Makalah PPKN Kelompok 15 - Pemberantasan Kasus Korupsi Di Indonesia

download Makalah PPKN Kelompok 15 - Pemberantasan Kasus Korupsi Di Indonesia

of 25

description

lala

Transcript of Makalah PPKN Kelompok 15 - Pemberantasan Kasus Korupsi Di Indonesia

Pemberantasan Kasus Korupsi di IndonesiaMAKALAH

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Pendidikan KewarganegaraanOlehOkky Bimbi Syahreal (13110077)

Habib Suryo Pratomo (13110140)

Safira Lazuardi (13110108)

Priagung Wibowo (13110020)

Retno Putri Kusumawardani (13110128)Peres M. (13110135)

Gerry Hamoraon (13110133)

Mia Emilya (13110023)

FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2011

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Korupsi adalah suatu tindakan perilaku pejabat publik, baik politikus|politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur sebagai berikut, yaitu perbuatan melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi merugikan keuangan negara atau perekonomian negara

Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, di antaranya memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan), penggelapan dalam jabatan, pemerasan dalam jabatan, ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Korupsi adalah salah satu musibah nasional yang melanda bangsa Indonesia selama puluhan tahun sehinga pemberantasannya tidak bisa seperti membalik telapak tangan. Korupsi juga tidak bisa ditangani oleh pemerintah dan KPK sendiri, tetapi harus dalam bentuk kerja bakti di antara eksekutif, legislatif, yudikatif, pers, perguruan tinggi, NGO, LSM dan individu anggota masyarakat.

Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik. Bagi banyak orang korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan. Dalam seluruh penelitian perbandingan korupsi antar negara, Indonesia selalu menempati posisi paling rendah.

Perkembangan korupsi di Indonesia juga mendorong pemberantasan korupsi di Indonesia. Namun hingga kini pemberantasan korupsi di Indonesia belum menunjukkan titik terang melihat peringkat Indonesia dalam perbandingan korupsi antar negara yang tetap rendah. Hal ini juga ditunjukkan dari banyaknya kasus-kasus korupsi di Indonesia.

Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan masyarakat.

Dalam perkembangan dunia ekonomi, korupsi juga menjadi penghambat utama dimana korupsi bisa menimbulkan banyak sekali dampak negatif yang sangat merugikan masyarakat. Hal tersebut dapat kita lihat secara langsung di kehidupan sehari-hari. Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan praktek korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.

Banyak solusi yang bisa kita yang bisa kita gunakan untuk mencegah terjadinya korupsi. Di antara banyaknya solusi-solusi tersebut pasti ada salah satu solusi yang bisa menjadi andalan sehingga bisa membuat jera para pelaku korupsi. Tidak hanya solusi, pemberantasan korupsi juga memerlukan banyak dukungan dari berbagai pihak.

Berdasarkan alasan alasan di atas penulis berniat menganalisa penyebab penyebab yang menimbulkan kasus korupsi di tanah air merajalela. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi input yang positif dan memberikan solusi yang terbaik untuk memberantas korupsi yang sudah mewabah di Indonesia. Penulis menegaskan bahwa isi makalah ini dapat diperdebatkan dan dianalisis kembali.

1.2 Rumusan Masalah

Kasus korupsi di Indonesia sudah mewabah secara luas dan sangat susah untuk di berantas sampai ke akar-akarnya. Banyak cara yang telah di lakukan berbagai pihak untuk mencegah terjadinya korupsi. Hal tersebut telah di buktikan dengan banyaknya para koruptor yang di tangkap dan di adili di pengadilan. Tidak hanya membuat jera kita juga harus segera memikirkan beberapa solusi yang tepat untuk membasmi tindakan korupsi di Indonesia.

Tidak adanya kebijakan pemerintah yang tegas terhadap para koruptor, menyebabkan terus mewabahnya tindakan korupsi di Indonesia. Sudah seharusnya sekarang pemerintah fokus dalam mencari solusi menyelesaikan kasus-kasus korupsi yang sangat merugikan masyarakat Indonesia.

Publik tidak hanya berharap adanya solusi dari pemerintah untuk menindak para koruptor, akan tetapi publik ingin melihat kasus korupsi yang ada di Indonesia berkurang bahkan sama sekali tidak terjadi lagi

1. Mengapa korupsi itu salah ?

2. Mengapa mereka korupsi ?

3. Mengapa korupsi sulit diberantas ?

4. Apa dampak korupsi ?

5. Apakah upaya pemiskinan koruptor itu adil ?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

a) Mengetahui berapa banyak jumlah kasus korupsi yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya.

b) Mencari solusi untuk mengatasi jumlah korupsi yang tiap tahunnya terus bertambah dan tidak kunjung berkurang.

1.4 Manfaat

Penelitian diharapakan dapat menjadi masukan untuk merumuskan rencana strategis (renstra) untuk menganalisis kasus-kasus korupsi yang ada di Indonesia, dan mencari solusi yang tepat untuk menangani para koruptor sehingga mereka jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.

1.5 Lingkup Masalah

Ruang lingkup penelitian mencakup kasus-kasus korupsi yang terjadi di Indonesia, dan tinjauan terhadap beberapa solusi untuk menangani kasus tersebut sampai tuntas.

