Makalah Psikoum Fantasi

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Siapa yang tidak pernah berfantasi? Fantasi sopan? Fantasi nakal? Fantasi yang membuat anda bergerak maju dan berkembang menjadi baik? Atau fantasi yang malah meninabobokan anda dalam jurang alam tidak nyata? Semua orang pernah berfantasi, baik dalam masa kecilnya ataupun usia dewasa. Fantasi bebas untuk dilakukan siapa saja. Hanya saja yang masalah apabila fantasi terjadi bukan semestinya. Misalnya terjadi di usia yang tidak wajar, atau digunakan bukan untuk tujuan yang baik. Makalah ini akan membahas mengenai fantasi yang terjadi pada manusia, baik anak-anak maupun dewasa. Selain itu juga akan dibahas akibat yang mungkin timbul dari fantasi. Serta manfaat dari fantasi dalam program bimbingan konseling. 1.2 Permasalahan 1

Transcript of Makalah Psikoum Fantasi

Page 1: Makalah Psikoum Fantasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Siapa yang tidak pernah berfantasi? Fantasi sopan? Fantasi nakal? Fantasi

yang membuat anda bergerak maju dan berkembang menjadi baik? Atau fantasi

yang malah meninabobokan anda dalam jurang alam tidak nyata? Semua orang

pernah berfantasi, baik dalam masa kecilnya ataupun usia dewasa. Fantasi bebas

untuk dilakukan siapa saja. Hanya saja yang masalah apabila fantasi terjadi bukan

semestinya. Misalnya terjadi di usia yang tidak wajar, atau digunakan bukan

untuk tujuan yang baik.

Makalah ini akan membahas mengenai fantasi yang terjadi pada manusia,

baik anak-anak maupun dewasa. Selain itu juga akan dibahas akibat yang

mungkin timbul dari fantasi. Serta manfaat dari fantasi dalam program bimbingan

konseling.

1.2 Permasalahan

Setiap orang mempunyai dan mengalami fantasi yang berbeda-beda.

Bahkan pada satu objek yang sama, tiap individu akan memiliki fantasi yang

berbeda-beda. Misalnya sekelompok anak dihadapkan pada bola. Si A akan

membayangkan bola itu sebagai dunia, sedangkan anak yang lain akan

menfantasikan sebagai makanan. Fantasi juga menolong orang untuk memikirkan

cara atau strategi menghadapi sesuatu hal yang akan datang. Misalnya, seorang

siswa diminta membayangkan apa yang akan terjadi jika ia lulus atau tidak.

1

Page 2: Makalah Psikoum Fantasi

Fantasi memiliki dampak baik positif maupun negatif dalam

penggunaannya. Oleh karena itu makalah ini akan mengangkat permasalahan

dampak fantasi pada anak-anak. Terlebih kepada dampak sahabat imajinasi bagi

anak-anak. Serta fantasi pada orang dewasa

2

Page 3: Makalah Psikoum Fantasi

BAB II

ISI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Pengertian Fantasi

Fantasi menurut Yanto Subiyanto (1980, hal.18) adalah kemampuan jiwa

untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Hal

senada juga dijelaskan oleh Bimo Walgito (1983, hal 99). Dengan fantasi manusia

dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan,

ke keadaan yang akan mendatang. Sedangkan menurut Julianto Simanjuntak

(2007, hal. 108), fantasi (imajinasi) adalah kemampuan jiwa yang dapat

membentuk satu tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang lama.

Fantasi dapat terjadi secara sadar ataupun tidak sadar. Fantasi secara sadar

misalnya pada seorang pemahat arca yang membentuk arca berdasarkan

fantasinya. Sedang fantasi tidak sadar biasanya dilakukan oleh anak kecil yang

bercerita tidak sesuai dengan kenyataan, walau tanpa ada maksud untuk

berbohong (Walgito, 1983, hal. 99).

