Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

48
” Diskripsi Struktur dan Organisasi Sosial di Desa Tlumpu Kelurahan Tlumpu Kota Blitar “ Untuk memenuhi tugas mata kuliah STRUKTUR DAN ORGANISASI SOSIAL Yang dibimbing oleh Prof.Dr.Kliwon Hidayat,MS Oleh: Novi Catur Muspita Nim: 116040400111001 JURUSAN SOSIOLOGI PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

description

mahakah struktur dan organisasi masyarakat Tlumpu Kecamatan Sukorejo Kota Blitar

Transcript of Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

Page 1: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

” Diskripsi Struktur dan Organisasi Sosial di Desa Tlumpu

Kelurahan Tlumpu Kota Blitar “

Untuk memenuhi tugas mata kuliah STRUKTUR DAN ORGANISASI SOSIAL

Yang dibimbing oleh Prof.Dr.Kliwon Hidayat,MS

Oleh:

Novi Catur Muspita

Nim: 116040400111001

JURUSAN SOSIOLOGI

PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

Page 2: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

BAB III KESIMPULAN

Pustaka

Page 3: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan

dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu

(manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh

kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Namun bukan berarti semua himpunan manusia

dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-

persyaratan tertentu. Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan masyarakatnya

akan terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah keniscayaan.

Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun tempatnya.

Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang, organisasi

atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai dan norma” serta

“pran”. Dengan demikina, istilah yang lebih lengkap mestinya adalah “perubahan sosial-

kebudayaan” karena memang antara manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan

dengan kebudayaan itu sendiri. Cara yang paling sederhana untuk mengerti perubahan sosial

(masyarakat) dan kebudayaan itu, adalah dengan membuat rekapitulasi dari semua perubahan

yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri, bahkan jika ingin mendapatkan gambaran yang

lebih jelas lagi mengenai perubahan mayarakat dan kebudayaan itu, maka suatu hal yang

paling baik dilakukan adalah mencoba mengungkap semua kejadian yang sedang berlangsung

di tengah-tengah masyarakat itu sendiri. Kenyataan mengenai perubahan-perubahan dalam

masyarakat dapat dianalisa dari berbagai segi diantaranya: ke “arah” mana perubahan dalam

masyarakat itu “bergerak” (direction of change)”, yang jelas adalah bahwa perubahan itu

bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu

mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu bentuk yang baru sama sekali, akan tetapi

boleh pula bergerak kepada suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau.

Di dalam masyarakat terdapat Struktur sosial ialah jalinan unsur-unsur sosial yang pokok

dalam masyarakat. Unsur-unsur sosial yang pokok meliputi antara lain:Kelompok social,

Page 4: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

Kebudayaan, Lembaga sosial atau institusi social, Pelapisan sosial atau stratifikasi social,

dan Kekuasaan dan wewenang. Unsur-unsur sosial itu dapat berubah bentuknya.

Untuk itu penulis tertarik untuk mengkaji tentang struktur dan organisasi social di Desa

Tlumpu Kelurahan Tlumpu Kota Blitar.

B. Perumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di atas antara lain:

1. Bagaimana profil Desa Tlumpu Kelurahan Tlumpu Kota Blitar?

2. Bagaimana pelapisan sosial, kelompok dan organisasi social serta lembaga institusi/

pranata serta system budaya di Desa Tlumpu Keluarahan Tlumpu Kota Blitar?

C. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk:

1. Mendiskripsikan profil Desa Tlumpu Kelurahan Tlumpu Kota Blitar?

2. Mendiskripsikan pelapisan social, kelompok dan organisasi social serta lembaga

institusi/ pranata serta system budaya di Desa Tlumpu Keluarahan Tlumpu Kota

Blitar.

Page 5: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil

.Desa Tlumpu merupakan salah satu Desa yang termasuk di Kelurahan Tlumpu

Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Secara geografis, Kota Blitar terletak di sebelah selatan

Provinsi Jawa Timur, berada di kaki Gunung Kelud dengan ketinggian 156 meter dari

permukaan laut. Kota Blitar terdiri dari 3 Kecamatan dan 21 Kelurahan. Di Desa Tlumpu

memiliki terdapat Kelurahan Tlumpu yang dipimpin oleh Lurah yaitu Bapak Muheni.

Secara geografis Desa Tlumpu terletak pada posisi yang sebelah timurnya adalah

Desa Purworejo Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar, sebelah baratnya adalah Desa

Rembang Kelurahan Sananwetan Kecamatan Sananwetan Kota Blitar, sebelah utaranya Desa

Balapan Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kota Blitar, sebelah selatannya Desa

Bendowulung Kelurahan Sanan Kulon Kabupaten Blitar. Dalam kegiatan masyarakatnya, di

Bidang sarana terdapat fasilitas lapangan olah raga, tempat ibadah berupa masjid sejumlah 1,

mushola sejumlah 3 buah, pertokoan besar ada 1 milik orang china, serta toko-toko penyedia

kebutuhan sehari-hari ada sekitar 12 buah. Di Bidang Sosial dan Agama Ada sejumlah

kelompok Yasinan, tahlil, yang tiap malam Jumat, malam Rabu dilaksanakan secara rutin, di

Bidang Pendidikan ada SDN Tlumpu, TK Al Hidayah, TK Dharma Wanita, Paud Al

Mukarromah, dan POS PAUD yg satu koordinasi dengan POSYANDU, ada Madrasah

Diniyah, di bidang Struktur Sosial. Masyarakat sebagian besar adalah muslim sebagian

selebihnya adalah beragama kristen.

Masyarakat Desa Tlumpu terlihat perhatian terhadap kegiatan religi, masjid, mushola

selalu penuh dalam setiap kegiatan ibadah, anak-anak, remaja banyak yang ikut pendidikan

non formal di Madrasah Diniyah, termasuk yang belajar di TK dan Paud juga banyak selain

itu juga kelompok pengajian, yasinan, dan tahlil juga banyak diikuti oleh masyarakat, baik

pada tingkat remaja putra dan putri juga pada tingkat dewasa bapak-bapak dan ibu-ibu.

Page 6: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

B. Analisa Pelapisan sosial, kelompok dan organisasi social serta lembaga institusi/

pranata serta system budaya

Di Desa Tlumpu terdapat Kelompok Sosial seperti Kelompok Yasinan, Tahlilan baik

pada tingkat remaja putra dan putri serta pada tingkat dewasa bapak-bapak dan ibu-ibu, Club

Sepak Bola Tlumpu. Pada Kelompok social tersebut terdiri dari kelompok yang memiliki

kesamaan tujuan dan agama, seperti pada Kelompok Yasinan dan Tahlil baik pada tingkat

remaja putra dan putri serta pada tingkat dewasa bapak-bapak dan ibu-ibu yang memiliki

kesamaan Agama yaitu Islam untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh

SWT dan meningkatkan hubungan silaturokhim antar tetangga karena ini dilaksanakan

dengan “anjang sana” berpindah-pindah dari rumah jaamaah ke rumah jamaah lainnya.

Adapun pada Club Sepak Bola adalah suatu kelompok yang memiliki satu kesamaan hobi

dan kegemaran yaitu sepak bola. Terdapat juga Budaya berupa Budaya “terbangan”

memukul alat musik berupa yang namanya terbangan untuk menyambut dan merayakan

Aqiqoh bayi. Di sana juga terdapat intitusi sosial yang mengatur tentang pernikahan,

perdagangan, dan hubungan atau berinteraksi sesama masyarakat, pelapisan sosial juga

terdapat yaitu masyarakat terdiri dari masyarakat petani, pegawai negeri, pengusaha/ swasta,

pada kekuasaan dan wewenang terdapat Kantor Kelurahan yang memiliki wewenang dan

kekuasaan secara hukum dalam mengelola dan mengatur masyarakat di kelurahannya. Hal ini

sesuai dengan yang telah disampaikan oleh Soejono Soekamto dan para sosiolog lainnya,

adalah sebagai berikut: Struktur sosial ialah jalinan unsur-unsur sosial yang pokok dalam

masyarakat. Unsur-unsur sosial yang pokok menurut Soerjono Soekanto (1988: 8-9) meliputi

antara lain:

1. Kelompok sosial.

2. Kebudayaan.

3. Lembaga sosial atau institusi sosial.

4. Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial.

