Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

download Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

of 37

Transcript of Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    1/37

     

    MAKALAH

    SIKLUS BELANJA UP, GU, TU, DAN LS PEMERINTAH DAERAH

    MATA KULIAH :

    SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH TERAPANDosen Pengasuh : Dr. Lilik Purwanti, M.Si., Ak., CSRS., CA 

    DISUSUN OLEH :

    SANDY MAHENDRA JAYA (NIM. 156020304111021)

    LUSIANA (NIM. 156020304111023)

    MAGISTER AKUNTANSI

    KELAS A STAR BPKP

    PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    TAHUN 2016

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    2/37

    1

    SIKLUS BELANJA UP, GU, TU, DAN LS PEMERINTAH DAERAH

    A. PENDAHULUAN

    Salah satu tugas dan tanggung jawab yang utama yang diemban oleh pemerintah

    adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kewajiban tersebut secara jelas tertullis

    dalam salah satu alinea pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

    1945. Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, pemerintah diamanatkan

    untuk mengelola masyarakat, pemerintahan dan pembangunan, dengan menggunakan

    sumber daya yang ada. Dalam pelaksanaan pengelolaan tersebut, pemerintah

    membutuhkan sumber-sumber pembiayaan untuk mendukung tugas dan fungsinya serta

     pada akhirnya harus mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan yang telah

    dilaksanakan.

    Sumber-sumber pembiayaan pemerintah berasal dari pendapatan negara, baik dari

     penerimaan pajak maupun penerimaan non pajak atau biasa disebut Penerimaan Negara

    Bukan Pajak (PNBP). Pemerintah dari berbagai tingkatan, baik pemerintah pusat maupun

     pemerintah daerah, memiliki tanggung jawab masing-masing dalam mengelola pendapatan

    negara. Pengelolaan pendapatan tersebut salah satunya dengan pelaksanaan belanja

    negara, dimana proses penatausahaan belanja maupun pertanggungawaban belanja telah

    diatur sedemikian rupa oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Belanja negara/daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

    adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan

     bersih. Bagi negara yang masih berkembang seperti Indonesia, belanja pemerintah

    mempunyai peranan yang cukup krusial sebagai stimulus pembangunan ekonomi. Untuk

    mendapatkan efek positif yang optimal bagi perekonomian, maka diperlukan suatu sistem

     perencanaan belanja pemerintah yang baik dan tepat sasaran.

    Makalah ini disusun untuk memberikan pemahaman atas siklus belanja pada

     pemerintah daerah.

    B. DASAR HUKUM

    Adapun dasar hukum yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah, antara lain :

    1.  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

    Keuangan Daerah.

    2.  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan

    Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    3/37

    2

    3.  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara

    Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta

    Penyampaiannya.

    4.  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua

    Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.

    5.  Peraturan Kepala Daerah untuk pedoman pelaksanaannya..

    C. BELANJA DAERAH

    Belanja Daerah merupakan semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang dapat

     berkurangnya nilai ekuitas dana sebagai kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran,

    serta tidak akan diperoleh pembayaran kembali oleh daerah. Belanja daerah tersebut yang

    dirinci menurut urusan pemerintah daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis,

    obyek dan rincian obyek belanja.

    1.  Klasifikasi Berdasarkan Urusan Pemerintahan

    Klasifikasi belanja daerah menurut urusan pemerintahan terdiri dari belanja urusan

    wajib dan belanja urusan pilihan dimana dalam urusan wajib mencakup :

    a.   pendidikan,

     b.  kesehatan,

    c.   pekerjaan umum,

    d.   perumahan rakyat,

    e.   penataan ruang,

    f.   perencanaan pembangunan, perhubungan,

    g.  lingkungan hidup,

    h.   pertanahan,

    i.  kependudukan dan catatan sipil,

     j.   pemberdayan perempuan, keluarga berencana dan sejahtera, sosial,

    k.  ketenagakerjaan,

    l.  koperasi dan usaha kecil menengah,

    m.  penanaman modal,

    n.  kebudayaan, pemudaan dan olah raga,

    o.  kesatuan bangsa dan politik dalam negeri,

     p.  otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

    daerah kepegawaian, dan persandian

    q.  ketahanan pangan

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    4/37

    3

    r.   pemberdayaan masyarakat dan desa,

    s.  statistik, arsip,

    t.  komunikasi dan informatika, dan

    u.   perpustakaan

    Sedangkan dalam urusan pilihan mencakup :

    a.   pertanian,

     b.  kehutanan,

    c.  energi dan sumberdaya mineral,

    d.   pariwisata,

    e.  kelautan dan perikanan,

    f.   perdagangan,

    g.  industri, dan

    h.  ketransmigrasian.

