe A paling sedikit meliputi:

    pelayanan medik, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan dan

    kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang nonklinik, dan

    pelayanan rawat inap.

    A. Pelayanan medik

    Pelayanan medik yang ada di Rumah Sakit Umum tipe A paling sedikit

    terdiri dari:

    a. Pelayanan gawat darurat

    Pelayanan gawat darurat yang ada di Rumah Sakit Umum tipe

    A harus diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari secara

    terus menerus.

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    7/39

    Gambar : Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kelas A (Permenkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006)

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    8/39

    Pelayanan medik spesialis dasarPelayanan medik spesialis dasar

    yang ada harus meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak,

    bedah, dan obstetri dan ginekologi.

    a. Pelayanan medik spesialis penunjang

    Pelayanan medik spesialis penunjang yang diselenggarakan,

    sedikitnya harus meliputi pelayanan anestesiologi, radiologi,

    patologi klinik, patologi anatomi, dan rehabilitasi medik.

    b. Pelayanan medik spesialis lain

    Pelayanan medik spesialis lain yang sebagaimana dimaksud,

    harus meliputi pelayanan mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf,

    jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa,

    paru, 8orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik, dan

    kedokteran forensik.

    c. Pelayanan medik subspesialis

    Pelayanan medik subspesialis yang ada di Rumah Sakit Umum

    tipe ini sedikitnya harus meliputi pelayanan subspesialis di bidang

    spesialisasi bedah, penyakit dalam, kesehatan anak, 8obstetri dan

    ginekologi, mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan

    pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru,

    8orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik, dan gigi mulut.

    d. Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut

    Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut harus meliputi

    pelayanan bedah mulut, konservasi/endodonsi, periodonti,

    orthodonti, prosthodonti, pedodonsi, dan penyakit mulut.

    B. Pelayanan kefarmasian

    Pelayanan kefarmasian yang di selenggarakan di Rumah Sakit

    Umum tipe A harus meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan

    dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik.

    C. Pelayanan keperawatan dan kebidanan

    Pelayanan keperawatan dan kebidanan ynag ada harus meliputi

    asuhan keperawatan generalis dan spesialis serta asuhan kebidanan.

    D. Pelayanan penunjang klinik

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    9/39

    Pelayanan penunjang klinik yang diselenggarakan harus meliputi

    pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk semua golongan umur

    dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik.

    E. Pelayanan penunjang nonklinik

    Pelayanan penunjang nonklinik harus meliputi pelayanan

    laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas,

    pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem informasi dan komunikasi,

    pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, pengelolaan

    gas medik, dan pengelolaan air bersih.

    F. Pelayanan rawat inap

    Pelayanan rawat inap yang ada di Rumah Sakit Umum tipe A ini

    sedikitnya harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:

    a. Jumlah tempat tidur perawatan Kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh

    persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah;

    b. Jumlah tempat tidur perawatan Kelas III paling sedikit 20% (dua puluh

    persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;c. Jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari

    seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah

    Sakit milik swasta.

    Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas A haruslah sangat

    memadai agar pelayanan yang terselenggara sesuaidengan kelas rumah

    sakit itu sendiri. Dengan demikian Sumber daya manusia harus terdiri

    atas:

    A. Tenaga medis

    Tenaga medis yang ada di Rumah Sakit Umum tipe A paling sedikit

    terdiri atas:

    a. 18 (delapan belas) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;

    b. 4 (empat) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;

    c. 6 (enam) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik

    spesialis dasar;

    d. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis

    penunjang;

    e. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    10/39

    lain;

    f. 2 (dua) dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik

    subspesialis; dan

    g. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik

    spesialis gigi mulut.

    B. Tenaga kefarmasian

    Tenaga kefarmasian sebagaimana yang harus ada, paling sedikit terdiri

    atas:

    a.

    1 (satu) apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;

    b. 5 (lima) apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh

    paling sedikit 10 (sepuluh) tenaga teknis kefarmasian;

    c. 5 (lima) apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 10

    (sepuluh) tenaga teknis kefarmasian;

    d. 1 (satu) apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh

    minimal 2 (dua) tenaga teknis kefarmasian;

    e.

    1 (satu) apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2

    (dua) tenaga teknis kefarmasian;

    f. 1 (satu) apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang

    dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap

    atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang

    jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian

    Rumah Sakit;

    g.