5. Kekuasaan dan wewenang.

Unsur-unsur sosial itu dapat berubah bentuknya. Proses perubahan unsur sosial tersebut

biasanya berjalan lambat, dapat mendadak berubah dengan cepat jika terjadi peristiwa-

peristiwa seperti perang atau revolusi.

Page 7: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

Unsur-unsur struktur social menurut James W Vander (1983) ,

komponen utama stuktur social adalah: (1) Status, (2) Peranan , (3)

kelompok, (4) Institusi/ lembaga social. Dan (5) Masyarakat (society).

Adapun menurut Alvin L Belttrand (1972) unsur-unsur struktur social

adalah; (1) Norma, (2) Peranan, (3) Status/ Posisi, (4) Kelompok social, (5)

organisasi social, (6) komunitas (community), (7) Masyarakat (society)

Apabila digambarkan dalam skema adalah sebagai berikut:

Unsure-unsur struktur social

1. Norm is way of life or rule of game, Norma adalah kaidah yang

mengatur masyarakat yang seharusnya dilakukan oleh individu dalam

kelompok atau masyarakat dan tidak tertulis.

1. A role is the behavior generally expected of one who accupies a

particular status, Peranan adalah adalah perilaku umumnya

diharapkan dari orang yang menempati status tertentu.

2. A Status is a socially recognized position in a social system. Status

adalah posisi sosial yang diakui dalam sistem social.

3. Social Groups is relatively small number of people who interact with

one another over time and there by establish patterns of interaction.

Kelompok social adalah sekelompok kecil orang yang saling

berinteraksi satu dengan lainnya dan membentuk suatu pola

interaksi tertentu.

4. Organisasi social adalah satu set kelompok dan organisasi dengan

norma dan nilai-nilai yang-pusat di sekitar kebutuhan paling

mendasar dari masyarakat. Lembaga-lembaga utama adalah

keluarga, pendidikan, ekonomi, kesehatan dan obat-obatan, dan

Negara

5. Community adalah a groub a people having in a contiguous

geographic area, having common centers interest and activities and

functioning together in the chief concern of life.

6. Masyarakat (society ) adalah masyarakat yang tinggal di suatu

wilayah tertentu, dengan struktur sosial, dan berbagi budaya.

Page 8: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

Kaitan antara unsur-unsur social adalah

1) Norma merupakan satu yang unsur yang biasa disimbolkan

dengan simbol segitiga

2) Role/ Peranaan dibangun oleh kumpulan norma-norma, yang

disimbulkan sebagai kumpulan segitiga.

3) Status merupakan kumpulan dari role/ peran

4) Group merupakan kumpulan dari status

5) Organisasi merupakan kumpulan dari beberapa group

6, Community merupakan kumpulan dari beberapa organisasi

7) Society merupakan kumpulan dari beberapa community.

2. Unsur system social menurut Beltrand

1, Keyakinan (pengetahuan)

2, Perasaan (sentiment)

3.Tujuan, Sasaran, dan cita-cita

4. Norma

5.Kedudukan dan peranan (status dan role)

6.Tingkatan atau pangkat (rank)

7.Kekuasaaan/ pengaruh (power)

8.Sanksi

9. Sarana/ fasilitas

10. Tekanan ketegangan (strees strain)

keterkaitan antar unsur-unsur sosial tersebut dalam kehidupan social

yang menggambarkan suatu sistem adalah: misalnya dalam kehidupan

keluarga, seseorang yang membangun kehidupan keluarga agar

berlangsung secara integratif, maka: (a) harus mendasarkan pada sistem

keyakinan atau pengetahuan yang baik tentang syarat-syarat

membangun keluarga bahagia (integratif); (b) proses sosialisasi dan

interaksi antar anggota keluarga (ayah, ibu dan anak) tersebut harus

berdasarkan ikatan batin yang kuat, satu keyakinan, satu perasaan atau

Page 9: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

didasarkan pada tindakan afektif; (c) semua anggota keluarga dalam

menjalin interaksi dan sosialisasi harus berdasarkan

pada tujuan atau sasaran atau cita-cita yang telah disepakati dalam

keluarga, yaitu mencapai keluarga bahagia (keluarga yang integratif); (d)

dalam membangun keyakinan, interaksi dan untuk mewujudkan cita-cita

atau tujuan keluarga, harus mendasarkan pada nilai dan norma yang

telah disepakati dalam keluarga; (e) dalam upaya mewujudkan peran atau

fungsi anggota keluarga di atas, maka harus diperhatikan keberagaman

kedudukan (status) atau lapisan status dan peranan (role) masing-masing

angggota dalam keluarga; (f) dalam upaya merealisasikan tujuan

terwujudkan integrasi keluarga, maka diperlukan figus orang tua yang

melaksanakan wewenang atau kekuasaan dalam keluarga secara

demokrasi; dan (g) agar pelaksanaan pemberian layanan pendidikan pada

anaka dan anggota keluarga secara baik maka diperlukan sarana dan

prasarana dengan baik dan adanya sistem control yang tegas tetapi

mendidik.

Kaitan antara system social dengan struktur social, bahwa dalam setiap

struktur social terdapat system social yang mengatur dan membingkai

anggota masyarakat untuk menaati semua aturan atau system social

yang memaksa dan mengikat seluruh struktur social yang ada di

masyarakat guna untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan bersama

masyarakat.

C. Kelompok Sosial

Kelompok Yasinan, Tahlilan baik pada tingkat remaja putra dan putri serta pada

tingkat dewasa bapak-bapak dan ibu-ibu, Club Sepak Bola Tlumpu. Pada Kelompok

social tersebut terdiri dari kelompok yang memiliki kesamaan tujuan dan agama, seperti

pada Kelompok Yasinan dan Tahlil baik pada tingkat remaja putra dan putri serta pada

tingkat dewasa bapak-bapak dan ibu-ibu termasuk kelompok sosial karena terdiri dari

lebih satu individu yang memiliki rasa solidaritas, saling mempengaruhi, dan

Page 10: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

berhubungan, dan memberikan bermanfaat bagi anggotanya. Hal ini sesuai dengan

definisi sebagai berikut:

1. Batasan Kelompok Sosial

Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang terdiri dari

dua atau lebih individu yang hidup bersama saling berhubungan, saling mempengaruhi

dengan suatu kesadaran untuk saling tolong menolong.

2. Persyaratan Kelompok Sosial

Setiap himpunan manusia belum tentu dapat disebut sebagai kelompok sosial, baru dapat

disebut kelompok sosial apabila telah memenuhi beberapa persyaratan tertentu, yaitu:

a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari

kelompok yang bersangkutan.

b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya, dalam

kelompok itu.

c. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga

hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama,

kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain

sebagainya. Mempunyai musuh yang sama dapat pula menjadi faktor

pengingat/pemersatu.

d. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku. (Soerjono Soekanto, 1982: 111)

 3.Terbentuknya Kelompok Sosial dan Masyarakat Luas

Terbentuk atau terjadinya perpecahan kelompok sosial sebagai akibat dari interaksi

sosial melalui komunikasi. Terjadinya interaksi yang demikian disebabkan

karenasejakdilahirkan, manusiatelah memiliki keinginan untuk menjadi satu dengan manusia

yang lain di sekelilingnya, yaitu masyarakat dan keinginan untuk menjadi satu dengan

Page 11: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

suasana alam sekelilingnya. Hal ini juga terjadi pada kelompok social di desa Tlumpu bahwa

individu-individu menjalin interaksi yang mana ada suatu kesamaan tujuan daalam

pemenuhan kebutuhan, bias kebutuhan spiritual, psikologis, maupun fisik/ kesehatan juga ada

kebutuhan eksistensi.

Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut, manusia

mempergunakan pikiran, perasaan, dan kehendaknya. Di dalam menghadapi alam

sekelilingnya seperti udara yang dingin, alam yang kejam dan lain sebagainya, manusia

menciptakan rumah, pakaian, dan lain sebagainya. Agar fisiknya tetap sehat manusia hams

makan, untuk dapat mengambil makanan sebagai hasil dari alam di sekitarnya ia

mempergunakan akalnya, di laut manusia menjadi nelayan penangkap ikan, di hutan ia

berburu, dan sebagainya. Semua itu menimbulkan kelompok-kelompok sosial karena pada

hakikatnya manusia tidaklah mungkin hidup sendiri terisolir, karena itu ia memerlukan

kelompoknya. Dengan jalan komunikasi terjadilah stimulasi dan respons yang mendekati

tujuan, dengan menggunakan ikatan-ikatan yang dibentuknya, kebutuhan hidupnya akan

terpenuhi. Hal demikian disebutkan bahwa kelompok sosial terbentuk karena adanya

kebutuhan sosial manusia karena ia mempunyai kebutuhan pribadi. Dalam kehidupan sehari-

hari, manusia dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan, sehingga perbedaan antara

kepentingan pribadi dan kepentingan sosial hampir bahkan kadang, sama sekali- tidak

tampak. Karena manusia yang bekerja adalah manusia yang sekurang-kurangnya berusaha

untuk mempertahankan hidupnya, sedangkan jumlah terbesar kebutuhannya terletak di luar

dirinya, maka manusia menjadi makluk sosial dan karenanya berkomunikasi. Sebagai

konsentrasinya, maka terjadilalah integrasi atau pembentukan kelompok sosial dengan

kehidupan yang lebih langgeng.

Emile Durkehim melihat pengelompokan manusia dari segi organisatorik fungsional.

Bentuk mekanik merupakan bentuk yang naluriah ditentukan oleh pengaruh-pengaruh

pertama terhadap manusia, yaitu ditentukan oleh ikatan geografik, biogenetik, dan keturunan

lebih lanjut. Ikatan pengelompokan dalam bentuk ini hanya mencapai taraf solidaritas

mekanik. Berbeda halnya dengan ikatan pengelompokan bentuk kedua, yaitu bentuk

organisatorik fungsional yang merupakan hasil dari kesadaran manusia, hasil dari keinginan

yang rasional. Dalam bentuk pertama ditemukan integrasi normatif (berdasarkan ikatan

norma); dalam bentuk kedua terbentuk integrasi yang merupakan hasil dari disiplin,

Page 12: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

peraturan-peraturan resmi bahkan undang-undang. Ferdinand Toennies menyebutkan bentuk

pertama Geminschaft dan bentuk yang kedua Gesellscaft (Doyle Paul Johnson, 1988:181).

Selain daripada bentuk kelompok sesuai dengan ikatan naluriah otomatik dan organisatorik

fungsional, masih dikenal bentuk-bentuk kelompok yang etnosenthk dan xenosentrik.

Kelompok etnosentrik dimaksudkan adalah kelompok yang memegang teguh norma-

normanya, mengusahakan penjauhan dari kelompok-kelompok lain agar interpenetrasi dari

kebudayaan dapat dihindari sebanyak mungkin. Biasanya kelompok yang etnosentrik,

merupakan kelompok yang statis dan hidup dalam isolasi. sebaliknya kelompok xenosentrik

ialah kelompok lawan ekstrim dari kelompok etnosentrik, sehingga lebih menyukai

kebudayaan dari luar kelompok daripada dari kelompoknya sendiri. Keadaan hidup pada

umumnya menunjukkan keadaan kelompok di antara kedua kutub ekstrim ini.

Alvin Boskoff (1962: 3) melihat kelompok terutama dalam ikatan kehidupan kota,

berpendapat bahwa setiap bentuk ikatan ditentukan oleh keadaan lingkungan serta

penyesuaian diri manusia dengan lingkungan hidup ini. Dengan demikian, setiap

pembentukan kelompok merupakan hasil eksperimen masyarakat/kelompok yang

bersangkutan, yaitu hasil dari pengalaman yang dapat digolongkan kedalam bidang-bidang

praktikal, intelektual, dan emosi. Terbentuknya masyarakat luas atau komunitas dapat terjadi

karena adanya interaksi sosial antara anggota atau kelompok sosial melalui beberapa hal,

antara lain:

a. Melalui pertukaran pengalaman tentang pengetahuan, keterampilan    teknikal,

organisasi sosial dan mengenai wilayah mereka masing-masing.

b. Melalui adanya kebutuhan yang sama dalam bentuk biologi, nilai-nilai, dan tujuan

yang diajarkan oleh kebudayaan.

Sehubungan dengan faktor pertukaran pengalaman yang dapat membentuk masyarakat luas

atau komunitas. Alvin Boskoff (1962: 4) menyebutkan bahwa setiap interaksi akan berjalan

sesuai dengan sifat karakter dari kelompok asalnya. Di lihat dari proses pembentuka

masyarakat luas ini, dari kelopok aslinya terjadilah bentuk-bentuk dan fase perluasan

kelompok, yaitu:

a. Tingkat kelompok kecil {=group level).

b. Tingkat community level (=regional level).

Page 13: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

c. Tingkat regional {=regional level).

d. Tingkat nasional (=societal level).

4.Intra-planetery society (=masyarakat dunia).

Klasifikasi tentang tahap-tahap terbentuknya masyarakat luas atau komunitas melalui

proses pembentukan kelompok-kelompok dan sub kelompok, Mc Iver dalam bukunya The

elements of Social Sciences (1956) menyebutkan bahwa perkembangan yang dilalui oleh

setiap masyarakat (luas) adalah melalui tahap pembentukan kebudayaan. Sebagai tahap

terendah adalah masyarakat desa (village community) yang telah melalui suatu tahap proses

pematangan dan mencapai tingkat kebudayaan yang cukup tinggi. Pada fase berikutnya, ialah

fase pembentukan ikatan kota (city community) dan fase pembentukan masyarakat bangsa

(nation community) yang memudahkan pengertian dalam ikatan-ikatan internasional (Astrid

Susanto, 1985:46). Menurut Mc Iver (Astrid Susanto, 1985: 47) ciri-ciri khas dari ikatan

hidup pedesaan sebagai tahap terendah dari perkembangan yang dilalui suatu masyarakat luas

atau koinunitas adalah:

Bentuk kesatuan lebih jelas apabila diadakan perbedaan antara hak milik (apa yang ada dalam

rumah seseorang) pribadi dan milik        penggunaan (biasanya tanah). Walaupun tanah sering

merupakan milik desa, akan tetapi kepada penduduknya diberikan hak pakai, selama

dipergunakan. Selanjutnya dalam ikatan desa anggota masyarakat sudah dapat mengharapkan

adanya perlindungan dari sesama anggota masyarakatnya, dan inilah permulaan dari awal

prinsip kegotong-royongan sebagaimana dikenal di Indonesia yang terjadi dari adanya hak

pakai atas tanah/milik desa.

Mulai adanya ikatan politik (dalam arti luas) dimana dalam ikatan desa biasanya

kepala keluarga menjadi anggota dari rapat desa. Dalam masyarakat desa pemerintahannya

memiliki batas-batas tertentu yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan anggotanya secara

mandiri. Kemudian adat ditentukan oleh sesepuh setempat, demikian pula tentang hal-hal

yang diperlukan para anggota masyarakat sehari-harinya.

