makalah sensasi somatik

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sistem saraf tepi tersusun atas saraf yang tersebar di tepi seluruh tubuh yang berpangkal pada sum-sum tulang belakang yang terdiri dari 31 pasang saraf(saraf spinal) dan otak yang terdiri dari 12 pasang saraf (saraf kranial). Sistem saraf tepi terdiri dari: 1)sistem saraf somatis yaitu pengatur aktivitas tubuh yang disadari;2) sistem sraf otonom yaitu yang mengatur aktivitas tubuh yang tidak disadari. Sistem saraf somatisterdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang sarafsumsum tulang belakang. Kedua belas pasang sarafotak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakangkeluar melalui sela-sela ruas tulang belakangdanberhubungan dengan bagian-bagiantubuh, antara lainkaki, tangan, dan otot lurik. Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot- ototrangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamudapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidakmenggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruhsistem ini. Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut. 1

Transcript of makalah sensasi somatik

Page 1: makalah sensasi somatik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem saraf tepi tersusun atas saraf yang tersebar di tepi seluruh tubuh

yang berpangkal pada sum-sum tulang belakang yang terdiri dari 31 pasang

saraf(saraf spinal) dan otak yang terdiri dari 12 pasang saraf (saraf kranial).

Sistem saraf tepi terdiri dari: 1)sistem saraf somatis yaitu pengatur aktivitas

tubuh yang disadari;2) sistem sraf otonom yaitu yang mengatur aktivitas tubuh

yang tidak disadari. Sistem saraf somatisterdiri dari 12 pasang saraf kranial dan

31 pasang sarafsumsum tulang belakang. Kedua belas pasang sarafotak akan

menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf

sumsum tulang belakangkeluar melalui sela-sela ruas tulang

belakangdanberhubungan dengan bagian-bagiantubuh, antara lainkaki, tangan,

dan otot lurik. Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara

kulit, sistem saraf pusat, dan otot-ototrangka. Proses ini dipengaruhi saraf

sadar, berarti kamudapat memutuskan untuk menggerakkan atau

tidakmenggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruhsistem ini. Contoh

dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut.

Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyaratdari telinga akan sampai

ke otak. Otak menterjemah-kan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat

kekaki untuk berjalan mendekati pintu dan meng-isyaratkan ke tangan

untuk membukakan pintu.

Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas,kulit akan menyampaikan

informasi tersebut keotak. Kemudian otak mengisyaratkan pada

tanganuntuk menghidupkan kipas angin.

Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi

tersebut ke otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan

mengisyaratkan tangan dan kaki untuk bergerakmembersihkan kamar.

Oleh karena pentingnya sistem somatic (sensasi somatic) dalam tubuh

manusia maka makalah ini dibuat agar dapat diketahui proses penjalaran

1

Page 2: makalah sensasi somatik

sinyal somatic ke sistem saraf pusat, cara kerja sistem somatic dan hal-hal lain

yang berhubungan dengan sensasi somatic dalam tubuh manusia

1.2 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui ilmu

tentang sensasi somatik yang berkaitan dengan pengaturan umum indera taktil dan

posisi serta sensi nyeri.

2

Page 3: makalah sensasi somatik

BAB II

ISI

2.1 Indera Somatik

Indera somatik adalah mekanisme saraf yang mengumpulkan informasi

sensorik dari tubuh. Sensasi ini berlawanan denan indera khusus,yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan keseimbangan.

Indera somatik dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe fisiologis yaitu:

1. Indera somatik mekanoreseptif, yang meliputi sensasi taktil dan posisi

(proprioseptif) yang dapat dirangsang oleh pemindahan secara mekanis

berbarapa jaringan tubuh.

2. Indera termoreseptif, yang berguna untuk mengetahui atau mendeteksi

peningkatan atau penurunan suhu.

3. Indera rasa nyeri, yang berguna untuk mendeteksi jaringan atau

pelepasa molekul-moekul perantara nyeri.

Indera taktil meliputi indera raba, tekan , getaran, dan gatal, sedangkan indera

posisi meliputi indera posisi statis dan kecepatan pergerakan.

Klasifikasi lain sensasi somatik. Sensasi somatik juga sering

dikelompokkan bersama dalam kelas lain yang tidak saling terpisah satu sama

lain, yakni sebagai berikut:

1. sensasi eksteroreseptif yaitu sensasi yang berasal dari permukaan tubuh

atau stimulasi terhadap struktur permukaan tubuh , misanya kulit dan

jaringan subkutis, serta struktur yang lebih dalam termasuk otot, fasia dan

tendon.

2. Sensai propioseptif yang berhubungan dengan keadan fisik tubuh, meliputi

modalitas sensorik yang disalurkan mencakup perabaan diskriminatif

(halus, terlokalisasi secara jelas), perabaan kasar (lokalisasi kurang jelas),

tekanan, getaran,sensasi posisi, sensasi tendon dan otot, sensasi tekan yang

berasal dari tapak kaki, dan sensasi keseimbangan tubuh, yang umumnya

ditentukan sebagai suatu sensasi “khusus” dari pada suatu sensai somatik.

3

Page 4: makalah sensasi somatik

3. Sensasi viseral yaitu sensasi yang berasal dari rgan visera tubuh, secara

khusus istilah ini sering dipakai untuk menyatakan sensas yang berasal

dari organ dalam (struktur yang berasal dari endoderm).

4. Sensasi dalam yaitu sensasi yang berasal dari organ-organ dalam seperti

fasia, otot dan tulang. Sensasi ini terutama meliputi takanan “dalam” rasa

nyeri dan getaran.

2.2 Deteksi dan Penjalaran Sensai Taktil

Walaupun sensasi raba, tekan dan getaran seringkali digolongkan secara

terpisah, namun semua sensasi ini dapat dideteksi oleh jenis reseptor yang sama.

Terdapat tiga prinsip yang berbeda diantara ketiganya yaitu:

1. Sensasi raba, umumnya disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil yang

terdapat di kulit.

2. Sensasi tekan, umumnya disebabkan oleh adanya perubahan pada jaringan

yang lebih dalam.

3. Sensasi getaran, umumnya disebabkan oleh sinyal sensorik yang datang

berulang-ulang, tapi beberapa dari reseptor yang sama digunakan juga

untuk rasa raba dan tekan, khususnya jenis reseptor yang beradaptasi

cepat.

