Makalah Screening

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan tujuan kesehatan kerja menurut World Health Organization (WHO) dan International Labour Association (ILO), kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan guna meningkatkan kapasitas kerja, mencegah penyakit pada pekerja sebagai akibat dari kondisi kerjanya, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja sesuai dengan fisik dan psikologis. Sejalan dengan tujuan inilah maka penting untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan kepada para pegawai sebagai screening terhadap status kesehatan mereka. Jelas tampak adanya korelasi antara status kesehatan pegawai dengan produktivitas atau kerugian suatu institusi atau organisasi. Di negara maju seperti Amerika, lebih dari 60% angka kesakitan dan kematian berhubungan dengan gaya 1

description

Membahas Tentang Screening dan Penerapannya Dalam K3

Transcript of Makalah Screening

Page 1: Makalah Screening

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan tujuan kesehatan kerja menurut World Health

Organization (WHO) dan International Labour Association (ILO), kesehatan

kerja bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan guna

meningkatkan kapasitas kerja, mencegah penyakit pada pekerja sebagai

akibat dari kondisi kerjanya, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam

lingkungan kerja sesuai dengan fisik dan psikologis. Sejalan dengan tujuan

inilah maka penting untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan kepada para

pegawai sebagai screening terhadap status kesehatan mereka. Jelas tampak

adanya korelasi antara status kesehatan pegawai dengan produktivitas atau

kerugian suatu institusi atau organisasi.

Di negara maju seperti Amerika, lebih dari 60% angka kesakitan dan

kematian berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit Jantung

sebagai pembunuh no.1 di Amerika telah menghabiskan dana sebesar 5,2

milyar dollar setahun dimana 3 juta dollar diantaranya merupakan dana yang

dikeluarkan karena kehilangan hari-hari kerja akibat pegawai yang sakit.

Dengan kata lain, pegawai yang tidak sehat menyebabkan kerugian tidak

hanya dari segi finansial namun juga produktivitas, akibat mereka menjadi

lebih sering tidak masuk kerja.

1

Page 2: Makalah Screening

Pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up) adalah suatu prosedur yang

dilakukan untuk mengetahui status kesehatan individu saat ini dan sebagai

usaha untuk memelihara kesehatan secara berkala. Pemeriksaan kesehatan

sebagai screening adalah suatu bentuk tindakan pencegahan dan sering

digunakan untuk mendeteksi adanya suatu penyakit secara dini.

Melalui pemeriksaan kesehatan yang tepat dan teliti dapat membantu

dalam mendeteksi suatu penyakit yang tidak diketahui sebelumnya karena

tidak menimbulkan keluhan pada individu yang bersangkutan. Penyakit dan

gangguan kesehatan yang dapat dideteksi lebih dini tentu dapat

mempermudah kontrol dan tindakan pengobatan sehingga mencegah penyakit

berkembang menjadi lebih serius dan yang tidak kalah penting adalah tidak

mengurangi kualitas hidup individu tersebut.

Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sangat penting untuk meningkatkan

derajat kesehatan dan produktivitas kerja serta mencegah terjadinya penyakit

pada pekerja akibat dari kondisi kerjanya. Kapasitas dan produktivitas

pegawai juga ditentukan oleh keadaan kesehatannya. Dimana hal ini

dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk kebiasaan hidup sehari-hari dan

kondisi lingkungan pekerjaan, yang pada akhirnya akan ikut menentukan

kinerja masing-masing pegawai. Bersandar pada pengertian inilah maka

penting untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala kepada

seluruh pegawai.

Tujuan dari pemeriksaan kesehatan kepada pegawai adalah untuk

memberi jaminan pegawai tersebut cocok untuk dipekerjakan dan tetap dalam

2

Page 3: Makalah Screening

keadaan bugar sepanjang masa kerja. Selain itu juga sebagai deteksi dini

(screening) dan penanganan penyakit akibat kerja/penyakit yang berhubungan

dengan pekerjaan.

Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan pegawai juga memiliki

landasan hukum yang mengatur, yaitu sesuai dengan UU Kesehatan no.23 /

1992, pasal 23, ayat 2 : Kesehatan Kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja,

pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan screening?

