Makalah Posyandu

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah salah satu pusat kegiatan masyarakat, dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan serta pelayanan profesional oleh petugas sektor, serta non-profesional (oleh kader) dan diselenggarakan atas usaha masyarakat sendiri. Posyandu merupakan suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas, di mana pelaksanaannya dilakukan di setiap kelurahan atau RW. Kegiatannya berupa KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB (Keluarga Berencana), P2M (Imunisasi dan Penanggulangan Diare), dan gizi (penimbangan balita). Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur, dan balita. Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat 1

description

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Transcript of Makalah Posyandu

Page 1: Makalah Posyandu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Posyandu (Pos Pelayanan

Terpadu) adalah salah satu pusat kegiatan masyarakat, dimana masyarakat dapat

sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan serta pelayanan profesional

oleh petugas sektor, serta non-profesional (oleh kader) dan diselenggarakan atas

usaha masyarakat sendiri.

Posyandu merupakan suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas, di mana pelaksanaannya

dilakukan di setiap kelurahan atau RW. Kegiatannya berupa KIA (Kesehatan Ibu

dan Anak), KB (Keluarga Berencana), P2M (Imunisasi dan Penanggulangan

Diare), dan gizi (penimbangan balita). Sasarannya adalah ibu hamil, ibu

menyusui, wanita usia subur, dan balita. Pelayanan yang diberikan di posyandu

bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan

bagi masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah

pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).

Posyandu memiliki ruang lingkup yang luas dan bervariasi. Di samping

itu, juga terdapat kriteria posyandu yang mempunyai tujuan dan fungsi masing-

masing. Usaha untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bukan hanya dilakukan

oleh pihak kesehatan saja, tetapi dibutuhkan campur tangan dari instansi terkait,

seperti Dinas Kesehatan dan Puskesmas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa definisi dari posyandu?

2. Apa tujuan dari posyandu?

1

Page 2: Makalah Posyandu

3. Apa manfaat dari posyandu?

4. Apa jenis-jenis dari posyandu?

5. Apa sasaran dari posyandu?

6. Apa kegiatan-kegiatan dalam posyandu?

7. Apa dasar pelaksanaan dari posyandu?

8. Bagaimana kriteria posyandu?

9. Bagaimana keterkaitan posyandu dengan kesehatan keluarga, ibu dan

anak?

10. Bagaimana peranan instansi dengan program posyandu?

11. Bagaimana sistem kerja posyandu?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah:

1. Untuk menjelaskan definisi dari posyandu.

2. Untuk menjelaskan tujuan dari posyandu.

3. Untuk menjelaskan manfaat dari posyandu.

4. Untuk menjelaskan jenis-jenis posyandu.

5. Untuk menjelaskan sasaran posyandu

6. Untuk menjelaskan kegiatan dalam posyandu

7. Untuk menjelaskan dasar pelaksanaan dari posyandu.

8. Untuk menjelaskan kriteria posyandu.

9. Untuk menjelaskan keterkaitan posyandu dengan kesehatan keluarga, ibu

dan anak.

10. Untuk menjelaskan peranan instansi dengan program posyandu.

11. Untuk menjelaskan sistem kerja posyandu.

2

Page 3: Makalah Posyandu

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Posyandu

Pengertian posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu

program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan

terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai

program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).

Menurut Effendy (1998), Posyandu merupakan forum komunikasi, alih teknologi

dan pelayanan kesehatan masyarakat, dari oleh dan untuk masyarakat yang

mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola

dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan tehnis dari

petugas kesehatan dalam rangka pencapaian norma keluarga kecil bahagia

sejahtera.

2.2 Tujuan Posyandu

Tujuan dari posyandu adalah sebagai berikut:

1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (Ibu

hamil, melahirkan dan nifas).

2. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan

Sejahtera).

