Makalah Sawit

25
MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN PANEN SAWIT OLEH : KELOMPOK 5 1. RAMOS FIRDAUS TURNIP (D1A013008) 2. SUTIYA MIRANDA (D1A013025) 3.AYU MARLINA (D1A013117) AGROEKOTEKNOLOGI A DOSEN PENGAMPUH : ELIS KARTIKA FAKULTAS PERTANIAN

description

makalah tentang proses panen kelapa sawit

Transcript of Makalah Sawit

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNANPANEN SAWIT

OLEH :KELOMPOK 51. RAMOS FIRDAUS TURNIP(D1A013008)2. SUTIYA MIRANDA(D1A013025)3. AYU MARLINA(D1A013117)

AGROEKOTEKNOLOGI A

DOSEN PENGAMPUH :ELIS KARTIKA

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JAMBI2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang sekarang ini banyak diusahakan baik oleh petani pekebun maupun perusahaan. Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit yang disebut tandan buah segar (TBS). Memanen kelapa sawit merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit, keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktivitas tanaman, sebaliknya kegagalan panen akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Panen memerlukan teknik tertentu agar mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Pelaksanaan pemanenan tidak secara sembarangan. Perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan. Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak yang paling maksimal. Pemanenan pada keadaan buah lewat matang akan meningkatkan Asam Lemak Bebas atau Free Fatty Acid (ALB atau FFA). Hal itu tentu akan banyak merugikan, sebab pada buah yang terlalu masak kandungan minyaknya berubah menjadi ALB sehingga akan menurunkan mutu minyak. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah yang dipanen dan cepat tidaknya pengangkutan buah ke pabrik. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan buah dan penentuan saat panen yang tepat mempunyai arti yang penting sebab jumlah dan mutu minyak yang diperoleh nantinya sangat ditentukan oleh faktor ini.

1.2 Rumusan masalah1. Bagaimana menentukan waktu panen sawit yang tepat?2. Bagaimana cara memanen sawit yang benar dan baik?

1.3 Tujuan1. Dapat mengetahui waktu yang tepat untuk pemanenan2. Dapat mengetahui cara memanen sawit yang benar

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Tujuan Panen Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang optimum, yaitu pada saat tandan buah segar (TBS) mengandung minyak dan kernel tertinggi. Memanen hanya buah yang matang dan mengutip brondolan. Mengirim TBS ke pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas di dalam minyak sawit mentah.

2.2 Norma Panen Kelapa Sawit1. Pada saat kelapa sawit berumur 3 tahun : 0.6 ton/hk2. Pada saat kelapa sawit berumur 4 tahun : 0.8 ton/hk3. Pada saat kelapa sawit berumur 5 tahun : 1.2 ton/hk4. Pada saat kelapa sawit berumur diatas 5 tahun : 1.5 ton/hkNorma panen menurut Ian Rankie dan Thomas Fair HurstUmur tanamanNorma (ton tbs/hk)Norma (ton tbs/hk)