2. Bagaimana tujuan dan sasaran screening?

3. Bagaimana proses pelaksanaan screening?

4. Apa saja jenis-jenis screening?

5. Bagaimana kriteria pelaksanaan screening?

6. Bagaimana hasil evaluasi screening?

7. Bagaimana aplikasi screening dalam kesehatan dan tenaga kerja?

8. Apa tujuan dilakukan screening di tempat kerja?

9. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan kesehatan tenaga kerja?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui :

3

Page 4: Makalah Screening

1. Pengertian screening

2. tujuan dan sasaran screening

3. Proses pelaksanaan screening

4. Jenis-jenis screening

5. Kriteria pelaksanaan screening

6. Hasil evaluasi screening

7. Aplikasi screening dalam kesehatan dan tenaga kerja

8. Tujuan dilakukan screening di tempat kerja

9. Jenis-jenis pemeriksaan kesehatan tenaga kerja

4

Page 5: Makalah Screening

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Screening

Screening atau penyaringan kasus atau tes tapis adalah suatu startegi

yang digunkan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada

individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara

aktif untuk mendeteksi atau mencari penderita penyakit tertentu yang tampak

gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu

melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat

memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar

menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.

Screening dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur sederhana

dan cepat untuk mengidentifikasikan  dan memisahkan orang yang

tampaknya sehat, tetapi kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka

yang mungkin tidak terkena penyakit tersebut. Screening dilakukan untuk

mengidentifikasi mereka yang diduga mengidap penyakit sehingga mereka

dapat dikirim untuk menjalani pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang

lebih pasti. 

Uji tapis bukan untuk mendiagnosis tapi untuk menentukan apakah

yang bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang

diagnosisnya positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak menular dengan

harapan penuh dapat mengurangi angka mortalitas.

5

Page 6: Makalah Screening

Contoh Uji screening antara lain yaitu pemeriksaan rontgen,

pemeriksaan sitologi, dan pameriksaan tekanan darah. Uji screening tidaklah

bersifat diagnostik. Orang-orang dengan temuan positif atau mencurigakan

harus dirujuk ke Dokter untuk diagnosis dan pengobatannya.

B. Tujuan dan Sasaran Screening

1. Tujuan

a. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas

terhadap orang- orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita

penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit

(Population at risk).

b. Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan

secara tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya atau lingkungan

dan tidak menjadi sumber penularan penyakit.

c. Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

2. Sasaran

Sasaran penyaringan adalah penyakit kronis seperti :

a. Penyakit kronis

b. Keadaan yg potensial/high risk

c. Penyaringan yg dpt dilakukan scr:

d. Infeksi Bakteri (Lepra, TBC dll.)

e. Infeksi Virus (Hepatitis)

6

Page 7: Makalah Screening

f. Penyakit Non-Infeksi : (Hipertensi, Diabetes mellitus, Jantung Koroner,

Ca Serviks, Ca Prostat, Glaukoma)

g. HIV-AIDS

C. Proses Pelaksanaan Screening

1. Tahap 1 : melalukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang

dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit.

a. Apabila hasil negatif, dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.

b. Apabila hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2

2. Tahap 2 : pemeriksaan diagnostik

a. Hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan.

b. Hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit (dilakukan pemeriksaan

ulang secara periodik).

D. Jenis-jenis Screening

Ada 4 jenis screening, yaitu

1. Penyaringan Massal (Mass Screening)

Penyaringan yang melibatkan populasi secara keseluruhan.

Contoh: screening pra kanker leher rahim dengan metode IVA pada

22.000 wanita

2. Penyaringan Multiple

Penyaringan yang dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik uji

penyaringan pada saat yang sama.

7

Page 8: Makalah Screening

Contoh: skrining pada penyakit aids

3. Penyaringan yg. Ditargetkan

Penyaringan yg dilakukan pada kelompok – kelompok yang terkena

paparan yang spesifik.

Contoh : screening pada pekerja pabrik yang terpapar dengan bahan

timbal.

4. Penyaringan Oportunistik

Penyaringan yang dilakukan hanya terbatas pada penderita–penderita yang

berkonsultasi kepada praktisi kesehatan

Contoh: screening pada klien yang berkonsultasi kepada seorang dokter.

E. Kriteria Pelaksanaan Screening

1. Sifat Penyakit

a. Serius

b. Prevalensi tinggi pada tahap praklinik

c. Periode yg panjang diantara tanda – tanda pertama sampai timbulnya

penyakit

2. Uji Diagnostik

a. Sensitif dan Spesifik

b. Sederhana dan Murah

c. Aman dan Dapat Diterima

d. Reliable

e. Fasilitas adekwat

8

Page 9: Makalah Screening

3. Diagnosis dan Pengobatan

a. Efektif dan dapat diterima

b. Pengobatan g aman telah tersedia.

