Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

30
MAKALAH STERILISASI DAN DISINFEKSI ( Dosen Pengampu: Ikit Netra Wirakhmi, S.ST) Disusun oleh: Kelompok 2 (DIII kebidanan 1B) 1. Fitriana laelatunni’mah (141540134300033) 2. Buntar handayani (141540134030006) 3. Deni farih utami (141540134050008) 4. Eti yuliana lestari (141540134210024) 5. Fitri lestari (141540134290032) 6. Rinigianti (141540134570060) 7. Suci yayu febriana ambarwati (141540134670070) 8. Umi ma’rifah khasanah (141540134720075) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Transcript of Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

Page 1: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

MAKALAH

STERILISASI DAN DISINFEKSI

( Dosen Pengampu: Ikit Netra Wirakhmi, S.ST)

Disusun oleh:

Kelompok 2 (DIII kebidanan 1B)

1. Fitriana laelatunni’mah (141540134300033)

2. Buntar handayani (141540134030006)

3. Deni farih utami (141540134050008)

4. Eti yuliana lestari (141540134210024)

5. Fitri lestari (141540134290032)

6. Rinigianti (141540134570060)

7. Suci yayu febriana ambarwati (141540134670070)

8. Umi ma’rifah khasanah (141540134720075)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

TAHUN AJARAN 2014 / 2015

i

Page 2: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan

karunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat wal’afiat, sehingga kami dapat

menyusun makalah ini sebagai tugas. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi

semua pembaca terutama bagi keluarga besar STIKes HARAPAN BANGSA

Purwokerto. Makalah ini bertujuan untuk mendorong semangat belajar bagi

pembacanya dan mendorong semangat moril untuk memahami dan mendalami

hak asasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan.

Makalah ini diharapkan menjadi buku tambahan dan menjadi bacaan utama

dengan semua mahasiswa / mahasiswi kebidanan dan keperawatan serta menjadi

referensi bagi peminat lainnya.

Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan

penyusun akan sangat berterima kasih akan saran dan kritik untuk

menyempurnakan makalah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Purwokerto, 28 November 2014

Penulis

ii

Page 3: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PENDAHULUAN............................................................................... 3

A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi.................................................... 3

B. Sterilisasi dengan Pemanasan............................................................... 18

C. Cara Kimia (Khemis)............................................................................ 20

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 25

A. Kesimpulan .......................................................................................... 25

B. Saran .................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 26

iii

Page 4: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik

pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan

mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk

membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari

ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada

ilmu mikrobiologi.

Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan

mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik

diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa

dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan .

Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang

besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat

berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah

atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep

steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan

lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.

Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan

yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi

dalam makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia

keperawatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi

2. Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi

3. Bagaimana macam-macam sterilisasi

4. Bagaimana macam-macam desinfeksi

5. Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi

1

Page 5: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

6. Bagaimana aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia

kesehatan dan keperawatan

C. Tujuan

Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah

dipaparkan sebelumnya, maka kami menyimpulkan beberapa tujuan dari

pembuatan makalah ini adalah:

1. Bagaimana konsep steril dan desinfeksi digunakan.

2. Mempelajari pengertian, tujuan maupun macam-macam tekhnik sterilisasi

dan desinfeksi.

3. Mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi dan

desinfeksi.

2

Page 6: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi

1. Pengertian Sterilisasi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu

(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak

diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau

bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari

semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk

mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk

mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-

obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh

miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga

penting.

Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik

maupun kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk

membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang

terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom,

menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain

sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2),

dan radiasi ionnisasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:

a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih

berfungsi.

b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label

yang jelas dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal

pelaksanaan sterilisasi.

c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.

3

Page 7: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu

mensteril selesai.

e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril

f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya,

bila terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.

2. Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit

dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi

kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme

patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat

digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.Antiseptik adalah zat yang

dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan

hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.Desinfektan dapat

pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari

toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan

alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena

dapat menghambat proses disinfeksi.

