Makalah Resin Penukar Ion

download Makalah Resin Penukar Ion

of 36

Transcript of Makalah Resin Penukar Ion

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    1/36

    ANALISA KROMATOGRAFI PENUKAR ION

    Disusun oleh :

    1. Deta Agustin R. (M0311017)

    2. Devita Dwi A. (M0311018)

    3. Dewi Ariyani (M0311019)

    4. Dhini Aulia Phasa (M0311020)

    5. Diah Permatasari (M0311021)

    6.

    Dien Nur Hasanah (M0311022)

    7.

    Dwita Nur Aisyah ( M0311023)

    8. Euodia Novarinna M (M0311025)

    9.

    Larisa Mutiara (M0311044)

    10.

    Ludfiaastu Rinawati (M0311045)

    11. Meiyanti Ratna K. S (M0311047)

    12. Muhammad Taufik A. (M0311048)

    13.

    Mutiara Novianti (M0311049)

    14.

    Nais Puji W ( M0311050)

    15.Nurul Fatmawati (M0311051)

    16. Ozi Adi Saputra (M0311052)

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2013

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    2/36

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan

    karuniaNya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan penulisan makalah Kimia

    Pemisahan dan Kromatografi dengan pokok bahasan utama adalah Kromatografi Pertukaran

    ion/ resin (Ion exchanger).

    Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat penilaian tugas sebagai pengganti

    Ujian Kompetensi Dasar dalam mata kuliah Kimia Pemisahan dan Kromatografi. Dengan

    makalah ini, diharapkan mahasiswa lebih mengerti dan memahami mengenai bagaimana

    Kromatografi pertukaran ion. Tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dr. Pranoto,

    M.Sc selaku dosen mata kuliah Kimia Pemisahan dan Kromatografi yang telah membimbing

    sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

    Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh

    karena itu, tim penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

    meningkatkan kualitas makalah ini. Namun demikian, tim penyusun berharap semoga

    makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

    Surakarta, 22 November 2013

    Penulis

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    3/36

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul i

    Kata Pengantar .. ii

    Daftar Isi .iii

    Daftar Gambar iv

    Daftar Tabel v

    Glosarium .. vi

    BAB I Pendahuluan 1

    A. Latar Belakang .. 1

    B. Rumusan Masalah . 2

    C. Tujuan .. 2

    BAB II Landasan Teori 3

    A. Kromatografi . 3

    B. Resin Penukar Ion .. 3

    C. Kromatografi Penukar Ion . 12

    D. Jenis-Jenis Kromatografi Penukar Ion 12

    BAB III Aplikasi dan Contoh 13

    A. Pemurnian Garam dari Air Laut 13

    B.

    Bidang Radioaktif .. 14

    C. Bidang Kesehatan .. 15

    D. Dimineralisasi 17

    E. Dekolorisasi 18

    BAB IV Diskusi dan Pembahasan 19

    A.

    Prinsip Resin Penukar Ion . 19

    B.

    Mekanisme Kerja Resin Penukar Ion 20

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    4/36

    C. Regenerasi Resin Penukar Ion . 21

    D. Kelebihan dan Kelemahan Resin Penukar Ion 22

    BAB V Penutup 24

    A.

    Kesimpulan 24

    B. Saran .. 24

    DAFTAR PUSTAKA 25

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    5/36

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Kromatografi kolom 5

    Gambar 2. Kromatografi gas 6

    Gambar 3. Kromatografi pertukaran ion 8

    Gambar 4. Kromatografi kertas.. 9

    Gambar 5. Kromatografi kation . 10

    Gambar 6. Resin penukar anion 10

    Gambar 7. Hubungan Prosentasi Ion Ca2+

    .. 13

    Gambar 8. Hubungan Prosentasi Ion Mg2+. 13

    Gambar 9. Pertukaran ion-resin 20

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    6/36

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Perbandingan resin cross link tinggi dan rendah.. 23

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    7/36

    GLOSARIUM

    Cross-linnking: ikatan hubung silang.

    Resin : senyawa hidrokarbon terpo limerisasi sampai tingkat yang tinggi yang

    mengandung cross-linnking serta gugusan yang mengandung ion-ion yang

    dapat dipertukarkan.

    Penukar ion : pertukaran ion secara reversible antara cairan dan padatan. Pertukaran ion

    antar fasa yang berlangsung pada permukaan padatan tersebut merupakan

    proses penyerapan yang menyerupai proses penyerapan.

    Stoikiometri : ilmu yang memperlajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan

    dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia).

    Polimerisasi : Proses bereaksi molekul monomer-monomer dalam suatu reaksi kimia

    untuk membentuk struktur tiga dimensi atau rantai polimer.

    Kapasi tas penukar ion: ukuran kuantitatif jumlah ion-ion yang dipertukarkan dan

    dinyatakan dalam mek (miliekivalen) per gram resin kering dalam bentuk

    hydrogen atau kloridanya tau dinyatakan dalam miliekivalen t iap ml resin

    (meq/ml).

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    8/36

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pada umumnya, suatu senyawa yang akan diidentifikasi untuk menentukan

    kadarnya perlu dipisahkan dari matriknya. Oleh karena itu, pemisahan merupakan

    langkah yang penting dalam analisis kualitatif maupun kuantitatif. Pada kebanyakan

    analisis meliputi pengubahan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi

    senyawa yang dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan

    pengukuran. Ada banyak teknik pemisahan/isolasi, diantaranya yaitu penyaringan,

    sublimasi, ekstraksi, kromotografi dan lain-lain. Dalam makalah ini, akan dijelaskan

    teknik pemisahan dengan cara kromatografi khususnya dengan kromatografi penukar

    ion atau resin. Kromatografi penukar ion meliputi kromatografi penukar kation

    maupun kromatografi penukar anion dimana masing-masing kromatografi penukar

    ion tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Selain itu, baik

    kromatografi penukar kation maupun anion masing-masing juga memiliki tipe-tipe

    yang berbeda dimana pemilihan masing-masing tipe ini tergantung pada

    penggunaannya seperti resin penukar kation tipe sulfonat dalam hidrolisis glukosa.

    Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak digunakan kromatografipenukar ion sebagai metode pemisahan dan telah dikembangkan penukaran ion

    modern yang tentunya memiliki banyak kelebihan, diantaranya dalam hal waktu

    analisisnya lebih singkat dan hasilnya maksimal. Pertimbangan pemilihan teknik

    kromatografi penukar ion ini karena cara pemisahannya sederhana dan mudah serta

    dapat digunakan kembali dengan dilakukan regenerasi resin.

    Dalam berbagai jurnal penelitian banyak menerapkan metode penukar anion

    ataupun penukar kation sebagai metode pemisahan dan pemurnian atapun dengan

    mengkombinasikan metode tersebut dengan metode pemisahan yang lain. Secara

    umum, teknik kromatografi penukar ion baik kation maupun anion digunakan dalam

    pengolahan air serta pemurnian limbah. Pada pengolahan limbah, limbah yang

    mengandung kation dan anion yang berbahaya dapat dimanfaatkan kembali dengan

    melakukan pengolahan dengan teknik kromatografi penukar ion. Dalam proses

    pengolahan limbah ini digunakan teknik kromatografi penukar kation dan

    kromatografi penukar anion sekaligus secara bersamaan.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    9/36

    Dalam beberapa jurnal penelitian yang menjadi sumber referensi kelompok

    kami diketahui bahwa pemanfaatan metode penukar ion sangat luas diantaranya dapat

    digunakan untuk pemurnianl, hidrolisis glukosa, untuk penurunan salinitas air payau,

    penyerapan uranium, penurunan kalsium dan magnesium dalam air laut, pemisahan

    radioisotop, pemisahan logam, penentuan kadar logam berat dan lain-lain.