3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB beserta kegiatan lainnya

yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,

Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga

Sejahtera. (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

Tujuan pokok dari Posyandu menurut Effendy (1998), antara lain untuk :

1. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan untuk menurunkan angka

kematian ibu dan anak.

3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera.

3

Page 4: Makalah Posyandu

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan kegiatan–kegiatan lain yang menunjang

peningkatan kemampuan hidup sehat, pendekatan dan pemerataan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan

cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan geografi.

5. Meningkatkan dan pembinaaan peran serta masyarakat dalam rangka

alih tehnologi untuk swakelola usaha–usaha kesehatan masyarakat.

2.3 Manfaat Posyandu

Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi,

gizi, dan penanggulangan diare.

1) Kesehatan Ibu dan Anak

Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, pemeriksaan

kehamilan dan nifas, pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian

vitamin dan pil penambah darah, dan imunisasi TT untuk ibu hamil.

Pemberian Vitamin A: Pemberian vitamin A dosis tinggi pada

bulan Februari dan Agustus (Bagian Kependudukan dan Biostatistik

FKM USU:2007). Akibat dari kurangnya vitamin A adalah

menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. (Dinas

Kesehatan RI. 2006: 95)

Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di

posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara

rutin di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi

sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari

penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut

dapat diketahui status pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI. 2006:

54), apabila penyelenggaraan posyandu baik maka upaya untuk

pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.

KMS (Kartu Menuju Sehat) adalah kartu untuk mencatat dan

memantau pekembangan balita dengan melihat garis pertumbuhan

berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat diketahui

status pertumbuhan anaknya.

4

Page 5: Makalah Posyandu

Kriteria Berat Badan balita di KMS:

a) Berat badan naik : berat badan bertambah mengikuti salah

satu pita warna, berat badan bertamabah ke pita warna

diatasnya.

b) Berat badan tidak naik : berat badannya berkurang atau turun,

berat badan tetap, berat badan bertambah atau naik tapi

pindah ke pita warna di bawahnya.

c) Berat badan dibawah garis merah : merupakan awal tanda

balita gizi buruk. Pemberian makanan tambahan atau PMT,

PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke

posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 104)

2) Keluarga Berencana

Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom,

pil KB, dan suntik KB.

3) Imunisasi

Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam

imunisasi yang diberikan di posyandu adalah:

a) BCG untuk mencegah penyakit TBC.

b) DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.

c) Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.

d) Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).

4) Peningkatan Gizi

Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita,

sangat tepat untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo.

2003: 205). Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan

oleh kader berupa pemberian penyuluhan tentang ASI, status gizi

balita, MP-ASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang

anak, diare pada balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 24).

5) Penanggulangan diare

Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006:

127), melakukan rujukan pada penderita diare yang menunjukan tanda

bahaya di Puskesmas. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 129),

5

Page 6: Makalah Posyandu

memberikan penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu.

(Departemen Kesehatan RI. 2006: 132)

Selain itu, dalam Buku Saku Posyandu (Pusat Promosi

Kesehatan:2012) menyebutkan bahwa manfaat posyandu adalah sebagai berikut:

1) Bagi Masyarakat

a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan

pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.

b. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita

gizi kurang atau gizi buruk.

c. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.

d. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

e. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh

tablet tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

f. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah

(Fe).

g. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentangkesehatan ibu

dan anak.

h. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu

nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujukke

puskesmas.

i. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan

ibu, bayi, dan anak balita.

2) Bagi Kader

a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan

lebih lengkap.

b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh

kembang anak balita dan kesehatan ibu.

c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang

terpercaya dalam bidang kesehatan.

d. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak

dan kesehatan ibu. (Pusat Promosi Kesehatan:.2012)

6

Page 7: Makalah Posyandu

2.4 Jenis-Jenis Posyandu

1. Posyandu pratama (warna merah)

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum

mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya

terbatas. Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah

pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan

dilakukan pelatihan dasar lagi.