BurukBaikSangat Baik

3 thn0,40,60,7

4 thn0,70,70,9

5 thn0,90,91,4

>5thn1,41,42,0

2.3 Kriteria matang panen.Tanaman kelapa sawit berbunga dan membentuk buah pada umur 2 3 tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5 6 bulan setelah penyerbukan. Panen dilakukan pada saat buah kelapa sawit sudah matang yaitu kandungan minyak dalam tandan buah segar (TBS) sudah maksimal. Buah yang tepat matang diartikan sebagai buah yang memberikan kualitas dan kuantits minyak maksimal. Karena itu panen buah sejauh mungkin disinkronkan dengan saat tercapainya kondisi tepat matang tersebut. Buah kelapa sawit yang matang ditandai dengan warna buah merah mengkilat dan buah telah membrondol. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa seminggu sebelum titik tepat matang, kandungan minyak dalam mesokarp baru mencapai 73 % dari potensinya. Artinya, sisa 27 % dari proses konversi terjadi hanya dalam waktu satu minggu terakhir dari proses pematangan. Dengan demikian, bila dipanen satu minggu sebelum tepat matang, petani kelapa sawit atau perusahaan akan kehilangan 27 % dari potensi produksinya. Kondisi buah matang bersifat kritis karena menyangkut jangka waktu yang sangat pendek. Sifat kritis tersebut menjadi sangat nyata lagi karena setelah buah melewati titik tepat matang kualitas minyak kelapa sawit mulai menurun. Artinya dalam waktu singkat buah akan menjadi lewat matang dan panen lewat matang akan merugikan antara lain menyebabkan meningkatnya asam lemak bebas. Dalam menentukan kematangan kelapa sawit dapat berdasarkan fraksi, dikenal ada lima fraksi TBS. Berdasarkan fraksi TBS tersebut, derajat kematangan yang baik adalah jika tandan-tandan yang di panen berada pada fraksi 2, dan 3.Beberapa tingkat fraksi fraksi TBS.FraksiJumlah BrondolanTingkat kematangan

0Tidak ada buah membrondol, buah berwarna hitam pekatSangat mentah

01-12,5 % dari buah luar, berwarna hitam kemerahanMentah

112,5-25 % buah luar membrondol, buah berwarna kemerahanKurang matang

225-50 % buah luar membrondol, buah berwarna merah mengkilatMatang I

350-75 % orange buah luar membrondol, buah berwarnaMatang II

475-100 % orange buah luar membrondol, buah berwarna dominanLewat matang I

5Buah bagian dalam ikut membrondolLewat matang II

Hubungan fraksi panen, rendemen minyak dan asam lemak bebas ( ALB) :Fraksi panenRendemen minyak (%)Kadar ALB (%)

016,01,6

121,41,7

222,11,8

322,22,1

422,22,6

522,93,8

Visual buah kelapa sawitUmur buahBuah TandanDagingCangkangInti

0-1 bulanKecilHijau berairPutih lembutCairan

1-2 bulanMudaPutih kehijauanPutih agak kerasCairan agak mengeras

2-3 bulanMudaKuning kehijauanCokelat muda kerasPutih keras

3-4 bulanMasakKuning kemerahanCokelat kerasPutih keras

5-6 bulanMasak membrondolMerah kekuninganCokelat tua hitam kerasPutih keras

2.4 Persiapan panen.Persiapan panen merupakan pekerjaan yang mutlak dilakukan untuk memutuskan tanaman belum menghasilkan (TBM) menjadi tanaman menghasilkan (TM). Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan biaya yang seminimal mungkin, kegiatan persipan tediri dari kesiapan kondisi areal, penyediaan tenaga panen, pembagian seksi potong buah, penyediaan alat- alat kerja.Seksi potong buah harus di susun sedemikian rupa sehingga blok yang akan dipanen setiap hari akan terkonsentrasi (tidak terpencar-pencar), selain itu juga harus dihindari adanya potongan potongan ancak panen, agar satu seksi selesai pada satu hari. Semua tenaga kerja panen harus sudah tiba di ancak panen sedini dan sepagi mungkin, untuk meningkatkan produktifitas dan out put tenaga kerja pemanen. Dan pemanen harus menjaga peralatannya dalam keadaan baik, dan tajam. Kegiatan persiapan panen kelapa yang dilakukan adalah :a. Tanaman telah berumur 30 bulan, 60% pohon telah menghasilkan tandan matang panenb. Berat TBS rata-rata 3 kgc. Membuat jalan pikuld. Membuat tempat pengumpulan hasil (TPH).e. Menyiapkan peralatan panen Untuk peralatan panen kelapa sawit menggunakan alat sbb :a. Berumur < 7 tahun Dodos dengan lebar 10-12,5 cm Kantong untuk pengutipan brondolan Kapak kecil atau parang untuk memotong tangkai TBS dan batu asah Kereta dorong (lori)/ alat pikul/ angkong Jaring panenb. Berumur > 7 tahun Egrek Kapak kecil dan batu asah Kereta dorong (lori)/ alat pikul Jaring panen

