Makalah Smd-mmd Ngadirejo Feb 2015

167
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal (fisik dan psikis) maupun faktor eksternal (sosial, budaya, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya). 1 Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. 2 Menurut Hendrick L. Bloem (1974) seperti dikutip Azwar (1983), terdapat empat faktor yang besar pengaruhnya terhadap kesehatan, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang saling mempengaruhi. Lingkungan sebagai faktor terbesar, selain langsung mempengaruhi kesehatan juga mempengaruhi perilaku, dan perilaku juga sebaliknya mempengaruhi lingkungan faktor lainnya (pelayanan kesehatan dan keturunan). Status kesehatan akan tercapai secara optimal, apabila keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal. 1,5 1 Keturunan

description

mmd

Transcript of Makalah Smd-mmd Ngadirejo Feb 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal

(fisik dan psikis) maupun faktor eksternal (sosial, budaya, lingkungan fisik,

politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya).1

Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan, Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa, kesehatan adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomi.2

Menurut Hendrick L. Bloem (1974) seperti dikutip Azwar (1983),

terdapat empat faktor yang besar pengaruhnya terhadap kesehatan, yaitu

faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor

keturunan yang saling mempengaruhi. Lingkungan sebagai faktor terbesar,

selain langsung mempengaruhi kesehatan juga mempengaruhi perilaku, dan

perilaku juga sebaliknya mempengaruhi lingkungan dan faktor lainnya

(pelayanan kesehatan dan keturunan). Status kesehatan akan tercapai secara

optimal, apabila keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai

kondisi yang optimal.1,5

Gambar 1. Konsep H.L Bloem

1

Pelayanan Kesehatan

Lingkungan:

Fisik, Sosial ekonomi, budaya, dll

Status Kesehatan

Perilaku

Keturunan

Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku dilatarbelakangi atau

dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yaitu: faktor-faktor predisposisi

(predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors),

faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors). Oleh

sebab itu, pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku

harus diarahkan kepada ketiga faktor pokok tersebut. Skema dari Bloom dan

Green tersebut dapat dimodifikasi sebagai berikut :

Gambar 2. Hubungan status kesehatan, perilaku, dan promosi kesehatan

Dari diagram tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan

pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi perilaku sehingga perilaku

individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.

Dengan perkataan lain, pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk

2

Predisposing factors (pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, dsb.)

Pelayanan lingkungan

perilak

Status

Keturunan

Renforcing factors (sikap dan perilaku petugas, peraturan, UU dll)

Enabling factors (ketersediaan sumber-sumber/fasilitas)

Promosi

TrainingPemberdayaan masyarakat (pemberdayaan sosial)

Komunikasi (penyuluhan)

PARADIGMA SEHAT

VISI INDONESIA SEHAT

PROPINSI

KABUPATEN SEHATKABUPATEN

KECAMATAN SEHAT DESA SEHAT

DUSUN SEHAT

PROPINSI SEHAT

DUSUN SIAGA

DESA SIAGA

menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai

dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.1

Konsep pembangunan kesehatan di Indonesia dimulai dengan

pemikiran tentang paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang,

pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalah

kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang

bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,

pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang

sakit atau pemulihan kesehatan.2,3 Secara umum konsep paradigma sehat

dapat menghasilkan dua poin penting, yaitu mencegah lebih baik daripada

mengobati dan pentingnya pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku

hidup sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat.

Berdasarkan konsep paradigma sehat dirumuskan visi Indonesia sehat.

Visi Indonesia sehat dapat terwujud jika semua komponen masyarakat dapat

berada dalam kondisi sehat. Hal tersebut harus dimulai dari komponen

pemerintahan terkecil yaitu dusun sehat. Dusun sehat adalah gambaran warga

dusun masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yaitu

masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.4

3

Gambar 3. Konsep Paradigma Sehat

Upaya kesehatan ialah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau

masyarakat. Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh individu,

kelompok masyarakat, lembaga pemerintahan, ataupun swadaya masyarakat

(LSM). Upaya mewujudkan kesehatan itu dapat dilihat dari dua aspek, yakni

pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan

mencakup dua aspek, yaitu aspek kuratif (pengobatan penyakit) dan aspek

rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit/cacat). Sedang

peningkatan kesehatan mencakup dua aspek, aspek preventif (pencegahan

penyakit) dan aspek promotif (peningkatan kesehatan itu sendiri). Upaya

kesehatan promotif mengandung makna bahwa kesehatan seseorang atau

kelompok harus selalu diupayakan sampai tingkat yang optimal.4

Pemberdayaan masyarakat ialah suatu upaya atau proses untuk

menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam

mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan.

Dari batasan ini dapat diuraikan bahwa secara bertahap tujuan pemberdayaan

masyarakat di bidang kesehatan adalah :

1. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan

kesehatan bagi individu, kelompok atau masyarakat.

2. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan

dari kesadaran dan pemahaman terhadap kesehatan.

Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti

masyarakat, baik secara individu maupun 1 kelompok telah mampu

mewujudkan niat kesehatan mereka dalam bentuk perilaku sehat.4

Tahap-tahap penggerakan atau pemberdayaan masyarakat :5

1. Pengembangan tim petugas

2. Pengembangan tim di masyarakat

3. Survei Mawas Diri

4. Musyawarah Masyarakat Dusun

5. Pelaksanaan kegiatan

Upaya pemberdayaan masyarakat jika dilaksanakan secara optimal

dapat mendukung tercapainya visi “Indonesia Sehat”. Indonesia sehat dapat

4

tercapai dari tahapan yang paling bawah yaitu terciptanya RT, RW atau

Dusun sehat.

Cara agar tercapainya Dusun Sehat adalah :

1. Mewujudkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan

sehat.

2. Menciptakan kewaspadaan dan partisipasi masyarakat di bidang

kesehatan.

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal dan

mengatasi permasalahan kesehatan.

4. Menciptakan dukungan tokoh masyarakat dan perangkat

desa/dusun dalam pembangunan kesehatan masyarakat di desa.

5. Mewujudkan pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh

masyarakat dan tenaga profesional kesehatan.

Untuk mencapai desa sehat, diharapkan suatu desa menjadi desa siaga

terlebih dahulu. Desa siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa

yang memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi

masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa

masalah, antara lain :

1. Masalah kesehatan apa yang terdapat di Dusun Pongangan, Desa

Ngadirejo, Kecamatan Salaman.

2. Bagaimanakah pola perilaku masyarakat, lingkungan, pelayanan

kesehatan, kependudukan, dan kesadaran di Dusun Pongangan, Desa

Ngadirejo, Kecamatan Salaman, yang mempengaruhi status

kesehatan di dusun tersebut.

3. Apa saja alternatif pemecahan masalah kesehatan yang terdapat di

Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman.

C. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah :

5

Tujuan Umum :

1. Mengetahui masalah kesehatan masyarakat di Dusun Pongangan,

Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, serta melakukan kegiatan

intervensi terhadap berbagai masalah yang ditemukan.

Tujuan Khusus :

1. Mengetahui data umum (keadaan geografis, demografi, dan sosial

ekonomi) di Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan

Salaman.

2. Mengetahui masalah kondisi lingkungan (perumahan, sumber air,

jamban, saluran pembuangan air limbah/SPAL, dan pembuangan

sampah) di Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman.

3. Mengetahui pola perilaku yang mempengaruhi status kesehatan

masyarakat di Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan

Salaman.

4. Mencari masalah kesehatan bersama warga Dusun Pongangan, Desa

Ngadirejo, Kecamatan Salaman.

5. Bersama dengan masyarakat mencari upaya pemecahan masalah

kesehatan Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman.

D. Manfaat Kegiatan

1. Bagi warga Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman:

a. Mengetahui masalah kesehatan yang ada di dusunnya.

b. Mampu mengadakan Survei Mawas Diri (SMD) dalam membahas

masalah kesehatan yang ada di Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo,

Kecamatan Salaman.

c. Mampu memanfaatkan potensi yang ada di Dusun Pongangan, Desa

Ngadirejo, Kecamatan Salaman, untuk menyelesaikan berbagai

masalah kesehatan yang ada.

d. Menumbuhkan kesadaran berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

2. Bagi Puskesmas :

6

a. Mengetahui masalah kesehatan yang ada di Dusun Pongangan, Desa

Ngadirejo, Kecamatan Salaman, sehingga dapat mencari solusi untuk

mengatasi masalah kesehatan.

3. Bagi Mahasiswa :

a. Menambah pengetahuan mengenai kegiatan survei mawas diri dan

musyawarah masyarakat desa.

E. Metodologi

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan Dusun Pongangan, Desa

Ngadirejo, Kecamatan Salaman meliputi empat langkah pokok sebagai

berikut:

a. Pendekatan tingkat desa (Pertemuan Pra SMD),

Pra-SMD merupakan sebuah pertemuan dengan perangkat dusun,

Ketua RT/RW, Kader/tokoh masyarakat. Pertemuan ini

menjelaskan tentang perlunya peran serta masyarakat dalam

bidang kesehatan, SMD dan cara pengisian kuesioner, serta

MMD.

b. Survei Mawas Diri (SMD),

SMD mempunyai tujuan agar warga Dusun Pongangan, Desa

Ngadirejo, Kecamatan Salaman dapat mengetahui masalah

kesehatan di wilayah dusun ini dengan cara pengisian kuesioner

oleh warga sendiri.

Survei dilakukan pada tanggal 20 dan 21 Febuari 2015. Sampel

yang digunakan sebanyak 120 Rumah yang telah ditentukan

sebelumnya. Rancangan survei ini adalah dengan pengumpulan

data. Jenis data yang diambil adalah data primer yang didapatkan

dengan cara observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder

diperoleh dari laporan yang ada di Balai Desa Dusun Pongangan,

Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman.

7

c. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Tahap selanjutnya adalah MMD, pada tahap ini dilakukan

pertemuan dengan perangkat desa, dusun, kader, tokoh

masyarakat, dan masyarakat untuk membahas hasil SMD.

Data yang terkumpul diolah untuk mengidentifikasi

permasalahan. Setelah itu seluruh permasalahan yang ada dibawa

ke Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk ditentukan

prioritasnya dengan menggunakan metode tabel modifikasi

Hanlon (USGP). Selanjutnya dicari alternatif-alternatif pemecahan

dari seluruh masalah yang ada. Tahapan intervensi masalah yang

dirumuskan bersama dengan menggunakan tabel 2 x 2, yang berisi

2 kolom kategori mudah dan sulit serta 2 baris kategori penting

dan kurang penting. Tabel ini bertujuan untuk menentukan

rencana kegiatan yang dapat dilakukan baik jangka pendek

maupun jangka panjang. Setelah itu disusun program dan

dilanjutkan dengan intervensi sesuai dengan situasi, kondisi,

waktu, serta sumber daya yang ada pada warga Dusun Pongangan.

Evaluasi kegiatan dalam bentuk masalah non-fisik dapat dilakukan

pada saat dilakukannya intervensi.

d. Kegiatan intervensi.

Adapun tahapan berikutnya adalah intervensi terhadap masyarakat

untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada. Intervensi oleh

dokter muda ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan.

8

BAB II

DATA UMUM DESA NGADIREJO

A. Keadaan Geografis

1. Letak Wilayah

Desa Ngadirejo secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan

Salaman, Kabupaten Magelang, terletak di arah Selatan Kabupaten Magelang,

terdiri dari 12 dusun dan terdiri dari 28 RT dan 14 RW, nama-nama dusun

tersebut adalah Ngadiwongso I, Ngadiwongso II, Dadapan, Dawungan, Rejosari

I, Rejosari II, Pete, Jetis I, Jetis II, Diri, Pendem, dan Pongangan.

2. Batas Wilayah

Wilayah Desa Ngadirejo dibatasi oleh :

Sebelah Utara : Desa Salaman, Desa Sidomulyo

Kecamatan Salaman, Desa Ringin Anom

Kecamatan Salaman

Sebelah Selatan : Desa Paripurno, Desa Menoreh

Kecamatan Salaman, Desa Kebonsari

Kec Borobudur

Sebelah Barat : Desa Menoreh,Desa Salaman

Sebelah Timur : Desa Tegalarum Kec Borobudur

3. Luas Wilayah

Luas Wilayah Desa Ngadirejo adalah 525,692 Ha.

B. Keadaan Demografi

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Tuksongo tahun 2014 adalah 4640 jiwa. Laki-laki

berjumlah 2310 jiwa, sedangkan untuk Perempuan berjumlah 2330. Jumlah KK

miskin 535 KK.

9

2. Data Penduduk

Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk

Desa Tuksongo menurut jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan

pendidikan.

Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Tuksongo menurut jenis kelamin

Jumlah

Penduduk

L P Total Kepala

Keluarga

Ngadiwongso I 291 241 532 179

Ngadiwongso II 287 375 662 201

Dadapan 148 141 289 82

Dawungan 223 221 444 117

Rejosari I 168 129 297 67

Rendosari 171 155 326 97

Pete 166 249 415 106

Jetis I 127 110 237 70

Jetis II 150 139 289 79

Diri 137 153 290 84

Pendem 162 129 291 74

Pongangan 280 288 568 161

2310 2330 4640 1301

(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Ngadirejo, tahun 2014)

3. Sarana Kesehatan

Puskesmas induk : 1 buah

PKD : 1 buah

10

Bidan desa : 1 orang di 7 dusun ( dusun Kesuman I,

Kesuman II, Puton, Tuksongo I, Tuksongo II, Ganjaran I, Ganjaran II)

Posyandu : 8 tempat

Jarak Puskesmas Borobudur ke Balai Desa Tuksongo adalah ± 2 km,

sedangkan jarak RSU Muntilan ± 10 km.