Dari semua jenis reseptor taktil, paling sedikit dikenal enam jenis reseptor

(makanoreseptor), tapi sebenarnya masih banyak reseptor taktil yang serupa.

Beberapa sifat-sifat khususnya adalah sebagai berikut:

1. Ujung saraf bebas (free nerve endings), yang dapat dijumpai di semua

bagian kulit dan jaringan-jaringan lainya, dapat mendeteksi rabaan dan

tekanan. Conthnya, kontak dengan cahaya pada kornea mata, yang

tidak mengandung jenis ujung saraf lain kecuali ujung saraf bebas,

namun demikian dapat merasakan sensasi raba dan sensasi tekan.

2. Badan Meissner merupakan juluran saraf bermielin yang dapat

merangsang serabut saraf besar bermielin (jenisAβ). Didalam selaput

ini terdapat banyak percabangan ujung flament saraf. Badan Meissner

adalah reseptor berkapsul yang dapat beradaptasi dan ditemukan di

4

Page 5: makalah sensasi somatik

bagian kulit tak berambut (glabrosa) misalnya ujung jari dan bibir yang

merupakan bagian-bagian yang sangat peka bahkan terhadap ransang

sentuh yang paling ringan, serta daerah kulit lain sehingga orang

mampu membedakan sifat-sifat ruang dari sensasi raba yang sangat

berkembang. Badan Meissner dapat beradaptasi dalam waktu

seperdetik sesudah dirangsang, yang berarti bahwa reseptor ini

terutama sekali peka terhadap gerakan objek yang sangat sedikit di atas

permukaan kulit, seperti juga terhadap getaran berfrekuensi randah.

3. Diskus Merkel (yang dikenal sebagai expanded tip receptor)

merupakan reseptor taktil yang ujungnya meluas atau melebar. Bagian

kulit yang berambut juga mengandug cukup banyak ujung reseptor

yang melebar, walaupun bagian kulit ini hampir sama sekali tak

mengandung badam meissner. Jenis reseptor ini berbeda dengan badan

meissner karena jenis reeptor ini menjalarkan sinyal yang pada

mulanya kuat namun daya adaptasinya hanya sebagian, dan untuk

senjutnya sinyal yang dijalarkan itu lebih lemah namun daya

adaptasinya lambat. Oleh karena itu, reseptor ini berperab dalam

menjalarkan sinyal tetap yang dapat menyebabkan orang dapat terus-

menerus menentukan macam perabaan suatu objek pada kulitnya.

Diskus merkel sering dikelompokkan bersama-sama dalam suatu organ

reseptor tunggal yang disebut reseptor berbentuk kubah Iggo, yang

mennjol ke atas sampai di bawah epitel kulit. Keadaan ini

menyebabkanepitel di titik ini menonjol keluar, sehingga

membentuksuatu kubah dan memberi rasa sensitif yang ekstrem.

Perhatikan juga bahwa seluruh kelompok diskus merkel dipersarafi

oleh satu jenis serabut saraf tunggal besar bermielin (jenia Aβ).

Reseptor ini, bersama dengan badan meissner, sanagat berperan

penting dalam melokalisasi sensasi raba di daerah permukaan tubuh

yang spesifik dan menentukan bentuk apa yang ia rasakan.

4. Organ ujung rambut (Hair end-oragan / ujung peritrichium), pada

reseptor ini jika da pergerakan sedikit saja pada setiap rambut tubuh

5

Page 6: makalah sensasi somatik

akan merangsang serabut saraf yang pangkalnya melilit. Jadi, setiap

rambut dan bagian dasar serabut saraf juga merupakan reseptor raba.

Reseptor ini dapat segera beradaptasi, oleh karena itu seperti badan

meissner, reseptor terutama mendeteksi pergerakan objek pada

permukaan tubuh atau kontak awal dengan tubuh.

5. Ujung organ Ruffini (End-organ Ruffini), dimana ujung saraf

berkapsul yang terletak di kulit dan jarigan yang lebih dalam, ujung

organ ruffini bercabang banyak, ujungnya bermielin. Adaptasi organ

ini sangat kecil, sehingga reseptor ini berguna untuk menjalarkan

sinyal perubahan bentuk kulit dan jaringan yang lebih dalam yang

datang terus-menerus, misalnya sinyal raba dan tekan yang besar dan

datang terus-menerus. Reseptor ini juga dapat dijumpai pada seaput

sendi dan membantu menjalarkan sinyal tentang besar derajat rotasi

sendi.

6. Badan Paccini, terletak tepat di bawah kulit dan juga di jaringan fasia

tubuh. Reseptor ini hanya dapat diransang oleh pergerakan jaringan

yang cepat karena reseptor ini dapat beradaptasi dalam waktu

sepersekian ratus detik. Oleh karena itu, reseptor ini terutama berguna

untuk mendeteksi getaran jaringan atau perubahan mekanis yang cepat

pada jaringan.

Hampir semua reseptor sensorik yang khusus, seperti badan Meissner,

reseptor berbentuk kubah Iggo, reseptor rambut, badan paccini, dan ujung-ujung

ruffini, menjalarkan sinyalnya melalui serabut saraf jenia Aβ yang mempunyai

kecepatan penjalaran 30 sampai 70 m/detik. Sebaliknya, reseptor taktil ujung saraf

bebas terutama menjalarkan sinyalnya melaui serabut saraf kecil bermielin yang

mempunyai kecepatan penjalaran 5 sampai 30 m/detik. Beberapa ujung saraf

bebas (untuk rasa taktil) menjalarkan sinyalny melalui serabut saraf jenis C tak

bermielin yang mempunyai kecepatan penjalaran seperbeberapa meter sampai 2

m/detik; serabut saraf ini mengirimkan sinyal ke medula spinalis dan batang otak

bagian bawah, yang terutama mungkin untuk menjalarkan sensasi gatal. Jadi, jenis

sinyal sensorik yang sifatnya lebih kritis, yakni yang membantu menentukan

6

Page 7: makalah sensasi somatik

tempat yang tepat di kulit, derajat intensitas yang sangat minim, atau perubahan

intensitas sinyal sensorik yang cepatsemua ini dijalankan melalui jenis serabut

saraf sensorik yang penjalaranya cepat. Sebaliknya sinyal yang bersifat lebih

kasar, seperti tekanan kasar, rasa raba yang kurang dilokalisir tempat perabaanya,

dan khususnya rasa gatal, diajalarkan melalui serabut saraf sangat kecil yang jauh

lebih lambat yang membutuhkan ruang lebih sedikit dalam kumpulan saraf

ketimbang serabut yang lebih cepat.

