makalah regang
Transcript of makalah regang
Mekanika Bahan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang insinyur, salah satu pekerjaan yang harus Saudara lakukan adalah
menentukan atau memilih kapasitas mesin (energi, gaya, torsi) serta perkakas dan peralatan
yang akan digunakan. Untuk dapat menentukan kedua hal tersebut, Saudara perlu
memprediksi berapa beban eksternal yangdiperlukan agar logam dapat mulai mengalir dan
terdeformasi plastis sertabagaimana distribusi tegangan dan regangan pada permukaan benda
kerja maupunperkakas.
Dengan kata lain, Saudara perlu melakukan analisis untuk dapat memprediksi beban
eksternal yangdibutuhkan serta distribusi regangan dan tegangannya, sehingga Saudara dapat
menentukan atau memilih kapasitas mesin, perkakas, dan peralatan yang paling
sesuai .Metode-metode analisis yang telah dikembangkan, pada dasarnya ditujukan
untuk membantu pekerjaan insinyur di dalam mendisain proses pembentukan logam,terutama di
dalam menentukan hubungan kinematik dan batas-batas pembentukan,memprediksi gaya-gaya eksternal atau
tegangan internal.
Oleh karena itu, dalam makalah yang kami buat ini akan membahas konsep-konsep
regangan dasar. Reganan merupakan salah satu materi yang sangat diperlukan dalam dunia
teknik khususnya teknik mesin.
B. Rumusan masalah
Fokus dalam penulisan makalah ini adalah untuk membahas:
1. Apa pengertian Regangan?
2. Apa yang dimaksut Regangan Normal?
3. Bagaimana Kurva Tegangan Regangan?
4. Bagaimana bunyi hukum hooke?
5. Apa yang dimaksut modulus elastisitas?
6. Apa yang dimakst Regangan geser?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian Regangan
2. Memahami Regangan Normal
3. Memahami Kurva Tegangan Regangan
4. Memahami bunyi hukum hooke
5. Memahami modulus elastisitas
1
Universitas Negeri Malang
Mekanika Bahan
6. Memahami Regangan geser
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Regangan adalah hasil dari pemberian gaya pada objek padat. Gaya yang diberikan
merupakan hal khusus yang menyatakan istilah tekanan (stress). Efek dari pemberian gaya
dinyatakan sebagai tekanan dan hasil deformasi dinyatakan sebagai regangan. Untuk
mendukung perlakuan analitis yang cukup pada subjek, tekanan dan regangan didefinisikan
secara hati-hati untuk menekankan sifat fisis dari suatu bahan yang ditekan dan tipe tertentu
dari tekanan yang diberikan. Kita gambarkan di sini tiga tipe khusus dari hubungan regangan
dan tekanan.
Sifat alami dari daya rentang gaya dperlihatkan sebagai gaya yang diberikan pada
contoh bahan pada suatu cara untuk memperpanjang atau menekan bagian dari sampel. Dalam
hal ini, tekanan didefinisikan sebagai
Daya rentang tekanan =
Dimana :
F = gaya dalam N
A = daerah irisan dalam m2
Strain pada bahasan ini didefinisikan sebagai perubahan panjang dari contoh
Tensile Strain = l / l
Dimana
l = perubahan panjang dalam m
l = panjang semula dalam m
Strain dinyatakan sebagai besaran tanpa satuan
B. Regangan Normal
Regangan merupakan perubahan bentuk per satuan panjang pada suatu batang. Semua bagian
bahan yang mengalami gaya-gaya luar, dan selanjutnya tegangan internal akan mengalami
perubahan bentuk (regangan). Misalnya di sepanjang batang yang mengalami suatu beban
tarik aksial akan teregang atau diperpanjang, sementara suatu kolom yang menopang suatu
beban aksial akan tertekan atau diperpendek. Perubahan bentuk total (total deformation) yang
dihasilkan suatu batang dinyatakan dengan huruf Yunani δ (delta). Jika panjang batang adalah
2
Universitas Negeri Malang
Mekanika Bahan
L, regangan (perubahan bentuk per satuan panjang) dinyatakan dengan huruf Yunani ε
(epsilon),
maka:
ε = Regangan
δ = Perpanjangan (Setelah terjadi perubahan panjang)
L = Panjang batang
Sesuai dengan hukum Hooke, tegangan adalah sebanding dengan regangan. Dalam hukum ini
hanya berlaku pada kondisi tidak melewati batas elastik suatu bahan, ketika gaya dilepas.
