Makalah Silikon

19
EKSTRAKSI SILIKON MAKALAH Oleh Irfan Maulana Putra NIM 131910101064 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

description

ekstraksi silikon

Transcript of Makalah Silikon

Page 1: Makalah Silikon

EKSTRAKSI SILIKON

MAKALAH

Oleh

Irfan Maulana Putra

NIM 131910101064

JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER2015

Page 2: Makalah Silikon

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikankekuatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan halaman demi halaman sehingga menjadi makalah Ekstraksi Silikon yang merupakan salah satu dari komponen nilai mata kuliah Ekstraksi.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan dan pengertian secara lengkap dan terperinci mengenai seluruh kajian yang terkait tentang Ekstraksi Metalurgi dan Silokon yang ada di alam bebas.

Sebelumnya penulis ingin mangucapkan banyak terima kasih atas bantuan serta bimbingan dari yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini, yakni kepada Dosen Pembimbing kami yaitu Bapak Dr. Salahuddin Yunus, S.T,.M.T.

Kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan penulisan laporan ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Jember, 9 Oktober 2015

Penulis

Page 3: Makalah Silikon

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Logam adalah salah satu kelompok unsur yang sudah sangat lazim ditemui dalam kehidupan kita. Mulai dari alat tulis kantor, peralatan masak, peralatan elektronik, kendaraan, sampai bahan bangunan, semuanya menggunakan perangkat yang dibuat dengan bahan dasar logam. Sebut saja tembaga yang menjadi komponen dalam berbagai chip peralatan elektronik, ataupun besi yang menjadi bahan dasar baja. Saat ini, logam-logam yang ada kebanyakan telah dipadukan dengan logam lainnya untuk menghasilkan sebuah campuran logam yang disebut alloy. Logam-logam tersebut dicampur agar didapatkan sifat logam campuran yang sesuai dengan kebutuhan manusia.

Salah satu campuran logam adalah silikon. Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya, tapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni di alam. Silikon paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan planet dalam berbagai bentuk seperti silikon dioksida atau silikat. Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen.

Teknik pembuatan silikon itu terbilang sederhana. Mineral silika yang telah dimasukkan ke dalam larutan kalsium klorida (CaCl) dipanaskan hingga suhu 3000 Celsius. Atom oksigen yang ada di dalam silika akan berubah menjadi ion oksida.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu silikon2. Untuk mengetahui apa itu proses ekstraksi3. Untuk mengetahui proses ekstraksi untuk membuat silikon murni4. Untuk mengetahui kegunaan silikon5. Untuk mengetahui apa saja senyawa-senyawa dalam silokon

Page 4: Makalah Silikon

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Silikon

2.1.1 Pengertian Silikon

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius. Silikon merupakan unsur metaloid tetravalensi, bersifat lebih tidak reaktif daripada karbon (unsur nonlogam yang tepat berada di atasnya pada tabel periodik, tapi lebih reaktif daripada germanium, metaloid yang berada persis di bawahnya pada tabel periodik. Kontroversi mengenai sifat-sifat silikon bermula sejak penemuannya: silikon pertama kali dibuat dalam bentuk murninya pada tahun 1824 dengan nama silisium (dari kata bahasa Latin: silicis), dengan akhiran -ium yang berarti logam. Meski begitu, pada tahun 1831, namanya diganti menjadi silikon karena sifat-sifat fisiknya lebih mirip dengan karbon dan boron.

Silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet, hingga sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon: tak berbau, tak berwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses oksidasi, tahan dalam suhu tinggi, serta tidak dapat menghantarkan listrik.

Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya, tapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni di alam. Silikon paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan planet dalam berbagai bentuk seperti silikon dioksida atau silikat. Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen.

2.1.2 Karakteristik Silikon

2.1.2.1 Fisika

Page 5: Makalah Silikon

Silikon berbentuk padat pada suhu ruangan, dengan titik lebur dan titik didih masing-masing 1.400 dan 2.800 derajat celsius. Yang menarik, silikon mempunyai massa jenis yang lebih besar ketika dalam bentuk cair dibanding dalam bentuk padatannya. Tapi seperti kebanyakan substansi lainnya, silikon tidak akan bercampur ketika dalam fase padatnya, tapi hanya meluas, sama seperti es yang memiliki massa jenis lebih kecil daripada air. Karena mempunyai konduktivitas thermal yang tinggi (149 W·m−1·K−1), silikon bersifat mengalirkan panas sehingga tidak pernah dipakai untuk menginsulasi benda panas.