2. Posyandu madya (warna kuning)

Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau

lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan

Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian

posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Intervensi untuk

posyandu madya ada 2 yaitu :

a. Pelatihan Tokoh Masyarakat dengan modul eskalasi posyandu yang

sekarang sudah dilengkapi dengan metoda simulasi.

b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD (Pembangunan Kesehatan

Masyarakat Desa) berupa SMD (Survei Mawas Diri) dan MMD

(Musyawarah Masyarakat Desa) untuk menentukan masalah dan

mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program

tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

3. Posyandu purnama (warna hijau)

Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang

frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5

orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan

Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin

sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu di

tingkat ini adalah :

a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan

masyarakat menetukan sendiri pengembangan program di

posyandu

b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana

7

Page 8: Makalah Posyandu

Sehat yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau

lebih.

4. Posyandu mandiri (warna biru)

Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara

teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan

Dana Sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. Intervensinya adalah

pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut

menggunakan prinsip JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat).

2.5 Sasaran Posyandu

Sasaran posyandu antara lain seluruh masyarakat, terutama :

1. Bayi

2. Anak balita

3. Ibu hamil , ibu nifas dan ibu menyusui

4. Pasangan Usia Subur (PUS) (Depkes RI, 2006:13)

Balita merupakan kelompok umur rawan gizi. Kelompok ini merupakan

kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP) dan jumlahnya dalam

populasi besar. Beberapa kondisi yang menyebabkan anak balita rawan gizi dan

rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :

a. Anak balita berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan

orang dewasa.

b. Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibunya sudah

bekerja penuh sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

c. Anak balita sudah main di tanah dan sudah dapat amin di luar

rumahnya sendiri sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang

kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan

berbagai macam penyakit.

d. Dengan adanya posyandu yang sasaran utmanya adalah anak balita

adalah sangat tepat untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak balita

(Soekidjo Notoatmodjo, 2003:15).

8

Page 9: Makalah Posyandu

2.6 Kegiatan Posyandu

Tujuh kegiatan Posyandu (sapta krida posyandu) meliputi:

1. Kesehatan ibu anak,

2. Keluarga berencana,

3. Imunisasi,

4. Peningkatan gizi,

5. Penanggulangan diare,

6. Sanitasi dasar,

7. Penyediaan obat esensial;

Sedangkan jenis pelayanan yang diberikan antara lain :

1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita,

2. Penimbangan bulanan,

3. Pemberian makanan tambahan,

4. Imunisasai bagi bayi 0-11 bulan,

5. Pemberian oralit untuk penanggulangan diare,

6. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama;

Beberapa kegiatan pada pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan

pasangan usia subur antara lain :

1. Pemeriksaan kesehatan umum

2. Pemeriksaan kehamilan dan nifas

3. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah

darah

4. Imunisasi tetanus toxoid untuk ibu hamil

5. Penyuluhan kesehatan dan keluarga berencana

6. Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare

7. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

8. Pertolongan pertama pada kecelakaan

Prinsip dasar pelayanan Posyandu antara lain :

1. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat

perpaduan antara pelayanan profesional

2. Adanya kerjasama lintas program yang baik kesehatan ibu dan anak,

keluarga berencana, gizi, imunisasai, penanggulangan diare maupun lintas

9

Page 10: Makalah Posyandu

sektoral seperti: departemen kesehatan, bantuan desa dan badan koordinasi

keluarga berencana nasional

3. Kelembagaan masyarakat pos desa, kelompok timbang/pos timbang, pos

imunisasai, pos kesehatan

4. Mempunyai sasaran penduduk yang sama bayi umur 0-1 tahun, anak balita

umur 1-4 tahun, ibu hamil, pasangan usia subur

5. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan pembangunan

kesehatan masyarakat desa dan primary health care .