    2.  Klasifikasi Berdasarkan Fungsi

    Klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan

    keterpaduan pengelolaan keuangan negara, terdiri dari: pelayanan umum, ketertiban

    dan ketentraman, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum,

    kesehatan, pariwisata dan budaya, pendidikan, perlindungan sosial.

    3.  Klasifikasi Berdasarkan Organisasi

    Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan organisasi pada

    masing-masing pemerintah daerah.

    4.  Klasifikasi Berdasarkan Program dan Kegiatan

    Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan disesuaikan dengan urusan

     pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

    5.  Klasifikasi Berdasarkan Kelompok Belanja

    Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari :

    a.  Belanja tidak langsung

    Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait secara langsung

    dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Sehingga dapat diartikan bahwa

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    5/37

    4

     belanja ini tidak terpengaruh oleh ada atau tidak adanya program dan kegiatan

    secara periodik. Adapun jenis belanja tidak langsung terdiri dari:

    1)  Belanja pegawai

    Belanja pegawai adalah belanja kompensasi dalam bentuk gaji dan

    tunjangan serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada PNS yang

    ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

    Uang representasi dan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD serta gaji

    dan tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta penghasilan dan

     penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan

     perundangundangan dianggarkan dalam belanja pegawai.

    2)  Belanja bunga

    Belanja bunga digunakan untuk pembayaran bunga utang yang dihitung

    atas kewajiban pokok utang berdasarkan perjanjian pinjaman jangka

     pendek, menengah dan panjang.

    3)  Belanja subsidi

    Belanja subsidi digunakan untuk memberikan bantuan biaya produksi

    kepada perusahaan atau lembaga tertentu yang menghasilkan produk atau

     jasa pelayanan umum masyarakat agar supaya harga jualnya yang

    dihasilkan terjangkau masyarakat banyak.

    4)  Belanja hibah

    Belanja hibah digunakan untuk pemberian uang, barang dan/atau jasa

    kepada pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat,

    organisasi kemasyarakatan.

    5)  Bantuan sosial

    Bantuan sosial digunakan untuk pemberian bantuan dalam bentuk uang dan

    atau barang kepada masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan

    masyarakat.

    Bantuan sosial diberikan secara selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat

    serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan

    mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan ditetapkan dengan

    keputusan kepala daerah.

    Bantuan sosial yang diberikan secara tidak terus menerus/tidak mengikat

    diartikan bahwa pemberian bantuan tersebut tidak wajib dan tidak harus

    diberikan setiap tahun anggaran.

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    6/37

    5

    6)  Belanja Bagi Hasil

    Belanja bagi hasil digunakan untuk dana bagi hasil yang bersumber dari

     pendapatan propinsi kepada kabupaten / kota atau pendapatan kabupaten /

    kota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah lain sesuai

    dengan perundang-undangan.

    7)  Bantuan Keuangan

    Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan

    yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota,

     pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari

     pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa, dan pemerintah daerah

    lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan

    keuangan dan kepada partai politik

    8)  Belanja tidak terduga

    Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang bersifat tidak

     biasa, bencana alam, kegiatan sosial

    b.  Belanja langsung

    Belanja langsung merupakan belanja yang dipengaruhi secara langsung oleh

     program dan kegiatan. Adapun jenis belanja langsung terdiri dari:

    1)  Belanja pegawai

    Belanja pegawai digunakan untuk pengeluaran HR atau upah dalam

    melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah

    2)  Belanja barang dan jasa

    Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian atau

     pengadaan barang yang dinilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dalam

    rangka melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah.

    3)  Belanja modal

    Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam

    rangka pembelian atau pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud

    yang mempunyai nilai manfaat lebih dari satu tahun yang digunakan

    dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah, dalam

     bentuk: tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi,

     jaringan, dan aset lainnya.

