Makalah Put Kita Besok Cus

24
PENGANTAR USAHA TANI “profil dan permasalahan usaha tani di Indonesia” Nama Kelompok : 1. Nafisatul Afidah 125040201111098 2. Netty Dwi Ariska 125040201111099 3. Heryako Mustofa 125040201111320 4. Nico Van Maestro S 125040201111333 5. Puput Pelita.P 125040201111003

description

put laporan akhir

Transcript of Makalah Put Kita Besok Cus

Page 1: Makalah Put Kita Besok Cus

PENGANTAR USAHA TANI

“profil dan permasalahan usaha tani di Indonesia”

Nama Kelompok :

1. Nafisatul Afidah 125040201111098

2. Netty Dwi Ariska 125040201111099

3. Heryako Mustofa 125040201111320

4. Nico Van Maestro S 125040201111333

5. Puput Pelita.P 125040201111003

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Makalah Put Kita Besok Cus

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris artinya pertanian memegang peranan

penting dari seluruh perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan banyaknya

penduduk yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang

berasal dari pertanian.Oleh karena itu pembangunan bangsa dititik beratkan pada sektor

pertanian. Alasan lain yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia

mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan

beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa

terhadap ekspor nasional, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi

basis pertumbuhan di pedesaan.

Namun pada kenyataannya Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga

saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat

kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional.Banyak masalah

perekonomian yang masih terjadi sampai saat ini.Sebagian besar dari petani kita masih

banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah

pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor

pertanian keseluruhan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui profil usaha tani di indonesia

Untuk mengetahui masalah-masalah usaha tani di indonesia

Untuk mengetahui sejarah perkembangan usaha tani di indonesia

Page 3: Makalah Put Kita Besok Cus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Usahatani

Dengan wilayah yang luas, serta ditambah lagi dengan lahan pertanian yang luas, dengan

penduduknya sebagian besar adalah tani atau mata pencariannya adalah dengan bertani maka

Indonesia merupakan negara yang agraris, yang menempatkan pertanian sebagai potensi yang

paling dominan.

Pertanian di Indonesia merupakan sector yang paling penting diantara yang lainya. Hal ini

dikarenakan sektor pertanian telah terbukti tetap tegak dan bertahan dari terpaan gelombang

krisis moneter. Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional dapat ditinjau dari berbagai

aspek, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja (sumber mata pencaharian penduduk), sumber

devisa negara, sumber bahan baku industri, dan sumber pendapatan nasional. Selain itu, sektor

pertanian juga merupakan sumber bahan pangan bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Usaha tani mempunyai arti penting dalam suatu pertanian, dimana usaha tani adalah suatu

tempat di permukaan bumi dimana pertanian di selenggarakan. Pembangunan usaha tani yang

berhasil akan membuahkan terwujudnya target pembanguna nasional. Seperti tujuan dari

pancasila dan UUD 1945 yaitu mewujudkan kesejahteraan rakyat serta keadilan social bagi

seluruh rakyat Indonesia. Dengan terwujudnya kesejahteraan rakyat dan keadilan social secara

menyeluruh di wilayah Indonesia ini maka otomatis telah tecapainya pembangunan pertanian

serta pembangunan ekonomi yang baik yang berawal dari perubahan kearah perbaikan kualitas

dari usaha tani itu sendiri.

Di Indonesia, usahatani dikategorikan sebagai usahatani kecil karena mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut :

1) Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat

2) Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah

3) Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten

4) Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnya

Page 4: Makalah Put Kita Besok Cus

Usahatani tersebut masih dilakukan oleh petani kecil,maka telah disepakati batasan

petani kecil (Soekartawi, 1986) pada seminar petani kecil di Jakarta pada tahun 1979,

menetapkan bahwa petani kecil adalah :

a. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 kg beras per kapita per

tahun

b. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 ha lahan sawah di Jawa

atau 0,5 ha di luar Jawa. Bila petani tersebut juga memiliki lahan tegal maka luasnya 0,5

ha di Jawa dan 1,0 ha di luar Jawa.

c. Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas.

d. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamis.