Dalam bentuk kristalnya, silikon murni berwarna abu-abu metalik. Seperti germanium, silikon agak kuat tapi sangat rapuh dan mudah mengelupas. Seperti karbon dan germanium, silikon mengkristal dalam struktur kristal kubus berlian, dengan jarak kisi 0,5430710 nm (5.430710 Å).

Orbital elektron terluar dari silikon mempunyai 4 elektron valensi. Kulit atom 1s,2s,2p, dan 3s terisi penuh, sedangkan kulit atom 3p hanya terisi 2 dari jumlah maksimumnya 6. Silikon bersifat semikonduktor.

Konfigurasi [Ne] 3S23P2Fase SolidTitik leleh 1687 K (14100 C, 5909

0F)Titik didih 3538 K (2355 0C,5909 0F)Distribusi Elektron 8,2Energi Pengionan, eV/atm 8,2Jari-jari kovalen atom 790 (1,17A0)Jari-jari ion 0,41 (Si4+)Keelektronegatifan 1,8Berat atom standar 28,085 g.mol-1Bahan beku 50,21 KJ.mol-1Kapasitas bahan (250C) 19,789 J.mol.K-1Bahan penguapan 359 KJ.mol-1Energi ikat diri, KJ mol-1 210-250

2.1.2.2 Kimia

Page 6: Makalah Silikon

Bubuk Silikon

Silikon merupakan metaloid, siap untuk memberikan atau berbagi 4 atom terluarnya, sehingga memungkinkan banyak ikatan kimia. Meski silikon bersifat relatif inert seperti karbon, silikon masih dapat bereaksi dengan halogen dan alkali encer. Kebanyakan asam (kecuali asam nitrat dan asam hidrofluorat) tidak bereaksi dengan silikon. Silikon dengan 4 elektron valensinya mempunyai kemungkinan untuk bergabung dengan elemen atau senyawa kimia lainnya pada kondisi yang sesuai.

Silikon yang eksis di alam terdiri dari 3 isotop yang stabil, yaitu silikon-28, silikon-29, dan silikon-30, dengan silikon-28 yang paling melimpah (92% kelimpahan alami). Out of these, only silicon-29 is of use in NMR and EPR spectroscopy. Dua puluh radioisotop telah diketahui, dengan silikon-32 sebagai yang paling stabil dengan paruh waktu 170 tahun dan silikon-31 dengan waktu paruh 157,3 menit. Sisa isotop radioaktif lainnya mempunyai paruh waktu kurang dari 7 detik dan kebanyakan malah kurang dari 0,1 detik. Silikon tidak mempunyai isomer nuklir.

Isotop dari silikon mempunyai nomor massa berkisar antara 22 sampai 44. Bentuk peluruhan paling umum dari 6 isotop yang nomor massanya dibawah isotop paling stabil (silikon-28) adalah β+, utamanya membentuk isotop aluminium (13 proton) sebagai produk peluruhannya. Untuk 16 isotop yang nomor massanya diatas 28, bentuk peluruhan paling umumnya adalah β−, utamanya membentuk isotop fosfor (15 proton) sebagai produk peluruhan.

2.1.2.3 Keberadaan

Quartz crystal cluster dari Tibet. Mineral alami ini mempunyai rumus kimia SiO2.

Jika diukur berdasarkan massanya, silikon membentuk 27,7% massa kerak bumi dan merupakan unsur kedua yang paling melimpah di kerak bumi setelah oksigen.[11] Silikon biasanya ditemukan dalam bentuk mineral silikat yang kompleks, dan lebih jarang lagi dalam bentuk silikon dioksida (silika, komponen utama pada pasir). Kristal silikon murni amat sangat jarang ditemukan di alam.

Mineral silikat- berbagai macam mineral yang terdiri dari silikon, oksigen, dan berbagai logam reaktif—membentuk 90% massa kerak bumi. Hal ini dikarenakan suhu panas pada proses

Page 7: Makalah Silikon

pembentukan sistem tata surya, silikon dan oksigen mempunyai afinitas yang besar satu sama lain, sehingga membentuk senyawa kimia. Karena oksigen dan silikon adalah unsur non-gas dan non-logam terbanyak pada puing supernova, mereka membentuk banyak silikat kompleks yang kemudian bergabung ke batuan planetesimal yang membentuk planet kebumian. Disini, mstriks mineral silikat yang tereduksi menangkap logam-logam yang reaktif untuk teroksidasi (aluminium, kalsium, natrium, kalium, dan magnesium). Setelah gas-gasnya lepas, campuran silikat ini kemudian membentuk sebagian besar kerak bumi. Karena silikat-silikat ini bermassa jenis rendah, baja, nikel, dan logam non-reaktif lainnya masuk ke dalam inti bumi, sehingga menyisakan magnesium dan silikat besi di lapisan atas.