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    7/37

    6

    D. PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN BELANJA

    Untuk mendukung pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD maka

    ditunjuk dan ditetapkan :

    1.  Bendahara Umum Daerah

    Bendahara Umum Daerah adalah pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD) yaitu

    kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang mempunyai tugas melaksanakan

     pengelolaan keuangan daerah. BUD dapat memberikan kuasa kepada pejabat untuk

    melaksanakan sebagaian tugas BUD yang kemudian disebut sebagai Kuasa BUD dan

    ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

    Kuasa BUD tersebut mempunyai tugas :

      Menyiapkan anggaran kas;

      Menyiapkan SPD;

      Menerbitkan SP2D;

      Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;

      Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank

    dan/atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;

      Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan

     APBD;

      Menyimpan uang daerah;  Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan

    investasi daerah;

      Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran

    atas beban rekening kas umum daerah;

      Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;

      Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; dan

      Melakukan penagihan piutang daerah.

    2.  Pengguna Anggaran

    Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran

    untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. Kepala SKPD

    selaku Pengguna Anggaran dalam penggunaan APBD mempunyai tugas :

    •  Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran

     belanja;

    •  Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    8/37

    7

    •  Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;

    •  Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

    •  Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas

    anggaran yang telah ditetapkan;

    •  Menandatangani SPM;

    •  Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;

    •  Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya

    Pejabat pengguna anggaran dalam melaksanakan tugas-tugasnya dapat melimpahkan

    sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna

    anggara dengan ditetapkan oleh Kepala Daerah atas usul Kepala SKPD berdasarkan

     pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola,

     beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif

    lainnya.

    3.  Pejabat Penatausahaan Keuangan-PPK SKPD

    Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) adalah pejabat yang

    melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.

    PPK-SKPD mempunyai tugas:

    •  Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh

     bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;

    •  Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan

    PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan

     perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;

    •  Melakukan verifikasi SPP;

    •  Menyiapkan SPM;

    •  Melakukan verifikasi harian atas penerimaan;

    •  Melaksanakan akuntansi SKPD; dan

    •  Menyiapkan laporan keuangan SKPD.

    PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan

     pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK.

    4.  Bendahara Pengeluaran SKPD

    Bendahara Pengeluaran merupakan pejabat fungsional yang ditunjuk menerima,

    menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    9/37

    8

    untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. Dalam

    melaksanakan tugasnya, bendahara pengeluaran SKPD berwenang:

    a)  Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP/GU/TU dan SPP-

    LS;

     b)  Menerima dan menyimpan uang persediaan;

    c)  Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;

    d)  Menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran

    yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan;

    e)  Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK;

    f)  Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK,

    apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.

    Dalam hal pengguna anggaran melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kuasa

     pengguna anggaran, ditunjuk bendahara pengeluaran pembantu SKPD untuk

    melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara pengeluaran SKPD. Untuk

    melaksanakan sebagian tugas bendahara pengeluaran pembantu SKPD berwewenang :

    a)  Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP-TU dan SPP-LS;

     b)  Menerima dan menyimpan uang persediaan yang berasal dari Tambahan Uang

    dan/atau pelimpahan UP dari bendahara pengeluaran

    c)  Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;

    d)  Menolak perintah bayar dari Kuasa Pengguna Anggaran yang tidak sesuai

    dengan ketentuan peraturan;

    e)  Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK;

    f)  Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK,

    apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.

    E.  Mekanisme Penggunaan Uang Persediaan

    Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008, dalam proses

     belanja dapat menggunakan uang persediaan melalui 2 (dua) cara bagi bendahara

     pengeluaran dalam melakukan pembayaran yaitu :

    1.  Bendahara pengeluaran melakukan pembayaran tanpa melalui panjar

    Pembayaran dapat dilakukan dengan menggunakan uang yang ada di kas tunai

    maupun uang yang ada di rekening bank bendahara pengeluaran. Berdasarkan bukti-

     bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK, bendahara melakukan pembayaran.

    Adapun Mekanisme tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut :

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    10/37

    9

    A.  Mekanisme pembayaran dengan menggunakan uang yang ada di

    rekening bank bendahara pengeluaran

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    11/37

    10

    B.  Mekanisme pembayaran dengan menggunakan uang yang ada di Kas

    Tunai

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    12/37

    11

    2.  Bendahara pengeluaran melakukan pembayaran melalui panjar terlebih

    dahulu kepada PPTK

    Mekanisme pembayaran dengan uang panjar dimana ke PPTK termasuk didalamnya

     pencatatan atas pertanggungjawaban yang diberikan oleh PPTK untuk uang panjar

    yang diterimanya. Proses pembukuan dimulai ketika Bendahara Pengeluaran

    memberikan uang panjar kepada PPTK untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi

    tanggung jawabnya. Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD), memo persetujuan

    PA/KPA, serta bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah.