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda

mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh

beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat

membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat

membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.

Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga

desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.Untuk

mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga

desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat

menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10

menit.

Kriteria desinfeksi yang ideal:

Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu

4

Page 8: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

1. kamar

2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan

3. kelembaban

4. Tidak toksik pada hewan dan manusia

5. Tidak bersifat korosif

6. Tidak berwarna dan meninggalkan noda

7. Tidak berbau/ baunya disenangi

8. Bersifat biodegradable/ mudah diurai

9. Larutan stabil

10. Mudah digunakan dan ekonomis.

Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi

Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah

1. Mencegah terjadinya infeksi

2. Mencegah makanan menjadi rusak

3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam

melakukan biakan murni.

Macam-Macam Sterilisasi

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara

mekanik, fisik dan kimiawi:

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)

Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22

mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan

tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,

misal nya larutan enzim dan antibiotik

2. Sterilisasi secara fisik

Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran

a. Pemanasan

1) Pemijaran (dengan api langsung)

5

Page 9: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum

inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas

penggunaanya.

2) Panas kering:

Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas

kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya

erlenmeyer, tabung reaksi dll.Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam.

Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan,

apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka

sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.

3) Uap air panas

Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang

mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak

terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah

air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini:

Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum

4) Uap air panas bertekanan

Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan

tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi.

Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan

Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah

distrerilkan.diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7

hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf

baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam

autoklaf

b. Pasteurisasi

Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi

susu Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus,

Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari

sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit

c. Penyinaran dengan sinar UV

6

Page 10: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,

misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan

interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara

kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain

alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:

1) Memiliki daya antimikrobial sangat kuat

2) absorbsi as. Nukleat◊Daya kerja

3) Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm

4) penetrasi lemah◊Kelemahan

d. Sinar ion bersifat hiperaktif

Sering digunakan pada◊Gamma Daya kerjanya sterilisasi bahan

makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau

penampilan Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan

dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga

“sterilisasi dingin”

3. Sterilisasi dengan Cara Kimia

a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia

1) Rongga (space)

2) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)

3) Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat

4) Pengenceran harus sesuai dengan anjuran

5) Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya

bersifat sangat mudah menguap

6) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah

berkontak dengan disinfekstan

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia

1) Jenis bahan yang digunakan

2) Konsentrasi bahan kimia

3) Sifat Kuman

4) pH

5) Suhu

7

Page 11: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

c. Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi ‘

1) Alkohol

• Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel

rusak

• Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim tdk

aktif

2) Halogen

• Mengoksidasi protein kuman

3) Yodium

• Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit

• Efektif terhadap berbagai protozoa

4) Klorin

• Memiliki warna khas dan bau tajam

• Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah

5) Fenol (as. Karbol)

• Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel

menurunkan tegangan permukaan

• Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu

desinfektan

6) Peroksida (H2O2)

• Efektif dan nontoksid

• Molekulnya tidak stabil

• Menginaktif enzim mikroba

7) Gas Etilen Oksida

• Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik

Macam-macam Desinfeksi

8

Page 12: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit

dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan

terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan

yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini

dinamakan antiseptik.

Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan

mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada

benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau

sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.

Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat

tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat

menghambat proses disinfeksi.

Macam-macam desinfektan yang digunakan :

1. Alkoho

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk

mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan

dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun

ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi

permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.

2. Aldehida

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada

kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid

merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk

mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa

steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan

akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat

mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata

pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif

terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan

9

Page 13: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10

jam.

3. Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan

secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok

plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub

(Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan

sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2%

digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap

bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut

terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary

mucus.

4. Senyawa halogen.

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan

ion halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat

pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros,

Domestos, dan Betadine).

5. Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk

membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak

oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang

lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini,

banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.

6. Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak

digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri

dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

Desinfeksi permukaan

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda

mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa

10

Page 14: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

kelompok mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh

virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus

polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.

Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga

desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :

1. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru

setiap hari dengan akuades.Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap

efektif namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.

2. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan

dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu

60 hari. Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan

perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras.

3. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan

perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif.

Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif,

terutama untuk aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan

pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.

Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari

tiga desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat

menengah” bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain

• Garam Logam Berat

Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam

jumlah yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut

oligodinamik.Hal ini mudahsekali ditunjukkan dengan suatu

eksperimen.Namun garam dari logam berat itumudah merusak kulit,

makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahalharganya.

Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan

merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh

manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.

• Zat Perwarna

11

Page 15: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya

bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram

positif, walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau

dimatikan, bergantung pada konsentrasi zatpewarna tersebut. Diperkirakan

zat pewarna itu berkombinasi dengan protein ataumengganggu mekanisme

reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat

pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit

dan hijau cemerlang.

• Klor dan senyawa klor

Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.persenyawaan

klor dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang

banyak dipakai untukmencuci alat-alat makan dan minum.

• Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis

Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau

kreolin lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang

berupa campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak digunakan

daripada desinfektan-desinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk

fenol. Seringkali orang mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga

desinfektan menjadi menarik.

• Kresol

Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol

tetapi jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif

sebagai bakterisida,dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan

organic. Namun, agen inimenimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan

hidup dan oleh karena itudigunakan terutama sebagai disinfektan untuk

benda mati. Satu persen lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah

digunakan pada kulit, tetapi konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat

ditolerir.

• Alkohol

12

Page 16: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan,

isoprofil dan benzylalcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa digunakan

terutama karena efekpreservatifnya (sebagai pengawet).

• Formaldehida

Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan

sebagai gas.Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida

dan fungisida.Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai

formalin.

• Etilen Oksida

Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan

agen pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat

penting yang membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga

adalah kemampuannya untukmenembus ke dalam dan melalui pada

dasarnya substansi yang manapun yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya

agen ini telah digunakan secara komersialuntuk mensterilkan tong-tong

rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut.Agen ini hanya

ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagianbesar

udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.

• Hidogen Peroksida

Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena

kemampuannyamengoksidasi.Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering

digunakan dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di

dalamnya kemungkinandimasuki organisme aerob.

Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan,

media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan

kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga

dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua

mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.

13

Page 17: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab

penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi

kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme

patogen.

Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan

desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan

yang sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi

secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit.

Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Dunia

Kesehatan Dan Keperawatan

Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua

bentuk kehidupan mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik

maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk

membunuh kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada

alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan

panas tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat,

sterilisasi panas kering, sterilisasi gas (formalin, H2O2).

Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang

bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk

prosedur invasive sepeti:

1. Mengisap jalan napas pasien

2. Memasukkan kateter urinarius

3. Mengganti balutan luk

Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau lapisan tebal

kertas berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas.

Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat

kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan.Hasil prose ini

dimonitor oleh laboratorium mirobiologi secara teratur.

Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta

bahan yang dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik,

jarum, srung tangan dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang

14

Page 18: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan,

tetapi juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.

Sanitasi lingkungan rumah sakit

Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan

pencemaran oleh mikrobe dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur dan

cara-cara untuk mengurangi pencemaran, dilakukan pengambilan contoh

mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan.Pinggan-pinggan petri yang

menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan sesudah pembersihan

merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk melatih para petugas yang

baru

Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan

kombinasu pergeseran dan penggsokan, serta air dan deterjen. Ini sudah

cukup, kecuali bila spencemrannya hebat, maka perlu digunakan

desinfektan.Agar efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi yang

cukup selama waktu tertentu.Penggunaan desinfektan, misalnya, membantu

menjaga air untuk mengepel agar tidak tercemar.Kain pel harus di cuci dan di

keringkan baik-baik setiap hari untuk mengurangi pencemaran. Seember

larutan dan kain pel basah sering kali di gunakan untuk membersihkan

permukaan benda lain selain lantai. Bila larutan yang sam dipakai seharian,

maka dapat mengakibatkan pencemaran oleh mikrobe yang lebih parah

dibandingkan sebelum di bersihkan. Dengan keadaan yang bersih di rumah

sakit maka keadaan asepsis lebih mudah dicapai.