2.2.2 Deteksi Getaran

Semua jenis reseptor taktil ikut berperan dalam mendeteksi getaran,

walupun bermacam-macam frekuensi getaran. Bada paccini dapat menerima

sinyal getaran dengan kecepatan 30 sampai 800 getaran per detik karena

reseptor dengan sangat cepat berespons terhadap perubahan bentuk jaringan

yang cepat dan kecil, dan reseptor ini juga dapat menjalarkan sinyalnya melalui

serabut saraf jenis Aβ,yang dapat menjalarkan lebih dari 1000 impuls per detik.

Sebailknya, getaran berfrekuensi rendah sampai 80 getaran per detik, akan

merangsang reseptor taktil lainya, terutama badan Meissner, yang adaptasinya

lebih lambat daripada adaptasi badan paccini.

2.2.2 Rasa Geli dan Gatal

Penelitian neurofisiologi telah mendemonstrasikan adanya ujung saraf

bebas mekanoreseptif yang sangat peka dan beadaptasi cepat hanya menerima

sensasi geli dan sensasi gatal. Selanjutnya, ujung serabut saraf ini dapat

dijumapai banyak sekali pada lapisan superfisial kulit,yang juga merupakan

satu-satunya jaringan yang biasanya dapat menerima rangsang gatal dan geli.

Sensasi ini dijalarkan melalui serabut saraf C kecil yang tak bermielin seperti

serabut saraf yang digunakan untuk menjalarkan rasa nyeri tipe lambat.

Rasa gatal dapat diatasi dengan menggaruk jika tindakan ini dapat

mengangkat bahan iritan atau jika garukan cukup kuat untuk menimbulkan rasa

nyeri. Sinyal nyeri ini dianggap dapat menekan sinyal gatal dalam medula

spinalis dengan cara penghambatan lateral.

7

Page 8: makalah sensasi somatik

2.3 Jaras Sensoris Untuk Menjalarkan Sinyal Somatik ke Sistem Saraf Pusat

Hampir seluruh informasi sensorik yang berasal dari segmen somatik

tubuh memasuki medula spinalis melalui saraf-saraf spinal pada radiks dorsalis

(dengan pengecualian beberapa serabut kecil dengan kepentingan yang masih

dipertanyakan yang memasuki radiks ventaralis). Biarpun begitu, dari titik masuk

pada medula spinalis ini dan kemudian ke otak, sinyal sensorik akan dibawa

memalui salah satu dari dua jaras sensorik bolak balik yaitu sistem kolumna

dorsalis-lemniskus medialis dan sistem anterolateral. Kedua sistem ini akan

bersilangan lagi di setinggi thalamus.

Sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis, sesuai dengan namanya,

terutama menjalarkan sinyal dalam kolumna dorsalis medula spinalis dan

selanjutnya, setelah bersinaps dan menyilang ke sisi berlawanan dalam medula

akan naik melalui lemniskus medialis di batang otak menuju talamus. Sebaliknya,

sinyal dalam sistem anterolateral, setelah keluar dari radiks dorsalis substansia

grisea medula spinalis, akan menyilang ke sisi yang berlawanan dan naik melalui

substansia alba anterior dan lateral medula spinalis untuk berakhir pada batang

otak disemua ketinggian dan juga di talamus.

Sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis terdiri atas serabut-serabut

saraf besar bermielin yang menjalarkan sinyal ke otak dengan kecepatan 30

sampai 110 m/detik, sedangkan sistem anterolateral terdiri atas serabut saraf

bermielin yang lebih kecil yang akan menjalarkan sinyal dengan kecepatan

beberapa meter per detik sampai 40 m/detik.

Perbedaan lain antara kedua sistem ini adalah bahwa serabut-serabut saraf

dalam sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis mempunyai sifat orientasi

ruang yang sangat tinggi sesuai dengan asal serabut saraf itu, sedangkan sistem

anterolateral mempunyai sifat orientasi ruang yang jauh lebih kecil.

Perbedaaan ini akan mempengaruhi jenis informasi sensorik apa yang

dapat dijalarkan oleh kedua sistem di atas. Yakni informasi sensorik yang harus

dijalarkan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat terutama akan

dijalarkannya oleh sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis, sedangkan

informasi yang tak perlu dijalarkan dengan cepat atau dengan tempo yang lama

8

Page 9: makalah sensasi somatik

terutama dijalarkan oleh sistem anterolateral. Sistem anterolateral mempunyai

kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh sistem dorsalis, yakni kemampuan

untuk menjalarkan modalitas sensasi yang sangat luas, misalnya ensasi nyeri,

hangat, dingin dan taktil yang kasar. Jenis-jenis sensasi yang dapat dijalarkan oleh

kedua sistem tersebut antara lain:

Sistem Kolumna Dorsalis-Lemniskus Medialis

1. Sensasi raba membutuhkan rangsangan dengan derajat lokalisasi

tinggi.

2. Sensasi raba membutuhkan penjalaran impuls dengan intensitas

gradiasi yang halus.

3. Sensasi fasik, misalnya sensasi getaran.

4. Sensasi tehadap sinyal gerakan pada kulit.

5. Sensasi posisi tubuh,

6. Sensasi tekan yang berkaitan derajat penentuan intensitas tekanan.

Sistem Anterolateral

1. Rasa nyeri.

2. Sensasi termal, meliputi sensasi hangat dan dingin.

3. Sensasi raba dan tekan kasar yang mampu menetukan tempat perabaan

dan tempat penekananya pada tubuh.

4. Sensasi geli dan gatal.

5. Sensasi seksual.

2.4 Sensasi Nyeri, Nyeri Kepala dan Sensasi Suhu

Pada umumnya penyakit pada tubuh menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri

terutama merupakan mekanisme partahanan tubuh diman rasa nyeri timbul bila

ada jaringan rusak, dan hal ini akan menyebabkan individu tersebut bereakasi

dengan cara memindahkan stimulus nyeri. Bahkan aktivitas ringan saja, misalnya

dududk dengan bertopang dengan tulang iskhia selama jangka waktu lama, daapat

menyebabkan kerusakan jaringan, sebab aliran darah ke kulit berkurang akibat

tertekannya kulit oleh berat badan. Bila kulit menjadi nyeri akibat iskhmia, maka

secara tak sadar orang tersebut akan mengubah posisinya. Penderita yang telah

kehilangan rasa sakitnya, misalnya setelah menglami kecelakaan pada medula

9

Page 10: makalah sensasi somatik

spinalis, tak akan mempunyai rasa nyeri sehingga taka akan mengubah posisinya.