Sistem 5 Meja Posyandu

Pelaksanaan posyandu terdiri dari 5 program utama yaitu KIA, KB,Imunisasi,

Gizi, dan Penanggulangan Diare, yang dilakukan dengan sistem 5 meja antara

lain:

1. Meja I: Pendaftaran

Menuliskan nama balita pada KMS (Kartu Menuju Sehat) dan secarik

kertas yang diselipkan pada KMS dan mendaftarkan nama ibu Hamil di

formulir Ibu Hamil

2. Meja II: Penimbangan

Menimbang Bayi/Balita dan mencatat hasil penimbangan pada secarik

kertas yang akan dipindahkan pada KMS

3. Meja III: Pengisian KMS

Memindahkan catatan hasil penimbangan Bayi/Balita dari secarik kertas

kedalam KMS

4. Meja IV: Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

Memberikan penyuluhan kepada setiap Ibu yang mengacu pada data KMS

yang menjadi hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami objek

posyandu (sasaran) dan memberikan rujukan ke Puskesmas apabila

diperlukan serta memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar misalnya

pil penambah darah, vitamin A, oralit,dan sebagainya

5. Meja V: Pelayanan Sektor (KB.Kes)

Pelayanan yang diberikan antara lain pelayanan imunisasi,pelayanan KB,

pengobatan dan pemberian pil penambah darah (pil besi), vitamin A, dan

obat-obat lainnya.

10

Page 11: Makalah Posyandu

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader PKK, sedangkan

pada Meja V dilaksanakan oleh Paramedis seperti Juru Imunisasi (Jurim),

Bidan Desa (Bindes), Perawat, dan Petugas KB.

2.7 Dasar Pelaksanaan Posyandu

Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing

No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang

penyelenggaraan Posyandu yaitu :

1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan

Posyandu dalam lingkup LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa)

dan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga).

2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi

Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-

program pembangunan masyarakat desa

3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan

peranan kader pembangunan.

4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-

masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes

dan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional).

5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66, dana sehat sebagai cara

penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara

paripurna. (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU: 2004)

2.8 Kriteria Posyandu

1. Kriteria pembentukan Posyandu.

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan

Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat

lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.

2. Kriteria kader Posyandu:

1) Dapat membaca dan menulis.

2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.

3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.

11

Page 12: Makalah Posyandu

4) Mempunyai waktu yang cukup.

5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.

6) Berpenampilan ramah dan simpatik.

7) Diterima masyarakat setempat. (Bagian Kependudukan dan Biostatistik

FKM USU:2004)

2.9 Keterkaitan Posyandu dengan Kesehatan Keluarga, Ibu dan Anak

Dalam pelaksanaannya, pelayanan posyandu memiliki lima program

prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),

imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare (Ambarwati, 2009). Kegiatan

posyandu penting untuk bayi dan balita, karena tidak terbatas hanya pemberian

imunisasi saja, tetapi juga memonitor tumbuh kembang bayi dan balita melalui

kegiatan penimbangan dan pemberian makanan tambahan. Pencegahan dan

penanganan gizi buruk juga dapat segera ditangani sedini mungkin, karena

pada dasarnya anak balita bergizi buruk tidak semua lahir dalam keadaan

berat badan tidak normal (Suhardjo, 2003).

Sejalan dengan program yang dilaksanakan oleh MDGs (Millennium

Development Goals) tentang menurunkan angka kematian balita terdapat pula

program pemerintah tentang revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu adalah

upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi

terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Maka diperlukan juga

keaktifan dari ibu untuk memeriksakan anaknya di posyandu demi meningkatnya

status gizi anak tersebut (Suwandono, 2006).

Strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu dan

anak, dapat dilakukan pada Posyandu. Dalam kaitannya dengan pemantauan status

gizi pada balita, Posyandu dapat melaksanakan fungsi dasarnya sebagai unit

pemantau tumbuh kembang anak, serta menyampaikan pesan kepada ibu sebagai

agen pembaharuan dan anggota keluarga yang memiliki bayi dan balita dengan

mengupayakan bagaimana memelihara anak secara baik, yang mendukung

tumbuh kembang anak sesuai potensinya

Kegiatan Posyandu diasumsikan sebagai salah satu pendekatan yang

tepat untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan balita serta dapat

12

Page 13: Makalah Posyandu

meningkatkan status gizi balita (Depkes RI,2011). Posyandu merupakan salah

satu pelayanan kesehatan di desa memudahkan masyarakat untuk mengetahui

atau memeriksakan kesehatan terutama ibu hamil dan anak balita. Keaktifan

keluarga pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan

status gizi anak balitanya, karena salah satu tujuan posyandu adalah memantau

peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil

(Meilani,2009). Posyandu menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi

dan balita yang paling awal. Namun pada kenyataannya di posyandu warga

masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan posyandu untuk

memantau tumbuh kembang anaknya dengan alasan sibuk kerja atau tidak

sempat membawa anak balitanya ke posyandu dan kurangnya pengetahuan

tentang pentingnya pemantauan tumbuh dan kembang pada anak balita (Yulifah

& Johan:2009).

Pendidikan ibu dikatakan berhubungan dengan status gizi balita, hal ini

disampaikan pada buku laporan MDGs (Millennium Development Goals) yang

diterbitkan oleh Departemen Kesehatan. Anak dengan ibu berpendidikan rendah

memiliki angka mortalitas daripada anak dengan ibu berpendidikan tinggi.

Masalah yang lain adalah rendahnya pelayanan imunisasi. Imunisasi yang lengkap

dapat mencegah terjadinya mortalitas pada anak (Depkes RI, 2007).

2.10 Peranan Instansi Terkait dengan Posyandu

a. Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan

mutu Posyandu di tingkat desa kelurahan sebagai berikut :

1) Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah).

2) Penggungjawab operasional: Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)

3) Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD( Ketua

Tim Penggerak PKK).

4) Sekretaris: Ketua Seksi7 LKMD

5) Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.

b. Pokjanal (Kelompok Kerja Operasional) Posyandu

Pokjanal posyandu yang dibentuk di semua tingkatan pemerintahan

terdiri dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam

13

Page 14: Makalah Posyandu

pembinaan Posyandu yaitu :

1. Tingkat Propinsi :

a) BKKBN

b) PMD (Pembinaan Masyarakat Desa)

c) Bappeda

d) Tim Penggerak PKK

2. Tingkat Kab/Kodya:

a) Kantor Depkes/Kantor Dinkes

b) BKKBN

c) PMD (Pembinaan Masyarakat Desa)

d) Bappeda (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah)

3. Tingkat Kecamatan :

a) Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina petugas

Lapangan, KB, Kaur Bang (Kepala Urusan Pembangunan)

b) KPD (Kader Pembangunan Desa)

4. Pokjanal Posyandu bertugas :

a) Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.

b) Menyiapkan kader.

c) Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan

masalah.

d) Menyusun rencana.

e) Melakukan pemantauandan bimbingan.

f) Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.

g) Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.

(Bagian Kependudukan dan Biostatistika FKM USU:2004)

2.11 Sistem Kerja Posyandu

Menurut Muninjaya (1999), sistem kerja Posyandu merupakan rangkaian

kegiatan yang meliputi input, proses dan output.

1. Input

Input adalah ketersedianya sumber daya yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan kegiatan posyandu, yang meliputi antara lain sarana fisik atau

14

Page 15: Makalah Posyandu

kelengkapan seperti bangunan, meja kursi, perlengkapan penimbangan,

perlengkapan pecatatan dan pelaporan, perlengkapan penyuluhan dan

perlengkapan pelayanan, sumber daya manusia yang ada seperti kader,

petugas kesehatan dan aparat desa atau kecamatan yang ikut berperan

dalam kelangsungan program. Ketersedianya dana, sebagai penunjang

kegiatan yang berasal dari pemerintah maupun swadaya masyarakat,

Penyelenggaraan kegiatan posyandu dan bagaimana cara persiapan serta

mekanisme pelayanannya.

