Makalah reaksi fredoks

15
Kata pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt., karena dengan petunjuk dan ridhonya kami dapat menyelesaikan makalah kimia yang akan dipresentasikan di kelas kami. Makalah ini disusun bersama rekan-rekan kami. Penyajian materi yang terdapat didalam makalah ini dijelaskan secara rinci dan disertai contoh reaksi redoks dilengkapi pula dengan ilustrasi untuk menambah wawasan siswa, kami juga menyusun berbagai pembahasan didalam materi kami. Harapan kami makalah ini dapat dijadikan pelajaran dan pengetahuan untuk kami maupun siswa yang ada dikelas kami dan dapat diterapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari . Kami telah berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya namun setiap manusia tak luput dari kesalahan oleh karena itu jika terdapat kesalahan pada makalah ini yang disebabkan kekhilafan kami, maka kami mohon maaf dari para pembaca yang budiman , terimakasih. Penulis

Transcript of Makalah reaksi fredoks

Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt., karena dengan petunjuk dan ridhonya kami dapat menyelesaikan makalah kimia yang akan dipresentasikan di kelas kami. Makalah ini disusun bersama rekan-rekan kami. Penyajian materi yang terdapat didalam makalah ini dijelaskan secara rinci dan disertai contoh reaksi redoks dilengkapi pula dengan ilustrasi untuk menambah wawasan siswa, kami juga menyusun berbagai pembahasan didalam materi kami. Harapan kami makalah ini dapat dijadikan pelajaran dan pengetahuan untuk kami maupun siswa yang ada dikelas kami dan dapat diterapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari . Kami telah berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya namun setiap manusia tak luput dari kesalahan oleh karena itu jika terdapat kesalahan pada makalah ini yang disebabkan kekhilafan kami, maka kami mohon maaf dari para pembaca yang budiman , terimakasih.

Penulis

Daftar Isi Kata Pengantar …………………………………………....... Daftar Isi …………………………………………………………. Daftar Gambar ………………………………………………… Gambar 1.1 …………………………………………………….. Gambar 1.2 ……………………………………………………… Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ……………………………………… 1.2 Tujuan Penulis …...………………………………… 1.3 Rumusan Masalah …..…………………………… Bab II Kajian Teori 2.1 Pengertian Reaksi Redoks..……………………… 2.2 Peranan Reaksi Redoks …………………...……… 2.3 Proses Pencetakan Film Hitam Putih ……….. Bab III ……………………………………………………… 3.1 Bagan Alir/Cara Kerja. ……………….............. Bab IV Penutup Kesimpulan …………………………………….………….. Daftar Pustaka ………………………………………….…

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan

elektron secara berurutan dari suatu atom, ion, atau molekul ke atom, ion,atau molekul lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda , yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Oksidasi : a. Melepas Elektron b. Mengikat Oksigen c. Penaikan Bilangan Oksidasi Reduksi : a. Mengikat Elektron b. Melepas Oksigen c. Penurunan Bilangan Oksidasi

Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, pengikatan oksigen dan mengalami penaikan bilangan oksidasi.

Reduksi adalah reaksi pengikatan elektron, pelepasan oksigen dan mengalami penurunan bilangan oksidasi.

Baik oksidasi maupun reduksi tidak dapat terjadi sendiri , harus keduanya . Ketika electron tersebut hilang , sesuatu harus mendapatkannya . Sebagai contoh , reaksi terjadi antara logam seng dengan larutan tembaga (II) sulfat dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut : Zn(s ) + CuSO4(aq) ——> ZnSO4(aq) + Cu(s ) Zn(s ) + Cu2+

(aq) ——> Zn2+ (aq) + Cu(s ) (persamaan ion bersih)

Sebenarnya, reaksi keseluruhannya terdiri atas dua reaksi: Zn(s ) ——> Zn2+

(aq) + 2e- Cu2+

(aq) + 2e- ——> Cu(s )

1.2 TUJUAN

Ø Untuk mengetahui proses reaksi redoks dalam dunia fotografi. Ø Untuk mengetahui reaksi yang terbentuk dalam proses pencetakan film hitam-

putih. 1.3 RUMUSAN MASALAH

Ø Apakah yang dimaksud dengan proses reduksi oksidasi? Ø Bagaimanakah proses reaksi redoks dalam dunia fotografi? Ø Apakah dengan pengetahuan kimia kita dapat memperindah proses pencetakan

hitam-putih?