4. Fasilitas Umum

TPQ/ TPA : 21 buah

TK PAUD : 2 tempat

SD/ MI : 2 tempat

SLTP/MTs : - tempat

SLTA : - tempat

PETA DESA NGADIREJO

11

DATA KHUSUS DUSUN PONGANGAN

A. Keadaan Geografis

1. Letak WilayahDusun Pongangan secara administratif termasuk dalam wilayah desa Ngadirejo

kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, terletak di arah Selatan Kabupaten

Magelang, terdiri dari terdiri dari 4 RT dan 2 RW.

2. Batas Wilayah

12

Wilayah Desa Tuksongo dibatasi oleh :

Sebelah Utara : Desa Sidomulyo

Sebelah Selatan : Dusun Pete

Sebelah Barat : Dusun Jetis II

Sebelah Timur : Desa Salaman, kecamatan tempura

3. Luas Wilayah

Luas Wilayah Desa Tuksongo adalah 50,38 Ha.

B. Keadaan Demografi

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Dusun Pongangan tahun 2014 adalah 568 jiwa.

Laki-laki berjumlah 280 jiwa, sedangkan untuk Perempuan berjumlah 288.

Terdiri dari 161 KK dengan jumlah KK miskin ?.

2. Data Penduduk

Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk

Desa Ngadirejo menurut jenis kelamin dan usia.

Tabel 1V. Jumlah penduduk Dusun Pongangan menurut jenis kelamin

Jumlah

Penduduk

L P Total Kepala

Keluarga

Pongangan 280 286 568 161

(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Ngadirejo , tahun 2014)

3. SARANA KESEHATAN

Bidan desa : 1 orang

13

BAB III

HASIL SURVEI MAWAS DIRI

Sebelum dilaksanakannya Survei Mawas Diri (SMD), terlebih dahulu

dilakukan upaya pendekatan terhadap perangkat desa. Hal ini dilakukan dengan

tujuan agar mendapatkan data saat dilakukannya SMD.

Pada hari Jumat tanggal 20 Febuari 2015 dilaksanakan pra SMD dan

kemudian dilakukan Survei Mawas Diri selama satu hari pada tanggal 20 Febuari

2015 di Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo. Sasaran survei ini adalah 160 KK,namun

pada pelaksanaan survei didpatkan 120 KK kepala keluarga di dusun tersebut.

Kuesioner dibuat dengan suatu pertanyaaan yang terstruktur meliputi

komponen dasar yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, akses

terhadap pelayanan kesehatan, dan kependudukan.

Hasil survey mawas diri Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo bulan Febuari 2015.

HASIL SURVEY (mulai dari sini ganti ke data kita punya)

A. Mortalitas

Faktor Dampak Mortalitas, dalam satu (1) tahun terakhir

No. Mortalitas Angka kejadian

1 Kematian Bayi 2

2 Kematian Maternal 0

3 Kematian Anak Balita 0

4 Kematian Umum 5

14

B. Morbiditas

Faktor Dampak Morbiditas

No Penyakit yang dijumpai dalam tiga (3) bulan

terakhir

Persentase

Kejadian

1 Batuk Pilek 10,77%

2 Diare 1,88%

3 TBC 0.00%

4 DemamTifoid 1,03%

5 Gatal-gatal 2,39%

6

7

8

9

Campak

Asma

Malaria

Demam Berdarah Dengue

0,85%

0,17%

0.00%

2,05%

15

Kemati

an Bay

i

Kemati

an M

atern

al

Kemati

an Anak

Balita

Kemati

an Umum

0

1

2

3

4

5

6

Angka Mortalitas dalam 1 Tahun Terakhir

Angka Mortalitas dalam 1 Tahun Terakhir

C. Data umum

1. Jumlah penghasilan (total responden = 120 KK ) (udah gak usah diganti)

<Rp 750.000,- Rp 750.000,- s/d Rp

1.500.000,-

>Rp 1.500.000,-

52.85% 33.33% 13.82%

2.

Keluarga yang memiliki tanaman obat keluarga (TOGA) minimal tiga (3) jenis

total responden = 120 KK )

YA TIDAK

1,67% 98,33%

16

53%

33%

14%

Penghasilan

< Rp 750.000,-Rp 750.000,- s/d Rp 1.500.000,->Rp 1.500.000,-

Persentase Morbiditas0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

Penyakit yang dijumpai dalam tiga (3) bulan terakhir

ISPA Diare TBC Demam Tifoid Gatal-gatalCampak Asma Malaria DBD

3. Akses Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan

Tempat

berobat

responden dan anggota keluarganya ( total responden = 120 KK)

YANG DIHARAPKAN

Tenaga kesehatan (dokter,

bidan, mantri) (116)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

- Tradisional (dukun/alternatif) (0)

- Diobati sendiri (7)

- Lain-lain (0)

94,31% 5,69%

Yang Diharapkan Yang Tidak Dihara-pkan

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

4. Jarak dari rumah responden ke fasilitas kesehatan (total responden = 120 KK)

<1km 1-5km 6-10km >10km

39

31,71%

75

60,98%

4

3,25%

5

4,07%

17

Punya2%

Tidak punya98%

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) minimal tiga (3) jenis

5. Sarana

transportasi yang digunakan

Jalan kaki Kendaraan pribadi Angkutan umum

3 113 7

2,44% 91,87% 5,69%

2%

92%

6%

Sarana transportasi yang digunakan

jalan kakikendaraan pribadiangkutan umum

6. Keluarga responden adalah peserta Asuransi Kesehatan (BPJS, Jamkesmas,

Jamkesda)

Peserta Asuransi

Kesehatan

Ya (56) Tidak (67)

45,53% 54,47%

18

32%

61%

3%4%

Jarak dari rumah responden ke fasilitas ke-sehatan

< 1 km1 - 5 km6 - 10 km> 10 km

D. Kesehatan Ibu dan Anak, KB, Gizi, dan Imunisasi

Ada (4) Tidak (119)

3,25% 96,75%

1. Responden yang mempunyai bayi (0-12 bulan) di keluarganya. (total

responden = 120 KK).

19

46%

54%

Responden Peserta BPJS Kesehatan

YaTidak

2. Yang menolong responden dalam persalinan terakhir (khusus yang

mempunyai bayi 0-12 bulan). (total responden = 120 KK, total responden

yang mempunyai bayi (0-12 bulan) = 4)

YANG DIHARAPKAN

Tenaga Kesehatan (4)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Dukun (0), lain-lain (0)

100,00% 00,00%

3.

Responden yang pernah memiliki bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah < 2500

gram) cukup umur (hamil 9 bulan). (total responden = 120, total responden

yang mempunyai bayi (0-12 bulan) = 4)

20

3%

97%

Responden yang mempunyai bayi 0 - 12 bulan

ada tidak ada

TK BTK0

20

40

60

80

100

120

100

0 0 0

Yang menolong persalinan

yang menolong persalinan

YANG DIHARAPKAN

Tidak (3)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (1)

75% 25%

4. Responden yang

hanya

memberikan ASI saja pada bayinya (0-6 bulan). (total responden = 120, total

responden yang mempunyai bayi (0-6bulan)= 4)

YANG DIHARAPKAN

Ya (4)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100% 0%

5.

Responden yang hanya memberikan ASI Ekslusif pada bayinya (6-12 bulan).(total

responden = 120, total responden yang mempunyai bayi (6-12bulan) = 4)

21

100%

ASI Ekslusif Bayi 0-6 Bulan

Yang diharapkanTidak diharapkan

75%

25%

bayi dengan BBLR

TIDAK YA

YANG DIHARAPKAN

Ya (3)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (1)

75% 25%

6.

Responden yang memiliki bayi dan membawa bayi ke Posyandu. (total responden

= 120, total responden yang mempunyai bayi (0-12bulan)= 4

YANG DIHARAPKAN

Ya (4)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100,00% 0,00%

7.

7. Re

spo nden

yang

memiliki bayiyang memiliki buku KIA. (total responden = 11 , untuk semua

KK)

YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN

22

Ya100%

Responden yang memiliki bayi dan membawa bayi ke posyandu

bayi usia 0-6 bulan75%

bayi usia 6-12 bu-lan

25%

ASI Eksklusif pada bayi

Ya (4) Tidak ( 0)

100% 0 %

8. Responden yang memiliki bayi dan yang membawabuku KIA setiap ke

posyandu (total responden =4 , untuk semua KK)

YANG DIHARAPKAN

Ya (4)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak ( 1)

100% 0%

9. Responden yang memiliki bayi dan pernah membaca buku KIA (total

responden = 4 , untuk semua KK)

YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN

23

Ya100%

Responden yang memiliki bayi dan yang membawa buku KIA setiap ke posyandu

100%

Responden yang memiliki bayi yang memiliki buku KIA

ada tidak ada

Ya (2) Tidak (2)

50% 50%

10. Responden yang mengerti isi buku KIA (total responden =4, untuk semua

KK)

Cara menyusui bayi 3 75%

Imunisasi 3 75%

Pemberian kapsul vitamin

A

3 75%

Pemberian makanan

pendamping ASI

3 75%

Tidak mengerti 1 25%

24

50%50%

Responden yang memiliki bayi dan pernah membaca buku KIA

tidak ya

11.

Responden yang memiliki bayi dan memperoleh imunisasi sesuai usia.(total

responden = 120 KK, total responden yang mempunyai bayi (0-12bulan) = 4)

YANG DIHARAPKAN

Ya (4)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100% 0%

YA100%

Responden yang memiliki bayi dan mem-peroleh imunisasi sesuai usia

12. Responden ibu nifas (dalam 40 hari setelah ibu melahirkan) mendapatkan 2

kapsul vitamin A merah (1 kapsul diminum setelah melahirkan dan 1 kapsul

lagi diminum pada hari berikutnya paling lambat pada hari ke-28). (total

responden yang mempunyai bayi (0-12bulan)= 4)

25

Cara menyusui

bayiImunisasi Pemberian

kapsul vi-tamin A

Pemberian makanan

pendamping ASI

Tidak mengerti

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%

75.00% 75.00% 75.00% 75.00%

25.00%

Pengetahuan responden yang memiliki bayi mengenai isi buku KIA

YANG DIHARAPKAN

Ya (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (2)

50% 50%

13. Responden yang memiliki anak balita (1-5 tahun atau 13-60 bulan). (total

responden = 120 KK)

Ada (25) Tidak (97)

20,49% 79,51%

ADA20%

TIDAK80%

Responden yang memiliki anak balita (1-5 tahun atau 13-60 bulan)

26

50%50%

Responden ibu nifas (dalam 40 hari setelah ibu melahirkan) mendapatkan 2 kapsul vitamin A

merah

YATIDAK

14. Responden yang membawa anak balitanya selalu ditimbang setiap bulannya di

Posyandu. (Total responden = 29)

YANG DIHARAPKAN

Ya (23)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (6)

79,31% 20,69%

15. Responden yang memiliki anak balita yang memiliki buku KIA. (total

responden =26 , untuk semua KK)

YANG DIHARAPKAN

Ya (23)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (3)

86,21% 13,79%

27

YA79%

TIDAK21%

Responden yang membawa anak balitanya selalu ditimbang setiap bulannya di Posyandu

16. Responden yang memiliki anak balita dan yang membawa buku KIA setiap ke

Posyandu (total responden =26 , untuk semua KK)

YANG DIHARAPKAN

Ya (25)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (1)

96,15% 3,85%

17.

Responden yang memiliki anak balita danpernah membaca buku KIA (total

responden =26 , untuk semua KK)

YANG DIHARAPKAN

Ya (21)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (8)

28

Ya88%

Tidak12%

Responden yang memiliki anak balita yang memiliki buku KIA

YA96%

TIDAK4%

Responden yang memiliki anak balita dan yang membawa buku KIA setiap ke posyandu

96,15% 3,85%

18. Responden yang memiliki balita dan mengerti isi buku KIA (total responden =

26 , untuk semua KK)

Cara memberi makan anak 21 84%

Cara merangsang

perkembangan anak

17 68%

Pemberian kapsul vitamin

A pada anak

13 52%

Obat yang harus

disediakan di rumah

15 60%

Tidak mengerti 3 12%

29

balita yang memiliki buku KIA

balita yang membawa buku KIA setiap ke

posyandu

balita yang pernah membaca buku KIA

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

100.00%

balita (1-5 tahun)

YATIDAK

19. Responden yang memiliki balita dengan status gizi

responden ( bayi dan balita yang datang dan ditimbang ke Posyandu= 26 )

YANG DIHARAPKAN

Tidak (24)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (2)

92,31% 7,69%

30

Ya8%

Tidak92%

Responden yang memiliki balita dengan status gizi kurang/BGM/buruk

cara memberi m

akan anak

cara meran

gsang perke

mbangan...

pemberian kap

sul vitamin A pad...

obat yang haru

s disediaka

n di ... tidak mengerti

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

PENGETAHUAN RESPONDEN MENGENAI ISI BUKU KIA

PERSENTASE

Ibu Hamil

1. Responden yang pada keluarganya terdapat ibu hamil. (total responden =

120 KK)

Ada (7) Tidak (116)

5,69% 94,31%

2.