Beberapa contoh mineral silikat yang ada di kerak bumi antara lain kelompok piroksena, amfibol, mika, dan feldspar. Mineral-mineral ini terdapat pada tanah liat dan beberapa jenis batuan seperti granit dan batu kapur.

Silika terdapat pada mineral-mineral yang terdiri dari silikon dioksida murni dengan bentuk kristal yang berbeda-beda: quartz, agate ametis, rock crystal, chalcedony, flint, jasper, dan opal. Kristal-kristal ini memiliki rumus empiris silikon dioksida, tapi tidak terdiri dari molekul-molekul silikon dioksida. Silika secara struktur mirip dengan berlian, terdiri dari padatan kristal tiga dimensi yang terdiri dari silikon dan oksigen. Silika yang tidak murni membentuk kaca alam obsidian. Silika biogenik ada pada struktur diatom, radiolaria dan siliceous sponge.

2.2 Ekstraksi Metalurgi

Ekstraksi Metalurgi adalah pengetahuan yang mengkaji tentang cara-cara pengolahan logam dari bijihnya hingga memperoleh logam yang siap untuk digunakan. Proses metalurgi dibagi menjadi 3 prinsip pengerjaan :

1. Perlakuan awal2. Proses reduksi3. Pemurnian (refining)

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses ekstraksi antara lain :a. Jenis pelarut

Jenis pelarut mempengaruhi senyawa yang tersari, jumlah zat terlarut yang terekstrak dan kecepatan ekstraksi.

b. SuhuSecara umum, kenaikan suhu akan meningkatkan jumlah zat terlarut ke dalam pelarut.

c. Rasio pelarut dan bahan bakuJika rasio pelarut-bahan baku besar maka akan memperbesar pula jumlah senyawa yang terlarut. Akibatnya laju ekstraksi akan semakin meningkat.

d. Ukuran partikelLaju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran partikel bahan baku semakin kecil. Dalam arti lain, rendemen ekstrak akan semakin besar bila ukuran partikel semakin kecil.

e. Pengadukan

Page 8: Makalah Silikon

Fungsi pengadukan adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi antara pelarut dengan zat terlarut.

f. Lama waktuLamanya waktu ekstraksi akan menghasilkan ekstrak yang lebih banyak, karena kontak antara zat terlarut dengan pelarut lebih lama.( Ubay, 2011).

2.3 Ekstraksi Silikon

Ekstraksi Metalurgi adalah pengetahuan yang mengkaji tentang cara-cara pengolahan logam

dari bijihnya hingga memperoleh logam yang siap untuk digunakan. Proses metalurgi dibagi menjadi

3 prinsip pengerjaan : (1) Perlakuan awal, dengan cara melakukan pemekatan bijih (concentration of

ore) agar bijih yang diinginkan terpisah dari materi pengotor (gangue). (2) Proses reduksi, yaitu

mereduksi senyawa logam yang ada pada bijih agar berubah menjadi logam bebas. (3) Pemurnian

(refining), yaitu melakukan pengolahan logam kotor melalui proses kimia agar diperoleh tingkat

kemurnian tinggi.

a. Pemekatan Bijih

Pemekatan bijih bertujuan ialah untuk memisahkan mineral dari pengotornya sehingga

diperoleh kadar bijih tinggi. Pemekatan dapat dilakukan melalui dua teknik pemisahan, yaitu

pemisahan secara fisis dan pemisahan secara kimia. Pemisahan secara fisis terdiri dari : Pemisahan

pengapungan (flotation separation), Pemisahan gaya berat (gravity separation), Pemisahan magtetik

(magnetic separation), Pemisahan pencairan (liquation separation), dan Pemisahan amalgam

(amalgams separation). Pemisahan secara kimia terdiri dari : Proses pelindian (leaching), Proses

pemanggangan (roasting), Pengapungan buih (froth flotation) adalah proses pemisahan mineral

menjadi bijih dari pengotor dengan cara mengapungkan bijih ke permukaan melalui pengikatan

dengan buih. Prosess ini banyak dipakai untuk beberapa bijih seperti Cu, Pb, Zn, Ag, Au, dan Ni.