    1 (satu) apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap

    melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan

    dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya

    disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.

    C. Tenaga keperawatan

    Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang ada harus sama

    dengan jumlah tempat tidur pada instalasi rawat inap. Selain itukualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan yang ada disesuaikan

    dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    11/39

    D. Tenaga nonkesehatan

    Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga

    nonkesehatan yang ada disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan

    Rumah Sakit.

    Peralatan Rumah Sakit Umum kelas A harus memenuhi standar

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peralatan yang

    ada paling sedikit terdiri dari peralatan medis untuk instalasi gawat

    darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, rawat operasi, persalinan,

    radiologi, laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik,

    farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.

    2.5 Rumah Sakit Kelas B

    2.5.1Pengertian Rumah Sakit Kelas B

    Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan

    pelayanan kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis

    terbatas.Direncanakan rumah sakit tipe B didirikan di setiap ibukota

    propinsi (provincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari

    rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk tipe

    A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit tipe B.Fasilitasnya pelayanan

    medis dasar (pelayanan kesehatan yang bersifat umum dan kesehatan gigi),

    spesialistik (bedah, pelayanan bedah, penyakit dalam, kebidanan dan

    kandungan, kesehatan atau THT, kulit dan kelamin, jantung, syaraf, gigi

    dan mulut, paru-paru, orthopedic, jiwa, radiology,anastesiology

    (pembiusan), patology anatomi, dan kesehatan dengan pendalaman tertentudalam salah satu pelayanan spesialistik), yang terbatas memiliki kamar

    tidur.

    2.5.2Struktur Organisasi Rumah Sakit Kelas B Permenkes RI Nomor

    1045/Menkes/Per/XI/2006

    A. Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan

    Rumah sakit umum kelas B Pendidikan dipimpin oleh seorang

    direktur utama.Direktur utama membawahi paling banyak 3 (tiga)

    direktorat, dan masing-masing direktorat terdiri dari paling banyak 3

    (tiga) bagian atau bidang.Masing-masing bagianterdiri dari paling

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    12/39

    banyak 3 (tiga) subbagian dan setiap bidang membawahi kelompok

    jabatan fungsional maksimal 3 (tiga) seksi.

    B. Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan

    Rumah sakit umum kelas B non pendidikan dipimpin oleh

    seorang kepala disebut Direktur utama. Direktur utama membawahi

    paling banyak 2 (dua) direktorat. Masing-masing direktorat terdiri dari

    paling banyak 3 (tiga) bidang atau 3 (tiga) bagian. Masing-masing

    bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) seksi dan setiap bagian

    terdiri maksimal 3 (tiga) subbagian.

    2.5.3Sistem Pelayanan Rumah Sakit Kelas B

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 56

    Tahun 2014 TentangKlasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit, Sistem

    Pelayanan Rumah Sakit Kelas B yaitu:

    Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas B paling

    sedikit meliputi: pelayanan medik, pelayanan kefarmasian, pelayanan

    keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayananpenunjang nonklinik, dan pelayanan rawat inap.

    A. Pelayanan medik

    Pelayanan medik yang akan diselenggarakan di Rumah sakit tipe ini,

    paling sedikit terdiri dari:

    a. Pelayanan gawat darurat

    Pelayanan gawat darurat yang ada di Rumah Sakit tipe B

    harus diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari secara terus

    menerus.

    b. Pelayanan medik spesialis dasar

    Pelayanan medik spesialis dasar, sebagaimana dimaksud

    harus meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah,

    dan obstetri dan ginekologi.

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    13/39

    Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan (Permenkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006)

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    14/39

    DEWAN PEMBINADIREKTUR

    WADIR PELAYANAN& KEPERAWATAN

    BIDANGPELAYANAN

    SEKSI RAWATJALAN DANDARURAT

    SEKSI RAWAT INAPDAN INTENSIF

    BIDANGKEPERAWATAN

    SEKSI ASUHANKEPERAWATAN

    SEKSI BINAKEPERAWATAN

    WADIRPENUNJANG &DIKLIT

    BIDANGPENUNJANG

    SEKSI PENUNJANGMEDIS I

    SEKSI PENUNJANGMEDIS II

    BIDANG DIKBANG

    SEKSI DIKLAT

    SEKSI LITBANG

    WADIR UMUMDAN KEUANGAN

    BAGIANSEKRETARIAT

    SUBAG TATAUSAHA

    SUBAGKEPEGAWAIAN

    SUBAGPERLEENGKAPAN

    BAGIANKEUANGAN

    SUBAG ANGG &MOBDAN

    SUBAGPERBENDAHARAAN

    SUBAG VERIF &AKUNT

    BAGIANPERENCANAAN

    SUBAGPERENCANAAN

    &PELAP

    SUBAG RM & SIM

    SUBAG HUKMAS

    KONDIX DAN SMF SPI

    SOTK DEPKES TIPE B

    PENDIDIKAN

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    15/39

    Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan (Permenkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006)