PemanenSecara umum yang dilakukan pemanen saat memanen kelapa sawit adalah sebagai berikut : Pemanen mencari buah yang masak, dan melihat buah yang brondol di tanah. Jika pengambilan buah tidak dapat dilakukan tanpa memotong pelepah yang dibawahnya, maka pelepah ini harus dipotong terlebih dahulu dan dirumpuk di gawangan. Potong buahnya, potong tangkai buah sependek mungkin. Tunas yang dibuang harus seminimal mungkin dan seperlunya jika mungkin dengan mengikuti aturan dengan ketentuan meninggalkan 2 (dua) pelepah dibawah buah. Pelepah yang ditunas harus disebar di gawangan, perhatikan untuk tidak menutup pasar pikul, piringan dan parit Tidak ada buah masak yang tertinggal karena ini akan terlalu masak pada rotasi berikutnya. Ketika memotong pelepah pemanen harus memotong rapat pada batang. Jangan memanen buah mentah karena akan mengakibatkan kehilangan minyak dan kernel Semua brondolan harus dikutip, termasuk yang masuk ke ketiak pelepah kelapa. Usahakan jangan terlalu banyak memindahkan buah hasil pemanenan karena akan mengakibatkan kenaikan FFA Gagang tangkai buah harus pendek, karena gagang panjang akan mengganggu pengangkutan dan menyerap banyak minyak pada fase proses awal pengolahan. Keluarkan brondolan dari buah-buah busuk, atau terlalu masak dan janjang kosongnya jangan di bawa ke pabrik. Buah tidak tercampur pasir dan sampah terutama sewaktu mengutip brondolan, karena ini menyebabkan kerusakan pada mesin-mesin pabrik. Usahakan mencegah keterlambatan pengiriman buah ke pabrik. Buah diletakkan dengan bagian gagang dibawah, disusun 5 atau 10 baris, untuk memudahkan penghitungan dan pemeriksaan kematangan buah. Jika rotasi panen dapat dipertahankan akan mengurangi pengutipan brondolan.Panen merupakan pekerjaan yang utama dalam perkebunan kelapa sawit. Dalam proses panen inilah yang akan menghasilkan produksi sehingga perusahaan sudah mulai pada perhitungan laba rugi.Panen dilakukan dengan manual yaitu dengan tenaga manusia yang disebut pemanen, walaupun di perusahaan perusahaan besar sekarang sudah mengarah panen dengan cara mekanis yaitu menggunakan alat panen yang didesain kusus, untuk mempermudah proses panen dengan cost yang kecil dan produktifitas tinggi. Hal yang melatar belakangi menggunakan alat mekanis tersebut juga semakin sulitnya untuk mencari tenaga panen.Pemanen dalam melakukan proses panen harus dibekali pemahaman tentang pentingnya masing masing fungsi dari tanaman kelapa sawit, karena dalam melakukan proses panen yaitu menurunkan buah, pemanen mempunyai hubungan dengan keberadaan pelepah dan usaha memeliharanya. Sehingga ketika pemanen melakukan proses panen maka yang dilakukan adalah tetap menjaga kondisi dan jumlah pelepah, dalam bahasa perkebunana kelapa sawit adalah menjaga songgo. Ada beberapa