Makalah Populasi Khusus panti jompo
-
Upload
muhammad-hasby-jamil -
Category
Documents
-
view
180 -
download
14
description
Transcript of Makalah Populasi Khusus panti jompo
TUGAS KELOMPOK KONSELING POPULASI KHUSUS
TENTANG
KONSELING DI PANTI JOMPO
Oleh:
BERI ANUGERAH PRATAMA : 10 103 040
ERFASIL SUSANTI : 10 103 049
FITRIYANI : 10 103 057
LAILA HUSNA : 10 103 065
MUHAMMAD HASBY DJAMIL : 10 103 073
Dosen Pembimbing:
IRMAN, M. Pd
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2013
KONSELING DI PANTI JOMPO
A. Pendahuluan
Seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jompo
adalah tua sekali dan sudah lemah fisiknya sehingga tidak mampu mencari
nafkah sendiri, tua renta, uzur. Berdasarkan definisi diatas Jompo, Lansia,
dan Manula sekilas memang memiliki makna yang sama. Tapi tidak semua
manula atau lansia adalah jompo. Banyak lansia yang fisiknya masih kuat dan
masih mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan lansia tidak hanya
dipergunakan untuk manusia yang telah lanjut usia.
Seiring dengan bertambahnya usia, maka akan bertambah pula masalah
yang di hadapi oleh lansia. Maka disini pulalah peran konselor untuk
membantu mengentaskan permasalahan yang sedang dialami oleh lansia, baik
itu permasalahan psikis maupun psikologisnya, karena seiring bertambahnya
usia, perasaan yang dirasakan oleh lansia pun juga akan banyak yang mudah
tersinggung.
B. Konseling di Panti Jompo
1. Pengertian Panti Jompo
Panti jompo (rumah perawatan) merupakan sebuah tempat tinggal atau
tempat penampungan bagi orang orang yang sudah tua. Panti jompo untuk
menampung orang lanjut usia yang miskin dan terlantar untuk diberikan
fasilatas yang layak mulai dari kebutuhan makan minum sampai
kebutuhan aktualisasi.
Para manula atau manusia usia lanjut dapat bertemu dan menjalin
persahabatan dengan teman-teman yang sebaya. Selain itu, banyak panti-
panti perawatan manula menyediakan aktifitas-aktifitas positif misalnya
menjahit, menyulam, menyanyi, renungan bersama, olah raga ringan dan
sebagainya.
Orang tua tersebut ditampung dipanti jompo karena beberapa hal
antara lain: (1) kondisi fisik dan psikis orang tua yang sudah lanjut usia
adalah sama seperti melihat bayi, (2) orang tersebut sama-sama
membutuhkan perawatan dan perhatian khusus. Selain itu pula, beberapa
orang tua dari mereka karena kondisi medis yang sudah sangat lemah
sekali, tentunya sangat memerlukan sekali bantuan dari orang lain yang
benar-benar telah berpengalaman dalam merawat orang tua yang sudah
berusia lanjut.
Dalam kaitan ini, menitipkan orang tua di Panti Jompo tidak masalah
dengan syarat:
1) Orang tua merasa lebih berbahagia berada di Panti Jompo misalnya
karena banyak teman-temannya yang seusia dan tentunya
komunikasinya “nyambung”.
2) Panti Jomponya baik, artinya selain sarananya memadai juga para
perawatnya melakukan tugas dengan penuh kasih sayang.
3) Tidak ada komunikasi terputus antara orang tua artinya keluarga sering-
sering berkunjung.
2. Keberadaan Panti Jompo di Tengah Masyarakat
Tuntutan profesi atau pekerjaan seorang anak atau anggota keluarga
lain menyita hampir semua waktunya sehingga tidak lagi mempunyai
kesempatan untuk memberikan perhatian dan perawatan kapada orang
tuanya. Orang tua yang memasuki masa lanjut usia semakin terabaikan
secara sosial, budaya dan psikologis. Mereka merasa kesepian dan
terlantar dalam rumah.