    A.  Mekanisme Pemberian Uang Panjar

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    13/37

    12

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    14/37

    13

    B.  Mekanisme Pertanggungjawaban Uang Panjar

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    15/37

    14

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    16/37

    15

    F.  Mekanisme Pencairan Dana melalui pengajuan Uang Persediaan, Ganti Uang dan

    Tambahan Uang

    Adapun mekanisme dalam pencairan dana bagi suatu SKPD melalui Uang Persediaan

    (UP), Ganti Uang (GU), dan Tambah Uang (TU) sebagaimana terlihat pada bagan di

     bawah ini:

    1.  Pengajuan SPP

    Setelah penetapan anggaran kas, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dalam

    rangka manajemen kas menerbitkan Surat Penyediaan Dana (SPD) yang merupakan

    dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai

    dasar penerbitan SPP.

    Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPD atau dokumen lain

    yang dipersamakan dengan SPD, berdasarkan SPD bendahara pengeluaran mengajukan

    Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna

    anggaran melalui PPK-SKPD, SPP dimaksud terdiri dari :

    a.  SPP Uang Persediaan (SPP-UP)

    SPP Uang Persediaan (SPP- UP) adalah adalah dokumen yang diajukan oleh

     bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisian

    kembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.

    Tata cara pengajuan SPP dan pembayaran dijelaskan sebagai berikut :

    1.  Mengisi UP pada awal tahun

      Untuk mengisi UP, bendahara pengeluaran mengajukan SPP-UP kepada PAmelalui PPK-SKPD;

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    17/37

    16

      SPP-UP tersebut diajukan sekali dalam satu tahun;

      Jumlah yang diajukan dalam SPP-UP harus dibatasi. Batas maksimal SPP-UP

    ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

    2.  Penggunaan UP•  Pada saat UP diterima ( SP2D-UP), anggaran belanja belum terbebani;

    •  Anggaran belanja baru terbebani/berkurang bila UP telah digunakan dan

    SPJ-nya telah diterima oleh PA;

    •  Penggunaan UP bersifat fleksibel, artinya dapat digunakan untuk belanja

    kegiatan apa saja yang sedang dilaksanakan dan jumlahnya tidak harus sama

     persis dengan yang dicantumkan dalam rincian SPP/SPM;

    •  Penggunaan UP (seharusnya) dibatasi dengan Peraturan Kepala Daerah;

    •  UP tidak boleh digunakan untuk membayar belanja yang seharusnya dibayar

    secara LS. Contoh untuk membayar gaji dan tunjangan pegawai, membayar

     belanja lainnya yang jumlahnya sangat besar.

    3.  Pengisian kembali UP

      Apabila UP sudah habis / mendekati habis, Bendahara Pengeluaran dapat

    mengisi UP kembali dengan mengajukan SPP-GU kepada Pengguna Anggaran

    melalui PPK-SKPD, disertai dengan peng-SPJ-an penggunaan UP tersebut.

      Pengajuan SPP-GU bisa diajukan lebih dari satu kali dalam satu bulan.

      Pengajuan ganti uang persediaan (GU) adalah sebesar UP yang terpakai.

    Dalam pengajuan SPP-UP, ada beberapa dokumen yang perlu dilengkapi,

    yaitu :

    1) Dokumen SPP-UP:

      Surat Pengantar SPP-UP

      Ringkasan SPP-UP

      Rincian SPP-UP

    2) Lampiran Dokumen SPP-UP:

      Salinan SPD

      Draft Surat Pernyataan yg akan ditandatangani oleh PA yang menyatakan

     bahwa uang yg diminta tidak akan digunakan untuk keperluan selain UP.

      Lampiran lain yg diperlukan.