ketentuan dalam menjaga songgo pelepah ini. Untuk panen dengan menggunakan dodos maka pemanen Mempertahankan jumlah pelepah setiap pokoknya minimal 56-64 pelepah, ada suatu sistem dalam hal menjaga jumlah optimum daun pada pohon kelapa sawit, dan rumus dari jumlah daun optimum tersebut sering disebut dengan sistem "Songgo Dua dan songgo tiga", yaitu selalu ada dua dan tiga unit pelepah daun yang menyangga buah sawit pada posisi yang paling bawah. Oleh karena itu dalam mengambil buah tidak boleh ikut memotong pelepah yang menyangganya, cara pengambilan buah tersebut sering disebut dengan cara "curi buah. Biasanya pada tanaman yang panen masih menggunakan dodos maka songgo dua ini mutlak dilakukan, sehingga proses curi buah dilakukan. Curi buah adalah kegiatan memanen buah sawit tanpa memotong pelepahnya, sehingga jumlah pelepah pohon sawit tidak berkurang dari jumlah yang optimal yakni antara 56 sampai 64 pelepah. Sehingga untuk mempertahankan pelepah tersebut bahasa yang disampaikan kepada pemanen adalah dengan menjaga songgo.Untuk pemanen yang menggunakan egrek, ini dilakukan untuk tanaman yang sudah tinggi maka kriterianya adalah dengan mempertahankan pelepah dengan songgo satu, yaitu jumlah pelepah dibawah buah yang di panen adalah satu pelepah.Cara pelaksanaan panen yang baik adalah salah satu syarat dalam menentukan produktifitas dan efisiensi dari suatu usaha kebun kelapa sawit. Sehingga cara pelaksanaan panen ini harus dipahami oleh pimpinan site dari pemanen, mandor, asisten afdeling sampai pimpinan site. Hal hal yang dilakukan untuk mensosialisasikan jaga pelepah dengan banyak cara supaya tujuan dapat sampai di karyawan. Adapun beberapa cara yang dilakukan dalam menyampaikan dan mensosialisasikan pentingnya menjaga pelepah adalah:1.Memberi pengarahan setiap apel pagiApel pagi wajib dilakukan di afdeling dengan peserta pemanen, mandor dan kepala afdeling. Dalam apel pagi ini dilakukan aktifitas pengabsenan dan pembagian ancak kerja oleh mandor panen. Selain itu juga pengarahan-pengarahan oleh kepala afdeling. Materi pentingnya menjaga songgo ini dapat disosialisasikan pada saat apel pagi. Mengingat apel pagi waktunya sangat sempit tidak sampai 30 menit, hendaknya penyampaiannya dengan cara yang efektif dan efisien yang sifatnya mengingatkan kepada pemanen. Poin poin pengarahan tersebut mudah dimengerti dan di pahami oleh karyawan pemanen.2.Membuat selebaran, pamflet atau papan papan pengumuman di masing masing blokMemasang informasi yang mudah dibaca tentang pentingnya menjaga pelepah juga dilakukan dengan memasang papan-papan informasi di blok panen. Pemanen akan mengingat dan melihat larangan yang tidak boleh dilakukan dan apa yang boleh dilakukan dalam proses panen. Sehingga pesan ini mudah di terima oleh karyawan.3.Memutar