makalah singgih blok4
-
Upload
thangkemargondatanduk -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
description
Transcript of makalah singgih blok4
Malformasi Konginetal pada Bayi Laki-Laki
Singgih Arto*
10-2012-005
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
Singgih Arto
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: [email protected]
Pendahuluan
Kenyataan kehidupan di dunia ini ternyata tidak ada yang sempurna, selalu kita
melihat ketidak sempurnaan, yang sering terlihat sebagai kekurangan atau cacat. Biasanya
seorang yang memiliki ketidak sempurnaan atau cacat sudah di terimanya sejak lahir. Cacat
lahir adalah suatu kelainan struktural, perilaku, faal, dan metabolik yang terdapat pada waktu
lahir. Cacat lahir merupakan penyebab kematian kelima, kira-kira 21% dari semua kematian
pada bayi. Cacat lahir pada bayi sering disebut sebagai malformasi konginetal, salah satu
contoh dari malformasi konginetal adalah Hypertrichosis. Hypertrichosis merupakan sifat
keturunan berupa tumbuhnya rambut di bagian tertentu dari daun telinga, wajah dan anggota
tubuh lainnya, sehingga penderita Hypertrichosis seolah-olah menyerupai seekor monyet atau
kera. Dan ilmu yang mempelajari sebab-sebab terjadinya malformasi kongenital adalah
teratologi.1
Hypertrichosis termasuk kelainan yang hanya diderita oleh laki-laki, karena syndrome
ini hanya terjadi pada kromosom Y yang dimana telah kita ketahui kromosom Y hanya
diwariskan pada anak laki-laki saja, karena itu sering disebut sebagai gen holandrik. Selain
Hypertrichosis,juga terdapat cacat yang terpaut kromosom Y yaitu hystrixgraviour dan
webbedtoes.1
1
Pada zaman dahulu Hypertrichosis dianggap oleh masyarakat awam sebagai sebuah
kutukan, tetapi dengan teori dari hukum mendel asumsi masyarakat yang buruk tentang
kecacatan sejak lahir mulai menghilang. Kecacatan saat lahir dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu faktor lingkungan dan faktor genetik, tetapi yang lebih sering terjadi dan lebih
dominan berasal dari faktor genetik atau faktor keturunan.1
Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui
Istilah Definisi Sumber
Malformasi kongenital anomali perkembangan Kamus
yang sudah terjadi pada saat Kedokteran
kelahiran Dorland edisi 31
Rumusan Masalah
1. Seorang ibu yang melahirkan bayi laki-laki mirip kera
Analisis Masalah
2
Bayi laki-laki mirip kera
Teratologi
Malformasi Konginetal
Faktor penyebab
Non-genetik Genetik Hukum Mendel
Mekanisme terjadinya
Perkembangan berlebihan
Kegagalan perkembangan
Sasaran Pembelajaran
1. Mampu memahami kelainan bawaan atau malformasi konginetal
2. Memahami dan mengerti prinsip dari hukum mendel
Hipotesis
1. Bayi laki-laki yang mirip kera dikarenakan terjadi suatu malformasi kongenital
Teratologi
Teratologi merupakan salah satu dari cabang embriologi yang khusus mengenai
pertumbuhan struktur abnormal dan berakhir dengan kelainan (malformasi) konginetal.
Kelainan yang mungkin dapat terjadi adalah kelainan struktur, perilaku, faal dari metabolik
yang terdapat pada waktu lahir. Kecacatan suatu embrio dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:2
1. senyawa kimia
senyawa, dosis dan waktu penggunaannya selama kehamilan berpengaruh terhadap
kesehatan janin.
2. kekurangan gizi,
3. radiasi kimia,
4. infeksi virus,
5. hipervitamin,
6. ketidakseimbangan hormonal,
7. genetik dan berbagai kondisi stres.
Malformasi
Malformasi adalah suatu proses kelainan yang disebabkan oleh kegagalan atau
ketidak sempurnaan dari satu atau lebih proses embriogenesis. Perkembangan awal dari suatu
jaringan atau organ tersebut berhenti, melambat atau menyimpang sehingga menyebabkan
terjadinya suatu kelainan struktur yang menetap. Kelainan ini mungkin terbatas hanya pada
satu daerah anatomi, mengenai seluruh organ, atau mengenai berbagai sistem tubuh yang
berbeda. Malformasi terbagi menjadi dua yaitu:2,3
3
1. Malformasi artifisial
2. Malformasi konginetal
Malformasi artifisial
Malformasi artifisial adalah suatu proses kelainan yang disebabkan oleh faktor luar seperti kecelakaan, radiasi, dan penyakit.3
Malformasi Konginetal
Malformasi konginetal merupakan anomali perkembangan yang sudah terjadi pada
saat kelahiran . beberapa diantaranya dapat diketahui pada saat dalam kandungan, ada pula
yang sesudahnya. Ada pula yang berkembang sesudah lahir dan terlihat kemudian. Kelainan
kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera
setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan
oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam
terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan
kongenital besar, umumnya akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering
pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan
kongenital berat, kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.3,4
Etiologi Kelainan Kongenital
Beberapa faktor etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya kelainan kongenital antara lain:
1. Kelainan genetik dan kromosom
Dalam keadaan normal kromosom yang 46 buah dalam keadaan berpasangan.