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian awal yang mengandalakan kajian literatur yang bersumber dari berita koran dan laporan dari internet.

BAB II

LANDASAN TEORI

Korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus|politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Menurut perspektif hukum, definisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan kedalam 30 bentuk/jenis tindak pidana korupsi. Pasal - pasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan sanksi pidana karena korupsi. Ketigapuluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kerugian keuangan negara

2. Suap-menyuap

3. Penggelapan dalam jabatan

4. Pemerasan

5. Perbuatan curang

6. Benturan kepentingan dalam pengadaan

7. Gratifikasi

Selain bentuk/jenis tindak pidana korupsi yang sudah dijelaskan diatas, masih ada tindak pidana lain yang yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang tertuang pada UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Jenis tindak pidana yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi itu adalah:

1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi

2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar

3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka

4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu

5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan palsu

6. Saksi yang membuka identitas pelaporRumusan korupsi pada Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999, pertama kali termuat dalam Pasal 1 ayat (1) huruf a UU No. 3 Tahun 1971. Perbedaan rumusan terletak pada masuknya kata dapat sebelum unsur merugikan keuangan/perekonomian negara pada UU No. 31 Tahun 1999. Sampai dengan saat ini, pasal ini termasuk paling banyak digunakan untuk memidana koruptor. Untuk menyimpulkan apakah suatu perbuatan termasuk korupsi menurut Pasal ini, harus memenuhi unsur-unsur :

1. Setiap orang atau korporasi;

2. Melawan hukum;

3. Memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi;

4. Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.Korupsi tidak muncul dengan sendirinya, akan tetapi dipicu dengan adanya beberapa kondisi yang membuat seseorang bisa leluasa melakukan tindakan korupsi, diantaranya yaitu seperti berikut :

1. Konsentrasi kekuasan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim yang bukandemokratik.

2. Kurangnyatransparansidi pengambilan keputusan pemerintah

3. Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal.

4. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.

5. Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".

6. Lemahnyaketertiban hukum.

7. Lemahnyaprofesi hukum.

8. Kurangnyakebebasan berpendapatataukebebasan media massa.

9. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.

Mengenai kurangnya gaji atau pendapatan pegawai negeri dibanding dengan kebutuhan hidup yang makin hari makin meningkat pernah di kupas oleh B. Soedarsono yang menyatakan antara lain " pada umumnya orang menghubung - hubungkan tumbuh suburnya korupsi sebab yang paling gampang dihubungkan adalah kurangnya gaji pejabat-pejabat....." namun B. Soedarsono juga sadar bahwa hal tersebut tidaklah mutlak karena banyaknya faktor yang bekerja dan saling memengaruhi satu sama lain.

Kurangnya gaji bukanlah faktor yang paling menentukan, orang-orang yang berkecukupan banyak yang melakukan korupsi. Namun demikian kurangnya gaji dan pendapatan pegawai negeri memang faktor yang paling menonjol dalam arti merata dan meluasnya korupsi di Indonesia, hal ini dikemukakan oleh Guy J Parker dalam tulisannya berjudul "Indonesia 1979: The Record of three decades (Asia Survey Vol. XX No. 2, 1980: 123). Begitu pula J.W Schoorl mengatakan bahwa " di Indonesia di bagian pertama tahun 1960 situasi begitu merosot sehingga untuk sebagian besar golongan dari pegawai, gaji sebulan hanya sekadar cukup untuk makan selama dua minggu. Dapat dipahami bahwa dalam situasi demikian memaksa para pegawai mencari tambahan dan banyak diantaranya mereka mendapatkan dengan meminta uang ekstra untuk pelayanan yang diberikan". ( Sumber buku "Pemberantasan Korupsi karya Andi Hamzah, 2007). Rakyat yangcuek, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang gagal memberikan perhatian yang cukup ke pemilihan umum. Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau "sumbangan kampanye".Berikut merupakan dampak dampak negatif yang di timbulkan dari merebaknya tindakan korupsi :

1. Bidang DemokrasiKorupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.

2. Bidang Ekonomi

Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan. Korupsi menimbulkan distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi, konsensus yang baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga mengacaukan "lapangan perniagaan". Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.

Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan praktek korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.

Para pakar ekonomi memberikan pendapat bahwa salah satu faktor keterbelakangan pembangunan ekonomi di Afrika dan Asia, terutama di Afrika, adalah korupsi yang berbentuk penagihan sewa yang menyebabkan perpindahan penanaman modal (capital investment) ke luar negeri, bukannya diinvestasikan ke dalam negeri (maka adanya ejekan yang sering benar bahwa ada diktator Afrika yang memiliki rekening bank di Swiss). Berbeda sekali dengan diktator Asia, seperti Soeharto yang sering mengambil satu potongan dari semuanya (meminta sogok), namun lebih memberikan kondisi untuk pembangunan, melalui investasi infrastruktur, ketertiban hukum, dan lain-lain. Pakar dari Universitas Massachussetts memperkirakan dari tahun 1970 sampai 1996, pelarian modal dari 30 negara sub-Sahara berjumlah US $187 triliun, melebihi dari jumlah utang luar negeri mereka sendiri. [1] (Hasilnya, dalam artian pembangunan (atau kurangnya pembangunan) telah dibuatkan modelnya dalam satu teori oleh ekonomis Mancur Olson). Dalam kasus Afrika, salah satu faktornya adalah ketidak-stabilan politik, dan juga kenyataan bahwa pemerintahan baru sering menyegel aset-aset pemerintah lama yang sering didapat dari korupsi. Ini memberi dorongan bagi para pejabat untuk menumpuk kekayaan mereka di luar negeri, di luar jangkauan dari ekspropriasi di masa depan.