    Kromatografi penukar ion / resin yang digunakan dalam penelitian-penelitian tersebut

    tentunya dengan tipe resin yang berbeda. Pemilihan dan pertimbangan penggunaan

    jenis kromatografi penukar ion tersebut akan dibahas lebih lanjut dan lebih rinci

    dalam makalah ini.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana prinsip resin penukar ion pada senyawa kationik atau anionik?

    2. Apa saja aplikasi dan contoh dari kromatografi penukar ion?

    3. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari kromatografi penukar ion?

    C.

    Tujuan

    1. Mengetahui prinsip resin penukar ion pada senyawa kationik dan anionik.

    2. Mengetahui aplikasi dan contoh dari kromatografi penukar ion.

    3.

    Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari kromatografi penukar ion.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    10/36

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kromatografi

    Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan

    pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen

    (berupa molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak,

    akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang

    kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang

    berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan

    berdasarkan pergerakan pada kolom.

    Kromagtografi menurut J. Marray (2004) adalah sesuatu tehnik pemisahan

    molekul berdasarkan perbedaan pola gerak antara dua fase , yaitu fase gerak dan fase

    diam itu berguna untuk memisahkan komponen yang berada pada larutan.

    Penggunaan kromatografi pertama kali telah dikreditkan kepada seorang ahli

    botani rusia bernama Michel tswett apa bila pada 1903 beliau telah melaporkan

    pemisahan sampel pigmen berwarna melalui turus yang terdapan dengan butir-butir

    kalsium karbonat yang halus. Pigmen yang terhasil daripada eksperimen itu telah

    diperoleh sebagai jalur-jalur berwarna didalam turus itu.Mungkin inilah yang member

    ilham kepada beliau untuk menggunakan kata kromatografi bagi teknik pemisahan ini

    bersempena dengan perkataan Greek kroma yang berarti warna dan grafi yang berarti

    tulis.

    Pada masa ia mulai diperkenalkan, kaedah kromatografi kurang mendapat

    perhatian, sehingga pada tahun 1930-an, teori kromatografi mulai di gunakan untuk

    mencetuskan penggunaan kromatografi modern. Pada saat itu terdapat berbagai tehnik

    kromatografi.Penggunaan kromatografi tidak terbatas pada bidang kimia saja, bahkan

    kromatografi juga digunakan dalam bidang biologi, farmasi, pertanian, petrokimia dan

    sains alam sekitar. Ahli kimia menemukan bahwa kromatografi sangat berguna untuk

    memisahkan bahan-bahan dan menganalisis sampel yang kompleks.(Mohammad

    Marsin sanagi, 1998)

    Fase diam (stationary phase) merupakan salah satu komponen yang penting

    dalam proses pemisahan dengan kromatografi karena adanya interaksi dengan fase

    diamlah terjadi perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya komponen senyawa

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    11/36

    analit. Fase diam dapat berupa bahan atau porous (berpori) berbentuk molekul kecil

    atau cairan yang umumnya dilapisi pada padatan pendukung (Denikrisna, 2010).

    Fase gerak (mobile phase) merupakan pembawa analit dapat bersifat inert

    maupun berinteraksi dengan analit tersebut. Fase gerak ini tidak hanya dalam bentuk

    cairan tapi juga dapat berupa gas inert yang umumnya dapat dipakai sebagai carrier

    gas senyawa mudah menguap (volatile) (Denikrisna, 2010).

    Kromatografi adalah teknik pemisahan zat untuk analisis dan preparat dengan

    melarutkan campuran dalam fase bergerak (cairan atau gas), yang mengalir melalui

    fase stasioner; zat-zat yang hendak dipisah-pisahkan harus berinteraksi dengan fase

    stasioner dengan kuat yang berbeda-beda, interaksi ini dapat bersifat adsorpsi, partisi,

    pertukaran ion, pengayakan molekuler, atau lainnya.Dilihat dari macam fase gerak,

    dikenal kromatografi gas dan kromatografi cairan, yang kedua ini dapat berupa

    kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi lapisan tipis, kromatografi

    penukaran ion, dan sebagainya. Dahulu cara ini digunakan untuk memisah-misahkan

    zat warna sehingga diberi nama demikian (kromoswarna). (Hadiat, Moedjadi,

    Nyoman kertiasa, Sukarno, S.soeporno, 2004)

    Dalam proses kromatografi selalu terdapat salah satu kecenderungan sebagai

    berikut; (a) kecenderungan molekul-molekul komponen untuk melarut dalam cairan;

    (b) kecenderungan molekul-molekul komponen untuk melekat pada permukaan

    padatan halus (adsorpsi=penyerapan); (c) kece nderungan molekul-molekul komponen

    untuk bereaksi secara kimia (penukar ion). Komponen yang dipisahkan harus larut

    dalam fasa gerak dan harus mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan fasa

    diam dengan cara melarut di dalamnya, teradsorpsi, atau bereaksi secara kimia

    (penukar ion). Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan migrasi zat-zat yang

    menyusun suatu sampel. Hasil pemisahan dapat digunakan untuk keperluan

    identifikasi (analisis kualitatif), penetapan kadar (analisis kuantitatif), dan pemurnian

    suatu senyawa (pekerjaan preparatif) (Soebagio, 2000:54).

    Cara kerja kromatografi perinsipnya campuran yang akan dipisahkan

    ditambahkan ke kolom yang didalamnya terdapat adsorben (fasa stasioner) dari ujung

    satu dan campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban / pembawa yang cocok

    (fasa mobil) hingga mencapai ujung satunya. Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju

    turun masing-masing komponen dalam kolom yang ditentukan oleh kekuatan adsorbsi

    / koefisien partisi antara fasa mobil dan fasa diam.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    12/36

    Contoh macam-macam kromatografi, antara lain :

    1. Kromatografi kolom adalah kromatografi yang adsorbennya dimasukkan

    kedalam tabung (pipa) kaca. Adsorben tersebut berupa padatan dalam bentuk

    tepung, contohnya alumina. Setelah pemisahan masing-masing komponen

    terdapat didaerah tertentu dalam tabung. (Syukri, S. ,1999)

    Gambar 1. Gambar kromatografi kolom

    2. Kromatografi gas, kromatografi gas sendiri terdiri dari dua yaitu kromatografi

    gas cairan dengan mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan nama alat Gas

    Liquid Chromatography / GLC dan kromatografi gas padat dengan mekanisme

    pemisahan absorbs, tehnik kolom dan nama alat GSC / Gas Solid

    Chromatography. Namun GSC sekarang jarang digunakan sehingga pada

    umumnya yang disebut dengan GC saat ini adalah Gas Liquid Chromatography /

    GLC. Pada prinsipnya pemisahan dalam GC adalah disebabkan oleh perbedaan

    dalam kemampuan distribusi analit diantara fase gerak dan fase diam didalam

    kolom pada kecepatan dan waktu yang berbeda.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    13/36

    Gambar 2. Gambar Kromatografi Gas

    3. Kromatografi cair (Liquid Chromatography), merupakan teknik yang tepat

    untuk memisahkan ion atau molekul yang terlarut dalam suatu larutan, jika

    larutan sampel berinteraksi dengan fase stasioner, namun interaksinya berbeda

    dikarenakan perbedaan daya serap (adsorption), pertukaran ion (ion exchange),

    partisi (partitoring), atau ukuran. Perbedaan ini membuat komponen terpisah satu

    dengan yang lain dan dapat dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit

    komponen tersebut melewati kolom. Terdapat beberapa jenis kromatografi cair,

    diantaranya ;

    a. Reverse phase chromatography merupakan alat analitikal yang kuat

    dengan memadukan sifat hidrorobik serta rendahnya polaritas fase stasioner

    yang terikat secara kimia pada padatan inert seperti silica. Metode ini biasa

    di gunakan untuk proses ekstraksi, dan pemisahan senyawa yang tidak

    mudah menguap (non-volatile)

    b. High performance lliquid chromatography (HPLC)mempunyai prinsip

    yang mirip dengan revorse phose. Hanya saja dalam metode ini, digunakan

    tekanan dan kecepatan yang tinggi. Kolom yang digunakan dalam HPLC

    lebih pendek dan berdiameter kecil, namun dapat menghasilkan beberapa

    tingkat aquilibrium dalam jumlah besar.

    c.

