Makalah Seminar PELUMAS

38
PENGOLAHAN SAMPAH BOTOL PLASTIK MENJADI MINYAK PELUMAS MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Seminar Pendidikan Kimia Dosen pembimbing: Dra. Rilia Iriani,M.Si Oleh: Enny Widyastuti NIM: AIC305015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 1

Transcript of Makalah Seminar PELUMAS

Page 1: Makalah Seminar PELUMAS

PENGOLAHAN SAMPAH BOTOL PLASTIK MENJADI MINYAK

PELUMAS

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Seminar Pendidikan Kimia

Dosen pembimbing:

Dra. Rilia Iriani,M.Si

Oleh:

Enny Widyastuti

NIM: AIC305015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

NOVEMBER 2008

1

Page 2: Makalah Seminar PELUMAS

SEMINAR PENDIDIKAN KIMIA

PENGOLAHAN SAMPAH BOTOL PLASTIK MENJADI MINYAK PELUMAS

Oleh:

Enny Widyastuti

NIM: A1C305015

Disahkan Oleh:

Kepala Program Studi Pendidikan Kimia

Drs. Rusmansyah,M.Pd

Dosen Pembimbing Seminar

Dra. Rilia Iriani,M.Si

2

NIP: 132 046 790

NIP: 131 971 772

Page 3: Makalah Seminar PELUMAS

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadhirat Allah Swt. yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami diberi kekuatan

dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Seminar Pendidikan Kimia (ACHE 471). Pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dra. Rilia Iriani,M.Si selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Seminar Pendidikan

Kimia yang telah memberikan bimbingan dan arahan pada saat praktikum.

2. Dan teman-teman pengikut matakuliah seminar ini, makasih banyak telah

membantu sedikit-banyak dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan

isi makalah ini sangatlah diharapkan.

Akhirnya penulis berharap agar makalah yang sederhana ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi siapa saja yang membaca

makalah ini pada umumnya.

Banjarmasin, November 2008

penulis

3

Page 4: Makalah Seminar PELUMAS

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. I

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. II

KATA PENGANTAR ............................................................................ III

DAFTAR ISI .......................................................................................... IV

BAB I: PENDAHULUAN...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah.............................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................. 3

1.4 Metode Penulisan................................................................. 3

BAB II: PENGOLAHAN SAMPAH BOTOL PLASTIK MENJADI

MINYAK PELUMAS................................................................ 4

2.1 Sampah Plastik..................................................................... 4

2.2 Kandungan Senyawa Kimia Dalam Botol Plastik................ 6

2.3 Pengolahan Sampah Botol Plastik Menjadi Minyak

Pelumas................................................................................ 9

BAB III: PENUTUP................................................................................ 16

3.1 Kesimpulan........................................................................... 16

3.2 Saran-Saran.......................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 17

LAMPIRAN............................................................................................ 18

4

Page 5: Makalah Seminar PELUMAS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah adalah kumpulan berbagai material buangan yang merupakan sisa

proses dan kegiatan kehidupan manusia sebagai suatu produk yang tidak lagi

mempunyai nilai ekonomis. Penanganan sampah jelas harus dilakukan dan dikelola

secara baik, jika tidak dilakukan penanganan terhadap sampah-sampah yang ada

maka akan menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan sekitar.

Saat ini penanganan sampah masih sebatas pada penanganan yang

konvensional yaitu sampah ditaruh ditempat terbuka untuk dibiarkan membusuk

dengan sendirinya. Walaupun sudah diusahakan bahwa tempat pembuangan ini

disentralisasi disatu kawasan tertentu dengan metode sanitary landfill

(Justiana,2006).

