Makalah Psikologi Pendidikan - Kognitif Sosial

11
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Latar belakang kami membuat makalah ini adalah untuk membandingkan dan mencari perbedaan antara teori belajar Behaviourisme, Kognitif, dan Kognitif Sosial. I.2 Tujuan Dengan dibuatnya makalah ini, kami ingin mengetahui perbandingan antara teori Behariourisme, Kognitif, dan khususnya Kognitif Sosial. Sehingga kami dapat memahami ketiga teori tersebut lebih mendalam. I.3 Rumusan Masalah

Transcript of Makalah Psikologi Pendidikan - Kognitif Sosial

Page 1: Makalah Psikologi Pendidikan - Kognitif Sosial

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga

memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan

mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu

sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Latar belakang kami

membuat makalah ini adalah untuk membandingkan dan mencari perbedaan antara teori belajar

Behaviourisme, Kognitif, dan Kognitif Sosial.

I.2 Tujuan

Dengan dibuatnya makalah ini, kami ingin mengetahui perbandingan antara teori Behariourisme,

Kognitif, dan khususnya Kognitif Sosial. Sehingga kami dapat memahami ketiga teori tersebut

lebih mendalam.

I.3 Rumusan Masalah

Page 2: Makalah Psikologi Pendidikan - Kognitif Sosial

BAB II

PEMBAHASANA

II.1 PENGERTIAN TEORI KOGNITIF SOSIAL BANDURA

Teori belajar sosial menekankan, bahawa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada

seseorang secara kebetulan; lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang

itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, “sebagian besar manusia belajar melalui

pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari teori pembelajaran

sosial adalah pemodelan (modelling), dan permodelan ini merupakan salah satu langkah paling

penting dalam pembelajaran terpadu.

Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai

model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks

interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.

Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini.

Bandura banyak meneliti masalah dunia nyata, seperti masalah fobia, penyembuhan dari

serangan jantung, perolehan kemampuan matematik pada anak-anak. Tujuannya adalah untuk

menyatukan kerangka konseptual yang dapat mencakup berbagai hal yang mempengaruhi

perubahan tingkah laku. Dalam setiap kegiatan, keterampilan dan keyakinan diri yang menjamin

pemakaian kemampuan secara optima diperlukan agar diri dapat berfungsi sepenuhnya.

II.2 TEORI PENIRUAN (MODELING)

Pada tahun 1941, dua orang ahli psikologi, yaitu Neil Miller dan John Dollard - dalam

hasil eksperimennya mengatakan bahawa peniruan (imitation) merupakan hasil dari proses

pembelajaran yang ditiru dari orang lain. Proses belajar tersebut dinamakan "social learning" -

"pembelajaran sosial".

Perilaku peniruan (imitative behavior) manusia terjadi kerana manusia merasa telah

memperoleh imbalan ketika kita meniru perilaku orang lain, dan memperoleh hukuman ketika

kita tidak menirunya (vicasious reinsforecement)

Page 3: Makalah Psikologi Pendidikan - Kognitif Sosial

Menurut bandura, sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui peniruan

(imitation) maupun penyajian contoh tingkah laku (modelling). Dalam hal ini orang tua dan guru

memainkan peranan penting sebagai seorang model atau tokoh bagi anak-anak untuk menirukan

tingkah laku mereka.

II. 3 CIRI-CIRI TEORI PEMODELAN BANDURA

1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan.

2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain-lain.

3. Pelajar meniru suatu tingkah laku dan guru bertindak sebagai model.

4. Pelajar bisa menangkap suatu informasi jika dia benar-benar mnegrti apa yang dilakukan

modelnya

5. Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, peringatan, peniruan dengan tingkah laku atau

interaksi, diakhiri dengan peneguhan positif.

II. 4 EKSPERIMEN ALBERT BANDURA

Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan

anak-anak meniru perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya. Albert Bandura, menyatakan

bahawa proses pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan

menggunakan pendekatan ‘permodelan’. Beliau menjelaskan lagi bahawa aspek pemerhatian

pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan juga aspek peniruan oleh

pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimal.

II. 5 JENIS-JENIS PENIRUAN

1. Peniruan langsung

Model pembelajaranan yang dirancang untuk mengajarkan pengetahuan deklaratif dan

pengetahuan prosedural yang diajarkan setahap demi setahap. Metode ini dicirikan dengan

adanya pemodelan.

2. Peniruan tak langsung

Peniruan adalah melalui imajinasi atau pemerhatian secara tidak langsung.

3. Peniruan gabungan

Page 4: Makalah Psikologi Pendidikan - Kognitif Sosial

Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabung tingkah laku yang berlainan yaitu

peniruan langsung dan tidak langsung.

4. Peniruan sekat laluan

Pembatasan tingkah laku yang dapat ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja.

contoh: menitu fesyen pakaian di TV, tapi tidak boleh dipakai di sekolah.

5. Peniruan tak sekat laluan

Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apa saja.

- Contoh: pelajar meniru gaya berbudi bahasa gurunya.

Teori belajar sosial dari Bandura ini merupakan gabungan antara teori belajar

behavioristik dengan penguatan dan psikologii kognitif, dengan prinsip modifikasi tingkah laku.

Proses belajar masih berpusat pada penguatan, hanya terjadi secara langsung dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Teori belajar dari Bandura ini sangat tepat dalam pendidikan sosial,

komunikasi, informasi dan latihan, namun cukup sulit dilaksanakan ke anak-anak dalam sekolah

formal.