2. Proses

Proses, dalam sistem pelayanan Posyandu antara lain meliputi:

a) Pengorganisasian posyandu mencakup adanya struktur organisasi,

yaitu adanya perencanaan kegiatan mulai persiapan, monitoring

oleh petugas sampai evaluasi proses dan hasil kegiatan.

b) Adanya kejelasan tugas dan alur kerja yang jelas serta dipahami

oleh kader posyandu. Pelaksanaan kegiatan posyandu yang

mencakup pendaftaran, penimbangan, pencatatan penyuluhan,

pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Program pokok yang

minimal harus dilaksanakan meliputi lima pelayanan yaitu

kesehatan ibu dan anak, gizi, keluarga berencana, penanggulangan

diare dan imunisasi

c) Pembinaan dan pemantauan petugas yang mencakup adanya

rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan yang jelas dan

tertulis, ada jadwal yang terencana dengan baik, siapa yang

menjadi sasaran, cara pembinaan, pemantauan dan pemecahan

masalah

d) Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader untuk membina

kesehatan dan gizi masyarakat terutama pada keluarga sasaran.

Proses pelaksanaan kunjungan harus direncanakan siapa sasaran,

kapan dilaksanakan, siapa yang melaksanakan dan hasil dicatat

dalam kegiatan kader.

e) Pelaksanaan evaluasi program dilaksanakan setiap bulan. Di

tingkat posyandu dilaksanakan setelah selesai kegiatan pelayanan

15

Page 16: Makalah Posyandu

yang melibatkan kader, aparat desa, pembinaan kesejahteraan

keluarga dan petugas pembina. Sedangkan di tingkat kecamatan

dilaksanakan melalui pertemuan lintas sektor di kecamatan lain

yang berkaitan dengan kesehatan dan perbaikan gizi serta keluarga

berencana.

f) Umpan balik tentang hasil kegiatan posyandu, hasil pembinaan dan

evaluasi disampaikan melalui pertemuan rutin yang telah

direncanakan. Umpan balik berasal dari aparat desa, tokoh

masyarakat dan kelompok kerja personal baik tingkat desa,

kecamatan maupun kabupaten

Imbalan (reward) bagi kader, sangat bermanfaat untuk menjaga

kelestarian kader dalam melaksanakan tugasnya, dan harus dipikirkan,

karena dengan imbalan tersebut diharapkan dapat memelihara dan

meningkatkan motivasi kerja kader.

3. Output

Keluaran kegiatan posyandu berupa cakupan hasil kegiatan

penimbangan, pelayanan pemberian makanan tambahan, distribusi paket

perbaikan gizi, pelayanan imunisasi, pelayanan keluarga berencana dan

penyuluhan. Sedangkan output kegiatan yang diharapkan berupa

peningkatan status gizi, dan ibu hamil, penurunan angka kematian ibu,

angka kematian bayi, berat badan lahir rendah dan angka kesakitan.

16

Page 17: Makalah Posyandu

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu

program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi

pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan

kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan

kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).

2. Tujuan dari posyandu adalah untuk menurunkan angka kematian bayi,

angka kematian ibu (Ibu hamil, melahirkan dan nifas), membudayakan

NKKBS, meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB beserta kegiatan lainnya

yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera, serta

berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,

Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga

Sejahtera. (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

3. Manfaat posyandu adalah untuk memberikan layanan kesehatan ibu

dan anak, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.

4. Jenis-jenis posyandu adalah posyandu pratama, posyandu madya,

posyandu purnama dan posyandu mandiri.

5. Sasaran posyandu antara lain bayi, anak balita, ibu hamil , ibu nifas

dan ibu menyusui, serta pasangan usia subur (PUS) (Depkes RI,

2006:13)

6. Tujuh kegiatan Posyandu (sapta krida posyandu) meliputi:

Kesehatan ibu anak, Keluarga berencana, Imunisasi, Peningkatan gizi,

Penanggulangan diare, Sanitasi dasar, dan Penyediaan obat esensial.