Kedua kromosom yang membentuk pasangan ini disebut homolog. Kromosom yang
23 pasang dapat digolongkan autosom (22 pasang) dan kromosom seks (1 pasang).
Pasangan kromosom seks pada pria dan wanita berbeda tetapi pasangan autosom
sama. Jadi pada seorang wanita terdapat 22 pasang kromosom autosom + XX
kromosom seks, dan seorang pria mempunyai 22 pasang kromosom autososm + XY
kromosom seks. Pada kelainan jumlah kromosom terjadi perubahan dari jumlah
normal yang 46. Kelianan jumlah kromosom ini dibagi lagi menjadi dua yaitu :3,5
Poliploidi
kondisi pada suatu organisme yang memiliki set kromosom (genom) lebih dari
4
sepasang. Organisme hidup pada umumnya memiliki sepasang
set kromosom pada sebagian besar tahap hidupnya. Organisme ini
disebut diploid (disingkat 2n). Namun demikian, sejumlah organisme pada
tahap yang sama memiliki lebih dari sepasang set. Gejala semacam ini
dinamakan poliploidi.
Aneuploidi
Berkurang atau bertambahnya jumlah kromosom dari 46, yaitu hipodiploid
(biasanya 45) atau batau hiperdiploidi (biasanya 47-49).
Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh atas
kelainan kongenital pada anaknya
2. Kegagalan perkembangan
Tidak terlihatnya primordia, atau tidak berkembang sebagian atau seluruh
primordia sampai pada tingkat tertentu, keadaan ini disebut agenesis. Contohnya:
tidak terbentuknya seluruh tangan atau jari-jari, tidak terbentuknya ginjal, kegagalan
sitogenik (albino), kegagalan fungsi (alkaptonuria).
3. Perkembangan berlebihan
Perkembangan yang pada dasranya melebihi dari normalnya, contoh:
gigantism, polidaktili dan hypertrichosis
Hypertrichosis
Gen tertaut kromosom Y merupakan gen tertaut kelamin sempurna, artinya kelainan
hanya terjadi pada laki-laki. Gen tertaut kromosom Y dan sifat-sifat yang disebabkannya
disebut holandrik. Beberapa sifat yang diperkirakan memiliki lokus pada kromosom Y adalah
hypertrichosis. Hipertrikosis menggambarkan pertumbuhan rambut di tubuh dalam jumlah
yang dianggap abnormal. Pada laki laki normal, akan memiliki gen dominan H. Gen resesif h
menyebabkan hypertrichosis. Kelainan seperti ini banyak dijumpai pada para pria Pakistan.6
hypertrichosis juga dapat dibuktikan bahwa kelainan ini bersal karena faktor keturunan, melalui hukum mendel
Skema persilangan hypertrichosis
Seorang perempuan menikah dengan laki-laki hypertrichosis.
5
P : XYh x XX
(hypertrichosis) (normal)
G : X,X
F : XX : Perempuan normal
XYh : laki-laki hypertrichosis
Jadi, seluruh anak perempuan akan normal dan seluruh anak laki-laki akan mengalami
hypertrichosis.
Kesimpulan
Seorang bayi laki-laki mengalami pertumbuhan rambut yang banyak (abnormal)
sehingga menyerupai seekor kera, hal ini mungkin di karenakan adanya suatu malformasi
kongenital yang dimana terjadi kegagalan atau ketidak sempurnaan dari satu atau lebih proses
embriogenesis seperti perkembangan awal dari suatu jaringan atau organ tersebut berhenti,
melambat atau menyimpang sehingga menyebabkan kelainan struktur yang menetap. Seperti
hypertrichosis, kelainan ini hanya menyebabkan pertumbuhan rambut atau bulu yang tidak
terkendali. Pada hypertrichosis tidak membuat penderita meninggal atau bersifat mematikan.
Hypertrichosis disebabkan oleh gen resesif h dan diturunkan kepada generasi selanjutnya
yang tertaut pada kromosom Y, yaitu hanya pada laki-laki.7
Daftar Pustaka
1. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni E. Biologi 3. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2004.h.152-3.
2. Wahab S. Nelson ilmu kesehatan anak. Edisi ke-15, volume 3. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC; 2000.h.2105-7.
3. Syahrum M H. Reproduksi dan embriologi. Jakarta: penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 1994.h.205-10.
6
4. Schwartz W. Pedoman klinis pediatri. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC;
2005.h.502-4.
5. Hidayat A A. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebinanan. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika; 2008.h.106-7
6. Brooker C. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC;
2008.h.551-3.
7. http://www.pinna.hawkelibrary.com Diunduh pada tanggal 23 January 2013.
7