    Size exclusion chromatography, atau yang dikenal juga dengan gel

    permeation atau filtration chromatography biasa digunakan untuk

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    14/36

    memisahkan dan memurnikan protein. Metode ini tidak melibatkan

    berbagai macam penyerapan dan sngat cepat. Perangkat kromatografi berpa

    gel berpori yang dapat memisahkan molekul besar dan berdiameter kecil.

    Molekul besar akan terelusi terlebih dahulu karena molekul tersebut tidak

    dapat penetrasi pada pori-pori.

    4. Kromatografi pertukaran ion (ion exchange chromatography)bisa digunakan

    untuk pemurnian materi biologis, seperti asam amino, peptide, protein. Metode

    ini dapat dilakukan dalam dua tipe, yaitu dalam kolom maupun ruang datar

    (planar). Terdapat dua tipe pertukaran ion, yaitu pertukaran kation (cation

    exchange) dan pertukaran anion (anion exchange). Pada pertukaran kation, fase

    stasioner bermuatan negatif, sedangkan pada pertukaran anion, fase stasioner

    bermuatan positif. Molekul bermuatan yang berada pada fase cair akan melewati

    kolom. Jika muatan pada molekul sama dengan kolom, maka molekul tersebut

    akan terelusi. Namn jika muatan pada molekul tidak sama dengan kolom, maka

    molekul tersebut akan membentuk akatan ionik dengan kolom. Untuk mengelusi

    molekul yang menempel pada kolom di perlakuan penambahan larutan dengan

    pH dan kekuatan ionik tertentu. Pemisahan dengan metode ini sangat efektif dan

    karena biaya untuk menjalankan metode ini merah serta kepastiannya tinggi,

    maka metode ini biasa digunakan pada awal proses keseluruhan.

    Gambar 3. Gambar Kromatografi Pertukaran Ion

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    15/36

    5. Kromatografi partisi, prinsip kromatografi partisi dapat dijelaskan dengan

    hukum partisi yang dapat diterapkan pada sistem multikomponen yang dibahas di

    bagian sebelumnya. Dan dalam kromatografi partisi, ekstraksi terjadi berulang

    dalam satu kali proses. Dalam percobaan, zat terlarut didistribusikan antara fasa

    stasioner dan fasa mobil. Fasa stasioner dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi

    pada adsorben dan fasa mobiladalah molekul pelarut yang mengisi ruang antar

    partikel teradsorbsi. Contoh khas kromatografi partisi adalah kromatografi kolom

    yang digunakan luas karena merpakan sangat efisien untuk pemisahan senyawa

    organik.

    6. Kromatografi kertas, mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas

    ferinsipnya sama mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam

    kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan

    dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah.

    Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar

    wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Air, etanol, asam asetat atau

    campuran zat-zat ini dapat digunakan. Kromatografi kertas diterapkan untuk

    analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino

    memiliki sifat yang sangat mirip, dan asas-asam amino larut dalam air dan tidak

    mudah menguap (tdak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah

    masalah paling sukar yang dihadapi ilmuan / kimiawan diakhir abad 19 dan awal

    abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi

    mereka. Kimiawan inggris Rhicard Laurence Milington Synge (1914-1994)

    adalah orang pertama yang menggunakan metode analisis asam amino dengan

    kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara

    fertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan

    fasa d iam (air) yang terabsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketika

    pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino

    bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai R,masing-masing

    asam amino diidentifikasi. Kromatografi kertaas dua-dimensi (2D) menggunakan

    kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua

    dimensi dengan dua pelarut.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    16/36

    Gambar 4. Gambar Kromatografi Kertas

    7. Kromatografi adsorbsi, fasa diam dalam kromatografi adsorps disebut adsorben.

    Kromatografi adsorpsi adalah tipe kromatografi tertua, seperti yang dikerjakan

    Tsweet. Ketika cairan digunakan sebagai fasa geraknya, maka disebut Liquid

    Solid Chromatography (LSC) contohnya TLC dan HPLC. Jika fase gerak berupa

    gas disebut gas Gas Solid Chromatography (GSC) misal Gas Chromatography

    (GC). Dalam kromatografi adsorbs ada dua tipe gaya : gaya tarik solute pada

    adsorben (stationary phase). Gaya yang bekerja untuk mengeluarkan solute dari

    adsorben untuk bergerak bersama fase gerak.

    B. Resin Penukar Ion

    Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang tinggi

    yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta gugusan yang

    mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan. Resin juga merupakan sebuah

    matriks larut (atau struktur dukungan) biasanya dalam bentuk kecil (1-2 mm

    diameter) manik- manik, biasanya putih atau kekuningan, dibuat dari organik

    polimer substrat. Material ini mempunyai struktur pori-pori yang sangat baik

    pada permukaannya yang dapat dengan mudah menjebak ion . Ion exchanger akan

    menjebak ion dan dengan simultan juga melepaskan ion lainnya, sehingga proses

    ini disebut pertukaran ion. (Dyah erlina, 2006)

    Berdasarkan gugus fungsionalnya, resin penukar ion terbagi menjadi dua yaituresin penukar kation dan resin penukar anion. Resin penukar kation, mengandung

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    17/36

    kation yang dapat dipertukarkan. sedang resin penukar anion, mengandung anion

    yang dapat yang dapat dipertukarkan. Secara umum rumus struktur resin penukar ion

    yang dapat merupakan resin penukar kation (Gambar 5) dan resin penukar anion.

    (Gambar 6).

    Gambar 5. Resin Penukar Kation Gambar 6. Resin Penukar Anion

    Berdasarkan pada keberadaan gugus, resin penukar ion dapat secara luas

    diklarifikasikan dalam 4 golongan: (Khopkar, 1990)

    1.

    Resin penukar kation bersifat asam kuat (mengandung gugus HSO2).

    2. Resin penukar kation bersifat asam lemah (mengandung gugus COOH).

    3. Resin penukar anion bersifat basa kuat (mengandung gugus amina tersier

    kuartener).

    4.

    Resin penukar anion bersifat basa lemah (mengandung OH).

    Sifat-sifat Penting Resin Penukar Ion) adalah adalah sebagai berikut:

    1.

    Kapasitas Penukaran ion

    Sifat ini menggambarkan ukuran kuantitatif jumlah ion-ion yang dapat

    dipertukarkan dan dinyatakan dalam mek (milliekivalen) pergram resin kering

    dalam bentuk hydrogen atau kloridanya atau dinyatakan dalam milliekivalen tiap

    milliliter resin (meq/ml).