Struktur ekonomi desa biasanya terisolasi dari lingkungan ekonomisekitarnya

walaupun gejala ini semakin hari semakin berkurang. Desa yang satu secara ekonomik

biasanya terpisahkan dari desa yang lain tetapi tetap merupakan satu kesatuan. Mengenai

pembagian pekerjaan sedikit sekali, kecuali pekerjaan bertani, sehingga terbanyak pekerjaan

Page 14: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

yang dilakukan adalah di rumah sendiri. Kesadaran akan nilai uang masih minim, biasanya

yang terjadi adalah sifat barter, sistem perkreditan kurang dipahami oleh penduduk desa;

peningkatan taraf hidup desa biasanya terjadi apabila suatu desa dengan mendadak

dihubungkan dan menikmati kemajuan teknologi melalui hubungan transportasi dan

kemunikasi dengan kota-kota terdekat.

Berdasarkan penilaian historik, sosiologik, ekonomik, dan politik diketahui bahwa

pembentukan masyarakat dengan kelompoknya terjadi secara bertahap, yaitu:

(a) Ikatan darah, (b) Ikatan desa, (c)   Ikatan feudal, (d) Ikatan kota, (e)  Ikatan

bangsa/Negara. Hal tersebut juga berlaku pada kelompok social yang ada di Desa Tlumpu

individu-individu bersama dalam suatu kelompok social dengan ikatan desa, ikatan se agama,

ikatan memiliki hobi/ kegemaran yang sama seperti club sepak bola.

Pembagian (perkembangan) ikatan ini tidak begitu berbeda dengan Plato yang melihat

masyarakat serta perkembangannya melalui tahap-tahap:

a)        Masyarakat pengembara

b)        Masyarakat ikatan desa

c)        Masyarakat ikatan negara-kota

Menurut Plato ikatan masyarakat negara-kota (dahulu negara hanya terbatas pada satu kota

perdagangan saja), mencerminkan tingkat kebudayaan manusia yang tinggi, tersempurna dan

yang paling mungkin dicapai di dunia ini. Berbeda dengan Mac Iver yang hidup dalam abad

ke-20, Plato berpendapat bahwa tujuan negara ialah mendekatkan manusia dengan Eidos,

sedangkan Mac Iver melihatnya dari segi ekonomi dan politik.

Sehubungan dengan pembentukan masyarakat di atas, berikutnya Mac Iver dalam tulisannya

The Elements of Social Sciences (1956) menjelaskan bahwa pada masyarakat modern, ikatan

masyarakatnya terbagi pada:

a)        Ikatan komunitas (kelompok kecil).

b)        Ikatan asosiasi.

Page 15: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

c)        Ikatan institusi (lembaga). (Astrid Susanto, 1985: 50)

Ikatan komunitas ialah ikatan berdasarkan hal-hal yang mencakup dan memenuhi sebuah

kehidupan dan kebutuhan sosial manusia; ikatan asosiasi merupakan suatu ikatan

yangdifokuskan pada beberapa/satu tujuan tertentu.

Ikatan institusi merupakan ikatan yang terjadi karena peraturan-peraturan yang telah

dilembagakan, hal mana berarti bahwa mungkin saja perangkat peraturan dibuat oleh suatu

lembaga ataupun karena suatu kebiasaan menjadi suatu lembaga/kebiasaan.

Dengan demikian, ikatan komunitas merupakan ikatan utama manusia dan unsur

kehidupan manusia. Dalam masyarakat/komunitas manusia merasa diri sebagai integral

daripadanya. Berbeda dengan ikatan komunitas, katan asosiasi merupakan suatu ikatan

dengan usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu (dan terbatas) dalam masyarakat.

Tanpa asosiasi kebutuhan-kebutuhan ini serta tujuan biasanya kurang jelas dan disadari

manusia atau sukar direalisasikan oleh komunitas, justru karena sifatnya yang terlalu umum

dan mencakupi segala-galanya. Sehubungan dengan ini, ikatan institusi merupakan ikatan-

ikatan berdasarkan peraturan-peraturan tertentu, peraturan mana biasanya sudah melembaga

(kebiasaan) karena telah lama berlaku dan ditaati suatu masyarakat. Lembaga biasanya

merupakan alat untuk memberi wewenang kepada seseorang atau suatu badan untuk

menjalankan atau mengawai suatu kegiatan, khususnya untuk menjamin agar tujuan dari

asosiasi atau komunitas terjamin.

Dengan demikian, institusi merupakan kumpulan peraturan atau badan yang mengurusi

pelaksanaan dan usaha realisasi tujuan yang telah ditentukan oleh kelompok/komunitas

maupun asosiasi. Inilah pembagian yang dewasa ini biasanya dianut sebagai bentuk

pengelompokan dan ikatan dalam suatu masyarakat luas yang modern.

5.Berakhir dan Berlangsungnya Kelompok Sosial

Hal yang dapat menyebabkan berakhirnya kelompok sosial dapat disebutkan apabila telah

berakhirnya interaksi mental di antara anggota-anggota kelompok sosial tersebut. Interaksi

yang demikian dapat terjadi karena semakin besarnya perbedaan daripada persamaan tujuan

dan kepentingan anggota-anggota kelompok sosial. Demikian pula sebaliknya, bahwa

Page 16: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

kelompok sosial dapat terns berlangsung apabila terdapat ikatan tujuan dan kepentingan yang

lebih besar daripada perbedaan yang terjadi di antara anggota kelompok sosial.

Interaksi mental bukan berarti masing-masing anggota kelompok harus selalu dalam

keseragaman pendapat atau persesuaian di antara mereka, tetapi yang pokok adalah antara

ketidaksepahaman dengan persamaan pendapat di antara mereka masih terdapat adanya

keseimbangan. Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa dasarnya ialah interaksi sosial.

Harold Lasswell (1969) menyebutkan bahwa unsur-unsur integritas anggota kelompok

terhadap kelompoknya dapat diukur menurut derajat keterlibatannya dalam kelompok melalui

perasaannya terhadap kelompoknya. Dalam suatu organisasi dengan kesadaran kelompoknya

yang tinggi terdapat perasaan kerjasama, berpikir dan rasa kebersamaan di antara masing-

masing anggota kelompoknya. Perasaan akan persatuan di antara masing-masing anggota

kelompok timbul apabila anggota kelompok masing-masing mempunyai pandangan yang

sama tentang masa depan bersama, dengan sadar mengetahui bahwa dalam mewujudkannya

mereka memiliki tugas demi merealisasikan tujuan dan kepentingan bersama. Oleh karena

itu, dasar pembentukan kelompok tersebut didasarkan pada adanya keyakinan bersama,

harapan bersama, tujuan yang sama yang dihayati masing-masing dari anggota kelompok

tersebut serta adanya ideologi bersama yang mengikat semua anggota kelompok. Karena itu

pula, akhirnya, masing-masing akan sadar untuk turut berpartisipasi dalam mencapai harapan

bersama dalam kelompok.

Munculnya partisipasi anggota kelompok dalam aktivitasnya pada kehidupan kelompok

sosial dimulai dari adanya kebiasaan bekerja sama di antara masing-masing anggota

kelompok serta adanya rasa solidaritas. Derajat partisipasi ini merupakan derajat intensitas

kesediaan mereka bekerja sama dalam kelompok sosial ini. Kemudian, moral kerja kelompok

secara keseluruhan merupakan derajat totalitas partisipasi dari masing-masing anggota

kelompoknya. Oleh kerena itu, beberapa para ahli mendefinisikan partisipasi secara aktif

sebagai adanya aktivitas atau kegiatan. Untuk jelasnya dapat terlihat dalam urian berikut:

a. Gordon W. Allport (R.A. Santoso Sastropoetro, 1988:12) menyebutkan bahwa

partisipasi adalah keterlibatan ego atau diri sendiri/ pribadi/ personalitas kejiwaan lebih

daripada hanya jasmaniah/ fisik saja.