F. Hasil Evaluasi Screening

Hasil ScreeningStatus Penyakit

Ada Tidak Ada

Postif True post False post

Negatif False neg True neg

Keterangan:

a = True post/ positif benar

b = False post/Positif semu

c = False neg/negatif semu

d = True neg/negatif benar

Untuk menilai hasil screening dibuthkan kriteria seperti berikut:

1. Validitas

Validitas adalah kemampuan tes/screening untuk menentukan individu

mana yang benar sakit dan mana yang tidak sakit. Indikator untuk menilai

validitas hasil screening adalah sebagai berikut:

a. Sensitivitas

Sensitivitas (sensitivity) : kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi

individu dengan tepat, dengan hasil tes positif dan benar sakit.

9

Page 10: Makalah Screening

Sensitivitas = a/a+c

b. Spesifisitas

Spesifisitas (specificity) : kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi

individu dengan tepat, dengan hasil negatif dan benar tidak sakit.

Spesivisitas = d/b+d

c. Positive Predictive Value (Ppv)

Persentase pasien yang menderita sakit dengan hasil test Positive.

PPV = a/a+b

d. Negative Predictive Value (Npv)

Persentase pasien yang tidak menderita sakit dengan hasil test negative.

NPV = d/c+d

e. Nilai perkiraan kecermatan:

1) Nilai Kecermatan (+) (Positive accuracy) : Proporsi jumlah yang

sakit thd semua hasil tes (+)

Rumus y = a / a+b

2) Nilai Kecermatan (-) (Negative accuracy) : Proporsi jumlah yang tdk

sakit thd semua hasil tes (-)

Rumus z = d / c+d

Selain nilai kecermatan, dpt juga dihitung nilai komlemennya yaitu :

1) False positive rate: Jumlah hasil tes (+) semua dibagi dgn jumlah

seluruh hsl tes (+)

Rumus b/ a + b atau 1 – y

10

Page 11: Makalah Screening

2) False negative rate: Jumlah hasil tes (-) semua dibagi dgn jumlah

seluruh hsl tes (-)

Rumus c/ c + d atau 1 – z

2. Realibilitas

Pemeriksaan yg dilakukan berulang-ulang akan menghasilkan

sesuatu yg konsisten. reliabilitas didasarkan pada seberapa baik uji

dilakukan pada waktu itu dalam hal keterulangannya (repeatibility).

3. YIELD (hasil)

Yield merupakan istilah lain yang terkadang digunakan untuk

menyebut tes screening. Yield adalah angka atau jumlah screening yang

dapat dilakukan suatu tes dalam suatu periode waktu, jumlah penyakit

yang dapat terdeteksi dalam proses screening. Validitas suatu uji dapat

dipengaruhi oleh keterbatasan uji dan sifat individu yang diuji. Status

penyakit, keparahan, tingkat dan jumlah pajanan, kesehatan giz, kebugaran

fisik, dan faktor lain yang mempengaruhi dan berdampak pada responden

dan temuan tes.

G. Screening bagi Tenaga Kerja

Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sangat penting untuk meningkatkan

derajat kesehatan dan produktivitas kerja serta mencegah terjadinya penyakit

pada pekerja akibat dari kondisi kerjanya. Kapasitas dan produktivitas

pegawai juga ditentukan oleh keadaan kesehatannya. Dimana hal ini

dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk kebiasaan hidup sehari-hari dan

kondisi lingkungan pekerjaan, yang pada akhirnya akan ikut menentukan

11

Page 12: Makalah Screening

kinerja masing-masing pegawai. Bersandar pada pengertian inilah maka

penting untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan kepada seluruh pegawai.

Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan pegawai juga memiliki

landasan hukum yang mengatur, yaitu sesuai dengan UU Kesehatan no.23 /

1992, pasal 23, ayat 2 : Kesehatan Kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja,

pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

Paket pemeriksaan tenaga kerja yang efektif dan efisien dapat disusun

berdasarkan kelompok risiko pekerjaan sebagai berikut :

1. Medical Check Up untuk administrasi office.

2. Medical Check Up untuk terkena bahan kimia berbahaya/debu.

3. Medical Check Up untuk terkena panas melewati NAB.

4. Medical Check Up driver.

5. Medical Check Up pekerja dengan aspek ergonomi (repetitif pada tangan

dan jari).