Namun kenyataannya permasalahan sampah masih tidak kunjung selesai,

artinya bahwa sampah yang masih terkondisi seperti di atas khususnya untuk sampah

organik seperti sisa-sisa makanan, masih menjadikan sumber polusi udara karena

baunya, dan polusi air yang dikarenakan penanganan air lindinya (leacheate) kurang

bagus sehingga meresap kemana - mana, serta menjadi penyebab terjadinya wabah

penyakit dan juga sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir. Inilah salah satu

5

Page 6: Makalah Seminar PELUMAS

bentuk masalah yang ditimbulkan apabila penanganannya tarlambat dan tidak

sistematis. Sedangkan untuk sampah-sampah anorganik yaitu sampah-sampah yang

tidak bisa dihancurkan oleh mikroba seperti sampah yang terbuat dari logam-logam

misalnya kaleng-kaleng susu dan makanan dan sampah plastik yang tidak bisa

dihancurkan semakin menumpuk(Irawati,2006).

Oleh karena itu agar permasalahan sampah ini dapat terselesaikan

khususnya pada sampah-sampah anorganik yang tidak bisa dihancurkan oleh mikroba

maka diadakan penelitian-penelitian yang membahas tentang pengolahan sampah

anorganik ini baik sampah dari logam-logam maupun dari sampah plastik bekas

minuman ataupun sisa plastik dari kemasan makanan menjadi sesuatu yang bisa

dimanfaatkan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mencoba memaparkan

pengolahan sampah anorganik khususnya sampah plastik yaitu sampah dari botol

plastik bekas minuman untuk dijadikan sebagai minyak pelumas pada mobil dan

kendaraan bermotor(Justiana,2006).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

dikemukakan dalam makalah ini adalah:

1. Apa saja kandungan senyawa kimia yang ada pada sampah botol plastik.?

2. Bagaimana cara pengolahan sampah botol plastik menjadi minyak pelumas?

6

Page 7: Makalah Seminar PELUMAS

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui kandungan senyawa kimia apa saja yang ada pada sampah botol

plastik.

2. Mengetahui cara pengolahan sampah botol plastik menjadi minyak pelumas.

1.4 Metode Penulisan

Metode pada penulisan makalah ini menggunakan metode berdasarkan

kajian kepustakaan dimana pemakalah menguraikan hasil penelitian para peneliti

terdahulu yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

7

Page 8: Makalah Seminar PELUMAS

BAB II

PENGOLAHAN SAMPAH BOTOL PLASTIK MENJADI

MINYAK PELUMAS

2.1 Sampah Plastik

Sebagian besar penduduk di dunia memanfaatkan plastik dalam

menjalankan aktivitasnya. Karena hampir setiap barang-barang yang digunakan

dalam kehidupan kita sehari-hari terbuat dari plastik. Contoh plastik yang banyak

digunakan dalam kehidupan kita adalah polietilena (bahan pembungkus, kantong

plastik, mainan anak, botol), teflon (pengganti logam, pelapis alat-alat masak),

polivinilklorida (untuk pipa, alat rumah tangga, cat, piringan hitam), polistirena

(bahan insulator listrik, pembungkus makanan, styrofoam, mainan anak), dan lain-

lain(Nugroho,2008).

Bukan suatu yang mengherankan jika plastik banyak digunakan. Karena

plastik memiliki banyak kelebihan dibandingkan bahan lainnya. Secara umum, plastik

memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi terhadap listrik, mempunyai kekuatan

mekanik yang bervariasi, ketahanan suhu terbatas, serta ketahanan bahan kimia yang

bervariasi. Selain itu, plastik juga ringan, mudah dalam perancangan, dan biaya

pembuatan murah.

8

Page 9: Makalah Seminar PELUMAS

Di balik segala kelebihannya, limbah plastik menimbulkan masalah bagi

lingkungan. Penyebabnya tak lain sifat plastik yang tidak dapat diuraikan dalam

tanah. Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai

disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan

cara mendaur ulang limbah plastik. Namun, cara ini tidaklah terlalu efektif. Hanya

sekitar 4% yang dapat didaur ulang, sisanya menggunung di tempat penampungan

sampah.

Saat ini, sekitar 129 juta ton plastik setiap tahunnya diproduksi, dan 60%

dari jumlah itu diproduksi dari bahan minyak bumi. Jika dari jumlah tersebut dapat

diolah kembali maka akan diperoleh sebesar 69 juta minyak bumi yang dapat

dimanfaatkan(Justiana,2006).

Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis plastik

polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene (HDPE) dan

low density polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol plastik

minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik. Gambar dibawah merupakan

tumpukan sampah botol plastik bekas yang mengandung HDPE ( Justiana,2006).

9

Page 10: Makalah Seminar PELUMAS

Gambar 1:Tumpukan sampah botol plastik.

Sumber: Situs Web Kimia Indonesia _ Artikel - Minyak Pelumas dari Botol Plastik Bekas.htm

2.2 Kandungan Senyawa Kimia Pada Botol Plastik

Plastik merupakan senyawa polimer sintetik hasil olahan, selain itu plastik

juga dikembangkan polimer sintetik untuk industri tekstil. Nilon juga merupakan

hasil dari pengolahan bahan yang terbuat dari plastik, sehingga didalam plastik

terdapat kandungan nilon.

Biasanya plastik yang banyak digunakan mengandung PE(Polyethylen)

digunakan untuk/ bahan untuk membuat palstik”kresek”, botol minyak goreng, sampo

dan lain-lain, PP(Polypropylen) biasanya digunakan untuk plastik snack, tupperware,

casing CD, Capbotol, dan PS(Polystyrene) biasanya digunakan untuk stereofoam, cup

mie, tempat bento dan lainnya.

10

Page 11: Makalah Seminar PELUMAS

Gambar 2: Struktur Nilon Yang Terkandung Pada Botol-Botol Plastik

Sumber : Anti Sampah Plastik dan Bahaya Kandungan Pembungkus Plastik Pada Makanan.

Polimer sintetik lain yang perkembangannya sangat pesat adalah plastik.

Kemudahan dan keistimewaan plastik sedikit banyak telah dapat menggantikan

bahan-bahan seperti logam dan kayu dalam membantu kehidupan

manusia(Nugroho,2008).

Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis

plastik polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene (HDPE)

dan low density polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol plastik

minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik (Justiana,2006).

HDPE (high density polyethylene) memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras,

buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Kode 2 ini biasa dipakai untuk botol susu yang

berwarna putih susu, tupperware, galon air minum dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu

bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia

antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Selain

menggunakan plastik jenis HDPE, jenis PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang juga

sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan

botol-botol(Asriana,2008).

11

Page 12: Makalah Seminar PELUMAS

Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh

ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Beberapa contoh pelembut

adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA), dan bifenil

poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pembuatan botol minuman,

pengepakan dan pemrosesan makanan(Asriana,2008).

Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem

peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati.

Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi

oleh DEHA, maka sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang

tidak mengandung bahan pelembut, yaitu menggunaka bahan alami misalnya daun

pisang (Nugroho,2008).

Bahan pelembut ESBO (epoxidized soybean oil) juga biasa digunakan

sebagai insektisida. Sejauh ini, bahaya bahan pelembut ini bagi kesehatan manusia

belum ada/dalam penelitian. Sedangkan bagi lingkungan, ESBO mampu membunuh

zooplankton, dan hal ini berakibat pada terganggunya rantai makanan hewan-hewan

laut. Hal tersebut pun akan berdampak pada terganggunya sumber protein, khususnya

ikan, bagi manusia.(Asriana,2008)

Ketika sampah botol plastik yang mengandung polietilena ini dipanaskan

akan terbentuk suatu senyawa hidrokarbon cair. Senyawa ini mempunyai bentuk

mirip lilin (wax) adanya cairan yang mirip seperti lilin ini disebabkan kandungan

12

Page 13: Makalah Seminar PELUMAS

pelembut pada plastik. Struktur kimianya juga mirip dengan hidrokarbon yang

terkandung dalam minyak mentah yang dimiliki senyawa hidrokarbon dari hasil

pemanasan plastik sehinggga memungkinkan diolah menjadi minyak pelumas

(Irawati,2006).