BAB III

Korupsi di Indonesia

Korupsi di Indonesiaberkembang secarasistemik. Bagi banyak orangkorupsibukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatukebiasaan. Dalam seluruh penelitian perbandingankorupsiantar negara,Indonesiaselalu menempati posisi paling rendah. Perkembangan korupsi di Indonesia juga mendorongpemberantasan korupsi di Indonesia. Namun hingga kinipemberantasan korupsi di Indonesiabelum menunjukkan titik terang melihat peringkat Indonesia dalam perbandingan korupsi antar negara yang tetap rendah. Hal ini juga ditunjukkan dari banyaknyakasus-kasus korupsi di Indonesia.

Pemberantasan korupsi di Indonesiadapat dibagi dalam 3 periode, yaitu pada masaOrde Lama,Orde Baru, danOrde Reformasi.1. Orde Lama

Dasar Hukum: KUHP (awal), UU 24 tahun 1960

Antara 1951 - 1956 isu korupsi mulai diangkat oleh koran lokal seperti Indonesia Raya yang dipanduMochtar LubisdanRosihan Anwar. Pemberitaan dugaan korupsiRuslan Abdulganimenyebabkan koran tersebut kemudian di bredel. Kasus 14 Agustus 1956 ini adalah peristiwa kegagalan pemberantasan korupsi yang pertama di Indonesia, dimana atas intervensi PMAli Sastroamidjoyo,Ruslan Abdulgani, sang menteri luar negeri, gagal ditangkap olehPolisi Militer. SebelumnyaLie Hok Thaymengaku memberikan satu setengah juta rupiah kepadaRuslan Abdulgani, yang diperoleh dari ongkos cetak kartu suara pemilu. Dalam kasus tersebut mantan Menteri Penerangan kabinetBurhanuddin Harahap(kabinet sebelumnya),Syamsudin Sutan Makmur, dan Direktur Percetakan Negara,Pieter de Queljoeberhasil ditangkap.

Mochtar LubisdanRosihan Anwarjustru kemudian dipenjara tahun 1961 karena dianggap sebagai lawan politikSukarno. Nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda dan asing di Indonesia tahun 1958 dipandang sebagai titik awal berkembangnya korupsi di Indonesia. Upaya JenderalAH Nasutionmencegah kekacauan dengan menempatkan perusahaan-perusahaan hasil nasionalisasi di bawah Penguasa Darurat Militer justru melahirkankorupsidi tubuh TNI. Jenderal Nasution sempat memimpin tim pemberantasan korupsi pada masa ini, namun kurang berhasil.Pertaminaadalah suatu organisasi yang merupakan lahan korupsi paling subur.

KolonelSoeharto, panglimaDiponegorosaat itu, yang diduga terlibat dalam kasus korupsi gula, diperiksa oleh MayjenSuprapto,S Parman,MT Haryono, danSutoyodari Markas Besar Angkatan Darat. Sebagai hasilnya, jabatan panglima Diponegoro diganti oleh LetkolPranoto, Kepala Staffnya. Proses hukumSuhartosaat itu dihentikan oleh MayjenGatot Subroto, yang kemudian mengirim SuhartokeSeskoaddiBandung. Kasus ini membuatDI Panjaitanmenolak pencalonanSuhartomenjadi ketua SenatSeskoad.

2. Orde BaruDasar Hukum: UU 3 tahun 1971

Korupsi orde baru dimulai dari penguasaan tentara atas bisnis-bisnis strategis.

3. ReformasiDasar Hukum: UU 31 tahun 1999, UU 20 tahun 2001

Gayus Halomoan Partahanan Tambunan adalah mantanpegawai negeri sipildiDirektorat Jenderal PajakKementerian Keuangan Indonesia. Namanya menjadi terkenal ketika KomjenSusno Duadjimenyebutkan bahwa Gayus mempunyai uang Rp 25 miliar di rekeningnya plus uang asing senilai 60 miliar dan perhiasan senilai 14 miliar di brankas bank atas nama istrinya dan itu semua dicurigai sebagai hartaharam. Dalam perkembangan selanjutnya Gayus sempat melarikan diri keSingapurabeserta anak istrinya sebelum dijemput kembali olehSatgas Mafia Hukumdi Singapura. Kasus Gayus mencoreng reformasiKementerian Keuangan Republik Indonesiayang sudah digulirkanSri Mulyanidan menghancurkan citra aparat perpajakan Indonesia. Pada tanggal19 Januari2011, Gayus Tambunan telah dinyatakan bersalah atas kasus korupsi dan suap mafia pajak oleh Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Selatan dengan hukuman 7 tahun penjara dan denda Rp. 300 juta.