Responden yang melakukan pemeriksaan sesuai usia kehamilan. (total responden

= 120 KK, total ibu hamil = 7)

YANG DIHARAPKAN

Ya (6)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (1)

85,71% 14,29%

31

Ya6%

Tidak94%

Responden yang pada keluarganya terdapat ibu hamil

85.71%

14.29%

Responden yang melakukan pemeriksaan sesuai usia kehamilan

yatidak

3. Responden ibu hamil yang memiliki buku KIA. (total responden ibu hamil =

7)

YANG DIHARAPKAN

Ya (6)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (1)

85,71% 14,29%

YA86%

TIDAK14%

Responden ibu hamil yang memiliki buku KIA

4. Responden ibu hamil yang pernah membaca buku KIA (total responden ibu

hamil = 7)

YANG DIHARAPKAN

Ya (6)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (1)

85,71% 14,29%

YA86%

TIDAK14%

Responden ibu hamil yang pernah membaca buku KIA

5. Responden yang mengerti isi buku KIA (total responden ibu hamil = 5)

32

Anjuran pemeriksaan Kehamilan secara rutin 7 100%

Pemberian imunisasi pada ibu hamil 3 42,86%

Tanda bahaya kehamilan 4 57,14%

Tanda bayi akan lahir 3 42,86%

Tidak mengerti 0 0%

Anjuran pemerik-saan Ke-

hamilan se-cara rutin

Pemberian imunisasi pada ibu

hamil

Tanda ba-haya kehami-

lan

Tanda bayi akan lahir

Tidak mengerti

0%

20%

40%

60%

80%

100%

PRESENTASE

PRESENTASE

6. Tempat responden merencanakan persalinan. (total responden = 120 KK,

total ibu hamil = 7)

YANG DIHARAPKAN

Rumah sakit (1) puskesmas(3),

bidan(3), Dokter Kandungan (0)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Dukun (0)

33

Total (7)

100,00% 0,00%

7.

Rencana

penolong persalinan bagi responden. (total responden = 120 KK, total ibu

hamil = 7)

YANG DIHARAPKAN

Dokter (2) dan bidan (5)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Dukun (0) dan sendiri/keluarga (0)

100,00% 0,00%

8.

Responden yang

di

rumahnya telah terpasang stiker P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi). (total responden = 123 KK, total ibu hamil = 7)

YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK

DIHARAPKAN

34

1

Rencana penolong persalinan bagi responden

Dokter dan BidanLain-lain

1

Responden merencanakan persalinan

Rumah sakit Dan BidanLain-lain

Ya (2) Tidak (5)

29% 71,43%

9. Responden yang mengalami gangguan kehamilan. (total responden = 120, total

ibu hamil = 7)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (6)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (1)

86% 14%

10. Responden ibu hamil yang mendapatkan TTD (Tablet Tambah Darah) (total

responden ibu hamil= 7)

35

14%

86%

Responden yang mengalami gangguan kehamilan

YA TIDAK

28.57%

71.43%

Responden yang telah terpasang stiker P4K

YaTidak

YANG DIHARAPKAN

Ya (7)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100% 0%

11. Responden yang mengetahui kelas ibu hamil

YANG DIHARAPKAN

Ya (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (5)

28,57% 71,43%

YA29%

TIDAK71%

Responden yang mengetahui kelas ibu hamil

36

Ya100%

Responden ibu hamil yang mendapatkan TTD

12. Responden yang pernah mengikuti kelas ibu hamil

YANG DIHARAPKAN

Ya (1)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (6)

14,29% 85,71%

YA14%

TIDAK86%

Responden yang pernah mengikuti kelas ibu hamil

13. Responden ibu hamil yang mengetahui apa saja yang dibicarakan pada kelas

ibu hamil

Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan 2 28,57%

Perawatan kehamilan 0 0%

Persalinan 0 0%

Perawatannifas 0 0%

37

Tidak tahu 5 71,43%

Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan

29%

Tidak tahu71%

Responden ibu hamil yang mengetahui apa saja yang dibicarakan pada kelas ibu hamil

14. Respon dari suami atau keluarga

YANG DIHARAPKAN

Ya (5)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Kurang setuju (0)

Tidaksetuju (2)

86% 14%

38

86%

14%

Respon dari suami atau keluargaYA TIDAK

KB

1. Responden yang pada keluarganya terdapat pasangan usia subur (15-45 tahun

dan menikah) (total responden = 120KK)

2. Responden yang menggunakan alat kontrasepsi (total responden = 123)

YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN

39

Ya69%

Tidak31%

Responden yang pada keluarganya terdapat pasangan usia subur (15-45 tahun dan menikah)

Ya Tidak

Ada (85) Tidak (38)

69% 31%

Ya (58) Tidak (65)

47,15% 52,85%

Gizi

1.

Responden yang terbiasa untuk sarapan pagi. (total responden = 120 KK)

YANG DIHARAPKAN

Ya (104)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (19)

84,55% 15,45%

40

ADA (USIA 15-45 TAHUN DAN MENIKAH)

47%TIDAK53%

RESPONDEN YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI

2. Responden yang selalu mengkonsumsi aneka ragam makanan/menu

seimbang. (total responden = 120 KK)

YANG DIHARAPKAN

Ya (108)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (15)

87,40% 12,20%

3.Responden yang selalu menggunakan garam beryodium. (total responden =

120

KK)

YANG DIHARAPKAN

Ya (117)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (12)

92,68% 7,32%

41

88%

12%

MENGKONSUMSI MENU SEIMBANGYA TIDAK

YA85%

TIDAK15%

TERBIASA SARAPAN PAGI

4.

Bentuk

garam yang digunakan responden. (total responden = 120 KK)

69.92%

21.14%8.94%

Bentuk garam yang digunakan

HalusKrosokBata

5. Tempat responden membeli garam. Total responden = 120 KK

42

YA93%

TIDAK7%

MENGGUNAKAN GARAM BERYODIUM

Halus 86 (69,92%)

Krosok 26 (21,14%)

Bata 11 (8,94%)

Pasar 21 (17,07%)

Warung 101 (82,11%)

Tukang sayur 1 (1%)

Lain-lain (Supermarket,

minimarket)

0 (0%)

6. Responden yang termasuk dalam keluarga Kadarzi (keluarga sadar gizi). Total

responden = 123 KK

YANG DIHARAPKAN

Ya (105)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (18)

85,37% 14,63%

E.

Rumah dan Lingkungan

Komponen Rumah Sehat

1. Responden yang memiliki langit-langit rumah (total responden = 120

KK)

Tidak ada (67) Ada, bersih, rawan

kecelakaan (15)

Ada, bersih, kuat dan

tinggi min 2,75 m (41)

54,47% 12,20% 33,33%

43

85%

15%

KELUARGA KADARZI

YA TIDAK

54.47%

12.20%

33.33%

Responden yang memiliki langit-langit rumah

Tidak adaAda, bersih, rawan kecelakaanAda, bersih, kuat dan tinggi min 2,75 m

2. Responden yang memiliki dinding rumah (total responden = 120 KK)

Non permanen (Bukan

tembok, terbuat dari

anyaman bambu) (25)

Semi permanen /

tembok tidak

diplester (20)

Permanen dan kedap

air (78)

20,33% 16,26% 63,41%

20.33%

16.26%63.41%

Responden yang memiliki dinding rumah

Non permanenSemi Permanen/tembok tidak diplesterPermanen dan kedap air

3. Responden yang memiliki lantai rumah (total responden = 120 KK)

44

Tanah (15) Seluruh lantai

plester kasar (52)

Seluruhnya kedap

air, sebagian

keramik (17)

Seluruhnya

keramik (39)

12,20% 42,28% 13,82% 31,71%

12.20%

42.28%

13.82%

31.71%

Responden yang memiliki lantai rumah

TanahSeluruh lantai plester kasarSeluruhnya kedap air, sebagain dikeramikSeluruh keramik

4. Pintu rumah responden. Total responden =120 KK

Hanya ada pintu utama (24) Setiap ruang tidur terpasang

pintu (99)

19,51% 80,49%

45

19.51%

80.49%

Pintu rumah responden

Hanya ada pintu utamaSetiap ruang tidur terpasang pintu

5. Responden yang memiliki jendela kamar tidur(total responden = 120 KK)

Tidak ada (24) Ada (99)

19,51 80,49

19.51%

80.49%

Responden yang memiliki jendela kamar tidur

Tidak adaAda

6. Responden yang memiliki jendela ruang keluarga (total responden = 120 KK)

Ada (21) Tidak ada (102)

17,07% 82,93%

46

17.07%

82.93%

Responden yang memiliki jendela ruang keluarga

AdaTidak ada

7. Responden yang memiliki ventilasi di rumah (total responden = 120 KK)

Tidak ada

(14)

Ada, <10%

luas lantai (32)

Ada, >10% luas lantai,

tidak dipasang kasa

(58)

Ada, >10% luas lantai,

dipasang kasa (19)

11,38% 26,02% 47,15% 15,45%

11.38%

26.02%

47.15%

15.45%

Responden yang memiliki ventilasi di rumah

Tidak adaAda, <10% luas lantaiAda, >10% luas lantai, tidak dipasang kasaAda, >10% luas lantai, dan dipasang kasa

8. Responden yang memiliki lubang asap dapur (total responden = 120 KK)

Ada dan berfungsi dengan

baik (20)

Ada (44) Tidak ada (59)

16,26% 35,77% 47,97%

47

47.97%

35.77%

16.26%

Responden yang memiliki lubang asap dapur

Tidak adaAda dan berfungsi dengan baikAda dan berfungsi dengan baik

9. Responden yang memilki rumah dengan pencahayaan (pencahayaan alamiah)

(total responden = 123 KK)

Terang, enak untuk

membaca dan tidak silau

(11)

Kurang terang, bila

untuk membaca mata

terasa sakit (27)

Tidak terang, tidak dapat

digunakan untuk membaca

(85)

8,94% 21,95% 69,11%

8.94%

21.95%

69.11%

Responden yang memiliki rumah dengan pencahayaan

Terang, enak untuk membaca dan tidak silaiKurang terang, bila untuk membaca terasa sakitTidak terang, tidak digunakan untuk membaca

48

10. Responden yang setiap ventilasinya terpasang kassa nyamuk (pencegahan

terhadap kemungkinan resiko penularan penyakit oleh hewan serangga /

nyamuk). Total responden = 120 KK

Ada pada semua ventilasi

(11)

Ada sebagian

terutama kamar

tidur (20)

Tidak ada (92)

8,94% 16,26% 74,80%

DIAGRAM

RUMAH

SEHAT

49

74.80%

16.26%

8.94%

Responden yang ventilasinya terpasang kasa nyamuk

Tidak adaada sebagian, kamar tidurada pada semua ventilasi

50

ADA LANGIT-LANGIT MEMENUHI SYARAT

PUNYA DINDING PERMANEN DAN KEDAP AIR

JENIS LANTAI RUMAH YANG KEDAP AIRPINTU DI SETIAP KAMAR

JENDELA DI TIAP KAMAR TIDUR

JENDELA DI RUANG KELUARGA

ADA VENTILASI (10% LUAS LANTAI) DAN DIPASANG KASA

LUBANG ASAP DAPUR DAN BERFUNGSI BAIK

PENCAHAYAAN ALAMIAH YANG TERANG, ENAK UNTUK MEMBACA & TIDAK SILAUVENTILASI YANG TERPASANG KASA NYAMUK

33.33%

63.41%

31.71%

80.49%80.49%82.49%

15.45%16.26%

69.11%

8.94%

54.47%

20.33%12.20%19.51%19.51%19.51%11.38%

47.97%

8.94%

74.80%

RUMAH SEHAT

YA (YANG DIHARAPKAN) TIDAK (YANG TIDAK DIHARAPKAN)

Sarana Sanitasi

1. Sumber / sarana air bersih. Total responden= 120 KK

Sumur gali 118 95,93%

Sumur dengan pompa tangan

3 2,44%

PDAM 2 1,63%

51

95.93%

2.44%

SARANA AIR BERSIH

SUMUR GALISUMUR POMPA TANGANPDAM

F. KHUSUS 1. KHUSUS TENTANG SUMUR GALI . Total responden = 120 KK

Uraian Ya Tidak

Kekeruhan air 17 (13,82%) 106 (86,18%)

Warna air 12 (9,76%) 111 (90,24%)

Rasa air 6 (4,88%) 117 (95,12%)

Bau air 6 (4,88%) 117 (95,12%)

Jarak dengan jamban < 10 meter 35 (28,46%) 88 (71,54%)

Jarak dengan sumber pencemaran

kotoran hewan, sampah, genangan air

<10 meter

17 (13,82%) 106 (86,18%)

Genangan air dalam jarak < 2meter 22 (17,89%) 101 (82,11%)

Saluran pembuangan air yang rusak atau

tidak ada

18 (14,63%) 105 (85,77%)

Semen yang mengitari sumur radius < 1

meter

41 (33,33%) 82 (66,67%)

Ember dan tali timba yang diletakkan

tidak sesuai tempatnya sehingga

memungkinkan pencemaran

21 (17,07%) 102 (82,93%)

Bibir sumur / cincin tidak sempurna

(memungkinkan air merembes ke dalam

sumur

13 (10,57%) 110 (89,43%)

Dinding semen sepanjang ke dalaman 3

meter dari atas permukaan tanah tidak

diplester, tutup rapat / tidak sempurna

34 (27,64%) 89 (72,36%)

52

2. Responden yang memiliki sarana air bersih (SAB) (total responden = 120

KK)

Ada, milik

sendiri,

memenuhi syarat

(82)