film keliling bagi karyawan.Film atau pesan yang bersifat audio mudah ditangkap oleh karyawan. Hal ini merupakan terobosan oleh kepala afdeling dalam memberikan sosialisasi kepada pemanen. Kepala afdeling membuat acara atau kegiatan, misalnya setiap satu minggu atau satu bulan sekali diadakan nonton bersama. Dalam kegiatan tersebut dapat dibuat selingan film yang menyampaikan cara panen yang benar, serta bagaimana cara menjaga songgo pelepah kelapa sawit. Dengan cara seperti tersebut, maka ada dua hal yang dapat diambil manfaatnya yaitu selain sebagai hiburan kepada karyawan atau refresing akibat kesibukan aktivitas, juga sarana mendekatkan diri antara pimpinan afdeling dengan karyawan dengan menyampaikan informasi dan sosialisasi tentang ketentuan dalam bekerja salah satunya menjaga pelepah tersebut. Dari situ juga bisa ditampilkan akibat kerusakan pelepah bagi pertumbuhan vegetatif tanaman.4.Memberi pinalti dan punishmentPinalti diberikan tidak sembarangan, Artinya pinalti tersebut dilakukan setelah kita melakukan sosialisasi dan memberi pemahaman kepada karyawan. Upaya tersebut dengan tujuan sebagai proses pembelajaran dan tetap untuk bersama menjaga komitment bersama. Tentunya tujuan yang utama dalam sebuah kesadaran bersama bahwa ada sebuah keadilan terhadap pelanggar aturan. Selain pinalti, maka kita juga harus memberikan penghargaan kepada yang telah komitment dan dengan kesadaran menjaga pelepah. Punishment bisa diberikan dalam bentuk premi, penghargaan ataupun hal yang membuat kebanggaan bagi karyawan dan diikuti oleh yang lain untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Tujuan semuanya adalah supaya tujuan dari sosialisasi yang dilakukan dapat di lakukan oleh semua jajaran karyawan.5.Adanya kelas pemanenKelas pemanen merupakan penilaian yang dilakukan ke masing-masing pemanen dengan tujuan penilaian tersebut, maka pemanen berkompetisi secara sehat dalam menjaga tanamaan. Penilaian dilakukan oleh mandor panen setiap hari. Bisa dengan kriteria A,B,C atau baik sekali, baik, kurang tergantung ketentuan management. Dengan demikian maka diharapkan bahwa ada usaha yang baik untuk selalu menjaga jumlah pelepah yang ada dan melakukan pekerjaan yang benar. Adanya penilaian ke pemanen ini juga diharapkan mandor akan secara terperinci bisa memetakan anggotanya mana yang bagus dan mana yang perlu pengarahan dan sosialisasi. Selain itu bisa di lihat yang mengerti, belum mengerti terhadap apa yang disosialisasikan oleh pimpinan.Kebutuhan Pemanen dan PembrondolPada dasarnya jumlah pemanen dan pembrondol diperhitungkan 1 : 1, pada periode produksi rendah (low crop) jumlah pembrondol bisa lebih sedikit dari jumlah pemanen. Pemanen dan pembrondol agar diupayakan sebagai karyawan (SKU). Kebutuhan pemanen dihitung :