Artalyta SuryanialiasAyinadalah seorangpengusahaIndonesiayang dikenal karena keterlibatannya dalam kasus penyuapanjaksakasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Artalyta dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Tindak PidanaKorupsiJakartadan dijatuhi vonis 5 tahunpenjarapada tanggal29 Juli2008atas penyuapan terhadap Ketua Tim Jaksa Penyelidik Kasus BLBIUrip Tri Gunawansenilai 660.000dolar AS. Kasus ini mendapat banyak perhatian karena melibatkan pejabat-pejabat dari kantorKejaksaan Agung, dan menyebabkan mundur atau dipecatnya pejabat-pejabat negara. Kasus ini juga melibatkanpenyadapanyang dilakukan olehKomisi Pemberantasan Korupsi(KPK), dan hasil penyadapan tersebut diputar di stasiun-stasiuntelevisinasional Indonesia.

Artalyta ditangkap oleh petugas KPK pada awal Maret 2008, sehari setelah Urip Tri Gunawan tertangkap dengan uang 660.000 dolar AS di tangan. Urip adalah Ketua Tim Jaksa Penyelidik Kasus BLBI yang melibatkan pengusaha besarSjamsul Nursalim. Kejaksaan menghentikan penyelidikan tersebut melalui Jaksa Agung MudaKemas Yahya Rahmanpada tanggal29 Februari2008. Percakapan antara Artalyta, Urip dan Kemas yang disadap oleh KPK menunjukkan adanya suap dan keterlibatan Artalyta dalam penghentian kasus BLBI tersebut. Dalam pengadilan Artalyta mengaku tidak bersalah, dan menyatakan uang tersebut merupakan bantuan untuk usahabengkelUrip. Majelis Hakim menolak pengakuan tidak bersalah Artalyta, dan menilai perbuatan Artalyta telah mencederai penegakan hukum di Indonesia. Majelis Hakim juga menganggap kenyataan bahwa Artalyta tidak mengakui kesalahannya serta memberikan pernyataan yang berbelit-belit di pengadilan sebagai hal yang memberatkannya. Majelis Hakim menjatuhkan vonis penjara lima tahun serta denda 250 juta rupiah kepada Artalyta, sesuai tuntutan jaksa dan hukuman maksimal untuk penyuapan pejabat negara dalamundang-undang.Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini dilakukan oleh beberapa institusi:

1. Tim Tastipikor (Tindak Pidana Korupsi)

2. Komisi Pemberantasan Korupsi3. Kepolisian

4. Kejaksaan

5. BPKP

6. Lembaga non-pemerintah: Media massa Organisasi massa (mis: ICW)

Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadiKPK, adalah komisi diIndonesiayang dibentuk pada tahun2003untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantaskorupsidiIndonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepadaUndang-Undang Republik IndonesiaNomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Saat ini KPK dipimpin bersama oleh 4 orang wakil ketuanya, yakniChandra Marta Hamzah,Bibit Samad Rianto,Mochammad Jasin, danHayono Umar, setelah Perpu Plt. KPK ditolak oleh DPR. Pada 25 November,M. Busyro Muqoddasterpilih menjadi ketua KPK setelah melalui proses pemungutan suara oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Penanganan Kasus Korupsi oleh KPK

20114 OktoberKPK menahan FL (BupatiNias Selatanperiode 2006 s.d. 2011) dalam dugaan tindak pidana korupsi memberikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelanggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajiban.

KPK menetapkan Timas Ginting selaku pejabat pembuat komitmen di Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Kemenakertrans sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), kasus ini juga menyeret Muhammad Nazaruddin dan istrinyaNeneng Sri Wahyunisebagai tersangka.

26 SeptemberPenyidik KPK menahan tersangka ME (BupatiKabupaten Seluma)dalam pengembangan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah di Pemerintah Kabupaten Seluma.28 SeptemberKPK menetapkan RSP (mantan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan selaku Kuasa Pengguna Anggaran merangkap Pejabat Pembuat Komitmen) sebagai tersangka dalam dugaan tindak pidana korupsi dalam pengadaan alat kesehatan I untuk kebutuhan Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan dari dana DIPA Revisi APBN Pusat Penanggulangan Krisis Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan Tahun Anggaran 2007.8 SeptemberKPK menahanan tersangka B (pemimpin Tim Pemeriksa BPK-RI di Manado) dan MM (anggota tim Pemeriksa BPK-RI di Manado) atas dugaan penerimaan sesuatu atau hadiah berupa uang dari JSMR Wali Kota Tomohon periode 2005 s.d. 2010 terkait pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah Kota Tomohon Tahun Anggaran (TA) 2007.25 AgustusKPK menangkap Kabag Program Evaluasi diDitjenPembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi(P2KT)Dadong Irba Relawan, Sesditjen P2KTI Nyoman Suisnayadan direksi PT Alam Jaya PapuaDharnawatiterkait kasus korupsi diKemenakertrans, kasus ini juga membuat menakertransMuhaimin Iskandardan menkeuAgus Martowardojodiperiksa.

13 AgustusKPK menahan mantan bendahara umumPartai DemokratMuhammad Nazaruddinsebagai tersangka kasus suap proyek Wisma AtletSEA Gamessetelah ditangkap diCartagena, Colombia pada tanggal 6 Agustus 2011 dan tiba di Jakarta, pada 13 Agustus 2011. Dalam upaya untuk menangkap Muhammad Nazaruddin yang buron, KPK melayangkan permohonan penerbitanRed Noticepada tanggal 5 Juli 2011 kepadaKepolisian RIyang diteruskan kepadaInterpol. Sebelumnya KPK telah melakukan permintaan pencegahan terhadap Muhammad Nazaruddin kepada Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 24 Mei 2011.

