Makalah PPCP 46 - Rudolf Erick Effendy

56
Jalan DI Panjaitan Kav.9 Jakarta | Phone : (021) 8192808, 8508640, 8508650 | Fax (021) 8191235 | Email : aclw [email protected] | Website : www.wika.co.id 

Transcript of Makalah PPCP 46 - Rudolf Erick Effendy

Jalan DI Panjaitan Kav.9 Jakarta | Phone : (021) 8192808, 8508640, 8508650 | Fax (021) 8191235 | Email : aclw [email protected] | Website : www.wika.co.id

PENERAPAN SAP BUSINESS OBJECT DASHBOARD DESIGN 4.0 PADA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI POWER PLANT

Disusun Oleh :

RUDOLF ERICK EFFENDYProgram Pelatihan Calon Pegawai (PPCP) Angkatan 46

Telah disetujui untuk diajukan pada presentasi makalah Program Pelatilian Calon Pegawai(PPCP) Angkatan 46 tahun 2013 MENTORPRAKOSA HAD I TAKARIYANTO DEPARTEMEN INV ESTASI POWERPT WIJAYA KARYA ( PERSERO ) Tbk.JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN SAP BUSINESS OBJECT DASHBOARD DESIGN 4.0 PADA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI POWER PLANTMA KALAH

Disusun oleh:

RUDOLP ERICK EFFENDY

Progmm Pelahhan Calon Pegawai (PPCP) Angkatan 46 Dipertahankan di hadapao Tim Penbj' aka1ah PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk dari guna salah satu syarat Program Pelatihan Calon Pegawai (PPCP) An@atau 46

Pada Hari: Rabu

Tanggal: 02 Oktober 2013

Tim Penguji Makalah

1 Suradi

2 Yuheini Sisdwi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tenaga listrik merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Secara umum peningkatan kebutuhan tenaga listrik mempunyai keterkaitan erat dengan semakin berkembangnya kegiatan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk.Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga, seperti PLTG, PLTU, PLTD, PLTA, dan lain-lain. Bagian utama dari pembangkit listrik ini adalah generator, yakni mesin yang berputar yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip medan magnet dan penghantar listrik. Mesin generator ini diaktifkan dengan menggunakan berbagai sumber energi yang sangat bermanfaat dalam suatu pembangkit listrik.Di Indonesia, sektor industri tenaga listrik bersifat monopoli dan disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang merupakan badan usaha yang memiliki integrasi vertikal dalam bidang produksi dan distribusinya.Pada saat ini dan di masa mendatang, Indonesia menginstalasi berbagai jenis pembangkit listrik dengan kapasitas, produksi, efisiensi, waktu umur, lamanya beroperasi, jenis bahan bakar, dan saat beroperasi yang berbeda pula. Besarnya kapasitas, efisiensi, waktu umur, lamanya beroperasi, jenis bahan bakar, dan saat beroperasi tergantung dari jenis teknologi pembangkit listrik yang dipilih.

Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant1

Sesuai Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan bahwa usaha penyediaan tenaga listrik yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) selaku Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik secara nasional. Dalam upaya memenuhi pasokan tenaga listrik, PT PLN (Persero) memperoleh sumber pendanaan dari Pemerintah (APBN) maupun dari anggaran PLN sendiri.Oleh karena itu, PT PLN (Persero) melakukan upaya - upaya kerjasama dengan investor lain, baik selaku Independent Power Producer (IPP) maupun sebagai kontraktor (EPC Contractor). PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk selaku Perusahaan BUMN Karya terbesar saat ini melalui Departemen Investasi Power telah melakukan perluasan segmentasi pasar yang bersifat investasi.Area investasi PT. Wijaya Karya, Tbk ditetapkan berdasarkan visi Perusahaan, yaitu di bidang usaha :a) Energi Power Plant

b) Industrial Plant

c) Infrastruktur

d) Oil and Gas

Investasi Power Plant merupakan sebagai salah satu perwujudan visi 2020 PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk yaitu Menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement dan Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara. Investasi power plant merupakan investasi yang bersifat capital intensive dengan faktor resiko investasi yang tinggi.

