Makalah Respirasi Fix

36
BAB II PEMBAHASAN Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbondioksida ( CO2 ) dan air ( H2O ) dihilangkan. Pernafasan ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas didalam jaringan atau pernafasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru bernama pernafasan luar. Udara ditarik kedalam paru-paru pada waktu menarik nafas dan didorong keluar paru-paru pada waktu megeluarkan nafas. Ada dua cara pernfasan yang dikenal yakni pernafasan mulut dan pernafasan hidung. Perbedaan kedua pernafasan tersebut adalah : 1. Pernafasan Mulut Sebagian besar menggunakan mulut untuk menghisap oksigen. Dengan cara ini akan menghasilkan sedikit energi, sedang untuk menghasilkan energi tersebut akan menguras banyak energi yang ada pada tubuh kita. Contohnya penggunaan cara pernafasan ini

description

makalah tentang respirasi manusiajggkijjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjiirtrrtyrtyrtfhgfffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffbkjqghekhgjsskjSIIUQWY8

Transcript of Makalah Respirasi Fix

BAB IIPEMBAHASAN

Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbondioksida ( CO2 ) dan air ( H2O ) dihilangkan.Pernafasan ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas didalam jaringan atau pernafasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru bernama pernafasan luar. Udara ditarik kedalam paru-paru pada waktu menarik nafas dan didorong keluar paru-paru pada waktu megeluarkan nafas.Ada dua cara pernfasan yang dikenal yakni pernafasan mulut dan pernafasan hidung. Perbedaan kedua pernafasan tersebut adalah :1. Pernafasan MulutSebagian besar menggunakan mulut untuk menghisap oksigen. Dengan cara ini akan menghasilkan sedikit energi, sedang untuk menghasilkan energi tersebut akan menguras banyak energi yang ada pada tubuh kita. Contohnya penggunaan cara pernafasan ini adalah nafas ngos-ngosan. Kelemahan bernafas menggunakan mulut : Dalam jangka pendek :a. Mulut keringb. Nafas bauc. Tidur kurang nyenyak Dalam jangka panjang dapat menyebabkan terganggungya amandel dan kelenjar gondok sehingga dapat terjadi penyumbatan lebih lanjut pada saluran udara bagian atas. Ketika mengambil oksigen melalui hidung maka oksigen akan melewati selaput lendir dan masuk ke dalam sinus sehingga menghasilkan oksida nitrat yang dibutuhkan tubuh untuk semua otot polos, seperti jantung dan pembuluh darah. Jadi ketika tidak bernafas melalui hidung, darah sebenarnya tidak mendapatkan semua oksigen yang diperlukan untuk brfungsi dengan baik. Menurut Jefferson dalam jurnal General Dentistry, bernafas melalui mulut merupakan penyebab masalah kesehatan dan perilaku yang sering diabaikan, terutama pada anak usia sekolah. Anak-anak yang bernafas melalui mulut cepat merasa lelah, mudah marah, dan tidak bisa berkonsentrasi dengan baik. Bila kebiasaan bernapas lewatmulut sudah parah, anak bisa mengembangkan apa yang disebut long face syndrome (sindrom wajah panjang), yaitu wajah menjadi sempit dan fitur wajah sangat tidak menarik. Selain itu, sindrom ini juga membuat amandel menjadi bengkak. Kadang-kadang posisi rahang juga menjadi aneh untuk menjalankan fungsi mendapatkan banyak oksigen ke dalam tubuh. Ini bisa terjadi pada orang dewasa, tetapi lebih sering pada anak-anak.2. Pernafasan HidungMenggunakan hidung sebagai alat utama penghisap oksigen, sedang mulut tertutup rapat. Dengan cara ini akan menghasilkan energi yang cukup besar dan akan menggunakan relatif sedikit energi yang ada dalam tubih kita.Kebihan bernafas melalui hidung : Menghangatkan suhu udaraDidalam hidung terdapat pembuluh darah yang banyak dan tipis, dengan kondisi seperti itu udara dapat menjadi hangat karena terkena panas yang diberikan darah. Walaupun udara yang kita hirup dingin, di dalam hidung melalui sebuah proses dapat menjadi hangat, karena pembuluh darah tadi membesar dan memberikan panas yang lebih, sehingga dapat menghangatkan udara yang masuk. Menyaring debu dan kotoranSaat menghirup udara sesampainnya di hidung akan di saring oleh lendir dan didalam hidung juga ada bulu-bulu yang dapat menyaring udara. Melembabkan udaraLendir dalam hidung dapat melembabkan udara, bahkan dalam satu hari ada sekitar satu liter lendir yang ada pada hidung, lendir itu membuat air menguap sehinga udara menjadi lembab.Berdasarkan letaknya, system pernapasan dibedakan menjadi dua yaitu sistem pernafasan atas dan sistem pernafasan bawah. Sistem pernafasan atas terdiri dari hidung, faring dan laring. Sementara sistem pernafasan bawah terdiri dari trakea, bronkus, bronkioli, paru-paru, dan alveoli.2.1 Sistem pernafasan atas