Bukan milik

sendiri,

memenuhi syarat

(11)

Ada, milik

sendiri, tidak

memenuhi syarat

(19)

Bukan milik

sendiri, tidak

memenuhi

syarat (11)

66,67% 8,94% 15,45% 8,94%

53

54

AIR KERUH

AIR BERWARNA

AIR BE-

RASA

AIR BERBA

U

ADA JAM-BAN DALA

M JARAK < 10M DEN-GAN

SUMUR

ADA SUM-BER

PENCEMARA

N DALA

M JARAK 10M

GENANGAN

AIR DALA

M JARAK < 2M

SALU-RAN PEM-BUANGAN AIR

RUSAK /

TIDAK ADA

LAN-TAI SE-

MEN MEN-GITARI SUMU

R PUNYA RA-DIUS <

1M

EM-BER & TALI

TIMBA DILE-

TAKKAN

SEM-BARANGAN

SE-HINGG

A MEMUNGKINKAN

PENCEMARA

N

BIBIR SUMU

R TIDAK SEM-PURN

A

DIND-ING SE-

MEN SEPA-NJANG KEDAL

AM 3M

DARI ATAS PER-

MUKAAN

TANAH

TIDAK DIPLES

TER SEM-PURN

A

YA 0.1382

0.0976

0.0488

0.0488

0.2846

0.1382

0.1789

0.1463

0.3333

0.1707

0.1057

0.2764

TIDAK

0.8618000000000

01

0.9024

0.9512

0.9512

0.7154

0.8618000000000

01

0.8211

0.8537000000000

01

0.6667000000000

01

0.8293

0.8943

0.7236000000000

01

5.00%25.00%45.00%65.00%85.00%

SUMUR GALIPERS

ENTASE

3. Responden yang memiliki jamban (total responden = 120 KK)

Tidak ada (22) Ada tapi tidak memenuhi

syarat (17)

Ada dan memenuhi

syarat (87)

17,89% 11,38% 70,73%

17.89%

11.38%

70.73%

Responden Yang Memiliki Jamban

Tidak adaAda Tetapi Tidak Memenuhi SyaratAda dan memenuhi syarat

PERTANYAAN KHUSUS TENTANG JAMBAN

Total responden = 120

Uraian Ya Tidak

Penampungan akhir kotoran/jamban berjarak < 10 m

dengan sumber air

34 (27,64%) 89 (72,36%)

Penutup sumur resapan jamban (penampungan akhir

kotoran) tidak kedap air

25 (20,33%) 98 (79,67%)

Konstruksi jamban memungkinkan binatang

penyebar penyakit menjamah kotoran dalam jamban

13 (10,57%) 110

(89,43%)

Jamban menimbulkan bau 11 (8,94%) 112

(91,06%)

55

Jamban tidak selalu terjaga kebersihannya 21 (17,07%) 102

(82,93%)

4. Responden yang memiliki sarana pembuangan air limbah (total responden

=123 KK)

Ada, jarak dengan sumber air > Ada, jarak dengan sumber air < Tidak

56

Penampungan akhir ko

toran/jamban berjar

ak < 10 m dengan sumber ai

r

Penutup sumur resapan jam

ban (penampungan akhir ko

toran) tidak kedap air

Konstruksi ja

mban memungkinkan binatan

g penyebar penyaki

t menjamah kotoran dalam jam

ban

Jamban menimbulkan bau

Jamban tidak selalu terj

aga kebersih

annya

0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%

100.00%

JAMBAN

YaTidak

10 meter atau ke saluran kota

(34)

10 meter atau kesaluran terbuka

(52)

ada (37)

27,64% 42,28% 30,08%

27.64%

42.28%

30.08%

Responden yang memiliki sarana pembuangan air limbah

Ada, jarak dengan sumber air > 10 m atau ke saluran kotaAda, jarak dengan sumber air <10 m atau ke saluran terbukaTidak ada

PERTANYAAN KHUSUS SPAL

Total responden = 86 KK

Uraian Ya Tidak

Jarak antara SPAL dengan sumber air

>10 m

58 (67,44%) 28 (32,56%)

SPAL tertutup 57 (66,28%) 29 (33,72%)

SPAL tidak berbau 51 (59,30%) 35 (40,70%)

Aliran SPAL lancar/tidak menggenang 57 (66,28%) 29 (33,72%)

57

5.

Responden yang memiliki sarana pembuangan sampah (total responden = 120

KK)

Ada, kedap air dan

tertutup (16)

Ada, tidak kedap air dan

tidak tertutup (48)

Tidak ada (59)

13,01% 39,02% 47,97%

58

13.01%

39.02%

47.97%

Responden yang memiliki sarana pembuangan sampah

Ada, kedap air dan tertutup

Ada, tidak kedap air dan tidak ter-tutup

Tidak ada

Jarak antara SPAL dengan sumber air

>10m

SPAL tertutup SPAL tidak berbau Aliran SPAL lancar/ Tidak menggenang

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00% SPAL

YA

TIDAK

Perilaku Penghuni

1. Kebiasaan responden membuka jendela kamar tidur minimal 1 jam sehari

(total responden = 120)

Setiap hari (72) Kadang-kadang (38) Tidak pernah (13 )

58,54% 30,89% 10,70%

58.54%30.89%

10.70%

Kebiasaan responden membuka jendela min-imal 1 jam

Setiap hari

Kadang-kadang

Tidak pernah

2. Responden yang sering menyapu dan mengepel rumah (total responden=120

KK)

Setiap hari (85) Tiap tiga hari (24) Seminggu ( 13 )

69,67% 19,67% 10.66%

59

69.67%

19.67%

10.66%

Ressponden yang sering membersihkan rumah dan halaman

Setiap hari

Tiap tiga hari

Seminggu

3. Dimana anda membuang tinja (total responden=120)

Dibuang

kesungai/kebun/kolam/sembarangan (11)

Ke wc/jamban (112)

8,94% 91,06%

20.16%

79.84%

Responden membuang tinja

Dibuang ke sungai/kebun/ko-lam/sembarangan

Wc/jamban

4. Responden yang selalu membuang sampah pada tempatnya (total responden

=120)

Dimanfaatkan/

daur ulang (20)

Ke TPS/petugas

sampah (29)

Sungai/kebun/kolam/

sembarangan (72)

16,53% 23,97% 59,50%

60

16.53%

23.97%59.50%

Responden yang selalu membuang sampah pada tempatnya

Dimanfaatkan/daur ulang

TPS/petugas sampah

Sungai/Kebun/sembarangan

5. Kepadatan penghuni dalam rumah (total responden=120)

< 8 m2 perorang (58) >8 m2 perorang (65)

47,15% 52,85%

47.15%52.85%

Kepadatan penghuni dalam rumah

< 8m2 perorang

>8 m2 perorang

6. Keberadaan tikus dalam rumah (total responden=120)

Ada (111) Tidak ada (12)

90,24% 9,76%

61

90.24%

9.76%

Keberadaan tikus dalam rumah

Ada Tidak ada

7. Keberadaan lalat dalam rumah (total responden=120)

>5 ekor (65) < 5 ekor (57)

53,28% 46,72%

53.28%46.72%

Keberadaan lalat dalam rumah

>5 ekor

<5 ekor

8. Keberadaan kecoa dalam rumah (total responden=120)

Ada (98) Tidak ada (25)

79,67% 20,33%

62

79.67%

20.33%

Keberadaan kecoa dalam rumah

Ada Tidak ada

9. Keberadaan nyamuk dalam rumah (total responden=120)

Ada (118) Tidak ada (5)

95,93% 4,07%

95.93%

4.07%

Keberadaan nyamuk dalam rumah

Ada Tidak ada

10. Keberadaan jentik nyamuk di penampungan air (bak mandi, gentong, dll)

(total responden=120)

Ada (20) Tidak ada (102)

63

16,39% 83,61%

1639.00%

83.61%

Keberadaan jentik di penampungan air

Ada Tidak ada

11. Letak kandang ternak (total responden=120)

Menyatu dengan

rumah (6)

Terpisah dari

rumah< 10 m (40)

Terpisah dari rumah > 10 m

atau tidak punya ternak

(77)

4,88% 32,52% 62,60%

64

4.88%

32.52%

62.60%

Letak kandang ternak

Menyatu dengan rumah

Terpisah dari rumah <10 m

Terpisah dari rumah >10 m atau tidak punya ternak

G. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah persalinan di keluarga Anda

ditolong oleh nakes terampil?

112

(91,06%)

11

(8,94%)

2. Apakah Anda memeriksakan

kehamilan minimal selama 4 kali

selama hamil

110

(89,43%)

13

(10,57%)

3. Apakah di keluarga Anda hanya

memberi ASI eksklusif saja pada bayi

sampai usia 6 bulan?

104

(84,55% )

19

(15,45% )

4. Apakah balita anda ditimbang secara

rutin (minmal 8 kali setahun)?

104

(84,55% )

19

(15,45% )

5. Apakah keluarga Anda biasa makan

dengan gizi seimbang?

98

(79,67% )

25

(20,33% )

6. Apakah keluarga Anda menggunakan

air bersih untuk kebutuhan sehari-

hari?

119

(96,75%)

4

(3.25 % )

7. Apakah Anda biasa BAB di jamban 112 10

65

sehat? (91,80% )

(8,20% )

8. Apakah keluarga anda sehari-hari

membuang sampah pada tempatnya?

97

(78.86% )

26

(21,14% )

9. Apakah keluarga Anda menggunakan

lantai rumah kedap air (bukan tanah)?

99

(80,49% )

24

(19.51% )

10. Apakah keluarga Anda biasa mencuci

tangan dengan sabun sebelum makan

dan sesudah makan?

63

(51,22%)

60

(48,78%)

11. Apakah tidak ada anggota keluarga

yang merokok?

46

(37,40%)

77

(62,60%)

12. Apakah keluarga anda melakukan

aktifitas fisik min 30 menit setiap

hari?

100 (90,70%) 23

(18.70%)

13. Apakah anggota keluarga Anda

terbiasa menggosok gigi minimal 2

kali sehari yaitu pagi sebelum makan

dan malam sebelum tidur?

110

(89.43%)

13

(10.57%)

14. Apakah tidak ada anggota keluarga

Anda yang minum miras/narkoba?

76

(61.79%)

47

(38.21%)

15. Apakah keluarga Anda menjadi

anggota JPK/Dana Sehat/Asuransi

Kesehatan/BPJS?

53

(43.09%)

70

(56.91%)

16. Apakah di lingkungan Anda

melakukan Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) seminggu sekali?

53

(43.09%)

70

(56.91%)

66

persalinan ditolong ten

kes & dilaku

kan di fasilitas

kesehatan

periksa k

ehamilan min. 4x selama hamil

ASI eksklu

sif pada bayi s

ampai usia 6 bulan

balita ditimbang se

cara rutin (min. 8x/ta

hun)

makan dengan gizi

seimbang

menggunakan air

bersih

BAB di jamban seh

at

membuang sampah pada tem

patnya

lantai rumah ked

ap air (bukan tan

ah)tidak merokok

aktifitas fisik (

30 menit / hari)

cuci tangan dengan air

& sabun seb

elum dan sesudah makan

dan BAB

gosok gigi min. 2x/hari

tidak membeli /

menyimpan / menjual m

iras dan narko

ba

peserta JK

N/BPJS

PSN (pemberantasa

n sarang nyam

uk) 1x/m

inggu

0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%

100.00%120.00%

PERILAKU ANGGOTA KELUARGA (16 INDIKATOR PHBS)

PERSEN

TASE

Strata PHBS

Strata PHBS Score Persentase

Sehat Pratama 2 1,64%

Sehat Madya 20 16,39%

Sehat Utama 98 80,33%

Sehat Paripurna 2 1,64%

67

BAB IV

IDENTIFIKASI MASALAH

Hasil survei tersebut di atas mengenai status kesehatan masyarakat,

ditemukan beberapa masalah kesehatan yang persentasenya kurang dari SPM

(standar pelayanan minimal) dinas kesehatan kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di

dusun Tuksongo I, desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, yaitu:

NO: Masalah Hasil Indikator

68

2% 16%

80%

Strata PHBS

Sehat PratamaSehat MadyaSehat UtamaSehat Paripurna

SPM

1. Bayi yang mendapat ASI

eksklusif

25% 80%

2. Ibu nifas mendapat kapsul vit A 66.67% 89%

3. Bayi dengan status gizi kurang

(BGM)

7,41% <1,5%

4. Pemeriksaan kehamilan pada ibu

hamil

85,71% 100,00%

5. Rencana penolong persalinan 85,71% 95%

6. Pasangan Usia Subur yang

menggunakan KB

47,15% 80%

Rumah dan Lingkungan

NO: Masalah Hasil Indikator SPM

Komponen rumah

7. Rumah yang memanfaatkan jamban

66,64% 75%

8. Rumah yang mempunyai SPAL 44% 65%

9. Rumah yang tidak mempunyai jentik nyamuk

83,60% 100%

10. Rumah yang memiliki langit langit

41,23% 70%

11. Rumah yang memiliki dinding permanen

61,54% 70%

12. Rumah yang memiliki lantai keramik

43,7% 70%

13. Rumah yang memiliki ventilasi 56,60% 70%

69

>10% luas lantai

Perilaku penghuni

14. Keberadaan lalat dalam rumah 52,28% 0%

15. Keberadaan nyamuk dalam rumah

95,93% 0%

16. Keberadaan kecoa dalam rumah 79,67% 0%

17. Keberadaan tikus dalam rumah 90,24 0%

18. Kebiasaan buang sampah pada tempat pembuangan sampah/ petugas sampah

23,97% 70%

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

NO: Masalah Hasil Indikator SPM

19. Aktifitas fisik minimal 30 menit sehari

62,60% 65%

20. Anggota JPK, dana sehat, ASKES, jamkesmas

43,00% 65%

21. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)

43,09% 65%

22. Pemberian ASI ekslusif 48,00% 80%BAB V

ANALISIS MASALAH

A. Analisis Masalah di Dusun Tuksongo I

Penelitian pendahuluan (Survei Mawas Diri) telah dilakukan di Dusun

Tuksongo I, Desa Tuksongo pada tanggal 16 Januari 2015. Metode pengumpulan

data yang digunakan adalah pembagian kuesioner yang berisi daftar pertanyaan,

meliputi data umum (identitas subyek penelitian) serta faktor-faktor yang

70

Hasil Survei

Direkapitulasi

Masalah

Prioritas Masalah

mempengaruhi status kesehatan yaitu kependudukan, lingkungan, perilaku, dan

pelayanan kesehatan.