Total produksi setahun brondolan---------------------------------------------------------------Rata-rata output pemanen x hari efektif setahun

Untuk perencanaan jumlah pemanen pada areal baru yang belum diketahui produktivitas pemanen secara rata-rata, maka dasar perkiraan kebutuhan pemanen dihitung : Areal datar yang di panen dengan dodos 0,04 hk/ha Areal gambut/ bukit yang dipanen dengan dodos 0,06 hk/haPersiapan kebutuhan tenagaDasar Luasan = Luas areal yang dipanen/kemampuan pemanen.Pelaksana Ketentuan panen : pemanen diawasi oleh seorang mandor. Tiap mandor panen mengawasi 15-50 pemanen (luasan 50-60).Dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja pemanen dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: topografi, jenis alat angkut yang digunakan, umur pekerja, norma kerja, sistem panen dan faktor lainnya.

2.6 Tata Laksana Panen1. Angka Kerapatan PanenKerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat kerapatan pohon matang panen di dalam satu ancak. Tujuan penentuan kerapatan panen adalah untuk mendapatkan minimal satu tandan yang matang panen. Sebagai contoh, kerapatan panen 1 : 5 artinya setiap 5 pohon akan ditemukan minimal satu tandan yang matang panen. Agar lebih akurat, penentuan kerapatan panen dilakukan sehari sebelum panen buah.Untuk menghitung kerapatan panen dalam satu ancak, dapat diambil beberapa pohon sebagai sampel secara sistematis. Misal dalam satu blok atau group diambil 10 barisan tanaman, kemudian di dalam setiap barisan tersebut ditentukan sebanyak 10 pohon untuk contoh perhitungan. Dengan demikian dalam satu blok atau group terdapat 100 pohon sampel. Selanjutnya pada setiap pohon tersebut dilakukan perhitungan dan pencatatan tandan buah yang matang panen. Jika ternyata dalam satu blok tersebut ditemukan 25 tandan yang matang panen, maka kerapatan panennya adalah 25 : 100 atau 1 : 4. Hal ini berarti dalam 4 pohon terdapat satu tandan yang matang panen. Pekerjaan ini sedikit rumit, tetapi penggunaan tenaga kerja pada saat pemanenan akan lebih efektif dan efisien.Untuk mengatur kebutuhan tenaga pemanen yang menyediakan sarana transport. Misal sebanyak 100 pohon per blok (16-25 ha). Diambil dari baris no. 5, 15, 25, 35, 45 masing-masing sebanyak 20 pohon. Hitung tandan yang sudah bisa dipanen keesokan harinya, misalnya 24 tandan. Kerapatan panen (KP) = 24/100 = 0,24 atau 1 : 4 artinya dari setiap 4 pohon akan dipanen 1 tandan matang. Bila berat rata-rata 1 tandan = 12 kg. Maka prakiraan panen: 0,24 x 2.240 x 12 kg = 6.451 kgBila kapasitas (PN = Prestasi Normal) 1 orang tenaga panen = 800 kg diperlukan 8 orang pemanen. Truk atau kendaraan sesuaikan dengan produksi tersebut.

2. Cara pemanenanProses pemanenan kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tanda buah segar (TBS), memungut brondolan, dan mengangkut dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan panen dan pengangkutan ke pabrik tidak dilakukan secara sembarangan, tetapi perlu dilakukan dengan baik sehingga diperoleh buah dengan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Pelaksanaan panen adalah sbb : Berdasarkan tinggi tanaman, ada tiga cara panen yang umum dilakukan. Tanaman yang tingginya 2-5 m dilakukan dengan cara jongkok dengan alat dodos, sedangkan tanaman dengan ketinggian 5-10 m dipanen dengan cara berdiri dan menggunakan alat dodos. Tanaman dengan tinggi lebih dari 10 m dilakukan dengan dengan egrek dengan menggunakan arit bergagang panjang. Untuk memudahkan panen, sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan. Tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya maksimal 2 cm. Tandan yang dipotong adalah tandan buah yang telah memenuhi kriteria matang panen. Semua brondolan dikutip dan dikumpulkan setelah dibersihkan dari sampah, brondolan yang bersih ditumpuk di tempat pengumpulan hasil (TPH) dengan alas karung goni atau keranjang, tangkai TBS dipotong berbentuk V, TBS diangkut ke TPH dan disusun dengan baik.Adapun tata cara pemanenan kelapa sawit yaitu Pelepah yang menyangga (songgo) buah matang dipotong Tandan matang dipotong tangkainya, Brondolan yang ada diketiak pelepah diambil/dikorek Tandan dibawa ke jalan pikul Brondolan di piringan dikumpulkan Pelepah disusun digawangan mati dan dipotong menjadi 3 bagian Setelah selesai pindah ke pohon berikutnya.

3. Rotasi PanenRotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Dalam pemanenan kelapa sawit umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari, artinya satu areal panen harus dimasuki (diancak) pemanen tiap 7 hari. Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7, artinya dalam satu minggu terdapat 5 hari panen dan 2 hari untuk sisa pemeliharaan alat panen, dan masing-masing ancak panen diulang 7 hari berikutnya. Rotasi panen di afdelling/kebun diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik yakni sebagai berikut :6/7 : 6 hari memanen dengan rotasi 7 hari (Senin Sabtu) biasanya hanya pada waktu musim panen puncak.5/7 : 5 hari memanen dengan rotasi 7 hari (Senin Jumat)