6. Medical Check Up yang berhubungan dengan manual handling.

7. Medical Check Up yang bekerja di ketinggian.

8. Medical Check Up pegawai terkena bising.

9. Medical Check Up berdasar usia : < 30 th, 30 – 40 th, > 40 th.

Contoh aplikasi screening diperusahaan adalah pekerja semprot

pestisida wajib diperiksa kadar kolinesterasenya 6 bulan sekalai walupun

tidak menimbulkan gejala.

12

Page 13: Makalah Screening

H. Tujuan Screening Tenaga Kerja

Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas

kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja

secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di

sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan

Tahun 1992 Pasal 23).

Kesehatan Kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja

dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam

hal cara/metode kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk :

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja

di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun

kesejahteraan sosialnya.

2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang

diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.

3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam

pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-

faktor yang membahayakan kesehatan.

4. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan yang

sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

13

Page 14: Makalah Screening

I. Jenis-Jenis Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

Untuk dapat mencapai tujuan kesehatan kerja, pemeriksaan kesehatan

pekerja merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk diterapkan.

Pemeriksaan tersebut meliputi :

1. Pemeriksaan Kesehatan Awal

Fungsi dari pemeriksaan kesehatan awal dari seorang karyawan

tentunya adalah menilai kelayakan seseorang karyawan sebelum diterima

menjadi pekerja. Dari pemeriksaan awal juga akan mendeteksi hal-hal apa

saja yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan sehingga bila

suatu nanti diperlukan akan dapat dipergunakan. Sebaiknya pemeriksaan

awal dilakukan untuk seluruh calon karyawan karena dikhawatirkan bila

tidak dilakukan menyeluruh akan menimbulkan impact yang luar biasa

dikemudian hari terutama terhadap masalah kesehatan (Biaya kesehatan).

Pemeriksaan awal itu diperuntukkan bagi semua karyawan yg masuk

ke dalam perusahaan.  permeriksaan berkala itu MCU rutin, biasanya

1x/thn atau 2 thn 1 x.  sedangkan pemeriksaan khusus itu lebih bergantung

pada jenis/potensi bahaya yang ada dari pekerjaan terkait, jadi seberapa

sering dilakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan apa saja yg

sebaiknya dilakukan itu bergantung pada jenis bahaya yang ada dari

pekerjaan itu sendiri. Untuk jenisnya apa rasanya bisa didiskusikan dengan

provider MCUnya atau dengan dokter perusahaan.  Inti dari pemeriksaan

kesehatan ini adalah melihat ada/tidaknya PAK, jadi sebaiknya

pemeriksaan ini diberikan kepada semua karyawan.

14

Page 15: Makalah Screening

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala merupakan mata rantai dalam usaha

peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Banyak manfaat dapat

diperoleh dari pemeriksaan berkala ini. Disamping Untuk mengetahui

kondisi kesehatan secara berkala. Sarana ini dapat digunakan untuk deteksi

dini penyakit-penyakit keganasan, kardiovaskuler & degeneratif serta

untuk memantau perkembangan penyakit kronis.

Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan setahun sekali atau

setahun 2 kali. Ini penting sekali untuk mengetahui keadaan kesehatan

karyawan dan mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan untuk

selanjutnya dilakukan pengobatan dan penyembuhan bagi karyawan dan

perbaikan apabila ternyata tempat kerja menimbulkan permasalahan

kesehatan.  

Pemeriksaaan berkala dilakukan dengan selang waktu yang teratur

setelah pemeriksaaan awal sebelum penempatan, Pada check rutin, tidak

selalu dilakukan pemeriksaan medis lengkap, terutama bila tanda-tanda

sakit jelas. Prosedur pemeriksaan kesehatan berkala yaitu:

a. Cakupan dan keberkalaan pemeriksaan kesehatan tersebut hendaknya

didasarkan pada sifat dan luasnya risiko yang terlibat. Pemeriksaan

hendaknya difokuskan pada organ sistem tubuh yang paling mungkin

terpengaruhi bahan-bahan berbahaya di tempat kerja tersebut. Contoh:

audiometri adalah uji yang sangat penting untuk mereka yang bekerja

pada lingkungan yang bising.