Teknik pengerjaannya dilakukan dengan cara menghembuskan udara ke dalam butiran mineral halus

(telah mengalami proses crushing) yang dicampur dengan air dan zat pembuih. Butiran mineral halus

akan terbawa gelembung udara ke permukaan, sehingga terpisahkan dengan materi pengotor

(gangue) yang tinggal dalam air (tertinggal pada bagian bawah tank penampung). Pengikatan butiran

bijih akan semakin efektif apabila ditambahkan suatu zat collector. Prinsip dasar pengikatan butiran

bijih oleh gelembung udara berbuih melalui molekul collector adalah : Butiran zat yang mempunyai

permukaan hidrofilik akan terikat air sehingga akan tinggal pada dasar tank penampung. Butiran zat

yang mempunyai permukaan non-polar atau hidrofob akan ditolak air , jika ukuran butirannya tidak

besar, maka akan naik ke permukaan dan terikat gelembung udara. Kebanyakan mineral terdiri dari

ion yang mempunyai permukaan hidrofil, sehinga partikel tersebut dapat diikat air. Dengan

penambahan zat collector, permukaan mineral yang terikat molekul air akan terlepas dan akan

Page 9: Makalah Silikon

berubah menjadi hidrofob. Dengan demikian ujung molekul hidrofob dari collector akan terikat

molekul hidrofob dari gelembung, sehingga mineral (bijih) dapat diapungkan. Molekul collector

mempunyai struktur yang mirip dengan detergen. Salah satu macam zat collector yang sering dipakai

untuk pemisahan mineral silfida adalah Xanthate.

b. Proses Reduksi

Ada dua jenis reduksi senyawa logam, yaitu reduksi kimia dan reduksi elektrolitik. Kita

ketahui bahwa kereaktifan logam menentukan sekali di dalam memilih metode yang akan

digunakan. Senyawa-senyawa dari logam dengan kereaktifan rendah kebanyakan mudah direduksi.

Sebaliknya senyawa-senyawa dari logam sangat reaktif sukar direduksi.

Reduksi kimia senyawa logam

Ketika sulfida-sulfida dari beberapa logam kurang reaktif dipanaskan, terjadilah proses

reduksi. Ion sulfida akan diubah menjadi belerang dioksida.

Misalnya Cu2S(s) + O2(g) 2 Cu(l) + SO2(g)

Ektraksi logam pada zaman dahulu dimulai dengan menggunakan bara arang sebagai

reduktornya. Karbon dan karbon monoksida (CO), mempunyai kemampuan mereduksi beberapa

oksida logam menjadi logam.

Misalnya 2CuO(s) + C(s) 2 Cu(l) + CO2(g)

CuO(s) + CO(g) 2 Cu(l) + CO2(g)

Gas netral seperti metana (CH4), dapat juga digunakan untuk mereduksi tembaga (II) oksida

panas menjadi logam tembaga. 4 CuO(s) + CH4(g) 4 Cu(l) + 2 H2O(g) + CO2(g) Namun perlu diingat

tidak semua senyawa logam dapat direduksi oleh C atau CH4.

Reaksi yang terjadi ini disebut pemanggangan (roasting) sekaligus peleburan (smelting).

Oksida-oksida logam yang memiliki posisi rendah sampai menengah pada deret kereaktifan logam

dapat direduksi dengan menggunakan kokas pada tanur. Oksida Fe, Pb, dan Sn direduksi dengan cara

ini. Ion seng, tembaga, dan nikel direduksi secara elektrolitik pada katode dari larutan garamnya.

Peleburan (smelting) dimaksudkan adalah proses reduksi bijih pada suhu tinggi hingga mendapatkan

material lelehan. Produk reduksi selama proses pelelehan disebut matte. Matte umumnya berupa

Page 10: Makalah Silikon

campuran sulfida, atau logam dan sulfida, dimana persentase logamnya meningkat sebagai hasil

pelelehan.

c. Pemurnian Pemurnian (refining)

Adalah suatu proses untuk merubah logam kotor menjadi logam dengan kemurnian tinggi.

Ada beberapa cara yang digunaan untuk melakukan pemurnian logam, yaitu : pelelehan (fusion),

destilasi, kristalisasi, elektrolisis, proses Parkes , proses Van Arkel (vapour phase refining), zone-

refining, proses Mond (purification via the volatile carbonyl compound), dan proses Bassemer (open

hearth process). Pemurnian dengan pelelehan (fusion) Proses ini biasanya dipakai untuk

memurnikan logam Sn, Pb dan Bi. Batang logam kotor ditempatkan dalam tungku yang dipanaskan

pada suhu di atas titik leleh logam. Lelehan logam murni ada di bagian atas, sedangkan pengotor

berada pada bagian bawah. Untuk memisahkan lelehan logam murni dari pengotor dilakukan

dengan memiringkan tungku sehingga lelehan logam murni mengalir ke celah samping tunggku.

