makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

28

Click here to load reader

description

STIKES BCH

Transcript of makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

Page 1: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

MAKALAH SOSIOLOGI TENTANG MANUSIA SEBAGAI

MAKHLUK BUDAYA

OLEH :

TOMMY DWI LAKSONO

0902069

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA CIPTA HUSADA

PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2012/2013

i

Page 2: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT yang telah memberi rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penulisan membuat makalah yang berjudul “MANUSIA SEBAGAI

MAKHLUK BUDAYA” sebagai syarat untuk memenuhi tugas SOSIOLOGI.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan makalah ini, yaitu :

1. Anton Budihartono, SH, MH selaku dosen pengampu SOSIOLOGI

2. Rekan-rekan Mahasiswa Tingkat I, Kesehatan Masyarakat STIKES BINA CIPTA HUSADA Purwokerto

3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu .

Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi perkembangan pendidikan kesehatan masyarakat.

Purwokerto, 15 November 2012

Penulis

Tommy Dwi Laksono

ii

Page 3: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................. ........................2

1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................1

BAB II . PEMBAHASAN...................................................................................................

2.1 Hakekat Manusia Dan Budaya.........................................................................

2.2. Budaya sebagai Sistem gagasan.....................................................................

2.3. Perwujudan kebudayaan..................................................................................

BAB III ISI .........................................................................................................................

3.1. Isi (Substansi) Utama Budaya......................................................................

3.2. Manusia Sebagai Makhluk Budaya...............................................................

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................11

4.1. Kesimpulan.....................................................................................................11

4.2. Saran..............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................iv

iii

Page 4: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

BAB  I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Kehidupan manusia sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia

sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan

alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta.

Setiap hubungan tersebut harus berjalan seimbang.

Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam

suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang

berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang

hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-

norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang. Agar norma-norma tersebut

berjalan haruslah manusia di didik dengan berkesinambungan dari “dalam ayunan hingga ia

wafat”, agar hasil dari pendidikan –yakni kebudayaan– dapat diimplementasikan dimasyaakat.

Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya

kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap

kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri

khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.

Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan

menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi

akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan

suatu bangsa.

1

Page 5: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

a. apa hakikat manusia dan budaya ?

b. apa saja perwujudan dari kebudayaan ?

c. bagaimana hubungan manusia dengan kebudayaan?

1.3. Tujuan Makalah

Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

sekaligus sebagai literatur tambahan bagi mahasiswa atau pembaca yang ingin menambah

wawasan yang mencakup manusia sebagai makhluk budaya.

2

Page 6: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

BAB  II

PEMBAHASAN

2.1. Hakekat Manusia Dan Budaya

a. Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta),“mens”(Latin), yang berarti

berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara

istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,

sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living

organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim

dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,

tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia

merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar

perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa

setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan

keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi

kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.

Oleh karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri, hal ini

dapat dilihat pada gambar siklus hubungan manusia dengan lingkungan sebagai berikut:

Siklus Hubungan Manusia

3

Page 7: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

Gambar tersebut menggambarkan bahwa lingkungan dan manusia atau manusia dan lingkungan

merupakan hal yang tak terpisahkan sebagai ekosistem, yang dapat dibedakan mejadi:

- Lingkungan alam yang befungsi sebagai sumber daya alam

- Lingkungan manusia yang berfungsi sebagai sumber daya manusia

- Lingkungan buatan yang berfungsi sebagai sumber daya buatan

b. Pengertian Budaya

Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa.

Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari

Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya

atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa

Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah,

mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini

berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah

dan mengubah alam.

Definisi budaya dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli

berbagai ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi budaya sebagai berikut:

E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi

pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan

kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

Sedangkan Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan

pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu

masyarakat tertentu.

4

Page 8: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

Adapun Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup

yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada

pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia

Lain halnya dengan Koentjaraningrat: 1979 yang mengatikan budaya dengan: Keseluruhan

sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang

dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal

terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan manusia dalam

rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar.

Dari kerangka tersebut diatas tampak jelas benang merah yang menghubungkan antara

pendidikan dan kebudayaan. Dimana budaya lahir melalui proses belajar yang merupakan

kegiatan inti dalam dunia pendidikan.

Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :

1. wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari

kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di

tempat kebudayaan itu hidup;

2. aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-

aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain

setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini

bersifat nyata atau konkret;

3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya

manusia dalam masyarakat.

5

Page 9: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

2.2 Budaya sebagai Sistem gagasan

Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto, karena

berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan

dalam karangan buku.

Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku.

Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa rancangan hidup” maka

budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar dan

menjadi sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.

Jadi, nilai budaya adalah “gagasan” yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia dalam

kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam sistem

kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini

akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara manusia sebagai individu lainnya maupun

dengan kelompok dan lingkungannya.

2.3 Perwujudan kebudayaan

JJ. Hogman dalam bukunya “The World of Man” membagi budaya dalam tiga wujud yaitu:

ideas, activities, dan artifacts. Sedangkan Koencaraningrat, dalam buku “Pengantar Antropologi”

menggolongkan wujud budaya menjadi:

a. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan

sebagainya.

b. Sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat

c. Sebagai benda-benda hasil karya manusia

6

Page 10: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya menjadi

dua, yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.

Budaya yang Bersifat Abstrak

Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya terwujud

dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya

yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi

cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.

Budaya yang Bersifat konkret

Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas manusia

di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto.

Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri

atas:perilaku, bahasa dan materi.

a. Perilaku

Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku

manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior)

masyarakatnya.

7

Page 11: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

b. Bahasa

Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan

ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab paling penting

dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah

pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa

kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada.

c. Materi

Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya

pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat

transportasi.