15

Page 16: Makalah Screening

b. Untuk setiap bahan berbahaya, periode antara paparan dan timbulnya

gangguan kesehatan merupakan faktor utama dalam menentukan

frekuensi pemeriksaan. Untuk bahan-bahan semacam itu, frekuensi

hendaknya ditentukan berdasarkan:

1) Riwayat alamiah penyakit meliputi kecepatan timbul atau dapat

terdeteksinya (dengan pemeriksaan penyaring) perubahan biokimia,

perilaku morfologis,dll.

2) Tingkat paparan terhadap bahan berbahaya tersebut dan terhadap

bahan-bahan lain yang berinteraksi.

3) Antisipasi kerentanan populasi dan individu terpapar (WHO,1995)

untuk meningkatkan produktivitas kerja.

3. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan khusus ini pemeriksaannya bersifat spesifik

berdasarkan jenis potensi bahaya di tempat kerja. Yang dimaksud

parameter khusus itu adalah :

a. Feces culture setiap 6 bulan sekali untuk penjamah makanan/minuman

b. Audiometri setiap 1 tahun sekali untuk karyawan terpapar bising

c. Spirometri setiap 1 tahun sekali untuk karyawan terpapar chemical/dust

d. Spesialis mata setiap 1 tahun sekali untuk karyawan driver.

Bahkan pemeriksaan untuk liver function ( SGOT & SGPT )

dimasukkan dalam pemeriksaan khusus untuk karyawan terpapar

chemical/dust. Hal ini untuk melihat apakah hal ini ada korelasi dengan

paparan chemical/dust tersebut. 

16

Page 17: Makalah Screening

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Screening atau penyaringan kasus atau tes tapis adalah suatu startegi yang

digunkan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu

tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit

2. Tujuan screening antara lain deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan

gejala tidak khas dan melakukan pengobatan

3. Proses pelaksanaan screening terdiri dari 2 tahap. Tahap I yaitu

pemeriksaan umum dan tahap II yaitu pemeriksaan diagnostic

4. Ada 4 jenis screening yaitu penyaringan massal, penyaringan multiple,

penyaringan yang ditargetka dan penyaringan oportunistik.

5. Kriteria pelaksanaan screening dapat ditinjau dari sifat penyakitnya, uji

diagnostic, diagnosis dan pengobatan.

6. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan pegawai diatur dalam UU Kesehatan

no.23 / 1992, pasal 23, ayat 2.

7. Tujuan screening di tempat kerja antara lain memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan kerja dan mencegah timbulnya gangguan

kesehatan.

8. Pemeriksaan kesehatan pekerja ada dua jenis yaitu pemeriksaan awal dan

pemeriksaan berkala

17

Page 18: Makalah Screening

B. Saran

1. Agar kesehatan dan keselamatan pekerja dapat terjamin, maka screening

sebagai salah satu deteksi dini potensi bahaya penyakit akibat kerja harus

dilakukan oleh semua perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia sesuai

pedoman/ standar K3.

2. Diperlukan pengawasan dari pemerintah terhadap pelaksanaan screening

di tempat kerja agar semua perusahaan menjalankannya serta memberikan

sanksi kepada perusahaan yang tidak menjalankan screening.

18

Page 19: Makalah Screening

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko dan Dewi Anggraini. 2002. Pengantar Epidemiologi edisi 2.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Bustan MN. 2002. Pengantar Epidemiologi, Jakarta : Rineka Cipta

NN. 2010. Konsep Dasar Screening.

http://ikhwan554.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-screening.html

(Diakses pada 25 April 2013)

NN. 2008. Screening.

http://epidemiologidkn.blogspot.com/2008/01/screening.html (Diakses pada

26 April 2013)

NN. 2009. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja.

http://klinikpribadicikarang.blogspot.com/2009/03/pemeriksaan-kesehatan-

pekerja.html (Diakses pada 27 April 2013)

Made, Udayati. 2012. Uji Tapis (Screening Test).

http://udayatimade.blogspot.com/2012/05/uji-tapis-screening-test.html

(Diakses pada 25 April 2013)

Mahardhika, Dhika. 2011. Screening.

http://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/25/screening/ (Diakses pada 26

April 2013)

19

Page 20: Makalah Screening

Syamsudin, Udin. 2011. Pentingnya Screening/General Check Up.

http://bisnisorion.blogspot.com/2011/06/pentingnya-screeninggeneral-check-

up.html (Diakses pada 26 April 2013)

20