    2. Selektivitas

    Sifat ini merupakan suatu sifat resin penukar ion yang menunjukan aktifitas

    pilihan atas ion tertentu .Hal ini disebabkan karena penukar ion merupakan suatu

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    18/36

    proses stoikhiometrik dan dapat balik (reversible) dan memenuhi hukum kerja

    massa. Faktor yang yang menentukan selektivitas terutama adalah gugus

    ionogenik dan derajat ikat silang. Secara umum selektivitas penukaran ion

    dipengaruhi oleh muatan ion dan jari-jari ion. Selektivitas resin penukar ion akan

    menentukan dapat atau tidaknya suatu ion dipisahkan dalam suatu larutan apabila

    dalam larutan tersebat terdapat ion-ion bertanda muatan sama, demikian juga

    dapat atau tidaknya ion yang telah terikat tersebut dilepaskan

    3. Derajat ikat silang (crosslinking)

    Sifat ini menunjukan konsentrasi jembatan yang ada di dalam polimer. Derajat

    ikat silang tidak hanya mempengaruhi kelarutan tetapi juga kapasitas pertukaran,

    perilaku mekaran, perubahan volume, seletivitas, ketahanan kimia dan oksidas i.

    4. Porositas

    Nilai porositas menunjukan ukuran pori-pori saluran-saluran kapiler. Ukuran

    saluran-saluran ini biasanya tidak seragam. Porositas berbanding lansung derajat

    ikat silang, walaupun ukuran saluran-saluran kapilernya tidak seragam. Jalinan

    resin penukar mengandung rongga-rongga, tempat air terserap masuk. Porositas

    mempengaruhi kapasitas dan keselektifan. Bila tanpa pori, hanya gugus ionogenik

    di permukaan saja yang aktif.

    5.

    Kestabilan resin

    Kestabilan penukar ion ditentukan juga oleh mutu produk sejak dibuat. Kestabilan

    fisik dan mekanik terutama menyangkut kekuatan dan ketahanan gesekan.

    Ketahanan terhadap pengaruh osmotik, baik saat pembebanan maupun regenerasi,

    juga terkait jenis monomernya. Kestabilan termal jenis makropori biasanya lebih

    baik daripada yang gel. Walau derajat ikat silang serupa. Akan tetapi perlakuan

    panas penukar kation makropori agak mengubah struktur kisi ruang dan

    porositasnya.

    C. Kromatografi Penukar Ion

    Kromatografi pertukaran ion adalah salah satu teknik pemurnian senyawa

    spesifik di dalam larutan campuran. Prinsip utama dalam metode ini didasarkan pada

    interaksi muatan positif dan negatif antara molekul spesifik dengan matriks yang

    barada di dalam kolom kromatografi. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh

    seorang ilmuwan bernama Thompson pada tahun1850.Secara umum, teradapat dua

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografihttp://id.wikipedia.org/wiki/1850http://id.wikipedia.org/wiki/1850http://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi
  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    19/36

    jenis kromatografi pertukaran ion, yaitu: kromatografi penukar kation dan

    kromatografi penukar anion.

    Metode ini banyak digunakan dalam memisahkan molekul protein (terutama

    enzim). Molekul lain yang umumnya dapat dimurnikan dengan menggunakan

    kromatografi pertukaran ion ini antara lain senyawa alkohol, alkaloid, asam amino,

    dannikotin.(Anonim, 2013)

    D. Jenis-Jenis Kromatografi Penukar Ion

    a. Kromatografi pertukaran kation, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan

    positif dan ko lom kromatografi yang digunakan bermuatan negatif. Kolom yang

    digunakan biasanya berupa matriksdekstran yang mengandung guguskarboksil (-CH2-CH2-CH2SO3

    - dan -O-CH2COO-). Larutan penyangga (buffer) yang

    digunakan dalam sistem ini adalah asam sitrat, asam laktat, asam asetat, asam

    malonat,buffer MES dan fosfat.

    b. Kromatografi pertukaran anion, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan

    negatif dan kolom kromatografi yang digunakan bermuatan positif. Kolom yang

    digunakan biasanya berupa matriks dekstran yang mengandung gugus -N+(CH3)3,

    -N+(C2H5)2H, danN+(CH3)3. Larutan penyangga (buffer) yang digunakan dalam

    sistem ini adalah N-metil piperazin, bis-Tris, Tris, dan etanolamin.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alkoholhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Nikotinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dekstran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Karboksilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Larutan_penyanggahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bufferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sitrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_laktathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_malonathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_malonathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_malonathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_malonathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_laktathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sitrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Bufferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Larutan_penyanggahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karboksilhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dekstran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Nikotinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alkoholhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protein
  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    20/36

    BAB III

    APLIKASI DAN CONTOH

    A. Pemurnian Garam Dari Air Laut

    Garam merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari,

    dimana bahan bakunya adalah air laut. Dari hasil analisa air laut banyak mengandung

    unsur-unsur seperti Ca, Mg, SO4, K yang dapat menurunkan kualitas garam dalam

    air. Dengan kata lain 96,5% air laut berupa air murni dan 3,5% zat terlarut. Fraksi

    yang terbesar dari bahan yang terlarut terdiri dari garam-garamanorganik yang

    berwujud ion. Enam ion anorganik(klor, natrium, belerang, magnesium, kalsium,

    dankalium) merupakan komponen utama (99,28%) berat dari bahan anorganik padat.

    Empat ion lainnya (Bikarbonat, Bromida, Asam borat, Stronsium) menambah 0,71%

    berat hingga sepuluh ion bersama-sama sebagai zat terlarut dalam air laut.

    Dengan mereaksikan air laut dengan bahan-bahan kimia tertentu (resin) akan

    diperoleh air laut dengan kandungan NaCl yang tinggi. Resin yang digunakan pada

    metode pertukaran ion ini adalah resin kation asam kuat dan resin kation asam lemah.

    Resin kation asam terbuat dari plastic atau senyawa polimer yang direaksikan dengan

    beberapa jenis asam, seperti asam sulfat, asam posphat. Resin kation ini mempunyai

    ion hydrogen (R-, H+), dengan adanya ion H+yang bermuatan positif maka resin ini

    dapat dipergunakan untuk mengambil ion-ion yang bermuatan positif pada air laut

    (Ca2+,Mg2+,K+). Dengan menurunnya unsur-unsur seperti Ca, Mg, K maka kualitas air

    laut dapat meningkat.

    Gambar 7. Hubungan Prosentasi

    Ion Ca2+ terserap terhadap

    Koefisien Selektivitas Ion Ca2+

    pada rentang waktu pengaliran

    Air Laut (1-5) jam dengan variasi

    kecepatan Aliran (5-25) lt/jam

    Gambar 8. Hubungan Prosentasi

    Ion Mg2+ terserap terhadap

    Koefisien Selektivitas Ion Mg2+

    pada rentang waktu pengaliran

    air laut (1-5) jam dengan Variasi

    Kecepatan Aliran (5-25) lt/Jam

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    21/36

    Dari gambar 4 dan 5 menunjukkan bahwa semakin besar prosentase ion Ca2+

    dan Mg2+ yang terserap dalam resin maka nilai koefisien selektivitas ion Ca2+ dan

    Mg2+akan semakin besar. Hal ini disebabkan semakin besar prosentase ion Ca2+dan

    Mg2+ yang terserap resin berarti akan semakin besar kontak ion Ca 2+ dan Mg2+

    terhadap resin, sehingga proses pertukaran ion akan semakin besar.

    Koefisien selektivitas ion dengan prosentase ion Ca2+ yang terserap sebesar

    52% telah mengalami kenaikan koefisien selektivitas yang tertinggi yaitu sebesar

    1,75.10-3 dan untuk prosentase ion Mg2+ yang terserap sebesar 43,69% telah

    mengalami kenaikan koefisien selektivitas tertinggi yaitu sebesar 4,76.10-2. .

    Jadi,semakin besar harga koefisien selektivitas ion, kualitas air laut akan

    semakin baik. Hal ini disebabkan semakin besar harga koefisien selektivitas ion maka

    kemampuan untuk menyerap ion Ca2+dan Mg2+akan semakin meningkat. Sehingga

    kualitas a ir laut akan semakin baik karena berkurangnya Ca2+dan Mg2+.