Dari segi ekonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil adalah terbatasnya

sumberdaya dasar tempat ia berusahatani. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang

lahan kecil, disertai dengan ketidakpastian dalam pengelolaannya. Lahannya sering tidak subur

dan terpencar-pencar dalam beberapa petak. Mereka sering terjerat hutang dan tidak terjangkau

oleh lembaga kredit dan sarana produksi. Bersamaan dengan itu, mereka menghadapi pasar dan

harga yang tidak stabil, mereka tidak cukup informasi dan modal.

Walaupun petani-petani kecil mempunyai ciri yang sama yaitu memiliki sumberdaya

terbatas dan pendapatan yang rendah, namun cara kerjanya tidak sama. Karena itu petani kecil

tidak dapat dipandang sebagai kelompok yang serba sama, walaupun mereka berada di suatu

wilayah kecil, sehingga tiap-tiap usaha petani tersebut mempunyai sistem usahatani yang unik.

Jelas bahwa hal ini diperlukan penelitian-penelitian mengenai usahatani di bebagai daerah

dengan berbagai karakteristik petani, iklim, sosial, budaya yang berbeda, sehingga diperoleh

perumusan masalah yang dapat digunakan untuk merumuskan suatu kebijakan.

Selain masing-masing petani memiliki sistem usahatani yang unik, juga

agroekosistemnya, suatu kombinasi sumber daya fisik dan biologis seperti bentuk-bentuk lahan,

tanah, air, tumbuhan dan hewan. Dengan mengalokasikan sumber daya tersebut, petani

melakukan proses produksi agar dapat terus menghasilkan produk baik berupa fisik maupun

uang.

Page 5: Makalah Put Kita Besok Cus

Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya

terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang

sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi

oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang

masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya

berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian

(pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h)

pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang

besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani.

Selain itu, masih ditambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat

pembangunan pertanian di Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian

menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, Kenyataan sulitnya

membendung konversi lahan pertanian sebenarnya adalah hal yang alami. Proses konversi ini

bagaimanapun juga akan terjadi, karena prinsip yang mendasari terjadinya adalah bahwa lahan

akan dikonversi ke arah penggunaan lain yang memberikan nilai sewa (rent) yang lebih besar.

Lahan untuk hutan akan dikonversi menjadi lahan pertanian dan perkebunan, karena yang

terakhir ini dapat memberikan nilai keuntungan bagi sumberdaya lahan atau nilai sewa yang

lebih besar. Selanjutnya lahan pertanian dan perkebunan akan dikonversi menjadi lahan-lahan

industri. Lahan-lahan industri pada gilirannya akan dibeli oleh pengembang yang akan

membangun komplek-komplek perumahan dan pemukiman. Perjalanan selanjutnya lahan

pemukiman akan dibeli untuk kemudian dikonversi menjadi lahan untuk gedung-gedung

pertokoan dan aktivitas perdagangan lainnya. Demikian seterusnya sampai pada aktivitas yang

memberikan nilai sewa tertinggi pada lahan yaitu aktivitasjasa-jasa perusahaan.

Mengantisipasi keadaan tersebut seyogyanya upaya kita bukanlah ditekankan pada bagaimana

mencegah terjadinya konversi lahan pertanian, melainkan perlu difokuskan pada bagaimana

meningkatkan profil petani kita sehingga menjadi petani idaman, yang orang-orang dan

masyarakat umum tertarik untuk menekuninya. Yang diperlukan adalah menciptakan kondisi

semakin terbukanya kesempatan kerja di sektor pertanian intensif bernilai tambah tinggi. Profil

usaha tani hendaknya merupakan usaha tani yang berskala ekonomis (economy of scale), padat

modal, serta berorientasi pasar dengan tehnologi baru yang semakin menguntungkan.