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    18/37

    17

    Untuk lebih memahami proses pengajuan SPP-UP dapat dilihat pada bagan alir

     pengajuan SPP-UP pada lampiran 1.

    b. SPP Ganti Uang (SPP-GU)

    SPP Ganti Uang Persediaan (SPP-GU) adalah dokumen yang diajukan oleh

     bendaharan pengeluaran untuk permintaan pengganti uang persediaan yang tidak

    dapat dilakukan dengan pembayaran Iangsung. GU diajukan sebesar uang persediaan

    yang telah digunakan pada kurun waktu tertentu, untuk membiayai satu atau lebih

    kegiatan di SKPD dan didukung oleh SPJ atas penggunaan uang persediaan yang

    diajukan penggantiannya disertai bukti-bukti yang sah dan lengkap.SPP GU dapat

    diajukan ketika UP telah terpakai pada tingkat penggunaan minimal yang telah

    ditentukan pada peraturan kepala daerah. Misalnya, bila UP telah terpakai minimal

    75%.

    Contoh :

    Suatu SKPD mendapatkan alokasi UP pada tanggal 4 Januari sebesar Rp 10.000.000.

    Pada tanggal 20 Januari UP tersebut telah terpakai sebesar Rp 9.750.000, maka SPP-

    GU yang diajukan adalah sebesar Rp 9.750.000 untuk mengembalikan saldo UP ke

     jumlah semula.

    Dalam pengajuan SPP-GU, ada beberapa dokumen yang perlu dilengkapi, yaitu :

    1) Dokumen SPP-GU:

      Surat Pengantar SPP-GU

      Ringkasan SPP-GU

      Rincian Penggunaan UP/GU yang lalu

    2) Lampiran Dokumen SPP-GU:

      Bukti Transaksi yang Sah dan Lengkap

      Salinan SPD

      Draft Surat Pernyataan yg akan ditandatangani oleh PA yang menyatakan

     bahwa uang yg diminta tidak akan digunakan untuk keperluan selain GU.

      Lampiran lain yg diperlukan.

    Untuk lebih memahami proses pengajuan SPP-GU dapat dilihat pada bagan alir

     pengajuan SPP-UP pada lampiran 2.

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    19/37

    18

    c.  SPP Tambahan Uang (SPP-TU)

    SPP Tambahan Uang Persediaan (SPP-TU) adalah dokumen yang diajukan oleh

     bendahara pengeluaran untuk permintaan tambahan uang persediaan guna

    melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat mendesak dan tidak dapat digunakan

    untuk pembayaran Iangsung dan uang persediaan. TU dipertanggungjawabkan

    sendiri, terpisah dari pertanggungjawaban UP/GU dan bila kegiatan telah

    dilaksanakan dan masih ada sisa uang, maka harus disetorkan kembali.

    Tata cara pengajuan SPP dan pembayaran dijelaskan sebagai berikut :

    1) Apabila UP dianggap tidak cukup untuk membayar belanja-belanja dalam suatu

     bulan, makaBendaharaPengeluaran dapat mengajukan dana TU dengan

    mengajukan SPP-TU kepada PA/KPA melalui PPK-SKPD.

    2) Penggunaan dana TU pada dasarnya sama dengan penggunan UP yaitu tidak

    dipergunakan untuk belanja yang seharusnya dibayar dengan LS.

    3) Peng-SPJ-an dana TU dilakukan dalam 1 bulan setelah dana TU (SP2D TU)

    diterima, kecuali:

      Bila digunakan untuk kegiatan yang membutuhkan waktu lebih dari satu bulan

    (SPJ-nya setelah kegiatan selesai).

      Kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah ditetapkan yang

    diakibatkan oleh peristiwa di luar kendali PA/KPA.

    Pengajuan dana TU harus berdasarkan pada program dan kegiatan tertentu,

    Contoh :

    Sebuah SKPD mempunyai alokasi UP Rp 10.000.000,-. Pada periode tersebut

    direncanakan adanya kegiatan swakelola senilai Rp 74.000.000,- (di luar belanja

    yang harus dibayarkan secara LS) yang jika dibayarkan dari UP diperkirakan tidak

    akan cukup. Dengan demikian, atas kegiatan tersebut diajukan SPP-TU

    tersendiri.Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP-TU ini harus

    dipertanggungjawabkan tersendiri dan bila tidak habis, harus disetorkan kembali.

    Dalam pengajuan SPP-TU, ada beberapa dokumen yang perlu dilengkapi, yaitu :

    1) Dokumen SPP-TU:

      Surat Pengantar SPP-TU

      Ringkasan SPP-TU

      Rincian Rencana Penggunaan TU

    2) Lampiran Dokumen SPP-TU:

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    20/37

    19

      Salinan SPD

      Draft Surat Pernyataan yang akan ditandatangani oleh PA yang menyatakan

     bahwa uang yg diminta tidak akan digunakan untuk keperluan selain TU

      Surat Keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahanuang persediaan

      Lampiran lain yg diperlukan.

    Untuk lebih memahami proses pengajuan SPP-TU dapat dilihat pada bagan alir

     pengajuan SPP-UP pada lampiran 3.

    d. SPP Langsung (SPP-LS)

    SPP Langsung (SPP-LS) adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran

    untuk permintaan pembayaran Iangsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian

    kontrak kerja atau surat perintah kerja Iainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah,

     penerima, peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan

    oleh PPTK.

    Dalam pengajuan SPP-LS khusus untuk pembayaran gaji dan tunjangan, ada

     beberapa dokumen yang perlu dilengkapi, yaitu :

    1) Dokumen SPP-LS:

      Surat Pengantar SPP-LS

      Ringkasan SPP-LS

      Rincian SPP-LS

    2) Lampiran Dokumen SPP-LS Gaji & Tunjangan:

      Daftar pembayaran gaji induk/gaji susulan/kekurangan gaji

      SK CPNS/SK PNS/SK kenaikan pangkat/SK jabatan

      Daftar keluarga (KP4)/surat nikah/akte kelahiran

      Surat pindah/Surat kematian

      SSP PPh Pasal 21

      Dokumen lain yang diperlukan.

    Sedangkan untuk pengajuan SPP-LS khusus untuk pengadaan barang dan jasa,

     beberapa dokumen yang perlu dilengkapi, yaitu :

    1) Dokumen SPP-LS:

      Surat Pengantar SPP-LS

      Ringkasan SPP-LS

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    21/37

    20

      Rincian SPP-LS

    2) Lampiran Dokumen SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa:

      Salinan Surat Rekomendasi dari SKPD Teknis Terkait

      SSP disertai Faktur Pajak (PPN dn PPh)  Surat Perjanjian Kerjasama/Kontrak

      Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan/Serah Terima

      Kwitansi Bermeterai/Nota/Faktur

      Surat Jaminan Bank atau yang dipersamakan

      Berita Acara Pemeriksaan

      Photo/Buku/Dokumentasi Kemajuan/Penyelesaian Pekerjaan

      Dokumen lain yang diperlukan.Untuk lebih memahami proses pengajuan SPP-LS baik SPP-LS Gaji & Tunjangan

    dan SPP-LS pengadaan barang dan jasa dapat dilihat pada bagan alir pengajuan SPP-

    LS serta Bagan Alur pengajuan SPP-LS Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan, Bagi Hasil

    dan Pembiayaan pada lampiran 4 sampai 6.

    2.  Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)

    Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban

     pengeluaran DPA-SKPD, yang terdiri dari :

    a.  SPM - Uang Persediaan (SPM-UP), adalah dokumen yang diterbitkan oleh

     pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban

     beban pengeluaran DPA-SKPD yang dipergunakan sebagai uang persediaan untuk

    mendanai kegiatan.

     b.  SPM - Ganti Uang (SPM-GU), adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna

    anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran

    DPA-SKPD yang dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang

    telah dibelanjakan.

    c.  SPM - Tambahan Uang (SPM-TU), adalah dokumen yang diterbitkanoleh

     pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban

     pengeluaran DPA-SKPD, karena kebutuhan dananya melebihi dari jumlah

     bataspagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan.

    d.  SPM - Langsung (SPM-LS), adalahdokumen yang diterbitkan oleh pengguna

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    22/37

    21

    anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran

    DPA-SKPD kepada pihak ketiga.

    Penerbitan SPM paling lama 2 (Dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen

    SPP, penolakan penerbitan SPM paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak

    diterimanya pengajuan SPP, SPM yang telah diterbitkan selanjutnya diajukan kepada

    kuasa BUD untuk penerbitan SP2D. Penatausahaan pengeluaran perintah membayar

    sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh PPK-SKPD, Setelah tahun anggaran

     berakhir, pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dilarang menerbitkan SPM

    yang membebani tahun anggaran berkenaan.

    Untuk pencairan dana, BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh

     pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak

    melampaui pagu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan

     perundang-undangan.

    Kelengkapan dokumen SPM-UP untuk penerbitan SP2D adalah surat pernyataan

    tanggungjawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, sedangkan untuk

    dokumen SPM-GU untuk penerbitan SP2D mencakup :

      Surat pernyataan tanggungjawab pengguna anggaran

      Surat pernyataan pertanggungjawabanbendahara pengeluaran periode sebelumnya.

      Ringkasan pengeluaran per rincian obyek yang disertai dengan bukti-bukti

     pengeluaran yang sah dan lengkap

      Bukti atas penyetoran PPN/PPh

    Kelengkapan dokumen SPM-TU untuk penerbitan SP2D adalah surat pernyataan

    tanggungjawab pengga anggaran/kuasa pengguna anggaran, yang terdiri atas :

      Surat pernyataan tanggungjawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.

      Bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap sesuai dengan kelengkapan

     persaratan yang ditetapkan.

    3.  Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

    Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar

     pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM. Dalam hal dokumen

    SPM dinyatakan lengkap dan tidak melampaui pagu anggaran, kuasa BUD

    menerbitkan SP2D. Dalam hal dokumen SPM dinyatakan tidak lengkap dan/atau

    tidak sah dan/atau pengeluaran tersebut melampaui pagu anggaran, kuasa BUD

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    23/37

    22

    menolak menerbitkan SP2D. SP2D diterbitkan paling lambat 2 hari sejak diterima

    SPM dan jika SPM ditolak, SPM dikembalikan paling lambat 1 hari sejak SPM

    tersebut diterima.Dalam hal kuasa BUD berhalangan, yang bersangkutan dapat

    menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani SP2D.

    Untuk lebih memahami proses penerbitan SP2D dapat dilihat pada bagan alir

     penerbitan SP2D pada lampiran 7 sampai dengan 10.

    4.  Pembukuan

    Bendahara pengeluaran membukukan penerimaan (termasuk penerimaan SP2D) dan

     pengeluaran kas (termasuk pembayaran LS) yang menjadi tanggungjawabnya

     berdasarkan bukti-bukti yang sah dan lengkap.

    Buku yang digunakan adalah sebagai berikut :

    1.  Buku Kas Umum (BKU)

    2.  Buku Pembantu BKU yang terdiri dari :

    a)  Buku Buku Pembantu Kas Tunai

     b)  Buku Pembantu Simpanan/Bank

    c)  Buku Pembantu Pajak

    d)  Buku Pembantu Panjar

    e)  Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

    Adapun dokumen yang menjadi dasar pembukuan, adalah :

    1.  SP2D

    2.  Bukti transaksi yang sah

    3.  Dokumen-dokumen pendukung lainnya

    G. PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA

    Bendahara pengeluaran wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pengelolaan uang

    yang terdapat dalam kewenangannya. Pertanggungjawaban tersebut terdiri atas:

    1.  Pertanggungjawaban penggunaan UP

    Pertanggungjawaban disampaikan kepada Pengguna Anggaran pada saat laporan

     pengajuan GU. Prosedur pertanggungjawaban dijelaskan sebagai berikut :

    Menyusun

    LPJ- UP

    Bukti-bukti yang sah

    Belanja UP

    Mengumpulkan

    Bukti-bukti yang sah

     belanja UP

    LPJ-UP 

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    24/37

    23

    2.  Pertanggungjawaban penggunaan TU

    Pertanggungjawaban disampaikan kepada Pengguna Anggaran pada saat laporan

     penggunaan TU.Prosedur pertanggungjawaban dijelaskan sebagai berikut :

    3.  Pertanggungjawaban administratif

    Pertanggungjawaban Pengguna Dana Bendahara secara administrarif wajib

    mempertanggungjawabkan penggunaan uang persediaan/ganti uang persediaan

    /tambah uang persediaan kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling lambat

    tanggal 10 bulan berikutnya. Adapun dokumen laporan pertanggungjawaban yang

    disampaikan mencakup:

    a.  buku kas umum

     b.  ringkasan pengeluaran per rincian proyek yang disertai dengan bukti-bukti

     pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian obyek .

    c.  bukti atas penyetoran PPN/PPh

    d.  register pentutupan kas

    Bila laporan pertanggunganjawaban bendahara sudah sesuai, pengguna

    anggaran/kuasa pengguna anggaran menerbitkan surat pengesahan laporan

     pertanggungjawaban. Untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun

    anggaran pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan desember disampaikan paling

    lambat tanggal 31 Desember.