Page 17: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

b. Keith Davis (R.A. Santoso Sastropoetro, 1988:51) menyebutkan bahwa partisipasi adalah

keterlibatan mental dan emosional yang mendorong untuk memberikan sumbangan

kepada tujuan/cita-cita kelompok dan turut bertanggung jawab terhadapnya.

c. R. A. Santoso Sastropoetro (1988: 52) menyebutkan bahwa partisipasi adalah

keterlibatan spontan dengan kesadaran disertai tanggung jawab terhadap kepentingan

kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

d. Margono Slamet (1980:1) menyebutkan bahwa partisipasi adalah ikut serta mengambil

bagian dalam suatu kegiatan dan ikut memanfaatkan serta menikmati hasil yang dicapai

dengan persyaratan, meskipun seseorang itu memiliki suatu kemampuan dan adanya

suatu kesempatan. Penekanan segi manfaat dan menikmati hasil dimaksudkan adalah

mengerjakan sesuatu ikutterlibat, menikmati hasil sebagai hasil dari satu partisipasi

apakah dalam bentuk fisik ataupun non fisik.

Berdasarkan batasan-batasan di atas, jelaslah bahwa partisipasi itu memiliki empat unsur

pokok, yaitu adanya keterlibatan mental dan perasaan, menikmati hasil partisipasi, kesediaan

memberikan sumbangan dan adanya rasa tanggung jawab.

Jenis partisipasi ini meliputi pikiran, tenaga, keahlian, barang, dan uang. Turut

berpartisipasinya seseorang dalam suatu kegiatan, dapatterjadi karena kegiatan tersebut

mengandung ide-ide baru yang dirasakan berguna bagi dirinya. Ide-ide baru sebagai inovasi

merupakan gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seorang yang dapat

menjadi pangkal terjadinya perubahan sosial yang merupakan inti dalam pembangunan

masyarakat. Ide baru itu menyebar ke dalam masyarakat karena terjadinyaproses komunkasi,

yaitu proses dimana pesan-pesan dioperasikan dari sumber ke penerima. Oleh karena itu,

partisipasi dapat terjadi didahului oleh adanya proses komunikasi melalui interaksi antara

individu dalam masyarakat yang bersangkutan.

6. Teori dan Gagasan tentang Kelompok Sosial, Sifat, serta Klasifikasi

Tipe kelompok-kelompok sosial dapat diklasifikasikan clari beberapa sudut atau dasar

kriteria ukuran yaitu:

a)    Berdasarkan besar kecilnya jumlah anggota kelompok, bagaimana  individu

mempengaruhi kelompoknya serta interaksi sosial dalam kelompok tersebut. Ukuran yang

Page 18: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

demikian ini dikemukakan oleh sosiolog Jerman, yaitu Georg Simmel. Dalam analisisnya

mengenai kelompok-kelompok sosial, Simmel mulai dengan bentuk terkecil yang terdiri dari

satu orang sebagai fokus hubungan sosial yang dinamakannya “monand” kemudian

dikembangkan dengan meneliti kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang,

yaitu “dyad” serta “triad” dan kelompok-kelompok kecil lainnya. Di samping itu sebagai

perbandingan, ditelaahnya kelompok-kelompok yang lebih besar.

b)    Berdasarkan derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial. Beberapa sosiolog dalam hal

ini memperhatikan pembagian atas dasar kelompok-kelompok yang anggota-anggotanya sal

ing kenal mengenal seperti keluarga, rukun keluarga dan desa. Begitu pula sebaliknya

kelompok-kelompok sosial seperti di kota-kota, korporasi, dan negara, yang anggota-

anggotanya tidak memiliki pertalian hubungan yang erat. Ukuran ini kemudian oleh para

sosiolog di antaranya F. Stuart Chapin dikembangkan dengan memperhatikan tinggi

rendahnya derajat keeratan hubungan antara anggota-anggota kelompok tersebut.

c)    Berdasarkan ukuran kepentingan dan wilayah. Misalnya, suatu community (masyarakat

setempat) yang merupakan kelompok-kelompok atau kesatuan-kesatuan sosial atas dasar

wilayah yang anggotanya tidak mempunyai kepentingan-kepentingan yang khusus/ tertentu.

Berlangsungnya suatu kepentingan, merupakan ukuran lain bagi klasifikasi tipe-tipe sosial.

Suatu kerumunan misalnya merupakan kelompok yang hidupnya sebentar, oleh karena

kepentingannya pun tidak berlangsung dengan lama. Lain halnya dengan community yang

kepentingannya secara relatif bersifat permanen.

d)    Berdasarkan ukuran derajat organisasi.  Dalam hal ini kelompok sosial terdiri dari

kelompok-kelompok yang terorganisir. Kelompok sosial yang terorganisir dengan baik,

adalah negara, sedangkan kelompok sosial yang tidak terorganisir misalnya adalah suatu

kerumunan.

Berikutnya Soerjono Soekanto (1982: 117) menambahkan bahwa tipe-tipe umum dari

kelornpok-kelompok sosial dalam pula disebutkan, yaitu berdasarkan:

a. Kategori statistik

Kategori statistik adalah pengelompokan oleh ilmuwan atas dasar ciri tertentu yang sama,

seperti misalnya, kelompok umur.

Page 19: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

b. Kategori sosial

Kategori sosial merupakan kelompok individu-individu yang sadar akan ciri-ciri yang

dimiliki bersama, misalnya Ikatan Dokter Indonesia.

D. Kebudayaan

Dalam kehidupan sehari-hari orang begitu sering membicarakan tentang kebudayaan dan tak

mungkin orang menghidar dan” kebudayaan, karena tak seorang pun yang tidak berurusan

dengan hasil-hasil kebudayaan. Setiap orang melihat, mempergunakan atau merusak

kebudayaan. Beberapa definisi tentang kebudayaan dapat dilihat di bawah ini.

 Dalam karya berjudul The Reality of Culture, Milville J. Herskovits (1955) menyatakan

bahwa ada lebih dari seratus enam puluh definisi tentang kebudayaan. Pengertian kebudayaan

meliputi bidang yang luasnya seolah-olah tidak berbatas, sehingga sukarsekali mendapatkan

suatu definisi yang tegas dan terperinci mencakup segala sesuatu yang termasuk dalam

pengertian itu.

Dalam pengertian umum, istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama

istilah kebudayaan diartikan menurut ilmu-ilmu pengetahuan kemasyarakatan maka kesenian

merupakan hanya salah satu bagian dari kebudayaan.

Apabila pengertian kebudayaan hendak dirumuskan dengan istilah-istilah dalam

bahasa Indonesia, Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964: 113) mengusulkan

rumusan definisi kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Karya masyarakat menghasilkan terknologi dan kebudayaan kebendaan {material culture)

yang diperlukan oleh masyarakat untuk menguasai alam di sekitarnya agar kekuatan serta

hasilnya dapat diabdikan bagi keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia

mewujudkan segala norma-norma dan nilai-nilai kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur

masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti luas. Di dalamnya termasuk misalnya saja

agama, ideologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa

manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat.

Page 20: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

Selanjutnya, cipta merupakan kemampuan mental, kemampun berpikir dari orang-orang yang

hidup bermasyarakat dan antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu-ilmu pengetahuan, baik

yang berwujud teori murni maupun yang telah disusun untuk diamalkan dalam kehidupan

masyarakat. Semua karya, rasa, dan cipta dikuasai oleh karsa dari orang orang yang

menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar atau seluruh

masyarakat.

Kebudayaan yang diberi arti demikian dimiliki oleh setiap masyarakat Tidak ada

suatu masyarakat pun yang masih hidup tidak mempunyai kebudayaan. Perbedaannya bahwa

kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna dari kebudayaan masyarakat lain dalam

perkembangannya untuk memenuhi segala kepentingan. Dalam hubungan ini, maka biasa

diberikan nama “peradaban” (civilization) kepada kebudayaan yang telah mencapai taraf

perkembangan yang tinggi.