Akhirnya keadaan ini akan menimbulkan ulserasi pada daerah yang tertekan.

2.4.1 Jenis rasa Nyeri Serta Kualitasnya

Rasa nyeri dapat dibagi menjadi dua rasa nyeri utama, yaitu rasa

nyeri cepat dan rasa nyeri lambat. Bil diberikan stimulus nyeri, maka rasa

nyeri cepat timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik, sedangkan rasa nyeri

lambat timbul setelah 1 detik atau lebih dan kemudian secara perlahan

bertambah selama beberapa detik dan kadangkala bahkan beberapa menit.

Rasa nyeri cepat juga digambarkan dengan banyaknya nama

pengganti, seperi rasa nyeri tajam, rasa nyeri tertusuk, rasa nyeri akut,dan

rasa nyeri elektrik. Jenis rasa nyeri ini akan terasa jika sebuah jarum

ditusukkan ke dalam kulit, bila kulit tersayat pisau atau bila kulit terbakar

secara akut. Rasa nyeri ini juga akan terasa jika subjek mendapat syok

elektrik. Rasa nyeri cepat, nyeri tajam idak akan terasa di sebagian besar

jaringan dalam dari tubuh.

Rasa nyeri lambat juga mempunyai banyak nama tambahan seperti,

rasa nyeri terbakar lambat, nyeri pegal, nyeri berdenyut-denyut, nyeri mual

dan nyeri kronik. Jenis rasa nyeri ini biasanya dikaitkan dengan kerusakn

jaringan. Rasa nyeri dapat berlangsung lama, menyakitkan dan dapat

menjadi penderitaan yang tak tertahankan. Rasa nyeri ini dapat terasa di

kulit dan hampir di semua jaringan dalam atau organ.

2.4.2 Sistem Penekanan Rasa Nyeri Dalam Otak dan Dalam Medula

Spinalis

Derajat reaksi seseorang terhadap rasa nyeri sangat bervariasi.

Keadaan ini sebagian disebabkan oleh kemampuan otak sendiri untuk

menekan besarnya sinyal nyeri yang masuk ke dalam sistem saraf, yaitu

dengan mengaktifkan sistem pengaturan rasa nyeri , disebut sistem

analgesia.

Sistem analgesia ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu, area

periakuaduktus grisea dan periventrikular dari mesensefalon dan bagian

atas pons yang mengelilingi akuaduktus Sylvius dan bagian yang

10

Page 11: makalah sensasi somatik

berdekatan dengan ventrikel ketiga dan keempat. Neuron-neuron dari

daerah ini akan mengirimkan sinyalnya ke nukleus rafe magnus, yang

merupakan nukleus tipis di garis tengah yang terletak di bagian bawah

pons dan bagia atas medula oblongata, dan nukleus retikularis

paragigantoselularis yan terletak di sebelah lateral dari medula. Dari nuklei

ini, sinyal-sinyal dijalarka ke bawah kolumna dorsolateralis di medula

spinalis menuju ke kompleks penghambat rasa nyeri di dalam radiks

dorsalis medula spinalis. Pada temapt ini, sinyal analgesia dapat

menghambat sinyal rasa nyeri sebelum dipancarkan ke otak.

Perangsangan listrik yang dilakukan pada area periakueduktal

kelabu atau pada nukleus rafe magnus , hampir dengan sempurna menekan

banyak sinyal nyeri hebat yang memasuki radiks dorsalis medula

spinalis. Juga, perangsangan yang dilakukan pada daerah-daerah otak yang

lebih tingi akan berbalik merangsang periakueduktal kelabu, khususnya

nuklei periventrikular dalam hipotalamus yang terletak berdekatab dengan

ventrikel ketiga, dan juga sedikit merangsang berkas prosensefalon medial

yang juga terletak di hipotalamus, ini dapat juga menahan rasa nyeri

walaupu tak begitu berarti.

Ada beberapa bahan transmitter yang ikut terlibat dalam sistem

analgesia, khususnya enkefalin dan serotonin. Kebanyakan ujung serabut

saraf yang berasal dari nuklei periventrikular dan area periakueduktal

kelabu menyekresi enkefalin. Jadi, sebagian besar ujung-ujung serabut

yang terdapa dalam nukleus rafe magnus melepaskan enkefalin. Ujung-

ujung serbut yang berasal dari nukleus ini tabi berakhir pada radiks

dorsalismedula spinalis menyekresi serotnin. Sebaliknya, serotonin

menyebabkan neuron-neuron lokal medula spinalis menyekresi enkifalin.

Enkifalin dianggap dapat menimbulkan hambatan presinaptik dan

hambatan postsinaptik pada serabut-serabut nyeri tipe C dan tipe Aδ

dimana mereka bersinaps di kornu dorsalis. Serabut ini mungkin mencapai

inhibisi presinaptik dengan penghambatan saluran kalsium dalam

membran ujung saraf. Penghambatan kalsium akan menghasilkan inhibisi

11

Page 12: makalah sensasi somatik

presinaptik, karena ion klsiumlah yang menyebabkan pelepasan

transmitter pada sinaps. Selanjutnya, penghambatan tampaknya

berlangsung lama karena setelah mengaktivasi sistem analgesia, maka

analgesia sering kali berlangsung selama bermenit-menit bahkan berjam-

jam.

Jadi, sistem analgesia ini dapat memblok sinyal nyeri pada tempat

masuknya ke medula spinalis. Ternyata, sistem ini juga dapat memblok

sebagian besar refleks-refleksmedula spinalis yang timbulakibat sinyal

nyeri, khususnya refleks penarikan (withdrawal refleks).

Sistem analgesia ini mungkin juga dapat menghambat penjalaran

rasa nyeri pada beberapa titik dalam jaras nyeri, khususnya nuklei retikula

dalam batang otak dan nuklei intralaminar talami.