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 PENGERTIAN REAKSI REDUKSI OKSIDASI

Reduksi Oksidasi (Redoks) adalah suatu reaksi serah terima elektron dan reaksi serah terima oksigen yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Contoh: 4Fe(s ) + 3O2(g) 2Fe2O3(s ) Cl2 + 2e- 2Cl- Fe2O3 Biloks O = -2 2 (biloks Fe) + 3 (biloks O) = 0 2 (biloks Fe) + 3 (-2) = 0 Biloks Fe = 2.2 PERANAN REAKSI REDOKS DALAM DUNIA FOTOGRAFI

Film hitam putih maupun kertas foto mengandung partikel-partikel perak bromida, AgBr yang tersebar pada lapisan tipis film/kertas foto. Apabila film / kertas foto terkena cahaya, akan terjadi reaksi :

AgBr → AgBr*

Tanda * menyatakan AgBr tereksitasi oleh cahaya. Apabila film yang telah digunakan dan terkena cahaya tersebut dicuci dalam larutan pengembang (developer), akan terjadi reaksi :

2AgBr*(s ) + C6H6O2(aq) → 2Ag(s ) + 2HBr (aq) + C6H4O2 (aq)

Cairan pengembang C6H6O2 atau disebut hidrokuinon, dalam hal ini bertindak sebagai zat pereduksi. Jadi dalam reaksi itu terjadi proses reaksi redoks. Oksidasi : C6H6O2(aq) → C6H4O2 (aq) + 2H+

(aq) + 2e- Reduksi : 2Ag+ + 2e- → 2Ag (s )

Di samping hidrokuinon , dalam larutan pengembang perlu ditambahkan metol (N-metil-p-aminofenol sulfat). Metol berfungsi sebagai zat superaditif, yang efeknya tidak dapat digantikan dengan memberikan jumlah yang berlebih pada hidrokuinon yang sudah ada. Metol ini bertindak sebagai zat pereduksi juga. Aktivitas hidrokuinon dapat dipacu dengan menambahkan sedikit phenidone (1-phenyl-3-pyrazolidinone). Karena larutan pengembang/ developer ini bekerja efektif pada lingkungan basa, maka kita perlu mencampurkan larutan potasium karbonat (atau sodium karbonat) sebagai aktivator untuk memperoleh lingkungan basa dengan pH 9,5 - 10,5; larutan sodium sulfit, sebagai pengawet dan potasium bromida sebagai restainer. 2.3 PROSES PENCETAKATAN FILM HITAM-PUTIH

Proses penetralan

Setelah film dicelupkan pada larutan pengembang, maka tahap berikutnya adalah tahap penghentian reaksi sekaligus menetralkan sifat basa yang berasal dari larutan pengembang. Caranya dengan mencelupkan kertas/film pada larutan asam asetat yang telah diberi larutan sodium sulfat untuk mencegah adanya efek swelling. pH larutan dijaga pada kondisi 4 - 5,5.

Proses fiksasi

Proses fiksasi ini menggunakan cairan yang disebut fixer (sodium tiosulfat), bertujuan melarutkan perak bromida yang tidak tereduksi menjadi perak (kalau tidak dihilangkan, jika kertas foto terkena cahaya, akan timbul bayangan hitam tambahan. Pada proses ini terjadi reaksi :

AgBr + 3 Na2S2O3 → Ag(S2O3)35- + 6Na+ + Br-

Proses pembilasan

Tahap akhir setelah fixing adalah pembilasan dengan guyuran air mengalir supaya terbentuk bayangan yang permanen. Proses pembilasan ini bertujuan membuang kompleks perak tiosulfat dan ion tiosulfat. Jika ion tiosulfat masih tertinggal pada film/kertas foto, maka zat ini akan bereaksi dengan perak yang sudah terbentuk foto/gambar, sehingga bayangan foto akan menjadi kecoklatan/kekuningan karena akan terbentuk noda-noda perak sulfida. Jadi pembilasan dengan air yang mengalir itu sangat perlu supaya kualitas foto/gambar menjadi prima.

S2O3 2- + 2 Ag → SO3

2- + Ag2S

Tentu saja masih banyak keterampilan yang menunjang agar proses cuci cetak film hitam putih menjadi lebih indah, apalagi bila ditunjang dengan pengetahuan kimia untuk meramu zat pengembang/developer yang cocok dan mengontrol proses-proses yang terjadi.

BAB III

CARA KERJA

3.1. BAGAN ALIR/CARA KERJA

A. Tahapan Pembentukan Gambar/Foto

Pada proses cuci dan cetak film hitam putih, ternyata ada reaksi kimia,

yakni reaksi oksidasi dan reduksi. Film hitam putih maupun kertas foto

mengandung partikel-partikel perak bromida, AgBr yang tersebar pada lapisan

tipis film/kertas foto.