Hidung Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernafasan. Hidung merupakan saluran hidung yang pertama, mempunyai dua lubang, yang dipisahkan oleh sekat hidung. Bagian luar dinding hidung terdiri dari kulit, lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan, lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yng dinamakan konka hidung (konka nasalis) (Syaifudin, 1995).Fungsi hidung : Selaput lendirBerfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Rambut pendek dan tebalBerfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Konka dengan banyak kapiler darahBerfungsi menghangatkan udara yang masuk. Kelenjar minyak (kelenjar sebasea) Kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) Terdapat struktur - septum nasi - chonca nasalis superior, medius, inferior- meatus nasi superior, medius, inferior

Sinus paranasal Sinus maxillaris Sinus ethmoidalis Sinus frontalis Sinus sphenoidalis

FaringFaring terletak di belakang mulut, tempat yang dilewati oleh udara, makanan, dan air. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang (Sloane, 2004). nasopharynx Oropharynx laryngopharynx Persilangan jalan napas dan makan

LaringLaring merupakan kotak suara tempat diproduksi suara. Terletak di depan bagian terendah pharynx sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri atas sel-sel silinder bersilia. Terdapat pita suara yang tersusun dari tulang rawan aritenoid (Setiadi, 2007).

2.2 Sistem pernafasan bawah

TrakheaTrakhea sering disebut juga sebagai tenggorokan, merupakan sebuah pipa udara yang mempunyai ruas-ruas menyerupai tumpukan cincin. Saluran ini menuju ke arah bronkus. Trakea adalah tabung fleksibel dengan panjang kurang lebih 10 cm dan lebar 2,5 cm. Dinding trakea tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan (Guyton, 1977).

BronkusMerupakan saluran yang membawa udara dari trakhea menuju ke paru-paru. Bronchus primarius : bronchus primarius dextra lebih vertikal dan lebih besar bronchus primarius dextra 3 bronchus secundus ( lobaris) bronchus segmantalis bronchus primarius sinistra 2 bronchus secundus bronchus segmentalis (Sloane, 2004).

BronkioliMerupakan cabang dari bronkus yang berada di dalam paru-paru.

Paru-paruParu-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai di pulmo-, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru (Pearce, 2002). Berlokasi di rongga dada di atas diafragma yang berbentuk kubah Dikelilingi oleh suatu membran serupa kantong dengan cairan di dalamnya, yang disebut kantong pleura Alveoli (blind sacs) dikelilingi oleh jaringan kapiler yang banyak dan merupakan tempat pertukaran udara paru-paru kiri mempunyai 2 lobus yang dipisahkan oleh fisura obliqua. Terdiri dari : lobus superior dan lobus inferior lingula. paru-paru kanan mempunyai 3 lobus yang dipisahkan oleh fisura obliqua dan fisura horizontalis.Terdiri dari lobus superior, lobus medius dan lobus inferior .