Tiga definisi tentang kebudayaan akan lebih memperjelas yang dimaksudkan dengan

kebudayaan, yaitu:Definisi klasik kebudayaan yang disusun oleh Sir Edwar Taylor (1871

menyebutkan bahwa kebudayaan adalah komplek keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan,

kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan   semua kemampuan serta kebiasaan yang lain

diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat (Paul B. Horton dan Chester L. Hunt,

1987:58).

William A. Haviland (1988: 331) menyebutkan bahwa kebudayaan   terdiri dari nilai-nilai,

kepercayaan, dan persepsi abstrak tentang jagat  raya yang berada di balik perilaku manusia

dan yang tercermin dalam perilaku. Semua itu adalah milik bersama para anggota

masyarakat, apabila orang berbuat sesuai dengan itu, maka perilaku mereka dianggap dapat

diterima di dalam masyarakat. Kebudayaan dipelajari melalui sarana bahasa bukan

diwariskan secara biologis dan unsur-unsur kebudayaan yang berfungsi sebagai suatu

keseluruhan yang terpadu.

Robert L. Sutherland (1961: 30-31) menyebutkan bahwa kebudayaan terdiri dari segala

sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perikelakuan yang normatif mencakup semua cara atau

pola-pola berpikir,merasakan, dan bertindak. Sesuai dengan konsep dan definisi tentang

budaya oleh sejumlah pakar maka di Desa Tlumpu juga dapat kita jumpai budaya yang

merupakan hasil cipta, kreasi, adat, seperti budaya musik terbangan pada saat menyambut

Page 21: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

aqiqoh kelahiran anak sambil membaca sholawat nabi ini menjadli budaya di masyarakat

Tlumpu.

E. Lembaga Sosial atau Institusi Sosial

Dalam Kamus Bahasa Indonesia sampai sekarang belum terdapat istilah yang mendapat

pengakuan umum dari kalangan para sarjana sosiologi untuk menerjemahkan istilah Inggris,

“Social Institution”. Ada yang mencoba menerjemahkannya dengan istilah “pranata” dengan

alasan bahwa “Social Institution” mengandung unsur-umof yang mengatur perikelakuan para

anggota masyarakat. Adapulayang menggunakan istilah “Bangunan Sosial”, istilah ini diduga

merupakan terjemahan dari istilah “Sociale Gebilde” dalam bahasa Jerman yang lebih jelas

menggambarkan bentuk serta susunan dari “Social Institution”. Selo Soemardjan dan

Soelaeman Soemardi (1964: 61) menggunakan istilah “Lembaga Kemasyarakatan” sebagai

terjemahan dari “Social Institution”. Bukan karena terjemahan itu yang dianggap paling tepat,

tetapi istilah lembaga selain menunjuk pada suatu bentuk, juga mengadung pengertian yang

abstrak tentang adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi ciri dari

suatu lembaga.

Di Desa Tlumpu ada lembaga sosial yang telah terbingkai dalam dalam kehidupan

masyarakat, baik itu norma kesusilaan, norma hukum, dan yang sangat kental adalah norma

religius ajaran agama Islam. Kontrol social di Desa Tlumpu termasuk ketat ketika ada

anggota masyarakatnya yang melanggar norma langsung ada perhatian dan peringatan dari

tetangga atau anggota masyarakat lainnya, biasanya juga peran Ketua RT, Ketua Rw sangat

besar tarkala ada pelanggaran norma, akan ada perhatian, peringatan, dan sanksi. Adapau

ketentuan yang terbaru adalah Ketua RW bekerja sama dengan Polsek dalam hal penanganan

ketertiban dan keamanan masyarakat.

Seperti tersebut di atas, Koentjaraningrat (1964: 113) menggunakan istilah “Pranata

Sosial” untuk terjemahan istilah “Social Institution” dengan alasan menunjuk kepada adanya

unsur-unsur yang mengatur perikelakuan para anggota masyarakat. Pranata sosial adalah

suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk

memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Page 22: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

Para ahli memberikan beberapa batasan mengenai lembaga sosial dalam uraian berikut:

Alvin L. Bertrand (1980: 120) menyatakan bahwa, institusi-institusi     sosial pada

hakikatnya adalah kumpulan-kumpulan dari norma-norma     sosial (struktur-struktur sosial)

yang telah diciptakan untuk dapat     melaksanakan fungsi masyarakat. Institusi-institusi ini

meliputi kumpulan-kumpulan norma-norma dan bukan norma-norma yang berdiri sendiri-

sendiri.

Menurut Joseph S. Roucek dan Roland L. Waren (1984: 93) institusi      adalah pola-pola

{patterns) yang telah mempunyai kedudukan tetap atau pasti untuk mempertemukan

bermacam-macam kebutuhan manusia yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan dengan

mendapatkan persetujuan dari cara-cara yang sudah tidak dipungkiri lagi,  untuk memenuhi

konsep kesejahtaran masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.

        Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1987: 224-245) menyebutkan bahwa lembaga yang

digunakan dalam konsep sosiologi berbeda dengan yang digunakan oleh konsep umum

lainnya. Sebuah lembaga bukanlah sebuah bangunan, bukan sekelompok orang dan juga

bukan sebuah organisasi. Lembaga (institusi) adalah suatu sistem norma untuk mencapai

suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting, atau secara formal,

lembaga adalah sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan

pokok manusia. Lembaga adalah proses-proses terstruktur (tersusun) untuk melaksanakan

berbagai kegiatan tertentu.

J.B.A.F. Mayor Polak (1966: 253) memberikan batasan tentang lembaga sosial yaitu

suatu kompleks atau sistem peraturan-peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai-

nilai yang penting, sedangkan lembaga mempunyai tujuan untuk mengatur antar-hubungan

yang diadakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang paling penting.

Robert Mac Iver dan Charles H. Page (1965: 19) mengartikan lembaga sosial sebagai tata

cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar-manusia yang

berkelompok dalam suatu kelompok kemasyarakatan yang dinamakan association.

Leopold von Wiese dan Howard Becker (Soerjono Soekanto, 1982: 193) melihat lembaga

sosial dari sudut fungsinya yang menyebutkan bahwa lembaga sosial adalah suatu jaringan

proses-proses hubungan antar manusia dan antar-kelompok manusia yang berfungsi untuk

Page 23: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola-polanya sesuai dengan kepentingan-

kepentingan manusia dan kelompoknya.

Soerjono Soekanto (1982: 192) menyatakan bahwa lembaga sosial  adalah merupakan

himpunan daripada norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan

pokok di dalam kehidupan masyarakat. wujud yang konkret dari lembaga sosial ini adalah

asosiasi. Sebagai contoh, universitas merupakan lembaga sosial atau lembaga

kemasyarakatan, sedangkan Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas

Gadjah Mada, Universitas Airlangga dan Iain-Iain adalah contoh-contoh asosiasi.

E. STRATIFIKASI SOSIAL

1.Pengertian

Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana

anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh

setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada

yang didapat tanpa suatu usaha (ascribed status). Stratifikasi berasal dari kata stratum yang

berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak.

Pitirim A. Sorokin ( Soekanto, 2006; 197) mengatakan bahwa sistem lapisan sosial

merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Barang

siapa yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah yang sangat banyak dianggap

masyarakat memiliki kedudukan dalam lapisan atas. Mereka hanya memiliki sedikit sekali

atau tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat mempunyai

kedudukan yang rendah. Menurut Pitirim A. Sorokin (Soekanto, 2006:198) stratifikasi

berasal dari kata stratum yang berari lapisan. Lebih lanjut Sorokin menjelaskan bahwa

stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara

bertingkat/ hierarkis. Dasar dari pembedaan ini adalah tidak adanya keseimbangan dalam

distribusi hak dan kewajiban. Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan

menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang

dimiliki.Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan

masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang

menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia,

sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.