Pada teknik fotografi konvensional atau hitam putih, digunakan sebuah

film yang digunakan untuk menghasilkan foto. Film foto merupakan emulsi perak

bromide (AgBr) dalam gelatin dengan tahapan-tahapan pembentukan

gambar/foto seperti berikut:

a. Proses pengambilan gambar, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah proses

pemotretan menggunakan kamera.

b. Film foto dikenakan cahaya. Dengan cara, film dipasang di bawah enlarger, lalu

cahaya 100 watt dinyalakan. Akan tampak bayangan film itu di atas kertas.

Apabila film/kertas foto terkena cahaya, maka akan terjadi reaksi :

AgBr → AgBr*

- Tanda (*) menyatakan AgBr tereksitasi oleh cahaya.

Kalau bayangan itu sudah tepat, maka lampu yang digunakan untuk mengeksitasi

AgBr, kertas diganti dengan kertas cetak foto dan dinyalakan kembali lampu

selama sekian detik.

c. Film foto yang sudah terkena cahaya, kemudian diletakkan dalam larutan

pengembang (misal metol, amidol atau hidrokuinon {C6H4(OH)2}) kemudian ganti

celupkan ke dalam larutan stop batch untuk menghentikan reaksi hingga

menghasilkan butir perak bromida yang teraktifkan membentuk logam perak

bromida hitam. Apabila film yang telah digunakan dan terkena cahaya tersebut

dicuci dalam larutan pengembang (developer), akan terjadi reaksi :

2 AgBr *(s) + C6H6O2 (aq) → 2 Ag(s) + 2 HBr (aq) + C6H4O2 (aq)

Cairan pengembang C6H4O2 (hidrokuinon), dalam hal ini bertindak sebagai zat

pereduksi. Jadi dalam reaksi itu terjadi proses reaksi redoks.

Oksidasi :

C6H6O2 (aq) → C6H4O2 (aq) + 2 H+ + 2e-

Reduksi:

2 Ag+ + 2 e- →2 Ag (s)

Disamping hidrokuinon, dalam larutan pengembang perlu ditambahkan metol (N-

metil-p-aminofenol sulfat). Metol berfungsi sebagai zat superaditif, yang efeknya

tidak dapat digantikan dengan memberikan jumlah yang berlebih pada

hidrokuinon yang sudah ada. Metol ini bertindak sebagai zat pereduksi juga.

Aktivitas hidrokuinon dapat dipacu dengan menambahkan sedikit phenidone (1-

phenyl-3-pyrazolidinone). Karena larutan pengembang/developer ini bekerja

efektif pada lingkungan basa, maka kita perlu mencampurkan larutan potasium

karbonat (atau sodium karbonat) sebagai aktivator untuk memperoleh lingkungan

basa dengan pH pH 9,5 - 10,5; larutan sodium sulfit, sebagai pengawet dan

potasium bromida sebagai restainer.

d. Butir-butir yang tidak teraktifkan pada bagian yang tidak terkena cahaya tidak

terpengaruh. Hal ini menghasilkan bayangan foto. Butir-butir perak bromida yang

tidak teraktifkan dapat tereduksi menjadi logam perak hitam bila terkena cahaya.

bayangan film harus difiksasi. Hal ini menyebabkan logam perak hitam yang

dihasilkan dari pengembangan melekat pada film dan perak bromida dihilangkan

(dicuci). Senyawa yang dapat mengikat bayangan foto adalah natrium thiosulfat,

Na2(SO4)3. Thiosulfat mudah diperoleh dengan mendidihkan larutan silfit dengan

sulfur. Asam bebasnya tidak stabil pada suhu biasa. Orang fotografi biasa

menyebut hipo. Pada proses pengikatan terjadi reaksi sebagai berikut : AgBr (s)

larut dalam larutan fikser terbentuk ion perak kompleks.