2.2.2 Macam-macam Fantasi

Jenis-jenis fantasi menurut Bimo Walgito dalam bukunya dapat diuraikan

sebagai berikut : Fantasi umumnya merupakan aktivitas yang menciptakan. Tetapi

sekalipun demikian orang sering membedakan antara fantasi yang menciptakan

dan fantasi yang dipimpin. Fantasi yang menciptakan yaitu merupakan bentuk

atau jenis fantasi yang menciptakan sesuatu, misalnya seorang pelukis

menciptakan lukisan berdasarkan atas daya fantasinya. Fantasi yang dipimpin

3

Page 4: Makalah Psikoum Fantasi

yaitu bentuk atau jenis fantasi yang dituntun oleh pihak yang lain. Misalnya

seseorang yang melihat film, orang ini dapat mengikuti apa yang dilihatnya dan

dapat berfantasi tentang keadaan atau tempat-tempat yang lain dengan perantaraan

film itu, sehingga fantasinya dituntun berdasarkan film.

Fantasi dibagi menurut caranya orang berfantasi :

1. Fantasi yang mengabstraksi

Cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa bagian sehingga ada

bagian-bagian yang dihilangkan. Misal ada anak yang belum pernah melihat

gurun pasir, maka untuk menjelaskan digunakan lapangan.

2. Fantasi yang mendeterminasi

Yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu. Misalnya

seorang anak belum pernah melihat harimau, kemudian dikenalkan bahwa

harimau adalah kucing yang besar. Maka dalam fantasinya akan muncul gambaran

kucing besar sebagai harimau.

3. Fantasi yang mengkombinasi

Yaitu cara orang berfantasi di mana orang mengkombinasikan pengertian-

pengertian atau bayangan-bayang yang ada pada individu yang bersangkutan.

Misal fantasi tentang ikan duyung, yaitu makhluk yang memiliki kepala wanita

dan berbadan ikan (Walgito, 1983, hal. 100).

Fantasi bisa dibedakan juga atas fantasi aktif, pasif, dan kombinasi

keduanya. Yang aktif secara sadar dibimbing akal dan kemampuan. Misalnya

kemampuan untuk mengabstraksikan kemampuan yang diterninatif (kemampuan

yang menentukan). Fantasi pasif bisa sadar bisa juga tidak. Fantasi pasif yang

4

Page 5: Makalah Psikoum Fantasi

tidak sadar kita sebut melamun. Fantasi pasif yang sadar menjadi sesuatu yang

tidak terbimbing (Simanjuntak, 2007, hal. 108).

2.2.3 Tes Fantasi

Ada berbagai macam test yang dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan individu dalam berfantasi. Macam-macam test itu adalah (Walgito,

1983, hal. 101) :

1. Test TAT yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee disuruh

bercerita tentang gambar itu.

2. Test kemustahilan yaitu test yang berbentuk gambar-gambar atau cerita-

cerita yang mustahil terjadi dan testee disuruh mencari kemustahilannya

itu.

3. Heilbronner Wirsma Test yaitu test yang berwujud suatu seri gambar yang

makin lama makin sempurna.

4. Test Rorschach yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee

diminta untuk menginterpretasikan gambar tersebut.

2.2 Analisa

Setiap anak akan mengalami masa kemedan atau masa dimana anak-anak

akan banyak hidup dalam fantasinya. Jika anak ditanya atau diminta bercerita

tentang sesuatu hal. Ia akan lebih banyak memasukkan tentang fantasinya.

Misalnya seorang anak yang tiba-tiba bercerita bahwa sepedanya bisa terbang,

atau ia memiliki anjing yang bisa menari. Hal-hal seperti itu adalah fantasi.

Berkaitan dengan masa kemedan itu, anak-anak dikatakan memasuki saat

itu jika ia mulai berbicara sendiri (seolah-olah ada orang lain, padahal tidak) dan

5

Page 6: Makalah Psikoum Fantasi

melakukan kegiatan seolah-olah bermain peran. Hal ini wajar dan akan dialami

oleh setiap anak. Menjadi di luar batas kewajaran saat anak asyik sendiri dengan

dunianya, sehingga ia mulai sulit membedakan antara dunia nyata dengan

khayalan.