Gambar 4. Tahapan analisis masalah

Gambar di atas menunjukkan tahapan kegiatan yang dilakukan di Dusun

Tuksongo I. Hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang terkumpul, kemudian

direkapitulasi untuk menentukan masalah-masalah kesehatan yang ada di Dusun

Tuksongo I.

Hasil SMD memberikan gambaran permasalahan yang ada di Dusun Tuksongo

I. Ditemukan 23 masalah dari hasil survei, kemudian dilakukan penggabungan pada

beberapa masalah sehingga masalahnya menjadi 20 terdiri dari 8 masalah fisik dan

12 masalah non-fisik. Selanjutnya 20 masalah tersebut, didiskusikan bersama dalam

MMD.

Delapan (8) masalah fisik, sebagai berikut:

1. Tidak memanfaatkan jamban.

2. Tidak mempunyai SPAL.

3. Rumah yang mempunyai jentik nyamuk.

4. Rumah yang tidak memiliki langit-langit.

5. Rumah yang tidak memiliki dinding permanen.

6. Rumah yang tidak memiliki lantai keramik.

71

7. Rumah yang tidak memiliki ventilasi >10% luas lantai.

8. Adanya binatang pembawa penyakit dalam rumah (tikus, lalat >5

ekor, kecoak, dan nyamuk).

Dua belas (12) masalah non-fisik, sebagai berikut

1. Bayi yang tidak mendapat ASI.

2. Ibu nifas yang tidak mendapat kapsul vitamin A.

3. Bayi dengan status gizi kurang.

4. Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil.

5. Rencana penolong persalinan.

6. WUS yang tidak menggunakan KB.

7. Pertolongan persalinan oleh fasilitas kesehatan.

8. Aktivitas fisik minimal 30 menit sehari

9. Anggota JPK/dana sehat/asuransi kesehatan/JAMKESMAS (BPJS)

10. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

11. Pemberian ASI esksklusif.

12. Kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempat pembuangan

sampah.

MMD dilaksanakan Rabu, 20 Januari 2015 yang dihadiri perwakilan Kepala

Desa Banjaran I (Sekertaris Desa), Kepala Dusun Tuksongo I, perwakilan pihak RT

dan RW, kader di Dusun Tuksongo I, tokoh masyarakat dan tokoh agama, warga

Dusun Tuksongo I serta mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti sebagai

fasilitatornya untuk dilakukan persamaan persepsi tentang masalah kesehatan yang

akan dibahas. Dari 20 masalah kesehatan tersebut disepakati 9 masalah yang akan

dibahas dengan menggunakan pemungutan suara terbanyak dari 13 perwakilan warga

Dusun Tuksongo I. Adapun hasil MMD adalah terpilihnya 7 masalah sebagai berikut

:

1. Tidak menggunakan jamban sehat

2. Tidak mempunyai SPAL.

3. Rumah yang tidak memiliki dinding permanen.

72

4. Binatang pembawa penyakit dalam rumah (tikus, lalat >5 ekor, kecoa,

dan nyamuk

5. Anggota JPK/ dana sehat/asuransi kesehatan/JAMKESMAS (BPJS).

6. Melakukan PSN.

7. Kebiasaan buang sampah yang tidak pada tempat pembuangan

sampah.

Berbagai masalah di atas kemudian dilakukan penentuan prioritas masalah

berdasarkan metode USGP. Metode ini mengacu pada 4 indikator sebagai berikut :

1. Urgency ( mendesaknya )

2. Seriousness (kegawatannya)

3. Growth (perkembangannya)

4. Potensi (sumber daya)

Masing-masing indikator diberi skor 1-5. Hal tersebut dimaksudkan

untukmemudahkan warga masyarakat dalam memberikan penilaian pada setiap

masalah yang ada.

1. Urgency (mendesaknya)

Nilai 1 : Tidak mendesak

2 : Kurang mendesak

3 : Cukup mendesak

4 : Mendesak

5 : Sangat mendesak

2. Seriousness (kegawatannya)

Nilai 1 : Tidak gawat

2 : Kurang gawat

3 : Cukup gawat

4 : Gawat

5 : Sangat gawat

3. Growth (perkembangannya)

Nilai 1 : Sangat Kurang

73

2 : Kurang

3 : Cukup besar

4 : Besar

5 : Sangat Besar

4. Potency (potensi)

Nilai 1 : Sangat Kurang

2 : Kurang

3 : Cukup

4 : Besar

5 : Sangat besar

Setelah dilakukan voting secara tertutup, hasil nilai yang didapat dijumlahkan dan

dirata-ratakan sesuai jumlah perwakilan warga Dusun Tuksongo I yang hadir.

Tabel 9. Hasil USGP

NO: Masalah U S G P JUMLAH URUTAN

74

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Tidak menggunakan

jamban sehat

Tidak memiliki SPAL

Rumah yang tidak

memiliki dinding

permanen

Adanya binatang

pembawa penyakit dalam

rumah

Anggota JPK/dana

sehat/asuransi

kesehatan/JAMKESMAS

Melakukan PSN

Buang sampah tidak pada

tempatnya

3,62

4,15

3,23

3,82

4,46

4,77

4,77

3,17

3,33

3,00

3,78

5,00

4,67

4,42

3,3

3

3,2

5

2,8

3

3,5

8

4,3

3

4,5

0

4,5

0

2,00

1,83

2,00

2,44

1,92

2,73

1,50

12,20

12,57

11,07

13,62

15,71

16,10

15,19

6

5

7

4

2

1

3

75

BAB VI

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Alternatif Pemecahan Masalah di Dusun Tuksongo I

Tahapan selanjutnya setelah dilakukan analisis penyebab masalah adalah

memberikan alternatif pemecahan masalah. Masalah yang terdapat di Dusun

Tuksongo I dikategorikan menjadi masalah fisik dan non-fisik yang telah dijelaskan

dalam bab sebelumnya dengan alternatif pemecahan masalah yang tertulis pada tabel

di bawah ini.

Tabel 10. Alternatif pemecahan masalah

No. Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan

1 Tidak Melakukan

pemberantasan sarang

nyamuk (PSN)

1. Belum pernah dilakukan

penyuluhan PSN

2. Kurangnya

pengetahuan

masyarakat tentang

PSN

3. Kesadaran masyarakat

yang rendah mengenai

PSN

1. Melakukan

penyuluhan PSN

2. Dilakukan gerakan

4M (Menguras,

Mengubur, Menutup

dan Memantau)

3. Kerja Bakti

membersihkan

lingkungan rumah

dan sekitarnya

76

4. Penggunaan anti

nyamuk seperti obat

nyamuk semprot, dan

raket nyamuk listrik

5. Mengusulkan

Fogging apabila ada

indikasi

2 Rendahnya masyarakat

yang memiliki JPK/dana

sehat/asuransi

kesehatan/JAMKESMAS

1. Rendahnya Pemahaman

tentang JPK/dana

sehat/asuransi

kesehatan/JAMKESMAS

2. Adanya pembatasan

jumlah warga (200/dusun)

dalam pembuatan jaminan

kesehatan yang gratis

1. Mengusulkan sosialisasi

JPK/ dana sehat/

asuransi kesehatan/

JAMKESMAS

2. Pendataan ulang warga

yang ekonomi rendah

3 Buang sampah tidak pada

tempatnya

1. Tidak tersedianya sarana

TPS (tempat pembuangan

sampah)

2. Tidak tersedianya petugas

khusus untuk mengelola

sampah

1. Menyediakan fasilitas

tempat pembuangan

sampah umum

2. Penyuluhan mengenai

pengelolaan sampah

yang baik dan benar

4 Adanya binatang pembawa

penyakit dalam rumah

(tikus, lalat >5 ekor, kecoa,

dan nyamuk)

1. Kesadaran masyarakat

terhadap kebersihan

lingkungan kurang

2. Banyak air yang

menggenang

3. Musim buah dan musim

1. Memberi pengarahan

pada warga untuk

membuang sampah pada

tempatnya

2. Melakukan gerakan 4M

sebagai salah satu

77

pancaroba

4. Dekatnya lokasi rumah

dengan sawah/ kebun

5. Membuang sampah tidak

pada tempatnya

tindakan PSN

3. Menggunakan lem lalat

4. Penggunaan racun tikus

5. Memelihara jangkrik

sebagai salah satu upaya

untuk mengusir tikus

5

Tidak memiliki saluran

pembuangan air limbah

(SPAL)

1. Pengetahuan yang rendah

tentang SPAL

2.

1. Penyuluhan dan

pembagian leaflet tentang

rumah sehat

2. Melibatkan aparat desa

untuk menggerakkan

pembuatan SPAL

6 Tidak menggunakan

jamban sehat

1. Rendahnya pengetahuan

tentang jamban sehat

2. Tidak maemiliki jamban

3. Kebiasaan Buang air

besar disungai

1. Penyuluhan mengenai

jamban sehat

2. Partisipasi masyarakat

untuk membuat jamban

sehat

7 Rumah yang tidak

memiliki dinding

permanen

1. Pengetahuan tentang

rumah sehat

2. Tidak tersedianya dana

1. Penyuluhan tentang

rumah sehat

2. Usulan bedah rumah

olaeh pemerintah daerah

B. Rekapitulasi Alternatif Pemecahan Masalah

1. Melakukan penyuluhan PSN

78

2. Dilakukan gerakan 4 M (Menguras,Mengubur,Menutup dan

Memantau)

3. Bakti sosial membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya

4. Penggunaan anti nyamuk seperti obat nyamuk bakar, obat nyamuk

semprot, dan raket nyamuk listrik

5. Melakukan Fogging sesuai indikasi

6. Sosialisasi JPK/dana sehat/asuransi kesehatan/JAMKESMAS

7. Pendataan ulang warga yang ekonomi rendah

8. Menyediakan fasilitas tempat pembuangan sampah umum

9. Penyuluhan mengenai pengelolaan sampah yang baik dan benar

10. Memberi pengarahan pada warga untuk membuang sampah pada

tempatnya

11. Melakukan gerakan 4M sebagai salah satu tindakan PSN

12. Menggunakan lem lalat

13. Penggunaan racun tikus

14. Memelihara jangkrik sebagai salah satu upaya untuk mengusir tikus

Menyediakan tempat pembuangan limbah utama

15. Penyuluhan dan pembagian leaflet tentang rumah sehat

16. Menyediakan tempat pembuangan limbah utama

17. Melibatkan aparat desa untuk mengkoordinir pembuatan SPAL

18. Penyuluhan mengenai jamban sehat

19. Partisipasi masyarakat untuk membuat jamban sehat

20. Penyediaan lahan untuk warga oleh pemerintah daerah.

21. Diharapkan dapat dilakukan “bedah rumah”/ bantuan untuk

pembangunan rumah yang sehat

79

C. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

1. Melakukan penyuluhan PSN dan dilakukan gerakan 4M

2. Penyuluhan rumah sehat dan jamban sehat, serta pengelolaan sampah

yang baik dan benar

3. Dilakukan gerakan 4M (Menguras, Mengubur, Menutup dan

Memantau)

4. Bakti sosial membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya

5. Usulan Sosialisasi JPK/dana sehat/asuransi kesehatan/JAMKESMAS

oleh BPJS

6. Penggunaan anti nyamuk seperti obat nyamuk semprot, dan raket

nyamuk listrik

7. Melakukan Fogging sesuai indikasi

8. Pendataan ulang warga yang ekonomi rendah

9. Menyediakan fasilitas tempat pembuangan sampah umum dan tempat

pembuangan limbah utama

10. Penyediaan lahan untuk warga oleh pemerintah daerah

11. Sebagai upaya pemberantasan binatang pembawa penyakit dalam

rumah (seperti tikus, lalat >5 ekor, dan kecoa) dapat dilakukan

penggunaan lem lalat, racun tikus, dan memelihara jangkrik

12. Melibatkan aparat desa untuk mengkoordinir pembuatan SPAL

13. Penyuluhan dan pembagian leaflet tentang rumah sehat

80

14. Diharapkan dapat dilakukan “bedah rumah”/ bantuan untuk

pembangunan rumah yang sehat

BAB VII

STRATEGI PENENTUAN INTERVENSI MASALAH

A. Pengelompokan Intervensi Masalah

Tahap selanjutnya setelah didapatkan alternatif pemecahan masalah melalui

musyawarah masyarakat desa yaitu menentukan intervensi masalah.