Pemurnian dengan destilasi

Logam-logam mudah menguap dapat dimurnikan dengan destilasi. Misalnya Hg, pemisahan

Zn-Cd-Pb dengan destilasi praksional. terpisahkan dari yang satu dengan yang lainnya.

Pemurnian dengan kristalisasi

Metode ini banyak dilakukan untuk memurnikan logam-logam lantanida melalui garam

rangkapnya dengan kalium dan natrium. Demikian juga untuk pemisahan Pt dan Ir melalui amonium

heksakloroplatinat dan iridiat.

Pemurnian dengan elektrolisis

Sel elektrolitik yang dipakai harus terbuat dari anode logam kotor (logam yang akan

dimurnikan), sedangkan katode terbuat dari logam murni yang dilapisi lapisan tipis grafit agar logam

murni yang dihasilkan mudah dilepas, sedangkan elektrolit yang digunakan adalah larutan garam

dari logam yang akan dimurnikan. Selama elektrolisis berlangsung logam kotor sebagai anode akan

larut, sedangkan logam murni akan diendapkan pada katode. Pemurnian dengan cara ini hanyalah

dapat dilakukan untuk logam-logam yang keelektropositifannya rendah seperti Cu, Sn, Pb, Au, Zn, Cr,

dan Ni. Jadi metode ini digunakan untuk logam yang tidak bereaksi dengan air, mudah dioksidasi

pada anode, dan mudah direduksi pada katode

2.4 Proses Ekstraksi Silikon dengan Metode Reduksi

Mineral silikon merupakan mineral terbanyak ke dua di alam setelah gas helium. Walau terbilang banyak pengambilan atau pemisahan Silikon murni dari mineralnya cukup sulit. Karenanya Silikon diekstraksi dari senyawa oksida (silica) aau sulfidanya dengan metode reduksi. berikut tahapan-tahapannya.

Page 11: Makalah Silikon

Tahapan 1

SiO2 dipanaskan dengan kokas (karbon) pada suhu ± 3000oC dalam tungku pembakaran maupun tanur listrik. Pereaksi ditambahkan dari atas tungku. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

SiO2(s) + C(s) –> Si(l) + 2CO(g)

Tahapan 2

Lelehan Silikon yang dihasilkan dikeluarkan dari bawah tungku dan akan membentuk padatan. Si yang dihasilkan cukup murni dan dapat digunakan antara lain untuk pembuatan paduan dengan logam lain (alloy) Jika ingin memperoleh silikon dengan kemurnian lebih tinggi, maka dilanjutkan ke tahap3 berikut.

Tahapan 3

Silikon dipanaskan dengan gas clorida. Reaksi yang terjadi adalah:

Si(s) + 2Cl2(g) –> SiCl4(l)

Tahapan 4

Lelehan SiCl4 selanjutnya dimurnikan dengan proses distilasi

Tahapan 5

SiCl4 lalu direduksi menjadi Si melalui pemanasan dengan H2 atau Mg. reaksi yang terjadi:

SiCl4 + 2H2 –> Si + 4HCl

SiCl4 + 2Mg –> Si + 2MgCl2

Tahapan 6

Produk reaksi dicuci dengan air panas untuk memperoleh Si

Tahapan 7

Silikon dimurnikan dengan alat zone refining. Dalam alat ini, batangan Si dilewatkan secara perlahan melalui alat pemanas. Pada zona pemanasan, batangan Si tersebut akan meleleh. Karena zat pengotor lebih mudah larut dalam lelehan dibanding dalam padatan Si, maka padatan tersebut akan terkumpul didalam lelehan Si. Daerah lelehan yang tidak murni tersebut akan berpindah

Page 12: Makalah Silikon

sepenjang batangan Si, selama proses berlangsung. Ketika daerah lelehan yang tidak murni telah sampai ke ujung, maka ujung ini akan dibiarkan membentuk padatan sebelum dipotong

Diagram tahapan ekstraksi silikon

2.5 Penggunaan Silikon

Page 13: Makalah Silikon

Penggunaan penting dari silikon adalah dalam pembuatan transistor, chips, komputer dan sel surya. Untuk tujuan itu diperlukan silikon ultra murni. Silikon juga digunakan dalam berbagai jenis alise dengan besi (baja). Sedangkan senyawa silikon digunakan dalam industri. Silica dan silikat digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin dan semen.