Ketika fenomena ini semakin menguat dan mengarah yang lebih
ekstrim, maka seyogyanya diperlukan sebuah institusi yang akan
menjalankan atau mengambil alih fungsi-fungsi yang telah ditinggalkan
atau diabaikan oleh keluarga. Dalam hal ini, ada sebuah panti jompo yang
bernama Panti Jompo Werdha yang merupakan salah satunya panti jompo
yang ada di Tanah Datar. Keberadaan panti jompo di masa sekarang dan
akan datang semakin dibutuhkan.
Panti jompo akan menjadi sebuah pilihan dan solusi atas perubahan
sosial yang terjadi dimasyarakat. Oleh karena itu panti jompo tidak mesti
dipandang sebelah mata atau dilihat sebagai institusi yang tidak memiliki
nilai tawar dan nilai jual. Keberadaan panti jompo perlu terus
mendapatkan penguatan (reinforcement) baik dari segi kelembagaan,
fungsi dan kewenangan termasuk penguatan sumber daya manusia, sarana
dan prasarana, serta jangkauan pelayanan, dan pengembangan program
pelayanan yang lebih variatif dan sesuai kebutuhan lansia secara
kontemporer.1
3. Pola Pembinaan dan Bimbingan Yang Dilakukan di Panti Jompo
Panti jompo bisa menjadi pilihan yang baik untuk menikmati hari tua.
Akan tetapi sebagian masyarakat Indonesia memandangnya sebagai suatu
yang negatif. Pandangan masyarakat tentang panti jompo dan orang tua
yang dititipkan di sana agaknya perlu diluruskan. Orang tua yang
dititipkan di panti jompo tidak berarti mereka terbuang, mereka tetap
memiliki keluarga yang merupakan bagian penting dari keberadaannya.
Di panti jompo mereka menemukan teman yang relatif seusia
dengannya dimana mereka dapat berbagi cerita. Keberadaan lansia di panti
jompo dengan berbagai karakter serta memiliki berbagai ragam
problematika maka dipandang perlu untuk memberikan suatu penanganan
khusus sesuai kelebihan serta kekurangan yang mereka miliki.
Di panti jompo selain mendapatkan pelayanan berupa pemenuhan
kebutuhan dasar juga diberikan fungsi positif lainnya yaitu program-
program pelayanan sosial yang bisa memberikan kesibukan buat mereka
sebagai pengisian waktu luang diantaranya pemberian Bimbingan Sosial,
Bimbingan Mental Spiritual serta Rekreasi, penyaluran bakat dan hoby,
terapi kelompok, senam dan banyak kegiatan lainnya.
Di panti mereka mendapatkan fasilitas serta kemudahan–kemudahan
atau aksesibilitas lainnya. Selain bersama teman seusianya, mereka juga
1 http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=704
mendapatkan pelayanan maksimal dari para pekerja sosial dimana mereka
menemukan hari-harinya dengan ceria.2
4. Masalah-Masalah Yang Dialami Oleh Lansia di Panti Jompo
Masa masa lanjut usia membawa penurunan fisik yang lebih besar
dibandingkan dengan periode-periode usia sebelumnya. Masa lanjut usia
sering di identikkan dengan kepikunan, masa ketika individu mengalami
kemunduran dalam perkembangan mental termasuk kehilangan memori,
disorientasi, dan kebingungan. Kemampuan berfikir logis memusatkan
perhatian dan berkonsentrasi terjadi penurunan. Bahkan tidak jarang pada
periode ini individu mengalami apa yang disebut dengan kepikunan.3
Pada usia lansia ini banyak menimbulkan masalah dalam kehidupan
seorang lansia. Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat
dinikmati, namun karena penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan
telah membatasi kegiatan dan membuat orang lansia tak berdaya. Apalagi
lansia yang tinggal di panti jompo, yang jauh dari keluarga yang biasa
dekat dengannya, dan harus beradabtasi dengan lingkungan barunya.