Tahapan intervensi masalah dirumuskan bersama dengan masyarakat Dusun

Tuksongo I, Desa Tuksongo yang hadir dalam Musyawarah Masyarakat Desa

(MMD) pada tanggal 20 Januari 2015 di Rumah Pak Kades, Dusun Tuksongo I, Desa

Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Perumusan tersebut

menggunakan Matrix tabel 2x2 seperti di bawah ini. Tabel ini berisi 2 kolom yaitu

kategori mudah dan sulit serta 2 baris yaitu kategori penting dan kurang penting.

Tabel ini bertujuan untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang dapat

dikerjakan terlebih dahulu.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan kategori mudah dan sulit adalah apakah

kegiatan tersebut mudah dilakukan atau sulit dilihat berdasarkan sumber daya

manusia, pendanaan, waktu, kemampuan, teknologi dan ketersediaan material.

Sedangkan yang dimaksud dengan penting atau kurang penting adalah seberapa

besar masalah atau kegiatan ini memberikan efek di kemudian hari baik efek yang

ditimbulkan secara langsung maupun efek ikutannya.

81

Tabel 11. Pengelompokan Intervensi Masalah Berdasarkan Kepentingan

dan Kemudahannya

Penting Kurang penting

Mudah 1. Melakukan penyuluhan PSN, rumah sehat

dan jamban sehat, serta pengelolaan sampah

yang baik dan benar

2. Dilakukan gerakan 4M (Menguras,

Mengubur, Menutup dan Memantau)

3. Bakti sosial membersihkan lingkungan rumah

dan sekitarnya

4. Sosialisasi JPK/dana sehat/asuransi

kesehatan/JAMKESMAS

5. Penggunaan anti nyamuk seperti obat nyamuk

bakar, obat nyamuk semprot, dan raket

nyamuk listrik

6. Melakukan Fogging sesuai indikasi

1. Sebagai upaya

pemberantasan

binatang

pembawa

penyakit dalam

rumah (seperti

tikus, lalat >5

ekor, dan

kecoa) dapat

dilakukan

penggunaan

lem lalat, racun

tikus, dan

memelihara

jangkrik

Sulit 1. Pendataan ulang warga yang ekonomi rendah

2. Menyediakan fasilitas tempat pembuangan

sampah umum dan tempat pembuangan

limbah utama

3. Penyediaan lahan untuk warga oleh

pemerintah daerah

4. Melibatkan aparat desa untuk mengkoordinir

pembuatan SPAL

82

5. Diharapkan dapat dilakukan “bedah rumah”/

bantuan untuk pembangunan rumah yang

sehat

Kelompok masalah yang dapat diintervensi terlebih dahulu adalah masalah

yang tercantum dalam tabel 2x2 kategori penting dan mudah. Kategori ini

memberikan gambaran bahwa masalah yang dihadapi adalah masalah yang penting

(sangat berpengaruh pada masyarakat dan lingkungan sekitar) serta mudah ditangani

(masyarakat mempunyai potensi untuk menyelesaikan masalah tersebut). Sesuai

dengan musyawarah masyarakat Dusun Tuksongo I, Penyuluhan mengenai kesehatan

lingkungan, PHBS, Pemberantasan sarang nyamuk, dan Asi Eksklusif. Permasalahan

tersebut dapat diselesaikan dalam waktu singkat (jangka pendek) dan dana yang

dibutuhkan sedikit, waktu yang diperlukan cukup singkat, serta tenaga kerja dan

pelaksanaannya tidak rumit.

B. Rencana Pemecahan Masalah ( Plan of Action )

Setelah dapat menentukan intervensi masalah yang akan dilaksanakan, langkah

berikutnya yaitu membuat rencana pelaksanaan intervensi masalah ( Plan of Action ).

1) Rencana kegiatan

2) Rencana tujuan kegiatan

3) Rencana sasaran kegiatan

4) Rencana sumber daya manusia yang akan melaksanakan intervensi

5) Rencana lokasi pelaksanaan kegiatan

6) Rencana sumber pembiayaan intervensi

7) Rencana tolak ukur yang ingin dicapai

Sesuai dengan waktu pelaksanaan, kami membagi rencana pelaksanaan

intervensi di masyarakat menjadi dua yaitu :

1) Rencana pelaksanaan jangka pendek yaitu kegiatan yang dilaksanakan

dalam kurun waktu 1 tahun.

83

2) Rencana pelaksanaan jangka panjang yaitu kegiatan yang dilaksanakan

dalam kurun waktu 1 sampai 5 tahun.

Sesuai dengan tabel Plan of Action di bawah, realisasi pemecahan masalah

yang akan dilakukan Mahasiswa adalah pemecahan masalah yang termasuk ke dalam

rencana jangka pendek. Karena adanya kendala berupa keterbatasan waktu dan

sumber daya maka alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan pendapat

masyarakat yang hadir dalam MMD saja yang akan dilaksanakan.

84

Tabel 12. PLAN OF ACTION MASALAH FISIK DAN NON FISIK

DUSUN TUKSONGO I, DESA TUKSONGO

A. Jangka Pendek

No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode Tolak ukur

1. Melakukan

penyuluhan

PSN, rumah

sehat dan

jamban sehat,

serta

pengelolaan

sampah yang

baik dan benar

Agar warga

memahami

cara

melakukan

pemberantasa

n sarang

nyamuk

secara

mandiri,

mengetahui

kriteria rumah

Warga

Dusun

Tuksongo I

Rumah

Kades

Bidan Desa

Tuksongo,

beserta

dokter muda

dan

diteruskan

oleh

puskesmas

22 Januari

2015 dan

diteruskan

oleh

puskesmas

setahun

sekali

Dana

Swadaya,

Dokter Muda

Penyebaran

Leaflet,

presentasi

menggunak

an

powerpoint.

Proses:

Terlaksananya

penyuluhan

mengenai

kesehatan

lingkungan,

PHBS, PSN dan

Asi Eksklusif

Hasil :

85

dan jamban

sehat,

mengetahui

cara

mengelola

sampah

dengan baik

dan benar

sehingga

dapat

mencegah

munculnya

penyakit.

Meningkatnya

pengetahuan dan

kesadaran warga.

2. Dilakukan

gerakan 4M

(Menguras,

Mengubur,

Menutup dan

Sebagai salah

satu upaya

pemberantasa

n sarang

nyamuk

Warga

Dusun

Tuksongo I

Rumah

warga

masing-

masing

Warga

Dusun

Tuksongo I

Satu kali

dalam

seminggu

Dana pribadi

warga

Memotivasi

setiap KK

untuk

melakukan

4M.

Proses:

Warga melakukan

4M

Hasil :

86

Memantau) Warga

menjadikan 4M

ebagai suatu gaya

hidup dan

kebiasaan.

3. Bakti sosial

membersihkan

lingkungan

rumah dan

sekitarnya

Menjaga

kebersihan

lingkungan

untuk

meminimalisir

timbulnya

vektor

pembawa

penyakit,

seperti

nyamuk, lalat,

tikus dan

kecoa.

Warga

Dusun

Tuksongo 1

Dusun

Tuksongo

I (Desa

Tuksongo

)

Seluruh

warga Dusun

Tuksongo I

Ditentukan

jadwal rutin

oleh kepala

desa

Dana pribadi

masing –

masing

kepala

keluarga

Memotivasi

kepala desa

dan seluruh

warga untuk

melakukan

kegiatan

bakti sosial

memebersih

kan

lingkungan

rumah dan

sekitarnya

secara rutin.

Proses :

Penyusunan

jadwal bakti

sosial oleh kepala

desa dan motivasi

oleh kader

kesehatan di

dusun tersebut.

Hasil:

Masing-masing

warga ikut serta

dalam kegiatan

87

bakti sosial.

4. Sosialisasi

JPK/dana

sehat/asuransi

kesehatan/JA

MKESMAS

Agar

masyarakat

mengetahui

manfaat dari

JPK/dana

sehat/asuransi

kesehatan/JA

MKESMAS

Warga

Dusun

Tuksongo I

Rumah

Bapak

Kepala

Desa

Dusun

Tuksongo

I, Desa

Tuksongo

Bidan Desa

Tuksongo,

beserta

dokter muda

22 Januari

2015

Dana

Swadaya,

Dokter Muda

Presentasi

menggunak

an

powerpoint

Proses:

Terlaksananya

sosialisasi

mengenai

JPK/danan

sehat/asuransi

kesehatan/JAMK

ESMAS

Hasil:

Meningkatnya

pengetahuan dan

kesadaran warga

untuk memiliki

JPK/dana

sehat/asuransi

kesehatan/JAMK

88

ESMAS

5. Penggunaan

anti nyamuk

seperti obat

nyamuk bakar,

obat nyamuk

semprot, dan

raket nyamuk

listrik

Agar warga

terhindar dari

gigitan

nyamuk

sebagai vector

penyakit,

salah satunya

DBD.

Warga

Dusun

Tuksongo I

Rumah

warga

masing-

masing

Warga

Dusun

Tuksongo I

Setiap hari Dana pribadi

masing –

masing

kepala

keluarga

Memotivasi

kepala desa

dan seluruh

warga untuk

menggunak

an anti

nyamuk

Proses:

Pemberian

motivasi dengan

doorprize anti

nyamuk setelah

dilakukan

penyuluhan.

Hasil:

Warga

menggunakan anti

nyamuk setiap

hari.

6. Sebagai upaya

pemberantasan

binatang

pembawa

Agar

mengurangi

keberadaan

binatang

Warga

Dusun

Tuksongo I

Rumah

warga

masing-

Warga

Dusun

Tuksongo I

Sesuai

dengan

musim

dimana

Dana pribadi

masing –

masing

kepala

Memotivasi

kepala desa

dan seluruh

warga untuk

Proses:

Pemberian

motivasi kepada

89

penyakit

dalam rumah

(seperti tikus,

lalat >5 ekor,

dan kecoa)

dapat

dilakukan

penggunaan

lem lalat,

racun tikus,

dan

memelihara

jangkrik

vektor

pembawa

penyakit,

seperti tikus,

lalat, dan

kecoa.

masing binatang

vektor

tersebut

muncul.

keluarga menggunak

an lem lalat,

racun tikus

dan

memelihara

jangkrik.

kepala desa dan

warga dusun

untuk

menggunakan lem

lalat, racun tikus

dan pemeliharaan

jangkrik pada

waktu-waktu

binatang vektor

muncul.

Hasil:

Warga

menggunakan lem

lalat, racun tikus

dan memlihara

jangkrik.

90

B. Jangka Panjang

No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode Tolak ukur

1. Melakukan Fogging sesuai indikasi

Sebagai salah satu upaya pemberantasan sarang nyamuk saat ditemukan adanya warga yang menderita DBD di daerah tersebut

Semua

warga

Dusun

Tuksongo I

Dusun

Tuksongo I

(Desa

Tuksongo)

Dinas

Kesehatan

Kabupaten

Magelang,

Puskesmas

Borobudur,

Kepala

Desa, dan

petugas lain

yang terkait.

Saat

ditemukann

ya kasus

DBD di

dusun

tersebut

Pmerintah

daerah

Fogging Proses:

Pelaporan oleh

warga kepada

kepala desa

yang pada KK

nya ditemukan

orang dengan

DBD. Kepala

desa

melaporkan ke

Puskesmas

Borobudur

untuk ditindak

lanjuti.

91

Hasil:

Dilakukan

fogging di

Dusun

Tuksongo I

2. Pendataan ulang

warga yang

ekonomi rendah

Agar penggunaan JPK/dana sehat/asuransi kesehatan/JAMKESMAS tepat sasaran

Semua

warga

Dusun

Tuksongo I

dengan

ekonomi

rendah

Dusun

Tuksongo I

(Desa

Tuksongo)

Kepala

desa, BPJS

Ditentukan

oleh pihak

terkait

APBD Pendataan

dari rumah ke

rumah

Proses:

Koordinasi

BPJS dan

perangkat desa

Hasil:

Didapatkan

data warga

dengan

ekonomi

rendah

3. Menyediakan Agar tercipta Dusun Dusun Pemerintah Ditentukan APBD dan Permohonan Proses:

92

fasilitas tempat

pembuangan

sampah umum

dan tempat

pembuangan

limbah utama

lingkungan yang bersih dan tidak tercemar oleh limbah rumah tangga.

Tuksongo I Tuksongo I

(Desa

Tuksongo)

daerah dan

perangkat

desa

setempat

oleh pihak

terkait

swadaya

masyarakat

ke dinas

terkaitPembuatan

proposal oleh

perangkat

desa.

Hasil:

Tersedia

fasilitas tempat

pembuangan

sampah umum

dan tempat

pembuangan

limbah utama.

4. Penyediaan lahan

untuk warga oleh

pemerintah

daerah

Agar sampah rumah tangga tidak mencemari lingkungan dan tidak menjadi faktor risiko

Dusun

Tuksongo I

Dusun

Tuksongo I

(Desa

Tuksongo)

Pemerintah

daerah dan

perangkat

desa

Ditentukan

oleh pihak

terkait

APBD dan

swadaya

masyarakat

Permohonan

ke dinas

terkait

Proses:

Pembuatan

proposal oleh

perangkat

93

untuk munculnya binatang vektor penyakit

setempat desa.

Hasil:

Tersedia lahan

untuk warga

membuang

sampah.