Unsur-unsur materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar

adalah sebagai berikut:

1. Items, adalah unsur yang paling kecil dalam budaya.

2. Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil

3. Kompleks budaya, gabungan dari beberapa items dan trait

4. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.

Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (culture

universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery(penemuan atau usaha

yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).

8

Page 12: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

3.1. ISI (SUBSTANSI) UTAMA BUDAYA

Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi,

dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting adalah sistem pengetahuan, nilai, dan

pandangan hidup.

1. Sistem Pengetahuan

Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dunia memiliki sistem pengetahuan

tentang:

- Alam sekitar

- Alam flora dan fauna

- Zat-zat

- Manusia

- Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia

- Ruang dan waktu.

Unsur-usur dalam pengetahuan inilah yang sebenarnya menjadi materi pokok dalam dunia

pendidikan di seluruh dunia.

9

Page 13: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

2. Nilai

Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan

sesuatu yang lain untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Keputusan nilai

dapat menentukan sesuatu berguna atau tidak berguna, benar atau salah, baik atau buruk, religius

atau sekuler, sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa manusia.

Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai

estetis), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro membagi nilai

menjadi tiga bagian yaitu:

- Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi manusia.

- Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan

dan aktivitas

- Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi rohani manusia.

3. Pandangan Hidup

Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih secara

selektif oleh individu, kelompok atau suatu bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa adalah

kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya, dan

menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.

10

Page 14: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

3.2. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila

dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola

bumi. Untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan, tekhnologi,

budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu

kesinambungan yang saling bersinergi.

Hommes mengemukakan bahwa, informasi IPTEK yang bersumber dari sesuatu masyarakat lain

tak dapat lepas dari landasan budaya masyarakat yang membentuk informasi tersebut. Karenanya

di tiap informasi IPTEK selalu terkandung isyarat-isyarat budaya masyarakat asalnya.

Selanjutnya dikemukakan juga bahwa, karena perbedaan-perbedaan tata nilai budaya dari

masyarakat pengguna dan masyarakat asal teknologinya, isyarat-isyarat tersebut dapat diartikan

lain oleh masyarakat penerimanya.

Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal, untuk dapat

memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT melalui alam ini. Sehingga

dengan alam tersebut manusia dapat membentuk suatu kebudayaan yang bermartabat dan

bernilai tinggi. Namun perlu digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala

manusia sebagai masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan tata

aturan agama.

JJ. Hoeningman membagi kebudyaan dlm 3 wujud :

Gagasan : Kebudayaan yang berbentuk kumpulan, ide, gagasan,nilai,norma, peraturan yang

sifatnya abstrak.

11

Page 15: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

Aktivitas (tindakan) : Wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam

masyarakat., sering disebut sebagai system sosial, yaitu aktivitas-aktivitas manusia yang saling

berinteraksi, mengadakan kontak, bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola

tertentu.sifatnya konkret dapat diamati.

Artefak ( karya) : Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya

semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda yang dapat diraba dan dilihat.

a Etika dan Estetika Berbudaya

Etika manusia dalam berbudaya

Etika berasal dari bahasa Yuniani, ethos.

Ada 3 jenis makna etika menurut Bertens :

- Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau

kelompok orang dalm mengatur tingkah laku.

- Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral ( kode etik)

- Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk ( filsafat moral)

Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Manusia beretika, akan

menghasilkan budaya yang beretika. Etika berbudaya mengandung tuntutan bahwa budaya yang

diciptakan harus mengandung niali-nilai etik yang bersifat universal. Meskipun demikian suatu

bidaya yang dihasilkan memenuhi nilai-nilai etik atau tidak bergantung dari paham atau ideologi

yang diyakini oleh masyarakat.

12

Page 16: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

Estetika manusia dalam berbudaya

Estetika dapat dikatakan sebagi teori tentang keindahan atau seni, Estetika berkaitan dengan nilai

indah-jelek.

Makna keindahan :

a. secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan

b. secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan ( bentuk dan warna)

c. secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik sesorang dalam hubungannya dengan

segala ssuatu yang diresapinya melalui indera.

Estetika berifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah menghargai

keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.

b. Problematika Kebudayaan

Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagi

pemilik kebudayaan, Dinamika Kebudayaan berupa :

1. Pewarisan kebudayaan

Proses pemindahan, penerusan, pemilikan dan pemakaian kebudyaan dari generasi ke generasi

secara berkesinambungan

13

Page 17: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

Pewarisan dapt melalui :

- enkulturasi (Pembudayaan) : Proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu

dengan system norma, adapt dan peraturan hidup dalam kebudyaan

- Sosialisasi (Proses pemasyarakatan)

Individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam masyarakat.

Masalah dalam Pewarisan Kebudayaan :

a. Sesuai/tidaknya budaya warisan dengan dinamika masyarakat saat sekarang.

b. Penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya

c. Munculnya budaya baru yang tidak sesuai dengan budaya warisan.

2. Perubahan kebudayaan

Perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsure-unsur budaya

yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan dimana fungsinya tidak sesuai dengan bagi

kehidupan.

Contoh : pembangunan , modernisasi

14

Page 18: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan:

- Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berakal, berbudi, dan berbudaya

- Wujud budaya dapat bersifat konkret yaitu sebagai ide, gagasan, norma dan peraturan

bagi manusia dan abstrak yaitu sebagai tinfakan, peraturan, dan aktivitas manusia.

- Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, rasa manusia yang diperoleh dari

perkembangan manusia sebagai masyarakat.

3.2. SARAN

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan

pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca demi

kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.

15

Page 19: makalah sosiologi sebagai makhluk budaya

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Sitompul. 1993. Manusia dan Budaya. Jakarta: Gunung Mulia

Maas, Dp. 1985. Materi Pokok UT Antropologi Budaya. Jakarta: Universitas Terbuka

Koentjaraningrat. 1975. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka,

16