Makalah Sistem Periodik ke-3

30
BAB I PENDAHULUAN Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur- unsur kimia, yaitu sifat logam,elektron valensi, dan jumlah kulit elektron. Brdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam, nonlogam, dan gas mulia. Berdasarkan elektron valensinya unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama dan transisi. Golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Adapun golongan tarnsisi dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida dan aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat dikelompokan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. sifat logam unsur-unsur seperiode dari kiri kekanan semakin bersifat nonlogam. Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al) menjadi semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metaloid membentuk struktur molekul 1
  • date post

    22-Oct-2014
  • Category

    Documents

  • view

    3.084
  • download

    1

description

 

Transcript of Makalah Sistem Periodik ke-3

Page 1: Makalah Sistem Periodik ke-3

BAB I

PENDAHULUAN

Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-

unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan

unsur-unsur kimia, yaitu sifat logam,elektron valensi, dan jumlah kulit elektron. Brdasarkan

sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam, nonlogam, dan gas

mulia. Berdasarkan elektron valensinya unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama

dan transisi. Golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan

VIIIA. Adapun golongan tarnsisi dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida

dan aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat

dikelompokan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. sifat logam unsur-unsur seperiode

dari kiri kekanan semakin bersifat nonlogam.

Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang

bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium

(Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari

kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi,

afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur

dari logam (Na, Mg, Al) menjadi semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas

mulia (Ar). Unsur logam umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur

semilogam/metaloid membentuk struktur molekul raksasa (makromolekul). Sementara, unsur

nonlogam cenderung membentuk struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia

cenderung dalam keadaan gas monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur periode

ketiga dapat membentuk berbagai senyawa dengan sifat yang berbedaUnsur-unsur logam

umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan

sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya

menjadi logam yang dibutuhkan.

BAB II

1

Page 2: Makalah Sistem Periodik ke-3

ISI

A. Definisi

o Natrium atau sodium (Na) adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin,

yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam. Dia sangat

reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air.

Natrium memiliki nomor atom 11 dan berat atom 22,99.

o Magnesium (Mg) adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit

bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Magnesium

memiliki nomor atom 12 dan berat atom 24,31.

o Aluminium (Al) adalah elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan

paling berlimpah ketiga.Alumunium memiliki nomor atom 13 dan berat atom 26,98.

o Silikon (Si) adalah elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya.

Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur

kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen. Silikon

memiliki nomor atom 14 dan berat massa 28,09.

o Fosfor(P) berupa jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink

sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang

dicampur dengan mangan. Fosfor memiliki nomor atom 15 dan berat massa 30,97.

o Sulfur atau belerang (S) adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua

asam amino. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa. Belerang, dalam bentuk

aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Belerang dapat ditemukan sebagai

unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat. Belerang memiliki nomor

atom 16 dan berat massa 32,06

o Klor (Cl) adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam

jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk

kehidupan, termasuk manusia. Unsur ini termasuk kelompok halogen berbentuk gas,

klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Klor memiliki nomor atom 17

dan berat massa 35,45.

o Argon (Ar) adalah elemen yang hampir tidak mengalami reaksi kimia. Argon merupakan

kelompok golongan Gas mulia. Argon membentuk 1% dari atmosfer bumi. Argon

memiliki nomor atom 18 dan berat massa 39,95.

B. Pembuatan unsur periode ketiga

2

Page 3: Makalah Sistem Periodik ke-3

a. Unsur Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl yang dicairkan dengan katode

besi dan anode karbon. Sel yang digunakan adalah sel Downs. Natrium cair terbentuk

pada katode, selanjutnya dialirkan dan ditampung dalam wadah berisi minyak tanah.

Dalam proses ini bejana elektrolisis dipanaskan dari luar dan dijaga agar natrium yang

terbentuk tidak bersinggungan dengan udara, karena akan terbakar. Hasil samping

elektrolisis ini adalah klorin

b. Unsur Magnesium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium klorida.

Sekarang ini, Mg juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg diperoleh juga dari reduksi

MgO dengan karbon.

c. Unsur Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair.

Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki

baja yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-

batang karbon yang dicelupkan dalam campuran.

d. Unsur silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu

tinggi.

e. Unsur Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam

pembakaran listrik. Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.

f. Unsur Belerang, cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch.

Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang

lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas

dipompa dan dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh, selanjutnya

dimasukkan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa

belerang yang keluar mencapai 99,5%.

g. Unsur Klor diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih

sering dengan proses elektrolisis

h. Unsur Argon dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara cair karena atmosfer

mengandung 0.94% Argon.

C. Sifat – Sifat Fisis dan sifat-sifat kimia

3

Page 4: Makalah Sistem Periodik ke-3

a. Struktur/konfigurasi elektronik

Pada periode ketiga, orbital 3s dan 3p terisi oleh elektron. (Ne = 1s2, 2s2, 2p6)

Unsur Konfigurasi Unsur Konfigurasi

11 Na [Ne] 3s115 P [Ne] 3s2 3p3

12 Mg [Ne] 3s216 S [Ne] 3s2 3p4

13 Al [Ne] 3s2 3p117 Cl [Ne] 3s2 3p5

14 Si [Ne] 3s2 3p218 Ar [Ne] 3s2 3p6

b. Jari-jari atom

Jari-jari atom unsur periode ke-3 “dari kiri ke kanan, jari-jari atom makin kecil”.

Meskipun sama – sama terdiri atas tiga lapis kulit, “jumlah proton dan jumlah elektron dalam

masing – masing atom makin ke kanan makin banyak”. Hal itu menyebabkan gaya tarik inti

atom terhadap elektron – elektron makin kuat, sehingga elektron – elektron tertarik lebih

dekat kearah inti atom.

perubahan jari-jari atom pada unsur-unsur periode 3

Perubahan tersebut berdasarkan pada:

Jari-jari metalik / ionik untuk Na, Mg dan Al

Jari-jari kovalen untuk Si, P, S dan Cl;

Jari-jari van der Waals untuk Ar, karena Ar tidak dapat membentuk ikatan yang kuat.

Wajar jika kita membandingkan jari-jari metalik dengan jari-jari kovalen karena keduanya

menunjukkan ikatan yang sangat rapat. Akan tetapi tidak wajar bila kita membandingkan jari-

jari metalik dan jari-jari kovalen dengan jari-jari van der Waals.

Kecenderungan secara umum menunjukkan atom makin kecil sepanjang periode kecuali pada

Argon. Kita tidak dapat membandingkan hal yang tidak sejenis. Sebaiknya, kita mengabaikan

Argon pada diskusi selanjutnya.

4

Page 5: Makalah Sistem Periodik ke-3

Penjelasan kecenderungan

Jari-jari metalik dan kovalen menunjukkan jarak dari inti ke pasangan elektron ikatan.

Dari Natrium hingga Argon, ikatan elektron semuanya berada di kulit ke-3. Peningkatan

jumlah proton dalam inti sepanjang perioda akan meningkatkan tarikan elektron menjadi

lebih dekat ke inti.

c. Daya hantar arus listrik (konduktor)

Penghantar / konduktor arus listrik yang baik : Natrium, Magnesium dan Alumunium

Semikonduktor : Silikon

Sisanya bukan merupakan konduktor.

Tiga logam pertama, sudah pasti merupakan penghantar listrik karena adanya delokalisasi elektron (suatu keadaan dimana elektron valensi logam tidak tetap posisinya pada 1 atom) yang bebas bergerak / berpindah sepanjang padatan atau cairan logam.

Silikon memiliki struktur seperti intan. Jadi kita tidak dapat memperkirakan silikon dapat menghantarkan arus listrik, tapi silikon memang dapat menghantarkan arus listrik.

Sisanya tidak menghantarkan arus listrik karena merupakan senyawa dengan molekul sederhana. Tidak ada elektron yang dapat bebas bergerak.

d. Titik leleh dan titik didih

Tabel Titik leleh dan titik didih

Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar

Titik leleh 97,81 648,8 660,37 1,410 44,1 119,0 -101 -184,2

Titik didih 903,8 1,105 2467 2,355 280 44,67 -35 -185,7

- Struktur metalik

Titik didih dan titik leleh meningkat sepanjang tiga logam pertama karena meningkatnya

kekuatan ikatan metalik.

Jumlah elektron pada masing-masing atom menyumbang untuk meningkatkan delokalisasi

elektron. Atom-atom juga menjadi lebih kecil dan memiliki jumlah proton yang lebih banyak

dari natrium hinggga magnesium dan alumunium.