7. Dasar pelaksanaan posyandu adalah Surat Keputusan Bersama:

Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun 1985.

21/Men.Kes/Inst.B./IV1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang

penyelenggaraan posyandu.

8. Kriteria pembentukan Posyandu adalah tidak terlalu dekat dengan

17

Page 18: Makalah Posyandu

Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat

lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.

Sedangkan kriteria kader posyandu adalah dapat membaca dan

menulis, berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan, mengetahui

adat istiadat serta kebiasaan masyarakat, mempunyai waktu yang

cukup, bertempat tinggal di wilayah Posyandu, berpenampilan ramah

dan simpatik, diterima masyarakat setempat. (Bagian Kependudukan

dan Biostatistik FKM USU:2004)

9. Keterkaitan posyandu dengan kesehatan keluarga, ibu dan anak adalah

kegiatan posyandu penting untuk bayi dan balita, karena tidak

terbatas hanya pemberian imunisasi saja, tetapi juga memonitor

tumbuh kembang bayi dan balita melalui kegiatan penimbangan dan

pemberian makanan tambahan.

10. Peranan instansi terkait dengan posyandu sudah diatur dalam

Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan

mutu Posyandu di tingkat desa kelurahan.

11. Sistem kerja posyandu meliputi input, proses dan output.

3.2 Saran

1. Diharapkan dengan ditulisnya makalah ini dapat menambah wawasan

pembaca tentang posyandu dan kegiatan di dalamnya.

2. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang kajian ini.

18

Page 19: Makalah Posyandu

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara. 2004. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta

Masyarakat Dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat Nasap

Sembiring. (Online) diakses dari

http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-nasap.pdf pada tanggal

1 November 2014

BKKBN, Buku Sumber Pendidikan KB, JAKARTA, 1989.

Depkes RI, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/Per/IX/1990,

Jakarta.

Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan

Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Departemen kesehatan RI. 2008. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan

Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kita Suarakan MDGs Demi

Pencapaiannya di Indonesia. Indonesia: BPS; 2007

Departemen Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Indonesian Public Health. 2013. Pengertian, Tujuan, dan Kegiatan Posyandu.

(Online) diakses dari

http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/manajemen-

posyandu.html pada tanggal 1 November 2014

Kelompok Informasi Masyarakat. 2012. Manfaat Posyandu bagi Masyarakat.

(Online) diakses dari http://kimbijak.blogspot.com/2012/05/manfaaat-

posyandu-bagi-masyarakat.html pada tanggal 1 November 2014

Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Buku Saku Posyandu.

Jakarta. Kementrian Kesehatan RI

Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta

Masyarakat dalam UPKM. (Online) diakses dari

http://www.library.usu.ac.id pada tanggal 1 November 2014

Meilani, N dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya.

19

Page 20: Makalah Posyandu

Muninjaya, A., A., G. 2004. Manajemen Kesehatan, EGC, Jakarta.

Kompasiana. 2014. Peran Posyandu dalam Pembangunan Manusia. (Online)

diakses dari http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2014/05/27/peran-

posyandu-dalam-pembangunan-manusia-660411.html pada tanggal 1

November 2014

Sakbaniyah dkk. Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dengan Kepatuhan

Kunjungan Balita Ke Posyandu Di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak. 2013. (Online) Diakses dari

http://www. jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/818 pada

tanggal 1 November 2014

Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN.Masing-masing No.23

tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang

penyelenggaraan Posyandu

Suwandono A. 2006. Existing situation of the community based health system and

effort to revitalize. Proceeding of Round Table Discussion on Reforms of

the Indonesian Community Based Health System. Jakarta.

Yulifah, R. dan Johan, T. A. Y. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas.

Jakarta : Salemba Medika.

20

Page 21: Makalah Posyandu

LAMPIRAN

21