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    16/39

    DEWAN PEMBINADIREKTUR

    WADIR PELAYANAN& KEPERAWATAN

    BIDANG PELAYANAN

    SEKSI PELAYANAN

    SEKSI PENUNJANG

    BIDANGKEPERAWATAN

    SEKSI KEPERAWATAN

    SEKSI PENDIDIKAN &LITBANG

    WADIR UMUM DANKEUANGAN

    BAGIANSEKRETARIAT

    SUBAGKEPEGAWAIAN

    SUBAGPERLENGKAPAN

    BAGIAN KEUANGAN

    SUBAG ANGGARAN& MOB DANA

    SUBAGPERBENDAHARAAN

    SUBAG VERIFIKASI &AKUNTANSI

    BAGIANPERENCANAAN

    SUBAGPENYUSUNAN

    PROGRAM & LAP

    SUBAG RM & SIM

    SUBAG HUKMAS

    KONDIX DAN SMFSPI

    SOTK DEPKES TIPE B NON

    PENDIDIKAN

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    17/39

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    18/39

    c. Pelayanan medik spesialis penunjang

    Pelayanan medik spesialis penunjang harus meliputi

    pelayanan anestesiologi, radiologi, patologi klinik, patologi

    anatomi, dan rehabilitasi medik.

    d. Pelayanan medik spesialis lain

    Pelayanan medik spesialis lain paling sedikit berjumlah 8

    (delapan) pelayanan dari 13 (tiga belas) pelayanan yang meliputi

    pelayanan mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan

    pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru,

    orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik, dan kedokteran

    forensik.

    e. Pelayanan medik subspesialis

    Pelayanan medik subspesialis yang diselenggarakan paling

    sedikit berjumlah 2 (dua) pelayanan subspesialis dari 4 (empat)

    subspesialis dasar yang meliputi pelayanan subspesialis di bidang

    spesialisasi bedah, penyakit dalam, kesehatan anak, dan obstetri dan

    ginekologi.

    f. Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut

    Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut, paling sedikit

    berjumlah 3 (tiga) pelayanan yang meliputi pelayanan bedah mulut,

    konservasi/endodonsi, dan orthodonti.

    B. Pelayanan kefarmasian

    Pelayanan kefarmasian harus meliputi pengelolaan sediaan

    farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayananfarmasi klinik.

    C. Pelayanan keperawatan dan kebidanan

    Pelayanan Keperawatan dan kebidanan yang ada di Rumah Sakit

    Tipe B ini harus memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan dan asuhan

    kebidanan.

    D. Pelayanan penunjang klinik

    Pelayanan penunjang klinik yang ada harus meliputi pelayanan

    bank darah, perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis

    penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik.

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    19/39

    E. Pelayanan penunjang nonklinik

    Pelayanan penunjang nonklinik meliputi pelayanan

    laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas,

    pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem informasi dan

    komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan kebakaran,

    pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air bersih.

    F. Pelayanan rawat inap

    Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud paling sedikit

    harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:

    a.

    Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga

    puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik

    Pemerintah;

    b. Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua

    puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik

    swasta;

    c. Jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen)

    dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan

    Rumah Sakit milik swasta.

    Selain itu, sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas B terdiri

    atas:

    A.Tenaga medis

    Tenaga medis yang tersedia di Rumah Sakit Umum tipe B paling sedikit

    terdiri atas:

    a. 12 (dua belas) dokter umum untuk pelayanan medik dasar

    b 3 (tiga) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut

    c 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis

    dasar

    d. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis

    penunjang

    e. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis

    lain

    f. 1 (satu) dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik

    subspesialis

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    20/39

    g. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik

    spesialis gigi mulut.