4. KapveldKapveld yaitu luas areal panen harian, sebagai Contoh : Untuk Senin-Kamis pada lahan seluas 170 ha atau 11 blok/hari sedangkan pada hari jumat panen hari pendek hanya 6 blok.5. Sistem PanenUntuk memudahkan pelaksanaan panen dan memastikan produktifitas panen yang tinggi mandor menentukan sistem ancak/petak. Satu ancak terdiri dari 2-4 baris tanaman yangg berdekatan tergantung pada kerapatan buah masak. Area panen harus di bagi menjadi 5-6 bagian tergantung dari berapa hari kerja. sistem pengancakan terdiri dari 3 sistem yaitu: ancak giring murni ancak giring tetap ancak tetapa. Sistem ancak giringPada sistem ancak giring setiap pemanen melaksanakan panen pada ancak panen yang ditetapkan setiap hari panen oleh mandor panen. Bagian areal panen selalu berubah di sesuaikan dengan kerapatan panen dan kehadiran tenaga kerja pemanen. Pada sistem ini apabila suatu ancak telah selesai dipanen pemanen pindah ke ancak berikutnya ancak berikutnya bersifat tetap dan bersifat tidak tetap sehingga dikenal dengan sistem ancak giring murni (tidak tetap) dan sistem giring tetap. Pada sistem ini pemanen secara bersama-sama memanen di 1 blok. Setelah selesai pindah ke blok lain. Satu orang pemanen memanen tiap 2 baris (1 gawangan). Kemudian berpindah kebaris yang belum dipanen, dan seterusnya sampai selesai 1 blok dan pindah ke blok lain.Sistem ancak giring murni cocok untuk areal tanaman (tanaman muda) jumlah pemanen yang cukup banyak per mandor memudahkan transportasi buah dan kemungkinan ancak tertinggal kecil. Kelemahan dari sistem ancak giring murni adalah kurang tanggung jawabnya pemanen terhadap kondisi ancak karena ancaknya selalu berubah dari waktu ke waktu sulit ditelusuri pemanen mana yang melakukan kesalahan, produkifitas pemanen rendah karena kehilangan waktu akibat pindah dari ancak 1 ke ancak lainnya. Sebagai perbaikan dari ancak giring murni ini di kembangkan sistem ancak giring tetap, pada sistem ini pemanen pindah dari ancak 1 ke ancak lainnya dengan ancak yang tetap. Cara berpindahnya :Ancak giring orang tetap: pemanen pertama mengambil gawangan pertama pada perpindahan berikutnya.Ancak giring orang tidak tetap: gawangan pertama pada perpindahan berikutnya dikerjakan oleh siapa saja atau pemanen yang terlebih dahulu selesai.Keuntungan sistem ancak giring : buah dapat segera diangkut ke pabrik dan kontrol oleh mandor lebih mudah. b. Sistem ancak panen tetapPada sistem ini pemanen melaksanakan panen pada areal yang sama dikerjakan secara rutin, bertanggung jawab menyelesaikan ancak sesuai dengan tanggung jawab yang telah ditentukan setiap hari tanpa ada yang tertinggal apabila pemanen tidak bekerja maka mandor harus mencari pekerja pengganti, sistem ini cocok di terapkan pada areal yang topografi terbuka atau curam dan dengan tanam yang berbeda. Pada sistem ini pemanen di beri ancak dengan luasan tertentu dan tidak berpindah-pindah hal tersebut membantu di perolehnya TBS dengan kematangan yang optimal, rendeman minyak yang di hasilkan tinggi namun kelemahan sistem ini buah lebih lambat keluar sehingga lambat pula sampai ke pabrik. Sebagai contoh Blok A = 16 ha, ada 50 baris dipanen oleh 5 orang. Orang ke I memanen baris 1-10, orang ke II baris ke 11-20 dan seterusnya.