5

Page 6: Makalah Sistem Periodik ke-3

Tarikan dan titik leleh serta titik didih pada strukur metalik meningkat karena:

Inti atom memiliki muatan positif yang semakin besar

Elektron makin bermuatan negatif

Elektron makin dekat ke inti dan tertarik makin kuat.

Keterlibatan elektron pada struktur metalik:

Dalam natrium hanya ada satu elektron yang terlibat dalam ikatan metalik.

Dalam magnesium, kedua elektron terluarnya terlibat.

Dalam alumunium, ketiga elektron terluarnya terlibat.

Cara penyusunan atom dalam kristal logam pada struktur metalik:

Natrium mengalami koordinasi-8 di mana masing-masing atom natrium bersentuhan

dengan 8 atom natrium yang lain.

Magnesium dan alumunium mengalami koordinasi-12 (meskipun dengan cara yang

berbeda). Ini adalah cara yang lebih efisien dalam menyusun atom untuk mengurangi

pemborosan tempat dalam struktur logam dan ikatan logam yang lebih kuat.

- Silikon

Silikon memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi karena memiliki struktur

kovalen raksasa. Kita harus memutuskan ikatan kovalen yang kuat itu sebelum akhirnya

meleleh atau mendidih. Bagian terkecil dari struktur dapat dilihat seperti di bawah ini:

Strukturnya terikat dengan ikatan kovalen yang kuat dalam tiga dimensi.

6

Page 7: Makalah Sistem Periodik ke-3

- Empat unsur molekuler

Fosfor, sulfur, klor dan argon adalah senyawa molekuler sederhana yang hanya dipengaruhi

gaya van der Waals (gaya tarik-menarik yang lemah) di antara molekul-molekulnya. Titik

leleh dan titik didihnya akan semakin rendah dari pada empat unsur pertama dalam periode 3.

Ukuran titik leleh dan titik didih dipengaruhi oleh ukuran molekul.

Ingat struktur molekul:

Penjelasan :

Untuk molekul fosfor, anda tidak dapat memecahkan ikatan kovalennya. Molekul

dengan gaya van der Waals antar molekulnya yang lemah.

Molekul sulfur berbentuk cincin, lebih besar dari pada molekul fosfor dengan gaya

van der Waals yang lebih kuat, hal ini penting untuk menjelaskan titik leleh dan titik

didih yang lebih tinggi.

Klor adalah molekul yang lebih kecil dengan gaya van der Waals yang lebih lemah

dan klor memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah dari sulfur dan fosfor.

Molekul argon hanya terdiri dari satu atom. Jangkauan gaya van der Waals antar

atom-atomnya sangat terbatas serta titik leleh dan titik didih argon paling rendah.

e. Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah ukuran kecenderungan atom untuk menarik pasangan

elektron ikatan. Harga keelektronegatifan unsur – unsur periode ke-3, “ makin ke kanan,

makin besar “. Artinya, makin ke kanan kemampuan atom untuk menarik elektron dari atom

lain makin bertambah. Harga keelekrtonegatifan terbesar dalam periode ketiga dimiliki oleh

klorin, karna Argon dalam struktur elektronnya sudah stabil dan tidak membentuk ikatan

kovalen sehingga secara nyata tidak memiliki keelektronegatifan.

7

Page 8: Makalah Sistem Periodik ke-3

Penjelasan kecenderungan

Kecenderungan dijelaskan dengan cara yang sama seperti kecenderungan pada jari-jari atom.

Sepanjang periode, elektron ikatan selalu berada pada kulit yang sama yaitu kulit ke-3, dan

selalu diperisai oleh elektron dalam yang sama.

Semuanya berbeda dalam hal jumlah proton yang terus meningkat dan tarikan pasangan

elektron ikatan makin mendekati inti.

f. Energi ionisasi

Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron yang

terikat paling lemah dari satu mol atom dalam keadaan gas menjadi satu mol ion dalam

keadaan gas dengan muatan +1. Contoh :

Dibutuhkan energi untuk tiap perubahan 1 mol X.

Dengan jari – jari atom yang makin kecil ( makin kuatnya gaya tarik inti atom),

energi ionisasi unsur – unsur periode ketiga “dari kiri ke kanan, makin besar”. Secara umum,

kecenderungannya meningkat kecuali antara magnesium dan alumunium serta antara fosfor

dan sulfur yang menurun.