Dasar dari kajian kelayakan investasi power plant dari aspek keuangan terpenuhi (investasi layak dilakukan) seperti :a) Net Present Value bernilai positif

b) IRR sebesar 4% diatas tingkat suku bunga pinjaman mata uang Rupiah

c) IRR sebesar 2% diatas tingkat suku bunga pinjaman mata uang asing (USD)

d) Profitabilitas Index > 1

e) Payback Period diharapkan lebih kecil dari payback period yang diharapkan perusahaan.Dari sejumlah proyek investasi saat ini, PT. Wijaya Karya (Persero),Tbk melalui Departemen Investasi Power memiliki 5 Pembangkit Listrik yang telah beroperasi dengan umur operasi yang berbeda - beda, yaitu :1. PLTG 60 MWatt Borang, Palembang

Owner: PT. PLN (Persero)

Skema Investasi: Built Operation Transfer (BOT)

Umur Proyek: 7 Tahun

COD: 12 Juli 2012

Proyek Berakhir: 11 Juli 2019

2. PLTD 50 MWatt Pesanggaran, Bali

Owner: PT. Indonesia Power

Skema Investasi: Built Operation Transfer (BOT)

Umur Proyek: 7 Tahun

COD: 12 Juli 2012

Proyek Berakhir: 11 Juli 2019

3. PLTD 25 MWatt, Ambon

Owner: PT. PLN (Persero)

Skema Investasi: Build Operation Ownership (BOO)

Umur Proyek: 4 Tahun

COD: 26 Maret 2013

Proyek Berakhir: 25 Februari 2017

4. PLTMG 20 MWatt Rengat, Pekanbaru

Owner: PT. PLN (Persero)

Skema Investasi: Built Operation Ownership (BOO)

Umur Proyek: 7 Tahun

COD: 07 Mei 2012

Proyek Berakhir: 06 Mei 2019

5. PLTMG 25 MWatt Rawaminyak, Pekanbaru

Owner: PT. PLN (Persero)

Skema Investasi: Built Operation Ownership (BOO)

Umur Proyek: 7 Tahun

COD: Belum Terlaksana

Proyek Berakhir: Belum COD

1.2. Rumusan Makalah

Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah bagaimana mengevaluasi analisa kelayakan suatu proposal investasi dengan menggunakan aplikasi Digital Dashboard dengan criteria penilaian investasi sebagai berikut :a) Net Present Value bernilai positif

b) IRR > WACC

c) Profitabilitas Index > 1

d) Payback Period < Feasibility Period.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah :

a) Feasibility Period maximum adalah 15 tahun

b) IRR > WACC

c) SAP Bussines Object Dashboard Design 4.0

1.4. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan kemudahan dalam mengevaluasi dan membantu manajemen dalam mendapatkan informasi analisis kelayakan investasi power plant dengan cepat pada Departemen Investasi Power PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.

1.5. Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat member manfaat sebagai berikut :a. Penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan literatur untuk referensi pada penulisan selanjutnya.b. Penulisan ini diharapkan dapat menjadi referensi PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk dalam menganalisa dan menentukan kelayakan proposal investasi powerplant dalam tahap tender ataupun operasional.1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan untuk menganalisis adalah :

a. Studi Pustaka

Suatu pembahasan yang berdasarkan pada buku buku referensi yang bertujuan untuk memperkuat materi pembahasan dan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada.b. Analisa Kebutuhan

Tahap dasar dalam pembuatan digital dashboard adalah membuat script komponen kebutuhan. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisa komponen investasi powerplant yang berpengaruh dalam perhitungan kelayakan investasi dan diapliasikan terlebih dahulu ke dalam Ms. Excel maupun Macros Programming hingga ke proses pembuatan aplikasi sampai dengan selesai.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, pembatasan makalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.BAB II DASAR TEORI

Berisi tentang berbagai landasan teori yang berkaitan dengan teori tentang kelayakan investasi, digital dashboard, informasi pendukung lainya mengenai analisis kelayakan investasi.BAB III PENGOLAHAN DATA

Menampilkan dan menganalisa data-data hasil berdasarkan data yang diperoleh. Data akan ditampilkan dalam bentuk perbandingan sehingga mempermudah untuk menganalisanya.BAB IV MANAJEMEN RESIKO

Menampilkan suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Perlu adanya manajemen risiko guna meminimalisasi hambatan yang berkaitan dengan rencana perusahaan yang menyebabkan target tidak dapat tercapai.BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi yang diambil dari hasil analisis pada bab-bab sebelumnya.DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II DASAR TEORI

2.1Definisi Investasi

Investasi secara umum dapat diartikan sebagai segala bentuk kegiatan menanamkan dana baik oleh perorangan maupun perusahaan untuk memperoleh pendapatan dan peningkatan dari investasi yang telah dilakukan. Farid Harianto dan Siswanto Sudomo (1998, 2) mendefinisikan investasi sebagai berikut:Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh pendapatan dan atau peningkatan nilai investasi.Investasi dapat pula diartikan sebagai penanaman modal suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu, baik bersifat fisik maupun non fisik. Dalam prakteknya jenis investasi dapat dibagi 2 macam, yaitu:1. Investasi nyata (real investment), yang merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed assets) seperti tanah, bangunan, peralatan, atau mesin mesin.2. Investasi financial (financial investment), yang merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham, atau surat berharga lainnya.