    B. Tenaga kefarmasian

    Tenaga kefarmasian yang tersedia paling sedikit terdiri atas:

    a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah

    Sakit;

    b. 4 (empat) apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh

    paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;

    c.

    4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling

    sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;

    d. 1 (satu) orang apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh

    minimal 2 (dua) orang tenaga teknis kefarmasian;

    e. 1 (satu) orang apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling

    sedikit 2 (dua) orang tenaga teknis kefarmasian;

    f. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan dan

    distribusi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi

    klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis

    kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja

    pelayanan kefarmasian Rumah Sakit; dan

    g. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat

    merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau

    rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang

    jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian

    Rumah Sakit.

    C. Tenaga keperawatan

    Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang tersedia harus sama

    dengan jumlah tempat tidur pada instalasi rawat inap. Selain itu,

    kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan yang ada disesuaikan

    dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

    D. Tenaga kesehatan lain

    Untuk jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain yang

    sebagaimana dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan

    Rumah Sakit.

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    21/39

    E. Tenaga nonkesehatan

    Untuk jumlah dan kualifikasi tenaga nonkesehatan yang ada

    disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

    Peralatan Rumah Sakit Umum kelas B harus memenuhi standar sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan. Peralatan yang tersedia paling sedikit

    terdiri dari peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap,

    rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan

    darah, rehabilitasi medik, farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.

    2.6Rumah Sakit Kelas C

    2.6.1 Pengertian Rumah Sakit Kelas C

    Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan

    pelayanan kedokteran subspesialis terbatas.Terdapat empat macam

    pelayanan spesialis disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan

    bedah, pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan

    kandungan. Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan didirikan di setiap

    kabupaten/kota (regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan

    dari puskesmas.Fasilitasnya pelayanan medis dasar (pelayanan kesehatan

    yang bersifat umum dan kesehatn gigi) memilki 100-500 kamar tidur.

    2.6.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Kelas C Permenkes RI Nomor

    1045/Menkes/Per/XI/2006

    Rumah sakit umum kelas C dipimpin oleh seorang direktur.Direktur

    membawahi 1(satu) bagian dan paling banyak 2 (dua) bidang.Masing-masing bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) subbagiandan setiap

    bidang membawahi maksimal 3 (tiga) seksi.

    2.6.3 Sistem Pelayanan Rumah Sakit Kelas C

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor

    56 Tahun 2014 TentangKlasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit, Sistem

    Pelayanan Rumah Sakit Kelas C yaitu:

    Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas C paling sedikit

    meliputi:

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    22/39

    A.Pelayanan medik

    Pelayanan medik yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum tipe C ,

    paling sedikit terdiri dari:

    a. Pelayanan gawat darurat

    Pelayanan gawat darurat yang diberikan harus

    diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari secara terus

    menerus.

    b. Pelayanan medik umum

    Pelayanan medik umum yang disediakan di Rumah Sakit

    Umum tipe D harus meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi

    mulut, kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana.

    c. Pelayanan medik spesialis dasar

    Pelayanan medik spesialis dasar yang sebagaimana dimaksud

    harus meliputi meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan

    anak,bedah, dan obstetri dan ginekologi.

    d. Pelayanan medik spesialis penunjang

    Pelayanan medik spesialis penunjang yang ada harus meliputi

    pelayanan anestesiologi, radiologi, dan patologi klinik.

    e. Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.

    Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut paling sedikit

    berjumlah 1 (satu) pelayanan.

    B. Pelayanan kefarmasian

    Pelayanan kefarmasian yang di sediakan di Rumah Sakit Umumtipe C harus meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan

    bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik.

    C. Pelayan Keperawatan dan Kebidanan

    Pelayanan keperawatan dan kebidanan yang ada harus meliputi

    asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    23/39

    Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kelas C (Permenkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006)

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    24/39

    Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kelas C (Permenkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006)

    DIREKTUR ESELON IIIA

    BIDANG PELAYANANESELON III B

    SEKSI PELAYANANESELON IVA B

    SEKSI KEPERAWATANESELON IVA C/U

    BIDANGPERENCANAAN

    ESELON III B

    SEKSI PERENCANAAN& PENGENDALIAN

    ESELON IVA H

    SEKSI RM & SIMESELON IV A S

    BIDANG KEUANGANESELON III B

    SEKSIPERBENDAHARAAN

    ESELON IVA M/C

    SEKSI ANGGARAN &VEERIFIKASI ESELON

    IVA J

    KELOMPOK KERJAFUNGSIONAL

    BAGIAN SEKRETARIATESELON III B

    SUBAG UMUM &HUMAS ESELON IVA

    T/M

    SUBAGKEPEGAWAIAN &

    SDM ESELON IVA H

    SUBAGPERLENGKAPAN

    ESELON IVA S

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    25/39

    D.