Page 6: Makalah Put Kita Besok Cus

Penanganan yang terpadu intensif terhadap hubungan yang melembaga antara perusahaan besar

dan kecil memberikan peluang kepada pesatnya perkembangan profil usaha tani dimaksud. Perlu

dirumuskan pola kemitraan yang saling membutuhkan dan menguntungkan antara agribisnis

skala kecil, sedang dan skala ekonomi yang lebih efisien. Pengembangan sentra produksi

pertanian yang didasarkan atas pengembangan pola usaha tani dengan komoditas utama sesuai

dengan keunggulan komparatif, disertai oleh strategi pengembangan komplek industri hilir di

sentra produksi usaha tani yaitu berkembangnya usaha tani yang dikelola dengan prinsip

komersil dan terkait dengan industri pengolahan Profil usaha tani yang akan berkembang di masa

datang yang memberikan indikasi tentang kualifikasi umum yang perlu dimiliki oleh petani

yaitu:

(1) Menjalankan usahanya atas dasar permintaan pasar yang tersedia, inovasi, peluang pasar,

asas skala ekonomi dan resiko merupakan aspek-aspek yang melekat pada usaha yang

berorientasi pasar sehingga kemampuan-kemampuan yang menyangkut aspek-aspek tersebut

sangat perlu dimiliki dan dikembangkan di kalangan petani.

(2) Mempunyai kemampuan bekerjasama dalam skala ekonomi yang menguntungkan dan efisien

diantara sesama maupun antar petani dengan pengusaha agroindustri.

(3) Usaha yang dilakukan berorientasi pada pelesterian sumber daya alam sehingga

kesinambungan pembangunan pertanian dapat diwujudkan.

(4) Berkemampuan mengadaptasi diri dengan pengetahuan dan keterampilan baru di luar bidang

pertanian maupun bidang agroindustri sehingga menambah mobilitas penduduk pedesaan dalam

mengisi kesempatan kerja dan berusaha yang terbuka di pedesaan maupun perkotaan.

Golongan yang paling potensil untuk memilki kualifikasi demikian adalah para pemuda

tani yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari orang tua mereka. Dalam jangka

pendek dan menengah para petani muda, petani maju dan kontak tani andalan berpotensi nyata

untuk mengadakan perubahan nyata dalam struktur sosial ekonomi. Untuk mengidentifikasi

kualifikasi petani maka ada beberapa indikator perilaku MUKIBAT, yaitu komponen perilaku

sebagai berikut:

Page 7: Makalah Put Kita Besok Cus

(1) Mental produktif, yaitu kondisi mental produktif karena mempunyai wawasan, pola pikir,

sikap, semangat dan keuletan dalam melaksanakan usaha agribisnis.

(2) Usahawan, yaitu wira usaha yang mempunyai kekuatan, keberanian untuk mengambil resiko

karena terpanggil dan mampu menciptakan dan mengembangkan usaha dengan tindakan

investasi.

(3) Kreatif, yaitu mempunyai daya kreasi untuk selalu mengembangkan dinamika yang tanggap

terhadap setiap tantangan, ancaman dan hambatan serta bernaluri tinggi dalam memanfaatkan

setiap peluang yang timbul di sekelilingnya.

(4) Inovatif, yaitu mempunyai kemampuan untuk selalu melakukan pembaharuan dalam rangka

pengembangan usaha agribisnis yang efisien, berkualitas dan berkesinambungan.

(5) Bina-benah, yaitu mempunyai jiwa kepemimpinan dan mampu melakukan pembenahan dan

pembinaan dengan menerapkan jurus operasional dan menciptakan kondisi strategis dalam

menggerakkan sistem agribisnis.

(6) Arsitek, yaitu mempunyai kemampuan dalam merekayasa dan merancang bangun sistem

agribisnis agar menjadi suatu sistem yang tersusun sehingga secara teknik efektif, secara

ekonomis efisien dan kompetitif, serta secara sosial diinginkan.