6. Pengumpulan ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) Buah diangkut dengan goni atau kereta dorong ke TPH setelah selesai memanen 2 jam TPH 1:6, 1 TPH tiap 6 gawangan Tangkai tandan dipotong mepet atau berbentuk huruf V (cangkem/mulut kodok) Tandan disusun tiap 10 tandan (tandan kecil) atau 5 (bila tandan besar) Nomor pemanen ditulis pada tangkai tandan

7. Prestasi Panen Kapasitas Panen/Basis Tugas/Prestasi Normal : Jumlah kg tandan yang harus diselesaikan dalam 1 hari kerja oleh tiap-tiap pemanen Basis Borong/Basis Premi : Jumlah kg TBS dalam basis tugas yang tidak dapat preminya/hanya upah standar Besarnya kapasitas panen dan basis borong ditentukan oleh umur tanaman, keadaan buah (kerapatan panen), topografi areal, semakin sulit pelaksanaan panen basis borongnya diturunkan8. Penanganan buah selepas panenPenanganan buah selepas panen yang perlu mendapat perhatian adalah pengangkutan buah dari pohon ke TPH, selanjutnya pengangkutan ke pabrik. Penanganan buah yang baik akan dapat menjaga rendemen minyak tetap tinggi. Pada waktu buah mencapai titik tepat matang, kandungan asam lemak bebas (ALB) hanya sekitar 0,1 %, tetapi waktu sampai di lokasi pabrik kandungan ALB tersebut dapat meningkat melampaui 2 % bahkan kadang melampaui 3 %. Meningkatnya kandungan ALB disebabkan oleh beberapa peristiwaa. terjadi peningkatan akibat degredasi biologis buah yaitu proses buah menjadi lewat matang.b. jatuhnya buah tandan ke tanah waktu dipanen sehingga terjadi goresan atau memar.c. sebagai akibat penanganan buah dalam rangka pengangkutan ke TPH dan kemudian ke pabrik.

9. Pemeriksaan panenPemeriksaan panen dilakukan di lapangan dan di tempat pengumpulan hasil (TPH). Pemeriksaaan di lapangan meliputi tandan matang tidak dipanen, tandan dipanen tidak dikumpul, brondolana tertinggal di piringan pohon/ jalan pikul, buah tertinggal di pelepah. Sedangkan pemeriksaan di TPH meliputi tanda afkir, tandah mentah, cangkem kodok (huruf V), susunan tandan, kebersihan tandan dan brondolan.

10. Pengangkutan TBS ke pabrik.Tandan buah segar harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah. Buah yang tidak segera diolah akan mengalami kerusakan. Alat angkut yang dapat digunakan dari kebun kepabrik diantaranya adalah lori, traktor, truk. Setelah TBS sampai di pabrik, segera dilakukan penimbangan. Penimbangan penting dilakukan terutama untuk mendapatkan angka-angka yang berkaitan dengan produksi, pembayaran upah pekerja dan perhitungan rendemen minyak sawit.

BAB IVPENUTUP

1.1 KesimpulanHasil panen utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit yang disebut tandan buah segar (TBS). Memanen kelapa sawit merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit, keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktivitas tanaman, sebaliknya kegagalan panen akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Panen memerlukan teknik tertentu agar mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Pelaksanaan pemanenan tidak secara sembarangan. Perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Pengetahuan mengenai derajat kematangan buah dan penentuan saat panen yang tepat mempunyai arti yang penting sebab jumlah dan mutu minyak yang diperoleh nantinya sangat ditentukan oleh faktor ini.

1.2 SaranUntuk melakukan pemanenan tidak boleh secara sembarangan. Perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Kiswanto, Purwanta, J.H., dan Wijayanto, B. 2008.Teknologi Budi Daya Kelapa Sawit.Agro Inovasi, Bandar LampungPahan, I. 2011.Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.Penebar Swadaya, Jakarta.

Pahan I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal. Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta. Suwarto dan Octavianty, Y. 2010.Budi Daya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan. Penebar Swadaya, Jakarta.