    Pelayanan penunjang klinik

    Pelayanan penunjang klinik yang sebagaimana dimaksud harus

    meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk semua

    golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan

    rekam medik.

    E. Pelayanan penunjang nonklinik

    Pelayanan penunjang nonklinik yang ada di Rumah Sakit Umum

    tipe D harus meliputi pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik

    dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulans,

    sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem

    penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan

    air bersih.

    F. Pelayanan rawat inap

    Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36

    huruf f harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:

    a. Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga

    puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik

    Pemerintah;

    b. Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua

    puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik

    swasta;

    c.

    Jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen)

    dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan

    Rumah Sakit milik swasta.

    Selain itu, sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas C harus

    memenuhi standar sesuai peraturan, yang mana terdiri atas:

    A. Tenaga medis

    Tenaga medis sebagaimana dimaksud, paling sedikit terdiri atas:

    a. 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;

    b. 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    26/39

    c. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis

    dasar;

    d. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis

    penunjang; dan

    e. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik

    spesialis gigi mulut.

    B. Tenaga kefarmasian

    Tenaga kefarmasian yang di sediakan di Rumah Sakit Umum tipe C

    paling sedikit terdiri atas:

    a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;

    b. 2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling

    sedikit 4 (empat) orang tenaga teknis kefarmasian;

    c. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling

    sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;

    d. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan

    produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinikdi rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis

    kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja

    pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.

    C. Tenaga keperawatan

    Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang ada, dihitung

    dengan perbandingan 2 (dua) perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur.

    Sementara itu kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan disesuaikan

    dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

    D. Tenaga kesehatan lain

    Untuk jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain yang

    sebagaimana dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah

    Sakit.

    E.

    Tenaga nonkesehatanUntuk jumlah dan kualifikasi tenaga nokesehatan yang

    sebagaimana dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah

    Sakit.

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    27/39

    Peralatan Rumah Sakit Umum kelas C harus memenuhi standar sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peralatan yang ada di

    Rumah Sakit Umum tipe C paling sedikit terdiri dari peralatan medis untuk

    instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, rawat operasi,

    persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik,

    farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.

    2.7 Rumah Sakit Kelas D

    2.7.1 Pengertian Rumah Sakit Kelas D

    Rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan

    ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan

    rumah sakit tipe D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum

    dan kedokteran gigi. Sama halnya dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit

    tipe D juga menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas.

    2.7.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Kelas DPermenkes RI Nomor

    1045/Menkes/Per/XI/2006

    Rumah sakit umum kelas D dipimpin oleh seorang direktur.

    Direktur membawahi 2 (dua) seksi dan 3 (tiga) subbagian.

    2.7.3 Sistem Pelayanan Rumah Sakit Kelas D

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    56 Tahun 2014 TentangKlasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit, Sistem

    Pelayanan Rumah Sakit Kelas C yaitu:

    Sebagai mana di jelaskan dalam Pasal 47, pelayanan yang

    diberikan oleh Rumah Sakit Umum Kelas D paling sedikit harus meliputipelayanan-pelayanan seperti :

    A.Pelayanan medik

    Pelayanan Medik yang di berikan oleh Rumah Sakit Umum tipe

    D paling sedikit harus menyediakan beberapa pelayanan yaitu

    pelayanan gawat darurat, pelayanan medik umum, pelayanan medik

    spesialis dasar, dan pelayanan medik spesialis penunjang.

    Yang mana pelayanan gawat darurat yang disediakan di Rumah

    Sakittipe D harus 24 jam dalam sehari secara terus menerus. Pada

    pelayanan medik umum di rumah sakit umum tipe D paling sedikit

    harus meliputi meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi mulut,

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    28/39

    kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana. Untuk pelayanan

    medik spesialis dasar, paling sedikit 2 (dua) dari 4 (empat) pelayanan

    medik spesialis dasar yang meliputi pelayanan penyakit dalam,

    kesehatan anak, bedah, dan/atau obstetri dan ginekologi. Dan pada

    pelayanan medik spesialis penunjang di Rumah Sakit Uum tipe D

    harus meliputi pelayanan radiologi dan laboratorium.