II.6 PENGHARGAAN (REWARD) DAN PENGUATAN (REINFORCEMENT)

Dalam konsep motivasi pembelajaran, suatu tigkah laku kan mudah diikuti jika perilaku

tersebut diikuti dengan penguatan (reinforcement) dan tidak akan melakukan suatu tidakan dalam

permodelan jika disana terdapat hukuman (punishment)jika melakukan tindakan tersebut.

II.7 FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM PEMBELAJARAN

Menurut Bandura, ada empat proses yang penting agar pembelajaran melalui pemerhatian

dapat terjadi, yakni:

1. Perhatian (attention process): Sebelum meniru orang lain, perhatian harus dicurahkan ke

orang itu.

2. Representasi (representation process): Tingkah laku yang akan ditiru, harus

disimbolisasikan dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun gambaran/imaginasi.

3. Peniruan tingkah laku model (behavior production process): sesudah mengamati dan

memasukkannya ke dalam ingatan. Pengubahan dari gambaran fikiran menjadi tingkah

laku membutuhakn sebuah model yang dapat ditiru.

Page 5: Makalah Psikologi Pendidikan - Kognitif Sosial

4. Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement process): penerimaan informasi

tanpa adanya motivasi untuk mengembangkan pemahaman maka informasi yang masuk

tersebut tidak akan bertahan dan menimbulkan sebuah tingkah laku baru. Dan akan lebih

mudah meniru suatu perilaku jika di dalmnya terdapat pengutan (reinforcement)

II. 8 KELEMAHAN/KRITIKAN TEORI ALBERT BANDURA

Teori pembelajaran sosial Albert bandura sangat sesuai jika diklsaifikasikan dalam teori

behavioristic, tetapi jika berdiri sendiri teori ini memiliki kelemahan Ini kerana, teknik

pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku, dan peniruan tersebut tidak

akan optimal jika tidak ada pengulangan (teori behaviorisme).

Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya

melalui peniruan (modeling), pati tidak hanya perilaku baik saja, tetapi tidak menutup

kemungkinan tindakan buruk akan ditiru oleh seseorang.

II.8 KELEBIHAN TEORI

Teori Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya karena itu

menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif

orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks atas

stimulus (S-R bond), tetapi juga hubungan timbal balik interaksi antara lingkungan dengan skema

kognitif manusia itu sendiri.

Pendekatan teori belajar sosial lebih ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan

merespon) dan imitation (peniruan). Selain itu pendekatan belajar sosial menekankan pentingnya

penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak-anak. Penelitian ini berfokus pada

proses yang menjelaskan perkembangan anak-anak, faktor sosial dan kognitif.

II.9 JURNAL: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI SOSIAL DENGAN KOMPETENSI

SOSIAL

Terdapat hubungan antara motivasi sosial dengan kompetensi sosial. Yang dimaksud

motivasi sosial ialah hal-hal yang mempengaruhi minat seseorang (baik internal maupun

eksternal) dalam melakukan suatu hal, hal-hal yang dapat meningkatkan keinginan seseorang

dalam mencapai suatu hal. Sedangkan yang di maksud dengan kompetensi sosial ialah

Page 6: Makalah Psikologi Pendidikan - Kognitif Sosial

kemampuan seseorang dalam menempatkan diri dalam lingkungan sosial, kemampuan seseorang

dalam beradaptasi, kemampuan seseorang untuk berlaku di dalam lingkungan sosial.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa seiring tingginya motivasi sosial seseorang, maka

kompetensi sosial orang tersebut juga akan tinggi. Sedangkan bila motivasi seseorang rendah,

maka kompetensi seseorang tersebut juga akan rendah. Motivasi sosial berpengaruh sebesar

21.6% terhadap kompetensi sosial. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kompetensi sosial

tidak diteliti dalam skripsi ini.

Page 7: Makalah Psikologi Pendidikan - Kognitif Sosial

BAB III

PENUTUP

III. 1. KESIMPULAN

Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang ilmuwan psikologi pendidikan dari

Stanford Universiti, USA. Teori pembelajaran ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana

seseorang mengalami pembelajaran dalam persekitaran yang sebenarnya. Bandura (1977)

menghipotesiskan bahawa tingkah laku, lingkungan dan kejadian-kejadian internal pada

pembelajaran yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling

berpengaruh (interlocking).

Harapan dan nilai mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku sering dievaluasi, bebas dari

timbal balik lingkungan sehingga mengubah kesan-kesan personal. Tingkah laku mengaktifkan

kontingensi lingkungan. Karakteristik fizik seperti ukuran, dan atribut sosial menumbuhkan

reaksi lingkungan yang berbeza.

Pengakuan sosial yang berbeza mempengaruhi konsepsi diri individu. Kontingensi yang

aktif dapat merubah arah aktiviti. Tingkah laku dihadirkan oleh model. Model diperhatikan oleh

pelajar (ada penguatan oleh model). Tingkah laku (kemampuan dikod dan disimpan oleh

pembelajaran). Pemrosesan kod-kod simbolik Skema hubungan segitiga antara lingkungan,

faktor-faktor personal dan tingkah laku, (Bandura, 1976)[16].

Page 8: Makalah Psikologi Pendidikan - Kognitif Sosial

REFERENSI

http://greenlanternroom.blogspot.com/2013/05/teori-pembelajaran-sosial-albert-bandura.html

http://10047mona.blogspot.com/2013/10/teori-kognitif-sosial-albert-bandura_6738.html

http://kemberfikir.blogspot.com/2010/06/teori-pembelajaran-teori-kognitif.html