Reni Akbar dan Hawadi (2001, hal.9) menuliskan bahwa pada

perkembangan sosial anak usia 3-6 tahun kebutuhan berteman akan diganti oleh

anak sesuai umurnya. Pada anak prasekolah, teman penggantinya adalah

imaginary playmates. Teman khayal anak sebagaimana layaknya teman di dunia

memiliki nama, ciri-ciri fisik dan kemampuan yang normal yang dimiliki anak

sebaya. Biasanya anak cenderung senang dengan teman khayal ini. Usia yang

biasa untuk teman khayal adalah tiga-empat tahun. Di atas usia itu, sahabat

imajinasi anak seharusnya sudah berganti dengan binatang peliharaan. Walaupun

tidak bisa dipungkiri sering kita mendapati anak seolah-olah terlihat bermain

dengan teman sebayanya, namun ternyata dia sedang asyik sendiri dengan

mainannya atau dunianya.

Menjelang usia 2 tahun, anak memerlukan kerjasama sosial. Kerja sama

sosial melalui bermain apabila dilakukan antara anak dengan orang dewasa akan

sangat menyenangkan bagi anak. Tetapi hal ini tidak akan berjalan baik jika

dilakukan dengan teman sebaya, karena teman sebayanya juga mempunyai

keinginan yang berbeda dan tidak mau kalah. Akan tetapi jika orang tua atau

orang dewasa di sekitar anak terlalu sibuk, anak akan beralih kepada sahabat

imajiner. Dengan sahabat imajinasi ini anak akan mendapat kepuasan hati dan

diri.

6

Page 7: Makalah Psikoum Fantasi

Bersama dengan sahabat imajinasinya, anak akan menghidupkan

kehidupannya. Mungkin saja saat bermain plastisin anak berfantasi mengenai

sesuatu hal. Misal bulatan dianggapnya sebagai robot pintar. Saat ini terjadi

jangan cela anak anda. Karena anak yang selalu dicela fantasinya akan mengalami

creativity drop (Wanei, 2003, hal. 87). Walau fantasi juga akan meningkatkan

kreativitas anak, namun perlu diwaspadai beberapa hal yang mungkin menimpa

anak jika tidak dibiasakan untuk bergaul dengan sahabat nyata. Hal-hal yang

mungkin terjadi antara lain :

1. Rasa rendah diri

Jika rendah diri sering timbul, anak akan memandang dirinya rendah dan

karenanya akan menjadi landasan tumbuhnya rasa rendah diri.

2. Cemburu pada teman sebaya

Cemburu berkembang apabila anak kaku bergaul dan cemburu terhadap

keberhasilan prestasi teman. Cemburu membuat anak tidak bahagia dan

juga membuat anak lain menolak dia sebagai teman bermain.

3. Kecewa

Anak yang acapkali cemburu akan kaku dalam pergaulan. Anak kaku

sering menyalahkan orang lain. Kemungkinannya anak akan berusaha

mencari penyebab timbulnya rasa kecewa. Mungkin yang dipersalahkan

adalah kakaknya atau orang tuanya. Anak yang sering kecewa kurang

termotivasi untuk melakukan interaksi sosial.

4. Malu

7

Page 8: Makalah Psikoum Fantasi

Sikap kaku karena interaksi sosial yang kurang menimbulkan rasa malu

untuk bergerak maju. Malu akan mengarah pada prestasi yangjauh di

bawah kemampuan.

5. Jemu

Anak yang malu dan kaku akan menarik diri dari pergaulan sosial teman

sebaya. Aktivitas permainan dan kegiatannya tidak berkembang karena si

anak resah dan jemu. Akibatnya aktivitas sosial akan terhambat.

6. Agresi

Tindakan atau ancaman baik lisan atau tulisan yang bersifat destruktif.

7. Egosentris

Anak selalu ingin menang sendiri.

Menilik banyaknya dampak dari kehidupan fantasi yang tidak sehat dalam

diri anak (terlalu lama). Perlu bagi anak dikenalkan dengan kegiatan sosial dan

sikap sosial. Orang dewasa dalam hal ini orang tua berperan penting untuk

mengenalkan beberapa sikap sosial, seperti : empati, ramah, simpati, kerjasama,

persaingan, murah hati (Wanei, 2003, hal. 89-90). Berbagai sikap sosial tadi dapat

dikenalkan pada anak melalui permainan.