    B.Pelayanan kefarmasian

    Pelayanan kefarmasian yang ada di Rumah Sakit Umum tipe D

    sebagaimana yang dimaksud harus meliputi pengelolaan sediaan

    farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan

    farmasi klinik.

    C.Pelayanan keperawatan dan kebidanan

    Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud

    harus meliputi asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan, untuk

    memenuhi kebutuhan klien untuk proses bersalin.

    D.Pelayanan penunjang klinik

    Pelayanan penunjang klinik yang ada di Rumah Sakit Umum tipe

    D harus meliputi pelayanan darah, perawatan high care unit untuk

    semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen

    dan rekam medik.

    E.Pelayanan penunjang nonklinik

    Pelayanan penunjang nonklinik di Rumah Sakit Umum tipe D

    sebagaimana dimaksud harus meliputi pelayanan laundry/linen, jasa

    boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah,

    gudang, ambulans, sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan

    jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik,

    dan pengelolaan air bersih.

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    29/39

    Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kelas D (Permenkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006)

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    30/39

    F.Pelayanan rawat inap

    Pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum tipe D harus

    dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:

    a. Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga

    puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik

    Pemerintah;

    b. Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua

    puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik

    swasta;

    c. Jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen)

    dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan

    Rumah Sakit milik swasta.

    Sementara itu selain fasilitas yang harus ada di Rumah Sakit Umum Tipe

    D, juga sumber daya manusia rumah sakit umum kelas D harus memadai. Yang

    mana Sumber daya manusia yang ada terdiri atas:

    A. Tenaga medis

    Tenaga medis yang ada di Ruamah Sakit Umum tipe D paling sedikit terdiri

    atas:

    a. 4 (empat) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;

    b. 1 (satu) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;

    c. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis

    dasar.

    B. Tenaga kefarmasian

    Tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud paling sedikit terdiri atas:

    a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit

    b. 1 (satu) apoteker yang bertugas di rawat inap dan rawat jalan yang

    dibantu oleh paling sedikit 2 (dua) orang tenaga teknis kefarmasian

    c. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan

    produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di

    rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian

    yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian

    Rumah Sakit.

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    31/39

    C. Tenaga keperawatan

    Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan Di Rumah Sakit Umum Tipe D

    dihitung dengan perbandingan 2 (dua) perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur.

    Selain itu kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan disesuaikan

    dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

    D. Tenaga kesehatan lain

    Untuk jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain yang sebagaimana

    dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

    E. Tenaga nonkesehatan

    Untuk jumlah dan kualifikasi tenaga nonkesehatan yang sebagaimana

    dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

    Selain itu, peralatan Rumah Sakit Umum kelas D harus memenuhi standar

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peralatan sebagaimana

    dimaksud paling sedikit terdiri dari peralatan medis untuk instalasi gawat darurat,

    rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi,

    laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik, farmasi, instalasi gizi,

    dan kamar jenazah.

    2.8Puskesmas

    2.8.1 Pengertian Puskesmas

    Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan

    kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

    kesehatan di suatu wilayah kerja (DEPKES RI:2006).

    Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian

    dari kecamatan.Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik

    dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam

    menentukan wilayah kerja Puskesmas.

    Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,

    sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau

    Walikota, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /

    Kota.Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata

    30.000 penduduk setiap Puskesmas.

    Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas

    perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    32/39

    yanng disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.Khusus untuk

    kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja

    Puskesmas bisa meliputi 1 Kelurahan. Puskesmas di ibukota Kecamatan

    dengan jumlahpenduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas

    Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan

    dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

    Dalam perkembangannya, batasan-batasan di atas makin kabur seiring

    dengandiberlakukannya UU Otonomi Daerah yang lebih mengedepankan

    desentralisasi. Dengan Otonomi, setiap daerah tingkat II punya

    kesempatan mengembangkan Puskesmas sesuai Rencana Strategis (

    renstra ) Kesehatan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Daerah ( RPJMD ) Bidang Kesehatan sesuai situasi dan kondisi daerah

    Tingkat II. Konsekuensinya adalah perubahan struktur organisasi

    kesehatan serta tugas pokok dan fungsi yang menggambarkan lebih

    dominannya aroma kepentingan daerah tingakt II, yang memungkinkan

    terjadinya perbedaan penentuan skala prioritas upaya peningkatan

    pelayanan kesehatan di tiap daerah tingkat II, dengan catatan setiap

    kebijakan tetap mengacu kepada Renstra Kesehatan Nasional. Di sisi lain

    daerah tingkat II dituntut melakukan akselerasi di semua sektor penunjang

    upaya pelayanan kesehatan.