    B. Bidang Radioaktif

    Radioisotop 115mIn sangat berpotensi diaplikasikan dalam bidang riset biologi

    dan kedokteran nuklir. Radioisotop 115mIn mempunyai sifat fisis yang baik apabila

    diaplikas ikan untuk medis, seperti dapat diband ingkan dengan radioisotop

    99m

    Tc, yangmerupakan radioisotop paling banyak digunakan untuk diagnosis di bidang

    kedokteran nuklir di dunia, bahwa radioisotop 115mIn mempunyai umur paro (t1/2) 4,5

    jam dan energi sinar gamma 336 KeV, dan radioisotop 99mTc 6,6 jam dan 140,3 KeV.

    Radioisotop 115mIn mempunyai keunggulan yaitu dalam proses penandaan untuk

    membuat sediaan radiofarmaka, radioisotop ini tidak menggunakan bahan reduktor,

    sedangkan radioisotop 99mTc harus menggunakan reduktor larutan Sn. Proses

    pemurnian 115mIn dari matriks kadmium teriradiasi dilakukan menggunakan sistem

    kolom kromatografi penukar anion, fraksi kadmium di dalam larutan target teriradiasi

    dikondisikan untuk membentuk kompleks anion, CdI42-, yang kemudian diikat pada

    kolom resin AG 1X8 ( Cl-, 37-74 microns). Penetapan konsentrasi radioaktivitas dan

    kemurnian radionuklida dari radioisotop 115Cd dan 115mIn dilakukan menggunakan

    seperangkat spectrometer gamma yang dilengkapi analisator saluran ganda (Multi

    Channel Analizer= MCA) model Canberra 1000 dan detektor sinar gamma

    Germanium kemurnian tinggi (HP-Ge) dari Canberra Industries, Inc., dan perangkat

    lunak Genie 2000 VDM. Pemisahan radioisotop 115mln menggunakan

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    22/36

    kolomkromatografi dengan resin AG 1X8 (Cl-) dilakukan dengan beberapa tahap dan

    perlakuan yang tepat. Tahap dan perlakuan yang dikerjakan yaitu iradiasi sasaran

    CdO, perlakuan pasca iradiasi, penetapan konsentrasi radioaktivitas115mIn dalam

    larutan produk, proses pemurnian 115mIn, dan penetapan konsentrasi radioaktivitas

    115mIn dalam larutan produk.

    Pada pemisahan radioisotop 115mln menggunakan kolomkromatografi dengan

    resin AG 1X8 (Cl-) ini dilakukan menggunakan sistem kolom kromatografi penukar

    anion, fraksi kadmium di dalam larutan target teriradiasi dikondisikan untuk

    membentuk kompleks anion, CdI42-, yang kemudian diikat pada kolom resin AG 1X8

    ( Cl-, 37-74 microns).Penetapan konsentrasi radioaktivitas115Cd dan 115mIn sebelum

    pemisahan dilakukan dengan spektrometer gamma yang telah dikalibrasi.

    Radioaktivitas 115Cd dan 115mIn dihitung masing masing didasarkan atas luas puncak

    (cacahan per menit) pada energi gamma 528 KeV ( 115Cd) dan 336 KeV (115mIn)

    dengan mempertimbangkan intensitas, efisiensi pencacahan dan faktor pengenceran.

    Sedangkan proses pemurnian 115mIn dilakukan dengan menggunakan resin penukar

    anion AG I X 8 (Cl-) dengan ukuran pori 37 s/d 74 microns. Resin yang telah

    diperlakukan sedemikian rupa dimasukkan ke dalam sampai setinggi 2 cm. Kemudian

    Sejumlah tertentu larutan stok Cd teriradiasi dalam bentuk CdI4-2 dimasukkan ke

    dalam kolom, dan dibiarkan menetes ke bawah dan ditampung sebagai limbah.

    Radioisotop 115mIn yang dibentuk adalah radionuklida anak dari 115Cd. Kolom dicuci

    dan di elusi dengan HCL 0,5 M. Eluat yang diperoleh diukur dengan spektrofotometri

    gamma. Sedangkan penetapan konsentrasi radioaktivitas 115mIn dalam larutan produk

    dilakukan dengan membuat cuplikan produk 115In untuk diukur dengan

    spektrofotometri Gamma. Kemudian konsentrasi radioaktivitas 115mIn dalam cuplikan

    ini dibandingkan dengan radioaktivitas 115mIn yang dihitung dengan persamaan

    peluruhan isotop 115Cd.

    C. Bidang Kesehatan

    Antiseptik dan desinfektan merupakan bahan penting dalam dunia medis.

    Beberapa antiseptik dan desinfektan yang telah digunakan pada peralatan medis

    adalahglutaraldehyde, aldehyde, dansodium hypoclorite. Akan tetapiglutaraldehyde

    dan aldehyde masih besifat toxic pada peralatan medis, lingkungan dan manusia

    (Kiura, dkk,. 2002). Sedangkan sodium hypoclorite cukup aman namun harganya

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    23/36

    relatif mahal (Even, dkk,. 2004). Oleh karena itu dikembangkan Electrolyzed

    Oxidized Water (EOW) yang relatif murah dan ramah lingkungan. EOW efektif

    membunuh kuman, mudah diinaktivasi kembali, tidak berbahaya bagi lingkungan,

    mudah dalam transportasi dan penyimpanan. EOW tidak korosif pada kulit, membran,

    dan bahan organik. EOW umumnya diproduksi oleh arus anoda dengan

    mengelektrolisis larutan garam pada wadah yang dipisahkan dengan membran kation

    (Morita, dkk,. 2000). Namun, penggunaan membran kation relatif mahal dan sulit

    diperoleh di pasaran sehingga tidak mendukung pada kondisi darurat. Resin memiliki

    kemampuan sebagai penukar kation seperti membran namun relatif lebih murah dan

    lebih mudah ditemukan di pasaran.

    Sel elektrokimia terdiri dari wadah berbentuk kubus yang panjang sisi 15 cm

    dengan anodadan katoda berupa platina berbentuk spiral panjangnya 127 cm dan

    diametenya 1 mm. Kedua sel elektroda dibatasi oleh resin penukar kation (Dowex

    HCR-S) untuk melewatkan atau mempertukarkan ion Na+ dengan ion H+. Sebagai

    pembanding digunakan juga membran kation (Nafion 117, Du pont). Larutan NaCl

    divarias i 0,05%-0,25% berat yang dibuat dengan mengencerkan larutan sa line (Ecosol

    NaCl 0,9 %) dielektrolisa dalam sel elektrokimia, selain itu beda tengangan antara

    katoda dan anoda juga divariasi 8 - 14 V. Semakin tinggi konsentrasi NaCl akan

    menghasilkan klorin bebas EOW yang semakin tinggi pula. Hal ini dimungkinkan

    karena pada konsentrasi tinggi reaksi yang terjadi spontansehingga diffusi dapat

    diabaikan. Semakin tinggi potensial yang digunakan, semakin meningkatkan

    konsentrasi klorin bebas EOW. Hal ini karena pada potensial yang rendah diffusi

    lebih dominan sehingga yang mengontrol adalah kecepatan reaksi. Sebaliknya pada

    potensial di atas 12 V kenaikangrafik kecil dan cenderung konstan disebabkan yang

    mengontrol adalah difusi sehingga walaupun potensial dinaikkan laju reaksi

    pembentukan klorine relatif konstan. Produksi EOW dengan resin penukar kation

    menghasilkan konsentrasi klorin bebas yang lebih tinggi daripada

    menggunakanmembran kation. Fenomena ini mungkin disebabkan karena resin kation

    memiliki kapasitas asam total 2,187 meq/gr yang lebih besar daripada kapsitas asam

    total membran kation yaitu 1,01 meq/gr. Dengan demikian, resin mampu mentransfer

    lebih banyak kation daripada membran. Secara teoritis, untuk kapasitas asam total

    yang sama dengan membran hanya dibutuhkan sekitar 2 gram resinkation. Jumlah

    kation yang mampu dtransfer dapat dikontrol dengan mengatur jumlah resin

    yangdigunakan. Hasil uji menunjukkan bahwa EOW dapat diaplikasikan sebagai

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    24/36

    antiseptik yang memiliki kemampuan membunuh bakteri lebih baik daripada Sodium

    hypochlorite.