2.2. Pemilihan Investasi

Dalam pengertian investasi terkandung dua atribut penting, yaitu adanya resiko dan tenggang waktu. Masalah dalam investasi adalah rencana investasi yang dianalisis merupakan rencana di masa yang akan datang, sehingga tidak ada jaminan bahwa arus kas yang diharapkan akan benar benar terealisir sesuai dengan harapan. Selalu ada unsur ketidakpastian dan resiko yang menyertai suatu investasi. Karena itu dalam rangka meminimalisasi resiko yang mungkin terjadi, sebelum proyek investasi dilaksanakan investor harus berusaha untuk melakukan analisis perhitungan estimasi mengenai kondisi di masa mendatang.Menurut Gitman (2003; 215), secara garis besar terdapat dua macam resiko yang dihadapi oleh perusahaan yaitu:1. Business Risk, yaitu kemungkinan sebuah perusahaan tidak dapat membayar biaya operasionalnya. Tingkat resiko ini dipengaruhi oleh stabilitas pendapatan perusahaan dan struktur biaya operasionalnya.2. Financial Risk, yaitu kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Tingkat resiko ini dipengaruhi oleh perkiraan arus kas yang akan diterima oleh perusahaan dan kewajiban pembiayaan keuangan yang bersifat tetap.Untuk menilai profitabilitas rencana investasi dikenal dua macam metode, yaitu:

a) Metode Konvensional

Dalam metode konvensional dipergunakan dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi, yaitua. Payback Period

b. Accounting Rate of Return

b) Metode Non Konvensional

Dalam metode non - konvensional dikenal tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitua. Net Present Value (NPV),

b. Profitability Index (PI)

c. Internal Rate of Return (IRR).

Dalam penulisan makalah ini akan menggunakan beberapa metode umum dalam menganalisa kelayakan suatu proposal investasi, antara lain :a. Metode Payback Period

Metode payback period merupakan sebuah perhitungan atau penentuan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup initial investment dari suatu proyek dengan menggunakan cash flow yang dihasilkan oleh proyek tersebut dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flow, yang hasilnya merupakan satuan waktu.Suatu usulan investasi akan disetujui apabila payback period lebih cepat atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh perusahaan.a) Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi berbeda jumlahnya setiap tahun:

Payback Period = n + ab x1 TaMuncb

Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant10

Dimana:

n = Tahun terakhir di mana arus kas masih belum bisa menutupi initial investment

a = Jumlah initial investment

b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1

b) Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi sama jumlahnya setiap tahun,

Payback Period = Initial Inrestment x 1 TaMunCasM Flow

Metode payback period merupakan metode penilaian investasi yang sangat sederhana perhitungannya, karena merefleksikan tingkat likuiditas (kecepatan dalam menutup kembali modal yang diinvestasikan), dan dengan demikian memberikan gambaran tentang resiko untuk dapat segera menutup kembali investasi dengan cash flow yang dihasilkan oleh investasi tersebut.

b. Metode Net Present Value (NPV)

Net Present Value sebuah proposal investasi merupakan selisih antara arus kas masuk (cash inflow) uang, didiskontokan pada tingkat pengembalian minimum (cost of capital/ discount rate/ required return/ opportunity cost), dikurangi dengan nilai investasi, sehingga didapatkan perhitungan mengenai nilai bersih investasi dengan menggunakan nilai uang pada saat sekarang. Metode ini

didasarkan pada pemikiran bahwa nilai dari asset adalah nilai sekarang dari perkiraan arus kas yang akan dihasilkan oleh asset tersebut pada masa yang akan datang. Net Present Value dapat diekspresikan sebagai berikut:

CFtNPV = n CF0t=1 (1+k)t

Dimana:CFt = (Cash Flow) arus kas tahunan setelah pajak pada periode t (nilainya bisa positif maupun negatif)

k=Tingkat diskonto yang tepat, yaitu tingkat pengembalian yang diisyaratkan atau biaya modalCFO =Pengeluaran kas awal untuk investasi proyekn=Usia proyek yang diharapkan

Kriteria dari Net Present Value sebuah proyek adalah,

Jika NPV proyek bertanda positif atau lebih besar dari nol maka proyek feasible untuk dilaksanakan, sedangkan apabila ada nilai negatif muncul dalam penerimaan proyek, maka proyek tidak feasible untuk dilaksanakan. Jika nilai bersih sekarang dari proyek sama dengan nol, maka proyek memberikan pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian yang diisyaratkan.Sebelum kriteria NPV bisa dipakai, penambahan biaya dan keuntungan harus diperkirakan terlebih dahulu, termasuk pengeluaran awal, arus kas masuk yang berbeda selama usia proyek, serta arus keluar.