    2.8.2 Fungsi Puskesmas

    Fungsi puskesmas itu sendiri meliputi:

    a. Fungsi Pokok

    1) Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan Pusat

    pemberdayaan

    2) Masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan

    3) Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

    b. Peran Puskesmas

    Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah

    terkecil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif

    masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.

    c. Cara-cara yang ditempuh

    1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    33/39

    dalam rangka menolong dirinya sendiri.

    2)

    Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana

    menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif.

    3) Memberikan bantuan teknis

    4) Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat

    5) Kerjasama lintas sector

    d. Program Pokok Puskesmas

    1) KIA

    2) KB

    3) Usaha Kesehatan Gizi

    4) Kesehatan Lingkungan

    5) Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular

    6) Pengobatan termasuk penaganan darurat karena kecelakaan

    7) Penyuluhan kesehatan masyarakat

    8) Kesehatan sekolah

    9) Kesehatan olah raga

    10)

    Perawatan Kesehatan

    11) Masyarakat

    12) Kesehatan kerja

    13) Kesehatan Gigi dan Mulut

    14) Kesehatan jiwa

    15) Kesehatan mata

    16) Laboratorium sederhana

    17)

    Pencatatan dan pelaporan dalam rangka SIK18) Pembinaan pemgobatan tradisional

    19) Kesehatan remaja

    20) Dana sehat

    e. Satuan Penunjang

    1) Puskesmas Pembantu

    Pengertian puskesmas pembantu yaitu Unit pelayanan kesehatan

    yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu

    melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam

    rung lingkup wilayah yang lebih kecil.

    2) Puskesmas Keliling

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    34/39

    Pengertian puskesmas Keliling yaitu Unit pelayanan kesehatan

    keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan

    kesehatan, peralatan komunikasiserta sejumlah tenaga yang berasal

    dari puskesmas dengan fungsi dan tugas yaitu memberi pelayanan

    kesehatan daerah terpencil, melakukan penyelidikan KLB, transport

    rujukan pasien, penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.

    3) Bidan Desa

    Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan

    ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan

    bertanggung jawab kepada kepala puskesmas.Wilayah kerjanyadengan

    jumlah penduduk 3.000 orang. Adapun Tugas utama bidan desa yaitu :

    a) Membina PSM

    b) Memberikan pelayanan

    c) Menerima rujukan dari masyarakat

    2.8.3 Tujuan Puskesmas

    Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

    puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan

    kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran , kemauan dan

    kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja

    puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam

    rangka mewujudkan Indonesiam Sehat 2010.

    2.8.4 Tugas Puskesmas

    Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD)

    kesehatan kabupaten / kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

    pembangunankesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat

    pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan

    kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan

    berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private

    goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmas

    melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat

    sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.Puskesmas adalah suatu

    kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan

    secara mrnyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu

    dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.Jenis pelayan kesehatan

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    35/39

    disesuaikandengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya

    kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan

    upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan

    yang ada serta kemampuan puskesmas.Upaya-upaya kesehatan wajib

    tersebut adalah ( Basic Six):

    a. Upaya promosi kesehatan

    b. Upaya kesehatan lingkungan

    c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

    d. Upaya perbaikan gizi masyarakat

    e.

    Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

    f. Upaya pengobatan

    Berdasarkan pertimbangan diatas maka pada tahun 1994

    dibangunlah Puskesmas Wangisagara yang beralamat di Jln Raya

    Wangisagara dengan nomor kode Puskesmas yaitu 2904.Status puskesmas

    Wangisagara saat ini yaitu TTP. Adapun status puskesmas dalam program

    TB Paru yaitu PRM. PRM ini dibentuk dengan harapan bisa menciptakan

    sebuah kecamatan yang sehat untuk menuju Indonesia Sehat 2010.