    D. Demineralisasi

    Demineralisasi atau deionisasi adalah suatu sistem pengolahan air dengan

    pertukaran ion (ion exchange) melalui media ion exhange resin. Sistem ini mampu

    menghasilkan air dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi (Ultra Pure Water)

    dengan jumlah kandungan zat-ionic dan an-ionic mendekati nol sehingga mencapai

    batas yang hampir tidak dapat dideteksi lagi.Demineralisas i ini hampir serupa dengan

    desalinasi, karena sama-sama menukar ion garam, namun pada proses demineralisasi

    ini ion yang ditukar bukan hanya ion garam saja, tapi juga berbagai macam ion logam

    yang hendak dihilangkan dari suatu senyawa yang dilewatkan ke dalam resin.

    Salah satu aplikatifnya adalah resin penukar ion pada sistem air bebas mineral

    (GCA 01) RSG-GAS. Resin penukar ion pada proses pembuatan air bebas mineral

    berfungsi untuk mengambil pengotor air dengan cara pertukaran ion yang bermuatan

    sama. Kation yang ada dalam air akan dipertukarkan/diambil dengan kation resin

    sedangkan anion dalam air akan dipertukarkan dengan anion resin. Di dalam kolom

    resin penukar kation, garam-garam yang terlarut di dalam air dikonversi menjadi

    asam-asam mineral masingmasing melalui pertukaran kation-kationnya dengan ion

    H+. Dari sini terbentuk asam karbonat dari kesadahan karbonat (carbonat hardness).

    Asam karbonat pecah menjadi air dan karbon dioksida bebas. Mekanisme reaksi yang

    terjadi dalam kolom resin penukar kation adalah sebagai berikut :

    Lewatit-2H+ +Ca(HCO3)2 Lewatit-Ca + 2H2CO3

    H2CO3 H2O + CO2

    Lewatit-2H++ MgSO4 Lewatit-Mg + H2SO4

    Lewatit-2H++ CaCl2 Lewatit-Ca + 2HCl

    Di dalam kolom resin penukar anion, anion pengotor air seperti SO4-2, Cl-

    yang ada dalam air dipertukan dengan OH- dari resin penukar anion. Mekanisme

    reaksi yang terjadi dalam kolom resin penukar anion adalah sebagai berikut:

    Lewatit-2OH + H2SO4 Lewatit-SO4+ 2H2O

    Lewatit-OH + HCl Lewatit-Cl + H2O

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    25/36

    E. Dekolorisasi

    Dekolorisasi atau deodoriasi adalah suatu proses untuk menghilangkan warna

    pada suatu senyawa. Contoh aplikatifnya adalah dekolorisasi gula cair dengan resin

    penukar ion basa kuat dan karbon ak tif. Untuk dekolorisasi ini b iasanya digunakan

    pula karbon aktif, sehingga produktivitasnya lebih besar karena karbon aktif juga

    memiliki sifat yang mampu menghilangkan warna dari suatu senyawa. Dan gabungan

    penukar ion dan karbon aktif ini digunakan pada proses dokolorisiasi gula cair.

    Penukar ion basa kuat dan karbon aktifdilakukan proses dekolorisasi terhadap

    gula cair hasil fraksinasi dengan perlakuan 2 jenis resin masing-masing dengan

    kapasitas 1,4 meq per mL (IRA 400) dan 1,0 meq per mL (IRA 900). Kedua jenis

    resin tersebut memiliki ion aktif dalam bentuk C l-

    . Proses dekolorisasi dilakukan

    dengan memasukkan resin kedalam kolom gelas stinggi 60 cm dengan diameter 1,128

    cm. Volume resin sebanyak 50 ml. Laju alir yang digunakan sebesar 6 BV (Bed

    Volume) per jam dan jumlah umpan sebesar 6 BV. Proses dekolorisasi dilakukkan

    pada suhu 65o

    C. Larutan gula cair hasil dekolorisasi resin ini selanjutnya akan

    digunakan sebagai bahan perlakuan karbon aktif.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    26/36

    BAB IV

    DISKUSI DAN PEMBAHASAN

    A. Prinsip Resin Penukar Ion

    Resin penukar ion didasarkan pada perbedaan daya adsorbsi spesies-spesies

    ion oleh kolom penukar ion. Pertukaran ion bersifat stoikiometri, yakni satu H+

    diganti oleh suatu M+. Stoikiometri bersifat eksak dalam arti satu muatan positif

    meninggalkan resin untuk satu muatan yang masuk (Underwood,2001) Resin penukar

    anion basa kuat dapat digunakan diatas rentan pH 0 s/d 12, sedangkan resin penukar

    anion basa lemah hanya diatas pH 0 s/d 9. Golongan penukar basa lemah tidak akan

    melepaskan asam tapi yang sangat lemah, tetapi akan lebih disukai untuk asa m kuat

    yang mungkin tertahan oleh resin basa kuat seperti Sulfonat (Soebagio,2002,94).

    Jika gugus fungsi ionic berupa gugus sulfonat, maka resin tersebut dapat

    berfungsi sebagai resin penukar kation. Jika gugus fungsinya ammonium kuartener,

    maka resin tersebut dapat berfungsi sebagai resin penukar anion (Tim Kimia Analitik,

    2012).

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pertukaran ion diantaranya :

    1.

    pH

    PH berpengaruh terhadap penukaran ion karena pada pH rendah, ionisasi dariresin asam dihambat sehingga kapasitas penukarannya berkurang dan pada

    ionisasi penukar ion bersifat basa akan dihambat pada pH tinggi,hal ini

    menyebabkan pengurangan kapasitas penukaran dari resin itu. Penukar kation

    bersifat asam kuat mempunyai kapasitas penggunaan diatas pH 2, penukar kation

    bersifat asam lemah mempunyai kapasitas perubahan hanya diatas pH 8, penukar

    anion bersifat basa kuat digunakan dibawah pH 10, dan penukar anion bersifat

    basa lemah digunakan dibawah pH 6 (Sudjadi, 1988).

    2.

    Kecepatan aliran

    Kecepatan aliran mempengaruhi proses pertukaran ion dimana semakin cepat

    debit aliran yang ditetapkan dalam proses pertukaran ion, maka semakin sedikit

    konsentrasi ion yang dapat dipertukarkan. Hal ini disebabkan karena waktu

    tinggal dan kontak sampel dengan resin semakin pendek atau cepat.

    3. Konsentrasi ion terlarut

    Konsentrasi ion terlarut mempengaruhi proses pertukaran ion dimana semakin

    banyak konsentrasi ion yang akan dipertukarkan,maka semakin lambat kecepatan

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    27/36

    berlangsungnya suatu reaksi pertukaran ion dan semakin sedikit konsentrasi ion

    yang akan dipertukarkan. Hal ini disebabkan karena resin memiliki kapasitas ion

    yang terbatas.

    4. Tinggi media penukar ion

    Tinggi media penukar ion mempengaruhi proses pertukaran ion dimana semakin

    tinggi media penukar ion yang terdapat dalam kolom pertukaran,maka semakin

    banyak konsentrasi ion yang akan dipertukarkan.Hal ini disebabkan karena

    semakin tinggi resin maka semakin banyak jumlah resin.

    B. Mekanisme Kerja Resin Penukar Ion

    Suatu resin penukar ion yang ingin direaksikan dalam suatu sistem dapat

    dilakukan dengan memasukkan gugus-gugus dari suatu resin yang terionkan kedalam

    suatu matriks polimer organik, yang paling lazim diantaranya ialah polisterina

    hubungan silang yang diatas diperikan sebagai absorben (Svehla, 1985).

    Resin mengandung kation B+ akan dipertukarkan dengan kation A+ dalam

    larutan. Kation A+ dan B+ akan terdifusi karena perbedaan konsentrasi antara resin

    dan larutan.

    Gambar 9. Pertukaran ion-resin

    Apabila suatu larutan yang akan dipertukarkan (influent) misalnya MX,

    dimasukkan kedalam kolom penukar ion maka akan mengalami pertukaran ion.

    Suatu resin penukar kation adalah sebagai suatu polimer berbobot molekul

    tinggi, yang terangkai-silang yang mengandung gugus-gugus sulfonat, karboksilat,

    fenolat, dan sebagainya sebagai suatu bagian integral dari resin itu serta sejumlah

    kation yang ekuivalen.

    MX (aq) + Res-H HX (aq) + Res-M

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    28/36

    Suatu resin penukar-anion adalah suatu polimer yang mengandung gugus-

    gugus amino (atau amonium kuartener) sebagai bagian bagian integral dari kisi

    polimer itu dan sejumlah ekuivalen anion-anion seperti ion klorida , hidroksil atau

    sulfat. (Basset,1994)

    MX (aq) + Res-OH H2O (aq) + Res-X

    C.

    Regenerasi Resin Penukar Ion

    Kapasitas resin penukar ion mempunyai harga tertentu, oleh karena itu

    apabila kualitas air baku yang kurang baik , berarti semakin banyak ion

    pengotor yang harus diambil oleh resin penukar ion akibatnya resin penukar ion

    cepat jenuh sehingga perlu dilakukan regenerasi. Hal ini berarti bahwa waktu

    pengoperasian sistem dalam satu siklus regeneras i adalah lebih pendek.

    Disamping itu kemampuan tukar resin penukar ion dipengaruhi juga oleh

    keberhasilan dari regenerasi resin penukar ion.

    Regeneras i merupakan proses pengaktifan kembali gugus fungsional resin

    penukar ion yang berfungsi untuk mengambil atau mengikat ion- ion pengotor

    yang berada dalam air baku. Proses regenerasi berfungsi untuk menukarkan ion

    pengotor air yang terikat pada resin dengan ion pada regeneran yang bermuatan

    sama. Dimana kation pengotor yang terikat pada resin akan dipertukarkan

    dengan kation pada regeneran sedangkan anion pengotor pada resin akan

    dipertukarkan dengan anion pada regeneran. Regeneran adalah bahan kimia yang

    digunakan untuk meregenerasi resin penukar ion. Bahan k imia yang dipakai

    adalah larutan pekat yang berarti mengandung banyak ion H+atau OH- yang

    dapat dipertukarkan (Diyah, 2012). Regeneran untuk resin kation biasanya (H2SO4)

    atau (HCl), dan regeneran untuk resin anion dipakai (NaOH).

    Oleh karena itu apabila regenerasi berhasil dengan baik maka pengotor

    air baku yang terikat pada resin akan tergantikan semua dengan regeneran

    akibatnya waktu pengoperasian sistem dalam satu siklus regenerasi akan lebih

    panjang dibanding dengan regenerasi resin penukar ion yang kurang berhasil . Hal

    yang berbeda apabila kualitas air baku tetap maka waktu pengoperasian sistem

    hingga perlu dilakukan regenerasi dapat diperkirakan. Misalnya untuk sistem air

    bebas mineral (GCA 01) RSG-GAS apabila kualitas air baku tetap maka dengan

    pendekatan voleme resin akan dapat dihitung waktu satu siklus regenerasi.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    29/36

    Regenerasi kation dilakukan dengan cara mengganti kembali ion H+ yang

    telah jenuh dengan merekasikannya dengan H2SO4.

    Regenerasi resin penukar anion sama dengan regenerasi kation, jika sudah

    jenuh maka dapat dikembalikan ke keadaan dengan menggunakan alkali. Soda kaustik

    dipakai sebagai penukar anion dari basa kuat.

    R - Cl- + NaOH ROH + NaCl

    SO4- Na2SO4

    D. Kelebihan resin penukar ion

    Pada saat proses degradasi :

    1. Pembengkakan takterbalikkan (irreversibleswelling) pada resin penukar kation.

    Resin penukar kation asam kuat bertipe styrene bersifat stabil secara kimiawi dan

    dapat bertahan pada temperatur operasi yang tinggi. Akan tetapi, resin ini

    memiliki kekurangan pada sifatnya yang sangat mudah teroksidasi.

    2. Gangguan karena adanya deposit padatan pada permukaan resin penukar kation.

    3.

    Dekomposisi termal pada resin penukar kation asam kuat.

    4. Dekomposisi gugus aktif pada resin penukar anion.

    5.

    Kontaminasi resin penukar anion oleh zat organik

    6.

    Gangguan karena adanya deposit pada resin penukar anion.

    Secara umum

    1. Biaya yang dibutuhkan lebih besar

    2. Waktu yang diperlukan untuk satu kali proses sangat besar.

    http://2.bp.blogspot.com/-_ktmq3EWuhE/UNpqy7A-WEI/AAAAAAAAAWM/J9bLpgYlkFo/s1600/Capture.PNG
  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    30/36

    Tabel 1. Perbandingan Resin Crosslink Tinggi dan Rendah

    Crosslink Keunggulan Kelemahan

    Rendah

    Lebih tahan terhadap

    organik fouling, dengan

    penurunan kinerja yang

    tidak signifikan.

    Banyak pori terbentuk,

    meningkatkan kapasitas

    pertukaran ion.

    Lebih stabil terhadap

    pemanasan.

    Mudah larut dalam air,

    terbawa aliran.

    Kelembaban tinggi, mudah

    menggembung, sulit

    dioperasikan.

    Lemah terhadap oksidasi.

    Tinggi

    Resin tidak mudah

    menggembung, lebih kuat

    terhadap mechanical.

    Lebih tahan terhadap

    oksidasi.

    Tidak mudah menggembung

    (swelling).

    Sedikit pori, kapasitasnya

    lebih rendah dibanding

    crosslink rendah.

    Lemah terhadap fouling dan

    pemanasan.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    31/36

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1.

    Dasar dari pertukaran ion terletak pada perbedaan daya adsorbsi spesies-

    spesies ion oleh kromatografi ion yang bersifat stoikiometri.

    2. Hal-hal yang mempengaruhi pertukaran ion adalah pH, kecepatan aliran,

    konsentransi ion terlarut dan tinggi media penukar ion.

    3. Kromatografi penukar ion terbagi menjadi dua yaitu kromatografi penukar

    kation dan kromatografi penukar kation.

    4.

    Dalam regenarasi resin penukar ion digunakan regeneran yang sesuai dengan

    senyawa yang dipertukarkan.

    5. Kromatografi penukar ion dapat diaplikasikan dalam pemurnian garam dari air

    laut, bidang radioaktif, bidang kesehatan, demineralisasi dan dekolorisasi.

    B. Saran

    1. Dalam regenerasi resin penukar ion, tidak semua resin dapat diregenerasi

    secara optimal sehingga dalam penggunaannya resin-resin yang berada padapermukaan kolom digantikan dengan resin yang baru.