1 JuniKPK menangkap tangan seorang hakim Pengadilan Hubungan Industrial Imas Dianasari di daerah Cinunu,Bandung, Jawa Barat karena menerima uang dari seseorang berinisial OJ ayng diduga merupakan karyawan PT OI.

2 JuniKPK menangkap tangan Hakim Syarifuddin diduga menerima suap Rp250 juta dari kurator PT Skycamping Indonesia (PT SCI), Puguh Wirawan. Selain uang Rp250 juta, KPK juga menemukan uang tunai Rp142 juta, US$116.128, Sin$245 ribu, serta belasan ribu mata uang Kamboja dan Thailanddi rumah dinas Syarifudin.2 JuniKPK menangkap basah seorang Hakim pengawas di Pengadilan Niaga Jakarta yang diduga menerima uang suap di daerah Sunter Jakarta Utara. Dia diduga menerima suap dari kasus kepailitian.

2010

MantanMendagriHari Sabarno, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam NegeriOentarto Sindung MawardidanHengky Samuel Dauddiselidiki terkait kasus korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran di 20 provinsi pada 2002-2004

30 MaretSekitar pukul 10.30, KPK menangkap seorang hakimPengadilan Tinggi Tata Usaha Negara(PT TUN) Jakarta berinisial IB dan pengacara berinisial AS, yang diduga tengah melakukan transaksi penyuapan di jalan Mardani Raya, Cempaka Putih-Jakarta Pusat.

2009

3 SeptemberKPK menetapkan status tersangka terhadap bekas Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan RakyatSutedjo Yuwono, mantan Direktur Bina Pelayanan Medik Kementerian KesehatanRatna Dewi Umar, dan mantan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis di Kementerian KesehatanRustam Syarifuddin Pakayadalam kasus korupsi alat kesehatan berbiaya Rp 40 miliar pada tahun anggaran 2007.[15]Pada23 Agustus2011,Sutedjo Yuwonodinyatakan terbukti melakukan korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) penanggulangan flu burung di Kemenko Kesra pada 2006. Pengadilan Tipikor menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara kepada Sutedjo.

2008

16 JanuariMantan Kapolri Rusdihardjo ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua. Terlibat kasus dugaan korupsi pada pungli pada pengurusan dokumen keimigrasian saat menjabat sebagai Duta Besar RI di Malaysia. Dugan kerugian negara yang diakibatkan Rusdihardjo sebesar 6.150.051 ringgit Malaysia atau sekitar Rp15 miliar. Rusdiharjo telah di vonis pengadilan Tipikor selama 2 tahun.

14 FebruariDirektur Hukum BI Oey Hoey Tiong di Rutan Polda Metro Jaya dan Rusli Simanjuntak ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua. Kedua petinggi BI ini ditetapkan tersangka dalam penggunaan dana YPPI sebesar Rp 100 miliar. Mantan Direktur Hukum BI Oey Hoey Tiong dan mantan Kepala Biro BI Rusli Simanjuntak yang masing-masing empat tahun penjara.

10 AprilGubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah ditahan di Rutan Mabes Polri. Burhanuddin diduga telah menggunakan dana YPPI sebesar Rp 100 miliar. Burhanuddin sudah di vonis pengadilan tipikor lima tahun penjara,

27 NovemberAulia Pohan, besan Presiden SBY. Dia bersama tersangka lain, Maman Sumantri mendekam di ruang tahanan Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Sementara Bun Bunan Hutapea dan Aslim Tadjuddin dititipkan oleh KPK di tahanan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Mereka diduga terlibat dalam pengucuran dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) sebesar Rp100 miliar.

2 MaretJaksa Urip Tri Gunawan ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua dan Arthalita Suryani ditahan di Rutan Pondok Bambu. Jaksa Urip tertangkap tangan menerima 610.000 dolar AS dari Arthalita Suryani di rumah obligor BLBI Syamsul Nursalim di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan. Urip di vonis ditingkat pengadilan Tipikor dan diperkuat ditingkat kasasi di Mahkamah Agung selama 20 tahun penjara. Sedangkan Arthalita di vonis di Tipikor selama 5 tahun penjara.

12 MaretPimpro Pengembangan Pelatihan dan Pengadaan alat pelatihan Depnakertrans Taswin Zein ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Taswin diduga terlibat dalam kasus penggelembungan Anggaran Biaya Tambahan (ABT) Depnakertrans tahun 2004 sebesar Rp 15 miliar dan Anggaran Daftar Isian sebesar Rp 35 miliar. Taswin telah di vonis Pengadilan Tipikor selama 4 tahun penjara.

20 MaretMantan Gubernur Riau Saleh Djasit (1998-2004) ditahan sejak 20 Maret 2008 di rutan Polda Metro Jaya. Saleh yang juga anggota DPR RI (Partai Golkar) ditetapkan sebagai tersangka sejak November 2007 dalam kasus dugaan korupsi pengadaan 20 unit mobil pemadam kebakaran senilai Rp 15 miliar. Saleh Djasit telah di vonis Pengadilan Tipikor selama 4 tahun penjara.