Kesebandingan tegangan terhadap regangan dinyatakan sebagai perbandingan tegangan satuan
terhadap regangan satuan, atau perubahan bentuk. Pada bahan kaku tapi elastik, seperti baja,
kita peroleh bahwa tegangan satuan yang diberikan menghasilkan perubahan bentuk satuan
yang relatif kecil. Pada bahan yang lebih lunak tapi masih elastik, seperti perunggu, perubahan
bentuk yang disebabkan oleh intensitas tegangan yang sama dihasilkan perubahan bentuk
sekitar dua kali dari baja dan pada aluminium tiga kali dari baja. Regangan ε disebut regangan
normal (normal strain) karena berhubungan dengan tegangan normal. Rumus regangan normal
berdasarkan hukum Hooke :
Dimana:
E = modulus elastisitas tekan/tarik
= tegangan normal satuan
= regangan normal satuan
Bentuk Regangan Normal:
1. Regangan Tarik (Tensile Strain) terjadi jika batang mengalami tarikan.
2. Regangan Tekan (Compressive Strain) terjadi jika batang mengalami tekanan.
Bila gaya diberikan pada balok tersebut memberikan tegangan tarik, maka balok tersebut juga
mengalami perubahan bentuk yang disebut regangan.
3
Universitas Negeri Malang
Mekanika Bahan
Lo
L
F F
L
Regangan tarik = L - Lo = L
Lo Lo
Regangan tekan dapat didefinisikan dengan cara sama, dengan L sebagai pengurangan
panjang.
C.Kurva tegangan-regangan
Sebagaimana beban aksial yang bertambah bertahap, pertambahan panjang terhadap panjang
gage diukur pada setiap pertambahan beban dan ini dilanjukan sampai terjadi kerusakan
(fracture) pada spesimen. Dengan mengetahui luas penampang awal spesimen, maka tegangan
normal, yang dinyatakan dengan σ, dapat diperoleh untuk setiap nilai beban aksial dengan
menggunakan hubungan
Gb. 1-5 Gb. 1-6 Gb. 1-7
4
Universitas Negeri Malang
σ σ σ
ε ε εO O O
P
P
PY
UB
●●
●
σ σ
ε εO O
Y●
ε1 O’
Mekanika Bahan
Gb. 1-8 Gb. 1-9
dimana P menyatakan beban aksial dalam Newton dan A menyatakan luas penampang awal
(m2). Dengan memasangkan pasangan nilai tegangan normal σ dan regangan normal ε, data
percobaan dapat digambarkan dengan memperlakunan kuantitas-kuantitas ini sebagai absis
dan ordinat. Gambar yang diperoleh adalah diagram atau kurva tegangan-regangan. Kurva
tegangan-regangan mempunyai bentuk yang berbeda-beda tergantung dari bahannya. Gambar
1-5 adalah kurva tegangan regangan untuk baja karbon-medium, Gb. 1-6 untuk baja
campuran, dan Gb. 1-7 untuk baja karbon-tinggi dengan campuran bahan nonferrous. Untuk
campuran nonferrous dengan besi kasar diagramnya ditunjukkan pada Gb. 1-8, sementara
untuk karet ditunjukkan pada Gb. 1-9.
D.Hukum Hooke
Kini kita kembali meninjau bagian garis lurus dari diagaram pada gambar 1-5.
Kemiringan garis itu adalah ratio tegangan terhadap regangan. Ratio itu disebut modulus
elastisitas dan disingkat E :
Untuk bahan-bahan yang mempunyai kurva tegangan-regangan dengan bentuk seperti Gb. 1-
5, 1-6, dan 1-7, dapat dibuktikan bahwa hubungan tegangan-regangan untuk nilai regangan
yang cukup kecil adalah linier. Hubungan linier antara pertambahan panjang dan gaya aksial
yang menyebabkannya pertama kali dinyatakan oleh Robert Hooke pada 1678 yang kemudian
disebut Hukum Hooke. Hukum ini menyatakan
dimana E menyatakan kemiringan (slope) garis lurus OP pada kurva-kurva Gb. 1-5, 1-6 dan
1-7.