    2. Sebelum melakukan analisis penukar ion dengan menggunakan kromatografi

    penukar ion diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertukaran ion.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    32/36

    DAFTAR PUSTAKA

    A.S.Gokhle, P.K; Mathor and K.S. VenkaTeswarhu, 1987, Ion Exchange Resin for Water

    Purification; Properties and Characteristion,Water chemestry Division, Bhabha

    Atomic. Research Centre. Bombay, India.

    Basset, J. dkk. 1994. BukuAjar Vogel:Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.Terjemahan A.

    Hadyana Pudjaatmaka dan L. Setiono.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Denikrisna. 2010. Kromatografi. denikrisna. wordpress.com/category/bakul/ kromatografi/.

    Diakses pada 25 April 2012.

    Diyah Erlina Lestari, September 2006, Kimia Air, Diktat Penyegaran Operator dan

    Supervisor Reaktor,Pusbang Teknologi Reaktor Riset.

    Endang Asijati W, 2004, Ion Exchanger, Diktat pada National Training Course on Water

    Chemistry of Nuclear Reaktor Sistem, August 30Sptember 9,2004, Dept Kimia

    FMIPA, Universitas Indonesia.

    Hadiat, Moedjadi, Nyoman Kertiasa, Sukarno, S. Soepomo. 2004. Kamus Sains. Jakarta :

    Balai pustakaJ. Marray 2004. Kromatografi. Balai Pustaka : Jakarta

    Khopkar. 1990.Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

    Korrad Drorfner, Anton J. Hartono, 1995, Iptek Penukar Ion, Andi Offset , Edisi I,

    Yogyakarta.

    Lestari, D. E. Utomo, S. B. 2007.Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion pada Sistem Air

    Bebas Mineral (GCA01) RSG-GAS.Serpong Tangerang: Pusat Reaktor Serba Guna-

    BATAN

    Sanagi, Mohammad Marsin. 1998. Teknik Pemisahan dan Analisis Kimia. Malaysia :

    Universitas Teknologi Malaysia

    Soebagio, dkk. 2000.Kimia Analitik II.Malang: Universitas Negeri Malang.

    S. Syukri. 1999.Kimia Dasar 1. Bandung : Penerbit ITB

    Sudjadi, 1988.Metode Pemisahan.Universitas Gajah Mada: Kanisius Yogyakarta.

    Tim Kimia Analitik. 2012.Petunjuk Praktikum Pemisahan dan Kromatografi. Surakarta: Lab

    Kimia FMIPA UNS.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    33/36

    Underwood, A.L., dan Day R.A. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keemam. Jakarta:

    Erlangga.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    34/36

    Pertanyaan:

    Kelompok1 :

    1. Seberapaefektifkah resin penukar ion (kationdan anion) setelah di regenerasi?

    Setelah diregenerasi efektifitas dari penukaran ion pada resin penukar ion berkurang,

    hal ini terjadi karena semakin banyak diregenrasi, maka terdapat ion (kation atau

    anion) yang ikut ter cuci selama regenerasi, sehingga saat penggunaan untuk analisa

    penukar ion, tidak semua ion yang dipertukarkan akan tertukar.

    2.

    Bagaimanamekanismeregenerasipadabidangkedokterandan radio aktif?

    Kelompok 2: pada jurnal, tidak dijelaskan bagaimana mekanisme regenerasinya. Tapi,

    secara umum, proses regenerasi adalah suatu proses untuk menghilangkan ion tertukar

    dalam resin dan menggatikannya dengan ion yang sesuai. Jika ia kation, maka ia akan

    digantikan dengan ion kation, begitupun anionik.

    3.

    Apa yang dimaksuddengan crosslink? Bagaimanacontohnya?

    Crosslink (derajatikatsilang) menunjukkankonsentrasijembatanantarikatan yang ada di

    dalampolimer. Derajat ikat silang berpengaruhterhadapkelarutan, kapasitas

    pertukaran, perilaku mekaran, perubahan volume, seletivitas, ketahanan kimia dan

    oksidasi.

    Kelompok 3:

    4. Bagaimanapenjelasangrafik yang terdapatpada video mekanismepenukar ion?

    Pada grafik proses regenerasi dijelaskan bahwa, selama terjadi pencucian, maka grafik

    akan naik dan pada keadaan tertentu akan konstan, ini menunjukkan bahwa saat

    konstan, semua ion sudah terpasang pada resin, sehingga saat penambahan ion baru,

    grafik tidak akan mengalami kenaikan. Pada saat ion yang ditukarkan masuk kedalam

    resin, grafik menunjukkan penurunan, hal ini terjadi karena ion yang ada pada resin

    tertukar oleh ion yang baru, sehingga kandungan ion dalam resin berkurang, tapi, saatterjadi regenerasi, grafik naik lagi yang menandakan ion- ion kembali mengisi resin.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    35/36

    Kelompok 5:

    5. Bagaimana proses pemurniangaram air laut bila terdapat beberapa ion yang ingin

    dipisahkan (seperti Mg2+, Na+K+)? Faktor apa saja yang mempengaruhi?

    Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah muatan ion, jari-jari hidrasi, dan

    polarisabilitas.

    Resin penukar ion akan mengikat kuat ion yang memiliki muatan ion lebih besar, jari-

    jari hidrasi yang lebih kecil, dan peningkatan polarisabilitas. Semakin besar

    muatannya akan semakin kuat interaksi antara resin dengan ion. Apabila dalam

    larutan tersebut memiliki muatan yang sama maka factor yang menentukan adalahj

    ari-jari hidrasinya. Ion yang memiliki jari-jari hidrasi yang lebih kecil akan lebih

    cenderung terikat kuat oleh resin dibandingkan ion dengan muatan yang sama namun

    memiliki jari-jari hidrasi lebih besar.

    Urutan kekuatan ikatan antara ion logam dan resin penukan kation:

    Sc3+>Al3+>Ba2+>Pb2+>Sr2+>Ca2+>Ni2+>Cd2+>Cu2+>Co2+>Zn2+>Mg2+>UC2+>Ag+>Cs

    +>Rb+>K+>NH4+>Na+>H+>Li+

    Urutan kekuatan ikatan anatara ion logam dan resin penukar anion:

    SO42->C2O4

    2->I->NO3->CrO4

    2->Br->CN->Cl->HCOO->CH3COO->OH->F-Sehingga

    pada proses pemurnian garam air laut, yang akan terikat lebih dahulu adalah Ca2+,

    setelah itu Mg2+, dan yang terakhir adalah K+

    6. Kenapa bisa terjadi pergantian kembali (regenerasi)?

    Regenerasi terjadi karena ion yang ada pada resin tertukar oleh ion pengganti,

    sehingga perlu dilakukan regenerasi.

    7. Apa saja syarat yang dibutuhkan untuk menjadi resin?

    - Terbuat dari senyawa organic polimer substrat, hidrokarbon terpolimerisasi

    - Memiliki struktur pori-pori yang sangat baik pada permukaannya sehingga dapat

    berfungsi sebagai ion exchanger yang akan menjebak ion dengan simultan.

  • 8/10/2019 Makalah Resin Penukar Ion

    36/36

    - Mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta gugus yang

    mengandung ion- ion yang dapat dipertukarkan

    - Memiliki s ifat hidrofilik untuk memungkinkan difusi ion-ion melalui strukturnya

    8. Apa resin yang digunakan dalam bidang kesehatan?

    Jenis resin yang digunakan pada b idang kesehatan, bermacam-macam, tergantung dari

    jenis ion yang dipertukarkan, pada bisang ini, digunakan resin asam lemah dan kuat.