Dikalangan teman-teman seusianya yang mempunyai rasa sensitifitas yang
tinggi, adapun masalah-masalah yang biasa muncul dari lansia adalah:
a) Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh
Penurunan sistem kekebalan tubuh menjadikan lansia rentan
terhadap serangan berbagai penyakit. Menjelang usia lanjut frekuensi
sakit pada lansia menjadi lebih sering dibandingkan pada waktu muda.
Pola penyakit yang menyerang lansia erat kaitannya dengan penurunan
fungsi kekebalan tubuh baik itu yang berhubungan kesehatan jantung,
pernafasan dan lain sebagainya.
Demi kelangsungan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia,
maka pada akhirnya mereka memutuskan menyerahkan sepenuhnya
perawatan orang tua, pada rumah khusus perawatan (rumah panti)
2 http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/panti-werdha-adalah-pilihan/3 Desmita, Psikologi Orang Dewasa ( Batusangkar: STAIN Batusangkar press. 2008)
dengan harapan perawatan orang tua lebih terjamin dari pada harus
tinggal dan hidup selamanya bersama anak-anak atau cucu.
b) Alasan Financial
Pada umumnya orang tua sudah menjalani usia lanjut atau masa
pension. Maka secara finansial, dapat di katakan sudah tidak memiliki
penghasilan tetap, sehingga sudah tidak mampu lagi untuk membiayai
hidup untuk diri sendiri dan keluarganya. Bagi keluarga yang hidupnya
secara finansial pada level rendah, tentunya menjadi beban tersendiri,
karena secara ekonomis mereka masih kesulitan untuk menanggung
biaya beban hidup yang nilainya semakin bertambah, sedangkan waktu
mereka telah habis terserap untuk mencari nafkah, bahkan mereka
sering harus kerja ekstra tambahan untuk mendapatkan finansial
tambahan. Sehingga mereka terpaksa merelakan orang tua untuk tinggal
dan hidup selamanya di rumah khusus perawatan (rumah Panti jompo).
c) Masalah Komunikasi
Bertambahnya usia bagi para lansia menyebabkan kesulitan dalam
komunikasi, ditambah lagi dari faktor pendengaran yang terganggu
menyebabkan sulitnya komunikasi yang terjali diantara lansia.
d) Hubungan Sosial.
Di negara-negara berkembang, seperti di negara Indonesia, masih
banyak orang tua yang sudah lanjut usia dengan terpaksa harus tinggal
dan hidup di teras depan toko, bangunan kosong, di bawah jembatan,
menempel di rumah orang lain atau ditempat-tempat lain yang bisa
digunakan untuk tidur.
Kondisi yang demikian ini sering mendapat penolakan dari
berbagai lapisan masyarakat karena sering menimbulkan hal-hal
negatif, dan sebenarnya kondisi yang demikian ini merupakan tanggung
jawab pemerintah dan masyarakat. Oleh sebab itu pemerintah sering
mengadakan kegiatan pembersihan serta sosialisasi untuk meminta
mereka secara sadar dan sukarela untuk bersedia tinggal dan hidup di
rumah khusus perawatan (rumah Panti Jompo).
Meskipun masih ada sebagian besar yang belum menyadari, tetapi
sudah ada sebagian yang bisa menerima secara sadar dan sukarela. Bagi
yang belum bisa menerima rata-rata mereka mengatakan bahwa dengan
cara hidup yang demikian tersebut mereka bisa setiap hari memperoleh
uang, meskipun suatu saat mereka harus menderita sakit-sakitan, harus
kehujanan, kedinginan, dan sebagainya.