Bagaimana jika fantasi ini dilakukan oleh orang dewasa? Simanjuntak

(2007, hal.109) menegaskan bahwa fantasi sering menjadi tidak realistis dan

berbahaya. Misalnya saat kita merencanakan masa depan. Seringkali kita kurang

mampu menganalisa kemampuan diri sendiri. Fantasi ini akan menghambat

kemajuan kita. Fantasi yang berlebihan juga berbahaya, sebab terlalu optimis

kurang memperhatikan atau mengantisipasi kegagalan/bahaya di depan. Orang

8

Page 9: Makalah Psikoum Fantasi

yang dikuasai fantasi besar bisa jadi sering bohong. Ini terjadi karena kita sudah

terlanjur bicara, sulit menarik kata-kata kita, lalu kita menutupi kebohongan kita

dengan suatu defense mechanism. Akhirnya sering terjadi, kita menghalalkan

segala cara untuk mencapai keinginan (fantasi) kita. Fantasi mempunyai

hubungan dengan proses berpikir. Namun berkebalikan degan fantasi, berpikir

berarti mewujudkan tahap abstrak menjadi nyata (konkret).

2.3 Implikasi Konseling

Apakah fantasi itu semata-mata berbahaya dan tidak berguna bagi para

konselor dalam mengkonseling siswa (pasien). Saya berpendapat fantasi yang

diarahkan dan fantasi yang aktif bisa menolong dalam proses konseling, karena

fantasi aktif secara sadar dibimbing akal dan kemampuan.

Misalnya dalam kasus menghadapi ujian nasional, saat anak memasuki

jenjang kelas 6 atau 9 atau 12, anak langsung berfantasi mengenai pendidikan

lanjutan setelah dia lulus. Sebagai guru, kita harus tanggap terhadap fantasi anak

ini. Jangan sampai dibiarkan fantasi anak tertalu tinggi hingga tidak melihat

kemampuan sendiri. Namun jangan sampai pula kita mencela fantasi anak.

Saat kita mengetahui anak didik berfantasi mengenai yang akan dia

lakukan setelah lulus, yang pertama dilakukan adalah beri dukungan (asal

fantasinya positif), kemudian ajak dia untuk melihat kondisi dia, dalam hal ini

kemampuannya. Jika didapati kemampuan dan keinginan bertolak belakang, beri

solusi kepada anak didik untuk meningkatkan kemampuan atau menurunkan

sedikit standar keinginannya. Ajak anak untuk lebih banyak melihat realita,

jangan sampai dia terlena dalam fantasinya.

9

Page 10: Makalah Psikoum Fantasi

Fantasi sendiri juga berguna bagi konselor. Menurut Patty dkk (1982, hal

113), fantasi memungkinkan kita mengikuti seorang pengarang atau pencerita,

merasakan apa yang dirasakannya. Dengan demikian empati dan simpati kita juga

turut kepada apa yang dialami pencerita. Fantasi juga menolong seseorang untuk

kadang melarikan diri sejenak dari kehidupan nyata yang sulit.

10

Page 11: Makalah Psikoum Fantasi

BAB III

PENUTUP

Fantasi adalah kemampuan jiwa yang dapat membentuk satu tanggapan

baru dengan pertolongan tanggapan yang lama. Fantasi memiliki sisi negatif dan

positif. Jika kita bisa mengarahkan fantasi ini menjadi hal yang positif, maka yang

terjadijuga hal positif. Demikian juga sebaliknya. Namun, ada hal-hal yang harus

diwaspadai, bahwa fase berfantasi anak harus berakhir pada usia tertentu.

Sedangkan pada orang dewasa sekalipun fantasi juga harus dikembalikan kepada

keadaan nyata dirinya, berikut kemampuannya.

11

Page 12: Makalah Psikoum Fantasi

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Rani dan Hawadi. (2001). Psikologi Perkembangan Anak : Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak. Jakarta : Grasindo

Simanjuntak, Julianto. (2007). Perlengkapan Seorang Konselor : Catatan Kuliah dan Refleksi Pembelajar Konseling. Tangerang : LK3

Subiyanto, Yanto dan Dedi Suryadi. (1980). Tanya Jawab Pengantar Psikologi. Bandung: Armico

Wanei, Geraldine K. (2003). Perilaku Anak Usia Dini Kasus dan pemecahannya :

Sahabat Imajiner. Jakarta : Kanisius

Walgito, Bimo. (1983). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM

12