AgBr + 2S2O3 —–> [Ag(S2O3)2]2- + Br-

Dengan mereaksikan perak bromide dengan tiosulfat, maka menghasilkan

senyawa kompleks berupa ion ditiosulfatoperak (II) dan ion bromide. Ion

ditiosulfatoperak (II) dapat digunakan untuk proses mencetak gambar yang

diperoleh dengan metode fotografi.

e. Setelah film dicelupkan pada larutan pengembang, maka tahap berikutnya

adalah tahap penghentian reaksi sekaligus menetralkan sifat basa yang berasal

dari larutan pengembang. Caranya dengan mencelupkan kertas/film pada larutan

asam asetat yang telah diberi larutan sodium sulfat untuk mencegah adanya efek

swelling. pH larutan dijaga pada kondisi 4 – 5,5.

f. Selanjutnya kertas foto itu dicelupkan pada larutan fixer, lalu kertas foto dibilas

dengan air mengalir. Jadilah sebuah foto yang indah, yang kualitasnya bergantung

pada lama pencahayaan, jauh dekatnya film dengan kertas foto, waktu

pencelupan, kualitas kertas foto, setelah memakai cairan, pembilasan, dan

sebagainya, termasuk keterampilan operatornya.

Proses fiksasi ini menggunakan cairan yang disebut fixer (sodium tiosulfat),

bertujuan melarutkan perak bromida yang tidak tereduksi menjadi perak (kalau

tidak dihilangkan, jika kertas foto terkena cahaya, akan timbul bayangan hitam

tambahan. Pada proses ini terjadi reaksi :

AgBr + 3 Na2S2O3→ [Ag(S2O3) 3]5- + 6 Na+ + Br-

g. Tahap akhir setelah fixing adalah pembilasan dengan guyuran air mengalir

supaya terbentuk bayangan yang permanen. Proses pembilasan ini bertujuan

membuang kompleks perak tiosulfat dan ion tiosulfat. Jika ion tiosulfat masih

tertinggal pada film/kertas foto, maka zat ini akan bereaksi dengan perak yang

sudah terbentuk foto/gambar, sehingga bayangan foto akan menjadi

kecoklatan/kekuningan karena akan terbentuk noda-noda perak sulfida. Jadi

pembilasan dengan air yang mengalir itu sangat perlu supaya kualitas

foto/gambar menjadi prima (S2O3)2- + 2 Ag → (SO3)2- + Ag2S

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari suatu atom, ion, atau molekul ke atom, ion, atau molekul lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron).

Oksidasi : a. Melepas Elektron b. Mengikat Oksigen c. Penaikan Bilangan Oksidasi Reduksi : a. Mengikat Elektron b. Melepas Oksigen c. Penurunan Bilangan Oksidasi

Dalam dunia fotografi terdapat reaksi redoks. Film hitam putih maupun kertas foto mengandung partikel-partikel perak bromida, AgBr yang tersebar pada lapisan tipis film/kertas foto.

Dalam dunia fotografi ada beberapa larutan yang dipakai, yaitu:

a) Cairan pengembang C6H6O2 atau disebut hidrokuinon, sebagai zat pereduksi b) Metol, sebagai zat pereduksi c) Larutan potasium karbonat (atau sodium karbonat) sebagai aktivator untuk

memperoleh lingkungan basa dengan pH 9,5 - 10,5 d) Larutan sodium sulfit, sebagai pengawet e) Larutan potasium bromida sebagai restainer.

Reaksi redoks dalam dunia fotografi terjadi apabila kertas foto terkena cahaya dan juga dalam proses fiksasi dan pembilasan.

a) Dalam proses fiksasi cairan fixer (sodium tiosulfat) digunakan untuk melarutkan perak bromida yang tidak tereduksi menjadi perak.

b) Jika kertas foto terkena cahaya akan terjadi reaksi :

AgBr → AgBr*

Tanda * menyatakan AgBr tereksitasi oleh cahaya.

c) Dalam proses pembilasan pembilasan dengan guyuran air mengalir supaya terbentuk bayangan yang permanen. Proses ini bertujuan membuang kompleks perak tiosulfat dan ion tiosulfat. Jika ion tiosulfat masih tertinggal pada film/kertas foto, maka zat ini akan bereaksi dengan perak yang sudah terbentuk foto/gambar, sehingga bayangan foto akan menjadi kecoklatan/kekuningan karena akan terbentuk noda-noda perak sulfida.

DAFTAR PUSTAKA

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : Penerbit ITB

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : Penerbit ITB

Sunardi. 2007. Kimia bilingual untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2. Bandung: Yrama Widya

MAKALAH

REAKSI REDOKS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : V

1. WA ODE ADEN IRMA A.

2. WA ODE ERNI DARASNI

3. WA ODE CHRIS MEYLIA W.

4. WA ODE SALSARI

5. WA ODE RESKA LEONITA D.

6. ASIRNO

7. FABRI ZIO BP.

8. ABIL ASH BURANSA

SMA NEGERI 1 RAHA

2014