Struktur paru-paru : Alveolus sacus alveolaris duct. alveolaris brhonchiolus respiratorius bronchiolus terminalis bronchiolus.Capiler a. pulmonalis melepaskan CO2Capiler v. pulmonalis mengambil O2

Pleura : Pembungkus pulmo Dua lapis : pleura parietal et viseral Ruang diantaranya : Cavum pleura

Pleural cavity and lungs Gambar atas bagian anterior Gambar bawah bagian posterior

AlveoliAlveoli merupakan sejumlah kantung udara yang terdapat di dalam paru-paru. Dinding alveoli ini tipis dan menopang jaringan-jaringan kapiler, yaitu saluran halus yang berisi darah. Udara menembus dinding alveoli pada batas antara paru-paru dan kapiler darah (Syaifuddin, 1995).

Rongga Thorax Costae Mm. intercostalis

Otot Nafas (Diafragma) Pembatas cavum thorax dan abdominal Terdiri : pars muscularis dan pars tendinea Kontraksi mendatarinspirasi Relaksasimencembungekspirasi

Otot diaphragma melakukan 75% ventilasi, sisanya oleh otot nafas sekunder : intercostali,. sterno-cleido-mastoidus, sealenus. Otot expirasi sekunder adalah otot-otot dinding perut. Gangguan otot dijumpai pada amstenia gravis atau penggunaan obat pelumpuh otot (muscle-relaxant) selama anestesi. Pada respitionary distress (sesak nafas berat) tubuh menggunakan otot-otot nafas disebut dengan akan tampak gerakan pada otot-otot leher, wajah dan sela-sela iga Penderita yang sudah memakai otot natas sekunder sebenarnya sudah perlu bantuan nafas buatan mekanik (Syaifuddin,1995). 2.3 Sistem PernapasanBerdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi atas pernapasan dada dan pernapasan perut.2.3.1 Pernapasan Dada Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas kontraksi dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem pernafasan dada terdiri dari 2 tahap, yaitu: Tahap Inspirasi, yaitu kondisi di mana otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Hal ini mengakibatkan tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan atsmosfer sehingga udarayang kaya okan oksigen terhisap masuk kedalam paru-paru melalui saluran pernafasan. Tahap Ekspirasi, tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi dimana otot antara tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada kembali mengecil dan paru-paru mengempis. Kondidi ini menyebabkan tekanan rongga dada meningkat dan lebih tinggi dari tekanan atsmosfer sehingga udara dalam paru-paru mengalir keluar melalui saluran pernafasan (Syaifuddin,1995).

2.3.2 Sistem Pernafasan Perut Sistem pernafasan perut adalah sistem pernafasan yang bergantung pada aktivitas diafragma. Pernafasan perut juga dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu: Tahap Inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi, sehingga rongga dada membesar dan paru-paru mengembang, tekanan udara turun sehingga udara dari luar dapat masuk kedalam paru-paru melalu saluran pernafasan. Tahap Ekspirasi adalah kondisi dimana otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut berkontraksi sehingga otot diaframa kembali ke posisi semula. Akibatnya rongga dada mengecil, paru-paru mengepis, tekanan udara dalam paru-paru meningkat sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida terhembus keluar melalui saluran pernafasan (Syaifuddin,1995).