5. Melibatkan

aparat desa untuk

mengkoordinir

pembuatan

SPAL

Agar sistem pembuangan air limbah tidak mencemari lingkungan

Dusun

Tuksongo I

Dusun

Tuksongo I

(Desa

Tuksongo)

Pemerintah

daerah dan

perangkat

desa

setempat

Ditentukan

oleh pihak

terkait

APBD dan

swadaya

masyarakat

Permohonan

ke dinas

terkait

Proses:

Memotivasi

warga untuk

pembuatan

SPAL

Hasil:

Tersedia SPAL

yang baik.

6. Diharapkan

dapat dilakukan

Agar semua rumah di Dusun

Rumah-

rumah yang

Dusun

Tuksongo I

Kepala

desa, warga

Ditentukan

oleh pihak

Swadaya

masyarakat

Motivasi oleh Proses:

94

“bedah rumah”/

bantuan untuk

pembangunan

rumah yang sehat

Tuksongo I memenuhi kriteria rumah sehat

belum

memenuhi

kriteria

rumah sehat

di Dusun

Tuksongo I

(Desa

Tuksongo)

dusun dan

pihak lain

terkait

terkait dan dana

pribadi.

kepala desa Memotivasi

warga untuk

membangun

atau

merenovasi

rumah menjadi

rumah sehat.

Hasil:

Setiap rumah

di Dusun

Tuksongo I

memenuhi

kriteria rumah

sehat.

95

BAB VIII

INTERVENSI

Berdasarkan prioritas masalah didapatkan prioritas pertama adalah

melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Karena terbatasnya waktu dan

dana, maka diputuskan untuk melakukan intervensi di Dusun Tuksongo I dengan

menitikberatkan pada masalah yang lebih mudah dan penting untuk diwujudkan,

dalam hal ini masalah tentang kesadaran masyarakat mengenai perilaku hidup

bersih dan sehat, dan pengetahuan mengenai PSN dan 3M. Perwujudan intervensi

ini disajikan dalam bentuk penyuluhan dan pembagian pamflet yang lebih

diprioritaskan dalam pemberian informasi yang sebelumnya sudah dilakukan

MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) dengan dihadiri oleh perwakilan Kepala

Desa Tuksongo (Sekertaris Desa), Kepala Dusun Tuksongo I, perwakilan pihak

RT dan RW, kader di Dusun Tuksongo I, tokoh masyarakat, tokoh agama, warga

Dusun Tuksongo I, perwakilan Puskesmas Borobudur dan mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Trisakti.

A. Pra Survei Mawas Diri (SMD) dan Survei Mawas Diri (SMD)

Pra SMD dan SMD dilakukan hari Jumat pada tanggal 16 Januari 2015 di

kediaman Kepala Desa Tuksongo pada pukul 08.00 – 17.00 WIB. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan tujuan:

Tujuan Pra SMD :

1. Memberikan penjelasan tetang apa itu SMD, siapa yang melakukan,

apa tujuannya dan bagaimana melakukannya.

2. Menjelaskan tentang cara pengisian kuesioner SMD.

Tujuan SMD :

1. Melakukan survei yang dilakukan oleh warga desa sendiri untuk

menemukan masalah apa yang terdapat di Dusun Tuksongo I.

96

Rincian kegiatan Pra SMD dan SMD

Hari / Tanggal : Jumat, 16 Januari 2015

Tempat : Kediaman Kepala Desa Tuksongo

Peserta : Kepala Desa Tuksongo, Kepala Dusun Tuksongo I, kader

di Dusun Tuksongo I, perwakilan pihak RT dan RW,

tokoh masyarakat, tokoh agama, perwakilan pihak

Puskesmas Borobudur dan mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Trisakti.

Acara:

1. Pembukaan dan penjelasan susunan acara oleh perwakilan Kepala Desa

Tuksongo (Sekretaris Desa) dan perwakilan mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Trisakti.

2. Sambutan :

- Kepala Desa Tuksongo

- dr.Yuniar sebagai pembimbing dari Puskesmas Borobudur

3. Presentasi tentang SMD

4. Penjelasan tentang cara pengisian kuesioner

5. Istirahat, sholat dan makan

6. Kegiatan survei dilakukan dengan mendatangi secara langsung ke rumah

warga oleh kader. Satu kader di dampingi oleh 2 mahasiswa.

7. Rekapitulasi Kuesioner SMD

8. Istirahat, sholat dan makan

9. Penutupan

B. MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) DI DUSUN

TUKSONGO I

Musyawarah Masyarakat Desa telah dilaksanakan pada hari Selasa, 19

Januari 2015 pukul 08.00 – 12.00 WIB di kediaman Kepala Desa Tuksongo.

Pertemuan ini dilaksanakan dengan tujuan :

1. Melakukan pembahasan hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang telah

dilakukan

97

2. Menentukan prioritas masalah yang ditemukan melalui SMD.

3. Membuat kesepakatan masalah

4. Merumuskan rencana kegiatan serta pelaksanaan kegiatan

Rincian Kegiatan MMD

Hari / Tanggal : Rabu, 20 Januari 2015.

Tempat : Kediaman Kepala Desa Tuksongo.

Peserta : Kepala Desa Tuksongo, Kepala Dusun Tuksongo I, kader

di Dusun Tuksongo I, perwakilan pihak RT dan RW,

perwakilan pihak Puskesmas Borobudur, dan

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

Acara:

1. Pembukaan dan penjelasan susunan acara oleh perwakilan mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

2. Pengarahan dari perwakilan pihak Puskesmas Borobudur.

3. Presentasi Hasil Survei Mawas Diri Dusun Tuksongo I oleh perwakilan

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

4. Diskusi prioritas dan persamaan persepsi masalah.

5. Menjelaskan cara penilaian untuk menentukan prioritas masalah.

- Cara penentuan prioritas

- Penentuan hasil prioritas dan alternatif pemecahan masalah

- Penilaian blangko pemecahan masalah oleh peserta MMD

6. Perhitungan suara untuk menentukan prioritas masalah.

7. Penyajian masalah – masalah yang ditemukan dari hasil kegiatan Dusun

Tuksongo I yang dibawakan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Trisakti dan alternatif pemecahan masalah.

8. Diskusi penentuan program intervensi desa, tujuan, sasaran, dan waktu

penyuluhan.

9. Penutupan.

98

C. LAPORAN INTERVENSI DUSUN TUKSONGO I

Telah dilakukan intervensi dusun dalam bentuk penyuluhan dan

pembagian pamflet di dusun Tuksongo I yang dilakukan melalui lima sesi.

Intervensi dilakukan pada hari Kamis, 23 Januari 2015 pukul 20.00- 22.00 WIB

dilaksanakan di kediaman Kepala Desa Tuksongo. Penyuluhan dihadiri oleh

warga Dusun Tuksongo I dan tokoh masyarakat. Dalam penyuluhan ini disajikan

materi mengenai penyuluhan mengenai PSN, 3M, ASI eksklusif, rumah sehat dan

pelayanan BPJS.

1. Pelaksanaan Intervensi

Saat dilakukan penyuluhan, masyarakat yang hadir memberi respon cukup

baik dari permulaan penyuluhan sampai akhirnya masyarakat mengerti dan

berusaha untuk melakukan seperti apa yang dijelaskan selama proses

penyuluhan. Dengan penyuluhan ini diharapkan masyarakat mengerti cara

mengatasi permasalahan kesehatan yang ada sehingga dapat membantu

pencapaian MDGs dengan membentuk Dusun Tuksongo I menjadi Dusun

Siaga menuju Dusun Sehat.

2. Laporan Kegiatan Intervensi

Hari / Tanggal : Kamis, 22 Januari 2015

Waktu : 20.00-22.00 WIB

Tempat : Kediaman Kepala Desa Tuksongo

Peserta : Kepala Desa Tuksongo, Kepala Dusun Tuksongo I, warga

Dusun Tuksongo I,perwakilan pihak Puskesmas

Borobudur dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Trisakti.

Acara:

1. Pembukaan

2. Yasinan dan Tahlilan

99

3. Sambutan oleh Kepala Desa Tuksongo

4. Presentasi dan pembagian pamflet oleh perwakilan mahasiswa

Trisakti mengenai :

ASI Eksklusif

PSN

3M

Rumah Sehat

Pelayanan BPJS

5. Sesi tanya jawab disetiap akhir presentasi

6. Penutup

SESI TANYA – JAWAB

ASI EKSKLUSIF

1. Apakah kalau si Ibu sedang sakit atau demam, apakah masih boleh

menyusui?

Jawab : Boleh, karena hal tersebut tidak menganggu kualitas dan kuantitas

dari ASI. Kecuali si Ibu sedang menderita penyakit menular seperti Hepatitis

B, HIV-AIDS dan keganasan seperti Ca Mammae.

PSN DAN 3M

2. Kenapa setelah dilakukan fogging , masih saja terdapat penyakit demam

berdarah ?

Jawab : Karena pada saat fogging yang dimatikan hanya nyamuk dewasa,

sedangkan jentik-jentik nyamuk nya tidak mati.

RUMAH SEHAT

3. Kenapa tidak boleh merokok di dalam rumah ?

Jawab : Karena apabila salah satu anggota keluarga ada yang merokok di

dalam rumah, maka asap rokok tersebut dapat membahayakan kesehatan

anggota keluarga yang lain (perokok pasif) dan juga menjadi contoh yang

tidak baik bagi anak-anak di rumah.

100

PELAYANAN BPJS

4. Jika sudah mendaftar apakah BPJS langsung dapat digunakan ?

Jawab : Belum, karena menurut peraturan yang baru jaminan dari BPJS

dapat diperoleh setelah 1 minggu dari pendaftaran.

101

BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil survei kesehatan di Dusun Tuksongo I, Desa

Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, yang telah dilaksanakan

pada tanggal 16 Januari 2015, yang selanjutnya dilakukan Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD) pada tanggal 20 Januari 2015, menghasilkan

kesepakatan bersama mengenai permasalahan kesehatan fisik dan non fisik di

Dusun Tuksongo I, Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten

Magelang, Jawa Tengah, yaitu didapatkan adanya 7 masalah fisik dan non fisik

seperti yang telah dijelaskan di atas, berupa melakukan pemberantasan sarang

nyamuk (PSN), anggota JPK/ dana sehat/ asuransi kesehatan/ JAMKESMAS

(BPJS), kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya, binatang

pembawa penyakit dalam rumah (tikus, lalat > 5 ekor, kecoa, dan nyamuk), tidak

mempunyai SPAL, tidak memanfaatkan jamban, dan rumah yang tidak memiliki

dinding permanen.

Berdasarkan permasalahan kesehatan yang ada tersebut, kami

merencanakan dan melaksanakan pemecahan masalah berupa intervensi

penyuluhan yang memberdayakan masyarakat.

Adapun kendala-kendala bermakna yang dihadapi selama pelaksanaan

kegiatan tidak ada. Dalam pelaksanaan kegiatan, tidak terdapat kesulitan

penentuan waktu untuk melakukan SMD dan MMD dengan para perangkat desa

102

dan warga desa, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survei juga cukup, serta

tidak terdapat kesulitan bahasa dalam penyampaian materi penyuluhan kepada

warga dusun.

Dukungan yang kami dapat sehingga kami mampu melaksanakan semua

kegiatan yang direncanakan, yaitu adanya peran serta kepala desa, kader dan

warga Dusun Tuksongo I dengan baik dalam setiap kegiatan dan dukungan moril

maupun materiil dari pihak Puskesmas Borobudur.

B. Saran

Beberapa hal yang disarankan demi kemajuan kesehatan masyarakat yang

kami usulkan antara lain :

Seyogyanya Kepala Desa, Perangkat Desa, Kepala Dusun, dan tokoh

masyarakat terus aktif membina dan menggerakkan warga Desa

Tuksongo secara umum dan Dusun Tuksongo I secara khusus dalam

upaya meningkatkan kesadaran warga tentang masalah kesehatan

lingkungan, pentingnya memiliki rumah sehat, jamban sehat, dan

menjalankan pola hidup bersih dan sehat, pemberantasan sarang

nyamuk, serta pentingnya sarana pembuangan sampah kedap air dan

tertutup secara berkesinambungan.

Membawa hasil musyawarah warga desa untuk dibahas pada

MUSRENBANG (musyawarah perencanaan pengembangan) desa.

103

Kami menilai perlu dilakukan tindak lanjut atas pelaksanaan kegiatan

penyuluhan yang telah dilaksanakan agar warga Desa Tuksongo secara

bertahap mulai menyadari dan memahami kesehatan lingkungan.

Meningkatkan peran serta kader-kader kesehatan dalam meningkatkan

kesadaran warga desa tentang pentingnya kesehatan diri dan

lingkungannya akan meningkatkan efektivitas program yang telah

diadakan.

Petugas kesehatan juga perlu membantu perangkat desa untuk

berkoordinasi dengan pihak-pihak lain yang dapat membantu

memecahkan masalah-masalah kesehatan yang timbul..

104

BAB X

PENUTUP

Demikian laporan hasil survei kesehatan dan intervensi kesehatan warga

Dusun Tuksongo I, Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten

Magelang, Jawa Tengah yang terlaksana dengan baik, berkat kerjasama antara

kepala desa, warga desa, perangkat desa, dan instansi yang terkait. Dengan

kerjasama yang baik tersebut akan didapatkan alternatif pemecahan masalah dari

masalah-masalah yang timbul pada warga desa, dan kemudian diambil alternatif

pemecahan masalah terbaik. Besar harapan kami dengan adanya kegiatan ini dapat

memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang terkait dalam mewujudkan Desa

Tuksongo menjadi desa siaga sehingga ke depannya diharapkan bisa terwujud

sebagai suatu desa sehat.