Bentuk umum hukum Hooke
Bentuk sederhana hukum Hooke telah diberikan untuk tarikan aksial ketika pembebanan
adalah sejajar dengan sumbu batang, biasa disebut pembebanan satu arah, uniaksial. Disini
hanya deformasi pada arah pembebanan yang diperhatikan, dan diformulasikan dengan
Untuk kasus yang lebih umum suatu elemen bahan dikenai tiga tegangan normal yang saling
tegaklurus σx, σy, σz, yang masing-masing diikuti dengan regangan εx, εy, εz. Dengan
5
Universitas Negeri Malang
Mekanika Bahan
mempertimbangkan komponen-komponen regangan yang terjadi karena kontraksi lateral
karena efek Poisson pada regangan langsung maka kita peroleh pernyataan hukum Hooke
berikut:
E.Modulus elastisitas
Kuantitas E, yaitu rasio unit tegangan terhadap unit regangan, adalah modulus elastisitas
bahan, atau, sering disebut Modulus Young. Nilai E untuk berbagai bahan disajikan pada
Tabel 1-1. Karena unit regangan ε merupakan bilangan tanpa dimensi (rasio dua satuan
panjang), maka E mempunyai satuan yang sama dengan tegangan yaitu N/m2. Untk banyak
bahan-bahan teknik, modulus elastisitas dalam tekanan mendekati sama dengan modulus
elastisitas dalam tarikan. Perlu dicatat bahwa perilaku bahan dibawah pembebanan yang akan
kita diskusikan dalam buku ini dibatasi hanya pada daerah kurva tegangan regangan.
a. Modulus Young
Bila kita perhatikan tegangan dan regangan tarik/tekan, sampai batas proporsional,
perbandingan tegangan dan regangan disebut : modulus Young, Y :
Y= =
F / A’
Y =
L / Lo
b. Modulus Geser
Didefinisikan sebagi perbandingan tegangan geser dan regangan geser.
Tegangan geser
S =
Regangan geser
Modulus geser disebut juga modulus puntir, dan hanya terjadi pada zat padat.
c. Modulus Bulk (Balok)
Modulus ini menghubungkan tekanan hidrostatik dengan perubahan volumenya.
dp dp
B = - = - Vo
dV/Vo dV
Kebalikan dari modulus Bulk adalah kompresibilitas
6
Universitas Negeri Malang
Mekanika Bahan
k = 1/ B
F.Regangan Geser
Gaya geser menyebabkan deformasi geser seperti gaya aksial menyebabkan perpanjangan,
tetapi dengan perbedaan penting. Suatu elemen diberi tegangan akan bertambah panjang;
suatu elemen yang diberi gaya geser panjang sisinya tidak berubah, tetapi bentuknya berubah
dari segi empat menjadi pararel logam.
Untuk saat ini aksi bisa dilihat sebagai gaya yang terjadi akibat lapisan tipis dimana
satu sama lain saling bergeser secara tidak terbatas sehinga menghasilkan deformasi geser
total x sepanjang h.
Regangan geser rata-rata diperoleh dengan membagi x dengan h. Gambar di bawah ini
mendefinisikan tan = x/h. Tetapi karena sudut biasanya sangat kecil, maka tan ≈
sehingga kita peroleh :
X
H
Lebih tepat, tegangan geser didefinisikan sebagai perubahan sudut antar 2 permukaan tegak
lurus dari elemen diferrensial.
Hubungan antara tegangan geser dan regangan geser, mengandaikan hukum hooke
berlaku terhadap geser, yaitu :
τ = Gh
Bila gaya yang diberikan memberikan tegangan geser maka perubahan bentuk pada balok
menjadi :
x
b b’ c c’
h
a,a’ d,d’
Regangan geser = x/h = tg ( karena x << h)
Regangan dikarenakan tekanan hidrostatis disebut regangan volume :
Regangan volume = V
V
7
Universitas Negeri Malang
Mekanika Bahan
G.Ratio poisson
Tipe deformasi elastis lain adalah perubahan dimensi melintang yang mengikuti tegangan
aksial atau tekan. Pengujian memperlihatkan bahwa apabila batang diperpanjang dengan
tegangan aksial, maka akan terdapat pengurangan besaran melintang simeon D. poisson
memperlihatkan bahwa ratio satuan deformasi atau regangan dalam arah ini tetap untuk
tegangan dalam daerah batas proporsional. Dengan demikian, ratio ini diberi namanya sendiri,
diberi tanda v dan didefinisikan sebagai.