Sekedar informasi Minyak mentah (crude oil) hasil pengeboran minyak

bumi di dasar bumi mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan titik didih

yang berbeda-beda. Kemudian, berbagai senyawa hidrokarbon yang terkandung

dalam minyak mentah ini dipisahkan menggunakan teknik distilasi bertingkat

(penyulingan) berdasarkan perbedaan titik didihnya. Selain bahan bakar, seperti

bensin, solar, dan minyak tanah, penyulingan minyak mentah juga menghasilkan

minyak pelumas. Seperti sekarang ini minyak pelumas yang saat ini beredar di

pasaran berasal dari pengolahan minyak bumi.(Sandri Justiana,2006)

2.3 Pengolahan Sampah Botol Plastik Menjadi Minyak Pelumas

Menurut Sandri Justiana(2006) pada penelitian dalam mengubah limbah

plastik menjadi minyak pelumas telah terbukti berhasil dari penelitian yang dilakukan

oleh Stephen J. Miller, Ph.D., seorang ilmuwan senior dan konsultan peneliti di

Chevron. Bersama rekan-rekannya di Pusat penelitian Chevron Energy Technology

Company,Richmond, California, Amerika Serikat dan University of Kentucky.

Dalam penelitiannya yang dipublikasikan dalam Jurnal American Chemical

Society bagian Energi dan Bahan Bakar (Energy and Fuel) edisi 20 Juli 2005 , Miller

13

Page 14: Makalah Seminar PELUMAS

ia memanaskan polietilena menggunakan metode pirolisis. lalu menyelidiki zat hasil

pemanasan tersebut. Ternyata, ketika polietilena dipanaskan telah terbentuk suatu

senyawa hidrokarbon cair. Pengubahan hidrokarbon cair hasil pirolisis limbah plastik

menjadi minyak pelumas menggunakan metode hidroisomerisasi.

Sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil pemanasan limbah plastik

mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah sehingga

dapat diolah menjadi minyak pelumas.

Menurut Hyndrine Irawati (2006) dari penelitian yang dilakukan oleh

Miller, proses pengolahan limbah plastik menjadi minyak pelumas dasar ini meliputi

beberapa tahapan / proses, yaitu :

1. Proses Pirolisis

Teknologi pirolisis ini adalah teknik pembakaran sampah (limbah plastik)

tanpa O2 dan dilakukan pada suhu tinggi (800-1000 oC). Teknik ini mampu

menghasilkan gas pembakaran yang berguna dan aman bagi lingkungan. Teknik

pirolisis adalah proses pemanasan dan penyulingan bahan organik dalam sampah

(limbah plastik) menggunakan sedikit O2 atau tidak sama sekali. Gambar alat

dibawah ini merupakan contoh alat pirolisis pada proses pengolahan sampah plastik.

14

Page 15: Makalah Seminar PELUMAS

Gambar 3: Alat Pirolisis Yang Biasa Digunakan Pada Pengolahan Sampah Plastik

Sumber : Project collaborator:University of Georgia (UGA) River Basin Center and Bio/Ag Engineering

Pembakaran plasik selalu menimbulkan bahaya yang dapat mengancam

kesehatan. Seperti kita ketahui, plastik memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah

terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Jika sampah plastik dibakar dapat

mendatangkan masalah tersendiri bagi kita.

Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup

dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan.

Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan

hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom

dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat(Nugroho,2008).

15

Page 16: Makalah Seminar PELUMAS

Namun lain halnya pembakaran limbah plasik dengan metode pirolisis,

Teknologi pirolisis dapat dikatakan sebagai suatu metode yang ramah lingkungan

sebab produk akhirnya menghasilkan CO2 dan H2O, yang bukan merupakan gas

toksik . Kadar dioksin yang dilepaskan dari teknologi pirolisis ini juga amat rendah.

Pada proses pirolisis ini dapat dihasilkan senyawa-senyawa hidrokarbon cair mulai

dari C1 hingga C4, dan diperoleh juga senyawa rantai panjang (oligomer) lainnya

seperti parafin dan olefin(Irawati,2006).

2. Proses Hydrotreating/Hydrocracking

Pada proses ini hasil dari proses pirolisis dimasukkan ke dalam tungku

penyulingan pada tekanan atmosfir dan kemudian di vakum untuk mepisahkan unsur-

unsur yang dihasilkan dari proses awal. Proses ini berguna dalam

mengurangi/menghilangkan aromatik dan komponen polar yang dihasilkan dari

proses pirolisis. Gambar alat dibawah ini merupakan contoh alat hidrocraking.