10 NovemberMantan gubernur Jawa Barat Danny Setiawan dan Dirjen Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri Oentarto Sindung Mawardi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Damkar ditahan di rutan Bareskrim Mabes Polri. KPK juga menahan mantan Kepala Biro Pengendalian Program Pemprov Jabar Ijudin Budhyana dan mantan kepala perlengkapan Wahyu Kurnia. Ijudin saat ini masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Jabar. Selain itu KPK telah menahan Ismed Rusdani pada Rabu (12/12/08). Ismed yang menjabat staf biro keuangan di lingkungan Pemprov Kalimantan Timur ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Damkar juga menyeret Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Depok Yusuf juga ditetapkan sebagai tersangka pada Senin 22 September 2008

9 AprilAnggota DPR RI (PPP) Al Amin Nur Nasution dan Sekda Kabupaten Bintan Azirwan ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, Sekda Bintan Azirwan ditahan di Rutan Polres Jakarta Selatan. Al Amin tertangkap tangan menerima suap dari Azirwan. Saat tertangkap ditemukan Rp 71juta dan 33.000 dolar Singapura. Mereka ditangkap bersama tiga orang lainnya di Hotel Ritz Carlton.

17 AprilAnggota DPR RI (Partai Golkar) Hamka Yamdhu dan mantan Anggota DPR RI (Partai Golkar) Anthony Zeidra Abidin. Anthony Z Abidin yang juga menjabat Wakil Gubernur Jambi ditahan di Polres Jakarta Timur, Hamka Yamdhu ditahan di Rutan Polres Jakarta Barat. Hamda dan Anthony Z Abidin diduga menerima Rp 31,5 miliar dari Bank Indonesia.

Dasar hukum KPK :

UU RI nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana KorupsiKepres RI No. 73 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana KorupsiPP RI No. 19 Tahun 2000 Tentang Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana KorupsiUndang-Undang :

UU RI No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari KKNUU RI No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana KorupsiUU RI No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana KorupsiUU RI No. 25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas UU No. 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian UangPeraturan Pemerintah :

PP RI No. 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana KorupsiPP RI No. 109 Tahun 109 Tahun 2000 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala DaerahBAB IV

PEMISKINAN KORUPTOR

Korupsi di Indonesia sudah menjamur. Berbagai upaya dilaksanakan untuk menurunkan angka korupsi. Mulai dari level makro seperti pendirian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hingga level mikro sepeti seminar pemberantasan korupsi dan pendidikan di sekolah. Upaya preventif sudah ditegakkan, tapi Indonesia mengalami kendala dalam upaya kuratif, yaitu penegakkan hukum. Koruptor masih melenggok bebas menyalahgunakan uang rakyat. Koruptor tidak merasa jera atas hukuman yang ia terima. Oleh karena itu kami melihat adanya suatu kelemahan dalam pemberian hukuman kepada koruptor. Penjara dan denda tidak membuat mereka berhenti korupsi. Mereka masih terus mempunyai akses ke harta, bahkan menggunakan hasil korupsi mereka untuk bisa keluar masuk penjara dan untuk bebas dari hukuman.

Komisi III DPR mengajukan wacana pemiskinan koruptor yaitu penyitaan seluruh harta milik koruptor, tidak peduli berapa besar jumlah uang yang disalahgunakan. Kebijakan ini menuai kontroversi yang sangat panas. Penulis menyetujui wacana pemiskinan koruptor dan penulis di sini akan mengemukakan alasan secara komprehensif mengapa pemiskinan koruptor merupakan solusi yang tepat. Penulis akan mengkaji kebijakan ini dari dua aspek yaitu Keadilan dan Kefektifan.

I. Keadilan

Keadilan dapat ditinjau dari 3 aspek, yaitu :

a. Proporsionalitas

Hukuman mempunyai esensi yang paling fundamental yaitu proporsionalitas, di mana pelaku kejahatan akan diberikan hukuman setimpal dengan apa yang mereka perbuat. Asas proporsional yang dianut negara kita adalah proporsi hukum yang mempertemukan keadilan di mata korban dan mata pelaku. Penulis menganalisa bahwa pemiskinan koruptor adalah hukuman yang setimpal dengan kerugian yang ditimbulkan. Status quo menggunakan prinsip denda yang dibayar oleh koruptor sama dengan jumlah uang yang dikorupsi. Cacat dari prinsip ini adalah hukuman ini hanya melihat kerugian yang ditimbulkan oleh korupsi dari segi materi. Tidak pernah hukuman ini mempertimbangkan efek domino dari korupsi, di mana uang rakyat seharusnya bisa diutilisasikan melalui sekolah, asuransi kesehatan, dan infrastruktur. Rakyat yang jatuh miskin akibat satu kesatuan system yang cacat tidak diakomodasikan di hukuman status quo.