Penjelasan

Energi ionisasi dipengaruhi oleh:

Muatan dalam inti

Jarak elektron terluar dari inti

Banyaknya pemerisaian oleh elektron yang lebih dalam

Apakah elektron dalam orbital berpasangan atau tidak.

Kecenderungan meningkat

Dalam semua unsur-unsur periode 3, elektron terluar berada pada kulit orbital ke-3.

Semuanya memiliki jarak yang sama dari inti dan diperisai oleh elektron yang sama yaitu

elektron pada kulit pertama dan kedua.

8

Page 9: Makalah Sistem Periodik ke-3

Perbedaan yang paling utama adalah meningkatnya jumlah proton dalam inti mulai dari

natrium hingga argon. Hal inilah yang menyebabkan tarikan inti terhadap elektron terluarnya

makin besar sehingga meningkatkan energi ionisasi.

Penurunan pada alumunium

Ukuran alumunium lebih besar dari pada magnesium karena jumlah proton yang lebih

banyak. Elektron terluar dari alumunium berada pada orbital 3p, bukan 3s. Elektron pada

orbital 3p sedikit lebih jauh dari inti dari pada elektron pada orbital 3s, dan sebagian

mendapatkan pemerisaian dari elektron 3s sebagai elektron yang lebih dalam. Kedua faktor

inilah yang mengimbangi jumlah proton yang lebih banyak.

Penurunan pada sulfur

Pada fosfor ke sulfur, sesuatu yang lebih harus mengimbangi pengaruh proton yang lebih

banyak. Pemerisaian yang sama pada fosfor dan sulfur dan elektron yang akan dilepaskan

berasal dari orbital yang sama.

Perbedaannya adalah bahwa pada sulfur, elektron yang akan dilepaskan berasal dari salah

satu elektron yang berpasangan pada orbital 3px2. Tolakan antara 2 elektron yang berada

dalam orbital yang sama menunjukkan bahwa elektron lebih mudah dikeluarkan dari pada

elektron yang tidak berpasangan.

g. Kelogaman

Sifat kelogaman unsur-unsur periode ketiga, “dari kiri ke kanan, makin berkurang” :

Unsur logam : Natrium ( Na ), magnesium ( Mg ), dan aluminium( Al )

Unsur metaloid : Silikon ( Si )

Unsur non logam : Fosfor ( P ), belerang ( S ), dan klor ( Cl )

Gas mulia : Argon (Ar ) (Bukan logam)

D. Pereduksi dan Pengoksidasi

“Dari kiri ke kanan, Sifat reduktor berkurang dan sifat oksidator bertambah”

Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsure-unsur periode

ke tiga ini dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya.

9

Page 10: Makalah Sistem Periodik ke-3

Tabel potensial reduksi standart unsur-unsur periode ketiga.

Sifat Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar

Potensial reduksi -2,711 -2,375 -1,706 - - -0,508 +1,358 -

Natrium merupakan pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi magnesium

lebih lemah dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air

panas. Contoh :

Mg (5) + H2O (l) (tidak bereaksi)

Mg (5) + 2H2O (l) (panas) Mg (OH)2 + H2 (g)

Sedangkan silicon memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium

sehingga silicon yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.

Contoh :

Si (5) + O2 (g) Si O2(5)

Si (5) + 2Cl2 (g) Si Cl4 (l)

E. Asam dan Basa

Unsur – unsur dalam satu periode makin ke kanan makin kuat menarik elektron. Jadi

unsur periode ketiga, “Semakin ke kanan, sifat basa makin berkurang, dan sifat asam makin

bertambah”. Sifat asam adalah sifat yang berkaitan dengan sifat nonlogam, sedangkan sifat

basa adalah sifat yang berkaitan dengan sifat logam.

M = semua unsur periode ketiga kecuali Argon

Senyawa yang dapat bertindak sebagai basa  dengan memutuskan MOH sehingga terbentuk

ion hidroksida ( OH- ).

M-OH  M+ ( aq ) + OH- ( aq)

Senyawa dengan struktur diatas  dapat pula bertindak sebagai asam dengan memutuskan 

ikatan MO-H sehingga berbentuk ion hidrogen ( H+ ).