16

Page 17: Makalah Seminar PELUMAS

Gambar 4: Alat Yang Digunakan Pada Proses Hidrocraking

Sumber:www.xytelcorp.com/petroleumrefining.htm

3. Proses hidroisomerisasi

Pada proses Hidro-Isomerisasi berfungsi untuk menjadikan molekul-

molekul isomer mempunyai viskosistas yang tinggi, tingkat titik beku yang rendah

dan menjadikan pelumas dasar yang Iso-Paraffinik. Pada proses ini indeks

viskosistas mencapai 156-160 oC.

Tingginya viskositas yang dihasilkan dari Proses hidroisomerisasi ini

menandakan tingginya kualitas minyak pelumas yang dihasilkan dari limbah plastik.

Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan minyak pelumas paling rawan

karena berkaitan dengan ketebalan minyak pelumas itu sendiri atau seberapa besar

17

Artikel-Industries Served: Petroleum Refining

Page 18: Makalah Seminar PELUMAS

resistensinya untuk mengalir (Hyndrine Irawati,2006). Gambar dibawah ini adalah

hasil pengolahan minyak pelumas dari plastik

Gambar 5: Hasil Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Minyak Pelumas

Sumber : Dari artikel-Corn Stover Tar from Pyrolysis by Microwave

Heating.jpg

Sumber: Artikel-Monitoring Kualitas Minyak Pelumas

18

Tabel 1: Sifat Kimia Dan Fisika Pada Sampel minyak Pelumas

Page 19: Makalah Seminar PELUMAS

Hasil pengukuran sifat kimia fisika (properties) keempat sampel terdapat

pada tabel diatas. Viskositas Indeks untuk keempat sampel cukup tinggi yaitu >100.

Hal ini menunjukkan bahwa keempat sampel adalah pelumas multigrade. Pelumas

dengan VI > 100 adalah relative stabil terhadap perubahan temperature dan

merupakan persyaratan bagi pelumas modern. Pelumas ini diharapkan mempunyai

viskositas cukup rendah pada temperature yang sangat rendah sehingga masih dapat

mengalir dam mudah dalam menstarter mesin. Sebaliknya pada suhu tinggi,

viskositas harus cukup tinggi agar tetap dapat melapisi permukaan logam (Siti

Yubaidah,2008).

Kekentalan minyak pelumas langsung berkaitan dengan sejauh mana

minyak tersebut berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar

permukaan logam. Tingginya kualitas minyak pelumas yang dihasilkan dari limbah

plastik berdasarkan penelitian Stephen.J.Miller, menandakan bahwa penelitian ini

cukup berhasil dan sangat berguna bagi kelangsungan energi dan bahan bakar dunia

di masa yang akan datang.(Sandri Justiana,2006)

19

Page 20: Makalah Seminar PELUMAS

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis plastik

polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene (HDPE)

digunakan untuk bahan pembuatan botol-botol plastik dan low density

polyethylene (LDPE) biasanya digunakan sebagai bahan pembuatab kantong

plastik.

2. Metode pengolahan sampah botol plastik bekas menjadi minyak pelumas melalui 3

tahapan yaitu:

1. Metode pirolisis

2. Metode hidrocracking

3. Metode hidroisomerisasi

3.2 Saran-Saran

Pada makalah ini perlu diadakan penelitian atau peninjauan kembali

untuk mengetahui kandungan apa saja lagi yang terdapat pada sampah-sampah plastik

khususnya sampah pada botol plastik bekas minuman yang bisa dimanfaatkan

kembali untuk menjadi bahan yang lebih berguna.