Di panti jompo, lansia tinggal di lingkungan yang baru dan jauh
dari keluarga terdekatnya sehingga memerlukan penyesuaian dengan
anggota keluarga barunya, yaitu teman-temannya yang sesama lansia
yang tinggal dipanti jompo. Hal ini membutuhkan penyesuaian diri bagi
para lansia, seringkali karena keterbatasan dan penurunan fisik yang
dialami oleh para lansia, seperti masalah komunikasi menyebabkan
kesalah pahaman di kalangan lansia yang tak jarang berujung pada
pertengkaran atau perang mulut.
e) Masalah Kesepian
Bagi orang tua yang menjalani masa pensiun atau yang sudah lanjut
usia, masa tersebut telah membuat mereka merasa kesepian, sehingga
kebutuhan mereka sering tidak terpenuhi. Sedangkan waktu yang
dimiliki oleh anggota keluarga sudah sangat sedikit sekali karena
mereka harus bekerja keras untuk mencari nafkah guna menghidupi
anggota keluarga yang lain seperti: biaya sekolah, kesehatan,
membangun rumah, dan sebagainya.
Untuk menutup sebagian kebutuhan orang tua yang kurang
terpenuhi tadi, pada akhirnya mereka terpaksa merelakan orang tua
mereka harus tinggal dan hidup selamanya di rumah perawatan (rumah
Panti Jompo), dengan harapan mereka tidak merasa kesepian lagi,
karena disana mereka bisa bertemu dengan teman-teman yang seusia,
dalam jumlah yang cukup banyak.
Memasuki usia lanjut atau disebut juga dengan usia lansia, seorang
merasakan kebutuhan yang akan penghargaan bahwa dirinya tetap
berguna.
5. Model-Model Konseling Yang Dapat Diterapkan Untuk Lansia di
Panti Jompo
Seperti yang telah penulis jabarkan diatas bahwa banyak hal atau
masalah yang akan dirasakan oleh para lansia, dalam hal ini konselor dapat
berperan dalam membantu lansia dalam mengentaskan permasalahan yang
tengah dialami oleh lansia, dengan harapan agar para lansia dapat
menerima keadaannya saat ini, baik secara fisik maupun secara
psikologisnya. Diharapkan dengan adanya layanan yang diberikan oleh
konselor kepada lansia, lansia dapat menerima keadaan dirinya.
Model konseling yang dapat diberikan dipanti jompo adalah:
1) Konseling Individual
2) Konseling Client Centered
3) Konseling Reb
C. Penutup
1. Kesimpulan
Panti jompo (rumah perawatan) merupakan sebuah tempat tinggal atau
tempat penampungan bagi orang orang yang sudah tua. Panti jompo untuk
menampung orang lanjut usia yang miskin dan terlantar untuk diberikan
fasilatas yang layak mulai dari kebutuhan makan minum sampai
kebutuhan aktualisasi.
Orang tua tersebut ditampung dipanti jompo karena beberapa hal
antara lain: (1) kondisi fisik dan psikis orang tua yang sudah lanjut usia
adalah sama seperti melihat bayi, (2) orang tersebut sama-sama
membutuhkan perawatan dan perhatian khusus.
Keberadaan panti jompo perlu terus mendapatkan penguatan
(reinforcement) baik dari segi kelembagaan, fungsi dan kewenangan
termasuk penguatan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta
jangkauan pelayanan, dan pengembangan program pelayanan yang lebih
variatif dan sesuai kebutuhan lansia secara kontemporer.
Masalah-masalah yang biasa muncul dari lansia adalah: 1) penurunan
sistem kekebalan tubuh, 2) alasan financial, 3) masalah komunikasi, 4)
hubungan social, 5) masalah kesepian. Sehingga model konseling yang
dapat diberikan dipanti jompo adalah: 1) konseling individual, 2)
konseling client centered, 3) konseling REBT.
2. Saran
Dengan adanya makalah mengenai panti jompo ini, mudah-mudahan
pembaca mengetahui betapa pentingnya orang-orang yang sudah lansia
tersebut bagi kita dan semoga pembaca bisa memanfaatkan makalah ini
sebaik-baiknya serta bisa menambah dengan referensi lain untuk
memperkuat isi dari makalah yang dibuat ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=704
http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/panti-werdha-adalah-pilihan/
Desmita. 2008. Psikologi Orang Dewasa. Batusangkar: STAIN Batusangkar
Press