Terlebih lagi, uang yang dikorupsi digunakan para koruptor untuk mengembangkan bisnis mereka, bahkan mereka melakukan pencucian uang yang pada akhirnya sulit sekali memberikan batasan yang jelas mana harta asli dan mana harta hasil korupsi. Kerugian yang ditimbulkan sangatlah besar dan harta korupsi mereka sudah terkapitalisasi membuat pemiskinan koruptor menjadi hukuman yang setimpal bagi mereka. Hanya dengan menyita seluruh harta mereka, maka didapatkanlah suatu equilibrium keadilan di tatanan masyarakat.

b. Retribusi

Retribusi adalah suatu konsep hukuman yang menyatakan bahwa pelaku kejahatan harus ditempatkan di posisi yang sama dengan korban karena pelaku telah melanggar norma norma yang ada. Hukuman sekarang di mana kita hanya menempatkan mereka di penjara dan masih mempunyai akses ke harta, mereka tidak merasakan esensi dari hukuman itu sendiri. Koruptor masih bisa bersenang senang di penjara dengan uang mereka. Mereka menyogok sipir, membangun hotel bintang 5 di sel mereka. Keadaan yang beginilah yang membuat pelaku korupsi tidak merasakan apa derita rakyat miskin yang telah mereka rugikan dari perbuatan mereka. Sementara rakyat kecil tidak bisa ke sekolah, kelaparan di jalanan, dan menjadi pengangguran, mereka malah mendapatkan layanan plus di penjara. Secara konsep, hukuman sekarang tidaklah memenuhi esensi retribusi.

Pemiskinan koruptor akan menyita harta mereka sehingga mereka tidak lagi mempunyai power di dalam penjara. Mereka tidak bisa lagi berbuat sewenang wenang seperti menyogok hakim, sipir, dan jaksa untuk memperingan hukuman mereka di penjara. Tidak ada lagi kasus di mana Gayus bisa keluar masuk penjara karena ia memakai uangnya untuk menyogok sipir. Tidak akan ada lagi kasus Syaukani di mana ia keluar dari penjara, masih bisa menikmati villa di puncak gunung yang merupakan hasil kapitalisasi uang korupsi. Kita akan menempatkan para koruptor di posisi rakyat kecil yang sama sekali tidak mempunyai akses ke harta, dengan demikian terbayarlah semua kesengsaraan korban yang mereka timbulkan.

c. Confinement

Confinement adalah salah satu prinsip hukuman di mana kita harus menjauhkan pelaku kejahatan dari tatanan hidup masyarakat umum. Prinsip ini bertujuan untuk mencegah pelaku kejahatan untuk membuat kerugian di luarsana. Hal ini diimplementasikan lewat pemenjaraan koruptor. Sayangnya, saat ini koruptor dengan gampangnya keluar masuk penjara, mendapat remisi, hingga bebas sama sekali. Ini sangat bertentangan dengan prinsip confinement. Jika kita telaah lebih lanjut, penyebab mengapa koruptor selalu melenggok bebas keluar penjara, karena mereka mempunyai harta yang membuat kedudukan dan power mereka lebih besar. Mereka dapat menyogok hakim. Mereka dapat membayar pengacara mahal untuk bisa beba dari penjara. Uang dapat mengalahkan system hukum Indonesia yang seharusnya rigid dan tidak pandang bulu.

Pemiskinan koruptor akan menyita seluruh harta mereka sehingga mereka tidak lagi dapat menggunakan uang mereka untuk keluar penjara dan memanipulasi proses hukum yang ada. Uang merupakan suatu hal yang sangat detrimental dalam permainan koruptor untuk keluar dari hukuman yang ada

2. Kefektifan

Wacana pemiskinan koruptor efektif ditinjau dari 2 aspek :

a. Rehabilitasi

Salah satu aspek fundamental dalam hukuman adalah prinsip rehabilitasi yaitu suatu prinsip yang menyatakan hukuman harus mampu membuat pelaku kejahatan merenungkan kesalahan dan tidak akan berbuat kesalahan yang sama di masa yang akan datang. Konsep ini diimplementasikan dengan penjara, di mana kebebasan koruptor direngut karena telah melanggar norma yang ada. Kebebasan merupakan suatu hak paling dasar yang dimiliki manusia, dan kebebasan ini akan diambil dengan harapan pelaku dapat merenungkan kesalahan yang ia perbuat.

Hukuman yang sekarang tidak mampu merehab pelaku koruptor. Penjara mereka full AC, nyaman, bahkan mereka dilayani. Mereka dapat keluar masuk penjara. Kondisi yang beginilah yang membuat mereka merasa tetap nyaman walau ada di penjara. Sedangkan penjara bertujuan menciptakan suasana tidak nyaman yang membuat pelaku berpikir untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Bagaimana pelaku dapat merasakan susah jika mereka trus dilayani? Pelaku kejahatan harus dibuat jera agar mampu megevaluasikan dirinya sendiri. Kunci seseorang untuk mampu melakukan evalusi yang baik adalah menciptakan rasa kehilangan yang amat sangat.