Keuntungan dalam penggunaan metode NPV adalah sebagai berikut :

1) Memperhitungkan nilai waktu dari uang

2) Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek

3) Memperhitungkan nilai sisa proyek

Kelemahan dalam penggunaan metode NPV adalah sebagai berikut :

1) Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama usia ekonomis proyek2) Jika proyek memiliki nilai investasi inisial yang berbeda, maka NPV yang lebih besar belum menjamin sebagai proyek yang lebih baik.3) Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis proyek.

c. Weight Average Cost of Capital (WACC)

Biaya modal adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi. Karena sifatnya sebagai biaya, maka biaya modal juga diartikan sebagai batas minimum tingkat hasil yang harus dicapai perusahaan (minimum required rate of return) agar perusahaan tidak dinyatakan merugi.Perhitungan biaya modal secara keseluruhan (overall cost of capital) bertujuan utamanya untuk menentukan biaya modal dalam hal penganggaran modal (capital budgeting). Konsep ini mengarah pada Weighted Average Cost of Capital (WACC), yaitu batas untuk mengevaluasi apakah proyek-proyek memiliki tingkat pengembalian yang lebih baik. Dari namanya, WACC merupakan biaya

modal tertimbang dari berbagai sumber modal sesuai dengan komposisi masing- masing.

Dengan demikian, rumus dari WACC adalah :

WACC = (Kdt x Wd) + (Ke x We)

Dimana :

WACC: Weighted Average Cost of Capital

Kdt: Cost of Debt

Wd: Komposisi Hutang

Ke: Cost of Equity

We: Komposisi Modal

Singkatnya, perhitungan WACC sangat terkait dengan pertimbangan bagaimana suatu proyek didanai, atau dengan kata lain, dari sumber pendanaan atau keuangan apa sajakah modal itu berasal.Cost of Debt (kdt)

Dalam periode awal atau tahap perencanaan, tipe dan jumlah hutang jangka panjang (debt) yang akan digunakan untuk mendanai proyek dalam capital budgeting harus diketahui dengan tepat. Tipe hutang akan sangat ditentukan oleh asset yang akan didanai serta kondisi pasar modal dalam satu periode.

Biaya hutang setelah pajak (kd) dihitung dengan formula ki(1-t) untuk mencerminkan tingkat bunga atas hutang dikurangi dengan penghematan pajak yang timbul karena pembayaran bunga (pembayaran bunga bersifat mengurangi pajak) atau dengan kata lain biaya bunga obligasi didasarkan pada prinsip after tax basis.Cost of Equity (ke)

Cost of Equity merupakan suatu rate tertentu yang harus dicapai perusahaan agar dapat memenuhi imbalan yang diharapkan (expected return) oleh pemegang saham biasa (common stockholder) atas dana yang ditanamkan sesuai dengan resiko yang akan diterima.

d. Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Brealy, Myers, Marcus (2001), Internal rate of return diartikan sebagai berikut:discount rate at which project NPV = 0

Seperti pada metode NPV, metode IRR juga menggunakan konsep nilai sekarang (present value). Prosedur yang digunakan adalah dengan cara mencari tingkat diskonto yang menghasilkan nilai sekarang dari arus kas bersih selama usia proyek, sama dengan nilai sekarang dari pengeluaran kas yang diperlukan untuk membiayai suatu proyek.Penentuan tingkat diskonto ini dapat ditemukan dengan cara mencarinya secara trial and error atau jika ingin lebih cepat dengan menggunakan perhitungan Microsoft Excel. Tingkat diskonto inilah yang dinamakan Internal

Rate of Return (IRR). IRR ini merupakan tingkat pengembalian (rate of return) yang sebenarnya dari suatu proyek. Jadi jika kembali melihat konsep NPV, maka jika menggunakan discount factor sebesar IRR, akan menghasilkan nilai bersih yang nilainya sama dengan nol.Metode ini jika diformulasikan secara sistematis akan menghasilkan rumus sebagai berikut :

ACFtIO = nt=1 (1+IRR)tDimana :

ACFt = Arus kas tahunan sesudah pajak pada akhir ke t

IO= Pengeluaran awal untuk investasi

n= Lamanya proyek yang dinyatakan dalam tahun IRR= Internal Rate of Return Proyek

e. Metode Profitability Index

Profitability Index atau Benefit & Cost Ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi. Bila metode NPV menunjukkan besarnya keuntungan atau excess return dalam satuan uang, PI menunjukkan besarnya keuntungan dalam bentuk presentase.Profitability Index dapat dirumuskan sebagai berikut :

ACFtn t=1(1+k)IOPI =Dimana :

ACFt=Arus kas tahunan sesudah pajak pada akhir ke t

IO=Present Value pengeluaran awal untuk investasi

N=Lamanya proyek yang dinyatakan dalam tahun

K=Tingkat Diskonto (rate of discount) yaitu tingkat pengembalian

minimum yang diinginkan dalam suatu investasi baru.