20

Page 21: Makalah Seminar PELUMAS

DAFTAR PUSTAKA

Asriana,W. 2008. Perhatikan Kode Plastik Mulai Dari Sekarang. http://www.widyaasriana.com

Giwangkara, S. 2006. Komposisi Minyak Bumi (II) http://persembahanku.wordpress.com/2006/09/29/komposisi-minyak-bumi-ii

Irawati, H. 2006. Rekayasa Minyak Pelumas Dari Botol Plastik. http://www.chem.ui.ac.id/new/sub/september.pdf

Justiana, S dan . 2006. Rekayasa Sampah Botol Plastik Menjadi Minyak Pelumas. http://www.tepatgunatek.com/BBM%20dari%20sampah.pdf

Nugroho, S. 2008. Anti Sampah Plastik dan Bahaya Kandungan Pembungkus Plastik Pada Makanan. http://www.chem-is-try.org/sect=halamanutama

Yubaidah, S. 2008. Aditif Pada Senyawa Minyak Pelumas. http://ccitonline.com/mekanika/tiki-indeks.php?page=cfd-flomerics

Yubaidah, S. 2008. Monitoring Kualitas Pelumas Mesin Otomotif Komersial. http://ccitonline.com/mekanika/tiki-indeks.php?page=cfd-flomerics

21

Page 22: Makalah Seminar PELUMAS

LAMPIRAN

A. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1) Bagaimana kualitas minyak pelumas hasil dari pengolahan limbah sampah

botol plastik dibandingkan dengan minyak pelumas yang ada dipasaran?

Pendapat pemakalah: (dari literatur yang ada)

Menurut literatur yang saya baca jika dilihat dari visikositas dari minyak

pelumas, untuk visikositas minyak pelumas yang yang terbuat dari

pengolahan sampah botol plastik lebih tinggi dari pada visikositas dari minyak

pelumas yang ada dipasaran yaitu untuk visikositas minyak pelumas dari

sampah botol plastik 156-160 oC sedangkan visikositas untuk minyak pelumas

yang ada dipasaran dari hasil pengujian yang dilakukan (lihat pada tabel

dibawah) berkisar dari 126-1144 oC. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

minyak pelumas yang terbuat dari sampah botol plastik kwalitasnya lebih

bagus dibandingkan dengan minyak pelumas yang ada dipasaran, tetapi jika

dilihat dari segi yang lain saya belum mendapatkan literatur yang lengkap

karena peneliti baru meneliti dari segi visikositasnya saja, teapi yang

menetukan kualitas dari suatu minyak pelumas adalah visikositasnya, semakin

tinggi visikositas dari suatu minyak pelumas berarti semakin bagus pula

minyak pelumas tersebut jika digunakan pada kendaraan bermotor atau

mobil.

22

Page 23: Makalah Seminar PELUMAS

Sumber: Artikel-Monitoring Kualitas Minyak Pelumas

2) Bagaimana cara mengetahui atau membedakan bahwa suatu plastik

mengandung PE(Polyethylen), PP(Polypropylen), dan PS(Polystyrene)?

Pendapat pemakalah: (dari literatur yang ada)

Biasanya PE(Polyethylen) digunakan untuk/ bahan untuk membuat

palstik”kresek”, botol minyak goeing, sampo dan lain-lain, PP(Polypropylen)

biasanya digunakan untuk plastik snack, tupperware, casing CD, Capbotol,

dan PS(Polystyrene) biasanya digunakan untuk stereofoam, cup mie, tempat

bento dan lainnya.

3) Bagaimana harga produksi dari pengolahan minyak pelumas ini?

Pendapat pemakalah: (dari literatur yang ada)

Karena dalam pengolahan minyak pelumas ini alat-alat yang digunakan cukup

besar misalnya seperti alat pirolisis, alat hidroisomerisasi dan hidrocraking

23

1

Page 24: Makalah Seminar PELUMAS

yang mahal maka otomatis harga produksi yang dibutuhkan sangat besar.

Tetapi untuk negara berkembang misalnya USA belum memproduksi minyak

pelumas yang terbuat dari sampah botol plastik ini, karena dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh Miller, dia baru meneliti untuk visikositasnya

saja sedangkan bagian yang lain belum, tetapi dilihat dari visikositasnya yang

cukup tinggi maka minyak pelumas dari sampah botol plastik ini dapat saja

digunakan.

4) Mengapa pada saat proses pirolisis udara yang digunakan hanya sedikit aatu

tidak ada sama sekali?