Selanjutnya, diharapkan warga desa dan perangkat desa aktif melanjutkan

dan membina kegiatan-kegiatan kesehatan yang telah ada secara

berkesinambungan, guna tercapai desa sehat.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang berarti dalam upaya

peningkatan kesehatan warga Dusun Tuksongo I secara khusus dan warga Desa

Tuksongo secara umum, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa

Tengah.

105

LAMPIRAN SURVEY KHUSUS

Demam Berdarah

a. Penyediaan air bersih

1. Adanya penampungan air bersih (total responden=121)

YA (85) TIDAK(36)

70.25% 29.75%

70.25%

29.75%

Adanya penampungan air bersih

Ya Tidak

2. Seberapa sering penampungan air dilakukan pengurasan dalam sebulan

(total responden=102)

1x seminggu (46) 3x seminggu (43) Setiap hari (13)

45.10% 42.16% 12.75%

106

45.10%

42.16%

12.75%

Seberapa sering penampungan air dilakukan pengurasan dalam sebulan

1x seminggu 3x seminggu Setiap hari

3. Adanya penutup penampungan air (total responden=85)

YA (54) TIDAK(31)

63.53% 36.47%

63.53%

36.47%

Adanya penutup penampungan air

Ya Tidak

b. Pengetahuan tentang penyakit DBD

1. Adanya anggota keluarga yang menderita penyakit DBD

YA (12) TIDAK(109)

9.92% 90.08%

107

9.92%

90.08%

Adanya anggota keluarga yang pernah menderita penyakit DBD

Ya Tidak

2. Terakhir kali anggota keluarga mengalaminya (total responden=16)

1 bulan terakhir (2) 1 tahun terakhir

(3)

Lain-lain (7)

16.67% 25.00% 58.33%

16.67%

25.00%58.33%

Terakhir kali anggota keluarga mengalaminya

1 bulan terakhir 1 tahun terakhir

Lain-lain

108

3. Tempat berobat apabila terkena DBD (total responden= 12)

Bawa ke puskesmas

(5)

Bawa ke dokter

umum (7)

Di rumah (0)

41.67% 58.33% 0.00%

41.67%

58.33%

Tempat berobat apabila terkena DBD

bawa ke puskesmas

bawa ke dokter umum

di rumah

4. Apakah pernah mengikuti penyuluhan tentang DBD (total responden=

122)

YA (6) TIDAK(116)

4.92% 95.08%

109

4.92%

95.08%

Apakah pernah mengikuti penyuluhan DBD

Ya Tidak

5. Jika ya, dimana? (total responden=6)

Di puskesmas (2) Di kelurahan (3) Lain-lain (1)

33.33% 50.00% 16.67%

33.33%

50.00%

16.67%

Jika ya, dimana?

Di puskesmas Di kelurahan Lain-lain

110

6. Tahu cara penularan DBD? (total responden=121)

YA (64) TIDAK(57)

52,89% 47,11%

52.89%47.11%

Tahu cara penularan DBD

Ya, NYAMUK

Tidak

7. Tahu ciri-ciri penyakit DBD (total responden= 122)

YA (74) TIDAK(48)

60.66% 39.34%

60.66%

39.34%

Tahu ciri-ciri penyakit DBD

Ya Tidak

8. Bagaimana gejala penyakit DBD? (total responden=115)

111

Panas disertai bintik

merah (108)

Batuk (6) Pilek (1)

93.91% 5.22% 0.87%

93.91%

5.22%0.87%

Bagaimana gejala penyakit DBD

Panas disertai bintik merah

Batuk

Pilek

9. Tahu cara penyebab penyakit DBD (total responden=121)

YA (64) TIDAK(57)

52.89% 47.11%

112

52.89%47.11%

Tahu penyebab penyakit DBD

Ya, NYAMUK

Tidak

c. Pencegahan penyakit DBD

12. Apakah pernah dilakukan penyemprotan di rumah (total responden=121)

YA (105) TIDAK(14)

86.78% 11.57%

86.78%

11.57%

Apakah pernah dilakukan penyemprotan di rumah

Ya Tidak

13. Jika pernah, kapan terakhir kali?

Tahun lalu

(8)

Bulan lalu

(6)

Minggu lalu

(63)

Lain-lain (34)

113

7.21% 5.41% 56.76% 30.62%

7.21%5.41%

Jika pernah, kapan terakhir kali?

Tahun lalu

Bulan lalu

3. Apakah pernah melakukan abatisasi (total responden=119)

YA (73) TIDAK(46)

61.34% 38.66%

61.34%

38.66%

Apakah pernah melakukan abatisasi

Ya Tidak

4. Tahu tujuan dan fungsi dari abatisasi (total responden=119)

YA (62) TIDAK(57)

114

52.10% 47.90%

52.10%47.90%

Tahu tujuan dan fungsi abatisasi

Ya Tidak

6. Pernahkah menggunakan obat antinyamuk (total responden=122)

YA (98) TIDAK(24)

80.33% 19.67%

80.33%

19.67%

Pernahkah menggunakan obat antinyamuk

Ya Tidak

7. Jika ya, obat antinyamuk apa yang digunakan? (total responden=98)

Anti nyamuk bakar Semprot (19) Lotion (13)

115

(66)

67.35% 19.39% 13.27%

67.35%

19.39%

Jika ya, obat antinyamuk apa yang digunakan?

Antinyamuk bakar

Semprot

8. Apakah suka menggantung pakaian di dalam kamar? (total

responden=121)

YA (86) TIDAK (35)

71.07% 28.93%

71.07%

28.93%

Apakah suka menggantung pakaian di dalam kamar

Ya Tidak

116

9. Apakah di dalam kamar terdapat pot bunga berisi air (total responden= 121)

YA (4) TIDAK(117)

3.31% 96.69%

3.31%

96.69%

Apakah ada pot bunga berisi air di dalam kamar

Ya Tidak

Tuberkulosis (TBC/ Flek paru)

a. Penjaringan suspek TB

1. Adanya anggota keluarga yang memiliki gejala batuk lama > 3 minggu (total responden = 121 KK)

YA (6) TIDAK(115)

4.96% 95.04%

117

4.96%

95.04%

Penjaringan Suspek TB

Ya Tidak

2. Gejala tambahan yang ada bila terdapat gejala batuk ≥ 3 minggu (total responden = 16 KK)

Batuk darah

(6)

Sesak nafas

(7)

Nyeri dada (2) Demam (1)

37.50% 43.75% 12.50% 6.25%

38%

44%

13%6%

Gejala Tambahan yang ada bila terdapat gejala

Batuk darah (6)Sesak nafas (7)Nyeri dada (2)Demam (1)

118

3. Adakah keluarga yang menderita batuk lama? (total responden = 119 KK)

YA (3) TIDAK(116)

2.52% 97.48%

4. Jika anda sakit, kemana anda akan berobat? (total responden = 117 KK)

Bidan (62) Dokter (54) Dukun (1)

52.99% 46.15% 0.85%

119

5. Jika batuk lebih dari 2 minggu, apa yang anda lakukan? (total responden =

95 KK)

Biarkan saja (2) Beli obat di

warung (25)

Ke bidan desa (68)

2.11% 26.32% 71.58%

2%26%

72%

Jika Batuk Lebih dari 2 minggu,Apa yang Anda lakukan?

Biarkan saja Beli obat di warung Ke bidan desa

b. Pengetahuan Penyakit TB

1. Apakah anda tahu tentang TB paru? (total responden = 122 KK)

YA (50) TIDAK (72)

40.98% 59.02%

120

53%

47%

Jika Anda sakit,kemana Anda akan baerobat?

Bidan Dokter

41%

59%

Apakah Anda Tahu tentang TB paru?

YA TIDAK

2. Apakah anda mengetahui gejala-gejala TB paru? (total responden = 121 KK)

YA (42) TIDAK (79)

34.71% 65.29%

35%

65%

Apakah Anda mengetahui gejala-gejala TB paru?

YA TIDAK

3. Apakah TB paru dapat disembuhkan? (total responden = 112 KK)

YA (80) TIDAK (32)

71.43% 28.57%

121

71%

29%

Apakah TB paru dapat disembuhkan?

YA TIDAK

4. Apakah TB paru menular? (total responden = 110 KK)

YA (82) TIDAK (28)

74.55% 24.45%

75%

25%

Apakah TB paru menular?

YATIDAK

5. Bagaimana cara penularannya? (total responden = 98 KK)

122

Lewat makanan

(4)

Lewat kontak

kulit (5)

Melalui kotoran

dan air seni (1)

Melalui

dahak, udara

(88)

4.08% 5.10% 1.02% 89.80%

4%5% 1%

90%

Bagaimana cara penularannya?

Lewat makanan (4)Lewat kontak kulit (5)Melalui kotoran dan air seni (1)Melalui dahak, udara (88)

c. Pencegahan TB Paru

1. Apakah anda mengetahui cara mencegah tertular TB paru? (total responden = 118 KK)

YA (31) TIDAK(87)

26.27% 73.73%

123

26%

74%

Apakah anda mengetahui cara mencegah tertu-lar TB paru?

YATIDAK

d. Pengobatan TB paru

1. Apakah anda tahu berapa lama pengobatan TB paru? (total responden = 118 KK)

Tidak tahu

(86)

2 bulan (4) 4 bulan (3) 6 bulan (25)

72.88% 3.39% 2.54% 21.19%

73%

3%

3%

21%

Apakah anda tahu berapa lama pengobatan TB paru?

Tidak tahu (86)2 bulan (4)4 bulan (3)6 bulan (25)

2. Apakah anda tahu obat TB paru gratis dari pemerintah? (total responden = 123 KK)

124

YA (14) TIDAK(109)

11.38% 88.62%

11%

89%

Apakah anda tahu obat TB paru gratis dari pemerintah?

YATIDAK

HIV/AIDS

1. Apakah Anda tahu apa itu HIV? (total responden=119)

Suatu virus

yang menyerang

kekebalan tubuh

manusia (104)

Suatu bakteri

yang menyerang

pencernaan (11)

Suatu racun yang

menyebabkan rusaknya

saluran pencernaan (4)

87.39% 9.24% 3.36%

125

Suatu virus; Adanya penam-pungan air bersih;

0.873900000000001; 87%Suatu bakteri; Adanya pe-

nampungan air bersih; 0.0924; 9%

Apakah Anda tahu apa itu HIV

Suatu virus Suatu bakteri

2. Apakah penyebab AIDS? (total responden=119)

Keracunan

makanan (4)

Guna-guna (7) Virus (108)

3.36% 5.88% 90.76%

3. Siapa saja yang dapat terkena AIDS? (total responden 110)

126

Pecandu narkoba

(6)

PSK (49) Semua orang (55)

5.45% 44.55% 50%

Siapa saja yang dapat terkena AIDS

Pecandu narkoba

PSK

Semua orang

4. . Bagaimana cara penularan AIDS? (total responden 117)

Keringat, air kolam

renang bersamaan,

bersentuhan kulit

(8)

Berpelukan,

batuk/bersin,

gigitan nyamuk (6)

Transfusi darah,

hubungan seksual tanpa

pengaman, penggunaan

jarum suntik bersamaan

(103)

6.84% 5.13% 88.03%

127

Bagaimana cara penularan AIDS

Keringat, air kolam renang

Berpelukan, batuk/bersin, gigitan nyamuk

Transfusi darah, hubungan seksual tanpa pengaman, jarum suntik bersamaan

5. Bagaimana cara pencegahan AIDS? (total responden 116)

Tidak kontak

fisik/bersentuhan

dengan penderita

AIDS (46)

Setia pada

pasangan (64)

Tidak makan dan minum

sembarangan (6)

39.66% 55.17% 5.17%

Bagaimana cara pencegahan AIDS

Tidak kontak fisik/bersentuhan

Setia pada pasangan

Tidak makan minum sembarangan

6. Bagaimana sikap anda jika ada penderita AIDS di sekitar anda (118)

128

Menjauhi (35) Merangkul (71) Acuh tak acuh (12)

6.84% 5.13% 88.03%

Bagaimana sikap Anda jika ada penderita AIDS di sekitar Anda

Menjauhi Merangkul

Acuh tak acuh

7. Apakah seorang penderita HIV/AIDS dapat sembuh? (total responden 118)

Ya (65) Tidak (53)

55.08% 44.92%

Apakah seorang penderita HIV/AIDS dapat sembuh

Ya Tidak

129

8. Apakah Anda pernah menggunakan jarum suntik bergantian dengan orang lain

(total responden 119)

Ya (1) Tidak (118)

0.84% 99.16%

Apakah Anda pernah menggunakan jarum sun-tik bergantian

Ya Tidak

9. Apakah Anda pernah melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti

pasangan? (total responden 118)

Ya (2) Tidak (118)

1.67% 98.33%

130

Apakah Anda pernah melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan

Ya Tidak

10. Bagaimana sikap Anda sendiri diketahui penderita AIDS (total responden 119)

Mengurung diri di

rumah (4)

Berkonsultasi

dengan dokter

secara terbuka dan

sukarela (112)

Tetap melakukan

hubungan seksual

dengan pasangan (3)

3.36% 94.12% 2.52%

Bagaimana sikap Anda jika diri sendiri diketahui penderita AIDS

Mengurung diri

Berkonsultasi dengan dokter

Tetap melakukan hubungan seksual

131

132

133

134