(7) Tehnologi tepat guna, yaitu mempunyai kemampuan untuk memilih tehnologi yang tepat dan

sesuai dengan kebutuhan agribisnis.

Kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim tanam

datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus

pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya

penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian

Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia (Tohir, 2009)

2.2 Masalah Usahatan Di Indonesia

Keterbatasan lahan merupakan masalah yang sangat serius di Indonesia pada abad 21 dan

seterusnya. Pertanian Indonesia merupakan pertanian tropika, karena seluruh wilayah Indonesia

berada di daerah tropic yang langsung dipengaruhi oleh garis khatulistiwa yang memotong

Indonesia hampir menjadi dua. Disamping pengaruh tersebut, terdapat dua corak khas pertanian

Page 8: Makalah Put Kita Besok Cus

Indonesia. Pertama, bentuknya sebagai kepulauan, dan yang kedua topografinya yang

bergunung-gunung.

Usaha tani merupakan satu-satunya ujung tombak pembangunan nasional yang

mempunyai peran penting. Upaya mewujudkan pembangunan nasional di bidang

pertanian(agribisnis) masa mendatang merupakan sejauh mungkin mengatasi masalah dan

kendala yang sampai sejauh ini belum mampu diselesaikan secara tuntas sehingga memerlukan

perhatian yang lebih serius. Satu hal yang sangat kritis adalah bahwa meningkatnya produksi

pertanian (agribisnis) atau output selama ini belum disertai dengan meningkatnya pendapatan

dan kesejahteraan petani secara signifikan dalam usahataninya. Petani sebagai unit agrbisnis

terkecil belum mampu meraih nilai tambah yang rasional sesuai skala usahatani terpadu

(integrated farming system). Oleh karena itu persolan membangun kelembagaan (institution) di

bidang pertanian dalam pengertian yang luas menjadi semakin penting, agar petani mampu

melaksanakan kegiatan yang tidak hanya menyangkut on-farmbusiness saja , akan tetapi juga

terkait erat dengan aspek-aspek off-farm agribusinessnya (Tjiptoherijanto,1996).

Kepala BPS Suryamin mengatakan jumlah rumah tangga usaha tani pada tahun 2013

sebanyak 26,13 juta atau turun 5,04 juta keluarga dari tahun 2003 atau 10 tahun lalu atau turun

16%. Pengurangan ini terjadi karena banyak petani yang beralih ke pekerja industri atau profesi

lainnya."Perusahaan pertanian di Indonesia dari 4.011 di 2003, naik 1475 perusahaan (36,77%).

Kenaikan terbesar di Jawa Barat dengan naik 215 dan terkecil Sulawesi Barat 5. Penurunan

terbesar di Kalimantan barat dengan 75,” (dikutip dari detik.com)

Beberapa hambatan yang sedang dihadapi Negara ini dalam membangun pertanian yang

mampu mensejahterakan rakyat dan keluarganya sendiri :

a. Kecilnya skala usaha tani. Hal yang dimaksud ialah baik dalam permodalan maupun

luasan lahan yang dimiliki petani. Semakin besar modal dan luas luahan yang dilakukan maka

kuantitas produksi akan tinggi. Hal tersebut tentunya menambah keuntungan bagi petani

tersebut.

b. Lemahnya pemanfaatan iptek oleh petani. Penggunaan iptek sering kali terbentur dengan

adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut. Namun perkembangan zaman pada saat ini telah

menggeser dogma tersebut ke jurang pemusnahan.

Page 9: Makalah Put Kita Besok Cus

Berikut merupakan kisah nyata, seorang petani singkong yang jeli memanfaatkan celah

dan menjadi sukses :

Petani singkong gajah di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar),

Kaltim, mengaku dapat menghasilkan keuntungan bersih senilai Rp52 juta per hektare, setelah

dipotong biaya produksi dan lainnya.

"Keuntungan yang diperoleh petani tersebut merupakan hasil sekali panen singkong Gajah oleh

petani di Kota Bangun yang dilakukan 12 bulan setelah masa tanam," ujar Fitria Yulianti,

penjaga gerai Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kukar dalam Expo Erau di Tenggarong, Kamis

(5/7).

Yulianti menerangkan keuntungan petani singkong tersebut, berdasarkan pamplet yang dicetak

Dinas Pertanian Kukar untuk dibagikan kepada pengunjung selama Expo (pameran) Erau yang

berlangsung mulai 1 hingga 8 Juli, atau sama dengan jadwal Festival Erau Adat Pelas Benua

Etam.

Berdasarkan analisa yang dilakukan tim dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kukar di Kota

Bangun hingga 23 Juni 2012, maka pembukaan lahan untuk tanaman singkong gajah atau ubi

kayu varietas Gajah sangat menguntungkan petani.

Rincian dari awal adalah biaya pembukaan lahan tanam singkong seluas 1 hektare (ha)

dibutuhkan dana Rp7.000.000, pembajakan dengan hand traktor untuk 1 ha dibutuhkan biaya

Rp3.000.000.

Kemudian upah pengguludan lokasi tanam Rp2.000.000, pembelian bibit singkong Gajah

sebanyak 7.000 batang yang masing-masing batang seharga Rp600 sehingga total mencapai

Rp4.200.000, kapur pertanian sebanyak 2.500 kg dengan harga Rp1.500 per kg, sehingga total

Rp3.750.000.

Biaya upah tanam Rp1.000.000, pemeliharaan Rp1.000.000, pestisida Rp200.000, pemupukan

Rp4.300.000, upah panen Rp1.500.000, ongkos angkut Rp1.000.000, biaya tak terduga

Rp1.000.000, bunga bank 16 persen senilai Rp4.872.000.

Page 10: Makalah Put Kita Besok Cus

Dari semua biaya produksi tersebut, jika ditotal maka pengeluaran oleh petani hingga berada di

lokasi penjualan oleh pengepul mencapai Rp35.322.000.

Kemudian produksi sesuai ubinan yang dilakukan di Kota Bangun itu pada 23 Juni 2012 untuk 1

ha lahan singkong Gajah mencapai 125 ton (125.000 kg). Sedangkan harga singkong di tingkat

petani adalah Rp700 per kg.

Jika ditotal, maka pendapatan kotor petani mencapai Rp87.500.000. Kemudian dikurangi biaya

produksi yang sebesar Rp35.322.000, maka pendapatan bersih petani di lahan 1 ha itu sebesar

Rp52.178.000

Kejadian tersebut berbeda dengan desa saya Maliyan. Beberapa petani disana masih

hidup dibawah ketidakmampuan untuk menyekolahkan anaknya hingga jenjang perguruan

tinggi, walaupun mereka sudah bekerja dari anaknya kecil hingga seumuran dengan saya.

Maliyan merupakan sebuah desa yang terletak di Jawa Tengah tepatnya kota Temanggung. Kota

Temanggung merupakan salah satu kota penghasil tembakau yang menyuplai beberapa

perusahaan rokok terkenal. Bahkan beberapa kepala keluarga tetap menjadi tulang punggung

walaupun mereka sudah mempunyai cucu. Hal tersebut tidak dapat terelakkan dikarenakan

pekerjaan orang tua dan anak tidak berbeda jauh, walaupun profesi yang digeluti berbeda.

Upah bulanan yang mereka terima menjadi buruh tidak lebih dari satu juta rupiah.

Apabila kita jadikan upah harian mereka mendapatkan upah paling tinggi berkisar 33-34 ribu

rupiah. Dengan upah tersebutlah mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga

mereka. Sang anak pun akan pergi merantau dengan harapan kehidupan mereka lebih baik

dibandingkan dengan sang orang tua. Namun pada beberapa kejadian, ada anak yang kembali

lagi ke desa Maliyan dan meneruskan pekerjaan orang tua mereka hingga mereka menikah dan

mempunyai anak. System kekeluargaan yang erat lah yang membuat kebutuhan kehidupan

mereka terpenuhi.

Analisis menggunakan Teori SWOT

SWOT Petani Sukses Petani Gagal

Strength Cermat dalam melakukan

usaha tani

Tidak menyerah dalam

menghidupi keluarga dan

diri sendiri

Weakness Hanya menjual dalam

produk mentah, apabila

Lebih mengutamakan

nama baik daripada

Page 11: Makalah Put Kita Besok Cus

diolah menjadi barang

jadi maka nilainya akan

meningkat

meminjam uang untuk

dijadikan modal dalam

usaha tani

Opportunities Mampu mencapai tingkat

industry dan menciptakan

lapangan pekerjaan

Tidak ada pesaing dalam

pekerjaan tersebut karena

sudah terjalin

kepercayaan yang erat

antara si pemilik lahan

dan buruh tani

Threats Meningkatnya saingan

dalam produk yang sama

Tidak dapat bertahan

apabila sudah memasuki

usia lanjut

*hal yang dianalisa merupakan perbedaan pola pikir dalam menanggapi lingkungan antara

petani sukses dan petani gagal

2.3 Sejarah Perkembangan Pertanian di IndonesiaPertanian merupakan sektor penting bagi Indonesia. Sebgian

masyarakatnya bersandar kepada pertanian sebagai mata pecaharian utamanya. Kegiatan pertanian masyarakat Indonesia ini dilakukan secara turun-temurun dari nenek moyang mereka. Pada masa penjajahan, pertanian di Indonesia tidak mengalami kemajuan. Contohnya di Jawa, petani pada dasarnya mensubsidi perusahaan besar dengan upah dan sewa tanah yang rendah. Sebagai warisan kolonial struktur pertanian bersifat dualistik, antara sektor pertanian rakyat yang tradisional dengan usaha pertanian besar khususnya perkebunan yang modern yang ditangani oleh kaum pendatang.

Selain itu dalam rangka politik etis, pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1905

mendirikan Departemen Landbouw, Neiverheid en Handel (Departemen Pertanian, Kerajinan

dan Perdagangan), disusul dengan pembentukan Landbouw Voorlichtings Dienst (Dinas

Penyuluhan Pertanian) pada tahun 1910 sebagai cikal bakal Dinas Pertanian Rakyat. Namun

lembaga tersebut tidak efektif dalam mentransformasikan pertanian rakyat karena memang usaha

ke arah itu tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh (Fahmi, 2009).

Page 12: Makalah Put Kita Besok Cus

Sejak awal kemerdekaan, pemerintah memberikan perhatian khusus pada pembangunan

pertanian. Upaya pokok untuk meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan pangan

penduduk dititikberatkan pada peningkatan produktivitas usaha tani. Pada tahun 1947 melalui

"Rencana Kasimo", diupayakan peningkatan produksi pangan melalui perbaikan usaha tani.

Setelah pengakuan kedaulatan ada "Rencana Kesejahteraan Istimewa" (RKI) yang merencanakan

pembangunan Balai Benih, pengelolaan dan perbaikan pengairan perdesaan, pembangunan Balai

Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD), Percobaan Pengusahaan Tanah Kering (PPTK),

perbaikan lahan kritis, serta pembangunan taman ternak dan pusatpusat pembibitan ternak. Pada

tahun 1958 didirikan "Padi Sentra", yaitu intensifikasi yang dipusatkan pada sentra-sentra

produksi padi melalui pemberian kredit natura dan modal kerja kepada petani. Dengan terus

meningkatnya impor beras, Kementerian Pertanian Kabinet Kerja memutuskan bahwa dalam tiga

tahun sejak tahun 1959 Indonesia harus sudah swasembada beras, dan untuk itu dibentuk

Komando Operasi Garakan Makmur (KOGM). Namun upaya-upaya tersebut tidak dapat

terlaksana karena situasi politik dan keamanan yang senantiasa bergejolak dan terbatasnya dana

yang dapat disediakan untuk mendukung pelaksanaannya (Fahmi, 2009).

Konsep intensifikasi kemudian diperbaharui berdasarkan hasil Pilot Proyek Demonstrasi

Panca Usaha Lengkap yang dilakukan di Karawang pada musim tanam (MT) 1963/64. Panca

Usaha merupakan paket teknologi berupa penggunaan bibit unggul, pemupukan, pengendalian

hama dan penyakit, perbaikan pengolahan lahan, serta pengaturan tata air irigasi. Pada MT

1964/65 dilaksanakan Demonstrasi Massal (Demas) intensifikasi seluas 10.200 hektare di 15

propinsi sentra produksi dengan hasil yang sangat menggembirakan. Namun kondisi sosial

ekonomi dan politik pada saat itu sangat tidak memungkinkan bagi penerapan konsep

intensifikasi ini secara cepat dan meluas. Bahkan kegiatan petani sangat terganggu dengan

memanasnya situasi politik terutama karena agitasi Barisan Tani Indonesia (BTI) yang

merupakan bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Produksi pertanian terutama beras

mengalami stagnasi yang diikuti dengan kenaikan harga yang tinggi.Yang kemudian lahirlahOrde . Setelah melalui masa stabilisasi dan rehabilitasi, dilancarkan pembangunan

nasional dengan titik berat pada pembangunan ekonomi yang ditekankan pada pembangunan

sektor pertanian dengan sasaran terutama pada peningkatan produksi pangan dan penciptaan

lapangan kerja sekaligus untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani (Fahmi,

2009).

Page 13: Makalah Put Kita Besok Cus

Dalam rangka mengembangkan usaha tani kecil, pelaksanaan program intensifikasi

dilakukan melalui pendekatan kelompok. Untuk itu dibentuk kelompok tani yang beranggota 25-

30 orang, sebagai kelompok belajar dan sekaligus sebagai kelompok usaha untuk membina

kerjasama antar petani. Sejak tahun 1974 diperkenalkan Intensifikasi Khusus (Insus) yang

merupakan pengelolaan intensifikasi usaha tani padi pada hamparan kelompok. Penanaman

serentak pada satu hamparan tersebut dilakukan juga dalam rangka menanggulangi ledakan hama

wereng, sekaligus dibarengi dengan penggunaan varietas unggul tahan wereng (VUTW). Di

samping itu, diterapkan pula Operasi Khusus (Opsus) untuk daerah-daerah yang belum

terjangkau program intensifikasi, khususnya di wilayah terpencil atau wilayah produksi padi

gogo dan gogo rancah. Dalam perkembangan selanjutnya digalang kerjasama antar kelompok

tani dalam satu wilayah yang luas, seperti wilayah irigasi tersier atau Wilayah Kerja Balai

Penyuluhan Pertanian (WKBPP) (Fahmi, 2009).

Kegiatan intensifikasi yang bertujuan untuk peningkatan produksi dilakukan dengan upaya rehabilitasi, dan pembangunan saluran irigasi baru serta pembuatan sawah baru. Selain itu, intensifikasi juga dilakukan dalam bentuk penyediaan pupuk yang diproduksi dalam negeri, pengembangan benih-benih unggul

baru, serta kebijaksanaan harga dan subsidi yang memberikan perangsang pada petani untuk

menerapkan teknologi baru yang disebut Revolusi Hijau. Dimana hal ini mengantarkan

Indonesia pada salah satu keberhasilan pembangunan yang menonjol, yaitu tercapainya

swasembada beras pada tahun 1984. Meluasnya pelaksanaan program intensifikasi dengan

menggunakan paket sarana produksi telah mendorong meningkatnya penggunaan pestisida

secara kurang bijaksana yang mengakibatkan kerusakan lingkungan dan terbunuhnya musuh-

musuh alami, serta timbulnya eksplosi hama.

Sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring

dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai mencanangkan masa depan

Indonesia menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor pertanian kita juga semakin

kuat.Seiring dengan transisi (transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai

permasalahan. Di sektor pertanian kita mengalami permasalahan dalam meningkatkan jumlah

produksi pangan, terutama di wilayah tradisional pertanian di Jawa dan luar Jawa. Hal ini karena

semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk bertani. Perkembangan penduduk yang

semakin besar membuat kebutuhan lahan untuk tempat tinggal dan berbagai sarana pendukung

Page 14: Makalah Put Kita Besok Cus

kehidupan masyarakat juga bertambah. Perkembangan industri juga membuat pertanian

beririgasi teknis semakin berkurang (Fahmi, 2009).

Selain berkurangya lahan beririgasi teknis, tingkat produktivitas pertanian per hektare

juga relatif stagnan. Salah satu penyebab dari produktivitas ini adalah karena pasokan air yang

mengairi lahan pertanian juga berkurang. Banyak waduk dan embung serta saluran irigasi yang

ada perlu diperbaiki. Hutan-hutan tropis yang kita miliki juga semakin berkurang, ditambah lagi

dengan siklus cuaca El Nino-La Nina karena pengaruh pemanasan global semakin mengurangi

pasokan air yang dialirkan dari pegunungan ke lahan pertanian (Fahmi, 2009).

Sesuai dengan permasalahan aktual yang kita hadapi masa kini, kita akan mengalami

kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Di kemudian hari kita mungkin

saja akan semakin bergantung dengan impor pangan dari luar negeri. Impor memang dapat

menjadi alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, terutama karena semakin

murahnya produk pertanian, seperti beras yang diproduksi oleh Vietnam dan Thailand. Namun,

kita juga perlu mencermati bagaimana arah ke depan struktur perekonomian Indonesia, dan

bagaimana struktur tenaga kerja yang akan terbentuk berdasarkan arah masa depan struktur

perekonomian Indonesia (Fahmi, 2009).

Page 15: Makalah Put Kita Besok Cus

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan isi makalah dapat disimpulkan bahwa profil usaha tani di Indonesia

usahatani dikategorikan sebagai usahatani kecil karena mempunyai ciri-ciri berusahatani dalam

lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat dan mempunyai sumberdaya terbatas

sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah. Sedangkan untuk permasalahan usaha tani di

Indonesia adalah keterbatasan lahan merupakan masalah yang sangat serius di Indonesia pada

abad 21 dan seterusnya. Selain itu ada beberapa hambatan dalam usaha tani yakni Kecilnya skala

usaha tani. Hal yang dimaksud ialah baik dalam permodalan maupun luasan lahan yang dimiliki

petani.Kemudian lemahnya pemanfaatan iptek oleh petani. Penggunaan iptek sering kali

terbentur dengan adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut. Namun perkembangan zaman

pada saat ini telah menggeser dogma tersebut ke jurang pemusnahan.

Page 16: Makalah Put Kita Besok Cus

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi. 2009. Ilmu Usaha Tani. http://kickfahmi.blogspot.com/2012/09/usaha-tani.html.(online).

Diakses 22 september 2014.

Tohir, Bani.2009. http://tisman.blogspot.com/2009/01/profil-usaha-tani-dan-kualitas-petani.html.

Diakses pada tanggal 21 September 2014

http://panduancarabudidaya.blogspot.com/2012/10/kisah-sukses-petani-singkong.htmldiakses

pada tanggal 22 September pukul 23.08 WIB

http://finance.detik.com/read/2013/09/02/151830/2347057/4/dalam-10-tahun-jumlah-petani-ri-

berkurang-16-jadi-2613-juta-keluarga diakses pada tanggal 22 September pukul 23.08

WIB