Larutan pekat natrium silikat (Na2SiO3), suatu zat padat amorf yang tidak berwarna, yang disebut water glass, digunakan untuk pengawetan telur dan sebagai perekat, juga sebagai bahan pengisi (fillir) dalam detergent.

Silikon karbida (SiC), merupakan zat padat yang sangat keras digunakan untuk ampelas (abrasive) dan pelindung untuk pesawat ulang alik terhadap suhu yang tinggi sewaktu kembali kebumi. Silica gel, suatu zat padat amorf yang sangat berfori, dibuat dengan melepas sebagian air dari asam silikat (H2SiO3) atau (SiO2H2O). silica gel bersifat higroskopis (mengikat air) sehingga digunakan sebagai pengering dalam berbagai macam produk.

Unsur silikon dan senyawa intermetaliknya banyak digunakan sebagai paduan untuk membentuk aluminium, magnesium, tembaga, dan logam lainnya yang memiliki ketahanan tinggi.

Silikon metalurgi dengan kemurnian 98-99% digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan organosilicic dan resin silikon, segel, serta pelumas.

Dalam bidang elektronik, chip silikon digunakan dalam berbagai peralatan elektronik. Sel surya juga menggunakan irisan tipis kristal silikon sebagai salah satu komponen utamanya.

Silikon dioksida digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi unsur silikon dan silikon karbida. Kristal silikon berukuran besar digunakan untuk gelas piezoelektrik.

Dispersi koloid silikon dalam air digunakan sebagai agen pelapis dan sebagai bahan untuk pembuatan enamel tertentu.

Bahan-bahan yang mengandung silikon yang dikenal baik

a. Keramik.b. Semen c. Kacad. Silikone. Zeolit

2.6 Penyalahgunaan Silikon

Di masyarakat, kata silikon bukan lagi hal yang tabu terutama di bidang kecantikan. Penggunaan silikon khususnya yang cair sudah di larang oleh pemerintah sejak tahun 1970. Namun hingga kini masih saja terjadi penyalahgunaan penyuntikan untuk tujuan mempercantik bagian tubuh tertentu para wanita. Hal ini di lakukan karena kurangnya pengetahuan terhadap silikon itu

Page 14: Makalah Silikon

sendiri. Penyuntikan silikon cair tidak mengakibatkan kematian, tetapi dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang bersifat permanen. Kerusakan tersebut terjadi karena silikon cair yang disuntikkan langsung ke dalam tubuh seperti sifat cairan umumnya akan mencari tempat yang rendah. Sebagian silikon mungkin berkumpul di tempat- tempat tertentu sehingga membentuk benjolan.

Silikon bentuk cair dalam dunia medis, menurut dr. Donny V. Istiantoro dari Jakarta Eye Center, digunakan dalam operasi retina. Retina dapat lepas dari posisinya karena berbagai faktor, sehingga perlu dibantu perlekatannya dengan silikon cair.

Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikone.

Silikon dalam bentuk mineral dikenal pula sebagai zat kersik.

Sebagian besar silikon digunakan secara komersial tanpa dipisahkan, terkadang dengan sedikit pemrosesan dari senyawanya di alam. Contohnya adalah pemakaian langsung batuan, pasir silika, dan tanah liat dalam pembangunan gedung. Silika juga terdapat pada keramik. Banyak senyawa silikon modern seperti silikon karbida yang dipakai dalam pembuatan keramik berdaya tahan tinggi. Silikon juga dipakai sebagai monomer dalam pembuatan polimer sintetik silikone.

Unsur silikon juga berperan besar terhadap ekonomi modern. Meski banyak silikon digunakan pada proses penyulingan baja, pengecoran aluminium, dan beberapa proses industri kimia lainnya, sebagian silikon juga digunakan sebagai bahan semikonduktor pada elektronik-elektronik. Karena penggunaannya yang besar pada sirkuit terintegrasi, dasar dari komputer, maka kelangsungan teknologi modern bergantung pada silikon.

Silikon juga merupakan elemen esensial pada biologi, meskipun hanya dibutuhkan hewan dalam jumlah amat kecil. Beberapa jenis makhluk hidup yang membutuhkannya antara lain jenis porifera dan mikroorganisme jenis diatom. Silikon digunakan untuk membuat struktur tubuh mereka.