Page 24: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

Mobilitas sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam

stratifikasi sosial. Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal.

Mobilitas vertikal juga dapat terbagi dua, mobilitas vertikal intragenerasi, dan mobilitas

antargenerasi. Berkaitan dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial memiliki dua sifat, yaitu

stratifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup. Pada stratifikasi terbuka kemungkinan terjadinya

mobilitas sosial cukup besar, sedangkan pada stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya

mobilitas sosial sangat kecil.

Mobilitas stratifikasi social di Masyarakat Tlumpu terbuka bagi siapa saja yang

mampu memilki dan mencapai symbol-simbol kekayaan maupun mencapai posisi jabatan

strategis .

2.Dimensi Stratifikasi Sosial

Untuk menjelaskan stratifikasi sosial ada tiga dimensi yang dapat dipergunakan

yaitu : privilege, prestise, dan power. Ketiga dimensi ini dapat dipergunakan sendiri-sendiri,

namun juga dapat didigunakan secara bersama. Karl Marx menggunakan satu dimensi, yaitu

privilege atau ekonomi untuk membagi masyarakat industri menjadi dua kelas, yaitu kelas

Borjuis dan Proletar. Sedangkan Max Weber, Peter Berger, Jeffries dan Ransford

mempergunakan ketiga dimensi tersebut. Dari penggunaan ketiga dimensi tersebut Max

Weber memperkenalkan konsep : kelas, kelompok status, dan partai. Kelas sosial merupakan

suatu pembedaan individu atau kelompok berdasarkan kriteria ekonomi.

Untuk mendalami kelas sosial ini Soerjono Soekanto memberikan 6 kriteria

tradisional. Menurut Horton and Hunt keberadaan kelas sosial dalam masyarakat berpengaruh

terhadap beberapa hal, diantaranya adalah identifikasi diri dan kesadaran kelas sosial, pola-

pola keluarga, dan munculnya simbol status dalam masyarakat. Bentuk stratifikasi dapat

dibedakan menjadi bentuk lapisan bersusun yang diantaranya dapat berbentuk piramida,

piramida terbalik, dan intan. Selain lapisan bersusun bentuk stratifikasi dapat juga

diperlihatkan dalam bentuk melingkar. Bentuk stratifikasi melingkar ini terutama berkaitan

dengan dimensi kekuasaan.

Ada tiga cara yang dapat kita lakukan untuk bisa mengetahui bentuk dari stratifikasi sosial.

Ketiga cara tersebut adalah dengan pendekatan objektif, pendekatan subyektif, dan

pendekatan reputasional.

Page 25: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

Stratifikasi merupakan suatu fenomena sosial yang telah menjadi ciri dari setiap masyarakat

di manapun dan dari dulu sampai sekarang. Plato (Russell, 2004:147) seorang filsuf  klasik

Yunani misalnya membagi warga negara menjadi tiga kelas yakni rakyat biasa, kaum serdadu

dan golongan para pemimpin. Golongan para pemimpin memiliki kekuasaan politik.

Jumlahnya lebih sediri dari dua golongan di bawahnya. Golongan para pemimpin ini pada

mulanya dipilih oleh legislator, tetapi kemudian diganti berdasarkan keturunan. Seorang

filsuf yang lain – masih dari Yunani – Aristoteles (Russell, 2004; 236)  menagatakan bahwa

setiap orang harus dicintai sesuai dengan kelebihannya, yang lebih rendah harus mencintai

yang lebih tinggi dari pada yang tinggi mencintai yang lebih rendah; para isteri, anak-anak,

rakyat, harus memberikan cinta kepada suami, orang tua, monarkhi secara lebih dari pada

suami, orang tua, monarkhi berikan kepada mereka.

Bahwa Masyarakat Desa Tlumpu memiliki stratifikasi kelas yang beragam, apabila kita

melihat berdasarkan kekayaaan, ada 3 golongan masyarakat, 1. Masyarakat yang tergolong

kaya, 2. Masyarakat yang tergolong sedang, 3. Masyarakat yang tergolong miskin. Ini bias

dilihat dari bentuk rumah, kelengkapan sarana di rumah, kepemilikan mobil, serta gaya hidup

. Hak tersebut yang bias membedakan stratifikasi social di masyarakat. Selain itu juga bias

dilihat dari jenis pekerjaannya, orang pegawai bank, pengusaha besar, pemiliki toko besar,

pemiliki sawah yang luas, mendapat posisi tertinggi atau golongan orang kaya, sedangkan

PNS, wiraswasta menempati posisi ke dua yaitu pada golongan sedang, adapun para buruh

tani, pembantu di rumah orang, tukang menempati posisi terbawah.

3. Sifat Stratifikasi Sosial

Sifat dalam stratifikasi sosial dapat bersifat tertutup dan terbuka (Soekanto, 2006:202).

Lapisan tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan

yang lain baik yang perpindahan horisontal maupun vertikal. Sebaliknya dalam lapisan yang

terbuka setiap masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha sesuai dengan

kecakapannya sendiri untuk naik ke lapisan atas. Lapisan tertutup lebih didasarkan pada

faktor-faktor yang bersifat ascribed,  suatu lapisan yang terjadi bukan karena usaha atau

kegagalan seseorang melainkan karena berdasarkan kelahiran. Menjadi putra mahkota di

Jepang, pangeran di Inggris atau di kerajaan Yogyakarta bukan karena pendidikan, melainkan

karena kelahiran berdasarkan tradisi masyarakat itu sendiri. Ini berarti bahwa tidak setiap

warga negara Inggris dapat menjadi pangeran Inggris, dan tidak setiap warga Jepang akan

dapat menjadi putra mahkota Jepang. Lapisan sosial yang tertutup ini banyak dijumpai dalam

Page 26: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

sistem kasta. Lapisan terbuka lebih didasarkan oleh faktor-faktor prestasi atau usaha

seseorang. Lapisan terbuka dianuti oleh hampir semua masyarakat modern dewasa ini.

4. Kelas-Kelas Dalam Masyarakat

Kelas sosial (Soekanto, 2006:207) adalah semua orang dan keluarga yang sadar akan

kedudukannya di dalam suatu lapisan, dan kedudukan mereka itu diketahui serta diakui oleh

masyarakat umum. Kelas sosial ini bisa didasari oleh ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, 

kehormatan dan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan. Ada pula yang menggunakan istilah

kelas hanya untuk lapisan yang berdasarkan atas unsur ekonomis. Sementara itu, lapisan yang

berdasarkan atas kehormatan dinamakan kelompok kedudukan (status group). Menurut

Joseph Schumpeter, kelas-kelas dalam masyarakat terbentuk karena diperlukan untuk

menyesuaikan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata.

Berdasarkan hal tersebut di atas, kelas memberikan fasilitas-fasilitas hidup yang tertentu bagi

anggotanya. Misalnya, keselematan atas hidup dan harta benda, kebebasan, standar hidup

yang tinggi sesuai dengan kedudukan yang dalam arti tertentu tidak dipunyai oleh warga

kelas yang lainnya.

Selain itu, kelas juga memengaruhi gaya dan tingkah laku hidup masing-masing

warganya karena kelas-kelas yang ada dalam masyarakat mempunyai perbedaan dalam

kesempatan-kesempatan menjalani jenis pendidikan atau rekreasi tertentu

5. Kriteria Menggolongkan Anggota Masyarakat Dalam Suatu Lapisan

a. Ukuran Kekayaan

Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk  dalam lapisan atas. Kekayaan

tersebut dapat dilihat pada bentuk rumah, mobil pribadi, cara menggunakan pakaian dan

kebiasaan-kebiasaan lainnya.

b. Ukuran Kekuasaan

Barang siapa memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan

atas.

c. Ukuran Khormatan

Page 27: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran kekayaan dan kekuasaan. Orang

yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat teratas. Ukuran ini banyak dijumpai

dalam masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau yang

pernah berjasa.