Sistem Opium Otak-Endorfin dan Enkefalin

Diketahui bahwa penyuntikan morfin dalam jumlah yang sangat

sedikit ke dalam nukleus periventrikular sekeliling ventrikel ketiga atau ke

dalam area periakuedektal kelabu batang otak akan menimbulkan perasaan

analgesia yang hebat sekali. Dalam penelitian yang dilakukan sesudah itu,

telah ditemukan bahwa zat yang ditemukan bahwa zat yang menyerupai

morfin bekerja pada sebagian besar sistem analgesia, termasuk pada radiks

dorsalis medula spinalis. Karena kebanyakan obat-obat yang

mempengaruhi eksitabilitas neuron juga bekerja pada reseptor-reseptor

sinaptik, maka ada anggapan bahwa “reseptor morfn” dari sistem analgesia

sebenarnya merupakan reseptor untuk beberapa neurotransmitter seperti

morfin yang memang aslinya disekresikan oleh otak. Oleh karena itu, telah

dilakukan penelitian yang intensif untuk menyelidiki adanya bahan opium

dalam otak. Sekarang telah terbukti bahwa dalam otak ada paling sedikit

duabelas bahan semacam opium yang terdapat pada beberapa tempat

dalam sistem saraf, semuanya merupakan hasil pemecahan tiga molekul

protein besar: proopiomelanokortin, proenkefalin dan prodinorfin.

Selanjutnya, telah digambarkan ada banyaknya daerah dalam otak yang

mempunyai reseptor-reseptor opium, khususnya daerah-daerah dalam

12

Page 13: makalah sensasi somatik

sistem analgesia. Bahan opium yang penting adalah β-endorfin, met-

enkifalin, leu-enkefalin, dan dinorfin. Kedua bahan enkefalin dijumpai

paling berperan di batang otak dan medula spinalis pada bagian sistem

analgesia dan β-endorfin dapa dijumpai dalam hipothalamus dan dan

kelenjar hipofise. Ditemukan juga dinorfin di tempat yang sama, tetapi

dengan jumlah yang sangat sedikit.

Jadi, walaupun sampai sekarang ini sistem opium dalam otak

belum diketahui dengan jelas, namun pengaktifan sisem analgesia, baik

oleh sinyal-sinyal saraf yang memasuki area periakueduktal kelabu dan

area periventrikular yang berdekatan, atu oleh bahan-bahan yang bersifat

seperti morfin, dapat menekan seluruh atau hampir seluruh sinyal-sinyal

yang masuk melewati saraf perifer.

Penghambatan Penjalaran Nyeri Oleh Sinyal Sensrik Taktil

Peristiwa lain yang penting dalam pengaturan rasa nyeri adalah

penemuan yang menjelaskan bahwa perangsangan serabut-serabut

sensorik tipe A β yang berasal dari reseptor taktil di perifer, akan dapat

menekan penjalaran sinyal nyeri. Efek ini diduga merupakan akibat dari

jenis inhibisi lateral setempat. Hal ini dapat menjelaskan mengapa

gerakan-gerakan yang sederhana saja, seperti tindakan menggaruk kulit

dekat daerah yang nyeri seringkali efektif untuk mengurangi rasa nyeri.

An hal ini mungkin juga dapat menjelaskan mengapa obat-bat gosok

seringkali berguna untuk mengurangi rasa nyeri. Mekanisme ini dan

tindakan perangsangan psikogenik yang berurutan pada sistem analgesia

pusat mungkin juga merupakan dasar proses menghilangkan rasa nyeri

dengan akupuntur.

Pengobatan Rasa Nyeri Dengan Perangsangan Listrik

Telah dikembangkan beberapa tindakan klinik guna menekan rasa

nyeri, yaitu dengan merangsang serabut-serabut saraf sensorik besar

dengan listrik. Elektroda perangsangnya ditempatkan pada suatu daerah

kulit yang dipilih atau, pada kesempatan lain, elektroda perangsang ini

13

Page 14: makalah sensasi somatik

ditanam pada medula spinalis untuk merangsang kolumna sensorik

dorsalis.

Pada beberapa penderita, dengan metode stereotaksik dilakukan

penempatan suatu elektroda ke dalam nuklei intralaminar talamus atau

pada area paraventrikular atau periakuaduktal diensefalon. Dengan

demikian penderita akhirnya dapat mengatur seberapa besar rangsangan

yang diberikan. Ternyata, dilaporkan bahwa tindakan ini dapat

menghilangkan rasa nyeri secara dramatis. Juga rasa nyeri itu akan hilang,

seringkali setelah 24 jam sejak pemberian rangsangan selama beberapa

menit.

2.4.3 Nyeri Alih (Referred Pain)

Seringkali seseorang merasakn nyeri di bagian tubuh yang keaknya

jauh dari jaringan yang menyebabn rasa nyeri. Rasa nyeri ini disebut nyeri

alih. Rasa nyeri ini disebut nyeri alih. Biasa nyeri ini mula-mula timbul di

dalam salah satu organ visceral dan dialihkan ke suatu daerah di

permukaan tubuh. Juga, nyeri ini mungkin dialihkan ke daerah dalam

tubuh yang tidak tepat betul dengan daerah organ yang menimbulkan

nyeri. Pengetahuan mengenai bermacam-macam nyeri alih ini sangat

berguna dalam diagnosis klinik penyakit, sebab banyak penyakit

visceralyang tak memberikan gejala klinik apa pun selain nyeri alih.

Mekanisme nyeri alih dimana cabang-cabang serabut nyeri visceral

bersinaps dengan neuron kedua dalam medula spinalis, neuron kedua ini

menerima serabut nyeri yang berasal dari kulit. Bila serabut nyeri visceral

terangsang, maka sinyal nyeri yang berasal dari visera selanjutnya akan

dijalarkan melalui beberapa neuron yang sama yang juga menjalarkan

sinyal nyeri yang berasal dari kulit, dan akibatnya orang itu akan

merasakan sensasi yang benar-benar berasal dari daerah kulit.

2.4.4 Nyeri Viseral

Dalam diagnosis klinik, rasa nyeri yang berasal dari bermacam-

macam organ visera dalam abdomen dan dada merupakan salah satu

kriteria yang dapat dipakai untuk mendiagnosis peradangan visera,

14

Page 15: makalah sensasi somatik

penyakit dan kelainan lain dari visera. Pada umumnya, visera tidak

mempunyai reseptor-reseptor sensorik untuk modalitas sensasi lain kecuali

untuk rasa nyeri. Juga, dalam beberapa aspek yang penting, rasa nyeri

viseral berbeda dengan rasa nyeri yang berasal dari permukaan tubuh.

Salah satu perbedaan penting antara rasa nyeri permukaan dan rasa

nyeri viseral adalah, walaupun organ visera mengalami kerusakan yang

berat jarnag mencetusan rasa nyeri yang hebat. Contohnya, seorang ahli

bedah dapat memotong seluruh usus menjadi dua potong pada seorang

penderita yang tetap sadar tanpa menimbulkan rasa nyeri yang cukup

berarti. Sebaliknya, setiap stimulus yang menimbulkan perangsangan difus

pada ujung serabut nyeri organ visera (viskus) akan menimbulkan rasa

nyeri yang sangat hebat. Contohnya, keadaan iskemia yang disebabkan

oleh tersumbatnya aliran darah ke daerah usus yang luas, pada saat yang

sama akan dapat merangsang serabut nyeri yang difus dan menimbulkan

rasa nyeri yang ekstrem.

Penyebab Rasa Nyeri Viseral yang Murni

Setiap stimulus yang dapat merangsang ujung serabut nyeri yang

terdapat di daerah viseral yang luas dapat menimbulkan rasa nyeri viseral.

Beberapa stimulus mencakup keadaan iskemia jaringan viseral, kerusakan

akibat bahan kimia pada permukaan visera, spasme otot polos pada organ

perut/viskus, atau teregangnya ligamen.

Pada dasarnya, semua nyeri viseral yang murni dalam ruang toraks

dan ruang abdomen dijalarkan melalui serabut saraf sensorik yang berjalan

dalam saraf otonom, terutama saraf simpatis. Serabut-seranut ini adalah

serabut kecil tipe C, dan oleh karena itu, hanya dapat menjalarkan rasa

nyeri tipe pegal pedih-kronik.

Iskemia menyebabkan nyeri viseral dengan cara yang tepat sama

seperti timbulya rasa nyeri di jaringan lain, hal ini mungkin karena

terbentuknya produk akhir metabolik yang asam atau produk yang

dihasilkan oleh jaringan degeneratif, seperti bradikinin, enzim protelitik

atau bahan lain yang merangsang ujung serabut nyeri.

15

Page 16: makalah sensasi somatik

Pada suatu saat, bahan-bahan rusak keluar dari traktus

gastrointestinal masuk ke dalam rongga peritonium. Contohnya asam

proteolitik getah lambung seringkali dapat keluar dari lambung yang robek

atau dari tukak duodeni. Getah ini kemudian akan menyebabkan

tercernanya protenium viseral, dan selanjutnya akan merangsang daerah

serabut nyeri yang sangat luas. Rasa nyeri yang timbul biasanya hebat.

Spasme organ visera yang berlobang. Spasme usus, kandung

empedu, saluran empedu, ureter, atau setiap organ isi perut yang

berlubanng akan menimbulkan rasa nyeri yang mungkin disebabkan oleh

terangsangnya ujung serabut nyeri secara mekanis. Atau mungkin

disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot yang dibarengi dengan

naiknya kebutuhan nutrisi otot sewaktu prses metabolisme. Jadi, mungkin

akan timbul keadaan iskemia yang relatif, dan keadaan ini akan

menimbulkan rasa nyeri yang hebat. Sering rasa nyeri yang timbul akibat

spasme organ viscera dicetuskan dalam bentuk kram, rasa nyeri akan

menghebat dan selanjutnya akan menghilang, proses ini akan berlangsung

secara ritmis yang timbulnya setiap beberapa menit sekali. Timbulnya

rangkaian irama disebabkan oleh kontraksi otot polos secara ritmis.

Contohnya, keadaaan kram ini akan timbul setiap kali ada gelombang

peristaltik menjalar melalui usus yang spastik. Rasa nyeri tipe kram

seringkali timbul penyakit gastroenteritis, konstipasi, menstruasi,

persalinan, kelainan kandung empedu, atau obstruksi ureter.

Organ visera yang mengembang berlebihan juga akan

menimbulkan rasa nyeri, ini mungkin disebabkan oleh jaringan itu sendiri

yang terlalu teregang. Keadaan mengembang yang yang berlebihan dapat

juga mengempiskan pembuluh-pembuluh darah yang mengelilingi organ

visera atau yang melalui dinding organ visera, jadi mungkin memacu

timbulnya rasa nyeri iskemia.

Sebagian kecil daerah organ visera ada yang hampir sama sekali

tak peka terhadap setiap macam rasa nyeri. Daerah ini meliputi daerah-

daerah parenkim hati dan alveoli paru. Ternyata kapsul hati sangat peka

16

Page 17: makalah sensasi somatik

terhadap trauma langsung dan peregangan, dan saluran empedu juga peka

terhadap rasa nyeri. Dalam paru-paru, walaupun alveoli tidak sensitif,

ternyata baik bronki maupun pleura. Parietalis sangat sensitif terhadap rasa

nyeri. Sebagai tambahan pada nyeri viseral yang murni, beberapa sensasi

nyeri juga dijalarkan dari visera melalui serabut saraf nonviseral yang

mempersarafi peritonum parietalis, pleura, atau perikardium. Bila suatu

penyakit mempengaruhi organ visera, seringkali proses penyakit itu

menyebar ke peritoneum parietal, pleura atau perikardium. Permukaan

parietal ini, seperti kulit, persarafannya banyak sekali berasal dari saraf-

saraf spinal, bukan dari sraf-saraf simpatis. Karena itu, rasa nyeri yang

berasal dari dinding parietal organ viseral sering kali menusuk. Untuk

menegaskan perbedaan antara rasa nyeri dan nyeri viseral yang murni

adalah sebagai berikut: irisan pisau yang melalui peritoneum parietal

terasa sangat nyeri, tetapi bila dilakukan irisan yang serupa melalui

peritoneum viseral atau melalui dinding usus ternyata tak begitu nyeri.