Universal Precaution

Pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui

darah .Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu

ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap tenaga medis harus menyadari

bahwa semua pasien berpotensi menularkan berbagai penyakit.

Cuci Tangan

Pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan kebiasaan

yang mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan sebelum

dan sesudah melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai sarung

15

Page 19: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa digantikan dengan sarung

tangan).

Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika

melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:

1. Gown/barakschort :

2. Masker :

3. Sarung Tangan

4. Kaca mata pelindung/goggles

Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah

Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau

steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah

medis sampai menjadi arang.

Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis

1. Desinfekatan :

a. Aseptik/Asepsis

Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya

kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area

tubuh manapun yg sering menyebabkan infeksi. Tujuannya untuk

mengurangi jumlah mikroorganisme baik pada permukaan hidup

maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman

digunakan.

b. Antisepsis

Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput

lendir atau bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan

antimikrobial (antiseptik)

c. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).

Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali

beberapa endospora bakteri pada benda mati dengan merebus,

mengukus atau penggunaan desinfektan kimia

16

Page 20: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

2. Sterilisasi :

Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan

mikroba yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun kimiawi. Proses

yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, virus, fungi dan

parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air panas

tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi.

a. Pemprosesan Alat

b. Dekontaminasi

Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff

sebelum dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar benda

mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama

petugas pembersih medis sebelum pencucian berlangsung.

c. Pencucian/ bilas

Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak,

kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun

membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi

mereka yg menangani objek tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci

sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air, membilas dengan air

bersih dan mengeringkannya.

d. Sterilisasi/DTT.

Desinfeksi Tingkat Tinggi merupakan suatu proses perebusan

air dimana suhu air mencapai 1000C setelah itu alat-alat kesehatan

dimasukan kedalamnya dan direbus selama 20 menit. Setelah itu di

dingin kan dan dikeringkan dengen kain yang steril. Setelah kering

dimasukan kedalam bak instrument dengan menggunakan korentang

dan simpan ditempat yang steril.

17

Page 21: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

B. Sterilisasi dengan Pemanasan

1. Dengan pemanasan kering

Pembakaran

Alat yang digunakan adalah lampu spiritus/bunsen. Pembakaran

dapat dilakukan dengan cara:

a. Memijarkan

Pembakaran dengan cara ini hanya cocok untuk alat-alat logam

(ose, pinset, dll), yang dibiarkan sampai memijar. Dengan cara ini

seluruh mikroorganisme, termasuk spora, dapat dibasmi.

b. Menyalakan

Dapat diartikan suatu pelintasan alat gelas (ujung pinset, bibir

tabung, mulut erlenmeyer, dll) melalui nyala api. Cara ini merupakan

hal darurat dan tidak memberikan jaminan bahwa mikroorganisme

yang melekat pada alat dengan pasti terbunuh.

c. Cara mensterilkan ose :

Ose disterilkan dengan cara dibakar pada nyala api lampu

spiritus atau lampu gas. Pada waktu memanaskan ose, dimulai dari

pangkal kawat dan setelah terlihat merah berpijar secara pelan-pelan

pemansan dilanjutkan ke ujung ose. Hal ini dimaksudkan untuk

mencegah terloncatnya kuman akibat pemanasan langsung dan terlalu

cepat pada mata ose. Nyala api pada sterilisator mempunyai perbedaan

dalam derajat panas.

ABCD (diarsir) : merupakan ruang oksidasi

ABCD : merupakan ruang reduksi

AB : dasar api

a : ruang oksidasi atas

b : ruang oksidasi bawah

c : ruang reduksi atas

d : ruang reduksi bawah

e : bagian yang paling tidak panas

18

Page 22: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

Tempat yang paling panas adalah ruang oksidasi bawah yang

letaknya kira-kira sepertiga bawah dari tingginya nyala api. Yang perlu

diperhatikan :

jangan memegang mata ose dengan tangan sebelum ose disterilkan

jangan meletakkan ose di atas meja, tetapi letakkan pada tempat yang

disediakan setelah disterilkan.