2.3.3 Volume Udara Pernapasan Dalam keadaan biasa, orang dewasa normal menghirup dan menghembuskan udara 500 cc yang disebut volume tidal. Setelah melakukan pernapasan biasa, kita masih dapat menghirup udara sekuat-kuatnya sebanyak 1500 cc. yang disebut volume cadangan inspirasi dan menghembuskan udara sekuat-kuatnya hingga 1500 cc yang disebut volume cadangan ekspirasi. Volum udara , volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi mencapai 3500-4000 cc, yang disebut kapasitas vital paru-paru. Setelah menghembuskan napas sekuat-kuatnya, didalam paru-paru masih tersisa udara sebanyak 1000 cc yang disebut sebagai volume residu. Jumlah keseluruhan udara yang tertampung secara maksimal dalm paru-paru disebut kapasitas total paru-paru (Pearce, 2002).2.3.4 Frekuensi Pernapasan Pada orang dewasa normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15-18 tiap menit. Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah.1. Umur Semakin bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan menjadi semakin lambat. Pada usia lanjut, energiyang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada saat usia pertumbuhan, sehingga oksigen yang diperlukan relatif lebih sedikit. 2. Jenis KelaminPada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh karena itu, laki-laki memerlukan oksigen yang lebih banyak daripada wanita.3. Suhu TubuhManusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-37C karena manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju metabolismenya, sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat. 4. Posisi TubuhPosisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada saat berdiri, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak dan laju pernapasan pun akan meningkat dibandingkan pada saat orang duduk (Syaifuddin,1995).Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaituRespirasi Eksternal dan Respirasi Internal. 1. Respirasi Eksternal Pernapasan luar merupakan pertukaran gas di dalam paru-paru. Dengan kata lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara udara dan darah. Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3) dengan persamaan reaksi seperti berikut, (H+) + (HCO3) => H2 + CO3. Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut: H2CO3 => H2O + CO2. Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi. Terjadinya difusi O2 dan CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial. Tekanan udara luar sebesar 1 atm (760 mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-paru sebesar 160 mmHg. Tekanan parsial pada kapiler darah arteri 100 mmHg, dan di vena 40 mmHg. Hal ini menyebabkan O 2 dari udara berdifusi ke dalam darah. Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vena 47 mmHg, tekanan parsial CO2 dalam arteri 41 mmHg, dan tekanan parsial CO2 dalam alveolus 40 mmHg. Adanya perbedaan tekanan parsial tersebut menyebabkan CO2 dapat berdifusi dari darah ke alveolus (Pearce, 2002).

2. Respirasi Internal Pada pernapasan dalam darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh. Reaksinya sebagai berikut, HbO2 => Hb + O2. Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi, karena tekanan oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah. Hal ini disebabkan karena sel-sel secara terus menerus menggunakan oksigen dalam respirasi selular. Dari proses pernapasan yang terjadi di dalam jaringan menyebabkan terjadinya perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang keluar paru-paru (Pearce, 2002).Tekanan parsial O2 pada kapiler darah nadi 100 mmHg dan tekanan parsial O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon dioksida tinggi, karena karbon dioksida secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel tubuh. Tekanan parsial CO2 dalam jaringan 60 mmHg dan dalam kapiler darah 41 mmHg. Hal inilah yang menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO2 berdifusi ke luar jaringan. Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200 ml karbon dioksida per hari (Setiadi, 2007).Pertukaran gas antara O2 dan CO2 terjadi melalui proses difusi, berlangsung di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses difusi berlangsung sederhana, yaitu hanya dengan gerakan molekul-molekul secara bebas melalui membran sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan tinggi menuju ke konsentrasi rendah atau tekanan rendah. Faktor-faktor yang mempenaruhi difusi gas melintasi membran sel adalah tekanan parsial gas (tekanan gas tertentu, misalnya tekanan oksigen saja terhadap tekanan seluruh udara), permeabilitas membran respirasi, luas permukaan membran respirasi, kecepatan sirkulasi darah di paru-paru dan, reaksi kimia yang terjadi di dalam darah (Setiadi, 2007).