Sesuai dengan definisi diatas bahwa dalam stratifikasi social ada yang berdasarkan

kehormatan menempati posisi stratifikasi yang tertinggi seperti kyai, sesepuh desa, tokoh

masyarakat, tokoh pemuda yang aktif mengelola desa dan banyak berjasa dalam

pengembangan desanya. Seperti halnya berdasarkan kekuasaannya maka siapa yang memiliki

kewenangan dan pangkat atau memiliki kedudukan d Desa mendapat posisi teratas, seperti

Kepala Kelurahan, Anggota DPR, Kepala Sekolah.

6. Prinsip-prinsip Umum Stratifikasi Sosial

1. Stratifikasi sosial merupakan karakter dari setiap komunitas masyarakat.

2. Stratifikasi sosial bersifat universal dan berubah-ubah

3. Stratifikasi sosial akan selalu ada pada setia generasi

4. Stratifikasi sosial didukung oleh pola-pola kepercayaan.

7, Distribusi Kekuasaan

Hak-Hak Istimewa dan Prestise yang Tidak Merata. Kekuasaan didefenisikan sebagai

kemungkinan individu atau kelompok untuk memaksakan keinginan meraka kepada yang

lainnya, bahkan bila mendapat penolakan dan pertentangan dari orang lain. Pada saat anda

memaksakan keinginan anda terhadap orang lain yang tidak ingin dikontrol oleh anda, anda

berarti memiliki kekuasaan. Penggunaan paksaan merupakan manifenstasi yang paling nyata

dari kepemilikan kekuasaan

a.Privilege

Privilege mengacu pada hak, keuntungan dan kekebalan yang diasosiasikan dengan suatu

posisi hirarki. Distribusi privilege membagi masyarakat ke dalam kelompok yang memiliki

dan yang tidak memiliki. Kelompok strata atas memiliki kekebalan, pendapatan, dan hak-hak

Page 28: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

prerogatif, kebebasan, dan pilihan-pilihan yang kurang sesuai dengan strata bawah. Privilege

memiliki dua aspek utama yakni ekonomi dan kultural.

1. Beberapa privilege secara langsung dihubungkan dengan posisi ekonomi individual.

Orang-orang dengan kesejahteraan yang lebih besar dapat memperoleh banyak

keuntungan seperti pelayanan kesehatan yang baik dan dapat menghindari setiap

kesulitan hidup.

2. Norma-norma budaya dapat meberikan keuntungan atau ketidakberuntungan kepada

orang-orang tertentu

b.Prestige

Prestige mengacu pada distribusi kehormatan dan status sosial. Dalam masyarakat pada

umumnya ada kelompok yang memiliki prestige yang tinggi, namun ada pula kelompok

masyarakat dengan prestige yang rendah.

8.Macam-macam / Jenis-jenis Status Sosial

1. Ascribed Status

Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras,

kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.

2. Achieved Status

Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan

usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat

pendidikan, pekerjaan, dll.

3. Assigned Status

Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan

masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan

kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku,

ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.

9.Sifat  Stratifikasi Sosial

a.Stratifikasi Sosial Tertutup

Page 29: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak

dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada

golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa

seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru

b.Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya

dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.

Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya.

Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya

menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik

dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia

mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.

c.Stratifikasi Sosial Campuran

Hal ini bisa terjadi bila stratifikasi sosial terbuka bertemu dengan stratifikasi sosial tertutup.

Anggotanya kemudian menjadi anggota dua stratifikasi sekaligus. Ia harus menyesuaikan diri

terhadap dua stratifikasi yang ia anut

10.Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial:

a.Mobilitas Sosial Horizontal

Di sini, perpindahan yang terjadi tidak mengakibatkan berubahnya status dan kedudukan

individu yang melakukan mobilitas.

b.Mobilitas Sosial Vertikal

Mobilitas sosial yang terjadi mengakibatkan terjadinya perubahan status dan kedudukan

individu. Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi

a.Vertikal naik

Page 30: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

Status dan kedudukan individu naik setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.

b.Vertikal turun

Status dan kedudukan individu turun setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.

c.Mobilitas antar generasi

Ini bisa terjadi bila melibatkan dua individu yang berasal dari dua generasi yang berbeda.

BAB III

KESIMPULAN

1. Profil

.Desa Tlumpu merupakan salah satu Desa yang termasuk di Kelurahan Tlumpu

Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Secara geografis, Kota Blitar terletak di sebelah selatan

Provinsi Jawa Timur, berada di kaki Gunung Kelud dengan ketinggian 156 meter dari

Page 31: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

permukaan laut. Kota Blitar terdiri dari 3 Kecamatan dan 21 Kelurahan. Di Desa Tlumpu

memiliki terdapat Kelurahan Tlumpu yang dipimpin oleh Lurah yaitu Bapak Muheni.

2. Kelompok Sosial

Kelompok Yasinan, Tahlilan baik pada tingkat remaja putra dan putri serta pada tingkat

dewasa bapak-bapak dan ibu-ibu, Club Sepak Bola Tlumpu. Pada Kelompok social tersebut

terdiri dari kelompok yang memiliki kesamaan tujuan dan agama, seperti pada Kelompok

Yasinan dan Tahlil baik pada tingkat remaja putra dan putri serta pada tingkat dewasa bapak-

bapak dan ibu-ibu termasuk kelompok sosial karena terdiri dari lebih satu individu yang

memiliki rasa solidaritas, saling mempengaruhi, dan berhubungan, dan memberikan

bermanfaat bagi anggotanya.

3. Budaya

di Desa Tlumpu juga dapat kita jumpai budaya yang merupakan hasil cipta, kreasi, adat,

seperti budaya musik terbangan pada saat menyambut aqiqoh kelahiran anak sambil

membaca sholawat nabi ini menjadli budaya di masyarakat Tlumpu.

4. Lembaga Sosial/ institusi sosial

Di Desa Tlumpu ada lembaga sosial yang telah terbingkai dalam dalam kehidupan

masyarakat, baik itu norma kesusilaan, norma hukum, dan yang sangat kental adalah norma

religius ajaran agama Islam. Kontrol social di Desa Tlumpu termasuk ketat ketika ada

anggota masyarakatnya yang melanggar norma langsung ada perhatian dan peringatan dari

tetangga atau anggota masyarakat lainnya, biasanya juga peran Ketua RT, Ketua Rw sangat

besar tarkala ada pelanggaran norma, akan ada perhatian, peringatan, dan sanksi

5. Stratifikasi Sosial

Bahwa Masyarakat Desa Tlumpu memiliki stratifikasi kelas yang beragam, apabila kita

melihat berdasarkan kekayaaan, ada 3 golongan masyarakat, 1. Masyarakat yang tergolong

kaya, 2. Masyarakat yang tergolong sedang, 3. Masyarakat yang tergolong miskin. Ini bias

dilihat dari bentuk rumah, kelengkapan sarana di rumah, kepemilikan mobil, serta gaya hidup

. Hak tersebut yang bias membedakan stratifikasi social di masyarakat. Selain itu juga bias

dilihat dari jenis pekerjaannya, orang pegawai bank, pengusaha besar, pemiliki toko besar,

Page 32: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita

pemiliki sawah yang luas, mendapat posisi tertinggi atau golongan orang kaya, sedangkan

PNS, wiraswasta menempati posisi ke dua yaitu pada golongan sedang, adapun para buruh

tani, pembantu di rumah orang, tukang menempati posisi terbawah.

PUSTAKA

Soekanto, S. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo.

———-. Struktur dan Stratifikasi Sosial. http:// www.g-excess.com/id/pages/strukturdanstratifikasisosiall.html [10 September 2011]

Suwarno, 1994. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta.LP3ES

Page 33: Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspita