Makalah PTM 2.docx
Transcript of Makalah PTM 2.docx
MakalahPengoperasian Alat Dump TruckUntuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemindahan Tanah Mekanis
Disusun Oleh
Aprilia Nurhayati 125060400111018
Zhafarina Malaha N 125060400111045
Elvira Eka Ramadhani 125060400111055
Pramudita Dewi Probowati 125060401111005
Nanda Aulia 135060401111034
Alvina Nurfitriani 145060409111001
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2015
Prosedur Pengoperasian Alat-alat Mekanis
Dalam mengoperasikan alat-alat mekanis/berat pada aktivitas penambangan, baik
saat mulai melakukan pembersihan, pengupasan tanah penutup, melakukan aktivitas
penam-bangan bahan galian maupun material lainnya, pemuatan, pengangkutan dan
sampai pada penimbunan dan bahkan melakukan pemadatan untuk materail-material
tertentu. Maka dalam pengoperasiannya harus melalui prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan, baik oleh perusahaan yang membuat alat-alat maupun oleh perusahaan-
perusahaan sebagai pengguna alat-alat mekanis tersebut.
Sebelum Pengoperasian Alat Mekanis/Berat
Sebelum operator alat-alat mekanis/berat mengoperasikan kendaraannya sesuai
dengan jenis dan fungsi alatnya, perlu diupayakan peningkatan pengetahuan dan
kemampuan operator, yaitu dengan jalan :
1 Operator diberikan kursus atau pelatihan tentang hal-hal yang perlu dilakukan
sebelum operasi, sedang operasi dan setelah operasi yang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2 Mengadakan koordinasi kerja antar unit kerja terkait, terutama mengenai alat-alat
mekanis/berat yang tidak memenuhi standar atau tidak laik operasi setelah dicek/
diperiksa oleh operatornya.
3 Mendatangkan instruktur/konsultan alat-alat mekanis/berat bersangkutan guna
membimbing dan mengarahkan operator serta melakukan uji coba pengoperasian alat
mekanis/berat tersebut.
4 Setelah dilakukan uji coba pengoperasian, kemudian dilakukan evaluasi oleh pihak
perusahaan dan instruktur alat mekanis/berat guna menentukan apakah alat tersebut
layak atau tidak untuk dioperasikan atau masih perlu adanya perbaikan dan
penyempurnaan.
5 Begitu pula halnya dengan operatornya, apakah sudah atau belum bisa diberikan izin
untuk mengoperasikan alat dibawah tanggung jawabnya. Kalau belum, perlu adanya
pembimbingan dan pengarahan ulang.
Pelaksanaan Pengoperasian Alat Mekanis/Berat
Setelah dilakukan kursus atau pelatihan, evaluasi dan uji coba dan semuanya
memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka operator sudah diizinkan
untuk dapat mengoperasikan alat mekanis/berat yang menjadi tanggung jawabnya.
1. Sebelum Pelaksanaan Pengoperasian Alat Mekanis/Berat
Tugas pertama operator pada awal shift adalah untuk melakukan pemeriksaan awal
pada beberapa titik pengamatan untuk mengetahui kesiapan alat yang akan dioperasikan.
Bila ditemukan ada hal-hal yang tidak normal, maka operator harus melaporkan dan
menyerahkan alatnya kepada Bagian Mekanik atau Bagian Pemeliharaan untuk diperbaiki.
Setelah semuanya memenuhi standar SOP, kemudian operator menghidupkan mesin
alat mekanis/beratnya. Setelah mesin hidup, maka operator melakukan pemanasan mesin
dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Panaskan mesin dengan cara membiarkan mesin pada putaran rendah, selama ± 5
menit.
b. Periksa lampu-lampu atau meter-meter petunjuk, yang semuanya harus bekerja
normal.
c. Periksa kembali oli mesin, transmisi, main clutch, hydraulic yang dapat dilihat pada
tongkat/gelas pengukur, dengan pengukur dengan standar keadaan normal adalah
antara H dan L.
d. Perhatikan bunyi-bunyi yang aneh (lain dari biasanya) pada mesin atau trans-misi dan
pada bagian-bagian yang berputar lainnya.
e. Periksa indikator udara masuk mesin (dust indicator), kalau berwarna merah berarti
saringan udara kotor.
f. Periksa asap mesin (hitam/biru/kelabu), yang normal berwarna kelabu.
g. Periksa dan test bekerjanya Hydralic System.
h. Periksa dan test bekerjanya Steering.
i. Periksa dan test bekerjanya rem.
j. Periksa dan test bekerjanya gigi transmisi.
k. Amati bila ada kebocoran-kebocoran angin, minyak, rem, seal, cylinder dan pipa-pipa
hidraulik.
l. Bersihkan kaca depan dan test berfungsinya klakson.
Jika operator telah yakin semuanya berjalan normal maka mesin siap untuk
dijalankan, operator siap untuk menggerakkan unit alat mekanis/berat yang menjadi
tanggung jawabnya, tetapi bila terdapat kelainan maka unit alat mekanis/berat tersebut
harus diperbaiki terlebih dahulu oleh mekanik.
2. Pengoperasian Alat Mekanis/Berat
Setelah alat mekanis/berat dibawah tanggung jawab operator yang ber-sangkutan
diperiksa pada awal shift dan didapatkan semua memenuhi standar operasi, maka secara
umum (untuk semua alat-alat mekanis/berat) setiap operator untuk menjalankan alat
beratnya harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Periksa sekitar daerah/lokasi kerja, terutama terhadap kemungkinan adanya orang atau
alat mekanis/berat lainnya dan bunyikan klakson sebagai tanda alat akan bergerak.
b. Tekan pedal rem, lepaskan rem parkir (emergency brake).
c. Naikkan blade/bucket/boom/arm (khusus untuk Bulldozer, Dozer Shovel dan
Excavator).
d. Injak pedal kopling, masukkan persenelling ke gigi pertama, lepas rem biasa, tekan
gas dan lepaskan pedal kopling sesuai dengan putaran mesin sampai alat berjalan
(jangan dibiasakan menginjak setengah kopling pada waktu alat sedang berjalan
normal).
e. Jangan injak ceceran/bongkahan batu dan hindari lobang-lobang di jalan baru yang
belum padat (khusus untuk Dump Truck).
f. Selalu mengecek indikator (gauge) dan meter-meter lainnya.
Selesai Pengoperasian Alat Mekanis/Berat
Setelah alat-alat mekanis/berat beroperasi, maka setiap akhir shift para operator
diharuskan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Alat mekanis/berat agar diparkir pada tempat yang aman dan rata/datar.
2. Letakkan dengan aman attachement (blade, bucket, boom, arm, vessel).
3. Pasang rem parkir (emergency brake).
4. Dinginkanlah mesin dengan cara membiarkan mesin pada putaran rendah (low idle)
selama ± 5 menit.
5. Kunci kontak pada posisi OFF (cummins engine) dan tarik cut off fuel.
6. Letakkanlah tongkat pengontrol bahan bakar pada posisi mesin mati, putar kunci
kontak pada posisi OFF bagi mesin yang gasnya memakai tongkat atau kabel kontrol.
7. Hindari tindakan mematikan mesin secara mendadak tanpa low idle terlebih dahulu,
kecuali dalam keadaan darurut jangan menaikkan putaran tiba-tiba waktu akan
mematikan mesin.
8. Periksa kembali semua sistem pengaman dan pastikanlah telah dalam keadaan aman,
cabut kunci kontak dan serahkan kepada pengawas sebagai tanda berakhirnya tugas
operator dalam suatu waktu yang telah ditentukan.
Pengoperasian Khusus Untuk Dump Truck
Dalam mengoperasikan sebuah alat berat khususnya dump truck tentu mempunyai
suatu panduan atau teknis dasar. Teknis dasar ini merupakan panduan bagi seorang driver
atau operator dalam mengoperasikan kendaraannya di areal tambang. Karena di areal
tambang dalam mengoperasikan sebuah kendaraan tentu beda dengan di jalan raya pada
umumnya. Hal ini disebabkan ukuran dump truck yang beroperasi di areal tambang
umumnya berukuran besar. Sehingga di areal tersebut sangatlah diperlukan suatu teknis
dasar dalam pengoperasian kendaraan tersebut.
Dump Truck (Truk) umumnya digunakan untuk mengangkut hasil penambangan
berupa bahan galian dan material-material lainnya pada aktivitas Tambang Terbuka.
Adapun tugas-tugas Truk dalam melayani aktivitas penambangan adalah pengisian
(loading), pengangkutan (hauling) dan penumpahan (dumping).
1. Pengisian (Loading)
Pada waktu memasuki daerah pengisian (loading), operator Truk harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kemungkinan adanya orang atau kendaraan lain di tempat itu, untuk mengetahui
kemungkinan akan bergerak.
b. Ambillah jalur yang sama (satu line) dengan Truk yang ada di depan, dengan jarak
minimal 10 meter, berhentikan Truk untuk menunggu giliran dan pasang “emergency
brake”.
c. Bila Truk di depan bergerak maju, majulah dan berhenti pada posisi yang sama,
kemudian pasang “emergency brake” kembali.
d. Pada saat Truk sudah berada pada posisi terdepan, operator Loader memberi tanda
bahwa Truk dapat mengambil posisi untuk dimuati, maka maju untuk mengambil
posisi mundur, ikuti jejak yang benar yang sudah dilakukan Truk sebelumnya dan
berhenti, masukkan gigi mundur (reserve) dan bergerak perlahan ke “Loading Spot”
dan berhentilah.
e. Pindahkan gigi mundur ke netral dan pasang “emergency brake”
f. Periksa tongkat dump (hoist lever) yang seharusnya pada posisi “float”.
g. Jangan keluar kabin selama pengisian berlangsung, kaca pintu ditutup agar terhindar
dari debu dan lemparan batu.
h. Jika pemuatan sudah selesai dan operator Loader telah memberi tanda bahwa
pengisian sudah selesai, waspadalah kemungkinan adanya orang atau kendaraan lain
sebelum bergerak maju.
2. Pengangkutan (Hauling)
a. Pelajarilah lokasi kerja tambang pada saat akan bertugas.
b. Jangan melanggar rambu-rambu atau petunjuk dan ikuti aturan atau cara
mengemudikan yang benar, selalu waspada ketika membawa Truk.
c. Jaga selalu jarak yang aman dengan kendaraan lain di depan, ikuti aturan yang
biasanya sudah ditentukan oleh pihak perusahaan, semakin cepat kendaraan semakin
jauh jarak antara yang diperlukan dengan kendaraan lain di depannya.
d. Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerak Truk, operator harus
menggunakan “retarder” (exhaust brake/ engine brake) dan rem pada roda (service
brake), dengan petunjuk sebagai berikut :
“Retarder” (kekuatan perlambat) adalah sistem brake untuk mengontrol kecepatan
kendaraan (pedal atau posisi ON), terutama pada saat jalan turun atau akan
masuk/mendekati jalan turun gas harus dilepas sebelum menginjak pedal atau meng-
ON-kan “retarder”.
Jumlah “retarder” harus sesuai dengan beberapa banyak operator menekan pedal dari
“retarder” ini yang pakai switch setiap posisi ON “retarder” bekerja.
“Retarder” dapat dipergunakan pada semua posisi gigi persenelling.
Mengurangi kecepatan kendaraan pada kecepatan tinggi pakailah “retarder” (khusus
untuk Dump Truck Wabco yang efektif bekerja pada rpm engine 1600 ke atas dan
sangat aman dipakai pada kondisi jalan menurun).
Rem roda (service brake) digunakan bila truk bergerak dengan kecepatan rendah atau
bila hendak menghentikan kendaraan (5 km/jam).
Waktu menggunakan rem roda (service brake), pedal harus ditekan/diinjak dengan
konstan (ditahan) jangan dikocok sebab bisa menurunkan tekanan angin.
Jangan sekali-kali menggunakan rem roda (service brake) pada kecepatan tinggi,
kecuali dalam keadaan darurat (emergency).
Selama mengemudikan Truk perhatikan kemungkinan adanya kejanggalan/ ketidak
normalan seperti getaran pada stir atau suara-suara asing lainnya.
3. Penumpahan (Dumping)
a. Jalankan Truk perlahan-lahan saat memasuki daerah penumpahan (dumping area) dan
waspadalah terhadap orang atau alat lain yang ada di lokasi tersebut.
b. Untuk mengambil ancang-ancang mundur, gerakkan Truk memutar ke arah kanan.
c. Mundurkanlah Truk secara perlahan dan pada saat roda menyentuh tumpukan penahan
(beam), segera tekan pedal rem. “Beam” adalah batas aman untuk berhenti bukan
berfungsi untuk menghentikan Truk.
d. Pasanglah “emergency brake”, kembalikan persenelling ke gigi netral dan lepaskan
pedal rem.
e. Tarik “lever dumping” hingga posisi hoist terangkat (raise), lalu tekan gas. Pada saat
baru membuang/menumpahkan muatan akan terasa sedikit sentakan, bila sentakan
terasa agak kuat kurangi sedikit gas dan atur gas sehingga posisi bak setegak mungkin
untuk menumpahkan semua muatan. Lepaskan “dump lever”, otomatis “lever” akan
ke posisi menahan (hoist).
f. Bila semua muatan sudah tertumpah, “dump lever” tekan ke bawah dan tahan. Pada
saat bak turun, akan kembali sedikit sentakan dan lepas “dump lever” kemudian bak
akan turun.
g. Setelah bak kembali duduk pada tempatnya, tekan/injak rem roda (service brake),
masukkan gigi maju dan lepaskan “emergency brake”.
h. Perhatikanlah daerah di sekitar yang akan dilalui setelah menumpah muatan agar
cukup aman dari kendaraan lain atau orang untuk menghindari bahaya.
i. Lepaskan rem roda (service brake) kemudian gas dan tinggalkan daerah penumpahan
(dump area).
j. Jangan menjalankan Truk apabila bak atau vesselnya masih terangkat.
Prinsip Kerja Dump Truck
Dump Truck memiliki prinsip kerja yang dapat dibedakan menjadai dua bagian, yaitu:
Gerakan Travelling (Gerakan Jalan)
Gerakan yang dimaksud di sini adalah gerakan dari Dump Truck untuk berjalan
mengangkut muatan dari satu tempat menuju tempat lain untuk memindahkan dan
menumpahkan muatan tersebut. Gerakan tersebut dimulai dari dari suatu sumber tenaga
yang dinamakan dengan mesin penggerak. Mesin ini akan memutar poros penggerak,
kemudian melalui kopling akan menggerakkan transmisi roda gigi yang diatur oleh handle
gigi. Transmisi ini memutar roda-roda Dump Truck untuk berjalan dan memindahkan
muatan, melalui poros propeller dan gigi diferensial.
Gerakan Dumping atau Menumpahkan Muatan
Pada saat menumpahkan muatan dengan pengangkatan bak, Dump Truck
menggunakan sistem hidrolis. Sistem ini merupakan pemindah daya dengan menggunakan
zat cair atau fluida sebagai perantaranya. Sistem hidrolis merupakan pengubahan tenaga
dari tenaga hidrolis menjdi mekanis.
Dengan gerakan dumping yang berprinsip kerja sistem hidrolis tersebut, muatan akan
dengan mudah meluncur ke bawah. Saat memiringkan muatan tersebut sistem hidrolis
didapatkan dari mesin penggerak kemudian diteruskan pada mekanisme roda gila untuk
menggerakkan pompa hidrolik. Pompa tersebut akan mendorong atau mengalirkan fluida
menuju katup pengontrol. Dari katup inilah aliran fluida akan diatur oleh tekanan minyak
oli yang masuk ke dalam silinder hidrolik. Tekanan minyak yang telah diatur tersebut akan
mendorong silinder hidrolik untuk menumpahkan muatan material yang ada dalam bak
truck
Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien
1. Pengecekan Bagian Luar Mobil
Sebelum menggunakan mobil cek kondisi sekeliling bodi, pastikan semua dalam
kondisi baik dan layak jalan.
2. Pengecekan Ban
Cek tekanan angin dan kondisi ban mobil (termasuk ban cadangan) minimal seminggu
sekali sebelum mobil digunakan. Periksa tekanan angin dengan menggunakan Tire
Presure Gauge, dan pastikan tekanan sesuai dengan standar. Untuk memeriksa
ketebalan ban, gunakan Trade Wear Indicator, yaitu berupa tanda segitiga pada
dinding ban dan tonjolan pada telapak ban. Jika kembangan ban sudah rata dengan
tonjolan tersebut, maka perlu segera ban.
3. Pengecekan Mesin
Lakukan pengecekan ruang mesin minimal seminggu sekali pada bagian oli mesin, oli
rem, air radiator dan air aki. Pastikan ketinggian oli ataupun air berada di bawah garis
maksimal. Selanjutnya cek juga karet-karet selang dan tali kipas. Pastikan semua
masih lentur dan tidak ada retakan.
4. Pengecekan Dalam Mobil
Saat memasuki kabin mobil hal penting yang perlu di cek adalah kondisi karet pedal
kopling, rem dan gas. Semuanya harus terpasang dengan baik dan tidak tipis. Lalu,
cek juga rem tangan mobil, terutama tuas dan penguncinya. Semuanya harus dalam
kondisi dan berfungsi dengan baik.
5. Posisi Duduk
Ada 3 hal penting yang akan kita dapatkan apabila posisi duduk kita sudah tepat,
yaitu:
Komunikasi: Mudah berkomunikasi dengan pengendara lain dan memantau situasi di
luar mobil.
Kenyamanan: Tidak mudah lelah dan selalu sigap meski mengemudi jarak jauh.
Kontrol: Mudah merasakan gejala awal ketika mobil mulai kehilangan keseimbangan.
Sehingga bisa segera mengantisipasinya.
6. Sabuk Pengaman
Gunakan selalu Sabuk Pengaman sebagai perlengkapan pelindung keselamatan utama.
Pastikan terdengar suara KLIK saat memasangnya. Penggunaan sabuk pengaman yang
tepat, harus melewati tulang bahu dan pinggul. Gunakan pengatur ketinggian sabuk
pengaman agar memudahkan mendapatkan posisi duduk yang tepat.
7. Jarak Kursi
Atur jarak kursi sehingga kamu mudah mengoperasikan pedal gas, rem dan kopling.
8. Sandaran Kursi
Posisi sandaran kursi harus nyaman, tidak terlalu tegak namun tidak terlalu landai.
9. Jarak Tubuh & Kemudi
Jarak ideal tubuh dengan kemudi yaitu sekitar 25cm. Cara mengukurnya, letakkan
kedua pergelangan tangan Anda pada jam 12. Kemudian atur sandaran kursi.
10. Posisi Penahan Kepala
Tempatkan sandaran kepala sejajar dengan tinggi kepala.
11. Ketinggian Kemudi
Sesuaikan ketinggian kemudi sampai merasa nyaman untuk mengemudi.
12. Pengecekan Instrumen Dashboard
Cek semua indikator di dashboard ketika kunci dalam posisi ON. Untuk kendaraan
yang dilengkapi dengan ABS dan SRS Airbag, pastikan saat menyalakan mobil
indikator tersebut mati.
13. Pengaturan Kaca Spion
Atur semua posisi kaca spion supaya memudahkan memantau situasi di luar mobil.
14. Pengecekan Lampu-lampu
Pastikan semua lampu-lampu berfungsi dengan baik.
15. Olah Kemudi
Posisi dasar tangan yang paling tepat saat mengemudi yaitu tangan kiri di posisi jam 9
dan tangan kanan di posisi jam 3. Posisi ibu jari harus tegak di atas setir dan tidak
masuk ke lingkaran setir. Hindari kebiasaan mengemudi dengan satu tangan, telapak
tangan dan mengemudi dengan jari yang masuk ke lingkar setir. Selain mudah
kehilangan kendali saat mengemudikan mobil, Anda juga terancam bahaya cedera
bahkan kematian.
16. Teknik Pengereman
Salah satu fitur yang berkaitan dengan teknik pengereman adalah Anti Lock Brake
System (ABS), Electronic Force Brake Distribution (EBD) dan Brake Assist (BA).
ABS berfungsi agar ban tidak terkunci saat terjadi pengereman. Caranya injak sekuat
tenaga pedal rem sambil arahkan mobil ke tempat yang lebih aman. EBD berfungsi
mendistribusikan daya pengereman ke setiap roda sesuai beban kendaraan.
Mekanisme ini bekerja bersama ABS dan sangat bermanfaat ketika mengerem pada
jalan menikung. Sementara itu, BA berguna untuk menambah daya pengereman saat
mengerem mendadak. Mekanisme ini bekerja berdasarkan kecepatan menginjak pedal
rem pada kondisi darurat. Sehingga dengan sedikit injakan tapi cepat, mobil dapat
berhenti dengan cepat.
17. Scanning
Ketika sedang mengendarai mobil, perlu memperhatikan semua pengguna jalan atau
kondisi jalan sekitar, misalnya motor, mobil, rambu-rambu, pejalan kaki ataupun
objek-objek penting lainnya yang dapat mempengaruhi kesigapan saat mengemudi.
18. Blind Spot
Blind Spot adalah area yang tidak terlihat secara langsung oleh kaca spion tengah,
kanan ataupun kiri. Dengan keterbatasan ini, perlu membiasakan diri untuk melakukan
Shoulder Check yaitu dengan menoleh sesaat ke kiri atau kanan sesuai arah belok
Anda.
19. Safe Following Distance
Ketika sedang mengendarai mobil, jaga jarak aman ideal mobil dengan mobil di depan
yaitu sekitar 3 detik. Caranya: Temukan patokan yang cukup besar dan tidak bergerak
di sepanjang jalan. Kemudian saat mobil lain di depan melintasi patokan tersebut,
hitung dengan angka ‘1000 dan 1, 1000 dan 2, 1000 dan 3’. Pastikan mobil melewati
patokan yang sama pada akhir hitungan. Jika sudah tepat, maka Anda telah memenuhi
jarak aman ideal.
20. Safe Stopping Distance
Saat menghentikan mobil, pastikan jarak mobil cukup memadai sehingga bisa melihat
kedua ban belakang mobil yang berada di depan. Hal ini agar memudahkan saat
terjadi kondisi yang memaksa Anda harus keluar dari antrian kendaraan.
21. Parkir
Untuk memudahkan saat parkir, perlu memahami dan menggunakan patokan-patokan
yang ada pada mobil.
Daftar Pustaka
Marasabessy, M.C. 2014. Prosedur Pengoperasian Alat-Alat Mekanis http://sedikiti lmuch
aidir.blogspot.co.id/2014/04/prosedur-pengoperasian-alat-alat-mekanis.html (Diakses
27 November 2015)
Anonim. 2013. Prinsip Kerja Dump Truck. http://bimasaktiutama.com/prinsip-kerja-dump-
truck-v/. (Diakses 27 November 2015)
Anonim. 2010. Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien. http://mobilkediri. blogspot.co.id/
2010/05/pedoman-mengemudi-aman-dan-efisien.html. (Diakses 27 November 2015)
Anonim. 2009. Teknik Dasar Operasional Dump Truck. http://www.1st-tire.web.id /2009/
10/teknis-dasar-operasinal-dump-truck.html. (Diakses 27 November 2015)