Dengan udara panas (hot air oven)

Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan kering, serta

berlangsung dalam sterilisator udara panas (oven). Pemanasan dengan

udara panas dugunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari gelas

misalnya : petri, tabung gelas, botol pipet dll, juga untuk bahan-bahan

minyak dan powder misalnya talk. Bahan dari karet, kain, kapas dan kasa

tidak dapat ditserilkan dengan cara ini.

Setelah dicuci alat-alat yang akan disterilkan dikeringkan dan

dibungkus dengan kertas tahan panas, kemudian dimasukkan dalam oven

dan dipanaskan pada temperatur antara 150 - 170ºC, selama kurang lebih

90 – 120 menit. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa di antara bahan

yang disterilisasi harus terdapat jarak yang cukup, untuk menjamin agar

pergerakan udara tidak terhambat.

2. Dengan pemanasan basah

Dengan merebus

Digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti gunting, pinset,

skalpel, jarum, spuit injeksi dan sebagainya dengan cara direbus dalam

suasana mendidih selama 30-60 menit.

Dengan uap air panas

Digunakan terutama untuk mensterilkan media-media yang akan

mengalami kerusakan bila dikerjakan dengan sterilisasi uap air panas

dengan tekanan (autoklav) ataupun untuk alat-alat tertentu. Cara ini

dijalankan dengan pemanasan 100ºC selama 1 jam. Perlu diingat bahwa

dengan cara ini spora belum dimatikan, dan ada beberapa media yang

tidak tahan pada panas tersebut (misalnya media Loewenstein, Urea

19

Page 23: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

Broth). Media tersebut disterilkan dengan cara sterilisasi bertingkat

ataupun filtrasi. Alat yang digunakan adalah sterilisator, autoklav, dimana

tekanan dalam autoklav dijaga tetap 1 atmosfer (klep pengatur tekanan

dalam keadaan terbuka).

Dengan uap air bertekanan (Autoklav)

Dengan cara pengatur tekanan dalam autoklav, maka dapat dicapai

panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang tahan

terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi biasanya dijalankan dengan

menggunakan panas 120ºC selama 10 – 70 menit tergantung kebutuhan.

Hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi dengan

menggunakan autoklav :

harus ditunggu selama bekerja

hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahann

temperatur dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan cairan

yang disterilkan meletus dan gelas-gelas dapat pecah).

Pada sterilisasi dengan pemanasan kering, bakteri akan

mengalami proses oksidasi putih telur, sedang dengan sterilisasi panas

basah, akan mengakibatkan terjadinya koagulasi putih telur bakteri.

Dalam keadaan lembab jauh lebih cepat menerima panas daripada

keadaan kering sehingga sterilisasi basah lebih cepat dibanding oksidasi).

Pasteurisasi

Digunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol.

Panas yang digunakan 61,7ºC selama 30 menit.

C. Cara Kimia (Khemis)

Merupakan cara sterilisasi dengan bahan kimia. Beberapa istilah yang

perlu difahami:

Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel

vegetatif dan jasad renik. Biasanya digunakan untuk obyek yang tidak

hidup, karena akan merusak jaringan. Prosesnya disebut desinfeksi.

20

Page 24: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

Antiseptik adalah suatu bahan atau zat yang dapat mencegah, melawan

maupun membunuh pertumbuhan dan kegiatan jasat renik. Biasanya

digunakan untuk tubuh. Prosesnya disebut antiseptis.

Biosidal adalah suatu zat yang aksinya dipakai unhtuk membunuh

mikroorganisme, misal : bakterisid, virosid, sporosid.

Biostatik adalah zat yang aksinya untuk mencegah/menghambat

pertumbuhan organisme, misal : bakteriostatik, fungistatik.