M-OH M- ( aq ) + OH+ ( aq)

10

Page 11: Makalah Sistem Periodik ke-3

F. Reaksi - reaksi pada periode ke-3

1. Reaksi dengan Air

a. Natrium

Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen

dan larutan NaOH yang tak berwarna.

b. Magnesium

Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam

uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya

akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng magnesium

ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan

magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi.

Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium

oksida dan hidrogen.

c. Aluminium

Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida.

Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada

logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.

d. Silikon

Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir

tidak reaktif.

11

Page 12: Makalah Sistem Periodik ke-3

Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu

tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.

Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan

bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.

e. Fosfor dan sulfur

Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.

f. Klor

Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna hijau.

Terjadi reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit.

g. Argon

Argon tidak bereaksi dengan air

2. Reaksi dengan Klor

a. Natrium

Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.

b. Magnesium

Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.

12

Page 13: Makalah Sistem Periodik ke-3

c. Aluminium

Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas

alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran

klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini

dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian

bawah tabung saat didinginkan.

d. Silikon

Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan

bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak

berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.

e. Fosfor

Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor (III)

klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).

Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.

Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).

f. Sulfur

Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan

cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.

13

Page 14: Makalah Sistem Periodik ke-3

g. Klor dan Argon

Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi dan argon tidak

bereaksi dengan klor.

3. Reaksi dengan Oksida

Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk oksida melalui reaksi pembakaran dengan

gas oksigen. Reaksi yang terjadi pada masing-masing unsur adalah sebagai berikut :

a. Natrium Oksida

Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen. Logam Natrium yang terpapar di udara

dapat bereaksi spontan dengan gas oksigen membentuk oksida berwarna putih yang

disertai nyala berwarna kuning.

    4 Na(s) +  O2(g) ——> 2 Na2O(s)

b. Magnesium Oksida

Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas oksigen) menghasilkan nyala

berwarna putih terang yang disertai dengan pembentukan oksida berwarna putih.

    2 Mg(s) +  O2(g) ——> 2 MgO(s)

c. Aluminium Oksida

Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan

oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi. Jika kita taburkan

serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan.

Alumunium oksida yang berwana putih akan terbentuk. Oksida ini berwarna putih.

4 Al(s) +  3 O2(g) ——> 2 Al2O3(s)

14

Page 15: Makalah Sistem Periodik ke-3

d. Silikon Oksida (Silika)

   

Si(s) +  O2(g) ——> SiO2(s)

e. Fosfor (V) Oksida

Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih dan

menghasilkan asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.

Untuk fosfor (III) oksida:

Untuk fosfor (V) oksida:

s

f. Sulfur / Belerang Dioksida dan Belerang Trioksida

Padatan Belerang mudah terbakar di udara saat dipanaskan dan akan menghasilkan gas

Belerang Dioksida (SO2). Oksida ini dapat direaksikan lebih lanjut dengan gas oksigen

berlebih yang dikatalisis oleh Vanadium Pentaoksida (V2O5) untuk menghasilkan gas

Belerang Trioksida (SO3).

Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala biru

pucat. Ini menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.

S(s) +  O2(g) ——>SO2(g)

2 SO2(g) +  O2(g) ——> 2SO3(g)

g. Klor (VII) Oksida dan Argon

Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan oksigen.

2 Cl2(g) +  7 O2(g) ——> 2 Cl2O7(g)

h. Argon

15

Page 16: Makalah Sistem Periodik ke-3

Argon tidak bereaksi dengan oksigen.

G. Kegunaan dan Bahaya Unsur-Unsur periode ketiga

a. Natrium

Kegunaan :

• Dipakai dalam pembuatan ester

• NaCl digunakan oleh hampir semua makhluk

• Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan

• Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan

• Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor

• NaOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas

• NaHCO3 dipakai sebagai pengembang kue

• Memurnikan logam K, Rb, Cs

• NaCO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah

Bahaya : jika natrium bercampur dengan air, akan bereaksi sangat cepat dan meledak! Jika terjadi kontak dengan natrium hidroksida dalam keadaan kulit telanjang, akan membentuk dan mulai larut melalui kulit

b. Magnesium

Kegunaan:

• Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen.

• Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum.

• Pemisah sulfur dari besi dan baja.

• Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan.

• Untuk membuat lampu kilat.

• Sebagai katalis reaksi organik.