2.4.5 Beberapa Rasa Nyeri Klinis Abnormal dan sensasi somatik lainnya

Rasa nyeri klinis abnormal dan sensasi somatik lainnya terdiri dari

beberapa yaitu:

Hiperalgesia

Sindrom Talamikus

Herpes Zoster (Shingles)

Tic Douloureux

Sindrom Brown-Sequard

Hiperalgesia

Suatu jaras nyeri kadang-kadang semakin mudah dirangsang, ini

menuju ke suatu keadaan hiperalgesia, yaitu suatu keadan hipersensitif

terhadap rasa nyeri. Penyebab pokok dari hiperalgesia adalah pertama

karena reseptor nyeri sendiri yang sangat peka, disebut hiperalgesia

primer, dan kedua karena adanya fasilitasi pada penjalaran sensorik, yang

disebut hiperalgesia skunder.

17

Page 18: makalah sensasi somatik

Contoh untuk keadaan hiperalgesia primer adalah keadaan

sensifitas ekstrem pada kulit yang terbakar sinar matahari, ini diduga

akibat sensitisasi rasa nyeri yang diakhiri oleh produk jaringan lokal yang

terbakar bisa histamin, prostaglandin dan lainnya. Hiperalgesia skunder

seringkali disebabkan oleh jejas pada medula spinalis atau talamus.

Beberapa keadaan ini akan dibicarakan pada bagian selanjutnya.

Sindrom Talamikus

Adakalanya cabang posterolateral arteri serebri posterior, yaitu

arteri kecil yang memasok bagian posteroventral talamus, dapat

mengalami sumbatan akibat trombosis, sehingga nulkeus yang ada di

daerah talamus ini akan berdegenerasi, sedangkan nukleus medial dan

anterior talamus tetap utuh. Penderita akan mengidap serangkaian

kelainan, sebagai berikut: pertama, hampir sebagian besar sensasi sisi

tubuh yang berlawanan akan hilang, karena nukleus pemancarnya rusak.

Kedua, gejala ataksia (ketidakmampuan mengatur gerakan tubuh secara

tepat) mungkin akan lebih jelas, akibat hilangnya sinyal posisi dan sinyal

kisnetik yang secara normal dipancarkan dari talamus menuju korteks.

Ketiga, setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan, penerimaan

sensorik pada tubuh yang berlawanan akan kembali pulih, tapi biasanya

untuk menimbulkan keadaan ini dibutuhkan stimulus yang kuat. Bila

sampai timbul sensasi, sensasi yang timbul akan dialokasikan tidak tepat,

ahmpir selalu nyeri sekali, kadangkala terasa menusuk, sesuai dengan

stimulus yang diberikan pada tubuh. Keempat, penderita cenderung

merasakan banyak sekali sensasi afektif yang merupakan perasaaan tak

menyenangkan yang ekstrem atau kadangkala perasaan senang yang

ekstrem, perasaan tak menyenangkan ini berkaitan dengan semburan kata-

kata marah yang emosional.

Nukleus medialis talamus tak dirusak oleh adanya trombosis dalam

arteri. Ada anggapan bahwa pada sindrom talamikus, nukleus medialis ini

menjadi mudah terangsang dan kepekaan jaras rasa nyeri kronik

18

Page 19: makalah sensasi somatik

paleospinotalamikus yang menjalarkan nyeri dan menyebabkan banyak

persepsi afektif skunder akan meningkat.

Herpes Zoster (Shingles)

Adakalanya virus herpes menginfeksi ganglion radiks dorsalis.

Normalnya penyebab nyeri yang parah pada segmen dermatom ini

ditimbulkan oleh ganglion, jadi nyeri yang timbul merupakan tipe

segmental yang mengelilingi setengah badan. Penyakit ini dikenal sebagai

herpes zoster atau shingles karena adanya erupsi seperti yang dijelaskan di

bawah.

Penyebab rasa nyeri diduga adalah perangsangan sel-sel neuron

dalam ganglia radiks dorsalis oleh infeksi virus. Selain sebagai penyebab

rasa nyeri, virus dibawa oleh sitoplasma neuron untuk mengalir keluar

melalui akson perifer ke ujung-ujung kutaneusnya. Di sini virus

menyebabkan ruam-ruam yang menjadi vesikel dalam waktu beberapa hari

kemudian menjadi krusta, semua ini terjadi dalam daerah dermmatom

yang dipersarafi oleh radiks dorsalis yang terinfeksi.

Tic Douloureux

Pada beberapa orang, dapat terjadi nyeri seperti tertusuk pada salah

satu sisi wajah di daerah (sebagian daerah) distribusi serabut sensorik

saraf kelima atau kesembilan, fenomena ini disebut tic douloureux (atau

neuralgia trigeminal atau neuralgia glosofarigeal). Nyeri ini terasa seperti

kejutan listrik yang mendadak, dan mungkin timbul hanya selama

beberapa detik pada saat itu atau mungkin juga terasa terus menerus.

Seringkali, nyeri ini timbul di daerah picu yang sangat sensitif pada

permukaan wajah, mulut, atau di tenggorokan. Hampir selalu oleh

stimulus mekanoreseptif dari pada oleh stimulus rasa nyeri. Contohnya,

bila seorang penderita mengunyah segumpal makanan, sewaktu makan itu

menyentuh tonsil, mungkin akan timbul nyeri seperti tertusuk yang hebat

di bagian mandibular saraf kelima.

Biasanya nyeri pada tic douloureux dapat di blok dengan cara

memotong saraf perifer daerah yang hipersensitif. Cabang snsorik saraf

19

Page 20: makalah sensasi somatik

kelima sering kali dipotong di bawah kranium, di mana pada tempat itu

dapat dipisahkan radiks motorik dan radiks sensorik dari saraf kelima,

sehingga bagian motoriknya, yang dibutuhkan untuk gerakan rahang akan

terlindungi sedangkan elemen sensorik akan rusak. Operasi ini akan

mengakibatkan sebagian wajah mengalami anastetik dan keadaan ini akan

mengganggu penderita. Selanjutnya, kadangkala operasi ini tak berhasil,

yang berarti bahwa jajas yang menyebabkan nyeri berada pada nukleus

sensorik di batang otak dan bukan di saraf perifer.

Sindrom Brown-Squard

Bila dilakukan pemotongan seluruh medula spinalis, maka seluruh

sensasi dan fungsi motorik di bagian distal segmen yang dipotong akan

terblok, tapi bila pemotongan tadi hanya dilakukan pada salah satu sisi

medula spinais saja, maka timbul sindrom Brown-Squard. Selanjutnya

akan timbul akibat-akibat dari tindakan transeksi tadi, dan hal ini dapat

diramalkan dengan mempelajari jaras serabut-serabut medula spinalis.