2.3Digital Dasboard

Digital Dashboard adalah tool business management yang digunakan untuk memvisualisasikan performance dari business enterprise dengan menggunakan indicator. Fungsi digital dashboard ini adalah menampilkan grafis yang dapat memantau perubahan-perubahan di dalam bisnis dan dapat memberi peringatan serta perhatian bila terjadi kenaikan atau penurunan sebagai kunci yang dapat mempengaruhi bisnis.Digital Dashboard dapat juga digunakan untuk menampilkan analisa, menunjukkan tren yang diperkirakan (forecast), data saat ini (curent) dan data yang lalu (history). Seperti sebuah What-If scenario.Terdapat beberapa aplikasi dashboard yang termasuk dalam kategori

dashboard zone, antara lain :

a. Dundas

b. SAP

c. Qlikview

d. IBM Prognos

Dalam penulisan makalah ini menjelaskan bahwa aplikasi yang akan digunakan untuk menerapkan analisa kelayakan investasi adalah SAP Bussines Object Dashboard Design 4.0.SAP Business Objects Dashboard Design 4.0 adalah penamaan terbaru dari versi sebelumnya yaitu Xcelsius 2008, adalah stand-alone aplikasi dari SAP, dirancang untuk membuat interaktif dashboard yang akan membantu top level management dalam menganalisa data dan juga menentukan keputusan dalam sebuah perusahaan.SAP Business Objects Dashboard Design 4.0 membantu dalam membuat dashboard dan bisnis model visual dari berbagai source data seperti Microsoft Excel spreadsheet, flatfile data dan database perusahaan. Output dashboard interaktif kemudian dapat didistribusikan di PowerPoint, Word, Outlook email, PDF, atau web (sebagai file flash SWF).Sistem Operasi yang diperlukan dalam menginstall software tersebut adalah sebagai berikut :1. Microsoft Windows seperti Windows XP, Windows Vista, Windows 7

2. Prerequisite Hardware minimum Pentium IV

3. Memory 1 GB dengan space harddisk sekitar 2 GB

4. Flash Player dan ActiveX Flash Player

5. Adobe Reader version 10.0

6. Microsoft Office (Ms. Excel 2007)

SAP Business Objects Dashboard Design 4.0 yang menunjukkan komponen-komponen yang tersedia yang dapat ditambahkan ke design model, antara lain:a. Browser dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Category View

2. Tree View

3. List View

b. Komponen Panel Properties

c. Object Browser

BAB III ANALISA & PEMBAHASAN

3.1. Metode Kerja

Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant20

3.2. Pembahasan

Investasi jangka panjang dan kebutuhan dana yang relatif besar telah mendorong perusahaan untuk menganalisa dan mempertimbangkan resiko investasi dengan lebih berhati hati, karena perkembangan perusahaan di masa yang akan datang ditentukan oleh kemampuannya dalam mengantisipasi dan mengelola hasil dan resiko dari proyek investasinya.Dalam mengevaluasi kelayakan investasi power plant terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi metode penilaian kelayakan investasi, antara lain,1. Laba Rugi

Faktor yang mempengaruhi maksimalnya laba perusahaan adalah penetapan harga yang tepat dan sesuai dengan estimasi net operating expense, interest rate dan penalty yang dapat dievaluasi dengan tepat. Tingginya Net Operating Expense mempengaruhi penurunankinerja EBIT dan tingginya tingkat suku bunga mempengaruhi penurunan kinerja EBT dan EAT.2. Cash Flow

Aspek yang berhubungan dengan cash flow pada analisa kelayakan investasi power plant adalah net income, interest rate dan cicilan pokok pinjaman serta biaya operasional perusahaan. Jika net operating expense, penalty dan interest rate tinggi dan pergerakan kinerja net income turun ataupun flat, maka kemungkinan posisi keuangan perusahaan mengalami deficit atau dapat mengurangi nilai surplus cash flow yang direncanakan pada tahun tersebut maupun secara total keseluruhan

3. Payback Period

Faktor yang mempengaruhi kinerja payback period maksimal adalah net cash flow yang tinggi dengan analisas umur proyek yang telah sesuai dan tingkat suku bunga yang rendah. Akumulasi net cash flow mampu memberikan gambaran jangka waktu pengembalian investasi.Berikut adalah keunggulan metode payback period adalah sebagai berikut:

1) Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana.

2) Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi.

3) Sebagai alat pertimbangan risiko karena semakin pendek payback maka semakin rendah risiko kerugian.Tetapi di lain pihak metode ini mempunyai kelemahan, yaitu:

1) Tidak memperhatikan nilai waktu uang.

2) Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period

suatu rencana investasi tercapai.

3) Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi.

4. IRR

Sebelum menentukan nilai IRR terlebih dahulu menentukan nilai WACC yang diperoleh dari hasil Cost of Debt dengan Cost of Equity. Tingginya tingkat suku bunga mempengaruhi penurunan nilai IRR sedangkan nilai WACC mengalami kenaikan. Komponen yang mempengaruhi pergerakan nilai IRR adalah sebagai berikut :

a) Interest Rate

Jika interest rate tinggi berdampak pada nilai IRR menjadi rendah atau turun dari perencanaan yang telah ditetapkan dan berbanding terbalik dengan nilai WACC akan menjadi naik ataupun mengalami peningkatan nilai dari perencanaan sebelumnya. Hal ini dapat berdampak pada keputusan investasi yang telah diambil atau yang akan diambil.b) Earning After Tax

Jika Earning After Tax mengalami kenaikan pada setiap tahun atau tidak mengalami penurunan yang cukup signifikan akan mempengaruhi nilai IRR menjadi naik atau berdampak pada nilai dimana IRR > WACC.c) Salvage Value

Dalam penetapan nilai sisa dapat diestimasi berdasarkan batas umur ekonomi mesin dengan feasibility period. Penetapan salvaga value memiliki kontribusi pada saat menetapkan net cash flow di akhir umur proyek investasi. Besarnya nilai salvage value mempengaruhi nilai IRR baik secara evaluasi maupun secara perencanaan.d) Komponen A, B dan D

Komponen A: EPC Cost

Komponen B: Fixed Cost

Komponen C: Variable Cost

5. Profitabilitas Index

Keputusan mengenai menerima atau tidak usulan yang berkenaan dengan profitability index adalah jika PI lebih besar dari 1, maka usulan diterima dan jika PI lebih kecil dari 1, maka usulan ditolak. Apabila PI sama dengan 1 maka proyek tersebut berada dalam keadaan mengambang, antara diterima atau ditolak.Kelemahan dari PI sama halnya dengan NPV, jika discount factor berubah maka hasil investasi akan berubah dan metode ini harus didahului dengan metode NPV, sehingga pemakainya memerlukan perhitungan ganda.Kelebihan dari PI adalah :

1) Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau arus kas

2) Mempertimbangkan seluruh arus kas selama usia ekonomis proyek

3) Memperhitungkan nilai sisa proyek

4) Menyajikan data surplus/ defisit arus kas terhadap nilai investasi inisial. Jika hasil bagi antara NPV dengan IO positif, maka nilai surplus dan sebaliknya.

BAB IV MANAJEMEN RISIKO

4.1. Definisi Risiko

Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu hal yang tidak kita inginkan pada waktu yang akan datang, sebagai akibat dari keputusan yang kita ambi.Pengertian dasar risiko adalah ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya, dengan kata lain risiko dapat diartikan sebagai ketidakpastian yang bisa dikuantitatifkan yang dapat menyebabkan kerugian atau kehilangan. (Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, Bramantyo, 2004).Risiko adalah probabilitas terjadinya peristiwa yang membawa akibat yang tidak dikehendaki atas hal yang ingin dicapai PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. Yang telah dirumuskan dalam tujuan, strategi, sasaran dan atau rencana hasil kegiatan, (Prosedur Sistem Manajemen Risiko, 4 Mei 2010 no. 3.1, PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk)

4.2. Toleransi Risiko

Toleransi resiko yaitu berkaitan dengan kemampuan, kreativitas dalam menyelesaikan besar kecilnya suatu resiko yang diambil untuk mendapatkan penghasilan yang diharapkan. Toleransi akan resiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar seseorang pada kemampuan diri

sendiri, semakin besar pula keyakinannya terhadap kesanggupanya mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusanya dan semakin besar keyakinannya untuk mencoba apa yang dilihat orang lain beresiko (Manajemen Risiko, Imam Ghozali, 2007).Toleransi risiko (Risk level) adalah batas tingkat risiko yang berdasarkan kebijakan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. dibolehkan untuk diterima sebagaimana adanya (tidak harus diturunkan menjadi lebih rendah lagi), (Prosedur Sistem manajemen Risiko, 4 Mei 2010 no. 3.2, PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk).

4.3. Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian serta tuntutan hukum), (Manajemen Risiko, Ronny Kontur, 2006).Manajemen Risiko adalah proses manajemen, pengorganisasian, dan budaya di PT. Wijaya Karya (persero) Tbk. yang diarahkan terhadap analisis risiko dan tanggapan serta perlakuan atas risiko. Manajemen risiko akan berdampak terhadap daya saing, kemampuan dan laba perusahaan, (Prosedur Sistem manajemen Risiko, 4 Mei 2010 no. 3.2, PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk).