O2 masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari rongga hidung sampai alveolus. Di alveolus terjadi difusi O2 ke kapiler paru-paru yang terletak di dinding alveolus. Masuknya O2 dari luar(lingkungan) menyebabkan tekanan parsial O2 atau PO2 di alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan PO2 di kapiler paru-paru. Oleh karena itu, O2 akan bergerak dari alveolus menuju kapiler paru-paru, yang disebabkan proses difusi selalu terjadi dari daerah yang bertekanan parsial tinggi ke daerah yang bertekanan parsial rendah.Oksigen di kapiler arteri diikat oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin sampai menjadi jenuh. Makin tinggi tekanan parsial oksigen di alveolus, semakin banyak oksigen yang terikat oleh hemoglobin dalam darah. Hemoglobin terdiri dari empat sub unit, setiap sub unit terdiri dari bagian yang disebut heme. Di setiap pusat heme terdapat unsur besi yang dapat berikatan dengan oksigen, sehingga setiap molekul hemoglobin dapat membawa empat molekul oksigen berbentuk oksihemoglobin. Reaksi antara hemoglobin dan oksigen berlangsung secara reversibel (bolak-balik) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pH, suhu, konsentrasi O2 dan CO2, serta tekanan parsial.Reaksi pengikatan O2 oleh Hb adalah sebagai berikut:Hb + O2HbO2Arah reaksi tersebut ke kiri bila terjadi di jaringan tubuh, dan ke kanan bila di jaringan paru-paru.Hemoglobin akan mengangkut O2 ke jaringan tubuh kemudian berdifusi masuk ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh atau jaringan tubuh, O2 digunakan untuk proses respirasi di dalam mitokondria sel. Semakin banyak O2 yang digunakan oleh sel-sel tubuh, maka semakin banyak CO2 yang terbentuk dari proses respirasi. Hal tersebut menyebabkan tekanan partial CO2 atau PCO2 dalam sel-sel tubuh lebih tinggi dibandingkan PCO2 dalam kapiler vena sel-sel tubuh. Oleh karenanya CO2 dapat berdifusi dari sel-sel tubuh ke dalam kapiler vena sel-sel tubuh, kemudian akan di bawa oleh eritrosit menuju ke paru-paru. Di paru-paru terjadi difusi CO2 dari kapiler vena menuju alveolus. Proses tersebut terjadi karena tekanan parsial CO2 pada kapiler vena lebih tinggi dari pada tekanan parsial CO2 dalam alveolus.Bila pengangkutan O2 terutama dilaksanakan oleh Hb, maka pengangkutan CO2 dilakukan oleh plasma darah. CO2 dapat larut dengan baik di dalam plasma darah dan membentuk asam karbonat:Akibat terbentuknya asam karbonat tersebut, pH darah menurun sampai 4,5, karena H2CO3 sebagai suatu senyawa yang labil akan mengurai dan meningkatkan kadar ion H+ darah. Jadi CO2 diangkut oleh darah dalam bentuk ion HCO3. Proses pengangkutan dengan pengubahan secara bolak-balik dari CO2 menjadi H2CO3 dan sebaliknya dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase.Pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui proses difusi. Proses tersebut terjadi di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses difusi berlangung sederhana, yaitu hanya dengan gerakan molekul-molekul secara bebas melalui membrane sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan tinggi ke konsentrasi rendah atau tekanan rendah (Sloane, 2004).Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari rongga hidung sampai alveolus. Di alveolus oksigen mengalami difusi ke kapiler arteri paru-paru. Masuknya oksigen dari luar menyebabkan tekanan parsial oksigen (PO2) di alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan PO2 di kapiler arteri paru-paru. Karena proses difusi selalu terjadi dari daerah yang bertekanan tinggi ke derah bertekanan rendah, oksigen akan bergerak dari alveolus menuju kapiler arteri paru-paru (Sloane, 2004).Oksigen di kapiler arteri diikat oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin sampai jenuh. Makin tinggi tekanan parsial oksigen di alveolus, semakin banyak oksigen yang terikat oleh hemoglobin dalam darah. Oksigen yang berikatan dengan hemoglobin akan membentuk oksihemogblobin (Sloane, 2004).Reaksi antara hemoglobin dan oksigen berlangsung secara reversible (bolak-balik) yang dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu suhu, pH, konsentrasi oksigen dan karbon dioksida, serta tekanan parsial (Sloane, 2004).Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke jaringan tubuh yang kemudian akan berdifusi masuk ke sel-sel tubuh untuk digunakan dalam proses respirasi. Di dalam sel-sel tubuh atau jaringan tubuh, oksigen digunakan untuk proses respirasi di dalam mitokondria sel. Semakin banyak oksigen yang digunakan oleh sel-sel tubuh, semakin banyak karbondioksida yang terbentuk dari proses respirasi. Hal tersebut menyebabkan tekanan parsial karbon dioksida atau PCO2 dalam sel-sel tubuh lebih tinggi dibandingkan PCO2 dalam kapiler vena sel-sel tubuh. Oleh karena itu, karbon dioksida dapat berdifusi dari sel tubuh ke kapiler vena sel tubuh yang kemudian akan dibawa oleh eritrosit menuju paru-paru. Di paru-paru terjadi difusi CO2 dari kapiler vena menuju alveolus. Proses tersebut terjadi karena tekanan parsial CO2 pada kapiler vena lebih tinggi daripada tekanan parsial CO2 dalam alveolu. Karbondioksida ahirnya akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.2.3.5 Pertukaran Gas Oksigen dan Karbondioksida dalam TubuhPertukaran gas atau difusi gas respirasi disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara baik oksigen atau karbondioksida.Faktor-faktor yang menentukan difusi gas respirasi melintasi membra alveolus dan kapiler darah yaitu sebagai berikut:a) Permeabilitas epithelium /membran respirasi. Jika membran semakin permeable maka semakin cepat proses difusi.b) Luas permukaan epithelium/membran respirasi. Semakin luas membran respirasinya, maka semakin cepat proses difusi berlangsung.c) Tekanan parsial gas yang bergantung pada persentasenya dalam seluruh bagian udara, semakin tinggi tekanan parsial, maka semakin cepat proses difusi berlangsung.d) Kecepatan sirkulasi darah di paru-paru atau insang. Semakin cepat peredaran darah maka semakin cepat pula proses difusinya.e) Kecepatan reaksi kimia yang terjadi di dalam darah. Semakin cepat reaksi yang terjadi maka semakin cepat pula preses difusinya.2.4 Gangguan pada Sistem Respirasi

1. Sinusitis, yaitu infeksi pada bagian sinus. Infeksi ini terjadi ketika saluran hidung yang mengarah ke sinus tersumbat (Abercrombie, 1993).2. Tonsilitis, yaitu infeksi pada bagian tonsil sehingga meradang dan membengkak. Peradangan dan pembengkakan tonsil yang terjadi di daerah pangkal faring disebut amandel. jika terjadi pada nasofaring disebut adenoid (Campbell, 1997).3. Laringitis, yaitu infeksi pada daerah laring yang menyebabkan suara parau atau serak (Abercrombie, 1993).

4. Bronkitis akut, yaitu infeksi pada daerah bronkus yang biasanya didahului oleh infeksi saluran respirasi bagian atas oleh virus yang diikuti dengan infeksi bakteri (Campbell, 1997).5. Pneumonia, yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh virus dan bakteri sehingga bronkus dan alveolus berisi banyak cairan. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya proses pertukaran udara (Campbell, 1997).6. Tuberkulosis atauTBC, yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberkulosis (Campbell, 1997).7. Bronkitis kronis, yaitu tersumbatnya saluran udara oleh cairan mukus sehingga suplai udara ke paru-paru terganggu (Abercrombie, 1993).8. Emfisema, yaitu gangguan pada paru-paru yang ditandai dengan rusaknya dinding-dinding alveolus sehingga kemampuan pertukaran udara menjadi berkurang (Abercrombie, 1993).9. Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Seperti diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah leher menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu, masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu makin kecil sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas, oksigen (O2 ) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO2 ) dikeluarkan (Abercrombie, 1993).10. Kanker paru-paru, lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita. Penyebab kanker ini salah satunya dipicu oleh kebiasaan merokok dalam jangka waktu yang lama, baik aktif maupun pasif (Abercrombie, 1993).11. Flu, yaitu penyakit yang ditandai dengan rongga hidung berlendir, batuk, dan demam. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virusInfluenza (Abercrombie, 1993).

DAFTAR PUSTAKAAbercrombie, M., M. Hickman, M.h. Johnson, dan M. Thain. 1993. Kampus Lengkap Biologi. Jakarta: Erlangga.Campbell, N. 1997. Biology. Fourth Edition. California: The Benjamin/Cimmings Publishing Company, Inc.Syaifuddin. 1995. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta : EGC.Guyton, Arthur C dan John E Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGCPearce, Evelyn C. 2002. Anatomi Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.Sloane, Ethel. 2004.Anatomi dan Fisiologi Manusia Untuk Pemula.Jakarta: EGCSetiadi. 2007. Anatomi Fisiologi Manusia. Graha Ilmu Yokyakarta.