Pemiskinan koruptor merupakan solusi yang tepat sasaran, karena kebijakan ini akan merenggut semua harta milik koruptor. Jika kita menganalisa karakteristik para koruptor, mereka adalah orang orang yang sangat mencintai kekayaan. Mereka rela berbuat apapun demi mendapatkan kenyamanan dan kekayaan. Jika kita meniadakan aspek paling dicintai koruptor, yaitu harta, maka akan menghasilkan suatu terapi shock yang cukup efektif, karena ini menyinggung langsung apa yang mereka selama ini idam idamkan. Mereka akan sangat shock dan merasa tidak nyaman dengan keadaan tanpa harta. Kondisi yang seperti ini lah yang diharapkan ada sehingga para koruptor mengalami suatu fase turbulen dalam psikologi mereka yang membantu mereka dapat merenung dan mengevaluasi lebih baik. Dengan hasil evaluasi yang baik, diharapkan para koruptor ini jera dan tidak mengulanginya lagi di masa yang akan datang.

b. Deterrence

Efek deterrence adalah salah satu efek jera yang membuat orang orang takut melakukan kesalahan yang sama karena melihat betapa kerasnya hukuman yang diterima. China merupakan Negara yang menerapkan konsep ini secara kuat dengan menjatuhkan hukuman mati untuk koruptor. Hasilnya angka korupsi menurun, dikarenakan orang lain menjadi takut untuk berbuat hal yang sama. Esensi ini harus dipastikan ada di tiap hukuman. Sayangnya tidak ada efek ini di hukuman yang sekarang. Masyarakat melihat bahwa koruptor dengan sukses kabur ke luar negeri membawa uang rakyat. Koruptor dengan gampang mendapatkan remisi. Hal hal seperti inilah yang turur menginspirasi calon calon koruptor lain untuk ikut korupi karena melihat system hukum di Indonesia gampang dibobol.

Esensi dari pemiskinan koruptor adalah kita membuat para koruptor lain (dan calon koruptor) untuk berpikir seribu kali sebelum melakukan korupsi. Efek takut seperti ini lah yang harus ditanamakan di benak seluruh masyarakat Indonesia, bahwa hukuman untuk para koruptor sangatlah berat, yaitu menjadi miskin. Miskin merupakan satu keadaan yang paling tidak diinginkan secara alami oleh semua orang.

Pemiskinan koruptor ini akan mengamplifikasi efek ketakutan orang orang yang menyaksikan bahwa pelaku kejahatan ini dijatuhi hukuman, menjadi miskin. Menjadi miskin mudah mempenetrasi pikiran kita, karena menjadi miskin adalah ketakutan terbesar bagi manusia. Orang orang akan berpikir, jika ia korupsi maka ia akan mengorbankan keluarganya, mengorbankan seluruh hartanya. Keluarga merupakan suatu aspek emosional yang membuat koruptor dapat berpikir seribu kali sebelum korupsi. Hal ini terbukti dari kasus Gayus. Gayus tidak dapat menahan tangis begitu diancam akan dimiskinkan karena ia memikirkan istri dan dan anak apabila seluruh hartanya disita.

Jadi kebijakan ini dapat mencegah koruptor untuk tidak korupsi, dan juga meningkat kepedulian anggota keluarga untuk memperhatikan apa yang calon koruptor ini lakukan di pekerjaannya. Ini membantu istri mereka untuk mendorong suami mereka untuk tidak melakukan korupsi, dan juga tidak cuek bebek asal terima gaji suami. Dengan kebijakan ini, kita dapat meningkatkan komunikasi di dalam keluarga agar saling memperhatikan dan tidak mnjatuhkan mereka ke jurang kemiskinan akibar dari korupsi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan

Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini banyak sekali pejabat negara Indonesia yang melakukan korupsi ditangkap, disidang bahkan sedang menjalani masa hukuman, namun kasus korupsi seperti tak kunjung menemui titik akhir, bahkan semakin bertambah. Hal ini dapat terjadi karena banyak faktor yang mendukung para koruptor untuk terus beraksi menggelapkan uang Negara.

Lemahnya aparat hukum Negara ini adalah salah satu faktor pendukung bagi koruptor. Seorang aparat penegak hukum dapat disuap dengan bebas oleh para tersangka tindak pidana korupsi, sehingga para koruptor tersebut mampu mendapatkan semua yang diinginkan, seperti fasilitas hotel di sel tahanan, bahkan seorang tahanan bisa dengan bebasnya keluar masuk sel tahanan untuk berlibur. Hal seperti inilah yang membuat para koruptor tidak pernah merasakan suatu efek jera ketika dihukum.

Wacana pemiskinan koruptor yang dikeluarkan komisi III DPR, cukup menarik perhatian kami yaitu ketika seseorang tertangkap karena tindak pidana korupsi maka seluruh harta yang dimilikinya akan disita tanpa peduli berapa besar jumlah uang yang disalahgunakan. Hal ini sesuai dengan aspek keadilan dan keefektifan, yaitu pelaku kejahatan diberikan hukuman yang setimpal dengan apa yang mereka perbuat dan pemiskinan koruptor ini cukup membuat suatu efek jera kepada pelaku kejahatan, juga memberikan suatu impresi kepada calon koruptor untuk mengurungkan niatnya melakukan tindak pidana korupsi.

5.2 Saran

Di Negara Republik Indonesia tindak pidana korupsi adalah suatu hal yang begitu kompleks untuk diberantas namun jika hanya bisa didiamkan saja, hal ini mampu membuat negara semakin mengalami keterpurukan , sehingga harus dipikirkan bagaimana cara memberantas korupsi agar korupsi bisa benar-benar hilang. Wacana pemiskinan koruptor mungkin bisa diterapkan agar kasus tindak pidana korupsi dapat diminimalisasi.