Di mana adalah regangan hanya karena tegangan dalam arah X, dan dan adalag
regangan disebabkan dalam arah tegak lurus. Tanda kurang menunjukan dimensi melintang
berkurang apabila positif, seperti pada kasus perpanjangan tarik.
Ratio poisson mengizinkan kita mengembangkan hukum Hooke dan tegangan sesumbu
ke kasus tegangan dwi-sumbu. Berarti, apabila elemen mengalami tegnagan tarik secara
serempak dalam arah X dan Y, regangan dalam arah X akibat tegangan tarik secara serempak
dalm arah X dan Y, regangan dalam arah X akibat tegangan tarik (sigma x) adalah .
secara serempak tegangan tarik (sigma y) akan menghasilkan pengurangan lateral dalam
arah X sebesar , sehingga resultan satuan deformasi atau regangan dalm arah X
menjadi;
Dengan cara yang sama regangan total dalam arah Y adalah;
Apabila diinginkan, persamaan (2-9) dan (2-10) dapat diselesaikan untuk menyatakan
tegangan dalam terminology regangan sebagai berikut :
Kelanjutan diskusi di atas menghasilkan ekspresi regangan yang disebabkan oleh kerja
serempak tegangan tarik tiga sumbu sebagai berikut :
8
Universitas Negeri Malang
Mekanika Bahan
Semua persamaan di atas berlaku pula untuk pengaruh tekan; hanya perlu menegaskan
bahwa tanda positif terhadap perpanjangan san tegangan tarik, sebaliknya tanda negative
terhadap pengecilan dan tegangan tekan.
Hubungan penting antara konstanta E, G dan v untuk bahan tertentu dinyatakan dengan
Yang berguna untuk menghitung harga v bila E dan G telah ditetapkan. Harga umum
ratio poisson untuk baja 0,25 sampai dengan 0,30. Untuk berbagai bahan lain, kira-kira 0,33
dan untuk beton 0,20
9
Universitas Negeri Malang
Mekanika Bahan
BAB 3
KESIMPULAN
Regangan adalah hasil dari pemberian gaya pada objek padat. Gaya yang diberikan
merupakan hal khusus yang menyatakan istilah tekanan (stress). Efek dari pemberian gaya
dinyatakan sebagai tekanan dan hasil deformasi dinyatakan sebagai regangan. Sifat-sifat
regangan ada beberapa macam ada regangan normal danm ada regangan geser.
Pada Kurva tegangan-regangan mempunyai bentuk yang berbeda-beda tergantung dari
bahannya. Oleh karena itu pada setiap kurva mempunyai bentuk yang berbeda-beda sesuai
dengan bahan yang menyusunnya. Pada regangan berlaku hokum hooke yang menyatakan
elastisitas dari suatu pegas.
Regangan sering terjadi dalam sekitar kita,hal-hal yang mempengaruhi maupun sifat-
sifatnya harus kita pelajari untuk menguasainya. Dengan menguasai materi regangan sehingga
kita akan mampu mengerti manfaat regangan seperti dalam pembuatan logam, kemampuan
logam dan industri yang berkaitan dengan regangan.
10
Universitas Negeri Malang
Mekanika Bahan
Daftar Pustaka
1. http://www.scribd.com/doc/62802396/6/Pendahuluan.21:00;22-09-2011
2. http://www.edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi
%20Pokok/view&id=364&uniq=3155,21:20;22-09-2011
3. http://file-education.blogspot.com/2011/06/mkm-tegangan-dan-regangan-
sederhana.html; 21:00;22-09-2011
11
Universitas Negeri Malang
Mekanika Bahan
12
Universitas Negeri Malang