Ada beberapa zat yang bersifat anti mikroba.

1. Fenol dan derivatnya

Zat kimia ini bekerja dengan cara mempresipitasikan protein secara

aktif atau merusak selaput sel dengan penurunan tegangan permukaan.

Fenol cepat bekerja sebagai desinfektan maupun antiseptik tergantung

konsentrasinya. Daya antimikroba fenol akan berkurang pada suasana

alkali, suhu rendah, dan adanya sabun.

2. Alkohol

Alkohol beraksi dengan mendenaturasi protein dengan jalan

dehidrasi dan melarutkan lemak sehingga membran sel rusak dan enzim-

enzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Etil alkohol (etanol) 50-70%

mempunyai sifat bakterisid untuk bentuk vegetatif. Metanol daya

bakterisidnya kurang dibandingkan etanol, dan beracun terhadap mata.

3. Halogen beserta gugusannya

Halogen beserta gugusannya ini mematikan mikroorganisme

dengan cara mengoksidadi protein sehingga merusak membran dan

menginaktifkan enzim-enzim. Misalnya :

Yodium dipakai untuk mendesinfeksi kulit sebelum dilakukan

pembedahan

Hipoklorit digunakan untuk sanitasi alat-alat rumah tangga. Yang

umum dipakai adalah kalsium dipoklorit dan sodium hipoklorit.

21

Page 25: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

4. Logam berat dan gugusannya

Logam berat dapat memprestasikan enzim-enzim atau protein

esensial lain dalam sel sehingga dapat berfungsi sebagai anti mikroba.

Contoh :

Merkurokrom, merthiolat sebagai antiseptik.

Perak nitrat sebagai tetes mata guna mencegah penyakit mata pada

bayi (Neonatol gonococcal ophthalmitic).

5. Deterjen

Dengan gugus hipofilik dan hidrofilik, deterjen akan merusak

membran sitoplasma.

Aldehid

Aldehid mendesinfeksi dengan cara mendenaturasi protein.

Contoh : formalin (formaldehid)

Gas sterilisator

Digunakan untuk bahan/alat yang tidak dapat disterilkan

dengan panas tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada proses ini

material disterilkan dengan gas pada suhu kamar. Gas yang dipakai

adalah ethilen oksida.

Sebaiknya : ethilen oksida mempunyai daya sterilisasi yang besar dan

daya penetrasinya besar\

Kejelekannya : ethilen oksida bersifat toksis dan mudah meledak.

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)

Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi

dengan menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil

(0.22mikron atau 0.45 mikrob) Cairan yang akan disterilisasi dilewatkan

ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum)

sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan

penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika

terkena panas, atau mudah menguap (volatile) dan bahan yang tidak tahan

22

Page 26: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Virus tidak akan

tersaring.dengan.metode.ini.

Sterilisasi dengan penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai

cara antaralain

a. Non-disposable filtration apparatus

• Disedot dengan pompa vakum

• Volume 20-1000 ml

b. Disposable filter cup unit

• Disedot dengan pompa vakum

• Volume 15-1000 ml

c. Disposable filtration unit dengan botol penyimpan

• Disedot dengan pompa vakum

• Volume 15-1000 ml

23

Page 27: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

d. Syringe filters

• Ditekan seperti jarum suntik

• Volume 1-20 ml

e. Spin filters

• Ditekan dengan gaya setrifugasi

• Volume kurang dari 1 ml

24

Page 28: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau

benda dari semua bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh

mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara

fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan

jalam membunuh mikroorganisme patogen.

2. Beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi

Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi

mikroorganisme dalam industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan-

bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.

3. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan

kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga

desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.

B. Saran

1. Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan

menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar

mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun

mengendalikan infeksi.

2. Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi

dalam proses pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi.

25

Page 29: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

26

Page 30: Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit

DAFTAR PUSTAKA

Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan

Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994

Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, EGC, Jakarta.

Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika

Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC

http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.htm l diunduh pada tanggal 06 mei 2011 18:29

27