Semua fingsi motorik pada semua segmen di bawah tempat transeksi pada

sisi yang sama akan diblok. Pada sisi pemotongan hanya beberapa

modalitas sensasi yang hilang, dan yang lainnya hilang pada sisi yang

berlawanan. Sensasi nyari, panas dan dingin yaitu sensasi yang

disampaikan oleh jaras spinotalamikus akan hilang pada sisi tubuh yang

berlawanan, yakni pada semua dermatom dari segmen kedua sampai

keenam di bawah tempat transeksi. Sebaliknya, sensasi-sensasi yang hanya

dijalarkan pada kolumna dorsalis dan kolumna dorsolateralis, yaitu sensasi

kisnetik dan sensasi posisi, sensasi vibrasi, sensasi lokalisasi yang terbesar

dan diskriminasi dua titik, akan hilang pada sisi transeksi, yakni semua

dermatom di bawah tingkat transeksi. Pada sisi transeksi, rasa raba akan

terganggu karena jaras utama untuk penjalaran perabaan halus, yakni

kolumna dorsalis, telah tepotong. Namun perabaan kasar, yang kurang

dilokalisasi, tetap utuh karena penjalarannya adalah pada traktus

spinotalamikus sisi yang lainnya.

20

Page 21: makalah sensasi somatik

2.5 Sensasi Suhu, Reseptor Suhu dan Perangsangannya

Pada dasarnya manusia dapat merasakan bermacam-macam gradiasi panas

dan dingin, yakni mulai dari suhu yang paling dingin lalu suhu dingin sampai

suhu yang sejuk, selanjutnya dari suhu hangat sampai panas dan akhirnya sampai

panas yang menyengat. Gradiasi termal dapat dibedakan oleh paling sedikit tiga

macam reseptor sensorik, reseptor dingin, reseptor hangat dan reseptor nyeri.

Reseptor rasa nyeri hanya dirangsang oleh gradiasi panas atau dingin yang

ekstrem, karena itu bersama reseptor dingin dan reseptor hangat bertanggung

jawab terhadap terjadinya sensasi “sangat dingin” (freezing cold) dan sensasi

“panas yang menyengat” (burning hot). Reseptor dingin dan reseptor hangat

terletak tepat di bawah kulit, yakni pada titik-titik yang berbeda dan terpisah-

pisah dengan diameter perangsangan kira0kira 1 mm. Pada sebagian besar daerah

tubuh, jumlah reseptor dingin kira-kira tiga sampai sepuluh kali reseptor hangat,

dan pada berbagai daerah tubuh jumlah reseptor bervariasi, 15 sampai 25 titik

dingin persentimeter persegi pada bibir, 3 sampai 5 titik dingin pada jari-jari, dan

kurang dari 1 titik dingin per sentimeter persegi pada daerah permukaan dada

yang luas. Sedangkan jumlah titik hangatnya lebih sedikit.

Walaupun dengan tes psikologik telah terbukti adanya ujung serabut saraf

yang berbeda, namun hal ini belum dapat diidentifikasi secara histolgik. Ujung

serabut saraf ini dianggap ujung saraf bebas karena sinyal terutama dijalarkan

pada serabut saraf tipe C pada kecepatan penjalaran hanya 0,4 samapai 2 m/detik.

Sebaliknya, reseptor dingin telah dapat diidentifikasi dengan pasti. Ujung saraf

tipe Aδ yang bermielin, khusus, dan kecil yang bercabang beberapa kali, ujungnya

menembus ke permukaan dasar sel-sel epidermis basal. Sinyal dari reseptor-

reseptor ini akan dijalarkan melalui serabut saraf delta tipe A yang berkecepatan

lebih dari 20 meter per detik. Sebagian sensasi dingin juga dijalarkan melalui

serabut saraf tipe C, yang diduga merupakan ujung serabut saraf bebas yang

mungkin juga berfungsi sebagai reseptor dingin. Suhu dibawah 7°C dan di tas

50°C mengaktifkan reseptor nyeri, dan kedua suhu ekstrem ini dirasakan sama

seperti rangsang nyeri, bukan dingin atau hangat. Suhu puncak untuk pengaktifan

reseptor dingin adalah sekitar 24°C dan reseptor hangat aktif maksimal pada suhu

21

Page 22: makalah sensasi somatik

sekitar 45°C. reseptor dingin dan hangat dapat dirangsang oleh suhu daam kisaran

31°C samapai 43°C. Jika terpajan ke penurunan suhu mendadak, pada awalnya

reseptor dingin akan terangsang secara kuat tetapi kemudian setelah beberapa

detik pertama, pembentukan potensial aksi turun drastis. Namun, dalam sekitar 30

menit kemudian penurunan potensial aksi ini menjadi lebih lambat. Hal ini berarti

bahwa reseptor dingin dan hangat berespon terhadap suhu keadaan mantap serta

perubahan suhu. Hal ini menjelaskan mengapa suhu dingin di luar rumah terasa

jauh lebih dingin sewaktu pertama kali seseroang berpindah dari lingkungan yang

hangat.

Mekanisme simulatorik dalam reseptor suhu diperkirakan berkaitan

dengan perubahan laju metabolik di serat saraf yang dipicu oleh perubahan suhu.

Telah dibuktikan bahwa untuk setiap perubahan 10°C terjadi perubahan 2 kali

lipat laju reaksi kimia intraseluler. Reseptor suhu di permukaan kulit relatif tidak

terlalu padat. Karena itu, perubahan suhu yang hanya terpapar pada sebagian kecil

kulit tidak terlalu efektif terdeteksi dibandingkan dengan perubahan suhu yang

terpapar pada kulit yang lebih luas. Jika seluruh tubuh terangsang, perubahan suhu

sekecil 0,01°C pn sudah dapat dideteksi. Sinyal termal dislurkan ke susunan saraf

pusat sejajar dengan sinyal nyeri.

22

Page 23: makalah sensasi somatik

DAFTAR PUSTAKA

Guyton dan Hall .2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. EGC, Jakarta.

Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. EGC, Jakarta.

Sidharta, Priguna. 2009. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Dian Rakyat, Jakarta.

Sudoyo, Aru W., dkk, 2007, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. FKUI, Jakarta.

23