Pendapat pemakalah: (dari literatur yang ada)

Teknologi pirolisis ini adalah teknik pembakaran sampah (limbah plastik)

tanpa O2 disebut juga penbakaran kering dan dilakukan pada suhu tinggi (800-

1000 oC). Teknik ini mampu menghasilkan gas pembakaran yang berguna dan

aman bagi lingkungan dimana produksi akhirnya akan menghasilkan CO2 dan

H2O. Teknik pirolisis adalah proses pemanasan dan penyulingan bahan

organik dalam sampah (limbah plastik) menggunakan sedikit O2 atau tidak

sama sekali karena jika menggunakan oksigen seperti halnya pembekaran

biasa gas yang dihasilkan bersifat toksik yaitu berbahaya bagi lingkungan

sekitar.

24

Page 25: Makalah Seminar PELUMAS

5) Bagaimana pengaruh atau ketahanan pada mesin kendaraan bermotor atau

mobil jika menggunakan minyak pelumas dari sampah botol plastik ini?

Pendapat pemakalah: (dari literatur yang ada)

Karena visikositas minyak pelumas dari sampah botol plastik ini cukup tinggi

maka pengaruhnya untuk kendaraan bermotor atau mobil baik/bisa saja

digunakan. Dilihat dari kekentalan (visikositas) minyak pelumas langsung

berkaitan dengan sejauh manaminyak tersebut berfungsi sebagai pelumas

sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam karena semakin kental

semakin bagus digunakan pada kendaraan.

6) Bagaimana cara mengentalkan minyak pelumas dari pengolahan sampah

plastik menjadi minyak pelumas ini?

Pendapat pemakalah: (dari literatur yang ada)

Pada proses Hidro-Isomerisasi berfungsi untuk menjadikan molekul-molekul

isomer mempunyai viskosistas yang tinggi, tingkat titik beku yang rendah dan

menjadikan pelumas dasar yang Iso-Paraffinik. Pada proses ini indeks

viskosistas mencapai 156-160 oC. Tingginya viskositas yang dihasilkan dari

Proses hidroisomerisasi ini menandakan tingginya kualitas minyak pelumas

yang dihasilkan dari limbah plastik.

25

Page 26: Makalah Seminar PELUMAS

7) Menurut anda bagaimana peluang hasil penjualan yang diperoleh jika minyak

pelumas dari sampah botol plastik ini diproduksi?

Pendapat pemakalah: (dari literature yang ada)

Jika kita lihat dari visikositas yang dihasilkan minyak pelumas dari sampah

botol lastik ini yaitu memeliki kekentalan yang bagus maka otomatis orang

akan membelinya karena kualitasnya untuk mesin motor dan mobil dapat

dipercaya.

8) Menurut anda minyak pelumas apa yang cocok yang ada dipasaran sekarang

dan untuk kendaraan bermotor yang seperti apa yang sesuai dengan minyak

pelumas tersebut?

Pendapat pemakalah: (dari literatur yang ada)

Satahu saya, Misalnya untuk kendaraan jenis kendaraan bermotor yang empat

tak ada khusus minyak pelumas untuk kendaraan jenis tersebut lain halnya

untuk kendaraan jenis matic/sekuter/vespa ada oli khusus juga untuk jenis

motor tersebut. Misal kendaraan dari produksi Yamaha dapat menggunakan

oli Yamalut.

9) Dilihat dari warna minyak pelumas hasil dari pengolahan sampah botol plastik

yang berwarna hitam. Bagaimana cara mengetahui kapan saatnya minyak

pelumas tersebut saatnya untuk diganti?

26

Page 27: Makalah Seminar PELUMAS

Pendapat pemakalah: (dari literature yang ada)

Karena dari literatur yang saya baca tidak dijelaskan kapan saatnya menganti

minyak pelumas yang terbuat dari sampah botol plastik , maka menurut

pendapat saya sebaiknya kita mengganti sesuai dengan pemakaian atau setiap

1000 km sebaiknya kita mengganti minyak pelumas yang digunakan agar

mesin kendaraan bermotor atau mobil tetap terjaga kualitasnya.

27