Bahaya : Magnesium sangat mudah terbakar. pada waktu terbakar, ia melepaskan kalor yang sangat besar mencapai ribuan derajat. Cahaya yang dipancarkan sangat menyilaukan dan dapat membutakan mata.

c. Alumunium

Kegunaan :

16

Page 17: Makalah Sistem Periodik ke-3

• Banyak dipakai dalam industri pesawat

• Untuk membuat konstruksi bangunan

• Dipakai pada berbagai macam aloi

• Untuk membuat magnet yang kuat

• Tawas sebagai penjernih air

• Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa

• Membuat berbagai alat masak

• Menghasilkan permata bewarna-warni : Sapphire, Topaz, dll.

Bahaya : Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat meledak di udara jika

dipanaskan , dan dalam bentuk Al2O3 jika di reaksikan dengan karbon akan

menyebabkan pemanasan global.

d. Silikon

Kegunaan :

• Dipakai dalam pembuatan kaca

• Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor

• Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga

• Untuk membuat enamel

• Untuk membuat IC

Bahaya : Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan

bentuk wajah dan melumpuhkan beberapa otot wajah.

e. Fosfor

Kegunaan :

• Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen

• Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum

• Pemisah sulfur dari besi dan baja

• Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan

• Untuk membuat lampu kilat

• Sebagai katalis reaksi organic

17

Page 18: Makalah Sistem Periodik ke-3

Bahaya : Jika biji fosfor diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan

terjadinya limbah radioaktif.

f. Belerang

Kegunaan :

• Dipakai sebagai bahan dasar pembuatan asam sulfat

• Digunakan dalam baterai

• Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk

• Digunakan pada korek dan kembang api

• Digunakan sebagai pelarut dalam berbagai proses

Bahaya : Belerang dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian,

sedangkan dalam bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.

g. Klor

Kegunaan :

• Dipakai pada proses pemurnian air

• Cl2 dipakai pada disinfectan

• KCl digunakan sebagai pupuk

• ZnCl2 digunakan sebagai solder

• NH4Cl digunakan sebagai pengisi batere

• Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas

• Dipakai untuk membunuh bakteri pada air minum

• Dipakai pada berbagai macam industry

Bahaya : Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir dan

bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi sekecil 3.5

ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam.

18

Page 19: Makalah Sistem Periodik ke-3

h. Argon

Kegunaan :

• Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu

• Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya

• Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses

• Untuk mendeteksi sumber air tanah

• Dipakai dalam roda mobil mewah

Bahaya : Bila argon menggantikan oksigen diudara dapat menyebabkan sesak napas karena

udara yang mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.

19

Page 20: Makalah Sistem Periodik ke-3

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas kami dapat menyimpulakan bahwa unsur-unsur periode ketiga

dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam satu golongan, yaitu golongan

A (golongan utama). Selain itu, unsur-unsur periode ketiga dapat dikelompokkan menjadi

unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-

unsur periode ketiga banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan

jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini

mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau

paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, unsur-unsur periode

ketiga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan

dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari

sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.

B. Saran

Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang senang dengan bahan-bahan kimia,

lebih baik anda lebih waspada dengan unsur-unsur yang belum anda kuasai. Ketelitian itu

penting dalam hal ini karna kesalahan kecil yang anda lakukan dapat membuat kerusakan

besar pada anda ataupun lingkungan anda. Jangan hanya membaca dari satu sumber saja,

karna ilmu pengetahuan terus berkembang setiap waktunya.

.

           

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 21: Makalah Sistem Periodik ke-3

SITUS WEB :

http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium

http://id.wikipedia.org/wiki/Magnesium

http://id.wikipedia.org/wiki/Alumunium

http://id.wikipedia.org/wiki/Silikon

http://id.wikipedia.org/wiki/Sulfur

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosfor

http://id.wikipedia.org/wiki/Klor

http://id.wikipedia.org/wiki/Argon

http://simuzz.wordpress.com/kimia/unsur-unsur-periode-ketiga/

BUKU :

Sutresna, Nana. 2010. Belajar Kimia Secara Menarik. Bandung : Grafindo

Sunardi. 2009. Kimia Bilingual. Bandung : Yrama Widya

Sofyatiningrum, etty, dkk. 2007 . Sains Kimia. Jakarta : Bumi Aksara

Purba, Michael. 2007. Kimia. Jakarta : Erlangga

Harjani, Tati dkk. 2012. Sains Kimia. Jakarta : Masmedia

21