    2.8.5 Struktur Organisasi Puskesmas

    Susunan organisasi Puskesmas terdiri dari:

    Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas

    Unsur Pembantu

    Pimpinan : Urusan Tata Usaha

    Unsur Pelaksana :

    Unit yang terdiri dari tenaga / pegawai dalam jabatan

    fungsional

    jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas

    tiap daerah

    Unit terdiri dari : unit I, II, III, IV, V, VI dan VII

    a. Tugas:

    Kepala Puskesmas :

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    36/39

    Mempunyai tugas pokok dan fungsi: memimpin, mengawasi dan

    mengkoordinir kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan

    struktural dan jabatan fungsional.

    Kepala Urusan Tata Usaha:

    Mempunyai tugas pokok dan fungsi: di bidang kepegawaian, keuangan,

    perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.

    Unit I:

    - Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Kesejahteraan

    Ibu dan Anak, Keluarga Berencana dan Perbaikan Gizi.

    Unit II:

    - Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pencegahan

    dan pemberantasan penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan

    dan laboratorium.

    Unit III:

    - Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Kesehatan

    Gigi dan Mulut, Kesehatan tenaga Kerja dan Lansia ( lanjut usia ).

    Unit IV:

    - Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Perawatan

    Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah dan Olah Raga, Kesehatan

    Jiwa, Kesehatan Mata dan kesehatan khusus lainnya.

    Unit V:

    - Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan di bidang

    pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan

    Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.

    Struktur Organisasi Puskesmas

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    37/39

    b. Ringkasan Tata Kerja

    Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan

    prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan

    Puskesmas maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan

    tugasnya masing-masing.

    Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib mengikuti dan

    mematuhi petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis

    pelaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Dati II, sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Kepala Puskesmas

    bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi semua unsur dalam

    lingkungan Puskesmas, memberikan bimbingan serta petunjuk bagi

    pelaksanaan tugas masing-masing petugas bawahannya.Setiap unsur di

    lingkungan Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dari dan

    bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.

    BAB III

    Kepala

    Puskesmas

    Unit : I - IIIPelaksana Teknis

    PelaksanaPembantu

    Unit : IV - VIIPelaksana Teknis

    Urusan TataUsaha

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    38/39

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Berdasarkan teori di atas, Pembagian Rumah sakit dapat dibedakan

    menjadi Rumah Sakit tipe A,B,C,D dan Puskesmas. Berdasarkan struktur

    organisasi dan sistem pelayanannya, Rumah Sakit tipe A, memiliki struktur

    organisasi yang lebih luas dan memiliki sistem pelayanan yang lebih lengkap

    dibandingkan dengan Rumah Sakit tipe B,C,D bahkan dengan puskesmas,

    sehingga rumah sakit tipe A, menjadi rumah sakit menjadi tempat rujukan yang

    teratas, beda halnya dengan Puskesmas, beda halnya dengan puskesmas yang

    memiliki sistem pelayanan yang tidak terlalu lengkap dan struktur

    organisasinyapun lebih sederhana dan puskesmas akan lebih banyak ditemukan

    di desa-desadibandingkan dengan rumah sakit tipe A,B,C, dan D. tetapi

    semuanya tidak bertujuan untuk memberikan keuntungan melainkan sebagai

    pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan klien.

    3.2 Saran

    Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan kepada para pembaca

    khususnya Dosen dan Mahasiswa memberikan kritik dan saran yang bersifat

    membangun. Makalah yang berjudul Sistem Pelayanan dan Struktur Organisasi

    Rumah Sakit ini dapat dengan mudah difahami dengan cara membaca secara

    seksama dan teliti sehingga materi dapat bermanfaat dan difahami secara mudah.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix

    39/39

    Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Dirjen Yanmed Depkes RI,Standar Pelayanan Rumah Sakit cetakan ketiga, Jakarta 1994.

    Dirjen Yanmed, Pembentukan dan Tata Kerja Komite Medik Rumah Sakit,

    Jakarta Juli 1995.

    Djuhaeni. H, Manajemen Pelayanan Medik dan Keperawatan, Hospital

    Management Training PERSI 1993.

    MC Gibony, Principles of Hospital Administration Pittsburgh, 1969.

    Taurany M.H., Pendekatan Sistem dalam Manajemen Rumah Sakit. Dalam :

    Taurany M.H. kumpulan materi kuliah KMA 600, FKM - UI, Depok 1989.