    Adapun prosedur pertanggungjawaban administratif dan penyampaiannya dapat

    dijelaskan sebagai berikut :

    Menyusun

    LPJ- TU

    Bukti-bukti yang

    sah Belanja TU

    STS (Apabila ada

    kelebihan TU)

    Verifikasi oleh

    PPK danPengesahan oleh

    PA

    SPJ-TU 

    Draft LPJ -TU

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    25/37

    24

    4.  Pertanggungjawaban fungsional.

    Penyampaian pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD secara fungsional

    atas pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya dengan menyampaikan

    laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD selaku BUD paling lambat

    tanggal 10 bulan berikutnya.

    Pertanggungjawaban fungsional menggunakan format SPJ yang sama dengan

     pertanggungjawaban administratif, dimana SPJ dilampiri dengan BKU dan Laporan

    Penutupan Kas. Pada bulan terakhir tahun anggaran disampaikan paling lambat hari

    kerja terakhir bulan tersebut dengan dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan.

    Adapun prosedur pertanggungjawaban administratif dan penyampaiannya dapat

    dijelaskan sebagai berikut :

    Dalam melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban yang disampaikan,

    PPK-SKPD berkewajiban untuk :

    Menyusun

    SPJ Administratif

    Laporan Penutupan

    Kas

    Buku dan BP-nya

    SPJ Bendahara

    Pengeluaran

    Pembantu

    Verifikasi oleh

    PPK danPengesahan oleh

    PA

    SPJ Administratif  

    Draft SPJ

    Administratif

    Menyusun

    SPJ Fungsional

    Laporan Penutupan Kas 

    BKU dan BP-nyaSPJ Bendahara

    Pengeluaran

    Pembantu

    SPJ

    FungsionalProses verifikasi,

    evaluasi dan

    analisa oleh BUD

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/Format%20Laporan%20Penutupan%20Kas.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/Format%20Laporan%20Penutupan%20Kas.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/Format%20Laporan%20Penutupan%20Kas.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/Format%20Laporan%20Penutupan%20Kas.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/Format%20Laporan%20Penutupan%20Kas.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/Format%20Laporan%20Penutupan%20Kas.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/Format%20Laporan%20Penutupan%20Kas.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/Format%20Laporan%20Penutupan%20Kas.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/Format%20Laporan%20Penutupan%20Kas.pdf

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    26/37

    25

    a.  Meneliti kelengkapan dokumen laporan pertanggungjawaban dan keabsahan

     bukti-bukti pengeluaran yang disampaikan.

     b.  Menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian obyek .

    c.  Menghitung pengenaan PPN/PPh atas beban pengeluaran.

    d.  Menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan periode

    sebelumnya.

    Proses pertanggungjawaban Bendahara secara keseluruhan dapat dilihat pada bagan

    alir pembuatan SPJ yang terdapat pada lampiran 11.

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    27/37

    26

    Lampiran 1

    Bagan Alir Pengajuan SPP-UP

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    28/37

    27

    Lampiran 2

    Bagan Alir Pengajuan SPP-GU

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    29/37

    28

    Lampiran 3

    Bagan Alir Pengajuan SPP-TU

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    30/37

    29

    Lampiran 4

    Bagan Alir Pengajuan SPP-LS Gaji dan Tunjangan

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    31/37

    30

    Lampiran 5

    Bagan Alir Pengajuan SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    32/37

    31

    Lampiran 6

    Bagan Alur pengajuan SPP-LS Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan, Bagi Hasil

    dan Pembiayaan

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    33/37

    32

    Lampiran 7

    Bagan Alir penerbitan SP2D –  LS Gaji dan Tunjangan

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    34/37

    33

    Lampiran 8

    Bagan Alir penerbitan SP2D  –  LS Gaji dan Tunjangan

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    35/37

    34

    Lampiran 9

    Bagan Alir Penerbitan SP2D LS  – Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan,

    Bagi Hasil dan Pembiayaan

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    36/37

    35

    Lampiran 10

    Bagan Alir Pembelanjaan Dana Bunga, Subsidi, Hibah dan Pembiayaan

  • 8/17/2019 Makalah Siklus Belanja Up, Gu, Tu Pemda

    37/37

    Lampiran 11

    Bagan Alir Pembuatan SPJ