Berdasarkan Prosedur Sistem Manajemen Risiko Revisi 1 PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk menjelaskan bahwa akibat yang ditimbulkan bila suatu risiko terjadi dibagi ke dalam 5 (lima) rating berikut (rating yang diurutkan mulai dari yang tertinggi):1. Malapetaka

2. Sangat Berat

3. Berat

4. Agak Berat

5. Tidak Berat

Probabilitas terjadinya suatu risiko yang dapat menimbulkan akibat yang diuraikan di atas dibagi ke dalam 5 rating berikut :1. Sangat Besar

2. Besar

3. Sedang

4. Kecil

5. Sangat Kecil

Kriteria rating akibat negative yang berhubungan dengan biaya melampaui anggaran adalah sebagai berikut :1. Tidak Berat< 1%

2. Agak Berat1% x 2%

3. Berat2% x 5%

4. Sangat Berat5% x 10%

5. Malapetaka 10%

a) Risiko sebelum mitigasi adalah prediksi biaya yang timbul bila risiko terjadi dibandingkan denga anggaran biaya untuk item yang ditinjau.b) Risiko setelah mitigasi adalah biaya yang timbul untuk mitigasi ditambah sisa risiko yang timbul dibandingkan denga anggaran biaya untuk item yang ditinjau.Kriteria Rating Probabilitas

a) Kuantitatif

1) Sangat Kecil: sd. 20 %

2) Kecil: > 20% sd 40%

3) Sedang: > 40% sd 60%

4) Besar: > 60% sd 80%

5) Sangat Besar: > 80%

b) Kualitatif

1) Sangat Kecil: Cenderung dipastikan akan sangat tidak mungkin terjadi

2) Kecil: Kemungkinan kecil dapat terjadi

3) Sedang: Sama kemungkinannya antara terjadi atau tidak terjadi

4) Besar: Kemungkinan besar dapat terjadi

5) Sangat Besar: Cenderung dipastikan akan sangat mungkin terjadi

4.4. Analisis Risiko

Analisis probabilitas terjadinya risiko yang dapat ditimbulkan dari analisa kelayakan investasi power plant, adalah sebagai berikut :

1.Risiko: Jika interest rate tinggi

Probabilitas Rating ProbabilitasAkibat: 70%

: Besar

:

Apabila terjadi kenaikan interest rate pada tahun tertentu maka akan berpengaruh pada :a. Menurunnya Earning Before Tax, Earning After Tax, Net Cash Flow dan dapat berpengaruh pada evaluasi rencana dan realisasi pada saat tahun berjalan.b. Mengurangi surplus Cash Flow pada tahun tersebut maupun secara total keseluruhan dan terdapat perbedaan nilai yang cukup besar antara rencana dan realisasi pada saat tahun berjalan.c. Meningkatnya Cost of Debt yang menyebabkan kenaikan pada nilai

WACC dan penurunan pada nilai IRR

d. Menurunnya nilai NPV dan dapat menyebabkan NPV bernilai negative

e. Menurunya nilai Profitabilitas Index dan dapat menyebabkan nilai

Profitabilitas Index < 1

f. Payback period menjadi lebih lama walaupun tidak terjadi perubahan yang cukup signifikan.

2. Risiko:

Jika pendapatan dalam bentuk mata uang IDR sedangkan kredit investasi dengan menggunakan mata uang asing dan apabila terjadi selisih kurs dapat menaikkan biaya dan mengurangi pendapatan.Probabilitas: 20%

Rating Probabilitas: Kecil

Akibat:

Jika terjadi kenaikan kurs pada periode tahun berjalan akan menyebabkan beberapa perubahan, antara lain :a. Jumlah angsuran kredit investasi mengalami kenaikan

b. Penurunan nilai dari Earning Before Tax, Earning After Tax dan dapat berpengaruh pada evaluasi rencana terhadap realisasi pada saat tahun berjalan.c. Penurunan pada nilai surplus Cash Flow pada tahun berjalan dan terdapat perbedaan nilai yang cukup besar antara rencana dan realisasi pada saat tahun berjalan.4.5. Mitigasi Risiko

Setelah diperoleh indeks dan usulan kriteria, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah control atau mitigasi terhadap risiko tersebut. Mitigasi merupakan tindakan untuk menghilangkan potensi bahaya atau mengurangi probabilitas atau tingkat risiko. Sesuai dengan analisa risiko tersebut di atas selanjutnya disusun beberapa strategi yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi probabilitas/ tingkat risiko yang mungkin muncul.

Penerapan SAP Business Object Dashboard Design 4.0 Pada Analisis Kelayakan Investasi Power Plant30

1.Risiko: Jika interest rate tinggi

Probabilitas: 70%

Tindakan Mitigasi:

a. Mencari bank dengan interest rate selama masa investasi tetap.b. Melakukan pencadangan biaya kenaikan interest rate dengan penambahan asumsi interest rate dengan 4 kategori yaitu :

cara

a) Asumsi 1 : Tahun 1 3

b) Asumsi 2 : Tahun 4 6

c) Asumsi 3 : Tahun 7 10

d) Asumsi 4 : Tahun 11 15

Dengan adanya penambahan asumsi tersebut diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam mengevaluasi dan merencanakan kelayakan proyek investasi apabila kemungkinan terjadi tingkat suku bunga yang tinggi pada masa periode investasi berjalan dengan kajian dasar mengacu pada NPV > 0, IRR > WACC, PI > 1, PP < PP yang diharapkan perusahaan.

Hasil Setelah Mitigasi : 1.5 % (Agak Berat)

2. Risiko

Jika pendapatan dalam bentuk mata uang IDR sedangkan kredit investasi dengan menggunakan mata uang asing dan apabila terjadi selisih kurs dapat menaikkan biaya dan mengurangi pendapatan.

Probabilitas: 20%

Rating Probabilitas: Kecil

Tindakan Mitigasi:

Jika ada perencanaan perusahaan untuk melakukan kredit investasi dengan menggunakan mata uang asing, sedangkan pendapatan yangn diterima menggunakan mata uang dalam negeri (IDR) maka fluktuasi kurs sangat berpengaruh dalam cash flow perusahaan. Jika terjadi kerugian selisih kurs maka akan mengakibatkan kenaikan jumlah biaya yang berpengaruh pada penurunan pendapatan. Dengan mengikutsertakan fluktuasi kurs dalam mengevaluasi dan menganalisa kelayakan proyek investasi, perusahaan dapat mengestimasi dan meminimalkan kerugian selisih kurs yang dapat mempengaruhi kinerja laba perusahaan.Hasil Setelah Mitigasi : 0.2 % (Tidak Berat)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah SAP Bussines Object Dashboard Design 4.0 mampu memberikan kemudahan dalam menganalisa kelayakan investasi power plant, mampu dengan cepat memberikan informasi mengenai layak atau tidak nya suatu proyek investasi, tidak mengeluarkan biaya yang tinggi untuk memiliki full version software tersebut dan memang sangat bermanfaat apabila digunakan dalam tahap tender atau pun sebegai informasi bagi manajemen.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya dan informasi mengenai aplikasi dashboard, terdapat beberapa saran yang menjadi acuan penting dalam pengembangan analisa kelayakan investasi ke arah informasi yang lebih akurat. Adapun yang menjadi kendala dari penulis dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :1. Dalam proses pembuatan digital dashboard, penulis menggunakan software SAP Business Objects Dashboard Design 4.0 versi trial dan informasi mengenai perbedaan antara trial dengan full product tidak dapat diketahui.2. Penggunaan trial software sangat berpengaruh dalam penyusunan digital dashboard dikarenakan terdapatnya batasan dalam row Ms. Excel sehingga

perhitungan bunga anuitas tidak dapat dilakukan perincian cicilan pokok dan bunga per bulan, namun jumlah secara total sama.3. Perhitungan IRR menggunakan metode polarisasi sehingga NPV = 0 tidak tercapai maksimal, terdapat deviasi maksimal 3%.Berdasarkan kendala yang dihadapi penulis dalam penyusunan makalah ini, maka saran dari penulis bagi penulisan ataupun pengembangan berikutnya, dashboard yang digunakan tidak dengan menggunakan trial version dan untuk feasibility periodnya dapat dikembangkan sampai dengan 25 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Djohanputro, Bramantyo, 2011. Penilaian Investasi, Sekolah Tinggi Manajemen PPM, JakartaHarianto, Farid dan Siswanto Sudomo, 1998, Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta,Husein, Umar, 2005, Studi Kelayakan Bisnis: Edisi Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, JakartaKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2011, Peluang Investasi Sektor ESDM, JakartaPT. Wijaya Karya (Persero) Tbk, Prosedur Sistem Manajemen Risiko, 2010, JakartaPT. Wijaya Karya (Persero) Tbk, Board Manual Investasi

Widyastuti, Arie, 2006, Analisis Kelayakan Proyek Pembangkit Listrik Energi Panas Bumi Dengan Menggunakan Capital Budgetting Technique, Univ. Padjajaran, BandungWindarto, Joko, 2012, Analisa Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro, Univ. Diponegoro, Semarang https://www54.sap.com/solution/sme/software/analytics/crystal-dashboard- design/index.html